3. analisa situasi...universitas kristen petra 8 3.1.3 analisa faktor kekuatan pemasok bahan baku...

29
6 Universitas Kristen Petra 3. ANALISA SITUASI 3.1 Analisa Industri 3.1.1 Analisa Faktor Pendatang Baru Sebagai pendatang baru dalam layanan usaha ini, penulis sangat perlu memperhitungkan situasi industri pada pasar yang akan dimasuki. Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan. Dengan demikian, produk ini diharapkan dapat mampu bersaing dengan produk-produk yang sudah terlebih dahulu berada di pasaran. Berdasarkan survey yang dilakukan, menunjukkan bahwa konsumen memiliki permasalahan ketika mengkonsumsi ketan, sebagai contoh: ketan seringkali tidak tahan lama, terkadang menimbulkan bau apeg lalu kurangnya penganekaragaman produk dari ketan sehingga membuat terkadang konsumen merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengkonsumsinya. Hal ini berujung dan mengarah pada munculnya suatu ide dan pemikiran yang dapat menjawab semua kekurangan yang muncul. Ide yang dikembangkan adalah ketan yang dikemas dalam bentuk biskuit atau Crackers yang bernama “Oryza crackers”. Selain hal diatas, penulis menganalisa dari berbagai faktor yang juga berhubungan dengan “Oryza crackers” sebagai pendatang baru, yaitu: 1. Modal Dalam memulai suatu usaha yang baru tentunya kebutuhan akan modal sangat perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena faktor ini bisa menjadi salah satu rintangan bagi masuknya pendatang baru dalam suatu industri. Perlu diketahui bahwa modal yang dibutuhkan dalam industri ketan ini cukup besar, yang meliputi pembelian bahan baku kemudian pengadaan alat-alat pengolahan dan pengeringan menggunakan oven. Selain itu, diperlukan juga modal untuk melakukan kegiatan penelitian terlebih dahulu supaya dapat menghasilkan ketan yang benar-benar berkualitas.

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

6 Universitas Kristen Petra

3. ANALISA SITUASI

3.1 Analisa Industri

3.1.1 Analisa Faktor Pendatang Baru

Sebagai pendatang baru dalam layanan usaha ini, penulis sangat perlu

memperhitungkan situasi industri pada pasar yang akan dimasuki. Struktur

industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan

persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagi

perusahaan. Dengan demikian, produk ini diharapkan dapat mampu bersaing

dengan produk-produk yang sudah terlebih dahulu berada di pasaran.

Berdasarkan survey yang dilakukan, menunjukkan bahwa konsumen

memiliki permasalahan ketika mengkonsumsi ketan, sebagai contoh: ketan

seringkali tidak tahan lama, terkadang menimbulkan bau apeg lalu kurangnya

penganekaragaman produk dari ketan sehingga membuat terkadang konsumen

merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengkonsumsinya. Hal ini berujung dan

mengarah pada munculnya suatu ide dan pemikiran yang dapat menjawab semua

kekurangan yang muncul. Ide yang dikembangkan adalah ketan yang dikemas

dalam bentuk biskuit atau Crackers yang bernama “Oryza crackers”.

Selain hal diatas, penulis menganalisa dari berbagai faktor yang juga

berhubungan dengan “Oryza crackers” sebagai pendatang baru, yaitu:

1. Modal Dalam memulai suatu usaha yang baru tentunya kebutuhan akan

modal sangat perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena faktor ini bisa

menjadi salah satu rintangan bagi masuknya pendatang baru dalam suatu

industri. Perlu diketahui bahwa modal yang dibutuhkan dalam industri ketan

ini cukup besar, yang meliputi pembelian bahan baku kemudian pengadaan

alat-alat pengolahan dan pengeringan menggunakan oven. Selain itu,

diperlukan juga modal untuk melakukan kegiatan penelitian terlebih dahulu

supaya dapat menghasilkan ketan yang benar-benar berkualitas.

Page 2: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

7

2. Switching cost Biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk beralih dari

produk pesaing nantinya tidak terlalu tinggi dan dengan biaya yang

dikeluarkan tersebut konsumen akan mendapatkan keuntungan yang lebih

dibanding pesaing. Berdasarkan hal tersebut maka Oryza crackers sebagai

pendatang baru menjanjikan akan memberikan manfaat yang sesuai dengan

biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan yang terbaik.

3. Saluran distribusi Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya

kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya, hal

ini berarti jika saluran distribusi untuk suatu produk telah ditangani oleh

perusahaan-perusahaan yang sudah mapan maka usaha-usaha baru harus

berusaha membujuk saluran tersebut agar bersedia menerima produknya. Hal

ini bisa dilakukan dengan cara, misal: penurunan harga, kerja sama dalam

periklanan. Untuk produk ketan, penulis berencana menggunakan saluran

distribusi satu tingkat. satu tingkat berarti distribusi dilakukan tanpa melalui

perantara atau agen sehingga langsung mengarah pada konsumen.

4. Kebijakan pemerintah Dalam pengadaan produk ini adapun kebijakan dari

pemerintah berkaitan dengan standard mutu yang harus ditaati, misal: kadar

protein minimal 3 persen lalu kadar lemak 3 persen. Dari pernyataan diatas

dapat dilihat bahwa sebagai pendatang baru dalam usaha ini, pemerintah juga

memegang peranan penting berkaitan dengan hal perizinan atau lisensi akan

produk ini.

3.1.2 Analisa Faktor Kekuatan Pembeli

Kekuatan dari setiap kelompok pembeli dalam suatu industri tergantung

pada sejumlah karakterisitik pasar dan kepentingan relatif pembeliannya dari

industri yang bersangkutan. Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis menilai

bahwa pembeli memiliki kekuatan yang kuat dalam tawar menawar. Hal ini

dikarenakan produk yang akan dihasilkan memang bukan merupakan produk

standard tetapi produk ini tidak memiliki diferensiasi yang kuat karena besarnya

kemungkinan pesaing dapat dengan mudah meniru produk ini.

Page 3: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

8

3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok

Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang

sesuai. Untuk pengadaan bahan baku produk ini dapat ditemui banyak pemasok

sehingga perusahaan dapat dengan mudah beralih pada pemasok yang lain jika

bahan baku tersebut tidak sesuai dengan mutu dan harga yang diinginkan. Berarti

dapat disimpulkan, kekuatan pemasok dalam hal ini lemah dan Oryza Crackers

sebagai konsumen tentunya lebih kuat karena jelas terlihat bahwa tidak ada

pemasok yang mendominasi dan pihak perusahaan merupakan pelanggan yang

penting bagi kelompok pemasok.

3.1.4 Analisa Faktor Produk Subsitusi

Mengenali produk subsitusi adalah persoalan mencari produk lain yang

dapat menjalankan fungsi sama seperti produk dalam industri. Dalam industri

ketan ini didapati pula produk yang demikian. Dalam hal ini produk pengganti

yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang memiliki fungsi serta

manfaat yang tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh

perusahaan tetapi memiliki kualitas dan harga yang lebih baik. Berdasarkan

kriteria diatas maka produk subsitusi yang perlu diwaspadai untuk produk ini

adalah biskuit beras dan biskuit gandum.

3.1.5 Analisa Faktor Kapasitas

Faktor kapasitas dibedakan menjadi tiga, yaitu kapasitas yang berlebih,

kapasitas normal, kapasitas yang berada di bawah standard atau masih jarang.

Berikut merupakan data yang berkaitan dengan kapasitas pasar ketan :

Tabel 3.1 Kapasitas Pasar

Deskripsi Produk Jenis Produk

Kemasan Berat Variasi Rasa

Modern crackers Bungkus mini 72 gr Manis, asin, pedas

Gery crackers Bungkus mini 120gr Manis, asin

Want & Want Bungkus mini 150gr Pedas,keju

Nyam Nyam Cup 9.8gr Coklat

Page 4: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

9

Cocone cone 18gr Kelapa, keju

Malkist Bungkus plastik 150gr susu

Garoet Plastik kotak 350gr Plain

Sarinah Plastik kotak 400gr Plain Sumber: Olahan Penulis

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pasar industri ketan yang akan

dimasuki cukup padat karena sudah terdapat cukup banyak pesaing yang berada di

dalam pasar tersebut. Selain itu, berdasarkan data yang juga penulis peroleh dari

dinas pertanian jatim (2004) dikatakan bahwa perkembangan beras ketan di Jawa

Timur selama lima tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung menurun.

Penyebabnya antara lain: harga yang tidak stabil, membanjirnya beras ketan impor

yang kualitas dan harganya tidak berbeda jauh dibanding ketan lokal. Secara

nasional, Indonesia saat ini masih mengimpor beras ketan dengan persentase

sebesar 62,5% (184.875 ton). Hal ini dikarenakan karena produksi di dalam negeri

masih rendah. (Sumber: Menteri Perdagangan dalam raker dengan komisi VI DPR)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kapasitas pesaing industri ketan cukup

padat dan sedangkan kapsitas produksi mengarah pada under capacity atau

dibawah standard, yang berarti bahwa jumlah permintaan dan penawaran akan

produk ketan berada pada jumlah yang tidak sama. Hal ini dapat dilihat

bagaimana pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dengan jumlah yang

cukup besar untuk memenuhi permintaan terhadap beras ketan karena produksi

dalam negeri yang masih rendah.

3.1.6 Analisa Faktor Pesaing Industri

Dalam merencanakan strategi bersaing meliputi pula positioning, yang

berarti suatu usaha untuk memaksimalkan nilai kemampuan atau kelebihan yang

membedakannya dari pesaing. Dikarenakan hal tersebut maka aspek yang sangat

penting dalam perumusan strategi adalah analisis pesaing.

Berdasarkan survei di dalam industri susu kedelai, penulis menemukan

beberapa data mengenai pesaing sebagai berikut:

Page 5: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

10

Tabel 3.2 Data Pesaing

Deskripsi Produk Jenis Produk

Kemasan Berat Variasi Rasa

Modern crackers Bungkus mini 72 gr Manis, asin, pedas

Gery crackers Bungkus mini 120gr Manis, asin

Want & Want Bungkus mini 150gr Pedas,keju

Nyam Nyam Cup 9.8gr Coklat

Cocone cone 18gr Kelapa, keju

Malkist Bungkus plastik 150gr susu

Garoet Plastik kotak 350gr Plain

Sarinah Plastik kotak 400gr Plain

Belvita Plastik 57gr susu

Biskuit Kelapa Plastik 65gr Kelapa

Crispy Crackers Plastik 250gr Plain Sumber: Olahan Penulis

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pesaing yang berada

dalam industri ketan cukup banyak. Produk ketan merupakan produk yang

standar, dimana bentuk olahannya hampir selalu sama dan kemasan yang tidak

jauh berbeda. Hal ini membuat kebanyakan konsumen memilih ketan berdasarkan

kualitas, rasa dan hasil olahannya. Jika salah satu dari 3 aspek tersebut kurang

sesuai dengan pihak konsumen maka dapat berakibat konsumen berpindah pada

produk lain yang serupa. Oleh karena itu, berdasarkan penjabaran diatas maka

dapat disimpulkan bahwa persaingan di dalam industri ketan cukup ketat.

3.2 Analisa Pasar

3.2.1 Identifikasi Kategori Produk

Klasifikasi produk dapat dilakukan dengan didasarkan pada keistimewaan

atau kelebihan dari produk tersebut. Produk ketan yang penulis coba kembangkan

dapat diklasifikasikan ke dalam kategori, yaitu Non durable goods (Barang tak

tahan lama). Diklasifikasikan demikian karena produk ketan merupakan produk

yang biasa dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan, misalnya: membuat

Page 6: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

11

makanan tradisional, membuat cake. Berdasarkan pada kebiasaan pembelian

konsumen, produk tesebut diklasifikasikan ke dalam convenience goods karena

produk ini merupakan produk yang pada umumnya sering dan segera dibeli oleh

para konsumen, lagipula tanpa banyak usaha untuk membanding-bandingkannya

pada saat membeli. Selanjutnya, produk-produk yang diklasifikasikan ke dalam

convenience goods dapat dikategorikan lagi menjadi staple goods (bahan pokok)

karena produk ketan merupakan salah satu pangan yang dibeli untuk keperluan

sehari-hari. Ketan juga dikategorikan sebagai salah satu sumber pangan yang

mengandung karbohidrat cukup tinggi, banyak sumber vitamin (B1, B2, B6) dan

mineral (kalsium, magnesium, selenium, fosfor).

3.2.2 Analisa Ukuran Pasar Produk

Ukuran pasar produk ketan tergantung pada jumlah pembeli yang ada

untuk suatu penawaran terhadap pasar tertentu. Produk ketan ini memiliki target

pasar pada segmen remaja hingga dewasa (13-59 tahun). Jumlah penduduk

Indonesia pada akhir bulan juli diperkirakan sebesar 241.973.879 jiwa (sumber:

BPS Indonesia). Berikut adalah data-data yang dapat digunakan untuk

memperkirakan ukuran pasar produk ketan:

Tabel 3.3 Data Penduduk Surabaya Umur Laki-laki Perempuan Jumlah total Persentase (%)

0-4 107315 102191 209506 8.1

5-9 100202 95281 195483 7.5

10-14 91782 89943 181725 6.9

15-19 122949 141972 264921 10.2

20-24 155841 173873 329714 12.7

25-29 157667 160583 318250 12.2

30-34 130121 125968 256089 9.8

35-39 104345 105256 209601 8.06

40-44 88412 58254 173666 6.7

45-49 70279 65009 135258 5.2

50-54 48843 472275 96118 3.7

55-59 39611 36553 76164 2.9

60-64 29622 31559 61181 2.4

Page 7: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

12

65-69 18719 21619 40338 1.6

70-74 12621 15517 27938 1.2

75+ 10164 14003 24167 0.9

Not stated 15 22 37 0.01

Jumlah Total 1288478 1311678 2600156 100

Sumber : BPS (2004)

Tabel 3.4 Angka kebutuhan gizi rata-rata yang dibutuhkan

(per orang setiap hari) Umur BB

(kg)

TB

(Cm)

Energi

(Kkal)

Prot

ein

(g)

Vit

A

Vit

D

Vit

E

Vit

K

Vit

B12

Vit

C

Kalsiu

m

Fosf

or

Besi

0-6 bln 5,5 60 560 12 350 7.7 3 5 0.1 30 300 200 3

7-12 bln 8,5 71 800 15 350 10 4 10 0.1 35 400 250 5

1-3 th 12 90 1250 23 350 10 6 15 0.5 40 500 250 8

4-6 th 18 110 1750 32 460 10 7 20 0.7 45 500 350 9

7-9 th 24 120 1900 37 460 10 7 30 0.9 45 500 400 10

Pria

10-12 th 30 135 2000 45 500 10 10 45 1.0 50 700 500 14

13-15 th 45 150 2400 64 600 10 10 65 1.0 60 700 500 17

16-19 th 56 160 2500 66 700 10 10 70 1.0 60 600 500 2

20-45 th 62 165 2800 55 700 5 10 80 1.0 60 500 500 13

46-59 th 62 165 2500 55 700 5 10 80 1.0 60 800 800 13

> 60 th 62 165 2200 55 600 5 10 80 1.0 60 500 500 13

Wanita

10-12 th 35 140 1900 54 500 10 8 45 1.0 50 700 450 14

13-15 th 46 153 2100 62 500 10 8 55 1.0 60 700 450 19

16-19 th 50 154 2000 51 500 10 8 60 1.0 60 600 450 25

20-45 th 54 156 2200 48 500 5 8 65 1.0 60 500 450 26

46-59 th 54 156 2100 48 500 5 8 65 1.0 60 600 450 14

> 60 th 54 156 1850 48 500 5 8 65 1.0 60 500 450 14

Hamil +285 +12 +200 10 10 65 +150 +10 +400 200 +20

Sumber: WKNPG (2004)

Berdasarkan data-data diatas, dapat dilihat bahwa segmen remaja hingga

dewasa dengan range umur 13-59 tahun merupakan pasar potensial untuk produk

ketan karena memiliki persentase yang cukup besar yaitu sebesar 78,36 % dari

total keseluruhan jumlah penduduk Surabaya. Selain itu pada range usia tersebut

Page 8: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

13

baik pria maupun wanita membutuhkan kandungan gizi yang lebih banyak

dibanding pada usia lanjut ataupun pada waktu anak-anak.

Dari jumlah persentase diatas penulis menargetkan sebesar 20 hingga 25%

sebagai target awal, yang dititikberatkan pada segmen remaja hingga dewasa

dengan range umur 13-59 tahun. Jadi ukuran pasar untuk indsutri ketan masih

cukup besar sehingga produk yang dikembangkan tentunya memiliki peluang

untuk merebut pangsa pasar pada industri ini di Surabaya.

3.2.3 Analisa Siklus Hidup Produk

Menurut Kotler (2002), siklus hidup suatu produk melalui 4 tahap yaitu:

1. Perkenalan (Introduction)

Periode pertumbuhan penjualan Crackers ketan pada tahap ini lambat dan

belum ada laba yang dihasilkan sama sekali. Hal ini disebabkan karena

besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan, misal untuk biaya promosi,

biaya penelitian.

2. Pertumbuhan (Growth)

Dalam tahap ini pasar sudah mulai dapat menerima produk crackers secara

cepat dan disertai dengan peningkatan laba yang besar. Hal tersebut ditandai

dengan ciri-ciri, sebagai contoh: pesaing mulai melihat peluang, pesaing mulai

masuk ke pasar.

3. Kedewasaan (Maturity)

Dalam tahap ini pertumbuhan penjualan sudah menurun, sedangkan untuk

laba yang didapatkan masih tergolong stabil meski persaingan yang terjadi

semakin meningkat. Hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan masih tetap

berlangsung secara gencar dengan tujuan untuk mempertahankan produk dari

pesaing.

4. Penurunan (Decline)

Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang

menipis. Hal tersebut ditandai dengan omset yang mulai menurun, pesaing

mulai tersingkir karena hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki spesialis

di bidangnya yang masih bertahan dan berjalan.

Page 9: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

14

3.3 Analisa Konsumen

3.3.1 Definisi Konsumen

Konsumen memiliki pengertian, yaitu individu atau rumah tangga yang

membeli barang atau jasa untuk dikonsumsi baik itu secara langsung ataupun

tidak. Berdasarkan pengertian diatas, penulis menentukan konsumen untuk produk

ini adalah konsumen remaja hingga dewasa dengan range umur 13-59 tahun yang

didukung dengan memiliki kemampuan finansial menengah, bertempat tinggal di

Surabaya, memiliki gaya hidup yang sibuk, kelas sosial yang menengah dan

menengah keatas kemudian berada dalam masa aktif untuk beraktivitas yang

peduli akan kesehatan dan penampilan.

3.3.2 Analisa Perilaku Belanja Konsumen

Perilaku belanja konsumen ketan didasarkan pada dua faktor, yaitu:

personal motives dan social motives. Personal motives dipengaruhi oleh adanya

kebutuhan dalam diri konsumen. Hal ini berarti adanya dorongan dalam diri

konsumen untuk tetap menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi produk

ketan ini. Sedangkan social motives dipengaruhi oleh penampilan dan status. Hal

ini berarti konsumen yang mengkonsumsi produk ketan ini bertujuan agar bisa

tetap sehat serta penampilannya terus terjaga.

Selain dua faktor diatas, perilaku belanja konsumen dipengaruhi oleh

beberapa faktor lain, yaitu: faktor budaya, faktor pribadi, faktor psikologi.

1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku

belanja konsumen. Budaya adalah penyebab dasar keinginan dan perilaku

konsumen. Pemasar berusaha mengenali pergeseran budaya saat ini, yakni

semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Hadirnya

crackers atau biskuit berbahan ketan sebagai produk makanan yang praktis

untuk dikonsumsi timbul dari budaya makan beras yang telah ada dalam

masyarakat. Mungkin selama ini kita hanya berpikir bahwa makan beras

identik dengan makan beras putih atau nasi, namun terbukti bahwa beras

berbahan ketan juga diminati oleh masyarakat sejak dulu terutama dalam

membuat makanan-makanan yang bersifat tradisional. Mengingat ketan adalah

Page 10: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

15

jenis padi-padian yang sangat dekat dengan masyarakat karena sering diolah

menjadi berbagai macam makanan tradisonal seperti: nasi kuning, dodol, nasi

ketan kelapa. Masyarakat telah paham sekali bahwa ketan dapat dikonsumsi

juga sebagai pengganti beras putih karena memilki kandungan karbohidrat

yang cukup dan mereka juga telah terbiasa mengkonsumsinya. Maka

fenomena budaya yang terjadi saat ini, bahwa beras ketan memang bukan

bahan makanan utama, meski demikian beras ini tetap dibutuhkan masyarakat

baik itu digunakan untuk membuat makanan tradisonal ataupun kudapan. Hal

ini sangat mendukung untuk memperkenalkan budaya makan biskuit yang

berbahan ketan ini. Kini masyarakat diperkenalkan makan beras ketan dengan

cara yang sangat praktis yaitu hanya dengan bentuk biskuit, sudah dapat

menjadi pengganti sarapan atau dapat dijadikan sebagai camilan sehat.

2. Faktor Pribadi

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada

pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya.

Kepribadian konsumen dipengaruhi oleh faktor berikut ini :

a. Gaya hidup

Saat ini masyarakat cenderung mengutamakan kepraktisan dalam hal

makanan dengan faktor kesehatan sebagai pendukung utama pula. Jadi,

apa yang sehat dan praktis untuk dimakan itulah yang dikonsumsi. Gaya

hidup sehat menjadi daya tarik bagi konsumen yang akan kita tembak

pasarnya.

b. Kepribadian

Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dalam

dirinya (motif, IQ, emosi, cara berpikir, persepsi) dan faktor eksternal

(lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam).

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan

keputusan dalam membeli. Maka persepsi akan hadirnya crackers atau

biskuit yang terbuat dari ketan akan memberikan kesan (image) tersendiri

bagi calon konsumen bahwa bsikuit ini akan lebih memberi dampak positif

terhadap kesehatan dan bukan hanya sebagai konsumsi makanan ringan

biasa semata.

Page 11: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

16

3. Faktor Psikologis

Ada 4 faktor psikologis utama yang mempengaruhi perilaku belanja

konsumen, yaitu:

a. Motivasi

Menurut Maslow, kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hierarki yang

paling mendesak sampai kurang mendesak. Berdasarkan ini, kebutuhan

adalah kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan penghargaan, kebutuhan pengembangan diri. Dari penjelasan

ini maka penulis mengaitkan perilaku belanja konsumen dengan

kebutuhan fisiologis (lapar, haus) dan keamanan. Konsumen tidak hanya

butuh makanan itu namun konsumen butuh jaminan keamanan, apakah

makanan yang dikonsumsi berguna bagi tubuh mereka dan aman. Aman

dalam arti bahan-bahan pangan yang terbuat sangat alami dan tidak

mengandung bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Berikutnya, bahan makanan itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh dan

menyehatkan tentunya.

b. Persepsi

Persepsi merupakan proses menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

informasi guna membentuk gambaran yang berarti. Perilaku belanja

konsumen terhadap produk crackers yang terbuat dari ketan ini akan

mempersepsikan bahwa produk ini merupakan produk baru dengan bahan

yang baru yang dibuat menjadi crackers atau biskuit. Persepsi masyarakat

mengenai ketan yang sangat berguna sebagai bahan untuk membuat

makanan-makanan tradisional yang memiliki karabohidrat tinggi telah

melekat sehingga ketika ketan ini diproduksi menjadi sebuah biskuit, maka

akan menambah nilai praktis tanpa meninggalkan persepsi “sehat”

tersebut. Dua persepsi (“sehat” dan “praktis”) ini saling mempengaruhi

yang dapat menjadi alasan konsumen untuk mencoba produk baru ini dan

kemudian menjadi konsumen tetap atau pelanggan karena persepsi yang

sudah melekat tersebut.

Page 12: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

17

c. Pembelajaran

Saat seseorang bertindak, maka mereka belajar. Pembelajaran

menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Ketika

konsumen ingin membeli crackers ketan, merek mempunyai dorongan

untuk kebutuhan fisiologis dan keamanan. Konsumen tahu bahwa ketan

berguna sebagai bahan untuk membuat makanan-makanan tradisional,

maka dengan dorongan untuk mengkonsumsi itu maka berikutnya ada

proses pembelajaran bahwa ketan selain dalam bentuk yang seperti biasa

mereka makan kini hadir dalam bentuk biskuit yang tentunya memiliki

bentuk dan rasa yang berbeda tetapi fungsi yang sama yaitu bisa

digunakan sebagai pengganti beras putih dan mengandung karbohidrat

yang tidak jauh berbeda dengan beras putih. Kelebihan “praktis” menjadi

poin berikutnya bagi konsumen untuk belajar dan mencobanya.

d. Keyakinan dan sikap

Persepsi dan pembelajaran tersebut di atas membuat konsumen

menentukan sikap dan punya keyakinan bahwa biskuit berbahan ketan ini

baik untuk dikonsumsi.

3.3.3 Analisa Perilaku Konsumsi Konsumen

Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk ketan termasuk dalam

tipe perilaku pembelian kebiasaan. Hal ini disebabkan karena konsumen dalam

mengkonsumsi produk ini memiliki keterlibatan yang rendah serta tidak terlalu

memperhatikan perbedaan merek. Dikatakan demikian karena konsumen hanya

pergi ke toko atau pasar kemudian mengambil suatu merek. Jika mencari merek

yang sama, itupun disebabkan karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap

merek tertentu. Selain itu, konsumen biasa melakukan pembelian tanpa rencana

dimana konsumen pada mulanya ingin mencoba-coba dan ketika konsumen

merasa puas maka konsumen akan mengkonsumsinya secara berkelanjutan.

Konsumen pada tipe ini tidak mencari secara luas informasi mengenai merek

tertentu, mengevaluasinya dan memutuskan secara serius merek ketan apa yang

akan dibeli.

Page 13: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

18

3.3.4 Segmentasi Konsumen

Konsumen yang menjadi segmen dari layanan usaha ini sebagai berikut:

Tabel 3.5 Segmentasi Konsumen

Geografis

Kota Konsumen yang menjadi segmen adalah penduduk yang

berdomisili di Jawa Timur

Demografis

Umur 15-49 tahun

Jenis kelamin Laki-laki dan perempuan

Pendapatan Memiliki kemampuan finansial menengah

Psikografis

Kelas sosial Kelas menengah dan menengah atas

Orientasi hidup Sibuk.

Kepribadian Memperdulikan kesehatan dan penampilan diri

Perilaku

Tingkat penggunaan Pengguna kelas sedang

Tahap kesiapan Tertarik, ingin dan bermaksud membeli

Sikap pada produk Positif, karena konsumen yang sadar akan pentingnya kesehatan

tentunya akan lebih mudah untuk menerima dan mengkonsumsi

produk ini

Status kesetian Menengah dan kuat

3.4 Analisa Pesaing dan Persaingan

3.4.1 Identifikasi Pesaing

Dalam membangun suatu usaha sangat diperlukan untuk mengenali

pesaing-pesaingnya agar dapat mempertahankan usaha yang sedang dilakukan dan

tidak dengan mudah menghilang dari bisnis tersebut. Menurut Kotler (1997;190),

pesaing dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Pesaing keinginan

Yaitu keinginan terdekat dari konsumen yang mungkin mau dipenuhinya

Page 14: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

19

2. Pesaing generik

Yaitu Cara-cara pokok dimana pembeli dapat memuaskan sebuah keinginan

khusus

3. Pesaing Bentuk produk

Yaitu bentuk produk lainnya yang dapat memuaskan keinginan khusus si

pembeli

4. Pesaing Brand

Yaitu merek lainnya yang dapat memuaskan keinginan yang sama

Berdasarkan 4 tipe pesaing diatas, persaingan yang terjadi dalam industri

ketan ini merupakan persaingan dalam merek. Hal ini dikarenakan di pasar dapat

ditemukan berbagai macam merek dalam bentuk dan komposisi yang rata-rata

hampir sama. Pesaing dalam usaha ini dapat dibedakan menjadi pesaing langsung

dan pesaing tidak langsung. Berikut merupakan data-data mengenai pesaing

dalam industri ketan:

Tabel 3.6 Pesaing Langsung

Deskripsi Produk Merek Produk

Kemasan Berat

Keunggulan & Kelemahan

Modern crackers Bungkus

mini

72 gr Keunggulan:

Variasi rasa cukup banyak dan

memiliki kemasan bungkus

yang praktis dalam satu plastik

Kelemahan:

Tidak tersedia dalam kemasan

yang lebih kecil, hanya dalam

satu ukuran plastik yang besar

Gery crackers Bungkus

mini

120gr Keunggulan:

Variasi rasa cukup dan kemasan

yang praktis

Kelemahan:

Tersedia dalam satu ukuran saja

Page 15: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

20

Want & Want Bungkus

mini

150gr Keunggulan:

Variasi rasa cukup, kemasan

praktis dan menarik, tersedia

dalam 3 jenis ukuran

Kelemahan:

Harganya tergolong sangat

mahal

Nyam Nyam Cup 9.8gr Keunggulan:

Bentuk kemasan yang berbeda,

lucu, menarik.

Kelemahan:

Target konsumen tergolong

sempit karena sebagian besar

konsumennya hanya anak kecil

hingga remaja

Cocone cone 18gr Keunggulan:

Bentuk kemasan lucu dan

menarik, bentuk produknya

juga bervariasi

Kelemahan:

Konsumennya mengarah pada

anak kecil dan remaja saja

Malkist Bungkus

plastik

150gr Keunggulan:

Merupakan “Pemain” lama

dalam industri snack dan biskuit

Kelemahan:

Variasi rasa kurang dan

bentuknya yang kurang praktis

Garoet Plastik

kotak

350gr Keunggulan:

Bentuk, rasa dan kemasan

sudah tidak asing lagi di mata

konsumen karena merupakan

Page 16: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

21

hasil olahan yang sudah lama

ada.

Kelemahan:

Bentuk olahan tradisional yang

tidak mengalami

pengembangan sejak dulu baik

dari kemasan dan bentuk

Sarinah Plastik

kotak

400gr Keunggulan:

Merupakan “pemain” lama

Kelemahan:

Variasi rasa dan kemasan

kurang

*Dari berbagai sumber

Tabel 3.7 Pesaing Tidak Langsung

Deskripsi Produk Merek Produk

Kemasan Berat

Keunggulan & Kelemahan

Crispy crackers Bungkus

plastik

250 gr Keunggulan:

Merupakan “Pemain” lama

Kelemahan:

Tidak tersedia dalam kemasan

yang lebih kecil dan tidak

praktis sehingga konsumen akan

kesulitan jika ingin

mengkonsumsi dengan jumlah

yang sedikit

Biskuit Kelapa Plastik 65gr Keunggulan:

Merupakan biskuit yang muncul

dengan rasa baru dan diproduksi

oleh “pemain” lama dalam

industri biskuit

Page 17: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

22

Kelemahan:

Rasa yang dimiliki terlalu manis

sehingga seringkali membuat

serik di tenggorokan

Belvita Plastik 57gr Keunggulan:

Bentuk menarik dan harga

murah

Kelemahan:

Kandungan susu dan gulanya

sangat besar sehingga ketika

dimakan terasa sangat manis *Dari berbagai sumber

3.4.2 Analisa Fitur Produk

Fitur produk pesaing dapat dilihat dari kelebihan yang ditawarkan oleh

suatu jenis produk. Berikut adalah data mengenai kelebihan yang dimiliki masing-

masing pesaing:

Tabel 3.8 Fitur Produk

Merek Produk Kelebihan

Modern crackers Variasi rasa cukup banyak dan memiliki kemasan

bungkus yang praktis dalam satu plastik

Gery crackers Variasi rasa cukup dan kemasan yang praktis

Want & Want Variasi rasa cukup, kemasan praktis dan menarik,

tersedia dalam 3 jenis ukuran

Nyam Nyam Bentuk kemasan yang berbeda, lucu, menarik

Cocone Bentuk kemasan lucu dan menarik, bentuk produknya

juga bervariasi

Malkist Merupakan “Pemain” lama dalam industri snack dan

biskuit

Page 18: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

23

Garoet Bentuk, rasa dan kemasan sudah tidak asing lagi di mata

konsumen karena merupakan hasil olahan yang sudah

lama ada.

Sarinah Kemasan menarik

Crispy crackers Bentuk, rasa dan kemasan yang sudah sangat dikenal

masyarakat

Biskuit Kelapa Merupakan biskuit yang muncul dengan rasa baru dan

diproduksi oleh “pemain” lama dalam industri biskuit

Belvita Bentuk menarik dan harga murah

3.4.3 Analisa Faktor Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran perusahaan adalah untuk memenangkan pasar dan

persaingan dengan berorientasi pada nilai bagi konsumennya. Oleh sebab itu,

perusahaan perlu merencanakan strategi-strategi utama yang akan diterapkan

beserta strategi-strategi cadangan. Diharapkan kesemuanya itu dapat membantu

usaha ini untuk memenangkan pasar. Tujuan dari pengembangan produk ketan ini

adalah menciptakan produk yang bisa digunakan sebagai pengganti sarapan atau

camilan sehat yang juga bermanfaat bagi konsumen dalam menjaga kesehatan

serta penampilan dirinya. Sasaran yang menjadi target adalah konsumen remaja

hingga dewasa (15-49 tahun) yang sangat aktif dalam beraktivitas, kelas sosial

menengah dan menegah keatas, memiliki kemampuan finansial yang menegah,

memperhatikan kondisi kesehatan, selektif dalam memilih produk makanan

kesehatan serta menyukai produk makanan kesehatan dalam bentuk yang lebih

praktis dan efisien.

3.4.4 Analisa Faktor Strategi

Dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka

diperlukan beberapa strategi yang perlu direncanakan, yaitu:

Page 19: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

24

1. Strategi positioning

Strategi yang diterapkan adalah less for more, produk crackers ketan

memberikan penawaran dengan harga rata-rata yang hampir sama dengan para

pesaingnya. Dengan harga tersebut kompensasi yang diperoleh tentunya lebih

menguntungkan dibanding produk-produk yang menjadi pesaing utama.

2. Diferensiasi

Produk ini merupakan pengembangan dari produk ketan, dimana produk ini

hadir dalam bentuk yang baru yaitu dalam bentuk biskuit. Bentuk ini hadir

dengan harapan agar konsumen dapat bisa lebih menjaga kesehatan dan

penampilan dirinya dengan produk makanan kesehatan yang lebih praktis dan

efisien.

3. Strategi fokus

Perusahaan berusaha memfokuskan pada konsumen potensial yang sedang

dalam masa aktif dalam beraktivitas, pekerja keras dan benar-benar memiliki

kepedulian tinggi akan kesehatan dirinya.

4. Continue improvement

Produk ini diharapkan akan terus mengalami pengembangan untuk

kedepannya, baik itu dari rasa, kemasan maupun penambahan pada jenis

produk ketan yang dihasilkan.

Dari keempat strategi diatas, penulis memilih untuk menggunakan strategi

positioning dengan tujuan agar produk ini memiliki kemampuan bersaing dan

dapat meraih pangsa pasarnya dengan waktu yang relatif tidak terlalu lama. Selain

strategi diatas, penulis juga menggunakan strategi diferensiasi yang

mengedepankan keunikan dan kelebihan dari produk ini yaitu praktis, sehat dan

bergizi tinggi.

3.4.5 Analisa Faktor Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi 4, yaitu product, price, place,

promotion. Berdasarkan hal tersebut, bauran pemasaran produk crackers ketan ini

sebagai berikut:

Page 20: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

25

1. Product

Produk yang ditawarkan merupakan suatu pengembangan baru dari ketan,

hadir dalam bentuk crackers yang memiliki berbagai kelebihan baik dalam

bentuknya yang lebih praktis dibanding produk-produk ketan yang lain serta

manfaat-manfaat yang lebih lengkap dalam hal kesehatan yang bisa diperoleh

dalam mengkonsumsi crackers ketan ini.

2. Price

Harga yang ditetapkan untuk memperoleh produk ini tidak terlalu berbeda

jauh dengan produk-roduk pesaing. Produk ini menetapkan harga dengan

kisaran Rp 6000 – Rp 9000/ 120gr. Kisaran harga diatas ditetapkan

berdasarkan data dibawah ini:

Tabel 3.9 Harga Produk Pesaing

Merek Produk Berat kemasan Harga

Modern crackers 72 gr Rp 5.775

Gery crackers 120 gr Rp 6.540

Want & Want 150 gr Rp 15.255

Nyam Nyam 9.8 gr Rp 1075

Cocone 18 gr Rp 2.050

Malkist 150 gr Rp 2.475

Garoet 350 gr Rp 10.750

Sarinah 400 gr Rp 9.395

Crispy crackers 250 gr Rp 3.625

Biskuit Kelapa 65 gr Rp 1045

Belvita 57 gr Rp 1290 Sumber: Olahan penulis

Melalui data diatas dapat dilihat harga produk yang ditetapkan oleh para

pesaing di pasar. Berdasarkan hal diatas, penulis menilai bahwa kisaran harga

yang ditetapkan untuk konsumen dengan kemampuan finansial menengah

tergolong relatif terjangkau.

Page 21: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

26

3. Place

Bicara mengenai place maka berkaitan dengan saluran distribusi pula. Saluran

distribusi yang digunakan pada produk ini langsung menuju kepada konsumen

melalui supermarket atau toko-toko kelontong. Tentunya disini perusahaan

juga memilih supermarket atau toko-toko dengan akses yang mudah

dijangkau.

4. Promotion

Promosi dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu:

A. Above the line

Promosi dalam bentuk ini dilakukan melalui iklan di media cetak seperti

majalah-malah kesehatan dan majalah-majalah wanita (tabloid). Selain itu,

promosi dapat dilakukan secara langsung di supermarket atau hypermarket

tertentu

B. Below The line

Promosi dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara melakukan edukasi

melalui kegiatan di mall-mall, memberikan diskon menarik, mengadakan

lomba-lomba yang berhubungan dengan produk ketan.

Dari 2 bentuk diatas, persentase untuk masing-masing promosi memliki

rincian sebagai berikut:

I. Above the line (70%)

a. Media cetak dan media elektronik radio (30%)

b. Secara langsung ke supermarket dan toko serba ada (40%)

II. Below the line (30%)

a. Mengadakan lomba

b. Menjadi sponsor event-event tertentu

c. Melakukan edukasi melalui kegiatan-kegiatan di mall

3.4.6 Analisa Faktor Rantai Nilai

Rantai nilai mengidentifikasi 9 kegiatan strategis dan relevan yang

menciptakan nilai dan biaya dalam bisnis tertentu. Dari 9 kegiatan tersebut, terdiri

Page 22: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

27

dari 5 kegiatan utama dan 4 kegiatan pendukung. Berikut adalah rantai nilai dari

industri ketan:

1. Inbound logistics (membawa bahan mentah ke perusahaan)

Untuk produk crackers ketan, bahan baku diperoleh dari pemasok. Dalam hal

ini pemasok bisa diperoleh melalui supplier atau secara langsung melalui

petani beras.

2. Operations (memproses menjadi produk jadi)

Proses pembuatan dan pengolahan ketan dilakukan dengan menggunakan

teknologi yaitu alat untuk mengolah ketan serta mesin sterelizer sebelum

dilakukan pengolahan lebih lanjut kemudian pengeringan dan pengemasan

pada produk crackers ketan ini.

3. Outbound logistics (mengirim produk jadi)

Produk ketan yang sudah selesai dikemas akan dikirim melalui saluran

distribusi yang sudah ditetapkan. Untuk industri dalam skala besar tentunya

melalui distributor kemudian dimasukkan pada supermarket atau

hypermarket.

4. Marketing dan sales (pemasaran)

Pemasaran dilakukan dalam 2 bentuk, baik secara above the line dan below the

line.

5. Service (pelayanan)

Perusahaan menyediakan layanan bebas pulsa apabila ada komplain. Selain

itu, konsumen dapat memberikan masukan dan kritikan melalui internet.

Semua fasilitas itu disediakan dengan tujuan agar perusahaan dapat terus

melakukan perbaikan pada produk yang dipasarkan sehinggaa dapat

memenuhi harapan konsumen akan produk tersebut.

6. Procurement (perolehan)

Perolehan untuk bahan-bahan utama dan pendukung yang menunjang proses

pembuatan produk crackers ketan ini dperoleh dari pemasok.

7. Pengembangan teknologi

Dalam proses pembuatan crackers ketan dibutuhkan teknologi yaitu mesin

sterelizer yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang terdapat pada ketan

Page 23: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

28

tersebut dan oven pengeringan yang berguna untuk mengeringkan bentuk

olahan sebelum menjadi bentuk crackers

8. MSDM

Dibutuhkan pelatihan untuk setiap karyawannya terlebih dahulu karena dalam

proses pembuatannya dibutuhkan SDM yang benar-benar teliti, mengerti dan

berpengalaman.

9. Firm Infrastructure (prasarana perusahaan)

Di dalam perusahaan terdapat berbagai departemen dengan deskripsi tugas

masing-masing. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat

berjalan dengan teratur dan dengan keteraturan itu dapat membantu kegiatan

utama dari perusahaan yaitu memproduksi crackers ketan ini.

3.4.7 Analisa Faktor Diferensiasi

Crackes ketan memposisikan dirinya sebagai produk ketan yang hadir

dalam bentuk baru yaitu crackers atau biskuit. Produk ini merupakan suatu bentuk

pengembangan yang menitikberatkan pada bentuk yang berbeda dengan bentuk

olahan ketan pada umumnya, kandungan serta kemasan produk. Pengembangan

yang dilakukan bertujuan ingin memberikan manfaat lebih dari kandungan ketan

sebagai makanan dengan nilai karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai

pengganti sarapan maupun bermanfaat terhadap kesehatan yang

mengkonsumsinya dengan bentuk yang lebih praktis dan efisien. Dengan

mengkedepankan manfaat dan kelebihan yang ada maka diharapkan produk ini

dapat memberikan solusi baru bagi setiap konsumennya dapat menciptakan gaya

hidup sehat yang praktis dan sangat mudah untuk dilakukan.

3.5 Analisa Lingkungan Makro

3.5.1 Analisa Faktor Ekonomi

Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pola

konsumen serta daya beli. Lingkungan ekonomi yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi

Pada tahun 2006, Indonesia diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi

sebesar 6,2%. Berdasarkan fakta yang ada hal ini sulit sekali untuk terealisasi

Page 24: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

29

karena selisih harga minyak dunia dan rendahnya penyerapan alokasi dana

APBN pada tahun 2006 (Menteri Keuangan Sri Mulyani, Bisnis Indonesia, 18

April 2006). Berikut ini adalah dat-data yang dapat digunakan sebagai

referensi untuk memperkirakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini:

Tabel 3.10 Tabel 3.11

Asumsi Makro 2006 Indikator Ekonomi (19/6/2006)

IHSG (point) 1.400,85

Minyak Dunia

(US$/brl)

69,73

Kurs Tgh.BI

($/Rp)

9.230,00

SB Deposito(%) 12,15

JIBOR (%) 12,85

SIBOR (%) 5,09

LIBOR (%) 5,08

Tabel 3.12

APBN 2006 (Trilliun)

Pendapatan negara 625,2

Belanja negara 647,7

Pembiayaan (22,4) Sumber: APBN Th.2006

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa kondisi perokonomian Indonesia

kurang begitu baik. Meskipun demikian, berdasarkan data yang penulis

peroleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur, menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dari tahun 1999-2004 masih selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini berarti berarti meskipun

kondisi perokomian Indonesia secara keseluruhan kurang mendukung namun

dengan adanya peningkatan berlanjut dari tahun ke tahun di Jawa Timur

menandakan bahwa adanya kemajuan produksi secara sektoral. Meningkatnya

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

6,2

Inflasi (%) 8,0

Kurs ($/Rp) 9.900,0

SBI 3 bln (%) 9,5

Minyak Dunia

(US$/brl)

57,0

Produksi minyak

(jt.brl/hr)

1.050,0

Page 25: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

30

perkonomian di Jawa Timur ini tentunya membawa dampak yang cukup

berarti bagi industri ketan. Berikut merupakan tabel pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur:

Tabel 3.13 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Keterangan 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Pertumbuhan

Ekonomi

1,21 3,26 3,33 3,41 4,11 4,86

Sumber: BPS Surabaya

b. Laju inflasi

Tinggi rendahnya inflasi sangat mempengaruhi daya beli konsumen. Berikut

merupakan data yang diperoleh mengenai laju inflasi makanan dan

minuman di Jawa Timur:

Tabel 3.14 Laju Inflasi Industri Makanan dan Minuman di Surabaya

Tahun Laju Inflasi (%)

2000 13.37

2001 13.70

2002 4.41

2003 3.81

2004 1.89 Sumber: BPS Surabaya

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat inflasi pada

industri makanan dan minuman semakin membaik setiap tahunnya. Dengan

adanya potensi pertumbuhan yang baik pada industri makanan dan minuman

maka penulis optimis bahwa produk crackers ketan memiliki potensi untuk

dapat berhasil dan berkembang di masa mendatang.

c. Daya beli

Tingkat konsumsi masyarakat akan barang dan jasa diukur dengan Indeks

Daya Beli. Berikut merupakan tabel IDB di Jawa Timur:

Page 26: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

31

Tabel 3.15 Indeks Daya Beli Jawa Timur

Tahun Dasar 2000 (2000=100)

Keterangan 2000 2001 2002 2003

Indeks PDRB per

kapita

100 114,50 131,75 144,03

IDB 100 100,57 105,86 110,99

IHK 100 113,85 124,45 129,77

Laju pertumbuhan

IDB

0,57 5,26 4,84

Sumber: BPS Jawa Timur-Indeks Daya Beli (IDB)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Indeks Daya Beli konsumen di

Jawa Timur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini berarti

kemampuan daya beli masyarakat di Jawa Timur cukup bagus dan

peningkatan tersebut merupakan suatu hal yang positif karena hal tersebut

berati konsumen diperkirakan dapat menyesuaikan pendapatan dengan

kemampuan membeli barang.

3.5.2 Analisa Faktor Politik

Kondisi politik di Indonesia saat ini sangat berpengaruh pada industri

makanan dan minuman. Hal ini berkaitan dengan banyaknya peraturan pemerintah

yang terkesan seperti menghambat pertumbuhan pada industri ini. Selain

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah adapun peraturan yang yang

dikeluarkan oleh MUI berkaitan dengan status kehalalan suatu produk makanan

ataupun minuman yang juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Telah banyak

pula usulan-usulan yang diajukan oleh berbagai pihak dengan berbagai

argumentasinya berkaitan dengan peraturan-peraturan tersebut. Sayang sekali

beberapa argumentasi tersebut dapat dikatakan lemah karena ketidaktahuan dan

kekurangpengalaman si pengusul. Sebagai contoh, ada yang berpendapat bahwa

penentuan kehalalan dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium, ada

yang berpendapat bahwa penentuan kehalalan dapat dilakukan oleh produsen saja

tanpa melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Belum lama, ada pula yang

berpendapat bahwa MUI yang mengeluarkan fatwa tentang halal yang dituangkan

Page 27: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

32

dalam bentuk guideline, akan tetapi lembaga pemeriksanya tidak hanya LP-POM

MUI akan tetapi lembaga pemeriksa lain juga berhak memeriksa setelah

diakreditasi terlebih dahulu. Pendapat terakhir ini kelihatannya cukup masuk akal,

akan tetapi mengingat penentuan kehalalan bukanlah hal yang mudah dan

memerlukan kriteria-kriteria yang ketat maka masih perlu dikaji apakah memang

secara teknis dapat dilakukan secara demikian. Berikut di bawah ini merupakan

salah satu contoh kriteria-kriteria terbaru yang menjadi usulan berkaitan dengan

kehalalan suatu produk:

1. Harus mewakili aspirasi umat Islam dan anggotanya hanya terdiri dari orang

Islam saja, tidak ada yang beragama lain, untuk menghindari adanya bias dan

conflict of interest. Perlu diingat bahwa masalah kehalalan berkaitan dengan

keimanan sehingga sebenarnya bukan hanya anggotanya orang Islam saja,

akan tetapi juga harus terdiri dari orang-orang yang beriman dengan benar.

Sepanjang anggota-anggotanya orang Islam dan reputasi loyalitas, kejujuran

dan kebaikan ahlaknya telah diketahui dengan baik, maka lembaga itulah yang

memenuhi kriteria pertama ini.

2. Anggota-anggotanya selain memenuhi kriteria nomor satu juga harus ada yang

ahli fiqih dan ahli berbagai keahlian yang berkaitan dengan teknologi pangan

seperti ahli teknologi pangan, kimia, biokimia, dll. Di samping itu diperlukan

pula ahli akutansi dan manajemen mengingat pemeriksaan kehalalan bukan

hanya berkaitan dengan bahan-bahan yang digunakan dan cara produksi saja,

akan tetapi masalah pembukuan dan manajemennya juga harus diperiksa.

3. Harus bersifat nonprofit oriented (tidak mencari keuntungan). Walaupun

diperlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk menghidupi

kegiatan lembaga ini dan melengkapi sarananya, akan tetapi biaya tersebut

tidak boleh berlebihan sehingga akhirnya justru akan memberatkan konsumen.

4. Mempunyai jaringan yang luas yang melingkupi seluruh wilayah Indonesia

agar dapat melayani semua produsen yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia.

5. Harus bersifat independen, tidak mewakili atau dipengaruhi oleh produsen

maupun pemerintah. Pemerintah jelas diperlukan perannya yaitu membuat

peraturan yang mempunyai kekuatan hukum (seperti peraturan pemerintah)

Page 28: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

33

dan pengawasan, akan tetapi pemerintah tidak perlu terlibat langsung dalam

proses sertifikasi karena di samping akan memperpanjang birokrasi, juga

dapat saja terjadi conflict of interest apabila unsur pemerintah masuk kedalam

lembaga pemeriksa tersebut mengingat pemerintah juga mempunyai

kepentingan terhadap produsen, misalnya dalam hal pemasukan uang negara. Sumber: www.Indohalal.com (Dr.Ir.H.Anton Apriyantono,Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor; auditor LP-POM MUI Pusat)

3.5.3 Analisa Faktor Sosial

Faktor sosial berkaitan erat dengan perilaku sosial tentunya. Perilaku sosial

konsumen dipengaruhi oleh kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial tempat

konsumen itu berada. Pada zaman yang semakin maju dan berkembang maka hal

tersebut juga mempengaruhi gaya hidup seseorang. Berdasarkan pengamatan yang

telah dilakukan oleh penulis, didapati bahwa masyarakat pada zaman sekarang

sangat menilai tinggi kesehatan dan juga kepraktisan. Jika produk ini berhasil

diproduksi maka tentunya respon masyarakat akan positif karena berhasil

mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

3.5.4 Analisa Faktor Hukum

Suatu produk baru tentunya harus memiliki ijin dari instansi terkait yang

menyatakan bahwa produk tersbut sudah terdaftar di badan POM dan aman untuk

dikonsumsi oleh manusia. Pada UU RI nomor 7 tahun 1996, dikatakan bahwa

secara umum, ketahanan dan keamanan pangan mencakup empat aspek utama,

yaitu kecukupan (sufficiency), akses (acces), keterjaminan (security), waktu

(time). Berdasarkan peraturan diatas, pemerintah berusaha untuk mencegah

pangan dari kemungkinan pencemaran biologis atau kimia ataupun benda lain

yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

Selain itu, di dalam faktor hukum juga terkait dengan masalah legalitas

hukum. Hal ini berhubungan dengan peraturan Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) di bidang perindustrian, yang terdiri dari:

1. Hak Paten, merupakan dokumen hukum yang menjelaskan dan mentapkan hak

atas penemuan dan bersifat kontrak anatar pemerintah dan penemu. Dengan

kata lain, hak paten meliputi penemuan baru atau cara baru dalam bidang

Page 29: 3. ANALISA SITUASI...Universitas Kristen Petra 8 3.1.3 Analisa Faktor Kekuatan Pemasok Bahan baku dari produk ini dipilih berdasarkan mutu dan harga yang sesuai. Untuk pengadaan bahan

Universitas Kristen Petra

34

industri dan teknologi, sebagai contoh formula dalam dunia farmasi.

Persyaratan untuk mematenkan penemuan baru adalah sebagai berikut:

a. Penemuan mempunyai kegunaan dan belum pernah diketahui

sebelumnya oleh siapapun.

b. Penemuan harus bersifat peningkatan produksi

c. Penemuan itu berupa hasil usah yang berkesinambungan

d. Penemuan belum pernah dipatenkan oleh orang lain

2. Hak merek, berupa tanda dalam barang/jasa, dimana suatu merek tidak boleh

mirip sebagian besar. Sifat dari hak ini adalah konstitutif, artinya harus

didaftarkan dulu di Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual,

Departemen Pedagangan Republik Indonesia. Sumber: Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Direktoral Jendral Hak Atas

Kekayaan Intelektual (HAKI), tentang Legalitas Hukum bidang Perindustrian di Indonesia

3.5.5 Analisa Faktor Teknologi

Proses Pembuatan Crackers ketan terlebih dahulu harus melewati proses

yang cukup panjang. Di dalam proses tersebut digunakan alat-alat tertentu yang

membantu dalam proses sterilisasi yang bertujuan untuk membunuh bakteri

kemudian pengolahan ketan menggunakan alat-alat pembuat adonan, pengeringan

menggunakan oven.