39488465 sistem tanam paksa

5
Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) Sebagian besar dari masyarakat di Indonesia mungkin tidak lagi asing dengan system yang satu ini. Di dalam mata pelajaran sejarah tingkat sekolah dasar pun sudah diperkenalkan istilah system tanam paksa ini. Sistem ini dijalankan atas saran dari Johannes Van Den Bosch, seorang gubernur jenderal di Indonesia pada masanya. Tujuan dari dilaksanakannya system tanam paksa ini adalah untuk kepentingan Belanda yaitu mengisi kas pemerintahan jajahan Belanda yang kosong, menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan. Setelah dilaksanakan system tanam paksa berdampak sangat positif terhadap Belanda yaitu Semua tujuannya tercapai, Kas pemerintahan jajahan Belanda yang tadinya kosong kini terisi, surplus untuk anggaran pemerintah penjajahan, Belanda lebih mudah untuk melunasi utang-utang Indonesia dan bahkan Amsterdam menjadi pusat persagangan hasil tanaman tropis. Adapun isi atau pokok dari system ini yaitu: 1) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib. 2) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak. 3) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan. 4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi. 5) Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di perkebunan atau pabrik milik pemerintah. 6) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah. 7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala desa). Namun pada pelaksanaanya, banyak kesewenang-wenangan yang terjadi yaitu: 1) Tanah yang harus diserahkan rakyat cenderung melebihi dari ketentuan yang berlaku 1/5. 2) Tanah yang ditanami tanaman wajib tetap ditarik pajak. 3) Rakyat yang tidak punya tanah garapan bekerja di pabrik atau perkebunan lebih dari 66 hari atau 1/5 tahun. 4) Kelebihan hasil tanam dari jumlah pajak tidak dikembalikan kepada petani. 5) Jika terjadi gagal panen tetap ditanggung petani. Kesewenang-wenangan ini berdampak sangat buruk untuk rakyat Indonesia, rakyat Indonesia mengalami tekanan fisik serta mental yang menyebabkan drastisnya kenaikan tingkat kematian di Indonesia terutama pulau Jawa karena hanya sejak 10 tahun diperkenalkannya system ini (1830) di pulau Jawa sudah sepenuhnya dipaksa menjalakan sistem ini. Selain itu kegagalan panen padi juga sangat benayak terjadi akibat kurangnya waktu bekerja petani untuk mengurusi sawah. Hal ini juga menyebabkan Orishella Viany Putri/13409085

Upload: anastaseka

Post on 19-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 39488465 Sistem Tanam Paksa

Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel)

Sebagian besar dari masyarakat di Indonesia mungkin tidak lagi asing dengan system yang satu ini. Di

dalam mata pelajaran sejarah tingkat sekolah dasar pun sudah diperkenalkan istilah system tanam paksa ini.

Sistem ini dijalankan atas saran dari Johannes Van Den Bosch, seorang gubernur jenderal di Indonesia pada

masanya. Tujuan dari dilaksanakannya system tanam paksa ini adalah untuk kepentingan Belanda yaitu mengisi

kas pemerintahan jajahan Belanda yang kosong, menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan. Setelah

dilaksanakan system tanam paksa berdampak sangat positif terhadap Belanda yaitu Semua tujuannya tercapai,

Kas pemerintahan jajahan Belanda yang tadinya kosong kini terisi, surplus untuk anggaran pemerintah penjajahan,

Belanda lebih mudah untuk melunasi utang-utang Indonesia dan bahkan Amsterdam menjadi pusat persagangan

hasil tanaman tropis.

Adapun isi atau pokok dari system ini yaitu: 1) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk

ditanami tanaman wajib. 2) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak. 3) Setiap

kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan. 4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk

menggarap tanaman wajib, tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi. 5) Rakyat yang tidak

memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di perkebunan atau pabrik milik pemerintah.

6) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah. 7) Pelaksanaan tanam paksa

diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala desa).

Namun pada pelaksanaanya, banyak kesewenang-wenangan yang terjadi yaitu: 1) Tanah yang harus

diserahkan rakyat cenderung melebihi dari ketentuan yang berlaku 1/5. 2) Tanah yang ditanami tanaman wajib

tetap ditarik pajak. 3) Rakyat yang tidak punya tanah garapan bekerja di pabrik atau perkebunan lebih dari 66 hari

atau 1/5 tahun. 4) Kelebihan hasil tanam dari jumlah pajak tidak dikembalikan kepada petani.

5) Jika terjadi gagal panen tetap ditanggung petani.

Kesewenang-wenangan ini berdampak sangat buruk untuk rakyat Indonesia, rakyat Indonesia mengalami

tekanan fisik serta mental yang menyebabkan drastisnya kenaikan tingkat kematian di Indonesia terutama pulau

Jawa karena hanya sejak 10 tahun diperkenalkannya system ini (1830) di pulau Jawa sudah sepenuhnya dipaksa

menjalakan sistem ini. Selain itu kegagalan panen padi juga sangat benayak terjadi akibat kurangnya waktu

bekerja petani untuk mengurusi sawah. Hal ini juga menyebabkan terjadinya kelaparan dimana-mana dan akhirnya

tidak sedikit penduduk Jawa yang mati kelaparan. Berbeda halnya dengan pihak Belanda yang menyatakan

system ini sangat berhasil karena kas Belanda menjadi sangat penuh, bahkan karena system ini Belanda dapat

membiayai kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Namun, system tanam paksa yang sangat kejam dan

tidak berprikemanusiaan ini selain mendapat kecaman dari bangsa Indonesia, juga medapat kecaman keras dari

berbagai pihak di Belanda. Salah satu yang mengecam adalah Edward Douwes Dekker atau yang dikenal dengan

nama Multatuli yang menerbitkan buku berjudul “Max Havelar”. Tokoh lain yang mementang tanam paksa adalah

Baron Van Hoevelm dan Fransen van de putte yang menerbitkan artikel bertajuk “Suiker Contracten” yang artinya

perjanjian gula. Dan karenaBelanda mendapat kecamana dari berbagai tokoh di negerinya sendiri akhirnya sekitar

tahun 1870 dihapuskan secara bertahap, walaupun masih ada di beberapa tempat terjadi praktek system tanam

paksa di pulau Jawa terutama untuk tanaman kopi hingga sekitar tahun 1915. Dan system yang digunakan sebagai

penggantinya adalah sistem sewa tanah.

Orishella Viany Putri/13409085

Page 2: 39488465 Sistem Tanam Paksa

Untuk sistem pemerintahan Indonesia yang sekarang sedang berjalan tentunya tidak akan menggunakan

sistem tanam paksa yang sangat kejam ini. Sistem ini sangat bertentangan dengan sistem pemerintahan di

Indonesia. Namun, di Indonesia saat ini juga terjadi banyak penyimpangan yang mirip dan hampir sama kejamnya

dengan sistem tanam paksa ini. Seperti kasus Freeport. PT. Freeport telah banyak melanggar perjanjian,

perusahaan ini tidak hanya mengambil timah namun juga mengambil emas yang ternyata ada di lahan

pertambangan. Dan parahnya lagi Indonesia hanya mendapat 1 persen dari keuntungan dari pengambilan emas

tersebut. Walaupun tidak langsung menyiksa rakyat Indonesia dari segi fisik, namun hal ini sangat merugikan

Negara. Dan walaupun tidak langsung menyebabkan kelaparan berkepanjangan, namun dalam jangka panjang

akan menyebabkan kelaparan di Indonesia.

Kesejahteraan

Kita semua mungkin sangat sering mendengar istilah kesejakteraaan, namun mungkin kurang mengerti apa

makna dari kesejahteraan tersebut. Kesejahteraan dalam istilah umum adalah menunujuk ke keadaan yang baik,

atau kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

Kesejahteraan dalam kebijakan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan di US, kesjahteraan merupakan uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang

membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk

memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jadi kesejahteraan seseorang adalah jika ia telah hidup dalam

keadaan yang makmur, dari segala sisi, dari mulai kesehatannya, sampai tingkat ekonominya yang diatas garis

kemiskinan.

Kesejahteraan seseorang sering dikaitkan dengan kebahagiaan seseorang. Menurut pendapat saya,

keduanya memang sangat berkaitan, namun tingkat kesejahteraan seseorang tidak selalu berbanding lurus

dengan kebahagian sesorang. Karena pada dasarnya setiap orang sudah memiliki definisi bahagia tersendiri.

Tidak semua orang yang sudah mencapai tingkat kesejahteraan yang baik namun tidak bahagia. Ada pula yang

hidupnya jauh dari kesejahteraan, namun menurut dirinya ia sudah hidup bahagia. Sifat keberterimaan seseorang

dengan keadaan ekonominya, merupakan suatu hal yang menjadikan dirinya lebih mudah bahagia. Dan rasa

bersyukur terhadap sang pencipta atas semua nikmat yang telah diberikan-Nya juga dapat memebuat diri

sesorang lebih mudah bahagia. Sedangkan menurut saya bahagia itu adalah ketika saya bisa membuat orang-

orang di sekitar saya bahagia terutam orang tua saya dan kebahagiaan itu sendiri tidak bisa dinilai dari materi atau

harta benda. Untuk mencapai kebahagiaan bagi saya, saya harus memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri

saya agar saya bisa berhasl di bidang yang akan saya tekuni nantinya, karena pada dasarnya orang tua akan turut

bahagia jika anaknya bisa berhasil nantinya.

Setiap orang memiliki hak untuk mencapai kesejahteraan. Kerana jika kesejateraan itu tercapai akan banyak

dampak positif baik untuk individu maupun Negara. Namun, tidak semua orang bisa mencapai tngkat

kesejahteraan yang baik. Hal ini disebabkan tidak semua orang mau berusaha ekstra untuk mencapai tingkat

kesjahteraan. Miaslkan saja kesejahteraan dari sisi kesehatan, tidak semua orang pandai menjaga kesehatannya,

banyak yang justru merusak kesahatannya sendiri dengan makanan atau minuman yang merusak. Misalnya dari

sisi financial, banyak orang yang hanya mengharapkan belas kasihan dari orang lain untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya, dan cenderung menjadi pemalas Dari sisi kedamaian, banyak orang yang tidak menjaga kerukunan

antar individu bahkan kelompok. Orang-rang seperti itulah yang akan sulit memperoleh kesejahteraan. Untuk itu

untuk mencapai kesejahteraan seseorag harus bisa memenuhi ketiga aspek tersebut yaitu berusaha menjaga

Orishella Viany Putri/13409085

Page 3: 39488465 Sistem Tanam Paksa

perdamaian, menjaga kesehatannya dan mau berusaha untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih baik dengan

jalan yang benar. Namun tidak sedikit pula individu yang ingin sejahtera malah membuat orang lain sengsara,

seperti contonhya orang yang melakukakn tindak pencurian atau yang lebih beasr lagi korupsi, mungkin dirimya

akan lebih sejahtera dari sisi ekonomi, namun banyak pihak yang ia rugikan dengan tindakan tidak terpujinya

tersebut. Walaupun ia sejahtean secara ekonomi namun ia aan hidup dalam rasa bersalah. Oleh karena itu sudah

seharusnya kita mencapai kesejahteraan dengan jalan yang sebaik-baiknya dan tidak menyimpang serta

merugikan pihak lain.

Gerakan Mahasiswa

Mahasiswa sering dikaitkan dengan pergerakan. Hal ini bisa dibilang benar karena mahasiswa merupakan

orang-orang yang sudah memiliki pola pikir yang lebih kritis namun masih netral jadi mahasiswa bisa menjadi

pengontrol jika terjadi penyimpangan dalam sistem pemerintahan. Mahasiswa juga akan cenderung lebih berani

mengungkapkan pendapatnya tanpa takut akan berpengaruh terhadap kehidupannya, seperti yang saya katakan

sebelumnya mahasiswa masih netral, jadi memandang suatu permasalahan tidak secara subjektif namun objektif.

Pergerakan yang sering dikaitkan dengan mahasiswa contohnya berupa demonstrasi, baik yang bersifat

damai maupun tidak damai. Namun sebaiknya sebagai mahasiswa jika ingin melakukan suatu pergerakan aarus

dengan banyak perhitungan, jangan langsung turun ke jalan tanpa mengetahui akar permasalahan yang

sebenarnya terjadi. Kelemahan mahasiswa yang masih netral ini adalah akan lebih mudah dipengaruhi oleh

berbagai pihak, dan akan lebih mudah di provokatori oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jadi kita

sebagai mahasiswa sebaiknya berpikir anjang dulu sebelum melakukan suatu pergerakan.

Namun demikian gerakan mahasiswa tidak selalu harus berkaitan dengan demonstrasi atau semacamnya.

Mahasiswa yang bergerak untuk melakukan suatu pengabdian masyarakat akan lebih baik dari sekedar demo.

Karena lewat pengabdian kepada masyarakat mahasiswa dapat turun langsung untuk membantu kesulitan yang

dihadapi oleh masyarakat. Dan batuan-bantuan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat tidak

mengaharapkan balasan apa-apa, dan murni karena ingin memajukan tingkat kesejahteraan yang di bantu. Katena

tidak sedikit pihak-pihak yang melakukan bantuan atau semacam engabdian masyarakat dengan maksud

terntentu.

Cara membuat suatu pergerakan tidaklah terlalu sulit, namu juga tidak mudah dan cenderung asal-asalan.

Misalnya saja sekelompok mahasiswa akan melakukan pengabdian masyarakat di suatu daerah. Mahasiswa

seharusnya mengidentifikasi masalah apa yang ada di daerah tersebut, lalu merencanakan bantuan dalam bentuk

apa saja yang akan diberikan terhadap daerah tersebut, macarikan solusi terbaik untuk maslaha yang terjadi jika

masalah yang terjadi adalah masalah sosial. Selain itu juga teknis di lapangan juga harus diperhitungkan, dari

mulai berapa jumlah mahasiswa yang aka turun ke apangan, maupun tugas-tugas masing-masing orang di

lapangan agar pembagian kerja lebih teratur. Baru turun ke lapangan untuk memberikan bantuannya. Jadi

pengabdian masyarakat tersebut akan berlangsung dengan baik dan terencana. Masayarakat yang dibantu

tentunya juga akan benar-benar terbantu dan terselaesaikan masalahnya

Orishella Viany Putri/13409085

Page 4: 39488465 Sistem Tanam Paksa

Semua mahasiswa bisa melakukan pergerakan, asalkan ada kemauan dan ada perencanaan yang matang.

Pergerakan juga tidak harus selalu berhubungan dengan “turun ke jalan” dan justru membahayakan banyak orang.

Namun juga bisa dilakukan dengan kegiatan bakti sosial, kegiatan pengabdian masyarakat, atau pun pengadaan

penyuluhan-penyuluhan terhadap masayarakat. Jadi, sebagai seorang mahasiswa kita juga harus turut andil dalam

berbagai gerakan mahasiswa selama gerakan itu berdampak positif dan tidak merugikan banyak pihak. Dan yang

terpenting untuk melakukan suatu gerakan mahasiswa harus dengan hati yang ikhlas.

Orishella Viany Putri/13409085