2388002-perencanaan di indonesia

53
1 Pengaruh terhadap dunia Perencanaan Bergesernya Tradisi Perencanaan dari “Ilmu-ilmu Teknik” ke “Ilmiah” Ilmu-ilmu sosial mendapat tempat dlm kehidupan perencanaan, dg menggeser dominasi ilmu-ilmu teknik Ciri-ciri Perencanaan dg pengaruh Rasionalisme: a.Planning merupakan suatu pola umum dr kegiatan berpikir dan bertindak b.Planning merupakan suatu aktivitas publik tempat masy memutuskan & mengontrol pembangunannya sendiri dg cara rasional c.Esensi Planning adalah rasionalis atau penerapan akal sehat utk kepentingan manusia RASIONALIS ME

Upload: tofan-dwi-rahardjo

Post on 07-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan di Indonesia

TRANSCRIPT

1Pengaruh terhadap dunia PerencanaanBergesernya Tradisi Perencanaan dari Ilmu-ilmu Teknik ke IlmiahIlmu-ilmu sosial mendapat tempat dlm kehidupan perencanaan, dg menggeser dominasi ilmu-ilmu teknik Ciri-ciri Perencanaan dg pengaruh Rasionalisme:Planning merupakan suatu pola umum dr kegiatan berpikir dan bertindakPlanning merupakan suatu aktivitas publik tempat masy memutuskan & mengontrol pembangunannya sendiri dg cara rasionalEsensi Planning adalah rasionalis atau penerapan akal sehat utk kepentingan manusiaRASIONALISME2Planning hrs mencerminkan & mengarah pada cara kerja ilmiahMemiliki citra pasti & holistik (menyeluruh) atas kemungkinan-kemungkinan yg ada.Program-program dpt dievaluasi & membe-rikan peluang bagi adanya tindakan-tindakan pemecahan masalah (problem solving)Pemerintah sbg organisasi dg pengambilan keputusan di tingkat pusatMensyaratkan lembaga perencanaan yg serba tahu dan serba bisa (think thank)Mensyaratkan SDM berkualitas tinggi, berpandangan luas yg mampu mengatasi masalah-masalah detailBerorientasi Jangka panjang

RASIONALISME3RASIONALISMEBagaimana di Indonesia?Munculnya model perencanaan seperti: REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)P5D (Pedoman Perencanaan Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah)RIK (Rencana Induk Kota)RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota)RUTRD (Rencana Umum Tata Ruang Daerah)RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)Lembaga Perencanaan Pembangunan Kota bergeser dari PU ke BAPPEDA 4PRAGMATISMEPertimbanganMuncul krn adanya penolakan atau ketidakpercayaan thd teori-teori yg sebelumnya pernah adaPerubahan bukan dituntun oleh pikiran-pikiran dari luar, tetapi oleh pengalaman empiris langsungMuatan PRAGMATISMEKebenaran dicari melalui pengalaman praktisBerpedoman pada hal yang sensual, yg dpt dirasakan langsung melalui pengalaman langsungMuara akhirnya adalah MANFAATSesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan praktis, tidak memiliki kekuatan kebenaran5Tokohnya:William James (1842-1910)John Dewey (1859-1952)

William James

John DeweyPRAGMATISME6PRAGMATISMEPengaruh thd bidang perencanaan adalah munculnya PRAGMATIC PLANNING, sebagai kritik terhadap procedural planning theory.Pragmatic Pl. menekankan pada market decision-makingPembangunan kota diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar, tanpa intervensi lebih jauh dari pemerintah.Sering disebut sebagai paradigma Anti Teori atau Anti PlanningYg penting melakukan aksi & tindakan nyata (getting things done)Orientasi utama pd manfaat, faedah, guna atau fungsi7PRAGMATISMEModel perencanaan lbh berdasarkan pd keadaan pasar atau lapangan drpd teori-teori planningMerupakan produk dr sistem ekonomi laissez faire (kompetesi pasar bebas)Bagaimana di Indonesia?Mulai Tahun 1980-1990Peran pemerintah dlm pembangunan kota mulai surut, akibat jatuhnya harga minyakPeran swasta mulai menonjolPembangunan kota menekankan pada INCREMENTALISME dan MARKET DECISION MAKINGKota tumbuh bergerak ke arah vertikal

8PRAGMATISMEMunculnya supermarket, supermall, & mega mall, yang sering mengorbankan bangunan bersejarah, public space, pemerintahanMis:Malang: Penjara Wanita menjadi Alun-alun MallSemarang:Kantor Kabupaten Alun-alun jadi pusat pertokoanBandungAlun-alun tumbuh menjadi pusat perdagangan9FENOMENOLOGIAliran filsafat yg memberi perhatian kpd hal yg nampak, yg terlihat, atau sesuatu yang nampak pada dirinya sendiriTokohnya: Edmund Husserl (1959-1938)Max Scheller (1874-1928)Maurice Merleau Ponty (1908-1961)Martin Heidegger (1889-1976)

Husserl

M.M. Ponty

Heidegger10FENOMENOLOGIInti AjarannyaMenekankan hal yg nampak atau yg menampakan diri dg tujuan menemukan hakekatMenghubungkan kesadaran subyek dg obyek (bersatunya subyek & obyek)Manusia merupakan bagian yg menyatu dr seluruh aspek kehidupanMenolak bentuk-bentuk konformitasRealitas itu relatif, hanya dpt dpahami melalui agregat individu

11Pengaruh Fenomenologi pd dunia perencanaan:Tdk percaya pada perencanaan yg bersifat menyeluruh & berlaku umum (menolak comprehensive planning & positive Planning)Perencanaan hrs berorientasi pd kesejahteraan masy & diarahkan pd tindakan nyata, bukan sbg alat penguasa & pemilik modalPerencanaan hrs responsif & mendukung terbentuknya konsensus-konsensus baru atas dasar hubungan antar individuPerencana hrs mengambil peran sbg agen perubahan, fasilitator, trainer (widyaiswara), atau organisatorFENOMENOLOGI12Tidak berawal dr tujuan maupun sasaran, melainkan kritik sosial tentang kedaan saat iniTujuan dirumuskan ditengah-tengah perjalanan bersama-sama masyarakatMendasarkan diri pada gerakan arus bawahGagasan-gagasan hrs dtng dr masyarakat sendiriDengan bimbingan perencana, masy merumuskan kebijakan, program, strategi, desain, lokasi proyek & anggaran biaya sendiriFENOMENOLOGI13Bagaimana pengaruh di Indonesia?Mulai terasa pada awal 1990-an, dg munculnya perenc advokasi oleh konsultan-konsultan pembangunan Digunakannya pendekatan pemberdayaan seperti IDTMaraknya gerakan-gerakan konservasi & preservasiPada saat reformasi bidang Politik & EkonomiMengarah pada diperhatikannya hak-hak individu serta lokalTerjadi dekonstruksi wacana perencanaan dari yg elitis & holistik menjadi populis & pluralistikFENOMENOLOGI14Jenis RENCANAPROYEKLEVEL AKTIVITASPROGRAMRENC.TATA RUANGKebijakanPengaturanOperasionalPERENCANAUnit Kerja KhususInstitusi PermanenOrganisasi Temp.ADRESSEEStakeholders yg tidak jelasStakeholders yg te-Lah ditentukan Stakeholders opera-sionl terpilihFOKUSUraian SkenarioPenjelasan suatu usahaSpesifikasi TindakanISIJenis & Lokasi AturanJangkauan AktivitasCara & Waktu OperasiREFERENSIMaksud & TujuanProposalPetunjukJANGKAUANOrientasiArahan/GuidelinesCara & Waktu OperasiDEADLINETerbukaKaburJelasTOLOK UKURKelayakanEfektivitasEfisiensiCONTOHRTRWPeningk.EksporKBP3KTProyek Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200615

Mekanisme PENGENDALIANMONITORINGFAKTATUJUANTINDAKANREKOMENDASIEVALUASIAB2552AB55

Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200616Level MANAJERIALLevel KONSEPSUALLevel OPERASIONALMekanisme PENGENDALIANMONITORINGKaji Banding antara kondisi yang berkembang dengan yang diharapkanFAKTAKondisi yang ada/ kondisi yang berkembang saat iniTUJUANKondisi atau Keadaan yang diharapkan(RENCANA)

TINDAKANTindakan thd Kondisi yg ada melalui INFORMASI, MOTIVASI, REGULASI & PEMBANGUNANREKOMENDASIKesimpulan dari hasil Kaji Banding untuk menentukan Tind./ Intervensi atau RevisiEVALUASIEvaluasi atau Revisi Tujuan/ RencanaSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006Wilayah dan KotaSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200618HIRARKI KERUANGANnasionalregionalsub regionallokalNKRIKecamatanDesaKelurahanK o t aKabupatenProvinsiSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200619PENGERTIANDAERAH/ REGIONAL Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsionalnya. (kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, Departemen PU & Kepmen Kimpraswil)ILMU WILAYAH Suatu disiplin yang mengkaji problem-problem sosial, ekonomi, institusi & fisik ekologis dikaitkan dimensi spasial atau regional dengan menggunakan berbagai metode analitis & empiris

20Definisi KOTABintartoKota merupakan suatu sistem kehidupan manusia yang ditandai dengan :kepadatan penduduk tinggitingkat sosial ekonomi yang heterogensistem kehidupan yang lebih individualis materialisGrundfieldStatu kawasan dengan kepadatan penduduk lebih besar dari pada rata-rata penduduk secara nasional dengan ciri-ciri :mata pencaharian non agraristata guna lahan yang beraneka ragamadanya bangunan-bangunan yang berdiri berdekatanBKS AKSI (Bdn Kerjasm Antar Kota Sel Ind)Sejumlah orang dengan jumlah tertentu dengan pola hubungan rasional, ekonomis dan individualis21Definisi KOTAJorge HardayKota merupakan suatu kawasan yang mempunyai karakteristik :berukuran & berpenduduk besar pd masa dan tempat itustruktur dan tata ruang perkotaan mengikuti jalar jalan dan ruang perkotaan nyatamemiliki fungsi perkotaan minimum (sebagian besar berupa sebuah pasar)sebuah pusat adm atau pd sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang samasuatu heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkhi pada masyarakatsebuah pst ekonomi perkotaan pd masa & tempat itu menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota & memproses bhn mentah untuk pemasaran yang lebih luassebuah pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan setempat.

22Definisi KOTADaldjoeni (1998)Kriteria dalam definisi kota:Morfologi, terdapat perbedaan antara bentuk fisik kota dan perdesaan. Pengg lhn kota didominasi oleh pengg lhn terbangun; gedung-gedung yg tinggi & padat, sedangkan di desa didominasi oleh lingkungan alam wajar fisis-biotis.Jumlah Penduduk, kota diukur berdasarkan jumlah penduduknya. Jumlah penduduk tertentu menentukan ukuran kota.Hukum, berkaitan dengan adanya hak-hak hukum tersendiri bagi penghuni kota.Ekonomi, ciri kota adalah hidup yang non agraris. Kota lebih berfungsi sebagai pusat budaya, industri, dan perdagangan.Sosial, hubungan antar penduduk di kota lebih bebas. Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200623Definisi KOTAMumford (the cultura of city)..is the point of max concretation for the power and culture of community. It is the place where the diffused rays of many separate bearns of life fall into focus with gain in sosial effectiveness and signification.24Definisi KOTA Berdasarkan BPSKawasan yang memiliki kegiatan utama bukan pertanian (rumah tangga pertanian < 25%).Kepadatan penduduk > 5.000 jiwa / Km2.Memiliki minimal 8 dari 16 fasilitas umum :SD / SLTP / SLTA atau yang sederajat.RS / RSB / Puskesmas / Klinik / Balai PengobatanJalan yg dapat dilalui kend bermotor roda 3 dan 4.Jaringan TeleponListrik umum ( PLN / Non PLN ).Bank, Pabrik, Pasar (dengan bangunan)Kelompok pertokoan / pusat perdaganganRestoran / rumah makanGedung BioskopUsaha penyewan alat-alat pestaSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200625DEFINISI menurut UUKEPMEN KIMPRASWIL 327/2002Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. 26Kota berdasarkan Jumlah PendKota Kecilyaitu kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 10.000 hingga 100.000 jiwa;Kota Sedangyaitu kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 100.001 hingga 500.000 jiwa;Kota Besaryaitu kawasan perkotaan dengan jumlah yang dilayani lebih besar dari 500.000 jiwa;Kota Metropolitanyaitu kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa.27Kota berdasarkan Jumlah PendDoxiadis dalam Jayadinata (1992) Pembagian kota berdasarkan jumlah penduduk, sebagai berikut Dwelling group: 40Small neighborhood:250Neighborhood: 1.500Small town: 9.000Town: 50.000Large city: 300.000Metropolis: 2.000.000Conurbation: 14.000.000Megalopolis: 100.000.000Urban region: 700.000.000Urban continent: 5.000.000.000Ecumenepolis: 30.000.000.000 28Kriteria Kaw PerkotaanKriteria Kawasan Perkotaan yang merupakan daerah KotaPotensi daerah : merupakan cerminan tersedianya sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah dan kesejahteraan masyarakat, yg dpt diukur dari :Lembaga keuanganSarana ekonomiSarana pendidikanSarana kesehatanSarana transportasi dan komunikasiSarana pariwisataKetenagakerjaan29Kriteria Kaw PerkotaanKemampuan ekonomi : merupakan cerminan hasil kegiatan usaha perekonomian yang berlangsung di suatu daerah kota, yang dapat diukur dari :PDRB (Produk Domestik Regional Bruto);Penerimaan daerah sendiriSosial budaya : merupakan cerminan yang berkaitan dengan struktur sosial dan pola budaya masyarakat yang dapat diukur dari :Tempat peribadatanTempat/kegiatan institusi sosial dan budayaSarana olahragaSosial politik : merupakan cerminan kondisi sosial politik masyarakat yang dapat diukur dari :Partisipasi masyarakat dalam berpolitikOrganisasi kemasyarakatan30Kriteria Kaw PerkotaanJumlah penduduk : merupakan jumlah tertentu penduduk suatu daerahLuas daerah : merupakan luas tertentu suatu daerahPertimbangan lain : yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah dapat diukur dari :Keamanan dan ketertibanKetersediaan sarana dan prasarana pemerintahanRentang kendaliKota yang akan dibentuk minimal telah telah terdiri dari 3 kecamatan31Kriteria Kaw PerkotaanKriteria Kawasan Perkotaan Memiliki fungsi keg utama budidaya bukan pertanian atau lebih dari 75 % mata pencaharian penduduknya di sektor perkotaan,Memiliki jumlah pend sekurang-kurangnya 10.000 jiwaMemiliki kepadatan penduduk sekurang-kurangnya 50 jiwa per hektar,Memiliki fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa dalam bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.Kriteria Kawasan Perkotaan MetropolitanKawasan-kawasan Perkotaan yang terdapat di dua atau lebih daerah otonom yang saling berbatasan,Kawasan Perkotaan yang terdiri atas satu kota inti berstatus otonom dan Kawasan Perkotaan di sekitarnya yang membentuk suatu sistem fungsional,Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan melebihi 1.000.000 jiwa.32Kriteria Kaw PerkotaanKriteria Kawasan Perkotaan Baru Kaw yg memiliki kemudahan utk penyediaan PSP dg membentuk satu kesatuan sist kaw dg kaw perkotaan yang ada,Kaw yg memiliki daya dukung lingk yg memungkinkan untuk pengemb fungsi perkotaan,Kaw yg terletak di atas tanah yg bkn merupakan kaw pertanian beririgasi teknis & bkn kaw rawan bencn alam,Kawasan yang tidak mengakibatkan terjadinya konurbasi dengan kawasan perkotaan di sekitarnya,Kaw yg sesuai dg sist perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Propinsi, dan Kabupaten,Kaw yg dpt mendrg akt ekonomi, sesuai dg fungsi dan perannya,Kaw yg memp luas kaw budidaya sekurang-kurangnya 400 ha & merpkan satu kesatuan kaw yg bulat & utuh, atau satu kesatuan kaw yg bulat & utuh, atau satu kesatuan wil perenc perkotaan dlm satu daerah kab.Kaw yg direncanakan berpenddk sekurang-kurangnya 20.000 jiwa.33Peran PERKOTAANPeran pembangunan suatu Kota :Internal kota, yaitu :Pembangunan Prasarana dan SaranaManajemnen Perkotaan (perencanaan, pemanfaatan, pengendalian)Eksternal (Nasional), yaitu :Pusat kegiatan nasionalPusat kegiatan wilayahPusat kegiatan lokal.

34Komponen Regional & UrbanKomponen SOSIO - KEPENDUDUKANKomponen EKONOMIKomponen KELEMBAGAANKomponen FISIK - EKOLOGIS35Komponen Desa & RegionalINSTI-TUSISOSIO-KEPENDU DUKANEKONOMIFISIK - EKOLOGISKomponen DESASumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200636NasionalRegionalLokalMasy.Komponen RegionalUNIT OPERATIFSOSIO-PENDPendudukEKONOMIBarangINSTITUSILembagaFISIK-EKOAreaSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200637Hirarki Tata Ruang WilNasisonalPulauPropinsiKabupatenKaw.PerkotaanKotaKecamatanKelRTRWN (Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)RTRK(Renc.Teknik R.Kota)RTRW Kabupaten(Renc.Tata Ruang Wil. Kabupaten)RDTRK(Renc.Detail Tt.Rg.Kota)RTRW Kota(Renc.Tata Ruang Wil.Kota)RSTRKP(Renc.Struktur TR.Kaw Perkotaan)RTRW Propinsi(Renc.Tata Ruang Wilayah PropinsiRTR Pulau(Renc.Tata Ruang Pulau)38RTRWNPengertian : Strategi & arahan kebijakan pemanfaatan rg wil. negara yg meliputi tujuan nasional & arahan pemanf.rg yg memperhatikan keterkaitan antar pulau dan antar propinsi.

Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200639RTRW PropinsiStrategi & arahan kebijakaan pemanf.rg wil. propinsi yg berfokus pada keterkaitan antar kawasan/ kabupaten/kota

40RTRW Propinsi

Rencana Pewilayahan Jawa Timur41RTRW Kabupaten

Kebijakan arahan tata ruang untuk Kawasan Kabupaten dalam jangka waktu sesuai dengan rencana tata ruang.

42RSTRK PerkotaanKebijakan yang menggambarkan arahan tata ruang untuk Kawasan Perkotaan Metropolitan dlm jangka waktu sesuai dengan rencana tata ruang.

43RSTRK Perkotaan

44RDTRKMerupakan pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antara blok-blok penggunaan kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen transportasi kota dan pelayanan utilitas kota.

45RDTRK

46RDTRK

47RTRK

Merupakan pengaturan geometris pemanfaatan rg yg menggambarkan keterkaitan antara satu bang.dg.bang. lainnya, serta keterkaitannya dengan utilitas bangunan dan utilitas kota/kawasan (saluran drainase, sanitasi dll).

48RTRK

49Muatan Renc Tata RuangRencana Struktur Tata RuangPola Pemanfaatan Lahan/RuangRencana Prasarana SaranaTransportasiTelekomunikasiDrainaseListrikPersampahanIndikasi Program50

Contoh Struktur Tata RuangJAWA TIMURSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200651Contoh Str Tata Ruang Kab Jember

KABUPATEN LUMAJANGKABUPATEN LUMAJANGKABUPATEN BONDOWOSOKABUPATEN BANYUWANGISAMUDERA INDOBESIAP. NUSABARUNGSUMBERBARUTANGGULBANGSALSARIKENCONGJOMBANGUMBULSARIBALUNGPUGERWULUHANAMBULUJENGGAWAHRAMBIPUJIAJUNGGUMUKMASJELBUKSUKOWONOSUMBERJAMBEPAKUSARIKALISATMAYANGSILOMUMBULSARITEMPUREJOSUKORAMBILEDOKOMBOSEMBOROJalan PropinsiSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 200652Contoh TGL

Sumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006Kota Surabaya53Indikasi Prog RDTRK GedebagePerenc Proyek yg sesuai dg TR dapat dilihat dlm indikasi program

No1Pengemb Pusat Primer KeduaPerencanaan (Penyusunan RTRK/ RTBL, AMDAL) Persiapan KonstruksiKonstruksiMonitoring Evaluasi

UL R2BAPPEDA & DTKProgramProyekLokasiPJDimensi Waktu123455 th keduaAPBN, APBD, SwastaPJ1Peningkatan Pasar CiwastraPemindahan Psr BurungPemb Pasar Bunga Pemb Pasar Seni

UL M1DTK & Dinas PasarAPBN, APBD, SwastaProgram Pengembangan Pusat Primer KeduaProgram Pengembangan Pusat Sekunder1Peningk. Kapasitas Jalan Arteri PrimerPengaturan Persimp Sebidang Jl Skrn-HattaPemb Persimp tdk sebidang Jl. Skrn Hatta

Jalan Sukarno HattaDinas Bina Marga APBN, APBDProgram Pengembangan Jaringan Jalan2Peningk. Kapasitas Jalan Arteri SekunderPeningkt Jl.CiwastraPeningkt Jl. Ter Moch Toha & Buah Batu

UL M1Dinas Bina Marga APBN, APBDSumber: Wicaksono, AD. Pelatihan Perencanaaan Kota dan Wilayah, 2006