38 bab iv hasil penelitian dan …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 gambar 4.1...

24
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan atau dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan diantaranya: 1) Instrumen penelitian Ada beberapa instrumen yang digunakan peneliti pada saat tindakan diantaranya: rencana pelaksanaan pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi siswa dan guru, lembar observasi kelompok siswa dan jurnal harian siswa. Instrumen penelitian tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, kemudian dikonfirmasi dan diajukan kepada pihak sekolah dan guru kelas. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti langsung melakukan penelitian. Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, serta lembar observasi kelompok siswa yang disesuaikan dengan banyaknya kelompok dan observer yang nantinya akan diberikan kepada observer untuk digunakan pada saat penelitian. Untuk soal

Upload: dodieu

Post on 25-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

akan digunakan atau dilakukan pada siklus I. Hal-hal yang

dipersiapkan diantaranya:

1) Instrumen penelitian

Ada beberapa instrumen yang digunakan peneliti pada

saat tindakan diantaranya: rencana pelaksanaan pembelajaran,

soal evaluasi, lembar observasi siswa dan guru, lembar

observasi kelompok siswa dan jurnal harian siswa. Instrumen

penelitian tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing,

kemudian dikonfirmasi dan diajukan kepada pihak sekolah dan

guru kelas. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti langsung

melakukan penelitian.

Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, serta lembar

observasi kelompok siswa yang disesuaikan dengan banyaknya

kelompok dan observer yang nantinya akan diberikan kepada

observer untuk digunakan pada saat penelitian. Untuk soal

Page 2: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

39

evaluasi, peneliti mempersiapkan jumlah lembar soal evaluasi

disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas V, sedangkan untuk

jurnal harian menggunakan kertas dari siswa.

2) Media pembelajaran

Media yang digunakan pada siklus I untuk menunjang

pembelajaran adalah coklat batangan, kue wafer, kertas

warna/kertas lipat, lem dan gunting. Media tersebut dipersiapkan

oleh peneliti secara keseluruhan. Coklat batangan dan kue wafer

digunakan untuk mengingatkan konsep pecahan yang

sebelumnya telah diajarkan di kelas IV. Untuk menunjang

pokok bahasan penjumlahan digunakan kertas warna/lipat, lem

dan gunting.

3) Observer

Observer yang dipersiapkan untuk mengobservasi guru,

siswa dan kelompok siswa adalah guru kelas V dan rekan

peneliti. Para observer dipersiapkan untuk melakukan observasi

terhadap guru, siswa dan kelompok siswa. Observer diberikan

petunjuk untuk mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

4) Siswa yang diteliti

Peneliti mempersiapkan siswa yang akan diteliti dengan

trelebih dahulu memberitahukan kepada siswa bahwa peneliti

akan melakukan penelitian pada kelas tersebut.

Page 3: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

40

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran matematika pada tindakan I dilakukan pada

hari Jumat tanggal 27 Mei 2011. Peneliti memulai kegiatan

pembelajaran pukul 08.00 WIB dengan jumlah siswa yang hadir

sebanyak 27 orang dan dua orang observer. Sebelumnya peneliti

telah memberikan lembar observasi yang telah disiapkan untuk

observer. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan menanyakan kabar siswa. Peneliti menanyakan kesiapan

siswa untuk belajar. Peneliti melakukan apersepsi dengan

mengaitkan pembelajaran kepada materi sebelumnya tentang bentuk

persen pecahan.

Guru : ”Anak-anak, sebelumnya kalian sudah belajar pecahan sampai mana? Sudah sampai bentuk persen belum?”

Siswa : ”Ya, sudah bu!” Guru : ”Coba, yang seperti apa bentuk persen pecahan itu? Kalau

bentuk persen dari ��

��� berapa?”

Siswa : ”25%”

Guru : ”Ya, pintar. Nah bagaimana kalau bentuk persen dari �

� ?

Ayo siapa yang bisa?”

Siswa : ”����

���� =

��� = 75%” (siswa menulis di papan tulis)

Setelah melakukan apersepsi, peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya peneliti melakukan

tanya jawab dengan siswa tentang pecahan dengan menggunakan

coklat batangan dan kue wafer dengan menunjukkan ruas-ruas garis

yang terbagi pada coklat dan kue wafer tersebut.

Page 4: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

41

Gambar 4.1

Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran

Peneliti memberikan contoh pecahan menggunakan kertas

warna kemudian meminta siswa untuk menghitung salah satu contoh

penjumlahan pecahan menggunakan kertas warna. Selanjutnya, guru

memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menghitung

penjumlahan pecahan yang ada pada LKS dengan menggunakan

media yang telah disediakan (kertas warna, gunting dan lem).

Page 5: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

42

Gambar 4.2

Siswa Tiap Kelompok Mengerjakan Tugas LKS

Peneliti pengamati kinerja tiap kelompok dan membantu

siswa yang kesulitan. Kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas LKS

mengakibatkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mengerjakan

LKS tersebut. Sehingga rencana pembelajaran yang telah disusun

tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Setelah seluruh kelompok

selesai mengerjakan LKS, peneliti meminta kelompok yang bersedia

untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusinya.

Namun tidak ada kelompok yang bersedia, sampai peneliti menunjuk

salah satu kelompok yaitu kelompok 2.

Page 6: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

43

Gambar 4.3

Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dan Peneliti Menempelkan

Hasil Pekerjaan Siswa di Papan Tulis

Kelompok lainnya memperhatikan presentasi dan

membandingkan dengan jawaban pada LKS tiap kelompok.

Sementara itu peneliti membimbing siswa dengan membahas

jawaban dan memberikan penegasan jawaban yang benar. Hanya ada

satu kelompok saja yang mempresentasikan hasil diskusinya

dikarenakan waktu yang sudah habis.

Page 7: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

44

Guru : ”Nah sekarang masih ada yang belum mengerti?” Siswa : (tidak ada yang menjawab) Guru : ”Sudah mengerti semuanya, tentang materi yang kita pelajari hari ini?” Siswa : ”Sudah bu.”

Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mengerjakan soal

tes secara individu dalam waktu 20 menit.

Sebelum menutup pembelajaran peneliti memberikan

penguatan materi kepada siswa dan melakukan tanya jawab dengan

siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru menyampaikan

kepada siswa untuk terus belajar di rumah dan mempersiapkan diri

untuk pertemuan selanjutnya.

c. Evaluasi Pembelajaran

Pada saat pelaksanaan tes siklus I masih banyak siswa yang

kesulitan dan merasa tidak percaya diri dalam menyelesaikan soal.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang masih bertanya

maksud dari soal dan cara pengerjaannya. Pada akhir tes masih

banyak siswa yang mengerjakan soal melebihi waktu yang telah

ditentukan.

Hasil tes pada siklus I dianalisis dan diberikan nilai oleh

peneliti. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 44 dan nilai

tertinggi adalah 100, sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas adalah

sebagai berikut:

Page 8: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

45

Tabel 4.1

Nilai Hasil Tes Siswa pada Siklus I

No. Nilai Banyaknya Siswa

1. 44 1

2. 48 1

3. 52 6

4. 56 5

5. 60 2

6. 64 2

7. 72 1

8. 80 1

9. 84 2

10. 92 1

11. 96 2

12. 100 3

Jumlah 1836 27

Nilai rata-rata sesuai yang tertuang pada Tabel 4.1 dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X� = ∑

� =

����

� = 68

Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V pada siklus I

adalah 68.

Page 9: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

46

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dapat

diketahui persentase ketuntasan belajar siswa yang tercantum pada

Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa paa Siklus I

Ketuntasan

Siswa

Sisklus I

∑ siswa %

Tuntas 14 51,9

Tidak tuntas 13 48,1

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan hampir setengah

jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I terdapat

beberapa kesimpulan. Hasil pengamatan tersebut terangkum dalam

tabel berikut:

Tabel 4.3

Refleksi Pembelajaran Siklus I

Kendala Peneliti Saran Perbaikan

1) Penggunaan waktu yang

melebihi alokasi waktu yang

telah direncanakan.

2) Pengelolaan kelas saat

melakukan kerja kelompok.

3) Siswa melakukan kegiatan

1) Peneliti lebih memperhatikan

waktu dan membatasi waktu

setiap kegiatan.

2) Peneliti sebaiknya dapat

menguasai kelas dan

karakteristik siswa.

Page 10: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

47

yang tidak sesuai dengan

pembelajaran

4) Siswa kurang terampil

menggunakan media

pembelajaran (kertas

warna/kertas lipat).

3) Peneliti tidak menggunakan

media tersebut lagi pada

siklus selanjutnya.

4) Peneliti memilih media yang

sederhana dan tidak rumit

agar mudah dipelajari siswa.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

akan digunakan atau dilakukan pada siklus II. Hal-hal yang

dipersiapkan diantaranya:

1) Instrumen penelitian

Ada beberapa instrumen yang digunakan peneliti pada

saat tindakan diantaranya: rencana pelaksanaan

pembelajaran, soal evaluasi, lembar observasi siswa dan

guru, lembar observasi kelompok siswa, jurnal harian siswa.

Instrumen penelitian tersebut dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing, kemudian dikonfirmasi dan diajukan kepada

pihak sekolah dan guru kelas. Setelah mendapatkan

persetujuan, peneliti dapat langsung melakukan penelitian.

Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, serta lembar

observasi kelompok siswa yang disesuaikan dengan

banyaknya kelompok dan observer yang nantinya akan

Page 11: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

48

diberikan kepada observer untuk digunakan pada saat

penelitian. Untuk soal evaluasi, peneliti mempersiapkan

jumlah lembar soal evaluasi disesuaikan dengan jumlah

siswa di kelas V. Sedangkan untuk jurnal harian

menggunakan kertas dari siswa.

2) Media pembelajaran

Media yang digunakan pada siklus II untuk

menunjang pembelajaran adalah kertas karton yang telah

digambarkan menyerupai kertas berpetak,kertas berpetak,

penggaris, dan spidol warna. Peneliti menyiapkan kertas

berpetak dan spidol warna, sedangkan penggaris yang

digunakan merupakan milik siswa pribadi. Kertas berpetak

digunakan untuk membantu siswa memahammi cara

menghitung penjumlahan pecahan karena kertas berpetak

memiliki ukuran yang sama pada tiap kotaknya. Dibantu

dengan penggunaan penggaris dan spidol warna agar siswa

dapat membedakan penjumlahan pecahan tersebut

berdasarkan warnanya.

3) Observer

Observer yang dipersiapkan untuk mengobservasi

guru, siswa dan kelompok siswa adalah guru kelas V dan

rekan peneliti. Para observer dipersiapkan untuk melakukan

observasi terhadap guru, siswa dan kelompok siswa.

Page 12: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

49

Observer diberikan petunjuk untuk mengisi lembar observasi

yang telah disediakan.

4) Siswa yang diteliti

Peneliti mempersiapkan siswa yang akan diteliti

dengan sebelumnya memberitahukan kepada siswa bahwa

peneliti akan melakukan penelitian pada kelas tersebut.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran matematika pada tindakan II dilakukan pada

hari Selasa tanggal 7 Juni 2011. Peneliti memulai kegiatan

pembelajaran pukul 10.00 WIB dengan jumlah siswa yang hadir

sebanyak 25 orang dan tiga orang observer. Sebelumnya peneliti

telah memberikan lembar observasi yang telah disiapkan untuk

observer. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan menanyakan kabar siswa. Peneliti menanyakan kesiapan

siswa untuk belajar. Peneliti melakukan apersepsi dengan

mengaitkan pembelajaran kepada materi sebelumnya tentang

penjumlahan dua pecahan. Peneliti melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang penjumlahan 2 pecahan yang sebelumnya sudah

dipelajari. Peneliti memberikan beberapa contoh penjumlahan dua

pecahan dan meminta siswa untuk menyelesaikannya di depan kelas.

Page 13: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

50

Guru : ”Coba, siapa yang bisa mengerjakan soal ini?” �

+

(menulis di papan tulis)

Siswa : ”Saya bu.” �

(menulis di papan tulis)

Guru : ”Ya, pintar sekali. Nah bagaimana kalau...” �

� +

� (menulis

di papan tulis) ”Ayo siapa yang bisa?” Siswa : (mengacungkan tangan) Guru : ”Nah ayo coba bagaimana?”

Siswa : �

� +

� =

� (menulis di papan tulis)

Guru : ”Coba lihat, betul tidak jawabannya?” Siswa : ”Betul bu”

Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang penjumlahan tiga pecahan yang akan dipelajari. Pada

awalnya guru memberikan sebuah contoh soal penjumlahan tiga

pecahan dengan menggunakan media kertas karton yang

digambarkan menyerupai kertas berpetak. Peneliti memberikan

contoh penjumlahan tiga pecahan berpenyebut sama dan tiga

pecahan yang berpenyebut beda. Peneliti meminta siswa untuk

mengerjakan di depan kelas. Beberapa siswa mengerjakan soal di

depan kelas dan memberi warna pada kotak-kotak dengan

menggunakan spidol warna.

Page 14: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

51

Contoh soal:

� +

� +

�=

� +

� +

��=

��

��

+ + =

+ + =

Gambar 4.4

Penggunaan Media Kertas Berpetak di Papan Tulis Saat

Pembelajaran

Gambar 4.5

Siswa Mengerjakan Soal di Depan Kelas

Peneliti kemudian membagikan tugas kepada setiap

kelompok untuk mengerjakan soal yang ada pada LKS dengan

Page 15: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

52

menggunakan media kertas berpetak, spidol warna dan penggaris.

Guru membimbing siswa dalam pengisian LKS. Pada siklus

sebelumnya siswa menggunakan kertas warna dan kesulitan dalam

membagi sama besar tiap kertasnya. Namun pada siklus II ini siswa

merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal yang diberikan. Siswa

bertanya pada peneliti tidak terlalu banyak dibandingkan pada siklus

I. Selanjutnya setelah seluruh kelompok menyelesaikan tugasnya,

perwakilan kelompok mempresentasikan hasil jawaban kelompok.

Hanya ada dua kelompok saja yang bersedia mempresentasikan hasil

diskusinya. Siswa yang lain memperhatikan presentasi siswa yang

ada di depan kelas. Guru membimbing siswa mempresentasikan

hasil diskusinya. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan penguatan

materi. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mengerjakan soal

tes secara individu dalam waktu 20 menit. Kali ini waktu yang

diberikan cukup bagi siswa untuk mengerjakan soal tes. Hanya ada

beberapa orang siswa yang bertanya mengenai soal yang tidak

dimengerti.

Setelah selesai mengerjakan soal tes peneliti memberikan

motivasi kepada siswa. Peneliti menyampaikan kepada siswa untuk

terus belajar di rumah dan mengerjakan banyak soal latihan terkait

materi yang telah dipelajari, yaitu penjumlahan pecahan.

Page 16: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

53

c. Evaluasi Pembelajaran

Pada saat pelaksanaan tes siklus II banyaknya siswa yang

bertanya lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Waktu yang

diberikan untuk mengerjakan soal tes tersebut sudah cukup sehingga

tidak memerlukan waktu tambahan.

Hasil tes pada siklus II dianalisis dan diberikan nilai oleh

peneliti. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 56 dan nilai

tertinggi adalah 96, sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Nilai Hasil Tes Siswa pada Siklus I

No. Nilai Banyaknya Siswa

1. 56 6

2. 64 5

3. 72 2

4. 76 2

5. 80 2

6. 84 1

7. 88 1

8. 92 1

9. 96 5

Jumlah 1856 25

Page 17: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

54

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dihitung menggunakan rumus

yang telah dipilih sebagai berikut:

X� = ∑

� =

����

�� = 74,2

Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V pada siklus

II adalah 74,2.

Gambar 4.6

Diagram Batang Nilai Rata-Rata Hasil Tes Siswa Siklus I dan Siklus II

Pada Gambar 4.6 nilai rata-rata siswa mengalami

peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil tes siswa

68 dan meningkat pada siklus II menjadi 74,2.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

NILAI RATA-RATA HASIL TES SISWA

Siklus I (68)

Siklus II (74,2)

Page 18: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada sik

diketahui persentase ketuntasan belajar siswa yang tercan

tabel 4.5

Berdasarkan

yang belum meme

peningkatan persentase ketuntasan dari sebelumnya.

Diagram Batang Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada sik

diketahui persentase ketuntasan belajar siswa yang tercan

5 berikut ini:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Ketuntasan

Siswa

Sisklus II

∑ siswa %

Tuntas 19 76

Tidak tuntas 6 24

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan ada

yang belum memenuhi nilai ketuntasan minimum, n

peningkatan persentase ketuntasan dari sebelumnya.

Gambar 4.7

Diagram Batang Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I Tuntas (51,8%)

Siklus II Tuntas (76%)

Siklus I tidak Tuntas

(48,1%)

Siklus II Tidak Tuntas

(24%)

55

Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II dapat

diketahui persentase ketuntasan belajar siswa yang tercantum pada

a Siklus II

%

76

24

ada 6 orang siswa

nuhi nilai ketuntasan minimum, namun sudah ada

peningkatan persentase ketuntasan dari sebelumnya.

Diagram Batang Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus I Tuntas (51,8%)

Siklus II Tuntas (76%)

Siklus I tidak Tuntas

(48,1%)

Siklus II Tidak Tuntas

(24%)

Page 19: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

56

Pada Gambar 4.7 terlihat peningkatan ketuntasan belajar

siswa. Pada siklus I banyaknya siswa yang tuntas 51,8% dan

meningkat pada siklus II menjadi 76%.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terdapat

beberapa kesimpulan . Hasil pengamatan tersebut terangkum dalam

tabel berikut:

Tabel 4.6

Refleksi Pembelajaran Siklus II

Kendala Peneliti Saran Perbaikan

1) Masih ada siswa yang

melakukan tindakan tidak

sesuai dengan pembelajaran.

2) Waktu yang digunakan masih

melebihi alokasi waktu yang

telah direncanakan.

1) Peneliti harus lebih menguasai

kelas dan karakter siswa.

2) Peneliti harus mendesain

kegiatan pembelajaran supaya

siswa semangat belajar.

3) Peneliti harus dapat mengelola

waktu dengan baik.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui

penggunaan pendekatan realistik untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V pada pembelajaran metematika pokok bahasan penjumlahan

pecahan di Sekolah Dasar.

Page 20: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

57

1. Analisis Kualitatif Penggunaan Pendekatan Realistik dalam

Pembelajaran Matematika

Lembar observasi guru dan siswa merupakan gambaran dari

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan siswa selama

pembelajaran. Sementara itu, lembar observasi kelompok siswa

merupakan gambaran dari kegiatan siswa dalam kelompok selama

pembelajaran. Lembar-lembar observasi tersebut diberikan dan diisi

observer sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Observer

hanya mengamati pembelajaran yang kemudian dituangkan ke dalam

lembar observasi tersebut.

Peneliti berperan sebagai seorang guru pada saat tindakan.

Namun, peneliti masih mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan

dalam pembelajaran. Peneliti masih belum dapat mengaplikasi seluruh

kegiatan yang telah direncanakan dalam RPP. Pada pelaksanaannya

peneliti masih kesulitan dalam mengetur waktu pembelajaran.

Pada awalnya siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti (menggunakan media). Sehingga siswa merasa

kesulitan dalam menggunakan media yang disediakan yaitu kertas

warna/lipat. Siswa kurang bersemangat dalam belajar. Namun setelah

siswa mengerjakan tugas kelompok, siswa jadi lebih bersemangat.

Sulitnya membangun keaktifan siswa di dalam kelas sehingga peneliti

harus terus memotivasi dan membujuk siswa untuk menjawab

pertanyaan dan mengerjakan soal di depan kelas. Pada saat siswa

Page 21: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

58

secara kelompok mengerjakan tugas LKS, banyak siswa yang bekerja

sendiri, tidak terjalin kerjasama yang baik dalam kelompok. Hal

tersebut mengakibatkan siswa yang seharusnya dapat mengerti dengan

adanya pengelompokan yang bertujuan agar seluruh siswa dapat

membaur dan bekerjasama dalam kelompok, tidak dapat tercapai

dengan baik dan tujuan dibentuknya kelompok tidak tercapai.

Kekurangan peneliti yang paling menonjol pada saat tindakan

adalah kurangnya kemampuan pengaturan waktu. Pada siklus I waktu

yang digunakan terlalu lama sehingga menambah waktu 30 menit

sedangkan pada siklus II peneliti menambah waktu 5 menit.

Pada tindakan II siswa sudah terbiasa menggunakan media dan

bersemangat dengan media yang digunakan. Walaupun masih banyak

siswa yang sulit dikondisikan. Waktu yang diperlukan untuk

mengerjakan tugas LKS lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Pada

siklus II jumlah siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan

peneliti lebih banyak. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas

kelompok. Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa dan guru, dan

kegiatan kelompok siswa, peneliti masih merasa kesulitan dalam

mengatur siswa yang berprilaku tidak sesuai dengan pembelajaran.

Pada saat mengerjakan soal tes yang pertama (siklus I) siswa

masih banyak bertanya dan kesulitan mengerjakan tes. Sedangkan

pada pengerjaan soal tes yang kedua (siklus II) siswa lebih tenang dan

waktu yang digunakan lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Dari

Page 22: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

59

segi waktu sudah mengalami sedikit peningkatan, walaupun waktu

yang digunakan masih belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah

direncanakan.

Berdasarkan jurnal harian siswa, banyak siswa yang merasa

kesulitan melakukan penjumlahan pecahan dengan menggunakan

kertas warna/lipat yang dilakukan di siklus I. Sedangkan pada siklus II

dengan menggunakan kertas berpetak, siswa merasa lebih mudah

dalam mempelajari penjumlahan pecahan. Hal tersebut terlihat pada

perbandingan nilai test siswa pada siklus I dan siklus II. Nilai test

siswa pada siklus II meningkat dan persentase kelulusanpun

meningkat 24,2%. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, banyaknya

siswa yang bertanya pada siklus II lebih sedikit dibandingkan pada

siklus II.

2. Analisis Kuantitatif Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Analisis kuantitatif peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

berdasarkan nilai hasil tes pada siklus I dan nilai hasil tes siklus II.

Peneliti membandingkan nilai hasil belajar tersebut dengan melihat

peningkatannya. Peningkatan hasil belajar tiap siswa, peningkatan nilai

rata-rata kelas dan peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dinilai berdasarkan hasil

tes silus I dan siklus II, dengan membandingkan perubahan hasil tes

siklus I dan siklus II. Seperti yang tampak pada tabel 4.7 yang

menunjukkan nilai hasil tes siswa padas iklus I dan siklus II.

Page 23: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

60

Berdasarkan tabel perbandingan nilai dan rata-rata nilai siswa

tiap siklus yang tercantum dalam lampiran B.3 halaman 105 terdapat

beberapa penjelasan bahwa 14 siswa yang mengalami pningkatan hasil

belajar dari siklus I ke siklus II, sedangkan 4 orang siswa yang nilainya

tidak ada peningkatan pada siklus I dan siklus II. Namun, ada enam

orang siswa yang nilainya menurun pada siklus II. Hal tersebut terjadi

diakarenakan materi pada siklus II lebih sulit dari pada mareri siklus I.

Selain dilihat berdasarkan nilai siswa pada siklus I dan siklus II,

peneliti melihat pada peningkatan nilai rata-rata hasil tes siswa pada

siklus I dan siklus II.

Nilai rata-rata hasil tes siswa pada siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan. Terlihat pada siklus I nilai rata-rata hasil tes

adalah 68, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi

74, 2. Selisih nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II adalah 6,4.

Walaupun tidak cukup tinggi, namun hal tersebut tidak menjadi

masalah dikarenakan ketuntasan belajar yang mengalami peningkatan.

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I siswa

yang tuntas ada 51,8%, kemudian mengalami peningkatan sebanyak

24,2% pada siklus II menjadi 76%. Begitu pula sebaliknya, diimbangi

banyaknya siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan sebanyak

24,1%. Pada siklus I terdapat 48,1% siswa yang tidak tuntas, sedangkan

pada siklus II ada 24% siswa yang tidak tuntas.

Page 24: 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0702525...41 Gambar 4.1 Penggunaan Media Kue Wafer Saat Pembelajaran Peneliti memberikan contoh pecahan

61

Berdasarkan kriteria tingkat persentase keberhasilan siswa

menurut Aqib dkk., pada penelitian ini persentase

keberhasilan/ketuntasan belajar siswa yang melebihi nilai KKM sebesar

76% termasuk pada tingkat tinggi yang berkisar 60% -79%.

Meningkatnya hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II tidak

terlepas dari penggunaan pendekatan realistik dalam pembelajaran

matematika pada materi penjumlahan pecahan.