3 8 7 8 6 $ 1 1rpru 3'7 37 %'* gdodp shundud jxjdwdq...

49
Halaman 1 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG. P U T U S A N Nomor : 87/PDT/2018/PT.BDG. “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara: ANTONIUS HANUNG WIBISONO, ST, tempat/Tgl Lahir : Kediri, 6 Oktober 1977, Pekerjaan Karyawan Swasta, Tempat Tinggal Jalan Swadaya 1 No.14 RT/Rw :003/009, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya MARIO RINALDO, SH, dan ALDIS PRISTI WIDARI,SH, Advokat dan Konsultan Hukum berkantor di Mario & Associates Law Firm Jl.Sangkuriang No.8 Bandung, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 1 Februari 2017, Selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula Penggugat ; L a w a n : 1. ROYKE ERICK Alamat Jl. Dursasana No. 33,RT 012/004, Pamoyanan Cicendo Bandung Selanjutnya disebut Terbanding I semula Tergugat I 2. DEDEN HELMI NOOR, Kepala Cabang PT. MITSUI LEASING CAPITOL INDONESIA BRANCH OFFCES BANDUNG Cabang Bandung Alamat di Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung. Selanjutnya disebut Terbanding II semula Tergugat II 3. NOVITA KUSUMASWITA,SH.,MKn Alamat : Jalan Awiligar No. 237, Cibeunying, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya disebut Terbanding III semula Tergugat III Untuk selanjutnya mohon disebut Para Tergugat

Upload: buinguyet

Post on 01-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Halaman 1 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

P U T U S A N

Nomor : 87/PDT/2018/PT.BDG.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan memutus

perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

dalam perkara gugatan antara:

ANTONIUS HANUNG WIBISONO, ST, tempat/Tgl Lahir : Kediri, 6 Oktober 1977,

Pekerjaan Karyawan Swasta, Tempat Tinggal

Jalan Swadaya 1 No.14 RT/Rw :003/009,

Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota

Bandung, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya

MARIO RINALDO, SH, dan ALDIS PRISTI

WIDARI,SH, Advokat dan Konsultan Hukum

berkantor di Mario & Associates Law Firm

Jl.Sangkuriang No.8 Bandung, berdasarkan

surat kuasa khusus tertanggal 1 Februari 2017,

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding

semula Penggugat ;

L a w a n :

1. ROYKE ERICK Alamat Jl. Dursasana No. 33,RT 012/004, Pamoyanan

Cicendo Bandung

Selanjutnya disebut Terbanding I semula

Tergugat I

2. DEDEN HELMI NOOR, Kepala Cabang PT. MITSUI LEASING CAPITOL

INDONESIA BRANCH OFFCES BANDUNG

Cabang Bandung Alamat di Wisma HSBC Jl.

Asia Afrika No. 116 Bandung.

Selanjutnya disebut Terbanding II semula

Tergugat II

3. NOVITA KUSUMASWITA,SH.,MKn Alamat : Jalan Awiligar No. 237,

Cibeunying, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Selanjutnya disebut Terbanding III semula

Tergugat III

Untuk selanjutnya mohon disebut Para Tergugat

Halaman 2 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca:

1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat Nomor: 87/PEN/PDT/

2018/PT.BDG., tanggal 23 Februari 2018 tentang penunjukan Majelis Hakim

Tinggi untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding;

2. Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat, Nomor:

87/PEN/PDT/2018/PT.BDG, tanggal 28 Februari 2018, tentang Penentuan hari

sidang;

3. Berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 8

Februari 2017 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung

pada tanggal 8 Februari 2017 di bawah register perkara Nomor

62/Pdt.G/2017/PN.Bdg, telah mengajukan gugatan yang pada pokoknya adalah

sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat pernah membeli sebuah mobil Merk/jenis : Toyota Avanza

Veloz 1.5 A T, Warna/Tahun : SILVER METALIK/2013, No.Rangka :

MHKMICB43DK025807, No. Mesin : DDX7631 BPKB, A/N : ANTONIUS

HANUNG W,ST.,(Penggugat) No. Polisi : D 1709 AAX. dari Showroom

Tunas Toyota Jalan Gatot Subroto No. 109-111 Kota Bandung pada bulan

September tahun 2013 melalui perantara Royke Erick (Tergugat I) secara

tunai.

2. Bahwa proses pembelian itu diurus oleh Then Maria Yulyta adik Penggugat

pada tahun 2013 melalui ROYKE ERICK (Tergugat I).

3. Bahwa mobil tersebut diserahkan kepada Penggugat oleh Tergugat I pada

07-10-2013.

4. Bahwa ketika mobil tersebut diserahkan, BPKB belum diserahkan, yang kata

Tergugat I akan diserahkan 6 (enam) bulan kemudian karena menunggu

proses penerbitan.

5. Bahwa setelah enam bulan lewat Penggugat berulangkali meminta BPKB

kepada Tergugat I , tetapi selalu mengelak, dengan alasan belum selesai.

6. Bahwa Penggugat menjadi sangat kaget ketika pada tanggal 22 November

2016 Penggugat didatangi oleh 2 (dua) debcolector yang bernama

Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara dengan membawa surat kuasa

Halaman 3 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

substitusi dari HERIYANTO,SH,SE yang menurut pengakuannya kuasa dari

dari PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA. Kedua orang tersebut mau

mengambil secara paksa mobil Avanza milik klien saya. Ketika itu, Penggugat

mendapat perlakuan tidak baik dari kedua debcolector tersebut. Karena

kebingungan, akhirnya besoknya mereka disuruh datang ke kantor

Penggugat. Sebelum Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara datang,

Penggugat meminta bantuan polisi untuk mendampingi Penggugat. Karena

ada polisi, Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara bersikap lunak. Untuk

memberi Penggugat waktu menelusuri kasusnya, akhirnya Penggugat

membuat pernyataan menyerahkan mobil tersebut seminggu kemudian.

Waktu itu dipergunakan Penggugat untuk menelusurinya ke Showroom

Tunas Toyota Jalan Gatot Subroto No. 109-111 Kota Bandung dan ke kantor

Tergugat II.

7. Bahwa ketika itu Penggugat menyuruh Then Maria Yulyta mendatangani

Showroom Tunas Toyota Jl. Gatot Subroto No. 116 Bandung untuk meminta

BPKB mobil tersebut. Ternyata BPKB mobil tersebut sudah diambil oleh

Tergugat I . Padahal, Penggugat tidak pernah memberi kuasa kepada

Tergugat I untuk mengambil BPKB mobil tersebut dari Showroom Tunas

Toyota Jl. Gatot Subroto No. 116 Bandung.

8. Bahwa setelah ditelusuri, ternyata BPKB mobil Penggugat telah dijadikan

sebagai barang Jaminan Fidusia kepada PT. MITSUI LEASING CAPITAL

INDONESIA, Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung Cabang

Bandung oleh Tergugat I pada sebuah Perjanjian Pembiayaan Konsumen

dengan Nomor Kontrak : 231410575 antara Tergugat I dan Tergugat II.

Padahal, Penggugat tidak pernah memberi kuasa kepada Tergugat I untuk

menjadikan BPKB tersebut sebagai barang jaminan fidusia kepada siapa

pun, termasuk kepada PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA, Wisma

HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung, Cabag PT. MITSUI LEASING

CAPITAL INDONESIA, (Tergugat II).

9. Bahwa BPKB Mobil Penggugat menjadi objek jaminan Fidusia dalam

Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor : W11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014

dengan Pemberi Fidusia : Royke Erick dan Penerima Fidusia : PT. Mitsui

Leasing Capital Indonesia dengan Obyek Jaminan Fidusia :

Kategori Objek : Obyek Berserial Nomor (Kendaraan Roda Empat)

Merk : Toyota

Tipe : New Avanza Veloz 1.5 A/T

Halaman 4 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

No. Rangka : MHKM1CB4JDK025807

No. Mesin : DDX7631

Bukti Objek : BPKB Nomor K-06349127, tertanggal 2-10-2013

Nilai Obyek : IDR 150.000.000.000 (Seratus lima puluh juta rupiah)

Tindakan PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA, Wisma HSBC Jl.

Asia Afrika No. 116 Bandung yang membuat kontrak : No. Kontrak :

231410575 Tgl. Kontrak : 30 Juni 2014, Merk/jenis : Toyota Avanza Veloz

1.5 A, Warna/Tahun : SILVER METALIK/2013 , No.Rangka :

MHKMICB43DK025807 No. Mesin : DDX7631 BPKB A/N :

ANTONIUS HANUNG W,ST. No. Polisi : D 1709 AAX dengan Tergugat

I adalah tidak sah dan merupakan perbuatan melawan hukum. Sebab,

Penggugat tidak pernah memberi kuasa kepada Tergugat I Erick untuk

menggadaikan, menjaminkan, menjual dan atau melakukan tindakan apa pun

terhadap BPKB mobil milik Penggugat tersebut dalam objek kontrak.

Penggugat juga belum pernah datang ke kantor PT. MITSUI LEASING

CAPITAL INDONESIA, Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung

(Tergugat I) dan/atau datang ke kantor Tergugat III untuk menandatangani

kontrak apa pun.

10. Bahwa sebagai bukti Penggugat tidak tahu menahu tentang pembuatan

kontrak fiducia tersebut adalah bukti setoran dari Tergugat I kepada Tergugat

II, dimana yang menyetor cicilannya adalah Tergugat I, tercatat terakhir

pembayaran tanggal 15 Oktober 2015.

11. Bahwa tindakan saudara Hendries dari pihak Mulyadi PT. MITSUI LEASING

CAPITAL INDONESIA, Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 yang menyuruh

orang untuk mengambil mobil milik Penggugat adalah perbuatan melawan

hukum. Seharusnya Hendries Mulyadi menagih hutang kepada Tergugat I

dan bukan kepada Penggugat. Sangatlah tidak adil Penggugat yang

menanggung dan membayar hutang Tergugat I ke Tergugat II.

12. Bahwa ketika pihak PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA, Wisma

HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung dimintai kejelasan oleh Penggugat

dan meminta BPKB mobil Avanza milik Penggugat, Penggugat malah diminta

untuk melunasi hutang tersebut jika ingin BPKB nya dikembalikan.

13. Bahwa Pasal 24 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014

Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan mengatakan,

bahwa : “Eksekusi benda jaminan fidusia oleh Perusahaan Pembiayaan

wajib memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam

Halaman 5 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

undang-undang mengenai jaminan fidusia dan telah disepakati oleh para

pihak dalam perjanjian pembiayaan. “

Berdasarkan bunyi peraturan tersebut yang oleh kami garis bawahi, bahwa

Penggugat belum pernah mengikatkan diri dalam Perjanjian Pembiayaan

terhadap Tergugat II ataupun mengikatkan diri sebagai pemberi jaminan

dalam Perjanjian Pembiayaan bersangkutan. Jadi tidak ada hak dari pihak

Tergugat II untuk menarik mobil aquo secara paksa dari Penggugat. Sebab,

tidak ada hubungan hukum apa pun antara Penggugat dengan pihak

Tergugat II. Pihak Tergugat II mempunyai hubungan hukum dengan Tergugat

I dan bukan dengan Penggugat.

14. Bahwa di dalam Pasal 53 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

29/POJK.05/2014 dikatakan, bahwa : Perusahaan Pembiayaan dalam

melakukan kegiatan usahanya dilarang menggunakan informasi yang tidak

benar yang dapat merugikan kepentingan Debitur, kreditur, dan pemangku

kepentingan termasuk OJK. Pihak PT. MITSUI LEASING CAPITAL

INDONESIA, Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung adalah salah

satu perusahaan pembiayaan yang harus taat dan tunduk terhadap ketentuan

sebagaimana disebut dalam Pasal 53 ini. Adanya kata dilarang, itu suatu

yang wajib ditaati oleh pihak PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA,

Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung dalam menerbitkan kontrak.

BPKB mobil tersebut adalah atas nama Antonius Wibowo, sebagai pemilik

Penggugat, dan bukan atas nama Tergugat I. Seharusnya pihak Tergugat II

menolak membuat perjanjian fidusia tersebut, sebab BPKB tersebut bukan

milik dari Tergugat I. Begitu juga dengan notaris Novita Kusumaswita

(Tergugat III) yang beralamat jalan Awiligar No. 237, Cibeunying Kabupaten

Bandung, Jawa Barat yang membuat akta fidusia tersebut seharusnya

menolak untuk membuat akta fidusianya. Akta fidusia hanya dapat dibuat apa

bila ada kuasa dari Penggugat kepada Tergugat I dan/atau mobil tersebut

sudah dijual oleh Penggugat kepada Tergugat I. Pada kenyataannya, baik

surat kuasa maupun kwitansi penjualan dari Penggugat kepada Tergugat I

tidak ada sebagai dasar dalam penerbitan akta fidusia tersebut. Karena itu,

penerbitan perjanjian (kontrak) fidusia tersebut bertentangan dengan Pasal

53 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014. Sehingga

harus dinyatakan batal dan/atau tidak mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat.

Halaman 6 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

15. Bahwa di dalam Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia Pasa 1 angka 5 Jo Pasal 1 angka 2 Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Cara Pendaftaran Jaminan

Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia juga disebutkan, bahwa

Pemberi Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik benda

yang menjadi objek jaminan fidusia.

Jika dilihat dalam Akta fidusia bersangkutan bahwa tertulis Fidusia adalah

Royke Erick dengan objek jaminan BPKB Mobil Avanza milik Penggugat yang

bernama Antonius Wibowo itu berarti bahwa penerbitan akta fidusia tersebut

tidak sesuai Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang

Jaminan Fidusia Pasa 1 angka 5 Jo Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah

Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya

Pembuatan Akta Jaminan Fidusia. Sebab, Tergugat I bukanlah pemilik BPKB

Mobil Avanza yang dijadikan barang jaminan fidusia. Pemilik BPKB Mobil

Avanza tersebut adalah Penggugat. Penggugat sendiri membeli mobil

tersebut secara lunas dan tidak pernah memberi kuasa kepada Tergugat I

untuk menjadikan BPKB mobil Avanza tersebut sebagai barang jaminan

kepada Tergugat II.

16. Bahwa Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Cara

Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia

yang berbunyi “Seluruh data yang diisi dalam permohonan pendaftaran

Jaminan Fidusia, permohonan perbaikan sertifikat Jaminan Fidusia,

permohonan perubahan sertifikat Jaminan Fidusia, dan pemberitahuan

penghapusan sertifikat Jaminan Fidusia secara elektronik serta penyimpanan

dokumen fisiknya menjadi tanggung jawab Penerima Fidusia, kuasa atau

wakilnya”. Berdasarkan ketentuan di atas bahwa seharusnya pihak Tergugat

II memeriksa segala data yang disampaikan oleh Tergugat I apakah objek

yang diajukan sebagai jaminan fidusia atas namanya dan/atau merupakan

miliknya dan/atau mendapat kuasa dari pemiliknya. Karena itu, dalam Pasal

35 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

disebutkan, bahwa “Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan,

mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun memberikan

keterangan secara menyesatkan, yang jika hal tersebut diketahui oleh salah

satu pihak tidak melahirkan perjanjian Jaminan Fidusia, dipidana dengan

pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun

dan denda paling sedikit Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) dan paling

Halaman 7 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)”. Berdasarkan Pasal ini, baik

Tergugat II maupun Tergugat I dapat dikenai pidana.

17. Bahwa di dalam Pasal 372 KUHP dikatakan, bahwa :

Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu

yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada

dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan

dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling

banyak sembilan ratus rupiah.

Dalam Pasal 374 KUHP juga dikatakan, bahwa :

Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap

barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau

karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling

lama lima tahun.

Menyimak bunyi kedua pasal sebagaimana disebutkan di atas, Perbuatan

Tergugat I yang mengambil BPKB milik Penggugat dari Showroom Tunas

Toyota Jl. Gatot Subroto No. 116 Bandung tanpa seijin Penggugat dan

selanjutnya menjadikan BPKB milik Penggugat sebagai barang jaminan

kepada Tergugat II tanpa seijin Penggugat adalah merupakan penggelapan

sebagaimana disebut dalam Pasal 372 dan 374 KUHP. Sebab, Penggugat

tidak pernah menyuruh Tergugat I untuk mengambil BPKB mobil tersebut dari

Showroom Tunas Toyota Jl. Gatot Subroto No. 116 Bandung, serta

Penggugat juga tidak pernah memberikan kuasa untuk menggadaikan BPKB

mobil tersebut kepada Tergugat II. Jika sekiranya karena Tergugat I sebagai

perantara dalam pengambilan mobil tersebut mengambil BPKB tersebut,

seyogianya Tergugat I menyerahkannya kepada Penggugat, dan tidak

menjadikannya sebagai barang jaminan fiducia kepada Tergugat II.

Begitu juga dengan tindakan Tergugat II yang menerima BPKB mobil tersebut

sebagai barang jaminan fiducia (gadai) untuk dan atas nama Tergugat I, pada

hal itu patut diketahuinya bahwa BPKB mobil tersebut bukan milik Tergugat I,

sebab BPKB mobil tersebut tertera atas nama Penggugat, adalah merupakan

penadahan. Hal tersebut sesuai Pasal 480 KUHP yang mengatakan, bahwa :

Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda

paling banyak sembilan ratus rupiah :

1. Barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima

hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan,

menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau

Halaman 8 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahuinya atau sepatutnya

harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan.

2. Barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang

diketahuinya atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari

kejahatan.

Begitu juga tindakan Tergugat III yang membuat akta fiducia, sesuai Pasal 55

ayat (1) ke-1 KUHP yang mengatakan, bahwa :

Dipidana sebagai pelaku tindak pidana :

Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta

melakukan perbuatan.

Tergugat III turut serta membuat kontrak Pembiayaan Konsumen :

No. Kontrak : 231410575 Tgl. Kontrak : 30 Juni 2014, Merk/jenis : Toyota

Avanza Veloz 1.5 A, Warna/Tahun : SILVER METALIK/2013 , No.Rangka

: MHKMICB43DK025807 No. Mesin : DDX7631 BPKB A/N :

ANTONIUS HANUNG W,ST. No. Polisi : D 1709 AAX

Dengan demikian, Tergugat III turut serta melakukan tindak pidana sesuai

Pasal 732 KHUP Jo 374 KUHP Jo 480 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1

KUHP.

18. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana diuraikan di atas,

tampak bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum

yang sangat merugikan Penggugat. Perbuatan Tergugat II disebut sebagai

perbuatan melawan hukum, sebab pembuatan fidusia tersebut tidak sesuai

dengan ketentuan peraturan tentang pembuatan fidusia sebagaimana

disebutkan di atas. Karena itu, kami mohon kepada Yang Mulia Majelis

Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menerima dan

mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya dengan menyatakan

Para Tergugat melakukan Perbuatan melawan hukum yang merugikan

Penggugat.

19. Bahwa tindakan perbuatan melawan hukum dari Para Tergugat ini haruslah

dihentikan, sebab hal itu bisa menjadi kebiasaan buruk yang sangat

merugikan masyarakat yang lain. Sebab, tidak tertutup kemungkinan bahwa

perbuatan serupa dilakukan Para Tergugat terhadap yang lain. Majelis Hakim

sebagai penegak hukum, harus menghentikan perbuatan Para Tergugat ini

melalui putusan perkara ini.

20. Bahwa di dalam Pasal 1365 KUHPerdata dikatakan, bahwa :

Halaman 9 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

“Tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada

seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian

itu, mengganti kerugian itu”.

Berdasarkan ketentuan di atas, di dalam perbuatan melawan terdapat 4

unsur, yakni :

a. Adanya perbuatan/kelalaian;

b. Melanggar hukum;

c. Menimbulkan kerugian;

d. Adanya kesalahan.

Sedangkan di dalam putusan perkara Linden Baum Cohen pada tahun 1919,

terdapat 4 (empat) kriteria perbuatan melawan hukum yang telah diterima

dalam praktek peradilan di Indonesia, yakni :

i. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;

ii. Melanggar hak subyektif orang lain;

iii. Melanggar kaidah tata susila;

iv. Bertentangan dengan azas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang

seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga

masyarakat atau terhadap harta benda orang lain.

Apabila perbuatan Para Tergugat dihubungkan dengan unsur-unsur

perbuatan melawan hukum seperti diuraikan di atas, adalah benar bahwa

Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yang sangat

merugikan Penggugat. Perbuatan melawan hukum Para Tergugat dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Perbuatan Para Tergugat yang menjadikan BPKB sebagai barang jaminan

Fiducia tanpa sepengetahuan dan/atau seijin Penggugat. Karena BPKB

mobil Penggugat dijadikan sebagai barang jaminan Fiducia oleh Para

Tergugat, sehingga Penggugat tidak bisa lagi memiliki BPKB mobil

tersebut. Hal tersebut tentu sangat merugikan Penggugat.

Kalau alasan Tergugat II menahan BPKB tersebut karena dijadikan sebagai

jaminan fiducia adalah juga tidak bisa dibenarkan.

b. Penggugat juga sangat dirugikan, karena Tergugat II pernah menyuruh

orang untuk mengambil mobil tersebut secara paksa

c. Dalam pada itu, Penggugat juga dirugikan karena Tergugat II memaksa

Penggugat untuk melunasi hutang Tergugat I.

d. Penggugat juga mengalami kerugian inmateriel, dimana ketika debcolektor

suruhan Tergugat II mau mengambil mobil tersebut, debcolektor tersebuh

Halaman 10 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

membentak-bentak Penggugat di hadapan istrinya yang baru melahirkan

dan dihadapan masyarakat yang ada disekitar perumahan Penggugat.

Akibat perbuatan debcolektor tersebut, istri Penggugat menjadi stress,

sehingga air susunya menjadi kering. Karena itu, istri Penggugat menjadi

tidak bisa menyusui anak penggugat yang masih bayi. Penggugat juga

menjadi sangat malu kepada para tetangga, karena ulah debcolektor

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa tindakan Tergugat II seperti

disebutkan di atas adalah tindakan yang bertentangan dengan hak subjektif

orang lain (Penggugat), serta bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian

serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan

dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lain

dalam hal ini harta benda Penggugat. Karena itu, adalah sangat beralasan

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini mengabulkan

permohonan Penggugat dengan menyatakan bahwa Para Tergugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan Penggugat;---

21. Bahwa sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

Para Tergugat, Penggugat telah menderita kerugian, yang berupa:

a. Bahwa Penggugat tidak bisa memiliki BPKB mobil milik Penggugat secara

utuh, karena dijadikan sebagai jaminan Fiducia oleh Para Tergugat.

b. Kerugian akibat mengurus perkara berupa ongkos bolak balik Jakarta

Bandung, serta membayar biaya perkara dan honorarium advokat

diperkirakan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

c. Kerugian inmateriel, karena Tergugat II pernah melakukan pemaksaan

untuk mengambil mobil penggugat secara paksa. Ketika itu debcolektor

Tergugat II membentak-bentak Pengugat dihadapan istri yang sedang

menyusui. Akibat suara yang keras tersebut, istri Penggugat menjadi

stress, sehingga air susunya menjadi kering, karena itu tidak bisa

menyusui anak Penggugat yang masih bayi. Penggugat menjadi malu

karena dibentak-bentak dihadapan umum, sehingga baik Penggugat

maupun istri Penggugat mengalami trauma yang sangat dalam dan malu

dengan para tetangga, sehingga Penggugat mengalami kerugian

inmateriel sebesar Rp. 1. 000.000.000,- (satu miliar rupiah).

Jadi, jumlah kerugian Penggugat yang harus ditanggung secara tanggung

renten oleh Para Tergugat adalah mengembalikan BPKB mobil atas nama

Halaman 11 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Penggugat dan menganti kerugian sebesar Rp 200. 000.000 + Rp.

1.000.000.000,- = Rp 1.200. 000.000,- (satu miliar dua ratus juta rupiah).-

22. Bahwa Penggugat sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut

dengan cara kekeluargaan, namun Para Tergugat tidak pernah ada

tanggapan yang baik, bahkan Tergugat II cenderung tetap ingin menguasai

BPKB mobil Pengguggat dan memaksa Penggugat membayar hutang

Tergugat I kepada Tergugat II, sehingga tiada jalan lain kecuali menyerahkan

persoalan ini kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Bandung untuk

memeriksa dan memutus dengan putusan yang seadil-adilnya.

23. Bahwa perlu disampaikan, bahwa perkara ini juga sedang disidik di

POLRESTABES Bandung.

24. Bahwa agar gugatan Penggugat ini mempunyai arti dan nilai apabila gugatan

ini dikabulkan dan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk itu perlu pula

dilakukan penyitaan (conservatoir beslag) terlebih dahulu terhadap objek

sengketa, serta harta benda Tergugat guna pelunasan kerugian Penggugat

tersebut, yakni :

a. BPKB mobil atas nama Penggugat

b. Rumah Tergugat I yang terletak di Jl. Dursasana No. 33,RT 012/004,

Pamoyanan Cicendo Bandung

c. Seluruh harta benda perusahaan Tergugat II baik bergerak maupun tidak

bergerak yang berada di Wisma HSBC Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung.

d. Seluruh harta benda, baik bergerak maupun tidak bergerak Tergugat III

yang berada dikantor Tergugat III, dengan alamat : Jalan Awiligar No. 237,

Cibeunying Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

25. Bahwa agar Putusan dalam perkara a quo dapat dijalankan oleh Para

Tergugat dengan baik dan semestinya, Penggugat mohon agar Para

Tergugat dihukum membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.

20.000.000,- ( dua puluh juta rupiah) untuk setiap hari apabila Para Tergugat

lalai dalam menjalankan isi putusan ini, terhitung sejak putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap sampai dilaksanakan

dengan sepenuhnya.

26. Bahwa karena gugatan ini didasarkan pada fakta-fakta dan bukti-bukti otentik

yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya, berdasarkan Pasal 180 HIR,

Para Penggugat mohon agar putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan

terlebih dahulu (uit Voerbaar Bij Vorraad) meskipun ada upaya hukum

Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali, maupun Verzet.

Halaman 12 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Bahwa berdasarkan alasan-alasan, sebagaimana yang telah diuraikan di

atas, Penggugat mohon Pengadilan, agar berkenan memutus perkara ini, dengan

menyatakan :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.;

2. Menyatakan bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan

hukum yang merugikan Penggugat.;

3. Menyatakan Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor : W11.01336913.AH.05.01

Tahun 2014 dengan Pemberi Fidusia : Royke Erick dan Penerima Fidusia :

PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia dengan Obyek Jaminan Fidusia :

Kategori Objek : Obyek Berserial Nomor (Kendaraan Roda Empat)

Merk : Toyota

Tipe : New Avanza Veloz 1.5 A/T

No. Rangka : MHKM1CB4JDK025807

No. Mesin : DDX7631

Bukti Objek : BPKB Nomor K-06349127, tertanggal 2-10-2013

Nilai Obyek : IDR 150.000.000.000 (Seratus lima puluh juta rupiah)

tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

4. Menghukum Tergugat II untuk mengembalikan BPKB mobil Penggugat aquo

objek sengketa.;

5. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi secara tanggung

renten kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar = Rp 1. 200.

000.000,- (satu miliar dua ratus juta rupiah).;

6. Menghukum Para Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar

Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah) untuk setiap hari apabila lalai dalam

melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan dalam perkara ini

mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan dilaksanakan dengan

sepenuhnya.-

7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang telah

diletakkan atas harta kekayaan Para Tergugat.;

8. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) atas BPKB

aquo objek sengketa dalam perkara ini.;

9. Membebani Para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam

perkara ini.;

Halaman 13 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

10. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu

(uit Voerbaar Bij Vorraad), walaupun ada upaya hukum dari Para Tergugat

dalam perkara ini.

ATAU : Apabila Pengadilan berpendapat lain, maka Penggugat mohon agar

diberikan putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat II

memberikan jawaban dan Eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

Gugatan Penggugat Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)

1. Then Maria Yulyta.

Bahwa dalam gugatannya, Penggugat mengakui bahwa Penggugat membeli

mobil Toyota Avanza Voloz 1.5 AAT, Warna/Tahun :Silver Metalic/2013,

No.rangka :MHKMICB43DK025907, No. Mesin :DDX7631, No. Pol : D 1709

AAX melalui adik Penggugat yaitu then Maria Yulyta tidak dijadikan pihak

dalam perkara ini. Dengan demikian terbukti gugatan penggugat kurang

pihak sehingga gugatan Penggugat patutlah ditolak ;

2. Hendries Mulyadi

Bahwa dalam gugatannya, Penggugat juga menyebutkan dan melibatkan

Hendries mulyadi namun Penggugat tidak menjadikan Hendries mulyadi

sebagai pihak dalam gugatannya. Dengan demikian gugatan Penggugat

kurang pihak daan gugatan Penggugat patutlah ditolak ;

3. Bahwa Penggugat juga menyebut nama Manupan Sitorus dan Maniar

Batubara namun oleh Penggugat tidak dijadikan pihak dengan demikian

gugatan kurang pihak sehinggaa patutlah ditolah ;

Penggugat tidak memiliki kapasitas sebagai Penggugat terhadap Tergugat I.

- Bahwa Penggugat tidak mempunyai hubungan hukum apapun dengan

Tergugat II, namun sepanjang dengan obyek sengketa yaitu 1 (satu) unit

mobil Toyota Avanza Veloz 1.5 AT, Warna/Tahun : Silver Metalic/2013,

No. rangka : MHKMICB43DK025807, No. Mesin : DDX7631, No. Pol : D

1709 AAX, Tergugat II mempunyai hubungan hukum hanya kepada

Tergugat I yaitu dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan No.

Kontrak 231410575 tanggal 30 Juni 2014 yang telah dibebani dengan

Sertifikat Fiducia Nomor W.11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014 tanggal

10 Juni 2014 berdasarkan Akta Jaminan Fiducia No. 77 tanggal 2 Juli

2014 yang dibuat dihadapan Novita Kusumaswita, SH,.M.Kn Notaris di

Kabupaten Bandung (Tergugat III). Dengan demikian Penggugat tidak

Halaman 14 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

memiliki kapasitas sebagai Penggugat untuk menggugat Tergugat II,

sehingga patutlah gugatan Penggugat ditolak;

- Bahwa tidak adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan

Tergugat II juga diakui dengan tegas dalam gugatannya pada butir 13;

4. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libels)

Gugatan Penggugat kabur / tidak jelas

Bahwa Penggugat sangat kabur dalam pembuatan gugatannya ada pihak yang

Penggugat sebut namun tidak jelas yaitu :

1. Dalam butir 6 gugatan Penggugat menyebutkan kata “klien saya” Tidak

jelas apa yang dimaksud dengan “klien saya”;

2. Bahwa demikian juga dalam butir 8 gugatan Penggugat yaitu PT. MITSUI

LEASING CAPITAL INDONESIA apakah maksud Penggugat adalah

sama dengan Tergugat II karena Hendries Mulyadi yang disebut

Penggugat dalam butir 11 gugatannya adalah juga bagian dari PT.

MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA demikian juga Deden Helmi

Noor adalah bagian PT. MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA;

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat II menolak dengan tegas semua dalil-dalil gugatan

Penggugat seluruhnya kecuali yang akui secara tegas oleh Tergugat II;

2. Bahwa apa yang telah Tergugat tuangkan dalam bagian Eksepsi mohon

dianggap termasuk juga dalam pokok perkara dan menjadi satu bagian yang

tidak terpisahkan dalam pokok perkara;

3. Bahwa Tergugat I dan Tergugat telah terikat dalam suatu perjanjian yaitu

Perjanjian Pembiayaan Konsumen No. 231410575 tertanggal 30 Juni 2014

dengan pokok utang sebesar Rp. 120.912.000,- (Seratus Dua Puluh Juta

Sembilan Ratus Dua Belas Ribu Rupiah), atas 1 (satu) unit kendaraan

dengan spesifikasi sebagai berikut :

Jenis : Kendaraan Roda Empat

Merk / Type : Toyota / New Avanza Veloz 1.5 A/T

Warna : Silver Metalik

Tahun : 2013

No. Rangka : MHKM1CB4JDK025807

No. Mesin : DDX7631

No. Polisi : D 1709 AAX

No. BPKB : K-06349127

Halaman 15 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

4. Bahwa atas Perjanjian Pembiayaan konsumen No. 231410575 tertanggal 30

Juni 2014 tersebut diatas, maka dibuatlah Akta jaminan Fiducia No. 77

tanggal 2 Juli 2014 yang dibuat dihadapan Novita Kusumaswinta SH., M.Kn,

Notaris di Kabupaten Bandung (Tergugat III) yang dikemudian dilanjutkan

dengan pembuatan Sertifikat Jaminan Fiducia No. W11.01336913.AH.05.01

Tahun 2014 tanggal 10 Juni 2014 yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Jawa

Barat Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia;

5. Bahwa dalam Perjanjian Pembiayaan konsumen No. 231410575 tertanggal

30 Juni 2014 telah disepakati atas utang Tergugat yaitu utang pokok, bunga

dan biaya lainnya sebesar Rp. 142.240.000,- (Seratus Empat Puluh Dua Juta

Dua Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) yang akan dibayar dalam 36 (tiga

puluh enam) angsuran dari tanggal 30 Juni 2014 sampai dengan tanggal 30

Mei 2017, dengan angsuran sebesar Rp. 4.090.000,- (Empat Juta Sembilan

Puluh Ribu Rupiah);

6. Bahwa ternyata sejak angsuran ke 16 (enam belas) yang jatuh temponya

pada tanggal 30 September 2015, Tergugat tidak lagi membayar

kewajibannya dan selalu memberikan janji untuk segera membayar.

Kemudian Tergugat tidak lagi dapat dihubungi baik melalui telpon atau

kunjungan ketempat tinggalnya yang sampai saat ini tidak lagi diketahui

keberadaannya. Tergugat II pun telah memberikan surat peringatan kepada

Tergugat I;

7. Bahwa ternyata unit kendaraan yang dimaksud berada pada Penggugat

dengan berdasarkan Sertifikat Jaminan Fiducia No. W11.01336913.AH.05.01

Tahun 2014 tanggal 10 Juni 2014 yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Jawa

Barat Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia berada di Penggugat, maka berdasarkan

Pasal 20 Undang-undang No. 42 :

“Jaminan Fidusia tetap mengikuti Benda yang menjadi obyek jaminan Fidusia

dalam tangan siapapun Benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas

benda persediaan yang menjadi objek Jaminan Fidusia”

Sehingga berdasarkan hal tersebut Tergugat II yang telah mengetahui

jaminan Fidusia tersebut berada di Penggugat, maka Penggugat hendak

menarik jaminan Fidusia itu berdasarkan :

Pasal 15 Undang-Undang No. 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fiducia :

Halaman 16 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

(1) Dalam Sertifikat Jamina Fiducia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

ayat (1) dicantumkan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA”;

(2) Sertifikat Jaminan Fiducia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

(3) Apabila Debitur cedera janji, penerima Fiducia mempunyai hak menjual

benda yang menjadi objek Jaminan Fiducia atas kekuasaannya sendiri;

8. Bahwa akhirnya Penggugat bersedia akan memberikan kendaraan tersebut

dengan membuat surat pernyataan namun hingga saat ini Penggugat belum

memberikan kendaraan tersebut kepada Tergugat I. Hal demikian

menjadikan Penggugat telah mengingkari Surat Pernyataan yang dibuatnya

sendiri, bahkkan Penggugat telah melakukan upaya hukum dengan

gugatannya dan menjadikan Tergugat II sebagai Pihak; Perbuatan

Penggugat tersebut dengan menguasai objek jaminan Fidusia dapat

dikenakan Pasal 36 Undang-Undang No. 42 tahun 1999 :

“Pemberi Fidusia yang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan

Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 23 ayat (2) yang dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu

dari Penerima Fidusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)”;

Bahwa Tergugat II tidak mengetahui bagaimana obyek jaminan Fidusia

sudah berada di Penggugat dan bagaimana Pengalihan terjadi antar

Penggugat dengan Tergugat I tanpa Tergugat II diberitahukan terlebih

dahulu;

9. Bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan hukum yang berdasarkan

alasan-alasan hukum yang tepat dan benar :

- Tergugat I sebagai Lembaga Pembiayaan Kendaraan telah memerikasa

kelengkapan Tergugat dalam memperoleh fasilitas pembiayaan dari

Tergugat I yaitu Tergugat I telah memperlihatkan unit kendaraan

termasuk surat-suratnya yaitu antara lain STNK dan BPKB kendaraan

yang akan dibiayai oleh Tergugat termasuk juga identitas Tergugat I;

- Dalam hukum benda bergerak yang juga menjadi suatu kebisaan, siapa

yang menguasai benda tersebut harus dianggap sebagai pemilik benda

tersebut, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. Walaupun STNK dan

BKPB bukan atas nama Tergugat I namun saat itu BKPB dan STNK

Halaman 17 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

berserta unit kendaraan berada dalam kekuasaan Tergugat I. Hal ini

berbeda dengan benda tidak bergerak seperti tanah, yang berhak

melakukan perbuatan hukum dengan tanah tersebut haruslah orang yang

namanya tercantum dalam Sertifikat tersebut;

- Terhadap unit tersebut telah ikat dengan Sertifikat Jaminan Fiducia No.

W11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014 tanggal 10 Juni 2014 yang

diterbitkan oleh Kantor Wilayah Jawa Barat Kantor Pendaftaran Jaminan

Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

artinya kekuatan eksekusi tersebut terus melekat dan berlaku dimana dan

oleh siapapun kendaraan tersebut berada;

- Perbuatan Tergugat I sudah berdasarkan hukum sehingga sepanjang

yang terkait dengan pemberian fasilitas pembiayaan kepada Tergugat

tidak ada satu pun pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang

dilanggar oleh Tergugat I bahkan berdasarkan Undang-Undang Fiducia;

10. Bahwa antara Tergugat I dan Penggugat tidak mempuyai hubungan hukum

apapun juga, namun sepanjang yang terkait dengan unit kendaraan yang

telah Tergugat sebutkan dalam butir 3 dalam jawaban Tergugat I, Tergugat I

hanya mempunyai hubungan hukum dengan Tergugat saja. Hal ini diakui

secara tegas oleh Penggugat dalam butir 8, 9, 10 dan 13;

11. Bahwa dengan demikian dengan tidak adanya hubungan hukum antara

Penggugat dengan Tergugat II maka semua Posita maupun petitum

Penggugat sepanjang yang terkait dengan Undang-undang No. 42 Tahun

1999 Tentang jaminan Fiducia kecuali Pasal 20 tidak relevan ditujukan

kepada Tergugat II sehingga Tergugat II tidak perlu menanggapinya;

12. Bahwa dengan tindakan Penggugat yang belum menyerahkan obyek

Jaminan Fidusia kepada Tergugat II, justru Tergugat II mengalami materil

kerugian sebesar Rp. 142.832.748,- (Seratus Empat Puluh Dua Juta Delapan

Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Delapan Rupiah)

sesuai dengan tagihan kewajiban kepada Tergugat I berdasarkan Erly

Termination per tanggal 30 Desember 2016;

13. Bahwa Petitum Penggugat untuk meminta dinyatakan tidak sah terhadap

Sertifikat jaminan Fidusia No. W.11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014 adalah

tidak berdasarkan hukum karena :

- Sertifikat Jaminan Fidusia adalah produk Pejabat Tata Usaha Negara

sehingga yang berwenang membatalkannya adalah Pengadilan Tata

Usaha Negara dan Pihak Yang membuat Sertifikat tersebut atau Kantor

Halaman 18 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Pendaftaran Jaminan Fidusia pada Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia harus menjadi pihak yang digugat di

Pengadilan Tata Usaha Negara dimana Tergugat II sebagai Penerima

Fiducia akan dipanggil oleh Pengadilan Tata Usaha Negara untuk

mengajukan Intervensi;

- Perjanjian Pembiayaan Konsumen No. 231410575 tertanggal 30 Juni

2014 dan Akta Jaminan Fidusia No. 77 tanggal 2 Juni 2014 masih sah

mengikat sehingga obyek jaminan masih tetap melekat dalam perjanjian

tersebut;

- Bahwa Penggugat tidak mempunyai hubungan apapun terhadap

Tergugat II, dan tentang hubungan Penggugat dengan Tergugat I,

Tergugat II tidak dapat menilai bagaimana bentuk hubungannya, hanya

Tergugat I dan Penggugat yang mengetahui;

14. Bahwa diposita Penggugat mohon minta penyitaan terhadap BKPB obyek

Jaminan Fidusia namun Penggugat juga minta agar Termohon II

mengembalikan BPKB objek Jaminan Fiducia kepada Penggungat. Hal ini

menunjukkan pertentangan permintaan yang patut ditolak. Penyitaan

terhadap suatu benda berupa “pemaksaan” untuk menyerahkan BPKB tapi

meminta merupakan suatu permohonan secara sukarela untuk

mengembalikan BPKB. Penggugat sama sekali tidak dapat membedakan

antara “sita” dan “mengembalikan”;

15. Bahwa Penggugat tidak dapat menunjukkan bukti secara rinci kerugian

materil yang menurut Penggugat tidak dapat dipastikan karena baru

perkiraan yang berupa biaya persidangan seperti yang disebut dalam butir 21

huruf b;

16. Bahwa untuk putusan serta merta, Penggugat belum memenuhi syarat antara

lain barang yang akan dieksekusi tersebut harus sudah dalam penguasaan

Penggugat, Penggugat harus memberikan jaminan kepada pengadilan senilai

dengan barang yang akan dieksekusi tersebut dan harus memperoleh ijin dari

Pengadilan Tinggi, sehingga permohonan demikian patutlah ditolak;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka Tergugat II mohon kepada

Ketua Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo agar berkenan untuk

memeriksa dan memutuskan sebagai berikut :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat;

Halaman 19 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Atau apabila Ketua Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang diadil-

adilnya (aqua et bono).

Menimbang, bahwa Tergugat III dalam jawabannya menyatakan sebagai

berikut :

I. Latar Belakang Permasalahan

1. Bahwa berdasarkan Kwitansi tertanggal 29 Mei 2014 (selanjutnya disebut

“Kwitansi”) (Bukti T III-1), yang isinya menyatakan bahwa Penggugat telah

menerima uang sebesar Rp. 150.000.000.- (seratus lima puluh Juta Rupiah)

dari Tergugat I untuk pembelian 1 (satu) unit Toyota Avanza Veloz 1.5 A/T

Minibus, Tahun 2013, dengan No. Rangka MHKM 1CB4JDK025807 dan No

Mesin DDX7631 (untuk selanjutnya disebut “Toyota Avanza”);

2. Bahwa pembelian mobil tersebut dilakukan oleh Tergugat I dalam

kapasitasnya sebagai pemilik Show Room Ultra Royal Mobil, dimana

kemudian Show Room Ultra Royal Mobil tersebut melakukan penjualan

kepada Tergugat III dalam kapasitasnya selaku pribadi. Hal ini dengan jelas

diuraikan di dalam Surat Pernyataan Penjual Untuk Pembiayaan Kendaraan

Bekas Pakai, dengan materai stempel tertanggal 30 Juni 2014 (Selanjutnya

disebut “Surat Pernyataan Penjual”) (Bukti T III-2);

3. Sehubungan dengan keinginan Tergugat III untuk membeli kendaraan Toyata

Avanza tersebut maka Tergugat I mengajukan permohonan pembiayaan

kepada Tergugat II;

4. Bahwa permohonan tersebut kemudian disetujui oleh Tergugat II dengan

ditandatanganinya Perjanjian Pembiayaan Konsumen No.231410575

tertanggal 30 Juni 2014 yang ditandatangani oleh Lampiran Perjanjian

Pembiayaan berupa Daftar Perjanjian Pembiayaan Konsumen, dengan

materai giling tertanggal 30 Juni 2014 yang ditandatangani oleh Tergugat I

dan Tergugat II (Bukti T III-4);

a. Lampiran Perjanjian Pembiayaan berupa Daftar Perjanjian Pembiayaan

Konsumen, dengan materai giling tertanggal 30 Juni 2014 yang

ditandatangani oleh Tergugat I dan Tergugat II (Bukti T III-4);

b. Customer History Payment Report (Bukti T III-5);

c. Chasis Number and Engine Number Survey Form tertanggal 26 Juni 2014

(Bukti T III-6);

d. Surat Pernyataan Penjual (Vide Bukti T III-2);

Halaman 20 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

e. Lampiran Perjanjian Pembiayaan berupa Surat Pernyataan Pelanggan

Untuk Pembiayaan Kendaraan Bekas Pakai yang ditandatangani oleh

Tergugat I (Bukti T III-7);

f. Lampiran Perjanjian Pembiayaan berupa Surat Pernyataan Beda Tanda

Tangan yang ditandatangani oleh Tergugat I (Bukti T III-8);

g. Surat Persetujuan Istri Tergugat I, dengan cap materai tertanggal 30 Juni

2014 yang ditandatangani oleh Ulfawany selaku istri dari Tergugat I (Bukti

T III-9);

h. Surat Pernyataan Beda Tanda Tangan dengan cap materai giling

tertanggal 30 Juni 2014 yang ditandatangani oleh Ulfawany selaku istri dari

Tergugat I (Bukti T III-10);

i. Copy STNK atas kendaraan Toyota Veloz, No.02998479 (Bukti T III-11);

j. BPKB Asli, No. K-06349127 atas nama Antonius Hanung W, ST.

(Penggugat) (Bukti T III-12); dan

k. Copy Faktur Kendaraan Bermotor Toyota Veloz No.2407798, atas nama

Penggugat (Bukti T III-13).

5. Bahwa setelah ditandatanganinya Perjanjian Pembiayaan tersebut maka

Tergugat I memberikan Surat Kuasa kepada Tergugat II sebagaimana

terbukti di dalam Surat Kuasa tertanggal 30 Juni 2014 (selanjutnya disebut

“Surat Kuasa Penjaminan”) (Bukti T III-14), di dalam surat tersebut Tergugat I

memberikan kuasa kepada Tergugat II untuk dapat melakukan pengurusan

dan melaksanakan serta menjaminkan secara Fiducia Toyota Avanza

tersebut;

6. Bahwa berdasarkan Surat Kuasa Penjaminan tersebut maka Tergugat II

meminta kepada Tergugat III untuk dibuatkan Akta Jaminan Fiducia dan

Pendaftaran Jaminan Fiducia sebagaimana terbukti dari Surat Tergugat II

tertanggal 30 Juni 2014 (selanjutnya disebut “Surat Permohonan”) (Bukti T III-

15);

7. Berdasarakan surat permohonan tersebut maka Tergugat III kemudian

menerbitkan Akta Jaminan Fiducia No. 77 tertanggal 2 Juli 2014 (selanjutnya

disebut “Akta Fiducia”) (Bukti T III-16) setelah terlebih dahulu Tergugat III

meneliti seluruh dokumen-dokumen terkait dengan Perjanjian Pembiayaan

sebagaimana yang telah Tergugat III uraikan di dalam Butir 4 tersebut diatas;

8. Bahwa dengan telah dibuatkannya Akta Fiducia dan diajukannya

permohonan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia, maka Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Halaman 21 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

mengeluarkan Sertifikat Jaminan Fiducia Nomor W11.01336913.AH.05.01

TAHUN 2014 tanggal 10 Juli 2014, tanggal 10 Juli 2014 (selanjutnya disebut

“Sertifikat Jaminan Fiducia”) (Bukti T III-17);

II. DALAM EKSEPSI

1. Eksepsi Kurang Pihak (Exceptio Lurium Litis Consortium)

a. Di dalam Gugatan Penggugat, pada Butir 2, Halaman ke-2, dinyatakan

bahwa pembelian mobil Toyota Avanza tersebut dilakukan antara Then

Maria Yulyta (yang merupakan adik dari Penggugat) dengan Tergugat I.

Pernyataan ini jelas menunjuakan bahwa permasalahan hukum

sebagaimana yang diuraikan di dalam Gugatan Penggugat ini bermula

dari adanya transaksi Jual Beli Toyota Avanza antara Saudari Then Maria

Yulyta dengan Tergugat I dimana hubungan hukum tersebut timbul dari

adanya suatu perikatan Jual Beli Mobil Toyota Avanza yang kemudian

diikuti dengan penyerahan kendaraan tersebut kepada Penggugat oleh

Tergugat I;

Oleh karena itu maka Saudari Then Maria Yulyta adalah pihak di dalam

Perkara aquo dan oleh karenanya sudah seharusnya Saudari Then Maria

Yulyta menjadi pihak di dalam perkara ini.

b. Bahwa di dalam Petitum No.3, Penggugat meminta untuk dinyatakan

tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum atas Sertifikat Jaminan

Fiducia Nomor W11.01336913.AH.05.01 TAHUN 2014 tanggal 10 Juli

2014, yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia;

Seharusnya dengan adanya Petitum No.3 tersebut, Penggugat harus

mengikutsertakan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia sebagai pihak di dalam guagtan aquo memngingat Sertifikat

Jaminan Fiducia tersebut dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia;

c. Bahwa fakta Hukum lainnya sebagaimana yang telah Tergugat III uraikan

di dalam Latar Belakang Permasalahan berdasarkan Bukti Surat

Pernyataan Penjual Untuk Pembiayaan Kendaraan Bekas Pakai, dengan

materai stempel tertanggal 30 Juni 2014 dinyatakan bahwa Tergugat III

membeli mobil tersebut dari Showroom Ultra Royal Mobil yang kebetulan

dimiliki oleh Tergugat III sendiri;

Namun di dalam hukum keperdataan kita mengenal adanya dua subjek

hukum yaitu subjek hukum berupa badan hukum dan

Halaman 22 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

perseorangan/privat, dimana berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata kedua subjek tersebut adalah subjek hukum yang masing

masing berdiri sendiri;

Oleh karena itu maka untuk memenuhi syarat formal dari suatu gugatan

seharusnya Penggugat memasukan Show Room Ultra Royal Mobil sebagai

pihak di dalam Gugatan ini;

Eksepi kurang pihak ini dalam prakteknya telah diterima dalam praktek hukum di

Indonesia, diantaranya sebagaimana dikuatkan di dalam Yurisprudensi

Mahkamah Agung No.878 K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1977 yang pada

dasarnya menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima oleh karena ada

pihak yang tidak diikutsertakan sebagai pihak di dalam gugatan;

Dengan tidak diikutsertakannya Then Maria Yulyta, Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia dan Show Room Ultra Royal Mobil sebagai

pihak di dalam gugatan ini menyebabkan gugatan ini menjadi kurang pihak

(Exceptio Plirium Litis Consortium) dan konsekuensi lebih lanjut demi tertibnya

hukum acara maka kami memohon kepada Majelis Hakim dalam perkara Aquo

harus menyatakan bahwa gugatan aquo tidak dapat diterima (Niet

Ontvantkelijk);

2. Gugatan Penggugat Kabur

a. Penggugat telah menggabungkan antara gugatan Perbuatan Melawan

Hukum dan Tuntutan Kepidanaan;

Bahwa di dalam Gugatan Penggugat yang didaftarkan di Pengadilan Negeri

Kelas IA Bandung sebenarnya merupakan suatu gugatan Perbuatan

Melawan Hukum yang bersifat keperdataan hal ini dapat dilihat dari

penjelasan Penggugat yang secara garis besar menjelaskan di dalam

Petitumnya tentang adanya suatu cacat hukum terhadap Perjanjian

Pembiayaan dan Proses Penjaminan Toyota Avanza milik Penggugat. Hal ini

jelas menunjukan bahwa gugatan ini adalah suatu gugatan keperdataan yang

pengaturannya jelas berdasarkan ketentuan di dalam Pasal 1365

KUHPerdata;

Dimana Perbuatan melawan hukum di dalam keperdataan adalah perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya

yang terikat di dalam suatu perikatan yang ada dan menjadi undang-undang

bagi pihak pihak yang terikat di dalamnya;

Namun pada Butir 16 dan Butir 17, Halaman 6 sampai dengan Halaman 7

dari Gugatan Penggugat, Penggugat menyatakan bahwa baik Tergugat I,

Halaman 23 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Tergugat II, dan Tergugat III telah bersama sama melakukan suatu tindak

pidana yang melanggar ketentuan-ketentuan hukum sebagaimana yang

tercantum di dalam Pasal 372 KUHPidana, Pasal 374 KUHPidana, dan Pasal

480 KUHPidana dan Pasal 55 ayat 1 KUHPidana;

Sedangkan perbuatan melawan hukum yang tercantum di dalam KUHPidana

jelas berbeda dengan Perbuatan Melawan Hukum yang tercantum di dalam

KUHPerdata karena perbuatan melawan Hukum di dalam KUHPerdata

adalah bersifat privat sedangkan perbuatan melawan hukum yang terdapat di

dalam KUHPidana adalah bersifat Publik;

Dengan demikian jelas bahwa Majelis Hakim dalam perkara aquo harus

menyatakan gugatan ini tidak dapat diterima dengan alasan bahwa gugatan

tersebut kabur atau Obscuur Libel karena gugatan ini didasarkan kepada dua

ketentuan yaitu Hukum Perdata dan Hukum Pidana;

b. Penggugat tidak dapat membuktikan adanya transaksi jual beli sebagaimana

yang di dalilkan oleh Penggugat.

Bahwa di dalam Posita Penggugat pada Butir 1 sampai dengan Butir 5,

Halaman 1 dari Gugatan Penggugat telah menyatakan bahwa Saudara Then

Maria Yulyta telah melakukan transaksi jual beli mobil dengan Tergugat I

untuk kepentingan/atas perintah Penggugat. Namun di dalam Posita

Penggugat tersebut penggugat tidak dapat mejelaskan serta membuktikan

adanya transaksi jual beli kendaraan baik antara telah membeli mobil antara

Saudara Then Maria Yulyta maupun Penggugat dengan Tergugat I;

c. Antara Posita dan Petitum Penggugat tidak memiliki hubungan Kausalitas.

Penggugat di dalam Petitum No.3 telah meminta kepada Majelis Hakim

dalam Perkara Aquo untuk menyatakan agar Sertifikat Jaminan Fiducia

tersebut dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Namun di dalam Posita Penggugat, Penggugat tidak dapat menjabarkan

secara rinci dari mana atau apa dasar dari penerbitan Sertifikat Jaminan

Fiducia tersebut. seharusnya apabila Penggugat memintakan kepada Majelis

Hakim dalam Perkara Aquo agar Akta Jaminan Fiducia tersebut menjadi tidak

sah dan tidak memiliki kekuatan hukum maka sudah serahusnya Penggugat

juga meminta kepada Majelis Hakim dalam Perkara aquo di dalam

petitumnya untuk menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan

hukum tetap terhadap Perjanjian Pembiayaan dan Akta Jaminan Fiducia

yang jelas jelas merupakan Induk Perjanjian dan dasar dari Penerbitannya

Sertifikat Jaminan Fiducia;

Halaman 24 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Pokok Perkara

1. Bahwa Tergugat III menolak semua dalil-dalil Penggugat kecuali yang secara

tegas diakui kebenarannya berdasarkan hukum oleh TERGUGAT III;

2. Bahwa mohon agar dalil-dalil Tergugat III yang disampaikan dalam eksepsi

adalah juga dalil-dalil Tergugat III pada pokok perkara yang merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan;

3. Bahwa Tergugat III menolak secara tegas dalil Penggugat pada Butir 9,

Halaman 3 dari gugatan Penggugat;

Adapun dasar dari dibuatkannya Akta Jaminan Fiducia tersebut adalah

karena Tergugat telah memeriksa seluruh dokumen dokumen yang terkait

dengan penjaminan tersebut, sebagaimana yang telah Tergugat III uraikan di

dalam Butir I.4 (a) sampai dengan Butir I.4 (k);

Bahwa untuk menandatangani Akta Jaminan Fiducia tersebut selain

dokumen dokumen sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam Butir I.4 (a)

sampai dengan Butir I.4 (k), Tergugat III juga telah memeriksa Kwitansi

sebagai bukti dari adanya Jual Beli Mobil Avanza antara Penggugat dan

Tergugat I serta surat kuasa dari Tergugat I kepada Tergugat II untuk

menandatangani Akta Jaminan Fiducia tersebut. Sehingga di dalam

penandatanganan Akta Jaminan Fiducia tersebut kehadiran dari Penggugat

tidak diperlukan lagi karena kepemilikan kendaraan telah beralih kepada

Tergugat I berdasarkan bukti-bukti yang ada;

Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat di dalam Butir 14,

Halaman 4 sampai dengan Halaman 5 di dalam gugatan Penggugat;

Bahwa dalil Penggugat yang seolah-olah menuduh Tergugat III telah

membuat Akta Jaminan Fiducia berdasarkan dokumen-dokumen yang tidak

benar adalah suatu dalil yang mengada-ada dan tidak dapat dibuktikan oleh

Penggugat;

Sebagaimana Tergugat III telah uraikan diatas bahwa dasar pembuatan Akta

Jamina Fiducia tersebut dibuat berdasarkan dokumen dokumen Asli Kwitansi

dan dokumen-dokumen lainnya sebagaimana yang telah diuraikan di dalam

Butir I.4 (a) sampai dengan Butir I.4 (k). Bahkan untuk Kwitansi dan BPKB

yang merupakan dokumen kepemilikan kendaraan, Tergugat III telah

diperlihatkan aslinya oleh Tergugat II, sehingga jelas bahwa dalil Penggugat

tersebut tidak memiliki dasar hukum;

Halaman 25 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Perlu Tergugat III jelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No.86

Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fiducia dan Biaya

Pembuatan Akta Jaminan Fidusia, Pasal 3 ayat 1 disebutkan :

“(1) Pejabat yang menerima permohonan pendaftaran Jaminan Fiducia

memeriksa kelengkapan persyaratan permohonan pendaftaran Jaminan

Fiducia.”

Sedangkan di dalam Penjelasan Pasal 3 ayat 1 tersebut dijelaskan bahwa :

“Yang dimaksud dengan “memeriksa kelengkapan persyaratan permohonan”

adalah tidak melakukan penilaian terhadap kebenaran yang dicantumkan di

dalam pernyataan pendaftaran Jaminan Fiducia…”.

Sehingga dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat III telah

membuat Akta Jaminan Fiducia berdasarkan informasi yang tidak benar dan

melanggar ketentuan sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 55

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014 adalah tidak

benar karena Tergugat III selaku Notaris hanya berwenang melakukan

pengecekan terhadap persyaratan pendaftaran dan bukannya kebenaran

atas dokumen-dokumen tersebut. Pengecekan atas persyaratan pendaftaran

telah dilakukan oleh Tergugat III dengan memeriksa seluruh dokumen-

dokumen sebagaimana yang telah diuraikan di dalam Butir I.4 (a) sampai

dengan Butir I.4 (k) berikut Kwitansi;

Dengan demikian Pembuatan Akta Jaminan Fidusia oleh Tergugat III dalma

perkara aquo telah dilakukan secara sah menurut hukum, karena sudah

dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat di dalam Butir 15,

Halaman 5 di dalam gugatan Penggugat

Yang menyatakan di dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 42 Tahun

1999 Jo. Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2015,

dikategorikan bahwa Pemberi Fiducia dapat perseorangan maupun korporasi;

Merujuk kepada perkara aquo, Pemberi Fiducia adalah Tergugat I dalam

kapasitas sebagai individu atau perseorangan dengan memberikan Surat

Kuasa Penjaminan kepada Tergugat II untuk melakukan penjaminan atas

Toyota Avanza termasuk di dalamnya untuk menandatangani Akta Jaminan

Fiducia, sehingga hal ini dibenarkan dan diperbolehkan oleh ketentuan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

Sedangkan terhadap dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat I

bukanlah pemilik dari Toyota Avanza melainkan Penggugat, haruslah dapat

Halaman 26 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

dibuktikan oleh Penggugat sendiri. Adapun Tergugat III berpendapat bahwa

kepemilikan Toyota Avanza tersebut adalah benar milik Tergugat I karena

pada saat pengikatan Akta Jaminan Fiducia, Pihak Tergugat II dapat

menunjukan bukti-bukti bahwa kendaraan Toyota Avanza tersebut telah

beralih kepada Tergugat I dengan ditunjukannya Asli Kwitansi yang

merupakan tanda terima penerimaan Pembayaran atas jual beli kendaraan

Toyota Avanza dari Tergugat I kepada Penggugat, Asli Bukti kepemilikan

kendaraan berupa BPKB, adanya Bukti berupa foto gesek Nomor Mesin dan

Rangka yang membuktikan bahwa Tergugat II telah melihat sendiri fisik dari

kendaraan dan adanya Surat Kuasa dari Tergugat I kepada Tergugat II untuk

memasang Hak Jaminan atas Toyota Avanza tersebut, disamping dokumen-

dokumen lainnya sebagaimana yang telah diuraikan oleh Tergugat III di

dalam Butir I.4 (a) sampai dengan Butir I.4 (k);

5. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat di dalam Butir 17,

Halaman 5 di dalam gugatan Penggugat;

Dalil Penggugat di dalam Butir 17 tersebut jelas sekali merupakan suatu dalil

yang mengada-ada dan tidak memiliki relevansinya dengan perkara aquo.

Gugatan dalam perkara aquo ini jelas-jelas merupakan suatu gugatan

keperdataan yang didasarkan kepada ketentuan yang diatur di dalam Pasal

1365 KUH Perdata;

Sedangkan dalil Penggugat di dalam Butir 17 ini telah mencantumkan

ketentuan ketentuan yang berlaku untuk perkara pidana yaitu “Turut Serta”

sebagaimana diatur di dalam Pasal 55 ayat 1 KUHPidana sehingga

menyebabkan gugatn ini kabur karena menggabungkan antara gugatan

perdata dan pidana;

Maka sudah sepatutnya Majelis Hakim dalam Perkara Aquo untuk dapat

menyatakan bahwa gugatan ini kabur dan tidak dapat diterima;

6. Bahwa berdasarkan kepada uraian yang telah disampaikan oleh Tergugat III

tersebut sudah sangat jelas bahwa Tergugat III tidak melakukan perbuatan

melawan hukum sebagaimana yang telah didalilkan oleh Penggugat di dalam

Gugatannya karena Pembuatan dan Penerbitan Akta Jaminan Fiducia

tersebut telah dilaksanakan berdasarkan kaedah dan ketentuan hukum yang

berlaku;

7. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat di dalam Butir 21,

Halaman 9 dimana Penggugat menyatakan hal-hal sebagai berikut :

Halaman 27 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

a. Penggugat tidak dapat memiliki BPKB Toyota Avanza karena dijadikan

jaminan oleh Para Tergugat. Sebagaimana yang telah Tergugat Uraikan

di dalam Butir 5, dalam Pokok Perkara tersebut diatas, pemilik sah dari

kendaraan tersebut adalah Tergugat I dan bukannya Penggugat hal

mana dapat disimpulkan dari bukti-bukti yang ada;

b. Bahwa klaim kerugian sebagai akibat pengurusan perkara dan

honorarium advokat sebesar Rp. 200.000.000.- jelas-jelas tidak dapat

dimasukan sebagai suatu bentuk kerugian yang dapat dituntut kepada

Tergugat III;

Bahwa tuntutan penggantian kerugian atas honorarium Advokat adalah

tidak sesuai dengan aturan hukum atau Undang-Undang. Berdasarkan

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.635 K/Sip/1973

tanggal 4 Juli 1974 disebutkan “Mengenai honorarium advokat tidak ada

suatu peraturan di dalam HIR yang mengharuskan seorang berperkara

minta bantuan dari seseorang Pengacara, maka upah tersebut tidak

dapat dibebankan kepada pihak lawan, oleh sebab mana gugatan

tersebut harus ditolak.”

Disisi lain, ketentuan hukum di Indonesia tidak mengenal gugatan dengan

memasukan biaya pengacara sebagai unsur yang dapat dimintakan

dalam ganti kerugian, oleh karena di dalam hukum acara di Indonesia

tidak mengharuskan Penggugat atau Tergugat untuk beracara

menggunakan pengacara, sehingga jika Penggugat menggunakan Jasa

Advokat maka biaya tersebut telah menjadi resiko pengguna jasa;

Bahwa dengan demikian berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka

tuntutan ganti rugi materiil yang bersumber dari honorarium advokat yang

dijadikan dasar sebagai suatu tuntutan ganti rugi haruslah ditolak;

c. Atas tuntutan ganti kerugian immateriil sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu

Miliar Rupiah) sebagai akibat dari mengeringnya air susu Istri Penggugat

dan adanya rasa malu Penggugat dan Istri Penggugat dengan para

tetangga haruslah ditolak oleh Majelis Hakim dalam perkara aquo karena

berdasarkan Putusan Mahkamah Agung dalam perkara Peninjauan

Kembali No.650/PK/Pdt/1994 menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan

di dalam Pasal 1370, Pasal 1371, Pasal 1372 KUHperdata dinyatakan

bahwa ganti kerugian Immateril hanya dapat diberikan dalam hal-hal

tertentu saja seperti kematian, luka berat dan Penghinaan;

Halaman 28 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Lebih lanjut bahwa gugatan perbuatan melawan hukum ini adalah

perbuatan hukum berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata maka

agar tuntutan ganti rugi immateril ini dapat dikabulkan. Haruslah syarat-

syarat sebagaimana tersebut dibawah ini terpenuhi, yaitu :

- Perbuatan tersebut adalah perbuatan melawan hukum, berdasarkan

uraian yang telah disampaikan oleh Tergugat III, jelas-jelas Tergugat

III tidak melakukan suatu perbuatan melawan hukum;

- Harus ada kesalahan; bahwa berdasarkan uraian yang telah Tergugat

III uraikan jelas bahwa Tergugat III tidak melakukan kesalahan

terhadap pelaksanaan penerbitan Akta Jaminan Fiducia;

- Harus ada kerugian, bahwa pihak Penggugat harus dapat

membuktikan. Adanya kerugian dari pihak Penggugat mengingat

seluruh bukti bukti yang ada jelas jelas menunjukan bahwa jual beli

antara Penggugat dan Tergugat I telah sah dengan dibuktikannya

adanya Kwitansi tanda pembayaran/penyerahan uang atas pembelian

Toyota Avanza; dan

- Harus ada hubungan kausalitas antara perbuatan dan kerugian,

bahwa Penggugat harus dapat membuktikan bahwa dalil perbuatan

mealawan hukum tersebut harus memiliki hubungan kausalitas dengan

kerugian immateril tersebut namun di dalam Gugatan Penggugat,

Penggugat tidak dapat menunjukan adanya hubungan kausalitas

tersebut.

8. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat di dalam Butir 24,

25, 26 Halaman 10 didalam gugatan penggugat, oleh karenanya sangat tidak

beralasan hukum maka selayaknya menurut hukum ditolak atau tidak dapat

diterima;

9. Bahwa berdasarkan uraian-uraian Tergugat III tersebut diatas maka

selayaknya menurut hukum agar gugatan Punggugat ditolak atau tidak dapat

diterima karena sangat tidak beralasan mengingat dari apa yang telah

Penggugat dalilkan dalam gugatan tidak ada yang menunjukan adanya

perbuatan melanggar hukum yang telah dilakukan oleh Para Tergugat

khususnya Tergugat III;

Berdasarkan uraian dan fakta-fakta hukum diatas, mohon kiranya kepada Yang

Mulia Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini

berkenan memberikan putusan dengan amarnya berbunyi sebagai berikut :

Halaman 29 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

I. DALAM EKSEPSI

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat III untuk seluruhnya;

2. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

3. Dan atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat

diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard);

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak seluruh dalil-dalil Gugatan Penggugat;

2. Menerima Jawaban Tergugat III untuk seluruhnya;

Ex aequo et bono, atau apabila Majelis Hakim yang Mulia berpendapat lain

mohon putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan

Negeri Bandung telah menjatuhkan putusan Nomor 62/Pdt.G/2017/PN.bdg,

tanggal 9 Nopember 2017, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

• Menerima eksepsi Tergugat II dan Tergugat III untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

• Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

• Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp1.686.000,00 (satu juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah);

Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Negeri bandung

tersebut Pembanding semula Penggugat melalui Kuasanya telah mengajukan

permohonan pemeriksaan Banding sebagaimana tersebut dalam Akta

Pernyataan Permohonan Banding Nomor: 62/PDT.B/2017/PN.bdg, tanggal 22

Nopember 2017 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung yang

menerangkan, bahwa pada tanggal 22 Nopember 2017 Pembanding semula

Penggugat, telah mengajukan permohonan pemeriksaan banding terhadap

putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 121/Pdt.G/2017/PN.Bdg, tanggal 9

Nopember 2017, dan permohonan banding tersebut telah diberitahukan secara

sah dan seksama kepada para Terbanding semula para Terggugat sesuai

Surat Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor 121/Pdt.B/2017/PN.

Bdg Jo Nomor 62/Pdt.G/2017/PN.BdgKepada Terbanding I semula tergugat I

pada tanggal 11 desember 2017, kepada Terbanding II semula Tergugat II pada

tanggal 17 Januari 2018 dan Terbanding III semula tergugat III pada tanggal

19 Januari 2018 ;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan banding tersebut

Pembanding semula Penggugat melalui Kuasanya telah mengajukan Memori

Halaman 30 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Banding pada tanggal 6 Desember 2017 dan Memori Bading tersebut telah

diberitahukan kepada terbanding semula Tergugat I pada tanggal 11 Desember

2017, kepada terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 17 Januari 2018

dan kepada terbanding III semula Tergugat III pada tanggal 19 Januari 2018 ;

Menimbang, bahwa Terbanding II semula Tergugat II telah mengajukan

Kontra Memori Bandingnya tertanggal 23 Januari 2018 yang diterima

olehPanitera Muda Perdata pada tanggal 24 Januari 2018 dan telah diberi

tahukan kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 6 Februari 2018,

kepada Terbanding I semula Tergugat I tanggal 14 Februari 2018 dan kepada

Terbanding III semula tergugat III tanggal 5 Februari 2018 ;

Menimbang, bahwa Terbanding III semula tergugat III mengajukan

Kontra memori banding tertanggal 23 Januari 2018 yang diterima oleh Panitera

Muda Perdata pada tanggal 24 Januari 2018 dan telah diberitahukan kepada

Pembanding semula Penggugat tanggal 13 Februari 2018, kepada Terbanding I

semula Tergugat I pada tanggal 14 Februari 2018, kepada Terbanding II semula

Tergugat II pada tanggal 13 Februari 2018

Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi

Bandung guna pemeriksaan dalam tingkat banding, kepada para pihak yang

berperkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak hari

berikutnya dari pemberitahuan ini diberi kesempatan untuk memeriksa dan

mempelajari berkas perkaranya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri banding

sebagaimana tersebut dalam Surat Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara

(Inzage) masing-masing Nomor: 121/Pdt.G/2017/PN.Bdg Jo Nomor

62/Pdt.B/2017/PN.Bdg kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 16

Januari 2018, kepada Terbanding I semula Tergugat I pada tanggal 11

Desember 2017, kepada Terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 17

Januari 2018 dan kepada terbanding II semula Tergugat II pada tanggal 19

Januari 2018 ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula

Penggugat, telah diajukan dalam tenggang waktu yang dengan cara serta syarat-

syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, oleh karena itu

permohonan banding tersebut secara formil dapat diterima ;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca dan

memperhatikan dengan seksama berita acara persidangan, salinan resmi

putusan Pengadilan Negeri Bandung No.62/Pdt/G/2017/PN.Bdg, tertanggal 9

Halaman 31 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Nopember 2017, keterangan para saksi dan bukti-bukti surat dari kedua belah

pihak, sera syarat-syarat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini,

berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri Bandung tersebut, telah keliru

dalam menilai fakta hukum serta penerapan hukumnya, sehingga oleh karena

harusnya dibatalkan dengan mengadili sendiri dengan pertimbangan sebagai

berikut :

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini

adalah Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh para Terbanding semula

para Tergugat tentang penerbitan Perjanjian Pembiayaan kontrak No.231410575

tertanggal 30 Juni 2014 (Bukti T-II-10 dan T.3-3) dan akta jaminan Fidusia No.77

tertanggal 2 Juli 2014 (Bukti T.II-8 dan T.3-16) atas nama Termohon banding I

semula Tergugat I dan bukan tentang jual beli mobil ;

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah mengajukan

Memori banding tertanggal 6 desember 2017, yang pada pokoknya

mengemukakan sebagai berikut :

1. Bahwa Materi gugatan, keterangan saksi dan ahli, bukti-bukti surat serta

kegiataan menjawab lainnya yang menjadi dasar terbitnya putusan Pengadilan

Negeri Bandung Kls 1A khusus No 62/Pdt.G/2017/PN.Bdg tanggal 9

Nopember 2017, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam

memori banding ini ;

2. Bahwa pada intinya gugatan yang kami sampaikan adalah :

a. Bahwa Para Termohon Banding telah melakukan perbuatan melawan

hukum yang sangat merugikan Penggugat. Hal ini dapat dibuktikan dari

Perbuatan Termohon Banding I yang menjadikan BPKB Milik Penggugat

sebagai obyek jaminan Fiducia atas perjanjian Pembiayaan Konsumen No

:231410575 ata nama Royke Erick kepada Termohon Banding II yang

dibuat akta jaminan Fidusia oleh Termhon Banding III, hal tersebut

dilakukan tanpa sepengetahuan dan/atau seijin Pemohon Banding dan

seolah-olah BPKB aquo milik Termohon Banding I. Sehingga pada

akhirnya Pemohon Banding tidak bisa memiliki BPKB mobil milik

Penggugat secara utuh karena dijadikan sebagai obyek jaminan fidusia

oleh Para Termohon Banding. Hal ini sejalan Pasal 1335 KUHPerdata Jo

Pasal 1365 KUHPerdata dan melanggar Pasal 53 Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014, Pasal 1 angka 5 Undang-undang

Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Halaman 32 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

b. Bahwa adalah benar awalnya Pemohon Banding membeli mobil Toyota

Avanza Aquo kepada showroom Tunas Toyota Jalan Gatot Subroto

No.109-111 Kota Bandung pada bulan September tahun 2013 melalui

perantara Termohon Banding I secara tunai (Bukti P-1) yang proses

pembayarannya dilakukan Then Maria Yulyta (Kakak Ipar Pemohon

Banding dan telah dihadirkan sebagai saksi).

Bahwa berdasarkaan apa yang diuraikan di atas bahwa inti dari gugatan

Pemohon banding adalah perbuatan melawan hukum atas penerbitan

Perjanjian Pembiayaan No.Kontrak 231410575 Tgl.Kontrak 30 Juni 2014

dan Aakta Jaminan Fidusia No.77 tanggal 2 Juli 2014 atas nama Termohon

Banding I dan bukan merupakaan perjanjian jual beli mobil. Karena itu,

tidak tepat menjadikan Then Maria Yulyta sebagai tergugat dalam perkara

ini. Sebab Then MariaYulyta tidak terlibat dalam penerbitan Perjanjian

Pembiayaan No.Kontrak 231410575 Tgl. Kontrak 30 Juni 2014 dan Akta

Jaminan Fidusia No.77 tanggal 2 juli 2014 atas nama Termohon Banding I.

3. Bahwa dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri, Termohon Banding I

(dahulu Tergugat I) tidak pernah hadir dalam persidangan walaupun sudah

dipanggil dengan layak oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri. Dalam bukunya

M Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta,

2008,hlm.393 mengatakan bahwa :

“Apabila salah satu Tergugat tidak hadir biarpun sudah dipanggil dengan patut

dan proses persidangan telah diundur beberapa kali untuk menunggu

kehadiran Tergugat atau kuasanya proses persidangan dapat diteruskan

secara kontradiktoir (Contradictoir) atau op tegenspraak. Bagai Tergugat yang

tidak hadir, pemeriksaan berlaku baginya tanpa bantahan terhadap dalil

penggugat, yang berakibat, tergugat tersebut dianggap mengakui dalil

Tergugat”

Yahya Harahap kemudian merujuk Yurisprudensi No.1021K/Pdt/1984 yang

di ikuti juga Yurisprudensi MA No.350K/Pdt/1984 bahwa jika Tergugat I atau

kuasanya tidak hadir meskipun telah dipanggil dengan layak, maka Mahkamah

Agung dalama tingkat kasask berpendapat :

a. Proses pemeriksaan persidangan sah menurut hukum

b. Putusan yang dijatuhkan dalam perkara tersebut adalah kontradiktoir,

baik terhadap tergugat yang hadir maupun yang tidak hadir (M Yahya

Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika Jakarta,2008,hlm.396-

395).

Halaman 33 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Berdasarkan apa yang disebut di atas, karena hak Termohon Banding I

sudah diberikan dengan patut untuk membantah hal-hal yang ada dalam

gugatan Pemohon Banding, artinya dengan tidak adanya bantahan-bantahan

atas Gugatan Pemohon Banding, maka Termohon banding I dianggap

menerima seluruh gugatan yang diajukan Pemohon Banding. Atas dasar

tersebut sudah sepatutnya dan seharusnya berdasarkan Yurisprudensi MA

No.350 K/Pdt/1984 Jo Yurisprudensi MA No.350 K/Pdt/1984 bahwa Yang

Mulia Majelis Hakim Tinggi Jawa Barat mengabulkan seluruh gugatan

Penggugat secara kontradiktoir dengan menyatakan Termohon Banding I

melakukan perbuatan melawan hukum. Namun, dalam putusannya, majelis

Hakim Pengadilan Negeri Bandung sama sekali tidak memberi putusan atas

Tergugat I (Termohon Banding I). Berdasarkan apa yang disebut di atas,

sangat beralasan Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat

membatalkan Putusan-Putusan Pengadilan Negeri Kls !A khusus

No.62/Pdt.G/2017/PN.Bdg tanggal 9 Nopember 2017 dan memeriksa

permohonan Penggugat dengan menyatakan Para Termohon Banding

melakukan perbuatan melawan hukum.

4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri di bagian “Pertimbangan Tentang

Hukumnya” pada halaman 49 hingga 53 hanya mengulang kembali eksepsi

Termohon Banding II dan Termohon Banding III dan Reflik dari Pemohon

Banding yang sebelumnya sudah disebutkan di bagian “Tentang Duduknya

Perkara” .Padahal, eksepsi tersebut sebagaimana kami sebut dalaam

tanggapan atas eksepsi Termohon Banding II dan III tidaklah benar.

5. Bahwa Pemohon Banding menolak seluruh pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri yang sangat singkat hanya 1 (satu) halaman terutama pada

halaman 54 paragraph 1,2 dan 3 yang menyatakan :

“Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat II, III dan Replik

Penggugat tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa dari surat-surat

bukti Penggugat (P-1) berupa foto copy bukti transper (aplikasi trasper 0 Bank

tanggal 9 Agustus 2013 dari Then Maria Yulyta kepada Royke No.05/SKS-

MLC/EHP/XI/2016 dari Heriyanto,SH.SE kepada Manumpan Sitorus dan

Maniar Batubara atas dasar Surat Kuasa No.MLCL-SKK/HO-008/XI/2016

tanggal 22 Nopember 2016 dari Hermanto sebagai Collection Devisi Head

PT.mitsui Leasing Capital Indonesia (Tergugat II), Bukti P-9 berupa Fotocopy

surat tugas No.MLCI-ST/BDG/034/XI/2016 PT Mitsui Leasing Capital

Indonesia (Tergugat II) yang ditanda tangani oleh Hendries Mulyadi Jabatan

Halaman 34 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Ccollection Divisi Head PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia berkedudukan di

Bandung, Wisma HSBC Lt 7 Jl Asia Afrika No.116.

Menimbang, bahwa ketiga (3) bukti surat Penggugat tersebut ternyata

ada pihak lain yang terkait dengan perkara ini, yang untuk terang

benderangnya suatu perkara, makaa harus ikut digugat/ditarik sebagai pihak,

yaitu Then Maria Yulyta, Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara dan

Hendries Mulyadi ;

Menimbang, dengan adanya kekurangan pihak dalam gugataan

Penggugat maka sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.878

K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1977 yang menyatakan “Bahwa gugataan tidak

dapat diterima, oleh karena ada pihak lain yang tidak ikut sertakan sebagai

pihak dalam gugatan”

6. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri dalam Pertimbangan Putusannya

tersebut tidak memberi alasan hukum yang baik dengan memutuskan bahwa

harus ikut digugat juga Then Maria Yulita, Manumpan Sitorus, Maniar

Batubara, dan Hendries Mulyadi berdasarkan P-1 berupa Fotocopy bukti

transfer (aplikasi transfer Bank Danamon Cabang Gardu Jati Nomor validari

HTV-022800 tanggal 9 Agustus 2013 dari Tehn Maria Yulyta kepada Royke

Erick, (P-8) berupa Foto Copy Surat Kuasa Substitusi No.05/SKS-

MLC/EHP/XI/2016 dari Heriyanto, SH.SE kepada Manumpan Sitorus dan

Maniar Batubara atas dasar Surat Kuasa No.MLCL-SKK/HO008/XI/2016

tanggal 22 Nopember 2016 dari Hermanto sebagai Collection divisi Head

PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia (tergugatII), Bukti P-9 berupa Foto Copy

Surat Tugas No.MLCI-ST/BDG/034/XI/2016 PT.Mitsui Leasing Capital

Indonesia (Tergugat II) yang ditanda tangani oleh Hendries Mulyadi Jabatan

Collection Divisi Head PT.Mitsui Leasing Ca[ital Indonesia berkedudukan di

Bandung, Wisma HSBC Lt 7, Jl Asia Afrika No.116.

7. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Klas IA Bandung yang

menarik Then Maria Yulyta (saksi Pemohon Banding)untuk digugat adalaha

tidak berdasarkan pertimbangan hukum yang benar, hal ini didasarkan pada :

a. Bahwa posisi Then Maria Yulyta (saksi Pemohon banding) sebagaimana

dijelaskan baik dalam gugatan, Replik dan Kesimpulan Pemohon Banding

hanya sebagai pihak yang membantu Peemohon banding untuk mengurus

pembayaran dan pembelian mobil Toyota Avanza aquo adalah Pemohon

banding. Hal ini dibuktikan baik dalam BPKB, STNK, buku servis (Bukti P-5)

Halaman 35 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

dan Sertifikat Penyerahan Mobil Baru (Bukti P-4) yang dimiliki Pemohon

banding, semuanya atas nama Antonius Hanung (Pemohon banding).

Karena itu sesuai dengan apa yang disebut dalam surat gugatan bahwa inti

pokok perkara adalah perbuatan melawan hukum dalam Penerbitan

Perjanjian Pembiayaan No. Kontrak 231410575 Tgl. Kontrak 30 Juni 2014

dan aakta Jaminan Fiducia No.77 tanggal 2 Juli 2014 atas nama Termohon

Banding I yang dilakukan oleh Para Termohon Banding/Para Tergugat.

Dalam penerbitan Perjanjian Pembiayaan No. Kontrak 231410575 Tgl.

Kontrak 30 Juni 2014 (Bukti T II-10, Bukti T 3-3) dan Akta Jaminan Fiducia

No.77 tanggal 2 Juli 2014 atas nama Termohon banding I (Bukti T II-8,

Bukti T III-16) Then Maria Yulyta tidak ikut dan tidak tahu menahu, dalam

hukum acara perdata, seseorang dapat dijadikan sebagai pihak dalam

sebuah perkara apabila ia ada hubungan hukum dengan pokok perkara.

Then Maria Yulyta tidak ada hubungan hukum dengan pokok perkara,

Then Maria Yulyta tidak ada hubungan hukum dalam penerbitan Perjanjian

Pembiayaan No. Kontrak 231410575 Tgl. Kontrak 30 Juni 2014 dan Akta

Jaminan Fiducia No.77 tanggal 2 Juli 2014 atas nama Termohon banding I.

Karena itu, adalaah keliru betul pertimbangan Majelis Hakim yang antara

lain menyatakan “ .. Yang untuk terang benderangnya suatu perkara, maka

harus ikut digugat/ditarik sebagai pihak, yaitu Then Maria Yulyta ... dst”

b. Bahwa dalam kehadirannya sebagai Saksi di muka persidangan bahwa

Then Maria Yulyta (saksi) terbukti hanya merupakan suruhan Pemohon

bandigng (dahulu Penggugat) untuk membeli Mobil. Karena Then Maria

Yulyta sudah kenal dengan Termohon banding I, maka ia menghubungi

Maria Yulyta (saksi Pemohon banding), termohon banding I adalah sales

(bagian pemasaran) di Sahowroom Tunas Toyota Jl.Gatot Subroto No.16

Bandung.

c. Bahwa bukti (P-1) berupa Foto Copy bukti Transfer (aplikasi transfer Bank

Danamon Cabang Gardu Jati Nomor Validasi HTV-022800 tanggal 9

Agustus 2013 dari Then Maria Yulyta kepada Royke Erick (Termon banding

I) senilai Rp..185.000.000,- (seratus delapan puluh lima juta rupiah) adalah

sebuah Avanza 1 (satu) unit Toyota Avanza Veloz 1.5 A/T Minibus, Tahun

2013, dengan no.rangka MHKM 1CB4JDK025807 dan No.Mesin DDX7631

adalah bukti pembelian lunas dari Showroom Tunas Toyota Jl.Gatot

Subroto No.16 Bandung melalui Royke Erick (Termohon banding

I/Tergugat I).

Halaman 36 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

d. Bahwa dengan Bukti P-1 tersebut membuktikan bahwa Pemohon baanding

membeli mobil avanza aquo dari Showroom Tunas Toyota Jl.Gatot Subroto

no.16 Bandung melalui Termohon banding I secara kas/lunas. Sesuai

denngan pembayaran harga mobil tersebut, Pemohon banding pun sudah

memiliki dan menguasai Mobil Avanza Aquo dan STNK (Bukti P-2) atas

mobil avanza Aquo, hanya BPKB yang belum diterima oleh Pemohon

banding.

e. Bahwa ternyata, Termohon banding I menjadikan BPKB atas Mobil Avanza

sebagai obyek terbitnya Perjanjian Pembiayaan No.Kontrak 231410575

Tgl.Kontrak 30 Juni 2014 dan Akta Jaminan Fiducia No.77 tanggal 2 Juli

2014 atas banding dan/atau sama sekali tidaak dikehendaki, tidak pernah

ditanda tangani, serta tidak pernah diketahui oleh Pemohon banding.

Begitu juga dengan Then Maria Yulyta, bahwa dalamaa penerbitan

Perjanjian Pembiayaan No.Kntrak 231410575 Tgl.Kontrak 30 Juni 2014

dan Akta Jaminan Fiducia No.77 tanggal 2 Juli 2014 atas nama Termohon

banding I sama sekali tidak tahu menahu dan/atau tidak terlibat.

Bahwa Berdasarkan alasana hukum di atas, maka Majelis Hakim

Pengadilan Negeri dalam pertimbangannya telah keliru menarik Then Maria

Yulyta untuk ikut digugat dalam perkara ini.

8. Bahwa begitu juga pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri yang

menyatakan menarik, Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara sebagai pihak

dalam perkara ini adalah sangat keliru dan tidak benar didasarkan pada

pertimbangan hukum sebagai berikut :

a. Bahwa tindakan yang dilakukan Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara

berdasarkan Surat Kuasa Substitusi No.05/SKS-MLC/EHP/XI/2016 dari

Heriyanto, SH.SE (Bukti P-8) atas Surat Kuasa No.MLCI-SKK/HO-

008/XI/2016 yang ditanda tangani oleh Hermanto sebagai Collection

Divison Head PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia selaku Pemberi kuasa

kepada kantor Hukum Edward Heriyanto & Fartner, dimana Manumpan

Sitorus dan Maniar Batubara bekerja dan menerima tugas sesuai yang

tertera dalam Surat Kuasa Substitusi tersebut ;

b. Bahwa Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara bekerja untuk kepentingan

Hermanto sebagai Collection Divison Head PT.Mitsui Leasing Capital

Indonesia atau untuk kepentingan PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia

tempat Termohon Banding II bekerja sebagai Kepala Cabang Branch Office

Halaman 37 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Bandung. Oleh karenanhya sangat tidak tepat melibatkan Manumpan

Sitorus dan Maniar Batubara sebagai pihak dalam gugatan ini ;

c. Bahwa Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara bekerja bekerja pada

Kantor Hukum Heriyanto & Fartner, dalam melaksanakan tugasnya

berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari kliennya untuk tujuan mewakli

kliennya dalam menyelesaikan permasalahan dengan menunjuk seorang

Advokat sebagai kuasanya.

d. Bahwa di dalam Pasal 1792 KUHPerdata disebutkan bahwa :”Pemberian

kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seseorang memberikan

kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanyaa, untuk dan atas

namanya menyelenggarakan suatu urusan”. Pasal 1796 KUH perdata

Paragraf pertama berbunyi “ Pemberian Kuasa yang dirumuskan dalam

kata-kata umum, hanya meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan”

e. Bahwa Surat kuasa dari Heriyanto,SH.SE (Bukti P-8) kepada Manumpan

Sitorus dan Maniar Batubara adalah substitusi dari Surat Kuasa No.MLCI-

SKK/HO-008/XI/2016 yaang ditanda tangani oleh Hermanto selaku

Collection Divison Head PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia selaku

Pemberi kuasaa kepada Kantor hukum Edward Heriyaanto & Fartner yang

isinya memberi kewenangan untuk melakukan perbuataan penagihan atas

seluruh hutangnya atau mengambil kembali kendaraan jaminan tersebut

beserta perlengkapannnya dimanapun dan di tempat siapapun kendaraan

jaminana tersebut berada berupa 1 (satu) unit Toyota Avanza Veloz 1.5 A/T

Minibus Tahun 2013 dengan no.rangka MHKM1CB4JDK025807 dan

no.Mesin DDK7631 warna Silver Metalik.

Bahwa berdasarkan hal sebagaimana disebutkan di atas, maka yang

bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukaan baik oleh Manumpaan

Sitorus maupun oleh Maniar Batubara adalah Pemberi kuasa substitusi

yakni Heriyanto,SH.SE` Tetapi, karena Heriyanto,SH.SE juga sebagai

penerima kuasa dari Hermanto, Collection Divison Head PT.Mitsui Leasing

Capital Indonesia selaku pemberi kuasa kepada Kantor Hukum Edward

Heriyanto & Fartner, maka pertanggungan jawab bukan pada

Heriyanto,SH.SE berada pada Pimpinan PT.Mitsui Leasing Capital

Indonesia ;

Bahwa Berdasarkan alasan hukum di atas, maka Majelis Hakim Pengadilan

Negeri dalam Pertimbangannya telah keliru menarik Manumpan Sitorus dan

Maniar Batubara untuk ikut digugat dalam perkara ini.

Halaman 38 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Berdasarkan alsan-alasan sebagaimana yang telah diuraikan di atas

Pemohon Banding mohon kepada yang Mulia Ketua Pengadilan dan Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat agar berkenan mengadili sendiri dan

memutus perkara ini serta akhirnya menjatuhkan putusan banding yang amarnya

sebagai berikut :

Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Kls !A khusus

No.62/Pdt.G/2017/PN.Bdg tanggal 9 Nopember 2017 dengan mengadili Sendiri :

Dalam Eksepsi :

- Menolak Eksepsi Termohon Banding II dan Termohon Banding III untuk

seluruhnya .

Dalam Pokok Perkara :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Permohon banding untuk

seluruhnya ;

2. Menyatakan bahwa para Termohon banding telah melakukan perbuatan

melawan hukum yang merugikan Pemohon Banding ;

3. Menyatakan Putusan ini diputus secara kontradiktoir sehingga tetap

berlaku terhadap termohon banding I

4. Menyatakan perjanjian Pembiayaan konsumen No.231410575 atas

nama Royke Erick (Termohn Banding) dengan PT.Mitsui Leasing

Capital (Termohon Banding II) batal demi hukum

5. Menyatakan akta Jaminan Fiducia Nomor 77 tanggal 2 Juli 2015 yang

dibuat oleh Notaris Novitas Kusumaswita,SH.MKn berkedudukan di

Jawa Barat (Termohon Banding III) antara Royke Erick (Termohon

banding I) dengan PT.Mitsui Leasing Capital (Termohon banding II)

batal demi hukum ;

6. Menyatakan Sertifikat Jaminan Fiducia Nomor

:W11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014 dengan Pemberi Fiducia Royke

Erick dan Penerima Fiducia PT.Mitsui Leasing Capitaal Indonesia

dengan obyek jaminan Fiducia :

Kategori Objek : Objek Berserial Nomor (kendaraan Roda

Empat)

Merk : Toyota

Tipe : New Avanzaa Veloz 1.5 A/T

No.Rangka : MHKM1CB4JDK025807

No.Mesin : DDX7631

Halaman 39 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Bukti Objek : BPKB Nomor K-0634127, tertanggal 2-10-

2013

Nilai Objek : IDR 150.000.000.000,- (Seratus lima

puluh juta rupiah)

Tidak sah dan tidak mempunya kekuatan hukum ;

7. Menghukum Termohon Banding II untuk mengembalikan BPKB mobil

Penggugat aquo objek sengketa.

8. Menghukum Para Termohon banding untuk membayar ganti rugi secara

tanggung renteng kepada Pemohon banding secara tunai dan sekaligus

sebesar Rp.1.200.000.000 (Satu milyar dua ratus juta rupiah) ;

9. Menghukum Para Termohon banding membayar uang paksa

(dwangsom) sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk

setiap hari apabila lalai dalam melaksanakan isi putusan ini, terhitung

sejak putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap dan

dilaksanakan dengan sepenuhnya ;

10. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang

telah diletakan aatas harta kekayaan Para Termohon banding ;

11. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) atas

BPKB aquo objek sengketa dalam perkara ini ;

12. Membebani Para Termohon banding untuk membayar semua biaya

yang timbul dalam perkara ini ;

13. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih

dahulu (Uit Verbaar Bij Vorraad) walaupun ada upaya hukum dari Para

Termohon banding dalam perkara ini ;

Atau : Apabila Pengadilan Tinggi Jawa Barat berpendapat lain, maka

Pemohon banding mohon agar diberikan putusan yang seadil-adilnya

dan sebenar-benarnya.

Menimbang, bahwa Terbanding II semula tergugat II mengajukan Kontra

memori banding yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Judex Factie membuat pertimbangan dan putusan hukum

sudah tepat dan benar sehingga gugatan Pembanding/Penggugat tidak

dapat diterima oleh Judex Factie dengan pertimbangan seluruh eksepsi

yang diajukan oleh Terbanding II/Tergugat II dan Terbanding

III/Tergugat III secara keseluruhan ;

2. Bahwa adapun eksepsi Terbanding II/Tergugat II adalah sebagai

berikut :

Halaman 40 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Dalam Eksepsi

Gugatan Penggugat Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)

1. Then Maria Yulyta

Bahwa dalam gugatannya, Penggugat mengakui bahwa Penggugat

membeli Mobil Toyota Avanza Veloz 1.5 AT, warna/Tahun Silver

Metalic/2013 No.rangka MHKMICB43DK0025906 No.Sin DDX7631

No.Pol D 1709 AAX melalui adik Penggugat yaitu Then Maria

Yulyta tidak dijadikan pihak dalam perkara ini. Dengan demikian

gugatan kurang pihak ;

2. Hendries Mulyadi

Penggugat juga melibatkan Hendries Mulyadi ,namun Penggugat

tidak menjadikan Hendries Mulyadi sebagai Pihak dalam

gugatannya, dengan demikian gugatan penggugat kurang pihak ;

3. Bahwa Penggugat juga menyebut Manupan Sitorus dan Maniar

Batubara, namun Penggugat tidak menjadikan mereka sebagai

para pihak dalam gugatannya, sehingga kurang pihak ;

Gugatan tidak memiliki kapasitas sebagai Penggugat terhadap

Tergugat II.

- Bahwa Penggugat tidak mempunya hubungan hukum apapun

dengan Tergugat II, namun sepanjang objek sengketa yaitu 1

(satu) unit Mobil Toyota Avanza Veloz 1.5 AT, warna/Tahun

Silver Metalic/2013 No.rangka MHKMICB43DK0025906 No.Sin

DDX7631 No.Pol D 1709 AAX, Tergugat II mempunyai

hubungan hukum hanya kepada Tergugat I yaitu dengan

perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan No.Kontrak

231410575 tanggal 30 Juni 2014 yang telah dibebani dengan

Sertifikat Fiducia Nomor W.11.01336913.AH.05.01 Tahun 2014

tanggal 10 Juni 2014 berdasarkan Akta Jaminan Fiducia No.77

tanggal 2 Juli 2014 yang dibuat di hadapan Notaris Novita

Kusumaswita,SH.MKn Notaris di Kabupaten Bandung (Tergugat

III). Hal tersebut dinyatakan tegas dalam gugatan Penggugat

pada butir 13.

4. Gugatan Penggugat kabur

Gugatan Penggugat kabur/tidak jelas

Bahwa ada pihak yang penggugat sebut namun tidak jelas yaitu :

Halaman 41 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

1. Dalam butir 6 gugatan Penggugat menyebutkan kata “Klien

saya” tidak jelas apa yang dimaksud dengan “Klien saya”

2. Bahwa demikian juga dalama butir 8 gugatan Penggugat yaitu

PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia apakah maksud Penggugat

adalah sama dengan Tergugat II karena Hendries Mulyadi yang

disebut Penggugat dalam butir 11 gugatannya adalah juga

bagian dari PT Mitsui Leasing Capital Indonesia.

5. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Bandung

No.76/Pdt.G/2017/PN.Bdg tertanggal 15 Juni 2017 oleh Terbanding

II/Tergugat II telah diajukan sebagai bukti dalam perkara aquo yaitu

perkara No.52/Pdt.G/PN.Bdg di Pengadilan Negeri Bandung

sehingga dengan demikian sudah terbukti dan tidak terbantahkan

bahwa Terbanding II/Tergugat II hanya mempunyai hubungan

hukum dengan Terbanding I/Tergugat I bukan dengan

Pembanding/Penggugat ;

Berdasarkan alsan yang telah Terbanding II/Tergugat II sampaikan di atas,

maka Terbanding II/Tergugat II moho kepada yang terhormat Ketua Pengadilan

tinggi Jawa Barat berkenan untuk memutus sebagai berikut :

1. Menolak permohonan banding Pembanding untuk seluruhnya ;

2. Mnguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.62/Pdt.G/2017

/PN.Bdg tertanggal 9 Desember 2017 ;

3. Menghukum Pembanding/Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa Terbanding III semula tergugat III mengajukan Kontra

memori banding yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim Pada Pengadilan Tingkat Pertama

dalam putusan Perkara Nomor: 62/Pdt.G/2017/PN Bdg, pada tanggal 9

November2017,telah Tepat, Benar dan Berdasarkan Hukum, sehingga sudah

sewajarnya jikaMajelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang berwenang

memeriksa dan memutus perkara ini kembali memberikan pertimbangan

yang pada pokoknyamembenarkan dan menguatkan pertimbangan hukum

Pengadilan TingkatPertama dan Menolak Permohonan Banding oleh

Pembanding semula Penggugat;

2. Bahwa Terbanding III semula Tergugat III menolak dengan tegas terhadap

alasan Pembanding semula Penggugat pada Memori Dalam Eksepsi, karena

senyatanya terungkap dalam persidangan yang dikuatkan dengan bukti-bukti

bahwa gugatan Pembanding semula Penggugat kurang pihak (Exseptio

Halaman 42 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Lurium Litis Consorsium) dimana didalam gugatan Pembanding semula

Penggugat telah menguraikan secara jelas adanya keterkaitan pihak lain

selain yang dijadikan pihak dalam perkara a quo.

3. Bahwa Pembanding semula Penggugat didalam gugatan perkara a qua telah

menyebutkan pembelian mobil Toyota Avanza tersebut dilakukan antara

Then Maria Yulyta dengan Tergugat I dengan dibuktikan dari bukti

Pembanding semula Penggugat pada Bukti P-1 berupa foto copy bukti

transfer (aplikasi transfer) Bank Office: Danamon Cabang Gardujati

NomorValidasi HTV-022800 tanggal 9 Agustus2013 dari Then Maria Yulyta

kepada Royke Erick (Tergugat I), faktanya dengan disebutkan Then Maria

Yulyta jelas mempunyai keterkaitan dalam perkara a quo.

4. Bahwa Pembanding semula Penggugat didalam gugatan perkara a quo juga

telah menyebutkan Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara serta Heriyanto,

SH.SE., dengan dibuktikan dari bukti Pembanding semula Penggugat pada

Bukti P-8 berupa foto copy Surat Kuasa Subsitusi No. 05/SKS-

MLCI/EHP/XI/2016 dari

Heriyanto, SH., SE kepada Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara atas

dasar

Surat Kuasa No. MLCI-SKK/HO-008/XI/2016 tertanggal 22 November 2016

dari

Hermanto sebagai sebagai Collection Divisi Head PT. Mitsui Leasing Capital

Indonesia (Tergugat II) Dan juga menyebutkan Hendries Mulyadi pada Bukti

P-9

berupa foto copy Surat Tugas No. MLCI-ST/BDG/034/XI/2016 PT. Mitsui

Leasing

Capital Indonesia (Tergugat II), yang ditandatangani oleh Hendries Mulyadi

Jabatan Collection Divisi Head PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia

berkedudukan di Bandung Wisma HSBC Lt. 7 Jl. Asia Afrika No. 116

(Tergugat II) adalah faktanya jelas merupakan pihak yang mempunyai

keterkaitan dalam perkara a quo.

5. Bahwa Pembanding semula Penggugat telah keliru dalam menggunakan

Pasal 16 Undang-Undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat

yang telah diubah oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/puu-xi/2013,

oleh karena dalam perkara a quo mengenai kesempurnaan suatu gugatan

mengingat faktanya Pembanding semula Penggugat sendiri yang telah

menyebutkan pihak-pihak lain yang ada keterkaitan dalam perkara a quo dan

Halaman 43 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

tentunya dengan adanya pihakpihak lain yang disebutkan dalam gugatan

menjadikan gugatan kurang pihak (Exseptio Lurium Litis Consorsium).

6. Bahwa tentang kurang pihak (Exseptio Lurium Litis Consorsium) dalam

Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No. 878 K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1977

adalah sudah tepat dan benar, dilihat secara utuh dari Yurisprudensi

Mahkamah Agung Rl No. 878 K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1977, adalah

tentang gugatan tidak dapat diterima oleh karena ada pihak lain yang tidak

diikut sertakan,. Sebagaimana Office:Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No.

878 K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1977, menyatakan :

"Antara perkara ini dengan perkara yang telah diputus oleh Pengadilan

Tinggi pada tanggal 8 Juli 1974 tidak terjadi Ne bis in Idem, sebab putusan

Pengadilan Tinggi tersebut menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima

oleh karena ada pihak yang tidak diikut sertakan, sehingga masih terbuka

kemungkinan untuk menggugat lagi."

7. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut telah tepat dan benar pertimbangan

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA pada halaman 54

Paragraph 1,2 dan 3 dengan pertimbangan sebagai berikut:

"Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat II dan Tergugat III dan Replik

Penggugat tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan dari surat-surat

bukti Penggugat P-1 berupa foto copy bukti transfer (aplikasi transfer) Bank

Danamon Cabang Gardu jati Nomor Validasi HTV-022800 tanggal 9 Agustus

2013 dari Then Maria Yulyta kepada Royke Erick, P-8 berupa foto copy Surat

Kuasa Subsitusi No. 05/SKS-MLCI/EHP/XI/2016 dari Heriyanto, SH., SE

9. kepada Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara atas dasar Surat Kuasa

No.MLCI-SKK/HO-008/XI/2016 tertanggal 22 November 2016 dari Hermanto

sebagai sebagai Collection Divisio Head PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia

(Tergugat II) P-9 berupa foto copy SuratTugas No. MLCI-

ST/BDG/034/XI/2016 PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia (Tergugat II), yang

ditandatangani oleh Hendries Mulyadi Jabatan Collection Divisio Head PT.

Mitsui Leasing Capital Indonesia berkedudukan di Bandung Wisma HSBC Lt.

7 Jl. Asia Afrika No.116"

10. "Menimbang, bahwa ketiga (3) bukti surat Penggugat tersebut ada pihak lain

yang terkait dengan perkara ini, yang untuk terang benderangnya

suatuperkara, maka harus ikut digugat /ditarik sebagai pihak yaitu Then Maria

Yulyta, Manumpan Sitorus dan Maniar Batubara dan Hendries Mulyadi."

Halaman 44 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

11. Menimbang, dengan adanya kekurangan pihak dalam gugatan Penggugat

maka sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl No. 878 K/Sip/1977 tanggal

19 Juni 1977 yang menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima oleh

karena ada pihak lain yang tidak diikut sertakan sebagai pihak di dalam

gugatan."

12. Bahwa Terbanding III semula Tergugat III tidak perlu menanggapi Memori

Dalam Pokok Perkara Pembanding semula Penggugat oleh karena Amar

Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A menyatakan

Dalam Eksepsi menerima eksepsi Tergugat II dan Tergugat III untuk

seluruhnya dan Dalam Pokok Perkara menyatakan gugatan Penggugat Tidak

Dapat Diterima maka tidak relevan lagi untuk membahas dan membantah

Pokok Perkara Dalam Memori Banding Pembanding semula Penggugat pada

tingkat banding oleh karena pokok perkara, tidak dibahas dalam putusan

perkara a quo.

lO.Bahwa dari apa yang telah diuraikan Terbanding III semula Tergugat III

tersebut diatas, maka jelas bahwa Gugatan Pembanding kurang pihak

(Exseptio Lurium Litis Consorsium), dengan demikian layak menurut hukum

Memori Banding Pembanding semula Penggugat tidak dapat diterima.

Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka Terbanding III semula

Tergugat III dengan ini memohonkan kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jawa Barat yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan

untuk dapat memberikan Putusan sebagai berikut:

1. Menolak Permohonan Banding dari Pembanding semula Penggugat

untuk seluruhnya;

2. Menerima Kontra Memori Banding Terbanding III semula Tergugat III

untuk seluruhnya;

3. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Kelas I A Nomor :

62/Pdt.G/2016/PN Bdg, tanggal 9 November2017;

4. Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya

perkara.

Atau, apabila Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang

memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, maka mohon agar

dijatuhkan Putusan yang seadil - adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa setelah membaca berkas perkara dan khususnya

salinan putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 9 Nopember 2017 Nomor

62/Pdt.G/2017/PN.Bdg, Pengadilan tinggi tidak sependapat dengan

Halaman 45 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

pertimbangan hukum Pengadilan Negeri Bandung yang telah menjatuhkan

putusan gugatan Penggugat tidak dapat diterima, oleh karena itu maka

Pengadilan Tinggi akan memberikan pertimbangan sendiri sebagai berikut :

Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi terbanding II semula Tergugat II

dan Terbanding III semula tergugat III pada dasarnya sama masing-masing

menyatakan bahwa gugatan Pembanding semula Penggugat kurang pihak

sehingga Majelis Hakim tingkat pertama mengabulkan eksepsi dan menyatakan

gugatan Pembanding semula Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk

Verklaard) menurut pendapat Majelis Hakim tingkat pertama tersebut, dalam

pertimbangan hukumnya sangat keliru dan tidak dapat dibenarkan, oleh karena

saksi Then Maria Yulyta, Hendries Mulyadi, Manumpan Sitorus dan Maniar

Batubara bukanlah para pihak yang harus ditarik sebagai pihak dalam perkara ini,

karena Then Maria Yulyta adalah orang suruhan dari Penggugat untuk membeli

Mobil, sedangkan Hendries Mulyadi, Manumpan sitorus dan Maniar Batubara

adalah orang suruhan dari Tergugat II untuk menarik Mobil dari tangan

Penggugat yang menurut pendapat Majelis Hakim tingkat banding hal tersebut

tidak ada sama sekali relevansinya dalam Perjanjian Fidusia antara Terbanding I

semula Tergugat I dengan Terbanding II semulatergugat II sehingga oleh karena

itu eksepsi para Terbanding semula para Tergugat tersebut harus dinyatakan

ditolak ;

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Pembanding semula

Penggugat sebagaimana tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan Pembanding semula

Penggugat dengan Terbanding I semula Tergugat I adalah masalah BPKB Mobil

Toyota Avanza Veloz 1.5 AT, warna Silver Metalik Tahun 2013, No.Rangka

MHKMICB43DK0255807, No.Mesin DDX7631, No.Pol D 1709 AAX, BPKB A/n

Antonius Hanung W,ST miliknya (Pembanding semula Penggugat) yang telah

dijadikan barang jaminan Fidusia oleh Terbanding I semula Tergugat I kepada

PT.Mitsui Leasing Capital Indonesia yang beralamat Wisma HSBC Jl.Asia Afrika

No.116 Bandung Cabang Bandung pada sebuah Perjanjian Pembiayaan

Konsumen dengan no. Kontrak 231410575 antara Terbanding I semula Tergugat

I dengan Terbanding II semula Tergugat II ;

Menimbang, bahwa di depan persidangan, Pembanding semula

Penggugat menyampaikan kepada Majelis Hakim tingkat pertama bahwa : tidak

Halaman 46 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

pernah memberi kuasa kepada Terbanding I semula Tergugat I agar BPKB

tersebut untuk dijadikan sebagai barang jaminan kepada siapapun termasuk

kepada Teranding II semula tergugat II ;

Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat tidak

pernah memberi kuasa kepada siapapun termasuk kepada Terbanding I semula

tergugat I untuk menjadikan BPKB tersebut sebagai jaminan Fidusia kepada

Terbanding II semula Tergugat II, maka Majelis Hakim tingkat banding

berpendapat :

1. Bahwa Tergugat I/Terbanding I tidak berhak untuk menjaminkan BPKB

tersebut kepada Tergugat II/Terbanding II, bahwa para Terbanding semula

para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang dapat

merugikan pihak Pembanding semula Penggugat ;

2. Bahwa perjanjian Pembiayaan Konsumen No.231410575 atas nama Royke

Erick (Termohon Banding I) dengan PT.Mitsui Leasing Capital (Termohon

Banding II) batal demi hukum ;

3. Bahwa Akta Jaminan Fidusia Nomor 77 tanggal 2 Juli 2015 yang dibuat oleh

Notaris Novitas kusumaswita,SH.MKn berkedudukan di Jawa Barat (Termohon

Banding III) antaara Royke Erick (Termohon Banding I dengan PT.Mitsui

Leasing Capital (Termohon Banding II) batal demi hukum ;

4. Bahwa Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W11.01336913.AH.05.01 Tahun

2014 dengan pemberi fidusia : Royke Erick dan penerima fidusia PT.mitsui

Leasing capital Indonesia dengan obyek Jaminan Fidusia :

- Katagori Obyek : Obyek Berserial Nomor (Kendaraan Roda Empat)

- Merk : Toyota

- Tipe : New Avanza Velos 1.5 A/T

- No. Rangka : MHKM1CB4JDK025807

- No.Mesin : DDX7631

- Bukti Obyek : BKPB Nomor K-06349127, tertanggal 2-10-2013

- Nilai Obyek IDR 150.000.000.(Seratus Lima puluh juta rupiah),

Tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim tingkat banding akan

mempertimbangkan tentang petitum-petitum yang telah didalilkan oleh

Pembanding semula Penggugat seperti diuraikan di dalam gugatannya ;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding mempelajari

secara seksama bukti-bukti surat maupun keterngan para saksi sebanyak 3 (tiga)

orang dan 1 (satu) orang saksi ahli, dan surat-surat bukti yang telah diajukan di

Halaman 47 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

depan persidangan oleh Pembanding semula Penggugat sebanyak bukti P.12b,

Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa petitum-petitum yang

dimohonkan oleh Pembanding semula Penggugat dapat dikabulkan berdasarkan

fakta-fakta hukum tersebut di atas, terkecuali petitum butir 7 (tujuh), 8 (delapan)

dan petitum 10 (sepuluh) harus dinyatakan ditolak, karena tidak didukung dengan

bukti-bukti outehtik, sedangkan petitum 5 (lima) dan 6 (enam) tentang ganti rugi

dan dwangsom harus diperbaiki karena permohonan tersebut terlalu besar

menurut Majelis Hakim tingkat banding yang patut dan adil menurut hukum untuk

ganti rugi sebesar Rp.120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) dan untuk

dwangsom sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari, apabila

lalai dalam melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan dalam perkara

ini mempunyai kekuatan hukum tetap dan dilaksanakan dengan sepenuhnya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, maka Majelis Hakim tingkat banding berkesimpulan bahwa Pembandding

semula Penggugat telah berhasil membuktikan dalil-dalil gugatannya sehingga

oleh karena itu, maka putusan Pengadilan Negeri Bandung

No.62/Pdt.G/2017/PN.Bdg tertanggal 9 Nopember 2017 yang dimohonkan

banding tersebut tidak dapat dipertahankan lagi oleh karena itu harus dibatalkan

dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri sebagaimana tersebut dalam amar

putusan dibawah ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena para Terbanding semula para Tergugat

berada di pihak yang kalah dalam perkara ini, maka kepada mereka harus

dibebankan untuk membayar biaya perkara di kedua tingkat peradilan ini ;

Memperhatikan Pasal-pasal dari undang-undang dan ketentuan hukum

lainnya yang berhubungan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I :

1. Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat

tersebut ;

2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 9 Nopember

2017 Nomor 62/Pdt.G/2017/PN.Bdg yang dimohonkan banding tersebu

MENGADILI SENDIRI

Dalam Eksepsi

- Menolak Eksepsi para Terbanding semula para Tergugat seluruhnya;

Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan Pembanding semula Penggugat untuk sebagian ;

Halaman 48 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

2. Menyatakan bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan

hukum yang merugikan Penggugat.;

3. Menyatakan Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor : W11.01336913.AH.05

.01 Tahun 2014 dengan Pemberi Fidusia : Royke Erick dan Penerima

Fidusia : PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia dengan Obyek Jaminan

Fidusia :

Kategori Objek : Obyek Berserial Nomor (Kendaraan Roda Empat)

Merk : Toyota

Tipe : New Avanza Veloz 1.5 A/T

No. Rangka : MHKM1CB4JDK025807

No. Mesin : DDX7631

Bukti Objek : BPKB Nomor K-06349127, tertanggal 2-10-2013

Nilai Obyek : IDR 150.000.000.000 (Seratus lima puluh juta

rupiah)

tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

4. Menghukum Tergugat II untuk mengembalikan obyek sengketa BPKB

mobil Penggugat aquo ;

5. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti rugi secara tanggung

renteng kepada Penggugat tunai dan sekaligus sebesar = Rp 120

.000.000,- (Seratus dua puluh juta rupiah).;

6. Menghukum Para Tergugat membayar uang paksa (dwangsom)

sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah) untuk setiap hari apabila lalai

dalam melaksanakan isi putusan ini, terhitung sejak putusan dalam

perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan dilaksanakan

dengan sepenuhnya.-

7. Membebani para Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul

dalam perkara ini dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat

banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;

8. Menolak gugatan Pembanding semula Penggugat selain dan

selebihnya;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Bandung pada hari: Kamis, tanggal 22 Maret 2018, oleh kami:

DALIZATULO ZEGA, SH., sebagai Hakim Ketua Majelis,FIRZAL ARZY,SH.,MH,

dan H.IMAM SU’UDI,Sh.,MH.., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang

ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat

Halaman 49 dari 49 halaman, Putusan No. 87/PDT/2018/PT.BDG.

Nomor 87/PEN/PDT/2018/PT.BDG, Tanggal 23 Februari 2018, dan putusan

tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari ini: Selasa,

tanggal 27 Maret 2018 oleh Hakim Ketua tersebut dengan didampingi Hakim-

Hakim Anggota dan dihadiri oleh SUGENG TARSONO.S, S.H., MH, sebagai

Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri oleh kedua

belah pihak yang berperkara;

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

ttd, ttd,

1. FIRZAL ARZY, SH.,MH.. DALIZATULO ZEGA, SH.,MH.,

ttd,

2. H. IMAM SU’UDI, SH.,MH.

PANITERA PENGGANTI,

ttd,

SUGENG TARSONO,S. S.H., MH.

Perincian Biaya Perkara :

- Redaksi Putusan ………………… Rp. 5.000,-

- Materai Putusan ………………… Rp. 6.000,-

- Pemberkasan/Penjilidan …………Rp. 139.000,-

---------------------------------------------------------

J U M L A H ……………………… Rp. 150.000,-

(seratus lima puluh ribu rupiah).