31 - ilmu komputer, mau kemanakah

10
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN : 1978 – 9777 Yogyakarta, 24 November 2007 D 1 ILMU KOMPUTER, MAU KEMANAKAH ? Ema Utami 1 , Jazi Eko Istiyanto 2 , Suwanto Raharjo 3 1 Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta E-Mail : [email protected] 2 Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana UGM E-Mail : [email protected] 3 Jurusan Teknik Informatika IST AKPRIND Yogyakarta E-Mail : [email protected] ABSTRACT The most important reason for the tremendous reduction in Computer Science enrollment is the decline in availability of high paying Computer Science jobs. Therefore, the only way to get students back into Computer Science is to ensure that the skills and knowledge they receive will be useful to them in finding jobs. Computer Science curricula have not changed significantly in the last couple of decades. This fact requires urgent changes in the organization of the current computer science curriculums. Keywords : Future, Computer Science, curricula 1. Pendahuluan "Dan bumi bagaimana dihamparkan?" (QS 88:20), "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan" (QS 2:22). Dengan kemajuan teknologi yang demikian pesat, terbentangnya kabel Fiber Optic, pengorbitan satelit komunikasi dan semakin terhubungnya jaringan global Internet menjadikan bumi laksana sebuah hamparan tanpa penghalang. The World is Flat sebuah buku karya Thomas Loren Friedman, seorang jurnalis dan penulis buku Amerika yang menuliskan beberapa masalah yang dihadapi bidang Ilmu Komputer. Di dalam dunia yang datar maka pekerja di seluruh dunia dapat berkompetisi dengan pekerja di Amerika [8]. Perkembangan Internet yang luar biasa menjadikan Internet sebagai media informasi yang lengkap. Hal tersebut menjadikan bidang Ilmu Komputer mengalami pergeseran baik dari segi peminat maupun kurikulumnya. Saat ini trend pekerjaan out-sourcing, ekspansi e-commerce dan peningkatan penggunaan komputer di segala aspek baik bisnis, pendidikan dan penelitian yang berakibat pada kebutuhan lulusan Ilmu Komputer tidak hanya sekedar programer [7]. 2. Section{Penurunan Minat di Bidang Ilmu Komputer Menurut survai yang dilakukan oleh Higher Education Research Institute University of California (HERI-UCLA) terjadi kecenderungan semakin menurunnya peminat di bidang Ilmu Komputer pada pendidikan tinggi, seperti terlihat pada gambar 1.

Upload: ebudhy

Post on 21-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ILMU KOMPUTER

TRANSCRIPT

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D1

    ILMU KOMPUTER, MAU KEMANAKAH ?

    Ema Utami1, Jazi Eko Istiyanto2, Suwanto Raharjo3

    1Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta

    E-Mail : [email protected] 2Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana UGM

    E-Mail : [email protected] 3Jurusan Teknik Informatika IST AKPRIND Yogyakarta

    E-Mail : [email protected]

    ABSTRACT

    The most important reason for the tremendous reduction in Computer Science enrollment is the decline in availability of high paying Computer Science jobs. Therefore,

    the only way to get students back into Computer Science is to ensure that the skills and knowledge they receive will be useful to them in finding jobs. Computer Science curricula have not changed significantly in the last couple of decades. This fact requires urgent changes in the organization of the current computer science curriculums.

    Keywords : Future, Computer Science, curricula

    1. Pendahuluan

    "Dan bumi bagaimana dihamparkan?" (QS 88:20), "Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan" (QS 2:22). Dengan kemajuan teknologi yang demikian pesat, terbentangnya kabel Fiber Optic, pengorbitan satelit komunikasi dan semakin terhubungnya jaringan global Internet menjadikan bumi laksana sebuah hamparan tanpa penghalang. The World is Flat sebuah buku karya Thomas Loren Friedman, seorang jurnalis dan penulis buku Amerika yang menuliskan beberapa masalah yang dihadapi bidang Ilmu Komputer. Di dalam dunia yang datar maka pekerja di seluruh dunia dapat berkompetisi dengan pekerja di Amerika [8]. Perkembangan Internet yang luar biasa menjadikan Internet sebagai media informasi yang lengkap. Hal tersebut menjadikan bidang Ilmu Komputer mengalami pergeseran baik dari segi peminat maupun kurikulumnya. Saat ini trend pekerjaan out-sourcing, ekspansi e-commerce dan peningkatan penggunaan komputer di segala aspek baik bisnis, pendidikan dan penelitian yang berakibat pada kebutuhan lulusan Ilmu Komputer tidak hanya sekedar programer [7].

    2. Section{Penurunan Minat di Bidang Ilmu Komputer

    Menurut survai yang dilakukan oleh Higher Education Research Institute University of California (HERI-UCLA) terjadi kecenderungan semakin menurunnya peminat di bidang Ilmu Komputer pada pendidikan tinggi, seperti terlihat pada gambar 1.

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D2

    Gambar 1. Penurunan minat bidang Ilmu Komputer di UCLA

    Ilmu Komputer di Amerika Serikat mengalami krisis kepercayaan [11], peminat di bidang Ilmu Komputer di negara ini dari tahun 2000 sampai dengan 2004 menurun sampai dengan 60\% [6]. Bukan lagi menjadi pekerjaan yang memiliki gaji tertinggi dari lulusan perguruan tinggi bidang Ilmu Komputer juga merupakan salah satu alasan menurunnya peminat bidang ini. Ilmu Komputer tidak dapat menyediakan lulusan yang memenuhi kebutuhan yang diinginkan perusahaan [10].

    Kurangnya edukasi dan juga peran media yang berperan membangun persepsi masyarakat bahwa Ilmu Komputer adalah pemrograman juga merupakan salah satu penyebab turunnya minat bidang ini. Media terlalu banyak memuat cerita tentang pemrograman sistem pakar, robotika, simulasi, pembuatan database dan lain sebagainya kurang begitu diungkap [5]. Penurunan minat masuk perguruan tinggi bidang komputer di AS didominasi dengan penurunan minat dari wanita yang cukup besar, sedangkan minat priapun masih lebih buruk dari pada tahun 1999 [12].

    Perubahan yang pesat di bidang teknologi sepertinya tidak dapat direspon dengan segera dalam pendidikan Ilmu Komputer. Kurikulum Ilmu Komputer tidak berubah secara signifikan dalam beberapa dekade [10]. Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta trend penurunan mahasiswa juga terjadi di bidang Ilmu Komputer. Pembahasan mengenai penurunan rata-rata jumlah mahasiswa yang masuk perguruan tinggi khususnya bidang Teknologi Informasi dan Komputer telah dibahas di musyawarah nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) di Bandung pada bulan November 2006.

    3. Skema Klasifikasi Ilmu Komputer

    Pada dasarnya bidang Ilmu Komputer cukup luas. Menurut ACM Computing Clasification Scheme [3] dalam bidang komputasi dapat terbagai dalam 11 bagian yakni :

    1. General Literature

    2. Hardware

    3. Computer Systems Organization

    4. Software

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D3

    5. Data

    6. Theory of Computation

    7. Mathematics of Computing

    8. Information Systems

    9. Computing Methodologies

    10. Computer Applications

    11. Computing Milieux

    Sedangkan menurut [1] sub area Ilmu Komputer terbagi menjadi 14 area yakni :

    1. Discrete Structures (DS)

    2. Programming Fundamentals (PF)

    3. Algorithms and Complexity (AL)

    4. Architecture and Organization (AR)

    5. Operating Systems (OS)

    6. Net-Centric Computing (NC)

    7. Programming Languages (PL)

    8. Human-Computer Interaction (HC)

    9. Graphics and Visual Computing (GV)

    10. Intelligent Systems (IS)

    11. Information Management (IM)

    12. Social and Professional Issues (SP)

    13. Software Engineering (SE)

    14. Computational Science and Numerical Methods (CN)

    Perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi Ilmu Komputer cukup banyak. Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, memiliki kurang lebih 28 perguruan tinggi yang memiliki fakultas atau program studi yang berhubungan dengan Ilmu Komputer. Banyaknya bidang dalam Ilmu Komputer tidak menjadikan bidang Ilmu Komputer di Indonesia bervariatif. Di perguruan tinggi Indonesia pada umumnya Ilmu Komputer hanya terbagi menjadi beberapa bidang utama yakni Teknik Informatika, Manajemen Informatika dan Sistem Informasi. Hal inilah yang menjadikan lulusan bidang tertentu cukup banyak sedangkan bidang yang lain masih cukup sedikit. Seperti terlihat pada tabel \ref{pt}, perguruan tinggi di Yogyakarta dalam bidang Ilmu Komputer memiliki beberapa program studi yakni, Teknik Informatika (TI), Manajemen Informatika (MI), Sistem Informasi (SI), Ilmu Komputer (IK), Teknik Komputer (TK), Sistem Komputer (SK), Mekatronika (MN) dan Komputerisasi Akutansi (KA).

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D4

    Tabel 1. Tabel program studi bidang Ilmu Komputer di perguruan tinggi Yogyakarta

    Dari tabel 1 terlihat bahwa sebaran program studi yang berhubungan dengan bidang Ilmu Komputer paling banyak adalah bidang Teknik Informatika (TI), sedangkan bidang Mekatronika (MN) adalah bidang yang hanya dimiliki oleh satu perguruan tinggi. Dari tabel tersebut cukup terlihat bahwa skema bidang komputer yang cukup luas ternyata program studi yang mendukung masih cukup sempit.

    4. Ilmu Komputer di Indonesia

    Dari contoh tabel 1 di atas perguruan tinggi di Yogyakarta yang mengelola bidang Ilmu Komputer terlihat jelas bahwa program studi yang ditawarkan dalam bidang ini masih sangat sempit. Walaupun di dalam masing-masing program studi masih dipersempit dengan adanya konsentrasi studi namun demikian hasil yang diharapkan masih tidak dapat memenuhi bidang lainnya. Input calon mahasiswa yang cukup beragam, lulusan yang kurang berkualitas juga merupakan salah satu permasalahan di bidang ini. Diversifikasi program studi dan penyiapan input yang baik merupakan solusi untuk meningkatkan apresiasi bidang ini.

    4.1 Kurikulum Ilmu Komputer

    Kurikulum perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya mengacu pada IEEE, ACM, ABET dan APTIKOM. Pada kurikulum yang disusun oleh APTIKOM terdapat kurikulum inti informatika dan komputer seperti tersaji pada tabel 2.

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D5

    Tabel 2. Tabel mata kuliah inti menurut APTIKOM

    APTIKOM menyusun tiga macam kurikulum inti yaitu untuk Program Studi Teknik Informatika atau Ilmu Komputer, Sistem Komputer dan Sistem Informasi. Sedangkan bagi Komputerisasi Akuntansi merupakan peminatan dari program studi Sistem Informasi, sehingga mengikuti kurikulum inti program studi Sistem Informasi. Dari kurikulum inti yang disusun terlihat bahwa sinergi dengan kemajuan teknologi belum terlihat. Pada umumnya kurikulum akan direvisi setiap 5 tahun, namun tampaknya untuk bidang Ilmu Komputer harus lebih singkat atau dipersiapkan bagaimana kurikulum bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Sebuah blog yang menarik dari Romi Satriyo Wibowo penemu situs IlmuKomputer.com yang mengulas mengenai kurikulum Ilmu Komputer di Indonesia yang dibandingkan dengan kurikulum Ilmu Komputer di Jepang [16]. Jumlah kredit untuk syarat kelulusan S1 tidak sepadat Indonesia, hanya sekitar 118, sudah termasuk di dalamnya penelitian dan tugas akhir yang dihitung sekitar 10-12 kredit dan kurikulum yang berurutan, berhubungan, tetap fokus dan mendalam adalah beberapa perbedaan yang ada [16].

    Menurut paper [14] kurikulum Ilmu Komputer memerlukan dasar matematika, namun saat ini banyak program studi Ilmu Komputer yang mereduksi mata kuliah yang berhubungan dengan matematika. Perkembangan teknologi menjadikan pengajaran Ilmu Komputer harus berubah, misalnya pengajaran bahasa pemrograman seharusnya tidak lagi mulai dari pemrograman dasar. Kini sebaiknya mulai diterapkan di tingkat SMU atau bahkan SMP untuk diajarkan bahasa

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D6

    pemrograman dasar yang dahulu atau sekarang masih diajarkan di pendidikan tinggi, sehingga pengajaran bahasa pemrograman tidak menyita banyak waktu di pendidikan tinggi.

    4.2 Kualitas Sumber Daya

    Kualitas sumber daya baik dari sisi mahasiswa maupun pengajar merupakan permasalahan lain yang patut diperhatikan. Kualitas input calon mahasiswa yang beragam latar belakang kemampuan akademiknya merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi. Walaupun belum ada penelitian yang membahas mengenai kualitas input bidang Ilmu Komputer khususnya pada perguruan tinggi swasta, namun dari pengalaman mengajar beberapa dosen hal ini merupakan persoalan yang serius dan harus diperhatikan. Meningkatkan kualitas input dengan menaikkan ambang batas syarat penerimaan merupakan sebuah dilema pada saat perguruan tinggi khususnya di Yogyakarta mengalami penurunan minat. Penghilangan beberapa mata kuliah berbasis matematika dimungkinkan juga karena alasan ini. Dari sisi pengajar beban mengajar dosen yang masih cukup tinggi merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas output yang dihasilkan karena dosen tidak dapat secara optimal menyalurkan ilmunya. Beberapa materi ajar tertentu sulit untuk mendapatkan dosen yang berkualitas juga merupakan masalah dalam hal ini. Kurangnya kualitas sumber daya ini sering berakibat pada sistem pengajaran yang seharusnya student center masih berupa sistem yang terpusat pada pengajar lecturer center. Masih minimnya penggunaan alat bantu teknologi dalam pengajaran juga menjadi permasalahan di sini.

    4.3 Lulusan Ilmu Komputer

    Lulusan merupakan outcome dari suatu proses pembelajaran yang kompleks di perguruan tinggi. Dengan booming program studi Ilmu Komputer di beberapa tahun yang lalu berakibat pada banyaknya lulusan bidang ini. Kini banyak lulusan bidang Ilmu Komputer yang tidak dapat bekerja pada bidang yang seharusnya. Selain itu gaji yang tidak sesuai yang diharapkan juga menjadi permasalahan bidang ini.

    5. Tantangan Ilmu Komputer

    Ilmu Komputer tidak hanya berkaitan dengan "sekedar perangkat keras" yang menjalankan perangkat lunak. Sebagai sebuah grup, Ilmu Komputer di beberapa area tertampil seperti pada gambar 2 [2].

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D7

    Gambar 2. Area Ilmu Komputer

    Hal tersebut menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Ilmu Komputer. Salah satu harapan dan tantangan dalam Ilmu Komputer adalah embedded system. Pada tahun 2010 diprediksikan 90\% pengembangan kode sumber software adalah untuk embedded system [4]. Pengembangan chip yang murah ke dalam berbagai macam peralatan dan penggunaan diprediksi akan semakin kuat pada 10 tahun mendatang [9]. Kurikulum Ilmu Komputer saat ini masih banyak menggunakan bahasa prosedural yang lebih berfokus pada software programming daripada system programming. Kini sangat banyak peralatan elektronik yang mudah dibawa seperti PDA, telepon genggam, pemutar lagu dan film yang disertai dengan program yang tertanam. Pada peralatan seperti itu akan dibutuhkan lebih banyak pengetahuan pemrograman sistem. Masalahnya adalah berapa banyak mahasiswa atau lulusan Ilmu Komputer yang menguasai bidang tersebut, misalnya mampu memprogram Programmable Gate Array (FPGA)? Sebagai contoh struktur pengetahuan berbasis embedded yang dapat digunakan untuk acuan pengajaran seperti tertampil pada gambar 3 [9].

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D8

    Gambar 3. Struktur pengetahuan berbasis sistem embedded

    Salah satu tantangan yang lain adalah penerapan penggunaan bahasa pemrograman yang tepat untuk mahasiswa tingkat pertama merupakan hal yang patut diperhatikan dalam Ilmu Komputer. Saat ini banyak pengenalan bahasa pemrograman menggunakan bahasa pemrograman komersial seperti Visual Basic, Delphi atau C++.

    Masalah utama yang dihadapi dengan penggunaan bahasa pemrograman komersial adalah bahwa bahasa tersebut tidak didesain untuk pendidikan akan tetapi dipergunakan untuk membangun perangkat lunak [13]. Pemilihan pengenalan bahasa pemrograman yang tidak tepat mengakibatkan dasar pemahaman mahasiswa pada pemrograman sering kali rendah dan berakibat kegagalan pada mata kuliah pemrograman lanjut. Bahasa pemrograman Python merupakan sebuah bahasa pemrograman yang sesuai diajarkan untuk pengenalan bahasa pemrograman. Kualitas unik dari Python adalah bahwa Python tidak murni untuk pendidikan tapi tidak juga murni komersial [13]. Bahasa pemrograman Python merupakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami karena bahasa ini mirip dengan bahasa keseharian [15].

    6. Kesimpulan

    Pertanyaan "Ilmu Komputer, Mau Kemanakah?", ternyata membutuhkan jawaban yang panjang. Permasalahan komplek yang dihadapi Ilmu Komputer tidak mungkin hanya diselesaikan dengan perubahan kurikulum. Banyak hal yang berkaitan dengan Ilmu Komputer mulai dari perubahan paradigma pengajaran, peningkatan kualitas SDM dan perluasan program studi Ilmu Komputer sehingga tidak hanya terpaku pada pemrograman.

    Pustaka

    [1] Computing Curricula 2001. Computer Science. Final Report. The Joint Task Force on

    Computing Curricula IEEE Computer Society Association for Computing

    Machinery

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D9

    http://computer.org/portal/cms_docs_ieeecs/ieeecs/education/cc2001/cc2001.pdf

    [2] Computing Curricula 2005, The Overview Report : Covering Undergraduate Degree

    Programs in Computer Engineering, Computer Science, Information Systems,

    Information Technology and Software Engineering. A Volume of The Computing Curricula Series. Technical Report, IEEE CS-ACM Joint Task Force on Computing Curricula 2005

    http://computer.org/portal/cms_docs_ieeecs/ieeecs/education/cc2001/CC2005-March06Final.pdf

    [3] ACM-CSS. The ACM Computing Classification System [1998 version].

    http://www.acm.org/class/1998/ccs98.html, 1998.

    [4] J.M.P. Cardoso. New Challenges in Computer Science Education. In ITiCSE 05:

    Proceedings of The 10th Annual SIGCSE Conference on Innovation and Technology in Computer Science Education, pages 203-207, New York, NY, USA, 2005. ACM Press.

    [5] P. J. Denning. The Field of Programmers myth. Commun. ACM,

    47(7): 15-20, 2004

    [6] P. J. Denning and A. McGettrick. Recentering Computer Science. Commun. ACM,

    48(11): 15-19, 2005

    [7] J.D. Fernandez and P. Tedford. Evaluating Computing Education Programs Against

    Real World Needs. J. Comput. Small Coll., 21(4): 259-265, 2006

    [8] M. Furst, C. Isbell, and M. Guzdial. ThreadsTM : How to Restructure A Computer

    Science Curriculum for A Flat World. In SIGCSE 07: Proceedings of The 38th SIGCSE Technical Symposium on Computer Science Education, pages 420-424, New York, NY, USA, 2007. ACM Press.

    [9] K. Hoganson. Computer Science Curricula in A Global Competitive Environment. J.

    Comput. Small Coll., 20(1): 168-177, 2004

    [10] A. Kershenbaum, H. Hadimioglu, L. Ivanov, R. Schiaffino, and M. Hoffman. Is

    Computer Science Still Relevant? J. Comput. Small Coll., 21(6): 182-187, 2006

    [11] M. Klawe and B. Shneiderman. Crisis and Opportunity in Computer Science.

    Commun. ACM, 48(11): 27-28, 2005

    [12] D.A. Patterson. Restoring the Popularity of Computer Science. Commun. ACM,

    48(9): 25-28, 2005

    [13] A. Radenski. Python First: A Lab-Based digital Introduction to Computer

    Science. In ITiCSE 06: Proceedings of The 11th Annual SIGCSE Conference on Innovation and Technology in Computer Science Education, pages 197-201, New York, NY, USA, 2006. ACM Press.

    [14] A.B. Tucker, C.F. Kelemen, and K.B. Bruce. Our curriculum has become math-

    phobic! In SIGCSE 01: Proceedings of The Thirty Second SIGCSE Technical Symposium on Computer Science Education, pages 243-247, New York, NY, USA, 2001. ACM Press.

    [15] E. Utami and S. Raharjo. Logika Algoritma dan Implementasinya dalam Bahasa

  • SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    D10

    Python di GNU/Linux. Penerbit Andi, Yogyakarta, Indonesia, 2004

    [16] R.S. Wahono. Bagaimana Mahasiswa Ilmu Komputer Belajar Mengkritisi

    Kurikulum dan Gaya Pendidikan Kita. http://romisatriawahono.net/2006/02/27/bagaimana-mahasiswa-ilmu-komputer-belajar-mengkritisi-kurikulum-dan-gaya-pendidikan-kita/, 2006