235-237-1-pb
TRANSCRIPT
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
82
PENJERNIHAN AIR DARI ARANG JEPANG
DAN PASIR ZEOLIT
Oleh
Aguskamar, Oni Guspari
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat
menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. Selain bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan media
sarang dan penularan penyakit berbahaya bagi manusia. Media yang efektif untuk menghilangkan warna kuning
dan bau pada air adalah pasir zeolit dan arang jepang. Pasir zeolit berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan
arang jepang berfungsi untuk menghilangkan bau. Arang jepang dapat menghilangkan bau karena arang ini
bersifat sebagai karbon aktif. Karbon aktif sangat berguna dalam berbagai industri untuk proses pemurnian
cairan, penjernihan air dan penyaringan gas-gas kotor. Media gabungan pasir zeolit dan arang jepang ini mulai
banyak digunakan dalam alat penjernih air, dan mudah didapat serta relatif terjangkau. Metode pelaksanaan yang
diberikan dengan memberikan penyuluhan tentang persyaratan air yang dapat diminum dan material yang akan
digunakan untuk pembuatan alat penjernihan air serta bentuk dan ukuran yang akan di buat serta cara-cara
pembuatannya dengan bermacam peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat penjernih air, n
bahan yang digunakan adalah pipa paralon sebagai bahan untuk saluran, arang jepang/arang batok dan pasir
zeolit sebagai media penyaring atau pembersih air.
Kata kunci : Pasir zeolit, arang jepang
PENDAHULUAN
Air dan kesehatan merupakan dua hal yang
saling berhubungan. Kualitas air yang
dikonsumsi masyarakat dapat menentukan
derajat kesehatan masyarakat tersebut. Selain
bermanfaat bagi manusia, air juga merupakan
media sarang dan penularan penyakit
berbahaya bagi manusia. Air kotor dan
tercemar merupakan tempat berkembang biak
berbagai macam bibit penyakit. Bibit penyakit
yang berkembang biak di dalam air dapat
berupa bakteri, protozoa, ataupun virus.
Sebenarnya air bukanlah barang langka,
tetapi memperoleh air yang layak pakai belum
tentu tersedia di berbagai tempat. Misalnya, air
yang berasal dari bekas persawahan biasanya
berwarna kuning dan berbau tidak sedap,
begitu pula air di daerah rawa. Air jenis ini
berbahaya untuk diminum, penggunaannya
terbatas untuk mandi dan mencuci.
Dahulu, untuk menanggulangi air yang
berwarna kuning, biasanya orang
menggunakan media pasir bangunan dan ijuk.
Media-media ini dimasukkan ke bak semen
atau drum, dimana pasir diletakkan di bagian
atas dan ijuk di bagian bawah. Penempatan
seperti ini dimaksudkan agar pasir tidak
terbawa air. Namun metode ini hanya efektif
untuk air yang kadar kotorannya ringan karena
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
83
kadar kotoran yang tinggi akan menyebabkan
pengendapan dan menyumbat jalannya air.
Media yang efektif untuk menghilangkan
warna kuning dan bau pada air adalah pasir
zeolit dan arang jepang. Pasir zeolit berfungsi
untuk menghilangkan kotoran dan arang jepang
berfungsi untuk menghilangkan bau. Arang
jepang dapat menghilangkan bau karena arang
ini bersifat sebagai karbon aktif. Karbon aktif
sangat berguna dalam berbagai industri untuk
proses pemurnian cairan, penjernihan air dan
penyaringan gas-gas kotor. Media gabungan
pasir zeolit dan arang jepang ini mulai banyak
digunakan dalam alat penjernih air, dan mudah
didapat serta relatif terjangkau.
Dengan demikian diharapkan masyarakat
daerah ini akan dapat menikmati air yang layak
sehingga jumlah penderita diare dapat
berkurang di tahun-tahun berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Air Minum
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap
dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan
siklus hidrologi. Air di lautan, sungai, sumur,
danau, dan waduk akan menguap menjadi uap
air karena panas. Titik-titik uap air akan
bergerombol membentuk awan. Kandungan
uap air akan terkonensasi menjadi butiran-
butiran air hujan. Selanjutnya, air hujan akan
membasahi permukaan bumi dan meresasp
menjadi air tanah dan membentuk mata air,
sumur, danau, ataupun mengalir melewati
sungai menuju lautan. Siklus ini akan berputar
terus menerus.
Aliran air dipengaruhi juga oleh tata guna
lahan di permukaan bumi. Penggunaan
resapan dan penahan air, seperti sumur
resapan, waduk, dan danau yang mampu
menahan dan menampung hujan menjadi
sangat bermanfaat kala musim kemarau
datang. Dengan begitu sumur resapan, waduk,
dan danau menjadi sasaran utama untuk
mendapatkan air di musim kemarau.
Keberadaan air dipengaruhi oleh kuantitas dan
kualitas resapan dan penampung air pada
musim penghujan. Oleh karena itu dikenal
beberapa sumber-sumber air, yaitu;
Air laut
Air atmosfir
Air permukaan
Air tanah
Sumber-sumber ini tidak semuanya dapat
menjadi sumber air minum karena masing-
masing memiliki kadar mineral ataupun garam-
garaman dan juga kotoran dengan
kadar/persentase yang tidak baik untuk
kesehatan manusia.
Syarat-Syarat Air Minum
Layak tidaknya suatu air untuk diminum
harus memenuhi standar tertentu. Pada
umumnya ditentukan pada beberapa standar
(patokan) yang pada beberapa Negara
berbeda-beda menirut :
1. Kondisi negara masing-masing
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
3. Perkembangan teknologi
Dengan demikian dikenal dengan beberapa
standar air minum, antara lain :
American Drinking Water Standard
Britist Drinking Water Standar, agak ketat
WHO drinking Water Standard.
Dari segi kualitas, air minum harus
memenuhi kualitas secara fisika, kimia dan
biologi. Standar fisika menetapkan batasan
tentang sifat fisik air. Standar kimia
menetapkan tentang batasan kandungan sifat
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
84
dan bahan kimia yang terkandung di dalam air
yang masih diperbolehkan dan tidak berbahaya
untuk dikonsumsi. Standar biologi menetapkan
ada atau tidaknya mikroorganisme pathogen
dan nonpatogen yang terkandung atau hidup di
dalam air minum.
Syarat Fisik
Secara fisik air minum haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Air tidak boleh berwarna
Air tak boleh berasa
Air tak boleh berbau
Suhu air hendaknya di bawah sela udara
(sejuk ± 25 oC )
Air harus jernih .
Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus
dipenuhi oleh setiap jenis air minum dimana
dilakukan penyaringan dalam pengolahannya.
Kadar (bilangan) yang disyaratkan dan tidak
boleh dilampaui ditunjukkan pada tabel 1:
Syarat-sayarat kimia
Air minum tidak boleh mengadnung racun,
zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu
dalam jumlah melampaui batas yang telah
ditentukan. Batasan kimia air minum yang layak
meliputi derajat keasaman, tingkat kesadahan,
dan kandungan bahan kimia organik maupun
anorganik.
Derajat keasaman (pH)
Air yang baik adalah air yang bersifat netral
(pH=7). Menurut PERMENKES RI 1990,
batas pH minimum dan maksimum air layak
minum berkisar 6,9–9,0. Khusus untuk air
hujan, pH minimumnya adalah 5,5.
Kandungan bahan kimia organik
Air yang baik memiliki kandungan bahan
kimia organik dalam jumlah yang tidak
melebih batas tertentu karena tubuh pada
dasarnya membutuhkannya. Namun
apabila jumlah bahan kimia organik
tersebut melebih batas ambang dapat
terurai menjadi racun berbahaya. Bahan
kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S,
SO-42-
, dan NO3-.
Kandungan bahan kimia anorganik
Kandungan bahan kimia anorganik pada air
layak minum tidak jumlah yang telah
tertentu.
Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan
kimia anorganik antara lain garam dan ion-
ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb,
Hg, Zn).
Tingkat kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation
(ion positif) logam dengan valensi dua,
seperti Ca2+
, Mg2+
, Sr2+
, dan Fe2+
. Secara
umum kation yang sering menyebabkan air
Tabel 1. Batasan kadar (bilangan) untuk Kekeruhan dan Warna
Komponen Kadar (bilangan ) yang disyaratkan
Kadar (bilagan ) yang tak boleh dilampaui
Keasaman sebagai PK 7,0 – 8,5 Di bawah 6,5 dan diatas 9,5
Bahan-bahan padat Tak melebihi 50 mg/l Tak melebihi 1.5.00 mg/l
Warna (skala Pt CO ) Tak melebihi kesatuan Tak melebihi 50 kesatuan
Rasa Tak mengganggu _
Bau Tak mengganggu _
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
85
sadah adalah Ca2+
dan Mg2+
. Kation ini
dapat membentuk kerak apabila bereaksi
dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada
pengaruh derajat kesadahan bagi
kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air
dapat menyebabkan sabun atau deterjen
tidak bekerja dengan baik (tidak berbusa).
Syarat-syarat Biologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-
bakteri penyakit (pathogen) sama sekali dan
tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
golongan Coli melebihi batas–batas yang telah
ditentukan yaitu : 1 Coli/100ml air. Bakteri
golongan Coli ini berasal dari usus besar
(feaces) dan tanah. Bakteri pathogen yang
mungkin ada dalam air antara lain :
Bakteri typsum
Vibrio colerrae
Enta mowba hystoletica
Bakteri enteritis (penyakit perut)
Air yang mengandung golongan coli dianggap
telah berkontaminasi (berhubungan) dengan
kotoran manusia. Dengan demikian dalam
pemerikasaan bakteriologik, tidak langsung
diperiksa apakah air itu mengandung bakteri
pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator
bakteri golongan coli.(Sutrisno, 1991).
Arang Jepang/Arang Batok
Arang batok adalah arang yang berasal dari
tempurung kelapa. Tempurung dibakar sampai
menjadi arang. Kalau tidak ada tempurung
kelapa, arang yang berasal dari pembakaran
kayu juga bisa dipakai.
Selain menyerap bahan-bahan kimia pencemar
air, arang batok berbentuk butiran juga bisa
menahan benda-benda padat yang mengotori
air. Namun fungsinya tetap untuk mengurangi
warna dan bau air kotor.
Ada dua bentuk arang batok yang bisa dipakai.
Pertama butiran berdiameter 0,1 mm. Kedua
berbentuk bubuk berukuran 200 mesh. Masing-
masing bentuk memiliki kelemahan.
Karena berfungsi sebagai penyerap
mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang
terkandung dalam air kotor, maka setelah
beberapa waktu arang ini tidak efektif lagi. Ciri
ketidakefektifannya adalah bila air yang
tersaring sudah tidak jernih lagi. Bila hal ini
terjadi maka arang batok tersebut perlu
dibersihkan dengan cara mencucinya dengan
air bersih atau bahkan mengganti dengan yang
baru. Untuk penjernih air arang batok
dimasukkan kedalam bak dengan ukuran
sesuai dengan kebutuhan. Sebelum diisi arang
batok, didasar bak diletakkan pipa bambu yang
kulit luarnya sudah dikupas, sehingga tampak
bagian dalamnya.
Air kotor dimasukkan kedalam bak melalui
pipa bambu. Air kotor ini akan keluar dalam bak
berisi bak arang batok melalui pori-pori kayu.
Setelah disaring lagi oleh arang batok, maka
akan diperoleh air bersih. Kadar bahan organik,
kekeruhan warna dan bau air kotor sudah jauh
berkurang (Onni Untung, 1995).
Pasir Zeolit
Zeolit adalah padatan kristal 3 dimensi
yang berpori mikro dengan struktur yang
mengandung aluminium, silikon dan oksigen
dalam bentuk kerangka tertentu dan dalam
porinya terdapat kation dan air. Zeolit
mempunyai void space (celah atau saluran)
yang dapat membawa molekul kation, air dan
lainnya.
Menurut Suhala dan M.Arifin (1997) dalam
Widiasmoro (2000) bahwa zeolit merupakan
senyawa alumino-silikat terhidrasi dengan
unsur utama kation alkali dan alkali tanah,
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
86
mempunyai pori-pori yang dapat diisi oleh
molekul air yang mudah lepas dan menguap
pada suhu di atas 100oC. Ion Na
+ dan K
+
merupakan kation yang dapat dipertukarkan.
Pori-pori yang telah kosong tersebut memberi
kesempatan menyerap molekul-molekul yang
mempunyai garis tengah lebih kecil dari zeolit.
Zeolit yang mempunyai fungsi utama
sebagai bahan penyerap (absorbsi), katalis,
dan bahan penukar ion dapat digunakan
diberbagai bidang kegiatan seperti bidang
penanganan pencemaran air dan udara,
pertambangan, perikanan, peternakan, dan
industri, bahkan dapat digunakan untuk
penyerap dan pelepas kembali energi matahari
untuk berbagai keperluan (Widiasmoro,2000),
termasuk untuk pengolahan/pembersihan air
yang mengandung besi dan mangan.
Besi dan mangan terdapat dalam air tanah
dalam bentuk terlarut (dissolved) yaitu dalam
bentuk divalen Fe(II) dan Mn(II). Kondisi ini
terjadi terutama pada kondisi air yang kaya
akan CO2 terlarut dan pH yang rendah.
Penambahan oksigen ke dalam air tanah yang
mengandung besi dan mangan, misalnya
dengan proses aerasi (Degremont, 1979 ;
Hofkes, 1983 ; Droste, 1997) akan
menyebabkan proses oksidasi yang mengubah
Fe(II) dan Mn(II) yang terlarut menjadi Fe(III)
dan Mn(IV) yang tak terlarut. Proses
pembuangan Fe(III) dan Mn(IV) yang tak
terlarut dapat dilakukan dengan proses
koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi (Droste,
1997).
Zeolit atau yang sering disebut pula
sebagai batu hijau karena mengandung mineral
alam yang berwarna kehijauan atau sering
dikenal sebagai glauconite, dapat digunakan
untuk membuang Fe dan Mn dari dalam air.
Zeolit ini mempunyai komposisi (K, Na, Ca)1,2-2-
(Fe3+
, Al, Fe, Mg)4Si7-7,6Al1-1,4O2(OH).nH2O.
Besi dan mangan dapat dibuang dari dalam air
dengan media zeolit yang telah dilapisi
potasium permanganat (KmnO4). Mekanisme
pembuangan besi dan mangan dengan cara
demikian berlangsung melalui kombinasi
proses penyerapan dan oksidasi, dimana
potasium permanganat yang telah terserap di
dalam ruang pori zeolit berfungsi sebagai
katalisator proses oksidasi bagi Fe(II) dan
Mn(II) yang kemudian terserap di dalam zeolit
(Droste, 1997). Dalam proses oksidasi dengan
bahan-bahan kimia oksidator, biasanya
dilakukan pada awal proses pengolahan
(Glaze, 1990 dalam Droste, 1997).
METODOLOGI
Untuk terlaksananya kegiatan ini maka
metode pelaksanaan kegiatan ini sebagai
berikut :
1. Melakukan survey lapangan ke daerah
Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab.
Pesisir Selatan.
Dalam survey ini dilakukan peninjauan
terhadap keadaan wilayah Lumpo ,
kehidupan masyarakat ( pekerjaan,
penghasilan, dan kondisi airnya ), potensi
alamnya dan kemudian dilakukan
wawancara dengan masyarakat .Dari hasil
survey permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat Lumpo, sulitnya memperoleh
air yang layak minum .
2. Penyuluhan
Memberikan penyuluhan tentang
persyaratan air yang dapat dimInum dan
material yang akan digunakan untuk
pembuatan alat penjernihan air serta
bentuk dan ukuran yang akan di buat serta
cara-cara pembuatannya.
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
87
3. Demonstrasi pengenalan bermacam
peralatan dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan alat penjernih air, seperti
; gergaji, meteran, ember. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah pipa paralon
sebagai bahan untuk saluran, arang
jepang/arang batok dan pasir zeolit sebagai
media penyaring atau pembersih air.
4. Pembuatan alat penjernih air
Pembuatan penjernihan air ini di awali dengan
proses persiapan bahan dan peralatan yang
akan digunakan kemudian dilanjutkan
pembuatannya.
Bahan dan Peralatan yang digunakan
1. Semen 9. Tangki
2. Pasir 10. Gergaji besi
3. Batu Bata 11. Paralon
4. Kerikil 12. Semen
5. Cincin Ø100 cm 13. Kabel listrik
6. Batu kali 14. Dap
7. Keranjang 15. Arang jepang
8. Cangkul 16. Pasir zeolit
Metode Pembuatannya :
A. Membuat Lubang Keluar Masuk Media
- Siapkan paralon PVC 6 inci ukuran 110 cm
- Buat pola lubang pemasukan media
sebesar 4 inci pada badan paralon bagian
atas. Gunakan Co PVC 4 inci sebagai
pola, tandai dengan spidol. Jarak pola
lubang bagian ujung atas paralon 15 cm.
- Buat pola lubang pengeluaran media
sebesar 2 inci pada badan paralon bagian
bawah.
- Lubangi kedua pola lubang tersebut
dengan bor.
B. Membuat Lubang Keluar Masuk Air
- Buat pola lubang pemasukan air sebesar ¾
inci pada badan paralon bagian atas
- Buat lubang serupa untuk pengeluaran air
pada badan paralon bagian bawah. Jarak
dan ukurannya sama.
- Lubangi kedua pola lubang tersebut
dengan bor.
C. Membuat Saluran Keluar - Masuk Air
- Siapkan paralon PVC /4 inci ukuran 10 cm.
- Buat celah pada bagian depan paralon
dengan menggergaji paralon secara
horizontal, panjangnya 1 cm dengan jarak
antar celah 1,5 cm.
- Lakukan pengergajian serupa pada bagian
belakang paralon dengan arah dan jarak
yang sama, tetapi letaknya di antara dua
celah bagian depan.
D. Mengelem Bahan
1. Mengelem lubang keluar masuk media
- Siapkan CO PVC 4 inci
- Oleskan lem PVC pada bagian dalam
lubang pemasukan media.
- Masukan CO tersebut kelubangnya.
- Lakukan hal yang sama pada CO PVC 2
inci, masukkan ke lubang pengeluaran
media
2. Mengelem lubang keluar masuk air
- Siapkan paralon bercelah lalu bersihkan
dengan lap kering.
- Oleskan lem PVC pada salah satu ujung
paralon bercelah tersebut.
- Siapkan dop PVC ¾ inci , lalu bersihkan
- Masukkan ujung paralon tersebut ke dop
PVC ¾ inci sambil ditekan
- Siapkan Floksok drat dalam, lalu bersihkan
- Oleskan lem PVC pada ujung paralon
lainnya.
- Masukkan ujung paralon tersebut ke
floksok drat dalam sambil ditekan.
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
88
- Siapakn floksok darat luar, balut dengan
siltif
- Masukkan floksok tersebut ke bagian luar
lubang lur lubang keluar masuk air
3. Mengelem tutup badan alat penjernih
- Bersihkan salah satu ujung paralon 6 inci
- Oleskan lem PVC pada ujung paralon
- Siapkan drop PVC 6 inci , lalu bersihkan
- Masukkan Dop keujung paralon tersebut
sambil ditekan
- Lakukan penebalan lem
4. Menyambung floksok kuningan
- Siapkan floksok drat dalam ¾ inci, lalu
bersihkan
- Siapkan floksok kuningan kombinasi drat
luar dan gerigi
- Balut drat luar floksok kuningan tersebut
dengan siltif
- Sambungkan sambungan tadi
5. Cara Mengisi Media
- Cuci pasir zeolit hingga bersih
- Siapkan pair zeolit dan arang jepang
- Buka saluran pemasukan dan pengeluaran
media
- Masukkan pasir zeolit melalui lubang
pengeluaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat
dapat menentukan derajat kesehatan
masyarakat tersebut. Selain bermanfaat bagi
manusia, air juga merupakan media sarang dan
penularan penyakit berbahaya bagi manusia.
Air kotor dan tercemar merupakan tempat
berkembang biak berbagai macam bibit
penyakit.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kenagarian
Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan
memperoleh hasil sebagai berikut :
o Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai pasir zeolit dan arang jepang
sebagai bahan penjernih air. Media yang
efektif untuk menghilangkan warna kuning
dan bau pada air adalah pasir zeolit dan
arang jepang. Pasir zeolit berfungsi untuk
menghilangkan kotoran dan arang jepang
berfungsi untuk menghilangkan bau.
Arang jepang dapat menghilangkan bau
karena arang ini bersifat sebagai karbon
aktif. Karbon aktif sangat berguna dalam
berbagai industri untuk proses pemurnian
cairan, penjernihan air dan penyaringan
gas-gas kotor. Media gabungan pasir
zeolit dan arang jepang ini mulai banyak
digunakan dalam alat penjernih air, dan
mudah didapat serta relatif terjangkau.
o Masyarakat Kenagarian Lumpo Kec.
Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan ini telah
termotivasi untuk menambah pengetahuan
mereka mengenai bahan pasir zeolit dan
arang jepang sebagai bahan penjernih air.
o Masyarakat Kenagarian Lumpo Kec.
Empat Jurai Kab. Pesisir Selatan ini telah
mengerti dan termotivasi untuk menambah
pengetahuan mereka mengenai bahan
pasir zeolit dan arang jepang sebagai
bahan penjernih air.
Kesimpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang telah dilaksanakan pada daerah
Kenagarian Lumpo Kec. Empat Jurai Kab.
Pesisir Selatan ini telah terlaksana dengan
baik. Tujuan dari kegiatan ini telah tercapai
dimana masyarakat daerah ini sudah
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 2, Oktober 2011 ISSN : 1858-3695
89
mengetahui manfaat dari pasir zeolit dan
arang jepang sebagai bahan penjernih air.
Serta masyarakat daerah Kenagarian
Lumpo Kec. Empat Jurai Kab. Pesisir
Selatan sudah termotivasi untuk
menambah pengetahuan mereka mengenai
bahan pasir zeolit dan arang jepang
sebagai bahan penjernih air. Hal ini terlihat
pada saat diberikannya tanya jawab
dimana mereka sangat antusias dalam
bertanya dan menunjukkan keingintahuan
yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, S., 2006.Merakit Sendiri Alat
Penjernih Air Untuk Rumah Tangga, Penerbit
Kawan Pustaka, Jakarta.
Anonim .1997, Pengawetan Bambu dan Kayu,
Penerbit Puspa Swara, Bandung.
Anonim .1997, Bak Penampung Air Bambu
Semen, Yayasan Dian Desa, Yogyakarta.
Degremont, 1979, Water Treatment Handbook,
John Wiley & Sons, Fifth Edition, New York.
Droste, R.L., 1997, Theory and Practice of
Water and Wastewater Treatment, John Wiley
& Sons, New York.
Hofkes, E.H., 1983, Small Community Water
Supplies : Technology of Small Water Supply
System in Developing Countries, John Wiley &
Sons, New York.
Kamulyan, B., 2004, Pemanfaatan Zeolit Untuk
Pembersih Air, Proceeding Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Bahan Bangunan Untuk
Meningkatkan PAD dan Beberapa Kemajuan
Untuk Menyelesaikan Permasalahan Bidang
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UGM, Yogyakarta.
8. Suhana, A., 2004, Membuat Alat Penjernih
Air, Puspa Swara, Jakarta.
Sutrisno C.T dan Eni Suciasti, 1991, Teknologi
Penyediaan Air Bersih, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Pitojo, S. dan Eling Purwantoyo, 2003, Deteksi
Pencemar Air Minum, Penerbit Aneka Ilmu,
Semarang.
Untung, O., 2001, Menjernihkan Air Kotor,
Puspa Swara, Jakarta.
Widiasmoro, 2000, Batu Zeolit dan Tufa Zeolit
Merupakan Tipe Bahan Galian Industri Masa
Depan, Naskah Pidato pada Jabatan Lektor
Kepala Madya Dalam Ilmu Petrologi Fakultas
Teknik UGM.