3. spektek leoning saluran jl. arifin achmad

Upload: sevsamra

Post on 06-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    1/26

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    I. SPESIFIKASI UMUM

    PASAL 1

    JENIS PEKERJAAN

    1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

    Pembangunan Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad (Lanjutan) Kec. Mapoyan Damai

    Sepanjang 264 M

    2. Untuk kelancaran pelaksanaan, pemborong harus menyediakan :

    a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang

    dilaksanakan.

    b. Alat-alat bantu seperti alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan

    dalam pelaksanaan.

    c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang

    akan dilaksanakan tepat pada waktunya.3. Pemborong harus melaksanakan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a. 

    Kebersihan dan ketertiban lokasi pekerjaan.

    b. 

    Peralatan kerja yang cukup dalam melaksanakan pekerjaan serta mobilisasi

    peralatan.

    c.  Pengadaan KM/WC yang memadai bagi pekerja dengan saluran-saluran air

    bersih dan kotor.

    4. 

    Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik barang-barang untuk

    Pemborong, Pengawas atau Pengelola Proyek.

    5.  Pemborong harus menyediakan biaya konsumsi untuk rapat-rapat/pertemuan

    dengan pemberi pekerjaan atau wakilnya.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 1 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    2/26

    PASAL 2

    STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

    Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat

    ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap Rekanan telah

    mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan

    tambahannya sampai saat ini yaitu :

    1. Perpres No. 70 Tahun 2012 berikut lampiran-lampirannya.

    3. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene

    Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.

    4. Peraturan Keselamatan Kerja Konstruksi (SNI 0231-1967-E).

    5. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03).

    6. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03).

    7. Peraturan Baja Tulangan Beton (SII 01236-84).

    8. Peraturan Kawat Pengikat Beton (SNI 0040-87-A).

    9. 

    Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F).

    10.  Peraturan Pipa PVC Untuk Air Kotor (SNI 0162-1987-A).

    11. 

    Peraturan Sambungan Pipa PVC Untuk Air Kotor (SNI 0178-1987-A).12.

     

    Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).

    13.  Peraturan Bata Merah (SII 0021-78).

    14.  Peraturan Cat Emulsi (SNI 1253-1989-A).

    15.  Peraturan Plamur Tembok (SII 0548-81).

    16.  Peraturan Tata Cara Pengecatan Tembok (SKSNI T-10-1999-F).

    17.  Peraturan : a. Batu Alam Untuk Bahan Bangunan

    b. Kerikil

    c. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 2 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    3/26

    PASAL 3

    PEMAKAIAN UKURAN

    1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menetapi semua ketentuan yang

    tercantum dalam RKS dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.

    2. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun

    bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang

    ditemukannya didalam RKS dan gambar kerja maupun dalam pelaksanaan.

    Pemborong baru diizinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakan

    setelah ada persetujuan tertulis dari pengawas.

    3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapunmenjadi tanggung jawab Pemborong, oleh karena itu Pemborong diwajibkan

    mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan

    dokumen yang ada.

    PASAL 4

    INFORMASI SITE

    1. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus benar-benar memahami

    kondisi/keadaaan site atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi

    pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.

    2. Pemborong harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi

    tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasional

    selama pekerjaan sampai selesai.

    3. Pemborong harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS, dan

    agenda-agenda dalam Dokumen Lelang guna menyesuaikan dengan kondisi

    lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 3 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    4/26

    PASAL 5

    PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

    1. Air (Bagian A SKSNI S 04-1989-F, 41).

    a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-

    garam, bahan organik atau lainnya yang dapat merusak beton.

    b. 

    Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan

    SNI1971-1990-F.

    2. Tanah Timbun (Tanah Urug).

    Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan ini harus bersih dari tanah

    humus maupun akar-akar kayu serta rumput bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organis.

    3. Pasir / Agregat halus (Bagian A, SKSNI S-04-1989-F 6.1).

    a. Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami

    batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.

    b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat

    halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-

    pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

    c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan

    terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian

    yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,

    maka agregat halus harus dicuci.

    d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton

    kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan bahan-bahan

    yang diakui.

    4. Kerikil / Agregat kasar (Bagian A, SKSNI S-04-1989-F)

    a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil yang disentegrasi

    alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari

    pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah

    agregat besar butir lebih 5 mm.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 4 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    5/26

    b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.

    Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila

     jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat

    seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak

    pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan

    hujan.

    c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan

    terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian

    yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1

    %, maka agregat kasar harus dicuci.

    d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

    seperti zat-zat yang reaktif alkali.

    e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak

    terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat

    atau tigaperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau

    berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila

    menurut penilaian pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah

    sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.

    5. Bata

    a. Bata yang digunakan harus bata yang mempunyai syarat mutu seperti yang

    ditentukan dalam SII 0021-78.

    b. Bata yang digunakan harus yang sempurna keringnya

    c. Bata yang digunakan harus mempunyai ukuran yang memenuhi persyaratan

    yang tercantum dalam PUBI-1980.

    6. S e m e n (Bagian A SKSNI S-04-1989-F).

    a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan

    volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada kantongnya. Pada

    semennya tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 5 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    6/26

    b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang

    memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam

    SII.0013-81.

    c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi

    atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.

    7. Baja Tulangan (SNI 2008).

    a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas

    dari kotoran-kotoran, lemak, kulit gilingan, karat lepas dan bahan-bahan lain

    yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.

    b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang

    ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.

    c.  Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter besi dimasukkan tidak

    sesuai dengan diameter besi yang akan dipakai, maka pemakaiannya harus

    dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan pengawas.

    d. 

    Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan yang

    berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.

    8. K a y u (SKSNI S-05-1990-F).

    a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang

    tercantum dalam Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.

    b. 

    Kayu yang digunakan harus kayu yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat-

    cacat seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir dan cacat lainnya, tidak boleh

    menggunakan hati kayu.

    9.  Cat dan sejenisnya ( SNI 1253 – 1989 – A )

    a.  Cat dan sejenisnya adalah yang berkualitas baik, yang memenuhi persyaratan.

    b.  Cat dan sejenisnya digunakan adalah hasil dari satu pabrik yang sama dan

    produksi dalam negeri.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 6 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    7/26

    10.  Bahan-bahan lain.

    a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini

    akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu

    pelaksanaan pekerjaan.

    b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukan terlebih

    dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin

    pemakaiannya.

    c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjukan pada pengawas atau

    ditolak oleh pengawas tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus dibawa keluar

    lokasi segera mungkin.

    d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus

    dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung

     jawab pemborong.

    e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dipasaran dengan

    ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya/tertundanya pelaksanaan

    pekerjaan.

    PASAL 6

    PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN

    1. S e m e n.

    a. Semen harus ditempatkan/disimpan dalam gudang tertutup, ditempat yang

    kering tidak menjadi lembab tidak mudah rusak dan tidak mudah tercampur

    dengan bahan-bahan lain.

    b. Semen yang sudah tersimpan lama digunakan mutunya, akan berkurang maka

    sebelum dipakai harus diperiksakan dahulu ke pengawas.

    2. Agregat.

    Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya dilakukan terpisah. Jika

    tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya

    harus didasari alas plastik/papan.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 7 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    8/26

    3. Bata

    a. Bata harus ditumpuk diatas tanah rata dengan tumpukan yang rapi sehingga

    tidak mudah pecah.

    b. Bata tidak boleh dibebani oleh barang-barang berat, sebaiknya diberi penutup

    untuk melindungi dari hujan.

    4. Baja Tulangan.

    Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi diberi

    alas/ ganjal berupa balok-balok. Penimbunan ditempat terbuka dalam waktu lama

    harus dihindarkan.

    5. Bahan-bahan lain.

    Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan

    cuaca sebaiknya ditempatkan di gudang penyimpanan.

    PASAL 7

    PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

    1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini

    dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu bahan dan barang yang digunakan.

    2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus

    disetujui oleh Perencana/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta

    gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh

    pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.

    3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera

    disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus

    dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan

    pekerjaan.

    4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk

    dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak

    sesuai kwalitas maupun sifatnya.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 8 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    9/26

    PASAL 8

    PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

    1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka

    Pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada Perencana/Pengawas dan

    Pemborong harus mentaati keputusan tersebut.

    2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang

    berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran

    dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil

    dari pekerjaan yang sudah selesai.

    3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada gambar kerja, RKS, atau dokumen yangberlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan berarti untuk

    menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya.

    Jika terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai

    bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi.

    PASAL 9

    GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

    1. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar kerja, atau diperlukan

    gambar tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan Pemborong

    melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka

    Pemborong harus membuat gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga) gambar

    tersebut atas biaya Pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat

    persetujuan dari Pengawas.

    2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi

    Tugas, dengan mengikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan dari Perencana.

    3. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum

    dilaksanakan.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 9 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    10/26

    PASAL 10

    GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS

    (AS BUILT DRAWING)

    1. Semula yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,

    perubahan atas perintah Direksi, maka Pemborong harus membuat gambar-

    gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas

    memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.

    2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya yang

    biaya pembuatannya ditanggung oleh Pemborong.

    PASAL 11

    PERSIAPAN PEKERJAAN

    1. 

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mempersiapkan jalur jalan ke

    lokasi proyek untuk mempermudah pemasukan bahan ke lokasi pekerjaan.

    2.  Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang ditentukan

    oleh pengawas harus dibersihkan dari semak-semak dan pohon-pohon yang akan

    mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

    3. 

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka pemborong harus terlebih dahulu

    merundingkannya dengan pengawas mengenai pembagian halaman kerja untuk

    tempat mendirikan kantor, gudang dan los kerja, tempat penimbunan bahan-

    bahan dan lain sebagainya.

    4.  Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dilokasi, maka pemborong dengan biaya

    sendiri harus menyediakan kantor dengan perlengkapannya gudang tempat

    penyimpanan bahan-bahan dan alat-alat pekerjaan serta los kerja tempat

    mengerjakan bahan-bahan.

    5.  Kantor, Gudang dan los kerja baru dapat dibongkar setelah pekerjaan selesai 100%

    dan pembongkarannya mendapat persetujuan dari pengawas.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 10 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    11/26

    PASAL 12

    PEMASANGAN BOUWPLANK

    1.  Pengukuran.

    a. 

    Letak pondasi dan kedudukan disesuaikan dengan gambar rencana,

    pemasangan papan bouwplank harus benar-benar kuat, waterpass dan siku.

    b. 

    Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan dari bahan

    beton berukuran 10 x 10 cm (permanen).

    c. 

    Ukuran-ukuran ketinggian leoning dari titik ± 0,00 ditentukan dalam gambar.

    d.  Pengukuran dilakukan mempergunakan alat Theodolit apabila lokasi pekerjaan

    telah bersih.2.

     

    Bouwplank.

    a. 

    Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dipakukan pada

    patok-patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.

    b.  Bagian atas dari papan bouwplank harus waterpass (horizontal dan siku).

    c.  Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari as (bagian

    tengah) leoning.

    PASAL 13

    IZIN –IZIN

    1.  Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin–

    izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan antara

    lain:

    -  Izin penebangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin

    pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan

    serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah

    setempat.

    2. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Provinsi.

    3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam

    ayat 1 diatas menjadi tanggung jawab pemborong.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 11 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    12/26

    PASAL 14

    DOKUMENTASI

    1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta

    pengirimannya ke Pemberi Tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

    2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : foto-foto proyek,

    berwarna minimal ukuran postcard, pelaksaan pengambilan foto dimaksud yaitu

    dimulai dari pekerjaan 0 % dan selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap

    pekerjaan, sistem pengambilan foto tersebut untuk satu sasaran diambil dari dua

    sisi.

    PASAL 15

    SITUASI DAN PEMBACAAN GAMBAR

    1. 

    Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap leoning terlebih dahulu Kontraktor

    mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur (waterpass,

    Theodolith) guna untuk mengecek kembali pengukuran yang dilaksanakan oleh

    Konsultan Perencana.

    2. Apabila terdapat perbedaan pengukuran terdahulu, maka Kontraktor

    memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan sebelum melaksanakan

    pekerjaan konstruksi.

    3. Sebelum pekerjaa dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan baik

    mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah, dan sebagainya.

    4. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar detail

    sehingga waktu meletakkan tapak pondasi tidak ada terdapat kesalahan antara

    gambar rencana dengan situasi site.

    5. Biaya pengukuran ulang ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor. 

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 12 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    13/26

    PASAL 16

    PEKERJAAN CAMPURAN

    1. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut "Adukan" atau "Mortar"

    merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan

    ukuran isi, seperti sebagai berikut:

    a. Adukan 1 : 2 untuk adukan kedap air.

    - Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.

    b. Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton.

    - Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir.

    c. Adukan 1 : 4 untuk adukan biasa.- 

    Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir.

    2. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut "Beton" jumlah

    semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu B0, B1 dan K-125

    ditentukan dengan ukuran isi. Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap

    campuran untuk beton mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan

    ukuran berat atau direncanakan, sebagai berikut :

    a. Untuk beton mutu B0 dengan beton 1 : 3 : 5.

    - Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil.

    b. Untuk beton mutu K-175 dengan beton 1 : 2 : 3.

    - Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 Zak pasir : 3 Zak kerikil.

    d.  Untuk beton mutu diatas K-175 dan mutu yang lebih tinggi dari beton 1 : 2 : 3

    dipakai perbandingan ukuran berat (Petunjuk Labor).

    3. Pengadukan mutu adukan dan beton mutu B0 sedapat mungkin diaduk dengan

    menggunakan mesin pengaduk (molen), sedangkan untuk beton mutu K-175

    hingga mutu yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.

    4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan

    dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar dan

    kerugian yang diakibatkannya sepenuhnya menjadi resiko pemborong.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 13 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    14/26

    PASAL 17

    PEKERJAAN BETON

    1. Lingkup Pekerjaan

    a. 

    Pengadaan dan penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton bertulang

    dan beton tidak bertulang.

    b. 

    Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton seperti

    mesin pengaduk beton (molen) dan mesin penggetar (vibrator).

    c. 

    Melaksakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak bertulang

    harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan

    yang tercantum dalam Standarisasi SNI-T-15-1991-03.2. Bahan-bahan pembuatan beton.

    a. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang

    memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum

    dalam Peraturan Beton bertulang Indonesia (PBI-1971).

    b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir yang

    keras dan tajam, kadar lumpur maksimum 5 % dan tidak boleh terlalu banyak

    mengandung bahan-bahan organis dan mempunyai butir yang beraneka ragam

    besarnya antara 1 mm sampai 4 mm.

    c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir-butir yang keras

    dan tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1 % apabila kadar lumpur

    melampaui kadar maksimum maka kerikil beton harus dicuci, berukuran antara

    1 cm sampai 3 cm. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak

    beton seperti zat-zat reaktif alkali.

    e. 

    Batang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak, kulit

    giling, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat beton.

    f.  Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan

    kotoran-kotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus mendapat

    izin dari pengawas lapangan.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 14 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    15/26

    3. Kelas dan mutu beton.

    a. Beton Klas 1 mutu B0.

    - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non konstruksi.

    - Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus.

    - Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan.

    - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.

    b. Beton Klas 2 Mutu B1 :

    - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil

    - Pelaksanannya memerlukan keahlian yang cukup.

    - Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan.

    -  Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.

    4. Campuran beton.

    a. Untuk beton mutu B0 dipakai campuran yang biasa dipakai untuk pekerjaan-

    pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dalam perbandingan isi.

    b. Untuk beton mutu B1 dan K-175 dipakai campuran nominal semen, pasir dan

    kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3

    c. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang dari 2,5 %.

    5. Kekentalan adukan beton.

    a. Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara transport, cara

    pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulangan.

    Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus

    memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan SNI T-15-1990-03.

    b.  Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer, maka

    campuran beton harus memperhatikan nilai-nilai slump yang tercantum dalam

    SNI 1972 – 1990 - F.

    6. Cetakan dan acuan.

    a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi

    kebocoran-kebocoran yang dituangkan kedalam cetakan.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 15 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    16/26

    b. Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin

    kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.

    c. 

    Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap air

    dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkaran cetakan

    tidak terjadi kerusakan pada beton.

    d.  Pada pelaksanaan beton Klas 3, air beton tidak boleh benar-benar terserap oleh

    cetakan, oleh sebab itu cetakan harus dilapisi dengan plastik atau bahan sejenis.

    7. Pemasangan Tulangan.

    a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama

    pengecoran tidak berubah tempatnya. Kawat ikat yang dipakai mutu SNI 0040-

    87- A.

    b.  Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan

    penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan mutu

    yang akan dicor.

    8. 

    Pekerjaan papan mal/bekisting

    a.  Bekisting harus menggunakan papan plywood  tebal 9 mm  yang berkualitas

    baik sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana kerja.

    b.  Pemasangan papan mal/bekisting harus benar-benar kuat dan rapi sewaktu

    melakukan pekerjaan posisi serta skor-skor bekisting harus tetap dalam kondisi

    kuat.

    c. 

    Sewaktu pemasangan papan mal/bekisting harus menggunakan benang/tali

    sebagai pedoman agar pemasangan benar-benar lurus dan rapi.

    9. Pengadukan beton.

    a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton Klas 1 mutu B0 harus

    dilakukan dengan mesin pengaduk.

    b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus selalu

    diawasi.

    c.  Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal

    seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air pencampur, sudah

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 16 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    17/26

    mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan

    ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaannya.

    10. Pengecoran dan pemadatan SNI T-15-1990-03.

    a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil, adukan

    beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan dapat dilakukan

    dengan menumbuk-numbuk atau dengan memukul-mukul cetakan atau

    dengan menggunakan alat pemadat mekanis/ penggetar.

    b. 

    Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat mekanis/penggetar/vibrator

    harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton

    Bertulang Indonesia (PBI-1971).

    11. Penutup Beton.

    Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai dengan

    penggunaannya adalah sebagai berikut :

    a. Untuk kolom dan balok adalah 2,5 cm.

    b. 

    Untuk pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan

    tanah adalah 3 cm.

    12. Perawatan beton.

    Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama

    dua minggu beton harus disiram terus menerus.

    13. Pembongkaran cetakan beton.

    a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup

    untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja padanya.

    b.  Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan akan

    bekerja beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan terjadi

    keadaan yang lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan, maka

    cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

    14. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan beton.

    Pekerjaan beton untuk pondasi menerus, counterfort, dinding dan balok

    penutup.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 17 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    18/26

    - Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail pondasi,

    conterfort dan dinding.

    Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar detail

    pondasi, counterfort dan dinding.

    PASAL 18

    PEKERJAAN PENGECATAN

    1. Pelaksanaan Pengecatan

    a. Pengecatan Tembok

    - Penggunaan Plamir :

    Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna, kurang lebih

    dari satu bulan setelah plesteran. Bila terjadi pengkristalan sapulah

    permukaan dengan kain kering, kemudian diulangi dengan kain basah dan

    biarkan selama dua hari, jika pengkristalan masih terjadi diulangi lagi seperti

    semula sampai tidak terjadi lagi pengkristalan. Bersihkan permukaan dinding

    tembok dari debu, kotoran, dan bekas percikan plesteran. Bagian-bagian

    didinding yang reka dan kurang rat diperbaiki dengan plamir dan biarkan

    mengering. Setelah plamir mengering, kemudian diratakan dengan

    menggunakan amplas.

    - Persiapan Bahan

    Cat dasar untuk tembok diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer

    (terpentin) secukupnya. Cat minyak yang akan digunakan diaduk sampai rata,

    bila perlu ditambah pengencer (terpentin) secukupnya.

    -  Pengecatan :

    Permukaan tembok dicat dengan cat yang akan digunakan, untuk pertama

    kali dipakai cat yang diencerkan. Setelah mengering dicat dengan lapisan

    yang ketiga, sehingga diperoleh hasil akhir yang benar-benar rata.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 18 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    19/26

    II. SPESIFIKASI KHUSUS

    PASAL 1

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    1.  Pekerjaan Pembersihan.

    Pembersihan lokasi yang dilaksanakan sesuai dengan ukuran areal yang

    ditetapkan di dalam gambar, semua berkas-berkas pembuangan/ sampah-

    sampah dibebaskan dari lokasi yang telah ditetapkan. Sebelum pekerjaan

    utama dimulai dilakukan pembersihan lokasi. Lokasi pekerjaan harus

    dibersihkan dari kotoran, gangguan – gangguan yang dapat menghambat

    kelancaran pekerjaan utama seperti akar pohon, sampah, puing-puing

    bangunan dan sebagainya. Selanjutnya dibuang keluar dari areal pekerjaan

    sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan. pembuangan tanah humus,

    tunggul,dan akar sampai kedalaman yang disyaratkan. Lubang yang tertinggal

    setelah penggalian, pencabutan tunggul, akar dan sebagainya, harus diurug

    kembali dengan bahan–bahan yang sesuai dan dipadatkan sesuai dengan

    kebutuhan.

    2. Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank.

    a. Pemasangan Bowplank (pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh pihak

    owner, Perencana, Pengawas, Pelaksana dan dibuatkan berita acara

    pematokan.

    b. Pematokan sedapat mungkin menggunakan alat ukur Theodolth / Waterpass

    untuk menentukan peil lantai Counterfort (± 0,00)

    c. Peil ± 0,00 harus dibuatkan dari patok beton bertulang ukuran 10 x 10 cm

    yang ditanam dan dicor sedalam 75 cm dari permukaan tanah asli.

    d. Pemasangan Bowplank dilakukan pada jarak 1,5 M dari as rencana galian

    pondasi.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 19 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    20/26

    3. Pekerjaan Pasang Papan Nama Kegiatan

    a.  Papan nama kegiatan dipasang ditempat yang ditentukan oleh pengawas

    lapangan.

    b. 

    Papan nama kegiatan dipasang pada dua buah tiang ukuran 5/7 cm yang

    ditanam kuat ke dalam tanah. Papan nama kegiatan dibuat dari kayu

    meranti, dicat rapi dan berisikan data-data kegiatan yaitu : Nama Pekerjaan,

    Dinas pemilik pekerjaan, Nilai Kontrak, Jangka Waktu Pelaksanaan, Nama

    Kontraktor pelaksana dan Nama Konsultan pengawas.

    4. Pekerjaan Kistdam

    a. Pekerjaan Kistdam adalah membuat bendungan dengan membendung

    timbunan tanah dengan lebar 50 cm agar pekerja dan tukang yang

    mengerjakan saluran dapat bergerak secara leluasa serta pelaksanaan

    pekerjaan dalam keadaan kering dapat tercapai dengan baik. 

    b. Bendungan tanah tersebut dibuat dengan menggunakan penurapan kayu

    dari papan dengan tebal 20 cm. 

    c. Jarak antara Kistdam kedinding leoning minimal 50 cm.

    d.  Kistdam tersebut harus dibongkar kembali setelah konstruksi utama selesai

    dikerjakan atau sudah cukup kuat. 

    5. Pekerjaan Bongkar Pasang Jembatan Kayu

    a. Jembatan kayu yang melintas diatas saluran yang akan dikerjakan harus

    dibongkar dan dipasang kembali.

    b. Pembongkaran dilakukan dengan cara manual

    c. Pemasangan jembatan kayu kembali dilakukan setelah pekerjaan balok

    penutup selesai dikerjakan dan bentuk serta posisinya seperti semula.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 20 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    21/26

    PASAL 2

    GALIAN TANAH

    Pekerjaan galian tanah dilakukan secara manual yang dilaksanakan setelah

    bouwplank selesai terpasang lengkap dengan penandaan sumbu. Ketinggian serta

    bentuk galian harus sesuai dengan gambar rencana dan telah diperiksa dan

    disetujui oleh Direksi dan Pengawas.

    Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh

    Konsultan Pengawas. Tanah antara papan patok ukur (bouwplank) dan galian harus

    bebas dari timbunan tanah.

    Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang disebabkan olehhujan atau rembesan air dengan jalan memompa atau menyalurkan ketempat lain

    sesuai petunjuk Pengawas. Bila diperlukan untuk mencegah kelongsoran maka

    dapat digunakan penyanggah pada galian.

    PASAL 3

    PEKERJAAN KAYU CEROCOK

    Pekerjaan pasang cerocok kayu ubar dilakukan setelah pekerjaan galian tanah

    untuk pondasi selesai/hampir selesai dikerjakan. Cerocok kayu yang digunakan

    adalah kayu kuat berkualitas baik (mahang/ubar), tidak lapuk, dipancang sampai

    kedalaman tanah keras. Cerocok kayu bulat berfungsi untuk penahan tanah dari

    longsor akibat galian tanah. Cerocok kayu yang digunakan diameter 12-15 cm.

    PASAL 4

    PEKERJAAN PONDASI

    1.  Sebelum dimulai pekerjaan pondasi semua ketepatan ukuran pondasi harus

    terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

    2. 

    Melakukan galian tanah untuk pondasi sesuai spesifikasi teknis yang telah

    ditentukan.

    3. 

    Dasar galian pondasi diberi lapisan pasir setebal 5 cm padat, pemadatan pasir

    tidak boleh disiram dengan air.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 21 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    22/26

    4.  Diatas lapisan pasir diberi lantai kerja beton cor adukan 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil,

    setebal 5 cm untuk pondasi plat menerus.

    5. 

    Konstruksi yang digunakan untuk pondasi plat menerus yaitu beton bertulang

    dengan adukan 1 PC : 2 Psr : 3 Kr menggunakan besi tulangan pokok ∅ 12 mm

    dengan jumlah 10 batang dan tulangan bagi ∅  12 mm dengan jarak antar

    tulangan 20 cm.

    PASAL 5

    PEKERJAAN STRUKTUR

    Pekerjaan struktur yang dimaksud adalah pekerjaan beton bertulang, dilakukan

    untuk seluruh bagian pekerjaan mulai counterfort, dinding, dan balok penutup

    dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan gambar rencana.

    Adapun konstruksi pekerjaan struktur tersebut adalah :

    a . Counterfort

    Konstruksi yang digunakan untuk counterfort adalah beton bertulang dengan

    adukan 1PC : 2 Psr : 3 Kr menggunakan besi tulangan pokok ∅ 12 mm dengan

     jumlah 10 batang dan tulangan sengkang ∅  10 mm jarak 20 cm. Tebal

    counterfort 20 cm.

    b. Dinding

    Konstruksi yang digunakan untuk dinding leoning adalah beton bertulang

    dengan adukan 1PC : 2 Psr : 3 Kr. Tebal plat dinding 10 cm, dengan susunan

    penulangan sesuai dengan gambar renana. Diameter tulangan yang digunakan

    baik vertikal maupun horizontal adalah ∅ 10 mm dengan jarak antar tulangan

    20 cm. Pada daerah genangan air dan saluran yang menuju ke arah leoning

    yang dikerjakan, maka dibuat lobang dengan ukuran 40 x 60 cm pada dinding

    leoning tersebut.

    c. Balok Penutup

    Dimensi balok penutup yang digunakan adalah 20/25 Cm dengan konstruksi

    beton bertulang 1 PC : 2 Psr : 3 Kr menggunakan besi ∅ 10 mm dengan jumlah

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 22 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    23/26

    4 batang . Untuk tulangan sengkang memakai besi ∅ 8 mm dengan jarak 15

    cm, susunan dari tulangan pokok dan sengkang harus sesuai dengan gambar

    rencana kerja.

    PASAL 6 

    PEKERJAAN PIPA REMBESAN

    Pemasangan pipa rembes PVC diameter 2’’ dilakukan pada saat pengecoran

    dinding dilaksanakan, pekerjaan ini berfungsi sebagai rembesan air dari belakang

    dinding kedalam saluran dengan jumlah 5 bh setiap segmen dinding betonbertulang.

    PASAL 7

    PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

    1. Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran, sampah,

    dan bahan organis lainnya. Apabila pemborong akan mempergunakan tanah

    bekas galian maka harus ada persetujuan Direksi sebelumnya.

    2. Garis permukaan timbunan yang ditujukan dalam gambar rencana adalah

    garis permukaan timbunan dalam keadaan padat.

    Pemadatan Timbunan Tanah

    1. Timbunan tanah yang menuntut derajat kepadatan tertentu harus

    dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi.

    2. Bahan timbunan harus dihamparkan merata lapis demi lapis setebal tidak

    lebih dari 30 Cm. Kadar air harus tetap dijaga agar pemadatan berlangsung

    optimal.

    3. Penghamparan lapisan baru boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan

    Direksi dan Konsultan Pengawas.

    4. Direksi dan Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa dan menguji

    derajat kepadatan timbunan tanah setiap timbunan lapisan.

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 23 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    24/26

    5. Pemborong harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap

    penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan.

    6. Pemborong wajib meratakan semua permukaan timbunan, sehingga

    menpunyai bentuk akhir sama seperti gambar rencana.

    Timbunan Kembali

    1. Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah

    ditempat-tempat bekas galian disekitar leoning yang baru selesai dibuat atau

    menutup bekas galian.

    2. Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar kerusakan

    terhadap leoning dapat dihindarkan.

    PASAL 8

    PEKERJAAN BATU ALAM DAN AFWEERKING

    Pekerjaan pemasangan batu alam menggunakan batu teplek Purwakarta  dengan

    menggunakan adukan plesteran 1 : 4 dengan pola atau bentuk sesuai gambar

    rencana dan pada bagian tertentu diberi profil afwerking campuran 1 : 3 sesuai

    gambar rencana.

    PASAL 9

    PEKERJAAN LAIN-LAIN

    1.  Pemborong wajib menyediakan gudang atau bangsal kerja meskipun tidak

    ditawar dalam kuantitas dan harga.

    2.  Pemborong wajib membuat laporan pekerjaan yang dilaporkan baik kegiatan fisik

    maupun keadaan cuaca. Laporan ini dibuat secara bertingkat, dari laporan harian,

    mingguan dan bulanan, dimana laporan tersebut memuat hal-hal sebagai berikut :

    a. Laporan harian, dalam laporan harian ini melaporkan segala kejadian maupun

    kegiatan fisik yang dilaksanakan diantaranya :

    • 

    Keadaan cuaca hari ini

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 24 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    25/26

    •  Jumlah dan jenis pemasukan bahan

    •  Jumlah dan jenis pemakaian bahan

    •  Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan

    • 

    Jumlah dan jenis kegiatan yang dilaksanakan

    •  Hasil pekerjaan yang diperoleh/yang telah dikerjakan

    •  Jumlah personil dan tenaga kerja yang ada dilokasi pekerjaan

    •  Dan kegiatan/kejadian lainnya yang terkait dengan pekerjaan.

    Laporan ini ditanda tangani oleh pelaksana pekerjaan dan diketahui oleh

    pengawas lapangan.

    b. Laporan mingguan, laporan mingguan ini merupakan rangkuman/ rekapitulasi

    dari hasil dari laporan harian, laporan mingguan ini ditanda tangani oleh

    pelaksana pekerjaan dan diperiksa oleh pengawas lapangan, sedangkan

    koordinator pengawas lapangan mengetahui laporan tersebut.

    c. Laporan bulanan, laporan bulanan ini merupakan rangkuman/ rekapitulasi

    dari laporan harian dan laporan mingguan dengan melampirkan laporan

    harian dan laporan mingguan.

    Laporan bulanan ini ditanda tangani oleh Direktur, diperiksa oleh Konsultan

    Pengawas dan Pengawas Lapangan serta disetujui oleh Pejabat Pelaksana

    Teknis Kegiatan (PPTK) dengan melampirkan laporan bulanan curah hujan

    yang berlangsung selama bulan tersebut.

    3. 

    Pemborong wajib membersihkan lokasi yang telah selesai dikerjakan dari segala

    macam bahan bekas pekerjaan dan kotoran lainnya.

    4. 

    Pemborong wajib memperbaiki segala kerusakan sebagai akibat dari pelaksanaan

    pekerjaan tersebut.

    5. 

    Pemborong harus menyiapkan photo-photo dokumentasi pelaksanaan pekerjaan:

    a. Sewaktu lokasi belum dilaksanakan pekerjaan (0%)

    b. Sewaktu sedang dikerjakan

    c. 

    Sewaktu pekerjaan selesai dilaksanakan (100%)

    SPESIFIKASI TEKNIS  Page 25 of 26

  • 8/17/2019 3. Spektek Leoning Saluran Jl. Arifin Achmad

    26/26

    6.  Pemborong wajib membuat “As Built Drawing dan Back Up Data” yang sesuai

    dengan pekerjaan yang telah dilaksankan.

    7. 

    Semua perubahan yang terjadi di lapangan sebagai akibat perubahan-perubahan

    atau hal-hal lain akan diatur dalam suatu addendum kontrak sebagai akibat dari

    pekerjaan tambah/kurang.

    PASAL 10

    SYARAT PENYERAHAN PERTAMA

    1. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk serah terima pertama antara lain :

    a. Seluruh bagian-bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan sudah lengkap sesuai

    dengan Daftar Kuantitas dan Harga, Spesifikasi, Gambar-gambar rencana dan

    memenuhi syarat-syarat teknis.

    b. Daftar Checklist kekurangan-kekurangan yang akan disempurnakan pada

    penyerahan kedua.

    2. Apabila persyaratan diatas telah dipenuhi, penyerahan pertama pekerjaan telah

    dapat dilakukan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.

    PASAL 11

    P E N U T U P

    Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, uraian pekerjaan dan

    bahan-bahan tidak dinyatakan kata demi kata, yang dibuat dan dilaksanakan/

    disediakan pemborong, dianggap sebagai dibuat dalam RKS ini dan bukan sebagai

    pekerjaan tambahan.

    Semua item pekerjaan yang tercantum dalam Bestek, Daftar Kuantitas dan Harga

    (DKH) serta Berita Acara Aanwijzing Pekerjaan adalah merupakan satu kesatuan

    pekerjaan yang ditawar dan wajib dilaksanakan dengan sempurna keseluruhannya

    oleh kontraktor pelaksana.