2574-8523-1-pb

17
PENGARUH ABU KAYU DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP HASIL TANAMAN MENTIMUN DI TANAH GAMBUT Tri Indra Wijaya (1) , Agustina Listiawati (2) , Rini Susana (2) (1) Mahasiswa Fakultas Pertanian (2) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Tanah gambut dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian banyak dijumpai kendala dan hambatan, salah satunya seperti pH dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Abu kayu dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pH dan memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pupuk phonska mengandung unsur N, P, K dan S yang bermanfaat untuk hasil tanaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh interaksi abu kayu dan pupuk phonska serta dosis yang terbaik terhadap hasil mentimun di tanah gambut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor abu kayu (a) dan faktor pupuk phonska (p). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan, faktor pertama adalah abu kayu terdiri dari 3 taraf yaitu a 1 = 6,82 ton/ha abu kayu, a 2 = 11,12 ton/ha abu kayu, a 3 = 15,35 ton/ha abu kayu, Faktor kedua pupuk phonska terdiri dari 3 taraf yaitu p 1 = 300 kg phonska/ha, p 2 = 400 kg phonska/ha, p 3 = 500 kg phonska/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman, lingkaran buah per tanaman, hasil per petak dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu kayu 6,82 ton/ha, 11,12 ton/ha, 15,35 ton/ha, pupuk phonska 300 kg/ha, 500kg/ha dan interaksi memberikan pengaruh 1

Upload: reyduan-roy

Post on 16-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

2574-8523-1-PB

TRANSCRIPT

Page 1: 2574-8523-1-PB

PENGARUH ABU KAYU DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP HASIL TANAMAN MENTIMUN DI TANAH GAMBUT

Tri Indra Wijaya(1), Agustina Listiawati(2), Rini Susana(2)

(1)Mahasiswa Fakultas Pertanian (2) Staf Pengajar Fakultas PertanianUniversitas Tanjungpura

Pontianak

ABSTRAK Tanah gambut dalam pemanfaatannya sebagai lahan pertanian banyak dijumpai kendala dan hambatan, salah satunya seperti pH dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Abu kayu dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan pH dan memperbaiki kesuburan tanah, sedangkan pupuk phonska mengandung unsur N, P, K dan S yang bermanfaat untuk hasil tanaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh interaksi abu kayu dan pupuk phonska serta dosis yang terbaik terhadap hasil mentimun di tanah gambut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor abu kayu (a) dan faktor pupuk phonska (p). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan, faktor pertama adalah abu kayu terdiri dari 3 taraf yaitu a1 = 6,82 ton/ha abu kayu, a2 = 11,12 ton/ha abu kayu, a3 = 15,35 ton/ha abu kayu, Faktor kedua pupuk phonska terdiri dari 3 taraf yaitu p1 = 300 kg phonska/ha, p2 = 400 kg phonska/ha, p3 = 500 kg phonska/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman, lingkaran buah per tanaman, hasil per petak dan pengamatan lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu kayu 6,82 ton/ha, 11,12 ton/ha, 15,35 ton/ha, pupuk phonska 300 kg/ha, 500kg/ha dan interaksi memberikan pengaruh yang sama pada tanaman mentimun yang ditunjukkan dengan berpengaruh tidak nyata pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata, lingkaran buah dan hasil per petak. Pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel jumlah buah, berat buah, berat rata-rata buah per tanaman, pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 500 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel lingkaran buah per tanaman, sedangkan abu kayu dengan dosis 15,35 ton/ha dan 400 kg/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel hasil per petak.

Kata kunci : Abu Kayu, Mentimun, Pupuk Phonska, Tanah Gambut.

1

Page 2: 2574-8523-1-PB

THE EFFECT OF WOOD ASH AND PHONSKA FERTILIZER ON YIELD OF CUCUMBER IN PEAT SOIL

Tri Indra Wijaya(1), Agustina Listiawati(2), Rini Susana(2)

(1) Students of Agricultural Faculty (2) Lecturers of Agricultural FacultyTanjungpura University

Pontianak

ABSTRACT

In the utilizing of peat land as an agricultural land there are so many are encountered, such as pH and low of nutrient availability. Wood ash can be used as an alternative to increase the pH and improve the soil fertility, meanwhile phonska fertilizer containing element of N,P,K and S are beneficial for crop yields.

This research aimed to determine the interaction of wood ash and phonska fertilizer to yield of cucumber in peat soil. The method used is factorial completely randomized design (CRD) consisting of 2 factors, of wood ash (a) and phonska fertilizer (p). each treatment consisted of 3 replicates, wood ash factor consists of 3 levels ie, a1 = 6,82 tons / ha wood ash, a2 = 11,12 tons / ha wood ash, a3 = 15,35 tons / ha wood ash, phonska fertilizer factor consists of 3 levels ie p1 = 300 kg / ha, p2 = 400 kg / ha, p3 = 500 kg / ha. Variables observed in this study were the number of fruits per plant, fruit weight per plant, average weight of fruit per plant, circle of fruit per plant, yield per plot.

The results showed that application of wood ash of 6,82 tons / ha, 11,12 tons / ha, 15,35 tons / ha, phonska fertilizer 300 kg / ha and 500 kg / ha and interaction having the same effect on cucumber, were shown not significanly different to number of fruits per plant, fruit weight per plant, average weight of fruit per plant, circle of fruit per plant, yield per plot. Dose of wood ash with 11,12 tons / ha and Phonska fertilizer 400 kg / ha gave the highest rates on variable number of fruits per plant, fruit weight per plant, average weight of fruit per plant, wood ash providing a dose of 11,12 tons / ha and phonska fertilizer 500 kg / ha gave the highest rates in the variable diameter of fruits per plant, while wood ash at a dose of 15,35 tons / ha and phonska fertilizer 400 kg / ha gave the highest average yield per plot.

Keywords: Wood Ash, Cucumber, Phonska Fertilizer, Peat Soil.

2

Page 3: 2574-8523-1-PB

PENDAHULUAN

Tanah gambut secara umum memiliki pH yang rendah, memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan basa rendah, memiliki kandungan unsur K, Ca, Mg, P yang rendah dan juga memiliki kandungan unsur mikro seperti Cu, Zn, Mn serta B yang rendah pula. Tanah gambut supaya dapat dikembangkan untuk tanaman mentimun dan menjadi lahan produktif harus disertai dengan pengolahan tanah yang tepat sehingga lebih sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu cara pengolahan tanah adalah dengan pemberian kapur serta pemupukan bahan organik atau anorganik ke dalam tanah. Pemberian kapur dimaksudkan untuk menaikkan pH tanah gambut untuk mendapatkan kisaran pH tanah yang sesuai dengan kebutuhan mentimun. Terbatasnya ketersedian dan tingginya harga kapur sehingga perlu dicari alternatif bahan selain kapur sebagai bahan pengapuran, salah satunya dengan abu kayu.

Pemberian abu kayu dapat memperbaiki sifat kimia (meningkatkan kejenuhan basa, KTK, nisbah C/N dan meningkatkan unsur hara) serta sifat biologi (untuk merangsang aktivitas mikroorganisme sehingga akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik) tanah gambut. Sifat serta fungsi abu kayu, sangat cocok diberikan pada tanah yang masam dimana selain dapat mensuplai unsur hara seperti Ca dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman, abu kayu juga bersifat alkalis sehingga dapat meningkatkan pH atau menurunkan kemasaman pada tanah gambut.

Pupuk merupakan bahan yang diperlukan tanah dan tanaman dalam rangka peningkatan kesuburan dan pertumbuhan bagi tanaman budidaya. Secara umum pupuk memiliki kandungan unsur hara dalam persentase berbeda tergantung dari jenis dan merek pupuk tersebut. Berbedanya persentase kandungan unsur yang terdapat di dalam suatu jenis pupuk ini akan menyebabkan dosis dalam rekomendasi pemupukan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kurang tersedianya unsur hara makro dan mikro di tanah gambut membuat peranan pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman sangat dibutuhkan, karena itu pemberian pupuk phonska diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil mentimun di tanah gambut.

Berdasarkan hasil analisis abu kayu (Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Untan, 2012) terdapat kandungan Fosfor 0,49%, Kalium 1,45%, Kalsium 0,09%, Magnesium 0,02% dan daya netralisasi 53,93%. Sedangkan pupuk phonska mengandung unsur hara N : P : K dan S, masing-masing mempunyai perbandingan 15:15:15:10.

Hasil penelitian Ardi (2000) bahwa pengapuran tanah menggunakan (CaC03) dengan dosis 4,1 ton/ha dapat menaikkan pH tanah gambut dari 3,1 menjadi 5,4. Selanjutnya hasil penelitian Bunyamin (1995) memperlihatkan bahwa pemberian abu kayu dengan dosis 20 ton/ha memberikan hasil tertinggi pada tanaman kacang tanah. Hasil penelitian Ariyadi (2012), menunjukan bahwa pemberian pupuk phonska dengan dosis 400 kg phonska / ha menunjukan hasil tertinggi pada variabel berat tongkol, berat biji/tongkol, panjang tongkol dan diameter batang tanaman jagung pada tanah gambut.

3

Page 4: 2574-8523-1-PB

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi abu kayu dan pupuk phonska serta dosis yang terbaik terhadap hasil mentimun di tanah gambut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di lahan gambut Jalan Ahmad Yani 1 Gang Sepakat 2, yang berlangsung dari tanggal 11 September – 3 November 2012. Penelitian ini menggunakan mentimun hibrida varietas baby 007 F1, media tumbuh yang digunakan adalah tanah gambut dengan tingkat kematangan hemik, jenis abu yang digunakan adalah abu kayu dengan daya netralisasi 53,93 %, pupuk yang digunakan adalah Pupuk Phonska dengan kandungan N-P-K dan S berbanding 15:15:15:10, Lanjaran yang dipakai menggunakan kayu cerucuk dengan diameter 2 cm dan panjang 2,5 m. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, parang, ember, meteran, higrometer, paku, palu, gergaji, sprayer, timbangan, gembor, alat tulis-menulis dan alat dokumentasi.

Rancangan Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dalam bentuk faktorial dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu : faktor abu kayu (a) dan faktor pupuk phonska (p) dengan 3 kali ulangan, faktor pertama adalah abu kayu terdiri dari 3 taraf yaitu a1 = 6,82 ton / ha abu kayu setara dengan 2,56 kg/petak, a2 = 11,12 ton/ha abu kayu setara dengan 4,17 kg/petak, a3 = 15,35 ton/ha abu kayu setara dengan 5,76 kg/petak. Faktor kedua pupuk phonska terdiri dari 3 taraf yaitu p1 = 300 kg phonska/ha setara dengan 112,5 g/petak, p2 = 400 kg phonska/ha setara dengan 150 g/petak, p3 = 500 kg phonska/ha setara dengan 187,5 g/petak, setiap perlakuan terdiri dari 3 tanaman sampel, terdapat 27 petak tanaman dan setiap petak terdapat 15 tanaman sehingga jumlah semua tanaman yang digunakan 405 tanaman.

Tanah dibersihkan dari rumput dan serasah, kemudian dibuat bedengan dulu, tanah dicangkul sedalam 20 cm dan dihaluskan, dibersihkan dari gulma dan dibuat bedengan dengan ukuran 2,5 m x 1,5 m dengan jarak antar petak perlakuan 30 cm. Jarak tanam 50 cm x 50 cm, sehingga jumlah tanaman dalam 1 petak terdapat 15 tanaman. Media persemaian berupa polybag kecil diisi dengan tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Pemberian abu kayu dilakukan 2 minggu sebelum tanam, dengan cara mencampur tanah gambut dengan abu kayu, selama masa inkubasi tanah diupayakan lembab, melalui penyiraman (apabila tidak turun hujan). Apabila pada saat inkubasi dan terjadi hujan maka agar abu tidak tercuci, bedengan ditutupi dengan plastik. Pemupukan tanaman mentimun dilakukan 3 kali dalam satu musim tanam dengan perbandingan 2:3:3 yaitu pada saat tanam sebanyak p1 = 1,9 g/lubang tanam, p2 = 2,8/lubang tanam, p3 = 2,8/lubang tanam, 20 HST p1 = 2,5 g/lubang tanam, p2 = 3,75 g/lubang tanam, p3 = 3,75 g/lubang tanam, 35 HST p1 = 3,1 g/lubang tanam, p2 = 4,7 g/lubang tanam, p3 = 4,7 g/lubang tanam.Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan di sekeliling tanaman sesuai dengan luas tajuk tanaman. Penanaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan cara membuat lubang tanam. Setiap lubang tanam berisi satu tanaman. Penanaman

4

Page 5: 2574-8523-1-PB

dilakukan dengan cara bersamaan dengan kedalaman lubang tanam 5 cm dari permukaan tanah. Pemasangan lanjaran dilakukan kurang lebih 5 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan pada saat buah mentimun mencapai pertumbuhan maksimal, kriteria buah yang dapat di panen antara lain buah berwarna hijau tua, bulu-bulu halus pada buah sudah tidak ada, buah halus dan mengkilat, daun menguning hingga kecoklat-coklatan. Pemanenan dilakukan sebanyak lima kali dalam satu musim tanam, kemudian dilakukan pengamatan dan perhitungan variabel penelitian yaitu jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman, lingkaran buah per tanaman dan hasil per petak. Variabel pendukung meliputi pengamatan suhu (0C), kelembaban udara (%), pH tanah.

Analisis statistik dilakukan pada variabel pengamatan penelitian yang sudah ditentukan dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA), jika hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% (Gasperz, 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis keragaman, pemberian abu kayu memberikan pengaruh tidak nyata pada semua variabel pengamatan sedangkan pemberian pupuk phonska memberikan pengaruh nyata pada variabel hasil per petak dan berpengaruh tidak nyata pada variabel jumlah buah pertanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah per tanaman dan lingkaran buah per tanaman, interaksi dari kedua perlakuan tersebut juga berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pengamatan.

Grafik rerata jumlah buah, berat buah, berat rata-rata dan lingkaran buah, dapat dilihat pada gambar 1,3,5 dan 7, sedangkan hubungan antara abu kayu dan pupuk phonska dengan jumlah buah, berat buah, berat rata-rata buah, diameter buah dan hasil per petak dapat dilihat pada gambar 2,4,6,8 dan 9.

300 400 5000.1

1

10

4.44 4.11 4.335.226.33

55.44 5.89 6.11

A1 (abu kayu) = 6.82 ton / haA2 (abu kayu) = 11.12 ton / haA3 (abu kayu) = 15.35 ton / ha

Pupuk Phonska (kg/ha)

Jum

lah

Buah

Per

tana

man

(bua

h)

Gambar 1. Rerata jumlah buah pertanaman mentimun pada berbagai interaksi abu kayu dan pupuk phonska

5

Page 6: 2574-8523-1-PB

Tanaman mentimun yang diberi perlakuan 400 kg phonska/ha dan 11,12 ton abu kayu/ha (gambar 1) menghasilkan jumlah buah pertanaman mentimun tertinggi yaitu 6,33 buah dan tanaman mentimun yang mendapat perlakuan pemberian 400 kg phonska/ha dan 6,82 ton abu kayu/ha menghasilkan jumlah buah pertanaman terendah yaitu 4,11 buah. Hubungan antara abu kayu dan pupuk phonska dengan jumlah buah mentimun (gambar 2) dapat dijelaskan dengan persamaan regresi yaitu y = 0,233x + 3,810, sedangkan koefisien determinasi yaitu R2 = 0,629 artinya 62,90% jumlah buah per petak ditentukan oleh abu kayu dan phonska, sedangkan 37,10% ditentukan oleh faktor di luar perlakuan.

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

Total

Rerata

01234567

f(x) = 0.233388888888887 x + 3.81040740740743R² = 0.629182487771706

RerataLinear (Rerata)

Perlakuan

Jum

lah

Buah

Per

tana

man

(bua

h)

Gambar 2. Hubungan interaksi abu kayu dan pupuk phonska dengan jumlah buah mentimun per tanaman.

300 400 50010

100

1000

364.32 412.61 353.87421.79664.36

330.26480.48551.62 498.96

A1 (abu kayu) = 6.82 ton / haA2 (abu kayu) = 11.12 ton / haA3 (abu kayu) = 15.35 ton / ha

Pupuk Phonska (Kg/ha)

Bera

t Bua

h Pe

rtan

aman

(g)

Gambar 3. Berat buah pertanaman mentimun pada berbagai interaksi abu kayu dan pupuk phonska

Tanaman mentimun yang diberi perlakuan 400 kg phonska/ha dan 11,12 ton abu kayu/ha (gambar 3) menghasilkan berat buah pertanaman mentimun tertinggi yaitu 664.36 g buah dan tanaman mentimun yang mendapat perlakuan pemberian 500

6

Page 7: 2574-8523-1-PB

kg phonska/ha dan 6,82 ton abu kayu/ha menghasilkan berat buah pertanaman terendah yaitu 330,26 g buah. Hubungan antara abu kayu dan pupuk phonska dengan berat buah per tanaman (gambar 4) dapat dijelaskan dengan persamaan regresi yaitu y = 18,62x + 341,4, sedangkan koefesien determinasi yaitu R2 = 0,224 artinya 22,40% berat buah per tanaman ditentukan oleh abu kayu dan pupuk phonska, sedangkan 77,60% ditentukan oleh faktor di luar perlakuan.

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

Total

Rerata

0100200300400500600700

f(x) = 18.6213518518515 x + 341.418061728397R² = 0.224610017691375

rerataLinear (rerata)

Perlakuan

Bera

t Bua

h Pe

r tan

aman

(g)

Gambar 4. Hubungan interaksi abu kayu dan pupuk phonska dengan berat buah per tanaman

300 400 50010

100

1000

80.31 84.9964.83

83.51 101.4 81.0293.19 91.56 81.46A1 (abu kayu) = 6.82 ton / haA2 (abu kayu) = 11.12 ton / haA3 (abu kayu) = 15.35 ton / ha

Pupuk Phonska (kg/ha)

Bera

t Rat

a-ra

ta B

uah

Pert

anam

an (g

)

Gambar 5. Berat rata-rata buah per tanaman mentimun pada berbagai interaksi abu kayu dan pupuk phonska

Tanaman mentimun yang diberi perlakuan 400 kg phonska/ha dan 11,12 ton abu kayu/ha (gambar 5) menghasilkan berat rata-rata buah pertanaman mentimun tertinggi yaitu 101.4 g dan tanaman mentimun yang mendapat perlakuan pemberian 500 kg phonska/ha dan 6,82 ton abu kayu/ha menghasilkan berat rata-rata buah pertanaman terendah yaitu 64,83 g. Hubungan antara abu kayu dan pupuk phonska dengan berat rata-rata buah mentimun per tanaman (gambar 6) dapat dijelaskan

7

Page 8: 2574-8523-1-PB

dengan persamaan regresi yaitu y = 1,308x + 76,84, sedangkan koefisien determinasi yaitu R2 = 0,122 artinya 12,20 % berat rata-rata buah per tanaman ditentukan oleh abu kayu dan pupuk phonska, sedangkan 87,80% ditentukan oleh faktor diluar perlakuan.

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

Total

Rerata

020406080

100120

f(x) = 1.30877777777767 x + 76.8443703703708R² = 0.122728078882687

RerataLinear (Rerata)

Perlakuan

Bera

t Rat

a-ra

ta B

uah

Per

tana

man

(g)

Gambar 6. Hubungan interaksi abu kayu dan pupuk phonska dengan berat rata-rata buah per tanaman

300 400 5001

10

100

12.56 11.68 10.7112.99 12.74 13.66

12.6 12.96 12.58

A1 (abu kayu) = 6.82 ton / ha

A2 (abu kayu) = 11.12 ton / ha

A3 (abu kayu) = 15.35 ton / ha

Pupuk Phonska (kg/ha)

Lingk

aran

Bua

h (c

m)

Gambar 7. Rerata lingkaran buah pertanaman mentimun pada berbagai interaksi abu kayu dan pupuk phonska

Tanaman mentimun yang diberi perlakuan 500 kg phonska/ha dan 11,12 ton abu kayu/ha (gambar 7) menghasilkan lingkaran buah tanaman mentimun tertinggi yaitu 13,66 cm dan tanaman mentimun yang diberi 500 kg phonska/ha dan 6,82 ton abu kayu/ha menghasilkan lingkaran buah terendah yaitu 10,71 cm. Hubungan antara abu kayu dan pupuk phonska dengan lingkaran buah per tanaman (gambar 8) dapat dijelaskan dengan persamaan regresi yaitu y = 0,139x + 11,66, sedangkan koefisien determinasi yaitu R2 = 0,204 artinya 20,40% diameter buah per tanaman ditentukan oleh abu kayu dan pupuk phonska, sedangkan 79,60% ditentukan oleh faktor diluar perlakuan.

8

Page 9: 2574-8523-1-PB

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

Total

Rerata

02468

10121416

f(x) = 0.139666666666665 x + 11.6597777777778R² = 0.204208767263483

RerataLinear (Rerata)

Perlakuan

Lingk

aran

Bua

h Pe

r tan

aman

(cm

)

Gambar 8. Hubungan interaksi abu kayu dan pupuk phonska dengan lingkaran buah per tanaman

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

totalrer

ata0

400

800

1200

1600

2000

f(x) = 41.7951111111127 x + 1032.06488888888R² = 0.172193928401089

RerataLinear (Rerata)

Perlakuan

Bera

t Bua

h Pe

r pet

ak (k

g)

Gambar 9. Hubungan interaksi abu kayu dan pupuk phonska dengan hasil per petak

Hubungan abu kayu dan pupuk phonska dengan hasil per petak (gambar 9) dapat dijelaskan dengan persamaan regresi yaitu y = 41.79x + 1032, sedangkan koefisien determinasi yaitu R2 = 0,172, artinya berat buah per petak ditentukan oleh abu kayu dan pupuk phonska, sedangkan 82,80% ditentukan oleh faktor diluar perlakuan. Pemberian phonska berpengaruh nyata terhadap berat per petak, perbedaan antara perlakuan dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa hasil per petak tanaman mentimun dengan pemberian 400 kg/ha dan 500 kg/ha berbeda tidak nyata, sedangkan perlakuan 400 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan 300 kg/petak.

9

Page 10: 2574-8523-1-PB

Tabel 1. Uji BNJ Berat Tanaman Mentimun Per PetakPhonska (kg/ha) Berat/petak (kg)

300 1060,68 a400 1597,71 b500 1190,12 ab

BNJ 5% 527,1Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada

taraf uji 5%.perlakuan phonska dengan pemberian 400 kg/ha lebih banyak menghasilkan

buah yaitu dengan berat 1597,71 kg dibandingkan dengan perlakuan phonka 500kg/ha yang menghasilkan berat 1190,12 kg, ini artinya untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik yaitu perlakuan dengan dosis yang lebih rendah tetapi mempunyai pengaruh yang sama dengan perlakuan dosis yang lebih tinggi diatasnya, jadi dapat disimpulkan bahwa perlakuan phonska dengan pemberian 400kg/ha adalah perlakuan yang terbaik dibandingkan pemberian phonska 500kg/ha.

Hampir semua variabel pengamatan pada penelitian ini pemberian abu kayu, pupuk phonska dan interaksinya berpengaruh tidak nyata terhadap hasil tanaman mentimun di tanah gambut, pemberian abu kayu disini berfungsi sebagai bahan pengapuran dimana pemberian abu kayu tersebut masih di bawah pH optimal yang pada saat setelah inkubasi 4,12 – 4,70 dan pada akhir penelitian 4,59 – 5,12 sedangkan pH yang diinginkan untuk pertumbuhan mentimun yaitu 5,5 – 6,5, hal inilah yang diduga perbandingan hasil panen pada saat penelitian lebih rendah dibandingkan dengan hasil panen dideskripsi, dideskripsi hasil panen tanaman mentimun berkisar antara 0,8–1 kg/tanaman atau 30-40 ton/ha (sarana agri, 2013), sedangkan hasil penelitian di lapangan yaitu 2,18 ton/ha.

Jumlah rata-rata koefisien determinasi pada semua variabel terhadap interaksi antara abu kayu dan pupuk phonska yaitu 20-60% artinya 80% dipengaruhi oleh faktor di luar perlakuan, salah satunya hal ini dikarenakan oleh faktor lingkungan yaitu suhu, suhu pada saat penelitian berkisar antara 27,30C–29,10C sedangkan tanaman mentimun membutuhkan suhu antara 21,10C–26,70C. Menurut Tjitrosomo (1987), suhu yang tinggi akan mengakibatkan transpirasi tanaman menjadi tinggi. Transpirasi tinggi mengakibatkan kandungan air di dalam daun akan menurun sehingga tekanan turgor pada daun menurun dan stomata akan menutup. Menutupnya stomata akan menghambat serapan CO2 yang dibutuhkan untuk sintesis karbohidrat. Meningkat dan menurunnya tekanan turgor dipengaruhi oleh kandungan air dalam daun tersebut, jika kandungan air dalam daun menurun, tekanan turgor pun menurun dan akhirnya stomata menutup, ini akan mengakibatkan aktivitas proses fotosintesis akan menurun.

10

Page 11: 2574-8523-1-PB

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh abu kayu dan pupuk phonska terhadap hasil tanaman mentimun ditanah gambut dapat disimpulkan bahwa :

.1. Tidak terjadi interaksi antara abu kayu dan pupuk phonska pada semua

variabel pengamatan.2. Pemberian abu kayu dengan dosis 11,12 ton/ha dan pupuk phonska 400 kg

phonska/ha memberikan rerata tertinggi pada variabel jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, berat rata-rata buah pertanaman dan lingkaran buah pertanaman, sedangkan abu kayu dengan dosis 15,35 ton/ha dan 400 kg phonska/ha memberikan retara tertinggi pada variabel hasil per petak.

3. Pemberian pupuk phonska dengan dosis 400 kg phonska/ha dapat meningkatkan hasil mentimun dan merupakan dosis terbaik.

B. Saran Tanaman mentimun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik membutuhkan

unsur hara yang cukup, salah satu penyebab tersedianya unsur hara sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pemberian abu kayu dalam penelitian ini dapat menaikkan pH tanah, tetapi pemberian abu kayu belum mencapai pH tanah yang diinginkan untuk syarat tumbuh tanaman mentimun dengan baik, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap abu kayu untuk mendapatkan pH tanah yang sesuai untuk syarat tumbuh tanaman mentimun dan tanaman lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi. 2000. Pengaruh Konsentrasi dan Cara Pemberian Dharmasri 5 Ec Dan Abu Kayu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Buncis Pada Tanah Aluvial. Tidak dipublikasikan. Pontianak.

Ariyadi. 2012. Pengaruh berbagai dosis pupuk phonska terhadap pertumbuhan dan hasil jagung pada tanah gambut. Tidak dipublikasikan. Pontianak.

Bunyamin. 1995. Pengaruh pemberian abu kayu dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah di tanah gambut. Tidak dipublikasikan. Pontianak.

http://www.saranaagri.wordpress.com. 2013. Budidaya sayuran.Diakses 8 April

Gaspersz, V. 1994, Metode Perancangan Percobaan, Armico, Bandung.

Tjitrosoepomo, S. S. 1983. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.

11