sistem perencanaan & penganggaran indonesia islam
DESCRIPTION
Sistem Perencanaan & Penganggaran Indonesia IslamTRANSCRIPT
KERANGKA DASAR KERANGKA DASAR SISTEM PERENCANAAN & SISTEM PERENCANAAN & PENGANGGARANPENGANGGARAN
Jakarta, Agustus 2007Jakarta, Agustus 2007Direktorat Sistem PenganggaranDirektorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal Anggaran
33
a. Lingkungan hidup: lapisan ozon yang semakin kritis (global warming, pollution), hutan yang semakin gundul (deforestation), sumber daya alam menipis (energy, air, udara segar).
b. Lingkungan politik (geo-politics): Perubahan kekuatan politik dunia (AS, China, India, Jepang, Uni Eropa)
c. Lingkungan Ekonomi: peran MNCs, pasar keuangan yang semakin terintegrasi dengan segala manfaat maupun resikonya.
d. Isu-isu Global: demokratisasi, HAM, combating terrorism, drugs, HIV/AIDS, gender mainstreaming, governance, MDGs, PRSP, dsb.
e. Karakteristik Sistem Ekonomi Global, a.l. : (1) Liberalisasi; (2) teknologi maju (e.g.: informasi dan telekomunikasi, transportasi, komputer); (3) Kecepatan, Skala, dan lingkup kegiatan ekonomi; (4) Persaingan sangat ketat; (5) Pergeseran dari manufacturing-based ke service-based industries; (6) Arah menuju knowledge-based economy.
PERUBAHAN LINGKUNGANI. Perubahan Lingkungan
Global
44
Tren Pembangunan EkonomiTren Pembangunan Ekonomi
1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020
ComparativeAdvantage
CompetitiveAdvantage
AdaptiveAdvantage
Understanding marketplaceUnderstanding marketplace
Developing productsDeveloping products
Understanding the worldUnderstanding the world
GrowthGrowth
55
a. Amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kalib. Pemilihan Presiden secara langsung oleh
rakyatc. Berlakunya berbagai Peraturan per
Undang-undangan (UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Pemerintahan Daerah, UU Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, dll.)
d. Meningkatnya aspirasi masyarakat dan kesadaran demokrasi ditunjukkan oleh peran LSM/NGOs maupun organisasi kemasyarakatan lain semakin luas.
II. Perubahan Lingkungan Nasional:
66
Perubahan dalam Infrastruktur Hukum
Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis
UU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden Mengamanatkan CaPres menyampaikan Visi, Misi,
Program UU 32/2004
Desentralisasi dan otonomi daerah Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Pemantapan kedudukan Provinsi
Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara UU 17/2003 Tentang Keuangan Negara
Penyusunan RAPBN berpedoman pada RKP Penyusunan RAPBD berpedoman pada RKPD
UU 1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara UU 15/2004 Tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab KN
UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN
77
a. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara Langsung
b. Tuntutan Otonomi Daerah dan Desentralisasi yang semakin kuat baik dari sisi kewenangan maupun perimbangan keuangannya
III. Perubahan Lingkungan Daerah/Lokal:
88
PENDEKATAN PENDEKATAN PERENCANAANPERENCANAAN PolitikPolitik
Penjabaran agenda Presiden/Kepala Daerah.Penjabaran agenda Presiden/Kepala Daerah. TeknokratikTeknokratik
Menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah.Menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah. Strategis dan komprehensifStrategis dan komprehensif
Fokus terhadap isu permasalahan penting yang harus segera Fokus terhadap isu permasalahan penting yang harus segera diatasidiatasi
Memandang penyelesaian permesalahan dari berbagai aspekMemandang penyelesaian permesalahan dari berbagai aspek PartisipatifPartisipatif
Mendapatkan aspirasi dan rasa memiliki.Mendapatkan aspirasi dan rasa memiliki. Top-downTop-down dan dan bottom-upbottom-up
Top-downTop-down : : exerciseexercise yang terintegrasi (mencakup yang terintegrasi (mencakup seluruh K/L dan dari pemerintah nasional ke pemda)seluruh K/L dan dari pemerintah nasional ke pemda)
Bottom-upBottom-up : : exerciseexercise K/L dan Daerah K/L dan Daerah Disinergikan dalam rakor dan musrenbang.Disinergikan dalam rakor dan musrenbang.
1010
Lingkup PerencanaanLingkup PerencanaanTingkat Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
- Dokumen perencanaan nasional utk periode 20 tahun
- Merupakan penjabaran dari tujuan bernegara
- Ditetapkan dengan Undang-undang
RPJP Nasional
RPJP Nasional
Rencana Kerja Pemerintah- Dokumen perencanaan pemrnth pusat utk
periode 1 tahun- Merupakan penjabaran dari RPJM Nasional- Menjadi pedoman penyusunan RAPBN - Ditetapkan dengan Peraturan Presiden
RKPRKP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
- Dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 tahun
- Merupakan penjabaran visi, misi, program presiden terpilih
- Mengacu pada RPJP nasional- Ditetapkan dengan Peraturan Presiden
RPJM NasionalRPJM
Nasional
1111
RPJMN2004-2009
RPJMN2009-2014
RPJMN2014-2019
RPJMN2019-2024
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2009
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2014
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2019
RKP2006RKP
2006RKP2006RKP
2024
R P J P (Visi Interim)
UUD 45 (Visi Abadi)1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia2. Memajukan kesejahteraan umum3. Mencerdaskan kehidupan bangsa4. Ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan
1212
Lingkup PerencanaanLingkup PerencanaanTingkat Daerah (Provinsi & Kabupaten/Kota)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
- Dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 tahun
- Mengacu pada RPJP Nasional - Ditetapkan dengan peraturan daerah
(Perda)
RPJPDRPJPD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
- Dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 tahun
- Merpk penjabaran visi, misi, program kepala daerah terpilih
- Mengacu pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional
- Ditetapkan dengan Perda
RPJMDRPJMD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah- Dokumen perencanaan pemda untuk periode
1 tahun- Penjabaran dari RPJMD dan mengacu pada
RKP- Menjadi pedoman penyusunan RAPBD - Ditetapkan dengan Perda
RKPDRKPD
1313
Lingkup PerencanaanLingkup PerencanaanTingkat Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Rencana Strategis K/L- Dokumen
perencanaan K/L utk periode 5 tahun
- Mengacu pada rancangan awal RPJM Nasional
Renstra KL
Renstra KL
Rencana Strategis SKPD
- Dokumen perencanaan SKPD utk periode 5 tahun
- Mengacu pada RPJM Nasional
Renstra SKPD
Renstra SKPD
Rencana Kerja K/L- Dokumen
perencanaan K/L untuk periode 1 tahun
- Penjabaran dr Renstra KL
- Rancangan Renja KL menjadi bhn penyusunan rancangan RKP
Renja KL
Renja KL
Rencana Kerja SKPD- Dokumen
perencanaan SKPD utk periode 1 tahun
- Penjabaran dari Renstra SKPD
- Menjadi bhn penyusunan RKPD
Renja SKPDRenja SKPD
Kementerian/Lembaga SKPD
1515
Substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMSubstansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM))
RPJM NASIONALRPJM NASIONAL Penjabaran visi, misi, program Penjabaran visi, misi, program Presiden;Presiden;
Berpedoman pada RPJP NasionalBerpedoman pada RPJP Nasional
RPJM DAERAHRPJM DAERAHPenjabaran visi, misi, program Kepala Penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah;Daerah;
Berpedoman pada RPJP Daerah dan Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasionalmemperhatikan RPJM Nasional
Isi:Isi:
1.1. Strategi Pemb. NasionalStrategi Pemb. Nasional
2.2. Kebijakan UmumKebijakan Umum
3.3. Kerangka Ekonomi MakroKerangka Ekonomi Makro
4.4. Program kementerian, lintas Program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan, dan kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam:kegiatan dalam:
Kerangka RegulasiKerangka Regulasi Kerangka AnggaranKerangka Anggaran
Isi:Isi:
1.1. Strategi Pemb. DaerahStrategi Pemb. Daerah
2.2. Kebijakan UmumKebijakan Umum
3.3. Arah Kebijakan Keuangan DaerahArah Kebijakan Keuangan Daerah
4.4. Program SKPD, lintas SKPD, Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, lintas kewilayahan yang kewilayahan, lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam:memuat kegiatan dalam:
Kerangka RegulasiKerangka Regulasi Kerangka AnggaranKerangka Anggaran
1616
Lanjutan ….Lanjutan ….
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 -2009 sudah ditetapkan Nasional 2004 -2009 sudah ditetapkan dengan Perpres No 7/2005dengan Perpres No 7/2005
Mewujudkan 3 Agenda Presiden terpilih :Mewujudkan 3 Agenda Presiden terpilih : Meningkatkan kesejahteraan rakyat.Meningkatkan kesejahteraan rakyat. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis. Menciptakan Indonesia yang aman dan damai.Menciptakan Indonesia yang aman dan damai.
Menjadi Pedoman Penyusunan Renstra KL Menjadi Pedoman Penyusunan Renstra KL dan Renstra SKPDdan Renstra SKPD
1717
AGENDA PEMBANGUNAN2005 - 2009
Mewujudkan Indonesia aman dan damai
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Mewujudkan Indonesia adil dan
demokratis
2005 2006 2007 2008 2009
1818
•Tertanganinya separatisme
•Tertanganinya terorisme
•Berperannya indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia
Terjaganya kedaulatan NKRI
• Peningkatan kemampuan pertahanan negara
• Pencegahan dan penanggulangan terorisme
• Pemantapan politik luar negeri
• Peningkatan kerjasama international
SASARANSASARAN
PRIORITASPRIORITAS
•Menurunnya konflik
•Menurunnya kriminalitas
•Menurunnya kejahatan di lautan dan lintas batas
• Peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat
• Pengembangan kebudayaan berlandaskan nilai-nilai luhur
• Peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas
1. MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI
1919
Meningkatnya penegakan hukum
Meningkatnya keadilan hukum
• Pembenahan sistem hukum nasional dan politik hukum
• Penghapusan diskriminasi
• Penghormatan dan pengakuan atas hukum dan HAM
• Pemberantasan korupsi
• Pencegahan dan penanggulangan terorisme
• Pembasmian penyalahgunaan obat terlarang
PRIORITASPRIORITAS
SASARANSASARAN
2. INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS
Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah
Meningkatnya pelayanan masyarakat
Terpeliharanya konsolidasi demokrasi
• Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa
• Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah
• Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh
2020
Terciptanya lapangan kerja untuk mengurangi
pengangguran terbuka menjadi 5,1% pada
2009
PRIORITASPRIORITAS
SASARANSASARAN
3. KESEJAHTERAAN RAKYAT
Berkurangnya kesenjangan
pendapatan dan kesenjangan daerah
• Pengurangan kemiskinan menjadi 8,2% pada 2009
• Pengurangan ketimpangan pembangunan • Pembangunan pedesaan
• Peningkatan akses pendidikan dan kesehatan
• Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial
• Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan
• Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak
• Pengendalian pertumbuhan penduduk
• Peningkatan kualitas kehidupan beragama
Meningkatnya kualitas manusia dengan terpenuhinya hak sosial rakyat
• Peningkatan investasi dan ekspor non migas• Penguatan daya saing industri manufaktur• Revitalisasi pertanian• Pemberdayaan koperasi dan UMKM• Peningkatan pengelolaan BUMN• Peningkatan kemampuan IPTEK• Perbaikan iklim ketenagakerjaan• Pemantapan stabilitas ekonomi makro
Meningkatnya dukungan infrastruktur
• Percepatan pembangunan infrastruktur
Membaiknya mutu lingkungan hidup
• Perbaikan pengelolaan SDA
• Pelestarian fungsi lingkungan hidup
2121
Substansi Renstra-KL & Renstra-SKPDSubstansi Renstra-KL & Renstra-SKPD
Renstra-KLRenstra-KL Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM NasionalNasional
Renstra-SKPDRenstra-SKPDBerpedoman pada RPJM DaerahBerpedoman pada RPJM Daerah
Isi:Isi:
1.1. Visi-MisiVisi-Misi
2.2. Tujuan, Strategi, dan Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Kebijakan
3.3. Program-programProgram-program
4.4. Kegiatan IndikatifKegiatan Indikatif
Isi:Isi:
1.1. Visi-MisiVisi-Misi
2.2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Tujuan, Strategi, dan Kebijakan
3.3. Program-programProgram-program
4.4. Kegiatan IndikatifKegiatan Indikatif
2323
RENCANA KERJA RENCANA KERJA PEMERINTAHPEMERINTAH
Memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan Memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran agar :penganggaran agar : Perencanaan yang disusun benar-benar implementatif, Perencanaan yang disusun benar-benar implementatif,
karena memperhitungkan karena memperhitungkan resources constraint.resources constraint. Penganggaran yang disusun benar-benar Penganggaran yang disusun benar-benar
mencerminkan pencapaian sasaran-sasaran mencerminkan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN.pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN.
Untuk mengimplementasikannya, disusun alur Untuk mengimplementasikannya, disusun alur perencanaan dan pengganggaran seperti dituangkan perencanaan dan pengganggaran seperti dituangkan dalam PP 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dalam PP 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan PP No 21/2004 tentang Penyusunan Rencana dan PP No 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/LembagaKerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga
2424
Prinsip Dasar dan PrasyaratPrinsip Dasar dan PrasyaratMenerapkan Prinsip DasarMenerapkan Prinsip Dasar : : Aggregate fiscal disciplineAggregate fiscal discipline Perencanaan Perencanaan (prioritas, (prioritas,
program, kegiatan pokok) harus memperhitungkan program, kegiatan pokok) harus memperhitungkan ketersediaan anggaranketersediaan anggaran
Allocative efficiencyAllocative efficiency Alokasi anggaran harus Alokasi anggaran harus berdasarkan prioritas pembangunan (anggaran berbasis berdasarkan prioritas pembangunan (anggaran berbasis kinerja) kinerja)
Operational efficiencyOperational efficiency Sehemat mungkin Sehemat mungkin
PrasyaratPrasyarat : : Penganggaran terpaduPenganggaran terpadu Kerangka Pengeluaran Jangka MenengahKerangka Pengeluaran Jangka Menengah Pembagian kewenangan Pembagian kewenangan
2525
Lanjutan …………..Lanjutan …………..
Mempertimbangkan pembagian kewenangan Mempertimbangkan pembagian kewenangan antar tingkat pemerintahanantar tingkat pemerintahan
1. Politik Luar Negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan Fiskal Nasional
6. Agama
Pusat
Pembangkit kesejahteraan
Sesuai dengan Kondisi, Kekhasan
Potensi Keunggulan Daerah
Pilihan Daerah
Akuntabilitas
Externalitas
Efisiensi
1. Urusan Wajib
2. Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk Layanan Dasar
Bersama
Sudah FixUrusan Pusat
KriteriaDaerahUrusan
1. Politik Luar Negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan Fiskal Nasional
6. Agama
Pusat
Pembangkit kesejahteraan
Sesuai dengan Kondisi, Kekhasan
Potensi Keunggulan Daerah
Pilihan Daerah
Akuntabilitas
Externalitas
Efisiensi
1. Urusan Wajib
2. Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk Layanan Dasar
Bersama
Sudah FixUrusan Pusat
KriteriaDaerahUrusan
2626
LanjutanLanjutan Kriteria Pembagian Kewenangan Urusan BersamaKriteria Pembagian Kewenangan Urusan Bersama
Eksternalitas Eksternalitas mempertimbangkan dampak/akibat yang mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan. Apabila dampak bersifat lokal maka urusan ditimbulkan. Apabila dampak bersifat lokal maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Kabupaten/Kota, apabila regional menjadi kewenangan Kabupaten/Kota, apabila regional menjadi kewenangan Provinsi dan apabila nasional menjadi kewenangan Provinsi dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah PusatPemerintah Pusat
Akuntabilitas Akuntabilitas merpertimbangkan tingkat pemerintahan merpertimbangkan tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditanganidampak/akibat dari urusan yang ditangani
EfisiensiEfisiensi mempertimbangkan sumber daya untuk mempertimbangkan sumber daya untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil yang harus dicapaiyang harus dicapai
2727
Substansi Rencana Kerja Pemerintah/Daerah Substansi Rencana Kerja Pemerintah/Daerah (RKP/D)(RKP/D)
RKP RKP Penjabaran RPJM NasionalPenjabaran RPJM Nasional
RKP DaerahRKP DaerahPenjabaran RPJM Daerah;Penjabaran RPJM Daerah;
Mengacu pada RKPMengacu pada RKP
Isi:Isi:
1.1. Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan NasionalNasional
2.2. Rancangan Kerangka Rancangan Kerangka Ekonomi MakroEkonomi Makro
3.3. Arah Kebijakan FiskalArah Kebijakan Fiskal4.4. Program Kementerian, lintas Program Kementerian, lintas
kementerian, kewilayahan, kementerian, kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang dan lintas kewilayahan yang memuat kegiatan dalam:memuat kegiatan dalam:
Kerangka RegulasiKerangka Regulasi Kerangka AnggaranKerangka Anggaran
Isi:Isi:
1.1. Prioritas Pembangunan DaerahPrioritas Pembangunan Daerah
2.2. Rancangan Kerangka Ekonomi Rancangan Kerangka Ekonomi MakroDaerahMakroDaerah
3.3. Arah Kebijakan Keuangan DaerahArah Kebijakan Keuangan Daerah
4.4. Program SKPD, lintas SKPD, Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, dan lintas kewilayahan, dan lintas kewilayahan yang memuat kewilayahan yang memuat kegiatan dalam:kegiatan dalam:
Kerangka RegulasiKerangka Regulasi Kerangka AnggaranKerangka Anggaran
2828
Alur Perencanaan dan PenganggaranAlur Perencanaan dan Penganggaran
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL
Renja - KL
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
PedomanDijabar
kan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
PusatPem
erintah D
aerah
UU KN
PENGANGGARANPENGANGGARAN
Dasar HukumDasar Hukum Pendekatan Sistem Penganggaran Pendekatan Sistem Penganggaran Siklus PenganggaranSiklus Penganggaran Penerapan Sistem PenganggaranPenerapan Sistem Penganggaran Klasifikasi AnggaranKlasifikasi Anggaran Pengembangan Sistem PenganggaranPengembangan Sistem Penganggaran
Dasar HukumDasar Hukum UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
PP No 20 Tahun 2004 ttg Rencana Kerja Pemerintah
PP No 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Neg/ Lembaga
1.PENGANGGARAN TERPADU (UNIFIED BUDGET)
3. PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA ( PERFORMANCE BASED BUDGETING )
2. KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH
( MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK )
Penganggaran TerpaduPenganggaran Terpadu
Keterpaduan pengelola kegiatanKeterpaduan pengelola kegiatan Keterpaduan jenis belanja dalam satu kegiatanKeterpaduan jenis belanja dalam satu kegiatan Keterpaduan antar program/ kegiatan sesuai Keterpaduan antar program/ kegiatan sesuai
fungsi dari suatu kementerianfungsi dari suatu kementerian Keterpaduan program / kegiatan antar Keterpaduan program / kegiatan antar
kementerian negara/lembagakementerian negara/lembaga Keterpaduan program/kegiatan baik antar Keterpaduan program/kegiatan baik antar
pemerintah daerah maupun pemerintah pusatpemerintah daerah maupun pemerintah pusat
Penganggaran Berbasis Penganggaran Berbasis KinerjaKinerja
Mengutamakan upaya pencapaian hasil Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output) dan dampak (outcome)kerja (output) dan dampak (outcome)
Berdasarkan sasaran tertentu yang Berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapaihendak dicapai
Terdapat keterkaitan output kegiatan dan Terdapat keterkaitan output kegiatan dan sasaran program (cascade) sasaran program (cascade)
Terdapat kepastian penanggung jawab Terdapat kepastian penanggung jawab keberhasilan suatu programkeberhasilan suatu program
Kerangka Pengeluaran Kerangka Pengeluaran Jangka MenengahJangka Menengah
Meningkatkan keseimbangan makroekonomi Meningkatkan keseimbangan makroekonomi dengan mengembangkan kerangka dengan mengembangkan kerangka ketersediaan dana yang konsisten dan realistisketersediaan dana yang konsisten dan realistis
Memperbaiki alokasi pendanaan yang sesuai Memperbaiki alokasi pendanaan yang sesuai dengan prioritas yang hendak dicapaidengan prioritas yang hendak dicapai
Meningkatkan kepastian akan alokasi atas Meningkatkan kepastian akan alokasi atas kebutuhan yang bersifat multiyearskebutuhan yang bersifat multiyears
Memberi hard budget constraint untuk belanjaMemberi hard budget constraint untuk belanja
Kerangka Ideal KPJMKerangka Ideal KPJM
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJM Renstra KL
RKP RK-KL
Program Kegiatan Output Outcome
Visi
Visi Presiden
“Performance-based budget”
20 thn
5 thn
1 thn
KPJM
RKA-KL (APBN)
1)
3)
5)
Nasional
Un t u k
me n c a p a i
1) : dijabarkan 2) : dirangkum 3) : indikasi pendanaan
1)
4)
1)
1)
4) : kepastian pendanaan
5)5)1)
5) : menghasilkan
3)
2)
2)
6) : proyeksi ke depan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJM Renstra KL
RKP RK-KL
Program Kegiatan Output Outcome
Visi
Visi Presiden
“Performance-based budget”
20 thn
5 thn
1 thn
KPJM
RKA-KL (APBN)
1)
3)
5)
Nasional
Un t u k
me n c a p a i
1) : dijabarkan 2) : dirangkum 3) : indikasi pendanaan
1)
4)
1)
1)
4) : kepastian pendanaan
5)5)1)
5) : menghasilkan
3)
2)
2)
6) : proyeksi ke depan
Januari -April Mei -Agustus September -Desember
DPR
Kabinet/ Presiden
Kemen -terian Peren -canaan
Kemen -terian KeKeuangan-
Kementerian-Negara/
Lembaga
Daerah
Pembahasan Pokok -pokok Kebijakan Fiskal & RKP
Pemba -hasan RKA - KL
Pembahasan RAPBN
UU APBN
Kebijakan Umum & Prioritas Anggaran
Nota Keuangan RAPBN dan Lampiran
Keppres tentang Rincian RAPBN
SEB Prioritas Program dan Indikasi Pagu
Penelaahan Konsistensi dengan RKP
SE Pagu Sementara
Lampiran RAPBN (Himpun an RKA -KL)
Penelaahan Konsistensi dengan Prioritas Anggaran
Renstra KL
Rancangan Renja KL
RKA - KL
Rancangan Keppres tentang Rincian APBN
Pengesa -han
Konsep Dokumen Pelak -sanaan Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(1)
(2)
(3 )
(5)
(12 ) (1 4)
(1 0) (1 3)
(6)
(11 ) (7)
(4) (8) (9)
Siklus Penganggaran : Lampiran PP: 21/2004
STANDAR BIAYA YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK PENGANGGARAN KEGIATAN/SATKER/ WILAYAH/LOKASI SECARA UMUM
UMUMNYA BERUPA STANDAR BIAYA INPUT / BIAYA MASUKAN
STANDAR BIAYA YANG DIPAKAI UNTUK PENGANGGARAN KEGIATAN/SATKER/ WILAYAH/LOKASI TERTENTU
UMUMNYA BERUPA STANDAR BIAYA OUTPUT / BIAYA KELUARAN
MENUNJUKKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA
MENUNJUKKAN TUGAS UTAMA UNIT ESELON I K/L
MENUNJUK-KAN TUGAS K/L DALAM MENJABAR-KAN TUGAS PEMERINTAH
1.356 KEGIAT-
AN
221 PROGRAM
79 SUB
FUNGSI
MENUNJUKKAN TUGAS PEMERINTAH TERHADAP RAKYATNYA
MENUNJUKKAN GAMBARAN KELUARAN YANG DICAPAI
11 FUNGSI
PP 20 Th 2004PP 20 Th 2004
PP 21 Th 2004PP 21 Th 2004
Keppres 42Keppres 42PP 24 Th 2005PP 24 Th 2005
PP 8 Th 2006PP 8 Th 2006
DASAR HUKUM PENGEMBANGAN SISTEM PENGANGGARAN
Uu 17 Th 2003
Uu 25 Th 2004
Uu 15 Th 2004
Uu 1 Th 2004
Pendekatan Pendekatan PPenyusunan RAPBN 2008enyusunan RAPBN 2008 (1) (1)
BBerpedoman pada:erpedoman pada: Kerangka Kerangka EEkonomi konomi MMakroakro tahun 2008 tahun 2008 Pokok-pokok Kebijakan FiskalPokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2008 tahun 2008 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2008Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2008 Saran dan pendapat DPR Saran dan pendapat DPR dan DPD dan DPD RI pada forum RI pada forum
Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2008Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2008
DDidasarkan pada:idasarkan pada: Pengkajian perkembangan ekonomi Pengkajian perkembangan ekonomi NNasional asional
maupun maupun GGlobal hingga pertengahan tahun 2007lobal hingga pertengahan tahun 2007
Fokus RAPBN 2008: Fokus RAPBN 2008: Pencapaian sasaran Pencapaian sasaran kualitas pertumbuhan ekonomi 6,8%kualitas pertumbuhan ekonomi 6,8% untuk untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan mengurangi pengangguran dan kemiskinan Penggunaan instrumen Penggunaan instrumen BBelanja elanja NNegaraegara untuk membangun dan untuk membangun dan
memperbaiki memperbaiki IInfrastrukturnfrastruktur Peningkatan program sosial di bidang Peningkatan program sosial di bidang PPendidikan dan endidikan dan KKesehatanesehatan
yang sangat menentukan bagi perbaikan kesejahteraan rakyatyang sangat menentukan bagi perbaikan kesejahteraan rakyat
Peningkatan Peningkatan efisiensi dan penghematan efisiensi dan penghematan BBelanja elanja BBarangarang yang tidak produktif dan tidak prioritasyang tidak produktif dan tidak prioritas
Penajaman Penajaman efisiensi & efektifitas Befisiensi & efektifitas Belanja elanja MModalodal
Pendekatan Pendekatan PPenyusunan RAPBN 2008enyusunan RAPBN 2008 (2) (2)
PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROMAKRO DAN ASUMSI DASAR DAN ASUMSI DASAR PENYUSUNAN RAPBN 2008PENYUSUNAN RAPBN 2008
Asumsi Makro 2006 - 2008 Asumsi Makro 2006 - 2008 2006 2008Real APBN RAPBN-P RAPBN
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto:
Pertumbuhan (%) 5,48 6,3 6,3 6,8
Nominal (Rp Triliun) 3.338,2 3.531,1 3.804,2 4.306,6
PDB per kapita (dalam US$) 1.643 1.704 1.858 2.077
Inflasi (%) 6,6 6,5 6,5 6,0
Nilai Tukar (Rp/US$1) 9.164 9.300 9.100 9.100
Tingkat bunga SBI rata-rata (%) 11,74 12,0 8,0 7,5
Harga minyak ICP (US$/barel) 63,8 64,0 60 60
Lifting (MBCD) 0,959 1,0 0,95 1,034
Pengangguran 10,31 1 10,70 3 8 - 9
Kemiskinan 17,8 2 17,00 4 15 - 16,8
Sumber: Departemen Keuangan, BPS, RKP 2008
1. Agustus 2006
2. Maret 2006
Uraian 2007
Pertumbuhan Pertumbuhan EkonomiEkonomi
• Setelah mengalami pertumbuhan negatif pada krisis 1998, pertumbuhan ekonomi secara bertahap meningkat.
• Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 6,8%
Pe rtumbuhan PDB se be lum dan se te lah krisis
6.3
0%
6.8
0%
Rata-rata = 4.86%
Rata2 =8.00%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%1
99
0
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
Pertumbuhan PDB
Rata-rata
• Pertumbuhan 6,8% terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan investasi dan ekspor
• Pertumbuhan Konsumsi RT > 5% dan Investasi 15%, di atas rata-rata 10 tahun terakhir
Sumber-sumber Pertumbuhan
15,53
6,24
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
KonsumsiRT
KonsumsiPemt
Investasi Ekspor Impor
pers
en
2005 2006 2007 2008
Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah dan Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah dan Investasi Sebelum dan Sesudah Pengalihan Investasi Sebelum dan Sesudah Pengalihan Belanja Barang ke ModalBelanja Barang ke Modal
Konsumsi Pemerintah 2008
6,24
6,15
6,00
6,10
6,20
6,30
pers
en
Sebelum Sesudah
Investasi 2008
15,5315,72
15,0
15,2
15,4
15,6
15,8
pe
rse
n
Sebelum Sesudah
Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi - Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi - SektoralSektoral
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi 2008 terutama didukung oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor listrik, gas & air bersih, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian
Industri Pengolahan tumbuh 2 kali lipat karena perbaikan infrastruktur dan kebijakan pemerintah yang pro industri dan dunia usaha
Pertumbuhan Sektoral
0
4
8
12
16P
ert
ania
n
Pert
am
bangan
Industr
i
Pengola
han
Lis
trik
, G
as,
dan A
ir B
ers
ih
Bangunan
Perd
agangan,
Hote
l dan
Resto
ran
Pengangkuta
n
& K
om
unik
asi
Keuangan
Jasa-jasa
pe
rse
n
2005 2006 2007 2008
InflasiInflasi
Laju inflasi masih dapat dijaga pada tingkat yang manageable. • Hingga Juli 2007, inflasi kumulatif mencapai 2,81%. • Perkiraan realisasi inflasi tahun 2007 sebesar 6,0% dapat tercapai,
atau lebih rendah dari yang diperkirakan dalam RAPBN-P sebesar 6,5%.
Sasaran Inflasi 2008 sebesar 5% ± 1% karena kelancaran arus barang dan stabilitas makro ekonomi serta terkendalinya administered prices
6,0
6,06,066,6
0
4
8
12
16
20Ja
nFeb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
t
Sep
Okt
Nov
Des
2006 2007 2008
pers
en (
y-o-y
)
Sumber: BPS, diolah
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah, 2005 - 2007
8.500
9.000
9.500
10.000
10.500
11.000
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJu
lA
ugS
ep Oct
Nov
Dec Ja
nF
ebM
arA
prM
ay Jun
Jul
Aug
Sep Oct
Nov
Dec Ja
nF
ebM
arA
prM
ay Jun
Jul
Aug
Sep
tO
ktN
ovD
es
2005 2006 2007 2008
Rp
/US
$
Hingga 6 Agustus 2007, rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp9.048/USD. Nilai tukar tahun 2008 diperkirakan stabil pada Rp9.100/US$ karena kecenderungan global yang positif, akumulasi cadangan devisa yang meningkat dan membaiknya iklim investasi serta persepsi positif terhadap prospek ekonomi
Volatilitas berkurang
Nilai Tukar Rupiah
Cadangan DevisaCadangan Devisa
Cadangan Devisa pada bulan Juli 2007 mencapai USD51.9 miliar dan diperkirakan akan meningkat terus hingga mencapai USD66.9 miliar pada tahun 2008 karena peningkatan net ekspor dan investasi (portfolio dan FDI).
Peningkatan tersebut akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan daya tahan perekonomian terhadap tekanan dari luar (misalnya sudden capital reversal)
Perkembangan Cadangan Devisa
0
10
20
30
40
50
60
70
80Ja
n
Feb
Mar
Apr
May Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov Dec Jan
Feb
Mar
Apr
May Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov Dec
2006 2007 2008
Milia
r U
SD
Sumber: Bank Indonesia, diolah
BI rate tahun 2008 diperkirakan berada di tingkat 8,0% sementara Fed Rate tetap berada pada kisaran 5,25% karena risiko inflasi global.
BI rate masih memiliki ruang untuk turun yang dapat mendorong peningkatan investasi domestik. Spread antara BI rate dan Fed Rate
yang semakin mengecil dapat meningkatkan risiko capital outflow.
Suku Bunga Domestik dan Fed RatePerkembangan BI Rate, SBI 3 Bulan, Fed Fund Rate
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D
2008
2005 2006 2007Spread BI Rate -Fed BI Rate SBI 3 Bulan Fed Rate
2008: Spread 275 bps
spread Juli '07 =300 bps
Perkembangan Harga-harga Komoditas PrimerPerkembangan Harga-harga Komoditas Primer
• Ketidakpastian perubahan harga minyak dan komoditas utama Internasional serta ketidakstabilan pasar uang global dapat mengganggu pertumbuhan nasional
• Harga minyak pada kondisi fundamental adalah pada kisaran USD60/brl
Des-
08
Indeks Harga Komoditi Pertanian
50
70
90
110
130
150
170
J an-06
Feb-06
Mar-06
Apr-06
May-06
J un-06
J ul-06
Aug-06
Sep-06
Oct-06
Nov-06
Dec-06
J an-07
Feb-07
Mar-07
Apr-07
Cotton Palm Oil Rubber Sugar
30
40
50
60
70
80
90
100
Jan-05
Jul-05
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
90% confidence interval70% confidence interval50% confidence intervalFebruary WEO baselineMedian forecast
Asumsi dan Realisasi Lifting Minyak Indonesia, 2005-2008
1,075
1,034
0,999
0,9590,950
1,0001,000
0,90
0,92
0,94
0,96
0,98
1,00
1,02
1,04
1,06
1,08
2005 2006 2007 2008
(Ju
ta B
are
l/ha
ri)
Asumsi
Realisasi
Lifting Minyak Mentah Lifting Minyak Mentah IndonesiaIndonesia
Setiap penurunan Lifting 50.000 BCD akan menambah defisit APBN sekitar Rp10 Triliun
Konso
lidas
i
Stimulus% PDB
-2,5
-2
-1,5
-1
-0,5
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Konso
lidas
i
Stimulus% PDB
ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2008ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2008
Politik Anggaran: Politik Anggaran: STIMULUS FISKALSTIMULUS FISKAL
BELANJA MODALBELANJA MODAL
Target Target UtamaUtama::
DEFISITDEFISIT :: RAPBN: 1,7% PDB RAPBN: 1,7% PDB
Kesepakatan DPR: 1,5% - Kesepakatan DPR: 1,5% - 1,9% PDB1,9% PDB
RASIO UTANG thd RASIO UTANG thd PDB turun: PDB turun: Akhir 2007: 35,6%Akhir 2007: 35,6%
Akhir 2008: 33,Akhir 2008: 33,00%%
01020304050607080
Total DN LN
Defisit APBN 2001 - 2008
Rasio Utang 2001 - 2008
Perpajakan 2008Perpajakan 2008
Target Perpajakan 2008 sebesar Rp583,7 T (13,6% PDB), naik Target Perpajakan 2008 sebesar Rp583,7 T (13,6% PDB), naik 19,1%19,1% ( (Rp93,8 TRp93,8 T) dari RAPBN-P 2007 sebesar Rp489,9 T (12,9% ) dari RAPBN-P 2007 sebesar Rp489,9 T (12,9% PDB).PDB).
Target Perpajakan 2008 telah memperhitungkan Target Perpajakan 2008 telah memperhitungkan shortfallshortfall dari dari amandemen UU Perpajakan sekitar Rp11 T (dampak penurunan amandemen UU Perpajakan sekitar Rp11 T (dampak penurunan Tarif PPh sebesar 2%)Tarif PPh sebesar 2%)
RRiisikosiko : : Dalam RUU PPh, bDalam RUU PPh, bila Tarif PPh ila Tarif PPh (Orang Pribadi & Badan) turun (Orang Pribadi & Badan) turun 5%, 5%,
maka penerimaan perpajakan 2008 akan turun sekitar Rp18 T.maka penerimaan perpajakan 2008 akan turun sekitar Rp18 T. Perluasan komponen-komponen biaya bebas pajak (deductible items)Perluasan komponen-komponen biaya bebas pajak (deductible items) Perubahan status barang dari BKP menjadi non-BKP (misal migas dan Perubahan status barang dari BKP menjadi non-BKP (misal migas dan
pertambangan)pertambangan)
DampakDampak : :1.1. Dengan penurunan tarif PPh 5%, dDengan penurunan tarif PPh 5%, defisit efisit APBN APBN 2008 akan 2008 akan naik naik sekitar sekitar
0,4% PDB0,4% PDB2.2. Bila Defisit tetap 1,7% PDB, maka Belanja harus Dipotong;Bila Defisit tetap 1,7% PDB, maka Belanja harus Dipotong;3.3. Bila Belanja tidak dipotong, maka Utang harus Bertambah.Bila Belanja tidak dipotong, maka Utang harus Bertambah.
Penerimaan Migas (PPh & PNBP)Penerimaan Migas (PPh & PNBP) Target Penerimaan Migas 2008 sebesar Rp153,3 Target Penerimaan Migas 2008 sebesar Rp153,3
T, naik 7,3% (Rp10,4 T) dari RAPBN-P 2007 T, naik 7,3% (Rp10,4 T) dari RAPBN-P 2007 sebesar Rp142,9 T.sebesar Rp142,9 T.
Asumsi : ICP US$60/brl, Lifting 1,034 MBCD.Asumsi : ICP US$60/brl, Lifting 1,034 MBCD.
PermasalahanPermasalahan : :1.1. Cost RecoveryCost Recovery Migas 2007 mencapai US$10,37 Migas 2007 mencapai US$10,37
miliar (29% dari Gross Revenue). (Th 2006 skt 23%)miliar (29% dari Gross Revenue). (Th 2006 skt 23%)PengaturanPengaturannyanya hanya melalui kontrak, belum ada hanya melalui kontrak, belum ada peraturan perundangannyaperaturan perundangannya; perlu standarisasi atas ; perlu standarisasi atas eligibilitas komponen biaya dalam eligibilitas komponen biaya dalam cost recoverycost recovery
2.2. RRiisiko Liftingsiko Lifting 1,034 MBCD 1,034 MBCDTahun 2005 & 2006 hanya mencapai 0,950 MBCD.Tahun 2005 & 2006 hanya mencapai 0,950 MBCD.Penurunan 50 ribu barel menyebabkan turunnya Penurunan 50 ribu barel menyebabkan turunnya penerimaan penerimaan Migas Migas hingga Rp10 Thingga Rp10 T
Kebijakan Kebijakan Perpajakan (1)Perpajakan (1)
Pertumbuhan penerimaan pajak rata-rata 20%. Pertumbuhan penerimaan pajak rata-rata 20%. Penerimaan 2007 diatas rata-rata.Penerimaan 2007 diatas rata-rata.
Rasio perpajakan dengan cakupan basis PDB tahun dasar 1993 sekitar 1% lebih Rasio perpajakan dengan cakupan basis PDB tahun dasar 1993 sekitar 1% lebih tinggi. tinggi.
Tahun 2006 rasio perpajakan turun sebagai akibat melambatnya ekonomiTahun 2006 rasio perpajakan turun sebagai akibat melambatnya ekonomi
11,0 11,3 11,8 12,212,7 12,3
12,913,6
10,0
11,0
12,0
13,0
14,0
%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tax Ratio Tahun 2001-2008Penerimaan Perpajakan Non-Migas, 2001-2008
133,1159,2
185,4216
263,3
314,8
395
482
19,6
16,5 16,5
21,8
19,6
25,5
22
0
100
200
300
400
500
600
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
trili
un
0
5
10
15
20
25
30
%
Nilai Nominal Pertumbuhan
Perkembangan PNBP 2001-2008
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tri
liun
PNBP LainnyaLaba BUMNSDA nonmigasSDA Migas
Komposisi Belanja PemerintahKomposisi Belanja Pemerintah PusatPusat
Dalam Dalam 33 TTahun terakhir :ahun terakhir : OVERHEAD COSTOVERHEAD COST (belanja (belanja OOperasional: perasional: PPegawai, egawai, BBunga unga
UUtangtang,, dan dan SSubsidi) mencakup ubsidi) mencakup 4411%% dari total dari total BBelanja elanja NNegaraegara MULTIPLIER EFFECTMULTIPLIER EFFECT terhadap perekonomian terhadap perekonomian RELATIFRELATIF KECILKECIL Anggaran Anggaran kurangkurang efisien efisien
BELANJA MODAL DAN BELANJA BARANGBELANJA MODAL DAN BELANJA BARANG mencakup sekitar mencakup sekitar 1515%% dari total dari total BBelanja elanja NNegara.egara.
BELANJA KE DAERAH 3BELANJA KE DAERAH 344%% dari total dari total BBelanja elanja NNegaraegara
Untuk Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomimempercepat pertumbuhan ekonomi perlu perlu dilakukan pembaharuan kebijakan alokasi anggaran: dilakukan pembaharuan kebijakan alokasi anggaran: Belanja Belanja PPegawai, egawai, BBunga unga UUtangtang,, dan dan SSubsidi ubsidi sulit dialihkan sulit dialihkan
REALOKASI BELANJA BARANG KE BELANJA MODALREALOKASI BELANJA BARANG KE BELANJA MODAL
Kebijakan Belanja PegawaiKebijakan Belanja Pegawai & & BarangBarang
Kenaikan Kenaikan GAJI/PENSIUNGAJI/PENSIUN pokok pokok 20%20% (anggaran(anggaran Rp13Rp13 TT))
Pemberian Pemberian GAJI/PENSIUNGAJI/PENSIUN keke-13-13 (anggaran(anggaran RpRp6,6 6,6 TT)) Kenaikan Kenaikan UUang ang MMakanakan//LLauk auk PPauk auk ::
TNI/PolriTNI/Polri,, dari Rp30.000 menjadidari Rp30.000 menjadi Rp35.000Rp35.000/hari /hari (anggaran(anggaran RpRp1,7 1,7 TT))
PNS,PNS, dari dari Rp Rp110.000 menjadi 0.000 menjadi RpRp115.000/hari 5.000/hari kerja kerja ((anggaran anggaran RpRp1,41,4TT))
Perubahan Perubahan SSharing haring PPensiunensiun ((anggaran anggaran RpRp2,12,1TT)) Kenaikan Kenaikan IIuran Askes untuk uran Askes untuk PPensiun ensiun ((anggaran Rpanggaran Rp0,40,4TT))
Dana kehormatan Dana kehormatan VVeteraneteran ((anggaran anggaran RpRp1,21,2TT))
KEBIJAKAN KEBIJAKAN BBELANJA ELANJA MODAL MODAL 20082008 : : Meningkatkan belanja untuk Meningkatkan belanja untuk PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTURINFRASTRUKTUR Memperhitungkan Memperhitungkan KESINAMBUNGAN PEMBIAYAANKESINAMBUNGAN PEMBIAYAAN, ,
khususnya untuk proyek-proyek khususnya untuk proyek-proyek multiyearsmultiyears
Perkembangan Belanja Modal dan Barang, 2005-2008
32,9
58,968,3
29,2
47,2262,5
52,4
101,5
0
20
40
60
80
100
120
2005 2006 2007 2008
triliu
n
Prioritas Prioritas PPenggunaanenggunaan B Belanja elanja MModalodal (1) (1)
Pembangunan Pembangunan IInfrastruktur nfrastruktur DDasarasar ::
Pembangunan jalan : Pembangunan jalan : Lintas Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Lintas Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan PapuaTenggara, Maluku dan Papua Lintas Timur Sumatra dan Pantai Utara JawaLintas Timur Sumatra dan Pantai Utara Jawa
Jembatan : Jembatan : Suramadu 1.383,7 meterSuramadu 1.383,7 meter Peningkatan Peningkatan JJembatan embatan NNasional penghubung lintas 1.160,8 meterasional penghubung lintas 1.160,8 meter
Irigasi :Irigasi : Pembangunan dan peningkatan kinerja 105.635 Ha Pembangunan dan peningkatan kinerja 105.635 Ha JJaringan aringan
IIrigasi dan 22.837 Ha rigasi dan 22.837 Ha JJaringan aringan RRawa awa Rehabilitasi 210.732 Ha jaringan irigasi dan 207.667 Ha jaringan Rehabilitasi 210.732 Ha jaringan irigasi dan 207.667 Ha jaringan
rawa rawa
Prioritas Prioritas PPenggunaan enggunaan BBelanja elanja MModalodal (2) (2)
Pembangunan Pembangunan IInfrastruktur nfrastruktur DDasarasar ::
Jalan Jalan KKereta ereta AApi :pi : JJalur ganda Serpong-Rangkasbitung, Tegal-Pekalongan, alur ganda Serpong-Rangkasbitung, Tegal-Pekalongan,
Cirebon-Kroya, Duri-BojongCirebon-Kroya, Duri-Bojong
Pelabuhan Pelabuhan LLaut :aut : PPelabuhan laut Balikpapan dan Jayapuraelabuhan laut Balikpapan dan Jayapura Pengembangan Pengembangan PPelabuhan Tanjung Priokelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Pelabuhan UUdara :dara : Pembangunan/peningkatan bandara di ibukota kabupaten, Pembangunan/peningkatan bandara di ibukota kabupaten,
ibukota propinsi dan daerah pemekaran (45 bandara)ibukota propinsi dan daerah pemekaran (45 bandara) Pembangunan bandara di daerah terpencil, perbatasan dan Pembangunan bandara di daerah terpencil, perbatasan dan
rawan bencanarawan bencana Pengembangan Bandara HasanuddinPengembangan Bandara Hasanuddin
Infrastruktur penting lainnya :Infrastruktur penting lainnya : PPembangkit listrikembangkit listrik GGedungedung S Sekolahekolah
Kebijakan Subsidi 2008 (Kebijakan Subsidi 2008 (11))
Subsidi Subsidi EEnergi:nergi: SUBSIDI BBMSUBSIDI BBM R Rpp46,7 T, turun 17,1% dari 46,7 T, turun 17,1% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 2007 sebesar sebesar Rp56,4T: Rp56,4T:
Subsidi minyak tanah, premium, solar Rp44,3 T, turun 11,4% dari Subsidi minyak tanah, premium, solar Rp44,3 T, turun 11,4% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 2007 sebesar sebesar Rp55,8 TRp55,8 T
SUBSIDI LPG (KONVERSI MINYAK TANAH)SUBSIDI LPG (KONVERSI MINYAK TANAH) R Rpp2,4 T, naik 290,8% dari 2,4 T, naik 290,8% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 2007 sebesar sebesar Rp0,6 TRp0,6 T
SUBSIDI LISTRIKSUBSIDI LISTRIK R Rpp27,8 T, turun 14,0% dari 27,8 T, turun 14,0% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 2007 sebesar sebesar Rp32,5 T:Rp32,5 T: Belum memperhitungkan Belum memperhitungkan carry overcarry over subsidi listrik tahun 2007 subsidi listrik tahun 2007 sebesar sebesar Rp1,2 TRp1,2 T growth salesgrowth sales (6,8%) (6,8%), energy losses , energy losses (9,75% – 10,14%)(9,75% – 10,14%), , dandan BBM (28%)BBM (28%)
Perkembangan Subsidi BBM dan Listrik, 2005-2008
104,8
64,256,4
1630,4 32,5 27,8
46,7
0
20
40
60
80
100
120
2005 2006 2007 2008
triliu
n
Kebijakan Subsidi 2008 (Kebijakan Subsidi 2008 (22))
Subsidi Non-Energi:Subsidi Non-Energi: Subsidi PupukSubsidi Pupuk Rp8,7 T, naik 24,9% dari Rp8,7 T, naik 24,9% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 2007
Rp7,0 T: Rp7,0 T: VolumeVolume menjadi 8,5 juta ton menjadi 8,5 juta ton,, dari 6,1 juta ton (tahun 2007) dari 6,1 juta ton (tahun 2007)
Subsidi PanganSubsidi Pangan Rp5,5 T, turun 16,4% dari Rp5,5 T, turun 16,4% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 Rp6,6 T:2007 Rp6,6 T: Rumah Tangga Miskin (RTM) turun menjadi 12,1 jutaRumah Tangga Miskin (RTM) turun menjadi 12,1 juta,, dari 15,8 dari 15,8
juta (tahun 2007)juta (tahun 2007) Kuantum Kuantum RRaskin turun menjadi 1,3 juta tonaskin turun menjadi 1,3 juta ton,, dari 1,7 juta ton (tahun dari 1,7 juta ton (tahun
2007)2007) Jatah perKK 10 kg; Durasi 11 bulan.Jatah perKK 10 kg; Durasi 11 bulan.
Subsidi BenihSubsidi Benih Rp375,0 M, naik 200,0% dari Rp375,0 M, naik 200,0% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 Rp125,0 M: 2007 Rp125,0 M: DanaDana Cadangan Benih Nasional (CBN) Cadangan Benih Nasional (CBN)
Kebijakan Subsidi 2008 (Kebijakan Subsidi 2008 (33)) Subsidi Non-Energi:Subsidi Non-Energi:
Public Service ObligationPublic Service Obligation (PSO) Rp1,3 T(PSO) Rp1,3 T,, naik naik 37,3% dari 37,3% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 Rp0,975 T: 2007 Rp0,975 T: PT KAI RpPT KAI Rp588 M588 M PT PELNI RpPT PELNI Rp650 M650 M PT Posindo RpPT Posindo Rp100 M100 M
Subsidi Kredit ProgramSubsidi Kredit Program Rp2,1 TRp2,1 T,, naik 31% dari naik 31% dari RAPBN-PRAPBN-P 2007 Rp1,6T 2007 Rp1,6T, a.l untuk , a.l untuk :: Kredit ketahanan pangan dan energi (KKP-E) RpKredit ketahanan pangan dan energi (KKP-E) Rp675 M675 M Kredit kepemilikan rumah sederhana (KPRS) termasuk Kredit kepemilikan rumah sederhana (KPRS) termasuk
rumah Rusunami Rprumah Rusunami Rp800 M800 M Kredit pengembangan Kredit pengembangan EEnergi nergi NNabati dan revitalisasi abati dan revitalisasi
perkebunan (KPEN-RP) Rpperkebunan (KPEN-RP) Rp449 M449 M Kredit bunga Kredit bunga di di NAD RpNAD Rp40 M40 M
Kebijakan Bantuan Sosial 2008Kebijakan Bantuan Sosial 2008 (1) (1) Menjaga Menjaga keberlangsungan keberlangsungan bantuan bantuan langsung langsung ke ke
masyarakatmasyarakat :: Bantuan Operasional Sekolah (BOS)Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pelayanan kesehatan gratisPelayanan kesehatan gratis di di PPuskesmas dan uskesmas dan RRumah umah SSakit akit
pemerintah atau swasta kelas III yang ditunjuk (Askeskin)pemerintah atau swasta kelas III yang ditunjuk (Askeskin) Bantuan modalBantuan modal kepada usaha mikro, kecil dan menengah kepada usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM)(UMKM)
Program Program KKeluarga eluarga HHarapan (PKH)arapan (PKH) :: Bantuan untuk meningkatkan kualitas SDMBantuan untuk meningkatkan kualitas SDM Tahun 2007, uji coba dilaksanakan di 49 kabupaten pada 7 Tahun 2007, uji coba dilaksanakan di 49 kabupaten pada 7
provinsi dengan target 500 ribu RT sangat miskinprovinsi dengan target 500 ribu RT sangat miskin Total dana yang disalurkan tahun 2007 dan 2008 masing-Total dana yang disalurkan tahun 2007 dan 2008 masing-
masing Rp1,1 Tmasing Rp1,1 T
Kebijakan Bantuan Sosial 2008Kebijakan Bantuan Sosial 2008 (2) (2) MMemperluas cakupan emperluas cakupan PProgram rogram NNasional asional
PPemberdayaan emberdayaan MMasyarakatasyarakat (PNPM): (PNPM): Payung kebijakan pemberdayaan masyarakat Payung kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka dalam rangka
penanggulangan kemiskinanpenanggulangan kemiskinan Mengintregasikan Mengintregasikan program-program penanggulangan program-program penanggulangan
kemiskinankemiskinan ( (PPKPPK, , P2KPP2KP, , PPIPPPIP, , P2DTK)P2DTK)
Diprioritaskan Diprioritaskan untuk untuk menyelesaikan desa tertinggalmenyelesaikan desa tertinggal yang belum terselesaikan dan belum mendapatkan yang belum terselesaikan dan belum mendapatkan program pembangunan infrastruktur pedesaan program pembangunan infrastruktur pedesaan (sekitar 15.500 desa)(sekitar 15.500 desa)
AnggaranAnggaran per desa Rp250 juta per desa Rp250 juta
AAnggaran untuk penanggulangan bencananggaran untuk penanggulangan bencana Rp3 T Rp3 T
34,0 35,5 24,2 29,6
-5
5
15
25
35(R
p t
rili
un
)
2005 2006 2007 2008
Perkembangan Belanja lainnya 2005-2008
Kebijakan Belanja Lainnya 2008Kebijakan Belanja Lainnya 2008 Menampung dana cadangan risiko fiskal:Menampung dana cadangan risiko fiskal:
Perubahan asumsiPerubahan asumsi makro ekonomi makro ekonomi Perubahan kebijakanPerubahan kebijakan Dana penjaminan infrastrukturDana penjaminan infrastruktur
Persiapan penyelenggaraan Pemilu 2009Persiapan penyelenggaraan Pemilu 2009 Rp7T Rp7T
Kebijakan Belanja ke Daerah Th 2008Kebijakan Belanja ke Daerah Th 2008
1.1. DAU tahun 2008 direncanakan 26% dari DAU tahun 2008 direncanakan 26% dari Penerimaan Dalam Negeri BersihPenerimaan Dalam Negeri Bersih
2.2. Penghapusan Kebijakan Hold harmless dalam Penghapusan Kebijakan Hold harmless dalam pengalokasian DAU tahun 2008pengalokasian DAU tahun 2008
• Untuk beberapa Daerah yang diperkirakan tidak akan Untuk beberapa Daerah yang diperkirakan tidak akan menerima DAU atau menerima DAU kurang 25% dari menerima DAU atau menerima DAU kurang 25% dari tahun sebelumnya, akan dicadangkan anggaran tahun sebelumnya, akan dicadangkan anggaran Penyesuaian DAU Rp271 M.Penyesuaian DAU Rp271 M.
3.3. Penyediaan Dana Penyesuaian Murni Rp1,2 T Penyediaan Dana Penyesuaian Murni Rp1,2 T untuk membantu pembayaran Tunjangan untuk membantu pembayaran Tunjangan Pendidikan di DaerahPendidikan di Daerah
Kebijakan Belanja ke Daerah … lanjutanKebijakan Belanja ke Daerah … lanjutan
4.4. Pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sekitar Rp4 T ke DAKPembantuan sekitar Rp4 T ke DAK
5.5. Pengalokasian Dana Otsus untuk Provinsi Pengalokasian Dana Otsus untuk Provinsi papua dan NAD masing-masing 2% dari DAUpapua dan NAD masing-masing 2% dari DAU
• Untuk Papua juga dianggarkan Dana Pembangunan Untuk Papua juga dianggarkan Dana Pembangunan Infrastruktur sekitar Rp1 T.Infrastruktur sekitar Rp1 T.
6.6. Konsolidasi Defisit RAPBD 2008 direncanakan Konsolidasi Defisit RAPBD 2008 direncanakan 0,3% – 0,5% PDB.0,3% – 0,5% PDB.
Dengan Defisit RAPBN 2008 sebesar 1,7% Dengan Defisit RAPBN 2008 sebesar 1,7% PDB, maka konsolidasi defisit RAPBN & PDB, maka konsolidasi defisit RAPBN & RAPBD berkisar 2% - 2,2% PDBRAPBD berkisar 2% - 2,2% PDB
Perkembangan Alokasi Belanja Perkembangan Alokasi Belanja ke Daerah, 2001-2008ke Daerah, 2001-2008
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
200,0
220,0
240,0
260,0
280,0
300,0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
(Tri
liu
n R
p)
DANA PENYESUAIAN
DANA OTSUS
DAK
DAU
DBH
• Pembiayaan defisit APBN didominasi oleh Utang khususnya Utang Dalam Negeri
• Diperlukan kedisiplinan pemerintah dalam menjaga kepercayaan pasar uang dan pasar modal serta meningkatkan peringkat utang
Konso
lidas
i
Stimulus%
P
D
B
-2,5
-2
-1,5
-1
-0,5
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Konso
lidas
i
Stimulus%
P
D
B
Defisit APBN
Defisit dan Pembiayaan Defisit APBN Defisit dan Pembiayaan Defisit APBN
Sumber Pembiayaan Defisit APBN (Triliun Rupiah)
-40
-20
0
20
40
60
80
100
2005 2006 2007 2008
Pembiayaan Non UtangUtang Dalam NegeriUtang Luar Negeri
Tahun S & P Moody’s
2001 B- B3
2003 CCC+ B3
2005 B+ B2
2007 BB- B1
Peringkat Utang Indonesia
Semakin tinggi peringkat utang yang dimiliki oleh suatu negara, maka akan semakin rendah premi risiko sehingga akan makin rendah pula biaya utang negara tersebut.
Pembiayaan APBN dan Komposisi Pembiayaan APBN dan Komposisi PembiayaanPembiayaan, 2004-2008, 2004-2008
Kebijakan:Kebijakan: Berorientasi pada upaya pembiayaan yang stabil dan Berorientasi pada upaya pembiayaan yang stabil dan
berkelanjutan, dengan beban dan risiko minimal.berkelanjutan, dengan beban dan risiko minimal. Memaksimalkan sumber pembiayaan dalam negeri.Memaksimalkan sumber pembiayaan dalam negeri.
6,9
22,6
36 62,391,6
12,3
13,6
19,1
19,1
14,6
12,5
23,3
23,9
-46,5 -37,1 -52,7 -55,1 -59,7
5,118,4
-75
-25
25
75
125
Realisasi Realisasi Realisasi RAPBN-P RAPBN
2004 2005 2006 2007 2008
Tri
liu
n R
p
Pembayaran CicilanUtang LN
Pinjaman Proyek
Pinjaman Program
DukunganInfrastruktur
Penjualan Aset
Privatisasi
SUN
Rekening Pemerintah
Risiko Fiskal 2008Risiko Fiskal 2008
1.1. Sensitivitas Asumsi Ekonomi MakroSensitivitas Asumsi Ekonomi MakroVariansi pada asumsi-asumsi dan penilaian-Variansi pada asumsi-asumsi dan penilaian-penilaian yang menjadi dasar penyusunan penilaian yang menjadi dasar penyusunan RAPBNRAPBN
2.2. Risiko Utang PemerintahRisiko Utang PemerintahKewajiban pemerintah untuk membayar pokok, Kewajiban pemerintah untuk membayar pokok, bunga, dan biaya terkait (bunga, dan biaya terkait (debt service costdebt service cost) ) yang telah jatuh tempoyang telah jatuh tempo
Risiko Fiskal 2008 … lanjutanRisiko Fiskal 2008 … lanjutan3.3. Risiko Proyek Kerjasama InfrastrukturRisiko Proyek Kerjasama Infrastruktur
a.a. Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000 MWTenaga Listrik 10.000 MWJaminan pemerintah atas kewajiban PLN Jaminan pemerintah atas kewajiban PLN sehubungan dengan pinsehubungan dengan pinjaman perbankanjaman perbankan
b.b. Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road II (JORR II)Road II (JORR II)Jaminan pemerintah atas risiko politik, risiko kinerja Jaminan pemerintah atas risiko politik, risiko kinerja proyek dan risiko permintaanproyek dan risiko permintaan
c.c. Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans JawaProyek Pembangunan Jalan Tol Trans JawaJaminan pemerintah atas risiko politik, risiko kinerja Jaminan pemerintah atas risiko politik, risiko kinerja proyek dan risiko permintaanproyek dan risiko permintaan
d.d. Proyek Pembangunan Monorail.Proyek Pembangunan Monorail.Jaminan pemerintah terhadap risiko Jaminan pemerintah terhadap risiko short fall short fall akibatakibat jumlah penumpang kurang dari 160.000 orang per jumlah penumpang kurang dari 160.000 orang per harihari
Risiko Fiskal … lanjutanRisiko Fiskal … lanjutan4.4. Risiko BUMN Risiko BUMN
PMN & PSO PMN & PSO Subsidi pemerintah dalam rangka pelaksanaan Subsidi pemerintah dalam rangka pelaksanaan Public Service ObligationPublic Service Obligation (PSO) (PSO)
5.5. Program Pensiun dan Tunjangan hari Tua Program Pensiun dan Tunjangan hari Tua Pegawai Negeri Sipil (PNS)Pegawai Negeri Sipil (PNS)Kewajiban pemerintah sehubungan dengan Program Pensiun Kewajiban pemerintah sehubungan dengan Program Pensiun dan Tunjangan Hari Tua PNSdan Tunjangan Hari Tua PNS
6.6. Risiko Desentralisasi FiskalRisiko Desentralisasi FiskalBersumber dari pemekaran daerah, pengalokasian DAU Bersumber dari pemekaran daerah, pengalokasian DAU didasarkan pada realisasi, konsistensi penghapusan DAU didasarkan pada realisasi, konsistensi penghapusan DAU penyesuaian (penyesuaian (hold harmlesshold harmless))
7.7. Bank IndonesiaBank IndonesiaKewajiban pemerintah dalam menjaga modal awal Bank Kewajiban pemerintah dalam menjaga modal awal Bank IndonesiaIndonesia
Risiko Fiskal … lanjutanRisiko Fiskal … lanjutan8.8. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Kewajiban pemerintah dalam menjaga modal awal LPSKewajiban pemerintah dalam menjaga modal awal LPS
9.9. Risiko Tuntutan Hukum kepada pemerintahRisiko Tuntutan Hukum kepada pemerintahTuntutan hukum oleh pihak ketiga kepada pemerintahTuntutan hukum oleh pihak ketiga kepada pemerintah
10.10. Risiko Iuran Keanggotaan Organisasi Risiko Iuran Keanggotaan Organisasi InternasionalInternasionalKewajiban pemerintah dalam membayar Kewajiban pemerintah dalam membayar iuran/kontribusi pada organisasi pemerintahiuran/kontribusi pada organisasi pemerintah
11.11. Risiko Bencana AlamRisiko Bencana AlamKewajiban pemerintah untuk memberikan bantuan Kewajiban pemerintah untuk memberikan bantuan tanggap darurat dan pemulihan pascabencanatanggap darurat dan pemulihan pascabencana
12.12. Risiko Lumpur SidoarjoRisiko Lumpur SidoarjoKewajiban pemerintah untuk penyelesaian lumpur Kewajiban pemerintah untuk penyelesaian lumpur SidoarjoSidoarjo
A. Pendapatan Negara dan Hibah 723,1 684,5 761,4
I. Penerimaan Dalam Negeri 720,4 681,8 759,3
1. Penerimaan Perpajakan 509,5 489,9 583,7
Tax Ratio (% thd PDB) 13,5 12,9 13,6
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 210,9 191,9 175,6
II. Hibah 2,7 2,7 2,1
B. Belanja Negara 763,6 746,4 836,4
I. Belanja Pemerintah Pusat 504,8 493,9 564,6
II. Belanja Ke Daerah 258,8 252,5 271,8
C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (40,5) (62,0) (75,0)
% Thd PDB (1,1) (1,6) (1,7)
D. Pembiayaan (I + II) 40,5 62,0 75,0
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55,1 74,6 91,7
II. Pembiayaan Luar negeri (neto) (14,6) (12,6) (16,7)
2007
RINGKASAN, RAPBN-P 2007 dan RAPBN 2008(dalam triliun rupiah)
2008
APBN RAPBN-P RAPBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah 723,1 684,5 761,4I. Penerimaan Dalam Negeri 720,4 681,8 759,3
1. Penerimaan Perpajakan 509,5 489,9 583,7a. Pajak Dalam Negeri 494,6 472,8 568,3
i. Pajak penghasilan 261,7 250,0 305,31. PPh Migas 41,2 37,5 41,02. PPh Non-Migas 220,5 212,5 264,3
ii. Pajak pertambahan nilai 161,0 152,1 186,6iii. Pajak bumi dan bangunan 21,3 22,0 24,2iv. BPHTB 5,4 4,0 4,9v. Cukai 42,0 42,0 44,4vi. Pajak lainnya 3,2 2,7 2,9
b. Pajak Perdagangan Internasional 14,9 17,1 15,4i. Bea masuk 14,4 14,4 14,9ii. Pajak/pungutan ekspor 0,5 2,7 0,5
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 210,9 191,9 175,6a. Penerimaan SDA 146,3 112,2 119,8
i. Migas 139,9 105,4 112,3- Minyak bumi 103,9 76,9 81,8- Gas alam 36,0 28,5 30,6
ii. Non Migas 6,4 6,7 7,4b. Bagian Laba BUMN 19,1 21,6 20,4c. Surplus Bank Indonesia 0,0 13,7 0,0d. PNBP Lainnya 45,6 44,5 35,5
II. Hibah 2,7 2,7 2,1
2007
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH, 2007-2008(dalam triliun rupiah)
RAPBN-P APBN
2008
RAPBN
Belanja Pemerintah Pusat 504,8 493,9 564,6
1. Belanja Pegawai 101,2 99,9 129,5
2. Belanja Barang 72,2 62,5 52,4
3. Belanja Modal 73,1 68,3 101,5
4. Pembayaran Bunga Utang 85,1 86,3 91,5
i. Utang Dalam Negeri 58,4 61,4 62,8
ii. Utang Luar Negeri 26,7 24,9 28,75. Subsidi 102,9 105,2 92,6
6. Belanja Hibah 0,0 0,0 0,0
7. Bantuan Sosial 51,4 47,5 67,4
8. Belanja Lainnya 18,8 24,2 29,6
2007
BELANJA PEMERINTAH PUSAT, RAPBN-P 2007 DAN RAPBN 2008
(dalam triliun rupiah)
RAPBN-P APBN
2008
RAPBN
Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi (15 K/L Terbesar) Tahun 2007-2008(15 K/L Terbesar) Tahun 2007-2008(miliar rupiah)(miliar rupiah)
2008
APBN RAPBN-P RAPBN
1 23 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 44.058,4 39.396,8 48.273,9
2 33 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 24.213,4 25.266,9 35.646,2
3 12 DEPARTEMEN PERTAHANAN 32.640,1 29.578,6 33.679,0
4 60 KEPOLISIAN NEGARA 20.041,5 17.800,6 20.875,5
5 24 DEPARTEMEN KESEHATAN 17.236,3 15.900,2 18.762,8
6 22 DEPARTEMEN PERHUBUNGAN 10.467,8 9.899,4 16.241,8
7 25 DEPARTEMEN AGAMA 13.799,3 12.360,2 16.067,3
8 15 DEPARTEMEN KEUANGAN 9.607,7 8.647,5 10.348,2
9 18 DEPARTEMEN PERTANIAN 8.789,6 7.889,7 8.889,6
10 94BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD DAN NIAS
9.998,8 9.952,4 7.000,4
11 10 DEPARTEMEN DALAM NEGERI 3.839,1 3.459,7 6.089,7
12 20DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
6.458,2 5.826,6 5.587,0
13 11 DEPARTEMEN LUAR NEGERI 5.447,2 4.870,1 5.557,9
14 13 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM 4.039,9 3.762,3 4.275,8
15 27 DEPARTEMEN SOSIAL 3.347,1 2.996,0 3.660,7
NO. KODE KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA2007
Belanja Pemerintah Pusat menurut Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi Organisasi … … (1)(1)(miliar rupiah)(miliar rupiah) 2008
APBN RAPBN-P RAPBN
1 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 196,1 176,5 196,1
2 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 1.519,2 1.365,0 1.677,7
4 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 1.105,4 1.072,3 1.300,3
5 MAHKAMAH AGUNG 3.091,7 2.763,5 3.214,9
6 KEJAKSAAN AGUNG 1.716,1 1.541,7 1.849,0
7 KEPRESIDENAN/SEKRETARIAT NEGARA 1.594,8 1.435,7 1.562,6
8 WAKIL PRESIDEN - - -
10 DEPARTEMEN DALAM NEGERI 3.839,1 3.459,7 6.089,7
11 DEPARTEMEN LUAR NEGERI 5.447,2 4.870,1 5.557,9
12 DEPARTEMEN PERTAHANAN 32.640,1 29.578,6 33.679,0
13 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM 4.039,9 3.762,3 4.275,8
15 DEPARTEMEN KEUANGAN 9.607,7 8.647,5 10.348,2
18 DEPARTEMEN PERTANIAN 8.789,6 7.889,7 8.889,6
19 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 1.899,4 1.713,9 1.849,4
20 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 6.458,2 5.826,6 5.587,0
22 DEPARTEMEN PERHUBUNGAN 10.467,8 9.899,4 16.241,8
23 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 44.058,4 39.396,8 48.273,9
KODE KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA2007
Belanja Pemerintah Pusat menurut Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi Tahun 2007-2008 Organisasi Tahun 2007-2008 …… (5)(5) (miliar rupiah)(miliar rupiah)
2008
APBN RAPBN-P RAPBN
92 KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAH RAGA 663,4 600,7 667,1
93 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 247,7 324,8 264,2
94 BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD DAN NIAS 9.998,8 9.952,4 7.000,4
95 DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) 281,6 254,3 312,5
100 KOMISI YUDISIAL RI 101,9 102,7 101,9
103 BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA 61,5 55,0 107,7
104 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI - - 273,5
258.004,7 238.359,0 285.482,9
61 CICILAN BUNGA UTANG *) 85.086 86.290,6 91.541,1
62 SUBSIDI **) 134.940 134.960,4 92.624,1
69 BELANJA LAIN-LAIN 26.745 34.270,7 94.975,1
246.771 255.521,7 279.140,3
504.776 493.880,7 564.623,1
*) Tahun 2005-2007 Cicilan dan Bunga Utang**) Tahun 2005-2007 Subsidi dan Transfer LainnyaSumber: Departemen Keuangan RI
JUMLAH
JUMLAH BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN
KODE KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN
JUMLAH BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
2007
BELANJA PEMERINTAH PUSAT, BELANJA PEMERINTAH PUSAT, MENURUT FUNGSI 2007-2008MENURUT FUNGSI 2007-2008(triliun rupiah)(triliun rupiah)
2008
APBN RAPBN-P RAPBN
01 PELAYANAN UMUM 296,8 304,7 337,5
02 PERTAHANAN 32,7 29,4 33,8
03 KETERTIBAN DAN KEAMANAN 29,2 22,8 27,4
04 EKONOMI 51,2 47,8 61,0
05 LINGKUNGAN HIDUP 5,5 4,9 5,9
06 PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM 10,7 9,6 13,5
07 KESEHATAN 17,5 16,1 16,8
08 PARIWISATA DAN BUDAYA 1,7 1,4 1,3
09 AGAMA 2,2 1,9 2,6
10 PENDIDIKAN 54,1 52,4 61,4
11 PERLINDUNGAN SOSIAL 3,2 2,8 3,5
504,8 493,9 564,6JUMLAH
KODE FUNGSI2007
Belanja Ke Daerah 258,8 252,5 271,8
1. Dana Perimbangan 250,3 244,1 262,3
a. Dana Bagi Hasil 68,5 62,2 64,5
b. Dana Alokasi Umum 164,8 164,8 176,6
c. Dana Alokasi Khusus 17,1 17,1 21,2
2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 8,5 8,5 9,5
a. Dana Otonomi Khusus 4,0 4,0 8,1
b. Dana Penyesuaian 4,4 4,4 1,5
2008
RAPBN RAPBN-P APBN
BELANJA KE DAERAH RAPBN-P 2007 DAN RAPBN 2008
(dalam triliun rupiah)
2007
Kebutuhan Pembiayaan 98,6 121,7 136,7
1. Defisit anggaran 40,5 62,0 75,0
2. Pembayaran Pokok Utang Luar negeri 54,8 55,1 59,7
3. Penyediaan Dana Investasi 3,3 4,7 2,0
a. Penyertaan Modal Negara 1,3 2,7 -
b. Dukungan Infrastruktur 2,0 2,0 2,0
Sumber Pembiayaan 98,6 121,7 136,7
1. Dalam Negeri 58,4 79,3 93,7
i. Perbankan 13,0 10,6 0,3
a. Rekening Pemerintah 5,2 4,3 0,3
b. Eks Moratorium NAD-Nias 7,7 6,3 0,0
ii. Nonperbankan 45,4 68,6 93,4
a. Penerimaan Privatisasi 3,3 4,7 1,5
b. Penjualan Aset 1,5 1,7 0,3
c. SBN Dalam Negeri (Neto) 40,6 62,3 91,6
2. Luar Negeri 40,3 42,4 43,0
i. Pinjaman Program 16,3 19,1 19,1
ii. Pinjaman Proyek 24,0 23,3 23,9
Uraian RAPBN-P RAPBN
(triliun rupiah)
2008
APBN
KEBUTUHAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN, 2007- 2008
2007
KELEMAHAN PENGANGGARAN KELEMAHAN PENGANGGARAN INDONESA (1)INDONESA (1)
A. Penerimaan A. Penerimaan Dari sisi penerimaan tidak adanya SIN Dari sisi penerimaan tidak adanya SIN
bagi WP diIndonesiabagi WP diIndonesia Tax ratio baru 13%Tax ratio baru 13% Terfocusnya penerimaan pajak pada Terfocusnya penerimaan pajak pada
650 WP besar650 WP besar Kurang tergalinya PNBP dengan baikKurang tergalinya PNBP dengan baik
KELEMAHAN PENGANGGARAN KELEMAHAN PENGANGGARAN INDONESA (2)INDONESA (2)
1.1. Tidak sinkronnya perencanaan dan penganggaranTidak sinkronnya perencanaan dan penganggaran2.2. Tidak sinkronnya kebijakan pemerintah dengan BUMNTidak sinkronnya kebijakan pemerintah dengan BUMN3.3. Daya serap PHLN yang sangat rendahDaya serap PHLN yang sangat rendah4.4. Belum jelasnya pembagian kewenangan pusat dan Belum jelasnya pembagian kewenangan pusat dan
daerah dan antar instansidaerah dan antar instansi5.5. Terdapat berbagai bentukkelembagaan yang Terdapat berbagai bentukkelembagaan yang
menimbulkan kebijakan penganggaran yang bersifat menimbulkan kebijakan penganggaran yang bersifat parsial : PNBP,BLU, BHMN, PSO, Subsidi BUMNparsial : PNBP,BLU, BHMN, PSO, Subsidi BUMN
6.6. Tidak tertibnya administrasi kekayaan Tidak tertibnya administrasi kekayaan 7.7. Terlalu detailnya dokumen penganggaran yang harus ke Terlalu detailnya dokumen penganggaran yang harus ke
DPRDPR8.8. Terlalu dalamnya intervensi DPR ke dalam pengelolaan Terlalu dalamnya intervensi DPR ke dalam pengelolaan
anggarananggaran9.9. Adanya ketidakjelasan definisi anggaran pendidikan Adanya ketidakjelasan definisi anggaran pendidikan 10.10. Ketidakkonsistenan penganggaran (pemotongan tapi ada Ketidakkonsistenan penganggaran (pemotongan tapi ada
ABT)ABT)
Kelemahan menurut Kelemahan menurut IslamiIslami
Pembangunan berbasis pertumbuhan bukan Pembangunan berbasis pertumbuhan bukan pemerataan (indek gini)pemerataan (indek gini)
Pajak berbasis penghasilan bukan kekayaanPajak berbasis penghasilan bukan kekayaan Pemenuhan kebutuhan dhoruriyahPemenuhan kebutuhan dhoruriyah Tidak integrasinya fiskal dan moneterTidak integrasinya fiskal dan moneter Evaluasi ulang seluruh kebijakan hutang Evaluasi ulang seluruh kebijakan hutang
sehingga harus dihentikan kecuali benar2 sehingga harus dihentikan kecuali benar2 dibutuhkandibutuhkan
Keteladanan kesederhanaan seorang Keteladanan kesederhanaan seorang pemimpinpemimpin
Nasionalisme masyarakatNasionalisme masyarakat