document2

22
REFERAT UVEITIS

Upload: novita-wulandari

Post on 26-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Document2

REFERAT

UVEITIS

Page 2: Document2

PENDAHULUAN

Uveitis merupakan peradang pada uvea. Uvea terdiri atas tiga bagian yaitu iris, badan siliar (pars plana), serta koroid. Penyakit uveitis adalah salah satu penyakit mata yang tidak bisa dipandang sebelah mata karena memiliki komplikasi yang berbahaya dan biasanya penyakit ini berhubungan dengan penyakit sistemik. Penyakit uveitis dibagi menjadi empat macam, yaitu uveitis anterior, uveitis intermediet, uveitis posterior, dan panuveitis.

Page 3: Document2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Uvea• Uvea adalah lapisan berpigmen yang merupakan

lapisan kedua dari tiga lapisan pembungkus mata• Uvea terdiri atas tiga bagian yaitu iris, badan siliar

(pars plana), serta koroid.• Secara klinik dibagi atas uvea anterior yang terdiri

atas iris dan badan siliar, serta uvea posterior yang terdiri dari koroid

Page 4: Document2

• Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata.

• Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliar. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Fungsi prosesus siliar adalah produksi cairan humor aquos.

• Koroid merupakan bagian mata yang kaya akan pembuluh darah dan berfungsi terutama member nutrisi pada retina bagian luar

Page 5: Document2

B. Uveitis Epidemiologi

Pada populasi orang tua di Amerika Serikat menunjukkan rata-rata insidensi terjadinya uveitis adalah 340,9 / 100.000 orang pertahun. Yang paling sering terjadi adalah uveitis anterior. Kemudian yang paling sering kedua adalah uveitis posterior dan yang terakhir adalah panuveitis

Page 6: Document2

PatogenesisPathogenesis dari penyakit uveitis sampai saat ini belum jelas.Dalam bidang opthalmologi, gen HLA-B27 sangat erat hubungannya dengan penyakit di uvea. HLA-B27 adalah genotip yang terletak pada lengan pendek di kromosom 6. Pada pasien uveitis, 19% - 88% memiliki genotip gen ini. Sumber lain menyatakan bahwa sebanyak 60% - 80% pasien iritis akut memiliki gen ini.

Page 7: Document2

Penyebab uveitis yang pertama adalah idiopatik. Sedangkan gen ini diyakini sebagai penyebab setelah idiopatik. Tanda inflamasi pasien dengan gen ini lebih berat dibandingkan dengan uveitis yang disebabkan oleh sebab idiopatik.

Page 8: Document2

Etiologi– Autoimun: ankilosing spondilitis, Sindrom Bechet, psoriasis, Sindrom Reiter, artritis reumatoid, dan kolitis ulseratif.– Bakteri: Tuberkulosis, Sifilis– Virus : Herpes simpleks, Herpes Zooster, CMV, sindrom Behcet.– Jamur : Candidiasis– Parasit : Toxoplasmosis, Toksokora– Neoplastik : Limfoma– Lain-lain : AIDS

Page 9: Document2

Gejala dan Tanda Gejala dari penyakit uveitis yang paling sering

adalah pandangan kabur, sakit, mata merah, fotofobia, dan floaters.

Tanda pada uveitis anterior yaitu keratik presipitat, flare, fibrin, hipopion, pupil miosis, nodul pada iris, dan sinekia anterior maupun posterior. Tanda-tanda pada uveitis posterior yaitu infiltrate retina atau koroid, hipertrofi atau atrofi dari epitel pigmen retina, dan atropi atau pembengkakan retina, koroid, papil, papil nervus opticus.

Page 10: Document2

Klasifikasi– Uveitis anterior yaitu, iritis, siklitis atau keduanya

(iridosiklitis). Gejalanya adalah sakit, merah, fotofobia, penglihatan berkurang. Tanda-tandanya adalah injeksi siliar, keratik presipitat, dan sinekia posterior.

– Uveitis intermediate (siklitis kronis) dengan gejala tidak sakit, floaters, penglihatan berkurang.

– Uveitis posterior yaitu, koroiditis, korioretinitis, retinitis. Gejalanya adalah floaters dan penglihatan berkurang. Floaters terjadi apabila inflamasi di daerah retina sudah menyebar ke vitreus.

– Panuveitis, uvetis dapat menyebar ke seluruh bola mata, gejalanya dapat tidak terlihat sampai sangat berat.

Page 11: Document2

Uveitis Anterior

Uveitis anterior merupakan radang iris dan badan siliar. Pada radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aquous Barrier sehinga terjadi peningkatan protein, fibrin, dan sl-sel radang dalam humour aquos yang tampak pada penyinaran miring menggunakan setelop atau akan lebih jelas lagi dengan menggunakan slit lamp, berkas sinar yang disebut fler.

Page 12: Document2

Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan non granulomatosa. Pada tipe granulomatosa, disertai keratik presipitat besar. Sedangkan pada non-granulomatosa, disertai keratik presipitat kecil.

a. Acute anterior non-granulomatosa iritis dan iridosiklitisb. Iritisc. Iridosiklitisd. Behcet’ syndrome

Page 13: Document2

Intermediet Uveitis Disebabkan oleh berbagai macam kondisi, seperti sarkoidosis, vitritis kronik, dan flebitis retina yang berhubungan dengan multiple sklerosis, lyme disease, atau toxocariasis peripheral. Meskipun demikian, masih belum diketahui penyebab pasti dari intermediet uveitis. Berdasarkan penelitian, 5% pasien yang didiagnosis pars planitis ternyata menderita multiple sklerosis.

Page 14: Document2

Uveitis Posterior Disebabkan oleh infeksi virus ( Cytomegalovirus ), fungi ( Candida albican ), parasit ( Toxoplasmosis), penyakit autoimun, dan trauma. Gejala subjektifnya berupa penglihatan kabur dan melihat lalat terbang atau floaters. Gejala objektifnya yaitu lesi pada fundus biasanya dimulai dari retinitis atau koroiditis tanpa komplikasi.

Page 15: Document2

Panuveitis Penyakit uveitis dapat berkembang menjadi panuveitis ( uveitis difus ). Walaupun panuveitis awalnya berasal dari iritis atau koroiditis, namun sindrom ini tidak hanya mengenai uvea tetapi mengenai struktur-struktur penting lainnya seperti kornea, trabekulum, sklera, atau nervus opticus. Biasanya bersifat bilateral. Meskipun bilateral, namun dapat juga mengenai satu mata terlebih dahulu.

Page 16: Document2

Diagnosis Anamnesis meliputi: umur pasien ( pars planitis sering terjadi pada anak-anak ), onset terjadinya penyakit, gejala yang di keluhkan ( nyeri, fotophobia, dan pandangan kabur), bilateral atau unilateral, dan ditanyakan pula apakah ada riwayat penyakit dahulu berupa penyakit uveitis. Selain itu ditanyakan juga apakah ada penyakit sistemik.

Page 17: Document2

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan visus, slit lamp. Pada uveitis dapat terjadi penurunan visus karena edema kornea ( uveitis anterior ) ataupun macular edema ( uveitis posterior ). Pemeriksaan slit lamp berfungsi untuk memeriksa konjungtiva untuk menghilangkan kecurigaan pada penyakit konjungtivitis, reaksi dan ukuran pupil, kornea untuk mengidentifikasikan adanya keratik presipitat ( pada fase akut keratik presipitat berwarna putih sedangkan pada fase kronik berwarna kekuningan), COA untuk mengidentifikasi fler, iris untuk mengidentifikasi adanya nodul, lensa untuk menentukan adanya deposit fibrin dan pigmen di anterior lensa yang mengidentifikasikan adanya sinekia

Page 18: Document2

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan : 1. Tonometri 2. Gonioskopi 3. Funduskopi, semua pasien dengan uveitis anterior

harus dilakukan oftalmoskopi.

Page 19: Document2

Pengobatan – Sikloplegik – Kortikosteroid – Imunosupresan agent– Cyclosporine – Pembedahan

Page 20: Document2

KESIMPULAN

Uveitis merupakan radang uvea yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada penyakit uveitis, gejala-gejala yang sering dikeluhkan yaitu penurunan tajam penglihatan, sakit, mata merah, dan floaters. Uveitis anterior merupakan salah satu radang di dalam bola yang paling sering di jumpai dengan insidensi per tahun bervariasi antara 8.212 setiap 100.000 penduduk. Insidensi dan prevalensi di California Utara paling rendah terdapat pada anak-anak, sedangkan yang paling tinggi pada kelompok usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi terjadinya uveitis lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Gejala dari penyakit uveitis yang paling sering adalah pandangan kabur, sakit, mata merah, fotofobia, dan floaters.

Page 21: Document2

Klasifikasi uveitis ada empat. Pertama uveitis anterior yaitu, iritis, siklitis atau keduanya (iridosiklitis). Gejalanya adalah sakit, merah, fotofobia, penglihatan berkurang. Tanda-tandanya adalah injeksi siliar, keratik presipitat, dan sinekia posterior. Kedua uveitis intermediate (siklitis kronis) dengan gejala tidak sakit, floaters, penglihatan berkurang. Ketiga uveitis posterior yaitu, koroiditis, korioretinitis, retinitis. Gejalanya adalah floaters dan penglihatan berkurang. Floaters terjadi apabila inflamasi di daerah retina sudah menyebar ke vitreus. Dan keempat panuveitis, uvetis dapat menyebar ke seluruh bola mata, gejalanya dapat tidak terlihat sampai sangat berat.

Page 22: Document2

Diagnosis uveitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan visus dan slit lamp. Selain itu pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk membantu mendiagnosis penyakit uveitis. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan meliputi tonometri, funduskopi, dan gonioskopi. Secara umum pengobatan uveitis adalah kortikosteroid topikal atau sistemik. Dan dapat juga menggunakan sikloplegik topikal. Pengobatan imunosupresan dapat digunakan pada pasien dengan uveitis berat. Pemilihan terapi tergantung pada resiko komplikasi yang terjadi pada uveitis dimana yang paling sering adalah katarak, sistoid macular edema, hipotoni, dan glaucoma.