2.1.2. produk usaha gadai · bpkb kendaraan bermotor, jangka waktu sampai dengan 3 tahun angsuran...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Gadai
2.1.1. Pengertian Usaha Gadai
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan, terlebih untuk keperluan yang sangat penting harus
dipenuhi dengan berbagai cara seperti, meminjam dari berbagai sumber dana yang
ada. Dengan adanya lembaga keuangan yang menjalankan usaha gadai, masyarakat
dapat mengatasi kesulitan keuangan atau kebutuhan dana dengan menjaminkan
barang-barang berharga yang mereka miliki tanpa harus kehilangan barang-barang
tersebut.
Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150b dalam buku
Siamat (2005:743) disebutkan bahwa gadai adalah: suatu hak yang diperoleh
seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang memberikan
kuasa kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan
pengecualian; biaya untuk melelang barang tersbut dan biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkan barang itu setelah di gadaikan, biaya-biaya
mana yang harus di dahulukan.
Menurut Kasmir (2009:262) secara umum pengertian usaha gadai adalah
“kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai
dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai”.
Adanya lembaga yang menjalankan usaha gadai berperan penting untuk
mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang atau tambahan modal
8
usaha tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau para rentenir yang memberikan
bunga pinjaman relatif tinggi yang tentunya akan semakin memberatkan bagi
masyarakat.
Menurut Pandia (2005:72) menyatakan bahwa gadai adalah suatu hak yang
diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan padanya oleh seseorang atau oranglain atas namanya dan yang
memberikan kekuasaan tersebut di dahulukan dari pada orang-orang
berpiutang lainnya dengan pengecualian biaya untuk menyelamatkannya
setelah barang itu di gadaikan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu
kegiatan usaha melakukan penyaluran dana kepada masyarakat dengan menjadikan
barang berharga sebagai jaminan atas kredit yang diberikan berdasarkan atas prinsip
hukum gadai.
2.1.2. Produk Usaha Gadai
Menurut Kasmir (2009:270) produk gadai adalah jasa-jasa yang disalurkan
oleh Pegadaian kepada masyarakat dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya
yaitu:
1. KCA (Kredit Cepat Aman)
Adalah kredit dengan sistem gadai, yang diberikan kepada semua golongan
nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif.
2. Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia)
Kredit yang di peruntukkan bagi pengusaha mikro dan kecil dengan jaminan
BPKB kendaraan bermotor, jangka waktu sampai dengan 3 tahun angsuran tetap
setiap bulan.
9
3. Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Kredit untuk pengusaha mikro dan kecil dengan jaminan emas dan berlian dengan
jangka waktu kredit sampai dengan 3 tahun dan angsuran teteap setiap bulan.
4. Krista (Kredit Industri Rumah Tangga)
Kredit untuk ibu rumah tangga yang memiliki usaha dan tergabung dalam
kelompok, dengan jangka waktu 1 tahun angsuran tetap setiap bulan.
5. Galeri 24
Yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas
dengan sertifikat jaminan sesuai dengan karatase perhiasan emas.
6. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat dan Aman)
Merupakan jasa pengiriman uang tercepat keseluruh dunia kerjasama antara
pegadaian dengan Western Union.
Menurut Kasmir (2009:272) usaha lain yang dilakukan oleh Pegadaian
adalah:
1. Melayani jasa taksiran, bagi masyarakat yang ingin menaksir berupa nilai riil
barang-barang berharga miliknya. Seperti emas, intan, berlian, mobil, televisi dan
barang-barang lainnya. Hal ini berguna bagi masyarakat yang ingin menjual
barang tersebut atau hanya sekedar ingin mengetahui jumlah kelayakannya.
2. Melayani jasa titipan barang, bagi masyarakat yang ingin menitipkan barang-
barang berharganya. Jasa penitipan ini diberikan untuk memberikan rasa aman
kepada pemiliknya dari kehilangan, kebakaran atau kecurian.
10
3. Memberikan kredit, terutama bagi karyawan yang mempunyai penghasilan tetap.
Pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong gaji si peminjam secara
bulanan.
4. Ikut serta dalam usaha tertentu, bekerjasama dengan pihak ketiga, misalnya dalam
pembangunan perkantoran atau pembangunan lainnya dengan sistem build operate
and transfer (BOT).
2.1.3. Jenis Barang yang dapat di Gadaikan
Bagi calon nasabah yang ingin memperoleh pinjaman dari Pegadaian, hal
penting untuk diketahui adalah mengenai barang yang dapat digadai atau dijadikan
jaminan dalam pinjaman pengajuan kredit.
Menurut Kasmir (2009:266) besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90
persen nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, semakin besar pinjaman
yang akan diperoleh.
Adapun jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan
jaminan oleh lembaga Pegadaian sebagai berikut:
1. Barang-barang atau benda perhiasan
Berupa emas, perak, intan, berlian, mutiara, platina dan jam.
2. Barang-barang berupa kendaraan
Mobil (termasuk bajaj dan bemo), sepeda motor, sepeda biasa (termasuk becak).
3. Barang-barang elektronik
Televisi, radio, radio tape, video, komputer, kulkas, tustel, mesin tik.
4. Mesin-mesin
11
Mesin jahit, mesin kapal motor.
5. Barang-barang keperluan rumah tangga
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik, barang pecah belah
dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijaminkan harus dalam kondisi
baik dalam arti masih dapat dipergunakan atau bernilai.
2.1.4. Prosedur Pemberian Pinjaman
Prosedur pemberian kredit gadai adalah suatu rangkaian, metode, langkah
yang telah menjadi ketentuan tetap dalam melakukan pengajuan kredit, prosedur
kredit gadai yang dijalankan oleh lembaga pegadaian.
Menurut Kasmir (2008:268) prosedur peminjaman uang di Pegadaian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Nasabah yang langsung ke bagian informasi untuk memperoleh penjelasan tentang
pegadaian, misalnya tentang barang jaminan, jangka waktu, pengambilan, jumlah
pinjaman dan biaya sewa modal (bunga pinjaman).
2. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung
membawa barang jaminan kebagian penaksir untuk ditaksir nilai jaminan yang
diberikan. Pemberian barang jaminan disertai bukti diri seperti KTP atau surat
kuasa bagi pemilik barang yang tidak dapat datang.
3. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik kualitas barang
maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah ditetapkan nilai taksiran barang
tersebut.
12
4. Setelah nilai taksiran ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah
pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang dikenakan dan kemudian
diinformasikan ke calon peminjam.
5. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk disimpan dan
nasabah memperoleh pinjaman berikut Surat Bukti Gadai (SBG).
Kemudian untuk proses pembayaran kembali pinajaman baik yang sudah jatuh tempo
maupun yang belum, dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung dilakukan
dikasir dengan menunjukkan Surat Bukti Gadai (SBG) dan melakukan
pembayaran sejumlah uang.
2. Pihak pegadaian menyerahkan barang jaminan apabila pembayarannya sudah
lunas dan diserahkan langsung ke nasabah untuk diperiksa kebenarannya dan jika
sudah benar dapat langsung dibawa pulang.
3. Pada prinsipnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat dilakukan
sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi si nasabah jika sudah punya
uang dapat langsung menebus jaminannya.
4. Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang jaminannya
akan dilelang secara resmi ke masyarakat luas.
5. Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan jika uang hasil lelang
setelah dikurangi pinjaman dan biaya-biaya masih lebih akan dikembalikan ke
nasabah.
13
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang diterjemahkan
sebagai kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya. Kredit dan kepercayaan
(trust) adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Karena
tidak akan mungkin adanya pemberian pinjaman tanpa adanya bangunan kepercayaan
disana dan kepercayaan itu adalah sesuatu yang mahal harganya. Mungkin kalangan
perbankan dikenal istilah sangat tidak sulit bagi kita untuk menyalurkan atau
merealisasikan pemberian pinjaman (loan) tetapi sangat sulit bagi kita untuk bisa
menarik kembali dana tersebut, atau dibutuhkan untuk bisa menarik kembali dana
tersebut.
Menurut Hasibuan (2011:87) “kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus
dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati”.
Sedangkan menurut Ensiklopedia Umum dalam Firdaus, dkk (2011:2) Credit:
financial system to facilitate the transfer of capital from the owner to user
with the hope of gain. Credit is given based on the believe of other people who
gave it to the borrowers ability and honesty. Kredit adalah sistem keuangan
untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan
pengharapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan
kepercayaan oranglain yang memberikannya terhadap kecakapan dan
kejujuran si peminjam.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan pesrsetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank atau kreditur dengan pihak lain yang
14
mewajibkan pihak penerima pinjaman (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2.2.2. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Rivai (2013:5) tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai
berikut:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan
yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh debitur. Oleh karena itu, bank
hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha debitur yang diyakini mampu
dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan
ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan
(profitability) dari suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan.
Dengan demikian, keuntungan merupakan tujuan dari pemberi kredit yang
terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-
benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa
hambatan yang berarti. Oleh karena itu, keamanan ini dimaksudkan agar prestasi
yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin
pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) diharapkan dapat menjadi
kenyataan.
Sedangkan menurut Kasmir (2015:89) fungsi kredit sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
15
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak akan mengahasilkan sesuatu yang berguna. Dengan
diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang
atau jasa oleh si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah
ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari
daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang
yang beredar.
5. Sebagai stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan
devisa negara.
16
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal
meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan unutk membangun
pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula
mengurangi penggangguran.
8. Untuk meningkatkan hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan
antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara
lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya.
2.2.3. Unsur-unsur Kredit
Menurut Fahmi (2015:70) adapun unsur-unsur pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang harus ada karena tanpa
ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan sangat sulit terwujud
suatu sinergi kerja yang baik. Karena dalam konsep sekarang ini kreditur dan
debitur adalah mitra bisnis.
2. Kesepakatan
17
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berupa jangka waktu pendek, menengah dan panjang.
4. Risiko
Pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak kembali atau
timbulnya kredit macet. Ini menyangkut dengan persoalan seperti lamanya waktu
pemberian kredit yang menyebabkan naiknya tingkat risiko yang timbul, karena
para pembisnis menginginkan adanya ketepatan waktu dalam proses pemberian
kredit ini.
5. Adanya Kreditur
Kreditur yang dimaksud disini adalah pihak yang memiliki uang, barang atau jasa
untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan
diperoleh keuntungan dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dari uang, barang
atau jasa yang telah dipinjam tersebut.
6. Adanya Debitur
Debitur yang dimaksud disini adalah pihak yang memerlukan uang, barang atau
jasa dan berkomitmen untuk mampu mengembalikannya tepat sesuai dengan
waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan
keterlambatan sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan perjanjian
yang tertera disana.
18
2.2.4. Jenis-jenis Kredit
Menurut Firdaus (2011:10) beberapa kategori kredit dapat dibedakan dalam
beberapa hal, yaitu:
1. Kredit menurut tujuan penggunaannya
a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian
barang atau jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan
manusia.
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan produktif dalam arti
dapat menimbulkan atau meningkatkan kegunaan, baik karena bentuk, karena
tempat, karena waktu maupun karena pemilikan.
2. Kredit ditinjau dari segi materi
a. Kredit dalam bentuk uang, kredit perbankan konvensional pada umumnya
diberikan dalam bentuk uang dan pengembaliannya pun dalam bentuk uang
juga.
b. Kredit dalam bentuk bukan uang, kredit demikian berupa benda atau jasa yang
biasanya diberikan oleh perusahaan dagang dan sebagainya.
3. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai atau tidak tunai)
a. Kredit tunai, yaitu kredit yang penguangannya dilakukan tunai atau dengan
jalan pemindahbukuan kedalam rekening debitur atau yang ditunjuk olehnya
pada saat perjanjian di tandatangani.
b. Kredit bukan tunai, yaitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat
perjanjian ditandatangani, melainkan diperlukan adanya tenggang waktu
tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan.
19
4. Kredit menurut jangka waktunya
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal satu tahun.
Biasanya kredit jangka pendek ini cocok untuk membiayai kebutuhan modal
kerja.
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 tahun
sampai dengan 3 tahun. Kredit jangka menengah ini biasanya berupa kredit
modal kerja, atau kredit investasi yang relatif tidak terlalu besar jumlahnya.
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.
Kredit macam ini biasanya cocok untuk kredit investasi seperti pembelian
mesin-mesin berat, pembangunan gedung, dan lain sebagainya.
2.2.5. Prinsip Pemberian Kredit
Untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh
perusahaan pembiayaan untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjalan dengan sehat
dan layak, dikenal dengan 5C dan 7P yaitu:
Adapun menurut Suparmono (2009:158) penjelasan untuk analisis kredit
dengan 5 C yaitu:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah
baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti:
20
cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial
standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuan dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu
pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada
akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca
dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan
juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi sesuatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition of Economic
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang
dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha
dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai
21
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit
tersebut bermasalah relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan
tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan debitur keadaan klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas secara karakternya. Sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas
yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-
macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau
produktif dan lain sebagainya.
4. Payment
Yaitu ukuran bagaimana cara debitur mengembalikan kredit yang telah diambil
atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak
sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu
usahanya merugi dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
22
5. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha debitur dimasa yang akan datang menguntungkan atau
tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospect atau sebaliknya. Hal ini penting
mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,
bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
6. Profitability
Yaitu menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin
meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.
7. Protection
Yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
2.3. Kredit KCA (Kredit Cepat Aman)
2.3.1. Pengertian KCA (Kredit Cepat Aman)
Menurut Pegadaian (2015:22) KCA (Kredit Cepat Aman) adalah kredit
dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk
kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif. KCA (Kredit Cepat Aman)
merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat dan
aman. Barang-barang yang dapat digadaikan adalah sebagai berikut:
1. Barang perhiasan, seperti emas, berlian, dan lain-lain.
2. Kendaraan seperti, sepeda motor, mobil, dan lain-lain.
23
3. Barang Elektronik seperti, Televisi, Smartphone, Laptop, dan lain-lain berserta
dus, kuitansi, dan kelengkapan lainnya sesuai dengan persyaratan.
4. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum Pegadaian.
2.3.2. Persyaratan Produk KCA (Kredit Cepat Aman)
Menurut Pegadaian (2015:22) adapun persyaratan dalam produk KCA (Kredit
Cepat Aman), antara lain:
1. Fotocopy KTP atau kartu identitas resmi lainnya.
2. Menyerahkan barang jaminan.
3. Jika agunan berupa kendaraan maka harus membawa BPKB dan STNK asli.
4. Nasabah diharuskan menandatangani Surat Bukti Kredit (SBK).
2.3.3. Bunga Gadai
Menurut Pegadaian (2015:23) biaya sewa modal (bunga) yang harus dibayar
oleh nasabah kepada Pegadaian adalah bervariasi. Adapun mengenai rincian besarnya
bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah adalah sebagai berikut:
1. Untuk golongan A, besarnya bunga 0,75% dengan maksimum sebesar 6%.
Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari sekali,
dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan.
2. Untuk golongan B, besarnya bunga 1,15% dengan maksimum sebesar 9,2%.
Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari sekali,
dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan.
24
3. Untuk golongan C, besarnya bunga 1,15% dengan maksimum sebesar 9,2%.
Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari sekali,
dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan.
4. Untuk golongan D, besarnya bunga 1,00% dengan maksimum sebesar 8%.
Sedangkan nasabah harus membayar sewa modal tersebut setiap 15 hari sekali,
dengan batas waktu kredit selama 120 hari atau 4 bulan.