282-718-1-pb
DESCRIPTION
nugasTRANSCRIPT
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
46
OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA
PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG
The Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper from Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves
Sucipto*, Susinggih Wijana, dan Erly Wahyuningtyas
Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak. Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya
Jl. Veteran - Malang
*Penulis korespondensi, e-mail: [email protected]
ABSTRACT
The main purpose of this research was to find out the optimum concentration of NaOH and cassava starch on the production of art paper from the banana leaves. The central composite design in Response Surface Methodology was used with two factors i.e. NaOH (b/v) and cassava starch concentration, and 5 times repetition at central point. The data was analyzed using design expert DX7.0.3, the organoleptic test used t-test, and financial analysis was conducted on HPP, BEP, PP, and NPV.
The result showed that NaOH and cassava starch concentration affected the tearing strength value and tensile strength. The optimum process reached on NaOH concentration of 0.50% b/v and the cassava starch concentration of 0.39% b/v. The organoleptic test showed that most of the panelist preferred paper appearance and the thickness. By the investment of Rp. 45.9198.419,00 and 500 sheets production capacity per day, the HPP value was Rp. 427,92. With the selling price of Rp. 599,06 per sheet, the financial analysis was as followed: BEP was 47.514,38 sheet that equal to Rp. 28.465.353,32 or 32.99%; PP was 2 years 11 month and 6 days, and NPV was Rp. 56.474.249,06.
Keywords : art paper, banana leaves, optimization, financial analysis
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
Pelepah pisang merupakan limbah
pertanian yang belum dimanfaatkan
secara maksimal untuk menghasilkan
produk yang bernilai ekonomi tinggi,
hingga kini hanya sebagian kecil yang
dimanfaatkan untuk industri kerajinan.
Menurut Hobir (1997) setiap pohon
pisang berpotensi menghasilkan pelepah
kering sebanyak 6,15 kg, lebih lanjut
Sukundayanto (2004) menambahkan
bahwa pelepah pisang mempunyai
kandungan selulosa yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan pulp untuk kertas seni.
Pada pembuatan kertas seni,
penambahan larutan NaOH berfungsi
untuk melarutkan lignin saat proses
pembuburan (pulping) sehingga
mempercepat proses pemisahan dan
pemutusan serat. Fengel dan Wegener
(1995) menambahkan bahwa pulp dapat
dihasilkan dengan semikimia dengan
larutan NaOH dan pembuatan serat
dengan pengilingan. Tahap selanjutnya
untuk mengikat komponen antar serat
pada proses pembentukan lembaran
(forming) diperlukan penambahan bahan
perekat sehingga serat dapat
membentuk lembaran kertas yang kuat.
Penambahan bahan perekat pada
produksi kertas seni bertujuan untuk
memperkuat ikatan antar serat, serta
mengawetkan kertas sehingga diperoleh
kertas yang berkualitas dengan
ketahanan tarik dan ketahan sobek yang
tinggi (Bahari, 1995).
Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)
47
Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui konsentrasi NaOH sebagai
pelarut pada proses pulping dan tapioka
sebagai binder yang optimal sehingga
dihasilkan produk kertas seni dari
pelepah pisang berkualitas tinggi dan
disukai oleh konsumen.
BAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODE
BahanBahanBahanBahan dan Alat dan Alat dan Alat dan Alat
Bahan yang digunakan adalah
pelepah pisang agung yang berasal dari
Lamongan, bahan-bahan pembantu yang
digunakan yaitu NaOH teknis, tapioka,
dan titanium dioksida (TiO2).
Alat yang digunakan dalam
pembuatan kertas seni dari pelepah
pisang adalah timbangan digital, panci,
kompor, pengaduk, gelas ukur, blender,
Screen 60 mesh ukuran 25 cm x 35 cm,
pengering kabinet. Alat yang digunakan
untuk pengujian kualitas fisik adalah
Elmendorf Tearing Tester (uji ketahanan
sobek) dan Paper Tensile Strength Tester (uji ketahanan tarik
Rancangan PenelitianRancangan PenelitianRancangan PenelitianRancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimental dengan 2
rancangan percobaan permukaan respon
yaitu:
aaaa.... Kondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimum
Diperoleh dengan metode dakian
tercuram (permukaan respon ordo
pertama). Perlakuan pada percobaan
awal adalah faktor konsentrasi NaOH
(N1=0,05% dan N2=0,15%) dan faktor
konsentrasi tapioka (P) dengan level
faktor (P1=0,05% dan P2=0,15%). Hasil
optimasi dari respon permukaan ordo
pertama menjadi titik tengah dalam
percobaan respon permukaan ordo kedua
(rancangan komposit pusat). Bentuk
tranformasi hubungan antara variabel
kode dan variabel asli seperti pada Tabel
1.
b. Nilaib. Nilaib. Nilaib. Nilai Titik OptimumTitik OptimumTitik OptimumTitik Optimum
Dari hasil percobaan respon
permukaan ordo pertama diperoleh nilai
titik optimum (N=0,5% dan P=0,38%),
kemudian digunakan sebagai titik tengah
untuk rancangan komposit pusat.
Faktor-faktor perlakuan tersebut adalah
sebagai berikut :
Konsentrasi NaOH (N):
N1 = 0,45% (Kode X1 = -1)
N2 = 0,55% (Kode X1 = 1)
Konsentrasi tapioka (P) :
P1 = 0,33% (Kode X2 = -1)
P2 = 0,43% (Kode X2 = 1)
Pengulangan pengamatan pada titik
pusat sebanyak 5 kali. Tabel
rancangannya dapat di lihat pada Tabel
2.
Tabel 1. Variabel asli dan variabel kode
serta respon hasil ordo pertama
No
N
(NaOH)
%)
P
(Tapioka
%)
X1 X2
Y
Ketahanan
sobek
1 0,05 0,05 -1 1 264
2 0,05 0,15 -1 -1 575
3 0,15 0,05 1 1 656
4 0,15 0,15 1 -1 725
5 0,10 0,10 0 0 343
6 0,10 0,10 0 0 362
7 0,10 0,10 0 0 397
8 0,10 0,10 0 0 332
9 0,10 0,10 0 0 353
Tabel 2. Desain rancangan komposit
pusat (permukaan respon ordo kedua)
No
Variabel
Kode Variabel Asli Respon
X1 X2
N (Kons.
NaOH
%)
P
(Kons.
Tapiok
a %)
Ketahan
an Sobek
(mN)
Ketahan
an Tarik
(kN/m
)
1 –1 –1 0,45 0,33 828 2,47
2 –1 1 0,45 0,43 889 2,69
3 1 –1 0,55 0,33 916 2,39
4 1 1 0,55 0,43 965 2,58
5 0 0 0,5 0,38 1005 2,69
6 0 0 0,5 0,38 1064 2,71
2 0 0 0,5 0,38 989 2,75
8 0 0 0,5 0,38 1060 2,72
9 0 0 0,5 0,38 1044 2,74
10 -1,414 0 0,43 0,38 869 2,51
11 1,414 0 0,57 0,38 954 2,43
12 0 -1,414 0,5 0,31 854 2,46
13 0 1,414 0, 5 0,45 921 2,59
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
48
Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan PenelitianPelaksanaan PenelitianPelaksanaan Penelitian
Pelepah pisang dikeringkan,
kemudian dipotong-potong berukuran 2-
3 cm dan diambil sebanyak 100 g.
Kemudian dilakukan pemasakan pelepah
pisang dengan menambahkan air
(perbandingan 1:50 b/b), dan NaOH
sesuai dengan perlakuan pada rancangan
komposit pusat selama 1 jam dengan
suhu 90°C. Pencucian pertama, dilakukan
sampai bersih untuk menghilangkan
lignin dan kandungan soda (NaOH) pada
pulp. Selanjutnya proses pemasakan pulp
dengan menambahkan air (perbandingan
1:20 b/v) serta penambahan titanium
dioksida sebanyak 0,1% (b/v) selama 15
menit dengan suhu 90°C.
Pencucian kedua dilakukan sampai
bersih untuk menghilangkan kandungan
titanium dioksida pada pulp. Pulp bersih
dimasukkan ke dalam waring blender dan
ditabah air, selanjutnya dihancurkan
selama 30 detik untuk menghomogenkan
ukuran serat. Bubur serat (pulp) yang
diperoleh dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan kotoran lignin yang masih
tertinggal dalam pulp. Penambahan
tapioka dilakukan sesuai dengan
rancangan komposit pusat dengan
menambahkan air (1:50 b/v) pada proses
pemasakan.
Proses pencetakan dilakukan dengan
menggunakan screen 60 mesh ukuran 25
cm x 35 cm di dalam ember. Cetakan
tersebut dikeringkan di dalam lemari
pengering dengan suhu 60°C selama 50
jam. Kertas seni dari pelepah pisang
diambil menggunakan pinset sebagai alat
bantu mengeluarkan kertas dari screen.
AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis
Pengolahan data untuk metode
permukaan respon menggunakan
program Design-Expert DX 7.0.3
(download Trial Version dari
www.statease.com), sehingga didapatkan
kertas seni hasil penelitian solusi
optimal. Analisis fisik dan kimia
dilakukan pada produk kertas seni
pelepah pisang hasil solusi optimal dan
dibandingkan dengan produk kertas seni
pelepah pisang yang ada di pasaran
meliputi ketahanan sobek, ketahanan
tarik, derajat putih, kadar air, gramatur,
ketebalan, dan rendemen. Uji
organoleptik meliputi warna, tekstur
permukaan, kenampakan serat, dan
ketebalan menggunakan panelis terlatih
yang bekerja di PT Surabaya Agung
Industri Pulp dan Kertas dan pengrajin
kerajinan tangan. Uji organoleptik
menggunakan differential test yaitu uji
t (t-Test) dengan produk pembanding
kertas seni dari plepah pisang yang
diproduksi oleh Daoer Oelang
Handycraft.
Analisis finansial dilakukan untuk
mengetahui titik impas dan waktu yang
dibutuhkan untuk pengembalian modal
usaha, serta untuk mengetahui tingkat
kelayakan unit industri kertas seni dari
pelepah. Analisis finansial meliputi
perhitungan biaya produksi, harga pokok
produksi (HPP), harga jual (HJ), Break Event Point (BEP), Payback Periode
(PP), dan Net Present Value (NPV).
HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
Optimasi Respon NOptimasi Respon NOptimasi Respon NOptimasi Respon Nilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobek
Hasil analisis respon ketahanan
sobek kertas seni dari pelepah pisang
diperoleh dari persamaan model
kuadratik, yaitu Y1 = –9.975,08+
25.346,52X1 + 23.136,68X2 – 24.180X12
– 28.980X22
– 1.200X1X2. Model
kuadratik dengan nilai R sebesar 0,8905
berarti bahwa ada korelasi positif antara
faktor konsentrasi NaOH dan tapioka
dengan respon nilai ketahanan sobek
sebesar 0,9803. Model persamaan
tersebut disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan persamaan diketahui
bahwa koefisien X12 (konsentrasi NaOH)
lebih besar dibanding koefisien X22
(konsentrasi tapioka), sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai ketahanan sobek
(Y1) lebih dipengaruhi oleh penambahan
NaOH daripada penambahan tapioka.
Menurut Haygreen dan Bowyer (1986),
bahwa ketahanan sobek dipengaruhi oleh
ikatan antar serat tetapi lebih sangat
Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)
49
dipengaruhi oleh keterpaduan serat
masing-masing. Konsentrsi NaOH
menyebabkan pelarutan lignin yang
mengakibatkan serat mudah hancur pada
proses penggilingan, sehingga serat-
serat tersebut dapat berikatan satu sama
lain dengan bantuan tapioka membentuk
kertas yang kuat dan tidak mudah
disobek.
Gambar 1. Kurva permukaan respon
kon-tur plot hubungan konsentrasi NaOH
(% b/v) dan konsentrasi tapioka (% b/v)
terhadap respon nilai ketahanan sobek
Optimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan Tarik
Hasil analisis respon ketahanan tarik
kertas seni dari pelepah pisang diperoleh
dari persamaan model kuadratik, yaitu Y2
= –14,2306 + 52,78216X1 + 18,50644X2
– 52,4X12
– 19,4X22 – 3X1X2. Model
kuadratik dari nilai respon ketahanan
tarik memiliki nilai R sebesar 0,9670
berarti bahwa ada korelasi positif antara
faktor konsentrasi NaOH dan tapioka
dengan respon nilai ketahanan tarik
sebesar 0,9670. Model persamaan
tersebut digambarkan ke dalam kurva
respon pada Gambar 2.
Gambar 2. Kurva permukaan respon
kontur plot hubungan penambahan NaOH
(% b/v) dan tapioka (% b/v) terhadap
respon nilai ketahanan tarik
Berdasarkan persamaan dapat
diketahui bahwa koefisien X12
(konsentrasi NaOH) lebih kecil dibanding
koefisien X22 (konsentrasi tapioka),
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
ketahanan tarik (Y2) lebih dipengaruhi
oleh konsentrasi tapioka daripada
konsentrasi NaOH. Menurut Casey
(1981), perbedaan ketahanan tarik kertas
disebabkan karena perbedaan penjang
serat yang menyusun kertas tersebut
dan adanya metode surface sizing
(metode mengisi permukaan lembaran
kertas, biasanya dengan pati). Ketahanan
tarik dari kertas pelepah pisang ini
sangat dipengaruhi oleh adanya pati atau
tapioka yang tergelatinisasi pada proses
pulping dan berfungsi sebagai perekat.
Adanya perekat ini menyebabkan tiap
lembaran kertas menjadi kuat dan tidak
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
50
mudah putus ketika direntangkan dan
ditarik pada sisi–sisi yang berlawanan.
Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan
Sobek dan KetahanSobek dan KetahanSobek dan KetahanSobek dan Ketahanan Tarikan Tarikan Tarikan Tarik.
Optimasi dilakukan untuk mengopti-
mumkan respon ketahanan sobek dan
ketahanan tarik dalam batas faktor
konsentrasi NaOH dan tapioka.
Tabel 3. Batasan optimasi respon
Variabel Tujuan Batas
bawah
Batas
Atas
NaOH (%) Dalam Batas 0,45 0,55
Tapioka (%) Dalam Batas 0,33 0,43
Ketahanan
sobek (mN)
Target =
1049 828 1064
Ketahanan
tarik (kN/m) Target = 2,74 2,39 2,75
Batasan konsentrasi NaOH dan
konsentrasi tapioka diperoleh dari
dugaan awal menentukan daerah optimal
pada rancangan percobaan dakian
tercuram yang diharapkan dapat dicapai
respon ketahanan sobek dan ketahanan
tarik yang optimum, seperti pada Tabel
3.
Batasan untuk respon ketahanan
sobek didapatkan pada batasan 828 mN
sampai 1064 mN (data hasil respon nilai
ketahanan sobek), dari kisaran tersebut
diharapkan mendekati nilai ketahanan
sobek kertas seni pelepah pisang yang
ada di pasaran sebesar 1049 mN. Begitu
pula dengan nilai ketahanan tarik
didapatkan batasan pada 2,39 kN/m
sampai 2,75 kN/m, nilai tersebut
diharapkan mendekati nilai ketahanan
tarik kertas seni yang ada di pasaran
sebesar 2,74 kN/m. Berdasarkan batasan
optimasi respon pada Tabel 3 maka
diperoleh solusi optimum seperti pada
Tabel 4.
Tabel 4. Solusi optimal Kon-
sentra
si
NaOH
(%)
Kons.
Tapio
ka (%)
Keta-
hanan
Sobek
(mN)
Keta-
hanan
Tarik
(kN/m)
Desira-bility
Status
0,50 0,39 1035,
26 2,74 0,960 Selected
Fungsi desirability adalah untuk
menentukan derajat ketepatan hasil
solusi optimal (Montgomery, 2001).
Semakin mendekati satu, maka semakin
tinggi nilai ketepatannya. Berdasarkan
tabel tersebut terdapat solusi yang
memiliki nilai desirability 0,960 dari
perlakuan dengan penambahan NaOH
sebanyak 0,50% dan penambahan tapioka
sebanyak 0,39% (agar memudahkan
pengukuran dalam proses produksi
disetarakan menjadi 0,40%. Solusi
tersebut menghasilkan nilai ketahanan
sobek sebesar 1035,26 mN dan
ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m yang
telah sesuai dengan tujuan pembuatan
kertas seni yaitu mendekati
produk kertas seni yang ada di pasaran.
Hal tersebut berarti bahwa produk kertas
seni yang dihasilkan telah sesuai dengan
harapan yang ingin dicapai.
KualitasKualitasKualitasKualitas Produk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi Optimum
a. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisik dan Kdan Kdan Kdan Kimiaimiaimiaimia
Berdasarkan hasil solusi optimal
(konsentrasi NaOH 0,50% dan
konsentrasi tapioka 0,39%) kemudian
dianalisis ketahanan sobek, ketahanan
tarik, tingkat kecerahan (brightness),
kadar air, gramatur, ketebalan, dan
rendemen.
Tabel 5. Karakteristik fisik produk
kertas seni pelepah pisang yang
dihasilkan
Kriteria Hasil
Penelitian
Produk
Pasaran Ketahanan Sobek (mN) 1035,26 1049
Ketahanan Tarik
(kN/m)
2,74 2,74
Tingkat kecerahan (%) 19,60 23,00
Kadar air (%) 7,39 8,05
Gramatur (g/m2) 89,14 97,9
Ketebalan (μm) 235 246
Rendemen (%) 78 -
Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian
produk kertas seni mempunyai nilai
ketahanan sobek 1035,26 mN dan
ketahanan tarik 2,74 kN/m. Nilai tersebut
mendekati produk yang ada di pasaran,
yaitu ketahanan sobek sebesar 1049 mN
dan ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m.
Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)
51
Perbedaan nilai ketahanan sobek dan
ketahanan tarik tersebut dikarenakan
konsentrasi NaOH pada proses pulping
dan konsentrasi tapioka dalam proses
pencetakan. Penambahan konsentrasi
NaOH yang berlebihan pada pembuatan
kertas seni dari pelepah pisang
mengaki-batkan penurunan gramatur
yang menye-babkan tipisnya kertas,
sehingga ketahanan sobek dan ketahanan
tarik kertas menurun. Oleh karena itu
untuk membentuk suatu lembaran kertas
yang kuat dengan ketahanan sobek dan
ketahanan tarik yang tinggi maka
diperlukan bahan perekat tapioka.
Tingkat kecerahan kertas seni dari
pelepah pisang hasil penelitian sebesar
19,6% dengan nilai L*= 49,05; a
*= 7,9;
b*= 15,98, lebih kecil dari kertas seni
pelepah pisang yang ada di pasaran yaitu
23% dengan nilai L*= 65,74; a
*=2,91
b*=25,56. Kertas seni dari pelepah
pisang yang dihasilkan berwarna
kecoklatan dengan kenampakan serat
yang panjang, sedangkan kertas seni
yang ada di pasaran ber-warna lebih
kekuningan tetapi cenderung tidak
merata. Semakin tinggi konsentrasi
larutan NaOH yang digunakan pada
proses pulping maka tingkat kecerahan
semakin meningkat. Titanium dioksida
(TiO2) dapat membantu memutihkan
serat dan mengha-silkan kertas yang
lebih putih.
Kadar air kertas seni dari pelepah
pisang hasil penelitian sebesar 7,39%,
sedangkan produk kertas seni yang ada
di pasaran sebesar 8,05%. Kadar air
ditentukan dari lama pengeringan pulp
basah menjadi lembaran kertas. Menurut
Casey (1981), peningkatan kadar air
dalam kertas akan meningkatkan
ketahanan tarik pada titik keseimbangan
kelembaban ker-tas. Selain itu kadar air
juga mempenga-ruhi perhitungan
gramatur, karena grama-tur dinyatakan
sebagai total berat kertas termasuk
kadar air.
Gramatur adalah massa lembaran
kertas dibagi luasnya dalam satuan g/m2.
Gramatur kertas seni hasil penelitian
sebesar 89,14 g/m2
dengan luasan
ukuran 25 x 35 cm, sedangkan dari
produk kertas seni yang ada di pasaran
dengan ukuran 30 x40 cm sebesar 97,9
g/m2. Gramatur kertas hasil penelitian
lebih rendah diban-dingkan dengan
gramatur kertas yang ada di pasaran
karena menurut Casey (1981), gramatur
kertas dipengaruhi oleh kadar air pada
kelembapan udara relatif di sekitar
kertas. Semakin besar gramatur yang
dihasilkan maka ketahanan sobek dan
ketahan tarik pada kertas seni semakin
kuat.
Ketebalan kertas dinyatakan dalam
satuan mikron (μm). Ketebalan kertas
seni pelepah pisang dari hasil penelitian
sebe-sar 235 μm lebih rendah dari
kertas seni yang ada di pasaran, yaitu
sebesar 246 μm. Perbedaan ketebalan
kertas ini disebabkan adanya pengaruh
perlakuan komposisi yaitu konsentrasi
NaOH dan tapioka.
b. Kualitasb. Kualitasb. Kualitasb. Kualitas OrganoleptikOrganoleptikOrganoleptikOrganoleptik
1. Warna1. Warna1. Warna1. Warna
Rata-rata nilai kesukaan panelis
terhadap warna produk kertas seni hasil
penelitian adalah 3,6 (cukup suka),
sedangkan rata-rata nilai kesukaan
pane-lis terhadap warna produk kertas
seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka).
Uji t produk yang diteliti lebih kecil
daripada produk pembanding, berarti
produk yang ada di pasaran lebih disukai
daripada produk yang diteliti. Nilai t
hitung (-0,48) < t tabel (2,78) dan
peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,704 >
0,05 menunjukkan kedua produk tersebut
tidak berbeda nyata.
Warna kertas yang ada di pasaran
cenderung lebih putih daripada kertas
hasil penelitian, hal ini lebih disukai
panelis. Kertas seni yang paling disukai
saat ini adalah kertas seni yang bermotif
dengan ditambahkan potongan kecil
pelepah pisang atau bunga kering.
Kecende-rungan kesukaan kertas seni
terhadap warna sangat variatif
tergantung dari selera konsumen
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
52
2. 2. 2. 2. Tekstur PermukaanTekstur PermukaanTekstur PermukaanTekstur Permukaan
Rata-rata nilai kesukaan panelis
terhadap tekstur permukaan produk
kertas seni hasil penelitian adalah 3,6
(cukup suka), sedangkan rata-rata nilai
kesukaan panelis terhadap warna produk
kertas seni di pasaran adalah 3,8
(biasa/netral). Uji t produk yang diteliti
lebih kecil daripada produk pembanding,
berarti produk yang ada di pasaran lebih
disukai daripada produk yang diteliti.
Nilai t hitung (-0,48) < t tabel (2,776)
serta memiliki nilai peluang kesalahan
(sig.2-tailed) 0,704 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa kedua produk
tersebut tidak berbeda nyata. Kertas
seni yang ada di pasaran memiliki
formation fiber/tekstur permukaan yang
lebih rata dibandingkan kertas seni hasil
penelitian. Menurut Smook (1994),
tekstur permukaan dipengaruhi oleh
teknik pencetakan dan ukuran serat.
3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat
Rata-rata nilai kesukaan panelis
terhadap kenampakan serat produk
kertas seni hasil penelitian adalah 4.4
(suka), sedangkan rata-rata nilai
kesukaan panelis terhadap warna produk
kertas seni di pasaran adalah 3,6 (cukup
suka). Uji t produk yang diteliti lebih
kecil daripada produk pembanding,
berarti produk yang ada di pasaran lebih
disukai daripada produk yang diteliti.
Nilai t hitung (4,000) > tabel (2,776)
serta memiliki nilai peluang kesalahan
(sig.2-tailed) 0,016 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa kedua produk
terse-but berbeda nyata. Kenampakan
pada kertas seni pelepah pisang hasil
penelitian kelihatan lebih unik dengan
menampilkan serat-serat yang panjang
dengan permu-kaan yang tidak rata.
Menurut Fengel dan Wegener (1995),
konsentrasi larutan alkali adalah hal
terpenting yang mempengaruhi proses
pemutusan serat. Selain itu proses
pencetakan juga mempengaruhi hasil
pada kenampakan kertas.
4. Ketebalan4. Ketebalan4. Ketebalan4. Ketebalan
Rata-rata nilai kesukaan panelis
ter-hadap ketebalan produk kertas seni
hasil penelitian adalah 4 (suka),
sedangkan rata-rata nilai kesukaan
panelis terhadap warna produk kertas
seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka).
Uji t produk yang diteliti lebih kecil
daripada produk pem-banding, berarti
bahwa produk yang ada di pasaran lebih
disukai daripada produk yang diteliti.
Nilai t hitung (0,535) < t tabel (2,776)
serta memiliki nilai peluang kesalahan
(sig.2-tailed) 0,621 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa kedua produk
tersebut tidak berbeda nyata.
Kesukaan panelis terhadap
ketebalan produk kertas seni bergantung
pada pemanfaatannya. Ketebalan dinilai
penting apabila digunakan produk tanpa
pelapisan, misalnya untuk kipas atau kap
lampu. Ketebalan dinilai kurang penting
apabila dimanfaatkan untuk bahan
pelapisan karton, misalkan untuk
membuat pigura, kartu, kotak, tas,
tempat tisu, dan lain-lain.
Analisis FinansialAnalisis FinansialAnalisis FinansialAnalisis Finansial
a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok
Produksi (HPP)Produksi (HPP)Produksi (HPP)Produksi (HPP)
Nilai investasi pendirian unit usaha
kertas seni dari pelepah pisang adalah
sebesar Rp. 45.919.419,00 dengan
kapasitas 500 lembar per hari. HPP
yang diperoleh sebesar Rp. 427,92
dengan harga jual Rp. 599,06 per lembar.
BEP dicapai pada saat 47.514,38 lembar
atau senilai Rp. 28.465.353,32. PP
dicapai pada 2 tahun 11 bulan 6 hari,
serta NPV sebesar Rp. 56.474.249,06
Berdasarkan perhitung-an kriteria
kelayakan aspek finansial menunjukkan
bahwa pendirian industri kertas seni dari
pelepah pisang layak untuk dilaksanakan
Total biaya produksi selama 1 tahun
adalah Rp. 61.620.610,34 dengan
perincian biaya tetap Rp.12.138.036,00
dan biaya tidak tetap Rp. 49.482.574,34.
HPP sebesar Rp. 427,92. Harga jual di
tingkat pengecer sebesar Rp. 599,09
≈ Rp. 600,00 dengan asumsi
pengambilan mark up sebesar 40% dari
setiap produk unit yang terjual.
Diperkirakan pengecer menjual produk
Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)
53
ke konsumen akhir dengan mark up 70%,
maka harga produk sampai ke konsumen
sebesar Rp 1.100,00. Harga jual di
tingkat konsumen ini lebih murah jika
dibandingkan dengan produk sebanding
yang ada di pasaran.
Tabel 6. Ringkasan hasil analisis
biaya produksi Keterangan Jumlah
Biaya tetap selama 1 thn
Biaya tidak tetap selama 1
tahun
Total biaya produksi
selama 1 tahun
Rp 12.138.036,00
Rp. 49.482.574,34
Rp. 61.620.610,34
Jumlah Produksi selama 1
tahun
144.000 unit
HPP per unit
Harga jual (per lembar)
(mark up 40%)
Rp. 427,92
Rp. 599,09
BEP (unit)
BEP (Rp)
47.514,38
Rp.28.465.358,32
b. b. b. b. Break EveBreak EveBreak EveBreak Event Pointnt Pointnt Pointnt Point (BEP), (BEP), (BEP), (BEP), Payback Payback Payback Payback PeriodPeriodPeriodPeriod (PP), dan (PP), dan (PP), dan (PP), dan Net Present ValueNet Present ValueNet Present ValueNet Present Value
(NPV)(NPV)(NPV)(NPV)
Hasil perhitungan BEP menunjukkan
bahwa titik balik pokok akan dicapai pada
volume penjualan 47.514,38 lembar atau
senilai Rp. 28.465.353,32 yang sama
dengan 32,99% dari jumlah produksi.
Nilai payback period dicapai pada 2
tahun 11 bulan 6 hari. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam jangka waktu
tersebut nilai investasi usaha sebesar
Rp. 45.919.419,00 telah kembali. Lama
payback period lebih pendek daripada
umur proyek yang direncanakan yaitu
selama 5 tahun, sehingga dapat
dikatakan proyek ini layak untuk
dilaksanakan. NPV bernilai positif atau
lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp.
56,474,249.06, dengan demikian unit
usaha industri kertas seni dari pelepah
pisang layak dilaksanakan
KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN
Penambahan NaOH pada
pembuburan (pulping) dan tapioka pada
proses pencetakan (forming) berpengaruh nyata terhadap nilai
ketahanan sobek dan ketahanan tarik.
Hasil solusi optimal pada penambahan
NaOH 0,50% dan penambahan tapioka
0,39% menghasilkan nilai ketahanan
sobek 1035,26 mN, ketahanan tarik 2,74
kN/m, derajat putih 19,6%, kadar air
7,39%, gramatur 89,14 g/m2, dan
ketebalan 235 μm. Hasil uji organoleptik
menunjukkan bahwa rata-rata panelis
menyukai faktor kenampakan serat dan
ketebalan kertas seni hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Bahari, N. 1995. Kertas Seni Sebagai
Media Ekspresi Murni. (online), (http://www. geocities. com/kertasseni/index.htm. Tanggal akses Juli 2006
Casey, J. P. 1981. Pulp and Paper. Vol. II Second Ed. International Publisher Inc., New York
Haygreen, J. G dan J. L Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar. Penerjemah Dr. Ir Sujipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Hobir, 1997. Abaca Tanaman Pisang Penghasil Serat. http://www.tanam.org/ BahasaIndonesia/Judul%20Atas/Abaca.htm. Tanggal akses Agustus 2006
Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experimental Second Edition. John Wiley and Son, New York
Smook, G.,A. 1994. Handbook for Pulp and Paper Technologists. 2nd edition. Angus Wilde Publications Inc, Vancouver
Sukundayanto, 2004. Pengembangan Kertas Seni untuk Produk Komersial. http://72.14.203.104/search?q=chase:AusnTaarT18J. Tanggal akses Mei 2006
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
54
Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)
55
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53
56