spektek reo sbs.doc
TRANSCRIPT
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN
DULIONONG
PELABUHAN DULIONONG, KABUPATEN ALOR - NTT
TAHUN ANGGARAN 2012
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Melakukan pengaturan daerah operasi untuk penyimpanan
bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan
pengadukan beton, kantor sementara dan lain-lain.
2. Memilih areal yang sudah disetujui oleh direksi serta menjaga
kebersihan dan keteraturan daerah operasi selama pelaksanaan
pembangunan.
3. Melakukan pengaturan untuk air bersih, tenaga listrik, alat
komunikasi, dan keperluan-keperluan lainnya selama
pelaksanaan pembangunan.
4. Pada akhir pembangunan, melakukan pembersihan daerah
operasi dan diterima baik oleh pengawas / direksi / engineer.
PAGAR PENGAMAN PROYEK
Membuat dan memelihara pagar sementara agar tetap dalam
keadaan baik termasuk pintu2nya, sepanjang batas yang ditentukan
untuk daerah operasi. Setelah proyek selesai pagar akan di bongkar.
PATOK PATOK PEMBANTU PENGUKURAN
Memasang dan memelihara patok-patok pembantu pengukuran dan
menentukan lokasi / koordinat dan memasang beacons dan buoys
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 1
(pelampung) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan pada
akhir pekerjaan harus di bersihkan kembali.
SURVEY DAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN TANDA –
TANDA
Melakukan Survey dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk pekerjaan ini membutuhkan
ahli pengukuran yang mempunyai pengalaman memadai dan
mendapatkan persetujuan dari pengawas/direksi/engineer.
ALAT – ALAT UNTUK SURVEY
Alat –alat yang disediakan untuk survey antara lain adalah :
- Untuk pengukuran topografi : Theodolite T2 & T0, Waterpass,
rambu ukur, EDM, GPS geodetik dan pita ukur.
- Untuk pengukuran Bathimetrik : echo sounder, sextant dan
kompas.
- Alat Komunikasi jarak jauh (HT) yang digunakan pengawas /
direksi / engineer setiap saat untuk checking pemasangan
tanda-tanda, penentuan elevasi dan kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pengukuran dan pelaksanaan
pekerjaan.
KEAMANAN PROYEK
1. Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.
2. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan
keselamatan pekerja.
3. Mentaati peraturan – peraturan setempat dan mengusahakan
perijinan penggunaan jalan, bangsal dan sebagainya.
4. Mentaati semua kewajiban yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pelaksanaan pekerjaan.
KESELAMATAN KERJA
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 2
1. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya
dan memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat
kerja.
2. Bertanggung jawab dan segera memberitahukan secara tertulis
kepada pengawas / direksi / engineer mengenai kejadian
kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
3. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan
kesehatan dan peraturan lainnya mengenai keselamatan kerja.
4. Membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat termasuk
transportasinya dari lokasi proyek dan dengan dokter setempat
sehingga pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan segera
mendapat pertolongan yang memadai setiap saat.
5. Menyediakan Air Minum yang cukup dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi para pekerja.
BANGUNAN GUDANG DAN BARAK KERJA
- Menentukan dan membangun bangunan sementara untuk
gudang dan barak kerja dengan luas 72 m2. Bangunan di buat
dari material-material yang baik dan konstruksi harus kokoh
selama jangka waktu pelaksanaan proyek.
- Melengkapi kantor pengawas/direksi/engineer dengan mutu
ruangan yang disetujui direksi antara lain : 1 buah kamar
lengkap dengan perabotannya untuk 4 orang dan 1 buah
ruangan untuk rapat lengkap dengan kursi dan meja rapat
untuk 10 orang dan papan tulis serta 1 buah kamar mandi +
toilet dengan fasilitas air bersihnya.
- Seluruh ruangan di beri fasilitas penerangan.
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 3
a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan lokasi proyek
beserta pemasangannya, dimana alat-alat tersebut akan
dipergunakan.
b. Menyediakan transportasi antar jemput untuk staff, pegawai,
dan pekerja ke proyek.
c. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara,
peralatan pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya.
Sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali.
d. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan
pekerjaan setelah proyek selesai.
INFORMASI METEOROLOGI DAN HIDRO-OSEANOGRAFI
Mengikuti Instruksi pengawas/direksi/engineer, dengan
menyediakan, memelihara dan mengoperasikan peralatan pencatat
data meteorologi untuk pengamatan setiap hari selama berlakunya
kontrak. Antara lain :
- Pencatat hujan
- Arah dan kecepatan angin
- Temperatur
- Pasang – surut.
BAHAN BANGUNAN DAN KUALITAS PEKERJAAN
A. TIANG PANCANG
Untuk tiang pancang ini menggunakan pipa baja dengan
diameter 558,0 mm tebal 12 mm dengan mengikuti kelas 2 SS-41
JIS G 3444 dan JIS A 5525.
Komposisi kimia baja dan sifat-sifat mekanisnya harus sesuai
dengan standar-standar di bawah ini :
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 4
- Komposisi Kimia
C : 0,30 % max. ; Si = 0,35 max.
P : 0,04 % max. ; Mn = 0,30 – 1,00
S : 0,04 % max.
- Sifat – sifat Mekanis
Kekuatan Tarik : 40 kg/mm2 atau lebih Grade X – 46
Yield Point : 32 kg/mm2 atau lebih
Perpanjangan : 15 % atau lebih.
- Toleransi pada bentuk dan dimensi dari profil baja.
a. Dimensi luar Toleransi
Ujung-ujung pipa + 0,5 %
Batang-batang pipa + 1,0 %
b. Tebal + tidak terbatas
- 0,7 mm
c. Panjang Pipa + tidak terbatas
0
d. Lenturan Maximum 0,1 % dari panjang
tiang
B. TULANGAN BAJA
Batang-batang besi untuk tulangan beton sesuai dengan
persyaratan JIS atau Standar Industri Indonesia (SII) dan NI-2.
- Baja-baja deformed JIS G 3112 Hot rolled deformed bar NI – 2
SD-30 U-39 atau BJTD.32 untuk diameter ≥ 13 mm.
- Baja bulat JIS G 3112 Hot rolled bar, SR-24 U-24 atau BJTP.24
untuk diameter ≤ 12 mm.
- Bindrat : JIS G 3532 SWM – A diameter 0,9 m atau lebih.
Baut – baut, paku-paku dan mur-mur.
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 5
Kecuali ditentukan lain pada gambar, maka baut-baut
(termasuk baut angker dalam beton) dan paku-paku harus
mengikuti persyaratan dalam JIS G 3101, JIS B 1181 atau BS
4190.
C. SEMEN
Semen yang dipakai untuk pembuatan beton menggunakan
Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I dengan
ditambah bahan Additive yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C
150 dan SII-0013-81, kecuali ditentukan lain.
Umur semen pada dilever dilapangan tidak lebih dari 2 bulan dan
semen dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di site. Semen
diangkut ke site dalam keadaan tertutup dan tersimpan dengan baik
dalam gudang yang mempunyai ventilasi.
D. AGREGAT UNTUK BETON
Agregat untuk beton diambil dari sumber-sumber yang disetujui
dan memenuhi syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau
standard lain yang disetujui pengawas/direksi/engineer.
1. AGREGAT KASAR
Agregat kasar terdiri dari kerikil / gravel y
Ng telah disetujui atau batu pecah dengan ukuran butir yang sesui
dengan persyaratan gradasi yang ditentukan.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan.
(BS 882: 1983 – Tabel 3 : Coarse Agregat)
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 6
Kerikil dari batuh pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih dan dan
tidak mengandung clay atau pelapukan batu. Bubuk atau partikel
halus lolos saringan 5 mm dan dipisahkan dan kalau dikehendaki
pengawas/direksi/engineer dan dicuci secara seksama.
2. AGREGAT HALUS
Pasir untuk Beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat
organik, dan harus mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur
dengan agregat kasar, akan menghasilkan beton dengan kerapatan
maksimum.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan
(BS 882 : 1983 – Tabel 4 : Sand Aggregate)
Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat.
3. AIR
Air yang digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar, dan
bebas dari zat-zat organik atau inorganik yang larut atau
mengambang dalam suatu jumlah yang dapat mengurangi kekuatan
atau keawetan beton.
E. BETON
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi antara
lain :
- K.300 untuk seluruh komponen beton strukturil cast in situ
seperti plat, balok, pile cap, beton pengisi tiang, beton selimut
tiang pancang (pile jacket), dan kansteen.
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 7
- B0 untuk grouting celah antara steel pile dengan pile jacket.
S p e s i
Campuran spesi harus dibuat dari semen Portland biasa dan
pasir yang disetujui dan harus diaduk dengan perbandingan yang
ditentukan berdasarkan perbandingan campuran.
Peralatan pengaduk beton (plant)
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun
kapasitasnya yang direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Waktu
pengadukan harus lebih dari 1,5 menit dalam hal penggunaan
pengaduk yang dapat dimiringkan (tilting mixer) dan lebih dari satu
menit dalam penggunaan forced mixer.Jika waktu pengoperasian
yang ditentukan telah diperpanjang lebih dari 3 kali, maka
pengoperasian mixer harus segera di hentikan. Tidak boleh dilakukan
penambahan bahan lagi kedalam mixer sampai seluruh beton
dikeluarkan dan dibersihkan.
Pengangkutan
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 8
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus
diangkut secepat mungkin dari mixer agar dijamin bahwa tidak
akan terjadi blending atau segregasi dari campuran agregat dan
slump akan sesuai dengan harga-harga yang ditentukan. Jika
dipergunakan kereta dorong atau trolley maka harus dibuat tempat
jalannya yang rata agar beton tidak bersegregasi selama diangkut.
Apabila menggunakan beton hasil ready mixed, maka dalam
proses pengangkutan beton dari pabrik ready mixed ke lokasi harus
dilakukan pencatatan mengenai :
- jam berangkat truck mixer dari pabrik
- slump beton yang diukur pada waktu akan keluar dari pabrik
- jam kedatangan truck mixer di site.
Selama dalam perjalanan dari pabrik ke site tidak diijinkan
dilakukan penambahan air ke dalam mixer.
Sebelum dilakukan pengecoran beton ready mixed ini harus
dialakukan pengambilan sample seperti disayaratkan pada pasal 1.5
dan dilakukan pengukuran slump beton.
Pengeringan beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari
pengaruh panas matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir
atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton
dengan metoda yang dianggap praktis, dari beberapa metoda-
metoda dibawah ini.
a. Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, kanvas
atau bahan sejenis, atau lapisan pasir yang harus terus menerus
dibasahi selama 10 hari untuk beton dengan portland semen biasa.
b. Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup
dengan lapisan kertas kedap air yang disetujui atau membran
plastik yang harus tetap pada beton selama 10 hari untuk beton
dengan portland semen biasa.
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 9
c. Kecuali untuk pengeringan permukaan-permukaan beton
dimana pengecoran selanjutnya tersambung melalui lekatan
pengeringan beton harus menggunakan lapisan membran pengering
yang disetujui.
Aplikasinya menggunakan semprotan dengan tekanan rendah
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. Membran pengering
digunakan pada permukaan-permukaan yang horizontal segera
setelah pengecoran beton dan pada permukaan-permukaan vertikal
segera setelah pelepasan acuan. Lapisan pengering ini dipasang
dua lapis tanpa lubang-lubang pengikat.
Metoda c ini digunakan juga untuk pengeringan sisi bawah
balok dan pelat.
P e n u l a n g a n
- Gambar kerja
Gambar - gambar kerja, daftar pembengkokan tulangan dan
gambar-gambar penempatan tulangan harus disiapkan. Detail-detail
mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan dari BS 4466, S.S.C.
(J.S.C.E.) 138 dan PBI N I - 2 1971.
- Teknik Pelaksanaan
Cara pembengkokan tulangan harus mengikuti BS 4466, S.S.C.
(J.S.C.E.) 138 atau PBI NI - 2 1971 kecuali ditentukan lain. Batang-
batang tulangan yang harus saling berhubungan, harus diikat dengan
binding wire sebagaimana ditentukan. Macam dari ganjal-ganjal dan
dudukan-dudukan yang dipakai harus mendapat persetujuan dan
setiap bagian dari ganjel-ganjel metal atau dudukan-dudukan harus
sedikitnya mempunyai beton dekking (cover) yang sama dengan
tulangan.
Ganjel-ganjel dari mortar harus sama kekuatannya dengan
beton yang akan dicor. Binding wire tidak boleh keluar dari beton.
Tulangan hanya boleh disambung pada tempat-tempat yang telah
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 10
ditentukan dalam gambar atau pada tempat-tempat yang disetujui.
Panjang sambungan harus sesuai dengan persyaratan BSCP 110
atau S.S.C. (J.S.C.E.) 20 atau PBI N I 1971 kecuali ditentukan
lain dalam gambar.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, penulangan dan diperiksa
mengenai ketepatan penempatan dan kebersihannya dan kalau
perlu harus dibetulkan.
Tulangan yang menonjol dalam arah horizontal pada siar-siar
konstruksi harus ditumpu dalam posisi yang benar selama
pengecoran dengan menyediakan penyangga yang cukup dan
bagian-bagian pembuat jarak pada mana tulangan akan
diikatkan dan ditahan ditempatnya.
Penutup beton untuk tulangan harus seperti yang tertera pada
gambar. Toleransi yang diizinkan adalah + 4 mm.
F. ELEKTRODE
Elektrode yang dipakai untuk mengelas baja lunak (kecuali pipa
baja) harus mengikuti persyaratan D 4301 dari JIS Z 3211 atau BS
639. Elektrode yang dipakai untuk mesin las semi automatic harus
kawat komposit yang mempunyai diameter 2,4 sampai 3,2 mm sesuai
dengan JIS Z 3311.
G. GEOTEXTILE
- Geotextile di gelar di atas tanah asli sebelum tanah urug /
urugan dimulai.
- Dalam pemasangannya harus di pastikan dalam keadaan
datar/tidak bergelombang.
- Aturan untuk penyambungan geotextile dan overlapping adalah :
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 11
Tabel : penyambungan geotextile dan overlapping
- Pada daerah pemasangan berbentuk kurva maka
pemasangannya mengikuti alur atau searah kurva.
- Jangan membuat sambungan / jahitan pada daerah yang searah
beban roda.
Sebelum pekerjaan pengerukan maka pada bagian dasar dilapisi
lapisan penyaring (Filter Cloath/Geotextile), dihampar pada seluruh
permukaan sesek bambu. Penyambungan antara filter cloath
dilakukan dengan cara menjahit menggunakan benang nylon.
Geotextile dipasang dengan fungsi sebagai filter air bercampur pasir
sedimen.
H. TANAH TIMBUNAN
Tanah yang mengandung pasir, dengan kualitas pasir yang lebih
kasar dan pada pasir pasangan, dapat menggunakan pasir laut yang
sudah dicuci.
Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari segala
bahan-bahan yang dapat membusuk atau mempengaruhi kemantapan
urugan yang akan dilaksanakan.
I. BATU BELAH
Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3
Batu belah yang dipakai ialah batu belah minimum tiga sisi.
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 12
Ukuran batu belah maximum 30 cm, dan strukturnya harus cukup
keras dan awet. Pengujian terhadap kekerasan apabila diperlukan
harus dapat memenuhi ketentuan pada pengujian abrasi.
J. KAYU
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa
segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan
gambar kerja yang ada. Demikian pula mutu dan kelas kuat kayu
yang apabila tidak ditentukan lain maka harus mengikuti syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI -5.
Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 % untuk
bahan yang mempunyai ketebalan, kurang dari 15% untuk ketebalan
lebih 25,4 mm (1 INCH ).
Dihindari adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih
kayu, pecah-pecah, mata kayu melintang.Syarat - syarat kelembaban
kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu kamper
Kalimantan kelembabannya tidak dibenarkan melebihi 12%.
Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya
diperkenankan berbeda tidak lebih dari 3 mm.
K. BATU
Mutu material batu
Batu yang akan digunakan dalam semua pekerjaan batu harus dari
kwalitas terbaik. Batu harus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap
goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah atau sampah-sampah lain.
Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian yang
pipih atau pancang atau cadas yang lapuk.
Kode dan standar yang digunakan untuk pengawasan kwalitas batu
adalah ASTM terbitan baru pada bagian :
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 13
C-88 Test for soundness of Aggregate by use Sodium Sulfate or
Magnesium Sulfate
C-97 Test for Absorption and Bulk Specific Gravity Natural Building
Stone
C-170 Test for Compressive Strength of Natural Building Stone
C-535 Test for Resistance to Abrasion of Large Size Coarse Aggregate
by use of the Los Angeles Machine.
L. PIPA PARALON/PVC
Pipa paralon yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi
syarat yang ditentukan dalam peraturan untuk bahan bangunan di
Indonesia.
Pipa paralon harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada
di lokasi lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT KEDINDI-REO 14
Sukoharjo, 27 Januari 2012PT. SUMBER BANGUN
SENTOSA
HANI RISRIANTO, SE