3-uang dan modal menurut islam
DESCRIPTION
BAB IIIUang dan Modal Menurut IslamTRANSCRIPT
-
18
BAB III
UANG DAN MODAL MENURUT ISLAM
A. Pendahuluan
Semula manusia memenuhi kebutuhannya dengan cara tukar menukar barang (barter),
namun semakin kompleks kebutuhan manusia semakin sulit melakuakan barter sehingga
mempersulit muamalah manusia. Untuk itu dibutuhkan alat tukar yang bisa diterima
semua pihak yang disebut uang.
Uang berfungsi sebagai media pertukaran dan satuan pengukur nilai untuk melaksanakan
sebuah transaksi. Jauh sebelum dunia barat menggunakan uang dalam setiap
transaksinya, dunia Islam telah menggunakan alat pertukaran dan pengukur nilai
tersebut, sebagaimana dinyatakan secara eksplisit dalam Al-Quranyang menyebutkan
emas dan perak dalam berbagai ayat. Para fukaha menafsirkan emas dan perak dengan
sebutan dinar dan dirham.
B. Makna uang menurut Islam
Sesuatu yang dapat diterima sebagai alat pembayaran barang dan jasa dalam suatu
sistem perekonomian.
Contoh:
Zaman kuno : batu, garam, kulit hewan, kulit kerang
Zaman Rasululloh saw: dinar (emas) dari Romawi, dirham (perak) dari Persia
Zaman sekarang: uang kertas
Semula uang berfungsi sebagai:
alat tukar
penyimpan nilai
pengukur nilai
Dengan menyebarluasnya sistem bunga, maka selain fungsi di atas, maka fungsi uang
bertambah menjadi fungsi komoditas.
Loanable Funds Theory
Dalam teori ini, bunga (interest) dianggap sebagai harga dari dana yang tersedia
untuk dipinjamkan (loanable fund) yang menjadi salah satu variabel yang
mempengaruhi tingkat penawaran (supply of) dan permintaan (demand for)dari
loanable tersebut.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan penyuplai loanable fund hanya bersedia
memberikan pinjaman apabila si peminjam mengembalikan uang yang dipinjamnya
lebih besar dari pokok pinjamannya. Selisih antara uang yang dibayarkan peminjam
dengan pokok pinjaman disebut bunga.
Dalam kondisi laba atau rugi peminjam harus mengembalikan pokok pinjamannya
beserta bunga, pemberi pinjaman sudah menjadikan uang sebagai komoditas.Islam tidak
menerima pandangan bahwa uang berfungsi sebagai suatu komoditas.
Menurut Syeikh Muhammad Taqi Usmani, pakar syariah keangan Islam, setidaknya
ada 3 faktor yang membedakan uang dan komoditas:
-
19
Uang Komoditas
1. hanya memiliki nilai tukar (value in exchange)
1. memiliki nilai tukar (value in exchange) dan nilai kegunaan/
pemakaian (value in use)
2. tidak memerlukan kualitas untuk menentukan nilainya.
2. Kualitas menentukan nilai
3. Tidak memerlukan spesifikasi ketika terjadi transaksi
3. memerlukan spesifikasi ketika terjadi transaksi
Selain ketiga perbedaan fungsi di atas, ada satu lagi perbedaan antara uang dan
komoditas, uang kertas (fiat money)tidak mempunyai nilai intrinksik (intrinsik value),
karena uang kertas menjadi alat tukar setelah disahkan oleh undang-undang, sedangkan
komoditas tidak demikian.
Kita perlu hati-hati terhadap pendapat hanya emas dan perak yang diakui sebagai alat
pembayaran dalam Islam, walaupun uang emas yang paling stabil nilainya. Kita tidak
bisa dengan serta merta mengatakan fiat money haram menurut Islam, ada banyak hal
yang perlu kita kaji lebih mendalam.
C. Uang Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
Jauh sebelum Adam Smith menulis buku The Wealth of Nation pada tahun 1766 di
Eropa, Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah mengkaji
fungsi uang dalam perekonomian, yang menyatakan bahwa uang berfungsi sebagai
media penukaran, namun uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri. Maksudnya
uang hanyalah alat untuk mempermudah pertukaran dan menetapkan nilai wajardari
pertukaran, dan bukan sebagai komoditi.
Uang bagaikan sebuah cermin, tidak berwarna tetapi bisa merefleksikan semua warna.
Merujuk pada Al-QuranAbu Hamid Al-Ghazaliberpendapat orang yang menimbun
uang tergolong penjahat, karena menarik uang sementara dari peredaran. Dalam teori
ekonomi moneter modern, penimbunan uang berarti memperlambat perputaran uang
sehingga menghambat terjadinya transaksi yang mengakibatkan terjadinya kelesuan
ekonomi.
Menurut Ibnu Khaldundalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah dijelaskan
bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara
tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca
pembayarannya yang positif.
Apabila negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, maka hal itu bukan refleksi
pesatnya pertumbuhan sektor produksi. Sektor produksi merupakan penggerak
pembangunan suatu negara karena :
Akan menyerap tenaga kerja
Meningkatkan pendapatan pekerja
Menimbulkan permintaan pasar terhadap produksi.
Menurut Ibnu Khaldun, jika nilai uang tidak diubah melalui kebijakan pemerintah
maka kenaikan atau penurunan harga barang semata-mata akan ditentukan oleh
kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand), sehingga setiap baran akan
memiliki harga keseimbangan.
-
20
D. Uang dalam Perspektif Fikih
Dalam AlQuran dan Al-Hadis emas(dinar) dan perak (dirham) telah disebutkan dalam
fungsinya sebagai:
Mata uang (QS 18:19)
Harta, dan
Lambang kekayaan yang disimpan (QS 9:34)
Rasulullah Muhammad saw menyebut kata dinar dan dirham dengan kata wariq, Ulama
menggunakan istilah untuk menyebut uang dengan kata naqd (nuqud), tsaman fals
(fulus), sikkah, dan umlah.
Tsaman berarti qimah yakni nilai sesuatu nilai pembayaran yang dijual sesuai dengan
bentuk apapun yang diterima penjual atas penjualan yang dilakukan. Dalam tataran fiqih
tsaman diartikan uang emas dan perak.
Sesuatu dipandang sebagai uang harus memenuhi dua kriteria, yaitu:
1. Substansi benda itu tidak dapat dimanfaatkan secara langsung
2. Dikeluarkan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk menerbitkan uang
E. Fungsi Uang dalam ekonomi Islam
Fungsi uang dapat dilihat dalam sudut pandang sistem ekonomi Islam maupun secara
sistem ekonomi konvensional sbb:
sistem ekonomi Islam sistem ekonomi konvensional
1. Medium of exchange (alat tukar) 1. Medium of exchange (alat tukar)
2. Unit of account (satuan hitung) 2. Unit of account (satuan hitung)
3. Store of value (alat penyimpan nilai)
Uang hanya merupakan alat tukar dan bukan sebagai komoditas. Uangharus berputar
dalam perekonomian (flow concept), semakin cepat perputaran uang dalam
perekonomian, semakin tinggi pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian.
F. Modal dalam Pandangan Islam
Modal (capital) secara fisik dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Fixed Capital
Benda-benda yang ketika manfaatnya dinikmati tidak berkurang eksistensi
substansinya.
2. Circulating Capital
Benda-benda yang ketika manfaatnya dinikmati akan hilang eksistensi substansinya.
Dalam Islam ijarah dapat dilakukan terhadapbenda-benda yang dapat dinikmati secara
terpisah atau sekaligus, uang tidak termasuk dalam pengertian ini.
-
21
G. Nilai Uang
Metode untuk mengukur Nilai Uang:
1. Indeks biaya hidup
Didasarkan pada harga beberapa barang kebutuhan hidup, di Indonesia dikaitkan
dengan harga 9 bahan pokok (sembako)
2. Indeks perdagangan barang-barang besar
Didasarkan pada harga barang-barang yang dipakai oleh perusahaan yang
menghasilkan barang lain.
3. GNP Deflator
Dihitung dengan cara:
GNP Nominal
GNP Riil pada harga konstan
H. Sejarah Penggunaan Uang
Uang mulai dibutuhkan manusia sebagai alat pertukaran ketika manusia tidak mampu
lagi mencukupi kebutuhan dalam kelompoknya, dan mulai berinteraksi dengan
kelompok lain dengan melakukan tukar menukar barang (barter). Perkembangan
selanjutnya barter dirasakan tidak efektif karena kebutuhan kelompok/individu yang
semakin berkembang.
Masyarakat mulai menggunakan benda-benda seperti logam berharga sebagai alat
pertukaran. Logam yang digunakan sebagai alat pembayaran umumnya mempunyai sifat
tahan lama, tidak mudah rusak, dan mudah dibawa ke mana-mana. Logam yang biasa
digunakan antara lain emas, perak, perunggu, tembaga yang mudah diperoleh.
Penggunaan uang logam dirasakan menjadi tidak praktis untuk transaksi dalam jumlah
yang sangat besar. Untuk itu institusi pemerintah dan swasta berusaha menyimpan
sertifikat berharga yang mewakili logam tersebut. Pengeluaran sertifikat dijamin dengan
penyimpanan logam mulia.
Penggunaan uang kertas sebagai pengganti uang logam dimulai awal abad ke-9 di China,
selanjutnya dunia Barat mulai mencetak uang dimulai abad ke-17, diikuti masyarakat di
belahan Timur.
Penjaminan uang kertas dengan logam mulia mengalami pasang surut, setelah perang
dunia pertama uang kertas yang beredar tidak lagi dijamin dengan logam mulia. Setelah
perang dunia kedua 44 negara sepakat untuk menjamin uang kertas dengan logam mulia
(emas) melalui kesepakatan Bretton Woods. Kesepakatan Bretton Woods pada tahun
1976 dibatalkan, sehingga peredaran uang kertas tidak dikaitkan lagi dengan emas.
Dewasa ini pemerintah di seluruh dunia menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang
disebut fiat money. Dengan tidak berlakunya standar emas, masyarakat dunia memasuki
era pengelolaan uang yang sepenuhnya tergantung pada kemampuan, kesadaran, dan
tanggung jawab setiap Negara untuk mengelola perekonomiannya.
Ulama ahli hukum Islam berbeda pendapat tentang penggunaan uang kertas,
diantaranya:
Uang kertas bukanlah alat tukar yang memiliki nilai yang sesungguhnya.
Disahkan oleh pemerintah dan sewaktu-waktu bisa dibatalkan.
-
22
Uang kertas hanyalah surat utang yang dikeluarkan oleh negara yang sewaktu-
waktu dapat ditagih kepada negara untuk membayar kepada pemegangnya
berupa emas.
Uang kertas sama nilainya dengan dinar dan dirham pada masa Nabi Saw dan
dapat diperlakukan saama dalam perdagangan dan dalam wajib zakat.(Yusuf
Qardawi)
I. Mekanisme Penciptaan Uang
Pelaku utama dalam penciptaan uang
Otoritas Moneter
Bank Umum
Masyarakat atau sektor swastadomestik
1. Penciptaan Uang Primer Oleh Otoritas Moneter
Sebelum dikenal konsep otoritas moneter, penciptaan uang dilakukan oleh kerajaan,
sejalan dengan perkembangan sistem ekonomi otoritas pencetakan uang/uang
kartal (uang kertas dan logam) dilakukan oleh Bank Sentral.
Bank Sentral mempunyai wewenang untuk mengeluarkan uang & mengedarkan
uang. Dalam praktik bank sentral juga menerima simpanan giro bank umum.
Uang kartal dan simpanan giro bank umum selanjutnya disebut uang primer atau
uang kuasi.
2. Penciptaan Uang Oleh bank Umum
Penciptaan uang giral dan uang kuasi secara umum dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
Substitusi : dengan menyetorkan uang kartal ke Bank Umum untuk dimasukkan
dalam simpanan giro, simpanan tabungan, atau sebagai deposito
Transformasi :Bank umum membeli surat-surat berharga kemudian
membukukan surat-surat berharga yang dibeli, ke dalam simpanan giro atas
nama yang bersangkutan atau membukukan ke dalam simpanan tabungan atau
deposito.
Pemberian kredit: memberikan kredit kepada nasabah dan membukukan ke
rekening giro atas nama debitur yang menerimakredit tersebut.
3. Hubungan uang primer dan uang beredar
Otoritas moneter telah mengenal:
(M0) = uang primer
(M1) = uang yang beredar dalam arti sempit
(M2) = uang yang beredar dalam arti luas
Uang primer atau M0 merupakan inti dari proses penciptaan uang beredar. Bank
sentral mempunyai kemampuan yang diharapkan dapat mengendalikan uang primer
yang berada di sisi pasiva Neraca Otoritas Moneter. Dalam prakteknya,
pengendalian ini juga dipengaruhi oleh antara lain:
Bank umum yang mempunyai peranan dalam penciptaan uang giral dan kuasi.
Perilaku masyarakat dalam membelanjakan uang.
-
23
J. Faktor yang mempengaruhi Uang Beredar
Faktor yang mempengaruhi Uang Beredar dikelompokkan menjadi:
1. Faktor yang mempengaruhi pelipat ganda uang
Adalah faktor-faktor yang mempengaruhi determinan uang primer itu sendiri,
antara lain biaya penggunaan uang giral, kenyamanan dan keamanan, suku bunga,
pendapatan masyarakat, layanan sektor perbankan, ketentuan otoritas moneter,
kebijakan bank dalam menjaga likuiditas jangka pendek.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan uang primer
Hal ini terkait dengan perubahan transaksi keuangan oleh masyarakat yang
tercermin pada pos-pos Neraca Otoritas Moneter.
K. Peranan Uang dalam Perekonomian
1. Uang dan Kegiatan Ekonomi
Sebagai sesuatu hal yang bersifat alami, karena semua kegiatan perekonomian
moderen (misal: produksi, konsumsi, investasi) terkait dengan penggunaan uang.
2. Uang dan Suku Bunga
Penyediaan uang di masyarakat (penawaran) dan kebutuhan uang dalam masyarakat
(permintaan) mempengaruhi tinggi rendahnya suku bunga. Apabila penawaran
lebih banyak dari permintaan maka suku bunga akan turun, demikian pula
sebaliknya.
3. Uang dan Kegiatan ekonomi sektor riil
Uang yang beredar di masyarakat akan berpengaruh terhadap sektor riil, baik
pengaruh langsung maupun tidak langsung, antara lain tinggi rendahnya suku bunga
akan mempengaruhi kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi di sektor riil pada
umumnhya.
4. Uang dan Harga
Apabila uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak (inflasi) maka harga
barang cenderung akan naik. Kondisi ini dapat berlangsung dalam jangka yang
lama.
Dalam teori struktural, fenomena inflasi jangka panjang disebabkan oleh kekakuan
(ketidakelastisan) struktur perekonomian di negara berkembang, terutama sektor
ekspor dan pemenuhan kebutuhan bahan pangan.Tekanan inflasi akan muncul jika
pertumbuhan ekspor sangat lamban dibandingkan sektor lain, atau pemenuhan
kebutuhan pangan sangat tidak memadai.