pengantar akuntansi ii

28
PENGANTAR AKUNTANSI II MODUL 3 DAN 4 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD (FIXED ASSETS & INTANGIBLE ASSETS) Penyusun: NURUL HIDAYAH, SE.AK. M.Si

Upload: dian-damayanti

Post on 28-Nov-2015

90 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Akuntansi II

PENGANTAR AKUNTANSI II

MODUL 3 DAN 4

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

(FIXED ASSETS & INTANGIBLE ASSETS)

Penyusun:

NURUL HIDAYAH, SE.AK. M.Si

Program Kelas KaryawanFakultas Ekonomi

Universitas Mercu BuanaJakarta

Page 2: Pengantar Akuntansi II

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :

Agar mahasiswa dapat :

1. Mendefinisikan aktiva tetap .

2. Menjelaskan akuntansi untuk cost aktiva tetap.

3. Menghitung penyusutan, dengan menggunakan metode garis lurus, metode unit

produksi, metode saldo menurun, metode jumlah tahun.

DAFTAR MATERI PEMBAHASAN :

3.1 Karakteristik Aktiva Tetap.

3.2 Cost Aktiva Tetap.

3.3 Karakteristik Penyusutan.

3.4 Akuntansi Untuk Penyusutan.

3.5 Merivisi Estimasi penyusutan

3.6 Capital Expenditure Dan Revenue Expenditure.

3.7 Pelepasan Aktiva Tetap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 3: Pengantar Akuntansi II

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

(FIXED ASSETS & INTANGIBLE ASSETS)

3.1 KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS)

DEFINISI

Hampir perusahaan bisnis dari berbagai ukuran dan aktivitas menggunakan

aktiva yang bersifat tahan lama. Aktiva seperti itu yang umumnya disebut sebagai

properti, pabrik, dan peralatan. Aktiva pabrik atau aktiva tetap meliputi; tanah, struktur

bangunan, dan peralatan. Istilah – istilah ini akan digunakan secara bergantian,

karakteristik utama dari property, pabrik, dan peralatan adalah sebagai berikut:

Aktiva tetap (fixed assets) merupakan :

Aktiva yang dimiliki perusahaan ,

Tidak untuk dijual,

Digunakan dalam operasi normal perusahaan,

Memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan Nilainya relatif material.

Jadi yang dikatakan aktiva tetap dapat disimpulkan:

1) Aktiva tersebut diperoleh untuk dipergunakan dalam operasi dan bukan untuk di

jual kembali.

2) Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.

3) Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.

Menurut PSAK No. 16 ( IAI : 2007: Para. 06 ), aset tetap adalah aset berwujud yang :

a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

AKUISISI PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN

Biaya historis merupakan dasar yang biasa di gunakan untuk menilai properti,

pabrik, dan peralatan. Biaya historis di ukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 4: Pengantar Akuntansi II

memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk

tujuan penggunaan. Biaya harus menjadi dasar penggunaan pada tanggal akuisisi

karena kas atau harga ekuivalen kas merupakan pengukuran nilai aktiva terbaik pada

saat itu. Alasan utama pernyataan ini adalah:

1) Pada tanggal akuisisi biaya merefleksikan nilai wajar.

2) Biaya historis melibatkan biaya actual bukan transaksi hipotetis, sehingga

merupakan hal yang paling dapat diandalkan.

3) Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diantisipasi tetapi harus diakui ketika

aktiva dijual.

Suatu aktiva disebut aktiva tetap apabila memenuhi kriteria tersebut diatas. Sehingga

apabila suatu aktiva tidak memenuhi salah satu kriteria diatas , maka tidak bisa disebut

aktiva tetap.

Misalnya : aktiva jangka panjang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali, maka aktiva

tersebut bukan aktiva tetap.

Aktiva tetap disebut juga fixed assets / plant assets/ plant & equipment / property, plant

& equipment.

3.2 COST / HARGA PEROLEHAN / BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP.

Cost suatu aktiva tetap adalah semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan

aktiva tetap sampai aktiva tetap siap untuk digunakan. Dibawah ini diberikan suatu

rangkuman tentang cost aktiva tetap :

A. LAND (TANAH)

1. Harga beli.

2. Pajak Penjualan.

3. Biaya perijinan dari badan pemerintah.

4. Komisi pialang.

5. Fee balik nama.

6. Biaya survei.

7. Tunggakan pajak real estat.

8. Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan.

9. Pengrataan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 5: Pengantar Akuntansi II

B. BANGUNAN (BUILDING)

1. Fee arsitek.

2. Fee insinyur.

3. Biaya asuransi selama konstruksi.

4. Bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konstruksi.

5. Jalan setapak ke dan sekitar bangunan.

6. Pajak penjualan.

7. Reparasi (pembelian bangunan bekas).

8. Modifikasi sebelum digunakan.

9. Ijin dari badan-badan pemerintah.

C. PENGEMBANGAN TANAH (LAND IMPROVEMENT)

1. Pepohonan dan rerumputan.

2. Pagar.

3. Penerangan halaman.

4. Pengaspalan area parkir.

D.MESIN DAN PERALATAN (MACHINE & EQUIPMENT)

1. Pajak penjualan.

2. Pengangkutan.

3. Pemasangan.

4. Reparasi pembelian (peralatan bekas).

5. Asuransi pengangkutan.

6. Perakitan.

7. Modifikasi.

8. Pengujian sebelum digunakan.

9. Ijin dari badan-badan pemerintah.

3.3 KARAKTERISTIK PENYUSUTAN.

Penyusutan (depreciation) merupakan penurunan manfaat dari aktiva tetap akibat

penggunaan dalam jangka panjang. Penyusutan merupakan alokasi biaya.

Ayat jurnal penyusutan dibuat pada akhir periode dengan jurnal sbb :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 6: Pengantar Akuntansi II

Dr. Depreciation expense XXX

Cr. Accumulated Depreciation XXX

3.4 AKUNTANSI UNTUK PENYUSUTAN

Faktor-faktor yang menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode

ada tiga faktor, yaitu :

1. Cost awal aktiva tetap.

2. Umur manfaat yang diperkirakan.

3. Estimasi nilai residu/ nilai pada akhir umur manfaat.

Jadi untuk menentukan beban penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Initial Cost – Residual Value = Depreciable Cost

Useful Life Year 1

Year 2 dst

METODE PENYUSUTAN

A. METODE GARIS LURUS (STRAIGHT LINE METHOD)

Dengan metode garis lurus besarnya beban penyusutan setiap periode sama.

Penyusutan tahunan aktiva tetap dihitung dengan rumus sbb :

Cost – Estimated Residual Value = Depreciation Expense/tahun

Estimated Life

Contoh :

Cost aktiva tetap Rp 16.000.000, estimated residual value sebesar Rp 1.000.000, masa

manfaat diperkirakan 5 tahun, maka biaya penyusutan per tahun dihitung sbb :

16.000.000 – 1.000.000 = 3.000.000

5

Jika aktiva tetap dibeli / dipakai tanggal 5 Oktober 2002, maka biaya penyusutan pada

tanggal 31 Desember 2002 adalah sebesar 3/12 x 3.000.000 = 750.000.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 7: Pengantar Akuntansi II

Jika dipakai mulai tanggal 16 Oktober 2002, maka biaya penyusutan pada tanggal 31

Desember 2002 sebesar 2/12 x 3.000.000 = 500.000

B. METODE UNIT PRODUKSI (UNITS OF PRODUCTION METHOD).

Dengan metode ini, umur aktiva tetap dinyatakan dalam kapasitas produksi, seperti jam

mesin, kilometer atau jumlah pengoperasian. Rumusnya dinyatakan sbb :

Cost – Estimated residual value = Depreciation Expense / jam mesin

Estimated Hours

Contoh :

Sebuah mesin dengan harga perolehan / cost Rp 16.000.000, taksiran nilai residu Rp

1.000.000, diharapkan dapat dioperasikan selama 10.000 jam mesin. Maka penyusutan

per unit satu jam mesin adalah :

16.000.000 – 1.000.000 = Rp 1.500

10.000

Seandainya selama tahun 2002 mesin tersebut beroperasi selama 2.200 jam mesin,

maka penyusutan tahun 2002 adalah : Rp 1.500 x 2.200 jam = Rp 3.300.000.

C. METODE SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE METHOD)

Dalam metode ini,

Besarnya biaya penyusutan semakin lama semakin menurun.

Merupakan 2 kali tarif garis lurus.

Tidak memperhatikan nilai residu.

Biaya penyusutan per tahun dihitung sbb :

Tarif (%) x Book Value = Depreciation Expense

Cost – Accumulated Depreciation

Contoh:

Sebuah mesin mempunyai cost / harga perolehan Rp 16.000.000, masa manfaat 5

tahun.

Tarif Straight Line dihitung sbb : 100% : 5 tahun = 20%

Maka tarif Declining Balance Method : 2 x 20% = 40%.

Besarnya biaya penyusutan setiap tahun dapat dilihat di bawah ini :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 8: Pengantar Akuntansi II

Tahun Cost Accum. Depr. Book Value Rate Deprec.Exp.

1 16.000.000 - 16.000.000 40% 6.400.000

2 16.000.000 6.400.000 9.600.000 40% 3.840.000

3 16.000.000 10.240.000 5.760.000 40% 2.304.000

4 16.000.000 12.544.000 3.456.000 40% 1.382.400

5 16.000.000 13.926.400 2.073.600 40% 829.440

Jika nilai residu sudah ditaksir sebelumnya sebesar Rp 1.500.000, maka penyusutan

pada tahun ke 5 adalah Rp 2.073.600 – 1.500.000 = Rp 573.600

Jika mesin tsb baru dipakai tanggal 1 April 2002, maka biaya penyusutannya adalah :

tahun ke 1 : 9/12 x 40% x 16.000.000 = 4.800.000

tahun ke 2: 40 % x (16.000.000 – 4.800.000).

D. METODE ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS METHOD)

Dalam metode ini menggunakan rumus angka tahun sbb:

N (N + 1)

2

Dari contoh di atas maka angka tahun sebesar 15.

Biaya penyusutan dihitung dengan rumus : Angka Tahun x (Cost – Nilai Residu).

Biaya penyusutan dari contoh di atas dapat dihitung sbb :

Tahun ke 1 : 5/15 x 15.000.000 = 5.000.000

Tahun ke 2 : 4/15 x 15.000.000 = 4.000.000, dst.

Jika aktiva baru dipakai tanggal 1 April 2002, maka penyusutannya sbb :

Tahun ke 1 : 9/12 x 5/15 x 15.000.000 = 3.750.000

Tahun ke 2 : 3/12 x 5/15 x 15.000.000 = 1.250.000

9/12 x 4/15 x 15.000.000 = 3.000.000

Jadi Biaya penyusutan tahun ke 2 sebesar 4.250.000

3.5 MEREVISI ESTIMASI PENYUSUTAN.

Perevisian estimasi nilai residu dan masa manfaat adalah hal yang normal. Setelah

direvisi, estimasi baru akan digunakan untuk menentukan beban penyusutan dimasa

mendatang. Revisi tidak mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang dicatat dalam

tahun sebelumnya.

Misalnya :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 9: Pengantar Akuntansi II

Suatu aktiva tetap yang dibeli seharga Rp 130.000.000, pada awalnya diestimasi

memiliki umur manfaat 30 tahun dan nilai residu Rp 10.000.000. Aktiva tersebut telah

disusutkan selama 10 tahun dengan metode garis lurus. Pada akhir tahun ke 10, nilai

buku aktiva tersebut adalah Rp 90.000.000, yang dihitung dari :

Cost Rp 130.000.000

Accuml. Depr. 10 x 4.000.000 Rp 40.000.000

Rp 90.000.000

Pada tahun ke 11, diestimasi kembali bahwa umur manfaat yang tersisa adalah 25

tahun (bukan 20 tahun), dan nilai residu adalah Rp 5.000.000 (bukan 10.000.000). Maka

beban penyusutan setiap tahun setelah revisi adalah :

Book Value akhir tahun ke 10 Rp 90.000.000

Estimasi nilai residu yang direvisi Rp 5.000.000

Depreciable cost yang direvisi Rp 85.000.000

Depreciation Exp. per th setelah revisi adalah 85.000.000 : 25 th = Rp 3.400.000.

3.6 CAPITAL EXPENDITURE DAN REVENUE EXPENDITURE (PENGELUARAN

MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN)

Ada dua jenis pengeluaran yang dilakukan setelah perolehan aktiva tetap, yaitu :

A. Pengeluaran modal (Capital Expenditures), adalah pengeluaran yang meningkatkan

nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaat aktiva tetap. Pengeluaran

semacam itu dicatat dengan mendebit “Fixed Assets / Accumulated Depreciation”.

B. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures), adalah pengeluaran yang hanya

menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul

sebagai bagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal yang sifatnya

berulang. Pengeluaran seperti itu dicatat dengan mendebit “Expenses”

JENIS-JENIS PENGELUARAN MODAL :

A. PENAMBAHAN PADA AKTIVA TETAP (ADDITION TO PLANT ASSETS), adalah

pengeluaran untuk menambah aktiva tetap.

Misalnya, biaya penambahan ruang baru pada sebuah gedung, pemasangan AC

sebuah gedung, Akan di jurnal :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 10: Pengantar Akuntansi II

Building XXX

Cash XXX

B. PERBAIKAN (BETTERMENTS),

Adalah pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas operasi untuk sisa

masa manfaat aktiva tetap.

Misalnya, sebuah unit motor penggerak yang dihubungkan ke sebuah mesin diganti

dengan unit lain yang kapasitasnya lebih besar, maka akan di jurnal

Machine XXX

Cash XXX

A. REPARASI BESAR-BESARAN (EXTRAORDINARY REPAIRS).

Adalah pengeluaran yang meningkatkan umur aktiva tetap di atas taksiran semula.

Pengeluaran ini akan di debit ke account “Accumulated Depreciation”.

Misalnya :

Sebuah mesin yang mempunyai cost Rp 50.000.000, tidak ada nilai sisa, masa

manfaat 10 tahun. Pada awal tahun ke 7, dikeluarkan extraordinary repair sebesar Rp

11.500.000. Maka perhitungannya sbb :

Cost of machine Rp 50.000.000

Accumulated Depreciation :

6 tahun : 5.000.000 x 6 = 30.000.000

extraordinary repairs = 11.500.000

Sisa Accumulated Depreciation Rp 18.500.000

Book Value Rp 31.500.000

Penyusutan per tahun 31.500.000 : 7 tahun = Rp 4.500.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 11: Pengantar Akuntansi II

IKHTISAR PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN

Expenditures Additions Extraordinary REVENUE

& NO Repairs NO EXPEND.

Betterments

YES YES Dr. Epenses

CAPITAL CAPITAL

EXPEND. EXPEND.

Dr. FA Dr. Accum.Depr.

AKUISISI PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN

Biaya historis merupakan dasar yang biasa di gunakan untuk menilai properti,

pabrik, dan peralatan. Biaya historis di ukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk

memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk

tujuan penggunaan. Biaya harus menjadi dasar penggunaan pada tanggal akuisisi

karena kas atau harga ekuivalen kas merupakan pengukuran nilai aktiva terbaik pada

saat itu. Alasan utama pernyataan ini adalah:

4) Pada tanggal akuisisi biaya merefleksikan nilai wajar.

5) Biaya historis melibatkan biaya actual bukan transaksi hipotetis, sehingga

merupakan hal yang paling dapat diandalkan.

6) Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diantisipasi tetapi harus diakui ketika

aktiva dijual.

Beberapa metode penilaian lainnya juga terlah dipertimbangkan seperti; akuntansi dollar

konstan, akuntansi biaya berjalan, nilai realisasi bersih.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 12: Pengantar Akuntansi II

Biaya Tanah

Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya ingga siap

untuk digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Biaya tanah biasanya

mencangkup harga beli, biaya penutupan, biaya yang dikeluarkan, asumsi mengenai

hak gadai atau hipotik, dan setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak

terbatas. Secara umum tanah adalah bagian dari property , pabrik, dan peralatan.

Namun jika tujuan utama dari perolehan dan pemilikan tanah adalah spekulatif, maka

tanah lebih tepat diklasifikasikan sebagai inventasi. Jika tanah dimiliki oleh sebuah

perusahaan real estan untuk dijual kembali maka harus diklasifikasikan sebagai

persediaan. Dalam kasus dimana tanah dipegang sebagai inventasi, perlakuan

akuntansi apa yang harus diberikan berkenaan dengan pajak, asuransi, dan biaya

langsung lainnyayang dikeluarkan selama pengolahan tanah.

Biaya Bangunan

Biaya bangunan harus dilibatkan semua pengeluaran yang berhubungan

langsung dengan akuisisi atau konstruksinya. Biaya - biaya ini termasuk :

a. biaya bahan baku

b. Biaya tenaga kerja,

c. Biaya overhead yang terjadi selama konsutruksi, dan

d. honor profesional serta ijin mendirikan bangunan.

Salah satu masalah akuntansi yang terlibat adalah memutuskan apa yang harus

dilakukan dengan bangunan lama yang berada pada lokasi konstruksi bangunan baru.

Biaya Peralatan

Istilah “peralatan” dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan

kantor, mesin – mesin, perabotan dan perkakas,pelengkapan tetap, peralatan pabrik

dan aktiva tetap sejenis lainnya. Biaya aktiva semacam ini termasuk

a. harga beli,

b. biaya pengangkutan dan penanganan,

c. asuransi peralatan ketika masih dalam perjalanan,

d. biaya fondasi khusus bila diperlukan,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 13: Pengantar Akuntansi II

e. biaya pemasangan dan perakitan, serta

f. biaya peralatan untuk uji coba.

Oleh karena itu biaya – biaya ini mencakup semua pengeluaran yang terjadi dalam

memperoleh peralatan dan mempersiapkannya hingga siap pakai.

Aktiva yang Dibuat Sendiri

Biasanya perusahan (terutama yang bergarak dibidang industri jalan raya dan

utilitas) membuat sendiri aktivanya. Penentuan biaya mesin dan aktiva tetap lainnya

semacam itu dapat menimbulkan masalah. Tanpa melibatkan harga beli atau harga

kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban untuk mendapatkan biaya

aktiva yang dibuat sendiri. Bahan dan tenaga kerja langsung yang digunakan dalam

kontruksi tidak akan menimbulkan masalah. Biaya – biaya ini dapat ditelusuri secara

langsung ke pekerjaan dan pesanan bahan yang berhubungan deng pembuatan aktiva

tetap.

Akan tetapi pembebanan biaya produksi tidak langsung akan menimbulkan

masalah khusus. Biaya tidak langsung ini yang disebut overhead atau beban, yang

terdiri dari :

a. Biaya tenaga,

b. Biaya pemanas, listrik

c. Biaya asuransi,

d. pajak,

e. Biaya penyusutan aktiva atas bangunan pabrik dan peralatan,

f. Biaya tenaga pengawas pabrik,

g. Biaya penyusutan aktiva tetap, dan perlengkapan.

Biaya – biaya ini dapat ditangani dengan salah satu dari tiga cara berikut:

1) Tidak membebankan overhead tetap ke biaya pembuatan aktiva

2) Membebankan bagian dari total overhead ke proses konstruksi

3) Alokasi berdasarkan produksi yang hilang

Biaya Bunga Selama Konstruksi

Akuntasi yang tepat untuk biaya bunga telah lama menjadi kontroversi. Tiga

pendekatan telah diusulkan untuk memperlakukan bunga yang muncur dalam

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 14: Pengantar Akuntansi II

pembiayaan konstruksi atau akuisisi property, pabrik, dan peralatan adalah sebagai

berikut :

1) Tidak mengkapitalisasi beban bunga selam priode konstruksi

2) Membebankan semua biaya dana yang digunakan, baik yang dapat dapat

diidenfikasikan maupun yang tidak ke konstruksi

3) Hanya mengkapitalisasi biaya bunga actual yang terjadi selama konstruksi

Aktiva yang Memenuhi Kualifikasi

Untuk memenuhi kualifikasi sebagai kapitalisasi bunga aktiva harus memiliki

periode waktu untuk menyiapkannya agar dapat digunakan. Pengkapitalisasian biaya

bunga dimulai dari pengeluaran pengeluaran pertama yang berhubungan dengan aktiva,

dan kapitalisasi ini akan terus berlanjut hingga aktiva selesai dan siap digunakan. Aktiva

yang memenui kualifikasi sebagai kapitalisasi biaya bunga termasuk aktiva yang dibuat

untuk digunkan sendiri, serta aktiva yang ditunjukan untuk dijual atau dilease yang

dibuat atau diproduksi sebagai proyek diskrik.

Periode Kapitalisasi

Periode kapitalisasi adalah periode waktu dimana bunga harus dikapitalisasi

yang dimulai apabila ketiga kondisi berikut terjadi :

1) Pengeluaran untuk aktiva telah dilakukan

2) Aktiva yang diperlukan untuk mempersiapkan aktiva agar dapat digunakan

sedang berjalan

3) Biaya bunga telah terjadi

Kapitalisasi bunga akan terus berlangsung selama tiga kondisi tersebut ada, sementara

periode kapitarisasi akan berakhir apabila aktiva telah selesai dan siap untuk digunakan.

Jumlah yang harus dikapitalisasi

Jumlah bunga yang akan dikapitalisasi dibatasi hingga biaya bunga aktual

terendah yang terjadi selama periode berjalan atau bunga yang dapat dihindarkan.

Bunga yang dapat dihindarkan adalah jumlah biaya bunga selama periode berjalan yang

secara teoritis dapat dihindari jika pengeluaran untuk membeli aktiva tidak dilakukan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 15: Pengantar Akuntansi II

Jika biaya bunga actual selama periode adalah $90.000 dan bunga yang dapat

dihindarkan adalah $80.000, maka hanya $80.000 yang dikapitalisai. Atau jika biaya

bunga actual adalah $80.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah $90.000, maka

hanya $80.000 yang dikapitalisasi.

Untuk menerapkan konsep bunga yang dihinrkan, jumlah bunga potensial yang

dapat dikapitalisasi selama periode akuntansi ditentukan dengan mengalikan suku

bunga dengan akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang dari aktiva yang memenuhi

kualifikasi selama periode berjalan.

3.7 PELEPASAN AKTIVA TETAP (DISPOSAL OF PLANT ASSETS)

Aktiva tetap yang tidak lagi berguna bisa dibuang, dijual atau ditukar tambah dengan

aktiva tetap lainnya, yang disebut juga dengan pelepasan aktiva tetap.

Pada saat pelepasan, nilai buku aktiva harus dihapuskan dari pembukuan, begitu juga

dengan akumulasi penyusutannya. Oleh karena itu jurnal yang dibuat pada saat

pelepasan adalah :

Dr. Accumulated Depreciatin of Fixed Assets XXX

Cr. Fixed Assets XXX

A. PEMBUANGAN AKTIVA TETAP (DISCARDING OF FIXED ASSETS)

Jika aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau

nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang.

Misal :

Pada tanggal 31/12 sebuah mesin telah habis masa manfaatnya dan tidak dipakai lagi.

Cost mesin Rp 25.000.000, maka akan dijurnal :

14/2 Accumulated Deprc. of Machine 25.000.000

Machine 25.000.000

Contoh lain, Sebuah equipment costnya Rp 6.000.000, disusutkan dengan metode garis

lurus 10%. Pada tanggal 31/12 2002 saldo akumulasi penyusutannya Rp 4.750.000.

Pada tanggal 24/3 2003 equipment tersebut discarded karena ternyata mengalami

kerusakan berat. Maka jurnal yang harus dibuat ada 2, yaitu :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 16: Pengantar Akuntansi II

1. Pembebanan penyusutan selama tahun 2003 :

24/3 Deprec. Exp. –Equipment 150.000

Accum. Deprec. 150.000

(3/12 x 600.000)

2. Pembuangan :

24/3 Accum. Deprec. 4.900.000*

Loss on Disposal of Equipment 1.100.000**

Equipment 6.000.000

*Total akumulasi penyusutan : 4.750.000 + 150.000

**Dilaporkan sebagai other expense dalam income statement.

B. PENJUALAN AKTIVA TETAP (SALE OF PLANT ASSETS)

Apabila aktiva tetap dijual dengan harga di atas nilai buku, maka selisihnya diakui

sebagai “gain on sale of fixed assets”, sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari nilai

nilai buku selisihnya akan diakui sebagai “loss on sale of fixed assets”.

Contoh :

Sebuah equipment dengan cost Rp 10.000.000, disusutkan dengan metode garis lurus

10%. Equipment tersebut dijual pada tanggal 12/10 2002. Besarnya akumulasi

penyusutan per 31 Desember 2001 adalah Rp 7.000.000. Maka jurnal yang dibuat sbb :

12/10 2002 Deprec. Exp. Of Equipment Rp 750.000

Accum. Deprec. Rp 750.000

(10% x 10.000.000 x 9/12)

Jika aktiva dijual sebesar nilai buku :

12/10 2002 Cash Rp 2.250.000

Accum.Deprec. Rp 7.750.000

Equipment Rp 10.000.000

Jika aktiva dijual seharga Rp 1.000.000 :

Cash Rp 1.000.000

Accum. Deprec. Rp 7.750.000

Loss on disposal Rp 1.250.000

Equipment Rp 10.000.000

Jika dijual seharga Rp 3.000.000 :

Cash Rp 3.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 17: Pengantar Akuntansi II

Accum.Deprec. Rp 7.750.000

Equipment Rp 10.000.000

Gain on disposal Rp 750.000

C. PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SEJENIS (EXCHANGES OF SIMILAR

PLANT ASSETS)

Dalam pertukaran aktiva tetap sejenis, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu :

1. Gain on exchanges -------- tidak diakui

2. Loss on exchanges ------- diakui.

Contoh :

1. Sebuah equipment yang mempunyai cost Rp 4.000.000, sudah disusutkan Rp

3.200.000, ditukar dengan equipment baru yang harganya Rp 5.000.000. Equipment

lama dihargai Rp 1.100.000, maka tambahan cash yang dibutuhkan sebesar Rp

3.900.000, perhitungannya sbb :

Equipment baru 5.000.000

Harga equipment –lama 1.100.000

Cash 3.900.000

Cost equipment –lama 4.000.000

Accum. Deprec. 3.200.000

Book value 800.000

Cost of new equipment 4.700.000

Jurnal yang dibuat sbb :

Accum.Deprec. Rp 3.200.000

Equipment – new Rp 4.700.000

Equipment – old Rp 4.000.000

Cash Rp 3.900.000

2. Sebuah equipment yang mempunyai cost Rp 7.000.000, akumulasi penyusutan Rp

4.600.000, ditukar dengan equipment baru yang harganya Rp 10.000.000.

Equipment lama dihargai Rp 2.000.000. Dan mengeluarkan cash sebesar Rp

8.000.000.

Perhitungannya sbb :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 18: Pengantar Akuntansi II

Equipment – new Rp 10.000.000

Trade in – old equipm. Rp 2.000.000

Cash Rp 8.000.000

Loss

Cost of old equipment Rp 7.000.000 400.000

Accum. Deprec. Rp 4.600.000 diakui

Book value Rp 2.400.000

Ayat jurnal yang dibuat sbb :

Accum.Deprec. Rp 4.600.000

Equipment – new Rp 10.000.000

Loss on disposal Rp 400.000

Equipment – old Rp 7.000.000

Cash Rp 8.000.000

Pelaporan Keuangan untuk Aktiva Tetap dan Aktiva Tak Berwujud

Jumlah beban penyusutan dan metode-metode yang digunakan dalam

menghitung penyusutan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Setiap kelas utama aktiva juga harus diungkapkan bersama-sama dengan

akumulasi penyusutan yang berhubungan.

Aktiva tak berwujud biasanya disajikan di neraca dalam seksi terpisah dari seksi

aktiva tetap.

Setipa kelas utama aktiva tak berwujud harus dilaporkan setelah amortisasi

dicatat pada tanggal terjadinya.

Leasing Aktiva Tetap

Leasing (sewa guna usaha) adalah kontrak untuk menggunakan suatu aktiva dalam

jangka waktu tertentu.

Dua pihak yang terlibat dalam leasing :

- Lessor, adalah pihak yang memiliki aktiva

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 19: Pengantar Akuntansi II

- Lessee, adalah pihak yang mendapatkan hak untuk menggunakan aktiva yang

dialihkan oleh lessor.

Jenis Leasing :

1. Financial leasing ( sewa guna usaha dengan hak opsi)

Lessor : mencatat sebagai piutang sebesar jumlah piutang SGU ditambah nilai

sisa (harga opsi) yang akan diterima lessor dikurangi dengan pendapatan SGU

yang belum diakui dan simpanan jaminan. Selisih antara piutang SGU ditambah

harga opsi dengan harga perolehan aktiva tetap diperlakukan sebagai

pendapatan SGU yang belum diakui (unearned lease income)

Lessee : dalam neracanya harus mencatat aktiva tetap dan kewajiban dalam

jumlah yang sama. Aktiva tetap tersebut disusutkan oleh lessee

2. Operating leasing

Lessor : mencatat aktiva lease sebagai aktiva tetapnya dan melakukan

penyusutan atas aktiva, pembayaran sewa oleh lesse dicatat sebagai pendapat

sewa

Lessee : pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai biaya sewa

2. Sumber Daya Alam

Aktiva tetap dari perusahaan mungkin terdiri dari kayu hutan, biji besi, mineral atau

sumber daya alam lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hak penguasaan

dialokasikan selama masa eksploitasi dengan metode unit produksi. Proses

pemindahan biaya sumber daya alam ke perkiraan beban dinamakan deplesi

(depletion). Tarif deplesi dihitung dengan cara membagi biaya yang dikeluarkan dengan

estimasi cadangannya.

Contoh : Sebuah perusahaan membayar Rp 2.500.000.000 untuk mendapatkan hak

penambangan barang tambang yang diestimasi memiliki cadangan 500.000 ton. Jika

tahun pertama ditambang sebanyak 75.000 ton.

Tentukan tarif dan beban deplesi untuk tahun pertama !

Tarif deplesi per unit = Rp 2.500.000.000

500.000

= Rp 5.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 20: Pengantar Akuntansi II

Beban deplesi untuk tahun pertama Rp 5.000 x 75.000 ton = Rp 1.875.000.000

Jurnal : Beban deplesi 1.875.000.000

Akumulasi deplesi 1.875.000.000

3. Aktiva Tak Berwujud

Aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atribut-atribut fisik tetapi digunakan dalam

bisnis diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Contoh-contoh aktiva tak berwujud

adalah paten, hak cipta, merek dagang, dan goodwill. Harga perolehan dari suatu aktiva

tak berwujud harus didebit ke akun aktiva. Harga perolehan ini kemudian harus

diamortisasi atau dihapus selama estimasi umur manfaat aktiva yang diharapkan

dengan mendebit perkiraan beban dan mengkredit perkiraan aktiva tak berwujud.

Paten

Merupakan hak khusus untuk memproduksi dan menjual barang yang memiliki

spesifikasi tertentu. Sebuah perusahaan dapat juga membeli hak paten dari dari

perusahaan lain atau memmperolehnya melalui upaya penelitian dan pengembangan

sendiri.

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh paten didebit ke perkiraan paten.Biaya

perolehan tersebut diamortasasi menggunakan metode garis lurus selama tahun-tahun

kegunaan yang diharapkan dengan cara mengkredit langsung perkiraan paten.

Jurnal :

* Saat memperoleh paten : Paten xx

Kas xx

* Saat mencatat amortasasi : Beban amortisasi –paten xx

Paten xx

Apabila perusahaan mengembangkan paten sendiri melalui penelitian dan

pengembangan (R&D), maka biaya yang dikeluarkan dapat dicatat sebagai beban

operasi berjalan dalam periode terjadinya dengan syarat :

- Manfaat masa depan dari R&D sangatlah tidak pasti

- Sulit untuk mengestimasi secara objektif biayanya

Hak Cipta dan Merek Dagang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II

Page 21: Pengantar Akuntansi II

Hak cipta (copy right) merupakan hak eksklusif untuk mempublikasikan dan menjual

buku, karya, seni atau komposisi musik.

Merek Dagang (trademark) adalah nama, istilah atau simbol yang digunakan untuk

mengidentifikasi perusahaan dan produknya

Goodwill

Goodwill mengacu kepada aktiva tak berwujud milik sebuah perusahaan yang tercipta

dari faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi, kualitas produk, reputasi dan

keahlian manajerial.

Goodwill dapat dicatat, jika goodwill tersebut ditentukan secara objektif oleh transaksi,

misalnya pembelian atau penjualan perusahaan

DAFTAR PUSTAKA :

1. Warren Reeve Fees, Accounting, 20th editions, South-Western : Thompson Learnin,

2002.

2. Horngren dkk, Accounting, 5 th editions, New Jersey : Prentice Hall Int,Inc,2002.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Nurul Hidayah, SE,AK,MSI PENGANTAR AKUTANSI II