2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

32
Realisasi Makna Syahadatain ح ن ع ح م ق ي ق ح ح ح د ح ه لش ي

Upload: isalzone

Post on 08-Jul-2015

305 views

Category:

Spiritual


10 download

DESCRIPTION

Materi Tarbiyah Bab Syahadatain

TRANSCRIPT

Page 1: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Realisasi Makna Syahadatain

عنح ح ح تحقيق مح د ح ي لشه

Page 2: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

ل العم الم ؤالل من

ائنع البتنيالم ش س واألن ف األموال

النه االش نحياةلنلم ة ها يالش ؤمن د هن

ياحة ،الر ة ،الس ن بنالالت وبة ،العنبا ،األمر ك وع ،الس ج و معر وفنالم نكرن،الافنظ ونلن ن عن د ونلنوالن هي

المحب ة

(A 9-1)ت ين تقنيق معنالش ها

والر نضىالن ة

الت نجارة

Page 3: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Realisasi Maknasy Syahadatain

Syahadat yang kita ucapkan bukan sekedar

pernyataan, tapi sekaligus sumpah dan janji

kita kepada Allah SWT

Syahadat adalah proklamasi keislaman kita

Syahadat adalah sumpah setia kita

Syahadat adalah janji setia kita

Ia perlu realisasi sebagai konsekuensi dari

proklamasi, sumpah dan janji tersebut

Sehingga ia bukan pernyataan kosong,

sumpah palsu dan janji-janji belaka

Page 4: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Hubungan Mu’min dan Allah

Setelah seseorang bersyahadat maka hubungan

dirinya dengan Allah SWT menjadi kuat

Dirinya terikat dengan hubungan ini dengan

ikatan yang sangat kuat yang tidak akan terputus

(2:256)

ىلانفنصاملاف قدناستمسكبنالع روةنالو ث قmaka sesungguhnya ia telah berpegang kepada

buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus

Ada tiga hubungan yang harus dijaga:

Hubungan cinta

Hubungan perniagaan

Hubungan kerja

Page 5: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Hubungan Cinta (المحب ة ) Hubungan cinta kita dengan Allah setelah

bersyahadat haruslah kuat cinta yang

sempurna (2:165)

Realisasi cinta kita dengan Allah:

Mengikuti Rasulullah (3:31)

Menata cinta kita terhadap selain Allah: mencintai

orang dan apa saja yang dicintai Allah dan

membenci orang dan apa saja yang dibenci Allah

lihat kembali materi “Mahabbatullah”, “Maratibul

Hubb”, dan “Lawazimul Mahabbah”

Berani menanggung resiko cinta: berjihad dan

berkorban (49:15)

Cinta kita kepada Allah adalah cinta yang pasti

berbalas (3:31)

Page 6: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Hubungan Kerja (العمل ) Setelah bersyahadat maka kita terikat hubungan

kerja dengan Allah

Syahadat adalah perjanjiang kontrak kerja kitadengan Allah Kita adalah PEKERJA ALLAH ( العامنل) 39:39

Allah adalah MAJIKAN kita (9:105)

Kita bekerja sesuai order (perintah dan larangan) Allah, bukan seenak kita sendiri bisa ditolakhasil pekerjaan kita

Maka yang kita sodorkan haruslah amal terbaik(67:2, 3:92), bukan amal asal-asalan (3:188) atauogah-ogahan (22:11)

Jam kerja kita = umur kita

Upah kita = pahala dan sorga serta bonus melihatAllah (10:26)

Page 7: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Tingkatan Pekerja Manusia akan dikelompokkan sesuai dengan

pekerjaannya (amalnya) 6:132, 46:19

Setiap “amil” (aktivis) dalam ketaatan kepada Allah ataupun ma’shiyat kepadaNya, mendapatkankedudukan (manazil) dan peringkat atau ranking (maratib) dari amalnya yang Allah berikan kepadanya

Apabila amal itu baik, maka kedudukan danperingkatnya baik

Apabila amal itu buruk, maka kedudukan danperingkatnya buruk

Ada tiga tingkatan pekerja (35:32, 56:1-10)1. Pelopor الل ن) بنإنذنن راتن (الس ابنق ونالس ابنق ون ,سابنقبنالي 2. Pertengahan د) الميمنةن ,م قتصن (أصحاب 3. Zhalim هن) لنن فسن المشأمةن ,ظالن (أصحاب

Page 8: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Hubungan Perniagaan (الت نجارة ) Hubungan yang kuat setelah bersyahadat adalah

hubungan perniagaan (dagang) antara kita dan

Allah

Perdagangan dengan Allah adalah perdagangan

yang paling menguntungkan

61:10 “Maukah Aku tunjukkan perniagaan yang

dapat menyelamatkan kalian dari adzab yang

pedih?”

Siapakah yang akan menjawab: MAU!?

Orang yang menginginkan selamat di akhirat!

61:11 ada dua hal yang harus dilakukan:

Iman kepada Allah dan RasulNya

Berjihad dengan harta dan jiwa

Page 9: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Posisi dalam Perniagaan

Layaknya sebuah jual-beli atau perniagaan

pada umumnya, maka harus memenuhi

unsur-unsurnya

1. Pembeli ALLAH SWT :(الم شتني)

2. Penjual MU’MIN :(البائنع )

3. Barang yang dijual: HARTA DAN JIWA ( واألن ف س (األموال

4. Harganya: SORGA DAN RIDHO ( ضىالنن ة والر ن )

5. Pasarnya: JIHAD ( (النها6. Ijab-qabulnya: SYAHADATAIN

Page 10: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Barang Dagangan Jihad

9:111 Allah akan membeli JIWA dan HARTA

orang beriman dalam ayat ini didahulukan

“jiwa” dari “harta”

Contoh penjualan harta kepada Allah:

Abu Bakar ash-Shiddiq dengan seluruh

hartanya (4000 dirham)

Umar bin Khaththab dengan separoh

hartanya

Utsman bin Affan berinfaq dengan 900 ekor

unta dan 100 ekor kuda, belum termasuk

uang kontan

Abdurrahman bin Auf menyerahkan 200

uqiyah perak

Page 11: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Harganya: SORGA dan RIDHO Harga yang dibayarkan oleh Allah SWT adalah sorga

dan ridhoNya

Ketika bai’atul ‘aqabah Abdullah bin Rawahah berkata

kepada Rasul SAW, “Berilah persyaratan bagi

Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka

Rasulullah bersabda, “Aku memberikan syarat bagi

Tuhanku, hendaklah kalian menyembahNya dan

janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan

sesuatu pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku,

hendaklah kalian membelaku sebagaimana kalian

membela diri dan harta benda kalian sendiri.” Para

sahabat bertanya, “Apakah yang kami peroleh jika

kami mengerjakan hal tersebut?” Beliau menjawab,

“Sorga.” Mereka menjawab, “Jual beli yang

menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak

Page 12: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Pengiriman Usamah Penulis MUKHTASHAR HAYATUSH-SHAHABAH,

Syaikh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy (judul

terjemahnya SIRAH SHAHABAT: Keteladanan Orang-

orang di Sekitar Nabi) menyebutkan secara khusus

tentang jihad dalam “Bab VI Jihad Fi Sabilillah”

Yang menarik beliau memulai kisah jihad dengan

uraian tentang pengiriman Usamah bin Zaid oleh

Rasulullah SAW

Pengiriman pasukan ini beberapa hari sebelum beliau

SAW wafat seakan penulis ingin mengatakan

bahwa JIHAD NABI SAW SAMPAI AKHIR HAYAT!

Setelah itu baru disebutkan perhatian Khulafaur

Rasyidin dalam masalah jihad

Setelah baru peperangan Badar, Uhud, dst

Page 13: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Jihad = Amal Terbaik

Ustman ra berpidato di atas mimbar,

“Sesungguhnya aku masih menyimpan

sebuah hadits yang pernah kudengar dari

Rasulullah SAW, karena aku khawatir

kalian akan meninggalkan aku.

Maka kini aku akan menyampaikannya,

agar setiap orang menentukan pilihannya

sendiri-sendiri, mana yang terbaik baginya.

Aku mendengar beliau bersabda, ‘Berjaga

selama sehari di jalan Allah lebih baik

daripada ibadah seribu hari pada

selainnya’.” (HR. Ahmad)

Page 14: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Mengingkari yang Menunda-nunda

Keberangkatan

Pada Perang Mu’tah Rasulullah SAW telah

menetapkan bahwa komandan perang adalah Zaid

bin Haritsah; jika ia gugur diganti oleh Ja’far bin Abi

Thalib; jika ia gugur diganti oleh Abdullah bin

Rawahah

Sebelum berangkat perang Ibnu Rawahah pergi

shalat Jum’at bersama Rasulullah SAW, beliau

bertanya, “Mengapa engkau belum berangkat?”

Ibnu Rawahah menjawab, “Karena aku ingin shalat

Jum’at bersama engkau.”

Beliau bersabda, “Pergi di jalan kebaikan (jihad)

pada pagi atau sore hari lebih baik daripada dunia

dan seisinya.”

Page 15: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Para Wanita dalam Jihad Para wanita tidak mau tinggal diam dalam urusan jihad

Putri Milhan minta didoakan ikut pertempuran di lautan

Saat itu Rasulullah tersenyum sehingga putri Milhan heran, maka beliau bersabda, “Kelak ada sebagian umatku yang akan mengarungi laut biru untuk berperang di jalan Allah. Perumpamaan mereka seperti para raja yang berkuasa atastawanan-tawanannya.”

Ia menikah dengan Ubadah bin Shamit dan ikut perang dilautan

Ummu Imarah (Nusaibah binti Ka’ab) ikut menolongRasulullah ketika akan dibunuh oleh Ibnu Qumai’ah diPerang Uhud

Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz ikut menyediakan logistikdalam suatu peperangan

Ummu Sulaim ikut Perang Hunain dengan sebuah tombak, “Aku sengaja membawanya untuk menusuk perut orangmusyrik yang mendekatiku.”

Asma’ binti Yazid bin As-Sakan membunuh 9 orang dalam

Page 16: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Jihad Total Medan jihad sangat banyak, meskipun yang

tertinggi adalah jihad di peperangan (jihad qital)

Jihad = sungguh-sungguh mengeluarkansegala upaya, pikiran, tenaga, harta, dan waktu

Bidang-bidang jihad Jihad nafs

Jihad tarbawi: jihad melalui pendidikan danpengajaran

Jihad siyasi: jihad melalui politik untuk menegakkankeadilan dan kesejahteraan rakyat

Jihad qital atau jihadul-yad (tangan): jihad denganpedang dan senjata

Page 17: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Jihadun-Nafs

Jihadun-nafs memiliki kedudukan yang

tinggi di masa sekarang ini

Jihad ini memiliki tingkatan:

Berjihad untuk mempelajari petunjuk

(Islam)

Berjihad untuk mengamalkan apa yang

sudah dipelajari

Berjihad untuk berdakwah kepada petunjuk

Berjihad untuk sabar atas segala kesulitandakwah

Page 18: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

مرلب لجلدالقتاليفسبيلل

عنند كلنمة الق نال ائنرنالس لطانن

الي ها دنجن القل ها منجن

الل نسانن ها جنإننكار القلبن Paling RENDAH

Paling TINGGI

Medan

Jihad

banyak

ragamnya

Page 19: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Semboyan Kita

Apabila kita sudah memahami konsep jihad

ini dan melakukannya, maka berarti sudah

memahami semboyan kita:

ل ن سبني االنهاJIHAD JALAN KITA

Page 20: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Landasan Jihad Landasan dalam kita berjihad adalah SYAHADAT

ة ) (الش ها Karena tidak ada artinya jihad yang tidak ikhlas

Ingat hadits yang menyebutkan 3 orang yang pertama dihisab: mujahid, dermawan, dan qari’ (ahli Qur’an) ketiganya masuk neraka karenajihad untuk disebut pahlawan, berderma supayadisebut dermawan, dan mengajarkan ilmu danQur’an agar disebut qari’-’alim

Ketika Rasulullah ditanya apa yang disebut fisabilillah, maka beliau menolak jihad karenaashabiyah (fanatisme) atau karena ingin disebutpemberani, lalu bersabda, “Siapa yang berperanguntuk meninggikan kalimat Allah, itulah sabilillah.”

Page 21: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Kehidupan Mu’min ( ن (حياةلنلم ؤمن

Jihad seharusnya menjadi sesuatu yang tidakterpisahkan dalam kehidupan mu’min

Tingkatan kehidupan mu’min:

Sangatlah mudah bagi sebagian besar manusia untukberkhayal.

Namun, tidak semua khayalan yang terbersit dalambenak bisa digambarkan dalam bentuk kata-kata.

Banyak di antara yang sedikit ini bisa beramal,

namun sedikit sekali yang mampu mengemban amanatjihad yang begitu berat yang melelahkan.

Mereka inilah para mujahid dan mereka itulah kelompokminoritas terpilih dari para pendukung yang kadang-kadang bisa salah dalam melangkah dan tidak sesuaidengan sasaran, manakala tidak mendapatkanpenjagaan dari Allah. Kisah Thalut barangkali bisamenjadi penjelas atas pernyataan saya ini

Page 22: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Kehidupan Mu’min = Jihadul Haq

الجهادالحق

اد الجــه

العـــمل

القــــول

ــال الخيـ

ي ة د ن إستمرارني ةجن

Sesungguhnya, medan perkataan berbeda dengan

medan khayalan. Medan amal juga berbeda dengan

medan perkataan. Medan jihad berbeda dengan

medan amal. Medan jihad yang haq berbeda secara

kontradiktif dengan medan jihad yang bathil.

Page 23: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Berambisi Mati Syahid ( يد (الش هن Sa’ad dan ayahnya (Khaitsamah) sama-sama

ingin bergabung dalam Perang Badar

Rasulullah SAW memerintahkan agar salahseorang saja yang ikut berperang

Akhirnya Sa’ad dan ayahnya membuat undian

Khaitsamah berkata kepada anaknya, “Memangsalah seorang di antara kita harus tinggal, makabagaimana jika engkau saja yang tinggalbersama istriku?”

Sang anak berkata, “Kalau bukan karenasorga, tentu aku bisa menerima saran ayah. Tapi aku sangat mengharapkan mati syahid.”

Page 24: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Dari Syahadat Menuju Syahid

Kehidupan mu’min itu terrangkai dalam

untaian yang indah antara syahadat dan

syahid

Ia memulai dengan syahadat sehingga

dirinya ikhlas dan ittaba’ kepada Rasulullah

SAW

Kehidupannya diisi dengan jihad total,

sehingga umurnya penuh berkah

Ia mengakhirinya dengan syahid di jalan

Allah

Itulah gambaran indah seorang mu’min

Page 25: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

Sifat-sifat Mu’min Mu’min yang telah melakukan perdagangan

dengan Allah memiliki sifat-sifat yang disebutkandalam 9:112

Sifat-sifat itu dalam bentuk isim fa’il yang menunjukkan bahwa sifat itu melekat dengandzatnya لت ) ة بدشذه (لشصفة ملتحصقح

Ada 7 sifat:1. الت ائنب ون (yang bertobat)

2. العابند ون (yang beribadah)

3. الامند ون (yang memuji Allah)

4. الس ائنح ون (yang melawat)

5. د ون الر اكنع ونالس اجن (yang rukuk, yang sujud)

6. الم نكرن ن والن اه ونع المنر ونبنالمعر وفن (yang menyuruh berbuatmakruf dan mencegah berbuat mungkar)

7. الل ن والافنظ ونلن د ون (yang memelihara hukum-hukum Allah)

Page 26: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

الت ائنب ون (Yang Bertobat)

Orang yang kembali kepada Allah sambil

meminta ampunan atas dosa mereka

Tobat adalah

perasaan menyesal atas perbuatan masa lalu

bertawajjuh kepada Allah pada usia yang masih

ada

menahan diri dari dosa, dan

beramal sholeh sebagai realisasi tobat

Maka tobat adalah penyucian, pembersihan,

penyerahan diri kepada Allah dan kesholehan

Page 27: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

العابند ون (Yang Beribadah)

Yang menghadap kepada Allah semata dalam

beribadah dan menyembah, sebagai pengakuan

atas rububiyahNya

Sifat ini tertanam dalam jiwa mereka dengan

diterjemahkan oleh ritus-ritus yang mereka

lakukan

Diterjemahkan oleh tawajjuh kepada Allah

semata dalam segala amal ibadah, ucapan,

ketaatan, dan mengikuti ajaranNya

Ia adalah pengakuan atas uluhiyah dan

rububiyah kepada Allah dalam bentuk praktikal

dan realistis

Page 28: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

الامند ون (Yang Memuji Allah)

Mereka yang hatinya penuh dengan pengakuan

nikmat yang diberikan Allah, dan lidahnya selalu

memberikan pujian kepada Allah pada waktu senang

maupun sulit

Pada waktu senang adalah untuk bersyukur atas

kenikmatan yang lahir

Sedangkan, dalam kesulitan adalah untuk memuji Allah

atas rahmatNya yang terkandung dalam cobaan itu

Pujian kepada Allah bukanlah pujian pada

kesenangan saja, namun juga pujian bagiNya pada

saat kesulitan, ketika hati orang yang beriman

menyadari bahwa Allah Yang Maha Penyayang dan

Mahaadil tak mungkin memberi cobaan kepada orang

yang beriman, kecuali untuk kebaikan yang Dia

ketahui, sejauh apa pun hal itu tersembunyi dari

Page 29: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

الس ائنح ون (Yang Melawat)

Ada beberapa penafsiran:

Orang yang berhijrah

Para mujahid

Orang yang pergi jauh untuk menuntut ilmu

Orang-orang yang berpuasa

Termasuk juga orang-orang yang tafakkur

terhadap ciptaan Allah dan sunnah-sunnahNya

seperti pada 3:190-191

Bukan untuk sekedar merenung dan mengambil

ibrah, tapi untuk membangun kehidupan dan

memakmurkan nya setelah itu, di atas

pemahaman ini

Page 30: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

د ون الر اكنع ونالس اجن (Yang Rukuk, Yang Sujud)

Mereka yang mendirikan shalat dan berdiri dalam

shalat

Hal itu seakan menjadi sifat permanen mereka,

dana seakan-akan ruku’ dan sujud itu menjadi

karakter pembeda bagi mereka dibanding orang-

orang lain

Mereka seperti yang digambarkan sebagai

pengikut Muhammad SAW (48:29)

Kelak mereka akan mudah untuk bersujud di

hadapan Allah kelak di akhirat nanti, di saat

mereka yang tidak terbiasa sujud kakinya kaku

tidak dapat ditekuk (68:42-43)

Page 31: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

الم ن والن اه ونع نكرنالمنر ونبنالمعر وفن(Yang Menyuruh Berbuat Makruf dan

Mencegah Berbuat Mungkar)

Saat daulah Islam masih berdiri, maka amar

ma’ruf nahi munkar dengan mencermati

kesalahan dan penyimpangan dari manhaj Allah

dan syari’atNya

Saat ini maka AMAR MA’RUF:

Usaha-usaha untuk mengkonsolidasikan,

mengkoordinasikan, dan memobilisasi sumber-sumber

positif konstruktif dalam Jamaah, umat, bangsa dan

kemanusiaan untuk produksi kebajikan bagi kedamaian

NAHI MUNKAR

Bekerja secara sistematik mempersempit,

memarjinalisasi dan meminimalisasi ruang gerak

kemungkaran dan efeknya, sehingga perannya rendah

Page 32: 2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain

والافنظ ونلن د ونالل ن (Yang Memelihara

Hukum-hukum Allah)

Dalam masa ketiadaan pemerintahan Islam,

maka menjaga hukum-hukum Allah diarahkan

kepada menjaga syari’at Allah selain hudud

(hukum pidana)

Jadi kita arahkan kepada menjaga akidah,

ibadah, dan muamalah

Kemudian tetap berupaya secara tarbawi

maupun siyasi (politik) untuk mencapai

kekuasaan sehingga

Memiliki landasan yang kokoh sebagai masyarakat

Islam

Memiliki kemampuan untuk memimpin bangsa

Mampu mengelola penerapan syariatNya secara

cerdas dan bijak