282-718-1-pb

11
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53 46 OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG The Optimization of NaOH a The Optimization of NaOH a The Optimization of NaOH a The Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper f on The Quality of Art Paper f on The Quality of Art Paper f on The Quality of Art Paper from Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves Sucipto*, Susinggih Wijana, dan Erly Wahyuningtyas Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak. Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Jl. Veteran - Malang *Penulis korespondensi, e-mail: [email protected] ABSTRACT The main purpose of this research was to find out the optimum concentration of NaOH and cassava starch on the production of art paper from the banana leaves. The central composite design in Response Surface Methodology was used with two factors i.e. NaOH (b/v) and cassava starch concentration, and 5 times repetition at central point. The data was analyzed using design expert DX7.0.3, the organoleptic test used t- test, and financial analysis was conducted on HPP, BEP, PP, and NPV. The result showed that NaOH and cassava starch concentration affected the tearing strength value and tensile strength. The optimum process reached on NaOH concentration of 0.50% b/v and the cassava starch concentration of 0.39% b/v. The organoleptic test showed that most of the panelist preferred paper appearance and the thickness. By the investment of Rp. 45.9198.419,00 and 500 sheets production capacity per day, the HPP value was Rp. 427,92. With the selling price of Rp. 599,06 per sheet, the financial analysis was as followed: BEP was 47.514,38 sheet that equal to Rp. 28.465.353,32 or 32.99%; PP was 2 years 11 month and 6 days, and NPV was Rp. 56.474.249,06. Keywords : art paper, banana leaves, optimization, financial analysis PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pelepah pisang merupakan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi, hingga kini hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan. Menurut Hobir (1997) setiap pohon pisang berpotensi menghasilkan pelepah kering sebanyak 6,15 kg, lebih lanjut Sukundayanto (2004) menambahkan bahwa pelepah pisang mempunyai kandungan selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk kertas seni. Pada pembuatan kertas seni, penambahan larutan NaOH berfungsi untuk melarutkan lignin saat proses pembuburan (pulping) sehingga mempercepat proses pemisahan dan pemutusan serat. Fengel dan Wegener (1995) menambahkan bahwa pulp dapat dihasilkan dengan semikimia dengan larutan NaOH dan pembuatan serat dengan pengilingan. Tahap selanjutnya untuk mengikat komponen antar serat pada proses pembentukan lembaran (forming) diperlukan penambahan bahan perekat sehingga serat dapat membentuk lembaran kertas yang kuat. Penambahan bahan perekat pada produksi kertas seni bertujuan untuk memperkuat ikatan antar serat, serta mengawetkan kertas sehingga diperoleh kertas yang berkualitas dengan ketahanan tarik dan ketahan sobek yang tinggi (Bahari, 1995).

Upload: furqoni-nurul-ummah

Post on 20-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nugas

TRANSCRIPT

Page 1: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

46

OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA

PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANGPADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG

The Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH aThe Optimization of NaOH and Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration nd Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper fon The Quality of Art Paper from Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves rom Banana Leaves

Sucipto*, Susinggih Wijana, dan Erly Wahyuningtyas

Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak. Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya

Jl. Veteran - Malang

*Penulis korespondensi, e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The main purpose of this research was to find out the optimum concentration of NaOH and cassava starch on the production of art paper from the banana leaves. The central composite design in Response Surface Methodology was used with two factors i.e. NaOH (b/v) and cassava starch concentration, and 5 times repetition at central point. The data was analyzed using design expert DX7.0.3, the organoleptic test used t-test, and financial analysis was conducted on HPP, BEP, PP, and NPV.

The result showed that NaOH and cassava starch concentration affected the tearing strength value and tensile strength. The optimum process reached on NaOH concentration of 0.50% b/v and the cassava starch concentration of 0.39% b/v. The organoleptic test showed that most of the panelist preferred paper appearance and the thickness. By the investment of Rp. 45.9198.419,00 and 500 sheets production capacity per day, the HPP value was Rp. 427,92. With the selling price of Rp. 599,06 per sheet, the financial analysis was as followed: BEP was 47.514,38 sheet that equal to Rp. 28.465.353,32 or 32.99%; PP was 2 years 11 month and 6 days, and NPV was Rp. 56.474.249,06.

Keywords : art paper, banana leaves, optimization, financial analysis

PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

Pelepah pisang merupakan limbah

pertanian yang belum dimanfaatkan

secara maksimal untuk menghasilkan

produk yang bernilai ekonomi tinggi,

hingga kini hanya sebagian kecil yang

dimanfaatkan untuk industri kerajinan.

Menurut Hobir (1997) setiap pohon

pisang berpotensi menghasilkan pelepah

kering sebanyak 6,15 kg, lebih lanjut

Sukundayanto (2004) menambahkan

bahwa pelepah pisang mempunyai

kandungan selulosa yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku

pembuatan pulp untuk kertas seni.

Pada pembuatan kertas seni,

penambahan larutan NaOH berfungsi

untuk melarutkan lignin saat proses

pembuburan (pulping) sehingga

mempercepat proses pemisahan dan

pemutusan serat. Fengel dan Wegener

(1995) menambahkan bahwa pulp dapat

dihasilkan dengan semikimia dengan

larutan NaOH dan pembuatan serat

dengan pengilingan. Tahap selanjutnya

untuk mengikat komponen antar serat

pada proses pembentukan lembaran

(forming) diperlukan penambahan bahan

perekat sehingga serat dapat

membentuk lembaran kertas yang kuat.

Penambahan bahan perekat pada

produksi kertas seni bertujuan untuk

memperkuat ikatan antar serat, serta

mengawetkan kertas sehingga diperoleh

kertas yang berkualitas dengan

ketahanan tarik dan ketahan sobek yang

tinggi (Bahari, 1995).

Page 2: 282-718-1-PB

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

47

Tujuan dari penelitian adalah untuk

mengetahui konsentrasi NaOH sebagai

pelarut pada proses pulping dan tapioka

sebagai binder yang optimal sehingga

dihasilkan produk kertas seni dari

pelepah pisang berkualitas tinggi dan

disukai oleh konsumen.

BAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODEBAHAN DAN METODE

BahanBahanBahanBahan dan Alat dan Alat dan Alat dan Alat

Bahan yang digunakan adalah

pelepah pisang agung yang berasal dari

Lamongan, bahan-bahan pembantu yang

digunakan yaitu NaOH teknis, tapioka,

dan titanium dioksida (TiO2).

Alat yang digunakan dalam

pembuatan kertas seni dari pelepah

pisang adalah timbangan digital, panci,

kompor, pengaduk, gelas ukur, blender,

Screen 60 mesh ukuran 25 cm x 35 cm,

pengering kabinet. Alat yang digunakan

untuk pengujian kualitas fisik adalah

Elmendorf Tearing Tester (uji ketahanan

sobek) dan Paper Tensile Strength Tester (uji ketahanan tarik

Rancangan PenelitianRancangan PenelitianRancangan PenelitianRancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

adalah eksperimental dengan 2

rancangan percobaan permukaan respon

yaitu:

aaaa.... Kondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimumKondisi operasi yang optimum

Diperoleh dengan metode dakian

tercuram (permukaan respon ordo

pertama). Perlakuan pada percobaan

awal adalah faktor konsentrasi NaOH

(N1=0,05% dan N2=0,15%) dan faktor

konsentrasi tapioka (P) dengan level

faktor (P1=0,05% dan P2=0,15%). Hasil

optimasi dari respon permukaan ordo

pertama menjadi titik tengah dalam

percobaan respon permukaan ordo kedua

(rancangan komposit pusat). Bentuk

tranformasi hubungan antara variabel

kode dan variabel asli seperti pada Tabel

1.

b. Nilaib. Nilaib. Nilaib. Nilai Titik OptimumTitik OptimumTitik OptimumTitik Optimum

Dari hasil percobaan respon

permukaan ordo pertama diperoleh nilai

titik optimum (N=0,5% dan P=0,38%),

kemudian digunakan sebagai titik tengah

untuk rancangan komposit pusat.

Faktor-faktor perlakuan tersebut adalah

sebagai berikut :

Konsentrasi NaOH (N):

N1 = 0,45% (Kode X1 = -1)

N2 = 0,55% (Kode X1 = 1)

Konsentrasi tapioka (P) :

P1 = 0,33% (Kode X2 = -1)

P2 = 0,43% (Kode X2 = 1)

Pengulangan pengamatan pada titik

pusat sebanyak 5 kali. Tabel

rancangannya dapat di lihat pada Tabel

2.

Tabel 1. Variabel asli dan variabel kode

serta respon hasil ordo pertama

No

N

(NaOH)

%)

P

(Tapioka

%)

X1 X2

Y

Ketahanan

sobek

1 0,05 0,05 -1 1 264

2 0,05 0,15 -1 -1 575

3 0,15 0,05 1 1 656

4 0,15 0,15 1 -1 725

5 0,10 0,10 0 0 343

6 0,10 0,10 0 0 362

7 0,10 0,10 0 0 397

8 0,10 0,10 0 0 332

9 0,10 0,10 0 0 353

Tabel 2. Desain rancangan komposit

pusat (permukaan respon ordo kedua)

No

Variabel

Kode Variabel Asli Respon

X1 X2

N (Kons.

NaOH

%)

P

(Kons.

Tapiok

a %)

Ketahan

an Sobek

(mN)

Ketahan

an Tarik

(kN/m

)

1 –1 –1 0,45 0,33 828 2,47

2 –1 1 0,45 0,43 889 2,69

3 1 –1 0,55 0,33 916 2,39

4 1 1 0,55 0,43 965 2,58

5 0 0 0,5 0,38 1005 2,69

6 0 0 0,5 0,38 1064 2,71

2 0 0 0,5 0,38 989 2,75

8 0 0 0,5 0,38 1060 2,72

9 0 0 0,5 0,38 1044 2,74

10 -1,414 0 0,43 0,38 869 2,51

11 1,414 0 0,57 0,38 954 2,43

12 0 -1,414 0,5 0,31 854 2,46

13 0 1,414 0, 5 0,45 921 2,59

Page 3: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

48

Pelaksanaan PenelitianPelaksanaan PenelitianPelaksanaan PenelitianPelaksanaan Penelitian

Pelepah pisang dikeringkan,

kemudian dipotong-potong berukuran 2-

3 cm dan diambil sebanyak 100 g.

Kemudian dilakukan pemasakan pelepah

pisang dengan menambahkan air

(perbandingan 1:50 b/b), dan NaOH

sesuai dengan perlakuan pada rancangan

komposit pusat selama 1 jam dengan

suhu 90°C. Pencucian pertama, dilakukan

sampai bersih untuk menghilangkan

lignin dan kandungan soda (NaOH) pada

pulp. Selanjutnya proses pemasakan pulp

dengan menambahkan air (perbandingan

1:20 b/v) serta penambahan titanium

dioksida sebanyak 0,1% (b/v) selama 15

menit dengan suhu 90°C.

Pencucian kedua dilakukan sampai

bersih untuk menghilangkan kandungan

titanium dioksida pada pulp. Pulp bersih

dimasukkan ke dalam waring blender dan

ditabah air, selanjutnya dihancurkan

selama 30 detik untuk menghomogenkan

ukuran serat. Bubur serat (pulp) yang

diperoleh dicuci dengan air bersih untuk

menghilangkan kotoran lignin yang masih

tertinggal dalam pulp. Penambahan

tapioka dilakukan sesuai dengan

rancangan komposit pusat dengan

menambahkan air (1:50 b/v) pada proses

pemasakan.

Proses pencetakan dilakukan dengan

menggunakan screen 60 mesh ukuran 25

cm x 35 cm di dalam ember. Cetakan

tersebut dikeringkan di dalam lemari

pengering dengan suhu 60°C selama 50

jam. Kertas seni dari pelepah pisang

diambil menggunakan pinset sebagai alat

bantu mengeluarkan kertas dari screen.

AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis

Pengolahan data untuk metode

permukaan respon menggunakan

program Design-Expert DX 7.0.3

(download Trial Version dari

www.statease.com), sehingga didapatkan

kertas seni hasil penelitian solusi

optimal. Analisis fisik dan kimia

dilakukan pada produk kertas seni

pelepah pisang hasil solusi optimal dan

dibandingkan dengan produk kertas seni

pelepah pisang yang ada di pasaran

meliputi ketahanan sobek, ketahanan

tarik, derajat putih, kadar air, gramatur,

ketebalan, dan rendemen. Uji

organoleptik meliputi warna, tekstur

permukaan, kenampakan serat, dan

ketebalan menggunakan panelis terlatih

yang bekerja di PT Surabaya Agung

Industri Pulp dan Kertas dan pengrajin

kerajinan tangan. Uji organoleptik

menggunakan differential test yaitu uji

t (t-Test) dengan produk pembanding

kertas seni dari plepah pisang yang

diproduksi oleh Daoer Oelang

Handycraft.

Analisis finansial dilakukan untuk

mengetahui titik impas dan waktu yang

dibutuhkan untuk pengembalian modal

usaha, serta untuk mengetahui tingkat

kelayakan unit industri kertas seni dari

pelepah. Analisis finansial meliputi

perhitungan biaya produksi, harga pokok

produksi (HPP), harga jual (HJ), Break Event Point (BEP), Payback Periode

(PP), dan Net Present Value (NPV).

HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Respon NOptimasi Respon NOptimasi Respon NOptimasi Respon Nilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobekilai Ketahanan Sobek

Hasil analisis respon ketahanan

sobek kertas seni dari pelepah pisang

diperoleh dari persamaan model

kuadratik, yaitu Y1 = –9.975,08+

25.346,52X1 + 23.136,68X2 – 24.180X12

– 28.980X22

– 1.200X1X2. Model

kuadratik dengan nilai R sebesar 0,8905

berarti bahwa ada korelasi positif antara

faktor konsentrasi NaOH dan tapioka

dengan respon nilai ketahanan sobek

sebesar 0,9803. Model persamaan

tersebut disajikan pada Gambar 1.

Berdasarkan persamaan diketahui

bahwa koefisien X12 (konsentrasi NaOH)

lebih besar dibanding koefisien X22

(konsentrasi tapioka), sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai ketahanan sobek

(Y1) lebih dipengaruhi oleh penambahan

NaOH daripada penambahan tapioka.

Menurut Haygreen dan Bowyer (1986),

bahwa ketahanan sobek dipengaruhi oleh

ikatan antar serat tetapi lebih sangat

Page 4: 282-718-1-PB

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

49

dipengaruhi oleh keterpaduan serat

masing-masing. Konsentrsi NaOH

menyebabkan pelarutan lignin yang

mengakibatkan serat mudah hancur pada

proses penggilingan, sehingga serat-

serat tersebut dapat berikatan satu sama

lain dengan bantuan tapioka membentuk

kertas yang kuat dan tidak mudah

disobek.

Gambar 1. Kurva permukaan respon

kon-tur plot hubungan konsentrasi NaOH

(% b/v) dan konsentrasi tapioka (% b/v)

terhadap respon nilai ketahanan sobek

Optimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan TarikOptimasi Respon Nilai Ketahanan Tarik

Hasil analisis respon ketahanan tarik

kertas seni dari pelepah pisang diperoleh

dari persamaan model kuadratik, yaitu Y2

= –14,2306 + 52,78216X1 + 18,50644X2

– 52,4X12

– 19,4X22 – 3X1X2. Model

kuadratik dari nilai respon ketahanan

tarik memiliki nilai R sebesar 0,9670

berarti bahwa ada korelasi positif antara

faktor konsentrasi NaOH dan tapioka

dengan respon nilai ketahanan tarik

sebesar 0,9670. Model persamaan

tersebut digambarkan ke dalam kurva

respon pada Gambar 2.

Gambar 2. Kurva permukaan respon

kontur plot hubungan penambahan NaOH

(% b/v) dan tapioka (% b/v) terhadap

respon nilai ketahanan tarik

Berdasarkan persamaan dapat

diketahui bahwa koefisien X12

(konsentrasi NaOH) lebih kecil dibanding

koefisien X22 (konsentrasi tapioka),

sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

ketahanan tarik (Y2) lebih dipengaruhi

oleh konsentrasi tapioka daripada

konsentrasi NaOH. Menurut Casey

(1981), perbedaan ketahanan tarik kertas

disebabkan karena perbedaan penjang

serat yang menyusun kertas tersebut

dan adanya metode surface sizing

(metode mengisi permukaan lembaran

kertas, biasanya dengan pati). Ketahanan

tarik dari kertas pelepah pisang ini

sangat dipengaruhi oleh adanya pati atau

tapioka yang tergelatinisasi pada proses

pulping dan berfungsi sebagai perekat.

Adanya perekat ini menyebabkan tiap

lembaran kertas menjadi kuat dan tidak

Page 5: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

50

mudah putus ketika direntangkan dan

ditarik pada sisi–sisi yang berlawanan.

Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan

Sobek dan KetahanSobek dan KetahanSobek dan KetahanSobek dan Ketahanan Tarikan Tarikan Tarikan Tarik.

Optimasi dilakukan untuk mengopti-

mumkan respon ketahanan sobek dan

ketahanan tarik dalam batas faktor

konsentrasi NaOH dan tapioka.

Tabel 3. Batasan optimasi respon

Variabel Tujuan Batas

bawah

Batas

Atas

NaOH (%) Dalam Batas 0,45 0,55

Tapioka (%) Dalam Batas 0,33 0,43

Ketahanan

sobek (mN)

Target =

1049 828 1064

Ketahanan

tarik (kN/m) Target = 2,74 2,39 2,75

Batasan konsentrasi NaOH dan

konsentrasi tapioka diperoleh dari

dugaan awal menentukan daerah optimal

pada rancangan percobaan dakian

tercuram yang diharapkan dapat dicapai

respon ketahanan sobek dan ketahanan

tarik yang optimum, seperti pada Tabel

3.

Batasan untuk respon ketahanan

sobek didapatkan pada batasan 828 mN

sampai 1064 mN (data hasil respon nilai

ketahanan sobek), dari kisaran tersebut

diharapkan mendekati nilai ketahanan

sobek kertas seni pelepah pisang yang

ada di pasaran sebesar 1049 mN. Begitu

pula dengan nilai ketahanan tarik

didapatkan batasan pada 2,39 kN/m

sampai 2,75 kN/m, nilai tersebut

diharapkan mendekati nilai ketahanan

tarik kertas seni yang ada di pasaran

sebesar 2,74 kN/m. Berdasarkan batasan

optimasi respon pada Tabel 3 maka

diperoleh solusi optimum seperti pada

Tabel 4.

Tabel 4. Solusi optimal Kon-

sentra

si

NaOH

(%)

Kons.

Tapio

ka (%)

Keta-

hanan

Sobek

(mN)

Keta-

hanan

Tarik

(kN/m)

Desira-bility

Status

0,50 0,39 1035,

26 2,74 0,960 Selected

Fungsi desirability adalah untuk

menentukan derajat ketepatan hasil

solusi optimal (Montgomery, 2001).

Semakin mendekati satu, maka semakin

tinggi nilai ketepatannya. Berdasarkan

tabel tersebut terdapat solusi yang

memiliki nilai desirability 0,960 dari

perlakuan dengan penambahan NaOH

sebanyak 0,50% dan penambahan tapioka

sebanyak 0,39% (agar memudahkan

pengukuran dalam proses produksi

disetarakan menjadi 0,40%. Solusi

tersebut menghasilkan nilai ketahanan

sobek sebesar 1035,26 mN dan

ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m yang

telah sesuai dengan tujuan pembuatan

kertas seni yaitu mendekati

produk kertas seni yang ada di pasaran.

Hal tersebut berarti bahwa produk kertas

seni yang dihasilkan telah sesuai dengan

harapan yang ingin dicapai.

KualitasKualitasKualitasKualitas Produk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi OptimumProduk Hasil Solusi Optimum

a. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisika. Krakteristik Fisik dan Kdan Kdan Kdan Kimiaimiaimiaimia

Berdasarkan hasil solusi optimal

(konsentrasi NaOH 0,50% dan

konsentrasi tapioka 0,39%) kemudian

dianalisis ketahanan sobek, ketahanan

tarik, tingkat kecerahan (brightness),

kadar air, gramatur, ketebalan, dan

rendemen.

Tabel 5. Karakteristik fisik produk

kertas seni pelepah pisang yang

dihasilkan

Kriteria Hasil

Penelitian

Produk

Pasaran Ketahanan Sobek (mN) 1035,26 1049

Ketahanan Tarik

(kN/m)

2,74 2,74

Tingkat kecerahan (%) 19,60 23,00

Kadar air (%) 7,39 8,05

Gramatur (g/m2) 89,14 97,9

Ketebalan (μm) 235 246

Rendemen (%) 78 -

Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian

produk kertas seni mempunyai nilai

ketahanan sobek 1035,26 mN dan

ketahanan tarik 2,74 kN/m. Nilai tersebut

mendekati produk yang ada di pasaran,

yaitu ketahanan sobek sebesar 1049 mN

dan ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m.

Page 6: 282-718-1-PB

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

51

Perbedaan nilai ketahanan sobek dan

ketahanan tarik tersebut dikarenakan

konsentrasi NaOH pada proses pulping

dan konsentrasi tapioka dalam proses

pencetakan. Penambahan konsentrasi

NaOH yang berlebihan pada pembuatan

kertas seni dari pelepah pisang

mengaki-batkan penurunan gramatur

yang menye-babkan tipisnya kertas,

sehingga ketahanan sobek dan ketahanan

tarik kertas menurun. Oleh karena itu

untuk membentuk suatu lembaran kertas

yang kuat dengan ketahanan sobek dan

ketahanan tarik yang tinggi maka

diperlukan bahan perekat tapioka.

Tingkat kecerahan kertas seni dari

pelepah pisang hasil penelitian sebesar

19,6% dengan nilai L*= 49,05; a

*= 7,9;

b*= 15,98, lebih kecil dari kertas seni

pelepah pisang yang ada di pasaran yaitu

23% dengan nilai L*= 65,74; a

*=2,91

b*=25,56. Kertas seni dari pelepah

pisang yang dihasilkan berwarna

kecoklatan dengan kenampakan serat

yang panjang, sedangkan kertas seni

yang ada di pasaran ber-warna lebih

kekuningan tetapi cenderung tidak

merata. Semakin tinggi konsentrasi

larutan NaOH yang digunakan pada

proses pulping maka tingkat kecerahan

semakin meningkat. Titanium dioksida

(TiO2) dapat membantu memutihkan

serat dan mengha-silkan kertas yang

lebih putih.

Kadar air kertas seni dari pelepah

pisang hasil penelitian sebesar 7,39%,

sedangkan produk kertas seni yang ada

di pasaran sebesar 8,05%. Kadar air

ditentukan dari lama pengeringan pulp

basah menjadi lembaran kertas. Menurut

Casey (1981), peningkatan kadar air

dalam kertas akan meningkatkan

ketahanan tarik pada titik keseimbangan

kelembaban ker-tas. Selain itu kadar air

juga mempenga-ruhi perhitungan

gramatur, karena grama-tur dinyatakan

sebagai total berat kertas termasuk

kadar air.

Gramatur adalah massa lembaran

kertas dibagi luasnya dalam satuan g/m2.

Gramatur kertas seni hasil penelitian

sebesar 89,14 g/m2

dengan luasan

ukuran 25 x 35 cm, sedangkan dari

produk kertas seni yang ada di pasaran

dengan ukuran 30 x40 cm sebesar 97,9

g/m2. Gramatur kertas hasil penelitian

lebih rendah diban-dingkan dengan

gramatur kertas yang ada di pasaran

karena menurut Casey (1981), gramatur

kertas dipengaruhi oleh kadar air pada

kelembapan udara relatif di sekitar

kertas. Semakin besar gramatur yang

dihasilkan maka ketahanan sobek dan

ketahan tarik pada kertas seni semakin

kuat.

Ketebalan kertas dinyatakan dalam

satuan mikron (μm). Ketebalan kertas

seni pelepah pisang dari hasil penelitian

sebe-sar 235 μm lebih rendah dari

kertas seni yang ada di pasaran, yaitu

sebesar 246 μm. Perbedaan ketebalan

kertas ini disebabkan adanya pengaruh

perlakuan komposisi yaitu konsentrasi

NaOH dan tapioka.

b. Kualitasb. Kualitasb. Kualitasb. Kualitas OrganoleptikOrganoleptikOrganoleptikOrganoleptik

1. Warna1. Warna1. Warna1. Warna

Rata-rata nilai kesukaan panelis

terhadap warna produk kertas seni hasil

penelitian adalah 3,6 (cukup suka),

sedangkan rata-rata nilai kesukaan

pane-lis terhadap warna produk kertas

seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka).

Uji t produk yang diteliti lebih kecil

daripada produk pembanding, berarti

produk yang ada di pasaran lebih disukai

daripada produk yang diteliti. Nilai t

hitung (-0,48) < t tabel (2,78) dan

peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,704 >

0,05 menunjukkan kedua produk tersebut

tidak berbeda nyata.

Warna kertas yang ada di pasaran

cenderung lebih putih daripada kertas

hasil penelitian, hal ini lebih disukai

panelis. Kertas seni yang paling disukai

saat ini adalah kertas seni yang bermotif

dengan ditambahkan potongan kecil

pelepah pisang atau bunga kering.

Kecende-rungan kesukaan kertas seni

terhadap warna sangat variatif

tergantung dari selera konsumen

Page 7: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

52

2. 2. 2. 2. Tekstur PermukaanTekstur PermukaanTekstur PermukaanTekstur Permukaan

Rata-rata nilai kesukaan panelis

terhadap tekstur permukaan produk

kertas seni hasil penelitian adalah 3,6

(cukup suka), sedangkan rata-rata nilai

kesukaan panelis terhadap warna produk

kertas seni di pasaran adalah 3,8

(biasa/netral). Uji t produk yang diteliti

lebih kecil daripada produk pembanding,

berarti produk yang ada di pasaran lebih

disukai daripada produk yang diteliti.

Nilai t hitung (-0,48) < t tabel (2,776)

serta memiliki nilai peluang kesalahan

(sig.2-tailed) 0,704 > 0,05 yang

menunjukkan bahwa kedua produk

tersebut tidak berbeda nyata. Kertas

seni yang ada di pasaran memiliki

formation fiber/tekstur permukaan yang

lebih rata dibandingkan kertas seni hasil

penelitian. Menurut Smook (1994),

tekstur permukaan dipengaruhi oleh

teknik pencetakan dan ukuran serat.

3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat3. Kenampakan Serat

Rata-rata nilai kesukaan panelis

terhadap kenampakan serat produk

kertas seni hasil penelitian adalah 4.4

(suka), sedangkan rata-rata nilai

kesukaan panelis terhadap warna produk

kertas seni di pasaran adalah 3,6 (cukup

suka). Uji t produk yang diteliti lebih

kecil daripada produk pembanding,

berarti produk yang ada di pasaran lebih

disukai daripada produk yang diteliti.

Nilai t hitung (4,000) > tabel (2,776)

serta memiliki nilai peluang kesalahan

(sig.2-tailed) 0,016 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa kedua produk

terse-but berbeda nyata. Kenampakan

pada kertas seni pelepah pisang hasil

penelitian kelihatan lebih unik dengan

menampilkan serat-serat yang panjang

dengan permu-kaan yang tidak rata.

Menurut Fengel dan Wegener (1995),

konsentrasi larutan alkali adalah hal

terpenting yang mempengaruhi proses

pemutusan serat. Selain itu proses

pencetakan juga mempengaruhi hasil

pada kenampakan kertas.

4. Ketebalan4. Ketebalan4. Ketebalan4. Ketebalan

Rata-rata nilai kesukaan panelis

ter-hadap ketebalan produk kertas seni

hasil penelitian adalah 4 (suka),

sedangkan rata-rata nilai kesukaan

panelis terhadap warna produk kertas

seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka).

Uji t produk yang diteliti lebih kecil

daripada produk pem-banding, berarti

bahwa produk yang ada di pasaran lebih

disukai daripada produk yang diteliti.

Nilai t hitung (0,535) < t tabel (2,776)

serta memiliki nilai peluang kesalahan

(sig.2-tailed) 0,621 > 0,05 yang

menunjukkan bahwa kedua produk

tersebut tidak berbeda nyata.

Kesukaan panelis terhadap

ketebalan produk kertas seni bergantung

pada pemanfaatannya. Ketebalan dinilai

penting apabila digunakan produk tanpa

pelapisan, misalnya untuk kipas atau kap

lampu. Ketebalan dinilai kurang penting

apabila dimanfaatkan untuk bahan

pelapisan karton, misalkan untuk

membuat pigura, kartu, kotak, tas,

tempat tisu, dan lain-lain.

Analisis FinansialAnalisis FinansialAnalisis FinansialAnalisis Finansial

a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok a. Biaya Produksi dan Harga Pokok

Produksi (HPP)Produksi (HPP)Produksi (HPP)Produksi (HPP)

Nilai investasi pendirian unit usaha

kertas seni dari pelepah pisang adalah

sebesar Rp. 45.919.419,00 dengan

kapasitas 500 lembar per hari. HPP

yang diperoleh sebesar Rp. 427,92

dengan harga jual Rp. 599,06 per lembar.

BEP dicapai pada saat 47.514,38 lembar

atau senilai Rp. 28.465.353,32. PP

dicapai pada 2 tahun 11 bulan 6 hari,

serta NPV sebesar Rp. 56.474.249,06

Berdasarkan perhitung-an kriteria

kelayakan aspek finansial menunjukkan

bahwa pendirian industri kertas seni dari

pelepah pisang layak untuk dilaksanakan

Total biaya produksi selama 1 tahun

adalah Rp. 61.620.610,34 dengan

perincian biaya tetap Rp.12.138.036,00

dan biaya tidak tetap Rp. 49.482.574,34.

HPP sebesar Rp. 427,92. Harga jual di

tingkat pengecer sebesar Rp. 599,09

≈ Rp. 600,00 dengan asumsi

pengambilan mark up sebesar 40% dari

setiap produk unit yang terjual.

Diperkirakan pengecer menjual produk

Page 8: 282-718-1-PB

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

53

ke konsumen akhir dengan mark up 70%,

maka harga produk sampai ke konsumen

sebesar Rp 1.100,00. Harga jual di

tingkat konsumen ini lebih murah jika

dibandingkan dengan produk sebanding

yang ada di pasaran.

Tabel 6. Ringkasan hasil analisis

biaya produksi Keterangan Jumlah

Biaya tetap selama 1 thn

Biaya tidak tetap selama 1

tahun

Total biaya produksi

selama 1 tahun

Rp 12.138.036,00

Rp. 49.482.574,34

Rp. 61.620.610,34

Jumlah Produksi selama 1

tahun

144.000 unit

HPP per unit

Harga jual (per lembar)

(mark up 40%)

Rp. 427,92

Rp. 599,09

BEP (unit)

BEP (Rp)

47.514,38

Rp.28.465.358,32

b. b. b. b. Break EveBreak EveBreak EveBreak Event Pointnt Pointnt Pointnt Point (BEP), (BEP), (BEP), (BEP), Payback Payback Payback Payback PeriodPeriodPeriodPeriod (PP), dan (PP), dan (PP), dan (PP), dan Net Present ValueNet Present ValueNet Present ValueNet Present Value

(NPV)(NPV)(NPV)(NPV)

Hasil perhitungan BEP menunjukkan

bahwa titik balik pokok akan dicapai pada

volume penjualan 47.514,38 lembar atau

senilai Rp. 28.465.353,32 yang sama

dengan 32,99% dari jumlah produksi.

Nilai payback period dicapai pada 2

tahun 11 bulan 6 hari. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam jangka waktu

tersebut nilai investasi usaha sebesar

Rp. 45.919.419,00 telah kembali. Lama

payback period lebih pendek daripada

umur proyek yang direncanakan yaitu

selama 5 tahun, sehingga dapat

dikatakan proyek ini layak untuk

dilaksanakan. NPV bernilai positif atau

lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp.

56,474,249.06, dengan demikian unit

usaha industri kertas seni dari pelepah

pisang layak dilaksanakan

KESIMPULANKESIMPULANKESIMPULANKESIMPULAN

Penambahan NaOH pada

pembuburan (pulping) dan tapioka pada

proses pencetakan (forming) berpengaruh nyata terhadap nilai

ketahanan sobek dan ketahanan tarik.

Hasil solusi optimal pada penambahan

NaOH 0,50% dan penambahan tapioka

0,39% menghasilkan nilai ketahanan

sobek 1035,26 mN, ketahanan tarik 2,74

kN/m, derajat putih 19,6%, kadar air

7,39%, gramatur 89,14 g/m2, dan

ketebalan 235 μm. Hasil uji organoleptik

menunjukkan bahwa rata-rata panelis

menyukai faktor kenampakan serat dan

ketebalan kertas seni hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Bahari, N. 1995. Kertas Seni Sebagai

Media Ekspresi Murni. (online), (http://www. geocities. com/kertasseni/index.htm. Tanggal akses Juli 2006

Casey, J. P. 1981. Pulp and Paper. Vol. II Second Ed. International Publisher Inc., New York

Haygreen, J. G dan J. L Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar. Penerjemah Dr. Ir Sujipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Hobir, 1997. Abaca Tanaman Pisang Penghasil Serat. http://www.tanam.org/ BahasaIndonesia/Judul%20Atas/Abaca.htm. Tanggal akses Agustus 2006

Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experimental Second Edition. John Wiley and Son, New York

Smook, G.,A. 1994. Handbook for Pulp and Paper Technologists. 2nd edition. Angus Wilde Publications Inc, Vancouver

Sukundayanto, 2004. Pengembangan Kertas Seni untuk Produk Komersial. http://72.14.203.104/search?q=chase:AusnTaarT18J. Tanggal akses Mei 2006

Page 9: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

54

Page 10: 282-718-1-PB

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

55

Page 11: 282-718-1-PB

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1 (April 2009) 46 - 53

56