31021 2-978915175180
TRANSCRIPT
MODUL 2
Analisa dan Perancangan Proses
Dalam menganalisa dan merancang proses untuk merubah sumber daya
menjadi barang dan jasa, muncul beberapa pertanyaan yang harus dijawab seperti:
Apakah proses dirancang untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage) dalam hal diferensiasi, respon atau Maya rendah ?
Apakah proses menghilangkan tahap-tahap yang tidak memberikan nilai tambah ?
Apakah proses memaksimalkan nilai konsumen sesuai yang diharapkan oleh
konsumen ?
Apakah proses akan memenangkan pesanan ?
Ada beberapa alat untuk memahami kompleksitas desain dan mendesain kembali
proses yaitu :
Flow Diagram
Skema yang menggambarkan perpindahan orang atau bahan
Process Charts
Grafik/bagan (chart) yang menggunakan simbol untuk menganalisa perpindahan
orang atau bahan
Time-Function Mapping (Process Mapping)
Grafik/bagan aliran proses dengan tambahan waktu pada garis sumbu
horisontalnya
Work-Flow Analysis
Suatu teknik untuk medokumentasikan jaringan kerja transaksi antara konsumen
dan kinerja.
Ada 4 tahap dalam analisa ini :
1. Permintaan konsumen atau penawaran untuk menyediakan jasa.
2. Negosiasi, antara konsumen dan produsen untuk menyetujui bagaimana
pekerjaan akan dilakukan dan apa yang akan memberikan kepuasan
konsumen.
3. Pelaksanaan (performance) penugasan dan penyelesaian.
4. Penerimaan, penutupan transaksi yang menunjukkan kepuasan konsumen dan
persetujuan bahwa kondisi telah sesuai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 1
Rekayasa Proses (Process Reengineering)
Pemikiran kembali yang mendasar dan perancangan kembali yang radikal atas
proses bisnis untuk perbaikan kinerja secara dramatis (dalam biaya, waktu atau
nilai konsumen).
Mengandalkan reevaluasi tujuan dari proses dan mempertanyakan tujuan serta
asumsi-asumsi yang mendasari.
Difokuskan pada kegiatan secara lintas fungsional (karena dapat saling
berhubungan).
Strategi Proses Jasa
Sebagian besar industri jasa berproduksi dalam jumlah yang rendah, seperti
jasa hukum, jasa medis, atau jasa restoran. Tingak penggunaan peratatan dalam jasa
dapat rendah, karena diperlukan kelebihan kapasitas untuk mengantisipasi saat
permintaan tinggi (peak), misalnya rumah sakit yang dituntut menyediakan peralatan
tertentu yang harus tersedia pada saat dibutuhkan saja. Faktor Iainnya adalah
penjadwalan (scheduling) yang buruk yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam
penggunaan fasilitas.
Strategi Proses dan Interaksi Konsumen
Variabel yang penting dalam keputusan proses jasa adalah interaksi
konsumen. Dalam proses yang dihadapkan secara Iangsung dengan konsumen, maka
orang berharap konsumen akan mempengaruhi efisiensi proses tersebut.
Proses jasa dapat digambarkan dalam Service Process Matrix, yang
menunjukkan hubungan antara tingkat interaksi konsumen dan kustomisasi dengan
derajat intensitas tenaga kerjanya. Matriks ini membagi menjadi 4 kuadran yaitu Mass
Service, Professional Service, Service Factory dan Service Shop.
- Dalam kuadran dengan intensitas tenaga kerja yang tinggi diharapkan agar
manajer memfokuskan pada keterampilan sumber daya manusianya. Hal tersebut
juga berlaku untuk kuadran dengan tingkat interaksi dan kustomisasi yang tinggi,
disamping itu manajer juga dituntut untuk menemukan keunikan agar
memenangkan pesanan dan konsumen puas.
- Dalam kuadran dengan interaksi dan kustomisasi yang rendah dapat melakukan :
(1) standardisasi atau membatasi beberapa penawaran jasa, seperti dalam
restoran fast-food, (2) otomatisasi, seperti perusahaan penerbangan yang memiliki
mesin penjual tiket, atau (3) menghilangkan beberapa jasa, seperti pemesanan
tempat duduk tertentu pada perusahaan penerbangan.
- Karena feedback dari konsumen rendah pada kuadran dengan interaksi rendah,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 2
maka diperlukan kontrol yang ketat untuk menjaga standar kualitas.
- Operasi yang menggunakan intensitas tenaga kerja yang rendah, disarankan untuk
inovatif dalam proses, teknologi dan kemampuan penjadwalan.
Keempat jenis proses jasa yang telah dibahas tadi dapat digambarkan seperti berikut
Tingkat intensitasTenaga kerja
Rendah Tinggi
Mass Service Professionla Service
Tinggi
Service Factory Service Shop
Rendah
Tingkat interaksi dan kustomosasi
Strategi proses jasa diatas dapat diringkas sebagai berikut :
1. Identifikasi dan pemisahan kebutuhan/keinginan konsumen yang unik sehingga
jasa personal biaya tinggi dapat ditekan,
2. Otomatisasi,
3. Penjadwalan yang baik,
4. Pelatihan yang memadai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 3
Commercial Banking
Full-service stockbroker
General purpose law firms
Boutiques
Personal banking
Lawclinics For-profit hospitals
Fine dining restaurants
Hospitals
Retailing
Limited service stockbroker
Fast food restaurant
Warehouse and catalog stores
Airlines No frills airlines
Beberapa teknik untuk memperbaiki produktivitas operasi dalam bidang jasa
adalah sebagai berikut :
Strategi Teknik Contoh
Pemisahan (separation)
Membatasi penawaran Rumah makan dengan menu yang terbatas
Kustomisasi pada pengiriman Kustomisasi mobil (van) pengiriman daripada produksi
Strukturisasi pelayanan sehingga konsumen harus mendatangi dimana pelayanan tersebut ditawarkan
Bank dimana konsumen harus ke manajer untuk membuka rekening baru, ke teller untuk menabung
Swalayan sehingga konsumen menguji, membandingkan dan mengevaluasi sendiri
Supermarket dan departement store
Seleksi modular dari jasa Seleksi investasi dan asuransi
Product-focus produksi dengan beberapa modul jasa
Makanan yang telah dipaket dalam restoran
Otomatisasi Pemisahan pelayanan yang memungkinkan terjadinya otomatisasi
Mesin teller otomatis (ATM)
Penjadwalan Ketepatan penjadwalan personil Penjadawalan petugas loket tiket setiap 15 men it di bandara
Pelatihan Klarifikasi pada pilihan-pilihan jasa Konsultan investasi, operator telepon
Penjelasan masalah Petugas pemeliharaan purna jual
Beberapa peluang untuk memperbaiki proses jasa, yaitu :
Layout. Perancangan tata letak merupakan bagian integral dalam proses jasa
khususnya perdagangan eceran, rumah makan, dan bank.
Human Resources. Karena dalam proses jasa melibatkan interaksi Iangsung
dengan konsumen, maka penarikan dan pelatihan sumber daya manusia
merupakan bagian penting dalam proses jasa. Terlebih jika perusahaan memiliki
kelompok kerja yang fleksibel dan dilatih secara lintas keterampilan.
Technology. Teknoiogi dapat membantu perbankan jasa, seperti pemakaian
perangkat komputer dalam perbankan yang memungkinkan sistem transaksi on--
line, pelayanan Iebih cepat, kesalahan Iebih rendah, dan sebagainya.
Seleksi Peralatan dan Teknologi
Keputusan tentang peralatan dan teknologi dapat kompleks karena metode
produksi yang digunakan merepresentasikan semua fungsi operasi baik pada usaha
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 4
jasa maupun manufaktur. Memilih peralatan terbaik berarti memahami industri tertentu
serta peralatan dan teknologi yang digunakannnya. Pemilihan peralatan memerlukan
pertimbangan dalam hal biaya, kualitas, kapasitas dan fleksibilitas. Untuk itu, seorang
tenaga operasi harus mengembangkan dokumentasi yang mengindikasikan tentang
kapasitas, ukuran, toleransi atas setiap pilihan, dan juga cara perawatannya.
Pemilihan peralatan untuk proses operasi tertentu juga dapat menciptakan
keunggulan bersaing. Beberapa perusahaan mengembangkan mesin atau teknik
khusus/unik pada saat menetapkan prosesnya agar memiliki keunggulan, dimana
keunggulan ini dapat berupa fleksibilitas, biaya rendah atau kualitas yang tinggi.
Inovasi dan modifikasi peralatan juga dapat dilakukan pada perusahaan yang lebih
stabil dalam proses produksinya dengan tingkat penyesuaian, perawatan dan pelatihan
operator yang lebih rendah.
Teori Antrian (Waiting Line Theory)
Antrian (Waiting Line) :
merupakan item atau orang yang berada pada satu garis yang sedang
menunggu pelayanan
Karakteristik sistem antrian
1. Kedatangan atau input dalam sistem
2. Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri
3. Fasilitas pelayanan
Karakteristik kedatangan atau pelanggan :
- Jumlah kedatangan populasi
- Pola kedatangan pada sistem antrian
- Perilaku kedatangan
Karakteristik antrian :
- panjang antrian dapat terbatas atau tidak terbatas
- disiplin antrian adah FIFO
Karakteristik fasilitas pelayanan :
- konfigurasi sistem pelayanan
- pola waktu pelayanan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 5
MODUL 4
Konfigurasi Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan pada umumnya diklasifikasikan berdasar jumlah saluran
pelayanan (channel). Sistem yang paling sering terjadi adalah saluran tunggal atau
single-channel queuing system atau single server waiting line. Dalam situasi ini, bentuk
kedatangan satu jalur untuk dilayani oleh satu pelayan/stasiun. Bentuk lainnya adalah
dengan saluran lebih dari satu disebut multi-channel queuing system, dimana terdapat
lebih dari satu jalur pelayanan. Bentuk pelayanan juga dapat dilihat dari fase/tahap
pelayanan. Untuk sistem yang hanya terdapat satu fase pelayanan disebut single-
phase system, dimana konsumen mendapatkan satu kali pelayanan saja lalu selesai.
Sistem pelayanan dengan lebih dari satu fase pelayanan, disebut multi-phase system,
dimana konsumen mendapatkan lebih dari satu fase/tahap/stasiun pelayanan.
Model Antrian
Model-model antrian yang akan dibahas menggunakan asumsi :
1. Distribusi kedatangan Poisson
2. Disiplin FIFO
3. Fase pelayanan tunggal
Single-Channel Queuing model (M/M/1)
M/M/1 merupakan model paling sederhana, yaitu dengan jalur tunggal atau
pelayan tunggal.
Rumus yang digunakan dalam model ini adalah:
= rata-rata kedatangan per periode waktu
= rata-rata orang atau item yang dilayani per periode waktu
Ls = rata-rata unit (pelanggan) dalam sistem
=
Diketahui : = 2 mobil datang per jam
= 3 mobil dilayani per jam
Ls = = 2
= rata-rata 2 mobil dalam sistim
Ws = = 1
= rata-rata 1 jam waiting time dalam sistim
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 6
Lq =
= rata-rata 1,33 mobil dalam waiting in line
Wq =
= rata-rata 40 menit waiting time per mobil
p =
= 66,6% waktu mekanik sibuk
Multiple-Channel Queuing Model (M/M/S)
Model ihi digunakan pada waktu dua atau lebih server atau jalur tersedia untuk
melayani pelanggan yang datang.
Rumus yang digunakan adalah:
TABLE D.4 Queuing Formulas for Model B : Multichannel System, also Called M/M/S
M = number of channels open
= average arrival rate
= average service rate at each channel
The probability that there are zero people or units in the system is
Po = for M >
The average number of people or units in the system is
LS =
The average time a unit spends in the waiting line or being serviced (namely, in the
system) is
WS =
The average number of people or units in line waiting for service is
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 7
Lq = LS -
The average time a person or unit spends in the queue waiting for service is
Wq = WS -
Constant Service Time Model (M/D/1)
Model ini digunakan pada saat sistem jasa adalah konstan. Pada waktu
pelanggan atau equipment diproses sesuai dengan siklus tetap (contoh : Pencucian
mobil otomatis, dll)
Rumus :
TABLE D.5 Queuing Formulas for Model C : Constant Service, also Called M/D/1
Average length of quences Lq =
Average waiting time in quence
Average number of customers in system
Average waiting time in system
Limited Population Model (Model D)
Model ini digunakan pada scat terdapat suatu populasi yang terbatas dari
pelanggan potensial untuk suatu fasilitas servis
Rumus :
TABLE D.6 Queuing Formulas and Notation for Model D : Limited Population
Formulas
Services factor : X = Average number running : J = NF ( 1
– X )
Average number waiting : L = N ( 1 – F ) Average number being serviced H =
FNX
Average waiting time : W = Number of population : N = J + L + H
Notation
D = Probability that a unit will have to wait in queue N = number of potential
customers
F = efficiency factor T = average service time
H = efficiency factor U = average time between unit service
requirements
J = average number of units not in queue or in W = average time a unit waits in
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 8
line
X = service factor L = average number of units
waiting for sevice
M = number of service channels
3. Model Analisa Kapasitas
1. Break Even Analysis
Adalah analisa yang bertujuan menemukan suatu kondisi/titik (dalam rupiah
ataupun unit) dimana besarnya biaya sama dengan penghasilan.
Dalam analisa ini meliputi perhitungan/perkiraan:
Fixed Cost
Adalah biaya yang tetap terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi (vol.
produksi = 0)
Variable Cost
Adalah biaya yang berkaitan erat dengan jumlah/volume produksi (sering
disebut dengan istilah direct cost), berfluktuasi sesuai jumlah produksi.
Revenue Function
Adalah hasil perkalian antara harga jual dengan jumlah/unit penjualannya.
Grafik BEP
Secara grafis akan terlihat seperti gambar berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 9
Persamaan Matematis Model BEP :
F : Total Fixed Cost
P : Price
V : Variable Cost
Contoh Perhitungan :
Fixed cost perusahaan “X” tercatat $10.000, upah langsung $ 1,5 per unit dan
bahan baku $ 0,75 per unit. Harga jual $ 4,00 per unit, maka BEP-nya dapat dihitung
sebagai berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 10
2. Linear Programming
Adalah model untuk merencanakan berapa produk yang akan diproses
dikaitkan dengan batasan-batasan atau kendala-kendala yang ada. Bertujuan
untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya.
Grafik LP:
Langkahnya :
Menentukan fungsi tujuan (maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya)
TC atau profit = a X1 + b X2 + C X3 + …………. + n Xn
Menentukan fungsi batasan/kendala
(1)……..a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + …….. + an Xn < atau > A
(2)……..b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + …….. + bn Xn < atau > B
Menggambarkan fungsi batasan ke dalam grafik
Mencari/menentukan titik fisibel yang paling optimum.
Contoh perhitungan (maksimisasi keuntungan ) :
Sebuah perusahaan elektronik memproduksi 2 jenis produk yaitu walkman dan
TV. Setiap pembuatan walkman membutuhkan 4 jam kerja di bagian elektronik dan 2
jam kerja di bagian perakitan. Pembuatan TV membutuhkan 3 jam kerja bagian
elektronik dan 1 jam kerja di bagian perakitan.
Untuk satu periode tertentu perusahaan memiliki kemampuan 240 jam kerja
untuk bagian elektronik dan 100 jam kerja untuk bagian perakitan. Keuntungan dari
walkman adalah $7 dan dari TV adalah $5. kombinasi terbaik pembuatan walkman dan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 11
TV agar profit maksimum adalah :
Fungsi tujuan : Profit = 7 X1 + 5 X2
Fungsi kendala :
I. Elektronik : 4 X1 + 5 X2 < 240 (0,80) ; (60,0)
II. Perakitan : 2 X1 + 1 X2 < 100 (0,100) ; (50,0)
X1, X2 > 0
Grafik :
Perhitungan profit untuk tiap titik fisibel
A : (0,80) X1 = 0 ; X2 = 80Profit = 7 . 0 + 5 . 80 = $ 400
C : (50,0) X1 = 50 ; X2 = 0Profit = 7 . 50 + 5 . 0 = $ 350
B : Perpotongan garis kendala I dan II
4 X1 + 3 X2 = 240 4X1 + 3 X2 = 240 2 X1 + 1 X2 = 100 (x2) 4X1 + 2 X2 = 200 ( - )
X2 = 40 2 X + 40 = 100 X1 = 30
Profit = 7 . 30 + 5 . 40 = $ 410
Kesimpulan : Perusahaan sebaiknya memproduksi 30 walkman dan 40 TV karena memberikan profit paling tinggi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 12
Daftar Pustaka:
1. Barry Render & Jay Haizer, 2001, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba Empat.
1. Hani Handoko, T, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi, Yogyakarta:BPFE-UGM.
3. Manahan P.Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional, Jakarta, Galia Indonesia.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Hidayat Wiweko, SE. MSi.
MANAJEMEN SEMINAR OPERASIONAL 13