34322462-pengantar-akuntansi

189
PENGANTAR AKUNTANSI 1 1

Upload: asep-suherman

Post on 13-Aug-2015

133 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PENGANTAR

AKUNTANSI

1

1

Page 2: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 1

AKUNTANSI DAN RUANG LINGKUPNYA

1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi tepatnya Akuntansi Keuangan atau ada juga yang menyebut akunting

adalah merupakan bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan suatu

informasi tentang kondisi keuangan, berupa posisi keuangan yang tertuang dalam

jumlah kekayaan, uang dan modal suatu usaha pada suatu waktu atau periode

tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan tidak perlu lagi mengunjungi suatu

perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil

usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan ini.

Definisi akuntansi yang dapat dipakai unutk memahami lebih dalam pengertian

akuntansi ini, ada dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT),

akuntansi diartikan sebagai berikut “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan

menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal

mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para

pemakainya”

Sedangkan Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)

mendifinisikan Akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan,

penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter,

transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk

menafsirkan hasil-hasilnya”

Definisi ini bisa dipermasalahkan seandainya kita berhadapan dengan keadan sistem

pencatatan yang sudah menggunakan komputerisasi, apalagi proses pengolahan

datanya tidak lagi melalui pencatatan tetapi melalui optic, dialing atau keyboard

2

Page 3: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

sehingga sama sekali tidak melibatkan proses pencatatan konvensioanal. Definisi ini

sudah “out of date”

Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi

sebagai berikut “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah

memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu

badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan

ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternative”.

1.2 Pemakai Informasi Akuntansi

Secara umum pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik dari suatu

perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dari

prospeknya di masa datang. Bagi pemilik I informasi itu dapat digunakan untuk

memutuskan, apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan

itu atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat lain. Bagi calon

pemilik informasi akuntansi akan digunakan untuk memutuskan apakah ia akan

menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah

pinjaman diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan

untuk menilai risiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.

Badan-badan Pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi keuangan

perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya. Kantor pajak

yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa

kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan. Pegawai dan serikat pekerjanya sangat

tertarik mengenal stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang mempekerjakannya.

3

Page 4: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Pihak yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir

akuntasi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan

perusahaan. Kadang-kadang mereka, secara keseluruhan disebut sebagai manajemen

(management) perusahaan. Jenis informasi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap

manajemen perusahaan berbeda sesuai dengan besarnya perusahaan. Manajemen

sebuah, perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan informasi akuntansi yang

sedikit saja. Semakin besar perusahaan, semakin sedikit kesempatan manajemen

perusahaan unutuk berhubungan langsung dengan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi,

walaupun demikian, ia harus mendapatkan inforamsi yang tepat waktu mengenai

bermacam-macam aspek yang terdapat dalam perusahaan itu.

Informasi yang relevan untuk satu pihak mungkin menjadi tidak relevan bagi pihak

lain. Akan tetapi, begitu kelompok-kelompok yang membutuhkan inforamsi

akuntansi dapat diidentifikasikan, informasi yang relevan juga dapat ditentukan. Jika

kedua hal tersebut telah diketahui, seorang akuntan dapat menciptakan kerangka

sistem inforamsi yang diperlukan untuk membantu setiap kelompok tersebut dalam

membuat penilaian dan keputusan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan di

masa mendatang.

1.3 Profesi Akuntan

Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi:

1. Akuntan public

2. Akuntan manajemen

3. Akuntan pemerintah

4. Akuntan pendidik

4

Page 5: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Akuntan public atau kadang disebut akuntan ekstern (external accountants) adalah

akuntan independent yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.

Mereka bekerja secara bebas, pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan.

Termasuk dalam kategori akuntan public adalah akuntan yang bekerja pada kantor

tadi. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan public dan mendirikan kantor akuntan,

seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan

public dapat memberikan pelayanan dalam bidang:

1. Jasa pemeriksaan (audit)

2. Jasa perpajakan (tax services)

3. Jasa konsultasi manajemen

4. Jasa akuntansi

Akuntan manajemen atau disebut juga akuntan intern (internal accountants) adalah

akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jabatan yang dapat

diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi, controller atau

direktur keuangan.

Tugas yang dikerjakan oleh akuntan intern dapat berupa:

1. penyusunan sistem akuntansi

2. Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan

Penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen

3. Penyusunan anggaran

4. Menangani masalh perpajakan

5. Melakukan pemeriksaan intern.

5

Page 6: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah,

seperti di departemen-departemen, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

(BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain.

Disamping tiga golongan akuntan tersebut di atas, terdapat akuntan yang bekerja

sebagai pendidik. Akutan pendidik terutama bertugas dalam pendidikan akuntansi,

yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian

di bidang akuntansi.

1.4 Bidang Akuntansi

Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga mempunyai bidang-

bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Pembahasan mengenai

bidang-bidang akuntansi banyak diambil dari Guideline on The Core of Konowledge

Professional Subjects; International Federation of Accountants; Now York; 1984.

Kecenderungan untuk sosialisasi disebabkan oleh perkembangan perusahaan,

timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh

Pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama-sama

dengan kemajauan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat telah

mengharuskan akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialiasi

tertentu.

Berikut ini adalah bidang- bidang dalam Akuntansi:

Akuntansi Keuangan (Financial Accounting).

Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi, secara keseluruhan.

Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan.

Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan banyak

macam ragamnya, maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general

purpose). Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan

6

Page 7: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturan-

aturan itu disebut “Standar Akuntansi Keuangan”. Adalah merupakan kewajiban bagi

perusahaan untuk mengikuti standard akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun

laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di

luar perusahaan. Standard akuntansi keuangan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Auditing

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan

oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi

akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain

yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur

atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Konsep yang

mendasari auditing adalah objektivitas dan independensi dari pemeriksa. Konsep lain

yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan

relevan. Pengumpulan bukti, bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi

dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan prosedur

pemeriksaan lainnya.

Dalam melakukan audit, akuntan tunduk pada standard auditing dan kode etik

akuntan. Standard auditing dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Audit merupakan jasa utama yang

diberikan oleh akuntan public. Tetapi disamping akuntan public, hampir semua

perusahaan besar juga mempekerjakan pegawai yang berfungsi sebagai pemeriksa

intern (Internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa intern adalah

menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah mematuhi

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

7

Page 8: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen

perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan

kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan

keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan merupakan

trend baru dalam akuntansi manajemen. Keguanaan akuntansi manajemen dalam

pengambilan keputusan dapat dilihat, misalnya dalam hal yang diperlukan, akuntasi

manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja. Ada kalanya digunakan data

yang baru terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang.

Disamping itu, pemecahan masalah akuntansi manajemen kadang memerlukan

bantuan disiplin ilmu lain, misalnya: teori organisasi, ilmu perilaku, dan teori

informasi. Dalam tahun-tahun terakhir ini, akuntan public telah mengembangkan

penyediaan jasa konsultasi bisnis serta jasa konsultasi ekonomi dan keuangan. Jasa-

jasa tersebut banyak mendasarkan pada pengetahuan tentang akuntansi manajemen.

Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang ini menekankan pada penetapan dan control atas biaya. Ia terutama

berhubungan dengan biaya produksi suatu barang, tetapi perhatian yang makin

meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Bahkan akuntansi biaya telah

mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Fungsi utama akuntansi biaya

adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah

maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi-manajemen

sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk

membuat rencana di masa mendatang.

8

Page 9: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan

untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan

kejadian keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak,

konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan

melaporkannya ditetapkan oleh peraturan pajak. Oleh karena setiap perusahaan akan

selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang akuntan perlu

mengetahui konsep, metode, dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut. Di

samping itu, peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

keputusan usaha yang akan dilkakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah

pajak, akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning),

pelaksanaan peraturan perpajakan atau mewakili perusahaan dihadapan kantor pajak.

Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di antaranya adalah memberi nasihat tentang

bagaimana meminimalisasi pengaruh pajak, apabila secara hukum dimungkinkan.

Nasihat-nasihat tersebut di antaranya adalah pemilihan bentuk badan usaha, metode

akuntansi yang diterapkan dan cara menangani suatu transaksi. Dalam pelaksanaan

peraturan perpajakan seorang akuntan dapat membantu dalam perhitungan pajak yang

terutang, mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan kegiatan-kegiatan

administrasi perpajakan lainnya. jasa mewakili perusahaan berkaitan dengan kegiatan

pengurusan masalah perpajakan yang memerlukan hubungan langsung dengan pihak

pajak.

Sistem Inforamsi (Information System)

Bidang ini menyediakan inforamsi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan

untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses

informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham,

kreditur, badan-badan Pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai dan pihak-pihak

9

Page 10: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan

mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah tersebut dapat

ditangani. Beberapa aspek dari suatu sistem adalah bahwa ia harus dapat

menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan

pada tingkat akurasi yang wajar.

Perlu diterapkan pengendalian dalam sistem sehingga dapat menghasilkan informasi

yang dapat dipercaya pada tingkat biaya yang layak. Bidang ini berhubungan dengan

perencanaan serta pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan

maupun non-keuangan. Sistem yang dirancang haruslah menyediakan cara untuk

melindungi kekayaan perusahaan sedemikian rupa sehingga terdapat adanya

“pengendalian intern” dan sedapat mungkin mendapatkan arus laporan yang efisien

dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Ia juga

harus mengetahui tentang penggunaan dan kegunaan dari beberapa peralatan

pemrosesan data (data processing equipment). Tugas seorang akuntan dalam bidang

ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu sistem dalam

perusahaan.

Penganggaran (Budgeting)

Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan

perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan

pengontrolannya. Anggaran adalah saran untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Ia

berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang serta nilai

uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan

realisasinya, maka ia dapat merupakan alat control di dalam perusahaan.

Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)

Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi

yang terjadi di badan Pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek

10

Page 11: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

kepengurusan dari administrai keuangan Negara. Di samping itu, bidang ini

mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran Negara. Termasuk di

dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

1.5 Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah organisasi profesi akuntansi

Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun

dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun1973, dengan maksud

antara lain untuk menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan

sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu

itu, di mana laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun

atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut.

Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia Penghimpun

Bahan-bahan dan Struktur daripada “Generally Accepted Accounting Principles dan

Gengerally Accepted Auditing Standars” yang terdiri dari Dewan Penasihat Panitia

kerja, antara lain telah berhasil menghimpun dan mengkodifikasikan prinsip

akuntansi. Hasilnya kemudian disahkan pasca Kongres III tanggal 2 Deesember 1973,

yaitu menjelang diaktifkannya kembali Pasar Uang dan Modal. PAI ini merupakan

salah satu prasarana mutlak bagi terbentuknya pasar uang dan modal pada waktu itu,

dimana laporan keuangan perusahaan yang akan mengeluarkan surat-surat berharga

kepada masyarakat harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi tersebut. Adapun

bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun Prinsip Akuntasi 1973 adalah

sebagai berikut:

1. Buku prinsip-prinsip Accounting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan

Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN),

11

Page 12: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Departemen Keuangan RI sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP).

2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business

Enterprise, oleh Paul Gradi, diterbitkan oleh AICPA.

3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA.

4. Kumpulan dan Accounting Research Bulletins (ARBs), diterbitkan oleh

AICPA

5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting

and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation

6. Wet op de jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA.

7. Beberapa literature lainnya.

PAI 1973 ini setelah berjalan selama satu dasawarsa kemudian disempurnakan lagi

dengan “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip Akuntansi 1984 adalah sebagai

ganti Prinsip Akuntansi Indonesia 1973. Sama halnya dengan PAI 1973, perumusan

prinsip, prosedur, metode dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia 1984

ini, dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang

diungkapakan secara garis besar atau bersifat umum, tidak mencakup praktek

akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang memerlukan

penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan”tersendiri.

Sehubungan dengan itu, Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian

Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah

serta menjelaskan standard akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari PAI 1984. Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI

1984 diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan 1994. Standar Akuntansi

12

Page 13: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Keuangan 1994 mengadopsi pernyataan resmi (pronouncements) International

Accounting Standars Committee (IASC). IAI mengadopsi statements atau pernyataan

IASC sebagai dasar acuan standard akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,

kemudian menerbitkan dua buah buku, yaitu”Standar Akuntansi Keuangan – Oktober

1994”, buku satu dan dua yang berisi:

1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

2. Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang

setaraf standard Internasional.

Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut, merupakan landasan yang

dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyusunan

laoporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1

januari 1995. Standard Akuntansi Keuangan terus menerus direvisi dan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) yang terbaru diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 2004.

1.5 Sifat Dasar Akuntansi

Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang

harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip

dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi ini

yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak kajian yang telah menawarkan dan

menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No. 4

dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut:

1. Accounting entity:

Dalam menyusun informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan

akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas

13

Page 14: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

sebagai sesuatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita

tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus

menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus

masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.

2. Going concern

Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa

perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang

akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini

akan bubaar. Prinsip ini menjad dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan

dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang

dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau

harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan

dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai asset dari perusahaan yang sudah

dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan

harga atau nilai asset yang masih berjalan.

3. Measurement:

Akuntansi ialah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic

Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki

perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban,

mmodal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki

kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu.

4. Time Period

Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal

tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang

dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi

14

Page 15: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode

tertentu. Sedangkan laporan Arus Kas menggambarkan informasi arus kas

masuk dan keluar pada periode tertentu.

5. Monetary Unit

Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran

moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan

dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dollar misalnya).

6. Accrual

Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan

tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya

bukan keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang

sudah merupakan hak atau kewajiban perussahaan atau belum. Kalau sudah,

harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.

7. Exchange Price

Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga

pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining

antara pembeli (demand) dan penjual (supply).

8. Approximation

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai,

harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya.

15

Page 16: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

9. Judgement:

Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-

pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman

yang dimilikinya. Misalnya judgement tentang memilih FIFO, LIFO, metode

garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.

10. General Purpose:

Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan

ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak

ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau

karyawan.

11. Interrelated Statement

Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini

merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan

rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun)

dengan pos lainnya.

12. Substance Over Form

Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil

keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang

berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.

Misalnya dalam akte Notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan

setoran (transaksi) belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan yang

sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk

ke rekening perusahaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal

16

Page 17: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi

belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja

kendati pun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.

13. Materiality

Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam

setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya.

Pengertian penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para

pengambil keputusan yang normal.

Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya para penulis lain mengemukakan sifat-sifat

lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti:

1. Laporan Historis:

Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi.

Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga

informasinya bukan prediksi kendati pun dari laporan historis kita bisa

melakukan prediksi dalam keadaan situasi normal.

2. Classification

Inforamsi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar

akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya misalnya klasifikasi

perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi,

berguna untuk kepentingan pemilik, kreditur, dan pemakai lainnya.

17

Page 18: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3. Summarization

Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan

dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah

mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisa.

4. Measuremen Basis

Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bernacan-macam

metode pengukuran seperti Haga Pokok (Cost) Harga Pasar (Market), Harga

yang terendah antara harga Pokok dan harga Pasar atau Locom (Lower of Cost

on Market), Harga realisasi (Realizable Value), dan lain-lain.

5. Verifiability

Setiap inforamsi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke

bukti-bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.

6. Conservation

Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti

(uncerainty). Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan akan

menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan.

Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan pendapatannya yang paling

minimal. Jika ada potensi rugi kendati pun belum direalisir tetapi sudah ada

dasarnya sudah dapat dicatat atau diinformasikan, sedang laba yang belum

direalisir, walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba. Hal

ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada para pemilik modal,

kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba itu akan

terrealisasi nantinya maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan.

18

Page 19: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

7. Technical Terminology

Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah

teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami

para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu

yang lain.

Demikianlah sifat dan ciri akuntansi yang harus diketahui agar kita dapat

memanfaatkan outputnya. Akuntansi merupakan tool of management, ia membantu

fungsi-fungsi manajemen. Dalam fungsi perencanaan informasi, akuntansi sangat

berguna dalam penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam pengawasan, tugas

akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan planning untuk

mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga dapat dengan mudah

melakukan usaha-usaha koreksi dan perbaikan secara lebih dini.

19

Page 20: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 2

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

kas dari kegiatan Investasi:

Pembayaran kas untuk akuisisi tanah

(7.500.000)

Arus kas dari kegiatan keuangan:

Kas diterima sbg investasi pemilik 10.000.000

Dikurangi:prive oleh pemilik (1.000.000)

Arus kas bersih dari kegiatan keuangan 9.000.000

Arus kas bersih dan saldo kas 31 Agustus 2005 3.400.000

Pada semua laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahaannya, judul

laporan, serta tanggal atau periodenya. Data yang disajikan dalam neraca adalah per

tanggal tertentu. Sedangkan data yang disajikan dalam perhitungan rugi-laba,

laoporan modal pemilik, dan laporan arus kas adalah untuk suatu periode tertentu.

Perlu diperhatikan penggunaan spasi, judul yang jelas tanda mata uang, dan garis

bawah, dalam sebuah penyusunan laporan keuangan tersebut. Hal ini sangat

membantu untuk memberi penekanan pada setiap bagian laporan itu bagi yang

membacanya.

Perhitungan Rugi-Laba

Kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan

pendapatan disebut laba bersih atau penghasilan bersih. Jika beban perusahaan

melebihi pendapatannya, kelebihannya disebut rugi bersih. Biasanya tidak mungkin

untuk menentukan jumlah yang tepat dari beban yang dikeluarkan dalam hubungan

20

Page 21: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

dengan masing-masing transaksi pendapatan. Oleh karenanya, dianggap memuaskan

untuk menentukan laba bersih atau rugi bersih bagi periode waktu yang ditetapkan,

seperti sebulan atau setahun, dan bukan untuk setiap penjualan atau sekelompok kecil

penjualan.

Seperti yang ditunjukkan, penentuan laba bersih (atau rugi bersih) periodik

merupakan proses penandingan dua langkah, pertama, pendapatan diakui selama

periode itu. Kedua, aktiva yang dikonsumsi dalam menghasilkan pendapatan harus

ditandingkan (matched) terhadap pendapatan guna menentukan laba bersih atau rugi

bersih. Pada umumnya, pendapatan dari pemberian jasa akan diakui setelah jasa

tersebut diterima oleh pelanggan. Aktiva yang dikonsumsi untuk menghasilkan

pendapatan selama suatu periode harus diakui sebagai beban. Dengan cara seperti ini,

beban ditandingkan dengan tepat terhadap pendapatan yang dihasilkan.

Dampak pendapatan yang dihasilkan dan beban yang dikeluarkan selama bulan ini

untuk White Bird Taxi ditunjukkan dalam persamaan, masing-masing sebagai

kenaikan dan penurunan di dalam modal pemilik. Rinciannya, bersama dengan laba

bersih sejumlah 1.700.000 dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba.

Cara beban operasi disajikan dalam perhitungan rugi-laba bervariasi di antara

beberapa perusahaan. Salah satu susunan yang umum diikuti adalah mengurutnya

menurut besarnya, dimulai denganpos yang terbesar. Beban rupa-rupa biasanya

diperlihatkan sebagai pos terakhir, tanpa memperhatikan jumlahnya.

Laporan Modal Pemilik

Tiga jenis transaksi yang mempengaruhi modal pemilik untuk White Bird Taxi

selama bulan ini adalah :

1. Investasi awal sebesar 10.000.000

21

Page 22: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Pendapatan dan beban yang menghasilkan laba bersih sebesar 1.700.000

untuk bulan bersangkutan;

3. Pengamblilan 1.000.000 oleh pemilik Informasi ini disajikan dalam laporan

modal pemilik. Sebagai penghubung antara neraca dan perhitungan rugi-laba.

Karena White Bird Taxi baru beroperasi selama sebulan, tidak terdapat modal

pemilik pada awal bulan Agustus. Akan tetapi untuk bulan September dan bulan-

bulan berikutnya, terdapat saldo awal yang akan dilaporakan pada laporan modal

pemilik. Sebagi contoh, asumsikan White Bird Taxi melaporkan laba bersih

sebesar 2.400.000 dan pemilik mengambil 2.000.000 selama bulan September.

Laporan modal pemilik bagi White Bird Taxi utnuk bulan September akan

tampaik sebagai berikut:

White Bird Taxi

Laporan Modal Pemilik

Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005

10.700.000

Laba bersih bulan ini 2.400.000

Dikurangi: Penarikan 2.000.000

Penambahan modal pemilik 400.000

Modal Nadine 30 September 2005 11.100.000

22

Page 23: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Neraca

Jumlah aktiva, kewajiban dan modal pemilik White Bird Taxi pada akhir bulan

Agustus, bulan pertama operasi, tampak pada baris terakhir. Dengan sedikit

menyusun kembali data ini dan menambahkan judul menghasilkan pada neraca yang

diilustrasikan pada halaman sebelumnya. Bentuk neraca ini, dengan bagian kewajiban

dan modal pemilik disajikan di bawah bagian aktiva, disebut bentuk laporan. Susunan

lain yang biasa digunakan adalah aktiva dibagian kiri dan kewajiban serta modal

pemilik di bagian kanan.oleh karena mirip dengan perkiraan, yaitu peralatan

akuntansi dasar, maka deisebut neraca bentuk perkiraan.

Adalah lazim untuk memulai bagian aktiva dengan kas. Pos ini diikuti dengan

piutang, perlengkapan, asuransi dibayar di muka, dan aktiva lain yang akan diubah

menjadi kas atau digunakan dalam waktu dekat. Aktiva yang bersifat relatif

permanan, seperti tanah, bangunan dan peralatan mengikuti pola urutan itu.

Untuk pos kewajiban dan modal pemilik dalam neraca, biasanya kewajiban disajikan

terlebih dahulu, baru disusul modal pemilik. Pada ilustrasi, pos kewajiban seluruhnya

terdiri dari hutang usaha. Apabila pos kewajiban tersebut terdiri dari beberapa jenis

kewajiban, setiap jenis harus dirinci, kemudian dijumlah, seperti contoh:

Kewajiban

Hutang usaha...................................... 1.100.000

Hutang gaji......................................... 300.000

Total kewajiban.................................. 1.400.000

23

Page 24: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Laporan Arus Kas

Adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam

tiga bagian:

1. Kegiatan operasi,

2. Kegiatan investasi,

3. Kegiatan keuangan.

Data untuk penyusunan kegita bagian laporan arus kas untuk White Bird Taxi tampak

dalam kolom kas dan ikhtisar.

Arus kas dari bagian kegiatan operasi mencakup transaksi kas yang termasuk dalam

penentuan laba bersih. Untuk White Bird Taxi, kas yang diterima dari konsumen

adalah 4.500.000 untuk honor yang dihasilkan. Pembayaran kas berjumlah 2.500.000,

yang terdiri dari 400.000 dibayarkan kepada kreditor untuk perlengkapan yang dibeli

dan 2.200.000 dibayarkan untuk upah, sewa, prasarana dan beban rupa-rupa. Arus kas

bersih dari kegiatan operasi adalah 1.900.000 (4.500.000-2.600.000).

Arus kas bersih dari kegiatan operasi umumnya berbeda dari jumlah laba bersih

periodebersangkutan. Untuk white bird Taxi, arus kas bersih dan kegiatan operasi

(1.900.000) berbeda dari laba bersih (1.700.000) sebesar 200.000. perbedaan ini

timbul karena perlengkapan sebesar 600.000 digunakan selama bulan Agustus, tetapi

hanya 400.000 yang dibayarkan kepada kreditor. Jadi, meskipun perhitungan rugi-

laba melaporkan beban perlengkapan sebesar 600.000, laporan arus kas hanya

mencakup 400.000 sebagai pembayaran kas untuk perlengkapan.

Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi kas yang

mengakibatkan investasi kas oleh pemilik,. Dan peminjaman serta penarikan oleh

pemilik. Untyuk kWhite Bird Taxi, arus kas dari kegiatan keuangan adalah

10.000.000 dari investasi oleh pemilik, dikurangi pengambilan tunai 1.000.000 oleh

24

Page 25: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

pemilik. Arus kas bersih dari kegiatan keuangan, 9.000.000 diperoleh dengan

mengurangkan penarikan 1.000.000 dari kas 10.000.000 yang diterima dari pemilik

sebagai investasi.

Karena bulan Agustus merupakan bulan pertama operasi White Bird Taxi, maka

kenaikan arus kas untuk bulan Agustus adalah saldo kas tanggal 31 Agustus 2005.

Dalam laporanyang akan datang, saldo kas pada awal periode ditambahkan pada

kenaikan (atau penurunan kas) dalam periode tersebut untuk menunjukkan saldo kas

pada akhir periode. Untuk menggabarkannya, asumsikan bahwa arus kas bersih

White Bird Taxi pada bulan September naik sebesar 250.000. kenaikan itu dihasilkan

dari transaksi kas berikut:

Kas diterima dari pelanggan.................................... 6.000.000

Pembayaran kas untuk beban dan

pembayaran kepada kreditor 3.750.000

Penarikan kas oleh pemilik 2.000.000

25

Page 26: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Laporan arus kas White Bird Taxi untuk bulan September adalah sebagai berikut:

White Bird Taxi

Laporan Modal Pemilik

Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005

10.700.000

Laba bersih bulan ini 2.400.000

Dikurangi: Penarikan 2.000.000

Penambahan modal pemilik 400.000

Modal Nadine 30 September 2005 11.100.000

26

Page 27: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SOAL

Soal 1

Berikut ini adalah transaksi dari PT. Bintang Surga selama bulan Juni 2005:

1. Menerima uang kontan sebesar Rp.10.000.000 dari pemiliknya sebagai

tambahan investasi

2. Membeli bensin dan oli Rp.850.000 dibayar tunai

3. Membebankan jasa angkutan Rp.900.000 kepada pelanggan secara kredit

4. Menerima uang kontan sebesar Rp.1.750.000 dari pelanggan secara tunai

5. Membayar beban iklan Rp.750.000

6. Membayar sewa bulan juni sebesar Rp.1.500.000

7. Membayar utang Rp.350.000 kepada kreditor

8. Menerima uang tunai Rp.700.000 dar ipelanggan kredit

9. Membayar uang kontan Rp.1.000.000 kepada pemilik untuk keperluan pribadi

10. Dengan stok opname, ditetapkan bahwa pemakaian bensin dan oli selama

bulan itu adalah Rp.575.000

Tunjukkanlah akibat dari setiap transaksi di atas terhadap persamaan akuntansi,

dengan cara berikut: buatlah daftar berbentuk table, diberi yang benar dari berikut ini

dengan tanda huruf:L

a. Menambah aktiva yang satu mengurangi aktiva yang lain

b. Menambah aktiva, menambah kewajiban

c. Menambah aktiva menambah modal

27

Page 28: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

d. Mengurangi aktiva, mengurangi kewajiban

e. Mengurangi aktiva, mengurangi modal pemilik

Soal 2:

Aktiva CV.Mahadewi laundry pada tanggal 1 Oktober tahun berjalan adalah sebagai

berikut: Kas Rp.1.000.000, Piutang Rp.2.200.000, Perlengkapan Rp.850.000, Tanah

Rp.11.450.000, Utang Usaha Rp.2.030.000, CV, Mahadewi laundry adalah sebuah

perusahaan perorangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ny. Dewi. Saat ini

perusahaan menyewa sebuah gedung, truk pengangkut, dan peralatan sambil

menunggu selesainya fasilitas baru. Pekerjaan sebenarnya dari jasa pencucian

dilakukan oleh perusahaan lain dengan tarif partai besar. Transaksi bisnis selama

bulan Oktober diikhtisarkan sbb:

a. Diterima kas dari pelanggan untuk jasa pencucian Rp.4.928.000

b. Membayar kreditur Rp.1.755.000

c. Diterima per kas Rp.3.700.000 dari Ny. Dewi sebagai investasi tambahan

d. Dibayar sewa untuk bulan ini sebesar Rp.1.200.000

e. Dibebankan pada pelanggan untuk jasa pencucian secara kredit Rp.1.025.000

f. Dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp.245.000

g. Diterima perkas dari pelanggan yang berutang Rp.2.000.000

h. Diterima faktu bulanan untuk beban jasa pencucian bulan oktober (akan

dibayar tanggal 10 November) Rp.1.635.000

i. Dibayar beban upah Rp.850.000 beban truk Rp.250.000, beban prasarana

Rp.325.000, beban rupa—rupa Rp.75.000

28

Page 29: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

j. Ditentukan, dengan mengadakan stok opname,l biaya perlengkapan yang

digunakan selama bula ini Rp.115.000.

Instruksi

1. Tentukan jumlah modal pemilik (Modal Ny. Dewi ) per 1 Oktober tahun

berjalan.

2. Tetapkan aktiva, kewajiban dan modal pemilik per 1 Oktober dalam bentuk

persamaan yang serupa dengan yang ditunjukkan dalam topic ini. Dalam

bentuk kolom-kolom di bawah persamaan tersebut, tunjukkan kenaikkan dan

penurunan yang dihasilkan dari setiap transaksi dan soldo baru setelah

masing-masing yang tepat pada bagian kanan jumlah itu.

3. Susunlah: a. perhitungan rugi-laba untuk bulan Oktober

b. laporan Modal pemilik untuk bulan Oktober

c. neraca per 31 Oktober

29

Page 30: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 3

JURNAL UMUM DAN POSTING

3.1 Pengertian Jurnal Umum

Secara umum jurnal, dapat dikatakan sebagai, buku atau formulir yang digunakan

dalam mencatat semua transaksi perusahaan secara kronologis. Kenapa buku atau

formulir, karena hanya merupakan media pencatatan yang paling penting adalah

bahwa transaksi harus dicatat secara kronologis, sehingga akan dapat menyajikan

kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal dapat juga dikatakan sebagai suatu buku

harian untuk mencatat segala transaksi secara kronologis, dimana dalam pencatatan

ini sudah ditentukan judul akun yang diperlukan serta jumlah uang yang harus di

debit dan jumlah uang yang harus di kredit.

Adapun jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal umum dan jurnal khusus.

Jurnal khusus hanya digunakan untuk transaksi tertentu saja, sedangkan jurnal umum

dapat digunakan untuk semua jenis transaksi. Selanjutnya akan kita pelajari dulu

mengenai jurnal umum (general journal). Jurnal ini dikatakan jurnal umum karena

jurnal ini yang paling umum dipakai oleh perusahaan. Jurnal umum ini dikenal juga

dengan nama jurnal dua kolom (teo column journal) dan dikatakan demikian karena

jurnal ini mempunyai 2 kolom, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Berdasarkan

penjelasan tersebut di atas, maka tujuan dibuatnya jurnal umum adalah sebagai buku

perantara, yaitu untuk mempermudah dalam memasukkan transaksi ke dalam buku

besar (general ledger).

Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya, pencatatan atas suatu transaksi atau

sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen

transaksi seperti faktur, kwintansi, nota debet, nota kredit, cek dan bukti lainnya. Dari

30

Page 31: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

dokumen ini transaksi di catat ke dalam jurnal baru kemudian di posting ke buku

besar.

Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masing-

masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen laporan

keuangan (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) selanjutnya hasil analisis

dicatat dalam jurnal dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar.

Dengan demikian jurnal merupakan penghubung antara transaksi dengan buku besar.

Hubungan tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut:

3.2 Fungsi dan Bentuk Jurnal Umum

Jurnal umum berfungsi untuk mencatat semua jenis transaksi perusahaan, sedangkan

bentuk jurnal umum terdapat berbagai bentuk mulai dari yang sederhana sampai yang

rumit.

Bentuk-bentuk jurnal yang sangat kompleks biasanya adalah jurnal khusus (dirancang

dalam sistem informasi akuntansi). Sedangkan jurnal umum biasanya merupakan

bentuk jurnal yang paling sederhana dan merupakan bentuk standar, yang disebut

jurnal dua kolom. Sebenarnya kolom yang terdapat dalam jurnal ini lebih dari dua

buah, tetapi kolom yang tersedia untuk mencatat jumlah rupiahnya hanya dua, yaitu

satu kolom untuk mencatat jumlah rupiah yang didebit, dan kolom lain untuk

mencatat jumlah rupiah yang dikredit. Contoh bentuk jurnal adalah sebagai berikut:

31

TRANSAKSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI

JURNAL BUKU BESAR

Page 32: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jurnal Umum (1) Halaman:....

Tanggal Nomo

r Bukti

Nama Rekening

dan Keterangan

Ref Debet Kredit

(2) (3) (4) (5) (6) (7)

Adapun fungsi kolom-kolom tersebut adalah sebagai berikut:

1. Setiap halaman pada jurnal harus diberi nomor urut untuk rujukan (referansi).

2. Tahun ditulis paling atas, cukup sekali kecuali berubah, sesudah itu tulis bulan

cukup sekali saja kecuali berubah, baru selanjutnya tanggal cukup sekali

untuk setiap hari.

3. Nomor bukti transaksi dicatat dan dijadikan dasar pencatatan

4. Ditulis nama rekening yang akan didebet dan dikredit, dan juga narasi atau

keterangan singkat tentang transaksi.

5. Mencatat kode rekening yang bersangkutan di buku besar nantinya.

6. Rekening yang di debet nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini

7. Rekening yang di kredit nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini.

32

Page 33: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3.3 Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum

Proses pencatatan suatu transaksi di dalam jurnal disebut menjurnal. Prosedur yang

harus diikuti dalam menjurnal adalah sebagai berikut:

1. Tahun ditulis di atas sub judul. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang

pada suatu halaman apabila halaman tidak berganti.

2. Nama bulan ditulis sekali sesudah tahun dan untuk transaksi yang pertama

terjadi dalam bulan yang bersangkutan. Nama bulan tidak perlu ditulis lagi

pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan yang baru. Jadi

nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama,

kecuali kalau bulan berganti.

3. Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian

kolom yang kecil (sebelah kanan). Untuk setiap transaksi tanggal tidak perlu

ditulis berkali-kali meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa

transaksi.

4. Nama rekening yang didebit ditulis merapat ke tepi sebelah kiri dalam kolom

(4) dan jumlah pendebitandimasukkan ke dalam kolom (6).

5. Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (4),

dan ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama

rekening yang didebit. Jumlah pengkreditan dimasukkan ke dalam kolom (7).

6. Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (4).

Sebaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi

yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

33

Page 34: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Proses pencatatan transaksi ke dalam suatu jurnal akan dijelaskan menggunakan

contoh berikut:

PO Cipto bergerak di bidang jasa angkutan, pada awal pendiriannya Tuan Cipto

menyerahkan harta berikut sebagai modal perusahaan:

Uang tunak Rp.15.000.000,- kendaraan Rp.6.000.000,- dan peralatan kantor

Rp.1.300.000,-

Adapun transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2003 adalah sebagai berikut:

Juli 5 Dibeli peralatan kantor tunai Rp.2.500.000,-cek 4601

6 Diterima uang Rp.750.000,- hasil jasa angkutan Kwt 001

Dibayar untuk bensin Rp.500.000,- dan Rp.250.000,- untuk

supir cek4602

8 Diterima Rp.50.000,- sebagai uang muka jasa angkutan bulan

depan Kwt 002

10 Memberikan jasa angkutan Rp.850.000,- baru diterima tunai

sebesar Rp.500.000,- sisanya kemudian faktur 101

15 Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.250.000,- cek 4603

Dibayar sewa gedung untuk jangka waktu 1 tahun

Rp.3.600.000,- cek 4604

16 Dibayar gaji karyawan Rp.300.000,- cek 4605

Dibayar uang muka untuk pembelian bensin ke SPBU Badak

Singa sebesar Rp.750.000,- untuk memudahkan supir dalam

pengisian bensin cek 4606

18 Diterima tunai atas jasa angkutan Rp.900.000,- dan sisanya

sebesar Rp.600.000,- akan diterima dua minggu lagi kwt 003

34

Page 35: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

20 Dibeli sebidang tanah seharga Rp.10.000.000,- baru dibayar

sebesar2.500.000,- sisanya dua bulan lagi cek 4607

29 Dibayar gaji karyawan 400.000,-cek 4608

Catatlah transaksi di atas ke dalam jurnal umum

Tanggal No.Bukti Keterangan Ref Debet KreditJuli 1 - Kas 15.000.000 - Kendaraan 6.000.000 - Peralatan Kantor 13.000.000 - Modal - 22.300.000 (memulai Usaha) 5 4601 Peralatan Kantor 2.500.000 - Kas - 2.500.000 (pemb. Plt kntr tunai) 6 1 Kas 750.000 - Pend.Jasa - 750.000 (Pend. Jasa tunai) 4602 Biaya BBM 500.000 Biaya Konsumsi 250.000 Kas 750.000

(dibyr bl BBM dan

Konsumsi 8 2 Kas 50.000 Pendapatan dimuka 50.000

(diterima pend jasa

dimuka) 10 101 Kas 500.000 Piutang Usaha 350.000 Pend.Jasa 850.000 (jasa diterima sebagian 15 4603 Perlengkapan Kantor 250.000 Kas 250.000 (perl. Ktr dibeli tunai) 4604 Sewa gedung dimuka 3.600.000 Kas 3.600.000 (dibayar sewa gd u/ 1th) 16 4605 Biaya Gaji 300.000

35

Page 36: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Kas 300.000

(dibayar gaji dua

mingguan) 4606 BBM Dimuka 750.000 Kas 750.000

(dibayar uang muka

BBM) 18 3 Kas 900.000 Piutang Usaha 600.000 Pend.Jasa 1.500.000

(jasa diterima sebagian)

20 4607 Tanah 10.000.000 Hutang Usaha 7.500.000 Kas 2.500.000

(dibeli tanah dbyr

sebagian) 29 4608 Biaya Gaji 400.000 Kas 400.000

(biaya gaji dua

mingguan)

3.4 Posting Dari Jurnal Umum Ke Buku Besar

Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke dalam

buku besar disebut posting. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan jumlah dari

kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit

jurnal ke dalam sisi kredit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit jurnal ke

dalam sisi kredit rekening. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, nama rekening

yang diposting di buku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di

dalam jurnal. Urutan kegiatan memindahkan ke rekening buku besar ini harus sejalan

dengan urutan mendebit dan mengkredit dari jurnal.

36

Page 37: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Dalam perusahaan-perusahaan besar biasanya posting ke buku besar dilakukan

dengan menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan

komputer. Apabila posting dilakukan dengan tangan (dengan secara manual), maka

cara yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening

yang bersangkutan. Apabila suatu jumlah yang dicatat di sisi debit dalam

jurnal, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit rekening. Cara mencatat

tahun, bulan dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam jurnal.

2. Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan

dalam kolom F (Folio) di rekening (buku besar).

3. Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor rekening yang telah diposting

pada kolom Nomor Rekening di dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua

tujuan, yaitu:

a. Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut sudah di posting

b. Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan rekening di buku besar

37

Page 38: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SOAL

1. Morinaga, mendirikan perusahaan perbengkelan dengan nama PO Morenos,

transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2004, adalah sebagai berikut:

Jan 4 Morinaga menyetor uang tunai Rp.3.000.000 ke perusahaan.

5 Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.200.000 cek 4061

6 Dipinjam uang ke BCA Rp.15.000.000 bunga 12%/tahun dibayar tiap

akhir bulan

8 Dibeli peralatan Rp.2.000.000 baru dibayar Rp.1.000.000 faktur 101

9 Dibayar sewa gedung untuk 1 tahun Rp.2.400.000

11 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.800.000 uang langsung diterima

Dibeli perlengkapan tunai Rp.500.000

13 Diselesaikan pekerjaan Rp.1.000.000 uang baru diterima Rp.450.000

15 Dibayar gaji pegawai Rp.300.000 biaya konsumsi Rp.150.000

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.750.000 uang belum diterima

19 Dibeli peralatan bengkel tunai Rp.300.000

20 Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.600.000

21 Dibayar listrik Rp.150.000 PDAM Rp.30.000 dan Telepon

Rp.100.000

23 Dibayar biaya pemeliharaan peralatan bengkel Rp.250.000

Diterima tunai dari tanggan 13 dan lunas

24 Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.000.000

26 Diterima tunai untuk pekerjaan yang sudah diselesaikan Rp.850.000

30 Dibayar biaya konsumsi Rp.100.000 biaya gaji Rp300.000

38

Page 39: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

31 Dibayar biaya BBM Rp.150.000 dan Morinaga mengambil untuk

pribadi sebesar Rp.500.000

Diminta: Catatlah dalam jurnal umum.

39

Page 40: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Perusahaan Jackal Holiday, sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu, dibawah

ini adalah daftar saldo neraca per 31 Desember 2004.

Kas Rp.25.000.000 Piutang Usaha Rp.15.000.000

Perlengkapan Rp.900.000 Bangunan Rp.25.000.000

Hutang Usaha Rp.5.000.000 Hutang Bank Rp.10.000.000

A/P Bangunan Rp.1.250.000

Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2005 adalah sbb:

Jan 1 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.5.000.000 uang belum diterima

4 Diterima piutang usaha Rp.7.500.000

6 Dibayar Hutang Bank Rp.5.000.000 bunga Rp.500.000

9 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.7.350.000 uang langsung diterima

14 Dibayar biaya listrik Rp.50.000 PDAM Rp.25.000 Telepon

Rp.150.000

16 Diambil untuk pribadi uang tunai Rp.250.000

19 Dibayar gaji pegawai Rp.3.500.000

21 Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.525.000

24 Dibeli peralatan kantor Rp.5.650.000 baru dibayar Rp.2.000.000

27 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.6.500.000

30 Perlengkapan tersisa Rp.520.000, penyusutan bangunan Rp.750.000

dan penyusutan peralatan kantor Rp.350.000

Diminta: Catatlah dalam jurnal umum

40

Page 41: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 4

BUKU BESAR

4.1 Pengertian Buku Besar Umum

Sistem akuntansi dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga setiap kenaikan dan

penurunan pada setiap pos laporan keuangan akan selalu terdeteksi dan terlihat dalam

catatan terpisah. Catatan ini disebut dengan nama rekening (account/akun). Masing-

masing catatan ini untuk masing-masing pos tersebut. Kumpulan akun dalam entitas

usaha disebut buku besar (ledger), sedangkan nomor atau kode dalam buku besar

disebut kode rekening (chart of account).

Buku bessar yang terdiri atas rekening-rekening adalah alat untuk mencatat transaksi

perusahaan. Dalam buku besar pengaruh transaksi-transaksi perusahaan

diklasifikasikan dan diringkas. Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya.

Pencatatan atas suatu transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari

oleh tanda bukti berupa dokumen-dokumen transaksi seperti faktur, kwitansi dan

sebagainya. Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi

masing-masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen

persamaan akuntansi (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) dan

kemudian baru dipindahkan ke buku besar.

Buku besar merupakan “buku referensi” dari sistem informasi akuntansi yang

digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi dan

menyiapkan data guna penyusunan laporan keuangan. Buku besar juga merupakan

sumber informasi yang berharga bagi kepentingan manajemen, misalnya, dapat

memberikan informasi mengenai jumlah penjualan periode tertentu atau saldo kas

pada akhir periode tertentu, dan informasi lainnya.

41

Page 42: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

4.2 Bentuk Buku Besar Umum

Metode yang sistematis untuk mengidentifikasikan dan menempatkan setiap rekening

sangat diperlukan. Kode rekening merupakan daftar rekening-rekening yang

diungkapkan dengan menggunakan angka-angka. Pada beberapa perusahaan, nomor

rekening bisa terdiri dari ratusan item. Nomor rekening dicantumkan di atas sub judul

masing-masing rekening. Bentuk buku besar ada dua yaitu:

1. Bentuk T, disebut bentuk T karena memang bentuknya seperti huruf T

Bentuk T yang lengkap terlihat seperti di bawah ini

Nama:

…. No. :…Tanggal Keterangan Fol Jumlah Tanggal Keterangan Fol Jumlah

Ada lagi bentuk T yang sederhana seperti di bawah ini:

Nama: …. No. : ….

Bilamana yang digunakan buku besar bentuk T, maka kita dapat menghemat

tempat, apalagi kalau menggunakan bentuk T sederhana, sedangkan

kekurangannya adalah saldo akhir buku besar baru dapat dihitung setelah

semua transaksi di catat dalam buku besar tersebut.

2. Bentuk berkolom (columnar account), bentuk ini banyak jenisnya, ada yang

seperti di bawah ini:

42Nama: …. No. : ….Tanggal Keterangan Folio Debet (Rp.) Kredit (Rp.)

Page 43: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Ada lagi bentuk berkolom yang lain, seperti di bawah ini:

Nama:

….

No. :

….

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

Bilamana yang digunakan buku besar berkolom, maka tidak dapat menghemat

tempat, tetapi saldo akhir akan cepat dapat diketahui setiap saat.

4.3 Tata Cara Mendebet Dan Mengkredit

Akuntansi mempunyai konversi bahwa untuk rekening-rekening tertentu penambahan

diletakkan di sebelah kiri dan untuk beberapa rekening yang lain penambahan

diletakkan di sebelah kanan. Konvensi adalah suatu kebiasaan yang sudah berjalan

lama dalam praktik maupun disiplin pengetahuan sehingga dianggap sebagai suatu

kesepakatan yang berlaku dan menjadi pedoman umum. Konversi akuntansi yang

dimaksud di sini adalah aturan pencatatan jumlah dalam rekening dan penyajian

dalam laporan keuangan. Konvensi pencatatan dalam buku besar sebagai berikut:

1. Kolom atau sisi sebelah kiri disebut dengan debit dan kolom atau sisi sebelah

kanan disebut dengan kredit.

2. Aktiva disajian dalam neraca disebelah kiri (debit). Sebagai konsekuensinya,

kalau aktiva bertambah/ naik maka dicatat sebelah debit.

43

Page 44: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3. Pasiva disajikan dalam neraca disebelah kanan (kredit). Sebagai

konsekuensinya, kalau pasiva bertambah/naik maka dicatat sebelah kredit.

4. Akuntansi mendasarkan pada konsep kesatuan usaha yang mengakibatkan

pencatatan akuntansi menggunakan sistem berpasangan. Dengan demikian,

setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua pos atau rekening.

5. Kalau suatu jumlah transaksi telah dicatat dalam suatu rekening di sebelah

debit maka jumlah yang sama harus dicatat disebelah kredit dalam satu atau

beberapa rekening dalam jumlah yang sama, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan konvensi akuntansi tersebut di atas, jika suatu jumlah dimasukkan di sisi

kiri suatu rekening atau sebelah debit, rekening tersebut disebut didebit. Jika suatu

jumlah dimasukkan di sisi kanan atau sebelah kredit dikatakan bahwa rekening

tersebut dikredit. Singkatan untuk debit dan kredit ialah D dan K atau Db dan Kr.

Apakah penambahan terhadap suatu rekening akan didebit atau dikredit tergantung

pada kategorinya. Sifat dasar pos tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan Bertambah Berkurang

Harta/Kativa/Assets Debet Kredit

Hutang/Kewajiban/Liabilities Kredit Debet

Modal/Ekuitas/Capital Kredit Debet

Pendapatan/Income Kredit Debet

Biaya/Beban/Expense Debet Kredit

44

Page 45: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Untuk lebih jelas cara mendebit dan mengredit, kita gunakan contoh dari latihan

sebelumnya yaitu Jurnal Umum PO Cipto

Tanggal

No.Bukt

i Keterangan Ref Debet Kredit

Juli 1 - Kas

15.000.00

0 - Kendaraan 6.000.000 -

Peralatan Kantor

13.000.00

0 - Modal - 22.300.000 (memulai Usaha) 5 4601 Peralatan Kantor 2.500.000 - Kas - 2.500.000 (pemb. Plt kntr tunai) 6 1 Kas 750.000 - Pend.Jasa - 750.000 (Pend. Jasa tunai) 4602 Biaya BBM 500.000 Biaya Konsumsi 250.000 Kas 750.000 (dibyr bl BBM dan Knsumsi 8 2 Kas 50.000 Pendapatan dimuka 50.000 (diterima pend jasa dimuka) 10 101 Kas 500.000 Piutang Usaha 350.000 Pend.Jasa 850.000 (jasa diterima sebagian 15 4603 Perlengkapan Kantor 250.000 Kas 250.000 (perl. Ktr dibeli tunai) 4604 Sewa gedung dimuka 3.600.000 Kas 3.600.000 (dibayar sewa gd u/ 1th)

45

Page 46: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

16 4605 Biaya Gaji 300.000 Kas 300.000 (dibayar gaji dua mingguan) 4606 BBM Dimuka 750.000 Kas 750.000 (dibayar uang muka BBM) 18 3 Kas 900.000 Piutang Usaha 600.000 Pend.Jasa 1.500.000 (jasa diterima sebagian)

20 4607 Tanah

10.000.00

0 Hutang Usaha 7.500.000 Kas 2.500.000 (dibeli tanah dbyr sebagian) 29 4608 Biaya Gaji 400.000 Kas 400.000 (biaya gaji dua mingguan)

Buku besar umum yang dibuat cukup satu untuk satu rekening, dan akan dicatat di

debet ataupun di kredit, tergantung pada transaksi yang terjadi mempengaruhi

rekening yang bersangkutan.

Modal No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 1 Tunai -

22,300,00

0 - 22,300,000

Kas No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)Juli 1 Memulai usaha 15,000,00 - 15,000,00 -

46

Page 47: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2003 0 0

5 Peralatan Kantor - 2,500,000

12,500,00

0 -

6 Pendapatan Jasa 750,000 -

13,250,00

0 -

6 Biaya BBM - 500,000

12,750,00

0 -

Biaya Konsumsi - 250,000

12,500,00

0 -

8

Pendapatan

dimuka 50,000 -

12,550,00

0 -

10 Pendapatan Jasa 500,000 -

13,050,00

0 -

15

Perlengkapan

Kantor - 250,000

12,800,00

0 -

Sewa Gedung

dimuka - 3,600,000 9,200,000 - 16 Biaya Gaji - 300,000 8,900,000 - BBM - 750,000 8,150,000 - 18 Penjdapatan Jasa 900,000 - 9,050,000 - 20 Tanah - 2,500,000 6,550,000 - 29 Biaya Gaji - 400,000 6,150,000 -

Kendaraan No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli

1 Memulai usaha 6,000,000 - 6,000,000 -

Peralatan

Kantor No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003 1 Memulai usaha 1,300,000 - 1,300,000 -

47

Page 48: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Juli 5 Pembelian tunai 2,500,000 - 3,800,000 -

Perlengkapan Kantor No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 15 Pembelian Tunai 250,000 - 250,000 -

Piutang Usaha No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 10 Pendapatan Jasa 350,000 - 350,000 - 18 Pendapatan Jasa 600,000 - 950,000 -

Sewa Gedung dimuka No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 15 Tunai 3,600,000 - 3,600,000 -

BBM Dimuka No. :Tanggal Keterangan Folio Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet Kredit

48

Page 49: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

(Rp.) (Rp.)2003

Juli

1

6 Tunai 750,000 - 750,000 -

Tanah No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 20 Tunai & Kredit

10,000,00

0 -

10,000,00

0 -

Hutang Usaha No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 20 Tanah - 7,500,000 - 7,500,000

Pendapatan Dimuka No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 8 Kas - 50,000 - 50,000

Pendapatan Jasa No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 6 Tunai - 750,000 - 750,000 10 Tunai & Kredit - 850,000 - 1,600,000 18 Tunai & Kredit - 1,500,000 - 3,100,000

Biaya BBM No. :Tanggal Keterangan Folio Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet Kredit

49

Page 50: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

(Rp.) (Rp.)2003

Juli 6 Tunai 500,000 - 500,000 -

Biaya Konsumsi No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 6 Tunai 250,000 - 250,000 -

Biaya Gaji No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)

SaldoDebet

(Rp.)

Kredit

(Rp.)2003

Juli 16 Tunai 300,000 - 300,000 - 29 Tunai 400,000 - 700,000 -

50

Page 51: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

4.4 Penggolongan Buku Besar

Rekening (Akun) dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:

1. Rekening riil/neraca, yaitu rekening yang dilaporkan ke neraca. Saldo

rekening terbawa dari periode ke periode berikutnya. Ada tiga kelompok

rekening riil, ialah harta/aktiva/asset, utang, dan modal/ekuitas.

2. Rekening nominal (laba/rugi), yaitu rekening yang disajikan dalam laporan

laba/rugi. Rekening nominal terbagi dalam dua kelompok, ialah pendapatan

dan beban. Saldo rekening pendapatan dan beban dipindahkan ke rekening

modal/ekuitas.

4.5 Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan suatu daftar yang menunjukkan saldo rekening yang dimiliki

perusahaan pada suatu saat tertentu. Jika jumlah posisi debit suatu perusahaan lebih

besar dari jumlah kredit, selisihnya disebut saldo debit tetapi sebaliknya jika jumlah

sisi kredit suatu rekening lebih besar dari jumlah sisi debit, maka disebut saldo kredit.

Jika hasil perhitungan dilakukan dengan benar jumlah kolom debit harus sama

dengan jumlah kolom kredit.

Setiap transaksi akan menghasilkan jumlah debit dan kredit yang seimbang di buku

besar, total jurnal debit di buku besar seharusnya seimbang dengan total semua jurnal

kredit. Pada akhir periode keseimbangan ini dicek dengan menyiapkan suatu daftar

berkolom dua yang disebut neraca percobaan atau neraca saldo yang membandingkan

total semua saldo debit dengan total semua saldo kredit. Prosedurnya adalah sebagai

berikut:

1. Majukkan rekening-rekening sesuai dengan nomor rekeningnya pada daftar

berkolom dua.

51

Page 52: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Catatlah saldo setiap rekening, masukkan saldo debit di kolom sebelah kiri

dan saldo kredit di kolom sebelah kanan. Rekening harta/aktiva dan biaya atau

beban didebit jika bertambah dan umumnya mempunyai saldo debit. Utang,

modal ekuitas dan pendapatan dikredit jika bertambah dan umumnya

mempunyai saldo kredit.

3. Jumlahkan kedua kolom,catat totalnya.

4. Bandingkan total sebelah kiri dengan total sebelah kanan.

Jika totalnya sama, neraca saldo seimbang, menunjukkan keseimbangan debit dan

kredit ratusan atau ribuan transaksi yang dimasukkan dalam buku besar. Neraca saldo

dapat mencegah terjadinya kesalahan perhitungan dalam pencatatan tetapi tidak dapat

mencegah terjadinya kesalahan teoritis. Misalnya, jika pembelian mesin adalah

dibebankan sebagai biaya, neraca saldonya tetap seimbang, tetapi secara teoritis

rekeningnya salah, biaya akan lebih tinggi dari pada keadaan yang sebenarnya,

sedangkan mesin akan lebih rendah. Juga neraca saldo memungkinkan penyiapan

laporan keuangan periodic yang terhindar dari kesalahan perhitungan, karena neraca

saldo merupakan dua kolom pertama dari neraca lajur (worksheet) yang akan

dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

52

Page 53: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Sebagai contoh, dari buku besar di atas kita buat neraca saldo, maka akan terlihat

seperti di bawah ini:

PO CIPTONeraca saldo, per 31 Juli 2003

No. Nama Barang Debet Kredit1 Kas 6,150,000 -2 Piutang Usaha 950,000 -3 Perlengkapan Kantor 250,000 - 4 Sewa Gedung Dimuka 3,600,000 -5 BBM Dimuka 750,000 -

6 Tanah

10,000,00

0 -7 Kendaraan 6,000,000 -8 Peralatan Kantor 3,800,000 -9 Hutang Usaha - 7,500,000

10 Pendapatan Dimuka - 50,00011 Modal - 22,300,00012 Pendapatan Jasa - 3,100,00013 Biaya BBM 500,000 - 14 Biaya Konsumsi 250,000 -15 Biaya Gaji 700,000 -

32,950,00

0 32,950,000

53

Page 54: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SOAL

Untuk pengerjaan soal, lanjutkan dari soal pada topic 3, kerjakan dari jurnal posting

ke buku besar dan membuat neraca saldo

54

Page 55: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 5

AYAT JURNAL PENYESUAIAN

5.1 Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian

Ayat jurnal penyesuaian atau disebut juga Adjusting Entries, biasanya dibuat pada

setiap akhir periode akuntansi, dengan tujuan untuk memperbaiki rekening-rekening

tertentu sehingga mencerminkan keadaan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya

yang sebesarnya dari suatu perusahaan.

Pada tiap akhir periode akuntansi, bila perusahaan ingin menyusun laporan keuangan

biasanya diadakan penyesuaian terhadap beberapa rekening karena belum

mencerminkan keadaan sebenarnya, sehingga bila tidak diadakan penyesuaian

laporan keuangan akan menyesatkan pemakainya.

5.2 Tujuan Dilakukan Penyesuaian

Penyesuaian dilakukan agar, memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang

sebenarnya, karena selama ini ada anggapan bahwa semua neraca saldo yang sudah

seimbang, berarti sudah memperlihatkan kondisi yang sebenarnya. Padahal masih

banyak yang perlu disesuaikan atau diperbaiki, karena ada dua kondisi yang akhirnya

mengharuskan membuat ayat jurnal penyesuaian yaitu:

1. Suatu kondisi dimana suatu transaksi sudah terjadi, tetapi belum dilakukan

pencatatan pada rekening yang bersangkutan.

2. Kondisi dimana suatu rekening sudah dicatat, tetapi kondisi saldo rekeningnya

perlu dikoreksi, sehingga akan mencerminkan nilai yang sebenarnya.

55

Page 56: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

5.3 Ayat Jurnal Penyesuaian

Dibuatnya AJP terhadap perkiraan tertentu, pada intinya melakukan koreksi terhadap

perkiraan tersebut supaya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari aktiva,

pasiva serta pendapatan dan biaya. Ada dua macam dimana perlu dilakukan membuat

AJP yaitu:

a. Transaksi telah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan contoh biaya gaji.

b. Transaksi sudah dicatat dalam perkiraan, tetapi saldonya perlu

perlengkapannya.

Secara umum contoh langkah-langkah penyusunan AJP adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi rekening-rekening yang perlu dilakukan penyesuaian

2. Setelah rekening diketahui, maka dibuat debet dan kredit dari rekening yang

diseduaikan

3. Menghitung angka / nilai dengan benar dalam rekening yang disesuaikan

Adapun perkiraan yang biasanya di adjustment pada akhir tahun biasanya

berpengaruh pada neraca dan rugi/laba, sehingga adjustment entries bisa dibagi

menjadi:

1. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi biaya dan hutang

Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena adanya biaya yang telah terjadi,

tetapi belum dicatat, biaya-biaya masih harus dibayar (accrued expense)

2. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi rekening biaya dan aktiva

Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena saldo perkiraan yang ada sudah

tidak mencerminkan kedaan biaya dan aktiva yang sebernarnya.

56

Page 57: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi rekening pendapatan dan aktiva

Jurnal penyesuaian ini berhubungan dengan pendapatan yang telah dihasilkan

tetapi belum dicatat. Kadang-kadang pendapatan ini disebut pendapatan masih

harus diterima (accrued revenue).

4. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi perkiraan dan utang

Jurnal penyesuaian ini berhubungan dengan saldo perkiraan pendapatan atau

hutang yang sudah tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Penerimaan

uang untuk pendapatan yang belum dihasilkan adalah contoh dari jurnal

penyesuaian penerimaan uang itu akan menjadi pendapatan di masa datang.

Pendapatan jenis ini disebut pendapatan diterima dimuka (unearned revenue).

Dalam sebuah perusahaan dagang jurnal penyesuaian yang biasanya dilakukan pada

akhir tahun adalah:

a. Pemakaian biaya dibayar dimuka

b. Pemakaian aktiva tetap

c. Pemakaian biaya terhutang

d. Koreksi persediaan

Dari keempat jurnal penyesuaian tersebut koreksi terhadap persediaan merupakan

jurnal penyesuaian yang belum dibahas sebelumnya. Adapun masing-masing contoh

jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:

a. Pemakaian biaya dibayar dimuka

b. Pemakaian aktiva tetap

c. Pengakuan biaya terhutang

57

Page 58: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

d. Koreksi persediaan

Ad. a. pemakaian biaya dibayar dimuka

1. Perlengkapan

Neraca saldo Perusahaan Dagang (PD) Makmur pada tanggal 31 Desember

2005 memperlihatkan saldo perkiraan perlengkapan yang ada awal tahun,

ditambah dengan perubahan yang dilaksanakan satu tahun buku. Pada akhir

tahun 2005 PD. Makmur secara fisik menghitung perlengkapan yang ternyata

Rp.900.000. selisih antar saldo perlengkapan menurut neraca saldo dengan

perhitungan fisik sebesar Rp300 menunjukkan perlengkapan yang terpakai

untuk aktivitas perusahaan selama tahun berjalan yang dibebankan sebagai

biaya.

Jurnal penyesuaian untuk mencatat perlengkapan yang terpakai dan membuat

perkiraan perlengkapan menunjukkan keadan yang sebenarnya.

Tgl No.

Buku

Keterangan Ref Debit Kredit

31-12-05 Biaya perlengkapan

Perlengkapan

Rp.300

-

-

Rp.300

2. Asuransi dibayar dimuka

Jurnal penyesuaian untuk premi asuransi yang telah jatuh tempo sama dengan

jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan. Saldo perkiraan asuransi

dibayar dimuka di neraca saldo adalah jumlah premi asuransi yang belum

jatuh tempo pada awal tahun ditambah dengan pembayaran premi yang

dilakukan selama tahun berjalan. Analisis terhadap polis-polis asuransi

58

Page 59: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

menunjukkan bahwa premi asuransi yang telah jatuh tempo adalah

Rp.135.000.

Ad. b. Pemakaian Aktiva Tetap

Pembebanan biaya yang diakibatkan oleh penggunaan aktiva tetap dicerminkan

dalam penyusutan. Aktiva tetap sudah menggambarkan keadaan yang sebernarnya.

Anggaplah penyusutan selama satu tahun untuk peralatan Rp.120.000. untuk gedung

Rp.150.000 tanah tidak disusutkan ayat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan

mencatat biaya penyusutan adalah sebagai berikut:

Dr Biaya Penyusutan Rp xxx

Cr Akumulasi Penyusutan Rpxxx

Ad. c. Pengakuan biaya terhutang

• Hutang gaji

Upah dan gaji yang telah menjadi hak pegawai tapi belum saatnya dibayar

merupakan hutang perusahaan hutang ini serta biaya yang berhubungan

dengannya belum dicatat, sehingga perlu dibuat ayat jurnal penyesuaian upah

dan gaji di suatu perusahaan misal akan dilakukan pada tanggal 28 Desember

2005. Pembayaran berikutnya dari tanggal 14 Januari 2006 tetapi upah dan

gaji tanggal 30 dan 31 Desember 2005 sudah merupakan biaya untuk bulan

tersebut karena jasanya sudah diberikan upah dan gaji tersebut misalnya

Rp.600.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Dr Upah dan gaji Rp.600.000

Cr Hutang gaji Rp.600.000

59

Page 60: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

• Hutang bunga

Sebagaimana hutang gaji, hutang bunga adalah hutang untuk beban bunga

yang jasanya telah digunakan telah digunakan pembayarannya belum tiba.

Misalnya pada tanggal 27 Februari 2005 PT. B mendapat pinjaman dari bank

sebesar Rp.60.000 tahun bungan 18% per tahun pembeban bunga dilakukan

tiap bulan. Pembebanan terakhir tanggal 27 Desember 2005, pembebanan

selanjutnya baru dilakukan tanggal 27 Januari 2006 bunga dari tanggal 28 s.d.

31 Desember 2005 yang seharusnya sudah menjadi biaya untuk bahan

tersebut belum dicatat. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga sebesar

Rp.400 adalah sebagai berikut:

Ad. d. Koreksi persediaan

Dalam transaksi setiap perusahaan dagang dan industri biasanya sering terdapat

persediaan barang misalnya PT. A mempunyai persediaan barang dagang awal (1

Januari 2005) Rp 20.000 pada akhir periode (31 Desember 2005) berdasarkan

perhitungan fisik yang disediakan nilai persediaan adalah Rp 16.000 jurnal

penyesuaian yang dibuat harus dapat mengubah saldo Rp20.000 menjadi Rp.160.000

atau jurnal pertama menghilangkan saldo awal sebesar Rp.20.000, sedangkan ayat

jurnal berikutnya memunculkan kembali saldo perkiraan menjadi Rp16.000.

Apabila menggambarkan ayat jurnal penyesuaian akan nampak sebagai berikut:

1 Dr Ikhtisar L/R Rp.20.000 -

Cr Persediaan Barang dagang - Rp.20.000

2 Dr Persediaan Barang dagang Rp.15.000 -

Cr Ikhrisar L/R Rp.15.000

SOAL:

60

Page 61: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SALON IYANK

Neraca Saldo

Per 31 Juli 2005

Perkiraan Debit Kredit

Kas 4.150.000 -

Sewa dibayar di muka 2.000.000 -

Perlengkapan salon 1.200.000 -

Peralatan salon 3.000.000 -

Akum. Penyusutan peralatan

salon

- 450.000

Utang Usaha - 2.400.000

Modal Wulan - 5.550.000

Prive wulan 600.000 -

Pendapatan Salon - 5.600.000

Beban Gaji 1.800.000 -

Beban Iklan 300.000 -

Beban Asuransi 600.000 -

Beban listrik dan air 150.000 -

Beban Bunga 200.000 -

Data penyesuaian pada akhir periode akuntansi sebagai berikut:

a. Sewa yang telah menjadi beban sebesar 600.000

b. Persediaan perlengkapan yang masih ada 1.000.000

61

Page 62: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

c. Penyusutan peralatan salon 10%

d. Pendapatan yang masih harus diterima 500.000

e. Gaji yang masih harus dibayar 450.000

f. Bunga yang terutang 100.000

Diminta: Buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian pada kertas kerja

BAB 6

KERTAS KERJA DAN LAPORAN KEUANGAN

62

Page 63: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

6.1 Pengertian Kertas Kerja Dan Laporan Keuangan

Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan pada akhir periode setelah posting

kedalam buku besar, untuk mempermudah menyusun laporan keuangan tersebut

harus dibuat dulu worksheet (kertas kerja) yang memuat Trial Balance dari hasil

posting tersebut. Dalam work sheet tersebut biasanya terdapat kolom nomor urut,

penjelasan perkiraan, kolom trial balance, kolom Adjustment entries, kolom trial

balance sesudah adjustment entries, kolom R/L dan kolom balance sheet, dalam

pengisian kolom tersebut berasal dari buku besar dan data perkiraan yang harus di

adjustmentkan, sesudah selesai membuat adjustment kita dapat memilih mana

perkiraan Laba Rugi dan mana yang balance sheet, dari data tersebut kita dapat

menyusun laba-rugi, neraca dan laporan perubahan modal.

Penyusunan laporan keuangan tersebut bisa dilakukan secara cepat dan akurat, karena

worksheet ibarat peta yang bisa membantu kekurangan dan kesalahan yang ada dalam

pencatatan.

Tahap Penyusuan Laporan Keuangan

Untuk menyusun laporan keuangan dari worksheet biasanya melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Membuat Trial balance datanya diambil dari buku besar data yang diambil

adalah saldo akhir kecuali untuk persediaan yang memakai sistem physical

dan laba ditahan dimana yang diambil datanya adalah saldo awal.

2. Melakukan adjustment terhadap sebagian saldo-saldo yang ada dalam trial

balance, data untuk adjustment barang diambil dari rekening-rekening yang

memerlukan penyesuaian, tujuannya agar saldo-saldo yang diadjusmentkan

mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Menyusun trial balane yang sudah disesuaikan

63

Page 64: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

4. Menyusun laporan rugi laba

5. Menyusun laporan neraca

Dari informasi yang ada dalam worksheet tersebut bisa disusun laporan keuangan

yang terdiri dari Neraca, laba-rugi dan laporan perubahan modal, adapun contoh dari

worksheet dan laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

Komponen-komponen yang dalam laporan laba-rugi terdiri dari:

a. Penjualan bersih

Adalah jumlah yang dibebankan pada pembeli, karena penjualan barang dan

jasa, baik secara kredit maupun tunai, penjualan retur, pengurang harga sesuai

potongan penjualan dilaporkan sebagai pengurangan penjualan bruto yang

menghasilkan penjualan bersih.

b. H.P. Penjualan

Harga pokok penjualan dalam persediaan barang merupakan gabungan

komponen-komponen persediaan awal ditambah pembelian, dikurangi

persediaan akhir.

c. Laba bruto

Merupakan selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan

disebut laba bersih (Gross profit) atau margin kotor (gross margin) disebut

bruto karena jumlah bersih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.

d. Biaya-biaya usaha

Biaya usaha biasanya dikelompokkan lagi menjadi biaya penjualan (selling

expense) dan biaya administrasi umum (General dan administrative expense)

64

Page 65: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

biaya paling penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungannya

dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang-barang yang dijual,

sedangkan biaya administrasi dan umum adalah biaya yang bersifat umum

dan muncul karena kegiatan administratif yang ada di tiap kantor.

e. Laba usaha

Merupakan selisih antara laba bruto dan biaya usaha disebut laba usaha

(income from operation) atau laba operasi (Operating income), laba usaha

adalah laba yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

f. Pendapatan lain-lain

Pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan pokok perusahaan, disebut

dengan pendapatan lain-lain (other income) atau pendapatan non usaha (non

operating income) termasuk dalam kelompok ini adalah pendapatan bunga

bank.

g. Biaya lain-lain

Biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dalam kegiatan

pokok perusahaan tersebut dengan biaya lain-lain (other expense) atau biaya

non usaha (non operating expense) contoh biaya bunga.

h. Laba bersih

Merupakan kenaikan bersih terhadap modal, sebaliknya apabila perusahaan

menderita rugi, maka angka terakhirnya adalah rugi bersih.

Aktiva Tetap

65

Page 66: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Merupakan aktiva yang bernilai besar dari digunakan untuk kegiatan perusahaan dan

tidak untuk dijual kembali, dan bersifat permanent, contoh Tanah, Gedung dsb,

kecuali gedung akan berkurang nilainya karena menyusut dan dicatat oleh perusahaan

sebagai biaya penyusutan, akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan yang

telah dilakukan sejak aktiva tetap diperoleh sampai tanggal neraca.

Kewajiban yang ada dalam perusahaan digolongkan menjadi kewajiban lancar

(jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar adalah kewajiban

yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Hutang Dagang

Utang dagang yang berasal dari pembelian kredit barang-barang dagang dan jasa

kepada pihak lain.

Wesel Bayar

Merupakan janji tertulis perusahaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal

tertentu.

Hutang Bank

Merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang, kepada bank atau lembaga

keuangan yang disebabkan pinjaman yang diterima perusahaan.

Kewajiban Jangka Panjang

Hutang perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun buku, contoh obligasi,

hutang bank dll.

Modal

66

Page 67: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Merupakan hak milik atas kekayaan perusahaan, bila perusahaannya berbentuk

perseroan terbatas (PT), biasanya modal terdiri dari saham biasa dan istimewa dan

laba ditahan.

Laporan laba ditahan

Laba atau rugi bersih perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, hanya

memperlihatkan perubahan jumlah saham yang beredar, misalnya karena

bertambahnya modal disetor.

Pertambahan nilai kekayaan bersih karena laba dan penurunan yang disebabkan oleh

pembagian laba kepada pemilik dalam bentuk deviden dilaporkan dalam laporan

perubahan laba ditahan (Retained earning statement).

Neraca persekutuan

Perusahaan yang berbentuk persekutuan (partnership) terdiri dari (firma atau

commanditaire vennotcshaap). Persekutuan adalah kerjasama dua orang secara

bersama mendirikan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba. Untuk pembagian

laba perlu diadakan perjanjian yang mengatur besarnya masing-masing perolehan

laba.

Laporan Perubahan Modal Sekutu

Dalam laporan perubahan modal persekutuan untuk masing-masing sekutu harus

dilaporkan, sehingga perubahan modal tersebut terlihat jelas.

Laporan Interim

Akhir siklus akuntasi adalah penyusunan laporan keuangan yang biasanya disusun

pada akhir tahun per triwulan, catur wulan atau per enam bulan, laporan keuangan

seperti lazim disebut laporan keuangan Interim.

Contoh Neraca

67

Page 68: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PT. MAKMUR SALAMINANERACA

Per 31 DESEMBER 2005AKTIVA KEWAJIBAN DAN MODAL

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Kas dan Bank Rp. xxx Hutang dagang Rp.xxxSurat Berharga Rp. xxx Wesel Bayar Rp.xxxWesel Tagih Rp. xxx Hutang Gaji Rp.xxxPiutang Dagang Rp. xxx Hutang Bunga Rp.xxxPersediaan Barang Rp. xxx Hutang lain-lain Rp.xxxPerlengkapan Rp. xxx Total Rp.xxxAsuransi dibayar dimuka Rp. xxx Total Aktiva Lancar Rp. xxx Kewajiban Jk. Pnjang Investasi Jangka Panjang Rp. xxx Obligasi Rp.xxx Aktiva Tetap Hutang Bank Rp.xxx Tanah Rp.xxx Rp.xxxGedung Rp.xxx Modal Akumulasi Penyusutan Rp.xxx Saham Bisasa Rp.xxx Rp.xxx Saham Istimewa Rp.xxx Peralatan Rp.xxx Laba ditahan Rp.xxx Akumulasi Penyusutan Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Total Aktiva Tetap Rp.xxx Total Kewajiban+Modal Rp.xxx

PT. MAKMUR SALAMINANERACA

Per 31 DESEMBER 2005LABA DITAHAN AWAL TAHUN Rp.xxxLABA BERSIH Rp.xxxPEMBAGIAN DEVIDEN (Rp.xxx)KENAIKAN/PENURUNAN LABA

DITAHAN

Rp.xxx

+LABA DITAHAN AKHIR TAHUN Rp.xxx

68

Page 69: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Contoh laporan Perubahan Modal Persekutuan

FIRMA DAGANG MAKMURLAPORAN PERUBAHAN MODAL

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005Modal A Modal B Modal C Total

Saldo Awal Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxxLaba Bersih Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxxPrive Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxxSaldo Akhir Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx Rp.xxx

Periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu dibuat periode

sebelumnya; adapun jurnal penyesuaian pada akhir periode memerlukan jurnal balik

adalah sebagai berikut:

1. Biaya masih harus dibayar (accrual revenue)

2. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense)

3. Pendapatan masih harus diterima (accrued revenue)

4. Pendapatan diterima dimuka (Uneraned reveue)

Ad1. Biaya masih harus dibayar

Jurnal balik adalah membayar jurnal penyesuaian pada contoh sebelumnya

yang dilakukan pada tanggal 31 des 05 yang membuat jurnal penyesuaian sebagai

berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Biaya Bunga Rp.xxx

69

Page 70: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

31 Des Hutang Biaya Rp.xxx

Pada tanggal 2 januari 2006 ayat jurnal penyesuaian ini memerlukan jurnal balik

sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Hutang Biaya Rp.xxx 2-Jan Biaya Bunga Rp.xxx

Pada saat pembayaran akan di jurnal

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Biaya Bunga Rp.xxx Jan Kas Rp.xxx

Menutup Perkiraan Prive

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Modal Tuan A Rp.xxx Des 31 Prive Tn A Rp.xxx (Menutup Perkiraan Prive)

Neraca Saldo Penutup

Tahap selanjutnya setelah pembuatan jurnal penutup adalah penyesuian neraca saldo

penutup (Post Closing Trial Balance), Tujuannya adalah memastikan bahwa buku

besar telah sesuai, sebelum memulai pencatatan data akuntansi periode selanjutnya.

70

Page 71: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Contoh:

PERUSAHAAN XNERACA SALDO PENUTUP

31 Desember 2005Dr (Rp) Cr (Rp)

Kas xxxPerlengkapan xxxPeralatan salon xxxAkum. Penyusutan xxxHutang Dagang xxxHutang Bank xxxHutang Gaji xxxHutang Bunga xxxModal Tuan A xxx

71

Page 72: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jurnal Balik

Jurnal Balik adalah jurnal yang dibuat pada awal suatu Jurnal penutup dan neraca

saldo setelah penutupan.

Ayat jurnal penutup merupakan ayat jurnal untuk mengeleminir (me-nolkan)

perkiraan sementara (temporary Account) apabila akan dimulai pencatatan data

akumulasi periode berkepentingan, untuk melakukan ayat jurnal penutup diperlukan

satu perkiraan tambahan yang dapat digunakan untuk mengikhtisarkan data yang

terdapat dalam perkiraan-perkiraan pendapat dan biaya. Perkiraan ini disebut ikhtisar

laba-rugi (Incame summary).

Ada empat tahap yang diperlukan untuk melakukan jurnal penutup keempat tahap

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Semua perkiraan pendapatan di debet sebesar masing-masing saldo akhirnya,

perkiraan ikhtisar laba-rugi di debet sebesar sejumlah saldo akhir perkiraan

tersebut dengan pendebetan ini, perkiraan pendapatan akan menjadi nol.

2. Semua perkiraan biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya dan

perkiraan ikhtisar laba rugi di debet sebesar sejumlah saldo akhir perkiraan

tersebut, dengan pengkreditan semua perkiraan biaya akan bersaldo nol.

3. Selisih antara jumlah sesi kredit dengan jumlah sisi debet pada perkiraan

ikhtisar laba-rugi dipindahkan ke perkiraan modal, apabila memperoleh laba,

sisi kredit perkiraan ikhtisar laba-rugi akan lebih besar. Untuk memindahkan

laba diperlukan modal, perkiraan ini debet sebbesar selisih antara sesi kredit

dan debet, perkiraan modal di kredit dengan jumlah yang sama.

4. Perkiraan prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan perkiraan modal di debet

dengan jumlah yang sama.

72

Page 73: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Setelah jurnal penutup dicatat, posisi keenam jenis perkiraan tersebut adalah sebagai

brikut:

1. Perkiraan aktiva bersaldo debet

2. Perkiraan kewajiban bersaldo kredit

3. Perkiraan Modal bersaldo kredit

4. Perkiraan Prive bersaldo nol

5. Perkiraan Pendapatan bersaldo nol

6. Perkiraan Biaya bersaldo nol

Contoh tahap pelaksanaan jurnal penutup adalah sebagai berikut:

1. Menutup semua perkiraan pendapatan

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 18 Pendapatan Rp.xxx 31 Des Ikhtisal L/R Rp.xxx

2. Menutup semua perkiraan biaya

73

Page 74: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 18 Ikhtisar L/R Rp.xxx 31 Des Biaya Gaji Rp.xxx Biaya Perlengkapan Rp.xxx Biaya Sewa Rp.xxx Biaya Penjualan Rp.xxx Biaya Bunga Rp.xxx Biaya Serba-serbi Rp.xxx (Menutup Perkiraan Biaya)

3. Menutup perkiraan laba rugi

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 18 Ikhtisar L/R Rp.xxx 31 Des Modal Tn. A Rp.xxx

4. Biaya dibayar dimuka

Apabila pembelian aktiva tetap apabila dicatat sesuai ikhtisar. Pada akhir

periode akuntansi ditentukan jumlah biaya yang terpakai dan dibuat jurnal

penyesuaian misal PT. Makmur membeli perlengkapan sebesar Rp.2.400.000

transaksi ini akan dicatat:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Perlengkapan Rp.2.400.000 Des 31 Kas Rp.2.400.000

74

Page 75: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Diasumsikan saldo awal perlengkapan nol, pada akhir tahun ternyata akhir tahun

jumlahnya Rp.1.800.000, ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Des 2005

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Biaya Perlengkapan Rp.600.000 Des 31 Perlengkapan Rp.600.000

Apabila pada permulaan transaksi dicatat sebagai biaya

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Biaya Perlengkapan Rp.2.400.000 Des 31 Kas Rp.2.400.000

Ayat jurnal akhir tahun adalah sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Perlengkapan Rp.1.800.000 Des 31 Biaya Perlengkapan Rp.1.800.000

Jurnal Balik yang diadakan awal tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Biaya Perlengkapan Rp.1.800.000 2-Jan Perlengkapan Rp.1.800.000

Pendapatan masih harus diterima

75

Page 76: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Merupakan pendapatan yang tidak diharapkan dalam periode akuntansi bersangkutan,

tetapi belum dicatat, misalnya perusahaan menyewakan gedung yang dibayar tiap

tanggal 20 sebesar Rp.600.000, pemakaian gedung dari tanggal 21 Des s.d 31 Des

2005 perlu diadakan penyesuaian yaitu:

Jurnal balik yang dibuat awal tahun periode 2006 adalah

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Pendapatan sewa Rp.200.000 2-Jan Sewa masih harus diterima Rp.200.000

Pencatatan pada waktu diterima uang sewa adalah sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2006 Kas Rp.600.000 2-Jan Pendapatan sewa Rp.600.000

Pendapatan Diterima dimuka

Merupakan pendapatan yang sudah diterima dan transaksinya sudah dicatat, yaitu

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit

76

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Sewa masih harus diterima Rp.200.000 Des 31 Pendapatan sewa Rp.200.000

Page 77: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2005 Kas Rp.2.400.000

1 Okt

Pendapatan sewa diterima

dimuka Rp.2.400.000

Jumlah yang sudah menjadi pendapatan akhir tahun diadakan jurnal penyesuaian

sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Pendapatan diterima dimuka Rp.600.000 31 Des Kas Rp.600.000

Apabila penerimaan uang muka dicatat pada perkiraan pendapatan sewa, ayat jurnal

penyesuaian adalah sebagai berikut:

Tanggal

No.

Bukti Keterangan Ref Debet Kredit2005 Pendapatan sewa Rp.1.800.000 31 Des Pendapatan diterima dimuka Rp.1.800.000

Setelah penyesuaian perkiraan pendapatan akan bersaldo Rp.600.000, sedangkan

jurnal baliknya adalah sebagai berikut:

Tangga

l

No.

Bukt

i Keterangan Ref Debet Kredit2006 Pendapatan diterima dimuka Rp.1.800.00

77

Page 78: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

0

2-Jan Pendapatan sewa

Rp.1.800.00

0

78

Page 79: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SOAL

Neraca saldo dibawah ini disusun dari buku besar Marshanda Art Shop pada tanggal

31-12-05 (jutaan)

Perkiraan Dr.(Rp) Cr(Rp)

Kas 925 -

Piutang 50 -

Persediaan barang 12135 -

Perlengkapan 735 -

Asuransi dibayar dimuka 585 -

Peralatan 12610 -

Akum. Penyusutan - 4120

Hutang Bank - 4145

Hutang - 5000

Kredit Investasi - 15000

Modal Marshanda - 4550

Prive Marshanda 5400 -

Penjualan - 64320

Penjualan retur dan pengurangan harga 1510 -

Pembelian 40235 -

Pembelian retur - 515

Potongan pembelian - 245

Transport pembelian 915 -

Beban gaji 15745 -

Baban sewa 5500 -

79

Page 80: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Beban iklan 830 -

Beban listrik, air dan telepon 720 -

97895 97895

Informasi yang tersedia pada akhir tahun adalah sebagai berikut:

a. Perkiraan kas sebesar Rp.925 adalah saldo rekening koran di Bank Sakita,

menurut buku besar pemasukan saldo menurut rekening Koran yang dikirim

Bank adalah Rp.910, perbedaan tersebut karena bank membebankan biaya

administrasi dan umum.

b. Perlengkapan yang masih tersisa pada tanggal 31 des 2005 adalah Rp.910

c. Asuransi yang telah jatuh tempo Rp.190

d. Penyusutan peralatan kantor dihitung Rp.1.260

e. Persediaan barang dagang tgl 31 Des 05 adalah Rp.12.120

f. Pembelian barang dagang sebesar Rp.575 dengan syarat franco gudang yang

dilakukan tgl 30 Des 05 barang serta fakturnya baru diterima tgl 4 januari 06.

Pembelian belum dicatat oleh perusahaan.

g. Penjualan kredit barang dagang sebesar Rp. 325 dengan syarat franco gudang

yang barang telah dikirim tanggal 30 Des 05 belum dicatat oleh perusahaan.

Dari data diatas diminta:

1. Buatlah neraca Lajur Marshanda Art Shop 31-12-05

2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan

80

Page 81: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3. Buatlah neraca, lap laba-rugi dan laporan perubahan modal Marshanda Art

Shop 31-12 05

BAB 7

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

1.1 Pengertian Perusahaan Dagang Dan Masalah Khusus

Perusahaan dagang adalah suatu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli

barang jadi dan menjual kembali, tanpa melakukan pengolahan lagi. Contoh

81

Page 82: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

perusahaan dagang yang ada di Indonesia, seperti dealer, toko kelontong, pasar

swalayan, toko serba ada, dan lainnya. Sedangkan wadah dari perusahaan dagang tadi

dapat perorangan, persekutuan ataupun perseroan terbatas, misalnya, FD Makro, CV

Lima, PT Siloam Motor, dan lain sebagainya.

Ketiga badan usaha tersebut merupakan badan usaha swasta, maksudnya

adalah perusahaan tersebut didirikan oleh orang atau badan swasta. Saat ini

perekonomian di Indonesia disokong oleh tiga pilar pelaku ekonomi yaitu Swasta,

Koperasi dan Badan Usaha Milik Negara.

Dalam suatu perusahaan dagang kegiatan yang terjadi meliputi:

1. Pembelian Barang Dagangan

2. Pembayaran/Pengeluaran Uang

3. Penjualan Barang Dagangan

4. Penerimaan Uang Tunai

Masalah Khusus Dalam Perusahaan Dagang

Dalam perusahaan dagang banyak hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti keempat

hal di atas:

1. Pembelian

Dalam perusahaan dagang, pembelian yang utama dilakukan adalah Barang

Dagangan, serta pembelian barang lainnya seperti perlengkapan kantor,

perlengkapan toko, aktiva tetap untuk digunakan dalam operasional

perusahaan.

Pembelian ini dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Saat terjadi

transaksi harus diperhatikan Barang Dagangan yang dibeli dan syarat jual beli.

Barang yang dibeli akan tiba diperusahaan, kemudian diperiksa sesuai

tidaknya dengan surat pesanan, kalau sesuai dibuat laporan penerimaan

barang dan barang disimpan di gudang.

82

Page 83: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Bilamana barang dagangan yang datang ada yang rusak atau tidak sesuai

dengan pesanan, maka barang dagangan tadi dan dikembalikan untuk ditukar

atau diganti. Seandainya tidak ada pengganti atau penukar, maka hal tersebut

disebut dengan retur atau pengembalian, akibatnya akan muncul potongan

harga (allowance).

Barang dagangan yang datang akan disimpan dan dicatat oleh petugas gudang.

Pencatatan barang dapat menggunakan metode periodic ataupun metode

perpetual, tergantung pada jenis barang dagangan yang dijual. Biasanya kalau

barang dagangan terdiri dari berbagai jenis dan perputarannya tinggi seperti

pada toko kelontong ataupun swalayan, maka biasanya akan digunakan

metoda periodik. Sedangkan untuk barang dagangan yang jenisnya sedikit

atau hanya satu jenis saja dan perputarannya rendah, biasanya digunakan

metode perpetual.

Penggunaan metode pencatatan ini akan berpengaruh pada cara pencatatan,

misalnya periodic akan lebih efektif dan efisien bilamana menggunakan jurnal

khusus, sedangkan perpetual cukup dengan jurnal umum saja, walaupun

memungkinkan untuk menggunakan jurnal khusus.

2. Pembayaran/Pengeluaran Uang Tunai

Pada saat barang dagangan dibeli secara tunai, maka perusahaan harus

langsung membayar, dengan kata lain “ada uang ada barang”. Tapi bilamana

pembelian dilakukan secara kredit maka akan muncul “Hutang Usaha” atau

mungkin “Hutang Wesel”, hal ini terjadi tergantung pada perjanjian saat

pembelian terjadi.

Bilamana tanggal jatuh tempo sudah tiba, maka hutang usaha harus dibayar.

Biasa juga terjadi perusahaan membayar pada periode potongan atau sebelum

83

Page 84: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

tanggal jatuh tempo. Kalau pada periode potongan maka jumlah uang yang

dibayarkan akan lebih kecil dari yang seharusnya, hal ini terjadi karena

perusahaan mendapat potongan. Periode potongan dalam transaksi disebut

“termin atau Term” dan terjadi sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian saat

transaksi pembelian terjadi.

3. Penjualan

Barang dagangan yang ada di perusahaan, disimpan hanya sementara, karena

“penyimpanan” dapat dilakukan di gudang ataupun ditoko dengan cara

dipajang. Pada saat barang dagangan dijual dapat dilakukan secara tunai atau

kredit. Barang dagangan yang dijual mungkin saja akan mengalami kerusakan

ataupun tidak sesuai dengan pesanan saat tiba di tempat tujuan. Bilamana hal

ini terjadi kalau ada pengganti atau penukar, secepatnya harus dilakukan, tapi

bilamana tidak ada, maka akan muncul “retur dan pengurangan harga”

(returns & allowance. Metode yang digunakan pun harus konsisten tidak bisa

di ubah-ubah.

4. Penerimaan Uang Tunai

Pada saat terjadi penjualan tunai, maka pada saat itu perusahaan akan

menerima sejumlah uang tunai. Tapi bilamana yang terjadi adalah penjualan

kredit maka akan muncul “piutang usaha”. Selanjutnya pelunasan atas piutang

usaha ini akan terjadi pada suatu waktu yang sudah disepakati bersama, hal

tersebut tergantung pada termin dan perjanjian saat transaksi terjadi.

Kalau tanggal jatuh tempo sudah tiba, maka akan terjadi pembayaran atau

pelunasan atas piutang usaha, biasa juga terjadi pembayaran atau pelunasan

atas piutang usaha pada jangka waktu potongan, maka jumlah uang yang

84

Page 85: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

diterima perusahaan tidak sebesar yang seharusnya karena sudah dikurangi

dengan potongan harga.

Syarat Jual Beli

Pada saat terjadi transaksi pembelian dan penjualan ada beberapa hal syarat jual beli

yang harus diperhitungkan seperti:

a. Jangka Waktu (syarat pembayaran)

Pada saat terjadi transaksi pembelian ataupun penjualan secara kredit, selalu

disebutkan bagaiamana syarat pembayaran, hal ini biasanya berhubungan

dengan jangka waktu dan cara pembayaran, dan biasa ditulis sebagai berikut:

% / waktu 1, N / waktu 2%, adalah besarnya potongan yang dinyatakan dalam

persentasse tertentu, bilamana dilakukan pembayaran dalam jangka waktu

potongan.

Waktu 1, adalah jangka waktu potongan, besarnya dihitung sejak tanggal

transaksi sampai dengan beberapa hari kedepan.

N (net) adalah jumlah yang harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo.

Waktu Z, adalah maksimal jangka waktu pelunasan.

Contoh: 2/10, n/30 dibaca potongan 2% bilamana dibayar dalam jangka waktu

10 hari sejak tanggal transaksi, dan harus dilunasi dalam 30 hari 2/10, n/EOM,

dibaca potongan 2% bilamana dibayar dalam jangka waktu 10 hari sejak

transaksi dan harus dilunasi pada End of Month (EOM-akhir bulan)

b. Biaya angkut

Selain potongan ada lagi yang harus diperhatikan, yaitu biaya angkut

saat pembelian ataupun saat penjualan, karena biaya angkut ini bisa dengan

Loco Gudang ataupun Franco Gudang ataupun dengan cara lain seperti FOB

(free on board). Bilamana tempat tujuan barang dagangan tidak melewati

suatu “perairan”, maka biasa digunakan istilah loco ataupun franco,

85

Page 86: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

sedangkan kalau melewati suatu perairan maka bisa digunakan FOB baik

shipping point ataupun destinator.

Pada syarat jual beli dengan loco gudang, maka pembeli akan

menanggung semua biaya kirim dari gudang penjual ke gudang sendiri,

sedangkan kalau semua biaya kirim ditanggung oleh penjual, maka disebut

dengan franco gudang.

Kalau FOB Shipping point, pembeli akan menanggung semua biaya kirim

dari pelabuhan penjual sampai gudang pembeli. Sedangkan FOB Destination,

penjual yang menanggung semua biaya kirim sampai barang tiba di gudang

pembeli.

Pada saat transaksi pembelian dan penjualan terjadi, bukan hanya

biaya angkut yang muncul, ada biaya lain seperti biaya asuransi, bea cukai

dan biaya lainnya.

c. Bukti transaksi

Bukti transaksi yang biasa digunakan dalam suatu perusahaan dagang adalah:

o Faktur, yang bisa digunakan untuk transaksi tunai ataupun kredit, dan

juga untuk barang kena pajak.

o Nota kredit, akan digunakan bilamana ada barang yang dikembalikan.

o Kuitansi (bukti penerimaan kas), yang digunakan untuk menerima

sejumlah uang.

o Nota debit, akan digunakan bilamana ada barang yang dikembalikan

o Cek, yang digunakan untuk mengeluarkan sejumlah uang.

7.2 Sistem Pencatatan Persediaan (Jurnal Umum dan Posting)

Setiap keluar masuk barang dagangan yang ada di perusahaan akan dicatat, baik

dengan periodik ataupun dengan perpertual.

86

Page 87: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

1. Metode periodik

Dalam metode ini setiap barang dagangan yang dibeli tidak dicatat dalam

rekening barang dagangan, tapi dalam rekening pembelian dan kas/hutang

usaha, sedangkan untuk penjualan akan dicatat dalam rekening penjualan

sebesar harga jual. Selain itu untuk biaya yang terjadi sehubungan dengan

pembelian akan dicatat sebagaimana adanya seperti dalam format di bawah

ini:

Transaksi Jurnal yang dibuatPembelian (tunai/kredit) Pembelian Rp xxx

Hutang Usaha/Kas Rp xxxRetur pembelian Hutang Usaha Rp xxx

Retur Pembelian Rp xxxPenjualan (tunai/kredit) Piutang Usaha/Kas Rp xxx

Penjualan Rp xxxRetur Penjualan Retur Penjualan Rp xxx

Piutang Usaha Rp xxxBiaya Angkut Pembelian

(FOB – SP)

Biaya Angkut Pembelian Rp xxx

Kas Rp xxxBiaya Angkut Penjulan

(FOB – D)

Biaya Angkut Penjualan Rp xxx

Kas Rp xxx

2. Metode perpetual

Dalam metode ini setiap barang dagangan yang dibeli dicatat dalam rekening

barang dagangan, sedangkan untuk penjualan akan dicatat dalam rekening

penjualan sebesar harga jual dan harga pokok. Selain itu untuk biaya yang

terjadi sehubungan dengan pembelian akan dicatat sebagaimana adanya

seperti dalam format di bawah ini:

Transaksi Jurnal yang dibuat

87

Page 88: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Pembelian (tunai/kredit) Barang Dagangan Rp xxx

Hutang Usaha/Kas Rp xxx

Retur pembelian Hutang Usaha Rp xxx

Barang Dagangan Rp xxx

Penjualan (tunai/kredit) Piutang Usaha/Kas Rp xxx

Penjualan Rp xxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxx

Barang Dagangan Rp xxxRetur Penjualan Retur Penjualan Rp xxx

Piutang Usaha/Kas Rp xxx

Barang Dagangan Rp xxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxxBiaya Angkut Pembelian

(FOB – SP)

Biaya Angkut Pembelian Rp xxx

Kas Rp xxx

Biaya Angkut Penjulan

(FOB – D)

Biaya Angkut Penjualan Rp xxx

Kas Rp xxx

Penyesuaian Persediaan

Setiap akhir periode harus selalu dilakukan penyesuaian atas saldo perusahaan

yang ada, penyesuaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Metode Periodik Metode Perpetual

88

Page 89: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

(menutup BD awal)

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

Ikhtisar Laba Rugi Rp xxx

(menampilkan BD akhir)

Harga Pokok Penjualan Rp xxx

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

( )

Persediaan Barang Dagangan Rp xxx

Harga Jual Beli Penjualan Rp xxx

( )

7.3 Jurnal Khusu & Buku Besar

Secara umum jurnal, dapat dikatakan sebagai, buku atau formulir yang

digunakan dalam mencatat semua transaksi perusahaan secara kronologis. Kenapa

buku atau formulir, karena hanya merupakan media pencatatan, yang paling penting

adalah bahwa transaksi harus dicatat secara kronologis, sehingga akan dapat

menyajikan kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal dapat juga dikatakan sebagai

suatu buku harian untuk mencatat segala transaksi secara kronologis, dimana dalam

pencatatan ini sudah ditentukan judul akun yang diperlukan serta jumlah uang yang

harus di debit dan jumlah uang yang harus di kredit.

Pada perusahaan jasa, jenis transaksi yang sering kali terjadi adalah transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pada perusahaan perdagangan, di

samping kedua jenis transaksi tersebut, transaksi pembelian barang dagangan secara

kredit dan transaksi penjualan secara kredit merupakan jenis transaksi yang sering

terjadi pula. Jurnal-jurnal khusus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jurnal penjualan: untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan secara kredit.

2. Jurnal pembelian: untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian secara kredit.

3. Jurnal penerimaan kas: untuk mencatat transaksi-transaksi penerimaan kas.

4. Jurnal pengeluaran kas: untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran kas.

89

Page 90: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Fungsi dan Tujuan Jurnal Khusus

Yang cocok menggunakan metode ini, biasanya jenis barang dagangan berupa

barang yang cepat habis dikonsumsi, seperti SEMBAKO atau lainnya. Dalam metode

ini akan lebih efektif dan efisien bilamana menggunakan jurnal khusus. Karena

perusahaan bergerak dibidang perdagangan, maka jurnal yang digunakan, biasanya

adalah:

a. Jurnal Penjualan, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi penjualan barang

dagangan secara kredit.

b. Jurnal Retur Penjualan, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi pengembalian

barang dagangan yang dijual kredit.

c. Jurnal Penerimaan Kas, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi penerimaan

uang tunai ke dalam perusahaan dari semua sumber.

d. Jurnal Pembelian, dalam jurnal ini dicatat transaksi pembelian barang

dagangan dan barang lain secara kredit.

e. Jurnal Retur Pembelian, dalam jurnal ini dicatat transaksi pengembalian

barang dagangan yang dibeli kredit.

f. Jurnal Pembayaran Kas, dalam jurnal ini dicatat semua transaksi pengeluaran

uang tunai oleh perusahaan.

g. Jurnal Umum, mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat pada jurnal-jurnal

di atas.

Pencatatan Transaksi ke Jurnal Khusus

1. Metode Periodik

Mari kita lihat contoh berikut ini:

PD Nugraha bergerak di bidang perdagangan, dengan transaksi selama bulan

Desember 2005 sebagai berikut:

Des 1 Diinvestasikan uang tunai Rp 50.000.000,- ke perusahaan kwt 001

Dibeli Barang Dagangan tunai dari Amidi Rp 5.000.000,- cek 4601

90

Page 91: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2 Dijual Barang Dagangan kredit ke Syarief Rp 3.500.000,- 2/10,n/30,

Inv N001

Dibeli perlengkapan toko kredit dari CV Dian Rp 1.000.000,-

Inv D010

3 Dibeli Barang Dagangan kredit dari PD Setia Rp 7.500.000,-,

2/8,n/EOM . Dengan Inv S201

Dibeli peralatan toko tunai dari Ligna Rp 2.000.000,- cek 4602

4 Dikembalikan Barang Dagangan ke PD Setia Rp 250.000,- tidak

sesuai DN 004

5 Dijual BD tunai ke PD Elsa Rp 5.000.000,-, kwt 002

6 Dilunasi hutang ke PD Setia cek 4603

7 Diterima pengembalian BD dari PD Elsa Rp 500.000,- tidak sesuai,

uang dikembalikan cek 4604

9 Dibeli BD tunai dari PD Vidi Rp 6.575.000,- setelah potongan

Rp 25.000,- Cek 4605

12 Dijual BD kredit ke Tomodachi Rp 5.000.000,-, 2/10,n/30, Inv N002

14 Dibeli perlengkapan toko tunai dari CV Dian Rp 1.000.000,- cek 4606

15 Diterima pengembalian BD dari Tomodachi Rp 250.000,- tidak sesuai,

CN 003

20 Dilunasi hutang ke CV Dian cek 4607

21 Diterima pelunasas dari Syarief, kwt 003

25 Dibayar gaji karyawan Rp 3.500.000,- cek 4608

26 Dibeli BD kredit dari Hasanah Rp 6.500.000, 3/6,n/25, Inv A 111

Dibeli BD tunai dari Amidi Rp 4.500.000,- cek 4609

28 Dijual BD tunai ke PD Elsa Rp 5.500.000,- kwt 004

29 Dikembalikan BD ke Amidi Rp 500.000,- rusak, uang diterima

ket 005

31 Dibayar Telp Rp 500.000,-, Listrik Rp 100.000,-, PDAM Rp 75.000,-

Cek 4610

91

Page 92: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Dari transaksi di atas catat ke dalam jurnal khusus yang sesuai.

Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Rp Page 1

Kredit

PurchasesAccount Payable

Account Amount2005 Des

2 HU - CV Dian D010 - - Perl. Toko 1.000.000 1.000.000

3 HU - PD Setia S201 2/8,n/EOM 7.500.000 - - 7.500.00026 HU - Hasanah A 111 3/6,n/25 6.500.000 - - 6.500.000

14.000.000 - 1.000.000 15.000.000

Date Sundries

Debet

TermDoc NoAccount Credited

Jurnal Retur Pembelian (Purchase Returns Journal) Rp Page 1

2005 Des

4 HU - PD Setia DN004 T sesuai

Date Account Debited Doc No Expl

250000

250000

Account Payable (dr)Purchases retuns (cr)

Jurnal Pembayaran Kas (Cash payments Journal) Rp Page 1

92

Page 93: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

A. Payable Purchases Sundries P. Discount Cash

2005 Des

1 Pembelian 4601 - 5000000 - - 5000000

3 Peralatan toko 4602 - - 2000000 - 20000006 HU - PD Setia 4603 7250000 - - 145000 71050007 Retur Penjualan 4604 - - 500000 - 5000009 Pembelian 4605 - 6600000 - 25000 6575000

14 Perlengkapan toko 4606 - - 1000000 - 100000020 HU - CV Dian 4607 1000000 - - - 100000025 Biaya Gaji 4608 - - 3500000 - 350000026 Pembelian 4609 - 6500000 - - 650000031 Biaya Telepon 4610 - - 500000 - 500000

Biaya Listrik 4610 - - 100000 - 100000Biaya PDAM 4610 - - 75000 - 75000

8250000 18100000 7675000 170000 33855000

Debet CreditDate Descriptions Doc No

Jurnal Penjualan (Sales Journal) Rp Page 1

2005 Des

2 PU - Syarief N 001 2/10,n/30

12 PU - Tomodachi N 002 2/10,n/30 5000000

A. Receivable (dr)Sales (cr)

8500000

Date Account Debited Doc No Term

3500000

Jurnal Retur Penjualan (Sales Returns Journal) Rp Page 1

2005 Des

15 PU - Tomodachi CN 003 T sesuai

250000

Sales Returns (dr)A. Receivable (cr)

Date Account Debited Doc No Expl

250000

Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal) Rp Page 1

93

Page 94: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

S. Discount Cash A. Receivable Sales Sundries

Modal 001 - 50000000 - - 50000000

Penjualan 002 - 5000000 - 5000000 -PU - Syarief 032 - 3500000 3500000 - -Penjualan 004 - 5500000 - 5500000 -Retur Pembelian 005 - 500000 - - 5000000

- 64500000 3500000 10500000 50500000

DebetDescriptions Doc No

Credit

1. Metode Perpetual

Dengan menggunakan contoh soal di atas, dengan asumsi bahwa harga pokok

penjualan adalah 75% dari harga jual, maka jurnal akan terlihat sebagai berikut:

Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Rp

Page 1

94

Page 95: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

KreditAccount Payable

Account Amount2005 Des

2 HU - CV Dian D010 - - Perl. Toko 1.000.000 1.000.000

3 HU - PD Setia S201 2/8,n/EOM 7.500.000 - - 7.500.00026 HU - Hasanah A 111 3/6,n/25 6.500.000 - - 6.500.000

14.000.000 - 1.000.000 15.000.000

Date Sundries

Debet

TermDoc NoAccount Credited Merchandise Inventory

Jurnal Retur Pembelian (Purchases Returns Journal) Rp Page 1

2005 Des

4 HU - PD Setia DN004 T sesuai

250000

Account Payable (dr)M. Inventory (cr)

Date Account Debited Doc No Expl

250000

Jurnal Pembayaran Kas (Cash Payments Journal) Rp Page 1

A. Payable Purchases Sundries M. Inventory Cash

2005 Des

1 Pembelian 4601 - 5000000 - - 5000000

3 Peralatan toko 4602 - - 2000000 - 20000006 HU - PD Setia 4603 7250000 - - 145000 71050007 Retur Penjualan 4604 - - 500000 - 5000009 Pembelian 4605 - 6600000 - 25000 6575000

14 Perlengkapan toko 4606 - - 1000000 - 100000020 HU - CV Dian 4607 1000000 - - - 100000025 Biaya Gaji 4608 - - 3500000 - 350000026 Pembelian 4609 - 6500000 - - 650000031 Biaya Telepon 4610 - - 500000 - 500000

Biaya Listrik 4610 - - 100000 - 100000Biaya PDAM 4610 - - 75000 - 75000

8250000 18100000 7675000 170000 33855000

Debet CreditDate Descriptions Doc No

Jurnal Penjualan (Sales Journal) Rp Page 1

95

Page 96: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Cash of Goods Sold (dr)Merch. Inventory (cr)

2005 Des

2 PU - Syarief N 001 2/10,n/30 2625000

12 PU - Tomodachi N 002 2/10,n/30 37500006375000

5000000

A. Receivable (dr)Sales (cr)

8500000

Date Account Debited Doc No Term

3500000

Jurnal Retur Penjualan (Sales Returns Journal) Rp Page 1

CGS (cr)MI (dr)

2005 Des

15 PU - Tomodachi CN 003 T sesuai 187500

187500250000

Sales Returns (dr)A. Receivable (cr)

Date Account Debited Doc No Expl

250000

Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal) Rp Page 1

CGS Cash A. Receivable Sales Sundries

Modal 001 - 50000000 - - 50000000

Penjualan 002 - 5000000 - 5000000 -PU - Syarief 032 - 3500000 3500000 - -Penjualan 004 - 5500000 - 5500000 -Retur Pembelian 005 - 500000 - - 5000000

- 64500000 3500000 10500000 50500000

DebetDescriptions Doc No

Credit

Neraca saldo

Pendebitan sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama dengan

pengkreditan dari transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam buku besar,

jumlah pendebitan-pendebitan atas rekening-rekening harus selalu sama dengan

jumlah pengkreditan-pengkreditannya. Hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi dalam

persamaan dasar akuntansi. Untuk menguji kebenarannya maka pada akhir masa

96

Page 97: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

tertentu harus dibuat Neraca Saldo, yaitu suatu daftar tentang saldo-saldo dari seluruh

rekening yang ada di dalam buku besar pada saat tertentu.

Tujuan pembuatan neraca saldo:

1. untuk menguji kesamaan debit dan kredit di dalam buku besar.

2. merupakan ringkasan dari buku besar sehingga memudahkan penyusunan

laporan-laporan keuangan.

Neraca saldo dapat dibuat pada setiap saat setelah transaksi selesai dicata, tetapi hal

itu kurang praktis. Pada umumnya neraca saldo dibuat setiap akhir bulan atau setiap

akhir periode.

Contoh neraca saldo:

97

Page 98: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PERUSAHAAN PENGANGKUTAN “ASRI”

NERACA SALDO per 30 April 2010

No. Nama Rekening Saldo Debit Saldo Kredit101

102

107

108

110

112

210

300

401

402

403

404

500

605

Kas

Piutang Dagang

Supplies

Peralatan kantor

Persekot sewa

Kendaraan

Utang

Modal

Biaya reparasi

Gaji pegawai

Biaya telepon

Biaya listrik dan air

Pendapatan jasa

Prive

Rp. 6.560.000,00

Rp. 500.000,00

Rp. 350.000,00

Rp. 1.500.000,00

Rp. 1.800.000,00

Rp. 9.000.000,00

Rp. 200.000,00

Rp. 300.000,00

Rp. 175.000,00

Rp. 90.000,00

Rp. 275.000,00

Rp. 2.000.000,00

Rp. 13.500.000,00

Rp. 5.520.000,00

Rp. 20.750.000,00 Rp. 20.750.000,00

7.4 Kertas Kerja Perusahaan Jasa

Salah satu jenis perusahaan berdasarkan usahanya adalah perusahaan jasa,

yaitu: perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan-pelayanan

98

Page 99: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

dan kemudahan-kemudahan serta memberi bantuan pada proses produksi maupun

konsumsi, misalnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang: jasa salon

kecantikan, jasa transportasi, jasa konsultan, perbankan atau asuransi. Sedangkan

jenis perusahaan menurut badan hukumnya terdiri dari: perusahaan perseorangan,

Firma (fa), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dan koperasi.

Semua jenis perusahaan tersebut dalam melaksanakan berbagai kegiatannya

akan selalu memerlukan bantuan jasa akuntansi. Semakin baik sebuah perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan akuntansinya, maka semakin baik pula perusahaan

tersebut dalam menyajikan informasi bagi mereka yang membutuhkannya.

Tahap-tahap akuntansi seperti yang tersebut di atas, akan terus berjalan

berulang-ulang sesuai kegiatan (transaksi) yang ada untuk setiap periode. Karena

sifatnya terus berulang (berputar), maka kegiatan akuntansi dalam suatu periode

sering disebut SIKLUS AKUNTANSI (the accounting cyrcle). Untuk lebih jelasnya

sebuah siklus akuntansi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

SIKLUS AKUNTANSI

99

Transaksi/Bukti transaksiJurnalBuku Besar

Daftar sisa/Neraca sisaJurnal PenyesuaianJurnal PenutupMenutup buku besarNeraca saldo setelah

penutup

Laporan KeuanganLaporan laba rugiLaporan perubahan modalneraca

Page 100: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tahap pencatatan:

1 Jan – 31 Des

Tahap pengikhtisaran:

1 Jan – 31 Des

Tahap pelaporan:

31 Des

1. Jurnal

a. Pengaruh Transaksi Keuangan

Setiap transaksi keuangan yang terjadi akan selalu mempengaruhi jumlah

uang yang tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar) tertentu.

Transaksi keuangan dapat saja menambah atau mengurangi jumlah yang

tercantum pada sisi debet atau kredit akun (buku besar).

Secara garis besar, penambahan atau pengurangan jumlah yang tercantum

pada sisi debet atau kredit akun (buku besar) dapat digambarkan sebagai berikut;

HARTA

100

Page 101: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

(+) (-)

Bertambah di sisi debet Berkurang di sisi kredit

UTANG/KEWAJIBAN

(-) (+)

Berkurang di sisi debet Bertambah di sisi kredit

MODAL

(-) (+)

Berkurang di sisi debet Bertambah di sisi kredit

PENGHASILAN/PENDAPATAN

(-) (+)

Berkurang di sisi debet Bertambah di sisi kredit

BIAYA/BEBAN

(+) (-)

101

Page 102: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Bertambah di sisi debet Berkurang di sisi kredit

Pengaruh yang mungkin terjadi dari suatu transaksi keuangan terhadap harta,

kewajiban, dan modal adalah sebagai berikut:

a. Ada penambahan dalam salah satu harta dan adanya pengurangan terhadap

harta lainnya.

b. Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada

utang.

c. Adanya penambahan terhadap harta dan diikuti pula dengan penambahan pada

modal.

d. Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan

pada utang.

e. Adanya pengurangan terhadap harta dan diikuti pula dengan pengurangan

modal.

Dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya untuk menghindari kesalahan

seminimal mungkin, maka pencatatan tidak dilakukan langsung ke dalam akun

buku besar. Setiap transaksi terlebih dahulu dianalisis pengaruhnya terhadap

unsur-unsur persamaan dasar akuntansi (harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan

beban) dan dicatat dalam jurnal baru kemudian dicatat ke dalam akun (buku

besar).

Jurnal (Journal) dikenal juga dengan nama Buku Pencatatan/Pemasukan Asli

(Book of original entry). Jurnal merupakan catatan pendebetan dan pengkreditan

102

Page 103: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang

diperlukan dari transaksi tersebut.

2. Bentuk Jurnal

Bentuk jurnal yang sering digunakan dalam suatu perusahaan adalah jurnal yang

mempunyai 2 (dua) kolom jumlah (debet dan kredit). Jurnal semacam ini dapat

dipergunakan untuk mencatat semua transaksi secara kronologis.

Berikut ini contoh bentuk jurnal:

Jurnal umum

Hal: (a)

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

20….

(c) (d)(b)

(e) (e)

Keterangan:

a. Halaman, setiap halaman jurnal diberi nomor halaman.

b. Tanggal, kolom pertama diisi dengan tahun dan bulan, sedangkan kolom

kedua diisi dengan tanggal terjadinya transaksi yang dicatat.

c. Keterangan, untuk mencatat nama akun: nama akun yang di debet ditulis di

tepi sisi kiri dan jumlah pendebetan dimasukkan ke dalam kolom debet.

Sedangkan nama akun yang dikredit ditulis agak menjorok ke kanan di

103

Page 104: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

bawah akun debet dan jumlah pengkreditan dimasukkan ke dalam kolom

kredit. Di bawah nama akun diberi keterangan ringkas mengenai transaksi

yang terjadi untuk memudahkan dalam pemberian keterangan pada waktu

pemindahbukuan (posting) ke buku besar.

d. Ref, diisi nomor akun, dilakukan ketika pemindahan akun tersebut ke dalam

buku besar (posting).

e. Setiap penggantian halaman sebaiknya kolom debet dan kredit dijumlahkan

untuk dipindahkan ke halaman berikutnya.

3. Jurnal Penyesuaian

Tujuan dari proses penyesuaian adalah:

a. Agar setiap akun riil khususnya kelompok akun harta dan kelompok akun

utang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi.

b. Agar setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun beban)

menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu

periode akuntansi.

Pada akhir periode akuntansi ada akun-akun yang perlu mendapat penyesuaian,

yaitu:

a. Perlengkapan/Beban Habis Pakai (supplies)

b. Beban yang masih harus dibayar (accured expense)

c. Pendapatan yang masih harus diterima (accured revenue)

d. Beban dibayar dimuka (prepaid expense)

104

Page 105: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

e. Pendapatan diterima dimuka (deferred revenue)

f. Penyusutan aktiva tetap (depreciation)

4. Penyelesaian Kertas Kerja

Tahap-tahap penyusunan kertas kerja yang berbentuk 10 kolom adalah sebagai

berikut;

a. Isilah kolom daftar sisa dengan data yang berasal dari daftar sisa yang telah

disiapkan (dari saldo-saldo akun buku besar).

b. Kolom penyesuaian diisi dengan data-data yang berasal dari jurnal

penyesuaian. Apabila terdapat nama akun yang belum ada didaftar sisa, maka

nama akun tersebut dicantumkan di bawahnya.

c. Pada tahap ini kita lebih dahulu mengkompensasikan (menggabungkan antara

daftar sisa dengan penyesuaian). Hasil dari kompensasi atau penggabungan

tersebut kita tuliskan pada kolom daftar sisa disesuaikan.

d. Memindahkan jumlah-jumlah yang tercatat dalam daftar sisa setelah

disesuaikan. Akun harta, utang, dan modal dipindahkan ke kolom neraca.

Sedangkan akun pendapatan dan beban dipindahkan ke kolom laba rugi

(sesuai dengan posisi debit dan kredit daftar sisa disesuaikan).

e. Menjumlahkan angka-angka pada kolom laba rugi dan kolom neraca.

Memasukkan laba bersih atau rugi bersih ke dalam salah satu kolom sebagai

pengimbang, baik ke dalam kolom laba rugi maupun ke kolom neraca.

Perhatikan ketentuan berikut:

• Jika jumlah debet lebih besar dari jumlah kredit, sehingga selisihnya

ditulis dikolom kredit, berarti rugi bersih.

105

Page 106: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

• Jika jumlah debet lebih kecil dari jumlah kredit, sehingga selisihnya

ditulis di kolom debet, berarti laba bersih.

5. Jurnal Penutup & Neraca Saldo setelah penutupan

Cara penyusunan jurnal penutup:

1. Pemindahan akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal

penutup

Pendapatan Rp xxx

Ikhtisar L/R Rp xxx

(sebesar saldo masing-masing pendapatan)

2. Memindahkan akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal penutup

Ikhtisar L/R Rp xxx

Beban Rp xxx

(sebesar saldo masing-masing beban)

3. Memindahkan saldo akun prive akun modal melalui jurnal penutup.

(untuk perusahaan perorangan)

Modal Rp xxx

106

Page 107: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Prive Rp xxx

(sebesar saldo prive)

(untuk perusahaan berbentuk PT)

Laba tidak dibagi Rp xxx

Deviden Rp xxx

4. Memindahkan saldo akun iktisar L/R ke akun modal melalui jurnal penutup

(untuk perusahaan perorangan)

- Jika laba : Ikhtisar L/R Rp xxx

Modal Rp xxx

- Jika rugi : Modal Rp xxx

Ikhtisar L/R Rp xxx

(untuk perusahaan berbentuk PT)

- Jika laba : Ikhtisar L/R Rp xxx

Laba tidak dibagi Rp xxx

107

Page 108: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

- Jika rugi : Laba tidak dibagi Rp xxx

Ikhtisar L/R Rp xxx

Apabila sumber data yang digunakan berasal dari kertas kerja, maka penyusunan

jurnal penutup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memindahkan saldo pendapatan ke ikhtisar laba/rugi dengan cara mendebet

akun-akun pendapatan (sebesar saldo masing-masing pendapatan yang

berasal dari kolom laba/rugi kredit) dan mengkredit ikhtisar laba/rugi

sebesar jumlah akun pendapatan (sebesar saldo pendapatan yang berasal dari

kolom laba/rugi kredit).

2. Memindahkan saldo beban ke Ikhtisar laba/rugi dengan cara mengkredit

akun-akun beban (sebesar saldo masing-masing beban yang berasal dari

kolom laba/rugi debet) dan mendebet akun ikhtisar laba/rugi sebesar jumlah

akun beban (sebesar saldo beban yang berasal dari kolom laba/rugi debet).

3. Memindahkan saldo akun ikhtisar laba/rugi ke akun sebesar saldo laba/rugi

yang ada pada kolom laba/rugi.

4. Memindahkan saldo prive ke akun modal dengan cara mengkredit saldo prive

(berasal dari kolom neraca debet) dan mendebet akun modal.

7.5 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Dengan Metode Periodik &

Perpetual

1. Metode Perpetual

108

Page 109: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem

dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.

Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan

dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa

diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening

yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang

dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap

perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan

sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat

kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk

kuantitas dan harga perolehannya.

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan

laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik

untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada penjurnalan adalah :

a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan

b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat

dengan mendebet rekening HPP pada persediaan.

c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu

persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu

persediaan menunjukkan kuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis

barang yang ada dalam persediaan.

2. Metode Periodik

109

Page 110: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet

rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan

maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit

rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi

atau stock opname pada akhir periode.

Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan

lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual.

Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan,

metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat

diketahui.

Perbandingan Metode Perpetual dengan PeriodikSistem Perpetual :Saat terjadi pembelian :

Persediaan 50.000.000 Utang Dagang 50.000.000

Saat terjadi penjualanPiutang Dagang 30.000.000

Penjualan 30.000.000

HPP 25.000.000 Persediaan 25.000.000

Penyesuaian pada akhir periodetidak diperlukan jurnal penyesuaian, rekeningpersediaan menunjukkan saldo yang ada pada akhirperiode yaitu Rp 35.000.000(10.000.000 * + 50.000.000 - 25.000.000)* misal persediaan awal Rp 10.000.000

Sistem Periodik :Saat terjadi pembelian

Pembelian 50.000.000 Utang Dagang 50.000.000

110

Page 111: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Saat terjadi penjualanPiutang Dagang 30.000.000

Penjualan 30.000.000

Penyesuaian pada akhir periodeHPP 10.000.000

Persediaan 10.000.000

HPP 50.000.000 Pembelian 50.000.000

Persediaan 35.000.000 HPP 35.000.000

Latihan Soal

Daftar saldo dibawah ini kepunyaan subhan di Cililin per 31 Desember 2005.

No Nama Rekening Jumlah (Rp)

1101 Kasi di Bank 7.225.000

1102 Piutang Usaha 10.150.000

1103 Persediaan Barang Dagangan 32.425.000

1104 Perlengkapan Toko 927.000

1105 Perlengkapan Kantor 325.000

1106 Asuransi Dimuka 1.830.000

1201 Peralatan Toko 35.000.000

1210 A/P - Peralatan Toko 15.750.000

1202 Peralatan Kantor 8.190.000

1211 A/P - Peralatan Kantor 2.457.000

2101 PPh Karyawan Terutang 358.000

2102 Hutang Biaya Gaji -

2103 Hutang Usaha 1.225.000

2104 PPh Pengusaha Terutang -

3101 Modal 49.599.200

3201 Prive 2.800.000

111

Page 112: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3301 Ikhtisar Laba Rugi -

4101 Penjualan 352.850.000

4102 Pendapatan Bunga 125.000

4201 Retur Penjualan 2.750.000

5101 Pembelian 252.800.000

5102 Biaya Angkut Pembelian 4.210.000

5201 Retur Pembelian 1.125.000

5202 Potongan Pembelian 3.650.000

6101 Biaya Gaji - Penjualan 30.450.000

6102 Biaya Sewa - Penjualan 11.250.000

6103 Biaya Iklan 4.240.000

6104 Biaya Perlengkapan Toko -

6105 Biaya Penyusutan Peralatan Toko -

6201 Biaya Gaji - Kantor 17.925.000

6202 Biaya Sewa - Kantor 1.500.000

6203 Biaya Telepon 725.000

6204 Biaya Perlengkapan Kantor -

6205 Biaya Asuransi -

6206 Biaya Penyusutan peralatan Kantor -

6207 Biaya Pajak Penghasilan 2.000.000

6208 Biaya Administrasi Bank 95.000 Keterangan tambahan:

a. Rekening Koran per 31 Desember 2005, menyebutkan bahwa saldo kredit

sebesar Rp. 7.235.000,- , selisih ini disebabkan karena bank mendebet

Rp. 15.000,- , untuk Biaya Administrasi Bank dan mengkreditnya

Rp. 25.000,- untuk Jasa Giro (bunga)

b. Nilai persediaan barang dagangan per 31 Desember 2005 Rp. 32.850.000,-

c. Nilai persediaan perlengkapan Toko per 31 Desember 2005 Rp. 215.000,- dan

perlengkapan kantor Rp 125.000,-

d. Premi asuransi yang telah daluwarsa Rp 1.145.000,-

e. Penyusutan peralatan Toko 15% setahun dari harga perolehan.

f. Nilai buku peralatan kantor per 31 Desember 2005 Rp. 4.914.000,-

112

Page 113: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

g. Gaji Karyawan terutang per 31 Desember 2005 Penjualan Rp 225.000,-

Administrasi Rp 175.000,-

h. Pajak Penghasilan pengusaha untuk tahun 2005 ditaksir sebesar Rp

2.500.000,-

Diminta:

a. Ayat jurnal penyesuaian

b. Neraca Lajur 10 kolom

c. Laporan Keuangan

d. Ayat jurnal penutup dan pembalik (bilamana ada)

BAB 8

AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

8.1 Pengertian, Ciri-Ciri Manufaktur

Akuntansi yang mencatat dan melaporkan kegiatan terhadap pengolahan bahan baku

menjadi produk jadi yang siap dijual.

Masalah khusus akuntansi manufaktur

Dalam perusahaan manufaktur persediaan terdiri dari tiga macam yaitu:

1. Persediaan bahan baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan dilaporkan

pada harga pokok

2. Persediaan barang dalam proses

Terdiri dari:

- Biaya bahan baku

113

Page 114: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

- Biaya upah

- Biaya over head pabrik

3. Persedian barang jadi

Terdiri dari total biaya pabrik untuk memproduksi barang jadi.

Biaya pabrik

Biaya yang terjadi dalam pabrik selama satu periode disebut biaya pabrik

(manufacturing cost). Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih

sebagian selesai pada awal periode, barang dimasukkan dalam proses produksi itu

dan barang-barang yang dapat diselesaikan pada akhir periode.

Biaya pabrik bisa dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu:

1. Biaya bahan baku (Raw material)

Biaya yang mudah secara langsung diidentifikasikan dengan barang jadi

2. Biaya upah langsung (direct labor)

Biaya untuk upah buruh yang menangani secara langsung proses produksi.

3. Biaya pabrikase (Overhead)

Biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya upah.

Contoh; biaya pabrikase

- Bahan pembantu

- Upah tidak langsung

- Biaya pemeliharaan

- Biaya listrik, air dan telepon.

Biaya produksi

114

Page 115: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Biaya produksi (produksi cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi

selama satu periode.

Harga pokok produksi

Biaya barang yang telah diselesaikan selain satu periode, harga pokok produksi terdiri

dari:

Persediaan awal Rp.

Biaya produksi Rp.

Persediaan akhir barang dalam proses Rp.

Harga pokok produksi merupakan harga pokok penjualan.

8.2 Kertas Kerja Perusahaan Manufaktur

Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian di perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian

perusahaan dagang ditambah penyesuaian perkiraan-perkiraan sebagai berikut:

a. Bahan baku

Untuk perusahaan manufaktur persediaan bahan baku perlu disesuaikan,

penyesuaian adalah sebagai berikut:

Tgl No.

Bukti

Keterangan Ref Debit Kredit

2005

31

Dec

(A)

Ikhtisar HP Produksi

Pers. Bahan

baku

Rp xxx

Rp xxx

115

Page 116: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

(B)

Persd. Bahan baku

Ikhtisar HP

Produksi

Rp xxx

Rp xxx

Kondisi (A)

Adjustment untuk persediaan bahan baku awal periode

Kondisi (B)

Adjusting untuk persediaan bahan baku akhir periode

Persediaan barang dalam proses

Penyesuaian persediaan barang dalam proses dilakukan pada akhir tahun adapun

penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

Tgl No.

Bukti

Keterangan Ref Debit Kredit

116

Page 117: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2005

31

Dec

(C)

Ikhtisar HP Produksi

Pers. Brg dlm proses

(D)

Persd. Bahan baku

Ikhtisar HP Produksi

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Persediaan barang jadi

Penyesuaian persediaan barang jadi dilakukan pada akhir tahun, penyesuaiannya

sebagai berikut:

Tgl No.

Bukti

Keterangan Ref Debit Kredit

2005

31

Dec

(E)

Ikhtisar Laba - rugi

Pers. Barang jadi

(F)

Persd. Barang jadi

Ikhtisar Laba - rugi

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Jurnal penutup (Closing entries)

117

Page 118: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal pernutup untuk

perusahaan dagang ditambah perkiraan yang berhubungan dengan kegiatan

produksi. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

Tgl No.

Bukti

Keterangan Ref Debit Kredit

2005

31 Dec

Ikhtisar H.P Produksi

Pembelian bahan baku

Beban buruh langsung

Beban bahan pembantu

Beban buruh tak langsung

Beban gaji pabrik

Beban listrik, air, telp

Beban perlengkapan pabrik

Beban pemeliharaan

Beban asuransi

Beban penyusutan pabrik

Beban amortisasi pabrik

Beban pabrikase

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Rp xxx

Setelah ayat jurnal penutup tersebut, perkiraan biaya pabrik akan bersaldo nol,

sementara itu H.P Produksi setelah penutupan akan ditransfer ke Perkiraan

Laba-rugi.

118

Page 119: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tgl No.

Bukti

Keterangan Ref Debit Kredit

2005

31

Dec

Ikhtisar Laba - rugi

Ikhtisar H.P Produksi

Rp xxx

Rp xxx

Neraca saldo penutup dan jurnal balik neraca saldo penutup dan jurnal balik

sama dengan perusahaan dagang.

Work Sheet

Work Sheet untuk perusahaan terlihat pada contoh berikut, sebagian besar

perkiraan sama dengan perusahaan dagang tapi ada beberapa yang hanya ada

perusahaan manufaktur yaitu:

1. Perkiraan persediaan terdiri dari 3 macam

- Persediaan bahan baku

- Persediaan barang dalam proses

- Persediaan barang jadi

2. Perkiraan biaya terdiri dari 3 jenis

- Beban bahan baku

- Beban upah buruh

- Beban overhead pabrik

119

Page 120: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Biaya di atas disebut biaya produksi, perkiraan biaya lainnya sama dengan

perusahaan dagang. Dalam work sheet perusahaan manufaktur terdapat satu

kolom tambahan yaitu kolom laporan harga pokok produksi, angka-angka ini

diperlukan untuk menghitung harga pokok barang yang selesai di produksi.

Contoh Work Sheet

No Account Title Debet (Rp) Credit (Rp)1 Cash 18.200 -2 Marketable Securities 500 -3 Account Receivable 66.100 -4 Allowance for bad debt - 1.5005 Finished good 78.500 -6 Work in process 55.000 -7 Direct material 62.000 -8 Factory supplies 4.700 -9 Prepaid insurance 1.250 -10 Land 50.000 -11 Factory building 240.000 -12 Accumulation Depr Factory Building - 30.00013 Factory Equipment 446.000 -14 Accum depr factory equipment - 111.50015 Account payable - 5.45016 Wages & salaries expense payable - 40.15017 Income tax payable - 13.20018 Capital - 200.00019 Retained earning - 537.32520 Devident 40.000 -21 Income summary - -22 Manufacturing summary - -23 Sales - 915.80024 Direct material purchases 220.800 -25 Direct labor 214.250 -26 Indirect factory labor 48.350 -27 Depritiation – factory equipment - -

120

Page 121: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

28 Factory heat, light & power 21.800 -29 Depr. Factory Building - -30 Insurance expense 4.750 -31 Factory Supplies Expense - -32 Factory Property Tax 9.750 -33 Miscellaneous Expense 2.050 -34 Selling Expense 130.500 -35 General Expnse 70.700 -36 Income Tax 52.225 -

Rp. 1.836.925 Rp. 1.836.925

Keterangan untuk adjustment pada tanggal 31 Desember 2005

1. Finished Good per 31 Dec 2005 Rp. 91.000

2. Work in process per 31 Dec 2005 Rp. 65.800

3. Raw material per 31 Dec 2005 Rp. 58.725

4. Factory Supplies per 31 Dec 2005 Rp. 1.800

5. Depreciation for factory building Rp. 6.000

6. Depreciation for factory equipment Rp. 22.000

7. Wages & salaries Exp yang belum dibayar, Direct labor Rp. 4500, Indirect

labor Rp. 950

121

Page 122: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tgl Keterangan Debet Credit2005

31

Des

Manufacturing summary

Raw material

Raw material

Manufacturing summary

Manufacturing summary

Work in process

Work in process

Manufacturing summary

Income summary

Finished good

Finished good

Income summary

Factory supplies expense

Income summary

Depreciation factory building

Accum depr - factory

building

Depr-factory equipment

Accum depr – factory

equipment

Direct labor

Indirect labor

Wages & salaries payable

Rp. 62.000

Rp. 58.725

Rp. 55.000

Rp. 65.800

Rp. 78.500

Rp. 91.000

Rp. 2.900

Rp. 6.000

Rp. 22.300

Rp. 4.500

Rp. 950

Rp. 62.000

Rp. 58.725

Rp. 55.000

Rp. 65.800

Rp. 78.500

Rp. 91.000

Rp. 2.900

Rp. 6.000

Rp. 22.300

Rp. 5.450

Selanjutnya adjustment di atas dimasukkan dalam worksheet.

122

Page 123: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

8.3 Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Dari dana yang ada dalam work sheet tadi bisa disusun laporan keuangan yaitu:

• Laporan Harga Pokok Produksi

• Laporan Harga Pokok Penjualan

• Laporan Laba-rugi

• Laporan Perubahan Modal

• Neraca

Laporan H.P Produksi

PT, MAKMUR SALAMINA

STATEMENT OF COST OF GOOD MANUFACTURED

FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Work in process Rp. 55.000Raw materialRaw material (begining) Rp. 62.000Purchase Rp. 220.800Cost of material available for used Rp. 282.800Raw material ending Rp. 58.725Cost of material used in production Rp. 224.075Direct labor Rp. 218.750Factory over headDirect labor Rp. 49.300Depr of factory equipment Rp. 22.300Heat, light & power Rp. 21.800Properti tax Rp. 9.750

123

Page 124: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Depr. of factory building Rp. 6.000Insurance expired Rp. 4.750Factory supplies used Rp. 2.900Miscellaneous factory used Rp. 2.050Total factory over head Rp. 118.850Total manufacturing cost Rp. 561.675Total WIP during period Rp. 616.675Work in process ending Rp. 65.800Cost of good manufactured Rp. 550.875

Laporan Laba – rugi

124

Page 125: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PT, MAKMUR SALAMINA

LAPORAN LABA - RUGI

FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Sales Rp. 55.000Cost of good soldFinished good (begining) Rp. 78.500Cost of good manufactured Rp. 550.875Cost of finished good available Rp. 629.375Finished good (ending) Rp. 91.000Cost of good sold Rp. 538.375Gross Profit Rp. 377.425Operating ExpenseSelling Expense Rp. 130.500General & Administrative Expense Rp. 88.700Total Rp. 219.200Income before tax Rp. 158.225Income tax Rp. 52.225Net income Rp. 106.000

Laporan Laba ditahan

PT, MAKMUR SALAMINA

STATEMENT OF COST OF GOOD MANUFACTURED

FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

125

Page 126: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Retained Earning (beginning) Rp. 537.325Net income for year Rp. 106.000Less Deviden Rp. 40.000Increase in Retained Earning Rp. 66.000Retained Earning (ending) Rp. 603.325

Neraca (Balance Sheet)

PT, MAKMUR SALAMINA

BALANCE SHEET

FOR PERIOD ENDED DEC 31, 2005

Ayat jurnal penutup (closing entries)

Ayat jurnal pada perusahaan manufacture untuk menutup semua biaya produksi ke

Manufacturing Summary penutupan perkiraan lainnya sama dengan perusahaan

dagang.

Keterangan Debet CreditA Manufacturing Summary Rp. 558.400

Raw material purchase Rp. 220.800Direct labor Rp. 218.750Indirect factory labor Rp. 49.300Depr factory equipment Rp. 22.300

126

Page 127: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Factory heat, light & power Rp. 21.800Factory property tax Rp. 9.750Depr. factory building Rp. 6.000Insurance Exp – factory Rp. 4.750Factory supplies exp Rp. 2.900Miscellaneous factory exp Rp. 2.050

B Sales Rp. 915.800Income summary Rp. 915.800

C Income summary Rp. 822.300Selling expense Rp. 130.500Gen & Amd Expense Rp. 88.700Income tax Rp. 52.225Manufacturing summary Rp. 550.875

D Income summary Rp. 106.000Retained earning Rp. 106.000

E Retained earning Rp. 40.000Deviden Rp. 40.000

Soal Latihan

Trial Balance PT. MAKMUR SALAMINA memperlihatkan keadaan 31-12-2005

No Account Title Debet Credit1 Cash Rp 41.800 2 Marketable Securities Rp 10.000 3 Account Receivable Rp 47.450 4 Allowance for bad debt Rp 900 5 Finished good Rp 36.800 6 Work in proses Rp 32.100 7 Raw material Rp 42.000 8 Prepaid Insurance Rp 10.000 9 Land Rp 50.000 10 Building Rp 260.000 11 Acumulation Depr. Building Rp 90.000 12 Machine Rp 100.000 13 Acumulation Depr. Machine Rp 25.000 14 Factory Equipment Rp 172.650

15Acumulation Depr Equipment Rp 97.750

127

Page 128: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

16 Ofiice Equipment Rp 30.000 Rp 10.000

17Acumulation Depr. Office Equipment Rp 135.900

18 Account Payable 19 Income Tax Payable Rp 300.000 20 Wage Payable Rp 127.100 21 Capital 22 Retained Earning 23 Deviden Rp 20.000 24 Income Summary Rp 668.500 25 Manufacturing Summary 26 Sales 27 Sales Return Allowance Rp 500 28 Raw Material Purchases Rp 197.000 29 Wages labor Rp 178.900 30 Factory Over Head Rp 65.150 31 Selling Expense Rp 70.275 32 General & Adm Expense Rp 45.825 33 Interest Expense Rp 3.500 Income Tax Rp 23.000

Rp 1.455.150 Rp 1.455.150

Informasi Tambahan

a. Inventory per Dec 31, 2005 (Rp)

Finished Good 65.000

Work in process 40.000

Raw Material 45.000

b. Income Payable

c. Piutang usaha yang tidak tertagih menjadi 3.500

d. Asuransi dibayar dimuka yang sudah jatuh tempo

Factory Over Head 4.520

General & Adm Expense 1.200

128

Page 129: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PENGANTAR

AKUNTANSI

129

Page 130: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2

BAB 1

KAS

1.1 Pengertian Kas

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik

sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi

dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar

Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas

adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan

umum perusahaan”. Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro

perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum perusahaan.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2003 :85) “ kas merupakan suatu alat

pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas

130

Page 131: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan

pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas merupakan alat

pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan hutang, dan dapat

diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan

bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Kas sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer

segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam

memperoleh barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting

karena, perorangan, perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan

posisi liquiqitas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang

mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas

bersangkutan dapat beroperasi.

Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti istilah kas sehari-hari dapat

disamakan dengan uang tunai yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang

sah. Persediaan kas yang cukup maka perusahaan akan beroperasi dengan lancar

terutama dalam kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian barang dan jasa,

memiliki harta, membayar hutang, membiayai operasi serta kegiatan-kegiatan

lainnya. Dalam aktiva perusahaan, kas mrupakan baik secara langsung maupun tidak

langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan semua data transaksi.

Dalam penyajian neraca maka kas biasanya dicantumkan pada urutan pertama dari

perkiraan yang merupakan aktiva lancar karena kas dapat digunakan tanpa

memerlukan waktu lama.

Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam

neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat

secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini

sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :

131

Page 132: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.

b. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi

serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa

tanda pemilik.

c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa

sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

Pengolahan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut :

a. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah.

b. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki

c. Penggunaannya secara bebas

d. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.

Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro.

Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka

pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.

Arus kas adalah arus masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen

laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari

komponen-komponen berikut ini.

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Laporan Perubahan Modal

d. Laporan Arus Kas dan

e. Catatan atas Laporan keuangan

132

Page 133: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Sebagai sebahagian dari laporan keuangan, laporan arus kas merupakan alat

komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus

kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,

struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk

mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan

keadaan dan peluang.

Likuiditas mengacu kepada kedekatan pada kas dari aktiva dan kewajiban-

kewajiban. Solvabilitas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk melunasi

utangnya pada saat jatuh tempo. Dan fleksibilitas keuangan mengacu kepada

kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap memburuknya

keuangan serta keutuhan dan peluang yang tak terduga. Data tersebut akan lebih

berarti bagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk

dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut. Idealnya laporan arus kas dapat

menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta

perkembangan perusahaan telah dicapai manajemen. Informasi tentang arus kas suatu

perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai keutuhan

perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

1.2 Prosedur Penerimaan & Pengeluaran Kas

Pada umumnya suatu system pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan

fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa adanya fungsi seperti

diatas, akan mudah menggelapkan uang kas.

Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka system

pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain . Tetapi

133

Page 134: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan

pengawasan terhadap kas.

1. Penerimaan Uang

Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa

sumber antara lain dari penjualan unai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman.

Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain :

1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas

dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi

pencatatan kas.

3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

2. Pengeluaran kas

Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar

bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan

ketat, sering kali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan.

Beberapaprosedur pengawasan yang penting sebagai berikut :

1. Semua Pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

3. Penulisan cek hanya apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang

lengkap atau digunakan system voucher.

4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti

pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang

mencatat pengeluaran kas.

5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

6. Diharuskan membuat laporan kas harian.

134

Page 135: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Dengan diterapakan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti

yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah, yaitu mengenai pembentukan

kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi

bank.

1.3 Kas Kecil

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran –

pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan

cek. Dalam hubungannya dengan kas kecil, ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu

(a) system imprest (b) metode fluktuasi.

a. Sistem Imprest.

Didalam system ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar

cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Oleh

kasir kas kecil, cek tadi diuangkan ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil

harus membuat bukti pengeluaran.

Prosedur akuntansi untuk dana kas kecil dengan system imprest sebagai berikut :

135

Page 136: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Misalnya PT.X pada tanggal 1 Desember 2008 membentuk dana kas kecil sebesar

Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2009 sebesar

Rp90.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

Biaya angkut Rp15.000,00

Listrik 17.000,00

Telpon 28.000,00

Administrasi kantor 30.000,00

Pada tanggal 19 Desember 2005 dilakukan pengisian kembali sebesar Rp90.000,00

Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember 2008 pengeluaran kas kecil

sebesar Rp80.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Langganan surat kabar 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan 30.850,00

Biaya cetak formulir 19.000,00

Kas Rp80.000,00

Apabila pada tanggal 31 Desember 2008 tidak dilakukan pengisian kembali maka kas

kecil jumlahnya tinggal Rp20.000,00 dan yang Rp80.000,00 sudah dikeluarkan untuk

membayar biaya-biaya. Karena tidak dilakukann pengisian kembali maka biaya-biaya

sejumlah Rp80.000,00 tersebut tidak dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31

Desember 2008 dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :

Biaya kirim penjualan Rp25.400,00

Surat kabar,majalah dll 4.750,00

Biaya rapat dan pertemuan 30.850,00

Biaya cetak 19.000,00

136

Page 137: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Kas kecil Rp80.000,00

b. Metode Fluktuasi

Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara

sama seperti dalam metode system imprest. Perrbedaan dengan system imprest adalah

dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai

dengan jumlah pengisian kembalidan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Dalam

metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil langsung dicatat. Jadi

buku pengeluarna kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar

pembukuan kerekening-rekening buku besar.Karena pencatatan dilakukan setaip kali

terjadi pengeluaran, maka rekening kas kecil didebit sebesar uang yang diterima.

Misalnya PT.X membentuk kas kecil sebesar Rp100.000,00 pada tanggal 1 Desember

2008.

Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut :

2008

2 Desember : Membayar Koran Rp7.200,00

3 Desember : Membayar biaya angkut 45.000,00

7 Desember : Biaya adinistrasi dan umum 17.800,00

9 Desember : Membayar reeking listrik 14.000,00

10Desember : Dana kas kecil diisi kembali 75.000,00

Dengan menggunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi di atas dicatat dengan

jurnal-jurnal sebagai berikut :

2008

1 Desember : Kas kecil Rp100.000,00

Kas Rp100.000,00

137

Page 138: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2 Desember : Biaya Koran Rp7.200,00

Kas kecil Rp7.200,00

3 Desember : Biaya angkut Rp45.000,00

Kas kecil Rp45.000,00

7 Desember : Biaya adm.Umum Rp17.800,00

Kas kecil Rp17.800,00

9 Desember : Biaya listrik Rp14.000,00

Kas kecil Rp14.000,00

10 Desember : Kas Kecil Rp75.000,00

Kas Rp75.000,00

Jurnal-jurnal tersebut apabila dibukukan kedalam rekening kas kecil akan nampak

sebagai berikut :

Kas Kecil

2005 2005

Desember 1 Rp100.000,00 Desember 2 Rp7.200,00

10 75.000,00 3 45.000,00

7 17.800,00

9 14.000,00

Dari rekening kas kecil di atas dapat dilihat bahwa saldonya berfluktuasi sesuai

dengan penerimaan dan pengeluaran kas kecil.

1.4 Tujuan Dan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank, adalah suatu sarana untuk membandingkan catatan uang kas

perusahaan yang ada di perusahaan (cash on hand) dan yang ada di Bank (cash at

bank).

138

Page 139: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai

sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat

diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya

perbedaan antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan

menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses

ini disebut rekonsiliasi bank.

Tujuannya adalah sebagai pengendalian intern dengan cara menemukan dan

mengkoreksi kesalahan serta hal yang tidak wajar lainnya.

Alasan dilakukan rekonsiliasi bank adalah:

1. Adanya informasi yang belum dicatat oleh perusahaan, seperti:

a. Bank Charge (biaya bank), yaitu biaya administrasi yang dibebankan bank

ke perusahaan, tetapi oleh perusahaan belum dicatat.

b. Bank Transfer (pemindah bukuan), yaitu pengiriman uang ke perusahaan

melalui bank dan dan belum diketahi oleh perusahaan.

c. Dishonoured Cheque (cek kosong), yaitu cek yang berasal dari nasabah

dan pada saat diuangkan oleh perusahaan tidak ada dananya, maka

informasi yang sudah dicatat harus dihilangkan dari catatan tersebut.

d. Mistakes (kesalahan), yaitu kesalahan yang terjadi dan dilakukan oleh

pegawai perusahaan, misalnya salah menjumlah, menambah, mengali,

membagi, menulis dan kesalahan lainnya.

2. Adanya informasi yang belum dicatat oleh bank, seperti:

139

Page 140: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

a. Unpresented Cheque (cek yang belum dicairkan), yaitu cek yang

dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, tapi oleh pihak tersebut

belum dicairkan.

b. Deposit In Transit / Deposit Not Credited / Outstanding Deposit (setoran

dalam perjalanan), yaitu setoran perusahaan ke bank, yang belum tercatat

pada Laporan Bank (Bank Statement) untuk bulan tersebut, hal ini terjadi

karena selisih waktu.

c. Mistakes (kesalahan), yaitu kesalahan yang dilakukan oleh pihak Bank

seperti membebankan cek perusahaan lain ke dalam rekening perusahaan

kita, serta kesalahan lainnya.

Prosedur Rekonsiliasi Bank

Informasi yang dimiliki oleh perusahaan, adalah jurnal penerimaan kas dan

jurnal pembayaran kas, atau Buku Kas. Selanjutnya setiap akhir bulan perusahaan

akan menerima rekening Koran (Bank Statement) dari bank, maka pada saat akan

mencari kesalahan dari kedua catatan tersebut, lakukan langkah di bawah ini:

1. Bandingkan kolom Kredit Laporan Bank (Bank Statement – Cr), dengan

Buku Kas – Dr atau JKM, bilamana informasi keuangan ada pada kedua

laporan tersebut, maka beri tanda tick (√) pada kedua informasi tersebut. Tapi

bilamana informasi keuangan hanya ada pada Laporan Bank saja, maka

informasi tadi harus dicatat pada Buku Kas – Dr / JKM sebagai penyusaian.

Selanjutnya bilamana informasi hanya ada pada Buku Kas – Dr / JKM, maka

pada informasi tadi beri tanda DIT (deposit intransit). Bilamana semua

informasi sudah diberi tanda dan penyesuaian sudah dibuat, maka jumlahkan

(total) Buku Kas – Dr / JKM tadi.

140

Page 141: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Bandingkan kolom Debet Laporan Bank (Bank Statement – Dr), dengan Buku

Kas – Kr / JKK, bilamana informasi keuangan ada pada kedua laporan

tersebut, maka beri tanda tick (√) pada kedua informasi tersebut. Tapi

bilamana informasi keuangan hanya ada pada Laporan Bank saja, maka

informasi tadi harus dicatat pada Buku Kas – Kr / JKK, sebagai penyesuaian.

Selanjutnya bilamana informasi hanya ada pada Buku Kas – Kr / JKK, maka

pada informasi tadi beri tanda UP (Unpresented Cheque). Bilamana semua

informasi sudah diberi tanda dan penyesuaian sudah dibuat, maka jumlahkan

(total) Buku Kas – Kr / JKK tadi.

3. Kemudian cari saldo akhir dari Buku Kas tersebut, dengan membandingkan:

Saldo Awal (Dr) + Total Penerimaan – Total Pengeluaran = Saldo Akhir

(Dr/Kr)

Saldo Awal (Kr) – Total Penerimaan + Total Pengeluaran = Saldo Akhir

(Dr/Kr)

4. Kemudian perusahaan membuat Laporan Rekonsiliasi Bank, dengan format

seperti di bawah ini:

Nama Perusahaan

Laporan Rekonsiliasi Bank, per…………………

Saldo kas per bank ( /Kr) ………………………………………… Rp. xxxx

141

Page 142: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

/- Unpresented Cheque …………………………………………. Rp. xxxx

Saldo ……………………………………………………………… Rp. xxxx

+/ Deposit Intransit ……………………………………………… Rp. xxxx

Saldo ……………………………………………………………… Rp. xxxx

+/- Koreksi Kesalahan …………………………………………… Rp. xxxx

Saldo kas per Bank (Dr/Kr) ……………………………………… Rp. xxxx

Pada saat membuat laporan rekonsiliasi bank, perhatikan saldo akhir dari rekening

Koran, bilamana bersaldo Dr + Unpresented Cheque – Deposit Intrasit +/- Koreksi

Kesalahan. Tapi bila bersaldo Kr – Unpresented Cheque + Deposit Intransit +/-

Koreksi Kesalahan.

Selanjutnya bandingkan maka Saldo Kas harus = Saldo Laporan Rekonsiliasi

1.5 Laporan Rekonsiliasi Bank

Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang

(kecuali jumlahnya relative kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat

dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan

direkonsiliasi dengan catatan kas dan catatan bank. Selain itu rekonsiliasi juga beguna

untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

142

Page 143: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai

kepentingan terhadap kas, agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan

untuk mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan

bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan

bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui

perbedaan-perbedaan yang ada.

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan tetapi

belum dicatat oleh bank.

Contoh :

a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum

diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam

perjalanan).

b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, atetapi dilaporkan

sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur

dibuat (setoran dalam perjalanan).

c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank.

2. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

Contoh :

a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum

dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).

b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai

penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran

tetapi bank belum mencatatnya.

143

Page 144: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Contoh :

a. Cek-cek yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah

dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran

kas tetapi oleh yang meneriman belum diuangkan sehingga bank

belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran

uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar,maka cek

tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal

pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

Contoh :

a. Cek dari langganan yang ditolak oleh perusahaan karena kosong tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :

1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan

saldo yang benar

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dansaldo akhir yang

bisa dibuat 2 bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukan

saldo yang benar (8 kolom).

144

Page 145: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Rekonsiliasi Saldo akhir

Contoh penyusunan laporan rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data

yang diperoleh dari catatan kas PT. X pada tanggal 31 Desember 2008 sebagai

berikut:

Dari laporan bank

Jasa giro Rp8.900,00

Biaya bank Rp1.600,00

Saldo akhir Rp1.600,00

Dari rekening

Setoran dalam perjalanan 180.000,00

Uang kas yang tidak disetor 40.000,00

Cek-cek yang telah beredar

No.001 60.000,00

No.002 80.000,00

No.003 121.000,00

Rp261.200,00

Kesalahan mencatat penerimaan Rp101.200,00

dicatat sebesar Rp102.100 900,00

Saldo akhir Rp614.000,00

Data diatas jika disusun dalam laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas

untuk menunjukkan saldo yang benar sebagai berikut :

145

Page 146: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

PT.X

Rekonsiliasi Laporan Bank

31 Desember 2008

Saldo per laporan bank Rp661.600 Saldo kas Rp614.000

Ditambah : Ditambah :

Setoran dalam perjalanan Rp180.000 Jasa giro Rp 8.900

Uang kas yang tidak disetor Rp 40.000

Rp220.000 Rp622.900

Rp881.600

Dikurangi : Dikurangi :

Cek yang beredar : Biaya jasa bank Rp1.600

No. 001 Rp60.000 Koreksi penerimaan 900

No.002 80.000

No.003 121.200 Rp 2.500

Rp261.200

Saldo bank yang benar Rp620.400 Saldo kas yang benar Rp620.400

========= =========

146

Page 147: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Apabila disusun dalam bentuk kedua yaitu rekonsiliasi saldo bank kepada

saldo kas maka bentuknya sebagai berikut :

PT. X

Rekonsiliasi Laporan Bank

31 Desember 2008

Saldo per laporan bank Rp 661.600

Ditambah :

Setoran dalam perjalanan Rp180.000

Uang kas yang tidak disetor 40.000

Biaya bank 1.600

Koreksi penerimaan 900

222.500

Rp 884.100

Dikurangi :

Cek-cek yang beredar :

No.001 Rp 60.000

No.002 80.000

No.003 121.200

Rp261.200

147

Page 148: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jasa giro 8.900

Rp 270.100

Saldo kas Rp 614.000

=========

Sesudah membuat rekonsiliasi, perusahaan harus mencatat elemen-elemen

yang mempengaruhi saldo kas . Elemen-elemen itu dapat dilihat dalam rekonsiliasi

pertama yaitu mengenai jasa giro, biaya bank dan koreksi kesalahan penerimaan.

Tetapi bila rekonsiliasinya dibuat dengan bentuk kedua, pemegang buku masih harus

meneliti elemen-elemen yang mempengaruhi kas yang perlu dicatat.

Sebagai haasil rekonsiliasi di atas dalam buku-buku PT.X dibuat jurnal

sebagaiberikut :

Kas Rp8.900

Pendapatan jasa giro Rp8.900

Macam-macam biaya umum Rp1.600

Kas Rp1.600

Piutang Rp900

Kas Rp900

Jurnal-jurnal diatas dapat digabung dalam satu jurnal sebagai berikut :

Kas Rp6.400

Macam-macam biaya umum Rp1.600

Piutang 900

Pendapatan jasa giro Rp8.900

148

Page 149: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Latihan Soal

1. Bagian Pemasaran PD Setia, membentuk Kas Kecil dan memberikan

informasi berikut:

1/6/00 Dibentuk kas kecil dengan data sebesar Rp 150.000,-

dengan cek AX 1015

2/6/00 Dibeli tinta printer senilai Rp 25.000,- voucher 001

3/6/00 Dibeli kue, aqua, kopi Rp 27.500,- voucher 002

4/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 12.450,- voucher 003

5/6/00 Dibeli kertas HVS polos Rp 25.500,- voucher 004

6/6/00 Dibeli pen boxy & tinta printer Rp 32.500,- voucher 005

7/6/00 Dibeli nasi bungkus dan aqua senilai Rp 15.500,- voucher 006

8/6/00 Pengisian kembali kas kecil Rp 125.000,- cek AX 1017

Diminta : Buat jurnal dan buku kas kecil yang diperlukan.

2. Bagian pembelian PD Setia, sudah membentuk kas kecil sejak dua tahu yang

lalu, dengan saldo setelah pengisian kembali selalu sebesar Rp. 250.000,-

07/6/00 Pengisian kembali kas kecil Rp. 221.350,- dengan cek XY 2115

08/6/00 Dibeli teh, gula, kopi dan aqua seharga Rp. 15.450,- voucher 101

149

Page 150: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

09/6/00 Dibeli kertas HVS dan tonner Rp. 4.750,- voucher 102

10/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 14.550,- voucher 103

11/6/00 Dibeli kue kering, dan aqua seharga Rp. 17.500,- voucher 104

12/6/00 Dibayar ongkos taksi Rp. 25.000,- voucher 105

13/6/00 Dibeli tinta printer & pen boxy seharga Rp. 47.500,- voucher 106

14/6/00 Dibeli tiket kereta api seharga Rp. 60.000,- voucher 107

14/6/00 Pengisian kembali kas kecil dengan cek XY 2118

15/6/00 Dibeli teh, gula, kopi dan aqua Rp. 12.500,- voucher 108

16/6/00 Dibayar ongkos taksi Rp. 25.000,- voucher 109

17/6/00 Dibeli kertas HVS dan tonner Rp. 45.750,- vouher 110

18/6/00 Dibeli perangko, materai dan amplop Rp. 12.150,- voucher 111

19/6/00 Dibeli tiket kereta api seharga Rp. 60.000,- voucher 112

20/6/00 Dibeli nasi bungkus dan aqua Rp. 25.750.- voucher 113

21/6/00 Dibeli pen boxy dan kertas HVS Rp. 65.250,- voucher 114

21/6/00 Pengisian kembali kas kecil dengan cek XY 2121

Diminta: Buat jurnal dan buku kas kecil yang sesuai

3. Dibawah ini adalah ringkasan dari Buku Kas dan Laporan Bank kepunyaan

PT Angkasa, saudara diminta untuk mempersiapkan Laporan Rekonsiliasi

Bank, per 30 April 2002

150

Page 151: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah25/4/02 Ringkasan Penerimaan 1,800,000 25/4/02 Ringkasan Pembayaran 1,400,00027/4/02 Piutang-Japerson 60,000 27/4/02 Utang-Miki (cek No. 45) 110,00028/4/02 Piutang-Smith 100,000 28/4/02 Utang-Ali (cek N0. 46) 20,00029/4/02 Penjualan tunai 40,000 30/4/02 Utang-Lili (cek No. 47) 70,00030/4/02 Penjualan tunai 250,000

Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)2002 25 Saldo - - 100,000April 28 C / C - 60,000 460,000

Cek No. 45 110,000 - 350,00029 Transfer - 200,000 550,000

C / C - 100,000 650,00030 Biaya Bank 20,000 - 630,000

C / C - 40,000 670,000

BANK BNILAPORAN BANK

151

Page 152: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 2

SURAT BERHARGA

2.1 Pengertian, Sifat, Pencatatan Perolehan Surat Berharga (Saham),

Penerimaan Deviden

Menurut Soemarso SR dalam bukunya Akunansi Suatu Pengantar, Surat Berharga

dapat berbentuk saham, obligasi dan surat berharga lain yang dimiliki perusahaan

dalam rangka penanaman sementara untuk memanfaatkan dana selama tidak

digunakan. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai penanaman sementara, surat

berharga harus mempunyai sifat sebagai berikut:

Sifat Investasi Sementara (jangka pendek)

Suatu surat berharga (saham & obligasi) dapat dikatakan sebagai suatu investasi

jangka pendek (sementara) bilamana mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai pangsa pasar yang stabil, sehingga mudah diperjual belikan.

b. Pemiliknya bertujuan untuk dijual kembali dalam waktu cepat, bilamana

terjadi kebutuhan akan dana untuk kegiatan operasional perusahaan.

152

Page 153: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

c. Akibatnya pemilikan surat berharga tadi bukan bertujuan untuk menguasai

perusahaan lain.

Pencatatan Perolehan Surat Berharga (Saham)

Investasi dalam saham dimulai saat pembelian dan akhiri saat penjualan. Dalam

pembelian saham untuk menghitung harga perolehan adalah:

Lembar saham x nilai nominal x % kurs + biaya pembelian = harga perolehan atau

Lembar saham x harga kurs + biaya pembelian = harga perolehan

Biaya pembelian biasanya dapat berupa biaya komisi, biaya produksi atau biaya

materai. Pada saat saham tadi dijual kembali, yang harus diperhatikan adalah harga

perolehannya/ harga belinya, apalagi bilamana pembelian terjadi lebih dari satu kali,

maka pada saat penjualan dapat digunakan metode berikut:

a. Metode Identifikasi Fisik

b. Metode FIFO

c. Metode LIFO

d. Metode Average

Selain itu pada saat penjualan harus dihitung harga jual dan dibandingkan dengan

harga perolehan sehingga akan dapat diketahui berapa besarnya laba atau rugi. Harga

jual dihitung: lembar x nilai nominal x % kurs jual – biaya penjualan = harga jual

atau Lembar x harga kurs jual – biaya penjualan = harga jual, selanjutnya baru

dibandingkan antara harga jual : harga perolehan = laba/rugi penjualan.

153

Page 154: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2.2 Pencatatan Perolehan Surat Berharga (Obligasi)

Investasi dalam obligasi dimulai saat pembelian dan diakhiri saat penjualan.

Prosedur pembeliannya sama seperti saham. Perhitungan saat pembelian dan

penjualannya pun sama seperti pada saham. Tetapi ada hal lain yang perlu

diperhatikan dalam obligasi, yaitu tanggal kupon dan bunga berjalan. Tanggal kupon

adalah tanggal penerimaan bunga obligasi, sedangkan bunga berjalan adalah bunga

yang harus diterima atau dibayarkan, karena pembelian atau penjualan terjadi diantara

tanggal kupon.

Pencatatan bunga berjalan ini dapat dilakukan sebagai berikut:

I. Metode harta

Dalam metode ini pembayaran bunga berjalan pada saat pembelian obligasi akan

dicatat dalam rekening piutang bunga, dengan jurnal sebagai berikut:

Piutang bunga Rp xxx

Kas Rp xxx

Sedangkan pada waktu penerimaan bungan obligasi pada tanggal kupon:

Kas Rp xxx

Piutang bunga Rp xxx

Pendapatan bunga Rp xxx

II. Metode laba rugi/ income statement approach

Dalam metode ini pembayaran bunga berjalan pada saat pembelian obligasi akan

dicatat dalam rekening pendapatan bunga, dengan jurnal berikut:

154

Page 155: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Pendapatan bunga Rp xxx

Kas Rp xxx

Sedangkan pada waktu penerimaan bunga obligasi pada tanggal kupon:

Kas Rp xxx

Pendapatan bunga Rp xxx

Pada saat obligasi dijual, si penjual akan menerima sebesar harga jual bersih,

juga akan menerima bungan berjalan dari obligasi yang dijual.

Selisih harga jual bersih dengan harga perolehan obligasi akan diperoleh laba

atau rugi penjualan obligasi, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Kas Rp xxx Kas Rp xxx

Rugi Penjualan Rp xxx Laba Penjualan Rp xxx

Surat Berharga-Obl Rp xxx Surat Berharga-Obl Rp xxx

II.3 Pencatatan Perolehan, Penjualan, Penilaian Dan Pelaporan Surat Berharga

Cara pemilikan Surat Berharga

Cara kepemilikan atas saham dan obligasi, dapat diketahui melalui bursa saham

(efek), atau melalui mass media seperti Koran ataupun langsung dari perusahaan yang

bersangkutan. Informasi lengkap mengenai perusahaan yang diinginkan para peminat

dapat mengetahuinya dari prospectus, yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut.

Dalam prospectus tersebut, tertulis tata cara pembelian saham & obligasi seperti

berikut:

155

Page 156: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

1. Para peminat harus mengisi Application Form (AF), dilampiri identitas diri

untuk perorangan atau identitas diri dan surat kuasa dari perusahaan bilamana

peminatnya adalah suatu perusahaan.

2. Sesudah pengisian Application Form & identitas diri dilampirkan, maka harus

disetorkan ke Counter yang sudah disediakan, disertai uang pembayaran

sebesar nilai saham/obligasi yang diinginkan (fully paid)

3. Diperusahaan, selanjutnya AF tadi diproses untuk penjatahan (allotment),

yaitu siapa-siapa saja yang diperbolehkan untuk memiliki surat berharga tadi,

dan uang yang diterima akan dicatat dalam Cash Trust, karena pasti ada

peminat yang tidak lolos dan uangnya akan dikembalikan (Refund).

4. Bilamana sudah selesai dilakukan penjatahan, maka para peminat akan

diberitahu apakah mereka dapat memiliki surat berharga tadi atau tidak,

untuk yang tidak dapat atau surat berharga yang diterima tidak sebesar dalam

AF, akan dilakukan pengembalian dana (refund).

5. Untuk yang diterima pada surat pemberitahuan akan tercantum nomor surat

berharga yang mereka miliki, selanjutnya mereka dapat mengambil surat

berharga ditempat dan waktu yang sudah ditentukan. Surat berharga tersebut

dilampiri juga dengan Talon (tanda bukti untuk mengambil deviden atau

bunga obligasi).

Cara penilaian Investasi Sementara

Penilaian surat berharga dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menurut harga perolehan, cara ini dapat digunakan jika perubahan harga surat

berharga hanya bersifat sementara saja dan jumlahnya tidak terlalu besar,

sehingga dalam neraca surat berharga dicantum sebesar harga perolehannya.

156

Page 157: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Menurut harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar. Hal ini

digunakan apabila harga pasar surat berharga ternyata lebih rendah dari harga

perolehannya, dengan selisih yang cukup berarti dan tidak bersifat sementara,

maka apabila hal ini terjadi maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian.

Kerugian ini dicatat dengan mengkredit surat berharga yang bersangkutan

atau rekening penyisihan penurunan nilai surat berharga. Apabila dikemudian

hari terjadi kenaikan harga pasar, maka kenaikan harga tersebut akan

mengurangi atau menghapus rekening penyisihan penurunan nilai surat

berharga tadi sampai menjadi nol. Apabila kenaikan mengakibatkan harga

pasar lebih dibandingkan harga perolehannya, maka kenaikan harga ini tidak

perlu dijurnal.

157

Page 158: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Soal latihan

1. Pada tanggal 1 juli 2004 CV Sejahtera membeli saham PT Indofood 2 Lots

nilai nominal @ Rp 2.500,- kurs 105, biaya provisi Rp 50.000,-

Pada tanggal 1 September 2004 dibeli 3 Lots saham PT Indo Rayon dengan

nilai nominal @ Rp 2.000,- kurs 103, biaya komisi Rp 50.000,-

Pada 1 Desember 2004 Dijual 1 Lot Saham PT Indofood, kurs 110, biaya

provisi sebesar Rp 50.000,- dan 2 Lots saham PT Indo Rayon, kurs 108, biaya

komisi Rp 50.000,-

Pada 31 Desember diterima devidn dari PT Indo Food @ Rp. 1.000,- dan PT

Indo Rayon @ Rp 1.500,-

Diminta:

a. Menghitung pembelian dan penjualan saham (semua metode)

b. Membuat jurnal yang sesuai

2. Tanggal 24 Agustus 2003 PT INDOMI menginvestasikan uangnya dengan

membeli saham biasa PT Gobleth sebanyak 3 lot, nominal @ Rp. 6.500,- kurs

@ Rp.15.000,-, biaya provisi Rp. 25.000,-. Pada 31 Desember 2002 didapat

dividen @ Rp. 2.500,-. Pada 10 Juli 2004 saham tersebut dijual sebanyak 2

158

Page 159: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

lots dengan kurs Rp. 17.500,- biaya produksi Rp. 25.000,-. Diminta: Hiutng

dan buat jurnal yang diperlukan.

159

Page 160: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 3

PIUTANG USAHA

3.1 Pengertian, Penilaian Dan Prosedur Penyisihan Piutang Usaha

Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan

dimintakan pembayaran jika sudah jatuh tempo, tagihan ini tidak didukung oleh janji

tertulis yang akan mengakibatkan piutang usaha tersebut dapat saja tidak dilunasi

oleh para debitur. Piutang usaha ini terjadi karena penjualan jasa dan barang yang

dilakukan secara kredit kepada pihak lain.

Untuk tujuan pelaporan piutang usaha dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat

diterima. Jumlah ini belum tantu sama dengan jumlah yang sebenarnya tercantum

dalam rekening putang usaha, hal ini terjadi karena perusahaan sudah mengantisipasi

bahwa ada bagian piutang usaha ini yang tidak akan dapat ditagih, hal ini disebut

dengan penyisihan putang usaha atau taksiran piutang ragu-ragu atau cadangan

piutang usaha tak tertagih atau lainnya. Bilamana terjadi seperti itu, maka perusahaan

menggunakan metode cadangan, tapi bilamana perusahaan menggunakan metode

cadangan, tapi bilamana perusahaan menggunakan metode langsung maka pelaporan

dan pencatatan akan menyajikan informasi yang sesuai dengan rekening piutang

usaha.

Ada beberapa ciri suatu piutang usaha tidak dapat ditagih, antara lain:

a. Kepailitan seorang debitur.

b. Kelangsungan hidup perusahaan dibitur sudah tidak ada.

c. Usaha penagihan yang dilakukan tidak pernah berhasil.

160

Page 161: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3.2 Estimasi Piutang Usaha Tak Tertagih, Metode Penghapusan Piutang Usaha,

Menghapus Piutang Usaha Dan Pelaporannya Di Neraca

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung piutang usaha tak

tertagih, yaitu:

a. Pendekatan Rugi Laba (Income Statement Approach)

• Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan atas presentase

tertentu dari total penjualan yang terjadi pada suatu periode tertentu.

• Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan atas presentase

tertentu dari total penjualan kredit yang terjadi pada suatu periode tertentu.

b. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach)

• Taksiran piutang usaha tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang

usaha, dalam pendekatan ini, bilamana pada periode sebelumnya sudah

pernah dihitung taksiran piutang usaha tak tertagih, maka pada periode

berjalan (saat ini) taksiran piutang usaha yang akan dijurnal (dicatat) adalah

selisih dari saldo tahun lalu dan tahun sekarang. Bila PUTT bersaldo debet

maka besarnya cadangan harus ditambahkan dengan taksiran PUTT

periode sekarang, tapi kalau bersaldo kredit maka harus dikurangkan,

sehingga akan mencerminkan jumlah taksiran piutang usaha tak tertagih

yang sebenarnya.

• Taksiran piutang usaha tak tertagih berdasarkan analisa umur piutang,

dalam pendekatan ini semua piutang usaha yang ada harus dibuatkan daftar

umur masing-masing, baru kemudian ditetapkan presentase (%) tak tertagih

dari masing-masing umur piutang usaha tersebut.

161

Page 162: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Latihan Soal

1. Transaksi, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup di bawah ini

berhubungan dengan piutang usaha tak tertagih. Semuanya dilakukan selama

tahun 200B:

a. 26 Januari 200B menghapuskan Piutang Usaha – PT Bima Sakti Rp.

575.000,- karena bangkrut.

b. 10 April 200B diterima kembali Rp. 870.000,- Piutang Usaha – Fa Asep

yang sudah dihapuskan.

c. 17 Juli 200B diterima 25% dari Piutang Usaha CV Modern Rp 800.000,-

sisanya dihapuskan.

d. 4 Oktober 200B dihapus Piutang Usaha – Fa Sentosa Rp. 3.000.000,-, Fa

Pelita Rp. 760.000,- dan PT Mekar Rp. 500.000,-

e. 31 Desember 200B, saldo Piutang Usaha saat itu Rp. 120.750.000,-

Kebijakan perusahaan atas penyisihan piutang usaha tak tertagih sebesar 3 %

dari saldo piutang usaha rata-rata, sedangkan saldo awal piutang usaha per 1

Januari 200B adalah Rp. 92.250.000,- dan penyisihan piutang usaha 31

Desember 200A Rp. 3.150.000,-

162

Page 163: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Beberapa data yang dimiliki oleh PD Cipageran Asri untuk dua tahun kegiatan

operasionalnya adalah sebagai berikut:

Diminta:

a. Bilamana ditetapkan bahwa penyisihan piutang usaha tak tertagih dihitung

berdasarkan presentase terhadap rata-rata saldo piutang usaha, hitunglah

presentase tersebut untuk tahun 2004 dan 2005. Selain itu berapa besar

beban piutang usaha tak tertagih yang dicatat ke laporan laba rugi untuk

tahun tersebut.

b. Bilamana penyisihan piutan usaha tak tertagih dihitung berdasarkan

presentase terhadap penjualan, hitung presentase tersebut untuk tahun

2004 dan 2005.

163

Keterangan 2004 (Rp) 2005 (Rp)Piutang Usaha (awal tahun) 10,000,000 12,500,000 Piutang Usaha (akhir tahun) 12,500,000 55,000,000 Penjualan kredit bersih selama setahun 16,870,000 23,620,000 Piutang usaha yang dihapuskan selama setahun 500,000 350,000 Penyisihan piutang usaha tak tertagih (awal) 300,000 600,000 Penyisihan piutang usaha tak tertagih (akhir) 600,000 3,300,000

Page 164: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 4

AKUNTANSI MANUFAKTUR

4.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur dan Klasifikasi persediaan Pada

Perusahaan Manufaktur

Perusahaan pengolahan / manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan

mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.

Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :

• Persediaan Bahan Baku

• Persediaan Barang Dalam Proses

• Persediaan Barang Jadi

Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan

perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan

Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.

164

Page 165: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Neraca

Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang

Neraca sebagian

31 Desember 2005

Perusahaan Manufaktur

Neraca sebagian

31 Desember 2005

Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:

Kas Rp 1.000 Kas Rp 1.200

Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000

Persediaan Barang Dagangan 9.000 Persediaan:

Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp 15.000

25.900 Barang Dalam Proses 18.000

Bahan Baku 9.000

42.000

Sewa Dibayar di Muka 1.600

48.800

Laporan Rugi-Laba

Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara

Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:

165

Page 166: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Persediaan Barang Dagangan 1 Januari ………… Rp 10.000

(+) Pembelian Bersih …………………..…………… 99.250

Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………… Rp 109.250

(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember … 9.000

Harga Pokok Penjualan ……………………………. Rp 100.250

Perusahaan Manufaktur

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Jadi 1 Januari …………………. Rp 12.000

(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) …………… 688.000

Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………. Rp 700.000

(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. 15.000

Harga Pokok Penjualan Rp 685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:

Perusahaan Dagang:

Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok

166

Page 167: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan

Perusahaan Manufaktur:

Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok

Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga

pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja,

sedangkan rinciannya disajikan dalam Schedule Harga Pokok Produksi.

Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):

Skedul Harga Pokok Produksi

Tahun 2005

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ………………….. Rp 10.000Ditambah:

167

Page 168: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Bahan Baku: Persediaan 1 Januari ……………….. Rp 5.000 Ditambah: Pembelian ………………. 100.000 Tersedia Dipakai …………..………... 105.000

105 Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000 Bahan Baku Dipakai ……………………………….. Rp 96.000Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….…. 200.000Biaya Overhead Pabrik: Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp 50.000 Listrik dan Air ………………………… 140.000 Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000 Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000 Penyusutan Mesin …………………... 60.000 Total Biaya Overhead Pabrik ……………………… 400.000Total Biaya Produksi tahun ini …………………………………… 696.000Total Biaya Barang Dalam Proses ………………………………… 706.000Dikurangi:Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember …………….. 18.000Harga Pokok Produksi ……………………………………………… 688.000

HARGA POKOK PRODUKSI

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan

kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan

baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:

a. Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)

c. Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

168

Page 169: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Biaya Bahan Baku

Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi /

materi pokok yang terdapat pada barang jadi.

Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur

keberadaannya.

Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang

lain.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung

terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun

dengan bantuan mesin.

Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai

Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua

kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses

pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung.

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:

Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor,

mekanik, bagian reparasi, dll

169

Page 170: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan

dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur

keberadaannya pada barang jadi.

Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi

perusahaan dagang.

Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:

Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk

mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening

Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian

Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei 17 Pembelian Bahan Baku

Kas / Utang Dagang

Rp 100.000

Rp 100.000

Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan

untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir

periode.

170

Page 171: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk

mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.

Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal

penyesuaian untuk perusahaan dagang.

Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan

neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga

pokok produksi.

Contoh Neraca Lajur Sebagian:

Perusahaan Manufaktur

Neraca Lajur sebagian

Periode tahun 2005Nama Rekening NSSD Harga Pokok

Poduksi

Laporan Rugi-Laba Neraca

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit KreditPersediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000Biaya Pemasaran 40.000 40.000Penjualan 1.500.000 1.500.000

………. ……….. 715.000 27.000Harga Pokok Produksi 688.000

715.000 715.000

JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang.

Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk

171

Page 172: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi.

Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:

Des. 31 Harga Pokok Produksi

Persediaan Barang Dalam Proses

Persediaan Bahan Baku

Pembelian Bahan Baku

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

Biaya Listrik dan Air

Biaya Bahan Habis Pakai

Biaya Penyusutan Gedung Pabrik

Biaya Penyusutan Mesin

(untuk menutup rekening-rekening Persediaan

Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal,

dan rekening-rekening Biaya produksi)

Rp 715.000

Rp 10.000

5.000

100.000

200.000

50.000

140.000

30.000

120.000

60.000

31 Persediaan Barang Dalam ProsesPersediaan Bahan Baku Harga Pokok Produksi(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)

Rp 18.000 9.000

Rp 27.000

31 Persediaan Barang JadiPenjualan Ikhtisar Rugi-Laba(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)

Rp 15.000 1.500.000

Rp 1.515.000

172

Page 173: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

31 Ikhtisar Rugi-Laba Persediaan Barang Jadi Harga Pokok Produksi(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)

Rp 700.000Rp 12.000 688.000

31 Ikhtisar Rugi-Laba Biaya Pemasaran(untuk menutup biaya pemasaran)

Rp 40.000Rp 40.000

173

Page 174: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

BAB 5

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

5.1 Klasifikasi

Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan

dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode

akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan.

5.2 Pengelaran Untuk Aktiva Tetap

Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pengeluaran pada waktu perolehan;

2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:

a. Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;

b. Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

5.3 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

1. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan);

2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;

3. Pembelian dengan cara leasing;

174

Page 175: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

4. Perolehan dengan trade-in

5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;

6. Perolehan dari donasi; dan

7. Dibangun sendiri.

5.4 Perolehan Sekelompok Aktiva Dengan Harga Gabungan

Harga gabungan adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh

PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp160.000. Harga

ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan

perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta

yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah Rp 28.000, bangunan

Rp60.000, equipment Rp 12.000, alokasi harga Rp 160.000 tersebut adalah sebagai

berikut:

Jenis harta Nilai Taksiran (Rp) Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi (Rp)

Tanah 28.000 28/100 x 160.000 44.800

Bangunan 60.000 60/100 x 160.000 96.000

Peralatan 12.000 12/100 x 160.000 19.200

Jumlah 100.000 160.000

175

Page 176: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Tgl. Akun Debet Kredit

2006

Jan 1 Tanah 44.800

Bangunan 96.000

Peralatan 19.200

Kas 160.000

5.5 Perlolehan Aktiva Dengan Pembayaran Berkala

Jika status harta tetap diperoleh dengan pembayaran secara angsuran, maka aktiva

tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran

angsuran dan downpaymentnya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:

a. Harga tunai diketahui;

b. Harga tunai tidak diketahui.

Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga

tunainya adalah Rp 100.000. Pada waktu itu dibayar uang muka Rp 35.000 sisanya

akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar Rp 5.000 ditambah bunga 10%

dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai

berikut:

Tgl. Akun Debet Kredit

2006

Jan 2 Tanah 100.000

Kas 35.000

Hutang 65.000

176

Page 177: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Tgl. Akun Debet Kredit

2006

Jun 30 Hutang 5.000

Biaya Bunga 3.250

Kas 8.250

5.6 Penggunaan Aktiva Tetap

Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva

tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk

menghubungkan biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya

tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya.

Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara

sistematis dan rasional atas biaya dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya. Jurnal

yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun

Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan . Misalkan

untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka

jurnal yang dibuat adalah:

Tgl. Akun Debet Kredit

2005

Des 31 Beban Penyusutan 5.000

Akumulasi Penyusutan 5.000

177

Page 178: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi

Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva. Depresiasi

bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi

tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:

a. cost dari aktiva tetap,

b. umur ekonomis aktiva tetap,

c. nilai residu, dan

d. pola penggunaan aktiva tetap.

5.7 Metode Depresiasi

Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:

1. Metode Garis Lurus

2. Metode Saldo Menurun

3. Metode Jumlah Angka Tahun

4. Metode Unit Input

5. Metode Unit Output

178

Page 179: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

1. Metode Garis Lurus

Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara,

yaitu:

a. (cost-nilai residu) : umur

Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai

Rp16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa

Rp1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai

berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.

b. Ditentukan % penyusutan , kemudian penyusutan tahunan diperoleh

dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai

berikut:

1. Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =

20%.

2. Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000)=

Rp3.000.000,00.

2. Metode Saldo Menurun

Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase

penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun,

maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu

ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap

dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian,

karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar

harga perolehannya. Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan

179

Page 180: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli

tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan

selama 5 tahun.

Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:

Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%

Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku

= 40% x Rp 16.000.000

= Rp 6.400.000

Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002

= 40% x (Rp 16.000.000

= Rp 6.400.000)

= Rp 3.840.000

Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003

= 40% x (16.000.000 )

= 6.400.000

180

Page 181: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai

Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarip) n

= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n

Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3

= Rp 16.000.000 x 0,216

= Rp 3.456.000,00.

Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun

Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika

umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke

1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu

pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal

penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah

5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah

empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun

ketiga, keempat, dan seterusnya.

Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga

Rp16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.

181

Page 182: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai

berikut:

Tahun ke Perhitungan Jumlah

1 5/15 (16.000.000 - 1.000.000) 5.000.000

2 4/15 (16.000.000 - 1.000.000) 4.000.000

3 3/15 (16.000.000 - 1.000.000) 3.000.000

4 2/15 (16.000.000 - 1.000.000) 2.000.000

5 1/15 (16.000.000 - 1.000.000) 1.000.000

4. Metode Unit Input

Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input

yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan

taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut

diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga

Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai

residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka

penyusutan tahun 2001 adalah:

(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000

182

Page 183: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

5. Metode Unit Output (Hasil)

Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk

yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah

produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah

mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan

ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan

nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka

penyusutan tahun 2001 adalah:

(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000

5.8 Penafsiran Aktiva Tetap

Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah

mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah

disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada

tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:

1. Menyusutkan untuk tahun 2001

Tgl. Akun Debet Kredit

2001

Mar 24 Beban Penyusutan Mesin 150.000

Akumulasi Penyusutan Mesin 150.000

183

Page 184: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

2. Membuang aktiva tetap

Tgl. Akun Debet Kredit

2001

Mar 24Akumulasi Penyusutan Mesin 4.900.000

Kerugian Penghentian Mesin 1.100.000

Aktiva Tetap 6.000.000

5.9 Penjualan Aktiva Tetap

Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember

2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat

jurnal jika harga jualnya adalah:

a. Rp 2.250.000,00

b. Rp 1.000.000,00

c. Rp 3.000.000,00

Dijual dengan harga

No. Keterangan Dijual dengan harga

1 Cost aktiva tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000

2 Akumulasi penyusutan 7.750.000 7.750.000 7.750.000

s.d. saat penjualan

3 Nilai buku saat penjualan 2.250.000 2.250.000 2.250.000

184

Page 185: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000

5 Laba (rugi) (4 3) 0 (1.250.000) 750.000

Jurnal:

1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Tgl. Akun Debet Kredit

2000

Jan 2 Kas 2.250.000

Akumulasi Penyusutan 7.750.000

Aktiva Tetap 10.000.000

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000

Tgl. Akun Debet Kredit

2000

Jan 2 Kas 2.250.000

Akumulasi Penyusutan 7.750.000

Kerugian Penjualan Aktiva Tetap 1.250.000

Aktiva Tetap 10.000.000

185

Page 186: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000

Tgl. Akun Debet Kredit

2000

Jan 2 Kas 3.000.000

Akumulasi Penyusutan 7.750.000

Laba Penjualan Aktiva Tetap 750.000

Aktiva Tetap 10.000.000

5.10Pertukaran Aktiva Tetap

Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam

pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau

aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang

dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai

wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau

setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat

mengakibatkan adanya laba atau rugi. Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu

aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang

memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai

wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi

pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak

memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16,

pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang

diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada

keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

186

Page 187: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan

Rp3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah

Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit

Mesin (baru) 5.000.000

Akumulasi Penyusutan 3.200.000

Mesin (lama) 4.000.000

Kas 3.900.000

Laba Penukaran Aktiva Tetap 300.000

2. Pertukaran Aktiva Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000

ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang

bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:

Tgl. Akun Debet Kredit

Mesin (baru) 2.400.000

Akumulasi Penyusutan 4.600.000

Mesin (lama) 7.000.000

187

Page 188: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru

merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00

dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

188

Page 189: 34322462-PENGANTAR-AKUNTANSI

SOAL LATIHAN

SOAL 1

Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp

32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa

Rp 2.000.000,00.

Diminta:

a. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.

b. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.

c. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.

Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2)

metode saldo menurun ganda.

189