akuntansi pengantar 2

21
PERTEMUAN IV AKTIVA TETAP BERWUJUD (Penarikan) DAN AKTIVA TAK BERWUJUD (FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSETS) Penjualan Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol. Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini, kemudian, dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap. Sebagai contoh anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199A, dijual pada tanggal 1 Juli 199D dengan harga Rp, 5.000.000. Harga peroleh mobil adalah Rp. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB a. Rumini, MM. PENGANTAR AKUNTANSI II 1

Upload: zahar-zahur-kaur-bhullar

Post on 05-Dec-2014

81 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: akuntansi pengantar 2

PERTEMUAN IV

AKTIVA TETAP BERWUJUD (Penarikan)

DAN AKTIVA TAK BERWUJUD

(FIXED ASSETS AND INTANGIBLE ASSETS)

Penjualan

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan

(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang

begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi

tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus

dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit

akumulasi penyusutannya. Perlu dicatat bahwa suatu aktiva tetap tidak boleh

dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan

maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan,

walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.

Apabila suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal

penjualan. Nilai buku ini, kemudian, dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima.

Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva

tetap. Sebagai contoh anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199A,

dijual pada tanggal 1 Juli 199D dengan harga Rp, 5.000.000. Harga peroleh mobil

adalah Rp. 10.000.000. penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar

masa manfaat 5 tahun. Nilai sisa dianggap dengan nol.

Nilai buku pada saat penjualan dihitung sbb :

Harga Perolehan Rp. 10.000.000

Akumulasi penyusutan :

Penyusutan tahun 199A Rp. 2.000.000

Penyusutan tahun 199B Rp. 2.000.000

Penyusutan tahun 199C Rp 2.000.000

Penyusutan tahun 199D Rp. 1.000.000

7.000.000

Nilai buku 1 Juli 199D Rp. 3.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 1

Page 2: akuntansi pengantar 2

Perhatikan bahwa penyusutan untuk tahun 199D hanya berjumlah Rp. 1.000.000.

Jumlah ini merupakan penyusutan selama 6 bulan yaitu dari tanggal 1 Januari 199D s/d

saat penjualan 1 Juli 199D belum dicatat.

Mobil yang nilai bukunya Rp. 3.000.000 dijual dengan harga Rp. 5.000.000. ini berarti

terdapat keuntungan sebesar Rp. 2.000.000. ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat

transaksi tersebut adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 1.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000

(2)

(D) Bank 5.000.000

(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000

(K) Kendaraan 10.000.000

(K) Keuntungan dari penjualan aktiva tetap 2.000.000

Ayat jurnal (1) mencatat penyusutan yang harus dibebankan dari tanggal 1 Januari s/d 1

Juli 199D, saat penjualan dilakukan. Ayat jurnal ini harus dibuat lebih dahulu, karena

jurnal penyusutan reguler baru akan dibuat akhir tahun. Setelah ayat jurnal ini dibuat,

akumulasi penyusutan untuk aktiva yang bersangkutan menjadi Rp. 7.000.000

Dalam contoh di atas, dianggap bahwa mobil dijual dengan harga diatas nilai

bukunya. Apabila mobil itu dijual dengan harga di bawah nilai buku, katakanlah Rp.

2.500.000, maka akan diderita kerugian sebesar Rp. 500.000. ayat jurnal yang dibuat

adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 1.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000

(2)

(D) Bank 2.500.000

(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000

(D) Kerugian karena penjualan aktiva tetap 500.000

(K) Kendaraan 10.000.000

Ada kemungkinan harga jual sama dengan nilai bukunya. Dalam hal demikian, tidak

terdapat keuntungan maupun kerugian karena penjualan aktiva tetap. Keuntungan atau

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 2

Page 3: akuntansi pengantar 2

kerugian yang berasal dari penjualan aktiva tetap, disajikan sebagai pendapatan atau

biaya lain-lain dalam perhitungan rugi laba.

Penukaran

Suatu aktiva yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain.

Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva tetap yang tidak sejenis (misalnya

mobil dengan mesin).

Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu hanya ditentukan hanya

nilai tukarnya (trade-in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga

aktiva baru merupakan jumlah yang harus dibayarkan. Selisih antara nilai tukar dengan

nilai buku merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar

lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, apabila nilai

tukar lebih kecil daripada nilai buku, penukaran tersebut mendatangkan kerugian.

Ada 2 cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yakni:

(a) Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, keuntungan atau kerugian dibebankan

dalam tahun berjalan

(b) Untuk penukaran aktiva sejenis keuntungan dikurangkan aktiva baru, sedang

kerugian dibebankan

Untuk penukaran aktiva tidak sejenis, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199D

suatu Mesin A ditukar dengan Mesin B. Mesin A dibeli pada tanggal 2 Januari 199A

dengan harga Rp. 100.000.000. Metode penyusutan yang digunakan garis lurus

dengan masa manfaat 10 tahun. Untuk penukaran ini, Mesin A sepakat untuk dinilai

sebesar Rp. 90.000.000. Jadi nilai tukar Mesin A adalah sejumlah ini. Perhitungan nilai

buku, jumlah yang harus dibayar dan keuntungan dari penukaran adalah sbb:

Harga peroleh Mesin A Rp. 100.000.000

Akumulasi penyusutan :

S/d 31 Desember 199C Rp. 30.000.000

Tahun 199D (s.d Juli) 5.000.000 35.000.000

Nilai buku pada saat penukaran 65.000.000

Harga Mesin B Rp. 150.000.000

Nilai tukar Mesin A 90.000.000

Jumlah yang harus dibayar 60.000.000

Nilai tukar mesin A 90.000.000

Nilai buku mesin A 65.000.000

Keuntungan dari penukaran 25.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 3

Page 4: akuntansi pengantar 2

Ayat jurnal yang harus dibuat untuk transaksi tersebut di atas adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 5.000.000

(K) Akumulasi Penyusutan 5.000.000

(2)

(D) Mesin B 150.000.000

(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000

(K) Mesin A 100.000.000

(K) Bank 60.000.000

(K) Keuntungan dari penukaran aktiva tetap 25.000.000

Apabila dalam contoh diatas, penukaran dilakukan untuk aktiva yang sejenis (katakanlah

Mesin A dengan Mesin A yang baru), maka ayat jurnal yang harus dibuat sbb:

(1)

(D)Biaya penyusutan 5.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000

(2)

(D) Mesin A (baru) 125.000.000

(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000

(K) Mesin A (lama) 100.000.000

(K) Bank 60.000.000

Perhatikan bahwa nilai Mesin A yang baru adalah Rp. 125.000.000. jumlah ini

merupakan harga mesin baru dikurangi dengan keuntungan yang ditangguhkan.

Anggaplah sekarang bahwa dalam penukaran Mesin A dengan Mesin B tersebut di

atas, nilai tukar Mesin A yang disepakati bukan Rp 90.000.000 tetapi hanya Rp.

50.000.000. dalam keadaan demikian, penukaran tadi akan mendatangkan kerugian.

Penghitungan jumlah yang harus dibayar dan kerugian karena penukaran adalah sbb

(nilai buku = yang telah dihitung terdahulu):

Harga Mesin B Rp. 150.000.000

Nilai tukar Mesin A 50.000.000

Jumlah yang harus dibayar Rp. 100.000.000

Nilai tukar Mesin A Rp. 50.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 4

Page 5: akuntansi pengantar 2

Nilai buku Mesin A 65.000.000

Kerugian karena penukaran Rp. 15.000.000

Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 5.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000

(2)

(D) Mesin B 150.000.000

(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000

(D) Kerugian karena penukaran aktiva tetap 15.000.000

(K) Mesin A 100.000.000

(K) Bank 100.000.000

Ayat jurnal tersebut diatas juga berlaku apabila penukaran dilakukan untuk aktiva

yang sejenis. Keuntungan (kerugian) karena penukaran aktiva tetap dilaporkan sebagai

pendapatan (biaya) lain-lain.

Penghapusan

Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat adalah

dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila

aktiva tetap belum disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya

kerugian sebesar nilai buku. Apabila mesin, seperti yang disebutkan pertama dalam

contoh penukaran di atas dihapuskan, maka ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 5.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 5.000.000

(2)

(D) Akumulasi penyusutan 35.000.000

(D) Kerugian karena penghaousan aktiva tetap 65.000.000

(K) Mesin A 100.000.000

Sepertinya halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap, kerugian karena

penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 5

Page 6: akuntansi pengantar 2

Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian-kejadian yang tidak

diharapkan, misalnya kebakaran. Apabila aktiva tetap diasuransikan terhadap kerugian-

kerugian diatas, maka kerugian akan diganti oleh perusahaan asuransi. Besarnya ganti

rugi tergantung pada nilai dan jenis asuransi. Besarnya ganti rugi tergantung pada nilai

dan jenis asuransi yang diambil. Apabila tidak diasuransikan, maka perusahaan

menanggung seluruh kerugian yang terjadi.

Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada

tanggal 2 Januari 199A dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 199D

mengalami tabrakan berat sehingga tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima

dari perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk

mencatat kejadian ini adalah sebagai berikut::

(1)

(D) Biaya penyusutan 1.000.000

(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000

(2)

(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000

(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000.000

(K) Kendaraan 10.000.000

(3)

(D) Piutang klaim asuransi 8.000.000

(K) Pendapatan klaim asuransi 8.000.000

Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari

199D sd 1 Juli 199D, yang belum dicatat. Nilai buku pada tanggal 1 juli 199D, saat

terjadi tabrakan, adalah Rp. 3.000.000. ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva

tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima. Perhatikan

bahwa kalim asuransi dicatat sebagai pendapatan. Pendapatan klaim asuransi

digolongkan ke dalam pendapatan lain-lain.

Apabila mobil tadi tidak diasuransikan, ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sbb:

(1)

(D) Biaya penyusutan 1.000.000

(D) Akumulasi penyusutan 1.000.000

(2)

(D) Akumulasi penyusutan 7.000.000

(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 3.000.000

(K) Kendaraan 10.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 6

Page 7: akuntansi pengantar 2

Aktiva Tetap Bernilai Kecil

Salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya

yang besar. Aktiva tetap yang nilai perunitnya kecil dapat langsung dibebankan sebagai

baiaya pada saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu menetapkan batas untuk

pengeluaran yang harus dikapitalisir sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus

dibebankan sebagai biaya.

Apabila pengeluaran untuk aktiva-aktiva tetap yang dinilainya kecil, misalnya suku

cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokkan menjadi satu.

Penyusutan secara reguler tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan dengan

menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih tersisa. Harga perolehan aktiva yang

masih ada ditaksi, kemudian selisih antara saldo menurut perkiraan dengan nilai taksiran

dibebankan ke perkiraan biaya.

Pengeluaran Modal

Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan

aktiva tetap. Misalnya, biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),

penggantian (replecement) atau perbaikan (repairs). Pada dasrnya, pengeluaran-

pengeluaran untuk aktiva tetap, setelah perolehan, dapat dikategorikan menjadi

pengeluaran modal (capital expenditures) dan pengeluaran pendapatan (revenue

expenditures).

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai

aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih

dari satu periode akuntasi termasuk dalam kategori ini. Misalnya, penambahan satu unit

AC dalam sebuah mobil atau penambahan teras pada gedung yang telah dimiliki,

merupakan pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran

yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan

kapasitas atau mutu produksi. Pengeluaran untuk mengganti generator yang terdapat

dalam sebuah mesin,misalnya, akan menambah efesiensi mesin yang bersangkutan.

Dalam hal ini, harga perolehan dan akumulasi penyusutan generator lama dikeluarkan

dari perkiraan mesin, sedang harga perolehan generator baru dimasukkan ke dalamnya.

Pengeluaran untuk generator baru disusutkan selama sisa umur mesin yang

bersangkutan. Contoh mengenai pengeluaran-pengeluaran yang akan memperpanjang

umur aktiva atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan

besar-besaran.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 7

Page 8: akuntansi pengantar 2

Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada perkiraan:

(a). Aktiva

(b). Akumulasi penyusutan.

Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya,

dicatat dalam perkiraan aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan

memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi

penyusutan. Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam perkiraan

aktiva, anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung yang telah dimiliki oleh

suatu perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp. 25.000.000. ayat jurnal yang perlu

dibuat untuk penambahan ini adalah sbb

(D) Gedung/bangunan 25.000.000

(K) Bank 25.000.000

Penyusutan tersebut di atas disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yang

bersangkutan.

Penggantian juga dicatat dalam perkiraan ativa (dengan ayat jurnal seperti

penambahan). Nilai buku aktiva yang diganti dikeluarkan dari catatan. Kerugain yang

timbul dibebankan dalam tahun berjalan. Untuk menggambarkan maslah penggantian

aktiva, anggaplah bahwa suatu generator yang nilai bukunya tinggal Rp. 600.000 (harga

perolehan Rp. 3.000.000; akumulasi penyusutan Rp., 2.400.000) diganti dengan

generator baru yang dibeli dengan harga Rp. 5.000.000. ayat jurnal yang perlu dibuat

untuk mencatat kejadian ini adalah sbb:

(1)

(D) Mesin-mesin 5.000.000

(K) Bank 5.000.000

(2)

(D) Akumulasi penyusutan 2.400.000

(D) Kerugian karena penghapusan aktiva tetap 600.000

(K) Mesin-mesin 3.000.000

Ayat jurnal (2) sebetulnya merupakan ayat jurnal untuk penghapusan aktiva seperti

yang telah dijelaskan dimuka. Apabila generator lama dijual, maka penerimaan dari

penjualan tadi akan mengurangi kerugian (bahkan mungkin menghasilkan keuntungan).

Ayat jurnal yang harus dibuat adalah seperti kalau terjadi penjualan aktiva tetap, yang

pernah dibahas sebelumnya. Ayat jurnal (1) untuk mencatat pembelian generator baru.

Perbaikan besar-besaran (betterments and improvements) mungkin sebagian, akan

menyangkut penggantian. Istilah perbaikan besar-besaran perlu dibedakan dengan

perbaikan rutin, walaupun kata ”perbaikan” itu sendiri dapat diterjemahkan ke dalam

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 8

Page 9: akuntansi pengantar 2

bahaasa Inggris sebagai repairs. Untuk selanjutnya istilah repairs digunakan untuk

perbaikan rutin. Perbaikan besar-besaran dapat memperpanjang umur aktiva atau

meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Oleh karena itu pengeluaran ini harus

dikapitalisir.

Untuk menggambarkan hal ini, anggaplah bahwa pada tanggal 1 Juli 199E, setelah

dipakai selama 4,5 tahun, terhadap kendaraan yang diperoleh pada tanggal 2 Januari

199A (harga perolehan Rp. 10.000.000) telah dilakukan turun mesin dengan biaya Rp.

2.500.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa manfaat kendaraan dapat

diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk

perbaikan besar-besaran ini adalah sbb:

(D) Akumulasi penyusutan 2.500.000

(K) Bank 2.500.000

Akibat dari ayyat jurnal diatas, nilai buku aktiva tetap akan bertambah besar. Nilai

buku sebelum perbaikan besar-besaran adalah Rp. 1.000.000 (harga perolehan Rp.

10.000.000 dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 9.000.000). setelah perbaikan besar-

besaran nilai bukunya menjadi 3.500.000. penyusutan periode berikutnya dihitung

berdasarkan nilai buku ini serta masa manfaat yang baru. Dalam contoh diatas adalah

3,5 tahun. Penyusutan per tahun jika digunakan metode garis lurus adalah Rp.

1.000.000.

Pengeluaran Pendapatan

Pengeluaran pendapatan adalah pengleuaran-pengeluaran yang hanya

mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh

karena itu, pengeluaran pendapatan akan dibebankan sebagai biaya. Biaya

pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh daei jenis pengeluaran ini. Biaya

pemeliharaan adalah biaya-biaya yang terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam

keadaan baik. Biaya perbaikan adalah biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap

dalam keadaan baik

Biaya perbaikan rutin, seperti mengganti sekrup dan baut serta suku cadang yang

tidak penting, dianggap sebagai pengeluaran pendapatan dan oleh karena itu

dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Perbaikan besar-besaran dianggap

sebagai pengeluaran modal. Contoh biaya pemeliharaan adalah pengecatan, olie, dll.

Aktiva Tak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah ativa tetap perusahaan yang secara phisik tidak dapat

dinyatakan. Contoh aktiva tak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 9

Page 10: akuntansi pengantar 2

riset dan pengembangan, biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam.

Aktiva tak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh

perusahaan.

Apabila suatu aktiva tak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka

di samping harga beli, yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya-

biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada

Pemerintah dan notaris serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva

tak berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam

harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan dan fasilitas, biaya gaji dan upah

dan biaya tidak langsung seperti misalanya alokasi biaya administrasi dan umum.

Hak paten adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten) kepada

perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka

waktu 17 tahun. Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh Pemerintah (Direktorat Paten)

kepada perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan danseni yang dihasilkan.

Hak ini diberikan untuk selama penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah

meninggal dunia. Hak merek juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan

mengenai merk diatur melalui Undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut

ketentuan undang-undang ini adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barang-

barang produksi atau barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan dengan

barang orang atau perusahaan lain.

Banyak perusahaan yang mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk riset dan

pengembangan (research and development). Maksud kegiatan ini adalah untuk

menghasilkan produk baru sesuai perkembangan yang keadaan dan permintaan. Biaya

riset dan pengembangan yang dilakukan secara rutin pada umumnya langsung

dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya. Biaya riset dan pengembangan yang

dapat diidentifikasikan secara spesifik, dapat dikapitalisir terlebih dahulu. Apabila hasil

riset sudah dapat dipastikan gagal, baru dibebankan sebagai biaya. Apabila berhasil

biaya riset ini diamortisasikan.

Biaya ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dalamperiode

terjadinya karena memberikan manfaat masa datang. Pos-pos yang termasuk dalam

kategori ini adalah biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya pendirian. Biaya

pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha mendirikan

perusahaa. Termasuk biaya ini, misalnya adalah biaya yang harus dibayarkan kepada

notaris pada waktu membuat akte pendirian sampai pendirian ini disetujui oleh yang

berwenang, biaya untuk memperoleh izin-izin, seperti izin usaha, izin penanamn modal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 10

Page 11: akuntansi pengantar 2

dll. Biaya emisi saham adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penjualan

saham kepada masyarakat.

Biaya pra operasi (preoperating cost) adalah biaya-biaya yang terjadi mulai dari saat

didirikan sampai dengan saat perusahaan menghasilkan pendapatan. Dalam sebuah

perusahaan industri ada tenggang waktu antara saat pabrik dapat berproduksi sampai

dengan saat produk dapat dijual. Periode ini biasanya disebut produk percobaan, di

mana barang yang dihasilkan belum dapat dipasarkan. Biaya-biaya yang timbul pada

periode ini, termasuk biaya administrasi, umum, penjualan dan produksi, dikapitalisir

sebagai biaya pra operasi.

Amortisasi

Seperti halnya aktiva tetap berwujud, nilai aktiva tetap tak berwujud juga harus

disusutkan, yang dalam hal ini disebut amortisasi (amortization).

Dipandang dari sudut kemungkinan amostisasinya, aktiva tak berwujud dapat

digolongkan sebagai:

(a) aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan

atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek

(b) aktiva tak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan yang pada waktunya

perolehannya tidak ada petunjukan mengenai usianya yang terbatas, seperti

misalnya, biaya pendirian dan biaya pra operasi.

Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode

garis lurus.

Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori:

(a) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila

ternyata jangka waktu kegunanya lebih lama atau lebih singkat dari yang

diperkirakan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya.

(b) Diamortisasikan sesuai pertimbanan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut

layak dan masuk akal.

Seperti halnya penyusutan aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tak berwujud

dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi

amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 11

Page 12: akuntansi pengantar 2

Pencatatan

Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah

mengeluarkan uang sebesar Rp. 25.000.000. perolehan ini dicatat sbb:

(D) Hak paten 25.000.000

(K) Bank 25.000.000

Anggaplah juga bahwa masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi

tahunan dari hak paten ini , dengan demikian, adalah: 10% x Rp. 25.000.000. ayat jurnal

yang harus dibuat adalah:

(D) Biaya amortisasi 2.500.000

(K) Hak Paten 2.500.000

Pencatatan perolehan dan amortisasi hak cipta, hak merek, biaya pendirian dan

biaya pra operasi tidak berbeda dengan yang telah diuraikan di atas.

Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah

bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar

RP. 10.000.000 dalam tahun 199A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199B. biaya riset

dan pengembangan ini merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh

perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi ini adlah sbb:

199A

(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000.000

(K) Bank 10.000.000

199B

(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000.000

(K) Bank 12.000.000

Apabila riset dan pengembangan tersebut di atas dilakukan untuk suatu produk

tertentu yang dapat diindentifikasikan secar spesifik, maka sisi debit dari ayat-ayat jurnal

di atas diganti denga pos aktiva: Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan.

Apabila, kemudian dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk

spesifik tadi dinyatakan gagal, ayat jurnal beriktu perlu dibuat:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 12

Page 13: akuntansi pengantar 2

(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000

(K) Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan 22.000.000

Hak Pengusahaan Sumber Alam

Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan

ekspoitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak eksploitasi sumber-

sumber alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk

memperoleh hak pengusahaan sumber-sumber alam dicatat sebagai aktiva tetap

diamortisasikan.

Seperti halnya aktiva tetap berwujud, biaya-biaya sehubungan dengan

pengusahaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang nilainya. Dalam hal ini

terutama disebabkan oleh ditambangnya sumber-sumber tersebut. Pengurangan nilai itu

secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber

alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan dengan penyusutan

pada aktiva tetap berwujud. Pada umumnya deplesi dihitung berdasarkan metode unit

produksi.

Sebagai contoh anggaplah bahwa sebuah perusahaan harus membayar Rp.

1.000.000.000 untuk mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di suatu

daerah. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sbb:

(D) Hak pengusahaan sumber alam 1.000.000.000

(K) Bank 1.000.000.000

Anggaplah juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan

cadangan minyak yang diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A

perusahaan tersebut memproduksi 60.000.000 barel. Taerif deplesi dihitung sbb:

Rp. 60.000.000

Tarif deplesi = = 12%

500.000.000

Biaya deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000 (12% x Rp. 1.000.000.000).

ayat jurnal yang dibuat adalah sbb:

(D) Biaya deplesi 120.000.000

(K) Hak pengusahaan sumber alam 120.000.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 13

Page 14: akuntansi pengantar 2

Oleh karena cadangan minyak serta biaya-biaya eksplorasi dan pengembangan selalu

berubah, maka biasa tarif deplesi ditetapkan tiap-tiap tahun.

Aktiva Lain-lain

Pos-pos yang dapt secara layak digolongkan dalam aktiva lancar,

investasi/penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak berwujud, seperti mesin-mesin

yang tidak digunakan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.

--o00o—

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 14

Page 15: akuntansi pengantar 2

Daftar Pustaka

Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi Buku Dua, Edisi 21, Salemba Empat,

Thomson Learning, 2006

Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar Revisi, Buku satu , Edisi 5, Salemba

Empat , 2004

Soiemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar 2, Buku dua, Edisi keempat, PT. Rineka

Cipta, Jakarta Maret 1996.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dra. Rumini, MM.

PENGANTAR AKUNTANSI II 15