34-30-1-pbas
DESCRIPTION
asTRANSCRIPT
-
1
ANALISIS SELISIH ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA PROYEK PERKUATAN
TEBING DAN NORMALISASI SUNGAI KARANG MUMUS PADA PT. HUTAMA
KARYA WILAYAH III (PERSERO) DI BALIKPAPAN
Fauzi Abdiansyah ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Yana Ulfah ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Salmah Pattisahusiwa ([email protected])
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
ABSTRAK.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis varians, jika anggaran biaya proyek Perkuatan tebing dan
Normalisasi Karang Mumus pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III, Tbk di Balikpapan lebih besar
daripada realisasinya maka terjadi selisih menguntungkan, sebaliknya jika anggaran biaya proyek Perkuatan
tebing dan Normalisasi Karang Mumus pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III, Tbk di Balikpapan lebih
kecil daripada realisasinya maka terjadi selisih merugikan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui terjadi selisih menguntungkan, yakni realisasi biaya proyek Perkuatan
tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus di PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III, Tbk di Balikpapan
lebih kecil dibandingkan anggarannya yaitu sebesar Rp 1.148.7355.731,40. Selisih menguntungkan dari harga
bahan bangunan sebesar Rp 665.159.250,00, selisih menguntungkan dari kuantitas bahan bangunan sebesar Rp
118.729.673,65, selisih menguntungkan tarif upah langsung sebesar Rp 18.209.250,00, selisih menguntungkan
efesiensi upah langsung sebesar Rp 14.138.053,72 dan selisih menguntungkan biaya overhead proyek sebesar Rp
329.456.004,03.
Kata kunci: Biaya, Anggaran, Realisasi , Selisih Menguntungkan, Selisih Merugikan.
ABSTRACT
The analysis tool used is the analysis of variance, if the project cost budget Retrofitting cliffs and reefs Mumus
Normalization in PT. Hutama Karya (Persero) Region III, Tbk in Balikpapan larger than the realization that
there is favorable variance, otherwise if the budget cost of the project Strengthening Mumus coral cliffs and
Normalization in PT. Hutama Karya (Persero) Region III, Tbk in Balikpapan smaller than the realization that
there is unfavorable variance
Based on the results of the study are known to occur profitable difference, namely the realization of the project
cost Retrofitting coral cliffs and river Mumus Normalization in PT. Hutama Karya (Persero) Region III, Tbk in
Balikpapan smaller than the budget of Rp 1.148.7355.731,40. Difference in favor of the price of construction
materials amounting to Rp 665,159,250.00, the difference in favor of the quantity of construction materials
amounting to Rp 118,729,673.65, favorable foreign direct wage rate of Rp 18,209,250.00, the difference in
efficiency benefits directly wages amounting to Rp 14,138. 053.72 and the difference lucrative project overhead
costs amounted to Rp 329,456,004.03.
Key words : Cost, Budget, Realization, Favorable Variance, Unfavorable variance
-
2
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam anggaran biaya produksi terdapat selisih laba dan selisih rugi. Apabila dalam
pelaksanaan produksi, biaya yang terjadi lebih kecil dari yang dianggarkan maka akan terjadi
selisih menguntungkan, sebaliknya bila biaya yang terjadi lebih besar dari yang dianggarkan
maka akan terjadi selisih merugikan. Selisih ini tentunya akan berdampak pada harga satuan
pekerjaan proyek yang dimaksud dan secara langsung akan berpengaruh terhadap anggaran
biaya pekerjaan perusahaan, PT Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Balikpapan
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa kontruksi. Dengan
kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero) di Balikpapan tersebut, maka
penghasilan perusahaan akan sangat tergantung dari anggaran biaya pekerjaan proyek yang
didapatkan dari pemerintah.
Pada tahun 2010 PT. Hutama Karya mengerjakan proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi
Sungai Karang Mumus Samarinda dengan Anggaran Biaya Proyek Sebesar Rp
12.327.672.000,00 dengan masa kerja selama 210 hari kalender dimulai dari 1 April 2010
sampai dengan 31 Oktober 2010, Proyek ini pertama kali diadakan pada tahun 1998 dan
setiap tahun diadakan lelang untuk proyek tersebut. Anggaran biaya proyek ditetapkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim melalui Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Analisis Harga Satuan (AHS) melalui anggaran yang diterima ini, PT Hutama Karya (Persero)
Wilayah III Di Kota Balikpapan berkewajiban menjalankan proyek tersebut. Dalam suatu
pengerjaan suatu proyek kerap terjadi selisih antara anggaran proyek dan realisasi biaya
proyek, apakah itu selisih menguntungkan atau selisih merugikan. Selisih itu dapat dilihat dari
proses penyusunan anggaran, realisasi dari anggaran produksi dan perubahan harga material.
Sebagai contoh adalah penentuan (proyeksi) kenaikan harga material, apabila saat penyusunan
anggaran biaya produksi, pemerintah memberikan patokan harga material lebih rendah dari
pada realisasi harga material tersebut, maka akan terjadi selisih menguntungkan, dari sisi
harga material sebaliknya apabila patokan harga material lebih rendah dari pada realisasi
harga material tersebut, maka akan terjadi selisih merugikan dari sisi harga material.
Penulis mengambil data proyek pada tahun 2010 dikarenakan alasan untuk proyek Perkuatan
Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Samarinda tahun 2011 dikerjakan oleh
perusahaan kontraktor lain.
Adapun pos biaya yang termasuk dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) antara lain :
1. Biaya Pekerjaan Tanah 2. Biaya Pekerjaan Struktur
a. Biaya Penyediaan Material b. Biaya Pemancangan
3. Biaya Pekerjaan pendukung (Gorong-gorong dan Saluran)
Terjadinya selisih menguntungkan dan selisih merugikan dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek sangatlah wajar. Banyak sedikitnya selisih yang terjadi harus diketahui penyebabnya.
Maka perlu diadakannya analisis selisih biaya antara Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan
biaya sesungguhnya.
-
3
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah : Apakah yang menjadi penyebab mendasar terjadinya selisih antara anggaran dan realisasi biaya Proyek Perkuatan
Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Samarinda tahun 2010 pada PT. Hutama
Karya (Persero) Wilayah III Balikpapan.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui selisih (Variance) anggaran dan realisasi biaya proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Samarinda pada PT. Hutama Karya (Persero)
Wilayah III Balikpapan.
2. Untuk mengetahui faktor faktor penyebab terjadinya selisih (variance) antara anggaran dengan realisasi biaya proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai
Karang Mumus Samarinda pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III Balikpapan.
I. Tinjauan Teoritis
A. Dasar Teoritis
Mulyadi (2005:1) mendefinisikan akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian dengan cara cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya.
Menurut Haryono Jusuf (2005:5) mendefinisikan akuntansi adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.
Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan,
pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu
organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan
sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang.
Disamping itu, akuntansi biaya merupakan alat untuk mengevaluasi prestasi dari suatu
kegiatan periode tertentu. Dalam manajemen peranan akuntansi biaya adalah sebagai dasar
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Menurut AI Haryono Jusuf (2002: 4) biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.
Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat
ini atau di masa yang akan datang bagiorganisasi.
Menurut Mulyadi (2005: 8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang
diukur dalam satuan mata uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya secara luas yaitu:
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diuikur dala satuan mata uang c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
-
4
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Mulyadi (2005:7) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan produk atau jasa, dengan cara-
cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Menurut Abas Kartadinata (2003: 23) menyatakan bahwa secara garis besar tugas-tugas
daripada akuntansi biaya sebagai berikut:
1. Membantu dan turut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan program dan budget perusahaan.
2. Memberikan data kepada manajemen yang diperlukan dalam pengambilan keputusan menghadapi masalah melakukan pilihan diantara dua atau lebih
alternatif.
3. Menyusun tata cara atau metode yang akan memungkinkan dilaksanakannya pengawasan biaya.
4. Menghitung nilai persediaan untuk keperluanhitung pokok dan penentuan harga jual dan pengawasan jumlah-jumlah persediaan secara fisik.
5. Menentukan biaya dan laba untuk suatu periode akuntansi.
Menurut Mulyadi (2005: 13), penggolongan biaya digolongkan ke dalam 5 golongan yaitu:
1. Menurut Objek Pengeluaran Penggolongan menurut objek pengeluaran merupakan penggolongan yang paling
sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran,
misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon
2. Menurut Fungsi dalam Perusahaan Biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat
digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik.
b. Biaya pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.
c. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji
personalia, dll.
3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Ada 2 golongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, yaitu:
1. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan
produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung
dikenal dengan biaya overhead pabrik.
4. Menurut Perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan Biaya dibagi menjadi 4, yaitu:
-
5
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya;
gaji direktur produksi.
2. Biaya Variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contohnya; biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya
tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.
4. Biaya semi fixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
5. Menurut jangka waktu manfaatnya Biaya dibagi 2 bagian, yaitu:
1. Pengeluaran modal (capital expenditure) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan
manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003: 288-299) Menyatakan bahwa biaya
digolongkan menurut sifatnya ada tiga macam, yaitu:
1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa
asumsi tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu dan lain-lain.
2. Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perubahan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan.
3. Biaya semi variabel (semi variabel cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan.
Menurut mulyadi (2005: 7) menyatakan bahwa akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok
adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Cost Produk 2. Pengendalian Biaya 3. Pengambilan Keputusan Khusus
Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003: 14) biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di
muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit produk.
Menurut Sofyan Syafrie Harahap (2006: 239) definisi akuntansi manajemen adalah suatu
identifikasi, pengukuran, akuntansi, analisis, penyajian, penafsiran dari penyampaian
informasi (baik yang bersifat keuangan atau kegiatan) yang digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan, menilai dan mengontrol organisasi dan meyakinkan bahwa sumber kekayaan
perusahaan dapat dipertanggungjawabkan.
-
6
Tujuan akuntansi manajemen menurut Henry Simamora, (2002: 12) adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan kerangka acuan untuk mengevaluasi informasi dari segi tujuan-tujuan organisasi.
2. Memberikan informasi kepada para manajer dan pihak-pihak lain yang berkepentingan didalam organisasi.
Menurut Istimawan Dipohusodo (2003: 4) manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisasikan, mengendalikan sumber daya perusahaan dalam mengerjakan proyek
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
Menurut Istimawan Dipohusudo (2003: 418) menyatakan bahwa pengendalian material dapat
dilakukan melalui:
1. Pengendalian permintaan kebutuhan 2. Jadwal penerbitan pesanan-pesanan pembelian atau lazim disebut order pembelian 3. Laporan status periodik tentang proses produksi dan pengiriman material 4. Laporan gudang mengenai pengeluaran dan penerimaan material lapangan 5. Laporan dan rekaman mengenai komitmen biaya dan pembelanjaan.
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk
melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang
tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah
proses perencanan.
Dalam dunia akuntansi banyak dikenal asumsi-asumsi/konsep dasar mengenai definisi
anggaran yang dikemukakan oleh pakar-pakar akuntansi, kebanyakan dari mereka
memberikan definisi sebagai berikut definisi sebagai berikut:
Evi Maria (2007: 1) anggaran adalah bidang akuntansi yang melakukan perencanaan dan
estimasi operasi pada periode yang akan datang secara tertulis dengan tujuan untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Ellen Christina, M. Fuad, Sugiarto, dan Edy Sukarno (2002: 4) mengemukakan bahwa tujuan
penyusunan anggaran adalah:
1. Untuk menyatakan harapan atau sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang
hendak dicapai manajemen.
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengeri, didukung, dan dilaksanakan
3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4. Untuk mengkoordinasikan cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serte menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
tindakan koreksi.
-
7
PT. Hutama Karya Persero Wilayah III, (Persero) di Balikpapan
Proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus sepanjan
Selisih (Variance)
Rumusan Masalah:
Apakah realisasi biaya proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus pada PT. Hutama Karya (Persero) lebih kecil dibandingkan
anggarannya
Alat analisis:
Analisis Selisih (Variance) Anggaran Biaya
Hasil Penelitian
B. Kerangka Pikir
II. Metode Penelitian
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III Merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dibidang jasa konstruksi yang beralamat di Jalan Iswahyudi Ruko No. 392 -
394, Kel. Sepinggan, Balikpapan Selatan Kota Balikpapan. Wilayah Kerja PT. Hutama Karya
(Persero) Wilayah III meliputi Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Barat dan Kalimantan Tengah dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Selama ini PT. Hutama
Karya (Persero) telah banyak mengerjakan proyek-proyek terutama di wilayah Kalimantan
Timur. Diantaranya Proyek Pembangunan Jembatan Mahakam 1, Jembatan Kutai
Kartanegara, Stadion Sempaja Samarinda, Rumah Sakit Polri Balikpapan, dan masih banyak
lagi.
Untuk memberikan penjelasan mengenai indikator yang digunakan dalam penelitian dan
usaha pemecahan masalah sesuai dengan judul penelitian ini, maka dirumuskan mengenai
definisi operasional yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Anggaran Biaya Proyek
1. Biaya Langsung 2. Biaya Overhead
Realisasi Biaya Proyek
1. Biaya Langsung 2. Biaya Overhead
-
8
1. Anggaran biaya proyek merupakan rencana keuangan yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur dalam mengeluarkan biaya proyek perkuatan tebing
dan normalisasi sungai karang mumus di Kota samarinda pada bulan April-Oktober tahun
2010.
2. Realisasi biaya proyek merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh PT Hutama Karya (Persero) Wilayah III dalam mengerjakan proyek perkuatan tebing dan normalisasi
sungai karang mumus di kota Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
3. Variance (selisih) adalah suatu penyimpangan terhadap biaya-biaya yang telah dianggarkan dan dikeluarkan oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III dalam
mengerjakan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota
Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
4. Biaya sesungguhnya adalah biaya yang benar-benar terjadi didalam mengerjakan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus Samarinda pada bulan April-
Oktober tahun 2010.
5. Biaya proyek adalah total biaya bahan bangunan/material, biaya tenaga kerja dan biaya overhead proyek dalam mengerjakan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai
karang mumus Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
6. Biaya bahan bangunan/material adalah semua bahan yang secara langsung digunakan PT. Hutama Karya (Persero) wilayah III di Kota Balikpapan untuk mengerjakan proyek
perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota Samarinda pada bulan
April-Oktober tahun 2010. Bahan bangunan/material meliputi material timbunan,pasir
urug, sheet wple w 325 A, tiang pancang beton dia. 450 mm, baja profil, kawat las,
acetylene, oksigen, semen, pasir beton, batu pecah, agregate kasar, aggregate halus, aspal,
pasir beton, pasir urug, kayu bekisting/perancah, besi beton, kawat beton, paku, kawat
bendraad, rumput taman, dan pupuk.
7. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Kota Balikpapan untuk membayar pekerja yang secara langsung
mengerjakan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota
Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010. Biaya tenaga kerja langsung meliputi
upah mandor, upah tukang dan upah pekerja.
8. Biaya overhead proyek adalah biaya produksi selain biaya bahan bangunan dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Kota
Balikpapan menjalankan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus
di kota Samarinda pada bulan April-Desember tahun 2010. Biaya overhead proyek
adalah dump truck, stamper, excavator, crane, vibro hammer, genzet, compressor, mesin
las, diesel hammer, bander potong, concrete mixer, nald vibrator, pompa air, compactor,
wheel loader, motor grader, vibrator roller, water tanker.
Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan Penulisan Skripsi ini, untuk menganalisa
permasalahan yang dikemukakan, maka data-data untuk melengkapi tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1. Gambaran umum PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III Balikpapan. 2. Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III Balikpapan.
-
9
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
4. Data analisis harga satuan pekerjaan proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
5. Data biaya yang dikeluarkan untuk proyek perkuatan tebing dan normalisasi sungai karang mumus di kota Samarinda pada bulan April-Oktober tahun 2010.
6. Data yang lain yang relevan dan berhubungan dengan penulisan ini.
D. Jangkauan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III Jalan Iswahyudi,
Ruko No. 392 - 394, Kel. Sepingan, Balikpapan Selatan dan Jalan Ir. H. Juanda No. 27
Samarinda. Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah perhitungan selisih antara Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dengan Realisasi biaya yang dikeluarkan pada Proyek perkuatan
tebing dan normalisasi sungai karang mumus Kota Samarinda yang dikerjakan oleh PT.
Hutama Karya (Persero) Wilayah III Balikpapan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan seluruh data yang diperlukan, maka digunakanlah teknik
pengumpulan data seperti berikut:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu teknik pengumpulan data melalui kepustakaan dengan membaca buku-buku seperti buku akuntansi biaya, akuntansi
manajemen, akuntansi keuangan, serta karya ilmiah, terutama yang ada hubungannya
dalam penulisan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field work research) yaitu teknik pengumpulan data yang ada di lapangan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Penulis
melakukan penelitian pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Kota
Balikpapan.
F. Alat Analisis
Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis variance (selisih) anggaran biaya
menurut Mulyadi (2005: 308-315) adalah sebagai berikut:
1. Analisis selisih biaya produksi langsung (selisih bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung)
a. Selisih bahan baku 1) Selisih harga
Selisih harga secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sh = (Hst Hs) x Ks Dimana:
Sh = Selisih Harga
Hst = Harga Standar
Hs = Harga Sesungguhnya
Ks = Kuantitas Sesungguhnya
2) Selisih kuantitas atau efesiensi Selisih kuantitas atau efesiensi secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sk = (Kst Ks) x Hst
-
10
Dimana:
Hst = Harga Standar
Sk = Selisih kuantitas/efesiensi
Kst = Kuantitas Standar
Ks = Kuantitas Sesungguhnya
b. Analisis selisih tenaga kerja 1) Selisih tarif upah langsung
Selisih tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh adanya
perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah
standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
STU = (TUSt TUS) x JKS Dimana:
STU = Selisih tarif upah
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja Sesungguhnya
2) Selisih efesiensi upah langsung Selisih efesiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh
adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam
kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
SEU = (JKSt JKS) x TUSt Dimana:
SEU = Selisih efesiensi Upah
JKSt = Jam kerja standar
JKS = Jam kerja sesungguhnya
TUSt = Tarif upah standar
2. Analisis selisih biaya overhead proyek Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih anggaran
antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi dua macam selisih,
yaitu selisih terkendalikan dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah perbedaan
biaya overhead proyek sesungguhnya dengan biaya overhead proyek yang dianggarkan
pada kapasitas standar, sedengkan selisih volume adalah perbedaan antara biaya
overhead proyek yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead proyek yang
dibebankan kepada proyek (kapasitas standar dengan tarif standar). Metode dua selisih
pada biaya overhead pabrik ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sbop = BOPst BOPs = (Tst x Kst) BOPs
Dimana:
Sbop = Selisih harga
BOPst = Harga Standar
BOPs = Harga Sesungguhnya
Tst = Tarif Standar
Kst = Kuantitas Standar
Dimana dari dua perhitungan hasil analisis selisih (variance) masing masing akan diberi tanda M (selisih menguntungkan/favoble varience) dan tanda TM (selisih
merugikan/unfavoble varience). Alat analisis yang digunakan dalam membahas penelitian ini
-
11
adalah dengan metode perbandingan (deskriptif), bahan perbandingan yang akan dibahas
adalah anggaran yang telah disusun oleh perusahaan dan realisasi anggaran yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan, kemudian berdasarkan perbandingan terhadap anggaran yang
telah diterapkan dan realisasi akan ditemukan selisih (variance) biaya.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis Selisih Anggaran dan Realisasi Biaya Proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi
Sungai karang Mumus pada PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Balikpapan tahun
2010
Keterangan Hasil Analisis
Selisih M/TM
1. Selisih biaya proyek langsung
a. Selisih harga bahan material 665.159.250,00 Menguntungkan
b. Selisih kuantitas bahan material 118.729.673,65 Menguntungkan
2. Selisih biaya tenaga kerja langsung
a. Selisih tarif upah langsung 21.252.750,00 Menguntungkan
b. Selisih efesiensi upah langsung 14.138.053,72 Menguntungkan
3. Selisih biaya overhead proyek 329.456.004,03 Menguntungkan
Jumlah 1.148.735.731,40 Menguntungkan
Sumber: diolah dari hasil penelitian, 2012.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan pembahasan
lebih lanjut untuk sampai pada pemecahan dan penyelesaian masalah. Untuk lebih jelasnya
akan disajikan sebagai berikut:
1. Selisih biaya proyek langsung a. Selisih yang terjadi pada bahan baku/material
1) Selisih harga bahan baku/material Terjadi selisih menguntungkan harga bahan baku/material antara anggaran harga
bahan baku/material dengan realisasi harga bahan baku/material sebesar Rp
665.159.250,00. Hal ini berarti bahwa PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III
dapat bekerja secara efektif dan efesien dengan selalu berpatokan pada anggaran
biaya bahan baku/material. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaaan proyek yaitu galian
tanah, timbunan tanah, timbunan pasir, gebalan rumput, pengadaan material sheet
pile W 325 A dan tiang pancang beton dia. 450 mm, pemancangan sheet pile W
325 A, pemancangan tiang pancang beton dia. 450 mm, capping beam, walling
beam, continious dead end, gorong gorong, saluran drainase yang selalu menghasilkan selisih menguntungkan. Selisih menguntungkan yang terjadi pada
harga bahan baku/material ini dikarenakan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III
di Balikpapan dalam melakukan pembelian bahan baku/material selalu berupaya
untuk melakukan efesiensi harga bahan baku/material dengan cara harga bahan
yang dibeli haruslah dibawah harga bahan baku/material yang dianggarkan. Hal
lain yang menyebabkan terjadinya selisih menguntungkan yakni adanya potongan
pembelian dan karena harga barang yang diperkirakan mengalami kenaikan
ternyata tidak mengalami kenaikan.
-
12
2) Selisih kuantitas bahan baku/material
Terjadi selisih menguntungkan antara anggaran kuantitas bahan baku/material
dengan realisasi kuantitas bahan baku/material sebesar Rp 118.729.673,65. Hal ini
berarti bahwa PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Balikpapan dapat bekerja
secara efektif dan efisiensi, yaitu telah berpatokan pada anggaran kuantitas bahan
baku/material yang telah direncanakan untuk mengeluarkan kuantitas pembelian
bahan baku/material. Selisih menguntungkan ini disebabkan karena PT. Hutama
Karya (Persero) Wilayah III dalam melakukan pembelian bahan baku/material
selalu berupaya untuk melakukan pengendalian persediaan kuantitas bahan
baku/material, sehingga tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan sehingga
kualitas proyek dan jangka waktu pengerjaan proyek tetap dapat memenuhi standar
yang telah ditetapkan.
b. Selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung
1) Selisih tarif upah langsung Dalam perhitungan selisih tarif upah langsung terjadi selisih menguntungkan antara
anggaran tarif upah langsung dan realisasi upah langsung sebesar Rp
21.252.750,00. Hal ini berarti bahwa PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di
Balikpapan dapat bekerja secara terukur dan terarah dengan selalu berpatokan pada
anggaran tarif upah langsung dan jam kerja sesungguhnya. Selisih menguntungkan
tarif upah langsung ini disebabkan karena PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III
dalam melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan waktu
kerja seefesien mungkin sehingga pekerjaan tidak terlalu banyak dilakukan melalui
lembur.
2) Selisih efesiensi upah langsung Terjadi selisih menguntungkan efesiensi upah langsung antara anggaran jam kerja
dan upah langsung terhadap realisasi jam kerja dan upah langsung sebesar Rp
14.138.053,72. Hal ini berarti bahwa PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di
Balikpapan dapat bekerja secara terukur dan terarah dengan selalu berpatokan pada
anggaran efesiensi upah langsung. Selisih menguntungkan efesiensi upah langsung
ini disebabkan karena PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III dalam melakukan
pekerjaan selalu berupaya untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin
sehingga pekerjaan tidak terlalu banyak dilakukan melalui kerja lembur.
2. Selisih biaya overhead proyek
Dalam perhitungan selisih yang terjadi pada biaya overhead proyek terdapat selisih
menguntungkan antara anggaran biaya overhead proyek dengan realisasi biaya
overhead proyek sebesar Rp 329.456.004,03. Hal ini berarti bahwa PT. Hutama Karya
(Persero) Wilayah III dapat bekerja secara terukur dan terarah, yaitu berpatokan pada
anggaran biaya overhead proyek yang telah direncanakan.selisih menguntungkan
tersebut dikarenakan PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III sudah dapat melakukan
efesiensi dalam mengeluarkan biaya overhead proyek, khususnya dalam
memperkirakan pemakaian alat alat kerja.
-
13
Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, maka secara keseluruhan dapat diketahui
bahwa terjadi selisih menguntungkan antara anggaran dan realisasi biaya proyek
Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus pada PT. Hutama Karya
(Persero) wilayah III di Balikpapan tahun 2010 sebesar Rp 1.148.735.731,40 yang
diperoleh dari penjumlahan selisih menguntungkan harga bahan baku/material sebesar
Rp 665.159.250,00, selisih menguntungkan kuantitas bahan baku/material sebesar Rp
118.729.673,65, selisih menguntungkan tarif upah langsung sebesar Rp 21.252.750,00,
selisih menguntungkan efesiensi upah langsung sebesar Rp 14.138.053,72, dan selisih
biaya overhead proyek sebesar Rp 329.456.004,03.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam penelitian pada
PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah III di Balikpapan, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Terjadi selisih menguntungkan (favoble variance) antara anggaran dan realisasi biaya proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus tahun 2010 sebesar Rp
1.148.735.731,40 yang diperoleh dari penjumlahan selisih menguntungkan harga bahan
baku/material sebesar Rp 665.159.250,00, selisih menguntungkan kuantitas bahan
baku/material sebesar Rp 118.729.673,65, selisih menguntungkan tarif upah langsung
sebesar Rp 21.252.750,00, selisih menguntungkan efesiensi upah langsung sebesar Rp
14.138.053,72, dan selisih biaya overhead proyek sebesar Rp 329.456.004,03.
2. Selisih menguntungkan yang terjadi pada biaya bahan baku/material disebabkan karena perusahaan dalam melakukan pembelian bahan material dibawah harga bahan yang telah
dianggarkan serta terjadi potongan pembelian dan perusahaan juga melakukan
pengendalian persediaan kuantitas bahan baku/material secara efektif dan efesien. Selisih
menguntungkan yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung disebabkan karena
perusahaan bekerja semaksimal mungkin dengan memanfaatkan waktu kerja seefesien
mungkin sehingga pekerjaan tidak terlalu banyak dilakukan melalui lembur.
3. Selisih menguntungkan pada biaya overhead proyek disebabkan perusahaan melakukan efesiensi dalam mengeluarkan biaya overhead proyek, khususnya dalam memperkirakan
pemakaian alat alat kerja.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Perlunya di lakukan analisis secara berkala, analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi anggaran biaya proyek yang ada sehingga proporsional dengan biaya yang sesungguhnya.
-
14
2. Hendaknya dalam anggaran biaya proyek perusahaan dibuatkan suatu analisis biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih merugikan yang terjadi dapat diketahui,
sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pengendalian proyek.
3. Anggaran biaya proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus tahun 2010 ini dapat menjadi acuan penyusunan anggaran perusahaan terhadap proyek yang
serupa, dikarenakan pengendalian anggaran biaya proyek Perkuatan Tebing dan
Normalisasi Sungai Karang Mumus telah berjalan dengan baik.
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Abas Kartadinata, 2003, Akuntansi dan Analisis biaya: suatu pendekatan terhadap tingkah
laku biaya, Cetakan Keempat, Rineka Cipta, Jakarta
Abdul Halim, 2007, Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Keempat, BPFE,
Yogyakarta
Al Haryono Jusuf, 2005, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 1, Edisi Keenam, Cetakan kedua,
STIE YKPN, Yogyakarta
Evi Maria, (2007), Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Gava
Media, Yogyakarta.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan
Kesebelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hansen Mowen, 2004. Manajemen Accounting, (Jakarta: Ghalia Indonesia)
Henry Simamora, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Salemba
Empat, Jakarta.
Harnanto dan Zulkifli. 2003. Manajemen Biaya. Yogyakarta: Percetakan (UPP) AMP YKPN,
Yogyakarta
Imam Soeharto, 2002, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional Cetakan
Keempat, Erlangga, Jakarta.
Istimawan Dipohusodo, 2003, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid Satu, Cetakan Kedua,
Kanisius, Yogyakarta.
Kamaruddin Akhmad, 2005, Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya &
Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Masud Machfoedz, 2001, Akuntansi Manajemen I, Edisi Keempat, Cetakan Kesembilan, BPFE Universitas Gajah Mada , Yogyakarta.
Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Unit Penerbit dan
Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.
R.A. Supriyono, 2007, Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok,
Buku I, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas, BPFE, Yogyakarta.