270110120203 _ adi putra saragih _ tugas 13 _ a
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
1/9
Tugas ke-13
Aspek Ekonomis Gunung Api
Ditujukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Vulkanologi
Oleh :
Adi Putra Saragih
NPM : 270110120203
Fakultas Teknik Geologi
Universitas Padjdjaran
2014
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
2/9
BAB I. PENDAHULUAN
Gunungapi bukanlah menjadi fenomena yang asing bagi kita yang tinggal di negara
Indonesia. Kepulauan Indonesia selain terdiri dari lebih dari 13.000 pulau yang tersebar,
Indonesia juga merupakan negara dari gunung berapi aktif dengan jumlah terbesar dan padat
baik yang aktif, tidak aktif maupun yang sedang tidur.
Karena banyaknya gunungapi di Indonesia khususnya gunungapi yang aktif,
menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana gunung meletus. Setiap tahun
ada saja gunung api di Negara kita yang diberitakan mengalami peningkatan aktifitas. Meski
demikian, masyarakat seolah telah mahfum dan memandang letusan gunung berapi sebagai
salah satu bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka. Satu-satunya cara
bertahan adalah dengan beradaptasi.
Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa gunung berapi yang meletus tentu akan
membawa material yang berbahaya bagi organisme yang dilaluinya. Karena itu kewaspadaan
mutlak diperlukan. Beberapa hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus diantaranya :
1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-
macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S,
No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial
meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.
Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk
di sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan
hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi, keduagunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik
bagi mereka wisatawan pecinta alam.
Gunungapi dan letusan gunungapi memang lebih identik dengan bencana dan dampak
negatif namun lebih lanjut, letusan gunung berapi harus diakui tak hanya membawa dampak
negatif saja bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Terdapat pula dampak positif yang
membuat sebagian orang memilih bertahan di pemukiman sekitar gunung berapi. Apa saja
dampak negatif dan dampak positif letusan gunung berapi tersebut. Dalam makalah ini akan
dibahas dampak positif terutama dari segi aspek ekonomis gunungapi.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
3/9
BAB II. ASPEK EKONOMIS GUNUNG API
Banyaknya gunungapi yang tersebar di Indonesia baik yang aktif, tidak aktif maupun
yang sedang tidur menjadi penyebab kenapa Indonesia ini kalau dilihat dari udara terlihat
hijau ditumbuhi pepohonan, pertanian dan perkebunan. Tanaman dapat tumbuh karena
memang tanahnya subur, selain juga karena faktor iklim.
Hail itulah tadi menjadi salah satu aspek ekonomis produk gunung api yaitu fertile
soil (tanah subur) yang pada daerah sekitar gunung api dihasilkan oleh abu vulkanik dan
mudah terubah oleh proses pelapukan yang menghasilkan tanah (soil) yang kaya unsur-unsur
untuk dapat menyuburkan tanah. Selain abu vulkanik, terdapat material piroklastik lain
maupun batuan beku (bomb vulkanik dan andesit). Apabila berkumpul pada suatu daerah
tertentu maka dapat digunakan atau istilah kasarnya ditambang untuk kemudian dapat dijual
dan menjadi sebuah hal yang ekonomis.
Material yang keluar memang menjadi aspek yang paling ekonomis saat material
tersebut dierupsikan, akan tetapi terdapat aspek ekonomis lainnya yaitu fumarol atau
solfatara. Fumarol adalah gas yang dikeluarkan dari suatu gas vulkanik didalamnya dimana
dapat keluar karena adanya suatu lubang atau celah. Fumarol tersebut dapat berkembang
menjadi lebih tinggi intensitasnya atau malah mengalami penurunan tergantung dari sumber
panas yang terdapat di dalamnya. Sedangkan solfatara adalah fumarol yang mengeluarkan
gas-gas oksida belerang selain karbon dioksida dan uap air. Jadi, solfatara lebih disebabkanadanya sulfur itu sendiri. Adanya fumarol tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu
sistem geothermalkarena fumarol sendiri dapat terjadi adanya sumber panas dan timbul dari
sistem hidrotermal. Sistem geothermal dapat bernilai sangat tinggi bagi pemenuhan energidi
dunia karena lebih ramah lingkungan, akan tetapi dalam eksplorasi, pembuatan atau
eksploitasi geothermal lebih mahal dan lebih sulit pengerjaannya.. terlebih di Indonesia
karena gunung api di Indonesia yang terletak di daerah hutan lindung dan konservasi
sehingga berbenturan dengan ijin perhutani dan kementrian lingkungan hidup.
Aspek ekonomis gunung api yang terakhir adalah adanya permineralisasi yang terjadi
sehingga membentuk mineral-mineral logam maupun non logam yang sudah dimanfaatkanoleh manusia saat ini. Untuk lebih jelasnya, saya belum bisa menjelaskan karena memang
ilmu yang belum memadai.
Dari seluruh aspek ekonomis tersebut, salah satunya dapat terjadi apabila suatu
gunung api tersebut mengalami erupsi sehingga sebelum terjadi aspek ekonomis terjadi aspek
bencana terlebih dahulu.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
4/9
Potensi panas bumi
Panas bumi merupakan energi terbarukan yang sangat potensial di Indonesia karena
begitu banyak nya gunungapi yang berjejer disepanjang Negara ini. Posisi Kepulauan
Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia.
Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Subduksi antar lempeng
benua dan samudra menghasilkan suatu proses peleburan magma dalam bentuk partial
melting batuan mantel dan magma mengalami diferensiasi pada saat perjalanan ke
permukaan proses tersebut membentuk kantong kantong magma (silisic / basaltic) yang
berperan dalam pembentukan jalur gunungapi yang dikenal sebagai lingkaran api (ring of
fire). Munculnya rentetan gunung api Pasifik di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas
tektoniknya dijadikan sebagai model konseptual pembentukan sistem panas bumi Indonesia.
Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : vulkanik, vulkano
tektonik dan Non-vulkanik.Sistem panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi
api Kuarter yang umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari
Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi Utara.Pembentukan
sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis)
hingga asam dan umumnya memiliki karakteristik reservoir ? 1,5 km dengan temperature
reservoir tinggi (~250 - ? 370C). Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur
batuan yang relatif muda dengan kondisi temperatur yang tinggi dan kandungan gas
magmatik besar. Ruang antar batuan (permeabilitas) relatif kecil karena faktor aktivitas
tektonik yang belum terlalu dominan dalam membentuk celah-celah / rekahan yang intensif
sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua
dan telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas
batuan melalui rekahan dan celah yang intensif. Pada kondisi tersebut biasanya terbentuk
temperatur menengah - tinggi dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit. Sistem
vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa sistem, misal : sistem tubuh gunung
api strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek gunung api jika
terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah terbentuk kaldera dan sebagainya.
Sistem panas bumi vulkano tektonik, sistem yang berasosisasi antara graben
dan kerucut vulkanik, umumnya ditemukan di daerah Sumatera pada jalur sistem sesar
sumatera (Sesar Semangko). Sistem panas bumi Non vulkanik adalah sistem panas bumi
yang tidak berkaitan langsung dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar jalur vulkanik
Kuarter. Lingkungan non-vulkanik di Indonesia bagian barat pada umumnya tersebar di
bagian timur sundaland (paparan sunda) karena pada daerah tersebut didominasi oleh batuan
yang merupakan penyusun kerak benua Asia seperti batuan metamorf dan sedimen. Di
Indonesia bagian timur lingkungan non-vulkanik berada di daerah lengan dan kaki Sulawesi
serta daerah Kepulauan Maluku hingga Irian didominasi oleh batuan granitik, metamorf dan
sedimen laut.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
5/9
Pengelolaan Material Erupsi Volkan
Secara lokal tutupan abu volkan pada tanah dengan ketebalan kurang dari 20 cm dapat
dicampur tanah asli pada saat pengolahan tanah. Pencampuran endapan abu dengan tanah
akan memberikan pengayaan pada tanah tertimbun melaui peningkatan pH tanah dan
pelarutan hara dari mineral abu letusan ke dalam tanah. Pengolahan lahan dengan mencampur
tanah asli dengan bahan debu erupsi adalah resep mujarab untuk meremajakan (rejuvenation)
tanah atau dengan kata lain pemulihan status kesuburan tanah.
Saat ini pemanfaatan abu letusan masih bersifat local, hanya pada daerah yang
menerima tutupan abu secara alami. Pengangkutan abu letusan untuk dijadikan bahan
amelioran dan sumber multi-hara ke lokasi dengan kondisi tanah miskin sudah waktunya
dipertimbangkan. Tanah miskin adalah tanah yang termasuk Podsolik dan Oxisol yang
mencakup masing-masing 46% dan 16% dari semua jenis tanah di Indonesia. Tanah menjadi
miskin karena sudah tua atau berkembang lanjut ibaratnya sudah sakit-sakitan karenakemakan usia. Tanah miskin hara karena kandungan haranya terkuras habis diserap tanaman
akibat penggunaan secara intensif dan sebagian hilang melalui pencucian (leaching). Di pihak
lain mineral mudah lapuk dalam tanah yang menjadi sumber cadangan berbagai unsur hara
juga habis. Kondisi inilah yang kita kenal sebagai tanah miskin, tandus dan tidak subur
sehingga tidak produktif. Pemberian abu letusan pada tanah tersebut merupakan pemulihan
yang berdampak jangka panjang karena bahan abu letusan bertindak sebagai bahan induk
baru pada tanah ibaratnya bapak angkat yang akan menolong si miskin agar mampu
memulihkan status tidak berada di bawah garis kemiskinan. Pembuatan DAM dan kolam
untuk menampung aliran lahar dingin merupakan pilihan yang perlu diprioritaskan.
Jika ditelaah lebih lanjut, dampak positif letusan gunung berapi dapat diuraikan
dalam poin-poin di bawah ini:
1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab
tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman
yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang
mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2.
Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus,
apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meltus.
Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
4.
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
6/9
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik
bagi kesehatan kulit.
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral
yang sangat melimpah.
7.
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi
sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
7/9
BAB III. KESIMPULAN
Karena banyaknya gunungapi di Indonesia khususnya gunungapi yang aktif,
menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana gunung meletus. Setiap
tahun ada saja gunung api di Negara kita yang diberitakan mengalami peningkatan
aktifitas. Banyaknya gunungapi yang tersebar di Indonesia baik yang aktif, tidak aktif maupun
yang sedang tidur menjadi penyebab kenapa Indonesia ini kalau dilihat dari udara terlihat
hijau ditumbuhi pepohonan, pertanian dan perkebunan. Tanaman dapat tumbuh karena
memang tanahnya subur, selain juga karena faktor iklim. Fertile soil (tanah subur)
menjadi salah satu aspek ekonomis produk gunung api yang pada daerah sekitar gunung
api dihasilkan oleh abu vulkanik dan mudah terubah oleh proses pelapukan yang
menghasilkan tanah (soil) yang kaya unsur-unsur untuk dapat menyuburkan tanah..
Material yang keluar memang menjadi aspek yang paling ekonomis saat material
tersebut dierupsikan, akan tetapi terdapat aspek ekonomis lainnya yaitu fumarol atau
solfatara.
Fumarol adalah gas yang dikeluarkan dari suatu gas vulkanik didalamnya dimana
dapat keluar karena adanya suatu lubang atau celah. Fumarol tersebut dapat berkembang
menjadi lebih tinggi intensitasnya atau malah mengalami penurunan tergantung darisumber panas yang terdapat di dalamnya.
Sedangkan solfatara adalah fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang
selain karbon dioksida dan uap air. Jadi, solfatara lebih disebabkan adanya sulfur itu
sendiri.
Adanya fumarol tersebut dapat mengindikasikan adanya suatu sistem geothermal
karena fumarol sendiri dapat terjadi adanya sumber panas dan timbul dari sistem
hidrotermal. Sistem geothermal dapat bernilai sangat tinggi bagi pemenuhan energidi
dunia karena lebih ramah lingkungan, akan tetapi dalam eksplorasi, pembuatan atau
eksploitasi geothermal lebih mahal dan lebih sulit pengerjaannya.. terlebih di Indonesiakarena gunung api di Indonesia yang terletak di daerah hutan lindung dan konservasi
sehingga berbenturan dengan ijin perhutani dan kementrian lingkungan hidup.
Aspek ekonomis gunung api yang terakhir adalah adanya permineralisasi yang terjadi
sehingga membentuk mineral-mineral logam maupun non logam yang sudah dimanfaatkan
oleh manusia saat ini.
Jika ditelaah lebih lanjut, dampak positif letusan gunung berapi dapat diuraikan
dalam poin-poin di bawah ini:
-
Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi
pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
8/9
menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk
sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
- Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa
pasir tentu memiliki nilai ekonomis.- Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meltus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
-
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
-
Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
- Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan
mineral yang sangat melimpah.
- Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
- Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
-
7/21/2019 270110120203 _ Adi Putra Saragih _ Tugas 13 _ A
9/9
DAFTAR PUSTAKA
http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-
dari-gunung-api/
http://lib.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=596 http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-
berapi-bagi.html
http://mountmerapi.net/2010/11/18/apa-bahaya-gunung-berapi/
http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/http://lib.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=596http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/dampak-letusan-gunung-berapi-bagi.htmlhttp://lib.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=596http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/http://poncoaw.wordpress.com/2013/03/15/aspek-ekonomis-yang-didapat-dari-gunung-api/