3.nefrologi ggn cairan elektr

26
1 Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh - dg.defisit K+ total Tanpa defisit: - terjadi pada Alkalosis Resp. K+ intrasel; juga terjadi pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi Dengan defisit: - asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism - Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans> - Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron primer/sekunder pada sirosis, SN, dekomp.); diuretik berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin; asidosis tubular akut, AML, hipomagnesia

Upload: rhe-daffodil

Post on 06-Nov-2015

306 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

urologi

TRANSCRIPT

  • 1

    Gangguan keseimbangan

    elektrolit & cairan

    Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh

    - dg.defisit K+ total

    Tanpa defisit:

    - terjadi pada Alkalosis Resp. K+ intrasel; juga terjadi pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi

    Dengan defisit:

    - asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism

    - Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans>

    - Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron primer/sekunder pada sirosis, SN, dekomp.); diuretik berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin; asidosis tubular akut, AML, hipomagnesia

  • 2

    Gejala hipokalemi

    - aritmi: terutama bila mendapat digitalis

    - EKG: T mendatar, gel.U, ST depresi, QT melebar, kepekaan berkurang

    - Ileus paralitik, kelemahan otot/kuadriplegi, hipotensi ortostatik

    - Kronik: vakuolisasi sel tub.proksimal, fibrosis interstitial, atrofi/dilatasi tubulus, poliuri&polidipsi, osmol.urine menurun

    - NH3 meningkat ekskresi NH4 urine meningkat

    - Keasaman berkurang H+ menurun reabs. HCO3- metabolik alkalosis

  • 3

    Pengobatan

    - dapat peroral/ parenteral

    - Alkalosis : K+ dalam bentuk KCl

    - Alkalosis : bikarbonat, sitrat, glukonat

    - Parenteral: 10 meq/jam dengan pemantauan

    kadar K+ plasma

    - Pemberian dalam larutan NaCl/dextrose

  • 4

    Hiperkalemia

    Etiologi :

    - asupan berlebih peroral/enteral

    - Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis

    - Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg. Lekositosis/trombositosis ok.proses koagulasi/hemolisis.

    Gejala:

    - kelemahan otot s/d paralisa

    - Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin, epinephrin, glukagon u/ menstabilkan gula darah

    - Jantung: aritmia/arrest; gambaran EKG: tall T, QRS >, interval P >, hilangnya P, QRS menyatu dg.T dan disebut sine-wave

  • 5

    Pengobatan hiperkalemia

    1. Menurunkan K+ plasma:

    - pemberian D 10% 500ml/infus jam insulin endogen mendorong K+ masuk sel; pada DM perlu ditambah 15 U insulin

    - pada asidosis: K+ luar sel meningkat dg. Pemberian Na.Bic. 44-88 meq enteral K+ terdorong masuk dalam sel

    - Sod.Polystirene Sulfonat (kayexalate)

    - hemodialisis: bila cara2 diatas gagal

    2. Menurunkan ambang rangsang neuromuskuler:

    - 10 cc Gluonas Calc.10% I.v. Diberikan dlm. 2-3 menit

    dapat diulang setelah 5 menit bila gbr. EKG tak berubah

    - Terapi cepat dilakukan bila K+ > 8 meq/L atau K+> 6,5 meq/L

    disertai perubahan EKG yang lanjut.

  • 6

    Gangguan keseimb.Natrium

    - Na+: ion utama diluar sel; N: 145 meq/L

    - Intrasel 10 meq/L

    - Dipertahankan oleh sistim Na-K-ATP ase

    - Amat menentukan osmolalitas extrasel selain kadar glukosa dan ureum.

    osmol.=2X Na plasma+ gluc/18+ BUN/2,8

    N: osmol.efektif= 2X kadar Na plasma

    - hipoNa : akibat hilangnya Na+/ retensi cairan

    - hiperNa: hilangnya cairan/ retensi ion Na.

  • 7

    Hiponatremi Etiologi:

    1. Deplesi volume sirkulasi:ADH naik haus retensi cairan hiponatremi

    2. GGK( LFG rendah): air> hiponatremi insuff.adrenal diare, mual, muntah, hilangnya Na mel.ginjal hipo Na

    3. Sindr.Inappropriate ADH (SIADH) secr.:

    Ggn.neuro: infeksi, tumor, vaskuler, GBS

    Obat2an : klorpropamid, vincristin,siklofosf.

    karbamazepin, tiotiksen.

    Infeksi paru: TBC, aspergilosis, pneumonia

    Pasca bedah: idiopatik, ADH ektopik, karsinoma, pemberian ADH, vasopresin, oksitosin

    4. Hiponatremi esensial

  • 8

    Gejala hiponatremi - G/ timbul o.k edema otak

    - Hipoosm.otak terjadi 24 jam setelah plasma

    - Na.< 125 meq/L nausea, malaise

    - Na. 110-120 : letargi dan sakit kepala

    - Na. < 110 meq/L: kejang2 dan koma

    Pengobatan:

    - menjaga agar kadar Na > 120 meq/L

    - Rumus: kehilangan= 0,6X BBX (140-Na plasma)

    - Bila disertai kehilangan cairan:

    Kehilangan Na= 0,6XBBX (140-Na.Pl) + 140X turunnya BB

    - Pemberian NaCl: deplesi cairan, Insuf.adrenal, ok. Diuretik

    - Restriksi cairan: edema, SIADH, GGK, polidipsi psikogen.

  • 9

    Hipernatremia

    Etiologi :

    1. Fluid-loss: insensibel loss (demam, ISPA, luka

    bakar, didaerah suhu tinggi); diabetes insipidus;

    pemberian diuretik; ggn.hipotala mus hipodipsi ok ggn. Osmoreseptor

    2. Intake Na+ >: pemberian NaCl hipertonik

    Na.Bik.> atau NaCl peroral >, sindroma

    Cushing dan hiperaldosteronism

  • 10

    Gejala hipernatremi:

    Berupa G/ neurologis: letargi, kelemahan otot, kedutan (twitching), kejang2 dan koma..

    Terjadi ok keluarnya cairan dari sel otak

    Dapat terjadi perdarahan otak

    PENGOBATAN:

    def.cairan= 0,6XBBX (Na/140 1)

    ( pada wanita 0,5)

    Dg. Cairan glukosa isotonik peroral atau enteral; pada diabetes insipidus diberikan diuretik (Hct) dg. diet rendah Na, atau pemberian klofibrat, klorpropamid, asetaminofen, karbamasepin, pitresin dalam minyak

  • 11

    Gangguan keseimb.kalsium

    - 40% Ca serum terikat albumin

    - 55-60% difusabel berupa ion Ca++/ kompleks Kalsium

    - Kebutuhan kalk 0,5 g/hari (DepKes); saat hamil perlu tambahan 0,5 g/hari

    - Diet rata2 mengandung 0,4-1,4 g dg susu 2,8 g/hari

    - Diabsorbsi usus halus proksimal secara difusi pasif; abs. Menurun ok oksalat, sitrat atau fitat; peristaltik meningkat atau def.protein; Abs.naik pada pemberian vit.D3 (kolekalsiferol), hormon PTH

    - Ekskresi melalui urine secara filtrasi & reabsorbsi ( 99%) melalui tub.prox.(20-30%), Loop Henle (10-15%); tub.distal (2-8) ; reabsorbsi ini seimbang dengan abs. Na.

  • 12

    Hipokalsemia :

    Etiologi :

    1. Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat pencahar), ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets= kel.otosomal resesif), renal insuf., ggn.fgs.hati, obat anti kejang

    2. Hipoparatiroidism

    3. Pseudohipoparatiroidism

    4. Keganasan

    5. Hipofosfatemia

    Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral (Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D dosis besar

  • 13

    Hiperkalsemia

    Etiologi:

    1. Hiperparatiroidisme

    2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH

    3. Intoksikasi vit.D

    4. Intoksikasi vit. A

    5. Hipertiroid

    6. Insufisiensi adrenal

    7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid disertai pemberian susu> pada ulkus peptikum atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.

  • 14

    Pengobatan:

    1. Fosfat: meningkatkan deposisi kalk tulang & menghambat resorbsi tulang; hati2 pada GGK

    2. Indometasin : berguna pada hiperkalsemia akibat keganasan

    3. Meningkatkan ekskresi dg. Lar. NaCl.

    4. Diet rendah kalsium

    5. hemodialisis

  • 15

    Gangguan keseimb.fosfor

    HIPOFOSFATEMIA:

    Etiologi:

    1. Antasid pengikat fosfat dosis besar

    2. Luka bakar yg luas & berat

    3. Diet rendah fosfat

    4. Alkalosis respiratorik

    5. Ketoasidosis diabetik

    6. alkoholisme

  • 16

    Gejala :

    1. Kerusakan eritrosit

    2. Gangguan fungsi lekosit

    3. Gangguan fungsi trombosit

    4. Gangguan fingsi saraf pusat

    5. Rabdomiolisis

    PENGOBATAN:

    Pemberian garan fosfat peroral/intravena

  • 17

    Hiperfosfatemia

    Etiologi:

    Pemberian fosfat> peroral/enema/ enteral,

    pada gagal ginjal akut/kronik

    Pemberian sitostatik sitolisis fosfor keluar kedalam darah

    Gejala: tetani ok penekanan kadar kalsium,

    pengendapan kalsium pd jar.lunak

  • 18

    Hipomagnesemia:

    Etiologi:

    1. Ggn.abs.: primer, steatorea, reseksi usus,

    2. Alkoholism kronik

    3. Ketoasidosis diabetik

    4. Pemberian diuretik, sindr.Barter, SIADH, Hiperaldosteron, vit.D>, hiper PTH

    G/: otot lemah, fasikulasi, tremor, tetani, tanda Chovstek, tanda Trosseau; gelisah, psikosis

    Terapi: pemberian magnesium p.o/I.v

  • 19

    Hipermagnesemia

    E/: GGK atau insuf.hormon korteks adrenal

    G/: ggn.saraf pusat& neuromusk. A.l.

    gangguan menelan, quadriplegi,ggn.bicara,

    kelumpuhan pernafasan

    Tx/: pemberian kalsium 5-10 meq I.v

    diuretik bila fungsi ginjal baik

    hemodialisis

  • 20

    Gangguan keseimbangan

    asam - basa

    - penting u/ menjaga fgs.organ tubuh

    - Diatur oleh ginjal dan paru

    - Rumus Henderson:

    H+= 24X P CO2 : (HCO3-)

    - nilai normal pH : 7,40 + 0,02

    H+ : 40 + 2 mmol/L

    P CO2 : 40 + 2 mmHg

    HCO3- : 25 + 2 mmol/L

  • 21

    Gangguan asam-basa:

    - asidosis metabolik: H+ naik, HCO3 turun

    - Alkalosis metabolik : H+ turun, HCO3 naik

    - Asidosis respiratorik: H+ naik, PaCO2 naik

    - Alkalosis resp. : H+ turun, PaCO2 turun

    - Anion gap: u/ mengetahui ion lain selain ion Cl dan HCO3 seperti laktat/hidroksi butirat

    - Rumus;

    anion gap= Na ( Cl + HCO3)

    - harga normal : 12 + 2 meq/L

  • 22

    Asidosis metabolik:

    E/: penambahan asam baru: asidosis laktat, ketoasidosis, infeksi, prod.asam usus>, keracunan metanol,etilen glikol, salisilat

    HCO3 loss: diare, ileus, ileal conduit

    Ginjal: asidosis tub.akut, inhibitor

    kegagalan prod. Bikarb.: GGT,

    hiperkalemi, penyakit medula

    G/: Kussmaul resp.,hipotensi, mual, muntah, hiperkalemi, depresi miokard, resisten vasopresor

    Tx/: Bikarbonat iv/po: 0,4X BBX def.Bicarbonat

  • 23

    Alkalosis metabolik

    Etiologi:

    1. Defisit cairan extrasel:

    a. kehilangan cairan lambung: muntah2

    b. diuretik berlebihan

    c. kehilangan NaCl> usus: diare

    d. pascahiperkapnea & sindroma Barter

    2. Volume cairan normal/berlebih

    a. hiperaldosteronisme primer/sekunder

    b. sindroma Cushing

    c. intake mineralokortikoid berlebihan

    Pengobatan: koreksi defisit cairan dg. Lar.NaCl, koreksi defisit K, Na, Cl, & menghambat aktifitas aldosteron

  • 24

    Asidosis respiratorik

    Ok. Paru tak mampu mengeluarkan CO2:

    1. Gangguan pusat pernafasan

    2. Penyakit otot pernafasan: GBS, obat2,

    Miastenia Gravis

    3. Ggn.elastisitas sal.nafas: fibrosis pulm.,

    peny.interstisial paru, obstruksi ( asma,

    emfisema, bronkitis, bronhiolitis)

  • 25

    Alkalosis respiratorik:

    Timbul akibat hipoksi atau hipotensi:

    1. Penyakit paru: pneumoni, asma, edem paru

    2. Berada didaerah tinggi/gunung

    3. Penyakit jantung kongestif

    4. Obat2: salisilat, teofilin

    5. Hiperventilasi primer/sentral, pernafasan Cheyne-Stokes, perdarahan sub-arachnoid

    6. Hiperventilasi psikogenik, sirosis, sepsis, asidosis metabolik yg.baru teratasi

    7. Latihan fisik

  • Terima kasih

    26