2.1 teori umum 2.1.1 sistem informasi geografithesis.binus.ac.id/asli/bab2/2011-1-00083-if...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi adalah sistem computer yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan
posisi-posisi di permukaan bumi (Prahasta, 2002, p54; Rice, 2002)
Sedangkan menurut Gistut (1994) (dikutip dalam Prahasta 2002, hal 55) Sistem
Informasi Geografi adalah sistem yang mendukung pengambilan keputusan spasial dan
mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.
2.1.1.1 Komponen Sistem Informasi Geografi
SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras
dimana komponen-komponen pendukungnya terdiri dari atas berbagai macam alat yang
digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data
(Burrough, 1986, p7).
7
2.1.1.2 Perangkat Keras
Secara umum, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen yang saling
terhubung dan bekerja sama (Burrough,1986, p7). Perangkat keras terdiri dari :
1. Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkonversi data analog
dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam Sistem Informasi
Geografi. Jenis perangkat untuk mengumpulkan data antara lain :
a. Digitizer : Alat untuk mengkombinasikan cara memposisikan secara
manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada permukaan
bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan arus listrik.
Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi peta digital dapat
dilakukan oleh digitizer melalui sebuah sensor kecil yang mendeteksi
medan elektromagnetik pada permukaan bidang datar.
b. Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja dengan
menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti garis pada
peta/layer.
c. Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu gambar ke
bentuk titik-titik raster.
2. Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut
program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya ada
yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan tidak
permanen adalah memori komputer, chace memory, dan register sedangkan
contoh perangkat penyimpanan yang permanen adalah disket, hard drive, pita
magnetic, dan optical disc.
8
3. Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi intruksi
program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan keluaran dan
masukan.
4. Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau
cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer.
2.1.1.3 Perangkat Lunak
Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan, memanipulasi,
menyimpan serta mengatur data geografi. Menurut Burrough (1987, p8), terdapat lima
modul utama dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografi :
a. Masukkan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional dalam
bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan foto udara
menjadi data digital.
b. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data
posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik, garis, dan area
yang menggambarkan obyek-obyek di dunia nyata.
c. Memproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat pemasukan
data atau hasil proses kurang baik, menganalisa data, mengatur data, misalnya
perubahan skala peta, menghubungkan data geometris dengan atribut,
menampilkannya.
d. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna dalam
bentuk peta, tabel, laporan dan sebagainya.
9
e. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah perangkat
lunak SIG ini dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan melalui penggunaan
menu, format perintah, windows, query dan lain-lain.
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tools yang mampu
melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografi. Elemen-
elemen yang harus terdapat dalam software SIG adalah :
a. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
b. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tools geografis.
c. Sistem manajemen basis data.
d. Tool yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
2.1.1.4 Data dan Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan
baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak
SIG yang lain maupun secara langsung dengan dilakukan digitasi data spasial dari peta
dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan
keyboard.
Menurut Prahasta (2002) ada dua jenis data yang digunakan dalam Sistem
Informasi Geografi yaitu data spasial dan data non spasial. Data spasial adalah data
mengenai obyek-obyek atau unsur geografi (baik di bawah, di atas dan di permukaan
bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan sistem
koordinat tertentu. Data spasial dikenal juga dengan sebutan data geografi terdiri dari
10
data grafis yang merupakan elemen gambar dalam komputer yang dapat berupa titik
(node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk data vektor ataupun data raster.
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap
piksel memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik (di pojok, pusat,
atau ditempat lain dalam grid). Akurasi model ini sangat tergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya dipermukaan bumi. Entiti spasial raster di dalam layer yang secara
fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya.
Di bawah ini ada beberapa karakteristik layer raster :
a. Resolusi
Resolusi data spasial dapat diidentifikasi sebagai dimensi linier minimum
dari sistem terkecil ruang geografi yang dapat direkam.
b. Orientasi
Orientasi di dalam sistem grid atau raster dibuat untuk merepresentasikan
arah utara grid. Hal ini dilakukan dengan cara mengimpitkan arah utara
grid ini dengan arah utara yang sebenarnya di titik asal sistem koordinat
grid.
c. Zone
Setiap zone layer peta raster merupakan sekumpulan lokasi yang
memperlihatkan nilai (ID atau nomor pengenal yang direpresentasikan
oleh nilai piksel) yang sama.
d. Nilai
Dalam kontek raster, nilai adalah item informasi (atribut) yang disimpan
di dalam sebuah layer untuk setiap pikselnya.
11
e. Lokasi
Dalam model data raster, lokasi diidentifikasi dengan menggunakan
pasangan koordinat kolom dan baris (x,y). Lokasi atau posisi geografi
(geodetik) yang sebenarnya dipermukaan bumi dari beberapa piksel yang
terletak di sudut-sudut citra raster juga diketahui melalui proses
pengikatan.
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik, garis (kurva atau poligon) beserta atributnya. Bentuk dasar
representasi data spasial dalam model data vektor didefinisikan oleh sistem koordinat
kartesian dua dimensi (x,y). Garis atau kurva merupakan sekumpulan daftar titik-titik
dimana titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama.
Berikut ini adalah penjelasan tentang macam-macam entiti yang digunakan
dalam Sisem Informasi Geografi :
a. Titik
Entiti titik meliputi objek garis atau geografis yang dikaitkan dengan pasangan
koordinat (x,y). Data atau informasi yang diasosiasikan dengan titik disimpan untuk
menunjukkan titik tersebut.
b. Garis
Entiti garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan
menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat
atau lebih. Entiti garis yang sederhana memerlukan ruang untuk menyimpan titik
awal dan titik akhir beserta informasi lain mengenai simbol yang digunakan untuk
merepresentasikannya.
12
c. Area atau poligon
Entiti poligon dapat direpresentasikan dengan berbagai cara di dalam model data
vektor. Struktur data poligon bertujuan mendeskripsikan properties yang bersifat
topologi dari suatu area sedemikian rupa sehingga properties yang dimiliki oleh
blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data
peta tematik.
2.1.1.5 Manajemen Data Sistem Informasi Geografi
Suatu proyek SIG akan berhasil jika diatur dengan baik dan dikerjakan oleh
orang-orang yang memiliki keahlian serta kemampuan yang tepat.
2.1.1.6 Pengguna Sistem Informasi Geografi
Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan
dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus
membuat keputusan berdasarkan output yang dihasilkan oleh sistem. Oleh karena itu,
pengenalan terhadap SIG kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting,
bahkan dapat membawa sebuah organisasi kearah perubahan besar termasuk
restrukturisasi internal, pelatihan ulang staf, dan peningkatan alur informasi. Penelitian
membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG yang berhasil sangat ditentukan oleh
kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan
cara implementasi sistem yang baik.
13
2.1.1.7 Manfaat Sistem Informasi Geografi
Untuk daerah rawan narkoba seperti DKI Jakarta, SIG sangat bermanfaat karena
bisa digunakan untuk menjelaskan tingkat kerawanan narkoba terhadap suatu daerah.
Melalui pendataan yang cepat dari lokasi yang rawan terhadap pengguna narkoba, kita
bisa memperoleh sebuah peta baru yang menunjukan tingkat masyarakat yang terkena
dan terancam bahaya narkoba. Selain itu, SIG dapat digunakan untuk menyimpan data
lokasi dan kondisi wilayah yang rentan terhadap bahaya narkoba seperti kampus-
kampus, tempat hiburan dan lainnya.
Informasi geografi yang disajikan pada peta konvensional boleh jadi merupakan
informasi yang murah dari segi biaya, namun peta tersebut sudah dimanipulasi untuk
memudahkan pembacaan sehingga mengurangi bahkan tidak menampakkan
keasliannya. Sistem Informasi Geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai
dengan ukuran aslinya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk
digital menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar.
Beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah :
a. SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema
yang diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan
data lainnya, melakukan perbaikan data, serta melakukan permodelan dan
menganalisis suatu keputusan dengan lebih cepat.
b. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat
digunakan untuk menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta
tematik tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya,
hanya dengan memanipulasi atribut-atributnya.
14
c. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat
di permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan
penggunaan konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat
direkonstruksi kembali atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi
berdasarkan data ketinggiannya.
Adapun manfaat dari sistem informasi geografi dapat berbeda-beda disesuaikan
dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa
manfaat dari sistem informasi geografi yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu :
a. SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena dimuka bumi dengan
perspektif yang lebih baik.
b. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data
spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto
udara, peta, dan data statistik.
c. SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat.
d. SIG juga mengakomodasi data dinamis serta penyediaanya secara tepat waktu.
e. Informasi yang dihasilkan SIG merupakan informasi keruangan dan
kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventaris data
keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam.
f. SIG dapat menghemat waktu dalam produksi peta, proses pembaharuan peta dan
ruang penyimpanan peta.
g. SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan
perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.
15
2.1.2 Pemetaan
Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan peta secara garis besar.
2.1.2.1 Pengertian Pemetaan
Peta adalah suatu metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan
menyajikan data spasial, biasanya berwujud alat peraga yang dapat menyampaikan suatu
ide berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah, penyebaran
penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam
ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu dengan tulisan atau symbol sebagai
keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat
juga hanya mencakup wilayah yang sempit.
Peta meruapakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah
sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan
mempertunjukkan data.
Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area
yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem
koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non spasialnya. Peta biasanya
direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat
direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
2.1.2.2 Jenis Peta
Menurut kegunaannya, peta terdiri dari :
16
a. General Reference Map (Peta Referensi Umum)
Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macam-
macam bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan dan
sebagainya.
b. Mobility Map (Peta Mobilitas)
Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Digukanan untuk perjalanan darat, laut dan
udara.
c. Thematic Map (Peta Tematik)
Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari
obyek tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan
data hasil olahan
d. Inventory Map (Peta Inventaris)
Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu
wilayah, seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi
Sumatera Barat.
Sedangkan menurut isinya, peta terdiri dari :
a. Peta Umum
Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum.
Kenampakan adalah keadaan alam suatu daerah dengan berbagai bentuk
permukaan bumi, peta umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi.
Peta topografi adalan gabungan dari peta yang berbeda-beda. Peta
topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief atau kontur
17
tanah, dan fitur kultural juga dapat ditampilkan semuanya secara
bersamaan dalam sebuah peta topografi yang sama. Contoh : peta
Indonesia, peta dunia.
b. Peta Khusus
Melukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja
pada wilayah yang dipetakan.
Contoh : peta geologi, peta geomorfologi dan peta populasi.
Menurut skalanya, peta terdiri dari :
a. Peta kadaster : skala antaara 1:100 – 1:5.000
b. Peta skala besar : skala antara 1:5.000 – 1:250.000
c. Peta skala sedang : skala antara 1:250.000 – 1:500.000
d. Peta skala kecil : skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000
e. Peta geografi : skala > 1:1.000.000
Menurut obyeknya, peta terdiri dari :
a. Peta Stasioner
Menggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan
tetap. Contoh : peta persebaran gunung berapi.
b. Peta Dinamis
Menggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah.
Contoh : peta arah angin.
18
2.1.2.3 Pengertian Garis Lintang dan Garis Bujur
Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di
permukaan bumi yang dilukiskan di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu
menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik
persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang
dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.
Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan
Garis Ekuator. Garis lintang diukur dengan kiraan (o) dari garis khatulistiwa atau ekuator
(0o) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis khatulistiwa, garis
sartan, garis jadi, garis artik dan garis anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran
cincin, kecuali Kutub Utara (90oLU) dan Kutub Selatan (90o) yang berbentuk titik untuk
menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat
yang terletak di sebelah Utara ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua
tempat yang terletak di sebelah selatan Ekuator.
Yang dimaksud dengan garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang
dilukiskan di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan
garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal
ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan
Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama
(prime meridian) adalah garis bujur 0o yang melewati kota Greenwich sebagaimana
disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah barat Meridian
diberi nilai 1oBB sampai 180oBT. Garis bujur 180oBT dan 180oBB adalah satu garis
19
yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180o
tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.
2.1.3 Rekayasa Piranti Lunak
Menurut Pressman (2001, p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan
penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti lunak yang
ekonomis, dapat dihandalkan dan bekerja secara efisien pada mesin yang sesungguhnya.
2.1.3.1 Metode Rekayasa Piranti Lunak
Paradigma rekayasa piranti lunak yang sering digunakan adalah the Classic Life
Cycle atau lebih dikenal dengan waterfall model (Pressman, 2001, p23-25).
Gambar 2.1 Waterfall Model
20
Berikut ini adalalah langkah-langkah atau proses dalam Waterfall Model :
a. System / Information Engineering and Modeling
Permodelan ini diawali dengan bentuk software. Hal ini sangat penting,
mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang
lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan
Project Definition.
b. Software Requirments Analysis
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para
software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari
software.
c. Design
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas
menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint software” sebelum
coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan
yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.
d. Coding
Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka
desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat
dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui
proses coding.
e. Testing / Verification
Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan
software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar
21
software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
f. Maintenance
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya
seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang
tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum
ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya
perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem
operasi, atau perangkat lainnya.
Pengaplikasian menggunakan model ini lebih mudah, kelebihan dari model ini
adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan
benar, maka dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali
kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling
tidak, problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal materi
(lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem
yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut
(sequential) maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan
dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada
beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke
tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat
22
kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan
sebelumnya agar problem ini tidak muncul.
b. Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu
hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama,
artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil
dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama
pengerjaannya.
c. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisnya masing-
masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka
sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model
proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi-skilled”, sehingga minimal dapat
membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.
Tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik, maka harus ada tahapan-tahapan
ini jugalah yang digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi
yang mengatakan sesuatu yang sukses diciptakan pertama kali, maka akan terus dipakai
didalam pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Akan tetapi,
yang mungkin menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari model ini
adalah metode sequential-nya. Mungkin untuk awal-awal software diciptakan, hal ini
tidak menjadi masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini
menjadi mudah dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena
itu model ini sangat popular. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini
tentu tidak bisa mengikutinya. Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara
berurutan tadi, seperti yang sudah diutarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang
lain juga sudah diutarakan diatas, atau bahkan masih ada yang lainnya.
23
Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada
tahap evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tadi.
Meskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model.
Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya kecil bisa menggunakan model ini.
Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan jika menggunakan model
ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan jika menggunakan
model ini.
2.1.3.2 Elemen Pokok Rekayasa Piranti Lunak
Elemen pokok Rekayasa Piranti Lunak adalah sebagai berikut :
a. Proses
Pada proses RPL merupakan perekat yang mengikat lapisan-lapisan
teknologi secara bersama dan memampukan perangkat lunak komputer
untuk berkembang secara tepat waktu dan rasional. Proses
menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan dari Key
Process Areas yang harus diterapkan untuk keefektifan pengiriman dari
teknologi rekayasa piranti lunak. Key process areas merupakan bentuk
dasar bagi kontrol manajemen dari proyek-proyek piranti lunak dan
menerapkan konteks dimana metode teknis dapat diterapkan. Produk
kerja (model, dokumen, data, laporan, bentuk, dll) yang diproduksi,
kualitas yang dipastikan, dan perubahan yang diatur dengan baik.
24
b. Metode
Metode rekayasa piranti lunak menyediakan teknik bagaimana cara untuk
membangun piranti lunak. Metode yang meliputi suatu ruang lingkup
tugas yang luas yang meliputi analisa kebutuhan, desain, kontruksi
program, pengujian, dan dukungan. Metode rekayasa piranti lunak
bergantung pada sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang memerintah tiap
area dari teknologi dan meliputi kegiatan modeling dan teknik deskriptif
lainnya.
c. Tool
Peranan rekayasa piranti lunak menyediakan dukungan yang otomatis
dan semi-otomatis bagi proses dan metode-metodenya. Ketika peralatan
itu terintegrasi, maka informasi yang dibentuk oleh suatu alat dapat
digunakan oleh yang lainnya, suatu sistem yang mendukung
perkembangan piranti lunak disebut Computer-Aideds Software (CASE),
telah didirikan. CASE merupakan kombinasi dari software, hardware,
dan suatu basis data rekayasa piranti lunak (sebuah tempat penyimpanaan
yang berisi informasi penting tentang analisis, desain, konstruksi
program, dan pengujian) untuk menciptakan suatu lingkungan analogis
rekayasa piranti lunak untuk CAD/CAE (Computer-aided design /
engineering) untuk perangkat keras.
25
2.1.4 Data
Berikut ini akan dijelaskan tentang data, basis data, manajemen basis data serta
komponen-komponen yang dibutuhkan dalam manajemen basis data.
2.1.4.1 Pengertian Data
Menurut McLeod, et al(2007, p15), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka
yang relatif tidak berhenti bagi pemakai. Ada dua sifat data :
a. Shared : data dapat digunakan oleh beberapa pengguna.
b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin menghindari
pengulangan sehingga data menjadi lebih valid.
2.1.4.2 Pengertian Basis Data
Pengertian basis data adalah kumpulan data yang terhubung satu sama lain secara
logikal dan deskripsi data itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam
suatu organisasi (Connolly, 2005, p15). Basis data adalah seperangkat file yang
terinterelasi dan terkoordinasi secara terpusat (Romney, 2003, p82).
2.1.4.3 Relational Database
Menurut Connoly (2002, p74), relational database adalah kumpulan relasi atau
hubungan yang ternormalisasi dimana masing-masing relasi memiliki nama sendiri.
Menurut Whitten (2004, p176) relasional database adalah database yang
mengimplementasikan data sebagai serangkaian tabel dua dimensi yang dihubungkan
melalui foreign key.
26
2.1.4.4 Entity Relationship
Menurut Connoly and Begg (2002, p342), permodelan entity adalah sebuah
pendekatan top-down untuk perancangan basis data yang dimulai dengan
mengidentifikasi suatu data penting yang disebut entiti-entiti dan hubungan diantara
suatu data yang harus dipresentasikan dalam suatu model. Ditambah dengan perincian-
perincian lain seperti suatu informasi yang ingin diambil tentang suatu entiti-entiti dan
hubungannya yang disebut atribut-atribut dan batasan-batasan yang lain.
Berikut ini adalah Entity Relationship Modelling menurut Connoly dan Begg
(2002, p346) :
Gambar 2.2 Notasi Entity Relationship Modelling
Pengertian multiplicity adalah sejumlah kemungkinan kejadian-kejadian dari
sebuah tipe entiti di dalam sebuah hubungan n-nary ketika nilai-nilai yang lain (n-1)
ditentukan.
Jenis-jenis multiplicity sebagai berikut :
1. One to one ( 1 : 1 ) relationship
27
Sebuah entiti di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu
entiti di B dan sebaliknya.
2. One to many ( 1 : * ) relationship
Sebuah entiti di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di B, namun
entiti di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entiti di A.
3. Many to one ( * : 1 ) relationship
Sebuah entiti di A dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entiti di B,
namun entiti di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di A.
4. Many to many ( * : * ) relationship
Sebuah entiti di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di B, dan
entiti di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entiti di A.
2.1.4.5 Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram adalah model data yang menggunakan beberapa notasi
untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan
oleh data tersebut (Whitten. 2004, p281)
2.1.4.6 Data Flow Diagram
Menurut McLeod (2004, p171) data flow diagram adalah suatu gambaran garis
dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan
aliran data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan
hubungan antar elemen, proses, aliran data dan penyimpanan data.
28
Menurut Whitten (2004, p326) data flow diagram adalah alat yang
menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan
oleh sistem tersebut.
Terdapat tiga simbol dan satu koneksi pada DFD, yaitu :
1. Lingkaran menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan.
Gambar 2.3 proses DFD
2. Persegi panjang bersudut tumpul menyatakan agen eksternal – batasan sistem
tersebut.
Gambar 2.4 agen eksternal DFD
3. Kotak dengan ujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut file atau
database.
Gambar 2.5 data store DFD
4. Panah menyatakan aliran data atau masukan dan keluaran ke dan dari proses
tersebut
29
Gambar 2.6 aliran data DFD
2.1.4.7 State Transition Diagram
State Transition Diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk
menggambarkan node dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar node.
Satu atau lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi.
Menurut Whitten (2004, p636) state transition diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika
pengguna sistem mengunjungi terminal
2.1.4.8 Database Manajemen Sistem
Database manajemen sistem (DBMS) adalah sebuah sistem software yang
memperbolehkan user untuk menggambarkan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses
ke basis data (Connolly, 2005, p16). Database manajemen sistem adalah suatu kumpulan
data yang interelasi dan seperangkat program untuk mengakses data-data tersebut
(Silberschatz, 2002, p1). Fasilitas yang disediakan DBMS antara lain (Connolly, 2005,
p16) :
a. Memperbolehkan user untuk mendefinisikan data, membuat spesifikasi tipe data,
dan constraint pada data yang akan disimpan dalam basis data. Biasanya
menggunakan Data Definition Language (DDL). Constraint adalah peraturan
konsistensi nilai pada basis data yang tidak dapat dilanggar.
30
b. Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data, menghapus data,
dan mengambil data dari basis data. Biasanya menggunakan suatu Data
Manipulation Language (DML). Bahasanya yang umum digunakan adalah
Structured Query Languange (SQL).
c. Menyediakan fungsi-fungsi untuk mengontrol akses ke basis data :
1. Sistem keamanan (Security system), mencegah user yang tidak
berwenenang agar tidak mengakses ke basis data.
2. Sistem integrasi (Integrity system), menjaga konsistensi data yang
disimpan.
3. Sistem kontrol (Concurency control), mengijinkan agar data dapat
dipakai bersama-sama oleh user lainnya.
4. Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system), memperbaiki atau
mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya jika terjadi kerusakan
pada perangkat keras dan perangkat lunak.
5. Katalog yang dapat diakses user (User accessible catalog), catatan yang
berisi deskripsi data pada basis data.
Database yang berisi deskripsi data pada basis data. Database application
program adalah suatu program komputer yang berinteraksi dengan basis data sesuai
dengan permintaan DBMS (Connolly, 2005, p17). Komponen lingkungan DBMS antara
lain (Connolly, 2005, p18) :
1. Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras dapat berupa komputer personal, mainframe tunggal,
hingga jaringan komputer. Perangkat keras dapat tergantung pada
kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.
31
2. Perangkat Lunak (software)
Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3rd GL ( third
generation language), seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL,
Fortran, Ada, Pascal, atau bahkan 4th GL(fourth generation language)
seperti SQL yang digabungkan pada 3rdGL.
3. Data
Data merupakan komponen yang paling penting dari lingkungan DBMS.
Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan
komponen manusia.
4. Prosedur (procedure)
Prosedur mengandung intruksi dan peraturan yang mengatur rancangan
dan kegunaan basis data, seperti bagaimana masuk ke dalam DBMS,
menjalankan dan menghentikan DBMS, dan bagaimana membuat
cadangan data dari basis data.
5. Manusia (people)
Manusia merupakan komponen terakhir yang terlibat langsung dengan
sistem, termasuk didalamnya adalah Database Administrator (DBA),
perancang basis data, pengembangan aplikasi, dan pemakai akhir.
Keuntungan DBMS antara lain (Connolly, 2005, p26):
a. Kontrol redudansi data
Pendekatan basis data berusaha menghapus redudansi dengan
menggabungkan file sehingga data yang sama tidak akan disimpan
kembali. Bagaimanapun, pendekatan basis data tidak menghapus
redudansi secara keseluruhan, tetapi mengontrol jumlah redudansi yang
32
terdapat pada basis data. Pada waktu yang berbeda, beberapa data yang
duplikat diperlukan untuk meningkatkan performance.
b. Konsistensi data
Dengan menghapus atau mengontrol redudansi, maka akan mengurangi
resiko ketidak-konsistensi-an yang akan muncul. Jika sebuah data
disimpan hanya satu kali pada basis data, update apapun terhadap nilai
data tersebut hanya dilakukan satu kali dan nilai baru tersedia untuk user.
c. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
Dengan integrasi dari data operasional, maka memungkinkan perusahaan
untuk menurunkan informasi tambahan dari data yang sama.
d. Data yang saling berbagi
File biasanya dimiliki oleh orang atau departemen yang
menggunakannya. Disisi lain, basis data adalah milik keseluruhan
organisasi dan dapat dibagi-bagi kepada user yang berhak mengaksesnya.
e. Meningkatkan integrasi data
Integrasi data merujuk pada validitas dan konsisten data yang disimpan.
Integrasi biasanya digambarkan dalam bentuk constraint, yang
merupakan peraturan pada basis data secara konsisten dan tidak
diperbolehkan untuk diubah secara sembarang.
f. Meningkatkan keamanan data
Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari user yang tidak
memiliki hak akses. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat
username dan password untuk mengidentifikasi user yang mempunyai
33
hak akses ke basis data. Akses yang diberikan kepada user dapat dibatasi
oleh jenis operasi yaitu insert, update, delete, dan retrival data.
g. Menjalankan standar
Integrasi memungkinkan DBA mendefinisikan dan menjalankan standar
yang diperlukan. Standar ini dapat meliputi standar departemen,
organisasi, nasional, atau internasional untuk pemformatan data dalam
memfasilitasi pertukaran data antar sistem, aturan penamaan, standar
dokumentasi, prosedur update, dan aturan akses.
h. Meningkatkan maintenance melalui independensi data
Pada sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk mengakses data
dibangun ke dalam setiap program aplikasi, membuat program
bergantung pada data. Pada DBMS, deskripsi data dan aplikasi
dipisahkan sehingga membuat aplikasi terpisah dari perubahan deskripsi
data. Ini disebut dengan independensi data.
i. Meningkatkan concurrency
DBMS mengatur akses ke basis data dimana jika terjadi akses terhadap
data secara bersamaan, maka akses yang satu tidak akan menggangu
akses yang lainnya sehingga tidak terjadi kehilangan informasi.
2.2 Teori – Teori Khusus Berhubungan Dengan Topik
2.2.1 Narkoba
Narkoba sudah tidak asing didengar, yaitu singkatan dari narkotika, psikotropika
dan bahan adiktif, atau dapat juga disebut NAPZA (Badan Narkotika Provinsi, 2007,
34
p1). Narkoba merupakan zat yang pada umumnya memiliki resiko kecanduan bagi
penggunanya, menurut pakar kesehatan narkoba adalah psikotropika yang biasa
digunakan untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu, tetapi persepsi itu kini disalahgunakan akibat pemakaian yang telah melebihi
dosis.
2.2.1.1 Opiat atau Opium (candu)
Opiat merupakan golongan narkotika alami yang sering digunakan dengan cara
dihisap (inhalasi). Contoh yang merupakan narkotika jenis opium adalah lem aica aibon,
thinner,bensin, dan spritus (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p2).
Efek yang ditimbulkan oleh opiat :
1. Memperlambat kerja otak dan sistem pusat syaraf.
2. Menimbulkan perasaan senang berlebihan, pusing, penurunan kesadaran,
gangguan penglihatan dan pelo.
3. Problem kesehatan terutama merusak otak, lever, ginjal, dan paru-paru.
4. Menimbulkan semangat
5. Merasa waktu berjalan lambat.
6. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
7. Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang)
35
8. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
2.2.1.2 Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik
di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) (Badan Narkotika
Provinsi, 2007, p2).
Efek yang ditimbulkan oleh morfin adalah :
1. Menimbulkan euforia.
2. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
3. Kebingungan.
4. Berkeringat.
5. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
6. Gelisah dan perubahan suasana hati.
7. Mulut kering dan warna muka berubah.
2.2.1.3 Heroin atau Putaw
Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna
putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi
lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau
36
dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik)
diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau
ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya (Badan
Narkotika Provinsi, 2007, p3).
Efek yang ditimbulkan oleh heroin adalah :
1. Denyut nadi melambat.
2. Tekanan darah menurun.
3. Otot-otot menjadi lemas / rileks.
4. Pupil mengecil.
5. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
6. Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
7. Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
8. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
9. Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat
besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung serta
timbul gangguan kebiasaan tidur.
10. Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek
euforia semakin ringan atau singkat.
37
2.2.1.4 Ganja atau Kanabis
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini
terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara
penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p4).
Gejala yang ditimbulkan oleh pengguna ganja :
1. Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
2. Mulut dan tenggorokan kering.
3. Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
4. Sulit mengingat sesuatu kejadian.
5. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi.
6. Kadang-kadang menjadi agresif.
7. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, rasa letih/capek.
8. Gangguan kebiasaan tidur
9. Sensitif dan gelisah.
38
10. Berkeringat.
11. Berfantasi.
12. Selera makan bertambah.
2.2.1.5 Kokain
Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut
dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang
disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan
dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian
berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar.
Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain
adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain
berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam (Badan Narkotika Provinsi, 2007,
p4).
Efek atau gejala yang ditimbulkan oleh kokain adalah :
1. Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
2. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks
3. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
4. Timbul masalah kulit.
5. Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
39
6. Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
7. Merokok kokain merusak paru (emfisema).
8. Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
9. Paranoid.
10. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
11. Gangguan penglihatan (snow light).
12. Kebingungan.
13. Bicara seperti menelan (slurred speech).
2.2.1.6 Ecstasy atau Amfetamin
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali
disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan
hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis
amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ecstacy.
Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat
mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara
penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan
menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar
dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang
40
dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena) (Badan
Narkotika Provinsi, 2007, p5).
Gejala yang timbul setelah menggunakan ecstasy :
1. Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
2. Suhu badan naik/demam.
3. Tidak bisa tidur.
4. Merasa sangat bergembira (euforia).
5. Menimbulkan hasutan (agitasi).
6. Banyak bicara (talkativeness).
7. Menjadi lebih berani/agresif.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. Mulut kering dan merasa haus.
10. Berkeringat.
11. Tekanan darah meningkat.
12. Mual dan merasa sakit.
13. Sakit kepala, pusing, dan gemetar.
41
14. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
15. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
2.2.1.7 Sedatif – Hipnotik ( Benzodiazepin BDZ )
Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara
lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik
intravena atau melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet
sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur
dengan zat lain seperti alkohol, putaw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat
pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik
serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya alprazolam / xanax / alviz.
Obat ini akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan..
Pengguna menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko
terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama. Obat
tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalah gunakan misalnya seconal
(Badan Narkotika Provinsi, 2007, p6).
Gejala yang terlihat oleh pengguna sedatif :
1. Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.
2. Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
3. Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
42
4. Nampak bahagia dan santai.
5. Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
6. Jalan sempoyongan.
7. Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
2.2.1.8 Inhalasia atau Solven
Inhalansia adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya
aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin.
Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak
jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan
kerusakan fungsi kecerdasan otak (Badan Narkotika Provinsi, 2007, p7).
1. Pada mulanya merasa sedikit terangsang.
2. Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan.
3. Bernafas menjadi lambat dan sulit.
4. Tidak mampu membuat keputusan.
5. Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan.
6. Mual, batuk dan bersin-bersin.
7. Kehilangan nafsu makan.
43
8. Halusinasi.
9. Perilaku pengguna menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan.
10. Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
11. Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak
menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata,
kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang.
Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.
12. Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena
jatuh, kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan
sering sendirian.