wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · warta pengantar...

20

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42
Page 2: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Warta

Pengantar Redaksi Daftar Isi

ISSN 0216-4427

Penelitian dan Pengembangan PertanianVolume 42 No. 3, 2020

Bank Gen Balitbangtan: Penyelamat Aset Sumber Daya Genetik untuk Masa Depan 1

Usahatani di Lahan Rawa Pasang Surut Tipe C Menguntungkan dengan PaketTeknologi Budidaya Padi 4

Tingkatkan Produksi Tanaman Tumpang Sari? Aturlah Jarak Tanam 7

Pemurnian Minyak Cengkih dari Cemaran Logam Besi 9

Budidaya Stroberi (Fragaria Sp) pada Lahan Sempit di Teras Rumah 11

Peluang Penggunaan Hydroponic Corn Green Fodder (Hcfg) Sebagai Suplemen Pakan Sapi Potong 13

Tinjauan Teoritis Pencapaian Swasembada Beras dalam Perspektif Sistem Dinamik 15

Vinegar Air Kelapa Bubuk Inovasi Baru untuk Kemudahan dan Kepraktisan Penggunaan Pengawet Alami 17

Edisi Warta kali ini membahas beberapa artikel yakni: (1) Bank gen (suatu jenis biorepositori untuk menyelamatkan/melestarikan material genetik, baik berupa Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman maupun hewan agar tetap dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa; (2) Paket teknologi budidaya padi di lahan rawa pasang surut tipe C cukup efisien dan menguntungkan; (3) Tumpang sari (pola tanam campuran antara dua atau lebih komoditas pada satu areal lahan dalam satuan waktu tertentu), mampu mengurangi biaya pengolahan lahan dan pemeliharaan; (4) Cara penyulingan minyak cengkih menggunakan asam sitrat sangat sederhana dan murah sehingga harga minyak cengkih yang telah dimurnikan menjadi lebih tinggi; (5) Tata cara perbanyakan benih, cara penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama & penyakit dan panen stroberi; (6) Hydroponic Corn Green Fodder merupakan hijauan pakan ternak yang berasal dari biji jagung, legum, sereal dan rumput; (7) Penyusunan strategi kebijakan menggunakan pendekatan sistem dinamik pilihan yang patut dipertimbangkan karena mampu mengupas persoalan berdasarkan perilaku output ke depan; (8) Vinegar air kelapa dalam bentuk bubuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait jaminan kemudahan, kepraktisan serta ketersediaan pengawet yang instan di pasaran. Ingin tahu cara pembuatannya? Silahkan baca artikel Vinegar Air Kelapa Bubuk Inovasi Baru untuk Kemudahan dan Kepraktisan Penggunaan Pengawet Alami. Redaksi

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian diterbitkan enam kali dalam setahun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pengarah: Fadjry Jufry; Tim Penyunting: Ketut Gede Mudiarta, Syahyuti, Intan Yudia Nirmala, Ronald T.P. Hutapea, Sri Hartati, Rima Setiani, Dwi Priyanto, Tri Puji Priyatno, Miskiyah, Wiwik Hartatik, Sri Utami, Ume Humaedah, Vyta W. Hanifah, Toto Sutater, Nurjaman, Sofjan Iskandar, Ika Djatnika; Redaksi Pelaksana: Siti Leicha Firgiani, Yeni Setiarsih, Kania Tresnawati, Tigia Eloka Kailaku, Mumuh Muhammad Buhary; Tanda Terbit: No. 635/SK/DITJEN PPG/STT/1979; Alamat Penyunting: Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Jalan Salak No. 22, Bogor 16151, Telepon: (0251) 8382567, 8382563, Faksimile: (0251) 8382567, 8382563, E-mail: [email protected]. Selain dalam bentuk tercetak, Warta tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat diakses secara on-line pada http://www.bpatp.litbang.pertanian.go.id

Redaksi menerima artikel tentang hasil penelitian serta tinjauan, opini, ataupun gagasan berdasarkan hasil penelitian terdahulu dalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi, dan jasa serta berita-berita aktual tentang kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Artikel disajikan dalam bentuk ilmiah populer. Jumlah halaman naskah maksimum 6 halaman ketik dua spasi.

Foto sampulStroberi

Page 3: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 1

Bank Gen Balitbangtan: Penyelamat Aset Sumber Daya Genetik untuk Masa DepanPeran sumber daya genetik (SDG) sangat vital dalam peningkatan produksi

pangan dunia. Era revolusi hijau yang mampu meningkatkan produksi pangan dunia 2–3 kali lipat tidak lepas dari sentuhan para pemulia dalam

memanfaatkan SDG untuk perbaikan varietas tanaman. Untuk itulah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menyelamatkan

aset SDG dengan membangun Bank Gen.

Benih yang berasal dari varietas unggul hasil program pemuliaan

adalah teknologi kunci dan komponen utama revolusi hijau. Varietas unggul dan benih tersebut tidak pernah ada tanpa adanya kontribusi SDG. Contohnya varietas padi lokal Peta salah satu tetua persilangan dalam perakitan varietas IR8 sebagai VUB padi yang responsif terhadap pupuk N dosis tinggi, tahan rebah, dan berdaya hasil >200–230% dibanding provitas Peta. Peran SDG tidak hanya berkaitan dengan aspek ketahanan pangan, tetapi juga aspek pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan ekonomi. Keberlangsungan hidup umat manusia akan bergantung pada tingkat keanekaragaman fenotipe dan genotipe SDG yang unggul. Ancaman utama keanekaragaman SDG yang paling mengkhawatirkan erosi genetik adalah disebabkan dari faktor aktivitas manusia. Salah satu upaya yang dilakukan Balitbangtan dalam menyelamatkan aset SDG dengan membangun bank gen, yaitu suatu jenis biorepositori untuk menyelamatkan/melestarikan material genetik, baik berupa SDG tanaman maupun hewan. Bank gen dibangun di Kawasan Pusat Penelitian Cimanggu (Kampus Cimanggu), Bogor. Bangunan

Gedung Bank Gen Balitbangtan: (A) Gedung Komisi Nasional SDG, (B) Gedung konservasi mikroba, (C) Gedung konservasi in vitro SDG, (D) Gedung manajemen SDG dan unit pengelolaan benih, (E) Gedung konservasi benih ortodok dan kriopreservasi SDG, (F) Rumah kaca, dan (G) Rumah Kasa.

ini dirancang dengan disain dan konstruksi yang memenuhi standar Komisi SDG untuk Pangan dan Pertanian FAO sehingga mampu menyimpan SDG dalam jangka waktu pendek, menengah, maupun panjang.

Rancang Bangun Bank Gen Balitbangtan

Sela in untuk menyelamatkan SDG bag i keber langsungan hidup mendatang yang didasari kewajiban moral, hal ini juga didasari atas implematasi hukum setelah Indonesia meratifikasi Convention on Biodiversity (CBD) dan diakuinya hak National Sovereignity Right of Plant Genetic Resources pada tahun 1992/1996. Berdasarkan peraturan tersebut pemerintah wajib

melindungi, melestarikan, mengatur, dan mendukung pemanfaatan SDG. Belum ada lembaga/unit khusus yang menangani pengelolaan SDG pada tingkat nasional, baik dari sisi pengelolaan material genetiknya maupun mekanisme/sistemnya yang terkoordinir secara rapi. Oleh karena itu, pembangunan Bank Gen Balitbangtan ditujukan untuk: (1) menjamin kelestarian SDG untuk preservasi jangka pendek, menengah, dan panjang, (2) meningkatkan kapasitas dan fasilitas yang mampu menampung aksesi SDG dan mempertahankan viabilitasnya dalam jangka panjang (±10 tahun), dan (3) mengkoordinir berbagai aktivitas pengelolaan SDG nasional agar tercipta sistem/mekanisme pengelolaan SDG yang holistik dan bersinergi. Bank gen dibangun dikawasan seluas ±28.215 m2 yang terletak di sebelah barat laboratorium biologi molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian. Posisi yang sangat strategis untuk membuat alur kerja efektif dan efisien dalam kegiatan analisis phenotyping-

Page 4: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

2 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Penyimpanan benih ortodok: Penyimpanan jangka pendek dalam ruangan ber-AC (a), Tempat penyimpanan jangka menengah menggunakan Chiller (b), dan Tempat penyimpanan jangka panjang menggunakan deep freezer (c).

(a) (b) (c)

Kebun koleksi SDG aneka umbi: Core collection SDG ubijalar (a), SDG talas (b), dan SDG Dioscorea (c).

(a) (b) (c)

genotyping dengan pendekatan genomik, transkriptomik, proteomik, maupun metabolomik. Dengan demikian ke depan, mater ia l SDG yang ada di bank gen akan memiliki set informasi genetik yang lengkap dan komprehensif, tidak saja karakter morfo-agronomi dan komponen hasil tetapi juga gen-gen yang mengendalikan berikut marka molekulernya untuk program pemuliaan. Di samping itu, dengan adanya perkembangan bioteknologi te lah mengubah parad igma pemuliaan dari identifikasi fenotipe ke pencarian gen, ketersediaan material SDG yang lengkap menjadi aset yang sangat krusial untuk mengidentifikasi dan merekonstruksi D N A p e n g k o d e n y a . D a l a m perkembangan teknik biologi sintetis, DNA pengkonde gen dan atributnya tersebut akan menjadi fondasi untuk pembuatan konstruksi DNA sintetik. Tanpa material SDG tidak akan diketahui karakter unggul/unik suatu tanaman yang kemudian gen pengendalinya diidentifikasi dan diperoleh informasi susunan DNAnya. Rancang bangun bank gen pertanian dibuat untuk menyimpan

dan melestarikan SDG pertanian yang mencakup konservasi benih, konservasi in v i t ro tanaman, konservasi mikroba pertanian, konservasi spesimen serangga pertanian, dan konservasi SDG ternak. Bank gen dilengkapi dengan fasilitas unit pengelolaan benih, unit penyimpanan yang memiliki chiller, freezer, dan deep freezer untuk konservasi benih jangka pendek, menengah, dan panjang, fasilitas kultur jaringan, laboratorium mikrobiologi, fasilitas kriopreservasi, serta rumah kaca dan rumah kasa untuk rejuvinasi SDG.

Status Terkini SDG di Bank Gen

Saat ini, koleksi SDG pertanian di bank gen mencapai 15.402 aksesi yang terdiri dari: 10.705 aksesi SDG tanaman pangan, 1.404 aksesi SDG mikroba, dan 3.293 spesimen serangga pertanian. Untuk koleksi SDG mikroba pertanian, koleksi yang dimiliki terdiri dari SDG bakteri 1.259 aksesi, SDG cendawan 98 aksesi dan SDG virus 48 aksesi. Seluruh koleksi SDG adalah hasil eksplorasi

dari seluruh Indonesia, hibah hasil penelitian, introduksi dari berbagai negara, dan akuisisi. Dengan begitu banyaknya aksesi SDG yang harus dikelola, sehingga manajemen bank gen telah menata sedemikian rupa fasilitas konservasi SDG. Contohnya: fasilitas konservasi benih ortodoks terbagi atas ruang penyimpanan jangka pendek, menengah, dan panjang. Ruang penyimpanan jangka pendek untuk menyimpan benih yang ditargetkan memiliki daya tahan benih hingga 5 tahun sehingga dilengkapi air conditioner (AC) untuk mempertahankan suhu ruang±12oC. Di ruang penyimpanan benih jangka menengah dilengkapi 7 buah chiller yang terbagi dalam dua ruangan. Ruangan B1 memiliki 3 buah chiller untuk menyimpan benih kedelai, kacang hijau, padi dan serealia. Di ruangan B2 ada empat buah chiller yang diperuntukkan untuk menyimpan SDG aneka kacang lainnya. Target penyimpanan benih jangka menengah mempertahankan viabilitas benih hingga 20 tahun. Sedangkan ruang penyimpanan jangka panjang untuk menyimpan benih yang memper tahankan viabilitas benih hingga > 50 tahun. Untuk itu, ruang penyimpanan jangka panjang berada di basement (bawah tanah) serta dilengkapi lima buah deep freezer untuk penyimpanan benih pada suhu -43oC dan empat buah freezer untuk penyimpanan benih pada suhu -43oC. Di fasilitas penyimpanan jangka panjang ini telah tersimpan 1.270 aksesi SDG padi, 1.285 aksesi jagung, 259 aksesi sorgum, 83 aksesi gandum, 877 aksesi kedelai, 1.016 aksesi kacang hijau. Di ruang basement. Bank Gen juga telah disediakan fasilitas kriopreservasi yang lengkap dengan tank i pengis ian dan penyimpanan nitrogen cair untuk konservasi SDG hewan. Saat ini SDG yang dikonservasi dengan teknik in vitro masih terbatas pada komoditas aneka umbi (ubi kayu, ubi jalar, talas,

Page 5: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 3

Akuisisi Koleksi Sumber Daya Genetik.

suweg, dan belitung). Selain dikultur in vitro-kan, SDG aneka umbi juga dikonservasi di kebun koleksi yang berada di lingkungan Bank Gen.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Bank Gen

Bank Gen sudah menerapkan SOP sesuai standar FAO. SOP yang dibuat untuk prosedur pengelolaan benih ortodoks mencakup SOP untuk akuisisi SDG, pengeringan dan penyimpanan, pemantauan v iab i l i tas benih , regeneras i , evaluasi, karakterisasi, dokumentasi, distribusi dan pertukaran, duplikasi keselamatan, serta keamanan dan personel. Misalnya dalam SOP akuisisi SDG, setiap sampel yang dikoleksi dan atau ditambahkan ke Bank Gen harus diperoleh secara legal dengan dokumentasi yang relevan. Adapun tahapan yang harus dilalui dalam proses akuisisi terdiri atas: 1) pengecekan ketersediaan data persetujuan akuisisi dan perijinan, 2) pengecekan data paspor, 3) pengecekan duplikasi, 4) pengecekan kuantitas dan kualitas benih, dan 5) pemberian nomor aksesi.

Database SDG di Bank Gen

Database SDG di Bank Gen dibuat berbasis peta spasial menggunakan rujukan ruang kebumian sehingga dapat menggambarkan secara jelas posisi asal SDG tersebut dikoleksi. Basis data yang digunakan dalam pengembangan peta spasial ini adalah data koleksi SDG dari seluruh Indonesia sejak tahun 1969-2009. Melalui peta spasial SDG ini, pengguna dapat melakukan kilas balik kepemilikan SDG di wilayahnya dan mengecek kembali keberadaannya saat ini. Semua aksesi SDG yang didatabasekan secara spasial tersebut sudah

tervalidasi keberadaannya di bank gen. Untuk database SDG padi sudah ada 467 aksesi yang di-genotyping dengan custom 1536 SNP chip dan 288 aksesi diantaranya sudah dibuat sidik jari DNA-nya menggunaakn 384 bead chip. SNP-chip tersebut dikembangkan berdasarkan QTL terkait karakter hasil, komponen hasil dan umur panen. BB Biogen juga melakukan sekuensing dan resekuensing kedelai, jagung, kelapa sawit, jarak pagar, kakao, pisang, cabai, kentang dan sapi. Hasil analisis menunjukkan data genom yang sangat besar dan memberikan gambaran sistem biologi suatu

organism, struktur kromosom, dan bagaimana gen-gen saling bersinergi secara komprehensif. Data genom tersebut dapat diakses publik di laman web http://genom.litbang.pertanian.go.id/.

Tripuji Priyatno, Lina Herlina, Kristina

Dwi Atmini dan Siti Galurina

Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumber

Daya Genetik Pertanian

Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor

Telepon : (0251) 8337975

Faksimile : (0251) 8338820

E-mail : [email protected].

go.id

Page 6: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

4 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Paket teknologi budidaya padi yang telah diterapkan di lahan

rawa pasang surut tipe C meliputi: (1) pemilihan varietas padi yang sesuai, (2) penyiapan lahan, (3) sistem tanam, (4) pengelolaan hara, (5) pemeliharaan tanaman dan (6) panen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menormalisasi fungsi saluran air yang telah ada dan mengimplementasikan paket teknologi budidaya padi di lahan rawa pasang surut tipe C. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) kebutuhan air untuk pengolahan tanah dan tanaman padi dapat terpenuhi melalui pembersihan saluran sekunder dan pompanisasi air dari saluran ke lahan sawah dan; (2) paket teknologi budidaya padi dapat meningkatkan produksi dengan menggunakan varietas unggul yang disenangi petani seperti Cilosari, Karampai, Inpara 3, Inpari 14, dan Inpari 30. Paket teknologi budidaya padi ini cukup efisien dengan (R/C >1). Sedangkan nilai Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) semua varietas yang diuji meliputi Inpara 3, Inpari 14, Inpari 30, Cilosari dan Karampai layak dikembangkan secara luas dengan nilai MBCR >2. Berbagai teknologi unggulan di

Usahatani di Lahan Rawa Pasang Surut Tipe C Menguntungkan dengan Paket Teknologi Budidaya Padi

Paket teknologi budidaya padi ini cukup efisien dengan (R/C >1). Nilai Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) yang diperoleh menunjukkan MBCR

>2 pada varietas yang diuji yakni: Inpara 3, Inpari 14, Inpari 30, Cilosari dan Karampai. Sehingga varietas ini layak dikembangkan secara luas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi serta menguntungkan bagi

para petani.

Penempatan pompa air di tepi saluran sekunder, pemasangan pipa pada bagian yang menyeberang jalan, pemasangan slang ke lawahan sawah sehingga air tersedia di lahan sawah pada pertanaman padi musim kemarau di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar tahun 2019.

lahan rawa telah banyak dihasilkan oleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) dan berbagai lembaga penelitian lainnya serta perguruan t ingg i . Tekno log i unggulan tersebut yakni pengelolaan air, varietas tanaman dan cara tanam, ameliorasi dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta panen. Namun hasil yang diperoleh belum tentu menguntungkan, sehingga teknologi tidak diadopsi oleh pengguna. Agar adopsi teknologi diterima oleh pengguna dengan cepat, dilakukan demplot dengan luasan 50 ha di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi ini merupakan lahan rawa pasang surut tipe C karena air pasang tunggal (besar) hanya mampu masuk ke saluran sekunder baik saat musim hujan maupun musim kemarau. Luapan air pasang maksimum tidak mampu meluapi permukaan lahan sawah, namun kedalaman air tanah saat musim hujan < 50 cm dari muka tanah. Permasalahan yang dihadapi petani adalah distribusi dan ketersediaan air. Pertanaman padi pada musim kemarau umumnya mengalami

kekeringan serta sulitnya petani mendapatkan varietas unggul yang berlabel. Saat sebelum disemai, padi direndam semalam kemudian ditiriskan. Setelah itu diberi perlakuan pupuk hayati Agrimeth dengan dosis 500 g/25 kg benih dan diaduk merata. Kemudian benih disemai di sekitar areal lahan pertanaman. Setelah berumur tiga minggu, bibit ditanam secara manual dengan sistem tanam jajar legowo 2:1.

Normalisasi Saluran Air yang Sudah Ada

Berdasarkan data di atas, maka sebelum musim tanam (April–September) dilakukan normalisasi fungsi saluran air yang telah ada sepanjang 500 meter. Saluran yang tadinya menyempit (lebar 1 m) karena ditumbuhi gulma dan mengalami pendangkalan akibat

Page 7: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 5

Sistim tanam jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan populasi tanaman 30 %.

Kondisi pertanaman padi pada saat menjelang panen, panen ubinan untuk varietas Inpara 3, Inpari 14, Inpari 30, Cilosari dan Karampai serta prosesing pada kegiatan paket teknologi budidaya padi di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

lumpur (dalam 1 m), dibersihkan sehingga menjadi lebar (1,5 m) serta dalam (1,3 m). Normalisasi saluran air dapat memperlancar air pasang mengalir masuk ke bagian yang lebih jauh dan sirkulasi air menjadi lebih baik. Selain itu, volume air disaluran lebih banyak dan kualitasnya lebih baik. Hal ini ditunjukkan oleh pH air saat pasang dari 4,8 sebelum dinormalisasi menjadi 5,7 setelah normalisasi saluran. Kondisi ini dapat memperlancar proses pemompaan air dari saluran ke lahan sawah.

Paket Teknologi Budidaya Padi

(1) Persiapan Lahan. Pada sistem persawahan, dilakukan proses pengolahan tanah sedemikian rupa demi mendapatkan kondisi lahan yang baik dengan menerapkan teknologi penyiapan lahan yang sesuai. Pengolahan tanah pada paket teknologi budidaya padi ini dengan cara hand tractor (membajak tanah d i l akukan seka l i dan melakukan rotari/meratakan dua kali. (2) Ameliorasi. Lahan rawa pasang surut tanahnya bereaksi masam atau pH rendah, sehingga perlu dilakukan ameliorasi dengan memberi bahan amelioran seperti kapur (dolomit). Kapur diberikan 1.000 kg/ha pada dua minggu sebelum tanam padi. Pemberiannya dengan cara disebar merata pada permukaan tanah yang telah dibajak dan dirotari. (3) Tanam . Cara tanam padi unggul dengan cara tanam pindah (transplanting). Untuk meningkatkan produkt iv i tas, mempermudah pemeliharaan (pengendalian gulma), dan memperindah estitika, maka diterapkan sistem tanam jajar legowo 2:1. Sistem legowo 2:1 terdapat dua barisan jajar dengan jarak 10 cm dalam baris dan 20 cm antar baris, kemudian jarak antar dua barisan pertama dengan dua barisan kedua adalah 2 x jarak tanam (40 cm), demikian seterusnya, sehingga

populasinya tidak berkurang, tetapi justru meningkat sebesar 30%. (4) Pemupukan. Pupuk yang diberikan adalah Urea dan NPK Phonska (15-15-15). Pupuk Urea diberikan dengan dosis 100 kg/ha dan pupuk NPK phonska 250 kg/ha. Pupuk urea dan NPK phonska dicampur diberikan dua kal i pada saat tanaman berumur 7 hst dan sisanya diberikan pada umur tanaman 30

hst. Pemberian pupuk dilakukan secara disebar merata pada lahan sawah yang sedang dalam kondisi macak-macak. (5) Pemeliharaan.Ditujukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Memasuki fase pertumbuhan, tanaman padi perlu dijaga agar terbebas dari gangguan organisme pengganggu seperti gulma, hama dan penyakit tanaman. Hama yang ditemukan

Tabel 1. Paket teknologi budidaya padi yang diterapkan pada petak percontohan (5 ha) dan hamparan (45 ha) di kelompok tani Serai Wangi dan Padi Abadi, Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kal imantan Barat .

Perlakuan Super impose (5 ha) Hamparan(45 ha)

Komoditas Padi varietas Inpara 3, Inpari 14, Inpari 30, Cilosari, dan Karampai

C i losar i , C iherang, Karampai, Ringka Ket-upat,

Penyiapan lahan Hand Traktor Tanpa olah tanah

Sistem tanam Jarwo 2:1 Tegel

Pengelolaan hara DSS pemupukan padi lahan rawa (1 t dolomit/ha + 100 kg urea/ha+250 kg NPK/ha)

50 kg Urea/ha + 150 kg NPK/ha

Pemeliharaan PHT PHT

Panen Combine harvester Combine harvester

Tabel 2. Hasil beberapa varietas padi pada paket teknologi budidaya padi di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat pada musim kemarau 2019.

No. Varietas Hasil (t/ha) KA 14%

1 Inpari 14 4,0

2 Inpari 30 3,6

3 Inpara 3 3,8

4 Cilosari 4,4

5 Karampai 3,9

6 Inpara 3 (Tabela) 2,4

Page 8: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

adalah penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata), wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa orator)dan lalat bibit (Arterigona exigua). Hama-hama ini dapat dikendalikan oleh insektisida kimia seperti Curacron, Dharmabas. Sedangkan penyakit yang ditemui adalah blas (Pyricularia oryzae, P. grisea) yang diatasi dengan menyemprotkan Fujiwan. (6) Panen. Penentuan saat panen harus tepat umur, hasil jangan ditumpuk, jika terpaksa tidak lebih dari 3 hari, dan jangan sampai tercelup air, sedapat mungkin segera dirontok, dan dikeringkan. Proses pemasakan bulir gabah pada paket teknologi budidaya padi ini adalah stadia masak penuh, terjadi sekitar 7 hari setelah fase masak kuning, ditandai oleh: (1) buku-buku sebelah atas sudah kuning, (2) batang mulai mengering, (3) gabah tidak bisa dipecahkan dengan kuku, (4) pada varietas yang mudah rontok ,

belum terjadi kerontokan. Stadia ini merupakan saat yang tepat untuk dilaksanakan panen. Panen padi pada musim kemarau dilakukan pada tanggal 26 Juli 2019. Hasil kegiatan paket teknologi budidaya padi menunjukkan bahwa varietas padi yang diuji cocok ditanam pada musim tanam I (musim kemarau). Varietas Cilosari dan Karampai merupakan varietas padi yang telah lama ditanam di lokasi ini. Kedua varietas ini jika dibudidayakan menggunakan paket teknologi ini akan memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu masing-masing 4,4 dan 3,9 t/ha GKG dari semula hanya menghasilkan 2,0 t/ha GKG.

Analisis KelayakanUsahatani Padi

Hasil analisis kelayakan usahatani padi varietas unggul pada paket teknologi budidaya padi disajikan

pada Tabel 3. Tabel ini menunjukkan bahwa varietas unggul Cilosari memberikan keuntungan tertinggi Rp. 10.230.000,- per hektar. Keuntungan tertinggi kedua diikuti oleh varietas Inpari 14 sebesar Rp 8.700.000,- per hektar, kemudian varietas Karampai memberikan keuntungan Rp 8.340.000,- per hektar. Kegiatan usahatani padi unggul varietas yang diintroduksikan dan usahatani padi di tingkat petani cukup efisien (R/C >1). Sedangkan nilai Marginal Benefit Cost Ratio, semua varietas yang diuji layak dikembangkan secara luas dengan MBCR >2.

Muhammad Alwi

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jl. Kebon Karet, Loktabat Utara

PO BOX 31, Banjarbaru

Telepon : (0511) 4772534

Faksimile : (0511) 4773034

E-mail : [email protected].

go.id;

Tabel 3. Analisis biaya dan pendapatan Paket Teknologi Budidaya Padi dan teknologi petani di Desa Matang Danau, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas Kalbar pada MK 2019.

No. UraianPaket Teknologi Budidaya Padi Teknoloi Petani

Inpari 14 Inpari 30 Inpara 3 Cilosari Karampai Cilosari

1. Produksi (t/ha) 4,0 3,6 3,8 4,4 3,9 3.1

2. Penerimaan (Rp/ha) 18.000.000 16.200.000 17.100.000 19.800.000 17.550.000 14.359.500

3.Biaya Produksi (Rp/

ha)9.300.000 8.970.000 9.120.000 9.570.000 9.210.000 8.465.785

Benih 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 300.000

Urea 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 459.000

Ponska 750.000 750.000 750.000 750.000 750.000 465.000

SP36 - - - - - 122.400

KCl - - - - - 88.000

Kapur 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 110.000

Herbisida 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 330.000

Pestisida 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 276.785

Solar 240.000 240.000 240.000 240.000 240.000 180.000

Pajak 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000

Total saprodi 2.850.000 2.850.000 2.850.000 2.850.000 2.850.000 2.341.185

Tenaga kerja 6.450.000 6.120.000 6.279.000 6.720.000 6.360.000 6.124.600

4. Keuntungan (Rp/ha) 8.700.000 7.230.000 7.980.000 10.230.000 8.340.000 5.893.715

5. R/C 1,93 1,80 1,87 2,07 1,90 1,69

6. MBCR 4,36 3,65 4,18 4,93 4,29

Page 9: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 7

Tumpang sari merupakan pola tanam campuran (polyculture)

antara dua/lebih komoditas pada satu areal lahan dalam satuan waktu tertentu. Sistem ini dimaksudkan agar kekurangan pangan akibat kegagalan panen dapat dicegah dan serangan hama dan penyakit dapat ditekan. Namun sejauh ini hasilnya masih rendah karena jarak tanam tidak diatur, kombinasi tanaman tidak tepat dan tidak saling komplementer.

Macam-macam Tumpang Sari

Beberapa tumpang sari antara lain: (1) Turiman Jago Super (Tumpang sari jagung dan padi gogo); (2) Turiman Gole Super (Tumpang sari padi gogo dan kedelai); (3) Turiman Jale Super (Tumpang sari jagung dan kedelai). Pada perlakuan benih jagung mencampurkan fungisida bahan aktif dimetomorf 200 g/l atau metalaxyl, benih padi menggunakan pupuk hayati Agrice-plus; dan benih kedelai menggunakan rhizobium sp 50 g/5 liter air. Tahap pemupukan dengan berdasarkan spesifik lokasi, analisis tanah, PUTK/rekomendasi umum. Penyiangan gulma pada ketiga tanaman diatas, yaitu: (a) Pada tanaman padi gogo dilakukan penyemprotan herbisida selektif bahan aktif natrium bispiribak 400

Tingkatkan Produksi Tanaman Tumpang Sari? Aturlah Jarak Tanam

Terobosan teknologi budidaya dengan merekayasa jumlah populasi per ha atau pengaturan jarak tanam pada pola tumpang sari terbukti dapat

meningkatkan produksi. Hal ini dapat mengurangi biaya pengolahan lahan dan pemeliharaan tanaman,sehingga menekan risiko kerugian karena

terbagi pada setiap tanaman, dan petani mendapat hasil jual yang saling menguntungkan.

g/l SE dengan dosis 200–300 ml/ha, dan secara manual sebanyak 2 kali pada umur 10–20 HST dan umur 40–50 HST. (b) Pada tanaman jagung dilakukan penyemprotan herbisida selektif bahan aktif Atrazin 500 g/l dan Mesotrion 50 g/l pada umur 15 hst. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pada umur 21–30 hst sekaligus menggemburkan tanah, agar tanaman lebih kokoh dan tidak mudah rebah sehingga perakaran tanaman berkembang baik. (c) Pada kedelai penyiangan gulma dilakukan dengan mencabut rumput sebanyak 1–2 kali, pada umur 10–15 hst dan dan umur 30–40 hst. Panen jagung dilakukan saat tanaman sudah masak fisiologis ditandai dengan daun/kelobot sudah kering, berwarna kekuning-kuningan, dan terdapat black layer pada pangkal melekat biji pada tongkol. Pada tanaman padi gogo panen dilakukan saat matang fisiologi yaitu ketika 90% bulir padi telah menguning. Panen pada kedelai dilakukan saat batang utama berwarna coklat, 95% daun telah menguning atau telah rontok, serta polong berwarna kuning/coklat dan mengering. Pada Turiman Jago Super, jarak tanam padi gogo 20 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan); jarak tanam jagung 40 cm (antar barisan)

x 12,5 cm (dalam barisan). Jarak antara blok padi dan jagung 50 cm/disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk mempermudah pada waktu pemanenan. Pada Turiman Gole Super, jarak tanam padi gogo adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan); jarak tanam kedelai 30 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan). Pada Turiman Jale Super, jarak tanam jagung adalah 60 cm (antar barisan) x 12,5 cm (dalam barisan); jarak tanam kedelai 30 cm (antar barisan) x 15 cm (dalam barisan). Jarak antara blok tanaman pada Turiman Gole Super dan Jale Super selebar 30 cm/disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk mempermudah pemanenan. Pada Turiman Jago Super, padi ditanam lebih awal (10–15 hari sebelum penanaman jagung). Penanaman benih padi sebanyak 3–5 benih per lubang, sehingga total benih yang digunakan sebanyak 50 kg/Ha. Penanaman benih jagung sebanyak 30 kg/Ha. Populasi tanaman padi 250.000 rumpun/ha dan jagung: 110.000 batang/ha. Pada Turiman Gole Super, penanaman padi bersamaan dengan penanaman kedelai, sebaiknya dilakukan dua minggu lebih awal sebelum penanaman kedelai.Penanaman benih padi sebanyak 3–5 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman benih kedelai sebanyak 2–3 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 70 kg/ha. Penanaman kedelai ditanam lebih awal (2 minggu sebelum penanaman jagung). Penanaman benih jagung 2 biji/lubang, jumlah benih sebanyak

Page 10: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

8 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Layout Pertanaman Tumpang Sari Jagung-Padi Gogo (Turiman Jago Super). (Keterangan: populasi jagung sebanyak 110.000 tanaman/ha (benih = 40 kg/ha) dan populasi padi gogo sebanyak 250.000 tanaman/ha (benih = 50 kg/ha).

Layout Pertanaman Tumpang Sari Padi Gogo-Kedelai (Turiman Gole Super). (Keterangan: populasi padi gogo sebanyak 250.000 tanaman/ha (benih = 40-50 kg/ha) dan populasi kedelai sebanyak 330.000 tanaman/ha (benih = 40 kg/ha).

Layout Pertanaman Tumpang Sari Jagung-Kedelai (Turiman Jale Super).(Keterangan: populasi jagung sebanyak 110.000 tanaman/ha (benih 40 kg/ha) dan populasi jagung sebanyak 310.000 tanaman/ha (benih = 40 kg/ha)

40 kg/ha, sedangkan untuk benih kedelai 2 biji/lubang, jumlah benih sebanyak 40 kg/ha. Jumlah tanaman jagung 110.000 tanaman/ha dan kedelai 310.000 tanaman/ha. Pola tanam tumpang sari dilakukan pada musim kemarau (MK) I atau II. Pola tanam pada akhir musim hujan di lahan sawah dan kering direkomendasikan pada gambar.

Manfaat Budidaya Tumpang Sari

Beberapa manfaat budidaya tumpang sari: (1) memperoleh hasil produksi/panen yang maksimal dengan satu lahan (sempit) sehingga bisa panen dengan jenis tanaman yang berbeda, (2) menekan biaya produksi, (3) keuntungan lebih tinggi dari setiap tanaman, (4) hama

tanaman tidak menyerang tanaman utama (5) unsur hara yang diberikan dapat berfungsi maksimal. Petani Bengkulu menanam tumpang sari jagung– kedelai (Turiman Jale Super) menggunakan varietas kedelai Dena 1 (varietas tahan naungan) toleransi naungan hingga 50%, potensi hasil 2,9 ton/ha, rata-rata 1,7 ton/ha, umur panen 78 hari; dan varietas jagung NASA 29 serta Bima URI 20 dengan umur panen 100–102 hst, potensi 13,5 ton/ha (Nasa 29) dan 12,5 ton/ha (Bima URI 20). Di Jawa Timur, petani menaman padi Largo Super (Inpago 10) tumpang sari dengan jagung varietas HJ 21 hasil 8,15 ton/ha GKP dan 2,09 ton/ha pipilan kering atau setara gabah 9,89 ton/ha GKP. Sebagai pembanding adalah padi gogo monokultur tanam biasa menggunakan varietas sama diperoleh hasil 6,02 ton/ha GKP.

Dengan demikian terdapat kenaikan 2,54 ton/ha setara GKP untuk padi Largo Super dan 3,87 ton/ha setara GKP untuk tumpang sari padi Largo Super dengan jagung dibandingkan padi gogo monokultur. Budidaya Turiman telah ditanam di Kabupaten Kulon Progo seluas 391 ha (jagung dan kedelai), Kabupaten Gunung Kidul seluas 586 ha (padi dan kedelai), Kabupaten Bantul seluas 727 ha dan Kabupaten Sleman seluas 150 ha (jagung dan kedelai).

Catur Oktivian Indri Hastuti dan Heru

Rahmoyo Erlangga

Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian

Jl. Tentara Pelajar No. 10 Bogor

Telepon : (0251) 8351277

Faksimile : (0251) 8350928

E-mail : [email protected].

go.id

Tabel 1. Pola Tanam pada Akhir Musim Hujan di Lahan Sawah

Eksisting Lahan Sawah MK I /

MK II

Rekomendasi Tumpang sari

MK I / MK II

Padi Palawija PadiPadi gogo +

Jagung

PadiPadi gogo +

Kedelai

Padi Kedelai + Jagung

Padi Padi Palawija Padi PadiPadi Gogo +

Jagung

Palawija Padi PadiPadi Gogo +

Kedelai

Palawija Padi PadiKedelai + Jagung

Tabel 2. Pola tanam pada akhir musim hujan di lahan kering.

Eksisting Lahan Kering MH

Rekomendasi Tumpang sari MH

Padi + Palawija

Palawija Padi Gogo + Jagung Padi

Kedelai + JagungPadi Gogo + Kedelai Padi

Kedelai + Jagung Padi

Page 11: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 9

Pemurnian Minyak Cengkih dari Cemaran Logam Besi

Perlakuan pengkelatan dengan asam sitrat 1% terhadap minyak cengkih efektif mengurangi cemaran logam besi sebanyak 90,14%, kalsium 100%,

dan kalium 19,28%. Hal ini menjadi syarat SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan batas minimal 78%. Metode penjernihan minyak cengkih yang

sederhana dan murah dapat meningkatkan harga dan kualitas.

Minyak cengkih dihasilkan dari proses penyulingan (distilasi

uap) daun-daun cengkih yang kering. Peluang pasar minyak cengkih cenderung naik karena banyak digunakan oleh industri kembang gula, kesehatan, kosmetik, dan pestisida nabati. Menurut INDESSO tahun 2017, minyak cengkih yang diproduksi oleh Indonesia mencapai 2.500–3.000 metrik ton dengan produksi meningkat. Banyak petani yang menyuling daun cengkih secara tradisional menggunakan alat penyuling sederhana terbuat dari drum besi bekas pakai. Akibatnya, warna minyak cengkih gelap kehitaman karena terkontaminasi oleh senyawa logam, seperti besi (Fe). Logam besi yang mengontaminasi minyak cengkih berasal dari wadah drum bekas yang digunakan dalam proses penyulingan. Logam besi akan bereaksi dengan eugenol dari minyak cengkih dan membentuk senyawa kompleks besi-eugenol yang berwarna kehitaman. Marwati et al. tahun 2017 menyebutkan bahwa di samping logam besi, di dalam minyak cengkih hasil penyulingan tradisional juga mengandung Mg, Mn, Zn, dan Pb. Minyak cengkih yang be rwar na ge lap has i l penyulingan petani, walaupun masih diterima oleh pedagang pengepul, tetapi harganya masih rendah. Apabila petani dapat mengolah atau memurnikan minyak cengkih hasil penyulingan secara tradisional maka

nilai jual minyak cengkih akan lebih tinggi sehingga pendapatannya meningkat. Standar mutu minyak cengkih menurut SNI 06-2387-2006 antara lain berwarna kuning-coklat tua dan mengandung eugenol total minimum 78% (Tabel 1).

Pemurnian Minyak Cengkih dengan Asam Sitrat

Penjernihan minyak cengkih dengan metode pengkelatan dengan asam sitrat yang paling efisien dengan konsentrasi 0,6%. (Marwati et al 2017). Namun tidak ditunjukkan jumlah logam (Fe, Ca, dan K) yang dapat dikelat dengan asam sitrat. Pada percobaan yang dilaporkan sekarang ini digunakan asam sitrat (citric acid) dengan konsentrasi 1% dan proses pengkelatannya sangat sederhana. Minyak cengkih diperoleh dari petani penyuling di daerah Purwakarta, Jawa Barat berwarna gelap kehitaman. Sebaiknya dipilih asam sitrat yang butirannya lebih halus agar pengkelatan menjadi lebih sempurna. Minyak cengkih dimasukkan ke dalam wadah kaca (Erlenmeyer) kemudian ditambahkan asam sitrat (citric acid) dengan konsentrasi 1%. Selanjutnya, campuran minyak cengkih dan asam sitrat dimasukkan ke dalam penangas berisi air mendidih sambil diaduk-aduk perlahan selama 10 menit. Setelah didinginkan pada suhu

ruangan, disaring dengan kertas saring whatman dan dimasukkan ke dalam wadah kaca yang bersih. Apabila hasil pemurnian minyak cengkih belum jernih maka dapat ditambahkan lebih banyak asam sitrat.

Pengujian Mutu Minyak Cengkih

Pengujian senyawa eugenol di dalam minyak cengkih menggunakan metode kromatografi gas. Untuk pengujian kualitatif dan kadar eugenol total mengikuti metode SNI 06-2387-2006, yaitu minyak cengkih dicampur dengan KOH 4% (0,73N). Prapengujian kualitatif pendahuluan dilakukan dengan menggunakan pengujian presipitasi logam dengan penambahan senyawa basa menurut metode Vogel (1937). Kandungan kuantitatif senyawa logam dilakukan pengujian d e n g a n m e n g g u n a k a n S S A (Spektrofotometer Serapan Atom) untuk pengujian kandungan logam Fe (besi), K (kalium), Na (natrium), Ca (kalsium), Mg (magnesium), Zn (seng), Cu (tembaga), Mn (mangan), Pb (timbal), dan Cd (kadmium).

Mutu Minyak Cengkih Setelah Pemurnian dengan Asam Sitrat

Minyak cengkih setelah penambahan asam sitrat 1% pada kondisi panas dengan warna kuning jernih.Hasil pengujian kualitatif terhadap kandungan logam besi dengan menggunakan natrium hidroksida menunjukkan adanya endapan besi dan jenis logam lainnya. Ion besi dengan penambahan hidroksida

Page 12: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

10 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(a)

Pengujian kualitatif logam selain besi pada minyak cengkih hasil penyulingan oleh petani saat sebelum penambahan NaOH 3% : (a) tanpa perlakuan, (b) perlakuan asam sitrat dan saat sesudah penambahan NaOH 3% : (c) tanpa perlakuan terlihat endapan dan (d) perlakuan asam sitrat tidak terlihat endapan.

(b) (c) (d)

Warna minyak cengkih sebelum pengke-latan (a) dan setelah pengkelatan dengan asam sitrat 1% (b).

(a) (b)

tidak akan mengendap karena asam organik. Dengan demikian, endapan putih setelah penambahan hidroksida menandakan kemungkinan adanya logam, seperti Ca, Mg, Pb, Cd, dan Zn. Minyak cengkih hasil penyulingan secara tradisional oleh petani mengandung cemaran logam berat, seperti besi 280 µg.mL-1, kalsium 24 µg.mL-1, dan kalium 77,8 µg.mL-1.

Setelah pengkelatan dengan asam sitrat 1%, jumlah cemaran logam besi berkurang sebanyak 90,14%, kalsium 100%, dan kalium 19,28%. Hasil ini menunjukkan pengkelatan oleh asam sitrat efektif mengurangi cemaran besi, kalsium, dan kalium.

Kandungan Eugenol dan Eugenol Total dalam Minyak Cengkih

Kualitas minyak daun cengkih yang telah dimurnikan dengan asam sitrat masing-masing mengandung eugenol total 83% dan 81%, sehingga memenuhi SNI (minimal 78%). Penurunan kandungan eugenol dan eugenol total dalam minyak cengkih oleh asam sitrat disebabkan proses adsorpsi dan agregasi (Silva, et al 2019). Hal ini dikarenakan

bentuk koordinasi senyawa molekul besi-sitrat terjadi ikatan hidrogen, dan ikatan elektrostatik dengan eugenol. Penambahan asam sitrat ke minyak cengkeh, selain bersifat sebagai pengkelat, juga bersifat sebagai adsorben ion-ion logam yang mencemari minyak cengkih hasil penyulingan petani. Hasil penjernihan dengan asam sirat 1% meningkatkan kualitas mutu minyak cengkih menjadi warna kuning terang. Penggunaan asam sitrat tidak boleh >1% karena akan menurunkan kandungan eugenol dan eugenol total.

Rusbianto, Supriadi, dan Sri

Rahajoeningsih

Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat

Jl. Tentara Pelajar No. 3 Cimanggu, Bogor

Telepon : (0251) 8321879

Faksimile : (0251) 8327010

E-mail : [email protected].

go.id

Tabel 1. Syarat mutu minyak cengkih menurut SNI 06-2387-2006 (BSN, 2006).

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan:WarnaBau

---

Kuning-coklat tuaKhas minyak cengkih

2 Bobot jenis 20oC/20oC - 1,025-1,049

3 Indeks bias (nD20) - 1,528-1,535

4 Kelarutan dalam etanol 70% - 1:2 jernih

5 Eugenol total %, v/v Minimum 78

6 Beta caryophillene % Maksimum 17

Tabel 2. Hasil analisis kandungan logam minyak cengkih.

LogamMinyak cengkih petani (µg.mL-1)

Perlakuan Asam Sitrat 1% (µg.mL-1)

Persentase reduksi (%)

Besi (Fe) 280 27,6 90,14

Natrium (Na) 0 0 0

Kalsium (Ca) 24 0 100

Kalium (K) 77,8 62,8 19,28

Magnesium (Mg) 0 0 0

Mangan (Mn) 0 0 0

Tembaga (Cu) 0 0 0

Timbal (Pb) 0 0 0

Kadmium (Cd) 0 0 0

Seng (Zn) 0 0 0

Tabel 3. Hasil analisis kuantitatif ka-dar eugenol dan eugenol total dalam minyak cengkih sebelum dan sesu-dah perlakuan dengan asam sitrat.

Perlakuan

Kadar

Eugenol (%)

Eugenol total (%)

Ekstraksi petani

76,63 83

Asam sitrat 1%

73,65 81

Page 13: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 11

Budidaya Stroberi (Fragaria Sp) pada Lahan Sempit di Teras Rumah

Membudidayakan tanaman stroberi dengan perawatan dan pemeliharaan secara benar dapat menghasilkan panen buah yang rutin pada skala rumah

tangga dengan lahan sempit. Hal ini dapat menghasilkan keuntungan karena senantiasa mendapatkan buah stroberi dalam keadaan segar.

Bagi petani pemula, benih dapat dibeli di perkebunan stroberi.

Beberapa bulan setelah budidaya stroberi berhasil, benih dapat diusahakan sendiri dengan cara memisahkan anakan yang muncul setelah tanaman berumur ± 2 bulan. Anakan ini sering disebut dengan stolon/geragih. Tanaman stroberi umur 2 bulan (pernah berbuah beberapa ka l i /be lum pernah berbuah), mulai memperbanyak diri dengan membentuk stolon saat awal musim penghujan. Stolon terdiri atas titik tumbuh, daun muda dan calon akar. Setelah akar mencengkeram kuat pada media, tanaman muda segera tumbuh dengan cepat, memperluas dan memperbanyak

Stolon menjalar.

Benih siap pindah tanam.

jumlah daun, kemudian stolon juga dapat tumbuh memanjang, menghasilkan calon benih lainnya. Pan jang kese lu ruhan s to lon mencapai 30–40 cm. Adapun cara mempersiapkan benih tanaman stroberi yakni: (1) benih langsung ditanam ke media yang sudah dipersiapkan/tanpa perlu pindah tanam (gambar a) dan (2) benih dapat ditanam di wadah gelas air mineral yang sudah diisi dengan media, pada tangkai dekat titik tumbuh diberi penjepit kawat, agar benih tidak bergeser (gambar b). Wadah gelas air mineral diberi beberapa lubang di bagian samping bawah dengan media tanam arang sekam. Kelembapan arang sekam

dipertahankan selama proses pertumbuhan benih. Setelah 3–4 minggu benih sudah mempunyai 2–3 helai daun, serta akar sudah dapat menyerap air dan nutrisi maka benih dapat dipisahkan dari tanaman induknya. Setelah dipisahkan, biarkan benih pada tempatnya selama 2–3 hari. Ini adalah masa adaptasi, biasanya ditandai dengan daun yang sedikit layu/terkulai (benih sudah tidak mendapatkan suplai nutrisi dari tanaman induk). Kemudian benih dipindah tanam ke pot yang lebih besar. Pertambahan benih stroberi ± 2–3 benih per bulan.

Persiapan Wadah untuk Menanam

Wadah tanam dapat berupa pot plastik dengan ukuran diameter 30 cm, atau polybag berukuran 25 x 25 cm/30 x 30 cm. Penggunaan pot plastik sangat dianjurkan karena tahan lama dibandingkan polybag.

Persiapan Media Tanam

Media tanam stoberi dapat berupa: 1) tanah + pupuk kandang; 2) tanah + kompos; atau 3) tanah + arang sekam. Pupuk kandang/kompos yang dicampurkan ke media tanam harus sudah matang (terdekomposisi dengan baik), sehingga tidak menyebabkan hawa panas pada media, yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Media tanah + arang sekam lebih cepat menghasilkan pertambahan dimana jumlah daun mampu bertambah 2 helai selama 2 minggu.

Page 14: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

12 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Persiapan benih tanaman stroberi :1) Benih tanpa pindah tanam (a) dan 2) Benih diakarkan terlebih dahulu selama 3-4 minggu, baru dipindah tanam (b).

(a) (b)

Kutu hitam.

Waktu yang diperlukan buah stroberi semburat merah (a) ke warna merah siap panen (b) adalah sekitar 6 hari , tiga buah siap petik (c) rata-rata beratnya 8,4 gram.

(c)(a) (b)

Hama ulat grayak dan stolon yang terluka.

Penanaman

Benih siap dipindah tanam setelah 3–4 minggu agar akar t idak terganggu dalam menyerap nutrisi dan air. Saat memindahkan tanam ke dalam pot, media tanam di sekitar batang agak ditekan, agar benih tetap tumbuh tegak dan tidak goyah saat disiram. Letak titik tumbuh (tunas), berada di atas media/tidak tertimbun oleh media.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman stoberi meliputi pemupukan rutin seminggu sekali menggunakan NPK seimbang/KNO3 dengan dosis 1 gram/tanaman saat masih berupa benih. Dosis pupuk dapat ditingkatkan menjadi 2 gram/tanaman pada bulan berikutnya. Pupuk diletakkan dengan jarak 2–3 cm dari batang. Dianjurkan pupuk ditimbun tipis dengan media yang ada di sekitarnya. Setelah pemupukan, dilakukan penyiraman sehari sekali di musim kemarau dan 3–5 hari sekali di musim penghujan agar pupuk larut. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan seminggu sekali

dengan pestisida kimia/organik. Pestisida organik dibuat dari berbagai macam ramuan dedaunan dan nasi sisa. Pemanfaatan nasi sisa ini hampir mirip dengan kegiatan pembuatan kapangisida oleh Noriko et al. (2012). Caranya sisa nasi dimasukkan ke dalam wadah tertutup (misalnya botol kemasan air mineral), kemudian diberi air hingga kurang lebih ¾ botol dan direndam seminggu. Setelah itu air nasi diencerkan dengan air biasa. Saat dibuka biasanya terdengar letupan dari leher botol, letupan ini adalah gas yang terbentuk selama proses fermentasi. Larutan nasi disaring, supaya nasi tidak masuk ke dalam alat penyemprot. Larutan disemprotkan ke seluruh tubuh tanaman stroberi. Sanitasi pot dilakukan dengan cara mencabut gulma disekitar tanaman dan memangkas daun yang menguning.

Hama Tanaman Stroberi

Ulat grayak merupakan hama utama stroberi yang bersifat polifag (memakan berbagai macam bagian tanaman, baik daun muda, tangkai daun maupun stolon). Serangan

terjadi saat malam hari, karena pada siang hari ulat bersembunyi di bawah polybag/pot. Akibat stolon muda terkena hama maka pasokan nutrisi dari tanaman induk ke ujung tunas stolon menjadi terhenti, sehingga tunas stolon akan mengering dan mati. Selain ulat grayak, kutu hitam berkoloni dan menyerang tanaman muda seperti pucuk, tunas dan bunga, dengan menghisap cairan tanaman. Serangan kutu terjadi saat peralihan musim kemarau ke musim penghujan.

Panen

Panen perdana dilakukan setelah tanaman berumur 2,5–3 bulan sejak benih ditanam. Perawatan dan pemeliharaan secara benar dapat menghasilkan panen buah yang rutin. Hal yang perlu diingat saat musim penghujan, tanaman stroberi akan terkonsentrasi untuk membentuk anakan/stolon. Walaupun buah muncul, sangat rentan untuk busuk, karena faktor kelembapan mikro dan kemungkinan bunga yang rontok oleh terpaan air hujan. Jika hujan sudah mulai jarang turun, tanaman mulai membentuk bunga dan menghasilkan buah kembali.

Ika Rahmawati

Balai Penelitian Tanaman Hias

Jl. Raya Ciherang, Segunung

Pacet, Cianjur

Telepon : (0263) 517056

Faksimile : (0263) 514138

E-mail : [email protected]

Page 15: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 13

Peluang Penggunaan Hydroponic Corn Green Fodder (Hcfg) Sebagai Suplemen Pakan Sapi Potong

Pengembangan Hydroponic Corn Green Fodder (hijauan pakan ternak dari biji jagung dibudidayakan dengan metode hidroponik) menjadi solusi dalam penyediaan pakan siap saji yang mampu mengatasi pemasalahan

rendahnya nilai nutrisi. Hal ini demi mendukung pertumbuhan optimum sapi potong terutama pada periode pertumbuhan cepat (fast-growing period).

Pakan adalah faktor penentu dalam mamacu pertumbuhan

ternak ruminansia. Ketersediaan bahan pakan yang te rbatas menyebabkan p roduk t i v i t as rendah. Pola pertumbuhan sapi potong menunjukkan kecepatan pertumbuhan yang sangat cepat se lama per iode lepas sapih (accelerating growing period), namun kecepatan pertumbuhan menurun saat dewasa (decelerating growing period). Keterbatasan pakan tidak hanya menimbulkan penurunan berat badan tetapi juga sapi dapat mengalami mal-nutrisi dan sakit. Permasalahan yang masih ada adalah keberadaan pakan di dalam saluran pencernaan masih berlangsung lama dan nilai gizi tidak memenuhi standar minimal untuk hidup pokok. Dengan demikian, maka diperlukan suplemen untuk mendukung pertumbuhan optimum sapi potong terutama pada periode pertumbuhan cepat (fast-growing period). Suplemen pakan untuk sapi potong sangat pent ing diberikan dapat berupa sumber energi, protein, mineral dan atau vitamin. Hasil riset membuktikan bahwa pemberian energi rendah dalam pakan berprotein tinggi tidak

dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Solusinya adalah penyediaan pakan siap saji yang mampu mengatasi pemasalahan rendahnya nilai nutrisi, salah satunya adalah dengan pengembangan Hydroponic Corn Green Fodder (Hcgf).

Pengertian Hydroponic Corn Green Fodder (Hcgf)

Hydroponic Corn Green Fodder adalah hijauan pakan ternak yang berasal dari bi j i jagung yang dibudidayakan dengan metode hidroponik dan dipanen pada umur kurang dari 18 hari (Vase Vegetatif-3 s/d Vegetatif-5). Hydroponic Green fodder (HGF) juga dapat dibuat dari biji-bijian lainnya seperti berbasis legum, sereal dan rumput. Salah satu materi yang direkomendasikan untuk pembuatan HGF adalah berasal dari biji jagung (Hcgf) karena harganya murah, mudah didapat dan proses pembuatannya mudah. Biji-bijian memiliki nilai gizi yang komplit sebagai sumber energi dan protein bagi sapi potong. Akan tetapi jika diberikan dalam bentuk utuh kurang dapat tercerna, sehingga perlu

dilakukan penggilingan dengan tingkat kehalusan tertentu. Teknologi pakan yang dapat mendukung nilai gizi yang komplit yakni melakukan perkecambahan biji-bijian yang ber tunas dengan kandungan klorophil khususnya pada jagung yang dipanen pada umur kurang 18 hari. Produk ini dihasilkan dengan merusak sistem dormansi biji melalui proses perkecambahan dengan proses alami. Proses ini dapat meningkatkan kandungan nutrisi dan gizi, nilai biologis dan kecernaan.

Teknik Pembuatan

Bi j i jagung yang telah dipi l ih kemudian dikecambahkan dengan cara diperam dalam wadah tertutup. Tahapan yang dilakukan meliputi pemilihan bibit dan pembersihan biji kosong dengan cara merendam bij i dalam air dan membuang bagian bij i yang mengapung. Perendaman biji dalam air selama 24 jam, sedangkan pemeraman dan penumbuhan biji diletakkan pada wadah. Setelah 50% biji yang diperam menunjukkan tumbuhnya akar (sekitar 36–48 jam) maka biji segera disemaikan dalam wadah penumbuhan. Pemanenan semaian sudah dapat dilakukan mulai umur 14 hari dan optimal pada umur 18 hari. Perkembangan jagung pasca persemaian terlihat pada gambar. Penanaman perkecambahan jagung dapat dilakukan menggunakan rak

Page 16: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

14 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Pemilihan bibit jagung (kiri) dan hasil pemeraman jagung dan telah tumbuh >50% (kanan) (Foto: Darmawan, 2020)

Fooder jagung umur 4-5 hari pasca persemaian (Foto: Darmawan, 2020).

Hydroponic Corn Green fodder yang telah tumbuh pada umur 12 hari (Foto: Darmawan, 2020).

Instalasi bangunan untuk penanaman fodder jagung (Foto: Darmawan, 2020).

Fodder jagung siap diberikan ke sapi potong (mulai umur 14 hari). (Foto: Darmawan, 2020).

bersusun dalam rumah kaca dan atau menggunakan instalasi sederhana, dengan tetap menjaga ketersediaan air dan kelembapannya. Penyiraman dilakukan setidaknya dua kali dalam sehari, tempat tumbuh (nampan plastik ukuran (30 x 45) cm perlu diletakkan agak miring sehingga air dapat tuntas mengalir dan atau menghindari genangan air sehingga biji yang disemai tidak busuk. Pada proses perkecambahan t idak perlu dilakukan pemupukan. serta penggunaan lahan juga sangat efisien. Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar Kabupaten Pasuruan – Jawa Timur tahun 2020, untuk menghasilkan 1 ton Hcgf tanpa tambahan nutrisi, dengan tingkat kepadatan bibit 3,7 kg/m2, yang dikembangkan pada rak bersusun

empat, diperlukan lahan seluas 18,75 m2 yang terdiri atas 11,25 m2 untuk lahan budidaya dan 7,5 m2 untuk keperluan jalan dan fasilitas pendukung lainnya. Kebutuhan bibit jagung untuk menghasilkan Hcgf umur 14–18 hari adalah 167 kg.

Manfaat HCGF bagi sapi potong

Hydroponic Corn Green Fodder mempunyai beberapa manfaat yakni: (1) Meningkatkan kadar protein dan kecernaan biji jagung, dapat diproduksi sepanjang tahun, memacu pola pertumbuhan sapi, biaya murah, pembuatan cepat, tidak memerlukan pupuk, tenaga kerja sedikit. (2) Perkecambahan menyebabkan perubahan kandungan nutr isi khususnya pemecahan komponen yang sangat kompleks menjadi

komponen yang lebih sederhana sehingga mempengaruhi reaksi enzimatis, meningkatkan kadar total protein, merubah profil asam amino, meningkatkan kandungan gula mudah larut, serat kasar, vitamin dan mineral. (3) Memiliki kualitas pakan yang lebih bagus karena mengandung nilai nutrisi yang tinggi. Tabel 1 menunjukkan protein kasar Hcgf meningkat lebih dari 60% dibandingkan dengan biji jagung. (4) Jumlah produksi hijauan lebih tinggi secara signifikan. Sebagai contoh: 1 kg biji jagung menghasilkan 6 kg Hcgf, bahkan pada kondisi yang lebih baik dapat mencapai 10 kg Hcgf segar. (5) Kebutuhan Hcgf optimal untuk mendukung kont inui tas dan produkt iv i tas produksi sapi potong induk (bobot badan 350 kg), dimana sebanyak 9 kg/ekor/hari Hcgf segar (25% dari total hijauan) setara dengan kebutuhan biji jagung sebanyak 1,5 kg/ekor/hari. (6) Kajian ekonomis dan pengembangan Hcgf dalam skala besar akan dilakukan oleh KPSP Setia Kawan Nongkojajar pada T.A 2020 dengan melibatkan Tim Pengurus dan karyawan KPSP Setia Kawan, Peneliti Loka Penelitian Sapi Potong, dan Tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur.

Risa Antari dan Mariyono

Loka Penelitian Sapi Potong

Jl. Pahlawan No. 02 Grati, Pasuruan

Telepon : (0343) 481131

Faksimile : (0343) 481132

E-mail : [email protected].

go.id;

Tabel 1. Kandungan nutrisi biji jagung dan HCGF umur 14 hari.

Nama Bahan Bahan Kering

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

Abu TDN

(%) -------------------(%)----------------------

Biji Jagung1 88,00 10,08 5,89 4,40 2,41 81,11

HCGF 14 hari2 18,40 16,80 7,20 14,80 2,48 83,87Sumber: 1 Laboratorium Nutrisi dan Makanan ternak Lolitsapi, 2018, 2 KPSP Setia Kawan Nongkojajar, 2020.

Page 17: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 15

Tinjauan Teoritis Pencapaian Swasembada Beras dalam Perspektif Sistem Dinamik

Penggunaan metode pendekatan system dinamik tidak terlepas dari proses berpikir sistemik pada sistem produksi beras yang mengarah pada

terciptanya swasembada beras. Dalam hal ini, pendekatan berpikir sistemik ini dituangkan ke dalam bentuk Causal Loop Diagram Sub Sistem Produksi

Beras.

Penyusunan strategi kebijakan menggunakan pendekatan

sistem dinamik merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan karena kehandalannya dalam mengupas persoalan berdasarkan perilaku output ke depan. Hal ini bertujuan untuk melakukan tinjauan secara teoritis pencapaian swasembada beras dalam jangka panjang.

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada ketersediaan pangan dengan memfasi l i tasi tumbuh dan berkembangnya usaha, memiliki daya saing dan nilai tambah yang t inggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani atau masyarakat. Dalam menyusun perencanaan pembangunan pangan, per lu dipahami mengenai konsep sistem dan pendekatan sistem.

Sistem adalah kumpulan dari objek-objek bersama-sama dengan hubungannya, antara objek-objek dan antara atribut mereka yang dihubungkan dengan satu sama lain dan kepada lingkungannya seh ingga membentuk sua tu kesatuan yang menyeluruh. Demikian pula, pembangunan pangan dan pertanian merupakan suatu sistem sosio-kultural yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu dari segi internal sosio-kulutral maupun eksternal. Teori sistem umum CLD Sub Sistem Produksi Beras.

terutama menekankan perlunya memeriksa seluruh subsistem di dalam suatu sistem.

Dinamika Sistem Swasembada Beras

Pada dasar nya pencapa ian swasembada beras adalah sebuah bentuk upaya dalam mengendalikan ketersediaan atau stoknya dan untuk dapat mengendalikan stok tersebut. Ini memerlukan kemampuan untuk memahami bagaimana stok tersebut dibentuk. Secara umum, stok beras dibentuk oleh dua sub sistem besar yaitu sub sistem produksi

dan sub sistem distribusi. Seperti kita ketahui bahwa stok beras besarannya sangat ber"fluktuasi" (gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga) setiap tahunnya dan fluktuasi stok ini akan sangat berpengaruh terhadap fluktuasi harga di pasaran, dan jika stok beras meningkat maka biasanya harganya di pasaran akan turun, demikian juga sebaliknya. Kondisi ini terus menerus terjadi karena fluktuasi harga beras diserahkan kepada mekanisme pasar dan tentu saja hal ini sangat berpengaruh kuat pada perubahan harga. Fenomena ini terjadi hampir untuk seluruh komoditas pertanian di Indonesia. Fluktuasi harga akibat terjadinya fluktuasi stok beras sangat berpengaruh juga terhadap minat petani untuk menanam beras, karena jika harga tinggi di pasaran, maka petani akan sangat berminat untuk menanam, dan sebaliknya jika harga turun maka hal ini akan melemahkan

Page 18: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

16 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

minat petani untuk menanam. P ro d u k s i b e r a s m e r u p a k a n rangkaian proses yang dibentuk oleh faktor-faktor produktivitas dan luas tanam. Sementara itu besaran dari produktivitas ini ditentukan oleh banyak faktor seperti penggunaan benih unggul, pemupukan, kesuburan lahan, sistem tanam dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), sedangkan luas tanam sangat ditentukan oleh luas sawah baku dan indeks pertanaman (IP). Luas sawah baku besarannya sangat ditentukan oleh laju cetak sawah baru dan laju konversi lahan. Kedua faktor ini saling berkompetisi dalam mempertahankan besaran luas sawah baku. Seperti kita ketahui bahwa cetak sawah baru sangat ditentukan oleh ketersediaan lahan untuk pengembangan, sementara itu di sisi lain laju konversi lahan untuk keperluan non-pertanian besarannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini ditambah lagi oleh adanya persaingan penggunaan lahan oleh komoditas lahan untuk pergiliran tanaman. Komoditas pertanian yang sampai saat ini masih menggunakan lahan sawah sebagai sarana budidayanya adalah jagung, kedelai, sayuran, umbi-umbian dan sebagainya, meskipun komoditas tersebut tidak seluruhnya ditanam pada lahan persawahan, namun pada kondisi tertentu jika harga komoditas tersebut tinggi, maka petani akan segera beralih untuk menanam komoditas selain padi. Sehubungan dengan adanya kompetisi dalam penggunaan lahan sawah ini perlu dilakukan penataan penggunaan lahan agar tujuan pencapaian swasembada dapat tercapai.

Penggunaan metode pendekatan system dinamik tidak terlepas dari proses berpikir sistemik pada sistem produksi beras yang mengarah pada terciptanya swasembada. Pendekatan berpikir s istemik

ini dituangkan ke dalam bentuk Causal Loop Diagram untuk sistem swasembada beras yang terlihat pada gambar. Model dapat dijelaskan atas berbagai submodel yang lebih kecil. Untuk sub model produksi, upaya peningkatan produksi beras tidak terlepas dari peranan strategi untuk meningkatkan produktivitas exist ing menuju produktivi tas idealnya selama kurun waktu tertentu. Namun upaya peningkatan produktivitas ini harus dibarengi dengan upaya percepatannya. Se lan ju tnya, dar i sub-model konversi lahan, faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya produksi beras salah satunya adalah konversi lahan atau al ih fungsi lahan. Sedangkan dari sub model losses panen dan pascapanen, losses eksisting harus bisa diturunkan sampai pada tingkat yang paling minimal dengan memanfaatkan teknologi penanganan panen dan pascapanen. Dari sub model penyuluhan, penyuluhan memiliki f u n g s i u n t u k m e m p e rc e p a t adopsi teknologi di tingkat petani, karena pada dasarnya kegiatan penyuluhan secara bertahap akan mengubah perilaku petani yang pada akhirnya perubahan perilaku ini akan mempercepat proses adopsi teknologi.

Secara umum permintaan beras dibagi menjadi dua, yaitu permintaan untuk konsumsi dan permintaan untuk industri, baik untuk industri pangan maupun non-pangan. Permintaan beras untuk konsumsi besarannya akan terus meningkat disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Demikian juga permintaan beras untuk industri pangan dan non-pangan yang dipicu oleh semakin meningkatnya konsumsi daging, sehingga pertumbuhan populasi hewan te rnak membutuhkan ketersediaan pakan yang memadai dan mencukupi setiap harinya.

Saran Kebijakan Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan

Hasil kajian teoritis menunjukkan bahwa beberapa poin penting yang perlu dirumuskan untuk menghasilkan kebijakan strategis untuk keberlanjutan swasembada beras adalah: (1) Kebi jakan penataan infrastruktur berupa: penataan sistem irigasi, jalan usaha tani dan infrastruktur lainnya. (2) Kebijakan harga yang dapat memicu meningkatnya minat petani dalam menanam menjadi hal yang sangat penting guna mempertahankan luas tanam. (3) Kebijakan teknologi sebagai pengungkit peningkatan produksi yang meliputi: teknologi perbenihan, pengolahan lahan, pemupukan, pemberantasan organisme pengganggu tanaman (OPT), penekanan kehilangan hasil panen dan pascapanen, peningkatan rendemen giling serta pengemasan dan penyimpanan. (4) Kebijakan untuk menekan konversi lahan, melalui penerapan dan pengawasan dalam UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang di dalamnya menyangkut masalah konversi lahan beserta sangsinya. (5) Kebijakan mekanisasi, harus terus diupayakan mengingat generasi muda saat ini sudah banyak yang tidak tertarik dengan dunia pertanian. Di samping keempat kebijakan tadi perlu diperkuat oleh bekerjanya fungsi kelembagaan dan meningkatnya capacity building pada level petani, kelompok tani dan gapoktan.

Agus Supriatna Somantri

Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12 A, Bogor

Telepon : (0251) 8321762

Faksimile : (0251) 8350920

E-mail : bbpascapanen@litbang.

pertanian.go.id

Page 19: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

Volume 42 Nomor 3, 2020 17

Vinegar berasal dari bahasa Perancis, yaitu vin aigre yang

artinya anggur asam/sour wine. Arti ini sesuai dengan rasa vinegar yang asam dan bahan pembuatannya dari fermentasi anggur. Vinegar merupakan pengawet alami yang dibuat melalui proses fermentasi. Semua bahan yang berpati atau mengandung gula dapat digunakan untuk membuat vinegar. Bahan baku yang umum digunakan diantaranya anggur (wine vinegar), apel (cider vinegar), beras (rice vinegar), kurma (date vinegar). Istilah sehari-hari vinegar bisa diartikan sebagai cuka. Pada perkembangannya pembuatan vinegar juga dapat memanfaatkan l imbah pertanian misalnya air kelapa dan kulit pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian telah berhasil mengembangkan proses pembuatan vinegar berbahan baku limbah pertanian. Air kelapa merupakan hasil samping yang diperoleh dari industri pengolahan buah kelapa. Jumlah air kelapa yang didapat berkisar 1.642 ton/tahun atau 4,5 ton/hari. Kulit pisang merupakan hasil samping dari industri keripik pisang, yang selama ini belum

Vinegar Air Kelapa BubukInovasi Baru untuk Kemudahan dan Kepraktisan Penggunaan Pengawet Alami

Konsumsi pangan yang mengandung pengawet sudah lazim dan banyak ditemukan di masyarakat. Tentunya masyarakat sangat menunggu adanya

pengawet yang aman. Konsumen menginginkan agar pangan yang dikonsumsinya terjamin aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Di sisi lain

masih maraknya produk pangan yang menggunakan pengawet yang tidak aman bagi tubuh.

banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan limbah pertanian tersebut dapat mengatasi salah satu permasalahan penanganan limbah pertanian, sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomi limbah pertanian dari yang tidak bernilai jual hingga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

Teknologi Produksi Vinegar

Teknologi produksi vinegar yang d i k e m b a n g k a n B a l a i B e s a r Penelitian dan Pengembangan

Pascapanen Per tanian relat i f sederhana, ramah l ingkungan dan cukup murah. Teknologi ini cukup aplikatif untuk dikembangkan di masyarakat maupun UMKM. Pembuatan vinegar di lakukan melalui dua tahap fermentasi. Tahap pertama fermentasi bertujuan untuk mengubah gula/pati yang terdapat pada limbah menjadi etanol dengan bantuan ragi roti (Saccharomyces cereviseae). Tahap fermentasi berikutnya dengan bantuan bakteri Acetobacter aceti. Proses ini akan mengubah etanol menjadi asam asetat. Asam asetat merupakan asam organik. yang mempunyai kemampuan antimikroba.

Hasil pengujian laboratorium penggunaan vinegar diketahui dapat menghambat pertumbuhan S a l m o n e l l a t h y p h i m u r i u m , Eschericia coli, Staphylococcus

Vinegar air kelapa bubuk.

Page 20: Wartabpatp.litbang.pertanian.go.id/assets/upload/download/... · 2020. 9. 19. · Warta Pengantar Redaksi Daftar Isi ISSN 0216-4427 Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 42

18 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

aureus dan Listeria monocytogenes. Kemampuan antimikroba yang dimiliki oleh vinegar air kelapa juga lebih baik dari asam asetat sintetis.

Produk vinegar ini bisa menjadi pi l ihan bagi masyarakat dan pedagang karena selain praktis, dan aman harganya juga relatif terjangkau. Cara penggunaannya pun mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Produk ini dapat digunakan untuk mengawetkan karkas ayam, tahu dan ikan. Di luar negeri, pemanfaatan vinegar sebagai bahan tambahan pangan dan antimikroba sudah lazim dan banyak digunakan. Bahkan industri yang memproduksi vinegar cukup banyak ditemukan.

Lain halnya di Indonesia, baik produksi dan pemanfaatannya belum banyak dan masih sulit ditemukan di pasaran. Padahal ketersediaan bahan baku dari limbah pertanian cukup melimpah. Mudah-mudahan bahan baku dari limbah pertanian yang cukup melimpah tersebut bisa digunakan serta dapat diolah dan dikembangkan sebagai bahan utama vinegar.

Indonesia sebagai negara kepulauan, seringkali ditemui kendala distribusi dan transportasi antar pulau yang terkadang menjadi masalah yang krusial. Dengan demikian pengembangan lebih lanjut vinegar air kelapa menjadi bentuk bubuk dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi kendala dalam distr ibusi. Di sisi lain, larangan penggunaan formalin pada produk pangan memerlukan solusi pengganti yang murah dan aman digunakan.

Vinegar Powder

Inovasi pengawet alami yang telah dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian yaitu vinegar bubuk atau vinegar powder. Vinegar

air kelapa yang biasanya dalam bentuk cair, sudah bisa diperoleh dalam bentuk padat atau serbuknya. Hal ini semakin mempermudah penyimpanan dan distribusinya. Vinegar dalam bentuk bubuk diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terkait jaminan kemudahan, kepraktisan serta ketersediaan pengawet yang instan di pasaran.

Selain vinegar bubuk dapat digunakan sebagai a l ternat i f pengawet a lami , juga dapat digunakan sebagai peningkat cita rasa atau penyedap rasa dan flavor dalam makanan. Bahkan terdapat hasil studi yang lebih jauh memanfaatkan vinegar sebagai salah satu bahan untuk pembuat obat-obatan, misalnya aspirin.

Uji coba vinegar bubuk sebagai pengawet telah dilakukan untuk produk tahu. Penggunaan vinegar bubuk 0,1% pada air perendaman t a h u d a p a t m e n g h a m b a t pertumbuhan bakteri Salmonella dan E. coli pada tahu selama 48 jam atau sekitar dua hari.

Bahkan untuk parameter E.coli, produk tahu sudah memenuhi persyaratan SNI 01-3142-1992 dengan jumlah coliform < 3,0 MPN/g sedangkan tahu yang direndam dalam a i r ( tanpa pengawet) pertumbuhan E.coli mencapai 460 MPN/g dalam waktu 48 jam. Hal ini dapat menjadi kemudahan bagi ibu rumah tangga pada saat menyimpan tahu saat konsumsi keluarga serta keuntungan yang cukup memadai bagi para pedagang tahu.

Teknologi Produksi Vinegar Bubuk

Teknologi proses pembubukan sudah banyak dikenal, salah satunya dengan menggunakan spray dryer. Pada skala UKM teknologi ini bisa diterapkan untuk skala 5 liter per proses, namun memerlukan investasi

alat untuk produksinya. Proses produksi vinegar bubuk cukup mudah dan sederhana. Teknologi ini merupakan proses lebih lanjut dari vinegar cair yang dihasilkan melalui proses fermentasi sehingga menjadi vinegar bubuk. Vinegar air kelapa bubuk berasal dari bahan baku vinegar air kelapa, dengan mencampurkan bahan tambahan pengkapsul yaitu maltodektrin.

Adapun proses pembuatan vinegar air kelapa bubuk sebagai berikut: (1) vinegar air kelapa dengan kandungan asam asetat minimal 2% disaring dan dipasteurisasi; (2) Vinegar tersebut dilarutkan dengan menambahkan maltodekstrin 20–30%; (3) kemudian larutan tersebut dihomogenkan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 11.000 rpm hingga merata; dan (4) Selanjutnya larutan dikeringkan menggunakan spraydrier dengan suhu inlet 150–160ºC dan suhu outlet 60–70ºC selama 2–3 jam hingga menjadi vinegar bubuk. Hasi l pembubukkan tersebut masih mempunyai kemampuan antimikroba yang sama, walaupun terjadi penurunan kandungan asam asetat yang ada didalamnya.

Cara penggunaan vinegar bubuk sebagai pengawet atau antimikroba dapat dilakukan dengan cara mengencerkan bubuk vinegar tersebut ke dalam air. Vinegar hasil rehidrasi dapat digunakan untuk berbagai produk pangan seperti tahu, ikan, karkas ayam dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya vinegar bubuk ini dapat menggeser peran pengawet yang selama ini kurang aman dan baik bagi tubuh.

Miskiyah dan Juniawati

Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12 A, Bogor

Telepon : (0251) 8321762

Faksimile : (0251) 8350920

E-mail : bbpascapanen@litbang.

pertanian.go.id