27090148 petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang dan jasa pemerintah

136
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2008 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 303.000/XII.3/2008

Upload: asep-awaludin

Post on 29-Jun-2015

83 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia2008

Petunjuk TeknisPemeriksaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

303.000/XII.3/2008

Page 2: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

KEDUDUKAN JUKNIS PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

UUD 1945

Peraturan Per-UU-an Pemeriksaan Keuangan Negara

SPKNPMP

Kode Etik

100Pemeriksaan Keuangan

300Pemeriksaan Dengan Tujuan

Tertentu

101.000Pemeriksaan LKPP dan LKKL

102.000Pemeriksaan LKPD

100.003Penetapan Batas Materialitas

Pemeriksaan Keuangan

100.004Penentuan Metode Uji Petik

Pemeriksaan Keuangan

100.002Pemahaman dan Penilaian

Risiko Pemeriksaan

100.001Pemahaman dan Penilaian SPI

Pemeriksaan Keuangan

200.001Penentuan Area Kunci

302.001Pemeriksaan Kepatuhan

Pengelolaan Limbah RSUP/RSUD

302.002Pemeriksaan Kepatuhan

Pengendalian Pencemaran Udara

201.000Pemeriksaan Kinerja Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(RHL)

303.000Pemeriksaan Pengadaan

Barang dan Jasa

304.000Pemeriksaan Subsidi Listrik203.000

Pemeriksaan KinerjaPengelolaan dan

Pengendalian Limbah Industri

202.000Pemeriksaan KinerjaPengelolaan Hutan

306.000Pemeriksaan PNBP dan PAD

Pertambangan

305.000Pemeriksaan Subsidi Pangan

200.002Penentuan Kriteria

Pedoman UmumPedoman Umum

JuklakJuklak

JuknisJuknis

103.000Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Bank Indonesia

301.000Pemeriksaan Investigatif

400Sistem Peyakinan Mutu

500Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan

400 .001Reviu Pemeriksaan

600Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup

200Pemeriksaan Kinerja

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 3: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

DAFTAR ISIHalaman

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor …./K/…./..../….

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................ 1

B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. 1

C. Lingkup Pembahasan Juknis................................................................................... 2

D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis........................................................................... 2

E. Sistematika Penulisan............................................................................................. 2

BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH........... 3

A. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...................................................... 3

B. Dasar Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah................................................. 10

C. Etika dan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................ 10

D. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................................. 11

E. Permasalahan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah....................................... 15

BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17

A. Petunjuk Umum...................................................................................................... 17

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 18

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 21

D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........ 23

BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU.................................................. 26

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................. 26

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu..................................................... 26

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................ 28

D. Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu......................................... 29

BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN..... 29

A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan............................................................. 29

B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut..................................... 29

C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas.............................................. 30

D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut.............................................................. 30

E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaaan.............................................. 30

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan i

Page 4: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

BAB VI PENUTUP................................................................................................................. 31

A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31

B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31

C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah......... 31

REFERENSI

Daftar Singkatan Dan Akronim

Daftar Istilah (Glosarium)

Lampiran

Tim Penyusun

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan ii

Page 5: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran III.1 : Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan

Lampiran III.2 : Pemahaman Entitas

Lampiran III.3 : Identifikasi Resiko

Lampiran III.4 : Pengujian Ketaatan SPI

Lampiran III.5 : Penetapan Kriteria Pemeriksaan

Lampiran III.6 : Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 : Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan

Lampiran III.8 : Pengujian Terinci Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran IV.1 : Review Sheet

Lampiran IV.2 : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan

Lampiran IV.3 : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL)

Lampiran IV.4 : Checklist Penjaminan Mutu Pemeriksaan

Lampiran V.1 : Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan iii

Page 6: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan iv

Page 7: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB I

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 8: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 9: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu lingkup pemeriksaan BPK adalah melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi seperti pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah.

Latar belakang pemeriksaan barang/jasa pemerintah

02 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan aset (manajemen aset) yang dilakukan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan di tingkat pusat dan daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan Badan Hukum Milik Negara, dengan menggunakan APBN dan APBD khususnya anggaran yang menjadi beban keuangan negara/daerah.

03 Pemeriksaan terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan oleh BPK dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah rawan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menimbulkan indikasi kerugian negara yang cukup signifikan.

04 Hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi BPK selaku pemeriksa keuangan negara untuk mewaspadai segala bentuk perbuatan yang merugikan negara. Terkait dengan itu, perlu diuji apakah peraturan dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah sudah dipatuhi sehingga pengadaan barang/jasa pemerintah terlaksana secara ekonomis dan efisien.

05 Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan sampai saat ini masih menggunakan Pedoman Umum Pemeriksaan atas Barang dan Jasa yang ditetapkan dengan SK Sekjen BPK RI No. 63/SK/VIII-VIII.3/4/2001 tanggal 19 April 2001. Sesuai dengan situasi yang berkembang, pedoman tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan pedoman tersebut sesuai dengan perubahan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.

B. Maksud dan Tujuan

06 Maksud penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah ini adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi pemeriksa dalam penyusunan program pemeriksaan dan pelaksanaan pemeriksaan di lapangan sehingga terdapat kesamaan tindakan dan diperoleh mutu pemeriksaan yang tinggi. Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah untuk:1. Menyamakan pemahaman atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa

pemerintah;2. Memberikan pedoman kepada pemeriksa dalam melakukan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan; 3. Mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil

Juknis ini bermaksud

memberikan pedoman bagi

pemeriksa.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 1

Page 10: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

pemeriksaan yang optimal sesuai dengan standar pemeriksaan.

C. Lingkup Pembahasan Juknis

07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah ini digunakan dalam rangka pemeriksaan atas: 1. Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan lingkup kebijakan dan kegiatan

pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sumber dana APBN dan APBD.

2. Pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) yang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah bersangkutan.

3. Pengadaan barang/jasa pemerintah untuk investasi di lingkup BI, BHMN, BUMN, BUMD yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD.

Lingkup Pembahasan

Juknis

D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis

08 Dasar hukum penyusunan juknis ini adalah: 1. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4400);

2. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654);

3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);

4. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I-VIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

5. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tanggal 13 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.

Dasar Hukum Penyusunan Juknis

E. Sistematika Penulisan

09 Petunjuk teknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut:Bab I : Pendahuluan

Sistematika penulisan

Bab II : Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab III : Petunjuk Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab IVBab VBab VI

:::

Pengendalian dan Penjaminan MutuPemantauan Tindak Lanjut Hasil PemeriksaanPenutup

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 2

Page 11: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

ReferensiLampiran-Lampiran

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 3

Page 12: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB II

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 13: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

BAB IIGAMBARAN UMUM

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

A. Pengertian Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

01 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 yang merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan barang milik negara/daerah. Ruang lingkup pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan barang milik negara/daerah terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Pengadaan barang/jasa pemerintah bagian dari

pengelolaan barang milik

Negara/Daerah

02 Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

Definisi pengadaan

barang/jasa pemerintah

03 Pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi beberapa jenis pengadaan, yaitu: barang, jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya yang pengertiannya sebagai berikut:1. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi

bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.

2. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

3. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.

4. Jasa lainnya, adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.

Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah

04 Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah :1. Pengguna Anggaran (PA)

Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah;

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah;

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 3

Page 14: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)Di pemerintah daerah, pejabat Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna anggaran dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Panitia PengadaanPanitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa.

6. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan Departemen/Lembaga/Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah Daerah/Komisi/BI/BHMN/BUMN/BUMD.

7. Pejabat PengadaanPejabat Pengadaan adalah 1 (satu) orang yang diangkat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah);

8. Penyedia Barang/JasaPenyedia barang/jasa adalah badan usaha/orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

05 Beberapa pengertian mengenai cara pelaksanaan berdasarkan jenis pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi, adalah sebagai berikut:1. Pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya

Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui pelelangan umum, dimana pemilihan penyedia barang/jasa ini dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Selain metoda pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat juga dilakukan sebagai berikut:a. Pelelangan Terbatas

Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;

b. Pemilihan langsungDalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan

Pemilihan penyedia

barang/jasa pemborongan/ jasa

lainnya

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 4

Page 15: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet;

c. Penunjukan langsungDalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008).

2. Pengadaan jasa konsultansiPemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya harus dilakukan melalui seleksi umum. Seleksi umum merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek (short-list) pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Selain metoda seleksi umum, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat juga dilakukan sebagai berikut:a. Seleksi terbatas

Merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas, dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa yang mampu guna memberikan kesempatan kepada penyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;

b. Seleksi langsungDalam hal metoda seleksi umum atau seleksi terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan seleksi langsung, yaitu: metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya ditentukan melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa konsultansi yang dipilih langsung dan diumumkan sekurang-kurangnya di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional;

c. Penunjukan langsungDalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Perpres No 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008).

Pemilihan Penyedia Jasa

Konsultansi

06 Keadaan tertentu dan keadaan khusus antara lain penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam serta tindakan darurat untuk pencegahan bencana

Kriteria penunjukan

langsung untuk penanganan

darurat

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 5

Page 16: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

dan/atau kerusakan infrastruktur yang apabila tidak segera dilaksanakan dipastikan dapat membahayakan keselamatan masyarakat.Penanganan darurat bukan dalam bentuk bangunan/konstruksi yang permanen, akan tetapi dalam bentuk bangunan/konstruksi sementara, yang dicontohkan sebagai berikut:1. Penyediaan karung pasir yang digunakan sebagai tanggul pencegah banjir;2. Pembangunan jembatan kayu yang digunakan sebagai pengganti jembatan

permanen yang rusak akibat banjir;

07 Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan meliputi:1. Metoda Satu Sampul

Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan.Metoda ini lebih tepat digunakan untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa pemerintah lainnya yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan barang/jasa yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan.

2. Metoda Dua Sampul Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan.Metoda ini untuk pengadaan yang memerlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para penyedia barang/jasa dan lebih tepat digunakan untuk pengadaan peralatan dan mesin yang tidak sederhana.

3. Metoda Dua tahapPenyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaianya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang menggunakan teknologi tinggi, kompleks dan resiko tinggi dan/atau yang mengutamakan tercapainya kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatannya dan/atau yang mempunyai alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda serta yang memerlukan penyesuaian kriteria teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis di antara penawar sesuai yang disyaratkan pada dokumen pengadaan.

Metoda penyampaian

dokumen penawaran

penyedia barang/jasa

pemborongan/jasa lainnya dan jasa

konsultansi

08 Metoda evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda evaluasi penawaran yang meliputi :1. Sistem Gugur

Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.Metoda ini digunakan pada hampir seluruh pengadaan barang/jasa

Metoda evaluasi penawaran

penyedia barang/jasa

pemborongan/jasa lainnya

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 6

Page 17: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

pemerintah pemborongan/jasa lainnya.

2. Sistem NilaiEvaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya, mengingat penawaran sangat dipengaruhi dengan kualitas teknisnya.

3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian nilai unsur tersebut dikonversi ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/peralatan yang memperhitungkan umur ekonomis, harga, biaya operasi dan pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi tertentu.

09 Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 5 (lima) metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi yaitu:1. Metoda Evaluasi Kualitas

Evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.Metoda ini digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi yang tinggi.

2. Metoda Evaluasi Kualitas dan Biaya Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik dari penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran, waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.

3. Metoda Evaluasi Pagu AnggaranEvaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.Metoda ini digunakan untuk pekerjaan sederhana dan dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.

4. Metoda Evaluasi Biaya TerendahEvaluasi pengadaan barang/jasa pemerintah konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar.

5. Metoda Evaluasi Penunjukan LangsungEvaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.Metoda ini digunakan untuk evaluasi hanya satu penawaran berdasarkan

Metoda evaluasi penyedia jasa

konsultansi

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 7

Page 18: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar.

10 Pengadaan secara swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh PPK/PA/KPA, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) penerima hibah.Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah:1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber

daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok PPK; dan/atau;

2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; dan/atau;

3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau

4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko yang besar;dan/atau

5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan; dan/atau

6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang /jasa;dan/atau

7. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah;

8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi PPK yang bersangkutan.

Swakelola

11 Keppres No.80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah juga berlaku untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari PHLN sepanjang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah. Beberapa Guidelines for Procurement dari beberapa lembaga pemberi pinjaman/hibah dapat di akses pada alamat berikut:

1. www.adb.org/documents/guidelines ;

2. www.jbic.or.id\id\pdf\procurement_guidelines ;

3. Web.worldbank.org;

4. www.ifad.org .

5. ....

Pengadaan barang/jasa

pemerintah yang dibiayai

pinjaman/hibah

12 Untuk meningkatkan transparansi dan percepatan, pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilakukan dengan pengadaan elektronik (e-procurement). E-procurement adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sarana elektronik (internet, Electronic Data Interchange dan e-mail) yang tujuannya adalah memudahkan sourcing, proses pengadaan,dan pembayaran; komunikasi on-line antara pembeli dan penyedia barang/jasa; mengurangi biaya proses dan administrasi pengadaan; menghemat biaya dan mempercepat proses. E-procurement merupakan salah satu bentuk transaksi elektronik dan merupakan perbuatan hukum sehingga dokumen elektronik dan atau hasil cetakannya dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah. Secara nasional, terdapat Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang menyediakan pelayanan pengadaan secara elektronik, akan tetapi e-procurement masih dalam tahap pengembangan aplikasi, meski demikian langkah-langkah yang diterapkan dalam pelaksanaan e–procurement tetap mengacu kepada Keppres 80 tahun 2003 dan perubahannya. Sebagai salah satu bentuk perlindungan keamanan dalam penggunaan aplikasi,

E-procurement merupakan

penggadaan barang/jasa pemerintah

menggunakan sarana eletronik

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 8

Page 19: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

para pengguna aplikasi (baik pihak yang memerlukan barang/jasa, dan penyedia barang/jasa) mempunyai password dan account tersendiri untuk dapat mengakses aplikasi e-procurement.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 9

Page 20: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

13 Bentuk perikatan antara PPK/PA/KPA dengan penyedia barang/jasa menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Berdasarkan bentuk imbalan, sebagai berikut:a. Kontrak lumpsum

Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.Sistem ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya;

b. Kontrak harga satuan (unit price) Kontrak harga satuan (unit price)adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.;

d. Kontrak terima jadi (turn key) Kontrak terima jadi (turn key) adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya;

e. Kontrak Persentase Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborong tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut;

2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan, sebagai berikut:a. Kontrak Tahun Tunggal

Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran;

b. Kontrak Tahun Jamak Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara untuk pengadaan yang dibiayai APBN dalam rangka kegiatan rehabilitasi dan

Bentuk perikatan dalam kontrak

pengadaan barang/jasa

Berdasarkan bentuk imbalan

Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 10

Page 21: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

B . Dasar Hukum Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

14 Pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan atau ketentuan sebagai berikut:1. Undang-Undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.2. Keppres 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/

jasa pemerintah beserta perubahannya yaitu:a. Keppres No.61 Tahun 2004;b. Pepres No. 32 Tahun 2005;c. Perpres No.70 Tahun 2005;d. Perpres No. 8 Tahun 2006;e. Perpres No.79 Tahun 2006;f. Perpres No. 85 Tahun 2006;g. Perpres No. 95 Tahun 2007.

3. Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dan kredit ekspor atau kerja sama perdagangan.

4. SE Bersama BAPPENAS dan Departemen Keuangan No. 1203/D.II/03/200 SE-38/A/2000

tanggal …. tentang Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi

5. Aturan perundang-undangan yang berlaku pada departemen terkait.

Dasar hukum pengadaan

barang/jasa pemerintah

C . Etika dan Prinsip Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

15 Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah ada etika yang harus dipatuhi oleh pelaksana yang mengadakan pengadaan barang/jasa pemerintah, etika tersebut adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk

mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;

4. Menerima dan bertanggugjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak;

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah (conflict of interest);

6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;

8. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah.

Etika pengadaan barang/jasa pemerintah

16 Pengadaan barang/jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang dipraktikkan secara internasional yaitu prinsip efisien, efektif, terbuka dan

Prinsip-prinsip pengadaan

barang/jasa Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 11

Page 22: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

bersaing, transparan, adil/tidak diskriminasi dan akuntabel. pemerintahPengertian masing-masing prinsip tersebut, sebagai berikut:1. Efisien

Pengadaan barang/jasa pemerintah harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. EfektifPengadaan barang/jasa pemerintah harus sesuai dengan dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan yang ditetapkan;

3. Terbuka dan bersaingPengadaan barang/jasa pemerintah harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan, dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara para penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

4. TransparanSemua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, serta penetapan calon penyedia barang/jasa yang berminat maupun masyarakat luas pada umumnya;

5. Adil/tidak diskriminatifMemberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan/atau alasan apapun;

6. AkuntabelPengadaan barang/jasa pemerintah harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

D . Proses Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

17 Proses Pengadaan adalah rangkaian kegiatan untuk mencapai kesepakatan harga dan kesepakatan lainnya dalam rangka memperoleh layanan jasa konsultansi, layanan jasa pemborongan/barang/jasa lainnya. Kesepakatan-kesepakatan tersebut, dituangkan ke dalam dokumen perjanjian yang lazimnya disebut kontrak.

Definisi proses pengadaan

barang/jasa pemerintah

18 Secara umum proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilihat dalam bagan alur pada gambar berikut :

Tahap pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 12

Page 23: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

TAHAP PROSES PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

1.Do ku men p en g ad aan d isiapkan oleh Pan itia dan di sah kan o leh PPK

1.Pemb uatan/p en yu su n an HPSo leh panitia person el yg memahami dan d isah kan o leh PPK

2.Su dah haru s dip er hitu ngkan peng gu naan prod uksi dalam negeri

PERSIAPAN

1.Metod e Pemilih an Penyedia Barang/Jasa

2. Meto de Pen yamp aian d oku men p en awar an

3. M etode evalu asi penawar an

4. Jen is K ontrak

1. Pan itia Pen gad aan d iang kat oleh PA/KPA

2. Unsur Pan itia:- Personil yan g

paham tatacar a pengadaan

- Sub stan si peker jaan

- Bid an g lain yan g diperlukan

1 . Mer en canakan Pemaketan

Pekerjaan

4. Pelaksana Pen gadaan

3. Biaya Pen gadaan

2. Mer en can akan Jad wal PelaksanaanPeker jaan

5. Men g umu mkan p aket p en gadaan

PELAKSANAAN

2.Pen gumu man p en gad aan di surat kab ar p ro pinsi dan atau su rat kabar n asio nal

3.Meng hap uskan seg men tasi

5 . Masa pemeliharaan boleh melampaui tahun anggaran

4 . Untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya melampaui akhir th anggaran perlu izin multiyear dari Menkeu cq. DJ Anggaran

3. Jangka waktu pelaksanaan tidak boleh melampaui th anggaran

2. Kontrak > Rp 50 milyar perlu pertimbangan ahli hukum kontrak

1. Dokumen kontrak harus berbahasa Indonesia

1. Pen an d atan ganan kon trak

2. Pelaksanaan Ko ntrak Barang/Jasa

Merencan akan Pen g ad aan

MembentukPanitia

Men etap kan SistemPen gadaan

Menyusun Jad wal Pen gadaan Menyu su n HPS/OE Men yu sun Do ku men

Pen gad aanMelaksan akan

Pen g ad aan Men yu su n K ontrak Melaksanakan Ko ntrak

1.Pembuatan jadwal disesuaikan dengan waktu yg diperlukan & memperhatikan alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan proses pengadaan

2.Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s /d penunjukan penye dia barang /jasa

2.Nilai jaminan penawaran

ditetapkan Panitia(1- 3%)

4.Memperluas kompetisi

3.Dokumen Lelang/RKS

1.Pakta Integ ritas

19

Dari bagan alur tersebut, proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dijabarkan secara rinci berikut ini:1. Tahap persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan:

a. Perencanaan Pengadaan barang/jasa pemerintahPerencanaan pengadaan barang /jasa pemerintah merupakan tahap awal kegiatan yang peranannya sangat strategik dan menentukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai hal sebagai berikut: 1) Merencanakan Pemaketan Pekerjaan2) Merencanakan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan3) Biaya Pengadaan4) Pelaksana Pengadaan5) Mengumumkan Paket-Paket Pengadaan

b. Pembentukan Panitia Pengadaan atau Penunjukan Pejabat Pengadaan Panitia pengadaan/pejabat pengadaan merupakan unsur pelaksana pengadaan yang personilnya harus memahami tatacara pengadaan, substansi pekerjaan dan bidang lain yang diperlukan. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan diangkat oleh PA/KPA.

c. Penetapan sistem pengadaan yang dilaksanakan penyedia barang/jasa dengan mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang/jasa serta kondisi lokasi, kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada, panitia/pejabat pengadaan bersama dengan PPK terlebih dahulu harus menetapkan sistem pengadaan yang meliputi sebagai berikut:

1) Metode pemilihan penyedia barang/jasa2) Metode penyampaian dokumen penawaran3) Metode evaluasi penawaran4) Jenis Kontrak

d. Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaanPenyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan disesuaikan dengan waktu yg diperlukan & memperhatikan alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan proses pengadaan. Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s/d penunjukan penyedia barang/jasa.

e. Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS)Penyusunan HPS oleh panitia/ personel yg memahami dan disahkan oleh PPK dan harus diperhitungkan penggunaan produksi dalam negeri

Persiapan pengadaan

barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 13

Page 24: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

f. Penyusunan Dokumen Pengadaan barang/jasa pemerintahDokumen pengadaan disiapkan oleh Panitia dan di sahkan oleh PPK. Nilai jaminan penawaran ditetapkan Panitia (1% - 3%).Dokumen pengadaan untuk penyedia barang/jasa meliputi undangan, petunjuk/instruksi kepada peserta lelang, syarat umum kontrak, syarat khusus kontrak, daftar kuantitas dan harga, spesifikasi teknis dan gambar, bentuk penawaran, bentuk kontrak, bentuk surat jaminan penawaran, bentuk surat jaminan pelaksanaan dan bentuk surat jaminan uang muka.Dokumen pengadaan untuk jasa konsultansi terdiri dari:1) Dokumen pemilihan penyedia jasa yang meliputi :

a) Surat Undangan;b) KAK yang sudah disetujui PPK;c) Rencana kerja dan syarat;d) Konsep kontrak;

2) Dokumen prakualifikasi yang berupa formulir isian yang memuat data administrasi keuangan, personil dan pengalaman kerja.

20 2. Tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan:a. Pemilihan penyedia barang/jasa

Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui Pelelangan Umum. Selain pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah dapat juga dilakukan melalui Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung, dengan rincian tahapan sebagai berikut:1) Pelelangan Umum

a) Pengumuman dan Pendaftaran Peserta;Panitia/Pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas melalui media cetak, papan pengumuman resmi dan bila memungkinkan melalui media elektronik.

b) Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi;Penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha peserta lelang dilakukan dengan Pasca Kualifikasi, untuk pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan Prakualifiaksi.

c) Penyusunan Daftar Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;Daftar peserta lelang yang disahkan oleh PPK harus diundang untuk mengambil dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan hanya penyedia barang/jasa yang diundang sebagai peserta lelang yang diperkenankan memasukkan penawaran.

d) Penjelasan Lelang;Penjelasan lelang dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang. Bila diperlukan panitia/pejabat pengadaan dapat memberikan penjelasan dengan melakukan peninjauan lapangan. Berita Acara Penjelasan (BAP) harus ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil peserta yang hadir.

e) Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Lelang;Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus dijelaskan pada waktu penjelasan. Pada akhir batas waktu penyampaian dokumen penawaran, panitia/pejabat pengadaan menolak dokumen penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen penawaran yang masuk. Saat pembukaan, panitia harus meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari peserta lelang yang hadir sebagai saksi.

f) Evaluasi Penawaran;Evaluasi dilakukan terhadap semua penawaran masuk yang meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga.

g) Pembuktian Kualifikasi;

Tahap Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 14

Page 25: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

Pada penyedia barang/jasa yang diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan verifikasi data dan informasi dengan meminta asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan pihak terkait.

h) Pembuatan Berita Acara Hasil Lelang;Panita/Pejabat Pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan dan bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak.

i) Penetapan Pemenang Lelang;Panitia/Pejabat Pengadaan membuat dan menyampaiakan laporan kepada PPK untuk menetapkan pemenang. Laporan disertai usulan calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara.

j) Pengumuman Pemenang Lelang;Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan pada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterima surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat berwenang.

k) Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat;Keberatan atas penetapan pemenang lelang diberi kesempatan mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang menetapkan pemenang lelang disertai bukti penyimpangan dan untuk yang disampaikan bukan pada pejabat berwenang yang menetapkan pemenang dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. Panitia/pejabat pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan yang berkaitan dengan sanggahan kepada pejabat berwenang dan memberikan jawaban sanggahan.

l) Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan.

m) Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang;Pelelangan dapat dinyatakan gagal dengan beberapa kondisi diantaranya penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, PPK memerintahkan pelelangan ulang dengan beberapa prosedur.

n) Penandatanganan Kontrak.Setelah SPPBJ terbit, PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan.

2) Pelelangan TerbatasPada prinsipnya sama dengan pelelangan umum kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama penyedia barang/jasa yang diundang.

3) Pemilihan Langsunga) Penetapan Calon Peserta;

Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi dan harus diumumkan.

b) Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi;Panitia/pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya calon peserta yang lulus prakualifikasi dan menyusun penawaran sebagai dasar melakukan klarifikasi serta negosiasi. Berita acara klarifikasi dan negosiasi dijadikan dasar panitia/pejabat pengadaan membuat surat usulan penetapan penyedia barang/jasa pada pejabat berwenang.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 15

Page 26: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

c) Penetapan Pemenang;Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung.

d) Sanggahan dan Pengaduan;Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan.

e) Penunjukan Pemenang;PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan

f) Penandatanganan Kontrak.PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan.

4) Penunjukan Langsunga) Penilaian Kualifikasi;

Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan kompleks.

b) Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga;Panitia /pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi.

c) Penetapan Penunjukan Langsung;Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan.

d) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;Berdasarkan surat penetapan, panitia/pejabat pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK menerbitkan SPPBJ pada penyedia barang/jasa yang ditunjuk.

e) Pengaduan;Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan terdapat indikasi KKN.

f) Penandatanganan Kontrak.Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam proses pelelangan.

b. Penyusunan dan penandatanganan kontrakKegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa.

c. Pelaksanaan kontrak/penyerahan barang/jasaSetelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan lapangan bersama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan. Barang/jasa yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang. Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 16

Page 27: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

E . Permasalahan Dalam Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

21 Pada umumnya permasalahan dalam pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah disebabkan karena KKN. Pengadaan barang/jasa Pemerintah di sektor publik yang menimbulkan kerugian keuangan negara dapat disebabkan oleh 10 bentuk KKN, yaitu:1. Pemberian suap/sogok (Bribery)

Merupakan pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akan berakibat menguntungkan terhadap diri sendiri atau pihak lain, yang berhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.

2. Penggelapan (Embezzlement)Merupakan perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah mendapat kewenangan dari pejabat publik maupun swasta untuk mengawasi dan bertanggungjawab penuh terhadap barang milik negara.

3. Pemalsuan (Fraud)Suatu tindakan atau perilaku mengelabui orang lain atau organisasi untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.

4. Pemerasan (Extortion)Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik ataupun kekerasan.

5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of Discretion)Mempergunakan kewenangan yang dimiliki untuk melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan, sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau perorangan lainnya.

6. Pertentangan Kepentingan/Memiliki Usaha Sendiri (Internal Trading)Melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi atau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.

7. Pilih kasih (Favouritism)Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama dan golongan, yang bukan kepada alasan obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga, dan profesionalisme kerja.

8. Menerima komisi (Commission)Pejabat publik menerima sesuatu yang bernilai dalam bentuk uang, saham, fasilitas, barang, dan lain-lain sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau hubungan bisnis dengan pemerintah.

9. Nepotisme (Nepotism)Berupa tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota partai politik yang sepaham, dalam penunjukan atau pengangkatan staf, panitia pelelangan, atau pemilihan pemenang lelang.

10. Kontribusi atau sumbangan ilegal (Illegal Contribution)Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah yang sedang berkuasa menerima sejumlah dana sebagai suatu kontribusi dari hasil yang dibebankan kepada kontrak pemerintah.

Permasalahan umum dalam

pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 17

Page 28: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 18

Page 29: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB III

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 30: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 31: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

BAB IIIPETUNJUK PEMERIKSAAN

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

A. Petunjuk Umum

01 Dasar Hukum PemeriksaanPemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi yang mengacu kepada: 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286);

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4355);

3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4400);

4. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654);

5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);

6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.

Petunjuk umum pemeriksaan atas

pengadaan barang/jasa pemerintah

02 Standar PemeriksaanStandar pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dan Standar Pelaporan.

Standar pemeriksaan

adalah standar yang ditetapkan

BPK

03 Panduan Manajemen PemeriksaanPanduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah adalah PMP yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaankerjaan, Pelaporan Hasil Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Evaluasi Pemeriksaan.

Panduan Manajemen

Pemeriksaan yang ditetapkan BPK

04 Metodologi PemeriksaanMetodologi yang digunakan dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 11 langkah. Di dalam proses pemeriksaan tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai berikut:

Tahapan pemeriksaan

pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 17

Page 32: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

DOKUMENTASIKOMUNIKASI

SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU

Ukuran Kinerja Pemeriksaan- Standar Pemeriksaan

- Panduan Manajemen Pemeriksaan- Tujuan dan Harapan Penugasan

1. Pemahaman Tujuan dan Harapan

Penugasan

3. Penilaian Risiko dan SPI

2. Pemahaman Entitas

4. Penetapan Kriteria

Pemeriksaan

5. Penyusunan P2 dan PKP

6. Pengumpulan dan Analisis bukti

7. Penyusunan Temuan

Pemeriksaan

8. Penyampaian Temuan

Pemeriksaan kepada Entitas

9. Penyusunan Konsep LHP

11. Penyusunan dan Penyampaian

LHP

PERENCANAAN PELAPORAN

10. Perolehan Tanggapan dan

Tindakan perbaikanyang direncanakan

PELAKSANAAN

056

Lingkup PemeriksaanLingkup pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi (1) Perencanaan dan prosesPersiapan pengadaan barang/jasa pemerintah (2) Perencanaan dan prosesPelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahtanah (3) Sistem Pengendalian Iintern pengadaan barang/jasa dan tanah.(4) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah.(4) Pengendalian intern pengadaan barang/jasa dan tanah.

Lingkup Pemeriksaan

067

Waktu PemeriksaanPemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu pada PMP dan harapan penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada entitas, DPR/DPD dan /DPRDPemerintah.

Waktu Pemeriksaan

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

07

08

Perencanaan pemeriksaan terdiri atas 5 (lima) langkah yaitu: 1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan, 2. Pemahaman Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa (entitas), 3. Penilaian Risiko dan SPI, 4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan, dan 5. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan

1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan PenugasanTujuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah untuk meyakinkan bahwa pengadaan tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menilai apakah:a. Apakah penyusunan rencana kebutuhan barang/jasa didasarkan pada

1. Pemahaman Tujuan dan

Harapan Penugasan

3. Penilaian Risiko dan SPI

2. Pemahaman Entitas

PERENCANAAN

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 18

Page 33: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

kebutuhan riil entitas dengan mempertimbangkan program-program yang ingin dicapai;

b. Apakah penyusunan anggaran telah mempertimbangkan rencana kebutuhan barang yang telah disusun;

c. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah;

d. Apakah penyedia telah memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan barang/jasa kepada pemerintah sesuai dengan kontrak/perjanjian, baik dari aspek kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan;

e. Apakah barang/jasa hasil pengadaan telah dimanfaatkan pemerintah sesuai dengan tujuan pengadaannya.

4. Penetapan Kriteria

Pemeriksaan

5. Penyusunan P2 dan PKP

Dalam rangka pencapaian tujuan, penugasan atas pemeriksaan dengan tujuan tertentu memiliki harapan-harapan dari pemberi tugas. Pemeriksa harus memperoleh harapan-harapan penugasan secara tertulis dari pemberi tugas melalui suatu komunikasi yang intensif. Hal ini untuk menghindari harapan-harapan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa. Harapan dari pemberi tugas tersebut harus didokumentasikan. Dokumentasi atas harapan penugasan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program pemeriksaan dan penentuan kebutuhan pemeriksa.Format pemahaman tujuan dan harapan penugasan dapat dilihat pada lampiran III.1.

09 2. Pemahaman atas kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah (entitas)Pemahaman kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang diperiksa dapat dilakukan dengan perolehan data dan informasi dari laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebelumnya, hasil komunikasi dengan pemeriksa sebelumnya dan database entitas pemeriksaan mengenai (1) tujuan entitas/program/kegiatan, (2) aktivitas utama entitas/program/kegiatan, (3) sistem akuntansi entitas, (4) prosedur pelaksanaan dan pengawasan aktivitas, (5) sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas, dan (6) hasil pemeriksaan dan studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan berkaitan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah.Pemeriksa harus memperoleh informasi tindak lanjut yang telah dilakukan berkaitan dengan temuan dan rekomendasi yang signifikan dari entitas yang diperiksa atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan berkaitan dengan hal yang diperiksa. Informasi yang diperoleh digunakan untuk menentukan: (1) periode pemeriksaan sebelumnya yang harus diperhitungkan, (2) lingkup pekerjaan yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut temuan signifikan, dan (3) pengaruh periode dan lingkup pekerjaan tersebut terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan.Pemahaman pemeriksa atas entitas harus didokumentasikan dalam KKP. Contoh dokumentasi pemahaman pemeriksa atas entitas dapat dilihat pada Lampiran III.2.

10 3. Penilaian Resiko dan SPIPenilaian risiko dan SPI untuk menentukan area-area yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Langkah-langkah dalam penilaian risiko adalah sebagai berikut:a. Mengidentifikasi risiko yang dihadapi entitas serta dampak risiko

tersebut terhadap pencapaian tujuan entitas. Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran III.3;

b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan dan risiko kecurangan yang mungkin terjadi;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 19

Page 34: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

c. Memastikan apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang tersebut. Jika entitas diketahui memiliki sistem pengendalian yang lemah, maka pemeriksa dapat: (1) menghentikan pengujian SPI dan membuat simpulan atas SPI atau (2) melakukan pengujian substantif dengan memperluas lingkup pemeriksaan dan pengumpulan bukti. Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran III.4.;

d. Menentukan fokus pemeriksaan yang memiliki potensi risiko tinggi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah mempertimbangkan point a,b,c tersebut di atas yang berpengaruh terhadap pengadaan barang/jasa pemerintah. Untuk menentukan area kunci, pemeriksa melakukan penilaian (pemahaman dan pengujian) SPI terhadap potensi risiko dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara uji petik berdasarkan tingkat risiko.

Penilaian sistem pengendalian intern dilakukan berdasarkan pemahaman atas sistem pengendalian intern yang dapat membantu pemeriksa untuk (1) Mengidentifikasi unsur-unsur pengendalian (pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan); (2) Mengidentifikasi dampak penting; (3) Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya dampak penting; (4) Mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (5) Mendesain prosedur pengujian terinci.Langkah-langkah penilaian SPIa. Reviu dokumen baik dokumen eksternal maupun dokumen internal

untuk memastikan bahwa SPI yang dirancang sudah memadai. Dokumen eksternal mencakup antara lain surat atau memorandum yang diterima oleh entitas, faktur (invoice) dari penyedia barang/jasa, leasing, kontrak, laporan pemeriksaan internal dan eksternal, serta konfirmasi pihak ketiga. Dokumen internal bersumber dari dalam organisasi entitas, mencakup antara lain catatan akuntansi, fotokopi surat keluar, deskripsi tugas, rencana, anggaran, laporan dan memorandum internal, rangkuman kinerja, dan prosedur dan kebijakan internal;

b. Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan/atau komite audit entitas;

c. Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membaca laporan pemeriksaan intern;

d. Observasi Fisik, yaitu mengamati dan mencatat berbagai situasi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah;

e. Pengujian Pengendalian, yaitu melakukan pengujian terhadap pengendalian dengan memastikan apakah pengendalian telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Langkah dalam penilaian risiko dan penilaian SPI dapat dilakukan melalui pemeriksaan pendahuluan. Pemeriksa melakukan penentuan materialitas dan penentuan uji petik dengan mengacu pada juknis terkait. Berdasarkan langkah-langkah dalam penilaian risiko dan SPI, pemeriksa mengetahui area-area berisiko yang akan dijadikan sebagai fokus pemeriksaan.Seluruh langkah didokumentasikan dalam formulir penilaian risiko dan SPI. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.3.

11 4. Penetapan Kriteria PemeriksaanPenetapan kriteria dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah diperlukan sebagai alat komunikasi dalam tim pemeriksa

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 20

Page 35: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

mengenai sifat pemeriksaan dan alat komunikasi dengan entitas yang diperiksa, juga sebagai penghubung antara tujuan pemeriksaan dengan program pemeriksaan, dasar penyusunan prosedur pemeriksaan, pengumpulan data dan temuan pemeriksaan. Langkah penentuan kriteria pemeriksaan yang ada dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut:a. Menentukan jenis dan sumber penentuan kriteria seperti dasar hukum

yang berlaku, tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dikerjakan, dll;

b. Menentukan teknik pengembangan kriteria.Seluruh langkah dalam penetapan kriteria didokumentasikan dalam formulir penetapan kriteria. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.5.

12 5. Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) dan Program Kerja Perorangan (PKP)

Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, program pemeriksaan disusun untuk mempermudah dan memperlancar pemeriksa dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, sedangkan PKP disusun untuk pembagian tugas anggota tim agar lebih fokus dan alokasi tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan jelas. Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain a. Dasar Hukum Pemeriksaan, b. Standar Pemeriksaan, c. Tujuan Pemeriksaan, d. Entitas yang Diperiksa, e. Lingkup Pemeriksaan, f. Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern, g. Sasaran Pemeriksaan, h. Kriteria Pemeriksaan, i. Alasan Pemeriksaan, j. Metoda Pemeriksaan, k. Petunjuk Pemeriksaan, l. Jangka Waktu Pemeriksaan, m. Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan, n. Kerangka Laporan Hasil Pemeriksaan, o. Waktu Penyampaian dan Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan.Tahapan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah indikasi penyimpangan yang perlu diperhatikan dalam menyusun program pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah, dapat dilihat pada lampiran III.6.Bentuk P2 dan PKP mengacu pada PMP dapat dilihat pada lampiran III.7

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 21

Page 36: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

13 Pelaksanaan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah meliputi 3 (tiga) langkah, yaitu: (1) Pengumpulan dan Analisis Bukti, (2) Penyusunan Temuan Pemeriksaan, dan (3) Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas yang Diperiksa. Dalam tahap ini, temuan pemeriksaan belum merupakan laporan pemeriksaan melainkan berupa kumpulan permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Permasalahan ini akan dianalisa untuk memperoleh simpulan yang memadai atas asersi yang diuji.

14 1. Pengumpulan dan Analisis Bukti

Pengumpulan dan analisis bukti dilakukan guna mengetahui kesesuaian suatu program, kegiatan, atau hal lain yang dilakukan oleh entitas yang diperiksa terhadap kriteria yang ditetapkan, dengan tujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti pemeriksaan sebagai pendukung temuan dan simpulan pemeriksaan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis bukti adalah:

6. Pengumpulan dan analisis bukti

7. Penyusunan Temuan

Pemeriksaan

8. Penyampaian Temuan

Pemeriksaan kepada Entitas

PELAKSANAAN

a. Pengumpulan Bukti Pemeriksaan dilakukan dengan 1) Reviu Dokumen (Document Review), 2) Wawancara dan 3) Observasi Fisik, observasi fisik dilakukan untuk menentukan keberadaan atau kondisi aset fisik. Observasi langsung juga mencatat berbagai situasi dan kegiatan terinci yang dilakukan oleh staf entitas dan apakah kegiatan tersebut sesuai dengan wewenang yang dimiliki.

b. Analisis Bukti Pemeriksaan, mempertimbangkan Jenis dan sumber bukti yang diuji, serta Waktu dan biaya yang diperlukan untuk menguji bukti. Langkah yang dilakukan dalam pengujian bukti adalah membandingkan hasil pengujian bukti-bukti pemeriksaan dengan kriteria pemeriksaan, dan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria, pemeriksa dapat menggunakan model analisis sebab akibat (causalitas analysis) untuk mengidentifikasi bukti tersebut.

c. Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan, langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeriksaan harus didokumentasikan bentuk KKP. Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa dan menggambarkan catatan penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuai dengan standar. Secara rinci dapat dilihat pada petunjuk pelaksanaan KKP.

Apabila dalam pengujian analitis pemeriksa menemukan indikasi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara material mempengaruhi hal yang diperiksa, pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahan untuk memastikan bahwa kecurangan dan/atau penyimpangan tersebut telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap hal yang diperiksa. Rincian pengujian terinci atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah dapat dilihat pada lampiran III.8

15 2. Penyusunan Temuan PemeriksaanKonsep Temuan Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah merupakan kumpulan indikasi permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa selama proses pemeriksaan sebagai hasil pengumpulan dan pengujian bukti di lapangan dan perlu dikomunikasikan kepada entitas yang

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 22

Page 37: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

diperiksa. Penyusunan temuan pemeriksaan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:a. Analisis hasil pengujian bukti untuk mengidentifikasi adanya perbedaan

yang signifikan antara kondisi dan kriteria.b. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dengan kriteria,

identifikasikan dampak yang ditimbulkan dari perbedaan untuk mengetahui akibat dan sebab dari perbedaan tersebut

c. Unsur sebab tidak wajib muncul, namun jika unsur sebab akan dimunculkan, unsur sebab tersebut harus merupakan unsur sebab yang berkaitan erat dengan akibat.

d. Susun unsur-unsur temuan pemeriksaan tersebut sehingga menjadi suatu temuan pemeriksaan.

Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas yang diperiksa. Khusus untuk konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh anggota tim pemeriksa, konsep tersebut harus mendapatkan koreksi/persetujuan dari ketua tim pemeriksa.Seluruh langkah dalam Penyusunan Temuan Pemeriksaan didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).

16 3. Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada EntitasKonsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada entitas atau penanggung jawab kegiatan entitas yang bersangkutan, penyampaian konsep temuan pemeriksaan ini harus diberi ‘watermark’ dengan kata KONSEP. Ketua tim menyampaikan temuan pemeriksaan kepada pejabat entitas yang berwenang. Penyampaian temuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan. Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 23

Page 38: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

D. Petunjuk Pelaporan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

17 Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan secara tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Pelaporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu: 1. Penyusunan Konsep LHP, 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan, dan 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP.

18 1. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan.Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi oleh pengendali teknis. Konsep LHP disusun berdasarkan temuan pemeriksaan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan. Konsep LHP mengacu pada format dan tata cara penyusunan yang disajikan dalam juklak pelaporan pemeriksaan. Hal penting untuk diperhatikan adalah adanya ‘time gap’ antara penyampaian TP dengan penyampaian LHP maka dimungkinkan bahwa temuan yang sudah disampaikan dalam TP dapat saja tidak disajikan dalam LHP jika manajemen entitas yang diperiksa dapat memberikan bukti yang kemudian dapat diyakini oleh pemeriksa.Konsep LHP dibahas secara berjenjang mulai dari ketua tim pemeriksaan hingga penanggung jawab dengan tujuan (1) penjaminan mutu LHP agar sesuai standar dan prosedur pemeriksaan serta (2) menentukan simpulan yang akan dimuat dalam LHP. Keseluruhan hasil pemeriksaan tersebut dilengkapi dengan tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dan simpulan terhadap temuan pemeriksaan yang termuat di dalam konsep hasil pemeriksaan tersebut. Pengendali teknis menyampaikan konsep LHP yang telah dianalisis dan direviu kepada penanggung jawab. Penanggung jawab mengidentifikasi unsur LHP yang merupakan informasi rahasia dan indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK). Sesuai SPKN dan ketentuan yang berlaku, informasi rahasia tidak dapat diungkapkan dalam LHP. Namun, LHP harus mengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan dan ketentuan perundang-undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut. Penanggung jawab menyampaikan konsep LHP yang telah dianalisis dan direviu kepada Tortama/Kalan, termasuk informasi rahasia dan indikasi TPK.

09. Penyusunan Konsep LHP

11. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP

PELAPORAN

10. Perolehan Tanggapan dan

Tindakan Perbaikan yang Direncanakan

Laporan Hasil Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang merupakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu terdiri dari:a. Simpulan Hasil Pemeriksaan atas hal yang diuji dan temuan pemeriksa

atas pengujian bukti-bukti selama pelaksanaan pemeriksaan. b. Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan yang

mengungkapkan yang akan mempengaruhi simpulan pemeriksaan.

c. Simpulan mengenai kelemahan SPI yang ditemukan selama proses pemeriksaan

Laporan Hasil Pemeriksaan yang berupa hasil pemeriksaan harus memuat hal-hal berikut:a. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar

Pemeriksaan. Pemeriksa dalam menjalankan tugas pemeriksaannya diwajibkan untuk mengikuti standar pemeriksaan yang ada. Dalam pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara, pemeriksa BPK dan/atau yang berkerja untuk dan atas nama BPK berpegang pada SPKN.

b. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Suatu laporan hasil pemerikaan harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Pemeriksa harus menjelaskan alasan mengapa suatu

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 24

Page 39: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

entitas diperiksa, apa yang diharapkan tercapai dari pelaksanaan pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan bagaimana cara pemeriksaan itu dilakukan.

c. Hasil temuan berupa temuan pemeriksaan dan simpulan. Salah satu bagian pokok dari LHP merupakan temuan pemeriksaan yang merupakan ‘potret’ kenyataan yang ditemui pemeriksa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan kinerja. Selain itu LHP juga harus memuat suatu simpulan pemeriksaan.

d. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan. Tanggapan tertulis dan resmi harus didapatkan pemeriksa atas temuan, simpulan dan pemeriksaan.

e. Tindakan perbaikan yang direncanakan entitas. Pemeriksa harus memperoleh tindakan perbaikan yang direncakan entitas atas temuan dan simpulan pemeriksa. Tindakan tersebut harus diungkapkan dalam laporan.

f. Pelaporan informasi rahasia bila ada. Berdasarkan ketentuan perundangan dimungkinkan beberapa informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan dalam LHP.

19 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan.Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab selanjutnya dibahas bersama dengan manajemen entitas yang diperiksa untuk memperoleh tanggapan dan rencana perbaikan yang akan dilakukan, secara resmi dan tertulis. Tujuan pembahasan adalah untuk membicarakan simpulan hasil pemeriksaan secara menyeluruh dan kemungkinan tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas. Hasil pembahasan Konsep LHP harus dituangkan dalam Risalah Pembahasan Konsep LHP yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus didokumentasikan.Pemeriksa harus meminta tanggapan tertulis dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam entitas yang diperiksa mengenai temuan dan simpulan serta tindakan perbaikan yang direncanakan. Dalam hal terdapat temuan yang bersifat kecurangan, pemeriksa diperkenankan untuk tidak meminta tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dengan pertimbangan bahwa permintaan tanggapan tersebut akan mengganggu proses penyidikan di masa yang akan datang dan untuk temuan yang berupa kerugian negara, pemeriksa harus memasukkan tindakan otomatis dari auditee sebagai tindak lanjut atas temuan tersebut.

20 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan.Penyusunan LHP diawali dengan mengevaluasi tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau simpulan yang diambil. Setelah ada kesesuaian antara tanggapan dengan konsep LHP, LHP Final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani oleh penanggung jawab dan harus dilengkapi dengan tanggapan yang berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang bertanggung jawab.LHP Final yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan atau pihak yang telah disepakati sebagai penerima laporan antara lain:a. Lembaga Perwakilan: DPR/DPD atau DPRD. b. Entitas yang diperiksa.c. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut

pemeriksaan.d. Pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima LHP sesuai dengan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 25

Page 40: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab III

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.e. Pimpinan Departemen/Lembaga Negara yang terkait dengan entitas

yang diperiksa.f. Dan pihak terkait lainnya yang telah ditentukan sebelumnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 26

Page 41: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB IV

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 42: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab IV

BAB IVPENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu

01 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dalam pernyataan standar umum keempat mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.

Terkait dengan hal tersebut maka dalam rangka pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibutuhkan adanya pengendalian mutu dan penjaminan mutu.

SPKN sebagai standar umum

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu

02 Pengendalian mutu merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa proses pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pemeriksaan dan harapan penugasan pemeriksaan, serta telah memenuhi SPKN.

Sedangkan penjaminan mutu merupakan tindakan untuk memastikan bahwa proses pengendalian mutu telah dilaksanakan.

Pengertian pengendalian dan penjaminan mutu

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu

03 1. Proses Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dilaksanakan melalui dua bentuk pengendalian, yaitu (1) pengendalian mutu oleh tim secara berjenjang dan (2) pengendalian mutu oleh penanggung jawab penugasan.

Proses pengendalian mutu

04 Penanggung jawab penugasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh Tim telah dilaksanakan.Proses supervisi meliputi:a. Ketua Tim melakukan pengendalian mutu/supervisi atas anggota tim

pada saat pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan mendasarkan pada PKP.

b. Pengendali Teknis melakukan pengendalian mutu/supervisi atas Ketua Tim.

c. Penanggung Jawab melakukan pengendalian mutu/supervisi atas Pengendali Teknis.

05 Pengendalian mutu/supervisi oleh ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab meliputi pemberian saran bagi tim pemeriksa apabila menemukan kendala dalam pemeriksaan dan pemantauan implementasi metodologi pemeriksaan. Sebagai contoh adalah pemberian pendapat mengenai kriteria pemeriksaan yang dapat dipakai untuk suatu indikasi temuan pemeriksaan tertentu, penambahan langkah-langkah prosedur pemeriksaan, pemberian saran terkait dengan temuan pemeriksaan berdasarkan pengalaman profesionalismenya, dan sebagainya. Contoh laporan reviu sheet dapat dilihat di lampiran IV.1

06 Penjaminan mutu oleh Tim merupakan proses supervisi yang dilakukan secara berjenjang oleh Kasub Tim/Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab Tim.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 26

Page 43: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab IV

Dengan demikian, dalam supervisi perlu ditekankan: a. pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, b. pelaksanaan program pemeriksaan, serta c. penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan.

Pelaksanaan supervisi secara berjenjang tersebut dilakukan dengan mengisi laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan. Laporan perkembangan tersebut antara lain mengungkapkan kesesuaian atau pencapaian pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan. Contoh laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan dapat dilihat di Lampiran IV.2

Untuk menjamin kesimpulan yang sama terhadap permasalahan yang sama, orang yang melakukan supervisi tersebut mengikuti konsolidasi pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

07 a. Supervisi Pemenuhan Tujuan dan Harapan PenugasanSupervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dapat atau telah memenuhi harapan penugasan.

Ketua tim pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas pekerjaan pemeriksa dengan melakukan reviu pelaksanaan pemenuhan tujuan dan harapan penugasan.

Pengendali teknis melakukan supervisi atas pemenuhan tujuan dan harapan penugasan atas kegiatan supervisi ketua tim. Hal ini dilakukan dengan merviu kertas kerja anggota tim pemeriksaan dan secara uji petik melakukan reviu kegiatan anggota tim tersebut. Selanjutnya penanggung jawab melakukan supervisi kegiatan pengendali teknis.

Pengendali teknis dan atau penanggung jawab menggunakan program pemeriksaan dan formulir harapan penugasan sebagai kriteria penilaian. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan dan harapan penugasan, pengendali teknis dan atau penanggung jawab menanyakan latar belakang, alasan, dan sebabnya, serta mengambil kesimpulan apakah menerima penyimpangan tersebut atau tidak.Untuk menjamin agar penilaian masing-masing orang yang melakukan supervisi bisa seragam terhadap kriteria supervisi, orang yang melakukan supervisi tersebut harus menggunakan harapan penugasan sebagai acuan.Hasil supervisi dituangkan dalam KKP yang sesuai dengan pengungkapan persetujuan atau catatan disertai paraf dan tanggal.

Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan

penugasan dilaksanakan

08 b. Supervisi Pelaksanaan Program PemeriksaanSupervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim dengan membubuhkan tickmark atau catatan dengan paraf dan tanggal pada program pemeriksaan yang dijadikan KKP. Supervisi juga dilakukan terhadap substansi yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemeriksaan.

Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan

Pengendali teknis menguji hasil supervisi yang dilakukan oleh ketua tim terhadap pelaksanaan program pemeriksaan serta mereviu secara uji petik atas langkah pemeriksaan dalam program pemeriksaan tersebut dan melihat hasil pemeriksaan apakah telah sesuai dengan program pemeriksaan. Hasil supervisi pengendali teknis diungkapkan dalam program pemeriksaan yang akan dijadikan KKP (yang telah disupervisi ketua tim pemeriksaan) dengan membubuhkan catatan dan paraf serta tanggal supervisi dilakukan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 27

Page 44: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa PemerintahBab IV

Penanggung jawab mereviu pekerjaan pengendali teknis atas supervisi program pemeriksaan dan melakukan reviu secara uji petik hasil supervisi tersebut. Hasil supervisi diungkapkan dengan membuat catatan, paraf, dan tanggal pelaksanaan supervisi dalam program pemeriksaan yang telah diberikan catatan oleh pengendali teknis dan ketua tim. Apabila catatan-catatan tersebut tidak dapat atau tidak mungkin dilaksanakan, maka akan didiskusikan dengan pemberi catatan untuk memperoleh keputusan selanjutnya yang diparaf oleh pemberi catatan.

09 c. Supevisi Penyusunan dan Substansi Laporan Hasil Pemeriksaan.Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan bertanggung jawab atas susbstansi konsep laporan hasil pemeriksaan atas pengadan barang dan jasa pemerintah. Supervisi tersebut meliputi (1) kesesuaian dengan standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang terkait; (2) materi laporan; (3) keakuratan angka; (4) tata bahasa; dan (5) waktu pelaporan.Hasil supervisi berupa persetujuan atau catatan di dalam konsep laporan hasil pemeriksaan yang disertai dengan paraf dan tanggal.Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah baik melalui catatan dalam konsep laporan tersebut atau dalam pemberian pendapat atau arahan dalam pemantauan laporan tersebut. Catatan atas konsep laporan harus diparaf dan diberi tanggal. Untuk pendapat atau arahan, maka ketua tim pemeriksa bertanggung jawab menyusun risalah pemantauan yang diparaf oleh pengendali teknis dan penanggung jawab.Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk memonitor ketepatan waktu penyelesaian laporan pemeriksaan. Bentuk LKPL dimuat dalam Lampiran IV.3. LKPL ditempatkan pada map yang menjadi sampul pengantar berkas LHP beserta konsep surat keluar.

Supervisi penyusunan dan substansi laporan

hasil pemeriksaan

10 2. Proses Penjaminan MutuPenjaminan mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab penugasan, selain itu penjaminan mutu dapat dilakukan oleh unit kerja pengawasan internal BPK-RI dan pihak lain yang berkompeten.Penanggung jawab penugasan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh tim telah dilaksanakan.Unit kerja pengawasan internal BPK-RI dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh tim untuk memastikan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN.Pihak lain yang berkompeten dapat melakukan reviu atas desain pengendalian mutu dan pelaksanaan pengendalian mutu yang dikembangkan oleh BPK-RI. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu oleh organisasi pemeriksa ekstern yang berkompeten tersebut harus memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN.

Proses penjaminan mutu

D.Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu

11 Proses pengendalian dan penjaminan mutu harus didokumentasikan untuk memudahkan dalam proses reviu oleh pihak lain yang berkompeten. Contoh check list pengendalian mutu dan penjaminan mutu dapat dilihat pada Lampiran IV.4

Pendokumentasian proses pengendalian

dan penjaminan mutu

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 28

Page 45: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 46: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB V

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 47: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

BAB VPEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

01

02

03

Tindak lanjut hasil pemeriksaan dilakukan oleh manajemen entitas yang diperiksa. Entitas menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan BPK atas pengadaan barang/jasa pemerintah dan memberikan jawaban/keterangan mengenai tindak lanjut tersebut paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak laporan hasil pemeriksaan tersebut diterima.

Pemeriksa memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pemantauan tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh laporan perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan dari entitas. Selama temuan belum ditindaklanjuti maka pemeriksa perlu terus memantau tindak lanjut. Hasil pemantauan setelah menerima jawaban/ keterangan tersebut disampaikan kepada DPR, DPD dan DPRD. Hasil pemantauan dalam pemeriksaan digunakan untuk pengembangan prosedur pemeriksaan selanjutnya.

Pemantauan tindak lanjut tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan, antara lain: (1) memberitahukan secara tertulis kewajiban tindak lanjut tersebut kepada manajemen entitas yang diperiksa, (2) mereviu atas jawaban/keterangan dari manajemen entitas yang diperiksa, (3) melaporkan pemantauan tindak lanjut, dan (4) melakukan pemantauan tindak lanjut pada saat pemeriksaan.

Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut

04

05

Pemberitahuan tertulis tentang kewajiban tindak lanjut merupakan informasi kepada pejabat berwenang untuk melakukan penjelasan tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan menyampaikan surat dari Auditor Utama Keuangan Negara kepada pemerintah pusat dan Kepala Perwakilan BPK-RI kepada pemerintah daerah mengenai kewajiban memberikan penjelasan/keterangan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Pemberitahuan tertulis tersebut dapat dilakukan melalui surat pengantar penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah dalam satu paragraf akhir surat atau melalui surat terpisah setelah penyampaian laporan hasil pemeriksaan dimaksud.

Pemberitahuan tertulis tentang

kewajiban tindak lanjut

C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas

06

07

Reviu atas jawaban/keterangan manajemen entitas dilakukan tim pemeriksa untuk melihat kesesuaian pelaksanaan tindak lanjut dengan simpulan/rekomendasi BPK dalam laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah. Kesimpulan reviu tersebut antara lain (1) telah sesuai dengan rekomendasi, (2) belum sesuai dengan rekomendasi, dan (3) belum ditindaklanjuti.Hasil reviu tersebut disampaikan ketua tim kepada pengendali teknis dan atau penanggung jawab untuk direviu dan disetujui.

Reviu atas jawaban/keterangan

manajemen entitas

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 29

Page 48: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut

08 Hasil pemantauan tindak lanjut tersebut dituangkan dalam laporan hasil pemantauan tindak lanjut dengan kesimpulan: (1) selesai sesuai dengan rekomendasi, (2) belum selesai sesuai rekomendasi, atau (3) belum ditindaklanjuti. Laporan Pemantauan Tindak Lanjut untuk tingkat pusat ditandatangani oleh Anggota Pembina Utama BPK yang sesuai dengan kewenangannya untuk disampaikan kepada DPR dan DPD. Sedangkan untuk tingkat daerah, Kepala Perwakilan menyampaikan laporan pemantauan tersebut yang telah ditandatanganinya kepada DPRD.

Bentuk laporan pemantauan tindak lanjut dapat dilihat pada Lampiran V.1.

Laporan hasil pemantauan tindak

lanjut.

E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaan

09 Pemeriksa wajib melakukan pemantauan atas tindak lanjut yang dilakukan oleh manajemen entitas terhadap laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang telah dilakukan sebelumnya.

Pemantauan atas tindak lanjut

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 30

Page 49: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 31

Page 50: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 51: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

BAB VI

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 52: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 53: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab VI

BAB VIPENUTUP

A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

01 Petunjuk teknis pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini mulai berlaku saat ditetapkan oleh Ketua BPK.

Pemberlakuan juknis

B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

02

03

04

Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat berupa perubahan petunjuk teknis dimaksud atau penjelasan atas substansi petunjuk teknis tersebut.

Perubahan atas petunjuk teknis ini akan disampaikan secara resmi melalui surat keputusan tentang perubahan petunjuk teknis dimaksud.

Penjelasan atas substansi petunjuk teknis atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah disampaikan secara tertulis oleh tim pemantauan pada Sub Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Pemutakhiran juknis pemeriksaan atas

pengadaan barang/jasa pemerintah.

C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

05 Petunjuk teknis ini merupakan dokumen yang dapat berubah sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, dan kondisi lain. Oleh karena itu, pemantauan atas juknis ini akan dilakukan oleh tim pemantauan juknis pemeriksaan. Selain itu, masukan atau pertanyaan terkait dengan petunjuk teknis ini dapat disampaikan kepada:

Subdit. Litbang PDTTDitama Revbangdiklat

Email: [email protected]

Pemantuan juknis pemeriksaan atas

pengadaan barang/jasa pemerintah

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

KETUA,

Anwar Nasution

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 31

Page 54: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab VI

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 32

Page 55: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Referensi

REFERENSI

1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

2. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya

3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

4. Keputusan BPK RI Nomor 1/K/1-XIII.2/2/2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan Panduan Manajemen Pemeriksaan tahun 2008.

5. Keputusan BPK RI Nomor 09/K/1-XIII.2/7/2008 Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Penyusunan atau Penyempurnaan Pedoman Pemeriksaan dan Non Pemeriksaan tahun 2008.

6. Peraturan Menteri Keuangan No.82/PMK.01/2008 Perubahan Permenkeu No.42/KMK.01/2008 tentang Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik di Departemen Keuangan.

7. Modul Lokakarya Kiat-Kiat Menghadapi Audit BPK Dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa yang Aman serta Konstitusional oleh Haqq Quality Training Center tahun 2007.

8. Modul Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Pusdiklat BPK RI tahun 2008.

9. Modul Workshop Fraud Audit Procurement oleh Lembaga Pengembangan Fraud Auditing tahun 2008.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 56: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 57: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daftar Singkatan dan Akronim

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAHP : Berita Acara Hasil Pelelangan

BAP : Berita Acara Penjelasan

BAPP : Berita Acara Penyerahan Pekerjaan

BHMN : Badan Hukum Milik Negara

BI : Bank Indonesia

BOQ : Bill Of Quantity

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

DO : Delivery Order

HPS : Harga Perhitungan Sendiri

KAK : Kerangka Acuan Kerja

KKN : Kolusi Korupsi Nepotisme

KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan

KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan

LKPL : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan

LPSE : Lembaga Pengadaan Secara Elektronik

P2 : Program Pemeriksaan

PA : Pengguna Anggaran

PHLN : Pinjaman/Hibah Luar Negeri

PKP : Program Kerja Perorangan

PMP : Panduan Manajemen Pemeriksaan

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

RKP : Rencana Kerja Pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 58: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daftar Singkatan dan Akronim

SPI : Sistem Pengendalian Intern

SPKN : Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

TP : Temuan Pemeriksaan

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 59: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 60: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

Panitia pengadaan : Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa

Pelelangan terbatas : Pelelangan terbatas adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan apabila jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

Pemilihan langsung : Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya.

Penunjukkan langsung : Penunjukkan penyedia barang/jasa yang dilakukan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya.

Metode satu sampul : Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan

Metode dua sampul : Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan

Metode dua tahap : Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiaanya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda

Sistem gugur : Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.

Sistem nilai : Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya

Sistem penilaian biaya : Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 61: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 62: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 63: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah )

LAMPIRAN LAMPIRAN

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 64: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 65: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN I. Tujuan Penugasan

Tujuan pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah untuk menilai

1. Apakah pengadaan barang/jasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kualitas, kuantitas atau waktu;

2. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah memenuhi pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah;

3. Apakah kualitas/kuantitas barang/jasa yang diserahkan telah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak;

4. Apakah barang/jasa yang diperoleh telah dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengadaannya;5. Kelemahan SPI dan penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa

pemerintah

II. Harapan Penugasan 1. Standar Pemeriksaan

Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan di atas, pemeriksaan pengadaan barang dan jasa pemerintah melakukan pemeriksaan berdasarkan SPKN, dengan memberlakukan SPAP untuk standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan kecuali diatur lain dalam SPKN.

2. Jadwal Waktu PemeriksaanPemeriksaan pengadaan barang dan jasa pemerintah harus diselesaikan sesuai dengan Program Pemeriksaan dengan mempertimbangkan tujuan, lingkup, dan sasaran pemeriksaan. Penyelesaian pemeriksaan tersebut diwujudkan dengan penyampaian laporan hasil pemeriksaan kepada DPR-RI.

3. Fokus dan Sasaran PemeriksaanBerdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya dan pemahaman sistem pengendalian intern, pemeriksa menentukan sasaran dan fokus pemeriksaan.

III. Rencana Pencapaian Hasil Pemeriksaan yang DiharapkanApabila pemeriksaan sebelumnya pernah dilakukan, pemeriksaan dapat didahului dengan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya kemudian diikuti dengan pemahaman pengendalian intern dan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan serta kebijakan.

Pemeriksaan diarahkan pada area-area yang berisiko berdasarkan informasi dari hasil pemeriksaan sebelumnya atau informasi lain yang diperoleh. Semua langkah pemeriksaan didokumentasikan dalam kertas kerja pemeriksaan disertai dengan pertimbangan atau alasan yang ada.

Jakarta, ...................Ketua Tim, Pengendali Teknis, Penanggung Jawab,

................................. ............................... .................................

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 66: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 67: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.2

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

PEMAHAMAN ENTITAS

Gambaran Jelas Struktur Organisasi Entitas

Tugas pokok dan fungsi entitas

dsb

Kegiatan/Program Utama Entitas

1. Program Kerja: ........

Anggaran:.....

Hasil :.....

2. dsb

Lingkungan yang Mempengaruhi

1. Hubungan kerja satu unit kerja dengan unit kerja lain dalam entitas tersebut

2. Stakeholder atas pelaksanaan program kerja

3. SOP di unit kerja atau perda-perda terkait di daerah, Kebijakan intern yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa Pemerintah.

4. dsb

Pejabat

Nama JabatanMr. X Kepala ….Mr. Y Sekretaris …

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 68: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lampiran III.3

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI

Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa.I. Resiko yang teridentifikasi dan dampaknya pada pencapaian tujuan entitas

No Kegiatan/Proses Resiko DampakPenilaian

Low Medium High1.

2.

3.

Perencanaana……….b……….c. dstPelaksanaana……….b………..c. dstDst

II. Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

III. Hasil Penilaian Resiko dan SPI

No Kegiatan/ Proses

Risiko Awal Efektivitas SPI Risiko Akhir

Low Medium High Peraturan SOP DLL Low Medium High

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

A. Perencanaana……….b……….c. dstPelaksanaana……….b………..c. dstDst

Keterangan:Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I)Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI.Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 69: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lampiran III.3

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 70: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 71: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :

BPK RI

Pengujian Ketaatan SPI dalam Pengadaan Barang/Jasa

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan

1. Panitia Pengadaana. Keanggotaan, dalam hal ini:

1) Jumlahnya gasal;2) Sekurang-kurangnya tiga orang (nilai pengadaan s.d Rp.

500.000.000,00);3) Sekurang-kurangnya lima orang (nilai pengadaan di atas Rp.

500.000.000,00);b. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri

1) Instansi sendiri;2) Instansi teknis lainnya;

c. Terdiri dari unsur yang memahami 1) Tata cara pengadaan; 2) Substansi pekerjaan yang bersangkutan; 3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak;

d. Persyaratannya: 1) Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggungjawab; 2) Memahami seluruh pekerjaan; 3) Memahami jenis pekerjaan tertentu; 4) Memahami isi dokumen dan prosedur pengadaan; 5) Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat

Pembuat Komitmen; 6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa

pemerintah atau memiliki tanda bukti telah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah;

e. Pembentukan panitia pengadaan berdasarkan surat keputusan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

2. Penetapan Sistem Pengadaana. Metode pemilihan penyedia jasa berupa:

1) Pelelangan umum; 2) Pelelangan terbatas; 3) Pemilihan langsung; 4) Penunjukan langsung;

b. Metode penyampaian dokumen penawaran berupa: 1) Satu sampul; 2) Dua sampul; 3) Dua tahap;

c. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya berupa:1) Sistem gugur; 2) Sistem nilai; 3) Sistem selama umur ekonomis;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 72: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 2

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan

d. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan jasa Konsultansi berupa:1) Metode evaluasi berdasarkan kualitas;2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;3) Metode evaluasi pagu anggaran;4) Metode evaluasi biaya terendah;5) Metode evaluasi penunjukan langsung.

3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pengadaana. Pelelangan umum dengan prakualifikasi;

1) Pengumuman prakualifikasi dilakukan melalui a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;

2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja

3) Pengambilan dokumen prakualifikasi a) Dimulai sejak tanggal pengumumanb) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan

dokumen.4) Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi sekurang

kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman berakhir.5) Diberikan tenggang waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh)

hari kerja.6) Pengambilan dokumen penawaran dilakukan satu hari

setelah dikeluarkannya undangan lelang sampai satu hari sebelum pemasukan dokumen.

7) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman

8) Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya

penayangan pengumuman prakualifikasi ; b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;

b. Pelelangan umum dengan pasca kualifikasi;1) Pengumuman dilakukan melalui

a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;

2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja

3) Pengambilan dokumen penawaran a) Dimulai sejak tanggal pengumumanb) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan

dokumen4) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja

sejak tanggal pengumuman5) Batas akhir pemasukan dokumen penawaran

a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman ;

b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;

c. Pelelangan terbatas;1) Pengumuman dilakukan melalui

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 73: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 3

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatana) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;

2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja

3) Pengambilan dokumen penawaran a) Dimulai sejak tanggal pengumumanb) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan

dokumen4) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja

sejak tanggal pengumuman5) Batas akhir pemasukan dokumen penawaran

a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman ;

b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;

d. Pemilihan langsung;1) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3

(tiga) hari kerja2) Pengalokasian waktu ditentukan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen.

4 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)a. Perhitungan HPS dilakukan dengan menggunakan data berupa :

1) Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan;2) Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan;3) Harga pasar setempat saat menyusun HPS;4) Harga kontrak/Surat Perintah Kerja untuk barang/pekerjaan

sejenis yang pernah dilaksanakan.5) Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi

oleh BPS dan badan/instansi lain yang datanya dapat dipertanggungjawabkan;

6) Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau lembaga independen.

7) Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.

8) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.9) Penyusunan oleh panitia pengadaan;10) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

b. HPS telah memperhitungkan :1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN);2) Biaya Umum;3) Keuntungan yang wajar bagi penyedia barang/jasa.

c. HPS dilarang memperhitungkan :1) Biaya tak terduga;2) Biaya lain-lain;3) Pajak Penghasilan penyedia barang/jasa.

5 Penyusunan Dokumen Pengadaan a. Dokumen pengadaan terdiri dari

1) Dokumen pasca/prakualifikasi;2) Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;

b. Dokumen prakualifikasi memuat hal-hal berupa:1) Lingkup pekerjaan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 74: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 4

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan2) Persyaratan peserta;3) Waktu;4) Tempat pengambilan dokumen;5) Tempat pemasukan dokumen;6) Penanggung jawab

c. Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa memuat hal-hal berupa:1) Undangan kepada peserta, yang memuat hal-hal berupa:

a) Informasi untuk memperoleh dokumen;b) Informasi mengenai dokumen pemilihan penyedia

barang/jasa;c) Informasi mengenai penyampaian dokumen penawaran;d) Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran;e) Jadwal pelaksanaan pengadaan;f) Penetapan penyedia barang/jasa.

2) Instruksi kepada peserta memuat hal-hal berupa;a) Lingkup pekerjaan;b) Sumber dana;c) Persyaratan peserta pengadaan;d) Kualifikasi peserta pengadaan;e) Jumlah dokumen penawaran yang disampaikan;f) Peninjauan lokasi kerja;g) Isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;h) Penjelasan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;i) Perubahan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.j) Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran;k) Penulisan harga penawaran;l) Mata uang penawaran;m) Cara pembayaran;n) Masa berlaku penawaran;o) Surat jaminan penawaran;p) Usulan penawaran alternatif oleh peserta;q) Bentuk penawaran;r) Penandatangan surat penawaran;s) Cara penyampulant) Penandaan sampul;u) Batas akhir penyampaian;v) Perlakuan terhadap penawar yang terlambat;w) Larangan untuk merubah/menarik penawaran yang

sudah masuk;x) Prosedur pembukaan;y) Klarifikasi dokumenz) Pemeriksaan kelengkapan dokumen;aa) Penilaian kualifikasi dalam hal dilakukan

pascakualifikasi;bb) Kriteria penetapan pemenang;cc) Hak PPK untuk menerima/menolak penawaran;dd) Kewajiban PPK untuk menerima/menolak penawaran;ee) Syarat penandatanganan;ff) Kontrak;gg) Surat jaminan pelaksanaan.

3) Syarat umum kontrak berupa;a) Memuat batasan pengertian istilah yang digunakan;b) Hak;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 75: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 5

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatanc) Kewajiban;d) Tanggung jawabe) Sanksi;f) Penyelesaian perselisihan;g) Peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4) Syarat khusus kontrak berupa:a) Perubahan ketentuan dalam syarat umum kontrak;b) Penambahan ketentuan dalam syarat umum kontrak;c) Penghapusan ketentuan dalam syarat umum kontrak.

5) Daftar kuantitas dan harga;a) Jenis barang yang akan dipasok;b) Uraian singkat pekerjaan yang akan dilaksanakan;c) Negara asal barang/jasa;d) Volume pekerjaan;e) Harga satuan barang/jasa yang akan ditawarkan;f) Komponen produksi dalam negeri;g) Harga total pekerjaan;h) Biaya satuan angkutan;i) PPN;j) Pajak lainnya

6) Spesifikasi teknis dan gambar;a) Tidak mengarah pada merk/produk tertentu;b) Menggunakan produk dalam negeri;c) Menggunakan produk luar negeri;d) Menggunakan standar nasional;e) Metode pelaksanaan pekerjaan logis;f) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

metode pelaksanaan;g) Syarat kualifikasi personil yang dipekerjakan;h) Jumlah personil yang dipekerjakan;i) Syarat material yang digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan;j) Gambar-gambar kerja lengkap dan jelas;k) Kriteria kinerja produk yang diinginkan jelas;

7) Bentuk surat penawaran;a) Sesuai dengan peraturan pengadaan barang/jasa;b) Harga total penawaran dalam angka dan huruf;c) Masa berlaku penawaran;d) Lama waktu penyelesaian pekerjaan;e) Nilai jaminan penawaran dalam angka dan huruf;f) Kesanggupan memenuhi persyaratan yang ditentukan;g) Dilampiri daftar volume;h) Dilampiri harga pekerjaan;i) Ditandatangani oleh pimpinan perusahaanj) Bermateraik) Bertanggal

8) Bentuk kontrak memuat hal-hal berupa;a) Tanggal mulai berlaku kontrak;b) Nama para pihak;c) Alamat para pihak;d) Nama paket pekerjaan yang diperjanjikan;e) Harga kontrak dalam angka dan huruf;f) Kesanggupan penyedia barang/jasa yang ditunjuk untuk

memperbaiki kerusakan;Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 76: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 6

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatang) Kesanggupan PPK untuk membayar pada penyedia

barang/jasa sesuai dengan harga kontrak;h) Tandatangan para pihak di atas materai.

9) Bentuk jaminan penawaran memuat hal-hal berupa;a) Nama PPK;b) Alamat PPK;c) Penyedia barang/jasa;d) Pihak penjamin;e) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan;f) Jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf;g) Pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran

dapat cair segera sesuai ketentuan dalam jaminan penawaran;

h) Masa berlaku surat jaminan penawaran;i) Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat

jaminan penawaran oleh PPK pada pihak penjamin;j) Tandatangan penjamin;

10) Bentuk surat jaminan pelaksanaan;a) Nama dan alamat PPK;b) Penyedia barang/jasa;c) Pihak penjamin;d) Nama paket kontrak;e) Nilai jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf;f) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat

penjaminan pelaksanaan, segera kepada PPK sesuai ketentuan;

g) Masa berlaku surat jaminan;h) Tandatangan penjamin.

11) Bentuk surat jaminan uang mukaa) Nama dan alamat PPK;b) Penyedia barang/jasa yang ditunjuk;c) Hak penjamin;d) Nama paket kontrak;e) Nilai jaminan uang muka;f) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat

jaminan uang muka, segera kepada PPK sesuai ketentuan.

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

1 Pelelangan Umum dengan Prakualifiksia. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai:

1) Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan

dikerjakan/barang yang akan dibeli;3) Perkiraan nilai pekerjaan;4) Syarat-syarat peserta lelang;5) Informasi pengambilan dokumen.

c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 77: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 7

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;

e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai:1) Penjelasan oleh panitia pengadaan; 2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia

pengadaan; 3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia

pengadaan; 4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat

Pembuat Komitmen;f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran

1) Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan;

2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti serah terima;

3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi;4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian

dokumen;5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen

Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk;6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan

dua orang wakil peserta;7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran.

g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan;1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis

terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi;

2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang disyaratkan;

h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil

evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP; 2) BAHP memuat hal-hal berupa:

a) Nama semua peserta lelangb) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi

dari masing-masing peserta;c) Metode evaluasi yang digunakan;d) Unsur yang dievaluasi;e) Rumus yang digunakan;f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan

pelelangan;g) Tanggal BAHP;h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus;i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.

i. Penetapan Pemenang Lelang1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang;2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan

laporan kepada PPK3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh

Pejabat Pembuat Komitmen;4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja

(penetapan oleh PPK).j. Pengumuman Pemenang Lelang

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 78: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 8

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan;

2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan diterima;

k. Sanggahan Peserta Lelang 1) Sanggahan diajukan secara tertulis;2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman

pemenang;3) Sanggahan disampaikan kepada PPK;4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut;

l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

pengumuman penetapan pemenang;3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.

2 Pelelangan Terbatasa. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai

1)Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2)Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan

dikerjakan/barang yang akan dibeli;3) Perkiraan nilai pekerjaan;4) Syarat-syarat peserta lelang;5) Informasi pengambilan dok

c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar

peserta lelang oleh panitia pengadaan;e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai

1) Penjelasan oleh panitia pengadaan; 2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia

pengadaan; 3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia

pengadaan; 4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat

Pembuat Komitmen;

f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran 1) Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen

dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan;2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti

serah terima;3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi;4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian

dokumen;5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen

Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk;6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan

dua orang wakil peserta;7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran.

g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan;Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 79: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 9

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi;

2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang disyaratkan;

h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil

evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP; 2) BAHP memuat hal-hal berupa:

a) Nama semua peserta lelangb) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi

dari masing-masing peserta;c) Metode evaluasi yang digunakan;d) Unsur yang dievaluasi;e) Rumus yang digunakan;f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan

pelelangan;g) Tanggal BAHP;h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus;i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.

i. Penetapan Pemenang Lelang1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang;2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan

laporan kepada PPK3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh

Pejabat Pembuat Komitmen;4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja

(penetapan oleh PPK).

j. Pengumuman Pemenang Lelang1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh

panitia/pejabat pengadaan;2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambat-

lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan diterima;

k. Sanggahan Peserta Lelang 1) Sanggahan diajukan secara tertulis;2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman

pemenang;3) Sanggahan disampaikan kepada PPK;4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut;

l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

pengumuman penetapan pemenang;3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.

3 Pemilihan Langsunga. Penetapan Calon Peserta

1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi;2) Prakualifikasi diumumkan melalui pengumuman resmi;

b. Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi1) Undangan kepada calon peserta lelang yang lulus

prakualifikasi untuk mengajukan penawaran oleh panitia Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 80: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 10

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

pengadaan;2) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi terhadap

semua penawaran yang diajukan peserta pemilihan langsung;c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga;d. Pembuatan berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi oleh

panitia pengadaan;e. Usulan penetapan penyedia jasa kepada pejabat yang berwenang

oleh panitia pengadaan;f. Penetapan pemenang pemilihan langsung oleh pejabat yang

berwenang;g. Pengumuman pemenang pemilihan langsung oleh panitia

pengadaan;h. Sanggahan peserta pemilihan langsung dan jawaban atas

sanggahan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;i. Penerbitan surat penunjukan penyedia jasa oleh Pejabat Pembuat

Komitmen

4 Penunjukan Langsung1. Penilaian kualifikasi

1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi kepada penyedia jasa yang diundang.

2. Permintaan penawaran dan negosiasi1) Panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia

barang/jasa;2) Pengajuan penawaran dilakukan secara tertulis;3) Evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh

panitia/pejabat pengadaan;4) Hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dibuatkan berita

acara oleh Panitia/pejabat pengadaan.3. Penetapan penunjukan langsung

1) Usulan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasin disampaikan kepada PPK;

4. Penunjukan penyedia barang/jasa1) PPK menerbitkan SPPBJ;2) Panitia mengumumkan penetapan tersebut;

5. Pengaduan1) Penunjukan langsung dinilai tidak transparan;2) Penunjukan langsung dipandang tidak adil;3) Penunjukan langsung berindikasi KKN.

5 Dokumen Kontraka. Dokumen kontrak terdiri dari

1)Surat perjanjian; 2)Surat penunjukan penyedia jasa; 3)Surat penawaran; 4)Addendum dokumen lelang (bila ada); 5)Syarat-syarat khusus kontrak; 6)Syarat-syarat umum kontrak; 7)Spesifikasi teknis; 8)Gambar-gambar; 9)Daftar kuantitas dan harga; 10)Dokumen lain yang tercantum dalam dokumen kontrak:

a) Dokumen penawaran lainnya, b) Berita acara hasil pelelangan,

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 81: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 11

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

c) Berita acara rapat persiapan penunjukan penyedia jasa, d) Jaminan pelaksanaan;

b. Surat perjanjian, yaitu mengenai 1)Bentuk surat perjanjian; 2)Isi surat perjanjian;

c. Jaminan pelaksanaan 1)Bentuk jaminan; 2)Isi jaminan; 3)Besarnya nilai jaminan; 4)Masa berlakunya jaminan;

d. Penandatanganan kontrak dimana 1)Dana telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran; 2)Jaminan pelaksanaan telah diserahkan oleh penyedia jasa; 3)Dilakukan paling lambat empat belas hari setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa; 4)Banyaknya rangkap kontrak sesuai dengan kebutuhan; 5)Kontrak yang bernilai diatas Rp. 50.000.000.000,00 telah memperoleh pendapat ahli hukum.

6 Amandemen Kontraka. Berupa

1)Perintah perubahan kontrak tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2)Penyedia jasa megusulkan perubahan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Dalam hal ini 1)Penyedia jasa memberikan tanggapan atas perintah perubahan kontrak dari Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari; 2)Pejabat Pembuat Komitmen memberikan tanggapan atas usulan perubahan kontrak dari penyedia jasa selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari;

c. Dalam hal ini, adanya 1)Negosiasi teknis dan harga; 2)Berita acara hasil negosiasi;

d. Terdapat pembuatan amandemen kontrak.

7 Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontraka. Direksi pekerjaan, dalam hal ini

1) Dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Dijabat oleh orang lain yang ditetapkan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen;b. Direksi teknis, dalam hal ini

1) Ditetapkan oleh direksi pekerjaan; 2) Terdiri dari konsultan pengawas (supervisi) dan petugas

kantor/satuan kerja/kegiatan/bagian kegiatan;c. Panitia peneliti pelaksanaan kontrak

1) Dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Terdiri dari unsur

a) Perencana teknis, b) Pelaksanaan lapangan, c) Pengawas lapangan, d) Administrasi kontrak,

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 82: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 12

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

e) Terkait lainnya, seperti keuangan, pengujian dan atasan langsung.

8 Pemeriksaan lapangan bersamaa. Dilakukan oleh 1) Direksi teknis; 2) Panitia peneliti pelaksanaan kontrak;3) Penyedia jasa;b. Pemeriksaan, dalam hal 1) Kondisi lapangan; 2) Mengukur kuantitas setiap mata pembayaran; 3) Menetapkan kuantitas awal setiap mata pembayaran;c. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita

acara;d. Apabila hasil pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi

kontrak yang berupa jenis pekerjaan, spesifikasi teknis, gambar, mata pembayaran dan kuantitas, maka harus ada 1) Dituangkan dalam perintah perubahan kontrak; 2) Ditindaklanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak;

e. Dilaksanakan secara berkala 1) Selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan; 2) Terhadap setiap jenis pekerjaan/mata pembayaran; 3) Penetapan kuantitas hasil pekerjaan setiap

bulang/angsuran.

9 Penyerahan Lapangan dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)a. Penyerahan lapangan, dalam hal ini

1) Pemeriksaan lapangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa;

2) Inventarisasi hasil pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik Pejabat Pembuat Komitmen;

3) Pembuatan berita acara serah terima lapangan;

b. Surat perintah mulai kerja, dalam hal ini 1) Setelah dilakukan serah terima lapangan; 2) Selambat-lambatnya empat belas hari sejak tanggal

penandatanganan kontak; 3) Dicantumkan tanggal paling lambat dimulai pelaksanaan

kontrak; 4) Diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 5) Persetujuan menteri dalam hal akan diterbitkan oleh

Pejabat Pembuat Komitmen sebelum kontrak ditandatangani (untuk penanganan darurat akibat bencana alam)

10 Penghentian, Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihana. Penghentian kontrak dimana

1) Pekerjaan sudah selesai; 2) Terjadi hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar);

b. Pemutusan kontrak dimana 1) Penyedia jasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban

dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan dokumen kontrak;

2) Para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 83: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 13

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

c. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dimana 1) Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan pada

tanggal mulai kerja sesuai dengan SPMK; 2) Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam

melaksanakan SCM; 3) Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan

pelaksanaan; 4) Penyedia jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan atau

bangkrut; 5) Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir

penyelesaian perselisihan; 6) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah

melampaui besarnya jaminan pelaksanaan; 7) Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar

kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau kepentingan Pejabat Pembuat Komitmen;

8) Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak;

d. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa, dimana 1) Penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan ketentuan dokumen kontrak sebagai akibat keadaan kahar;

2) Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian peerselisihan;

e. Penyelesaian perselisihan, berupa 1) Diluar pengadilan:

a) Musyawarah, b) Mediasi, c) Konsiliasi d) Arbitrase;

2) Pengadilan

11 Pembayarana. Uang muka, dimana

1) Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia jasa;2) Rencana penggunaan; 3) Jaminan uang muka: bentuk jaminan, isi jaminan,

besarnya nilai jaminan, masa berlakunya jaminan; 4) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat

Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;b. Prestasi pekerjaan, dimana

1) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 2) Laporan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh direksi; 3) Dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang (tidak

termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di lapangan); 4) Dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka,

denda (bila ada) dan pajak; 5) Untuk kontrak yang mempuyai sub kontrak, harus

dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan;

6) Bila terjadi ketidak sesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, besarnya tagihan yang dibayar setinggi-tingginya 80% dari nilai tagihan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 84: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 14

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

7) Pembayaran terakhir sebesar 100% dari nilai kontrak hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% dan penyedia jasa telah menyerahkan jaminan pemeliharaan setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan;

8) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;

c. Penyesuaian harga dimana 1) Amandemen kontrak dibuat secara berkala selambat-

lambatnya setiap enam bulan; 2) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat

Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;d. Ganti rugi dan kompensasi, berupa adanya

1) Amandemen kontrak ; 2) Pengajuan tagihan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat

Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;e. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada

penyedia jasa selambat-lambatnya empat belas hari sejak penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan (apabila Pejabat Pembuat Komitmen terlambat membayar, maka dikenakan bunga keterlambatan pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku.

12 Kompensasi dan Penangguhan Pembayarana. Kompensasi kepada penyedia jasa, dimana

1) Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan karena Pejabat Pembuat Komitmen belum menyerahkan seluruh/sebagian lapangan;

2) Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar/spesifikasi/instruksi sesuai tata cara pengaturan pekerjaan;

3) Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi/ mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;

4) Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran;

5) Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujuan ternyata tidak diketemukan cacat mutu;

6) Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa tanpa alasan yang wajar;

7) Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk data penyelidikan tanah (bila ada) yang diberikan dalam dokumen lelang;

8) Penyedia jasa lain/petugas pemerintah/petugas utilitas/Pejabat Pembuat Komitmen tidak bekerja sama sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan dan/atau biaya tambah bagi penyedia jasa;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 85: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 15

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

9) Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menjadi resiko Pejabat Pembuat Komitmen;

10) Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan/atau berita acara penyerahan akhir pekerjaan; k) Kompensasi lain sesuai ketentuan dokumen kontrak;

b. Penangguhan pembayaran, dimana 1) Penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan

dokumen kontrak; 2) Pemberitahuan penangguhan pembayaran oleh Pejabat

Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa: a) Alasan-alasan yang jelas; b) Jangka waktu memperbaiki dan menyelesaiakn

pekerjaan.

13 Penyedia Jasa Bukan Usaha Kecil dan Golongan Usaha Kecila. Penyedia jasa golongan bukan usaha kecil, dimana

1) Bekerja sama dengan penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil;

2) Sub kontrak sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama;

3) Persetujuan sub kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen;b. Penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil,

dimana 1) Pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh pihak penyedia

jasa yang ditunjuk; 2) Dilarang diserahkan kepada pihak lain; 3) Dilarang disubkontrakkan kepada pihak lain.

14 Perubahan Pekerjaan dan Percepatan Waktu Pelaksanaana. Perubahan pekerjaan berupa

1) Perintah perubahan pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa;

2) Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan; 3) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata

pembayaran; 4) Mengubah spesifikasi teknis; 5) Mengubah gambar; 6) Nilai pekerjaan tambah tidak melebihi 10% dari harga

kontrak awal; 7) Kuantitas mata pembayaran utama berubah lebih 10% dari

kuantitas kontrak awal; 8) Negosiasi harga terhadap perubahan mata pembayaran

utama; 9) Mata pembayaran baru; 10) Negosiasi teknis dan harga terhadap mata pembayaran

baru; 11) Berita acara hasil negosiasi; 12) Pembuatan amandemen kontrak;

b. Percepatan waktu pelaksanaan berupa 1) Perintah percepatan waktu pelaksanaan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2) Usulanbiaya oleh penyedia jasa; 3) Negosiasi harga; 4) Berita acara hasil negosiasi;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 86: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 16

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

5) Pembuatan amandemen kontrak.

15 Perpanjangan Waktu Pelaksanaana. Usulan perpanjangan waktu oleh penyedia jasa kepada direksi

pekerjaan akibat 1) Pekerjaan tambahan; 2) Perubahan desain; 3) Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen; 4) Masalah yang timbul diluar kendali penyedia jasa; 5) Keadaan kahar;

b. Penelitian dan evaluasi usulan perpanjangan waktu oleh panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan diraksi teknis;

c. Hasil penelitian dan evaluasi dilengkapi dengan rekomendasi dapat/tidak diberikan perpanjangan waktu dituangkan dalam berita acara;

d. Pejabat Pembuat Komitmen menyetujui/tidak menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan;

e. Apabila perpanjangan waktu disetujui oleh penyedia jasa, maka dituangkan dalam amandemen kontrak.

16 Pelaksanaan Pekerjaana. Keselamatan kerja yang mencakup aspek

1) Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak; 2) Asuransi pihak ketiga akibat kecelakaan;

b. Penggunaan dokumen kontrak dan informasi berupa 1) Permintaan persetujuan oleh penyedia jasa; 2) Persetujuan oleh direksi pekerjaan;

c. Tata cara pengaturan pekerjaan mengenai 1) Gambar kerja; 2) Pelaksanaan pekerjaan; 3) Pekerjaan di luar jam kerja; 4) Pekerjaanpada hari libur; 5) Pengukuran hasil pekerjaan

d. Tata cara pengendalian mutu, dalam hal 1) Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu, semen,

aspal dan lain-lain); 2) Pengendalian mutu bahan olahan (campuran beton,

campuran aspal dan lain-lain); 3) Pengendalian mutu pekerjaan terpasang (timbunan tanah,

pondasi beton, lapisan hotmix dan lain-lain);e. Laporan hasil pekerjaan berupa

1) Pembuatan bentuk buku harian oleh penyedia jasa; 2) Persetujuan bentuk buku harian oleh direksi pekerjaan; c)

Pembuatan bentuk laporan harian oleh penyedia jasa; 3) Persetujuan bentuk laporan harian oleh direksi pekerjaan; 4) Pembuatan bentuk laporan mingguan oleh penyedia jasa;

f) Persetujuan bentuk laporan mingguan oleh direksi pekerjaan;

5) Pembuatan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; h) Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; i) Pembentukan bentuk laporan bulanan oleh direksi teknis; j) Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh direksi pekerjaan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 87: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 17

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

f. Kontrak kritis, berupa 1) Masa I (rencana fisik 0% - 70%) realisasi fisik

terlambat>15% dari rencana; 2) Masa II (rencana fisik 70% - 100%) realisasi fisik

terlambat >10% dari rencana; 3) Penerbitan surat peringatan oleh direksi pekerjaan kepada

penyedia jasa; 4) SCM tingkat kegiatan; 5) Uji coba pertama; 6) Penerbitan surat peringatan I oleh direksi pekerjaan

kepada penyedia jasa; 7) SCM tingkat atasan langsung; 8) Uji coba kedua; 9) Penerbitan surat peringatan II oleh direksi pekerjaan

kepada penyedia jasa; 10) SCM tingkat atasan; 11) Uji coba ketiga; 12) Penerbitan surat peringatan III oleh direksi pekerjaan

kepada penyedia jasa; 13) Kesepakatan tiga pihak:

a) Penetapan ….. b) …. Menggunakan harga satuan kontrak, c) Menggunakan harga satuan yang lebih tinggi, d) Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan secara

langsung, e) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara,f) Pembuatan amandemen kontrak;

14) Pemutusan kontrak.

17 Mobilisasia. Paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu tiga

puluh hari sejak diterbitkan SPMK;b. Pemberitahuan rencana mobilkisasi oleh penyedia jasa kepada

direksi pekerjaan;c. Persetujuan rencara mobilisasi oleh direksi pekerjaan;d. Mobilisasi yang meliputi

1) Peralatan-peralatan berat; 2) Kendaraan-kendaraan; 3) Alat-alat laboratorium; 4) Alat-alat ukur; 5) Peralatan lainya; 6) Personil-personil; 7) Persiapan fasilitas lapangan untuk penyedia jasa:

a) Kantor, b) Rumah, c) Gedung laboratorium, d) Bengkel, e) Gudang, f) Fasilitas lainnya sesuai ketentuan dokumen kontrak;

e. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

18 Serah Terima Baranga. Pembentukan panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari

Atasan langsung; Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 88: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 18

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

Pejabat Pembuat Komitmen; Direksi teknis

b. Penyerahan pertama pekerjaan, dimana Penyedia jasa mengajukan perminytaan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan setelah pekerjaan selesai 100%;

Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa;

Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan;

Pembuatan daftar kekurangan dan/atau cacat pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan;

penyelesaian/perbaiakn kekurangan/cacat hasil pekerjaan oleh penyedia jasa;

Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh panitia peneria pekerjaan;

Pembuatan berita acara penyerahan pertama pekerjaan oleh panitia/pejabat pengadaan jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

Penyerahan jaminan pemeliharaan oleh penyedia jasa; pembayaran sebesar 100% dari nilai kontrak oleh Pejabat

Pembuat Komitmen;c. Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan,

sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;

d. Penyerahan akhir pekerjaan, dimana 1) Penyedia jasa mengajukan permintaan kepada Pejabat

Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan setelah masa pemeliharaan berakhir;

2) Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa;

3) Pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan;

4) Pembuatan daftar cacat hasil pemeliharaaan pekerjaan oleh penyedia jasa;

5) Pemeriksaan kembali hasil perbaikan oleh panitia penerima pekerjaan;

6) Pembuatan berita acara penyerahan akhir pekerjaan oleh penyedia jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

7) Pengembalian jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa;

e. Pejabat Pembuat Komitmen mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam waktu tujuh hari setelah diterbitkannya berita acara serah terima akhir pekerjaan

19 Gambar Pelaksanaan, serta Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaana. Gambar pelaksanaan, dimana

1) Penyerahan gambar pelaksanaan oleh penyedia jasa Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 89: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 19

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

kepada direksi pekerjaan paling lambat empat belas hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan;

2) Keterlambatan penyerahan gambar pelaksanaan, Pejabat Pembuat Komitmen menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dokumen kontrak;

3) Gambar pelaksanaan tidak diserahkan, Pejabat Pembuat Komitmen memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak;

b. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dimana 1) Penyerahan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan

oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan; 2) Pedoman pengopersian dan pemeliharaan tidak

diserahkan, pengguna jasa memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 90: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 20

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 91: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III. 5

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

KERTAS KERJA PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN

Tujuan kegiatan pada tahap ”Penetapan Kriteria Pemeriksaan” adalah mendapatkan kriteria sebagai dasar pembanding apakah praktek-praktek yang dilaksanakan di lapangan (kondisi) telah mencapai standar yang seharusnya. Butir-butir yang ada dalam template KKP ini dapat dikembangkan lagi sesuai kebutuhan pemeriksa di lapangan.

1. Jenis dan sumber penetapan kriteria pemeriksaan :…………………………………………………..…………………………………………………….…………………………………………………..…………………………………………………….…………………………………………………..…………………………………………………….…………………………………………………..…………………………………………………….

2. Teknik yang digunakan dalam pengembangan kriteria:…………………………………………………..……………………………………………………...…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………………….…………………………………………………..…………………………………………………….

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 92: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 93: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

Titik-Titik Kritis Dalam Pengadaan Barang/Jasa

01 Korupsi Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi pada seluruh tahap pengadaan barang/jasa. Titik kritis dalam pengadaan barang/jasa, meliputi:

02 1. Perencanaan Pengadaana. Penggelembungan anggaran rencana yang disusun tidak realistis,

biasanya berlebihan, dan jauh dari kebutuhan sebenarnya baik dari aspek biaya, volume, kualitas, bahan dan sebagainya (gejala penggelembungan terlihat dari unit price yang tidak realistis);

b. Rencana pengadaan yang diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis dengan kriteria yang diarahkan untuk memperbesar peluang memenangkan suatu produk/penyedia barang/jasa tertentu dalam prosedur lelang (spesifikasi teknis yang mengarah pada merk tertentu atau pengusaha tertentu);

c. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa pada awal pelaksanaan anggaran;

d. Pemaketan pekerjaan yang direkayasa mengarah kepada beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam rangka “tender arisan” atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya mampu dilaksanakan oleh kelompok tertentu saja);

e. Memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket untuk menghindari pelelangan;

f. Memecah paket pekerjaan yang menurut sifat pekerjaannya seharusnya merupakan satu kesatuan konstruksi;

g. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di daerah masing-masing;

h. Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil menjadi satu paket pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil (menengah dan besar);

i. Rencana pembelian yang tidak sesuai kebutuhan;j. Penentuan jadwal waktu yang tidak realistis;k. Pemilihan metode penunjukkan langsung untuk kontrak yang

seharusnya pelelangan umum;l. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk

evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu;

m. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan cara swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya;

n. Jadwal waktu untuk melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda;

o. Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 94: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 2

03 2. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaana. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak

memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa;

b. Panitian pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang tertutup dan tidak transparan (ketidakterbukaan dan ketidakadilan panitia);

c. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas (panitia tidak jujur dan tidak profesional, tidak transparan dan tidak akuntabel);

d. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang memihak (panitia memberi keistimewaan kepada kelompok tertentu);

e. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak independen (panitia dikendalikan oleh pihak tertentu);

f. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan dirangkap oleh:1) Pejabat pembuat komitmen, dan/atau2) Bendahara, dan/atau3) Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan

pembayaran (SPP), dan/atau4) Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar

(SPM), dan/atau5) Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan

barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau

6) Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa.

04 3. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)a. HPS tidak ada;b. HPS tidak ditandatangani oleh seluruh anggota panitia pengadaan;c. HPS tidak di sahkan Pejabat Pembuat Komitmen;d. Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu;e. Gambaran nilai estimasi yag ditutup-tutupi atau sulit diperoleh;f. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS;g. Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS;h. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan;i. Sumber/referensi harga penyusunan HPS yang fiktif;j. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan.

05 4. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa a. Dokumen pemilihan tidak disahkan Pejabat Pembuat Komitmen;b. Persyaratan teknis mengada-ngada atau berlebihan, dibandingkan

kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan;c. Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas;d. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau kelompok tertentu;e. Adanya penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu;f. Dokumen lelang tidak standar;g. Dokumen lelang tidak lengkap.

06 5. Pengumuman lelang/seleksi/pengadaana. Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan;b. Diumumkan, tetapi tidak di surat kabar nasional yang telah ditetapkan

Menpan PPN/Kepala Bappenas dan/atau surat kabar provinsi yang telah ditetapkan Gubernur (Jika sudah ada);

c. Dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli, yang berimplikasi dapat menghambat/membatasi peserta;

d. Mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan di surat kabar pada hari Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 95: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 3

libur;e. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif;f. Materi pengumuman lelang membingungkan;g. Jangka waktu pegumuman terlalu singkat;h. Pengumuman lelang tidak lengkap.

07 6. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasaa. Dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan

panitia;b. Dokumen administrasi bersifat “aspal”, yaitu dokumen peserta yang

dipalsukan agar lulus kualifikasi;c. Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik;d. Evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria;e. Menggunakan metode pelelangan umum prakualifikasi yang

seharusnya pelelangan umum pascakualifikasi;f. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada

atau tidak jelas;g. Melakukan prakualifikasi masal untuk mendapatkan daftar penyedia

barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu;

h. Negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atas syarat teknis dan administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa.

08 7. Pendaftaran dan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasaa. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten);b. Waktu pendistribusian dokumen terbatas;c. Penyebarluasan dokumen yang cacat;d. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari;e. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak

boleh diwakilkan;f. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus

dilengkapi atau membawa dokumen asli.

09 8. Penjelasan/aanwijzinga. Penjelasa (Pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu;b. Informasi dan deskripsi terbatas;c. Tidak ada partisipasi masyarakat;d. Penjelasan yang kontroversial;e. Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan;f. Berita acara penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh peserta;g. Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan

dalam adendum dokumen pemilihan penyedia.

10 9. Penyerahan & pembukaan penawarana. Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran;b. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau

dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia;c. Penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau

tempat yang aman/terkunci;d. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat;e. Penyerahan dokumen fiktif;f. Ketidaklengkapan dokumen penawaran;g. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur;h. Pembukaan dokumen penawaran di tunda tanpa alasan yang jelas;i. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran.

11 10. Evaluasi penawarana. Kriteria evaluasi cacat;b. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi:c. Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 96: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 4

lelang menurunkan secara mencolok;d. Penggantian dokumen penawaran;

12 11. Pengumuman calon pemenanga. Tidak ada pengumuman pemenang;b. Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta

lelang;c. Pengumuman sangat terbatas pada publik;d. Pengumuman tidak mengindahkan aspek publik atau dilakukan

tersembunyi;e. Tanggal pengumuman sengaja ditunda;f. Pengumuman tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari

masyarakat.

13 12. Sanggahan peserta lelanga. Surat sanggahan tidak ditanggapi;b. Jawaban sanggahan ditunda-tunda;c. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi;d. Substansi sanggahan tidak ditanggapi;e. Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur;f. Panitia kurang independen dan akuntabel.

14 13. Penunjukan pemenang lelanga. Surat penunjukkan yang tidak lengkap;b. Surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya;c. Surat penunjukkan yang dikeluarkan dengan terburu-buru;d. Surat penunjukkan yang tidak sah;e. Tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan

tanggal kontrak.

15 14. Penandatangan kontraka. Adanya kejanggalan dalam kontrak;b. Penandatangan kontrak yang kolutif;c. Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda;d. Penandatangan kontrak secara tertutup;e. Penandatangan kontrak tidak sah;f. Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk

pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih besar dari Rp50juta;

g. Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak.

16 15. Pelaksanaan kontrak/Penyerahan Barang/Jasaa. Penyerahan barang

1) Kualitas barang yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak;

2) Kualitas barang yang diserahkan lebih rendah dari ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak;

3) Kriteria penerimaan barang bias;4) Volume barang tidak sama dengan yang tertulis di dokumen

lelang;5) Jaminan pasca jual palsu;6) Keterlambatan penyerahan barang/jasa;

b. Penyerahan jasa konsultan1) Rekomendasi palsu;2) Kriteria penerimaam karya konsultan bias;3) Data lapangan dipalsukan;4) Design plagiate (tanpa dukungan design note).

c. Penyerahan jasa konstruksi1) Volume konstruksi tidak sesuai dengan yang di minta spesifikasi/

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 97: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 5

BOQ;2) Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias;3) Perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change

Order;4) Volume konstruksi tidak sesui dalam rangka KKN.

17 16. Pembayaran dan Pelaporana. Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik;b. Pembayaran fiktif;c. Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP;d. Pelaporan yang tidak dilaksanakan;e. Pelaporan yang tidak sesuai keadaan;f. Pelaporan yang tidak lengkap;g. Pelaporan yang tidak sesuai peraturan;h. Tidak dibuat berita acara pembayaran.

18 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatana. Kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;b. Kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;c. Penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat;d. Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 98: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 99: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PEMERIKSAAN

ATASPENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN ............

PADA

(Nama Entitas)........................

DI

……………………….

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA …../PERWAKILAN BPK DI..............TAHUN ANGGARAN.....

Nomor :Tanggal :

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 100: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 2

1. Dasar Hukum Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. 2 Standar Pemeriksaan, yaitu:a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)b. Panduan Manajemen Pemeriksaan

3. 3 Tujuan Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. 4 Entitas Yang Diperiksa……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. 5 Lingkup Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

6. 5 Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern (SPI)……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

7. Sasaran Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

8. 7 Kriteria Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. 8 Alasan Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

10. 9

Metode Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

11.

Petunjuk Pemeriksaan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

12. 1

Jangka Waktu Pemeriksaan

No. Urut

Uraian Kegiatan Pemeriksaan

Jumlah Hari PemeriksaanKetua Tim

Anggota Tim

Anggota Tim

Anggota Tim Jumlah Ket

1 2 3 4 5 6 7 81. Pembicaraan

awal dengan Pimpinan Entitas

2. Perolehan data dan informasi

3. Pengujian sistem pengendalian intern

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 101: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 3

1 2 3 4 5 6 7 84. Pengujian

substantif atas pengadaan barang dan jasa

5. Penyusunan TP6. Pembahasan

hasil temuan dan meminta tindakan yang akan dilakukan entitas (next plan)

7. Pembicaraan akhir dengan Pimpinan entitas

Keterangan:1. Hari kerja = hari2. Hari libur dan/Minggu = hari3. Perjalanan pergi atau pulang = hari Jumlah = hari

13.

Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan

No. Urut

Susunan Tim Pemeriksaan

Nama Golongan/ Pangkat

Jumlah Hari Pemeriksaan

Rincian Biaya Pemeriksaan

Lumpsum Transpor Lain-lain Jml Ket

14. 1

Kerangka LHP (terlampir)……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

15. 1

Waktu Penyampaian dan Distribusi LHP……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………, …………………………

Tortama/Kepala Perwakilan …………..

…………………………………………..NIP. …………………………………….

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 102: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 4

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA PERORANGANPROGRAM PEMERIKSAAN ATAS.......(disesuaikan dengan P2-nya)

Nama Anggota Tim Pemeriksa:.........

No. Langkah PemeriksaanWaktu Pemeriksaan

(mandays)Rencana Realisasi

KKP No. Catatan Ketua Tim

1 2 3 4 5 6

………………., …………………………..

Disetujui oleh,

(Ketua Tim ybs)

…………….NIP. ………

Disusun oleh,

(Nama Anggota Tim ybs)

…………….NIP. ………

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 103: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :Direviu oleh :

Disetujui oleh

:

BPK RI

PENGUJIAN TERINCI

Perencanaan Pengadaan Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai target, waktu, mutu, biaya, manfaat dan pemaketan pengadaan barang/jasa untuk keperluan pemerintah yang dibiayai dengan anggaran negara.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Penggelembungan anggaran dimana rencana yang disusun tidak realistis, biasanya berlebihan, dan jauh dari kebutuhan sebenarnya baik dari aspek biaya, volume, kualitas, bahan dan sebagainya (gejala penggelembungan terlihat dari unit price yang tidak realistis)

1. Periksa apakah rencana pengadaan barang dan atau jasa dibuat berdasarkan rencana kebutuhan yang diajukan oleh unit-unit kerja pemakai dan atau dari rencana pengembangan kegiatan. Teliti dengan struktur organisasi serta SDM didalamnya.

2. Periksa apakah ada penentuan skala prioritas yang dijadikan dasar untuk menentukan rencana kebutuhan tersebut didasarkan kepada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kinerja unit kerja/kegiatan tersebut? Jika ada teliti pengajuan dari masing-masing unit. Jika tidak, teliti alasan dan pertimbangannya.

3. Periksa proses penentuan jumlah barang dan harga satuan yang ada dalam dokumen perencanaan. Cek apakah penentuan jumlah barang telah disesuaikan dengan permintaan dari masing-masing satker pengguna. Cek prosedur penentuan harga satuan, apakah harga satuan telah diperkirakan secara cermat dan keahlian. Mintakan dokumen pendukung penentuan harga satuan tersebut.

Rencana pengadaan diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis yang mengarah kepada suatu produk/ penyedia barang/jasa tertentu.

1. Periksa mekanisme penyusunan spesifikasi teknis yang ada di entitas yang diperiksa. Lakukan pengujian apakah spesifikasi teknis yang dibuat dapat disediakan oleh lebih dari satu produk/penyedia barang/jasa tertentu antara lain dengan melakukan wawancara dengan PPK dan/atau melakukan survey di pasar.

Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/ jasa pada awal pelaksanaan anggaran

1. Tanyakan apakah PPK mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasanya pada awal tahun anggaran. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. Jika ya, minta bukti berupa media pengumuman yang digunakan. Teliti apakah sesuai dengan ketentuan Keppres tentang pengumuman. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benar-benar dilakukan.

Pemaketan pekerjaan direkayasa mengarah kepada beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam rangka “tender arisan” atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya

1. Dapatkan seluruh rencana pengadaan dalam satu tahun dilengkapi dengan rencana waktu pengadaan dan metode pemilihan penyedia barang/jasa. Teliti apakah:a. Terdapat pemecahan beberapa paket pekerjaan yang sejenis

yang dilaksanakan dalam waktu berdekatan untuk menghindari pelelangan umum. Biasanya metode pemilihan yang digunakan adalah metode penunjukan langsung.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 104: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 2

mampu dilaksanakan oleh kelompok tertentu saja)

b. Terdapat beberapa paket yang seharusnya diperuntukkan untuk usaha kecil (jumlah pengadaan di bawah Rp 1 miliar) dijadikan satu paket sehingga usaha non kecil dapat ikut serta.

c. Terdapat beberapa paket yang menurut sifat pekerjaan akan lebih efisien jika dilaksanakan secara terdesentralisasi namun pengadaan disentralisasi menjadi satu paket.

d. Penentuan metode pemilihan telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.

2. Dapatkan dokumen kualifikasi (pra dan/atau pasca). Teliti apakah terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu kelompok usaha. Lakukan konfirmasi ke Departemen Perdagangan dan/atau Dinas Perdagangan setempat sebagai organisasi yang menerbitkan ijin usaha.

3. Teliti apakah jadwal pengadaan untuk masing-masing paket realitas dan memberikan kesempatan kepada para calon penyedia barang/jasa untuk mempersiapkan penawarannya.

Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu

1. Teliti setiap metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai penawaran dari calon penyedia barang/jasa. Pastikan alasan penggunaan suatu metode evaluasi tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya. Misalnya metode evaluasi sistem nilai hanya digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Cek apakah kebutuhan/spesifikasi teknis yang diminta oleh satker pengguna memang menghendaki keunggulan teknis.

Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia.

1. Minta dokumen penganggaran terkait dengan pengadaan barang/jasa untuk tahun anggaran yang diperiksa. Teliti apakah biaya-biaya pendukung pelaksanaan pengadaan seperti biaya honorarium PPK dan panitia pengadaan barang/jasa, biaya rapat, biaya penggandaan dokumen pemilihan, dan biaya pengecekan lapangan telah dialokasi secara memadai sesuai dengan standar biaya yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan dan/atau Departemen/Lembaga tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan bagaimana PPK dan panitia membiayai kegiatannya.

Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan cara swakelola, namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya.

1. Periksa apakah terdapat pengadaan barang/jasa secara swakelola. Teliti apakah pekerjaan tersebut memang diperkenankan untuk dilakukan secara swakelola.

2. Periksa realisasi pelaksanaan pekerjaan apakah memang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya.

3. Teliti apakah tenaga ahli dari luar tidak lebih dari 50% dari tenaga sendiri.

4. Teliti apakah pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pekerjaan swakelola tersebut telah dilaksanakan oleh panitia dan menggunakan metode pengadaan sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.

Pembentukan Panitia Pembentukan panitia dibentuk oleh pejabat pembuat komitmen/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran setelah seluruh persiapan administrasi selesai. Panitia pengadaan memiliki tugas dan peran yang sangat berpengaruh terhadap proses pengadaan barang/jasa pemerintah, mulai dari penyusunan rencana sampai dengan ditandatanganinya kontrak/perjanjian.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 105: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 3

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa.

1. Mintakan SK penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Cek apakah mereka telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan. Jika belum, teliti apakah mereka sudah pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa atau berpengalaman dalam pengadaan barang/jasa.

2. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai pemahaman panitia terhadap barang yang akan diadakan dan kegiatan pengadaan.

3. Dapatkan informasi tentang mekanisme penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Tanyakan alasan/pertimbangan penunjukan seseorang menjadi panitia/PPK.

4. Periksa apakah panitia itu sekurang-kurangnya terdiri dari unsur:a. Ahli pengadaan barang dan atau jasa, b. Ahli hukum kontrak atau yang menguasai administrasi

kontrak.c. Yang memahami substansi pekerjaan/kegiatan yang

diadakan. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, telah mengikutsertakan pejabat dari instansi teknik yang berwenang.

Terdapat perangkapan tugas panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan.

Periksa apakah pegawai yang ditunjuk sebagai panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan merangkap juga tugas sebagai: 1. Pejabat pembuat komitmen, 2. Bendahara, 3. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan

pembayaran (SPP), 4. Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar

(SPM), 5. Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan

barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau

6. Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa.

Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas, tidak independen dan memihak.

1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan dan PPK untuk mengetahui apakah dalam melaksanakan proses pengadaan terdapat intervensi dari pihak-pihak tertentu.

2. Dapatkan BAHP. Lakukan pengujian ke dokumen penawaran yang masuk untuk memastikan bahwa calon pemenang yang diusulkan oleh panitia pengadaan kepada PPK memang layak dan memenuhi semua persyaratan administrasi, teknis, dan harga serta memiliki kemampuan.

3. Periksa apakah pemenang yang ditunjuk oleh PPK sesuai dengan usulan calon pemenang dari panitia pengadaan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya.

4. Dapatkan surat sanggahan dari calon penyedia barang/jasa dan bukti-bukti pendukungnya (jika ada) serta jawaban dari PPK/PA/KPA. Teliti apakah terdapat indikasi panitia pengadaan tidak independen atau memihak. Lakukan konfirmasi langsung kepada pengirim surat sanggahan.

Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)Penyusunan HPS bertujuan untuk memberitahukan total nilai HPS ke peserta lelang, menyusun HPS yang tidak di Mark-up, mendapatkan sumber/referensi harga penyusunan HPS yang valid (tidak fiktif) dan menyusun serta mengesahkan HPS sesuai ketentuan.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAANDirektorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 106: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 4

HPS tidak ada a. Dapatkan HPS dan dokumen pendukung perhitungan HPS. b. Bila tidak ada, tanyakan penyebabnya dan bagaimana Panitia

Pengadaan menilai kewajaran harga penawaran dari calon peserta.

c. Lakukan konfirmasi dengan calon peserta pengadaan, apakah mereka mengetahui nilai HPS.

HPS tidak ditetapkan/disahkan oleh PPK

1. Teliti apakah HPS tersebut telah ditetapkan/disahkan oleh PPK? Bila belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK.

Rincian perhitungan HPS tidak ada, sulit diperoleh atau disembunyikan

1. Teliti kelengkapan dokumen pendukung perhitungan HPS. Bila tidak ada atau tidak lengkap, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.

Sumber/referensi harga dalam perhitungan HPS fiktif.Penggelembungan (mark-up) dalam HPS.Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankanPenentuan estimasi harga tidak sesuai aturan

1. Teliti kewajaran dan kecermatan perhitungan HPS dengan membandingkan ke dokumen pendukung. Uji kebenaran dokumen pendukung dengan melakukan konfirmasi ke sumber dokumen.

2. Dapatkan harga kontrak atau SPK yang lalu, harga satuan dari BPS, harga/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal/lembaga independen dan daftar/tarif harga dari instansi berwenang. Bandingkan dengan nilai dalam HPS.

3. Lakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa perhitungan dalam HPS telah dilakukan secara cermat dan berdasarkan data harga yang berlaku dan up-to-date. Pastikan bahwa dalam perhitungan HPS, unsur biaya tidak terduga dan Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan.

4. Khusus untuk pekerjaan pemborongan, lakukan wawancara dengan panitia pengadaan untuk mengetahui apakah dalam perhitungan HPS menggunakan koefisien yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) atau menggunakan standar lain. Bandingkan perhitungan dalam HPS dengan standar yang digunakan tersebut. Lakukan perhitungan kembali.

Penyusunan Dokumen Lelang Penyusunan Dokumen Lelang bertujuan agar kriteria evaluasi tidak terjadi rekayasa, dokumen lelang tidak diarahkan untuk memenangkan calon tertentu dan mengetahui kelengkapan dokumen lelang.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Dokumen pemilihan tidak disahkan oleh PPK

a. Minta dan teliti dokumen pemilihan yang ada untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang diperiksa.

b. Lakukan konfirmasi kepada PPK apakah telah mengesahkan dokumen tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan bagaimana PPK memastikan bahwa dokumen pemilihan tersebut tidak digunakan oleh panitia pengadaan untuk memenangkan pihak/produk tertentu. Selanjutnya konfirmasi kepada panitia pengadaan barang dan jasa, alasan/penyebab panitia pengadaan tidak meminta pengesahan dokumen pemilihan sebelumnya.

Persyaratan teknis mengada-ada atau berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau penyedia jasa tertentu.

1. Teliti apakah setiap pengadaan barang dan atau jasa, panitia telah menyiapkan dokumen-dokumen untuk keperluan pengadaan barang dan atau jasa tersebut yang menggambarkan secara jelas dan rinci semua persyaratan yang diperlukan, baik administrasi maupun teknis, penggunaan barang dan atau jasa dalam negeri dan referensi harga, unsur-unsur yang dinilai, kriteria, formula evaluasi, jenis kontrak yang dipilih dan formulir-formulir yang harus diisi yang dapat dimengerti dan diikuti oleh penyedia barang dan atau jasa

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 107: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 5

2. Dapatkan daftar barang/jasa yang dibutuhkan atau rencana pengadaan. Pelajari apakah panitia menyusun rencana kerja dan syarat administrasi dan teknis? Tanyakan dasar penyusunan rencana kerja dan syarat tersebut? Bandingkan dengan permintaan dari unit kerja pengguna barang/jasa atau PPK. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya dan pastikan bahwa perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa atau PPK.

3. Uji syarat administratif dan teknis yang dibuat panitia, apakah menjurus pada suatu produk barang tertentu antara lain dengan cara membandingkan spesifikasi teknis dalam dokumen penawaran yang dimasukkan oleh para calon penyedia barang dan jasa (asumsi post audit). Jika terdapat indikasi tersebut, konfirmasikan dengan panitia?

Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas dalam dokumen pemilihanPenambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu.

1. Apakah panitia menyusun dan menetapkan unsur-unsur (kriteria, formula, bobot) yang akan dinilai dalam proses evaluasi teknis? Pastikan bahwa penentuan unsur-unsur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Bila panitia tidak menyusun unsur-unsur tersebut, tanyakan penyebabnya dan kriteria apa yang digunakan oleh panitia pengadaan barang dan jasa dalam proses evaluasi.

2. Minta BAHP kepada panitia. Teliti apakah proses evaluasi telah mengikuti ketentuan evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan. Bila tidak sesuai, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa.

Dokumen lelang tidak lengkap dan atau tidak standar

1. Dapatkan daftar dokumen lelang yang harus diterima panitia dan list dokumen yang diterima panitia dari penyedia barang/jasa. Bandingkan keduanya, jika ada perbedaan teliti penyebabnya?

2. Cek kedua daftar yang sudah diperoleh, uji dengan ketentuan dokumen lelang yang sudah standar sesuai dengan ketentuan.

Pengumuman LelangPengumuman lelang bertujuan membuat pengumuman Lelang yang memenuhi persyaratan dan mengatur jangka waktu antara pengumuman dengan batas waktu pendaftaran dalam jangka waktu yang memadai

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi pengadaanPengumuman lelang yang fiktif

1. Untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperiksa, minta bukti bahwa telah dilakukan pengumuman sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Contoh: untuk pelelangan/seleksi umum dan terbatas yang harus diumumkan ke media massa nasional, minta bukti iklan (berupa kliping surat kabar) dan bukti pembayaran iklan pengumuman tersebut. Teliti kebenaran bukti pembayaran tersebut. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke biro iklan tempat pemasangan iklan seperti tertera dalam bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut benar-benar dilakukan.

2. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benar-benar dilakukan.

3. Jika tidak diumumkan, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa.

Materi pengumuman lelang membingungkan, tidak lengkap, dan terdapat persyaratan yang menghambat.

1. Teliti materi atau isi pengumuman apakah telah memenuhi ketentuan minimal isi pengumuman seperti yang ditetapkan dalam Keppres 80 tahun 2003, yaitu: a. Pekerjaan yang akan diadakan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 108: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 6

b. Perkiraan nilai pekerjaan.c. Sumber dana.d. Rencana waktu pengadaan. e. Metode pemilihan penyedia barang/jasa.Jika kurang, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.

2. Teliti apakah terdapat persyaratan yang menghambat seperti dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli.

Apakah jangka waktu pengumuman sudah cukup?

1. Dapatkan tanggal pengumuman dilakukan dan list jangka waktu yang diberikan. Teliti apakah jangka waktu pengumuman telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika beda waktu antara tanggal pengumuman dengan batas waktu pemasukan dokumen penawaran sangat singkat, teliti penyebabnya dan alasannya?

2. Teliti dokumen penawaran yang masuk apakah jumlah dan kualifikasi calon peserta pengadaan barang dan jasa telah sesuai dan memadai.

Prakualifikasi Perusahaan Prakualifikasi bertujuan menguji validitas, kebenaran dan keandalan dokumen adminstratif dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Dokumen prakualifikasi calon penyedia barang/jasa tidak memenuhi persyaratan namun diluluskan panitia.Evaluasi yang dilakukan oleh panitia tidak sesuai dengan kriteria.Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas

1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan tentang prosedur prakualifikasi yang dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Pastikan bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika tidak sesuai, tanyakan penyebabnya ke panitia pengadaan barang/jasa.

2. Pelajari dokumen prakualifikasi yang disusun oleh panitia pengadaan barang/jasa. Teliti apakah kriteria yang akan digunakan oleh panitia pengadaan dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi telah ditetapkan secara jelas dan lengkap.

3. Minta Berita Acara Evaluasi Prakualifikasi, daftar isian prakualifikasi dan dokumen pendukungnya dari calon penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi. Bandingkan hasil evaluasi dengan dokumen prakualifikasi untuk menemukan ada tidaknya calon penyedia barang/jasa yang sebenarnya tidak patut lulus namun diluluskan oleh panitia.

Dokumen pendukung prakualifikasi bersifat “aspal” dan tidak otentik

1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai proses klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan untuk meyakinkan kebenaran formulir isian. Minta berita acara atau laporan klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan tersebut.

2. Lakukan konfirmasi kepada pihak-pihak ketiga untuk menilai kebenaran/keaslian dokumen pendukung prakualifikasi.

Melakukan prakualifikasi massal untuk mendapatkan daftar penyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu

1. Minta seluruh pengadaan barang dan jasa untuk periode atau tahun anggaran yang diperiksa. Minta seluruh dokumen prakualifikasi dan berita acara evaluasi prakualifikasi untuk seluruh pengadaan barang dan jasa tersebut. Teliti apakah prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa.

2. Lakukan konfirmasi kepada beberapa calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam proses prakualifikasi untuk menyakinkan bahwa prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 109: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 7

Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa bertujuan menjamin kelengkapan dokumen yang diserahkan ke peserta lelang dan mengelola waktu yang cukup untuk pendistribusian dokumen lelang.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Dokumen pemilihan yang disediakan tidak sama/tidak konsisten/cacat.

1. Dapatkan dokumen pemilihan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Minta BAHP dari panitia pengadaan dan inventarisasi calon penyedia barang/jasa yang gugur/tidak lulus. Teliti faktor-faktor yang menyebabkan para calon tersebut tidak lulus atau gugur. Selanjutnya lakukan wawancara dengan para calon tersebut untuk mengetahui apakah dokumen pemilihan yang mereka terima dari Panitia berbeda untuk pengadaan barang dan jasa tersebut.

Lokasi pengambilan dokumen tidak jelas/sulit ditemukan.

1. Teliti apakah dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa, informasi tentang tempat pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan tertera dengan jelas dan mudah dijangkau, disertai dengan nomor telepon.

Waktu pendistribusian dokumen pemilihan relatif singkat

a. Minta jadwal yang dibuat oleh panitia pengadaan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Teliti apakah jadwal tersebut telah mendapatkan persetujuan/penetapan dari PPK. Jika belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK/panitia pengadaan.

b. Pelajari jadwal yang dibuat panitia pengadaan, cermati waktu dan masa pengambilan dokumen. Teliti apakah telah sesuai dengan ketentuan penjadwalan dalam Keppres 80 tahun 2003 dengan mempertimbangkan jenis barang/jasa yang diadakan. Selanjutnya dapatkan informasi jumlah calon penyedia barang/jasa yang mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan dalam jangka waktu yang disediakan panitia pengadaan. Jika hanya sedikit, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan dan calon penyedia barang dan jasa (sampling).

Persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan yang berlebihan

1. Teliti dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa, apakah terdapat persyaratan yang berlebihan dan yang dapat menghambat para calon penyedia barang dan jasa dalam mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan seperti:a. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen

tidak boleh diwakilkan;b. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen

harus dilengkapi atau membawa dokumen asli.

Penjelasan / AnwijzingPenjelasan lelang bertujuan agar seluruh peserta yang mengambil dokumen diundang untuk penjelasan dan memahami isi dokumen lelang.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Acara pemberian penjelasan (pre bid meeting) terbatas pada kelompok tertentu

a. Dapatkan jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK. Teliti apakah acara pemberian penjelasan dijadwalkan dan jadwal tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 (paling cepat 7 hari sejak tanggal pengumuman). Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK dan panitia pengadaan.

Berita Acara Pemberian Penjelasan tidak dibuat

1. Minta Berita Acara Penjelasan (BAP) kepada panitia pengadaan. Jika tidak dibuat, tanyakan penyebab kepada panitia pengadaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 110: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 8

dan mintakan bukti yang dapat menyakinkan bahwa acara pemberian penjelasan memang benar diselenggarakan.

Berita Acara Pemberian Penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh calon penyedia barang dan jasa.

2. Jika dibuat, minta daftar distribusi berita acara tersebut. Teliti apakah seluruh calon penyedia barang/jasa telah menerima BAP. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.

Informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan terbatas.

Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia

1. Teliti informasi apa saja yang disampaikan oleh panitia pengadaan dan jawaban atas pertanyaan dari para peserta. Buat penilaian apakah panitia telah cukup menjelaskan tentang pengadaan yang akan dilakukan, ketentuan dalam dokumen pemilihan, dan persyaratan pemasukan dokumen penawaran. Selain itu, apakah jawaban yang diberikan oleh panitia pengadaan atas pertanyaan peserta telah cukup memadai dan jelas serta tidak menimbulkan salah interpretasi.

2. Teliti juga apakah terdapat putusan yang diambil pada acara pemberian penjelasan yang mengubah dokumen pemilihan. Jika ya, pastikan bahwa perubahan tersebut dituangkan dalam addendum dokumen pemilihan atau berita acara pemberian penjelasan menjadi satu kesatuan/bagian dari dokumen pemilihan.

3. Jika diperlukan, lakukan konfirmasi kepada para calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam pengadaan yang diperiksa terkait dengan kecukupan dan kejelasan informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan.

Penyerahan dan Pembukaan PenawaranPenyerahan dan Pembukaan bertujuan agar dokumen lelang disampaikan pada tempat yang telah ditetapkan dan pada waktu yang ditentukan, dan selain itu agar dokumen penawaran yang dibuka tidak diubah oleh siapapun.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran.

1. Dapatkan daftar tempat penyerahan dokumen untuk seluruh pengadaan yang diperiksa sesuai dengan dokumen pemilihan. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP). Bandingkan jika ada perbedaan tempat penyerahan dokumen penawaran. Jika terjadi relokasi, lakukan wawancara dengan PPK atau panitia pengadaan untuk mengetahui penyebab dan siapa yang menetapkan relokasi tersebut.

Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen pemilihan

1. Minta jadwal pengadaan yang ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Dapatkan BAPP. Bandingkan tanggal menurut jadwal dengan tanggal BAPP. Jika terdapat perbedaan waktu, tanyakan kepada PPK atau panitia pengadaan apakah terdapat addendum terhadap dokumen pemilihan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya.

Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat dan tidak digugurkan

1. Bandingkan daftar penawaran yang masuk dalam BAPP dengan penawaran yang dievaluasi dalam BAHP. Teliti apakah terdapat dokumen penawaran yang tidak masuk dalam BAPP tapi ikut dievaluasi. Jika ya, konfirmasikan hal ini dengan PPK atau panitia pengadaan.

2. Untuk menguji kebenaran dokumen BAPP dan BAHP, lakukan konfirmasi dengan para calon penyedia barang dan jasa yang ada dalam BA tersebut.

Dokumen penawaran tidak lengkap disampaikan dan disusulkan setelah acara

1. Dapatkan BAPP, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan untuk mengidentifikasikan apakah terdapat penyampaian dokumen penawaran yang tidak lengkap. Jika ada, telusuri ke

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 111: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 9

pembukaan dokumen penawaran

BAHP untuk memastikan bahwa para calon penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran yang tidak lengkap digugurkan pada saat evaluasi administrasi. Jika tidak digugurkan, tanyakan penyebabnya.

Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur

1. Teliti dalam dokumen jadwal pengadaan dan BAPP untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembukaan dokumen penawaran tidak dilakukan pada hari libur.

2. Jika perlu, lakukan konfirmasi dengan para penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran.

Evaluasi Penawaran Evaluasi penawaran bertujuan memberikan keyakinan bahwa kriteria evaluasi memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan pengadaan yang ditetapkan.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Kriteria evaluasi cacat dan tidak sesuai dengan kriteria dalam dokumen pemilihan

1. Dapatkan dokumen pemilihan, BAHP, dan dokumen penawaran dari para calon penyedia barang dan jasa. Inventarisasi metode evaluasi yang dilakukan dan teliti apakah telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003.

2. Dari Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), trasir ke dokumen pendukung untuk memastikan bahwa proses evaluasi telah sesuai dengan kriteria evaluasi dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa.

3. Pastikan bahwa calon pemenang telah lulus tahapan kelengkapan administrasi, teknis, dan harga sesuai dengan metode evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.

Apakah terjadi penggantian dokumen?

1. Dapatkan Berita Acara (BA) Pembukaan Penawaran, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan dan bandingkan dengan BAHP serta dokumen pendukung penawaran yang ada (asli bukan copy, yang disimpan oleh PPK) untuk memastikan tidak terjadi penggantian dokumen. Jika terdapat perbedaan/penggantian, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.

Pengumuman Calon Pemenang TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Pengumuman pemenang tidak ada

Tanggal pengumuman sengaja ditunda

Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta atau tidak dilakukan secara terbuka.

1. Minta jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Inventarisasi jadwal pengumuman untuk kegiatan pengadaan yang diperiksa. Minta bukti pengumuman pemenang. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan.

2. Jika ada, teliti apakah tanggal pengumuman sesuai dengan jadwal semula. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan.

3. Untuk menguji kebenaran pengumuman dan meyakinkan kalau pengumuman diterima oleh seluruh peserta pengadaan, lakukan konfirmasi kepada seluruh peserta pengadaan yang memasukkan penawaran sesuai dengan BA Pemasukan Dokumen Penawaran.

Sanggahan Peserta LelangTahapan ini bertujuan setiap sanggahan yang diajukan oleh para peserta pengadaan telah dijawab oleh PPK secara lengkap dan tepat waktu.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAANDirektorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 112: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 10

Sanggahan yang diterima tidak dijawab

1. Minta seluruh sanggahan yang masuk (termasuk sanggahan banding) dan jawaban yang dibuat oleh PPK untuk pengadaan yang diperiksa. Jika perlu, lakukan konfirmasi kepada peserta pengadaan yang menyampaikan sanggahan untuk memastikan bahwa jawaban telah diberikan oleh PPK. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK.

Jawaban atas sanggahan diberikan tidak tepat waktu dan ditunda-tunda

a. Teliti apakah jawaban PPK atas sanggahan diberikan tepat waktu sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003 yaitu lima hari setelah tanggal pengumuman pemenang. Jika terlambat, tanyakan penyebabnya kepada PPK.

Jawaban atas sanggahan tidak memuaskan atau tidak didukung dengan bukti yang meyakinkan

1. Dapatkan surat sanggahan dan bukti pendukungnya. Bandingkan dengan jawaban yang diberikan oleh PPK. Evaluasi apakah jawaban yang diberikan tersebut telah menjawab sanggahan peserta. Selain itu, trasir jawaban tersebut ke bukti pendukungnya. Jika tidak ada bukti pendukung, minta penjelasan kepada PPK apa yang menjadi dasar jawaban yang diberikan.

Penunjukan Pemenang LelangPenunjukan pemenang lelang bertujuan memperoleh penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan dengan tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu dan harga yang paling wajar serta responsif.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Surat penunjukan tidak lengkap 1. Periksa apakah Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) telah dibuat dan ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia, serta memuat :a. Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan atau

harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta lelang.

b. Metode evaluasi yang digunakan.c. Unsur-unsur yang dievaluasi.d. Rumus yang digunakan.e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai

pelaksanaan pelelangan.f. Penetapan urutan calon pemenang kesatu sampai ketiga. Bila

calon pemenang tidak sampai pada urutan ketiga, maka dalam BAHP harus dicantumkan pernyataan bahwa pelelangan batal dan akan diadakan lelang ulang.

2. Dapatkan surat penunjukan pemenang lelang. Teliti isi surat penunjukan pemenang lelang. Jika isi surat tersebut tidak sesuai dengan ketentuan, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan.

Penerbitan surat penunjukan pemenang ditunda-tunda

1. Pastikan bahwa pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan berdasarkan usulan panitia. Periksa pula bahwa pejabat yang berwenang telah mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan menyampaikannya kepada panitia selambat-lambatnya :

a. Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa.b. Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri/Kepala

Lembaga Pemerintahan Non Departemen/Gubernur/Bupati/ Walikota/ Direktur Utama BUMN/BUMD.

Ketentuan a dan b terhitung sejak surat usulan penetapan pemenang lelang tersebut diterima oleh pejabat yang

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 113: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 11

berwenang menetapkan pemenang lelang.

Penandatanganan KontrakPenandatangan kontrak bertujuan agar klausul kontrak yang ditandatangani sesuai dengan klausul kontrak dalam dokumen lelang beserta perubahannya, kontrak ditandatangani setelah semua persyaratan dipenuhi dan tepat waktu dan kontrak yang ditandatangani telah didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Adanya kejanggalan dalam kontrak

1. Dapatkan seluruh kontrak dari pengadaan barang dan jasa yang diperiksa. Pelajari isi kontrak tersebut untuk memastikan bahwa ketentuan minimal yang harus ada sesuai dengan ketentuan pasal 29 Keppres 80 tahun 2003 telah diakomodir. Jika terdapat ketentuan yang tidak diatur dalam kontrak, tanyakan penyebabnya kepada PPK.

2. Bandingkan isi kontrak dengan ketentuan kontrak dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada PPK.

3. Periksa apakah:a. Penyedia barang/jasa dalam kontrak itu telah sesuai dengan

hasil penunjukan pemenang lelang/pemilihan langsung/ penunjukkan langsung.

b. Jenis dan jumlah barang/jasa atau spesifikasi pekerjaan yang dikerjakan dalam kontrak itu sama dengan yang ditentukan dalam dokumen lelang/pemilihan langsung/penunjukan langsung yang bersangkutan.

c. Harga/nilai yang ditetapkan dalam kontrak sama dengan nilai hasil penetapan/penunjukkan penyedia barang/jasa.

Penandatanganan kontrak ditunda-tunda

1. Bandingkan tanggal kontrak dengan tanggal SPPBJ. Teliti apakah terjadi penundaan dalam penandatanganan kontrak. Sesuai Keppres 80 tahun 2003, penandatanganan kontrak sudah harus dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan SPPBJ.

Jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih besar dari Rp50juta tidak diserahkan oleh penyedia barang/jasa; jaminan pelaksanaan diserahkan setelah penandatanganan kontrak; atau jaminan pelaksanaan palsu.

1. Dapatkan jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Bandingkan tanggal jaminan pelaksanaan tersebut dengan tanggal kontrak. Sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003, jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum penandatanganan kontrak.

2. Teliti masa berlaku jaminan pelaksanaan apakah telah sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan dan/atau Keppres 80 tahun 2003 yaitu sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak.

3. Konfirmasi dengan lembaga penjamin yang menerbitkan menerbitkan sertifikat jaminan pelaksanaan.

Penyerahan Barang/Jasa Penyerahan barang/jasa bertujuan untuk memperoleh volume dan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan kontrak serta melakukan pengendalian pekerjaan sesuai dengan mekanisme dan penyerahan pekerjaan berdasarkan jadwal/skedul.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN

Barang yang diserahkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dalam kontrak

1. Lakukan pengecekan fisik untuk mengetahui apakah barang/pekerjaan/jasa yang diserahkan penyedia barang/jasa itu sesuai dengan jenis dan spesifikasi teknis, jumlah dan mutu

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 114: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 12

barang/ pekerjaan/jasa yang ditentukan dalam kontrak dan atau dokumen lelang/ pemilihan langsung. Bila ditemukan kekurangan-kekurangan catat dan hitung nilainya kemudian tanyakan sebab dan penanggulangannya kepada pengguna barang/jasa atau kepada penyedia barang/jasa.

Penyerahan barang/jasa melampaui batas waktu pelaksanaan yang disepakati dalam kontrak

1. Dapatkan berita acara penyerahan barang dan bandingkan tanggal penyerahan dengan ketentuan dalam kontrak. Apabila penyerahan barang/jasa terlambat dilakukan oleh penyedia barang/jasa, apakah kepada penyedia barang/jasa telah dikenakan sanksi keterlambatan sesuai yang diatur dalam kontrak.

2. Dapatkan DO dari perusahaan pengirim barang/penyedia barang untuk mengetahui tanggal pengiriman.

3. Dapatkan buku inventaris/kartu gudang/kartu barang untuk mengetahui barang tersebut diterima di gudang/ di ruangan.

4. Apabila penyerahan barang/jasa terlambat/berlarut-larut, apakah pengguna barang/jasa telah melakukan teguran-teguran kepada penyedia barang/jasa dan apabila teguran-teguran tidak ditanggapi oleh penyedia barang/jasa serta yang bersangkutan tidak mau meneruskan lagi pekerjaannya, apakah pengguna barang/jasa memutuskan kontrak dan memberikan sanksi kepada penyedia barang/jasa sesuai kontrak serta mencairkan jaminan pelaksanaan dan menyetorkannya ke kas negara/daerah/ BUMN/ BUMD.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 115: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 13

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 116: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 117: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia

Reviu Sheet Ketua Tim

No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

……………,…………..,20……

Ketua Tim

…………………………………

NIP……………………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 118: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 2

Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia

Reviu Sheet Pengendali Teknis

No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

……………,…………..,20……Pengendali Teknis

…………………………………NIP……………………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 119: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 3

Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia

Reviu Sheet Penanggung Jawab

No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

……………,…………..,20……Penanggung Jawab

…………………………………NIP……………………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 120: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 121: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV. 2

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

No Kriteria Penilaian Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan

Kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan

serta program pemeriksaan

Sudah Sesuai Belum Sesuai

PERENCANAAN PEMERIKSAAN1 Pemahaman tujuan dan harapan penugasan 2 Pemahaman entitas 3 Penilaian risiko dan SPI 4 Penetapan kriteria pemeriksaan 5 Penyusunan program pemeriksaan dan penyusunan

program kerja perorangan

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN1 Pengumpulan dan analisis bukti 2 Penyusunan Temuan Pemeriksaan 3 Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada entitas

PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN1 Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan 2 Perolehan tanggapan dan tindakan perbaikan yang

direncanakan

3 Penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan

Keterangan:Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan membubuhkan tick mark (√) pada kolom yang tepat.

…………….,………….,20..Penanggung Jawab………di…………………………

…………………………NIP……………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 122: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 123: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV. 3

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :Direviu oleh :Disetujui oleh :

BPK RI

LEMBAR KENDALI PENYELESAIAN LAPORANTanggal pemeriksaan dimulai :

Nama Entitas : Tanggal pemeriksaan selesai : Semester : Tanggal TP ditandatangani :

Tahun Anggaran : Tanggal pembahasan TP selesai :

No Penyelesaian Laporan oleh Proses Penyelesaian KHPRekapitulasi jumlah hari

penyelesaian KHP

1. Tim

2. Pengendali Teknis

3. Penanggung Jawab

Penanggung jawab :Pengendali Teknis :Ketua Tim :

Pengendali Teknis Penanggung Jawab : …………..

…………….., …………………, 20….

Penanggung Jawab ……………

di ……

……………………NIP………………

Keterangan : - Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhirpenyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan.

- Satu kolom berisi satu tanggal.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 124: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 125: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :BPK RI

CHECKLISTPENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN

Penanggung Jawab

Pengendali Teknis

Ketua Tim Pemeriksaan

Entitas yang diperiksa

Tahap penyelesaian

Tanggal mulai reviu

Tanggal akhir reviu

Pembahasan temuan

Nama Pereviu*

* Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim

Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah:• Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim).• Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan.Penanggung JawabPengendali TeknisKetua TimKetua Sub Tim (jika ada)Pereviu*Tanggal

* Jika dilakukan oleh pihak di luar TimPendahuluan:

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.

Untuk itu, dikembangkan suatu Reviu Pengendalian dan Penjaminan Mutu.Pereviu tidak dibatasi pada unsur-unsur yang dimasukkan di dalam checklist ini dan segala hal yang mungkin mempunyai dampak terhadap kualitas pemeriksaan harus dipertimbangkan. Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom ‘Ya’.Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom ‘tidak’, disertai dengan alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 126: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 2

baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality Assurance Reviu).Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom ‘Tidak ada’, disertai dengan penjelasan yang memadai.Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file pemeriksaan tersebut.

Checklist Perencanaan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini:

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Tidak Ada

Ref. KK Keterangan

Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN, panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di BPK;

Apakah ada informasi relevan terkait ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berdampak secara signifikan pada tujuan pemeriksaan;

Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang diperiksa untuk membantu perencanaan pemeriksaan;

Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan telah ditentukan;

Apakah ada sumber informasi seperti media, temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD, permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai latar belakang pemeriksaan;

Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara memadai;

Apakah masalah penting yang diketahui pada saat perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan;

Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai program pemeriksaan;

Apakah program pemeriksaan telah meliputi tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ;

Apakah telah dilakukan kajian terhadap SPI entitas yang diperiksa;

Apakah elemen-elemen kunci sistem pengendalian dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang wajib dipatuhi oleh entitas yang diperiksa telah teridentifikasi;

Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara tepat;

Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 127: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 3

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Tidak Ada

Ref. KK Keterangan

Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan tepat;

Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk pemeriksaan telah ditentukan;

Apakah sumber daya manusia yang diperlukan bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria kompeten , independen, dan memiliki integritas ;

Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang dipergunakan dalam tahap perencanaan pemeriksaan;

Checklist Pelaksanaan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini:

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak

Tidak

Ada

RefKK

Keterangan

Apakah semua tahap pemeriksaan sudah dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan disetujui;

Apakah terdapat penjelasan yang memadai untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak dilaksanakan;

Apakah sumber daya (waktu, kemampuan personil, dan biaya) untuk pemeriksaan sebagian besar sesuai dengan yang telah direncanakan;

Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan yang yang dipergunakan telah tepat untuk mencapai tujuan pemeriksaan

Apakah pengujian-pengujian yang dipergunakan telah tepat untuk menilai keandalan pengendalian intern dan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan;

Apakah prosedur pemeriksaan yang digunakan dapat menjamin keandalan, obyektivitas dan mutu data pendukung yang relevan;

Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk perolehan bukti yang memadai;

Apakah semua pertanyaan yang timbul selama pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya;

Apakah kertas kerja yang memadai telah diperoleh mengenai: penilaian sistem pengendalian intern; pemeriksaan prosedur yang rutin; pengujian pengendalian, evaluasi risiko;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 128: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 4

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak

Tidak

Ada

RefKK

Keterangan

pengujian kepatuhan; pengujian terinci

Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan terinci telah diselesaikan dengan lengkap, disetujui dan didukung bukti yang memadai;

Apakah pemeriksaan telah memuat bukti kompeten tentang ketentuan peraturan perundangan-undangan yang dilanggar, dampak pelanggaran terhadap keuangan negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan, temuan dan simpulan, tindakan perbaikan yang direncanakan dan kesepakatan atas tindakan perbaikan yang disepakati;

Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli lain telah dipantau sepatutnya dan hasil pekerjaannya mendukung simpulan pemeriksaan;

Apakah prosedur lain dan praktik yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan memadai;

Checklist Pelaporan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini:

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Tidak Ada

Ref. KK Keterangan

Apakah pelaporan sesuai dengan SPKN dan PMP;

Apakah bentuk dan isi laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yaitu mengenai judul, tandatangan, tanggal, tujuan, lingkup pekerjaan, alamat yang dituju, dasar hukum, ketepatan waktu penyampaian laporan dan lain sebagainya;

Apakah terminologi dalam laporan dapat dengan mudah dimengerti oleh stakeholder dan istilah-istilah teknis telah semuanya dijelaskan dalam laporan;

Apakah semua temuan pemeriksaan telah dievaluasi dari segi signikansi, kekeliruan, ketidakakuratan dan ketidakberesan lainnya;

Apakah semua kekeliruan, kekurangan/ defisiensi, dan masalah yang tidak biasa telah diidentifikasi sepatutnya, didokumentasi dan telah diselesaikan dengan memuaskan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 129: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 5

Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Tidak Ada

Ref. KK Keterangan

Apakah laporan pemeriksaan final telah memuat semua hal yang mencerminkan tujuan pemeriksaan;

Apakah observasi dan simpulan dalam laporan telah didukung dan didokumentasikan dengan baik untuk meyakinkan kelengkapan, akurasi dan validitas kertas kerja;

Apakah simpulan telah didasarkan pada pertimbangan profesional yang sehat dan didukung oleh bukti pemeriksaan yang kompeten, cukup, relevan dan beralasan (reasonable);

Apakah hanya temuan pemeriksaan yang cukup signifikan yang dimasukkan dalam laporan pemeriksaan;

Apakah laporan telah disampaikan tepat waktu, komprehensif, dilaksanakan oleh pemeriksa kompeten yang independen, didokumentasikan sepatutnya dan dicerminkan memadai dalam simpulan laporan;

Apakah laporan telah memuat atau menyatakan kelemahan-kelemahan pengendalian dan ketidakpatuhan dan disampaikan kepada manajemen entitas yang diperiksa tepat pada waktunya;

Apakah tindakan perbaikan dari manajemen entitas yang diperiksa atas hasil pemeriksaan telah diterima oleh tim pemeriksa tepat pada waktunya;

Apakah tim pemeriksa telah menganalisa secara cermat tindakan perbaikan tersebut;

Apakah semua temuan, simpulan dan tindakan perbaikan yang diberikan tanggapan oleh pimpinan entitas yang diperiksa telah dievaluasi sepatutnya;

Apakah tanggapan pimpinan entitas yang diperiksa dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan;

Apakah jika ada kecurangan signifikan atau penyimpangan lain telah diberitahukan kepada pejabat yang berwenang, baik internal maupun ekternal;

Apakah arsip permanen (permanent file) pada KKP telah dimutakhirkan dan dipisahkan dari kertas kerja berjalan (currrent file) serta disimpan teratur;

Apakah prosedur lain dan best practices telah diterapkan dalam tahap pelaporan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 130: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 6

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 131: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 132: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran V. 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........

Tahun……..

No. Indeks Dibuat oleh :

Direviu oleh :

Disetujui oleh :

BPK RI

PEMANTAUAN TINDAK LANJUTLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAHTAHUN ….(SEBELUMNYA)

No Temuan Pemeriksaan

Kode Temuan

Nilai Temuan

Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas yang diperiksa

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

SelesaiBelum Selesai

Belum ditindaklanjuti

Kesimpulan Saran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kolom 3: diisi dengan kode temuan sesuai dengan kelompok temuan. Kolom 6: diisi dengan jawaban atau penjelasan tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan bukti-bukti pendukung. Kolom 7,8,dan 9: diisi dengan tickmark sesuai dengan hasil penelaahan atas jawaban dan penjelasan tindak lanjut. Kolom 10: diisi dengan kesimpulan perlunya pemantauan tindak lanjut tahap berikutnya. Kolom 11: diisi dengan alasan yang mendukung kesimpulan tersebut.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 133: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 134: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tim Penyusun

TIM PENYUSUN

Daeng M. Nazier

Sintong Nainggolan

Gudono

Astilda Sinabutar

Tiwi Pawitasari

M.Jusuf John

Roes Nelly

Dian Primartanto

Intan Rahayu W

Catharina Sri K

Cahyo Anggoro

Latifah Dewi

Jualia

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 135: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Page 136: 27090148 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah

Direktorat Penelitian dan PengembanganBadan Pemeriksa Keuangan Gd. Arsip Lantai IIJl. Gatot Subroto No. 31Jakarta Pusat 10210

Telp. : 021-5704395 Ext. 327Fax. : 021-5705372e-mail : litbang@b pk.go.id