2210106031-chapter2.pdf
DESCRIPTION
LMS dan RLSTRANSCRIPT
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Simulink Simulink merupakan software add-on yang terdapat di Matlab
dengan perangkat matematis yang dikembangkan oleh The Mathworks.
Dengan Matlab, analisis perhitungan yang rumit sekalipun juga dapat
dilakukan.
Simulink yang berupa extension grafis dari Matlab digunakan untuk
pemodelan maupun simulasi dari sebuah sistem. Dengan menggunakan
Simulink, sistem dapat dirancang melalui blok-blok diagram. Banyak
blok diagram yang disediakan pada Simulink Library seperti Fuzzy
Logic, Neural Network, DSP, Statistik, dan lain sebagainya baik sebagai
perangkat input (seperti function generator) serta perangkat output
(seperti oscilloscopes). Simulink terintegrasi dengan Matlab dan data
dapat ditransfer dengan mudah antar kedua program tersebut. Dengan
adanya templates/building blocks menjadi salah satu keuntungan utama
dari Simulink sehingga tidak perlu menulis kode program untuk proses
matematisnya.
Memulai Simulink. Untuk memulai Simulink, pertama-tama dilakukan dengan
menjalankan software Matlab terlebih dahulu lalu mengetikkan
simulink pada command window atau dapat juga dengan meng-klik icon simulink pada toolbar.
Gambar 2.1 Menjalankan Simulink dari Matlab
-
6
Selanjutnya muncul window Simulink Library Browser yang berisi berbagai macam blockset untuk membuat pemodelan dasar suatu
sistem. Terdapat pada gambar 2.6
Dalam membuat pemodelan sistem baru hanya dengan klik icon
Create A New Model, kemudian muncul window dengan lembar kosong. Lembar ini yang nantinya digunakan untuk meletakkan objek
dari blok-blok sistem yang akan dimodelkan. Caranya, memilih blok
yang diinginkan dari Simulink Library kemudian di-drag ke window
kosong tersebut. Selanjutnya, hubungkan blok-blok tersebut dengan
menarik output dari suatu blok ke input dari blok lain hingga muncul
anak panah. Setelah pemodelan sistem sudah dibentuk, dapat dilakukan
simulasinya dengan menentukan waktu simulasi pada kotak toolbar lalu
klik icon run. Hasil dari simulasi tersebut dapat dilihat pada sebuah
scope, display, vector scope, workspace dan sebagainya yang terdapat
pada blockset sink, tergantung dengan output yang dihasilkan blok tersebut.
Gambar 2.2 Simulink Library Browser
-
7
Gambar 2.3 Membuat blok sistem pada Simulink
2.2 Konversi Analog ke Digital (ADC) Untuk mentransmisikan sinyal-sinyal pesan analog seperti suara
secara digital, maka sinyal analog yang bersangkutan harus terlebih dulu
diubah menjadi sinyal digital, dan prosesnya disebut sebagai konversi-
analog-to-digital atau disebut modulasi pulsa digital.
Gambar 2.4 Proses Konversi Sinyal Digital ke Seinyal Analog [8]
2.2.1 Sampling [8] Sampling (pencuplikan) adalah proses pengambilan sampel-
sampel dari sebuah sinyal kontinyu, yang dilakukan dengan cara
mengukur amplitudonya secara periodic di waktu-waktu tertentu.
Pada dasarnya, sinyal diskrit terbentuk dari sinyal kontinyu yang
disampling dengan periode tertentu. Jarak sampling Ts adalah periode
sampling, dan fs = 1 / Ts adalah frekuensi sampling dalam tiap detik.
-
8
Kecepatan pengambilan sampel (frekuensi sampling) dari sinyal analog
yang akan dikonversi haruslah memenuhi kriteria Nyquist yaitu:
(2.1)
dimana frekuensi sampling (fs) minimum adalah dua kali frekuensi
sinyal analog yang akan dikonversi. Misalnya bila sinyal analog yang
akan dikonversi mempunyai frekuensi sebesar 4000 Hz maka frekuensi
sampling minimum adalah 8000 Hz. Begitu pula sebaliknya, bila
frekuensi sampling sebesar 8000 Hz maka sinyal analog yang akan
dikonversi harus mempunyai frekuensi maksimum 4000 Hz. Apabila
kriteria Nyquist tidak dipenuhi maka akan timbul efek aliasing. Disebut
aliasing karena frekuensi tertentu terlihat sebagai frekuensi yang lain
(menjadi alias dari frekuensi lain).
Sampling merupakan konversi suatu sinyal analog waktu-kontinu,
xa(t), menjadi sinyal waktu-diskrit bernilai kontinu, x(n), yang diperoleh
dengan mengambil cuplikan sinyal waktu kontinu pasa saat waktu
diskrit. Secara matematis dapat ditulis :
x(n) = xa(nT) (2.2)
dimana :
T = interval pencuplikan (detik)
n = bilangan bulat, - < n < Pada gambar 2. Dibawah ini merupakan proses sinyal yang di
sampling.
Gambar 2.5 Proses Sampling [11]
2.2.2 Kuantisasi Kuantisasi adalah proses merepresentasikan sampel-sampel
amplitude yang didapatkan menjadi nilai-nilai diskrit. Atau kuantisasi
dapat dikatakan sebagai proses konversi sinyal yang telah disampling
menjadi sinyal digital yang diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah bit
tertentu. Sebuah perangkat yang menjalankan algoritma dari kuantisasi
-
9
adalah quantizer. Pada proses kuantisasi ini juga terdapat kemungkinan
error yang dinamakan eror kuantisasi (quantization error).
Gambar 2.6 Proses Kuantisasi
Pada gambar 2.8 merupakan contoh proses kuantisasi yang
menggunakan empat level. Selisih antara nilai kuantisasi dengan sinyal
sebenarnya disebut kesalahan kuantisasi (error quantization). Jarak
antara level kuantisasi disebut resolusi. Kuantisasi merupakan proses
yang tidak dapat dibalik sehingga menyebabkan distorsi sinyal yang
tidak dapat diperbaiki. Untuk mengurangi kesalahan kuantisasi, dengan
kata lain agar ADC mempunyai ketelitian yang tinggi atau
meningkatkan resolusi dari level kuantisasi.
2.2.3 Pengkodean Pengkodean adalah proses mengubah tingkat-tingkat diskrit yang
dihasilkan oleh smapling dan kuantisasi menjadi sekumpulan kode sandi
digital. Proses pengkodean dalam ADC menetapkan bilangan biner
tertentu pada tiap level kuantisasi. Bila terdapat level kuantisasi
sejumlah L, maka dibutuhkan bilangan biner paling tidak sejumlah L.
Anda membutuhkan digit yang diperlukan sebanyak b-bit sehingga 2b L. Untuk gambar 2.8 terdapat empat level kuantisasi sehingga
dibutuhkan 2-bit saja. Jadi kode biner untuk gambar 2.9 adalah 00, 01,
10, 11.
-
10
Gambar 2.7 Proses Pengkodean
2.3 Definisi Filter Filter adalah suatu alat untuk memisahkan sinyalsinyal yang
diinginkan dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Filter berkembang
dalam pemakaiannya di bidang Elektroteknik menjadi sebagai alat
untuk memisahkan signal dari derau.
Secara umum, filter terdapat dua macam, yaitu :
a. Filter Analog b. Filter Digital
2.4 Filter Digital Filter digital menggunakan digital processor untuk melakukan
kalkulasi numerik pada harga contoh sinyal. Prosesor digital yang
digunakan yang biasa digunakan seperti PC atau DSP (Digital Signal
Processing) chip.
Filter merupakan nama umum yang mengacu pada sistem LTI
untuk melakukan seleksi frekuensi. Dengan demikian sistem LTI waktu-
diskret juga disebut filter digital. Ada dua jenis filter digital, yaitu FIR
dan IIR.
Beberapa keuntungan penggunaan filter digital antara lain:
1. Filter digital bisa di program (programmable). Operasi yang dilakukan dapat diprogram yang kemudian dapat disimpan di
memori prosesor. Hal ini menunjukkan filter mudah untuk diubah
melalui program tanpa mengubah rangkain elektronik
(hardware).
2. Filter digital lebih mudah di desain, dites dan diimplementasikan.
waktu
kod
e bin
er
-
11
3. Karakteristik rangkaian filter analog tergantung perubahan temperatur, filter digital tidak terpengaruh perubahan temperatur
dan sangat stabil.
4. Filter digital mampu bekerja pada sinyal frekuensi rendah dengan akurat.
5. Filter digital serbaguna dalam kemampuannya memproses berbagai sinyal, seperti filter adaptif yang mampu menyesuaikan
terhadap perubahan sinyal.
6. Fast DSP Processor mampu menangani kombinasi komplek filter paralel atau serial, membuat peralatan hardware lebih sederhana
di bandingkan filter analog.
2.6.1 FIR (Finite-duration Impulse Response = Tanggapan Impulse Durasi-
berhingga), yaitu jika tanggapan impuls dari sistem LTI mempunyai
durasi yang berhingga. Dengan demikian untuk filter FIR maka h[n] = 0
untuk n < n1
dan untuk n > n2. Filter FIR juga sering disebut filter non-
rekursif atau moving average (MA) filter.
Filter FIR (nonrecursive) sering digunakan pada aplikasi filter
adaptif dari equalizer adaptif pada system komunikasi digital sistem
pengontrol noise adaptif. Ada sebagian alasan untuk popularitas filter
adaptif FIR.
1. Stabilitasnya bisa dikontrol dengan mudah dengan memastikan koefisien filter terbatas.
2. Lebih mudah dan algoritma yang efisien untuk pengaturan koefisien filter.
3. Kinerja algoritma ini bisa mudah dimengerti pada bagian konvergen dan stabilitas.
2.6.2 IIR (Infinite-duration Impulse Response = Tanggapan Impulse Durasi-
tak-berhingga), yaitu jika tanggapan impuls dari sistem LTI mempunyai
durasi yang tak berhingga. Filter IIR juga sering disebut filter-rekursif
atau autoregresif (AR) filter.
-
12
2.5 Filter Adaptif Filter adaptif merupakan sebuah filter dengan pengatur koefisien
dimana parameter filter diatur sedemikian rupa sehingga dapat
mengoptimalkan sinyal dari distorsi (cacat) seminimal mungkin. Filter
yang paling adaptif adalah filter yang melakukan pemrosesan sinyal
digital dan menyesuaikan kinerja berdasarkan sinyal input.
2.6 Aplikasi Filter Adaptif Fasilitas yang menarik dari filter adaptif adalah kemampuan untuk
beroprasi secara maksimal pada lingkungan yang tidak dikenal dan juga
variasi waktu pelacakan dari statistik input, membuat filter adaptif
menjadiperalatan dalam pemrosesan sinyal. Beberapa contoh
aplikasinya adalah gema, tapis kebisingan. Dan pada buku TA ini akan
dibahas masalah tapis kebisingan atau penghilang derau.
Gambar 2.8. Diagram Blok Filter Adaptif Sebagai Penghilang
Derau [9]
2.7 Algoritma Least Mean Square (LMS) [5] Algoritma LMS yang dikembangkan oleh Widrow dan Hoff
(1959). Setiap koefisien bobot dari filter digital diperbaharui dengan
menggunakan algoritma adaptif yang berdasarkan pada setiap data
masukan.
-
13
Sub program LMS ini melakukan proses-proses perhitungan
berdasarkan pada algoritma Filter Wiener dan konsep dasar pereduksi
derau.
Data masukan sub program LMS :
1. Sinyal masukan informasi 2. Sinyal derau 3. Jumlah sampling 4. Orde filter
Proses perhitungan algoritma LMS adalah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai estimasi untuk sinyal campuran yang diperoleh dari perkalian karakteristik filter dengan derau x(n)=h(n)y(n).
2. Menghitung nilai e(n) yang merupakan selisih antara sinyal x(n) dengan sinyal estimasinya, e(n)=x(n)-x(n).
3. Mencari nilai karakteristik filter yang baru dengan persamaan h(n-1)=h(n)+2e(n)y(n)
Gambar 2.9 Block Diagram Adaptif Filter Dengan LMS [5]
2.8 Algoritma Fast Block Least Mean Square (FBLMS) Filter adaptif harus bekerja secara real time untuk menyaring sinyal
masuk. Dalam situasi seperti ini, dapat digunakan algoritma FBLMS.
FBLMS mengubah sinyal input x (n) ke domain frekuensi menggunakan
Fast Fourier Ttransform (FFT).
Operasi perkalian yang dibutuhkan untuk algoritma FBLMS jauh
lebih rendah daripada algoritma LMS. proses sampling yang dilakukan
adalah per blok. Jika kedua panjang filter dan ukuran blok adalah N,
maka:
Algoritma LMS memerlukan: N (2N +1). (2.3)
Algoritma FBLMS hanya membutuhkan: (10Nlog2N +26 N). (2.4)
-
14
Algoritma FBLMS dapat mengeksekusi 16 kali lebih cepat
daripada algoritma LMS standar, ketika N = 1024.
Algoritma FBLMS adalah implemntasi yang lebih efisien dalam
domain frekuensi. Persamaannya sebagai berikut:
(k) = P 0, L F -1
X F (k) W F (k) (2.5)
Dengan output vector (k), didefinisikan sebagai : (k) = (2.6)
Error vector: e (k) = d (k) - (k) (2.7) Untuk mendapatkan domain frequensi:
(k+1) = W (k) + 2 PN,0 XFT (k) eF(k) (2.8)
2.9 Digital Signal Proessor Starter Kit TMS320C6416 [12] Digital Signal Processor (DSP) seri TMS320C6T adalah
mikroprosesor berkecepatan tinggi dengan tipe arsitektur yang cocok
digunakan untuk mengolah sinyal. Notasi C6T merupakan kode dari
produk DSP keluaran Texas Instruments TMS320C6000. Dengan
menggunakan arsitektur Very Long Instruction Word (VLIW), DSP C6T
menjadi prosesor tercepat keluaran Texas Instruments. Gambar 2.2
menunjukkan diagram DSK TMS320C6416T. Arsitektur VLIW pada
DSP C6x sangat cocok untuk proses perhitungan yang intensif .
Gambar 2.10 Diagram Blok DSK TMS320C6414T
DSP dapat diaplikasikan sebagai pengontrol suara, pengolah
gambar dan pengolah sinyal lainnya. DSP dapat ditemukan pada telepon
seluler, harddisk, radio, printer, MP3 players, HDTV, kamera digital dan
alat elektronik lainnya. DSP dapat melakukan banyak proses karena DSP
dapat diprogram untuk aplikasi yang berbeda-beda. Selain itu, DSP
sangat sedikit terpengaruh oleh perubahan kondisi lingkungan sekitar
seperti suhu.
DSP dikemas dalam sebuah DSK (Digital Signal Processor Starter
-
15
Kit) dengan ukuran sekitar 5 x 8 inch dimana terdapat C6713 floating-
point dan sebuah 32 bit stereo codec TLV320AIC23 (AIC23) sebagai
masukan dan keluaran. Codec AIC23 menyediakan ADC dan DAC
dengan clock 12 MHz dan sampling rate 8 96 kHz. DSK memiliki memori tipe Synchronous Dynamic Random Access Memory (SDRAM)
sebesar 16 MB dan flash memori sebesar 256 kB. Ada 4 konektor pada
DSK yang berfungsi sebagai masukan dan keluaran yaitu :
a. MIC IN untuk masukan microphone. b. LINE IN untuk masukan line. c. LINE OUT untuk keluaran line. d. HEADPHONE untuk keluaran headphone yang tergabung
dalam LINE OUT.
Gambar 2.11 Bentuk Fisik DSK TMS320C6713
Dip switches dalam DSK dapat difungsikan sesuai program dan
menyediakan fungsi kontrol. Selain itu terdapat pengatur tegangan yang
menyediakan 1,26 volt untuk prosesor C6713 dan 3,3 volt untuk sistem
memori dan kelengkapan lain. Fitur-fitur lain yang tersedia dalam DSK
TMS320C6713 terdapat dalam lampiran.
2.10 Code Composer Studio CCS merupakan sebuah Integrated Development Environment
(IDE) untuk Texas Instruments (TI) embedded processor. CCStudio
terdiri dari seperangkat alat yang digunakan untuk mengembangkan dan
debugging aplikasi embedded. Termasuk juga compiler untuk tiap-tiap
-
16
perangkat Texas Instrument, source code editor, project build
environment, debugger, profiler, simulator, sistem operasi real-time dan
masih banyak yang lainnya. IDE menyediakan single user interface
untuk membawa setiap step dari aliran pengembangan aplikasi. Tools
dan interfaces memungkinkan pengguna untuk memulai lebih cepat dan
menambah fungsionalitas ke dalam aplikasi mereka berkat produktivitas
dari peralatan yang canggih tersebut. [5]
Gambar 2.12 6416 DSK CCStudio v3.1
CCS menyediakan IDE untuk pemrosesan sinyal digital real-time
berdasarkan bahasa pemrograman C. CCS menghasilkan kode seperti
assembler, C compiler, dan linker untuk keluaran DSK Texas
Instrument. CCS memiliki kemampuan grafis dan mendukung real-time
debugging. C compiler mengkompilasi sebuah program dalam bahasa C
dengan ekstensi *.c, untuk menghasilkan file assembly menggunakan
ekstensi *.asm. Assembler memproses file *.asm untuk menghasilkan
file bahasa mesin dengan ekstensi *.obj. Kemudian linker
menggabungkan filefile tersebut menjadi executable file dengan ekstensi *.out. File ini kemudian dimasukkan ke dalam prosesor C6714.
DSK harus dihubungkan ke PC melalui port USB agar bisa diprogram
dengan bantuan CCS. Untuk analisis real-time dapat menggunakan
fasilitas real-time data exchange (RTDX) yang memungkinkan
pertukaran data antara PC dan DSK tanpa melepas DSK.
Pada software Matlab telah disediakan sebuah fungsi untuk
berkomunikasi dengan DSK TMS320C6x dengan bantuan CCS.
-
17
Kemudian CCS mengintegrasikan simulasi yang sudah dibentuk dari
Simulink Matlab kemudian mengkonversikan ke dalam bahasa C
maupun assembly. Semua software ini membangun dan memvalidasi
hasil perancangan pengolahan sinyal digital mulai dari konsep sampai
dengan menghasilkan kode yang akan dijalankan oleh DSK
TMS320C6x. Lalu file keluaran dari proses ini kemudian
diimplementasikan ke dalam DSK TMS320C6416. Untuk melihat
proses ini, dapat diakses melalui CCS debugging tools atau pada window
Matlab.
Gambar 2.13 Diagram alir antara Simulink, CCS, dan C6000 DSP
-
18
[Halaman ini sengaja dikosongkan]