3. laporan kegiatan · laporan kegiatan usaha untuk meningkatkan produktivitas perusahaan terutama...
TRANSCRIPT
-
Universitas Kristen Petra
14
3. LAPORAN KEGIATAN
Usaha untuk meningkatkan produktivitas perusahaan terutama pada unit 2
dilakukan secara kontinu. Hal ini terlihat pada departemen FA/PA2 unit 2A.
Usaha peningkatan output dilakukan secara bertahap. Tahap awal menaikkan
output menjadi 700 unit TV perhari (untuk TV 14”). Tahap kedua menaikkannya
menjadi 1000 unit TV perhari. Kedua tahap ini sudah dilalui. Pada saat sekarang
pihak perusahaan ingin menaikkan output menjadi 1200 unit TV per hari, dan
1000 unit TV (untuk TV 20” dan 21”). Langkah yang perlu dilakukan adalah
dengan mengatur ulang keseimbangan lintasan produksi, melakukan pengurangan
produk cacat (untuk mengurangi loss time).
Selama jangka waktu 2 bulan dilakukan pengamatan dan pengukuran
waktu untuk masing-masing elemen operasi dalam perakitan televisi. Selama 1
bulan dilakukan pengaturan ulang (untuk penempatan dan pembagian operator).
3.1 Keseimbangan Lintasan
Metode keseimbangan lintasan (line balancing) sangat sesuai diterapkan
pada lini produksi yang bersifat perakitan. Metode ini digunakan untuk
melakukan pengaturan pekerjaan pada masing-masing stasiun kerja.
Pengaturan bisa dilakukan dengan tersedianya waktu dari masing-masing
operasi perakitan dalam membuat sebuah televisi.
Unit 2A memproduksi berbagai macam tipe TV. Tipe tersebut dibedakan
berdasarkan ukuran, warna, model, asal suplier. Dalam departemen FA/PA2
faktor ukuranlah yang bisa dijadikan penggolongan adalah tingkat kerumitan
dan berat TV. Pada dasarnya untuk TV yang sama ukurannya hampir sama
dalam proses perakitannya (ada beberapa model mempunyai elemen operasi
leibh banyak karena adanya tambahan beberapa aksesoris). Ukuran TV yang
diproduksi adalah 14”, 20”, 21”, 29”. Model TV yang diambil untuk
perhitungan adalah model IC-14M80 dan AC-2067N. Model ini dipilih
http://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://digilib.petra.ac.id/index.htmlhttp://www.petra.ac.id
-
Universitas Kristen Petra
15
karena mempunyai banyak aksesoris dan jumlah produksi untuk model ini
juga banyak.
Langkah pertama yang dilakukan dalam keseimbangan lintasan adalah
dengan melakukan pengukuran waktu baku untuk setiap elemen operasi
dengan menggunakan metode jam henti. Jumlah pengukuran awal adalah 30
data untuk masing-masing elemen. Dari data pengukuran jam henti ini akan
didapat data waktu baku untuk masing-masing elemen operasi yang
digunakan untuk melakukan pengaturan pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun
kerja. Dalam gambaran umum langkah-langkah untuk melakukan
keseimbangan lintasan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Langkah-langkah Perhitungan Line Balancing
⇓
⇓
⇓
⇓
⇓
Langkah awal : Mendefinisikan setiap elemen kerja perakitan TV
Langkah pengamatan dan pengukuran : - melakukan pengukuran waktu kerja dengan metode jam henti - menetapkan performance rating dari tiap-tiap pekerjaan
Uji : - kenormalan data - kecukupan data - keseragaman data
Menghitung: - waktu normal - waktu baku
Membuat Presedence Diagram
Membagi pekerjaan ke dalam stasiun kerja
-
Universitas Kristen Petra
16
Gambaran umum dari urut-urutan pekerjaan yang ada departemen FA/PA2 :
a. FA2 (Final Assembling 2)
Bagian ini merupakan bagian perakitan akhir dari TV, dimana dilakukan
perakitan kabinet dengan tabung CRT, perakitan dengan PCB, perakitan
speaker, perakitan socket, serta berbagai macam penancapan kabel. Jumlah
stasiun kerja saat ini adalah 23 stasiun kerja dengan jumlah pekerja adalah 26
orang. Jumlah stasiun kerja tidak tetap tergantung dari tingkat kerumitan dan
waktu pengerjaan perakitan. Pemahaman proses pengerjaan perakitan secara
detail dapat dilihat pada Peta Proses Operasi (Lampiran 1).
Berikut adalah stasiun kerja yang ada di FA2 :
1. persiapan kabinet
pada stasiun ini operator mengambil kabinet serta mengeluarkannya dari
karton boks. Operator juga memeriksa kabinet yang akan dipakai, jika
terjadi cacat dilakukan pencatatan dan menyimpannya kembali (untuk di
kembalikan).
2. pasang saranet dan logo
pada stasiun ini operator memasang saranet (penutup speaker depan) dan
logo Akari (jika ada).
3. pasang power, AV, rel PCB
pada stasiun ini operator merakit tombol power, AV depan, rel PCB
4. bending saranet
pada bagian operator membengkokan kaki-kaki saranet pada kabinet
sehingga saranet melekat pada kabinet.
5. screw AV, pasang lensa, solder logo
operator menscrew (dengan menggunakan driver), memasang lensa LED,
dan mensolder logo Akari.
6. screw tombol channel, lem screw boss
pada stasiun ini operator menscrew tombol channel dan melem screw
boss.
7. hotmelt tombol power dan memasang busa
-
Universitas Kristen Petra
17
pada stasiun ini operator mengelem tombol power yang sudah dirakit
dengan kebinet, kemudian membalikkan kabinet dan diletakkan di atas
busa.
8. rakit CRT, pasang ring karet
operator memasang tabung CRT pada kabinet memberi ring karet pada
lubang tempat baut
9. pasang baut dan tali pengikat
pada stasiun ini operator memasang baut (yang telah diberi tali pengikat)
sebanyak 4 buah.
10. screw baut CRT
di stasiun ini operator menscrew baut serta melepas busa dari kabinet
11. pasang kabel degaussing coil
pada stasiun ini operator memasang dan mengikat kabel degaussing coil,
12. pasang speaker bagian kiri
operator merakit speaker bagian kiri beserta menscrew baut di speaker
pada kabinet.
13. pasang speaker kanan
speaker sisi kanan dirakit pada kabinet di stasiun ini,
14. pasang deflection yoke dan magnet
pada bagian ini operator merakit deflection yoke dan magnet kemudian
mengeratkan dengan screw driver.
15. pasang PCB
operator merakit PCB pada kabinet serta memasang konektor degaussing
coil, konektor speaker pada PCB.
16. pasang kabel AC Cord, kabel anoda
pada stasiun ini operator menancapkan kabel AC Cord (kabel stop-kontak)
pada palet serta menancakan kabel anode pada CRT.
17. pasang socket, penalian
operator menancapkan socket pada deflection yoke serta menalikan kabel
speaker.
-
Universitas Kristen Petra
18
18. pasang konektor deflection yoke, AV, kabel ground, dan penalian pada
stasiun ini operator merakit konektor deflection yoke, AV, kabel ground
serta menalikan kabel anoda.
19. inspek dan purity
di bagian ini dilakukan inspeksi sebelum keluar dari FA2 menuju ke
Aging. Selain itu juga melakukan purity (mengeratkan deflection yoke dan
menset gambar agar tidak belang).
20. persiapan CRT
pada bagian ini operator menyiapkan CRT yang akan dirakit ke kabinet.
CRT dari bungkus diangkat ke meja persiapan untuk diberi kabel ground
dan selotip.
21. persiapan speaker
pada bagian ini operator memasang dan mensolder kabel konektor ke
speaker dengan sebelumnya mengeluarkan speaker dari karton boks.
22. persiapan deflection yoke
di bagian ini operator memasang kabel konektor serta mensolder kabel
konektor pada deflection yoke.
23. persiapan PCB
pada bagian ini operator memotong tepi-tepi PCB serta menambahkan
beberapa aksesoris yang diperlukan.
24. repairman
tugas operator di bagian ini adalah memperbaiki TV yang cacat untuk
kemudian dinaikkan kembali ke konveyor.
b. PA2 (Packing Assembling)
Bagian ini merupakan bagian akhir dari keseluruhan proses TV. Kegiatan yang
dilakukan di bagian ini sebagian besar merupakan kegiatan setting (adjust). TV
di set hingga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sebagian besar
menggunakan remote. Pengesetan yang dilakukan antara lain adalah
convergen, vertikal, horisontal, B+. Selain pengesetan akhir pada bagian ini
kabinet ditutup dengan backover kemudian dilakukan inspeksi akhir dan
pengepakan. Bagian ini dibagi menjadi 22 stasiun kerja dengan jumlah total
-
Universitas Kristen Petra
19
operator adalah 24 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada Peta Proses Operasi
pada Lampiran 2. Berikut adalah stasiun kerja yang ada sekarang :
1. adjust AGC, B+
pada stasiun ini operator menset medan magnet agar sesuai dengan standar,
serta menset gambar.
2. adjust white balance
operator menset komposisi warna putih pada televisi hingga sesuai dengan
standar.
3. adjust convergen
di sini dilakukan pengesetan convergen (warna tidak pecah), serta memberi
karet (wedge) agar yoke tidak bergeser.
4. cek video
dilakukan pengecekan video serta tombol AV belakang. Jika ada yang
rusak TV diturunkan dari konveyor.
5. set vertikal
operator pada stasiun ini menset vertikal gambar agar sesuai ukuran
standar.
6. set horisontal
sama dengan pada stasiun sebelumnya, tapi di sini yang dilakukan
pengesetan adalah horisontal.
7. pasang backover
pada stasiun ini operator memasang backover pada kabinet, juga memberi
penahan pada kabel AC Cord agar tidak terlepas.
8. screw backover
backover yang telah dirakit dengan kabinet di beri baut di sini serta
dieratkan dengan menggunakan screw driver.
9. cek AV depan, knop
operator melakukan inspek untuk tombol-tombol bagian depan, juga AV
bagian depan.
10. inspek akhir
di stasiun ini dilakukan inspeksi akhti meliputi gambar, audio out, shock
tes.
-
Universitas Kristen Petra
20
11. cleaning depan, pasang stiker dan isolasi
operator pada bagian ini membersihkan TV bagian depan serta kabinet
pada bagian depan, selain itu juga memasang stiker dan isolasi.
12. cleaning belakang, pasang label, aksesoris
di bagian ini operator membersihkan bagian belakang dari TV, juga
memasang laber barcode.
13. packing robot
dalam bagian ini TV yang sudah jadi dimasukkan ke dalam karton boks,
kegiatan packing ini menggunakan robot sebagai mesin packing.
14. pasang foam sheet, cushion
TV yang telah dimasukkan ke dalam karton boks diberi foam sheet, cushion
atas.
15. pasang selotip pada karton boks
setelah diberi pelindung, karton boks ditutup dan diberi selotip agar
tertutup rapat, dalam stasiun ini juga menempelkan barcode pada karton
boks.
16. meletakkan TV di palet kayu
pada tahap ini operator menyusun TV yang telah dikemas ke atas palet
kayu. Satu palet untuk TV 14” berisi 25-30 unit, untuk TV 20” dan 21”
berisi 16-20 unit. Setelah 1 palet penuh operator menariknya untuk
diletakkan pada tempat penyimpanan sementara.
17. persiapan karton boks
pada stasiun ini operator menata karton boks, cushion bawah (diletakkan
pada karton boks), serta mengambil cushion atas untuk diberikan pada
stasiun yang memasangnya.
18. pasang no garansi
operator memasang no barcode pada buku garansi, menstempel buku
garansi.
19. penggabungan buku garansi, remote
pada stasiun ini buku garansi, remote TV, antena (jika ada), buku manual
dikumpulkan dalam 1 plastik oleh operator.
-
Universitas Kristen Petra
21
20. persiapan backover
pada bagian ini operator mengambil backover dari gudang belakang,
mengeluarkan backover dari karton boks, menempel label pada backover,
pasang rel PCB (jika ada), setelah itu merapikan karton boks yang telah
kosong.
21. reparasi depan
operator mereparasi TV yang tidak lolos inspeksi pada stasiun kerja awal
sebelum stasiun pemasangan backover (seperti pada stasiun no 1, 2, 3, 4, 5,
dan 6)
22. reparasi belakang
operator memperbaiki TV yang tidak lolos inspeksi pada bagian akhir.
Pembagian pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja (dengan
menggunakan line balancing) membutuhkan waktu baku tiap operasi pekerjaan
sebagai pengukur, presedence diagram sebagai panduan.
3.1.1. TV 14 inch
Model TV yang dipergunakan dalam perhitungan adalah model
IC-14M80, operasi yang dibutuhkan dalam mengerjakan TV jenis ini adalah 50
buah operasi pada bagian FA2 (daftar operasi dapat dilihat pada Lampiran 3) dan
52 buah operasi pada bagian PA2 (daftar operasi dapat dilihat pada Lampiran 4).
3.1.1.1. Uji kenormalan data
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov
Smirnov, dengan hipotesa awal sebagai berikut :
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Jika Pvalue > α berarti gagal tolak Ho, sehingga data berdistribusi
normal.
Dengan α = 0.1, untuk elemen kerja Pengambilan kabinet dari karton
boks:
-
Universitas Kristen Petra
22
Grafik 3.2 Uji Kenormalan Data TV 14 inch
Pengambilan kabinet dari karton boks
Dari hasil pengujian ternyata Pvalue > 0.1, berarti gagal tolak Ho
sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya untuk
departemen FA2 bisa dilihat pada Lampiran 7.
3.1.1.2 Uji kecukupan data
Untuk elemen Pengambilan kabinet dari karton boks:
N’ = 14.90
Karena N > N’ maka data cukup. Perhitungan kecukupan data TV 14 inch
departemen FA2 selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 7.
3.1.1.3 Uji keseragaman data
Untuk operasi pengambilan kabinet dari karton boks :
BKA = 12.84 + 1.65 X 3.06 = 17.89
BKB = 12.84 – 1.65 X 3.06 = 7.80
Data waktu elemen kerja pengambilan kabinet dari karton boks dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Approximate P-Value > 0.15D+: 0.086 D-: 0.111 D : 0.111
Kolmogorov-Smirnov Normality Test
N: 30StDev: 3.05643Average: 12.8447
17127
8.75
357
0.10000
.999
.99
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
Prob
abilit
y
C1
( ) ( )( )
/'
222
−=
∑∑∑
xxxNsk
N
-
Universitas Kristen Petra
23
Tabel 3.1 Data Waktu Pengambilan Kabinet dari Karton Boks
TV 14 Inch
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 11.75 15.77 7.09 17.42 15.29 13.88 15.77 14.17 11.88 14.43 8.36 17.21 8.92 11.89 8.02
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 11.15 10.15 15.57 13.31 10.87 11.53 17.40 12.45 15.22 8.34 17.11 13.00 9.16 13.05 15.18
Data waktu dari operasi pengambilan kabinet dari karton boks tidak ada
yang melebihi BKA dan kurang dari BKB sehingga data dapat dikatakan
seragam. Data waktu untuk tiap elemen kerja dan perhitungan uji
keseragaman data untuk departemen FA2 selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 7.
3.1.1.4. Perhitungan waktu baku (Wb)
Data waktu yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan
harus diolah dahulu sebelum dipakai untuk proses perhitungan line
balancing. Agar data waktu menjadi normal perlu di tambahkan
performance rating. Berikut perhitungan performance rating untuk
elemen Pengambilan kabinet dari karton boks :
Skill = Average = D = 0.00
Effort = Fair = E1 = -0.04
Condition = Average = D = 0.00
Consistency = Fair = E = -0.02
Performance Rating = 1 – 0.06 = 0.94
Waktu Normal = w x PR
= 12.84 x 0.94
= 12.07 detik
Agar bisa menjadi waktu baku ditambahkan allowance pada masing-
masing elemen kerja.Allowance yang digunakan untuk TV 14 inch
sebesar 10 %. Pada pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti pengangkatan
CRT ditambahkan allowance kelelahan (fatique allowance) sebesar 2 %.
-
Universitas Kristen Petra
24
Berikut adalah perhitungan waktu baku untuk elemen Pengambilan
kabinet dari karton boks:
Allowance sebesar 12 %
Wb = 13.72 detik
Perhitungan waktu baku selengkapnya untuk TV 14 inch departemen
FA2 dapat dilihat pada Lampiran 7. Sedang perhitungan uji kenormalan,
uji keseragaman, uji kecukupan data dan waktu baku departemen PA2
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
3.1.1.5. Perhitungan keseimbangan lintasan dengan metode Hegelson Birnie
Komponen-komponen yang harus ada dalam melakukan
perhitungan ini adalah Ws (tact time), presedence diagram,Wb. Ws (tact
time) merupakan batas waktu maksimal dalam sebuah stasiun kerja. Target
yang ditetapkan bisa tercapai kalau waktu kerja dalam masing-masing
stasiun kerja tidak melebihi Ws. Cara mendapatkan Ws adalah dengan
mambagi jumlah jam kerja perhari dengan target yang diinginkan dalam 1
hari. Target untuk TV 14 inch 1200 unit perhari, sedang waktu kerja dalam
1 hari 455 menit.
Ws = 455 : 1200 = 0.379 menit
= 22.75 detik
Ws yang akan dipakai adalah sebesar 20 detik, karena untuk perpindahan
dari 1 stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dibutuhkan transportasi
(dengan konveyor) selama 2 detik.
Presedence diagram merupakan diagram ketergantungan antar
operasi. Pembagian operasi ke dalam stasiun kerja tidak boleh melanggar
diagram ini. Untuk presedence diagram TV IC-14M80 untuk FA2 dapat
dilihat pada Lampiran 11 sedang untuk PA2 selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 12.
%%100
%100allowance
WnxWb−
=
%12%100
%10007.12−
= xWb
-
Universitas Kristen Petra
25
• Perhitungan bobot posisi
Untuk elemen Pengambilan kabinet dari karton boks :
Bobot posisi = O50 + O49 + O48 + O47 + O46 + O44 + O43 + O38 +
O34 + O15 + O14 + O13 + O11 + O10 + O9 + O7 +
O3 + O1
= 142.19
• Mengurutkan operasi dari bobot posisi terbesar ke bobot posisi
terkecil. Berikut adalah urutan bobot posisi dari FA2 model IC-14M80.
Tabel 3.2 Pengurutan Bobot Posisi untuk BagianFA2
Model IC-14M80 Bobot Waktu(dt) Wb Bobot Waktu(dt) Wb 142.19 O1 13.72 62.89 O34 7.21 128.47 O2 5.72 60.72 O23 16.44 127.60 O5 6.20 55.67 O38 8.21 127.48 O4 6.08 49.68 O27 7.60 126.24 O3 5.34 47.47 O43 4.10 122.75 O8 9.71 44.28 O24 10.55 121.40 O6 8.35 43.37 O44 13.60 120.90 O7 7.85 42.07 O36 4.61 120.70 O16 2.19 41.32 O41 3.85 118.51 O17 8.05 37.47 O42 7.70 117.00 O18 6.54 35.26 O31 16.95 113.04 O9 2.58 33.73 O25 2.73 110.46 O10 3.04 32.91 O30 14.60 109.71 O12 10.09 31.00 O28 7.52 107.42 O11 7.81 29.76 O45 15.41 99.62 O13 18.49 24.06 O40 9.71 82.35 O32 7.79 23.48 O29 4.18 81.13 O14 10.34 19.31 O39 4.96 75.29 O19 1.60 18.51 O37 4.16 74.57 O33 11.68 18.32 O35 3.97 73.69 O20 4.45 14.35 O46 1.37 70.78 O15 7.14 12.98 O47 3.19 69.23 O21 2.70 9.79 O48 3.39 66.53 O22 2.88 6.39 O49 3.23 63.65 O26 13.97 3.17 O50 3.17
Perhitungan bobot posisi departemen PA2 selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 15
• Pembagian operasi-operasi ke dalam stasiun kerja
-
Universitas Kristen Petra
26
Tabel 3.3 Pembagian Elemen Kerja FA2 Model IC-14M80
ke dalam Stasiun Kerja
Waktu (detik) Jumlah Stasiun Kerja
Operasi Wb Ws (tact time)
Jumlah waktu
Operator
1 O1 13.72 20 13.72 1 2 O2 5.72 20 18 1 O4 6.08 O5 6.2
3 O6 8.35 20 18.06 1 O8 9.71
4 O3 5.34 20 15.77 1 O7 7.85 O9 2.58
5 O10 3.04 20 10.85 1 O11 7.81
6 O12 10.09 20 28.58 2 O13 18.49
7 O14 10.34 20 17.48 1 O15 7.14
8 O16 2.19 20 16.78 2 O17 8.05 O18 6.54
9 O19 3.2 20 34.35 2 O20 8.9 O21 5.4 O22 2.88 O26 13.97
10 O23 16.44 20 29.72 2 O24 10.55 O25 2.73
11 O27 7.6 20 19.3 1 O28 7.52 O29 4.18
12 O30 14.6 20 14.6 1 13 O31 16.95 20 16.95 1 14 O32 7.79 20 19.47 1 O33 11.68
15 O34 7.21 20 15.79 1 O35 3.97 O36 4.61
16 O37 4.16 20 18.83 1 O39 4.96 O40 9.71
-
Universitas Kristen Petra
27
17 O38 8.21 20 19.76 1 O41 3.85 O42 7.7
18 O43 4.1 20 17.7 1 O44 13.6
19 O45 15.41 20 15.41 1 20 O46 1.37 20 14.35 1 O47 3.19 O48 3.39 O49 3.23 O50 3.17
JUMLAH 375.47 24
Elemen kerja FA2 model IC-14M80 dibagi menjadi 20 buah stasiun
kerja dengan jumlah operator keseluruhan sebanyak 24 orang (dalam
lintasan produksi). Untuk stasiun kerja 8 dibutuhkan 2 orang karena
pekerjaan yang dilakukan berat (melakukan persiapan tabung CRT)
dan bisa mengakibatkan operator cepat lelah. Dengan 1 orang operator
bagian reparasi maka total jumlah pekerja dari FA2 adalah 25 orang.
• Perhitungan efisiensi lintasan
Efisiensi lintasan total = jumlah waktu stasiun kerja x 100%
jumlah stasiun kerja x waktu siklus
= 76.4 %
Pembagian stasiun kerja pada departemen PA2 dapat dilihat pada
Lampiran 17.
3.1.2. TV 20 Inch
Model televisi 20 inch yang digunakan dalam perhitungan adalah model
AC-2067N. Model ini mempunyai 56 buah operasi kerja pada bagian FA2
(daftar operasi kerja departemen FA2 TV model AC-2067N selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 5) dan 53 buah operasi kerja pada bagian PA2
(daftar operasi kerja departemen PA2 TV model AC-2067N selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 6).
-
Universitas Kristen Petra
28
3.1.2.1.Uji kenormalan data
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov
Smirnov, dengan hipotesa awal sebagai berikut :
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Jika Pvalue > α berarti gagal tolak Ho, sehingga data berdistribusi
normal.
Dengan α = 0.1, untuk elemen kerja Pengambilan kabinet dari karton
boks :
Grafik 3.3 Uji Kenormalan Data TV 20 Inch
Pengambilan Kabinet dari Karton Boks
Dari hasil pengujian ternyata Pvalue > 0.1 maka gagal tolak Ho. Dari
hasil pengujian bisa dikatakan data normal. Perhitungan pada departemen
FA2 selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 9.
3.1.2.2. Uji kecukupan data
Untuk elemen Pengambilan kabinet dari karton boks:
N’ = 10.16
Average: 18.5807StDev: 3.64999N: 30
Kolmogorov-Smirnov Normality TestD+: 0.120 D-: 0.084 D : 0.120
Approximate P-Value > 0.15
15 20 25
13.6
794
0.10000
.001
.01
.05
.20
.50
.80
.95
.99
.999
Prob
abilit
y
C1
( ) ( )( )
/'
222
−=
∑∑∑
xxxNsk
N
-
Universitas Kristen Petra
29
Karena N > N’ maka data cukup. Perhitungan kecukupan data TV 20 inch
pada departemen FA2 selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 9.
3.1.2.3. Uji keseragaman data
Untuk operasi Pengambilan kabinet dari karton boks :
BKA = 18.58 + 1.65 X 3.65 = 24.60
BKB = 18.58 – 1.65 X 3.65 = 12.56
Data waktu elemen kerja pengambilan kabinet dari karton boks dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Data Waktu Pengambilan Kabinet dari Karton Boks
TV 20 Inch 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
13.1 17.3 15.3 17 22.4 23.7 24.6 24 16.3 16.5 17.8 17.4 20.2 23.3 19.3
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 21.8 21 12.8 20.3 18.7 19.5 17.3 16.6 17.5 22.8 24.3 16.3 12.6 15.2 12.7
Data waktu operasi Pengambilan kabinet dari karton boks tidak ada yang
melebihi batas atas (BKA) dan tidak ada yang kurang dari batas bawah
(BKB) sehingga data dikatakan seragam. Data operasi kerja dan
perhitungan uji keseragaman data pada departemen FA2 selengkapnya bisa
dilihat pada Lampiran 9.
3.1.2.4. Perhitungan waktu baku (Wb)
Berikut perhitungan performance rating untuk elemen Pengambilan
kabinet dari karton boks TV 20 inch:
Skill = Average = D = 0.00
Effort = Fair = E1 = -0.04
Condition = Average = D = 0.00
Consistency = Fair = E = -0.02
Performance Rating = 1 – 0.06 = 0.94
Waktu Normal = w x PR
= 18.58 x 0.94
= 17.47 detik
-
Universitas Kristen Petra
30
Agar bisa menjadi waktu baku ditambahkan allowance pada masing-
masing elemen kerja. Allowance untuk TV 20 inch lebih besar dari pada
TV 14 inch. Faktor kelelahan (fatique allowance) ditambahkan. Berikut
perhitungan untuk elemen Pengambilan kabinet dari karton boks :
Wb = 20.31 detik
Perhitungan waktu baku untuk TV 20 inch departemen FA2
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Sedang untuk perhitungan
uji kenormalan data, uji kecukupan data, uji keseragaman data TV 20
inch departemen PA2 dapat dilihat pada Lampiran 10.
3.1.2.5. Perhitungan keseimbangan lintasan dengan metode Hegelson Birnie
Target untuk TV 20 inch 1000 unit perhari, sedang waktu kerja
dalam 1 hari 455 menit.
Ws = 455 : 1000 = 0.455 menit
= 27.3 detik
Ws yang akan dipakai adalah sebesar 25 detik, karena untuk perpindahan
dari 1 stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dibutuhkan transportasi
(dengan konveyor) selama 2 detik. Untuk presedence diagram TV AC-
2067N departemen FA2 dapat dilihat pada Lampiran 13 sedangkan untuk
departemen PA2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
• Perhitungan bobot posisi
Untuk elemen Pengambilan kabinet dari karton boks :
Bobot posisi = O56 + O55 + O54 + O53 + O52 + O49 + O43 + O34 +
O33 + O22 + O21 + O20 + O18 + O17 + O16 + O8 +
O3 + O1
= 158.85
%%100
%100allowance
WnxWb−
=
%14%100
%10047.17−
= xWb
-
Universitas Kristen Petra
31
• Mengurutkan operasi dari bobot posisi terbesar ke bobot posisi
terkecil. Berikut adalah urutan bobot posisi dari FA2 model AC-
2067N.
Tabel 3.5 Pengurutan Bobot Posisi Bagian FA2
Model AC-2067N
Bobot Operasi Wb Bobot Operasi Wb 158.85 O1 20.31 66.91 O29 3.37 138.54 O3 16.66 64.74 O39 6.01 125.38 O13 7.19 63.97 O30 16.81 123.79 O6 5.61 63.54 O33 16.69 123.57 O4 16.59 58.73 O40 11.93 122.29 O9 4.99 47.16 O31 10.89 121.88 O8 14.90 46.85 O34 15.66 118.18 O14 11.20 46.80 O41 9.08 117.47 O7 10.49 37.72 O45 9.09 117.29 O10 10.31 37.10 O37 19.55 115.15 O11 4.66 36.27 O32 2.84 114.42 O5 4.10 35.66 O38 18.11 112.17 O23 2.28 33.43 O35 7.94 110.49 O12 3.51 31.55 O48 4.24 110.32 O15 3.34 31.19 O43 3.88 109.90 O24 8.25 28.64 O50 4.51 109.77 O2 2.79 27.31 O49 12.73 108.33 O25 6.69 25.49 O36 4.57 106.98 O16 5.34 24.15 O47 9.57 106.14 O19 16.20 24.12 O51 9.55 101.65 O17 4.82 20.91 O46 6.34 96.83 O18 6.89 19.29 O44 4.72 89.93 O20 8.12 17.55 O42 2.97 81.82 O21 13.41 14.58 O52 1.40 75.94 O26 1.65 13.18 O53 3.15 74.28 O27 4.60 10.04 O54 3.46 69.68 O28 2.77 6.57 O55 3.34 68.41 O22 4.87 3.23 O56 3.23
Perhitungan bobot posisi departemen PA2 selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 16.
• Pembagian operasi-operasi ke dalam stasiun kerja
-
Universitas Kristen Petra
32
Tabel 3.6 Pembagian Elemen Kerja FA2 Model AC-2067N
ke dalam Stasiun Kerja
Waktu (detik) Jumlah Stasiun Kerja Operasi Wb Ws (tact
time) Jumlah waktu
Operator
1 O1 20.131 25.3 20.131 1 2 O2 2.79 25.3 25.06 1 O3 16.66 O6 5.61 3 O4 16.59 25.3 23.78 1 O13 7.19 4 O8 14.9 25.3 24.55 1 O11 4.66 O9 4.99 5 O5 4.1 25.3 24.9 1 O7 10.49 O10 10.31 6 O12 3.51 25.3 23.39 1 O14 11.2 O15 3.34 O16 5.34 7 O17 4.82 25.3 11.71 1 O18 6.89 8 O19 16.2 25.3 24.32 1 O20 8.12 9 O21 13.41 25.3 18.28 1 O22 4.87
10 O23 2.28 25.3 17.22 2 O24 8.25 O25 6.69
11 O26 3.3 25.3 21.41 1 O27 9.2 O28 5.54 O29 3.37
12 O30 16.81 25.3 30.54 2 O31 10.89 O32 2.84
13 O34 15.66 25.3 23.6 1 O35 7.94
14 O33 16.69 25.3 21.26 1 O36 4.57
15 O37 19.55 25.3 19.55 1 16 O38 18.11 25.3 18.11 1 17 O39 6.01 25.3 17.94 1
-
Universitas Kristen Petra
33
O40 11.93 18 O41 9.08 25.3 15.93 1 O42 2.97 O43 3.88
19 O44 4.72 25.3 24.39 1 O45 9.09 O46 6.34 O48 4.24
20 O47 9.57 25.3 22.3 1 O49 12.73
21 O50 4.51 25.3 14.06 1 O51 9.55
22 O52 1.4 25.3 14.58 1 O53 3.15 O54 3.46 O55 3.34 O56 3.23
JUMLAH 457.011 24
Elemen kerja FA2 model AC-2067N dibagi menjadi 22 buah stasiun
kerja dengan jumlah operator keseluruhan sebanyak 24 orang (dalam
lintasan produksi). Untuk stasiun kerja 10 dibutuhkan 2 orang karena
pekerjaan yang dilakukan berat (melakukan persiapan tabung CRT)
dan bisa mengakibatkan operator cepat lelah. Dengan 1 orang operator
bagian reparasi maka total jumlah pekerja dari FA2 adalah 25 orang.
• Perhitungan efisiensi lintasan
Efisiensi lintasan total = jumlah waktu stasiun kerja x 100%
jumlah stasiun kerja x waktu siklus
= 78.5 %
Pembagian stasiun kerja pada departemen PA2 dapat dilihat pada
Lampiran 18.
3.2 Perhitungan Sampling Kerja
Perhitungan ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar persentase
kegiatan operator pada masing-masing stasiun yang produktif dan tidak
produktif. Dengan melakukan pengurangan kegiatan non produktif bisa
menaikkan produktivitas. Pengamatan dilakukan pada masing-masing
-
Universitas Kristen Petra
34
operator stasiun kerja selama 4 hari dan secara acak. Contoh perhitungan
waktu pengamatan pada Operator perakitan AV pada hari ke-1 :
- Lama pengamatan dalam 1 hari = 455 menit (1 hari kerja)
- 455 dibagi 100 menjadi 4.55 (ini merupakan satuan waktu pengamatan)
- Dengan mengalikan satuan waktu pengamatan dengan bilangan random
(diambil dari tabel bilangan random) akan diketahui waktu pengamatan.
Contoh : bilangan random 14, waktu mulai kerja pukul 07.55
Waktu pengamatan = 07.55 + (4.55 menit x 14)
= 09.03
Jadi waktu pengamatan pertama untuk stasiun perakitan AV
adalah pukul 09.03
Hasil pengamatan pada bagian FA2 dan PA2 untuk masing-masing
operator stasiun kerja dapat dilihat pada Lampiran 19. Selanjutnya dibuat
presentase untuk kegiatan produktif dan dilakukan uji kenormalan,
kecukupan, keseragaman data.
3.2.1. Uji kenormalan data
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov
Smirnov, dengan hipotesa awal sebagai berikut :
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Jika Pvalue > α berarti gagal tolak Ho, sehingga data berdistribusi
normal.Dengan α = 0.1, stasiun kerja Perakitan AV :
Grafik 3.4 Uji Kenormalan Data (Sampling Kerja)
Stasiun Perakitan AV
A p p r o x im a t e P - V a lu e > 0 . 1 5D + : 0 . 1 6 2 D - : 0 . 2 1 4 D : 0 . 2 1 4
K o lm o g o r o v - S m ir n o v N o r m a l i t y T e s t
N : 4S t D e v : 0 . 0 5 5 6 7 7 6A v e r a g e : 0 . 8 7 5
0 . 9 00 . 8 50 . 8 0
0.79
3011
0 . 1 0 0 0 0
. 9 9 9
. 9 9
. 9 5
. 8 0
. 5 0
. 2 0
. 0 5
. 0 1
. 0 0 1
Prob
abilit
y
C 2
-
Universitas Kristen Petra
35
Dari hasil pengujian ternyata Pvalue > 0.1 sehingga gagal tolak Ho dan
data berdistribusi normal.
3.2.2. Uji keseragaman data
Contoh perhitungan uji keseragaman data stasiun kerja Perakitan AV
dengan α = 0.1:
Sedang data probabilitas waktu produktif untuk stasiun kerja Perakitan AV
adalah 0.87, 0.93, 0.80, 0.90. Data probabilitas kegiatan produktif tidak
ada yang melebihi batas atas (BKA) dan kurang dari batas bawah (BKB)
sehingga data seragam.
3.2.3 Uji Kecukupan data
Contoh uji kecukupan data untuk stasiun Perakitan AV, dengan α = 0.1 :
N’ = 38.89
Karena N (120) > N’ maka data telah cukup. Perhitungan uji kenormalan,
keseragaman, kecukupan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
20.
)1(n
ppkpBKA −+=
4
)88.01(88.065.188.0 −+=BKA
15.1=BKA
)1(n
ppkpBKB −−=
4
)88.01(88.065.188.0 −−=BKB
6.0=BKB
( )
.)1.(.' 2
2
psppkN −=
( )
88.01.0)88.01(88.065.1' 2
2
xxxN −=
-
Universitas Kristen Petra
36
Dari hasil pengamatan melalui Sampling Kerja berikut adalah rata-rata
presentase kegiatan produktif dan non produktif:
Kegiatan produktif FA2 = 78 %
Kegiatan non produktif FA2 = 22 %
Kegiatan produktif PA2 = 77 %
Kegiatan non produktif PA2 = 23 %
Kegiatan produktif dan non produktif masing-masing stasiun kerja dapat
dilihat pada Lampiran 21.
3.3. Penurunan Cacat Produksi
Selain mengatur pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang baru, hal
terpenting lain yang perlu dilakukan adalah menurunkan jumlah TV yang
cacat (turun dari konveyor). Jumlah untuk produk cacat untuk saat ini cukup
tinggi yaitu 3% untuk FA2, 5.5% untuk PA2. Produk cacat akan
membutuhkan waktu tambahan untuk menurunkan TV dari konveyor dan
waktu tambahan untuk mereparasi. Berikut adalah jumlah dan kategori cacat
pada Line FA2 selama bulan Januari 2004:
Tabel 3.7 Jumlah dan Jenis Cacat Pada Line FA2
Selama Januari 2004
PROBLEM TOTAL PROBLEM TOTAL SPANNING 61 POWER PATAH 3 GELAP 29 COLOR MERAH TK 2 PANEL NG 15 ON SCREEN NG 2 REMOTE TK 8 VERTIKAL 2 BLANKING 7 CHANNEL TK 1 GAMBAR PUTIH 5 CRT NYALA 1 POWER SERET 5 GAMBAR BIRU 1 AC CORD LEPAS 4 GAMBAR GOYANG 1 COLOR BIRU TK 4 GAMBAR HIJAU 1 COLOR HIJAU TK 4 GAMBAR KABUR 1 GAMBAR BRESSET 4 GAMBAR PUYEH 1 HORISONTAL 4 MELIPAT 1 CABINET CACAT 3 PANEL CACAT 1 CABINET NO SABLON 3 SABLON MIRING 1 GAMBAR NG 3 TERBAKAR 1
-
Universitas Kristen Petra
37
Sedang berikut adalah jumlah dan jenis produk cacat pada Line PA2 :
Tabel 3.8 Jumlah dan Jenis Cacat Pada Line PA2
Selama Januari 2004
PROBLEM TOTAL PROBLEM TOTAL PROBLEM TOTAL
KNOB ATOS 78 BLANKING 3 DVD NO GAMBAR 1
CRT MENGAP 45 CRT NITIK 3 GAMBAR AMBLES 1
SPANNING 41 DVD NO COLOR 3 GAMBAR BENJOL 1
COLOR SHOCK 40 GAMBAR BIRU 3 GAMBAR GOYANG 1
SHOCK 38 HORISONTAL 3 GAMBAR KABUR 1
KNOB POWER AMBLES 29 LING. LOGO AKARI RETAK 3 GAMBAR KUNING 1
KNOB POWER TK 28 NO SOUND 3 GAMBAR MERAH 1
SCREW HOLDER LEPAS 26 REMOTE LEMAH 3 GAMBAR NGANYAM 1
GELAP 22 SCREW AV TAK ADA 3 GAMBAR NGEJER 1
REMOTE TK 16 SHOCK GB. MERAH 3 GAMBAR NGLELER 1
KNOB POWER SERET 15 SW SALAH PASANG 3 GAMBAR TERANG 1
AV KOSONG 14 VERTIKAL 3 JACK 3D SERET 1
CONVERGENCE NG 14 VL KOSONG 3 KABEL AC CACAT 1
W.B NG 14 AV GB. NG 2 KAKI DOOR PATAH 1
SHOCK SPANNING 12 AV DEPAN R TK 2 LED MATI 1
AV DEPAN TK 11 AV PUTIH 2 LOGO AKARI TERBALIK 1
GAMBAR BELANG 11 COLOR INTERFERENSI 2 MONOSKOP NGEJER 1
AV NO SOUND 10 GAMBAR BRESSET 2 NO COLOR 1
CABINET CACAT 9 GAMBAR REDUP 2 ON SCREEN NGEJER 1
GAMBAR NG 7 GAMBAR ROBOH 2 ON SCREEN NGLELER 1
KNOB POWER MENTAL 7 ID INDONESIA 2 PCB MATI 1
MENU TK 7 LED NYALA TERUS 2 POWER NYETRUM 1
ON SCREEN SHOCK 7 NO SIGNAL 2 S. AV INTERFERENSI 1
AV NO COLOR 6 POSISI AV 1 BUNYI 2 S. VHS NO COLOR 1
CABINET MENGAP 6 SCREW HOLDER NG 2 S. VHS NO SOUND 1
F. PANEL CACAT 6 SHOCK GB. KEPYUR 2 S.VHS KOSONG 1
MELIPAT 6 SHOCK GELAP 2 SCREEN JEMBRET 1
3D TERBALIK 5 W.B. GB KUNING 2 SCREEN BIRU 1
AV OUT R/L TK 5 3D MATI 1 SCREEN KUNING 1
GAMBAR BENGKOK 5 AV DEPAN NG 1 SCREEN TERANG 1
LED REDUP 5 AV R TK 1 SENSOR KOSONG 1
AV OUT NG 4 AV DEPAN L NO SOUND 1 SOUND AV KECIL 1
AV L MATI 4 AV DEPAN NO COLOR 1 SOUND NGOSOS 1
GAMBAR HIJAU 4 AV DEPAN NO SOUND 1 SPEAKER R GEMBRET 1
GAMBAR KECIL 4 AV DEPAN SHOCK 1 TERBAKAR 1
GAMBAR PUTIH 4 AV GARIS-2 1 V SIZE NG 1
POWER NG 4 CENTER MIRING 1 VHF GB NOISE 1
3D TK 3 CHANNEL KOSONG 1 3D LEMAH 1
B/B TK 3 DVD COLOR NG 1
Dalam mengatasi produk cacat ini perusahaan membentuk kelompok-
kelompok TPM (Total Productivity Management) untuk melakukan
-
Universitas Kristen Petra
38
pengurangan jumlah produk cacat. Target kelompok ini bermacam-macam.
Kelompok-kelompok ini dibentuk berdasarkan kategori masalah dengan
beranggotakan operator yang terkait dengan kategori masalah tersebut. Tugas
kelompok ini adalah untuk mencari penyebab masalah secara terperinci dan
sistematis, mendokumentasikan semuanya beserta data-data yang
berhubungan. Secara berkelanjutan kelompok-kelompok ini bertemu untuk
melakukan evaluasi dan mendiskusikan tindakan perbaikan yang bisa
dilakukan. Kelompok TPM untuk penurunan cacat yang akan di bahas di sini
adalah TPM CRT Mengap dan TPM AC Cord
3.3.1. CRT Mengap
Problem ini terjadi pada bagian FA2 dimana pemasangan CRT pada
kabinet tidak tepat (pada bagian sisi terlihat masih renggang). Dugaan
penyebab yang berhasil ditemukan :
- bahan kabinet kurang bagus sehingga kabinet bagian bawah melengkung
- bagian reap kabinet sebelah bawah terlalu kaku
- tempat baut bagian bawah kurang dalam sehingga baut tidak bisa masuk
sepenuhnya
- screw driver (alat untuk memutar baut) kurang kuat sehingga sudah
berhenti berputar sebelum baut masuk seluruhnya
- operator kurang teliti karena mengehentikan proses sebelum baut masuk
seluruhnya dan tidak melakukan inspeksi
Tindakan perbaikan yang akan dilakukan :
- waktu melakukan pengencangan baut, bagian bawah kabinet perlu
direnggangkan
- bagian reap kabinet sebelah bawah dipotong
- setelah menggunakan screw driver ditambahkan proses manual
- mentes kekuatan, memperbaiki dan menset ulang screw driver
- memberi tanda jika terjadi pergantian operator pada bagian ini sehingga
diketahui operator mana yang bertugas pada waktu terjadinya cacat
- melakukan inspeksi ulang TV sebelum dikirim ke stasiun sesudahnya
-
Universitas Kristen Petra
39
- memberitahukan dengan segera kepada operator yang bertugas bila terjadi
cacat dan melakukan pelatihan kepada operator yang menimbulkan
masalah.
3.3.2. Kabel AC Cord
Problem ini terjadi pada bagian FA2 dimana setelah dilakukan proses
pemasangan backover pada kabinet, TV menjadi spanning (mati). Berbagai
dugaan penyebab yang berhasil ditemukan :
- proses solder dari departemen sebelumnya (mounting) kurang bagus,
sehingga hasil solderan kurang kuat dan kurang matang
- kabel AC Cord terjepit dengan palet waktu TV berjalan di konveyor
- pada waktu penancapan kabel AC Cord (FA2), kabel tertarik karena letak
lubang stop kontak terlalu jauh
- pada waktu dilakukan tes shock kabel terlepas
- pada waktu pemasangan clamp (stasiun pemasangan backover), kabel
terlalu pendek. Kabel akan tertarik pada waktu proses penutupan
backover
- kualitas kabel AC Cord kurang bagus sehingga putus di bagian dalam
Tindakan perbaikan yang akan dilakukan :
- PCB yang diterima dari departemen Mounting dilakukan inspeksi awal
terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam lini produksi
- palet yang sekarang (1 lubang stop kontak) diganti denga palet yang
mempunyai 2 lubang stop kontak
- memberitahukan pada operator perakitan backover jika terjadi cacat agar
operator tersebut lebih teliti dalam bekerja, apabila diperlukan dilakukan
pelatihan pada operator yang bersangkutan
- bekerjasama dengan departemen Quality Control (QC) tentang pemilihan
suplier dan inspeksi awal komponen yang dipakai.
ukp: help: back to toc: master index: