23_211opini-manfaat glukosamin kondroitin dan metilsulfonilmetanapada osteoartritis

4
936 OPINI CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 PENDAHULUAN Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang paling sering ditemukan; prevalensinya meningkat dramatis dengan bertambahnya harapan hidup masyarakat. 1 Meskipun tidak menyebabkan kematian, OA merupakan penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup, baik dalam bekerja maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, banyak sekali penelitian dilakukan untuk mencari terapi yang paling efektif, aman, dan bahkan mampu mengembalikan proses degenerasi pada OA. 2 Glukosamin, kondroitin sulfat, dan Metilsulfonilmetana (MSM) termasuk suplemen diet paling laris di Amerika Serikat dengan angka penjualan mencapai sekitar $810 juta pada 2005. 2 Glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, dan MSM dipercaya dapat memperlambat progresivitas perubahan struktur anatomis sendi pada osteartritis lutut dan mengkontrol progresivitas gejala OA; tetapi penelitian GAIT membuktikan sebaliknya, ketiga zat tersebut tidak menghasilkan perbedaan bermakna sebagai symptom-modifying dan structure- modifying drugs. 3-6 Meskipun banyak kontroversi mengenai glukosamin, kondroitin sulfat dan MSM, dalam praktek sehari-hari obat-obat tersebut masih banyak diresepkan. Harga obat yang mahal membuat pasien atau konsumen menghabiskan biaya cukup besar dan membebani asuransi kesehatan. Di Indonesia glukosamin masuk dalam daftar obat yang dijamin dalam asuransi kesehatan. PEMBAHASAN Osteoartritis Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif, kronis, progresif, umumnya mengenai sendi weight-bearing. OA adalah bentuk artritis yang paling sering ditemukan dan prevalensinya meningkat dramatis dengan bertambahnya usia. 1 OA dapat memiliki berbagai gejala klinis, di antaranya nyeri, rentang gerak yang berkurang dan dapat meningkatkan disabilitas penderitanya. OA menjadi penyebab utama disabilitas di Amerika Serikat. Angka kejadian OA di Amerika Serikat adalah 20 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat sampai 20 kali lipat dalam 20 tahun. 2 Analgesik, seperti parasetamol dan NSAID (nonsteroid antiinflammatory drug), paling sering digunakan sebagai obat penahan nyeri kasus OA; NSAID dinyatakan lebih unggul untuk mengatasi nyeri dalam jangka pendek. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa keberhasilan NSAID mengatasi nyeri berkaitan dengan cyclooxygenase-2 inhibitor memiliki efikasi sedang jika dibandingkan dengan risiko efek samping pada penggunaan jangka panjang; obat ini dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal dan kardiovaskular, tanpa mempengaruhi penyebab nyeri yang berasal dari kerusakan tulang rawan sendi. 7 Manfaat Glukosamin, Kondroitin, dan Metilsulfonilmetana pada Osteoartritis Cynantya Kardiman Staf ICTEC Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Alamat korespondensi email: [email protected] ABSTRAK Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling sering ditemukan dan mengganggu kualitas hidup. Banyak penelitian dilakukan untuk mencari terapi yang paling efektif, aman, dan bahkan mampu mengembalikan proses degenerasi pada OA. Di Indonesia, telah banyak dokter meresepkan glucosamine sulfate, chondroitin sulfate, dan MSM yang dipercaya dapat memperlambat progresifitas perubahan struktur anatomis sendi pada osteartritis walau masih banyak kontroversi mengenai efektivitasnya. Harga obat membuat pasien atau konsumen menghabiskan biaya pengobatan cukup besar dan membebani biaya asuransi kesehatan. Kata kunci: glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, metilsulfonilmetana (MSM), osteoarthritis (OA) ABSTRACT Osteoarthritis (OA) is the most often degenerative disease found and impaired quality of life. Many experiments have been conducted to find most effective, safe therapy and can recover the degenerative process in OA. In Indonesia, many medical doctors prescribed glucosamine sulfate, chondroitin sulfate, dan MSM though there are still controversies regarding their effectiveness. The price of the drugs made additional burden to patient, family and health care insurance. Cynantya Kardiman. The Benefits of Glucosamine, Chondroitin, and Methylsulfonylmethane in Osteoarthritis. Keywords : chondroitin sulfate, glucosamine sulfate, methylsulfonylmethane (MSM), osteoarthritis (OA)

Upload: wathy-iswar

Post on 23-Apr-2017

249 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 23_211Opini-Manfaat Glukosamin Kondroitin Dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis

936

OPINI

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi

degeneratif yang paling sering ditemukan;

prevalensinya meningkat dramatis dengan

bertambahnya harapan hidup masyarakat.1

Meskipun tidak menyebabkan kematian,

OA merupakan penyakit yang dapat

mengganggu kualitas hidup, baik dalam

bekerja maupun dalam melakukan kegiatan

sehari-hari. Oleh karena itu, banyak sekali

penelitian dilakukan untuk mencari terapi

yang paling efektif, aman, dan bahkan

mampu mengembalikan proses degenerasi

pada OA.2

Glukosamin, kondroitin sulfat, dan

Metilsulfonilmetana (MSM) termasuk suplemen

diet paling laris di Amerika Serikat dengan

angka penjualan mencapai sekitar $810 juta

pada 2005.2 Glukosamin sulfat, kondroitin sulfat,

dan MSM dipercaya dapat memperlambat

progresivitas perubahan struktur anatomis

sendi pada osteartritis lutut dan mengkontrol

progresivitas gejala OA; tetapi penelitian GAIT

membuktikan sebaliknya, ketiga zat tersebut

tidak menghasilkan perbedaan bermakna

sebagai symptom-modifying dan structure-

modifying drugs.3-6

Meskipun banyak kontroversi mengenai

glukosamin, kondroitin sulfat dan MSM,

dalam praktek sehari-hari obat-obat tersebut

masih banyak diresepkan. Harga obat yang

mahal membuat pasien atau konsumen

menghabiskan biaya cukup besar dan

membebani asuransi kesehatan. Di Indonesia

glukosamin masuk dalam daftar obat yang

dijamin dalam asuransi kesehatan.

PEMBAHASAN

Osteoartritis

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif,

kronis, progresif, umumnya mengenai sendi

weight-bearing. OA adalah bentuk artritis yang

paling sering ditemukan dan prevalensinya

meningkat dramatis dengan bertambahnya

usia.1 OA dapat memiliki berbagai gejala

klinis, di antaranya nyeri, rentang gerak yang

berkurang dan dapat meningkatkan disabilitas

penderitanya. OA menjadi penyebab utama

disabilitas di Amerika Serikat. Angka kejadian

OA di Amerika Serikat adalah 20 juta orang,

dan diperkirakan akan meningkat sampai 20

kali lipat dalam 20 tahun.2

Analgesik, seperti parasetamol dan NSAID

(nonsteroid antiinfl ammatory drug), paling

sering digunakan sebagai obat penahan nyeri

kasus OA; NSAID dinyatakan lebih unggul

untuk mengatasi nyeri dalam jangka pendek.

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa

keberhasilan NSAID mengatasi nyeri berkaitan

dengan cyclooxygenase-2 inhibitor memiliki

efi kasi sedang jika dibandingkan dengan

risiko efek samping pada penggunaan jangka

panjang; obat ini dapat menyebabkan efek

samping gastrointestinal dan kardiovaskular,

tanpa mempengaruhi penyebab nyeri yang

berasal dari kerusakan tulang rawan sendi.7

Manfaat Glukosamin, Kondroitin, dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis

Cynantya KardimanStaf ICTEC Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

Alamat korespondensi email: [email protected]

ABSTRAK

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling sering ditemukan dan mengganggu kualitas hidup. Banyak penelitian

dilakukan untuk mencari terapi yang paling efektif, aman, dan bahkan mampu mengembalikan proses degenerasi pada OA. Di Indonesia, telah

banyak dokter meresepkan glucosamine sulfate, chondroitin sulfate, dan MSM yang dipercaya dapat memperlambat progresifi tas perubahan

struktur anatomis sendi pada osteartritis walau masih banyak kontroversi mengenai efektivitasnya. Harga obat membuat pasien atau konsumen

menghabiskan biaya pengobatan cukup besar dan membebani biaya asuransi kesehatan.

Kata kunci: glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, metilsulfonilmetana (MSM), osteoarthritis (OA)

ABSTRACT

Osteoarthritis (OA) is the most often degenerative disease found and impaired quality of life. Many experiments have been conducted to fi nd

most eff ective, safe therapy and can recover the degenerative process in OA. In Indonesia, many medical doctors prescribed glucosamine sulfate,

chondroitin sulfate, dan MSM though there are still controversies regarding their eff ectiveness. The price of the drugs made additional burden

to patient, family and health care insurance. Cynantya Kardiman. The Benefi ts of Glucosamine, Chondroitin, and Methylsulfonylmethane

in Osteoarthritis.

Keywords : chondroitin sulfate, glucosamine sulfate, methylsulfonylmethane (MSM), osteoarthritis (OA)

Page 2: 23_211Opini-Manfaat Glukosamin Kondroitin Dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis

937

OPINI

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013

inti aggrekan dan mRNA, juga penurunan

matrix metalloproteinase-3. mencegah

produksi interleukin1 (IL-1), stimulasi

prostaglandin E. 6

Kondroitin

Kondroitin merupakan glikosaminoglikan

yang diperlukan untuk pembentukan

proteoglikan di tulang rawan sendi.

Kondroitin memiliki struktur hidrofi lik,

makromolekul polisakarida dalam bentuk

gel yang memfasilitasi rawan sendi untuk

menyerap air dalam jumlah banyak sehingga

menyebabkan sendi dapat bersifat seperti

bantalan.10 Kondroitin dipercaya memperbaiki

fungsi sendi dengan meningkatkan

sintesis endogen dan mencegah degradasi

enzimatik glikosaminoglikan. Penelitian klinis

mendukung pemberian obat oral kondroitin

sulfat untuk penyakit degeneratif sendi,

baik sebagai obat untuk mengurangi nyeri

sekaligus mengurangi penggunaan NSAID. 10

Bentuk kondroitin terbanyak di dalam jaringan

sendi adalah kondroitin sulfat A (Kondroitin-

4-sulfat) dan kondroitin sulfat C (Kondroitin-6-

sulfat).

Dosis yang direkomendasikan untuk

kondroitin adalah sebesar 800 sampai 1200

mg per hari.10 Mayoritas dosis oral kondroitin

Karena terapi medis OA hanya memiliki efi siensi

sedang, dan merupakan terapi jangka pendek

untuk pain control, pengembangan obat-obat

lain yang dapat mengatasi nyeri dalam jangka

panjang dan memperbaiki kerusakan tulang

rawan sendi akibat hilangnya tulang rawan

hialin pada OA dewasa ini menarik dilakukan1.

Obat-obat terapi OA diklasifi kasikan menjadi

symptom-modifying dan structure-modifying.

Sampai saat ini belum ada obat yang terbukti

structure-modifying dalam penyakit OA,

namun penelitian terus dilakukan untuk

mencari senyawa yang dapat memiliki efek

lain selain mengatasi nyeri. Senyawa ini dalam

pemakaian jangka panjang diharapkan dapat

memiliki efek lain yang lebih menguntungkan

daripada NSAID dalam mengatasi kerusakan

struktur sendi, berlawanan dengan efek NSAID

yang dapat meningkatkan progresi kerusakan

sendi.5

Glukosamin

Glukosamin (2-amino-2-deoxi-β-d-gluko-

piranosa), merupakan zat yang normal

ditemukan di matriks tulang rawan sendi dan

cairan sendi manusia. Glukosamin merupakan

prekusor utama untuk biosintesis berbagai

makromolekul seperti asam hialuronat,

proteoglikan, glikosaminoglikan (GAGs),

glikolipid, dan glikoprotein. Glukosamin

terdapat di hampir semua jaringan lunak

dalam tubuh manusia, konsentrasi tertinggi

di tulang rawan.1

Pada kartilago sehat, glikosaminoglikan

memiliki muatan negatif sehingga dapat

mengikat molekul air (H2O). Dengan

berjalannya usia yang menyebabkan proses

degenerasi, rantai samping glikosaminoglikan

berkurang, menghilangkan kemampuan

tulang rawan untuk mengikat air, yang pada

akhirnya mengganggu hidrasi tulang rawan

tersebut.6

Glukosamin secara struktural merupakan

basa lemah, sehingga sediaan glukosamin

yang beredar harus distabilkan dalam

bentuk garam. Glukosamin ditemukan dalam

berbagai bentuk, antara lain glukosamin sulfat,

hidroklorida, N-asetilglukosamin, atau garam

klorohidrat, dan isomer dekstraoratorik.8

Sediaan oral yang paling banyak ditemukan

di pasaran adalah dalam bentuk glukosamin

hidroklorida (HCl) dan cocrystals atau

coprecipitates glukosamin sulfat dengan

kalium atau natrium klorida. 6

Dosis harian glukosamin bervariasi antara

berbagai sediaan. Peningkatan kadar

glukosamin yang diberikan secara oral pada

sinovium terjadi selama 12 jam; absorbsi

glukosamin oral pada usus adalah sebesar

90%, tetapi fi rst pass metabolisme di hati

menyebabkan bioavailabilitas glukosamin

turun sampai 44%. 9

Mekanisme efek kondroprotektif glukosamin

yang mungkin adalah stimulasi langsung

kondrosit, memasukkan sulfur ke dalam

tulang rawan sendi, dan perlindungan

terhadap proses degenerasi tubuh dengan

cara mengubah ekspresi genetik.6

Secara molekuler penggunaan glukosamin

menyebabkan peningkatan signifi kan protein Gambar 1 Struktur Kimia Glucosamine6

Gambar 3 Struktur Biokimia Kondroitin10

Gambar 2 Struktur kimia dari (A) Glukosamin HCl, (B) Glukosamin sulfat, (C) Glukosamin sulfat- natrium klorida kopresipitat.1

Page 3: 23_211Opini-Manfaat Glukosamin Kondroitin Dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis

938

OPINI

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013

sulfat dihidrolisis menjadi monosakarida di

saluran cerna, hanya sejumlah kecil dari di-,

oligo-, dan polisakarida yang dapat melewati

proses pencernaan di usus dan diserap ke

dalam aliran darah dan sendi.8-10

Mekanisme kerja kondroitin sulfat adalah

dengan meningkatkan konsentrasi GAG

sendi dan meningkatkan viskositas cairan

sendi. Penyembuhan struktur sendi dan

pengembalian fungsi merupakan akibat dari:

(1) peningkatan sintesis asam hialuronat

endogen dan glikosaminoglikan sulfat

dari kondroitin sulfat, dan (2) berkurangnya

pemecahan glikosaminoglikan sendi akibat

menurunnya aktivitas collagenolitic dan

inhibisi enzim seperti phospholipase A2

dan N-asetilglukosamineidase; kedua enzim

tersebut memiliki kemampuan mendegradasi

glikosaminoglikan yang ada di sendi.10

Methylsufonylmethane

Methylsulfonylmethane (MSM) merupakan

bentuk teroksidasi dari dimetil-sulfoksida

(DSMO), yang merupakan sebuah sediaan

organik sulfur. MSM memiliki sifat analgetik,

memblokir proses infl amasi dan meningkatkan

aktivitas kortisol, sebuah hormon anti

infl amasi yang secara alamiah dibentuk di

dalam tubuh. MSM telah diteliti untuk dapat

menggantikan sulfur yang hilang pada proses

artritis. Kadar sulfur pada tulang rawan yang

mengalami artritis adalah sepertiga dari kadar

sulfur tulang rawan normal. Dosis optimal

MSM tidak diketahui, tetapi dosis 1-2 gram

dalam dua dosis sehari adalah dosis yang

direkomendasikan.11

DISKUSI

Beberapa penelitian klinis yang menyelidiki

terapi glukosamin untuk OA, menggunakan

preparat glukosamin sulfat produksi

perusahaan farmasi, cenderung menghasilkan

efek positif glukosamin terhadap OA, tetapi

simpulan ini cenderung ditolak karena jumlah

sampel terlalu sedikit, randomisasi tidak

adekuat, tidak ada prinsip intention to treat,

dan bias akibat dipengaruhi sponsor. Dua

uji klinis skala besar pernah dilakukan untuk

menilai fungsi glukosamin sulfat terhadap

gejala dan perubahan radiologis OA.

Penelitian pertama mengevaluasi 212 pasien

OA lutut selama 3 tahun secara acak, salah

satu grup menerima 1500 mg glukosamin

sulfat, dan grup lainnya plasebo.7 Penelitian ini

menemukan perbedaan bermakna kualitas

nyeri dan fungsi antara kelompok plasebo

dengan kelompok glukosamin, terdapat 11,7 %

reduksi indeks WOMAC dibandingkan plasebo,

tetapi tidak terdapat perbedaan dalam

penilaian kekakuan sendi. Indeks WOMAC

(Western Ontario and McMaster Universities)4

merupakan salah satu kuesioner yang paling

umum digunakan dalam penelitian klinis

untuk menilai derajat nyeri dan kekakuan,

serta gangguan fungsional yang disebabkan

Osteoartritis. Dalam penelitian ini ditemukan

juga pengurangan penyempitan ruang sendi

dibandingkan kelompok plasebo, seperti

yang ditunjukkan hasil radiografi weight-

bearing anteroposterior (0.06 mm versus 0.31

mm). kedua perbedaan tersebut bermakna

secara statistik; tetapi belum ada korelasi

antara perbaikan gejala dengan penemuan

radiografi s.12

Pada percobaan serupa yang dilakukan tahun

2002 di Prague, Czech, 202 pasien Osteoartritis

sendi lutut diberi plasebo atau 1500 mg

glukosamin dan diikuti selama 3 tahun.6 Studi

kedua ini melaporkan perbedaan bermakna

derajat nyeri, fungsi, derajat kekakuan pada

grup yang diberi glukosamin. Terdapat

perbaikan berarti pada grup glukosamin

(26%), dibandingkan dengan grup plasebo

(16%) dengan menggunakan skor WOMAC

sebagai tolok ukur dan bukti radiografi yang

menunjukkan berkurangnya penyempitan

ruang antar sendi pada kompartemen sendi

medial (rerata penambahan 0.04 mm vs 0.19

mm pada penyempitan ruang antar sendi).6-7

Pada akhir tahun 1990, National Institutes of

Health (NIH) di Amerika Serikat mensponsori

penelitian klinis multicenter, double-

blind, placebo- dan celecoxib-controlled,

untuk menilai efektivitas dan keamanan

glukosamin dan kondroitin sulfat baik

sebagai monoterapi dan sebagai kombinasi

terapi OA sendi lutut. Penelitian terbesar

yang melibatkan 1583 orang pasien, The

Glukosamin/Kondroitin Artritis Intervention

Trial7 (GAIT) meneliti pasien OA lutut, untuk

menerima glukosamin HCI 1500 mg per

hari, natrium kondroitin sulfat 1200 mg per

hari, dan kombinasinya dengan celecoxib

200 mg per hari atau plasebo. Penelitian

ini dilakukan scara double blind selama

24 minggu. Para peneliti GAIT 2006 tidak

dapat menarik simpulan apakah glukosamin

berguna untuk terapi OA. Hasil penelitian

tersebut adalah penurunan 2 0% skor

WOMAC dalam 24 minggu, dibandingkan

dengan sebelum terapi. Pada penelitian

ini, disimpulkan bahwa bila dibandingkan

plasebo, terapi glukosamin saja dan atau

kombinasinya dengan kondroitin tidak

menurunkan kualitas nyeri secara signifikan

setelah 6 bulan terapi, pada pasien OA

lutut. Para peneliti menyatakan bahwa

kombinasi glukosamin dan kondroitin

efektif bagi pasien subgroup nyeri lutut

hebat. Penemuan penting pada penelitian

ini adalah efek plasebo sebesar 60%

menyatakan kurangnya jumlah sampel pada

penelitian tersebut.7 Penelitian lanjutan

GAIT selama 2 tahun dengan 662 pasien OA,

dengan randomisasi menggunakan terapi

Gambar 4 Tingkat Efek Menurut Tahun Publikasi

Page 4: 23_211Opini-Manfaat Glukosamin Kondroitin Dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis

939

OPINI

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013

yang sama tidak menghasilkan perbaikan

skor WOMAC maupun fungsi sendi jika

dibandingkan dengan plasebo. Meskipun

grup glukosamin dan celecoxib menunjukan

angka perbaikan nyeri dan fungsi yang lebih

baik, namun tidak bermakna secara klinis. 1

Efektivitas kondroitin sulfat dibandingkan

plasebo untuk penatalaksanaan nyeri

osteoartritis telah banyak dilaporkan oleh

sejumlah penelitian kecil, tetapi hasilnya

bervariasi. Beberapa tahun terakhir,

penelitian skala besar telah menemukan

bahwa kondroitin tidak memiliki, atau hanya

memiliki sedikit efek terhadap tingkat

nyeri OA. GAIT merupakan penelitian yang

di disusun terutama untuk menilai efek

kondroitin dan glukosamin pada OA lutut

yang memiliki gejala. Penelitian ini gagal

menemukan perbedaan signifi kan antara

subyek yang diberi kondroitin dengan subyek

yang diberi plasebo. 3

Reichenbach dkk membuat sebuah meta-

analisis untuk mengevaluasi efek kondroitin

sulfat untuk mengatasi nyeri sendi lutut

dan panggul.4 Para peneliti menemukan

heterogenitas besar dalam berbagai

penelitian, sehingga sulit melakukan

interpretasi hasil penelitian tersebut. Analisis

dikelompokkan dalam 3 penelitian yang

memiliki jumlah sampel lebih besar, memiliki

analisis intention to treat, dan blinding yang

adekuat; ditemukan bahwa kondroitin sulfat

tidak efektif untuk mentatalaksanai nyeri.

Meta-analisis lain yang terbit pada tahun

yang sama mengevaluasi data uji klinis

acak mengenai berbagai jenis analgesik

untuk tatalaksana OA13; 362 pasien dari

6 buah penelitian RCT memberikan

data penggunaan kondroitin sulfat, dan

keuntungan pemberian yang secara statistik

bermakna ditemukan dalam 4 minggu terapi.

Akan tetapi efek yang diobservasi lebih kecil

daripada ambang batas untuk menyatakan

adanya kemajuan setelah terapi. Uji klinis

acak baru-baru ini meneliti peran kondroitin

dalam mencegah progresifi tas kerusakan

struktur sendi OA lutut pada 622 pasien

selama 2 tahun. Pada penelitian tersebut

ditemukan pengurangan nyeri VAS dan

WOMAC, meskipun tidak signifi kan.14 Hasil

penelitian GAIT selama 2 tahun menemukan

tidak ada perbedaan kualitas nyeri yang

dinilai dengan WOMAC, antara pasien yang

menerima terapi kondroitin sulfat sendiri,

maupun dalam kombinasi.7

SIMPULAN

Penggunaan glukosamin, kondroitin, dan MSM

pada kasus osteoartritis masih dipertanyakan

efektivitasnya sebagai sebuah structure

modifying drugs yang mampu mengembalikan

struktur sendi yang mengalami degenerasi.

Meskipun terdapat bukti bahwa glukosamin,

kondroitin, dan MSM memiliki potensi

sebagai symptom modifying drugs pada kasus

osteoartritis ringan.

Karena itu, diperlukan studi lanjutan guna

mengevaluasi efektivitas zat-zat tersebut

pada OA.

DAFTAR PUSTAKA

1. Miller KL, Clegg DO. Glucosamine and chondroitin sulfate. Rheum Dis Clin N Am. 2011; 37:103–18.

2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, Arnold LM, Choi H, Deyo RA, et al. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum.

2008; 58(26): 56-61.

3. Clegg DO, Reda DJ, Harris CL, Klein MA, O’Dell JR, Hooper MM, et al. Glucosamine, chondroitin sulfate and the two in combination for painful knee osteoarthritis. N Engl J Med.

2006;354:795–808.

4. Reichenbach S, Sterchi R, Scherer M, Trelle S, Burgi E, Burgi U, et al. Meta-analysis: Chondroitin for Osteoarthritis of the Knee or Hip. Ann Intern Med. 2007;146:580-90.

5. Reginster JY, Deroisy R, Rovati LC, Lee RL, Lejeune E, Bruyere O, et al. Long-term eff ects of glucosamine sulphate on osteoarthritis progression: a randomised, plasebo-controlled clinical

trial. Lancet. 2001;357:251-66.

6. Dahmer M, Schiller RM. Glucosamine. American Family Physician Ann Intern Med. 2008;78:470-476.

7. Towheed TE, Maxwell L, Judd MG. Acetaminophen for osteoarthritis. Cochrane Database Syst Rev.2006; 345-57.

8. Persiani S, Roda E, Rovati LC, Locatelli M, Giacovelli G, Roda A. Glucosamine oral bioavailability and plasma pharmacokinetics after increasing doses of crystalline glucosamine sulfate in

man. Osteoarthritis Cartilage.2005;13:1041-46.

9. Jackson CG, Plaas AH, Sandy JD. The human pharmacokinetics of oral ingestion of glucosamine and chondroitin sulfate taken separately or in combination. Osteoarthritis

Cartilage.2010;18:297-303.

10. Chondroitin sulfate. Alternative medicine review. 2006; 11: 337-43.

11. Lawrence RM. Methylsulfonylmethane (MSM): a double-blind study of its use in degeneratif arthritis. Int J Anti-Aging Med. 1998; 1 (1):50-55.

12. McAlindon TE, LaValley MP, Felson DT. Effi cacy of glucosamine and chondroitin for treatment of osteoarthritis. JAMA. 2000;284:1241-48.

13. Bjordal JM, Klovning A, Ljunggren AE, Slordal L. Short-term effi cacy of pharmacotherapeutic interventions in osteoarthritic knee pain: a meta-analysis of randomised plasebo-controlled

trials. Eur J Pain. 2007;11:125-40.

14. Kahan A, Uebelhart D, De Vathaire F. Long-term eff ects of chondroitins 4 and 6 sulfate on knee osteoarthritis: the study on osteoarthritis progression prevention, a two-year, randomized,

double-blind, plasebo-controlled trial. Arthritis Rheum. 2009; 60 :524.