3. aplikasi penginderaan jauh untuk inventarisasi ruang terbuka hijau

3
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK INVENTARISASI RUANG TERBUKA HIJAU I. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk melakukan interpretasi ruang terbuka hijau menggunakan data penginderaan jauh II.BAHAN DAN ALAT 1. Citra Satelit Quickbird/Ikonos/Geo Eye 2. Plastik transparan 3. Spidol OHP 4. Penggaris III. CARA KERJA 1. Siapkan citra satelit resolusi tinggi (Quickbird atau Ikonos) dalam bentuk hardcopy 2. Siapkan plastik transparansi dan spidol OHP 3. Letakkan plastik transparansi di atas citra satelit, lakukan interpretasi ruang terbuka hijau yang meliputi : - Hutan kota - Jalur hijau di tepi jalan - Lapangan - Pemakaman - Taman kota - Pertanian - Pekarangan 4. Berdasarkan hasil interpretasi RTH anda dapat melakukan inventarisasi RTH di lokasi yang sudah ditentukan dan buatlah analisis secara singkat apakah RTH di lingkungan tersebut sudah memenuhi atau belum. IV.HASIL N Penggunaan Luas Persent

Upload: giska-manikasari

Post on 15-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK INVENTARISASI RUANG TERBUKA HIJAU

I. TUJUANMelatih mahasiswa untuk melakukan interpretasi ruang terbuka hijau menggunakan data penginderaan jauh

II. BAHAN DAN ALAT1. Citra Satelit Quickbird/Ikonos/Geo Eye2. Plastik transparan3. Spidol OHP4. Penggaris

III. CARA KERJA1. Siapkan citra satelit resolusi tinggi (Quickbird atau Ikonos) dalam bentuk hardcopy2. Siapkan plastik transparansi dan spidol OHP3. Letakkan plastik transparansi di atas citra satelit, lakukan interpretasi ruang terbuka hijau yang meliputi : Hutan kota Jalur hijau di tepi jalan Lapangan Pemakaman Taman kota Pertanian Pekarangan4. Berdasarkan hasil interpretasi RTH anda dapat melakukan inventarisasi RTH di lokasi yang sudah ditentukan dan buatlah analisis secara singkat apakah RTH di lingkungan tersebut sudah memenuhi atau belum.

IV. HASIL

NoPenggunaan lahanLuas (dot)Persentase (%)

1Pemukiman57217,6

2Tanah Kosong270,8

3Sawah115435,5

4Lapangan70,2

7Hutan148845,8

Jumlah3248100

V. PEMBAHASAN

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.RTH memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota.RTH berfungsi ekologis, yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota. Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.Berdasarkan hasil interpretasi citra dari data penginderaan jauh, lingkungan tersebut memiliki persentase luas RTH sebesar 81,9 persen. RTH yang dimaksud adalah berupa sawah, lapangan dan hutan. Dari segi luas, apabila mengacu pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTH lingkungan tersebut sudah memenuhi syarat luas yang ditentukan. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa luas RTH di suatu wilayah kota harus sebesar 30 persen. Sedangkan dari segi fungsi dan manfaat, apabila melihat dari penyusunnya (sawah, hutan, dan lapangan), RTH mampu memberikan fungsi utamanya yaitu fungsi ekologis. Lingkungan tersebut masih memiliki kawasan hutan yang luas dan beberapa merupakan hutan kompak yang cukup luas dan utuh. Ini berarti kawasan hutan dapat memberikan fungsi yang baik untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. Selain itu RTH yang dimaksud juga memiliki fungsi tambahan yaitu fungsi ekonomi yang berupa kawasan persawahan yang cukup luas (35%). Hal ini jelas memberikan pemasukan (income) bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Secara umum RTH pada lingkungan tersebut masih sangat baik, tinggal bagaimana cara mengelola tata wilayah dan kota tersebut dengan perencanaan yang baik dan matang dengan mengindahkan aspek-aspek lingkungan dan keseimbangan sehingga dapat menciptakan tata wilayah dan kota yang baik, seimbang dan ramah lingkungan karena tidak menutup kemungkinan lingkungan tersebut akan terus tumbuh dan berkembang.

VI. KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis, Ruang Terbuka Hijau di lingkungan tersebut sudah memenuhi baik dari segi luas maupun segi fungsi.