2_rba konsep konsep dan komponen di dalamnya

Upload: nur-aswat-bersemangat

Post on 20-Jul-2015

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rencana Bisnis dan Anggaran

MODUL PELATIHAN PMPK FK UGM RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 11Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

MODUL 2 RBA : KONSEP-KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA

KATA PENGANTAR Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) sebagai dokumen anggaran yang harus dipersiapkan BLUD memiliki karakteristik dan ketentuan yang berbeda dengan ketentuan pada saat rumah sakit hanya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Konsep anggaran berbasis kinerja, analisis biaya satuan dan analisis pendapatan dan pendanaan menjadi hal fundamental yang mendorong rumah sakit untuk siap menuju pada perubahan. Adanya Permendagri no 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah menjadi payung hukum utama dan panduan utama dalam pelaksanaan teknis pengelolaan BLUD. Secara Lebih Teknis didukung oleh Peraturan Menteri Keuangan No 66/PMK.02/2006 Tatacara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum memberikan guidance bagi penyusunan RBA BLUD.

Pokok Bahasan ini akan memberikan informasi menyeluruh tentang RBA, dan hal-hal yang harus di persiapkan dalam menyusun RBA beserta muatan informasi dan komponen di dalamnya.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 12Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca modul ini, diharapkan dapat memahami: 1. Pengertian RBA 2. Prinsip-prinsip dan konsep konsep dalam RBA 3. Anggaran Berbasis Kinerja 4. Analisis Biaya Satuan 5. Proses penyusunan RBA 6. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan RBA 7. Informasi yang harus dimuat dalam RBA 8. Komponen- komponen dalam RBA

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 13Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

POKOK BAHASAN Gambaran Umum Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran BLUD. (Ps 1 Ayat 17, Permendagri No 61 Tahun 2007). Pada Pasal 71 Permendagri No.61 Tahun 2007 ayat 2 disebutkan bahwa: Penyusunan RBA disusun berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, APBD, APBN dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya. Prinsip-prinsip yang telah disebutkan dalam pasal 71 tersebut di atas, selanjutnya akan menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan RBA dan setiap komponen RBA, nantinya harus disusun dengan pertimbangan prinsip tersebut diatas.

Prinsip- Prinsip Ekonomi dalam RBA Dalam menyusun RBA ada beberapa prinsip ekonomi yang patut dipertimbangkan, antara lain :

Efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang terbatas Efektifitas dalam penggunaan sumber daya yang terbatas Cost Reduction, Cost reduction merupakan salah satu upaya untuk mengendalikanbiaya. Pengendalian biaya ini dapat dilakukan antara lain dgn : 1. Strategi Substitusi yaitu : mencari alternatif barang/bahan pengganti yg biayanya lebih murah dengan fungsi / manfaat minimal sama. 2. Meningkatkan pengawasan terhadap cost center atas penyerapan biaya. 3. Mengganti alat-alat yg biaya operasionalnya tinggi dengan alat yang biaya operasionalnya rendah.

Cost Containment, Cost containment merupakan salah satu upaya dalam efisiensibiaya, dpt dilakukan antara lain : 1. Pembelian langsung ke distributor dgn harapan mendapatkan discount. 2. Memanfaatkan bahan & alat seefektif mungkin. 3. Mensosialisasikan untuk budaya paket hemat

Cash Management, Manajemen kas menitik beratkan pada :

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 14Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

1. Menetapkan estimasi penerimaan kas yg berasal dari penerimaan tunai, pemerimaan dari piutang (termasuk askes, kontraktor) & penerimaan lainnya. 2. Menetapkan estimasi pengeluaran kas yg digunakan untuk pembelian

bahan & barang, pengeluaran SDM, pemeliharaan, langganan daya dll.

Skala Prioritas, Dalam rangka menjaga likuiditas Rumah Sakit dan mengingatketerbatasan sumber daya yang tersedia, perlu dibuat urutan prioritas dalam penyusunan kebutuhan anggaran. Sesuai dengan pertimbangan kepentingan & urgensinya dapat disusun sbb: 1. Kebutuhan yg penting & segera untuk operasional RS 2. Kebutuhan yg tidak berkepentingan langsung dengan operasional RS tetapi harus segera dipenuhi (mis. Bencana tsunami) 3. Kebutuhan yg penting tetapi tidak segera (dpt ditunda pengadaannya ) 4. Kebutuhan yg tdk penting & tdk segera (dpt dikemudiankan atau diabaikan sama sekali)

Studi Kelayakan untuk Investasi, dalam perencanaan investasi perlu dihitungbeberapa indikator, antara lain : 1. Menghitung Break Even Point (BEP), kapan diperkirakan dana investasi akan kembali. 2. Menghitung Net Present Value (NPV), untuk mengetahui dana yg ditanamkan dalam investasi tersebut akan memberikan nilai keuntungan dimasa yg akan datang (Net Future Value / NFV). 3. Menghitung Internal Rate of Return (IRR), untuk dapat antara profit margin dgn tingkat bunga yg berlaku. membandingkan

Rasionalisasi Tarif, Tarip merupakan aspek penting untuk kepentingan estimasipendapatan dan penerimaan, oleh karena itu perlu penetapan tarip yang rasional, dengan pertimbangan sbb : 1. Tarif berdasarkan unit cost 2. Tarif harus mempertimbangkan kemampuan membayar dari masyarakat 3. Tarif harus mempertimbangkan RS pesaing. 4. Tarif harus mampu menjamin kontuinitas pelayanan dan Pengembangan pelayanan. 5. Tarif harus mengacu pada azas kepatutan.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 15Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Manajemen Piutang, Piutang merupakan penerimaan yg tertunda, oleh karena itudari piutang tersebut dapat menetapkan estimasi penerimaan. Dalam Manajemen piutang perlu mempertimbangkan : 1. Volume penjualan kredit 2. Syarat pembayaran penjualan kredit 3. Ketentuan ttg pembatasan kredit 4. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang 5. Kebiasaan membayar dari para debitur a.l. dari kontraktor / Askes

Manajemen Persediaan, dalam pengadaan barang dapat mengacu kepada rumusEOQ (Economical Order Quantity), yaitu jumlah kuantitas barang dengan jumlah biaya yang minimal. Hal ini harus mempertimbangkan : 1. Jumlah barang persediaan yang ada. 2. Kapasitas gudang penyimpanan. 3. Biaya-biaya yang muncul saat berkaitan dengan distribusi persediaan.

Anggaran Berbasis Kinerja Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Sedangkan bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan dalam program diikuti dengan pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan. Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peran Analisis Biaya Standar sangat diperlukan. Analisis Biaya Standar adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan SPM yang ditetapkan.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 16Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Penyusunan rencana anggaran berbasis kinerja harus dilakukan secara sistematik dan kronologis.Mendiskripsikan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Tupoksi Unit Kerja menjadi program, kegiatan/aktivitas dan Merumuskannya menjadi Tolok Ukur Kinerja

Menentukan Tolok Ukur (indikator) Kinerja dan Target Kinerja

Menentukan rincian anggaran untuk setiap aktivitas / kegiatan

Menentukan Total biaya

Menentukan Biaya Rata-rata

Tahap I : Mendeskripsikan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Tupoksi menjadi Program dan Kegiatan serta merumuskan Tolok Ukur Kinerja Visi merupakan pernyataan pandangan jauh ke depan mengenai cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi atau unit kerja pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, visi seharusnya akan mampu memberi gambaran ke arah mana organisasi atau suatu unit kerja akan dibawa dan bagaimana agar organisasi atau unit kerja tersebut tetap eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif. Agar mampu eksis dan unggul dalam dunia yang cepat berubah dan persaingannya semakin ketat ini, maka suatu organisasi atau unit kerja harus secara terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan ke arah perbaikan tersebut harus disusun dan direncanakan dengan baik agar konsisten dan berkelanjutan, sehingga sekaligus dapat mencapai tuntutan akuntabilitas kinerja yang baik, yaitu efektif dan bermanfaat secara optimal. Visi organisasi bisa lebih dari satu, demikian juga bahwa dari satu pernyataan visi organisasi dapat dijabarkan ke dalam lebih dari satu pernyataan misi. Selain itu, visi organisasi atau unit kerja hendaknya disusun dengan mempertimbangkan saran atau masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga visi organisasi atau unit kerja yang terbentuk akan memenuhi syarat sebagai visi yang baik, seperti:

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 17Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

1.

Mampu menarik komitmen dan mampu menggerakkan orang / anggota organisasi

2.

Mampu menjadi perekat bagi berbagai gagasan strategis yang tumbuh dan berkembang dalam organisasi

3. 4.

Memberi arti yang baik bagi kehidupan anggota organisasi Menggambarkan apa yang ingin dicapai dan mampu menciptakan standar unggulan

5.

Bisa menjadi jembatan dari kondisi sekarang yang ada ke arah kondisi yang dicitakan.

6.

Mampu memberikan arah dan fokus strategi yang jelas.

Misi merupakan pernyataan tentang serangkaian amanat berupa tindakan yang harus dijalankan agar cita dan citra yang terdapat pada visi organisasi atau unit kerja dapat diwujudkan. Proses perumusan misi, sebagaimana berlaku bagi perumusan visi, harus memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Dengan langkah seperti itu diharapkan misi yang terumuskan dapat merepresentasikan seluruh tindakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi sesuai dengan aspirasi pihak-pihak yang terkait. Jika hal ini bisa diwujudkan, maka visi dan misi yang ada akan sekaligus merupakan alat pemersatu bagi organisasi. Misi yang baik harus mampu menggambarkan tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu (relatif panjang) serta tetap mampu memberikan ruang yang memadai bagi kemungkinan terjadinya perubahan di tengah perjalanan karena terjadinya perubahan lingkungan yang cepat.

Tujuan merupakan hasil penjabaran misi yang menyatakan sesuatu yang ingin dicapai dalam jangka waktu satu hingga lima tahun. Tujuan hendaknya dapat mengarahkan kepada perumusan sasaran dan strategi yang benar. Tujuan juga semestinya mampu menjadi dasar yang kuat dalam penetapan indikator atau tolok ukur kinerja. Tujuan tidak harus dinyatakan secara kuantitatif, namun jika mungkin akan lebih baik, yang terpenting harus mampu menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Perumusan tujuan hendaknya memiliki kriteria berikut : Sesuai Dengan TUPOKSI dan misi (jika ada) dari masing-masing unit kerja Mudah Dijabarkan dalam Program kerja dan kegiatan.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 18Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Memiliki kaitan yang jelas dengan keluaran (output) langsung yang bersifat fungsional dan hasil akhir (outcome) maupun dampak (impact). Konsisten dengan misi atau tujuan yang berada di hirarki lebih tinggi. Memiliki dimensi waktu capaian yang jelas Dirumuskan secara logis serta bersifat bisa dicapai sesuai dengan kemampuan organisasi

Sasaran adalah penjabaran lebih lanjut dari tujuan organisasi atau unit kerja yang teridentifikasi dengan jelas dan terukur mengenai sesuatu yang ingin dicapai dalam satuan waktu bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan. Sasaran hendaknya lebih fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat lebih spesifik, terinci (detail), dapat diukur dan dapat dicapai.

Program adalah sekumpulan kegiatan yang direncanakan untuk mewujudkan atau merealisasikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi atau unit kerja. Suatu program pada umumnya terinci lebih jauh ke dalam satu atau lebih aktivitas atau kegiatan yang memiliki saling keterkaitan dengan nama programnya. Oleh sebab itu penamaan program hendaknya dilakukan dengan benar agar aktivitas-aktivitas yang menjadi subprogram mencerminkan upaya perealisasian program kerja tersebut. Lebih lanjut perlu diketahui bahwa program lazimnya muncul dan menjadi tanggungjawab dari tiap-tiap unit kerja fungsional yang ada dalam organisasi. Dengan demikian, jabaran program dalam bentuk aktivitas atau kegiatan akan muncul di tingkat sub unit kerja atau level yang lebih rendah dari itu.

Kegiatan merupakan tindakan atau aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan untuk memperoleh keluaran (output) atau hasil (outcome) tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan atau mengorbankan sumberdaya yang tersedia sebagai masukannya (input). Lazimnya kegiatan akan selalu dilakukan oleh unit kerja terbawah, bisa Sub Unit Kerja atau Sub Sub Unit Kerja dan seterusnya. Oleh sebab itu rumusan pernyataan kegiatan harus disesuaikan dengan TUPOKSI unit sub unit kerja atau sub sub unit kerja yang bersangkutan.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 19Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

TUPOKSI atau Tugas Pokok dan Fungsi merupakan tugas pokok serta fungsi masingmasing unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan tingkat atau level yang dimiliki. Oleh karena itu suatu lembaga seperti Rumah Sakit daerah mesti memiliki TUPOKSI pada tingkat Rumah Sakit (Lembaga) (dilihat sebagai satu kesatuan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD PEMDA), tetapi juga di dalamnya terdapat TUPOKSITUPOKSI untuk masing-masing unit kerja yang ada. TUPOKSI untuk masing-masing unit kerja akan sangat tergantung pada struktur organisasi yang berlaku.

Tahap II: Menentukan Tolok Ukur (indikator) Kinerja dan Target Kinerja Tolok ukur kinarja (performance measure atau performance indicator) harus bisa ditetapkan untuk setiap aktivitas yang diusulkan. Tolok ukur kinerja merupakan satuan yang akan dihasilkan atau akan terjadi akibat terlaksananya suatu kegiatan atau aktivitas. Dengan demikian, tolok ukur kinerja ini tidak hanya mengenai keluaran atau output, tetapi juga masukan atau input, bahkan juga hasil (outcome). Dengan tersedianya tolok ukur kinerja maka akan mudah bagi pelaksana maupun pihak lain yang berkepentingan untuk melakukan penilaian apakah setelah lampau waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu yang dinyatakan) sasaran-sasaran yang telah ditetapkan telah dapat dicapai. Tolok ukur kinerja ini hendaknya juga mencerminkan TUPOKSI sub-unit kerja yang bersangkutan. Target kinerja merupakan besaran (kuantitatif) tolok ukur kinerja yang akan dihasilkan karena dilaksanakannya aktivitas atau kegiatan oleh unit kerja atau sub-unit kerja tertentu dalam jangka waktu tertentu. Oleh sebab itu, target kinerja ini harus bisa: 1. 2. Dinyatakan dengan cara kuantitatif (angka numerik) dan spesifik Diperbandingkan (comparative)

Tahap III : Menentukan besarnya anggaran untuk masing-masing aktivitas Tahapan ini harus dilakukan agar aktivitas-aktivitas yang telah diusulkan untuk dilakukan bisa diketahui berapa anggaran masing-masingnya. Untuk itu, langkah yang harus dilakukan adalah melihat kembali apakah unsur masukan (input) telah seluruhnya diidentifikasi dan apakah untuk masing-masing unsur masukan tersebut telah ditetapkan tolok ukurnya, serta apakah untuk setiap tolok ukur tersebut telah pula ditetapkan targetnya masing-masing. Jika seluruhnya telah dilakukan, maka tahap ini bisa diselesaikan dengan menetapkan biaya rata-rata per unit dari masukan yang dibutuhkan tersebut. Langkah ini terutama berlaku untuk masukan atau biaya yang bersifat langsung (direct cost) terhadap

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 20Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

aktivitas yang diusulkan. Untuk biaya yang bersifat tidak langsung, maka langkah ini bisa dilakukan dengan mengalokasikan sejumlah dana dan menambahkannya menjadi biaya tidak langsung kegiatan.

Analisis Biaya Satuan Analisis biaya satuan menjadi bagian penting di dalam penyusunan RBA. Analisis biaya satuan merupakan implikasi dari pelaksanaan pasal 57 Permendagri No. 61 Tahun 2007, dimana disebutkan bahwa BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan tersebut, ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana. Di dalam penentuan tarif, nantinya perlu mempertimbangkan imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan. Dengan demikian, sebelum menentukan tarif perlu dilakukan analisis biaya satuan. Analisis biaya satuan ini selain sebagai dasar penentuan tarif BLUD, lebih lanjut juga penting dalam penyusunan anggaran pendapatan dan penyusunan anggaran biaya BLUD. Beberapa hal yang perlu dipahami sebelum melalukan analisis biaya satuan adalah konsep-konsep mengenai definisi biaya, penggolongan biaya, serta aplikasi di rumah sakit.

a. Definisi Biaya Menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 12 disebutkan bahwa biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional BLUD. Dari sumber lain, menurut Mulyadi (1999), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu1. Menurut Hankins dan Baker (2004), menyebutkan bahwa the general term Cost is used for the amount of money exchanged for an object or service obtained. It is the sum of these historical amounts that becomes the accounting valuation of spesific activity or product2. Dari ketiga definisi tersebut di atas, apabila disarikan dapat diperoleh ringkasan bahwa biaya adalah pengeluaran sebagai pengorbanan ekonomi dalam rangka memperoleh barang dan jasa untuk keperluan operasional BLUD yang dihitung dalam satuan uang berdasarkan1 2

Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta. 1999. hal. 8-9 Hankins & Baker. Management Accounting for Health Care Organization : Tools and Techniques for Decision Support. Jones and Barlett Publishers. Canada. 2004. page. 35

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 21Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

prinsip historis dan merupakan pernilaian akuntansi secara spesifik atas suatu aktivitas atau produk.

b. Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsepdifferent costs for different purpose 3.

Penggolongan biaya dapat dilakukan menurut beberapa dasar, diantaranya menurut obyek pengeluaran, menurut fungsi pokok dalam perusahaan, menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, atau menurut jangka waktu manfaatnya.

Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah pemakaian barang farmasi, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan pemakaian barang farmasi disebut biaya pemakaian barang farmasi. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam rumah sakit adalah sebagai berikut : biaya pegawai, biaya pemakaian barang farmasi, biaya barang dan jasa, biaya pemeliharaan, dan biaya jasa pelayanan.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Banyak literatur menggunakan contoh implementasi di perusahaan manufaktur. Apabila di perusahaan manufaktur, pada umumnya ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Untuk menggolongkan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan, tentu sebelumnya harus meninjau dulu tugas dan fungsi pokok organisasi, core business organisasi.

Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai3

Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta. 1999. hal. 14

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 22Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dapat dibagi menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dapat digolongkan menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung adalah biaya yang mudah ditelusur ke sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dengan demikian biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah ditelusur ke sesuatu yang dibiayai dan biasanya dalam pengitungan biaya per unit penghitungan biaya tidak langsung memerlukan proses alokasi tertentu.

Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi biaya variable, biaya semivariabel, biaya semifixed, dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volumen kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume kegiatan tertentu. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran kegiatan tertentu.

Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya diakuikan sebagai harga perolehan asset tetap, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 23Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.

Bagan 1. Penggolongan BiayaMenurut fungsi pokok dalam perusahaan (contoh dalam manufaktur): 1. Biaya Produksi 2. Biaya Pemasaran 3. Biaya administrasi dan Umum Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai: 1. Biaya langsung (direct cost) 2. Biaya tidak langsung (indirect cost)Apa yang dibiayai? Yang ingin dihitung biayanya? Produk or Program or Departemen? Biasa ditelusur or harus dialokasi? Tupoksi Organisasi ? Core Business? Biaya muncul di unit/bagian?

Menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan : 1. Biaya variabel 2. Biaya tetap Menurut jangka waktu manfaatnya (by inputs): 1. Biaya pengeluaran modal (depresiasi, amortisasi) 2. Biaya pengeluaran pendapatanMasa manfaat lebih dari 1 periode akuntansi (1 tahun) atau tidak? Biaya ikut berubah/tidak jika volume berubah?

Dalam Permendagri No.61 Tahun 2007 pasal 63 disebutkan bahwa biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan. Pembiayaan program dan kegiatan tersebut dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan. Biaya operasional BLUD mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi. Dimana tugas dan fungsi BLUD rumah sakit adalah penyediaan pelayanan kesehatan. Biaya non operasional BLUD mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 24Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Biaya operasional menurut Pasal 64 Permendagri No.61 Tahun 2007 terdiri dari biaya pelayanan dan biaya umum dan administrasi. Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan. Biaya pelayanan terdiri dari : a. b. c. d. e. f. g. biaya pegawai; biaya bahan; biaya jasa pelayanan; biaya pemeliharaan; biaya barang dan jasa; biaya pelayanan lain-lain; dan biaya depresiasi dan amortisasi

Biaya umum dan administrasi mencakup seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan. Biaya umum dan administrasi, terdiri dari: a. b. c. d. e. f. g. biaya pegawai; biaya administrasi kantor; biaya pemeliharaan; biaya barang dan jasa; biaya promosi; biaya umum dan administrasi lain-lain ; dan biaya depresiasi dan amortisasi

Biaya non operasional terdiri dari: biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya kerugian penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan nilai, dan biaya non operasional lain-lain.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 25Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Bagan 2. Penggolongan Biaya Berdasar Permendagri No. 61 Tahun 2007 Pasal 63, 64, dan 65, t ru ok nu Pok ess e M si sin ng Bu Fu ore C

Biaya BLUDUntuk membiayai : program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.

Biaya OperasionalDalam rangka menjalankan tugas dan fungsi

Biaya Non-OperasionalDalam rangka menunjang tugas dan fungsi

Biaya PelayananBerhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan

Biaya Umum & AdministrasiTidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan

t ru nu ek ran e M by ua O el ng Pebiaya bunga; biaya administrasi bank; biaya kerugian penjualan aset tetap; biaya kerugian penurunan nilai; dan biaya non operasional lain-lain.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

biaya pegawai; biaya bahan; biaya jasa pelayanan; biaya pemeliharaan; biaya barang dan jasa; biaya pelayanan lain

1. 2. 3. 4. 5. 6.

biaya pegawai; biaya administrasi kantor; biaya pemeliharaan; biaya barang dan jasa; Biaya promosi; dan biaya umum & administrasi lain

1. 2. 3. 4. 5.

Biaya depresiasi & amortisasi

Biaya depresiasi & amortisasi

Atas pengeluaran modal ? Look at PMK No. 66/PMK.02/2006

Aplikasi di Rumah Sakit Daerah BLUD Pada aplikasi di rumah sakit daerah BLUD, rekening-rekening biaya tersebut di atas selanjutnya dapat disesuaikan dengan rekening-rekening menurut struktur anggaran rumah sakit, sebagai contoh : 1. Biaya Operasional a. Biaya Pelayanan i. Biaya Pegawai 1. Biaya Gaji dan Tunjangan Non-PNS 2. Biaya Tambahan Penghasilan Non-PNS 3. Biaya Lembur 4. ................ ii. Biaya Bahan 1. Biaya Obat 2. Biaya Alat Kesehatan Habis Pakai 3. Biaya Bahan dan Alat Laboratorium

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 26Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

4. Biaya Bahan dan Alat Radiologi 5. Biaya Bahan Makan Pasien 6. ............... iii. Biaya Jasa Pelayanan 1. Biaya Jasa Pelayanan Medis 2. Biaya Jasa Pelayanan Paramedis/non-medis 3. Biaya Jasa Pelayanan Hari Raya Karyawan 4. Biaya Jasa Insentif 5. Biaya Jasa Pembinaan 6. ............ iv. Biaya pemeliharaan 1. Biaya Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Medik 2. ............ v. Biaya Barang dan Jasa 1. Biaya Perlengkapan Ruang Pasien 2. Biaya Cetakan Rekam Medis 3. ............ vi. Biaya Pelayanan Lain-lain 1. Biaya Pelayanan Lainnya 2. ............. vii. Biaya Depresiasi dan Amortisasi 1. Biaya Depresiasi Bangunan 2. Biaya Depresiasi Peralatan Medik 3. Biaya Depresiasi Kendaraan 4. Biaya Depresiasi Perlengkapan dan Peralatan Kantor b. Biaya Umum dan Administrasi i. Biaya Pegawai 1. Biaya Gaji dan Tunjangan PNS 2. Biaya Tambahan Penghasilan PNS 3. Biaya Lembur 4. ........... ii. Biaya Administrasi Kantor 1. Biaya Benda Pos dan Pengiriman

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 27Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

2. Biaya Alat Tulis Kantor 3. Biaya Cetakan dan Penggandaan 4. Biaya Pakaian Dina, Pakaian Kerja, dan Atribut 5. Biaya Makanan dan Minuman Kantor 6. Biaya Makanan dan Minuman Tamu 7. Biaya Perjalanan Dinas 8. ............ iii. Biaya Pemeliharaan 1. Biaya Pemeliharaan Instalasi dan Jaringan 2. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 3. Biaya Pemeliharaan Alat Transportasi dan Komunikasi 4. Biaya Pemeliharaan Teknologi Informasi 5. Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fisik Lainnya 6. ........... iv. Biaya Barang dan Jasa 1. Biaya Bahan, Alat dan Pemeriksaan Sanitasi 2. Biaya Bahan Pembersih dan Alat Kebersihan 3. Biaya Bahan Bakar 4. Biaya Gas Dapur 5. Biaya Jasa Konsultan dan Fihak Ketiga Lainnya 6. Biaya Langganan Listrik, Air, Internet 7. Biaya Pengembangan SDM (Pendidikan Formal, Pelatihan Ketrampilan, Kegiatan Ilmiah, Penelitian) 8. Biaya Pengembangan SIM dan TI 9. Biaya Langganan Media 10. Biaya Jasa Kebersihan 11. Biaya Persediaan Alat Listrik dan Elektronik 12. Biaya Peralatan dan Bahan Pustaka 13. Biaya Sewa 14. Biaya Representasi 15. ...................................... v. Biaya Promosi Telepon, Faksimile, dan

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 28Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

1. Biaya Pemasaran dan Publikasi 2. Biaya Komunikasi Cepat dan Media masa 3. ............................. vi. Biaya Umum dan Administrasi Lainnya 1. Biaya Premi Asuransi 2. Biaya Perijinan dan Legalisasi 3. Biaya Keamanan dan Ketertiban 4. Biaya Jasa Sewa 5. ...................................... vii. Biaya Depresiasi dan Amortisasi 1. Biaya Depresiasi Bangunan 2. Biaya Depresiasi Peralatan Medik 3. Biaya Depresiasi Kendaraan 4. Biaya Depresiasi Perlengkapan dan Peralatan Kantor 2. Biaya Non-Operasional i. Biaya Bunga 1. Biaya Bunga Bank 2. Biaya Bunga Deposito 3. .............. ii. Biaya Administrasi Bank 1. Biaya Administrasi Bank 2. ................. iii. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap 1. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap 2. ................ iv. Biaya Kerugian Penurunan Nilai 1. Biaya Kerugian Penurunan Nilai 2. .................. v. Biaya Non-Operasional Lainnya 1. Biaya Non-Operasional Lainnya 2. .................

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 29Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Proses Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Proses penyusunan RBA harus melibatkan semua unit yang ada didalam BLUD atau yang mempunyai tanggung jawab atas kegiatan operasional BLUD yang disebut juga pusat pertanggung jawaban. Penyusunan RBA dimulai dari usulan masing-masing pusat pertanggung jawaban sampai dengan persetujuan oleh Pimpinan BLUD/ Direktur Utama dan atau Dewan Pengawas. Penyusunan RBA dilakukan melalui metode gabungan dari Top Down dan Buttom Up yang dimulai dari : 1. 2. 3. Policy Statement oleh Pimpinan BLUD Tingkat Pusat Pertanggung Jawaban Tim RBA yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengevaluasi

anggaran

Apabila proses penyusunan RBA dilihat dalam sebuah system, maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Manusia

Metode INPUT INSTRUMENTALTenaga Administratif Top Down atau Bottom Up Top Down atau Bottom Up Sarana (Komputer)

Material

Input Mentah : Data Historis dan RSB BLUD : kinerja pelayanan kinerja keuangan Asumsi-asumsi makro dan mikro

Prasarana

Tim RBA

Output

PROSES

RBA

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 30Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

ALUR KERJA PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PROSESSTART

DOKUMENTASI

KETERANGAN

ANALISIS RSB BLUD

Matrix Factor External Matrix Factor Internal

ANALISIS SWOT

Visi dan misi BLUD Kebijakan lainnya Sasaran BLUD Sasaran unit yangterkait

SASARAN USAHA

STRATEGI USAHA

USULAN RENCANA KERJA PER UNIT KERJA

Daftar Isian Rencana Kerja Unit BLU Rencana Kerja SBU/Cabang

Strategi BLUD Strategi bisnisBLUD

KOMITE /PANITIA ANGGARAN

Strategi functional Rincian RencanaKerja

NO

OK

Untuk setiap unitkerja/pusatRencana Kegiatan Tiap Pusat Pertanggung Jawaban

pertanggung jawaban

PENYUSUNAN RENCANA KERJA PER UNIT/ PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN

Anggaran Waktu penyelesaian

STOP

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 31Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

ALUR KERJA PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PROSESSTART Usulan R B A Rincian RBA USULAN RBA Matrix Factor External TIM RBA Matrix Factor Internal

DOKUMENTASI

KETERANGAN

Pusat pertanggungjawaban kantor pusat

Sesuai petunjukpenyusunan anggaran

Evaluasi Rencana Bisnis danAnggaran (RBA)

NO

OK

RBA RBA Rincian RBA Daftar Isian DISAMPAIKAN KEPADA PPKD SESUAI MEKANISME PENETAPAN ANGGARAN DAERAH Rencana Kerja BLUD

DPA BLUD

PERDA

STOP

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 32Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Agar proses penyusunan RBA tersebut dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, maka perlu dibuat jadwal waktu/kalender kegiatan penyusunan RBA. Adapun kalender penyusunan RBA dapat disusun sebagai berikut : No. 1. Kegiatan Pengarahan Pimpinan BLUD tentang Policy Statement 2. Pengiriman daftar isian Rencana Bisnis dan Anggaran ke setiap pusat pertanggung jawaban 3 Pengembalian daftar isian Rencana Bisnis dan Anggaran dari masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada komite anggaran 4. 5. Pembuatan draft RBA Rapat kerja : 6. 7. Rapat Pimpinan BLUD dan Staf Rapat Pimpinan BLUD Rapat Pimpinan BLUD dan Dewas Feb Maret April Agsts

Penyampaian draft RBA kepada PPKD Pembahasan dengan Pemda Sesuai dengan jadwal di

penganggaran pemerintah daerah 8. Penyusunan Konsep DPA ke Pusat Pertanggung jawaban 9. Sosialisasi DPA BLUD

Peranan Pejabat BLUD dalam Penyusunan RBA

Pemimpin BLUD : menyiapkan RBA; (pasal 37 Permendagri no 61 Tahun2007)

Pejabat keuangan BLUD : mengkoordinasikan penyusunan RBA;menyiapkanDPA-BLUD; (pasal 38 Permendagri no 61 Tahun 2007)

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 33Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Pejabat teknis BLUD : menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; (Pasal 39 Permendagri no 61 Tahun 2007)

Dalam penyusunan RBA harus melibatkan semua unit yang ada di dalam organisasi tersebut atau yang mempunyai tanggung jawab atas kegiatan operasional yang disebut juga pusat pertanggungjawaban sampai dengan pengesahan oleh Pimpinan BLUD dan atau Dewan Pengawas. RBA disusun berdasarkan format kebijakan Depkeu dan disesuaikan oleh kebijakan Depdagri berdasar karakteristik BLUD.

Komponen-Komponen dalam RBA (i). Informasi-informasi yang Harus Dilaporkan Dalam RBA Komponen RBA minimal menyajikan informasi-informasi yang harus dilaporkan oleh BLUD melalui dokumen RBA yang disusunnya. Menurut Pasal 73 ayat 1 dan ayat 2 Permendagri No 61 Tahun 2007, bahwa RBA memuat informasi mengenai:

Menurut ayat 1 ,adalah :a. kinerja tahun berjalan; b. asumsi makro dan mikro; c. target kinerja; d. analisis dan perkiraan biaya satuan; e. perkiraan harga; f. anggaran pendapatan dan biaya; g. besaran persentase ambang batas; h. prognosa laporan keuangan; i. perkiraan maju (forward estimate); j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan k. ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKASKPD/APBD.

Menurut ayat 2 : usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimal dan biayadari keluaran yang akan dihasilkan.

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 34Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Penjelasan untuk masing-masing item tersebut diatas adalah sebagai berikut: A. Kinerja tahun berjalan, meliputi: a. b. c. d. e. Hasil kegiatan usaha; Faktor yang mempengaruhi kinerja; Perbandingan RBA tahun berjalan dengan realisasi; Laporan keuangan tahun berjalan; dan Hal-hal lain yang perlu ditindaklanjuti sehubungan dengan pencapaian kinerja tahun berjalan. (pasal 74 ayat 1, permendagri no 61 tahun 2007) B. Asumsi makro dan mikro, antara lain mencakup: a. b. c. d. e. Tingkat inflasi; Pertumbuhan ekonomi; Nilai kurs; Tarif; Volume pelayanan.

(Pasal 74 ayat2, Permendagri No 61 Tahun 2007) C. Target kinerja , antara lain: a. b. Perkiraan pencapaian kinerja pelayanan; dan Perkiraan keuangan pada tahun yang direncanakan.

(Pasal 74 ayat3, Permendagri No 61 Tahun 2007) D. Analisis dan perkiraan biaya satuan, merupakan perkiraan biaya per unit penyedia barang dan/atau jasa pelayanan yang diberikan, setelah memperhitungkan seluruh komponen biaya dan volume barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan. (Pasal 74 ayat4, Permendagri No 61 Tahun 2007) E. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang dan/atau jasa setelah memperhitungkan biaya persatuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti tercermin dari tarif layanan. (Pasal 74 ayat5, Permendagri No 61 Tahun 2007) F. Anggaran pendapatan dan biaya,merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan uang yang tercermin dari rencana pendapatan dan biaya. (Pasal 74 ayat 6, Permendagri No 61 Tahun 2007) G. Besaran persentase ambang batas, merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 35Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD. (Pasal 74 ayat7, Permendagri No 61 Tahun 2007) H. Prognosa laporan keuangan, merupakan perkiraan realisasi keuangan tahun berjalan seperti tercermin pada laporan operasional, neraca, dan laporan arus kas. (Pasal 74 ayat 8, Permendagri No 61 Tahun 2007) I. Perkiraan maju (forward estimate), merupakan perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya. (Pasal 74 ayat 9, Permendagri No 61 Tahun 2007). Prakiraan maju, berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan dan merupakan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.( Pasal 37 PP no 58 Tahun 2005) J. Rencana pengeluaran investasi/modal, merupakan rencana pengeluaran dana untuk memperoleh aset tetap. (Pasal 74 ayat 10, Permendagri No 61 Tahun 2007) K. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD merupakan ringkasan pendapatan dan biaya dalam RBA yang disesuaikan dengan format RKA-SKPD/APBD. (Pasal 74 ayat 11, Permendagri No 61 Tahun 2007).

(ii). Komponen-Komponen dalam RBA Informasi-informasi yang harus dilaporkan di atas harus disajikan secara sistematis sesuai dengan pedoman pengelolaan keuangan BLUD dan merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan No. 66/PMK.02/2006 tentang tata cara Penyusunan, Pengajuan, Penetatapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum dan lampirannya. Atas dasar tersebut, maka sistematika komponen RBA BLUD adalah sebagai berikut:

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 36Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Ringkasan Eksekutif BAB I Pendahuluan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gambaran Umum Visi BLUD Misi BLUD Maksud dan Tujuan BLUD Kegiatan BLUD Budaya Badan Layanan Umum Daerah Susunan Pejabat Pengelola BLUD dan Dewan Pengawas

BAB II Kinerja BLUD Tahun Berjalan 1. Kondisi Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja Tahun Berjalan 2. Perbandingan antara Asumsi RBA Tahun Berjalan dengan Realisasi serta Dampak terhadap pencapaian kinerja tahun berjalan. 3. 4. 5. 6. Pencapaian Kinerja per Unit Pencapaian Program Investasi Laporan Keuangan Tahun Berjalan Hal-hal Lain yang perlu dijelaskan dalam hubungannya dengan pencapaian kinerja BLUD

BAB III Rencana Bisnis Dan Anggaran BLUD Tahun Anggaran..... 1. 2. Gambaran Umum tentang analisis eksternal dan internal BLUD Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun Anggaran... 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Target Kinerja BLUD Analisis dan Perkiraan Biaya per Output dan Agregat Perkiraan Harga Rencana Pendapatan dan Biaya Operasional Per Unit Rencana Pendapatan dan Biaya BLUD Anggaran BLUD Ambang Batas Belanja BLUD

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 37Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

BAB IV Proyeksi Keuangan Tahun Anggaran 1. 2. 3. 4. Proyeksi Neraca Proyeksi Laporan Operasional Proyeksi Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB V Penutup 1. 2. Kesimpulan Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka melaksanakan

RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 38Modul Pelatihan