3800

11
1 GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Jihan Diah Rahayu 1) , Ei Sa!a"a# $) , M%n&'a Diah Li#iyanin(#ih ) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: U P 2M@AKBI D N g udi W a lu y o INTISARI Rahayu, Jihan Diah* $+1 - Ga./a0an P&0a aan Ta!i Pu#a %!&h Du2un Bayi 3i Pu#2&#.a B0in(in K&'a.aan B0in(in Ka/u4a&n S&.a0an(* Ka0ya Tu!i#I!.iah*DIII A2a3&.i K&/i3anan N(u3i Wa!uy% Un(a0an* P&./i./in( I 5 Ei Sa!a"a# S*SiT*, P&./i./ M%n&'a Diah Li#iyanin(#ih S*SiT Angka Kematian Bayi (AKB menu!ut data "u!#ey Demog!a$i dan Ke%e&atan Indone%ia 2'12 di Indone%ia ma%i& uku) tinggi* yaitu +2,1''' kela&i!an &idu)- Kematian neon umu! '.2/ &a!i te!tinggi adala& in$ek%i %ebe%a! 0 *1 (te!ma%uk tetanu%* %e)%i%* )!o)o!%i kematian ka!ena tetanu% neonato!um yaitu 3*0 - Untuk mengu!angi ke4adian neonatu% %ala& %atunya da)at dilakukan dengan )e!a5atan tali )u%at yang baik- Pe!a yang bena! dan le)a%nya tali )u%at dalam minggu )e!tama %e a!a be!makna mengu!an in$ek%i )ada neonatu%- Penelitian ini be!tu4uan untuk mengek%)lo!a%i %e a!a mendalam mengenai gamba!an tali )u%at )ada bayi ole& dukun bayi di Pu%ke%ma% B!ingin Ke amatan B!i "ema!ang- De%ain )enelitian yang digunakan adala& de%k!i)ti$ kualitati$ dengan )endekatan $enomenologi- 6byek )enelitian ini adala& %emua dukun bayi di Pu%ke%ma% B!ingin Kabu)aten "ema!ang %e4umla& 2' dukun bayi- In%t!umen yang digunakan yaitu 5a5an a!a dan lemba! ob%e!#a%i- 7eknik )engambilan in$o!man dalam )enelitian ini m teknik purposive sampling yaitu dukun bayi yang be!4umla& + in$o!man- 8a%il )enelitian da)at diketa&ui ba&5a dukun bayi !ata.!ata tela& meng )enge!tian dan tu4uan )e!a5atan tali )u%at* dalam melakukan )e!a5atan tali )u%at bayi ditem)at yang data!* tidak membe!%i&kan )angkal tali )u%at dengan men u i tangan dengan %abun dan ai! yang mengali! %etela& tindakan )e!a5atan tali )enggunaan bedak %etela& tali )u%at ditutu) ka%%a- Dukun bayi di&a!a)kan untuk meningkatkan )engeta&uan %e!ta melakukan )e!a5atan %e%uai metode yang dian4u!kan tenaga ke%e&atan dengan mengikuti )elati&an yang di% ole& )i&ak Pu%ke%ma% untuk mem)e!ba!ui in$o!ma%i- Kata Kun i : Pe!a5atan 7ali Pu%at* Dukun Bayi

Upload: massweeto

Post on 05-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

3800

TRANSCRIPT

GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

Jihan Diah Rahayu1), Eti Salafas2), Moneca Diah Listiyaningsih3)Akademi Kebidanan Ngudi WaluyoEmail: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo

INTISARI

Rahayu, Jihan Diah. 2014; Gambaran Perawatan Tali Pusat oleh Dukun Bayi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I : Eti Salafas S.SiT., Pembimbing II : Moneca Diah Listiyaningsih S.SiT

Angka Kematian Bayi (AKB) menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)2012 di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Kematian neonatal kelompok umur 0-28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, diare), proporsi kematian karena tetanus neonatorum yaitu 9,5%. Untuk mengurangi kejadian infeksi pada neonatus salah satunya dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik. Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai gambaran perawatan tali pusat pada bayi oleh dukun bayi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif fenomenologi. Obyek penelitian ini adalah semua dukun bayi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang sejumlah 20 dukun bayi. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan lembar observasi. Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dukun bayi yang berjumlah 3 informan.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dukun bayi rata-rata telah mengetahui dengan baik pengertian dan tujuan perawatan tali pusat, dalam melakukan perawatan tali pusat tidak meletakkan bayi ditempat yang datar, tidak membersihkan pangkal tali pusat dengan air dan sabun, tidak mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah tindakan perawatan tali pusat, penggunaan bedak setelah tali pusat ditutup kassa.Dukun bayi diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan serta melakukan perawatan tali pusat sesuai metode yang dianjurkan tenaga kesehatan dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak Puskesmas untuk memperbarui informasi.

Kata Kunci : Perawatan Tali Pusat, Dukun Bayi

1GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANGABSTRACT

Rahayu, Jihan Diah. 2014. Description of Umbilical Cord Care by Traditional Birth Attendants in Bringin Public Health Center Bringin Districts of Semarang Regency. Scientific Paper. Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran. First Supervisor: Eti Salafas S.SiT., Second : Moneca Diah Listiyaningsih, S.SiT

Infant Mortality Rate (IMR) according to data from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012 in Indonesia is still quite high, namely 32/1000 of live births. The highest deaths are on the age of 0-28 days because of infection rat was 57.1% (including tetanus, sepsis, pneumonia, diarrhea), and the proportion of deaths due to neonatal tetanus is 9.5%. To reduce the incidence of infection in neonates it can be by a good umbilical cord care, that is supported by adequate knowledge. Proper umbilical cord care and separation of the cord in the first week significantly reduced the incidence of infection in neonates.This study aims to explore in depth about the picture in the baby's umbilical cord care by traditional birth attendants in Bringin Public Health Centers Bringin District of Semarang Regency.The research design used was a qualitative descriptive study with descriptive phenomenological approach. Object of this study was the traditional birth attendants who do umbilical cord care at the Bringin Public Health Center Bringin District of Semarang Regency with the 20. The instrument used was the interview guide and observation sheets. The technique of taking informants in this study using purposive sampling technique to traditional birth attendants with 3.The results of the study can be seen that most traditional birth attendants well the purpose and cord care, in conducting umbilical cord that is not put the baby on a flat place, do not clean the base of the umbilical cord with water and soap, do not wash your hands with soap and running water after cord care measures, the use of the powder after the umbilical cord is closed gauze.Traditional Birth Attendants are expected to increase the knowledge and treatment of umbilical cord according to the method recommended by the health workers training organized by the public health center to update the information.

Keywords: Umbilical Cord Care, Traditional Birth Attendants

PENDAHULUAN

Latar BelakangAngka Kematian Bayi (AKB) diIndonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKB menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun angka ini telah turun dari tahun 1991, penurunan ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 di mana AKB diharapkan turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filiphina AKB di negara kita jauh lebih tinggi (Depkes RI,2012)Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup, sudah melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 (17/1.000 kelahiran hidup). Di

Jawa Tengah penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 0 28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, infeksi tali pusat, pneumonia, diare) proporsi kematian karena tetanus neonatorum 9,5%. Pada tahun 2011 jumlah kematian bayi Kabupaten Semarang 13,37 /1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 jumlah kematian bayi 13,20 / 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 dari bulan Januari hingga September mencapai 106 kasus (Dinkes, Jateng 2013).Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau neonatal (umur 0 28 hari). Masalah neonatal ini meliputi asfiksia (kesulitan bernafas saat lahir), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), infeksi, komplikasi perinatal. Pola Penyebab kematian bayi ini tidak banyak mengalami perubahan. Beberapa faktor menjadi penyebab tidak langsungkematian bayi dilihat dan sisi kebutuhan (demand), antara lain adalah sosial ekonomi yang rendah, pendidikan ibu, kondisi sosial budaya yang tidak mendukung, kedudukan dan peran perempuan yang tidak mendukung, akses sulit, serta perilaku perawatan bayi dan balita yang tidak sehat dan banyak masyarakat yang masih mempercayakan perawatan bayi oleh dukun termasuk perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat yang salah tidak menggunakan bahan yang steril untuk menutup tali pusat sehingga ini rentan terjadi infeksi, karena tali pusat dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman penyakit (Sodikin, 2009;4-5).Infeksi tali pusat tersebut mudah dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang cara perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan mengikat tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat di rawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonatorum. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir yang disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat baik dari alat, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun yang di taburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2009).Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi agar tidak terjadi infeksi pada tali pusat dan tetanus neonatorum seperti yang telah di sampaikan Menteri Kesehatan RI, pemerintah menggunakan strategi yang pada dasarnya menekan pada penyediaan pelayanan maternal dan neonatal berkualitas yang Cost- Evective yang tertuang dalam Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu penyuluhan

mengenai perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan MPS tersebut (DepKes RI, 2011)Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering. Perawatan Tali Pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus, yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar talipusat tetap kering dan bersih. Cuci tangan dan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat. Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar atau tidak terlalu rapat dengan kasa steril. Alkohol juga tidak lagi di anjurkan untuk merawat tali pusat karena dapat mengiritasi kulit dan menghambat perlepasan tali pusat. Sedangkan untuk penggunaa povidone iodine mempunyai efek samping karena diabsorpsi oleh kulit dan berkaitan dengan terjadinya transien hipotiroidisme (Sodikin, 2009;h.59).Berdasarkan Studi pendahuluan yang sudah dilakukan diperoleh data di wilayah Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang, terdapat 20 dukun bayi dan hanya 15 dukun bayi yang tercatat mengikuti pelatihan di Puskesmas setiap bulan, dalam pelatihan di puskesmas dukun bayi telah memperoleh pelatihan perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa kering steril. Dukun bayi tersebut hanya bertugas melakukan perawatan pasca persalinan seperti memandikan, memijat bayi, dan melakukan perawatan tali pusat. Menurut survey pendahuluan pada bulan Mei 2014 terdapat 2 dukun bayi yang tidak rutin mengikuti pelatihan mengatakan masih melakukan perawatan tali pusat dengan ditambahkan betadin dan 1 dukun bayi sudah menggunakan kassa kering untuk perawatan tali pusat. Dukun bayi tersebut melakukan perawatan tali pusat dan sudah terbiasa dengan menggunakan betadin karena menganggap bahwa luka bekas pemotongan tali pusat perlu diberikan antibiotik. Selain itu, beliau beranggapan bahwa kurang merasa mantap apabila tidak menggunakan betadin (PovidoneIodine 10%) dan kassa kering untuk merawat tali pusat. Bulan Januari 2013 pernah ada kejadian infeksi tali pusat pada salah satu bayi dikarenakan cara perawatan tali pusat yang kurang tepat.Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Perawatan Tali Pusat oleh Dukun Bayi di Puskesmas Bringin Kabupaten Semarang.

Tujuan Penelitian1. Tujuan umumPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai gambaran perawatan tali pusat oleh dukun bayi Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.2. Tujuan khususa. Mengetahui tentang pengertian perawatan tali pusat oleh dukun bayi.b. Mengetahui tujuan perawatan tali pusat oleh dukun bayi.c. Mendiskripsikan cara perawatan tali pusat oleh dukun bayi.

Manfaat1. Bagi dukun bayiMenambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dalam melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar sesuai dengan prosedur.2. Bagi bidanMenambah pengetahuan tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar serta dapat digunakan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap dukun bayi.3. Bagi institusi

dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dan melaksanakan fungsi bidan sebagai peneliti (researcher).

METODE PENELITIAN

Pemilihan responden penelitian ini adalah dukun bayi yang masih dipercaya masyarakat untuk melakukan perawatan tali pusat. Variabel dalam penelitian ini adalah perawatan tali pusat oleh dukun bayi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni dan Agustus 2014. Penelitian ini adalah menggunakan studi deskriptif fenomenologi yang menggambarkan cara pandang dan pendapat informan berdasarkan situasi yang ada disekitar. Penulis dengan pendekatan fenomenologis mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep/fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Populasi dari penelitian ini adalah semua dukun bayi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang sejumlah 20 orang. Dalam penelitian ini sumber data akan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview).HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Wawancara InformanTabel 1 Gambaran karakteristik informanTeori-teori yang ada dapat diterapkan

Inisial

Usia Alamat Lama menjadidalam penelitian dan hasilnya dapat

Informan Dukun Bayi

digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan guna meningkatkan mutu pendidikan selanjutnya.

In 1In 2In 3

48 Tahun50 Tahun58 Tahun

NyemohKalijambePopongan

15 Tahun15 Tahun35 Tahun4. Bagi penelitiMenambah dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa sebagai peneliti tentang gambaran cara perawatan tali pusat yang dilakukan oleh dukun bayi di lahan dan memberikan pengalaman nyata

Informan yang diambil adalah dukun bayi yang masih melakukan perawatan tali pusat di Kecamatan Bringin dengan jumlah 3 orang dimana ketiga orang informan tersebut bersifat heterogen, dilihat dari segi usia dan lamanya menjadi dukun bayi.Tabel 2 Kategori data mengenai persepsi dukun bayi tentang perawatan tali pusat No Kata Kunci Kategori

Pembahasan Hasil Wawancara1. Gambaran dukun bayitentang pengertian perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Puskesmas Bringin1 Membersihkan daerahsekitar tali pusat untuk pencegahan infeksi.

Pengertian PerawatanTali Pusat

Kecamatan Bringin Kabupaten SemarangHasil penelitian didapatkan dari pernyataan tiga informan menyebutkanPernyataan dukun bayi mengenai pengertian dari perawatan tali pusat. Pernyataan ketiga informan tersebut dapat dilihat pada lampiran transkrip wawancara mendalam.Tabel 3 Kategori data mengenai tujuan perawatan tali pusat. No Kata Kunci Kategori 1 Mencegah Infeksi Tujuan Perawatan TaliPusat

Pernyataan dukun bayi mengenai tujuan dari perawatan tali pusat. Pernyataan ketiga informan tersebut dapat dilihat pada lampiran transkrip wawancara mendalam.Tabel 4 Kategori data mengenai cara perawatan tali pusat No Kata Kunci Kategori

pengertian dari perawatan tali pusat secara benar. Adapun kutipan dari salah satu informan yaitu, ,,Yaiku di pakpungi langsung di adusi lah nduk,,,langsung di bersihkan kanan kirine puser langsung dilap dengan kassa tapi sakdurunge cuci tangan dengan sabun,, .2. Gambaran dukun bayi tentang tujuan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten SemarangHasil penelitian didapatkan dari pernyataan tiga informan menyebutkan tujuan dari dilakukan Perawatan Tali Pusat secara benar. Adapun kutipan dari salah satu informan yaitu, ,,nggeh mboten infeksi,,,kersane mboten infeksi, kersane cepet kering,,,,kersane cepet1 Kassa2 Cuci Tangan3Membersihkan sekitar pusat, tanpa mengoleskan obat atau bedak pada puntung tali pusat.4Bungkus Kassa secara longgar / Dibiarkan terbuka

Persiapan bahanPencegahanInfeksiPrinsip Perawatan tali pusat.

Metode yang digunakan.

puput,,,niku,,.3. Gambaran dukun bayi mengenai cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir oleh dukun bayi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten SemarangHasil penelitian dapat didiskripsikan bahwa dalam melakukan perawatan taliTiga informan menyatakan bahan yang perlu dipersiapkan untuk melakukan perawatan tali pusat adalah kassa. Pernyataan ketiga informan dukun bayi dapat dilihat pada lampiran transkrip wawancara mendalam.Tiga informan menyatakan bahwa sebelum melakukan perawatan tali pusat wajib melakukan cuci tangan dengan sabun untuk melakukan pencegahan infeksi. Pernyataan ketiga dukun bayi dapat dilihat pada lampiran transkrip wawancara mendalam.

pusat harus mempersiapkan bahan yang digunakan terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan tali pusat, yaitu para informan dukun bayi sebelum melakukan perawatan tali pusat mempersiapkan kassa kering terlebih dahulu untuk menutup puntung tali pusat yang belum puput. Kassa kering ini digunakan untuk menutup puntung tali pusat supaya terhindar dari debu atau kotoran. Fungsi pemakaian bahan seperti kassa itu sendiri selain di anggap mampu menutup puntung tali pusat dari kotoran dan debu masih ada kemungkinan terkena udara dari luar, karena kassa atau kain kassa hidrofil, berupa tenunan longgar, mempunyai serat lebar bermata besar, kain kassa yang dapat menyerap cairan dengan baik dan dapat dilalui udarasehingga mempercepat proses pengeringan sisa tali pusat pada bayi apabila diikat secara longgar, di kemukakan oleh tiga informan. Adapun kutipan salah satu informan yang mengatakan bahwa, nggeh sing pertama nggeh nyiapake kados bahan-bahan sing diperlokake kados kassa steril niku Hasil penelitian didapatkan dari jawaban tiga informan menyatakan bahwa sebelum melakukan perawatan tali pusat wajib melakukan cuci tangan dengan sabun untuk melakukan pencegahan infeksi. Adapun kutipan wawancara dari salah satu informan, Terus nopo niku cuci tangan tujuh langkah kaleh sabun kaleh air mengalir kersane bersih tangane.Hasil penelitian didapatkan dari jawaban tiga informan menyatakan bahwa prinsip yang harus dijaga sebelum melakukan perawatan tali dengan membersihkan tali pusat tanpa menambahkan obat apapun pada puntung tali pusat. Adapun kutipan wawancara dari salah satu informan, Pusere di bersihin kanan kirine terus iku nanti dibungkus nganggo kassa ora ngagem opo-opoHasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada ketiga informan, dukun bayi hanya menggunakan kassa kering steril tanpa adanya obat tambahan apapun seperti betadin dan alkohol, kemudian dukun bayi menutup secara longgar puntung tali pusat dengan kassa steril secara longgar.Hasil penelitian didapatkan dari jawaban tiga informan menyatakan bahwa lebih memilih menggunakan metode kassa kering steril dalam melakukan perawatan tali pusat dengan alasan karena kebersihan masyarakat desa kurang apabila menggunakan metode dibiarkan terbuka karena rentan terkena debu dan kotoran. Adapun kutipan wawancara dari salah satu informan,Sak niki nggeh ndamel kassa kering niku, kebersihan masyarakat ndeso niku kurang dadose tetep dibungkus kaleh kassa kering niku .Walaupun sudah dapat dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa perawatan

tali pusat yang dibiarkan terbuka lebih cepat puput tetapi dukun bayi tetap lebih memilih menggunakan kassa kering steril dibandingkan dengan perawatan tali pusat dibiarkan terbuka. Dengan alasan tingkat personal hygiene masyarakat di pedesaan masih tergolong rendah dan apabila dibiarkan terbuka sisa tali pusat rentan terkena kotoran dan debu. Sejauh ini menurut pernyataan dari dukun bayi metode yang masih dianjurkan saat ini masih menggunakan kassa kering steril walaupun di rumah sakit sudah menggunakan metode perawatan tali pusat secara dibiarkan terbuka.Pembahasan Hasil ObservasiBerdasarkan hasil observasi yangdilakukan pada ketiga informan, pada tabel 5 yaitu : setelah dilakukan observasi pada ketiga informan pada waktu dan tempat yang berbeda dengan menggunakan pedoman observasi dalam melakukan perawatan tali pusat. Maka diperoleh hasil bahwa ketiga informan yang di observasi sudah cukup baik dalam melakukan perawatan tali pusat.Hasil observasi sebelum melakukan perawatan tali pusat ketiga informan juga mempersiapkan dan mendekatkan alat yang diperlukan untuk melakukan perawatan tali pusat, diantaranya 2 air DTT hangat, sabun bayi, Kassa Steril, 1 set pakaian bayi, dan Handuk untuk mengeringkan bayi setelah dimandikan.Hal ini penting dilakukan supaya pada saat melakukan perawatan tali pusat dapat berlangsung dengan cepat dan untuk menghindari bayinya kedinginan apa bila tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Hasil observasi yang tidak dilakukan oleh informan dalam melakukan perawatan tali pusat pada langkah C yaitu meletakkan bayi di tempat yang datar. Hasil observasi dukun bayi saat melakukan perawatan tali pusat rata-rata tidak ditempatkan di tempat tidur yang datar tetapi meletakkan bayi di kaki dukun bayi yang di luruskan dan diberi pengalas serta bantal.Hasil observasi dari ketiga informan tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang diterapkan dalam perawatan tali pusat bahwa bayi sebaiknya ditempatkan pada tempat yang datar saat melakukan perawatan tali pusat untuk menghindari bayi terjatuh.Dari hasil observasi yang dilakukan pada ketiga informan pada saat melakukan perawatan tali pusat. Hasil setiap informan yang diobservasi rata-rata tidak meletakkan bayi di tempat yang datar akan tetapi meletakkan bayi di pangkuan kaki informan yang diluruskan dengan di beri alas bantal, handuk dan pakaian bayi hal ini dilakukan dukun bayi untuk memudahkan dukun bayi dalam merawat tali pusat dan merupakan suatu kebiasaan dukun bayi dari jaman dahulu. Meskipun rata-rata dukun bayi sudah mengikuti pelatihan yang di berikan oleh tenaga kesehatan.Dari hasil observasi yang telah dilakukan ketiga informan sebelum memulai melakukan perawatan tali pusat, terlebih dahulu membuka bedong dan pakaian bayi secara hati-hati sampai pangkal tali pusat terlihat. Hal ini penting dilakukan bahwa apabila saat membuka pakaian tidak dilakukan secara hati- hati beresiko tali pusat yang masih nempel dapat tertarik dan mengakibatkan tali pusat puput sebelum waktunya.Hasil observasi yang telah dilakukan ketiga informan sebelum melakukan perawatan tali pusat, setelah membuka pakaian bayi ketiga informan tersebut membuka kassa pembungkus tali pusat dengan hati-hati. Hal ini sangat penting dilakukan supaya menghindari tali pusat tertarik sehingga mengakibatkan tali pusat bisa puput sebelum waktunya.Hasil observasi yang telah dilakukan pada ketiga informan saat melakukan perawatan tali pusat. Informan setelah memijat bayi kemudian bayi dimandikan dengan cara langsung di masukkan ke dalam bak mandi dan diusap dari kepala sampai ke bagian terbawah bayi serta bayi di usap dengan menggunakan sabun..Hasil observasi ketiga informan rata- rata saat memandikan hanya mengusap bagian kepala sampai bagian bawah bayi dengan menggunakan air dan sabun mandi. Pada saat memandikan ketiga informan tidak membersihkan secara seksama pada bagian pangkal tali pusat bayi.Hasil observasi dari ketiga informan rata- rata setelah selesai memadikan dan membilas bayi ketiga informan segera mengeringkan

bayi dengan handuk kering yang sudah disediakan.Hasil observasi dari ketiga informan rata- rata melakukan hal yang sama dalam melakukan perawatan tali pusat setelah mengeringkan dengan handuk dan dilakukan pemijatan secara lembut. Ketiga informan tersebut segera memindahkan bayi ke baju dan bedong yang kering dan bersih.Hal ini dilakukan bertujuan untuk menjaga personal hygiene bayi supaya tetap bersih dengan diganti pakaian yang kering dan bersih setiap habis mandi atau pakaian bayinya basah. Hal ini dilakukan agar bayi merasa nyaman dan kondisi tali pusat tidak menjadi lembab.Hasil observasi pada ketiga informan diperoleh bahwa rata-rata informan setelah bayi dipindahkan ke baju dan bedong yang kering dan bersih. Ketiga informan tersebut kemudian mengeringkan pangkal tali pusat dengan menggunakan kassa yang sudah disiapkan sebelum melakukan perawatan tali pusat.Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengupayakan kondisi tali pusat agar tetap kering dan bersih sehingga tali pusat dapat puput lebih cepat. Apabila tali pusat tidak dikeringkan terlebih dahulu maka tali pusat dapat menjadi lembab. Selain itu bisa memperlambat puputnya tali pusat, hal ini juga menimbulkan resiko terjadinya infeksi.Hasil observasi pada ketiga informan diperoleh bahwa saat melakukan tindakan menutup tali pusat dengan menggunakan kassa steril, dari ketiga informan dua diantaranya memberikan bedak diarea sekitar tali pusat setelah tali pusat ditutup dengan kassa secara longgar. Kedua informan tersebut memberikan bedak pada daerah punggung dan daerah sekitar perut bayi. Hanya satu informan yang tidak menambahkan bedak pada daerah sekitar tali pusat.Hasil observasi yang dilakukan pada ketiga informan diperoleh hasil bahwa ketiga informan masih menggunakan gerita saat melakukan perawatan tali pusat. Hasil observasi diperoleh bahwa ketiga informan mengikat gerita dengan keadaan longgar tidak kencang sehingga bayi tidak akan mengalami gangguan saat bernapas karena dampak yangterjadi apabila pemasangan gerita yang terlalu kencang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan pada bayi. Bayi susah dalam bernapas.Hasil observasi dari ketiga informan diperoleh hasil bahwa ktiga informan tersebut mengenakan popok dengan ujung popok berada dibawah pangkal tali pusat serta mengikatnya dengan longgar. Hal ini dilakukan supaya apabila bayi BAK maka dapat mengenai popok terlebih dahulu agar tidak mengenai kassa yang di gunakan untuk mebungkus tali pusat sehingga tali pusatnya tidak lembab.Hasil observasi ketiga informan diperoleh hasil bahwa ketiga informan tidak melakukan cuci tangan setelah melakukan tindakan perawatan tali pusat untuk pencegahan infeksi diri. Rata-rata informan hanya membasuh tangannya dengan air.Tindakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir penting dilakukan setelah melakukan tindakan. Selain sebagai langkah awal upaya pencegahan infeksi mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ini merupakan langkah pencegahan penyakit pada diri dan penyebaran infeksi.PENUTUP Kesimpulan1. Hasil penelitian terhadap tiga informan

perawatan tali pusat. Menunjukkan bahwa dukun bayi sudah mengerti tujuan perawatan tali pusat. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan dari tiga informan sudah mampu menyebutkan tujuan perawatan tali pusat.3. Hasil penelitian terhadap tiga informan dan diperkuat dengan data dari pihak keluarga pasien dukun bayi sebagai informan triangulasi, serta observasi yang dilakukan oleh peneliti di dapatkan cara perawatan tali pusat yang dilakukan oleh dukun bayi sudah cukup baik dalam melakukan perawatan tali pusat rata-rata dari ketiga informan tidak meletakkan bayi ditempat yang datar, tidak membersihkan pangkal tali pusat dengan air dan sabun saat bayi dimandikan, tidak mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah tindakan perawatan tali pusat. Hasil observasi ketiga informan dua diantaranya setelah menutup tali pusat dengan kassa steril masih memberikan bedak pada daerah punggung dan sekitar perut bayi.

Saran1. Bagi Dukun BayiDiharapkan bagi dukun bayi agar melakukan perawatan tali pusat dengan benar.2. Bagi Bidan

dan diperkuat dengan data dari pihakkeluarga pasien dukun bayi sebagai informasi triangulasi di dapatkan pengetahuan dukun bayi tentangevaluasi kepada dukun bayi tentang pelatihankhususnya perawatan tali pusat yang benar diPuskesmas secara rutin.3.Bagi Orang Tuapengertianperawatantalipusat.Diharapkan bagi orang tua agarDiharapkan bagi bidan agar melakukan

Menggambarkan bahwa dukun bayi rata- rata telah mengetahui dengan baik pengertian perawatan tali pusat. Hal ini di tunjukkan bahwa ketiga pernyataan dukun bayi yang sudah mengerti dan menjelaskan pengertian tali pusat adalah membersihkan daerah sekitar tali pusat dengan melakukan cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan tali pusat.2. Hasil penelitian terhadap tiga informan dan diperkuat dengan data dari pihak keluarga pasien dukun bayi sebagai informasi triangulasi didapatkan bahwa pendapat dukun bayi tentang tujuan

melakukan perawatan tali pusat dengan benar dan tidak tergantung pada dukun.4. Bagi InstitusiDiharapkan bagi Institusi Pendidikan untuk menambah referensi mengenai buku-buku yang berhubungan dengan perawatan tali pusat sehingga dapat dijadikan dasarpenelitian selanjutnya.5. Bagi Penelitian selanjutnyaDiharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjuttentang perawatan tali pusat oleh dukun bayidi Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang sehingga memungkinkan dapat mengungkap lebih jelas serta untuk membuka akses seluas- luasnya terutama pengetahuan mengenaiperawatan tali pusat agar mampu menyalurkan ilmu bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Awang. Perawatan Tali Pusat dan Cara Merawatnya. Available at http://www.medical-journal.co.cc.html.Diah. 2012. Pembinaan Dukun Bayi diKomunitas. Diakses pada tanggal 25November 2013 dari internet.Dinkes Jateng. Profil Kesehatan ProvinsiJawa Tengah tahun 2012. Semarang:2012Depkes RI. Visi Misi Indonesia Sehat. 2011. http://www.depkes.go.id.Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai PustakaTitik Haryu Seftiani. 2009. Perbedaan Waktu Lama Lepasnya Tali Pusat antara Perawatan dengan Kassa Kering Steril dan Dibiarkan Terbuka Dibiarkan Terbuka di BPS Ny. Uut Maschon di SemarangHidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika; Jakarta.Kusumandari, Winda , 2010. Bidan.Yogyakarta: Nuha MedikaLia, D. 2004. Penatalaksanaan Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat di Ruang Bersalin RS. Ujung Berung. Bandung : Skripsi Unpad.Maerzyda, A. (2008). Merawat Tali Pusar (on line). http://www.ayahbunda nline.com

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : FitramayaMoleong, Lexy. 2010. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja RosdakaryaPanduan APN. Asuhan Persalinan Normal.Depkes RI. Jakarta: 2010Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina PustakaPrawirohardjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoRiksani, Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat danPlasenta Bayi. Jakarta : Dunia SehatRiyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha MedikaSaryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha MedikaSodikin. 2009. Buku Saku Perawatan TaliPusat. Jakarta : EGCSoekidjo, Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka CiptaSugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Penebit AlfabetaWHO. 2010. Care of the umbilical cord. A review of the evidence. Terdapat pada : www.who.int/csr/disease/swineflu/en/inde x.html.

10 GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANGGAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT OLEH DUKUN BAYI DI PUSKESMAS BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL

Disusun Oleh : JIHAN DIAH RAHAYU NIM : 0111445

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN2014