259-_265_oa8.liabilitas_n_risiko-hendayun
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
![Page 1: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/1.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
LIABILITAS DAN KAJIAN RESIKO – PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Mokhamad Hendayun
ABSTRAK Aspek liabilitas merupakan hal yang sering terlupakan dalam suatu regulasi, peraturan-peraturan. Kajian resiko probabilistik sebagai pendukung pengambilan keputusan dapat merupakan solusi perangkat bagi penentuan liabilitas. Implementasi kajian risiko probabilistik bukanlah tanpa persoalan, dalam uraian ini dinyatakan beberapa permasalahan yang ada dan beberapa pemikiran dalam implementasinya dalam penentuan tingkat liabilitas. Kata kunci: liabilitas, kajian resiko probabilistik, pusat listrik tenaga nuklir.
3
![Page 2: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/2.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
1. PENDAHULUAN
Implementasi teknologi modern dengan sifat ambivalennya, terutama teknologi nuklir dan
kimia, menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia, dan lingkungannya. Karena itu,
badan–badan regulator, dan lembaga penyusun peraturan, perlu mengembangkan aturan
atau regulasi yang menitikberatkan pada penjaminan keselamatan dan keamanan. Selain
itu regulasi juga diperlukan untuk menetapkan kompensasi yang harus ditanggung oleh
penyelenggara instalasi bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan, terutama bila terjadi
kondisi tidak aman dan kerusakan lingkungan.
Kajian resiko probabilitas hingga saat ini telah diakui sebagai suatu kajian yang sangat
komprehensif dengan metode dan teknologi yang teruji, karena itu dapat menjadi
perangkat utama dalam mendukung regulasi untuk liablitas.
2. LIABILITAS, KESELAMATAN DAN RESIKO
Regulasi atau peraturan diterbitkan untuk menjamin bahwa dengan beroperasinya suatu
instalasi, terjamin keamanannya dan resiko bagi manusia dan lingkungan serendah
mungkin. Walaupun ada jaminan keamanan, tetap tidak ada suatu sistem dengan
keamanan absolut dan resiko nol. Di lain pihak introduksi teknologi melalui beroperasi
suatu instalasi, misalnya instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, tidak juga dapat
dihindari, karena tuntutan akan kebutuhan hidup, kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Bila resiko tidak dapat dihindari, maka diperlukan suatu jaminan bahwa ada kompensasi
bagi mereka yang dirugikan, dan lingkungan yang rusak. Harus ada liabilitas dari pemilik
instalasi bahwa hal ini juga dijamin.
Masalah liabilitas di beberapa negara seperti Inggris, Perancis dan Jerman /1, 3/
diintegrasikan dalam regulasi yang mencakup dua aspek, yaitu aspek hukum perdata yang
mengatur kompensasi bagi yang dirugikan dan aspek hukum pidana karena kecerobohan
hingga terjadi kecelakaan. Permasalahan utama dalam penentuan tingkat liabilitas adalah
perbedaan persepsi mengenai kondisi yang merugikan dan tingkat kerugian untuk tiap
daerah. Penentuan kompensasi bagi kerusakan lingkungan juga bukan tanpa masalah,
perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang rumit terlebih dahulu, karena menyangkut
kerugian jangka pendek dan panjang. Proses yang dilakukan dikenal dengan istilah valuing
the environment /9/.
3. KAJIAN RESIKO
3.1 Resiko dan Bahaya
Dalam berbagai peraturan di berbagai negara /1,2,4,5/, terminologi resiko tidak banyak
ditemui dan kurang populer, sebagai penggantinya lebih sering digunakan istilah bahaya.
Penggunaan terminologi bahaya lebih disukai dalam bidang sosial, karena mengandung
aspek hukum yang kuat, sehingga dalam implementasinya lebih efektif. Sedangkan istilah
resiko lebih banyak digunakan dalam sains dan rekayasa.
4
![Page 3: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/3.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
Secara teknis, pengertian kedua istilah tersebut mempunyai variabel yang sama, yaitu
aspek peluang dan konsekuensi atau akibat negatif dari suatu kondisi atau kejadian.
3.2 Kajian Resiko Probabilistik
Kajian resiko probabilistik merupakan suatu studi komprehensif mengenai suatu sistem
berdasarkan teori dan konsep probabilistik untuk menentukan tingkat resiko suatu kejadian
yang tidak diinginkan secara kuantitatif. Kajian ini digunakan dalam mengevaluasi tingkat
keamanan suatu sistem baik dalam tahap desain maupun operasi. Terutama di Eropa,
kajian resiko probabilistik merupakan salah satu syarat dalam memperoleh izin operasi
bagi berbagai instalasi nuklir terutama pusat – pusat listrik tenaga nuklir /5, 6/.
3.3 Aspek Ekonomi dan Sosial Kajian Resiko
Salah satu tujuan dilakukannya kajian resiko adalah mereduksi atau menurunkan tingkat
resiko suatu sistem atau instalasi. Keberhasilan penurunan tingkat resiko kemudian diuji
dengan menggunakan cost – benefit analysis, dan perhitungan investasi untuk pengajuan
pengadaan suatu sistem biasanya biaya kajian risiko diintegrasikan dalam cost – benefit
analysis tersebut.
Walaupun pelaksanaan kajian resiko probabilistik sulit dan memakan waktu lama, serta
sangat mahal, tetapi ia merupakan suatu bentuk propaganda yang sangat efektif dalam
membuat sistem pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi suatu alternatif utama bagi sistem
energi nasional suatu negara. Hal disebabkan karena akseptansi atau penerimaan
masyarakat terhadap energi nuklir lebih ditentukan oleh kondisi politik dan sosial daripada
aspek teknisnya.
Transisi dari aspek ekonomi menuju aspek sosial dapat dilihat dengan mengutip
pernyataan Hovden (1980) dalam suatu publikasi penelitian resiko / 6/, yaitu
“We can reduce the risk in any given sector provided we are prepared to pay the cost”
Kata-kata yang ditebalkan di atas jelas menunjukkan aspek ekonomi. Kemudian
pernyataan di atas diberikanan penekanan yang berbeda, yaitu pada “we”:
“We can reduce the risk in any given sector provided we are prepared to pay the cost”
Kata “we” di atas jelas menunjukkan suatu metafora untuk masyarakat atau society.
Perubahan penekanan tersebut menyatakan tingkat penerimaan masyarakat bahwa
penurunan risiko adalah sesuatu yang diharapkan dan penting. Penerimaan suatu kondisi
dalam masyarakat seperti itu bukanlah merupakan hal yang instan, tapi biasanya melalui
suatu proses sosial yang panjang. Tingkat persepsi masyarakat terhadap resiko ini yang
kemudian juga akan sangat menentukan dalam liabilitas suatu produk atau sistem.
3.4 Permasalahan Kajian Resiko Probabilistik
Ada beberapa permasalahan utama dalam implementasi kajian risiko probabilistik, yaitu
sebagai berikut.
5
![Page 4: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/4.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
1. Masalah pertama adalah adanya unsur subyektivitas dalam pemanfaatan kajian resiko
/2, 6/. Proses pengambilan keputusan atau penentuan suatu kebijakan biasanya
melibatkan berbagai kelompok atau individu dengan sudut pandang yang berbeda.
Setiap pihak mempunyai fokus yang berbeda dalam memandang parameter resiko,
apakah itu resiko pada jiwa manusia, lingkungan, ataupun finansial.
2. Kajian resiko mengandung dimensi ketidakpastian yang cukup menentukan.
Ketidakpastian timbul dalam pemodelan sistem yang digunakan dalam perhitungan
resiko, salah satunya karena acapkali kajian suatu instalasi dilakukan hanya
berdasarkan desain atau gambar teknisnya bukan pada instalasinya, sehingga kondisi
aktual instalasi tidak diperhitungkan. Selain itu ketidakpastian terjadi karena
keterbatasan basis data yang diperlukan untuk kajian, dan data tersebut biasanya
spesifik untuk setiap sistem /4, 6, 9/.
4. DISKUSI DAN REKOMENDASI
Permasalahan liabilitas dan implementasi kajian resiko sebagai pendukungnya merupakan
hal yang perlu segera diupayakan penyelesaiannya, mengingat rencana introduksi Pusat
Listrik Tenaga Nuklir yang akan dilakukan dalam jangka waktu tidak lama lagi. Selain itu
solusi ini juga dapat digunakan pada instalasi – instalasi lain dengan resiko tinggi. Sebagai
rekomendasi untuk permasalahan yang talah dinyatakan sebelumnya, maka dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1. Evaluasi aspek teknis untuk dari suatu sistem rekayasa yang kompleks dan beresiko
tinggi, seyogyanya dilakukan oleh suatu lembaga independen yang kompeten atau
kelompok ahli.
2. Kajian resiko dilakukan dengan metode dan teknologi state of the art disertai tingkat
ketidakpastiannya untuk meningkatkan penerimaan masyarakat pada kajian tersebut.
3. Pemerintah selayaknya melakukan pembakuan nilai – nilai kompensasi bagi setiap
keadaan tidak aman bagi manusia dan kerugian lingkungan.
4. Perlu ditentukan regulasi bahwa kajian resiko terintegrasi adalah perlu bagi instalasi
beresiko tinggi sebagai dasar perijinan dan penentuan liabilitas. Integrasi diperlukan
untuk menghilangkan subyektivitas suatu kajian resiko.
5. KESIMPULAN
Peraturan mengenai liabilitas merupakan perangkat yang sangat aspek penting
mengantisipasi resiko terhitung (calculated risk) dari suatu instalasi, agar konsekuensi yang
ditimbulkan bila ada kejadian yang tidak diinginkan seminimal mungkin. Setiap penentuan
tingkat liabilitas suatu sistem harus berdasarkan pada suatu kajian resiko, dan sampai saat
ini kajian resiko probabilitas adalah satu-satunya perangkat yang dapat diandalkan untuk
itu.
6
![Page 5: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/5.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansell, J. & Wharton, F., Risk – Analysis, Assessment and Management, John Wiley
& Sons, 1992.
2. Bergler, R., Irrationalität und Risiko, Kölner Universitätsverlag, 2000.
3. Blockley, D. (Ed.), Engineering Safety, McGraw–Hill, 1992.
4. Brammer, M., Dow Chemical: Risks For Investors, Innovest Strategic Value Advisors
Report, April 2004.
5. Hendayun, M., “Uncertainty and Sensitivity Analysis Techniques in Quantitative Risk
Assessment”, Proceeding of International Seminar On Sustainable Resource
Development and Management, LIPI, Bandung, 2002.
6. Kunreuther, H. & Ley, E.V. (Ed.), The Risk Analysis Controversy – An Institutional
Perspective, Springer – Verlag, 1982.
7. Lange, S., Ermittlung und Bewertung industrieller Risiken, Springer–Verlag, 1984.
8. Libmann, J., Elements of Nuclear Safety, Institut De Protection Et De Surete
Nucleaire, 1996.
9. Pethig, R. (Ed.), Valuing the Environment: Methodological and Measurement
Issues, Kluwer Academic Publishers, 1994.
10. Wyne, B., Risk Management and Hazardous Waste – Implementation and the
Dialectics of Credibility, Springer – Verlag, 1987.
7
![Page 6: 259-_265_OA8.Liabilitas_N_Risiko-HENDAYUN](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/563db7e4550346aa9a8eef6a/html5/thumbnails/6.jpg)
Seminar Keselamatan Nuklir 2 -3 Agustus 2006 ISSN: 1412 - 3258
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
Penanya: Amil Mardha ( BAPETEN )
Pertanyaan:
a.UU No. 10 tentang Ketenaganukliran diamanatkan Pengusaha Instalasi Nuklir harus
menerapkan pertanggungjawaban kerugian nuklir. Kaitan dengan kajian saudara
bagaimana penerapan/ metode apa yang bisa dilakukan menjadi bentuk aturan di
Indonesia?
Jawaban:
a.Kajian Resiko probabilistik adalah perangkat untuk menentukan tingkat resiko secara
kuantitatif. Nilai yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk menentukan dari
kelayakan desain hingga untuk menentukan strategi asuransi sebagai manifestasi
liabilitas operator instalasi atau pertanggung jawaban kerugian nuklir. Prosedur
pelaksanaan kajian banyak ditentukan oleh state the art dari metode – metode yang
digunakan dan fenomena trans – science dalam setiap tahapannya. Keluasan lingkup
implementasi kajian resiko kuantitatif membuatnya layak dijadikan salah satu syarat
perijinan yang tertuang dalam peraturan. Konsekuensinya dari aturan bahwa kajian
resiko adalah syarat harus didukung oleh adanya lembaga independen sebagai
pelaksana dan atau evaluator kajian untuk menjamin kredibilitasnya. Kerugian nuklir
untuk kejadian katastropik perlu dibuat aturan dan sistem pendanaan tersendiri yang
dikelola oleh pemerintah.
Penanya: Budi Rohman ( BAPETEN )
Pertanyaan:
a.Bagaimana mengkaitkan antara pengkajian PHA/PSA instalasi nuklir ( PLTN )
dengan liabilitas (pertanggungjawaban) kerugian nuklir kepada masyarakat dalam hal
terjadinya kecelakaan.
Jawaban:
Konsekuensi kegiatan ( hasil PSA ) di konversikan ke instalasinya, frekuensi atau nilai
fisika menentukan bibit, kemudian dihitung nilai kompensasinya
8