30.minatbacaguruvskinerjaptks.doc

Upload: taufik-takagi

Post on 07-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 65

JUDUL YANG PAS UNTUK PTS ADALAH :

MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KINERJA GURU SDN ______ DALAM MENGAJAR MELALUI STIMULASI MINAT BACA

REFERENSI KEPENDIDIKAN DI PERPUSTAKAAN SEKOLAHBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PTS Salah satu aspek penentu upaya peningkatan standar mutu bagi guru adalah wawasan intelektual guru yang menopang kompetensi mengajar. Ini merupakan syarat guru dalam melakukan inovasi diri guna meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik dan pengajar di kelas. Dalam hal ini penulis selaku peneliti sekaligus Pengawas Sekolah memberikan apresiasi terhadap kemajuan sekolah terutama aspek kemampuan pengetahuan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas

Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan 2004 adalah :

Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan mengerti budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. (Lapasila IKIP Malang, 2004 :56).

Hal tersebut diperjelas dalam Undang-Undang Republik Indoneia Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 :

Pendidikan Naisonal mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Sisdiknas , 2003 :56).

Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, khususnya dalam usaha menyiapkan guru dalam meningkatkan kompetensi dan etos kerja mengajar di kelas maka diperlukan motivasi dan binaan secara pisitif dan simultan serta berkelanjutan dari pengawas sekolah, hal ini diharapkan para guru memiliki kemandirian serta kemampuan akademik untuk mengajar serta mendidik para anak didiknya di lembaga pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar.Salah satu faktor pendukung guna meningkatkan motivasi mengajar guru wajib membekali dirinya ilmu kependidikan dan usaha-usaha yang memacu peningkatan intelektual akademik dalam keselarasan mengajar terutama upaya meningkatkan gairah atau minat membaca pengetahuan kependidikan di luar rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas secara kesadarandan kemandirian guru tersebut .

Menurut R. Widodo al, (1999:308) dijelaskan bahwa :

Minat membaca, gemar membaca dan kebiasaan membaca yang baik merupakan dasar untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dengan banyak membaca guru akan dapat memahami, mencerna serta dapat mengamalkan ilmunya di kelas serta memiliki kapabilitas berbagai ilmu pengetahuan, kaya pengalaman dan wawasan.

Lebih lanjut dijelaskan Sowarno (1982:5) menambahkan bahwa :

Membaca buku-buku referensial kependidikan dan berkerativitas untuk menulis ataupun mengarang merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan guru. Dengan membaca seorang guru dapat mengenal dan memahami beragam kenyataan nilai yang diungkapkan dalam materi buku, dan bahasa serta dapat memadukan pengalaman pribadi dalam usaha menghadapi masa kini dan masa mendatang.

Untuk menumbuhkan minat baca yang tinggi di kalangan guru terutama guru-guru di level pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang harus tersedia dan menjadi kelengkapan di sekolah salah satu diantaranya adalah eksistensi perpustakaan sekolah.

Dalam sistem pendidikan yang modern baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, keberadaan perpustakaan memegang peranan sangat penting. Sebab perpustakaan merupakan salah satu sumber ilmu atau sumber informasi, dengan mengoptimalkan fungsi perpustakaan maka cakrawala pengetahuan kita semakin luas.

Perpustakaan yang tersedia haruslah diusahakan untuk melengkapi koleksi-koleksi bukunya dan diusahakan untuk menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat siswa untuk membacanya. Dengan cara demikian maka sedikit demi sedikit dapat menumbuhkan minat baca, gemar baca dan kebiasaan membaca.

Di dalam lingkungan pendidikan untuk keperluan studinya orang lebih banyak membaca dari pada menulis. Untuk guru-guru di level lembaga formal pendidikan dasar membaca referensi kependidikan menjadi masalah yang penting karena guru akan dihadapkan oleh variasi probematika dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dengan demikian keberadaan perpustakaan sangat membantu, karena kegiatan belajar mengajar dapat lebih efektif dan dapat menambah materi pelajaran dengan cara banyak membaca sumber-sumber buku non paket di perpustakaan.

Mengingat pentingnya peranan buku bacaan, maka sudah selayaknya minat membaca buku kajian-kajian kependidikan berupa artikel kependidikan, majalah kependidikan, serta buku-buku penunjang pembelajaran di kelas sudah harus ditanamkan pada diri guru sedini mungkin. Di sisi lain perpustakaan harus pula berbenah diri untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan mengupayakan kelengkapan buku-buku dari berbagai bidang ilmu.

Bertitik tolak dari uraian di ats, maka penulis selaku observer atau peneliti dalam Kegiatan Penelitian Tindakan sekolah ini sekaligus Pengawas Sekolah Dasar tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan sekolah bila dihubungkan dengan kemampuan guru dalam mengajar di kelas . Adapun tema yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

Stimulus gairah minat membaca para guru terhadap kinerja dan kemampuan kompetensi mengajar di Sekolah Dasar Negeri ________ Kecamatan ________ Kabupaten _______ Propinsi _____B. Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Sekolah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gairah dan motivasi guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ dalam pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan?

2. Bagaimanakah kinerja guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ r selama ini dalam aktivitas belajar mengajar di kelas ?

3. Adakah peningkatan kinerja guru dalam mengajar setelah para guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ dalam pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan ?

C. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan langsung, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang gairah dan motivasi guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ dalam pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan.

2. Untuk mendapatkan data dan informasi kinerja guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ selama ini dalam aktivitas belajar mengajar di kelas3. Untuk mengetahui tentang pengaruh peningkatan kinerja guru dalam mengajar setelah para guru Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ dalam pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan.

D. Pentingnya Penelitian Tindakan Sekolah 1. Bagi Guru Sebagai instrument kompetensi standart mutu mengajar dan pengembangan wawasan pengetahuan sekitar dunia pendidikan. Sehingga penelitan dapat membandingkan antara ilmu yang di dapat secara tekstual melalui RPP dan buku pegangan mengajar dengan gemar membaca referensial lain guna bekal dan tambahan wawasan juga untuk menunjang efektifitas gaya mengajar di kelas.2. Bagi Sekolah 1) Sebagai masukan untuk meningkatkan pelaksanaan tugasnya dalam membina dan meningkatkan minat membaca siswa.

2) Sebagai masukan dalam rangka lebih meningkatkan taraf kemampuan siswa membaca buku-buku perpustakaan.

3) Berguna untuk lebih meningkatkan minat baca buku-buku perpustakaan khususnya buku-buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. 4) Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi sekolah untuk lebih menumbuhkan minat baca buku-buku perpustakaan dan lebih meningkatkan mutu pendidikan sehingga prestasi menjadi lebih baik.

E. Definisi, Asumsi dan Keterangan

1. Definisi

Untuk menghindari kesalahpahaman dan memperoleh kesamaan penafsiran pada kata-kata yang terkandung dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini sebagai berikut :

a. Pengaruh

Yaitu daya yang ada atau dari suatu (orang, benda dan lain-lain) yang berkuasa atau berkemauan (KBBI, 1989:664).

b. Minat Membaca Buku-buku Referensi Kependidikan Suatu perhatian, kesukaan kecenderungan kepada sesuatu, atau keinginan terhadap membaca yang artinya melihat tulisan, untuk dimengerti, makna dan tujuan penulisan tanpa adanya paksaan dari luar.

c. Perpustakaan

Tiap kumpulan buku atau setiap bangunan atau tempat menyimpan buku. (R. Widodo et al., 1999:301)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat untuk menyimpan dan mengumpulkan buku-buku dari berbagai sumber.

d. Peningkatan Kinerja Mengajar Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1989:90), menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai/atau dilakukan/dikerjakan. Sedang mengajar yaitu kegiatan menyampaikan materi ajar kepada anak didik oleh guru di kelas.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gemar Membaca 1. Pengertian Motivasi dapat diartikan sebagai perhatian, kesenangan untuk sesuatu hal. (Wojowasito, 1972:191). Lebih lanjut Nasution (1981:3) menambahkan pengertian minat sebagai berikut :

Suatu yang sangat penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik, sebagai aspek kejiwaan, minat bukan saja mewarnai perilaku seseorang akan tetapi lebih dari itu adalah untuk mendorong seseorang menaruh perhatian serta merelakan dirinya terlihat pada suatu kegiatan tersebut.

Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. Hal itu diperjelas oleh Utoyo (1979:31-32) yang menyatakan bahwa : Minat merupakan faktor yang penting dalam kesiapan. Seorang guru mengalami kedangkalan wawasan mengajar, dapat belajar membaca bahan-bahan materi mengajar sebagai bacaan refrensial tambahan itu dapat merangsang timbulnya minat membaca.

Minat merupakan perhatian yang diberikan apabila seseorang senang terhadap sesuatu. Dan apabila seseorang berminat maka mendorong seseorang untuk menekuni dan selalu ingin terlibat dalam kegiatan tersebut. Melihat kecenderungan di atas maka minat tersebut dapat dipupuk dan diarahkan kepada hal yang positif misalnya membaca.

Apabila seseorang tertarik terhadap buku yang dibacanya maka orang tersebut akan lebih berminat untuk membaca dan mengerti isi buku yang dibacanya. Hal inipun berlaku pula dalam kegiatan belajar mengajar, semakin menarik seorang guru memilih bahan dan menarik pula cara mengajarnya maka minat siswa akan semakin tinggi untuk memahaminya.

1. Minat bukan hasil bawaan manusia tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.

2. Minat itu bisa dihubungkan dengan maksud-maksud tertentu untuk bertindak.

3. Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang.

4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat manusia.

Mengenai pengertian membaca, banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefinisikan arti kata membaca. Menurut kamus bahasa Indonesia, pengertian membaca adalah : Melihat serta memahami apa yang tertulis dengan melisankan atau melafalkan apa yang tertulis serta mengeja atau mengucapkan apa yang tertulis baik dengan suara ataupun di dalam hati. (KBBI, 1989:62).

Ada beberapa ahli yang memberikan pendapat tentang pengertian membaca bahwa membaca itu merupakan kegiatan melisankan kata-kata atau paparan tertulis (Reading is pronouncing words). Pendapat orang tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa banyak orang yang membaca itu menyuarakan kata-kata yang terdapat dalam bacaan. Selain itu ada juga beberapa orang yang menyatakan bahwa membaca itu selain mengucapkan atau menyuarakan kata-kata juga memahami setiap kata (reading is pronouncing and recognizing individual words). Definisi tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pada waktu membaca sang pembaca selain menyuarakan kata-kata, juga harus memahami arti setiap kata sehingga dapat memahami arti setiap kata sehingga dapat memahami isi bacaan secara keseluruhan.

Membaca itu merupakan kegiatan melisankan kata-kata atau paparan tertulis. Banyak orang yang membaca itu menyuarakan kata-kata yang terdapat pada bacaan, selain mengucapkan juga memahami setiap kata. Membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan disengaja, dalam hal itu berupa proses berpikir yang mana di dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.

Membaca merupakan suatu konsep manangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep-konsep itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai keterampilan untuk memahami kata-kata dan kalimat tetapi juga kemampuan menginterpretasi, mengevaluasi, sehingga memperoleh pemahaman yang komprehensif.

Untuk membina dan mengembangkan minat baca guru sekolah dasar tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan supervise kependidikan sebagai pengarah untuk pengadaan ide atau konsep sarana tempat guna sebagai mediasi membaca yakni eksistensi perpustakaan, sebab orang yang senang membaca tentunya harus mampu membaca dengan fasilitas yang kondusif. Tanpa memiliki kemampuan daya nalar yang tinggi serta keberadaan perpustakaan mustahil membaca sebagai suatu kegiatan yang bias membuat atau merasa senang membaca. Sudah barang tentu pembinaan kemampuan membaca secara kontinuitas serta pengadaan pelbagai buku-buku secara lengkap adalah persyaratan yang mestinya dan selayaknya ada, sebagai upaya rangka pembinaan dan pengembangan minat baca bagi guru-guru di lingkungan lembaga pendidikan formal di tingkat sekolah dasar. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan maka semakin ringan pula pembinaannya, sebab semakin tinggi pengetahuan seorang guru dalam berwawasan yang luas tentu akan lebih mampu membaca.

Dalam pengembangan minat baca para guru di sekolah dasar perlu ditunjang adanya buku-buku yang lengkap dan menarik. Untuk itu diperlukan adanya perpustakaan yang mempunyai literatur dan buku-buku yang lengkap sehingga minat baca para guru dapat lebih ditingkatkan.

2. Prinsip-prinsip membaca

Ada beberapa prinsip membaca yang merupakan perpaduan dari hasil penelitian, seperti antropologi, pendidikan, bimbingan, psikologi dan sosiologi. Beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan dalam rangka membina dan mengembangkan minat baca para guru adalah sebagai berikut :

a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks

Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks karena terdiri dari sejumlah kegiatan seperti menangkap atau memahami kata-kata yang ditulis pengarang, menginterpretasikan dan mengevaluasi pada akhirnya dapat menyimpulkan isi bacaan sebagai landasan mengjar kelak.

Oleh sebab itu untuk dapat membaca secara efisien dalam arti cepat dan memiliki persepsi yang akurat diperlukan keterampilan-keterampilan tertentu seperti keterampilan mengungkap atau memahami kata-kata atau kalimat-kalimat, keterampilan menginterpretasikan dan mengevaluasi konsep-konsep pengarang dengan pengetahuan, fakta-fakta atau informasi yang telah dimiliki sebelumnya, dan akhirnya memiliki keterampilan menyimpulkan.

Dalam membaca, pembaca perlu memiliki kondisi fisik yang lebih baik sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.

b. Kemampuan membaca setiap guru berbeda-beda

Pada dasarnya kemampuan membaca seseorang berbeda-beda dan tergantung pada beberapa faktor antara lain : tingkat kelas, kecerdasan, keadaan fisik, keadaan emosi seseorang, hubungan sosial seseorang dan latar belakang pengalaman yang dimilikinya, sikap, aspirasi dan sebagainya.

Faktor-faktor tersebut harus diketahui sehingga pembinaan dan pengembangan minat baca siswa dapat disesuaikan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap siswa.

c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi

Pembinaan dan pengembangan kemampuan minat baca seseorang harus dimulai atas dasar hasil evaluasi kemampuan membaca orang tersebut. Apakah siswa mampu membaca teks tanpa bantuan guru atau tidak, serta sejauh mana hasil yang diperoleh setiap kali membaca dan sebagainya.

d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan

Seseorang akan senang sekai apabila setelah membaca suatu bacaan maka ia merasa bahwa ia telah mempergunakan waktunya sebaik mungkin dan merasa bahwa dirinya merasa puas karena telah mempelajari sesuatu yang baik.

e. Membaca merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar

Agar mempunyai kemahiran membaca, keterampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu dilatih secara kontinyu sejak seseorang pertama kali masuk sekolah. Dan dengan tingkat kemahiran yang tinggi, kemungkinan besar tingkat keberhasilannya dalam belajar akan tinggi pula.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca

Untuk mencapai kesuksesan membaca dan belajar diperlukan kesiapan untuk membaca. Kesiapan adalah sesuatu keadaan atau kondisi yang dapat meningkatkan keberhasilan membaca dan belajar. Oleh karena itu kita harus menumbuhkan minat atau rasa senang membaca.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi miat baca antara lain karena tahu manfaat membaca, dan menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas pengetahuannya. Di samping itu juga diperlukan motivasi yang mendorong untuk gemar membaca. Apabila guru merasa senang membaca ia akan memanfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.

B. Kompetensi Wawasan Guru Dalam Mengajar

Prawirosentono (1992: 2) menjelaskan pengertian tentang kinerja yaitu:

Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan moral ataupun etika.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, "kompetensi berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja (Balai Pustaka, 1985: 503), sedangkan Hadari Nawawi (1998: 234), menggunakan istilah "karya", yaitu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/ material maupun nonfisik/ material. Penilaian karya atau kinerja setiap pekerjaan menyangkut kemampuan pekerjaan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Kinerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah diberikan atas kepentingan organisasi. Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan perilaku.

1. Kompetensi Wawasan Guru SD

Guru merupakan tokoh yang paling penting dalam pendidikan, hal ini dikarenakan guru berhubungan langsung dengan konsumen utama pendidikan yaitu peserta didik. Guru yang baik akan menjalankana kinerjanya secara profesional walaupun benar dan resikonya cukup berat, termasuk guru SD. "Kinerja guru" adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana dia mempersiapkannya (Rochman Natawijaya, 1999: 22).

Kinerja guru dapat dilihat dari aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru, yang dikenal dengan istilah kompetensi guru", yang meliputi hal-hal berikut:

a. Menguasai bahan atau materi pembelajaran, yang pada dasarnya berupa bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan pengayaan/ penunjang bidang studi;

b. Mengelola program belajar mengajar, dengan cara merumuskan tujuan instruksional/ pembelajaran, menggunakan proses instruksional dengan tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik serta merencanakan dan melaksanakan program remedial;

c. Mengelola kelas, dengan menciptakan suasana kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar;

d. Menggunakan media/ sumber, dengan mampu mengenal, memilih, dan menggunakan pendukung pembelajaran, berupa alat bantu, perpustakaan, teknologi komputer, atau laboratorium secara baik sesuai dengan kebutuhan;

e. Menguasai landasan kapendidikan, sebagai landasan berpijak dan bertindak edukatif di setiap situasi dalam usaha mengelola interaksi belajar mengajar;

f. Mengelola interaksi belajar mengajar, merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam upaya transformasi pengetahuan dan internalisasi nilai kepada peserta didik. Keterampilan guru, metode mengajar, sarana, dan alat atau teknologi pendukung merupakan komponen penting bagi keberhasilan pengelolaan;

g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran rnerupakan kemampuan untuk mengenali potensi siswa, menganalisis, dan menggunakan data hasil belajar siswa sebagai umpan balik bagi setiap siswa;

h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah merupakan pemahaman mengenai fungsi dan peranan program ini untuk kepentingan proses belajar mengajar;

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan administratif seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa.

j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guru keperluan pengajaran, merupakan kemampuan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan penalaran untuk menumbuhkan penalaran siswa dan mengembangkan proses belajar mengajar. (Sadirman, 2001: 161).

Guru SD adalah "... tenaga pendidikan yang memiliki kualifikasi sebagai guru SD". Demikian penjelasan yang tertulis dalam pasal 14 ayat 1. dalam PP No.27/1999 tersebut tidak ditemukan penjelasan lebih lengkap siapa dan bagaimana gambaran guru SD yang dianggap berkualifikasi. Namun, kalau dilihat dari program PGSD yang dikembangkan, tampaknya D2 PGSD adalah minimal dari kualifikasi pendidikan formal calon guru SD.

Secara lebih lengkap Solehudin (2000) menyebutkan bahwa kinerja guru SD terdiri dari:

a. Kompetensi pengelolaan pembelajaran:

Penyusunan rencana pembelajaran

Pelaksanaan interaksi belajar mengajar

Penilaian prestasi belajar peserta didik

Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian belajar peserta didik

b. Kompetensi pengembangan potensi

Pengembangan profesi

c. Kompetensi penguasaan akademik

Pemahaman wawasan kependidikan

Penguasaan bahan kajian akademik

d. Kompetensi pemberian layanan bimbingan pribadi sosial kepada siswa

Mengenalkan ciri-ciri yang ada di dalam diri sendiri

Mengenalkan ciri khusus orang lain

Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan bahagia dan sedih

Mengenalkan persamaan dan perbedaan orang lain dengan dirinya sendiri

Membimbing siswa menciptakan dan memelihara persahabatan

Melatih cara mengenalkan diri sendiri kepada orang lain

Mengenalkan pengaruh tindakan siswa terhadap orang lain

Mengenalkan sopan santun berbicara dengan orang lain

e. Kompetensi pemberian layanan bimbingan belajar

Memotivasi siswa agar menyenangi mata pelajaran

Mengenalkan manfaat belajar yang benar

Mengenalkan tujuan belajar

Menjelaskan tujuan ulangan

Menjelaskan pentingnya keterampilan mengingat dalam menghadapi ulangan

Menjelaskan pentingnya kegiatan mendengar dalam proses belajar mengajar.

BAB III

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian yang akan penulis lakukan berfokus pada masalah peningkatan mutu guru dalam mengajar dengan pendekatan motivasi guru dalam membaca buku-buku referensi kependidikan Jenis penelitian yang akan digunakan tergolong pada penelitian Tindakan (Action Research) dengan bentuk khusus penelitian tindakan yang dilakukan oleh pengawas sekolah di sekolah yang lazim disebut penelitian tindakan sekolah.

Penelitian tindakan sekolah mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar atau implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Stenhause di Hopkin 1993 dalam kasbollah bahwa : "Penelitian Tindakan membuat guru dapat meneliti dan mengkaji pembelajaran yang ia lakukan di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual. Dengan demikian guru dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pengajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan lebih efektif. Dalam hal ini guru dilatih untuk dapat mengendalikan kehidupan profesinya serta terlibat dalam pengambilan keputusan secara profesional."

Selain itu Ebbuf`( 1985) dalam Kasbollah mengemukakan bahwa :

"Penelitian tindakan merupakan studi yang sistimatis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan-tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut yang berupa suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan."

Bentuk penelitian kelas yang penulis gunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dan partisipatoris. Sesuai dengan yang diungkapkan Kasbolah (1999: 14), bahwa sebagai dasar pemikiran, Lewin (orang yang mempopulerkan penelitian tindakan) menekankan pentingnya kolaboratif dan partisipatoris. Kolaboratif diterapkan untuk menciptakan adanya hubungan kesejawatan kerja sedangkan partisipatoris merupakan penelitian tindakan kelas yang pada pelaksanaannya melibatkan guru kelas.

Penulis memilih metode ini dengan pertimbangan bahwa guru dan kelapa sekolah merupakan pihak yang langsung mengalami dan menemukan berbagai masalah baik di kelas maupun di sekolah.

Dengan penelitian tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran serta terciptanya hubungan antar guru SD dalam mencari jalan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan kompetensi akademik lainnya.

A.Desain Penelitian Tindakan

Siklus I melaksanakan supervisi dan observasi kelas tentang bagaimana guru mengajar di kelas sesuai dengan pengetahuan guru dalam susunan RPP dan siklus II Model Pembinaan dalam Program gemar Membaca buku-buku referensi kependidikan guna merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan observasi oleh pengawas selaku supervisi kependidikan dan sekaligus penulis. B. Subyek dan Obyek Penelitian Tindakan

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah para Guru dengan jumlahnya 8 orang di Sekolah Dasar Negeri _____ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Propinsi _______ sedangkan obyek penelitian adalah Pembinaan Program Gemar Membaca Buku-buku Referensi Kependidikan di Perpustakaan guna meningkatkan inovasi Kegiatan Belajar Mengajar yang variatif di kelas.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian Tindakan No Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan

1 _______SDN _______ Pelaksanaan Siklus I

2_______SDN _______ Pelaksanaan Siklus II

3_______ UPT Disdik Kec. _______ Kab. _______ Penyusunan Laporan Hasil PTS

D.Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Tindakan

Teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Sedangkan Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini di kembangkan insrumen pedoman observasi dalam program penyusunan RPP dari awal sampai akhir pada setiap siklus. Pedoman Observasi digunakan untuk menggali respon pada guru di sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk melengkapi data yang digali melalui pedoman observasi

E.Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah pembinaan dan Program Gemar membaca Secara kontinyu di perpustakaan sekolah. Hasil yang diperoleh bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan kompetensi guru dalam mengajar dari siklus I ke siklus II. Ketercapain indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Proses kegiatan penelitian dilakukan dengan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari atas 4 tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator kinerja adalah bila minimal skor 12 (Cukup Aktif) di Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan _________ Kabupaten _______ Propinsi ____________ sudah dapat dikatakan tindakan yang diterapkan berhasil. Aspek yang diukur adalah antusiasme guru Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______, interaksi guru dengan pembina pengawas sekolah,interaksi dengan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan kerja sama kelompok, aktifitas dalam diskusi kelompok.

F.Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur ini melibatkan guru-guru di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______pada semester __ yang berjumlah 8 orang. Penelitian ini akan dilakukan dua siklus :

1. Siklus I.

a) Perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan guru guru di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ melalui undangan Kepala Sekolah.

2. Menyusun jadwal kegiatan Penelitian Tindakan hari, tanggal, jam dan tempat.

3. Menyiapkan materi Kegiatan Penelitian

Pengarahan Kepala . UPT Disdik Kecamatan ______ Pengarahan Kepala Sekolah SDN ______ Pengarahan Pengawas atau peneliti sebagai supervisor di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ Pemaparan materi pengelolaan aktivitas gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan 4. Menyuruh guru membawa bahan-bahan seperti kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar dan sebagainya.

b) Pelaksanaan

1. Tanggal ______ pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00 WIB. di SDN ______ Pengarahan Kepala UPT Disdik Kec. _______ Pengarahan Kepala Sekolah SDN ________ Pengarahan Pengawas TK/SD oleh peneliti sendiri

Pemaparan kompetensi pengelolaan wajib membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan sekolah2. Tanggal ___________ pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ Memberikan contoh membaca model-model pembelajaran inovatif yang bisa digunakan dalam metode mengajar yang lebih edukatif Latihan penyusunan rencana pembelajaran sesuai dengan referensi bacaan dengan model pembelajaran yang lebih inovatif.

Control dan penyusunan rencana pembelajaran sesuai dengan hasil resume bacaan referensi model pembelajaran yang inovatif.

3. Tanggal , ___________ pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ c) Observasi

1. Kesiapan mental dan fisik Guru

2. Kesiapan bahan-bahan yang dibawa guru pada saat KBM

3. Kehadiran Guru

4. Hasil Sementara

Proses pelaksanaan Kegiatan mengajar Kualitas guru dalam mengajar Respon guru terhadap hasil membaca referensi kependidikand) Refleksi

1. Indikator pencapaian

Pemanfaatan waktu terkait dengan rencana pembelajaran

2. Alokasi waktu untuk penyusunan rencana pembelajaran sesuai dengan indikator yang ditentukan dalam kompetensi

3. Materi kompetensi pengelolaan pembelajaran Guru yang berhasil dalam penyusunan rencana pembelajaran sesuai dengan indikator keberhasilan setelah di observasi dianggap berhasil dan yang tidak berhasil dilanjutkan dalam siklus II dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada proses siklus I.

2. Siklus II.

a) Perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan 8 guru Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ melalui undangan dari peneliti kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan penelitian ke II

2. Menyusun jadwal kegiatan Penelitian hari, tanggal, jam dan tempat.

3. Menyiapkan materi penelitian tindakan

Pengarahan Kepala UPT Disdik Kec. _________ Pengarahan Pengawas Sekolah

Pengarahan Kepala Sekolah SDN _________ Pemaparan materi pengelolaan pembelajaran tentang inovasi mengajar sesuai dengan hasil bacaan referensi kependidikan.

4. Menyuruh guru membawa bahan-bahan seperti majalah kependidikan, artikel pembelajaran, termasuk RPP, bahan ajar dan sebagainya.

b) Pelaksanaan

1. Tanggal __________ pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00 Wib di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ Pengarahan Kepala UPT Disdik Kec. ________ Pengarahan Pengawas Sekolah

Pengarahan Kepala Sekolah SDN _________ Pemaparan kompetensi pengelolaan pembelajaran tentang model pembelajaran yang inovatif2. Tanggal ____________ pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 Wib di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______ Memberikan contoh model pembelajaran yang upto date bagi para Guru yang belum memahami dari beberapa buku bacaan referensi kependidikan.

Latihan penyusunan rencana pembelajaran.

Control dan penyusunan rencana pembelajaran.3. Tanggal __________pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 Wib di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______c) Observasi

1. Kesiapan mental dan fisik Guru

2. Kesiapan bahan-bahan yang dibawa guru pada saat Kegaiatan Program Penyusunan RPP

3. Kehadiran Guru

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pemantauan selama persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penelitian tindakan ini diperoleh berbagai data baik dari guru yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar, siswa yang belajar, supervisor yang sedang melaksanakan supervisinya. Gambaran yang merupakan hasil dan temuan penelitian sebagai berikut. A. Hasil Penelitian Tindakan

Kegiatan pembinaan yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan ______ Kabupaten ________ Propinsi ______mulai bulan _______ sampai dengan __________ dilakukan 6 kali.

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil observasi tentang Program Pembinaan Kegiatan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan _______ Kabupaten ________ Propinsi __________ pada siklus I disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 01 : Analisis hasil observasi Pembinaan Program Kegiatan Gemar Membaca di Sekolah Dasar Negeri ________ Kecamatan ______ Kabupaten _________ Propinsi __________NOGuru Sebagai Responden SKOR ASPEK YANG DIOBSERVASIJML SKORKET.

12345

1A 402006KA

2B402006KA

3C402006KA

4D402006KA

5E402006KA

6F402006KA

7G312006KA

8H204006KA

Keterangan

1.Skor masing-masing aspek adalah 4

2.Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah

a)17 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 8 = Kurang Aktif (KA)

b)13 16 = Aktif (A)

e) 1 4 = Tidak Aktif (TA)c) 9 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 01. Guru yang tergolong sangat aktif 3 orang atau 25 % dan tergolong kurang aktif 5 orang atau 75 %, berdasarkan hasil observasi pada siklus I. Keunggulan siklus I 2 orang guru sangat aktif berdasarkan analisis hasil observasi. Kelemahan siklus I, sementara 4 orang yang kurang aktif berdasarkan observasi terutama pada aspek guru kurang bergairah dalam membaca dengan pembina pengawas sekolah, kerja sama kelompok, aktivitas dalam diskusi kelompok sehingga dilanjutkan pada siklus II, tentang Model Pembinaan Program Kegiatan Gemar Membaca di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________ Kegiatan pembinaan dilanjutkan pada siklus II dilaksanakan bulan __________ sebanyak 3 kali.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil observasi tentang Model Pembinaan Program Kegiatan Gemar Membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________ pada siklus II disajikan pada tabel dibawah ini :Tabel 02. Analisis hasil observasi Model Pembinaan Program Gemar Membaca buku-buku referensi kependidikan di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________NO Guru Sebagai RespondenSKOR ASPEK YANG DIOBSERVASIJML SKORKET.

12345

1A4422214A

2B4444319SA

3C4422214A

4D4422214A

5E4422214A

6F4422214A

7G4422214A

8H4422214A

Keterangan

1.Skor masing-masing aspek adalah 4

2.Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah :

a)17 20 = Sangat Aktif (SA) d) 5 8 = Kurang Aktif (KA)

b)13 16 = Aktif (A)

e) 1 4 = Tidak Aktif (TA)

c) 9 12 = Cukup Aktif (CA)

Berdasarkan skor pada tabel 02. Guru yang tergolong sangat aktif 1 orang dan tergolong aktif 7 orang, berdasarkan hasil observasi pada siklus II Guru sudah kreatif dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sehingga Model Pembinaan Program Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________ dapat meningkatkan kompetensi Guru dan pendapat Guru sangat bermanfaat terhadap pembinaan dalam program Penyelenggaraan Kegiatan Gemar Membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan pada Sekolah Dasar binaan penulis.

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan Pengamatan

Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman menyeluruh tentang manfaat pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan sangat di perlukan. Dengan pemahaman yang baik, maka Model Pembinaan yang bersifat instruktif kepada para guru di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________ dapat mengoptimalkan pemahaman guru terhadap metode mengajar yang inovatif melalui pembinaan secara intensif.Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami konsep konsep dasar dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta pada akhirnya nanti mampu menyusun RPP yang efektif yang tepat guna bagi kebutuhan siswa terutama cakrawala pengetahuan yang luas yag tidak bersandar pada tekstual buku paket melainkan siswa akan mendapat pengetahuan lebih dari guru tersebut. Dalam kaitanya dengan pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan adalah pola usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan sesuatu yang akan atau disediakan untuk ditiru/diikuti untuk hasil latihan dalam pengawasan sehingga kegiatan melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 711)

Model Pembinaan pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan adalah pola perbuatan membina sesuatu yang disediakan untuk ditiru/diikuti dari hasil berlatih dengan pengawasan dalam kegiatan melakukan sesuatu sehingga tidak bergantung pada orang lain (kamus Pelajar SD, 2003 : 751)

Dengan demikian Model pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan dalam penelitian ini adalah pola usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk ditiru dari hasil latihan dalam pengawasan sehingga dalam melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain

.....adalah suatu wadah pembinaan profesional bagi para guru yang tergabung dalam organisasi gugus sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan (Anonim, 1997:37).

Bagi para guru SD yang anggotanya semua guru didalam gugus, yang bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan profesional bagi para guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di SD Anonim, 1996:14).

Secara operasional guru SD dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan jenjang kelas (misalnya kelompok guru kelas I dan seterusnya) dan berdasarkan mata pelajaran.

Selanjutnya dalam sistem gugus I dan II dan seterusnya, selain mendapatkan pembinaan secara langsung oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah juga dari para tutor dan guru pemandu mata pelajaran mekanisme pembinaan profesional guru secara terus menerus dan berkesinambungan.

Mengingat setiap guru kelas mempunyai permasalahan tentang mata pelajaran maupun metode mengajar menurut jenjang kelas masing-masing, maka materi tataran/latihan atau diskusi yang disiapkan oleh tutor dan guru pemandu, perlu ditanggapi dan dikaji secara aktif oleh guru kelas agar segala yang diperoleh lewat kegiatan ..... benar-benar aplikatif dan memenuhi kebutuhan perbaikan KBM/PBM di sekolah. Kesesuaian antara materi yang disajikan atau didiskusikan oleh peneliti yangberkolaborasi dengan guru kelas dengan pelaksanaan pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan, maka KBM/PBM di kelas akan menjadi hidup dan kondusif, serta dipantau oleh guru pemandu, kepala sekolah dan pengawas SD di masing-masing kecamatan dengan cara demikian guru pemandu, pengawas SD di Kecamatan ___________ dapat memperoleh masukan untuk melakukan perbaikan pada pertemuan pertemuan berikutnya.

Penulis sekaligus pengawas TK/SD di Kecamatan _______Kabupaten __________ Propinsi ___________ berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru dan siswa metode mengajar dan lain lain yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.

Dari paparan diatas menunjukkan bahwa Model pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan menunjukkan peningkatan kompetensi guru di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________. Dengan demikian pemahaman terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat ditingkatkan baik dalam teoritisnya maupun praktek.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Dari hasil peneliti yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Model pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan sebagai upaya peningkatan kompetensi kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________2. Diperoleh suatu pengalaman baru dalam penyelenggaraan program penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru guru di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________, dengan menerapkan Model pembinaan program penyelenggaraan gemar membaca buku-buku referensi kependidikan di perpustakaan , dimana ada efektifitas dan kemudahan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.3. Dari siklus I hingga siklus II dapat diperoleh suatu benang merah bahawa telah terjadi peningkatan kinerja guru yang signifikan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri ______ Kecamatan __________ Kabupaten _________ Propinsi ________. B. Saran-saran

1. Mengingat ada pengaruh yang nyata antara gemar membaca dengan motivasi kinerja mengajar, untuk itu para Kepala Sekolah harus memberikan motivasi agar guru mempunyai minat untuk membaca khususnya untuk bidang studi yang hendak mereka ajarkan di kelas.

2. Mengingat pentingnya kegiatan ini, maka harus semakin diefektifkan peranan dan manfaat perpsutakaan sebagai mediasi bank ilmu baik bagi guru maupun siswa terutama buku-buku bacaan non paket yang wajib diperbanyak baik kuantiatas maupun kualitas materi isinya DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudiyono, 2003. Statistik. Jakarta : Grafindo Pustaka.

Arikunto, Suharsimi, (1993), Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bahar, Ahmad dan Sholeh, Zuhri, (2006). Penuntun Praktis Cara Belajar Mengajar Yang Efisien. Jakarta : CV Karya Utama.

Departemen Pendidikan Nasional , 2003, Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Garis-Garis Besar Haluan Negara, (1978). Ketetapan MPR RI. Surabaya : Bina Siswa.

Hadari Nawawi, ( 2005). Metodologi Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hadi, Sutrisno, (1984). Metodologi Research. Yogyakarta : UGM Press.

Hadi, Sutrisno, (1988). Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset.

Nasution dan Thomas. 2004. Azas-azas Kurikulum SD Tahun 2004. Jakarta : Depdiknas Nasir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pamuntjak, Syahrial, (1976). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Balai Pustaka.

Poerwodarminto, W.J.S. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Nana Sudjana, (1986). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

R. Widodo, 1989. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan, Jakarta : Depdiknas Press.

Sudjana, Nana, (1991). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertai. Bandung : Sinar Baru.

Surachmad, W. (1978) Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Suryabrata, Sumadi, 1978. Metode Penelitian Jakarta : Rajawali Pers.

Lampiran I Tabel I : Analisis hasil observasi Siklus I

NOGuru Sebagai Responden SKOR ASPEK YANG DIOBSERVASIJML SKORKET.

12345

1A 402006KA

2B402006KA

3C402006KA

4D402006KA

5E402006KA

6F402006KA

7G312006KA

8H204006KA

Tabel II : Analisis hasil observasi Siklus IINO Guru Sebagai RespondenSKOR ASPEK YANG DIOBSERVASIJUMLAH SKORKET.

12345

1A4422214A

2B4444319SA

3C4422214A

4D4422214A

5E4422214A

6F4422214A

7G4422214A

8H4422214A

Lampiran IITabel : Lokasi dan Waktu Penelitian TindakanNo Waktu Tempat Kegiatan Kegiatan

1 ________________ Pelaksanaan Siklus I

2________________ Pelaksanaan Siklus II

3________ UPT Disdik Kec. ________ Kab. ________ Penyusunan Laporan Hasil PTS

Lampiran III

DAFTAR ABSENSI KEHADIRAN GURU SELAMA PTS

NoNAMA GURUTTDKET

11

22

33

44

55

66

77

88

Lampiran IVDATA DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

DI SDN ________ KEC. ________ KAB. ________Lampiran V

TABEL : FORM KEGIATAN

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Aspek Kegiatan PTS : __________________________

Tanggal Kegiatan : __________________________

Tempat Kegiatan : __________________________

NoNama SP Uraian Kegiatan TTD

11

22

33

44

55

66

77

88

__________, _______________

P e n e l i t i

Lampiran IX

Sampel Draf : Surat permohonan Ijin Tempat

Penelitian Tindakan Kepada

Kepala Sekolah di SD Binaan

Kepada YTH. Bapak / Ibu Kepala Sekolah _____________

Di

T e m p a t

Dengan Hormat,

Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan ________Kabupaten ________ memohon Ijin kepada Sdr. Kepala Sekolah : _______ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah.

Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini

Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin peneyelenggaran kegiatan tersebut di Sekolah Dasar : __________

Demikian Surat permohonan ijin ini, saya buat dan terima kasih atas kerjasamanya.

_______, _________

Hormat Saya,

P e n e l i t i

Lampiran X

Sampel Draf : Surat Permohonan Ijin Penyelenggaraan

Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan

UPT Disdik Kec. ________Kab. ________ Kepada YTH. Bapak Ketua UPT Disdik Kec. ________

Di

T e m p a t

Dengan Hormat,

Dengan surat ini, saya selaku Pengawas TK/SD Di Kecamatan ________ Kabupaten ________ memohon Ijin kepada Bapak ; ______ selaku Ketua UPT Disdik Kec. ________ Kab. ________ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah di Lingkungan Kantor Cabang Dinas Kecamatan ________ Kab. ________

Adapun Jadwal Kegiatan PTS, saya lampirkan di bawah ini

Untuk itu, saya mohon sekiranya untuk memberikan idsin penyelenggaran Kegiatan tersebut.

Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas kerjasamanya.

______, _________

Hormat Saya,

P e n e l i t i