akuntansikaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/laode_anto/1b.buku... · 2020. 12. 11. · hak cipta...

302

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
Page 2: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ i ~

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Teori, Konsep dan Aplikasi

Page 3: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ ii ~

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ iii ~

Dr. La Ode Anto, SE., M.Si., Ak., QIA., CA., Asean CPA

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Teori, Konsep dan Aplikasi

Penerbit

Page 5: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ iv ~

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Teori, Konsep dan Aplikasi

Penulis :

Dr. La Ode Anto, SE., M.Si., Ak., QIA., CA., Asean CPA

Desain Sampul & Tata Letak:

Zulkifli, SE., MM

Penerbit :

AA-DZ Grafika

Cetakan Pertama : Desember 2020

xiv + 287 Halaman, 18 x 25 cm

ISBN : 978-623-7877-04-2

Dicetak oleh :

Percetakan AA-DZ Grafika Email : [email protected]

Jl. Kapten Piere Tendean, Baruga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

_____________________________________________________________

Copyright@2020 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Bila dijadikan acuan ataupun sumber pustaka, harap cantumkan penulisnya.

Page 6: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ v ~

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Akuntansi keuangan daerah sebagai bagian dari Akuntansi sektor

publik, telah menjadi perhatian semua pihak baik dalam tataran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Peralihan sistem akuntansi pemerintahan dari basis kas menjadi basis akrual merupakan salah satu aspek penting dalam reformasi akuntansi sektor publik termasuk akuntansi keuangan pemerintah daerah. Reformasi sektor publik dengan mengadopsi akuntansi akrual sangat terkait dengan ketersediaan dan kapasitas sumber daya manusia pada pemerintah daerah untuk mengimplementasikannya dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang senantiasa dikembangkan. Oleh karena itu, buku ini membahas sistem akuntansi keuangan pada pemerintah daerah berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan dan didukung dengan literatur lain yang relevan.

Buku ini diharapkan dapat menambah wacana dan menjadi referensi bagi praktisi akuntansi pada pemerintah daerah dalam menyelenggarakan sistem akuntansi keuangan daerah. Selanjutnya buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam perkuliahan bidang Akuntansi Sektor Publik khususnya Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan berikutnya. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kendari, November 2020 Penulis

Page 7: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ vi ~

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv DAFTAR SINGKATAN/SIMBOL ....................................................................... x

BAB I REFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN ....................... 1 1.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan .............................. 1

................................................................................................. 1.2 Standar Akuntansi Pemerintahan .......................................... 5 1.3 Konsep Dasar Akuntansi Pemerintahan................................ 8 1.4 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ...................... 10 1.5 Definisi Akuntansi Keuangan Daerah .................................. 13

BAB II KEKUASAAN DAN ORGANISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ............................................................. 21 2.1 Wewenang Kepala Daerah ................................................. 21 2.2 Sekretaris Daerah ............................................................... 22 2.3 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) ............... 23 2.4 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ............... 24 2.5 Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran ................................. 26 2.6 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .................................. 26 2.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD ........................ 27 2.8 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ..... 28 2.9 Tanggung Jawab atas Pengelolaan Keuangan Daerah ... 29

BAB III SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH .......... 31 3.1 Pentingnya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ............ 31 3.2 Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ................. 32 3.3 Persamaan Dasar dan Pencatatan Akuntansi ................... 36

3.3.1 Persamaan Dasar Akuntansi..................................... 36 3.3.2 Pencatatan Akuntansi ............................................... 38

3.4 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah................................... 47

BAB IV PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 59 4.1 Peran dan Tujuan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Daerah . ......................................................... 59

Page 8: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ vii ~

4.2 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah . 61 4.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah ............................................................ 61 4.4 Kendala Informasi yang Rekevan dan Andal .................. 63 4.5 Elemen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ............ 64

BAB V LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)................... 69 5.1 Tujuan Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ........... 69 5.2 Manfaat Informasi Laporan Realisasi Anggaran .............. 69 5.3 Struktur Laporan Realisasi Anggaran ............................... 70 5.4 Unsur-Unsur Laporan Realisasi Anggaran ....................... 75

BAB VI LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH (LPSAL) ........................................................................................ 79 6.1 Tujuan Penyusunan Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih .................................................................................. 79 6.2 Manfaat Informasi Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih .................................................................................. 79 6.3 Struktur Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ....... 80 6.4 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 81

BAB VII LAPORAN OPERASIONAL (LO) ....................................... 83 7.1 Tujuan Penyusunan Laporan Operasional ....................... 83 7.2 Manfaat Informasi Laporan Operasional .......................... 83 7.3 Struktur Laporan Operasional .......................................... 84 7.4 Unsur-Unsur Laporan Operasional ................................... 88

BAB VIII LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)....................... 91 8.1 Tujuan Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas ............ 91 8.2 Manfaat Informasi Laporan Perubahan Ekuitas ................ 91 8.3 Struktur Laporan Perubahan Ekuitas ................................ 91 8.4 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Ekuitas ........................ 92

BAB IX NERACA ........................................................................................ 95 9.1 Tujuan Penyusunan Neraca .............................................. 95 9.2 Manfaat Informasi Neraca .................................................. 95 9.3 Struktur Neraca .................................................................. 95 9.4 Unsur-Unsur Neraca .......................................................... 98

BAB X LAPORAN ARUS KAS (LAK) ...............................................103 10.1 Tujuan Penyusunan Laporan Arus Kas ........................... 103 10.2 Manfaat Informasi Laporan Arus Kas .............................. 103

Page 9: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ viii ~

10.3 Struktur Laporan Arus Kas ............................................... 104 10.4 Unsur-Unsur Laporan Arus Kas ....................................... 110

BAB XI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) ... 115 11.1 Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan ............... 115 11.2 Manfaat Informasi Catatan Atas Laporan Keuangan ....... 115 11.3 Struktur Catatan Atas Laporan Keuangan ....................... 116 11.4 Unsur-Unsur Catatan Atas Laporan Keuangan ............... 117

BAB XII AKUNTANSI ASET LANCAR .............................................. 123 12.1 Akuntansi Kas ................................................................... 123

12.1.1 Definisi Kas .......................................................... 123 12.1.2 Pengelolaan Kas .................................................. 124 12.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Kas ....................... 128 12.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Kas ..................... 131

12.2 Akuntansi Piutang ............................................................ 133 12.2.1 Definisi Piutang .................................................... 133 12.2.2 Klasifikasi Piutang ................................................ 133 12.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Piutang ................. 136 12.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Piutang............... 138

12.3 Akuntansi Persediaan ....................................................... 139 12.3.1 Definisi Persediaan .............................................. 139 12.3.2 Klasifikasi Persediaan .......................................... 139 12.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Persediaan ........... 140 12.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan ......... 143

BAB XIII AKUNTANSI INVESTASI, ASET TETAP, DAN DANA CADANGAN ............................................................................. 145 13.1 Akuntansi Investasi ........................................................... 145

13.1.1 Definisi Investasi .............................................. 145 13.1.2 Klasifikasi Investasi .......................................... 145 13.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Investasi............ 147 13.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Investasi ......... 151

13.2 Akuntansi Aset Tetap ....................................................... 153 13.2.1 Definisi Aset Tetap ........................................... 153 13.2.2 Klasifikasi Aset Tetap ....................................... 153 13.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap ........ 155 13.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap ...... 165

13.3 Akuntansi Dana Cadangan .............................................. 167 13.3.1 Definisi Dana Cadangan .................................... 167 13.3.2 Klasifikasi Dana Cadangan ................................ 167

Page 10: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ ix ~

13.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Dana Cadangan . 167 13.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Dana

Cadangan ........................................................... 169

BAB XIV AKUNTANSI KEWAJIBAN, PEMBIAYAAN, DAN TRANSAKSI NON ANGGARAN ....................................... 171 14.1 Akuntansi Kewajiban........................................................ 171

14.1.1 Definisi Kewajiban ............................................... 171 14.1.2 Klasifikasi Kewajiban ........................................... 171 14.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban ............ 174 14.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban .......... 179

14.2 Akuntansi Pembiayaan .................................................... 180 14.2.1 Definisi Pembiayaan ............................................ 180 14.2.2 Klasifikasi Pembiayaan ....................................... 181 14.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan ......... 181 14.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Pembiayaan ...... 183

14.3 Akuntansi Transaksi Non Anggaran ................................ 183 14.3.1 Definisi Transaksi Non Anggaran ....................... 183 14.3.2 Klasifikasi Transaksi Non Anggaran ................... 184 14.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Non

Anggaran ............................................................ 184 14.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Non

Anggaran ............................................................ 185

BAB XV AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA, DAN BEBAN .......................................................................................... 187

15.1 Akuntansi Pendapatan ..................................................... 187 15.1.1 Definisi Pendapatan ............................................ 187 15.1.2 Klasifikasi Pendapatan ......................................... 187 15.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan .......... 188 15.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan ........ 192

15.2 Akuntansi Belanja ............................................................ 195 15.2.1 Definisi Belanja ..................................................... 195 15.2.2 Klasifikasi Belanja ................................................ 196 15.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Belanja .................. 198 15.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Belanja ............... 199

15.3 Akuntansi Beban .............................................................. 201 15.3.1 Definisi Beban ...................................................... 201 15.3.2 Klasifikasi Beban .................................................. 202 15.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Beban ................... 202 15.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Beban ................. 206

Page 11: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ x ~

BAB XVI ILUSTRASI AKUNTANSI SKPD DAN PPKD SERTA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH .................................................... 207

16.1 Ilustrasi Neraca Awal, Ringkasan DPA, Transaksi, dan Informasi Penyesuaian ..................................................... 207

16.2 Akuntansi SKPD XYZ ........................................................ 216 16.3 Akuntansi PPKD ............................................................... 237 16.4 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ..... 256

BAB XVII PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH .................................................... 263 17.1 Pengertian, Tujuan, dan Dasar Hukum Pemeriksaan Keuangan ......................................................................... 263 17.2 Jenis-Jenis dan Ruang Lingkup Audit ............................. 266 17.3 Tanggung Jawab dalam Pemeriksaan ............................ 269 17.4 Bukti dan Temuan Pemeriksaan ...................................... 271 17.5 Komunikasi dan Laporan Hasil Pemeriksaan ................. 274

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 279 BIODATA PENULIS ................................................................................. 283

Page 12: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ xi ~

DAFTAR SINGKATAN/SIMBOL

Singkatan/Simbol Keterangan

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ATK Alat Tulis Kantor BAS Bagan Akun Standar BAST Berita Acara Serah Terima BPKAD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPK RI Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BGS Bangun Guna Serah BSG Bangun Serah Guna BSK Bangun Serah Kelola BUD Bendahara Umum Daerah BUMD Badan Usaha Milik Daerah BUMN Badan Usaha Milik Negara BUN Bendahara Umum Negara CALK Catatan Atas Laporan Keuangan DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPPA Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah FIFO First In First Out FOB Free On Board IMB Izin Mendirikan Bangunan IPSAP Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan IPSAS International Public Sector of Accounting Standards KDP Konstruksi Dalam Pengerjaan Kepmendagri Keputusan Menteri Dalam Negeri KUA Kebijakan Umum Anggaran KPA Kuasa Pengguna Anggaran KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KSAP Komite Standar Akuntansi Pemerintahan LHP Laporan Hasil Pemeriksaan LKLL Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPP Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Page 13: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ xii ~

LO Laporan Operasional LPE Laporan Perubahan Ekuitas LPSAL Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih LRA Laporan Realisasi Anggaran LSM Lembaga Swadaya Masyarakat NPM New Public Management Perda Peraturan Daerah Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri PFK Perhitungan Fihak Ketiga PP Peraturan Pemerintah PPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPTK Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PMK Peraturan Menteri Keuangan PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPh Pajak Penghasilan PPN Pajak Pertambahan Nilai PSAP Penyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PUSAP Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Renstra Rencana Strategis RKA Rencana Kerja Anggaran RKUD Rekening Kas Umum Daerah RKUN Rekening Kas Umum Negara RUPS Rapat Umum Pemegang Saham SAL Saldo Anggaran Lebih SAP Standar Akuntansi Pemerintahan SAPD Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah SDM Sumber Daya Manusia Sekda Sekretaris Daerah SiLPA Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran SiKPA Selisih Kurang Pembiayaan Anggaran SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPDKB Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPKD Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah SPI Sistem Pengendalian Intern SKPN Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPP Surat Permintaan Pembayaran SPP-UP Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan SPP-GU Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang SPP-TU Surat Permintaan Pembayaran-Tambah Uang SPP-LS Surat Permintaan Pembayaran-Langsung SPM Surat Perintah Membayar SP2D Surat Perintah Pencairan Dana

Page 14: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

~ xiii ~

SSPD Surat Setoran Pajak Daerah TAPD Tim Anggaran Pemerintah Daerah TGR Tuntutan Ganti Rugi TMP Tidak Memberikan Pendapat TP Tuntutan Perbendaharaan TW Tidak Wajar UU Undang-Undang WDP Wajar Dengan Pengecualian WP Wajib Pajak WTP Wajar Tanpa Pengecualian

Page 15: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

1

BAB I

1.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan merupakan bagian akuntansi sektor publik

yang memiliki beberapa perbedaan dengan dengan akuntansi yang

diterapkan pada sektor privat (bisnis). Hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan karakterisitk antara organisasi pemerintahan dengan organisasi

bisnis dimana tujuan operasi organisasi tidak ditujukan untuk memperoleh

keuntungan yang setara (Reck dan Lowensohn, 2016) dan pada organisasi

pemerintahan diamanahkan untuk mengelola dana publik (Jones dan

Pendlebury, 2010). Bastian (2010) mendefenisikan akuntansi sektor publik

sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada

pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan

departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,

LSM, dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor

publik serta swasta.

Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan

reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem

pencatatan single entry. Pada sistem pencatatan ini menurut (Halim, 2007),

pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali,

transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi

penerimaan dan transaksi ekonomi yang berakibat berkurangnya kas akan

dicatat pada sisi pengeluaran.

Hasil dari sistem pencatatan ini, pemerintah tidak memiliki catatan

tentang piutang dan utang, apalagi catatan tentang aset tetap yang dimiliki

dan ekuitas. Sehingga selama itu pemerintah tidak pemah menampilkan

Page 16: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

2

neraca sebagai salah satu bentuk laporan keuangan yang umum kita kenal

guna menggambarkan posisi keuangan pemerintah. Hal ini disebabkan

juga karena basis akuntansi yang digunakan selama ini adalah basis kas,

pada basis ini menurut (Bastian, 2010) hanya mengakui arus kas masuk

dan arus kas keluar. Rekening keuangan akhir akan dirangkum dalam buku

kas, sehingga laporan keuangan tidak bisa dihasilkan karena ketiadaan

data tentang aset dan kewajiban.

Reformasi tahun 1998 telah membuka wacana perubahan

manajemen keuangan pemerintah. Terkait pelaksanaan otonomi daerah,

pemerintah mengeluarkan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Perubahan mendasar tersebut adalah tuntutan akan akuntabilitas dan

transparansi yang lebih besar dalam pengelolaan anggaran. Salah satu

pergeseran pengelolaan APBD berdasarkan peraturan-peraturan tersebut

adalah timbulnya perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintah. Untuk

mendukung pelaksanaan UU tersebut, Pemerintah Pusat mengeluarkan:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana

Perimbangan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman

Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah.

5. Surat Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 17 Nopember

2000 Nomor 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan

Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001.

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 29 Tahun 2002

tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah, serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan

Daerah, serta Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

Page 17: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

3

Selanjutnya Pemerintah Pusat mengeluarkan 2 (dua) UU yang

berhubungan dengan keuangan dan perbendaharaan negara yaitu Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan

yang mengakibatkan perubahan mendasar dalam pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah PP Nomor 105 Tahun 2000

dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002.

Perkembangan selanjutnya, sejalan dengan diterbitkannya paket UU

tentang Keuangan Negara, yakni UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan UU Nomor 15 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka sebagai konsekuensinya adalah

penyesuaian dan amandemen atas peraturan perundangan sebelumnya.

Dalam kaitan dengan pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan

daerah, maka diterbitkan UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti UU

Nomor 22 Tahun 1999, dan UU Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti

UU Nomor 25 Tahun 1999. Selain itu muncul peraturan perundangan yang

diamanatkan oleh UU terdahulu, seperti PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

PP yang berpayung hukum dengan UU yang telah diamandemen

tentu harus menyesuaikan dan atau mengalami perubahan atau revisi. PP

Nomor 105 Tahun 2000, misalnya, diganti dengan PP Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Begitu juga dengan peraturan

yang lebih teknis, seperti Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, diganti

dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Kemudian dikeluarkan Permendagri Nomor 59 Tahun

2007 tentang Perubahan Atas Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai perubahan pertama dan

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Berdasarkan UU dan peraturan-peraturan tersebut, pengelolaan

keuangan daerah di era reformasi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Daerah adalah provinsi dan kota atau kabupaten.

2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah beserta perangkat lainnya.

Terdapat pemisahan antara legislatif (DPRD) dan eksekutif (Pemda).

Page 18: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

4

3. Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala

daerah.

4. Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas:

a. Laporan Perhitungan APBD.

b. Nota Perhitungan APBD.

c. Laporan Arus Kas.

d. Neraca Daerah.

Dilengkapi penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis

(Renstra).

5. Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam akun Pendapatan (hak Pemda),

tetapi masuk dalam akun Penerimaan (belum tentu menjadi hak

Pemda).

6. Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur penyusun APBD, selain

Pemda yang terdiri atas kepala daerah dan DPRD.

7. Indikator kinerja Pemda mencakup;

a. Perbandingan antara anggaran dan realisasi

b. Perbandingan antara standar biaya dengan realisasi

c. Target dan persentase fisik

d. Standar pelayanan yang diharapkan.

8. Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun

anggaran adalah Laporan Perhitungan APBD dibahas oleh DPRD dan

mengandung konsekuensi atas masa jabatan kepala daerah jika 2 (dua)

kali mengalami penolakan DPRD.

9. Penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah.

Sesuai amanat UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, yang mengatur penggunaan basis akrual dalam sistem akuntansi

keuangan pemerintah, maka pemerintah merilis PP Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai penganti PP

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang

menggunakan basis kas menuju basis akrual (cash toward accrual). Pada

PP Nomor 71 Tahun 2010 diamanatkan penggunaan basis akrual dalam

sistem akuntansi keuangan pemerintah, dilaksanakan paling lambat tahun

2015. Untuk mendukung pelaksanaan PP Nomor 71 Tahun 2010, telah

dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 238 Tahun 2011

tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah (PUSAP) dan

Page 19: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

5

Permendgri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Setelah ditetapkan SAP ini maka pemerintah harus menyusun

laporan keuangan yang lengkap sebagai bentuk pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan pemerintah dibandingkan dengan sebelum

ditetapkannya SAP ini. Oleh karena itu, sistem pencatatan single entry yang

selama ini digunakan, tidak mungkin lagi bisa diterapkan karena tidak dapat

menghasilkan laporan keuangan yang lebih lengkap, mau tak mau

pemerintah harus beralih kepada sistem pencatatan double entry, pada

sistem ini menurut (Halim, 2004) pada dasamya suatu transaksi ekonomi

akan dicatat dua kali pada sisi debet dan sisi kredit. Tidak hanya itu saja,

pada SAP ini basis pencatatan yang digunakan adalah basis accrual.

1.2 Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar akuntansi adalah acuan dalam penyajian laporan keuangan

yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar organisasi yang mempunyai

otoritas tertinggi dalam kerangka akuntansi berterima umum (Halim, 2014).

Standar akutansi berguna bagi pemerintah dalam menyusun laporan

keuangan untuk menentukan informasi yang harus disajikan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan. Para pengguna laporan keuangan akan dapat

memahami informasi yang disajikan oleh pemerintah jika disajikan dengan

kriteria atau persepsi yang dipahami secara sama dengan penyusun

laporan keuangan pemerintah. Untuk itu, pemerintah telah menyusun

standar akuntansi pemerintahan yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keinformatifan laporan

keuangan pemerintah dan untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang

lebih baik, serta memfasilitasi manajemen keuangan/aset yang lebih

transparan dan akuntabel, maka perlu penerapan akuntansi berbasis akrual

yang merupakan best practice di dunia internasional. Secara konseptual

akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan informasi yang

lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis

kas. Akuntansi berbasis akrual dianggap mampu mendukung

terlaksanakannya perhitungan berbagai macam biaya pelayanan publik

yang disediakan oleh pemerintah dengan wajar.

Page 20: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

6

PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) menyatakan bahwa SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah. Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan terdapat 3 (tiga) Lampiran yaitu: Lampiran I tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-

lambatnya mulai tahun 2014; Lampiran II tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga

tahun 2014; dan Lampiran III tentang Proses Penyusunan Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Lampiran I berlaku sejak tanggal

ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas, sedangkan

Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap

untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II

merupakan lampiran yang memuat kembali seluruh aturan yang ada pada

PP Nomor 24 Tahun 2005 tanpa adanya perubahan.

Setelah adanya lampiran II dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 ini,

diharapkan pelaksana penatausahaan ataupun akuntansi nantinya tidak

mengalami kebingungan atas perubahan-perubahan tersebut karena lebih

mudah memahami perubahannya dibandingkan jika langsung beranjak dari

penyesuaian atas International Public Sector of Accounting Standards

(IPSAS) yang diacu oleh KSAP. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dikembangkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar

penyusunan dan pengembangan SAP. Kerangka Konseptual merupakan

acuan bagi KSAP, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna

laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang

belum diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya

disingkat IPSAP, adalah penjelasan, klarifikasi, dan uraian lebih lanjut atas

PSAP.

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Daerah

diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/Tahun 2011

tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP). PUSAP

bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah dalam rangka

penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP

berbasis Akrual. Demikian pula Sistem Akuntansi Pemerintahan pada

Page 21: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

7

pemerintah Daerah harus diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota

yang mengacu pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah

tersebut. Sebagai aturan teknis pemerintah mengeluarkan Permendagri

Nomor 64 tahun 2013 sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam

rangka penerapan SAP berbasis akrual.

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual tersebut terdiri

dari Kerangka Konseptual dan 12 Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP). Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang

mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi

Pemerintahan. Kerangka konseptual juga berfungsi sebagai acuan dalam

hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan, akan tetapi bila terjadi pertentangan antara

kerangka konseptual dengan standar, maka ketentuan standar diunggulkan

relatif terhadap kerangka konseptual. Kerangka Konseptual membahas

tentang tujuan kerangka konseptual, lingkup akuntansi pemerintahan,

pengguna dan kebutuhan para pengguna, entitas akuntansi dan pelaporan,

peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan,

asumsi dasar, karakteristik kualitatif laporan keuangan, prinsip akuntansi

dan pelaporan keuangan, dan kendala informasi yang relevan dan andal.

Kerangka konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan

untuk memberikan acuan bagi penyusun standar akuntansi pemerintahan

dalam melaksanakan tugasnya, penyusun laporan keuangan dalam

menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar,

pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, dan

para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang

disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Adapun Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan menurut PP

Nomor 71 Tahun 2010 teridiri dari:

PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas

PSAP 04 tentang Catatan Atas Laporan Keuangan

PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan

PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi

Page 22: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

8

PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban

PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan

PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAP 12 tentang Laporan Operasional.

1.3 Konsep Dasar Akuntansi Pemerintahan

Beberapa hal yang menjadi konsep dasar dalam mengembangkan

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Akuntansi Pemerintahan.

Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,

pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

penyajian laporan serta penginterpretasian atas hasilnya. Akuntansi

sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para

pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi (Warren et al.,

2018). Akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam

rangka menyediakan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan

dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang

nalar dari pihak-pihak berkepentingan atas berbagai alternatif tindakan

(Halim,2007). Selanjutnya, PP Nomor 58 Tahun 2005 mengemukakan

konsep sistem akuntansi pemerintah daerah sebagi serangkaian

prosedur mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,

dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah

daerah.

2. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan.

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh

terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.

Ciri-ciri penting lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan

dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah

sebagai berikut:

a. Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:

1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.

2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer antar pemerintah.

3) Pengaruh proses politik.

Page 23: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

9

4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan

pemerintah.

b. Ciri Keuangan Pemerintah yang penting bagi pengendalian:

1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal,

dan sebagai alat pengendalian.

2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan

pendapatan.

3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk

pengendalian.

4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena

digunakan dalam operasional pemerintah.

3. Pengguna dan Kebutuhan Informasi.

Terdapat kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah,

namun tidak terbatas pada:

a. Masyarakat.

b. Wakil Rakyat, Lembaga Pengawas, dan Lembaga Pemeriksa.

c. Pihak pemberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman

d. Pemerintah.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum

untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.

Mengingat laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan

disajikan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen

informasi yang diharuskan oleh ketentuan peraturan perundang-

undangan (statutory reports). Selain itu, karena pajak merupakan

sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan

keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak

perlu mendapat perhatian.

Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan

serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik

dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual, namun apabila

terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas,

maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian.

Page 24: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

10

Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum

di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan. Selanjutnya, pemerintah

dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk

kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka

konseptual ini maupun standar-standar akuntansi lebih lanjut.

4. Entitas Akuntansi dan Pelaporan.

a. Entitas Akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang

mengelola anggaran, kelpyaan, dan kewajiban yang

menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan

atas dasar akuntansi yang diselenggarakan.

b. Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari

satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan wajib menyajikan laporan

pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan

umum, yang terdiri dari:

1) Pemerintah Pusat.

2) Pemerintah Daerah.

3) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan

pemerintah pusat.

4) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau

organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan

satuan organisasi dimaksud diwajib menyajikan laporan

keuangan.

c. Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu diperhatikan syarat

pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas

pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan

bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari

entitas pelaporan lain.

1.4 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, Prinsip akuntansi dan pelaporan

keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh

pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan

pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna

Page 25: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

11

laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.

Delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah yaitu:

1. Basis Akuntansi.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah adalah basis akrual untuk pengakuan Pendapatan-LO,

beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Basis akrual untuk LO berarti

bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh

pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening

Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban

diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai

kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.

Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentukjasa

disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,

maka LRA disusun berdasar basis kas, berarti pendapatan dan

penerimaan pembiayaan diakui saat kas diterima di Rekening Kas

Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan, serta belanja,

transfer dan pengeiuaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun, jika anggaran

disusun dan dilaksanakan berdasar basis akrual, maka LRA disusun

berdasarkan basis akrual. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,

kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi,

atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada

keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

diterima atau dibayarkan.

Namun demikian dalam IPSAP Nomor 02 tentang Pengakuan

Pendapatan yang diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah,

dimungkinkan tidak semua pendapatan dalam bentuk kas diterima pada

RKUN/RKUD, terdapat pendapatan kas yang diterima oleh entitas selain

Bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD), bahkan ada yang

langsung digunakan oleh Satuan Kerja (Satker)/ Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD). Demikian pula dalam IPSAP Nomor 03 tentang

Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang diterima Kas Umum

Negara/Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan yang dikeluarkan dari

Page 26: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

12

Rekening Kas Umum Negara/Daerah, sehingga memungkinkan adanya

pengakuan penerimaan pembiayaan ditentukan oleh BUN/BUD sebagai

pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai

salah satu tempat penampungan.

2. Prinsip Nilai Historis.

Aset dicatat sebesar pengeiuaran kas dan setara kas yang dibayar

atau sebesar nilai wajar untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban

dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan

dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang

dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat

diandalkan dibanding penilaian lain karena lebih obyektif dan dapat

diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai

wajar aset atau kewajiban terkait.

3. Prinsip Realisasi.

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang telah diotorisasi

melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan

untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat

LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan

atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan

telah menambah atau mengurangi kas. Prinsip penandingan biaya-

pendapatan (matching-cost with revenue principle} dalam akuntansi

pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana akuntansi

komersial.

4. Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form).

Infomasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi

serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau

peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitas.

Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda

dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan

dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

5. Prinsip Periodisitas.

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu

dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas

dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.

Page 27: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

13

Periode utama yang digunakan adalah tahunan, namun periode

bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

6. Prinsip Konsistensi.

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang

serupa antar periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi

internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari

satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode

akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode

yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik

dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode

ini dungkapkan dalam CALK.

7. Prinsip Pengungkapan Lengkap.

LKPD menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan

pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan

keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan

keuangan atau CALK.

8. Prinsip Penyajian Wajar.

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar LRA, LP-SAL, LO, LPE,

Neraca, LAK dan CALK. Dalam rangka penyajian wajar, faktor

pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika

menghadapi ketidakpastian keadaan tertentu (konservatisma).

Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta

tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam

penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung

unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi

ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu

tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian,

penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya,

pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau

pendapatan yang terlampau rendah, sengaja mencatat kewajiban atau

belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi

tidak netral dan tidak andal.

1.5 Definisi Akuntansi Keuangan Daerah

Jones dan Pendlebury (2010) mengelompokkan organisasi dalam 3

(tiga) kategorisasi yakni:

Page 28: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

14

1. Profit-oriented, yaitu organisasi yang mempunyai tujuan utama

memaksimumkan laba. Sebagai contoh organisasi tipe ini adalah

perusahaan yang melakukan bisnis untuk tujuan utama memperoleh

laba.

2. Type A non-profit, yaitu organisasi non-laba yang seluruh atau hampir

seluruh sumber daya finansialnya diperoleh dari pendapatan penjualan

barang dan jasa. Contoh organisasi ini adalah rumah sakit milik

pemerintah yang pendapatannya diperoleh dari jasa pelayanan

kesehatan dan tidak tergantung pendapatannya dari anggaran

pemerintah.

3. Type B non-profit, yaitu organisasi non-laba yang memperoleh sumber

daya finansial dalam jumlah yang signifikan dari sumber selain

penjualan barang dan jasa. Sebagai contoh adalah pemerintah pusat

dan daerah.

Organisasi pemerintahan merupakan bagian dari sektor nonbisnis.

Jones dan Pendlebury (2010) menyatakan bahwa pemerintah daerah (Local

Government) dapat dimasukkan dalam kategori organisasi Type B non-

profit. Hal ini karena pemerintah daerah (selanjutnya disingkat pemda)

memperoleh pendanaannya dari pajak, retribusi, hibah (grant), dan

pinjaman. Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan disebutkan

bahwa lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh

terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.

Karakteristik-karakteristik penting lingkungan pemerintahan yang perlu

dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan

keuangan adalah:

1. Karakteristik utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang

diberikan:

a. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.

Dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berazas

demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat. Rakyat

mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat publik melalui proses

pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini adalah

pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Sistem ini dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga

keseimbangan terhadap kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan

di antara penyelenggara pemerintahan. Sebagaimana berlaku dalam

Page 29: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

15

lingkungan keuangan pemerintahan, pihak eksekutif menyusun

anggaran dan menyampaikannya kepada pihak legislatif untuk

mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, pihak

eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan

ketentuan perundang-undangan yang berhubungan dengan

apropriasi tersebut. Pihak eksekutif bertanggung jawab atas

penyelenggaraan keuangan tersebut kepada pihak legislatif dan

rakyat.

b. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan

antarpemerintah.

Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam

sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang

lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintah yang

cakupannya lebih sempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan

pendapatan pajak atau bukan pajak yang lebih besar mengakibatkan

diselenggarakannya sistem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, atau

subsidi antarentitas pemerintahan.

c. Adanya pengaruh proses politik.

Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan

kesejahteraan seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu, pemerintah

berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan

mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber

dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi

keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam

mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses

politik untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di

masyarakat.

d. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.

Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara

langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagian

besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak

dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah

pajak yang dipungut tidak berhubungan langsung dengan

pelayanan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak. Pajak

yang dipungut dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

Page 30: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

16

mengandung sifat-sifat tertentu yang wajib dipertimbangkan dalam

mengembangkan laporan keuangan, antara lain:

1) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang

sifatnya sukarela.

2) Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan

pajak sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-

undangan, seperti penghasilan yang diperoleh, kekayaan yang

dimiliki, aktivitas bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan

yang diperoleh.

3) Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan

dengan pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud

sering sukar diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan

oleh pemerintah. Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak

lain untuk menyelenggarakan pelayanan yang biasanya

dilakukan pemerintah, seperti layanan pendidikan dan

kesehatan, pengukuran efisiensi pelayanan oleh pemerintah

menjadi lebih mudah.

4) Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang

diberikan pemerintah adalah relatif sulit.

2. Karakteristik keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:

a. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan

sebagai alat pengendalian.

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil

kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang

ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan

yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau

pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau

surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas

belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan

pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode

tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun, tidak

tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu

lebih atau kurang dari setahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di

lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam

akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena:

1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.

Page 31: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

17

2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan

keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan

yang diinginkan.

3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki

konsekuensi hukum.

4) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.

5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan

keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban

pemerintah kepada publik.

b. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.

Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset

yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi

pemerintah, seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan

kawasan reservasi. Sebagian besarasetdimaksud mempunyai masa

manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi

yang memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang

hendak dicapai. Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi

pemerintah berbeda dengan fungsinya bagi organisasi komersial.

Sebagian besar aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan secara

langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan komitmen pemerintah

untuk memeliharanya di masa mendatang.

c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan

pengendalian.

Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi

dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan

pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya,

sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu

menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau

transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk tujuan

pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana

umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam

pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.

Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (Ratmono dan

Page 32: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

18

Sholihin, 2015). Proses pengelolaan keuangan daerah dapat dibagi menjadi

4 (empat) tahap yaitu:

1. Perencanaan dan Penganggaran.

Pada tahap ini dilakukan aktivitas yang berurutan yaitu: (1)

penyusunan dan pengesahan Kebijakan Umum APBD (KUA), (2)

penyusunan dan pengesahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

(PPAS), (3) penyusunan dan pengesahan, penyusunan dan

pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah (RKA-SKPD), dan (4) penyusunan dan pengesahan Perda

APBD.

2. Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD.

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan pengelolaan keuangan

daerah seperti penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

SKPD dan anggaran kas, penyediaan dana, pengajuan Surat

Permintaan Pembayaran (SPP), penerbitan Surat Perintah Membayar

(SPM), penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),

pembelanjaan dana, dan pertanggungjawaban dana.

3. Perubahan APBD.

Perubahan APBD dapat dilakukan apabila terjadi:

a. Perkembangan yang tidak sesuai asumsi KUA.

b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar unit

organisasi, antar kegiatan, dan antarjenis belanja.

c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan.

d. Keadaan darurat.

e. Keadaan luar biasa.

Pada tahap perubahan APBD ini dilakukan beberapa kegiatan

seperti penyusunan KUA dan PPAS Perubahan APBD, penyusunan

RKA-SKPD perubahan APBD, penyusunan dan pengesahan Perubahan

APBD, penyusunan dan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Perubahan

Anggaran (DPPA) SKPD.

4. Akuntansi dan Pelaporan.

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan pengelolaan keuangan

daerah meliputi penyusunan laporan keuangan SKPD, penyusunan

laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD),

dan konsolidasi dan penyusunan laporan keuangan Pemda. Dalam

Page 33: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

19

proses pengelolaan keuangan daerah ini nampak peran akuntansi

keuangan daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam

pengelolaan keuangan daerah yaitu dalam tahap pelaporan keuangan

Pemda sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan

APBD.

Peran penting akuntansi bagi pemda ditunjukkan dalam pasal 51 UU

Nomor 17 Tahun 2003 yaitu setiap Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

(selaku Bendahara Umum Daerah) dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

(selaku Pengguna Anggaran) harus menyelenggarakan akuntansi atas

transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas, termasuk transaksi pendapatan,

belanja, dan pembiayaan yang beradadalamtanggungjawabnya. Akuntansi

keuangan daerah didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi keuangan dari entitas

pemda dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh

pihak eksternal (Halim, 2007). Pihak-pihak eksternal entitas pemda tersebut

antara lain Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK), investor, kreditur, donatur, analisis ekonomi, rakyat, dan

pemerintah pusat. Adapun kedudukan akuntansi keuangan daerah dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi

Akuntansi Komersil

Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Non Pemerintahan

Akuntansi Pemerintah Pusat

Akuntansi Pemerintah Daerah

Akuntansi Keuangan Daerah

Page 34: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

20

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa akuntansi dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai penggunaannya untuk tipe organisasi tertentu yaitu akuntansi komersial (untuk organisasi yang berorientasi laba) dan akuntansi sektor publik (untuk organisasi nonbisnis). Akuntansi sektor publik dapat dibagi lagi menjadi akuntansi pemerintahan (untuk pemerintah pusat dan daerah) dan akuntansi nonpemerintahan (misalnya digunakan oleh rumah sakit, lembaga swadaya masyarakat, yayasan, dan sebagainya). Dari Gambar 1.1 di atas jelas bahwa akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari organisasi sektor publik khususnya akuntansi pemerintahan yang mempunyai karakteristik sebagai organisasi Type B non-profit seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Page 35: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

21

BAB II

2.1 Wewenang Kepala Daerah

Kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai bagian

dari kekuasaan pemerintahan, dan kekuasaan pengelolaan keuangan

negara dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota

selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan

mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang

dipisahkan (Darise, 2009). Oleh karena itu, gubernur/bupati/walikota selaku

kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan. Selaku pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah, Kepala Daerah mempunyai kewenangan:

1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.

2. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah.

3. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang.

4. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.

5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan

penerimaan daerah.

6. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan

piutang daerah.

7. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang

milik daerah.

8. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan

dan memerintahkan pembayaran.

Selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah kepala

daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya berupa

Page 36: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

22

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggung

jawaban serta pengawasan keuangan daerah kepada:

1. Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah.

2. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

3. Kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) selaku Pengguna

Anggaran.

2.2 Sekretaris Daerah

Jabatan sekretaris daerah selaku koordinator adalah terkait dengan

peran dan fungsi Sekretaris membantu kepala daerah dalam menyusun

kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan

daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris daerah selaku

koordinator pengelolaan keuangan daerah dalam konteks penyusunan

pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah mempunyai tugas

koordinasi di bidang penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan

APBD, menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD, dan memberikan

persetujuan pengesahan DPA-SKPD. Selaku koordinator pengelolaan

keuangan daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

kepala daerah.

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah

mempunyai tugas koordinasi di bidang:

1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD.

2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah.

3. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

4. Penyusunan Ranperda APBD, perubahan APBD.

5. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas

keuangan daerah.

6. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban APBD.

Selain tugas-tugas sebagaimana dimaksud koordinator pengelolaan

keuangan daerah juga mempunyai tugas:

1. Memimpin tim anggaran pemerintah daerah (TAPD).

2. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD.

3. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah.

Page 37: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

23

4. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD.

5. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah

lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

2.3 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan APBD, dan bentuk kekayaan daerah lainnya

serta bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. Dalam melaksanakan

tugasnya kepala pejabat pengelola keuangan daerah bertanggung jawab

kepada kepala daerah melalui koordinator pengelola keuangan.

Kepala PPKD selaku Pengelola APBD mempunyai tugas sebagai

berikut:

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.

2. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

3. Melaksanakan pemungutan pajak daerah yang telah ditetapkan dengan

peraturan daerah.

4. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.

5. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

kepala daerah.

PPKD selaku BUD berwenang:

1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD.

2. Mengesahkan DPA-SKPD.

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD.

4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

pengeluaran kas daerah.

5. Melaksanakan pemungutan pajak daerah.

6. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank

dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk.

7. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam

pelaksanaan APBD.

8. Menyimpan uang daerah.

9. Menetapkan SPD.

10. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/

menatausahakan investasi.

Page 38: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

24

11. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

anggaran atas beban rekening kas umum daerah.

12. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama

pemerintah daerah.

13. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.

14. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.

15. Melakukan penagihan piutang daerah.

16. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah.

17. Menyajikan informasi keuangan daerah.

18. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan

barang milik daerah.

2.4 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kepala satuan kerja perangkat daerah terdiri dari kepala dinas,

badan, sekretaris daerah, sekretaris DPRD, kepala lembaga teknis, camat,

dan lurah. Kepala satuan keija perangkat daerah sebagai pengguna

anggaran bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran yang

dialokasikan pada satuan kerja yang dipimpinnya, kepala satuan kerja

perangkat daerah disebut pengguna anggaran, apabila mempunyai

anggaran tersendiri dalam hal ini dokumen pelaksana anggaran satuan

kerja perangkat daerah (DPA SKPD). Dalam konteks penyusunan

pelaksanaan dan penatausahaan, pengguna anggaran mempunyai tugas

dan wewenang antara lain:

1. Menyusun RKA-SKPD.

2. Munyusun DPA-SKPD.

3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja.

4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.

5. Melakukan penguj ian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

6. Melakukan pemungutan penerimaan bukan pajak.

7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam

batas anggaran yang telah ditetapkan.

8. Menandatangani SPM.

9. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang

dipimpinnya.

10. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi

Page 39: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

25

tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.

11. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang

dipimpinnya.

12. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya

13. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang

lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

14. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah

melalui Sekretaris Daerah (Sekda).

Berdasarkan uraian diatas organisasi kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah pada pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Organisasi Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pada Pemerintah Daerah

Dalam melaksanakan tugasnya kepala SKPD sebagai pengguna

anggaran melimpahkan dan dibantu oleh:

1. Pejabat kuasa pengguna anggaran.

2. Pejabat pelaksana teknis kegiatan.

3. Pejabat penata usaha keuangan.

4. Bendahara.

KEPALA DAERAH

SEKRETARIS DAERAH Koordinator Pengelolaan

Keuangan Daerah

Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagai PPKD

Kepala SKPD Sebagai Pengguna Anggaran/Barang

Page 40: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

26

2.5 Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas-tugas

dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada selaku Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA). Pelimpahan sebagian kewenangan

berdasarkan besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban

kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali, dan pertimbangan

objektif lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut penetapan pejabat

kuasa pengguna anggaran dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan

pertimbangan kepala SKPD sebagai pengguna anggaran.

Kuasa pengguna anggaran adalah kepala unit pada SKPD atau

jabatan setingkat dibawah kepala SKPD dan merupakan penanggung

jawab program. Kuasa pengguna anggaran pada Sekretaris daerah adalah

asisten dan kepala biro/bagian. Pada dinas adalah subdin dan kepala

bagian. Pada badan/lembaga teknis adalah kepala bidang. Penunjukkan

kuasa pengguna anggaran dilakukan oleh kepala daerah berdasarkan usul

Kepala SKPD selaku pengguna anggaran. Kuasa pengguna anggaran

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna

anggaran. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah tidak diatur tugas dan wewenang Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) sehingga tugas dan wewenang KPA

berdasarkan pelimpahan wewenang dari pengguna anggaran.

2.6 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguana anggaran dalam

melaksanaan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada SKPD selaku

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang mempunyai tugas antara lain:

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

kegiatan.

4. Membuat surat permintaan pembayaran.

PPTK ditetapkan oleh pengguna anggaran dengan

mempertimbangkan usul dari kuasa pengguna anggaran. Penunjukan

PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, jumlah anggaran

Page 41: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

27

kegiatan, beban kerja, lokasi dan/atau rentang kendali, dan pertimbangan

objektif lainnya. PPTK diberi wewenang melaksanakan satu atau beberapa

kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. PPTK

bertanggung jawab kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran. Penggunaan anggaran yang tidak melimpahkan kewenangannya

kepada kepala unit pada SKPD sebagai kuasa pengguna anggaran maka

kedudukan kepala unit kerja (kepala biro subdin, kepala bidang, kepala

bagian) adalah sebagai pejabat pelaksanaan teknis kegiatan.

2.7 Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan

anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan

pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD,

disebut pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD

dilaksanakan oleh pejabat kasub keuangan, apabila pada organisasi SKPD

tersebut belum terdapat jabatan kasubag keuangan maka ditunjuk pejabat

yang akan melaksanakan fungsi tersebut.

PPK SKPD mempunyai tugas antara lain:

1. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa.

2. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan

tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh bendahara

pengeluaran.

3. Melakukan verifikasi SPP.

4. Menyiapkan SPM.

5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan.

6. Melaksanakan akuntansi SKPD.

7. Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

PPK-SKPD dilarang merangkap sebagai pejabat yang bertugas

melakukan pemungutan penerimaan negara, bendahara, dan/atau PPTK.

Berdasarkan tugas tersebut tugas dari PPK-SKPD yaitu melakukan

verifikasi, akuntansi dan penyesuaian laporan keuangan sehingga PPK-

SKPD mempunyai tugas yang sama dengan bagian keuangan dan

akuntansi pada perusahaan (bisnis).

Page 42: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

28

2.8 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan

dan bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan

dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD. Bendahara penerimaan

adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

menyetorkan, menata usaha dan mempertanggungjawabkan uang

pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung-

jawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan

APBD pada SKPD.

Pada setiap SKPD sebagai pengguna anggaran ditunjuk bendahara

pengeluaran. Apabila pada SKPD tersebut terdapat sumber penerima

daerah maka ditunjuk bendahara penerimaan. Pada Satuan Kerja

Pengelolaan Keuangan Daerah khusus belanja bunga, belanja subsidi,

belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan

keuangan, belanja tak terduga, dan pengeluaran pembiayaan ditunjuk satu

bendahara pengeluaran sehingga untuk mengelola DPA SKPD pada satuan

kerja pengelolaan keuangan daerah dilakukan oleh dua bendahara

pengeluaran. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang

membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang pada milik pemerintah

daerah pada bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.

Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam

melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara penerimaan

pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu dan beberapa

pembantu bendahara untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD, dan

bertanggung jawab secara administrasi kepada kepala SKPD sebagai

pengguna anggaran.

Dalam hal bendahara penerimaan/pengeluaran berhalangan, maka:

1. Apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu) bulan,

bendahara penerimaan/pengeluaran tersebut wajib memberikan surat

kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan penyetoran dan

tugas-tugas bendahara penerimaan atas tanggung jawab bendahara

penerimaan yang bersangkutan atau untuk melakukan pembayaran dan

Page 43: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

29

tugas-tugas bendahara pengeluaran atas tanggung jawab bendahara

pengeluaran yang bersangkutan dengan diketahui kepala SKPD.

2. Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan

harus ditunjuk bendahara penerimaan/pengeluaran dan diadakan berita

acara serah terima.

3. Apabila bendahara penerimaan/pengeluaran sesudah 3 (tiga) bulan

belum juga dapat melaksanakan tugas, maka dianggap yang

bersangkutan telah menggundurkan diri atau berhenti dari jabatan

sebagai bendahara penerimaan/ pengeluaran dan oleh karena itu

segera diusulkan penggantinya.

2.9 Tanggung Jawab atas Pengelolaan Keuangan Daerah

Tanggung jawab atas pengelola keuangan daerah diatur pada:

1. Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan negara.

2. Pasal 86 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

3. Pasal 184 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang

pedoman pengelolaan keuangan daerah, menyatakan:

a. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara

penerima/ pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau

menguasai uang/ barang/kekayaan daerah, wajib

menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

b. Pejabat yang menanda tangani dan atau mengesahkan dokumen

yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan

dan/ pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab atas

kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat

bukti tersebut.

Berdasarkan ketentuan diatas terdapat tanggung jawab renteng

(bersama-sama) mulai dari pengguna anggaran, kuasa pengguna

anggaran, pejabat pelaksana teknis kegiatan, panitia penerimaan barang,

dan panitia tender. Bendahara penerimaan dan pengeluaran bertanggung

jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya. Sehingga

apabila terjadi kesalahan pembayaran baik mengenai jumlah maupun

Page 44: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

30

penerimannya menjadi tanggung jawab bendahara pengeluaran demikian

halnya apabila terdapat ketekoran kas.

Berdasarkan uraian diatas Organisasi Pengelola Keuangan Daerah

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah sebagai berikut: (Darise, 2008)

Gambar 2.2

Organisasi Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

KEPALA SKPD (PENGGUNA ANGGARAN)

PEJABAT

PENATAUSAHAAN KEUANGAN

(PPK)

BENDAHARA

ASISTEN/KARO/ KABAG SUBDIN/ KABID KUASA

PENGGUNA ANGGARAN

ASISTEN/KARO/ KABAG SUBDIN/ KABID KUASA

PENGGUNA ANGGARAN

ASISTEN/KARO/ KABAG SUBDIN/ KABID KUASA

PENGGUNA ANGGARAN

ASISTEN/KARO/ KABAG SUBDIN/ KABID KUASA

PENGGUNA ANGGARAN

PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK PPTK

Page 45: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

31

BAB III

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

3.1 Pentingnya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi Pemerintah daerah adalah serangkaian prosedur

manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan

operasi keuangan Pemerintah Daerah (Mahmudi, 2011). Lingkungan

operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik

tujuan akuntansi dan pelaporannya (Tanjung, 2012). Kegiatan operasional

pemerintahan daerah yang dinamis semakin dituntut untuk lebih transparan

dan akuntabel, sehingga perlu didukung oleh sistem pengelolaan dan

pelaporan yang dapat diandalkan.

Kebutuhan akan adanya sistem akuntansi bagi Pemda tidak terlepas

dari perkembangan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

pengelolaan keuangan daerah antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 46: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

32

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah.

Secara garis besar, seluruh peraturan perundang-undangan di atas

mengamanatkan bahwa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka setiap Kepala

Daerah harus menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP diatur dalam Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 71 tahun 2010 berisi pedoman yang harus diikuti dalam rangka

penyusunan dan penyampaian laporan keuangan bagi setiap pemda.

Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tersebut disebutkan bahwa SAP adalah

prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemda. Dengan demikian, SAP merupakan

persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan

kualitas laporan keuangan pemda di Indonesia. Untuk dapat menyusun

laporan keuangan yang sesuai dengan SAP maka diperlukan adanya

sistem akuntansi yang harus dilaksanakan oleh setiap pemda. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa latar belakang diperlukan sistem akuntansi

bagi Pemda adalah agar dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai

dengan SAP dalam rangka perwujudan pengelolaan keuangan daerah yang

transparan dan akuntabel.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) secara terperinci telah

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 64

Tahun 2013. Dalam pasal 5 Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 disebutkan

bahwa SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam

melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting ke dalam

buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan.

3.2 Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Akuntansi Pemerintah Daerah adalah akuntansi yang dipakai oleh

Pemerintah Daerah, untuk melakukan manajemen dan pengelolaan

keuangan daerah. Manajemen keuangan daerah merupakan alat untuk

mengurus dan mengatur rumah tangga pemerintah daerah (Renyowijoyo,

Page 47: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

33

2008). Akuntansi Keuangan Pemerintah menghasilkan informasi dalam

bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut melalui sebuah

proses yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan yang memerlukan

sebuah system dan prosedur yang dalam akuntansi dikenal dengan Sistem

Akuntansi (Halim, dkk. 2010).

Berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah (SAPD) terdiri atas: (1) Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD), dan (2) Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD). PPKD adalah kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

(SKPKD) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan

bertindak sebagai bendahara umum daerah. SKPD adalah perangkat daerah

pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006

menyebutkan bahwa sistem akuntansi pemerintahan daerah meliputi

serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,

pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dapat dilakukan secara manual atau

menggunakan aplikasi komputer. Pasal 232 Permendagri Nomor 13 tahun 2006

menyebutkan bahwa sistem akuntansi tersebut harus diselenggarakan oleh

setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi. Sistem akuntansi Pemda tersebut

harus diselenggarakan oleh SKPD dan PPKD. SKPD sebagai entitas akuntansi

menyusun 5 (lima) jenis laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),

dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). PPKD kemudian akan melakukan

konsolidasi laporan keuangan SKPD sehingga bisa disusun 7 jenis laporan

keuangan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan yang meliputi Laporan

Realisasi Anggaran LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL),

Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan

Arus Kas LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Konsep sistem akuntansi Pemda dapat dijelaskan bahwa hubungan

antara SKPD dengan PPKD dapat diibaratkan seperti hubungan antara “Kantor

Pusat” dengan “Kantor Cabang”, di mana PPKD sebagai "Kantor Pusat” dan

SKPD-SKPD sebagai “Kantor Cabang”. Hal tersebut akan menyebabkan

masing-masing pihak menyelenggarakan rekening timbal balik (reciprocal

accounts) yaitu PPKD menyelenggarakan Rekening Koran SKPD (R/K-SKPD)

dan SKPD menyelenggarakan Rekening Koran PPKD (R/K-PPKD).

Page 48: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

34

RK-SKPD akan diselenggarakan oleh PPKD. Saldo rekening ini

menunjukkan “investasi” PPKD di SKPD atau hak PPKD terhadap SKPD.

Rekening ini akan didebit apabila hak PPKD bertambah dan dikredit apabila

hak PPKD berkurang. Rekening ini merupakan kelompok aset sehingga selalu

bersaldo debit. Sedangkan R/K PPKD diselenggarakan oleh SKPD-SKPD. R/K

PPKD termasuk kelompok rekening ekuitas. Rekening ini akan dikredit apabila

kewajiban SKPD kepada PPKD bertambah dan akan didebit apabila kewajiban

SKPD kepada PPKD berkurang.

Pada praktiknya, sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh seluruh

SKPD di lingkungan Pemda seperti Dinas, Badan, dan Kantor. Misalnya

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, Kantor Satpol PP, dan sebagainya. Sementara

sistem akuntansi PPKD dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD) yang biasanya dikenal dengan nama

Dinas/Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Sistem akuntansi yang

diselenggarakan oleh SKPKD karenanya terdiri atas:

1. Sistem akuntansi SKPKD selaku SKPD

Sistem akuntansi SKPKD selaku SKPD sama dengan sistem akuntansi

yang diselenggarakan oleh SKPD lainnya. SKPKD seperti SKPD pada

umumnya, merupakan entitas akuntansi yang bertugas menyusun 5

(lima) jenis laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),

dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

2. Sistem akuntansi PPKD

Sebagai PPKD, sistem akuntansi SKPKD dibagi lagi menjadi 2 (dua):

a. Sistem akuntansi PPKD sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD)

yang menghasilkan laporan keuangan PPKD berupa LRA, Neraca,

LO, LPE, dan CALK.

b. Sistem akuntansi konsolidator Pemda yang bertugas

menggabungkan/ mengkonsolidasikan seluruh laporan keuangan

SKPD dan PPKD sehingga tersusun 7 (tujuh) jenis laporan

keuangan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan yang

meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih (SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO),

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan

Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Page 49: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

35

Seperti telah dibahas di atas, struktur akuntansi di Pemda

menggunakan konsep transaksi Kantor Pusat-Kantor Cabang (Head/Home

Office-Branch Office). Kantor Pusat adalah Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah (PPKD) sedangkan yang bertindak sebagai Kantor Cabang adalah

SKPD. Pemilihan struktur ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara pasal 10 ayat (3) dan Peraturan Pemerintah

Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 100

yang menetapkan bahwa pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan

dilakukan di tingkat SKPD sebagai entitas akuntansi dan pemda sebagai

entitas pelaporan. Sebagai konsekuensinya dari struktur akuntansi tersebut

maka diperlukan kontrol pencatatan antara PPKD dan SKPD melalui

mekanisme akun resiprokal seperti yang telah disebutkan di atas yaitu akun

R/K-PPKD yang ada di SKPD dan akun R/K-SKPD yang ada di PPKD.

Akuntansi R/K PPKD merupakan akuntansi ekuitas di tingkat SKPD.

Akun R/K PPKD setara dengan “Ekuitas” tetapi penggunaannya khusus

SKPD. Hal ini dikarenakan SKPD merupakan “cabang” dari Pemda,

sehingga sebenarnya SKPD tidak memiliki ekuitas atau modal sendiri

melainkan hanya menerima modal dari PPKD melalui mekanisme transfer.

Akun R/K PPKD akan bertambah (dikredit) bila SKPD menerima transfer

aset seperti menerima SP2D-UP dan SP2D-LS. Akun R/K PPKD akan

berkurang bila SKPD mentransfer aset ke Pemda (seperti penyetoran kas

ke rekening Kas Umum Daerah yang dikelola PPKD). Saldo normal R/K

PPKD adalah kredit. Seperti yang telah diuraikan di atas, resiprokal dari R/K

PPKD adalah R/K SKPD yang ada di neraca PPKD sebagai akun aset

lancar. Akun-akun resiprokal ini akan dieliminasi pada saat dilakukan

penggabungan laporan keuangan dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi

laporan keuangan Pemda.

SKPD sebagai entitas akuntansi harus menyelenggarakan akuntansi

yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akan disampaikan

kepada entitas pelaporan. Penyelenggaraan akuntansi mengacu kepada

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah. Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan

keuangan gabungan dari unit kerja yang berada di lingkup SKPD dan

menyampaikannya kepada gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku entitas pelaporan untuk dilakukan

proses konsolidasian. PPKD selaku BUD menyusun laporan keuangan SKPKD

Page 50: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

36

sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah yang

selanjutnya akan digabungkan dengan laporan keuangan yang berasal dari

SKPD. PPKD selanjutnya melakukan proses konsolidasian dan menyusun

laporan keuangan Pemda berdasarkan laporan keuangan SKPD serta laporan

pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan disampaikan

kepada Kepala Daerah untuk selanjutnya disampaikan ke Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Proses konsolidasi dapat dilaksanakan dengan mengeliminasi akun-

akun yang timbal balik (reciprocal accounts). Jika pemda memiliki Badan

Layanan Umum (BLU) maka laporan keuangan BLU harus digabungkan

dalam laporan keuangan konsolidasian Pemda yang membawahi BLU

dimaksud. Selain BLU, Pemda juga memiliki Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) di mana laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan dalam

laporan keuangan Pemda. Laporan Keuangan BUMD hanya dilampirkan

dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah.

3.3. Persamaan Dasar dan Pencatatan Akuntansi

3.3.1. Persamaan Dasar Akuntansi

Sistem pencatatan akuntansi Pemda berbeda dengan sistem

pencatatan akuntansi komersial karena Pemda mempunyai laporan

keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dengan karakteristik yang

berbeda dengan Laporan Laba Rugi pada akuntansi komersial. Untuk

memperjelas bagaimana perbandingan persamaan akuntansi pemda

dengan akuntansi komersial maka berikut akan diturunkan persamaan

dasar akuntansi Pemda dari persamaan dasar akuntansi komersial yang

sudah umum kita ketahui.

Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah

persamaan dasar akuntansi yaitu:

KEKAYAAN DAERAH SUMBER-SUMBERNYA

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS

Sisi kiri = Sisi kanan

Sisi debit = Sisi kredit

Page 51: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

37

Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus

akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi, pengklasifikasian, sampai pada

penyusunan laporan keuangan seperti neraca. Secara garis besar, laporan

neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas

pemerintah daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa

dibuat dalam bentuk berimbang antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan

yaitu kewajiban dan ekuitas.

Berdasarkan persamaan diatas terlihat bahwa aset adalah jumlah

kekayaan, sedangkan kewajiban dan ekuitas menunjukkan sumber dana atas

kepemilikan aset atau kekayaan tersebut. Kekayaan bisa berupa aset lancar,

investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya. Dalam hal ini sumber

dana untuk memperoleh aset tersebut diklasifikasikan menjadi dua sumber

utama, yaitu dari kewajiban dan kekayaan bersih sendiri yang disebut ekuitas.

Aturan debit dan kredit akan membantu dalam mencatat informasi ke

dalam buku besar. Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi, aturan debit

dan kredit untuk aset berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila

suatu akun aset bertambah, maka akun tersebut didebit dan jika berkurang,

maka akun yang bersangkutan dikredit, sebaliknya, untuk akun kewajiban dan

ekuitas dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.

Saldo normal (normal balance) dari suatu akun adalah posisi yang

bertambah menurut aturan debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo

normal dari akun kas adalah saldo debit, karena suatu Aset bertambah

dengan mencatat pada posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal adalah

pada sisi yang positif, dimana saldo normal dari Aset adalah pada sisi debit,

sebaliknya kewajiban dan ekuitas mempunyai saldo normal pada sisi kredit

atau disebut akun-akun bersaldo kredit. Aturan yang sebaliknya dari aturan

debit-kredit untuk aset dan beban akan berlaku untuk akun utang, ekuitas,

dan pendapatan. Contoh, apabila suatu transaksi mengakibatkan

bertambahnya utang, maka akun utang akan dicatat di sisi kredit; dan

sebaliknya jika transaksi.mengakibatkan berkurangnya utang, maka akun

utang tersebut akan dicatat sisi debit. Cara yang sama berlaku untuk

ekuitas, dan pendapatan.

Dengan kaidah debit-kredit seperti diuraikan di atas, berikut ini

digambarkan ringkasan kaidah debit-kredit dan saldo normalnya dari

masing-masing akun yang digunakan dalam pencatatan transaksi

keuangan pemerintah daerah.

Page 52: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

38

Saldo Normal Akun

AKTIVA DEBIT KREDIT SALDO NORMAL ASET (+) (-) DEBIT

KEWAJIBAN (-) (+) KREDIT

EKUITAS (-) (+) KREDIT

PENDAPATAN-LO/ PENDAPATAN-LRA (-) (+) KREDIT BEBAN/BELANJA (+) (-) DEBIT

PEMBIAYAAN PENERIMAAN (-) (+) KREDIT

PEMBIAYAAN PENGELUARAN (+) (-) DEBIT

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Saldo normal Aset adalah debit, jika bertambah maka didebit, jika

berkurang maka dikredit.

2. Saldo normal Kewajiban adalah kredit, jika bertambah maka dikredit,

jika berkurang maka didebit.

3. Saldo normal Ekuitas adalah kredit, jika bertambah maka dikredit, jika

berkurang maka didebit.

4. Saldo normal Pendapatan (LRA dan/atau LO) adalah kredit, jika

bertambah maka dikredit, jika berkurang maka didebit.

5. Saldo normal Belanja dan Beban adalah debit, jika bertambah maka

didebit, jika berkurang maka dikredit.

6. Saldo normal Pembiayaan-Penerimaan adalah kredit, jika bertambah

maka dikredit, jika berkurang maka didebit.

7. Saldo normal Pembiayaan-Pengeluaran adalah debit, jika bertambah

maka didebit, jika berkurang maka dikredit.

Dengan menggunakan aturan sederhana di atas maka kita dapat

:engan mudah membuat jurnal untuk transaksi keuangan daerah. Namun

harus diperhatikan bahwa akuntansi keuangan daerah secara prinsip adalah

akuntansi anggaran. Dengan demikian setiap transaksi, selain dicatat pada

jurnal finansial seperti halnya akuntansi komersial, juga harus dicatat ke dalam

akun-akun LRA dengan jurnal realisasi anggaran. Hal ini merupakan

perwujudan akuntansi akrual sebagaimana amanat PP Nomor 71 Tahun 2010.

3.3.2. Pencatatan Akuntansi

Media atau formulir utama yang dipakai untuk tujuan pengikhtisaran

transaksi adalah akun (account). Media ini berguna untuk mencatat secara

lengkap perubahan yang terjadi dalam aset, kewajiban atau ekuitas selama

Page 53: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

39

periode. Kelompok akun-akun yang digunakan dalam suatu organisasi

disebut buku besar (ledger). Daftar dari akun-akun dalam entitas disebut

daftar akun (chart of account). Akun-akun ini disajikan dalam daftar tersebut

lengkap dengan nama dan nomor kode akun. Dengan menggunakan

akun, maka informasi dapat diperoleh saat dibutuhkan dan laporan

keuangan dapat disusun tepat waktu. Bentuk Akun, Bentuk akun yang

paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah bentuk huruf "T"(T-

account). Bentuk akun ini terdiri atas tiga bagian yaitu: (1) Nama akun dari

masing- masing unsur aset, kewajiban dan ekuitas, diletakkan diatas garis

horizontal pada huruf T, (2) Sisi kiri, (3) Sisi kanan dari huruf T. Sebagai

contoh, akun kas dari suatu entitas dengan bentuk T:

Bentuk Akun Model T

Kas

Sisi Kiri

(Debit)

Sisi Kanan

(Kredit)

Sisi kiri dari akun disebut sisi debit dan sisi kanan disebut sisi kredit.

Bentuk akun yang lainnya yang lebih informatif dan lengkap adalah bentuk

empat kolom yang digunakan dalam praktik. Bentuk empat kolom ini

merupakan pengembangan dari akun bentuk T. Dua kolom tambahan

diperlukan untuk menunjukkan saldo jumlah debit dan saldo jumlah kredit

dari setiap akun.

Buku besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu

organisasi yang sating sehubungan, berdasarkan Permendagri Nomor 64

Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis

Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompok kedalam tiga kelompok

sebagai berikut:

1. Akun Neraca : Aset, Kewajiban, dan ekuitas

2. Akun Realisasi Anggaran : Pendapatan LRA, Belanja, Pembiayaan

3. Akun Laporan Operasional : Pendapatan LO dan beban

Daftar dari akun-akun yang dipergunakan oteh pemerintahan daerah

dengan mencantumkan seluruh nama akun dan nomor kodenya disebut

dengan bagan akun (chart of account).

Page 54: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

40

Kodefikasi Akun sebagai berikut:

Kode Uraian

Neraca

Nerac 1 ... Aset

2... Kewajiban

3... Ekuitas

Laporan Realisasi Anggaran

4... Pendapatan LRA

5... Belanja

6... Transfer

7... Pembiayaan

Laporan Operasional

8... Pendapatan LO

9... Beban

Bagan Akun Standar (BAS) untuk pemerintah pemerintah daerah

sesuai Lampiran III Pemendagri Nomor 64 Tahun 2013 terdiri dari 5 level

yang terdiri dari kode akun, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek.

Panduan penyusunan BAS untuk pemerintah daerah sebagaimana diatur

dalam Pemendagri Nomor 64 Tahun 2013 sebagaimana diuraikan berikut ini:

Akun Neraca

Aset, yakni sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat

diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya (PP Nomor

71 Tahun 2010).

Page 55: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

41

Klasifikasi akun aset dapat dilihat pada tabel berikut:

Kodefikasi Aset

Kode Akun Nama Akun 1.0.0.00.00 Aset

1.1.0.00.00 Aset Lancar

1,1.1.00.00 Kasdan Setara Kas

1.1.2.00.00 Investasi Jangka Pendek 1.1.3.00.00 Piutang Pendapatan

1.1.4.00.00 Piutang Lainnya 1.1.5.00.00 Penyisihan Piutang

1.1.6.00.00 Beban Dibayar Dimuka

1.1.7.00.00 Persediaan 1.1.8.00.00 Aset Untuk Dikonsolidasikan

1.2.0.00.00 Investasi Jangka Panjang

1.2.1.00.00 Investasi Jangka Panjang Non Permanen 1.2.2.00.00 Investasi Jangka Panjang Permanen

1.3.0.00.00 Aset Tetap

1.3.1.00.00 Tanah

1.3.2.00.00 Peralatan dan Mesin 1.3.3.00.00 Gedung dan Bangunan 1.3.4.00.00 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

1.3.5.00.00 Aset Tetap Lainya 1.3.6.00.00 Konstruksi Dalam Pengerjaan

1.3.7.00.00 Akumulasi Penyusutan 1.4.0.00.00 Dana Cadangan

1.4.1.00.00 Dana Cadangan 1.5.0.00.00 Aset Lainnya

1.5.1.00.00 Tagihan Jangka Panjang 1.5.2.00.00 Kemitraandengan PihakKetiga

1.5.3.00.00 Aset Tidak Berwujud 1.5.4.00.00 Aset Lain-Iain

Kewajiban, yakni adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluarsumberdaya ekonomi

pemerintah daerah. Klasifikasi dari akun Kewajiban sebagaimana

tercantum pada tabel berikut:

Page 56: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

42

Kodefikasi Kewajiban

Kode Akun Nama Akun

2.0.0.00.00 Kewajiban

2.1.0.00.00 Kewajiban Jangka Pendek.

2.1.1.00.00 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

2.1.2.00.00 Utang Bunga

2.1.3.00.00 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

2.1.4.00.00 Pendapatan Diterima Dimuka.

2.1.5.00.00 Utang Beban

2.1.6.00.00 Utang Jangka Pendek Lainnya

2.2.0.00.00 Kewajiban Jangka Panjang 2.2.1.00.00 Utang Dalam Negeri

2.2.1.00.00 Utang Jangka Panjang Lainnya

Ekuitas, yakni merupakan kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada

tanggal laporan. Klasifikasi Akun Ekuitas sebagaimana tercantum dalam

tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Ekuitas

Kode Akun Nama Akun 3.0.0.00.00 Ekuitas

3.1.0.00.00 Ekuitas

3.1.1.00.00 Ekuitas

3.1.2.00.00 Ekuitas SAL

3.1.3.00.00 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan

Akun Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.

Akun Pendapatan-LRA, yakni semua penerimaan Rekening Kas Umum

Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan

tidak perlu dibayar kembali oieh pemerintah daerah. Klasifikasi Akun

Pendapatan-LRA sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Page 57: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

43

Kodefikasi Akun Pendapatan-LRA

Kode Akun Nama Akun 4.0.0.00.00 PENDAPATAN – LRA 4.1.0.00.00 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA

4.1.1.00.00 Pendapatan Pajak Daerah – LRA 4.1.2.00.00 Pendapatan Retribusi Daerah – LRA

4.1.3.00.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan - LRA 4.1.4.00.00 Lain-Iain PAD Yang Sah – LRA 4.2.0.00,00 PENDAPATAN TRANSFER-LRA

4.2.1.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan- LRA 4.2.2.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya - LRA

4.2.3.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LRA

4.2.4.00.00 Bantuan Keuangan – LRA 4.3.0.00.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LRA 4.3.1.00.00 Pendapatan Hibah – LRA

4.3.2.00.00 Dana Darurat-LRA 4.3.3.00.00 Pendapatan Lainnya – LRA

Akun Belanja, yakni semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah

yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah daerah. Klasifikasi Akun Belanja sebagaimana tercantum dalam

tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Belanja

Kode Akun Nama Akun 5.0.0.00.00 BELANJA 5.1.0.00.00 BELANJA OPERASI

5.1.1.00.00 Belanja Pegawai

5.1.2.00.00 Belanja Barang dan Jasa

5.1.3.00.00 Belanja Bunga

5.1.4.00.00 Belanja Subsidi

5.1.5.00.00 Belanja Hibah

5.1.6.00.00 Belanja Bantuan Sosial

5.2.0.00.00 BELANJA MODAL

5.2.1.00.00 Belanja Modal Tanah

5.2.2.00.00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

5.2.3.00.00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

5.2.4.00.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Page 58: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

44

5.2.5.00.00 Belanja Modal AsetTetap Lainnya

5.3.0.00.00 BELANJA TAKTERDUGA

5.3.1.00.00 Belanja TakTerduga

Akun Transfer, yakni transfer keuangan dengan klasifikasi sebagaimana

tercantum dalam tabel berikut:

Kodefikasi Akun Transfer

Kode Akun Nama Akun

6.0.0.00.00 TRANSFER

6.1.0.00.00 TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN 6.1.1.00.00 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 6.1.2.00.00 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

6.2.0.00.00 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 6.2.1.00.00 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

6.2.2.00.00 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 6.2.3.00.00 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

6.2.4.00.00 Transfer Dana Otonomi Khusus

Pembiayaan, yakni semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya. Klasifikasi Akun Pembiayaan sebagaimana tercantum dalam

tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Pembiayaan

Kode Akun Nama Akun

7.0.0.00.00 PEMBIAYAAN 7.1.0.00.00 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

7.1.1.00.00 Penggunaan SiLPA 7.1.2.00.00 Pencairan Dana Cadangan

7.1.3.00.00 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 7.1.4.00.00 Pinjaman Dalam Negeri

7.1.5.00.00 Penerimaan Kembali Piutang 7.1.6.00.00 Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya 7.1.7.00.00 Pinjaman Luar Negeri

7.1.8.00.00 Penerimaan Utang Jangka Panjang Lainnya 7.2.0.00.00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

7.2.1.00.00 Pembentukan Dana Cadangan

Page 59: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

45

7.2.2.00.00 Penyertaan Modal/lnvestasi Pemerintah Daerah

7.2.3.00.00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

7.2.4.00.00 Pemberian Pinjaman Daerah

7.2.5.00.00 Pengeluaran Investasi Non Permanen Lainnya

7.2.6.00.00 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

7.2.7.00.00 Pembayaran Utang Jangka Panjang Lainnya

Akun Laporan Operasional (LO)

LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional

keuangan entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan

periode sebelumnya.

Akun Pendapatan LO, yakni hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan

tidak perlu dibayar kembali. Klasifikasi Akun Pendapatan LO sebagaimana

tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Pendapatan LO

Kode Akun Nama Akun

8.0.0.00.00 PENDAPATAN – LO 8.1.0.00.00 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO

8.1.1.00.00 Pendapatan Pajak Daerah – LO 8.1.2.00.00 Pendapatan Retribusi Daerah – LO 8.1.3.00.00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan - LO 8.1.4.00.00 Lain-Iain PAD Yang Sah – LO

8.2.0.00.00 PENDAPATAN TRANSFER – LO 8.2.1.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -LO 8.2.2.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - LO 8.2.3.00.00 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LO

8.2.4.00.00 Bantuan Keuangan – LO 8.3.0.00.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO 8.3.1.00.00 Pendapatan Hibah – LO 8.3.2.00.00 Dana Darurat – LO 8.3.3.00.00 Pendapatan Lainnya – LO 8.4.0.00.00 SURPLUS NON OPERASIONAL – LO

8.4.1.00.00 Surplus Penjualan Aset Non Lancar – LO 8.4.2.00.00 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO 8.4.3.00.00 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO

8.5.0.00.00 PENDAPATAN LUAR BIASA – LO 8.5.1.00.00 Pendapatan Luar Biasa – LO

Page 60: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

46

Akun Beban, yakni penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban, Klasifikasi Akun

Beban sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Akun Beban

Kode Akun Nama Akun

9.0.0.00.00 BEBAN 9.1.0.00.00 BEBAN OPERASI – LO

9.1.1.00.00 Beban Pegawai – LO

9.1.2.00.00 Beban Barang dan Jasa

9.1.3.00.00 Beban Bunga

9.1.4.00.00 Beban Subsidi

9.1.5.00.00 Beban Hibah

9.1.6.00.00 Beban Bantuan Sosial

9.1.7.00.00 Beban Penyusutan dan Amortisasi

9.1.8.00.00 Beban Penyisihan Piutang

9.1.9.00.00 Beban Lain-Iain.

Akun Beban Transfer-LO, yakni beban pengeluaran uang atau kewajiban

untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas

pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Klasifikasi Beban Transfer-LO sebagai berikut:

Kodefikasi Beban Transfer - LO

Kode Akun Nama Akun

9.2.0.00.00 BEBAN TRANSFER 9.2.1.00.00 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah

9.2.2.00.00 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 9.2.3.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

9.2.4.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

9.2.5.00.00 Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

9.2.6.00.00 Beban Transfer Dana Otonomi Khusus

Akun Beban Non Operasional, merupakan beban yang sifatnya tidak rutin.

Klasifikasi Beban Non Operasional sebagai berikut:

Page 61: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

47

Kodefikasi Beban Non Operasional

Kode Akun Nama Akun

9.3.0.00.00 DEFISIT NON OPERASIONAL 9.3.1.00.00 Defisit Penjualan Aset Non Lancar - LO 9.3.2.00.00 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang – LO

9.3.3.00.00 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO

Akun Beban Luar Biasa, yakni beban yang terjadi dari kejadian luar biasa.

Klasifikasi Beban Luar Biasa sebagai berikut:

Kodefikasi Beban Luar Biasa

Kode Akun Nama Akun

9.4.0.00.00 Beban Luar Biasa 9.4.1.00.00 Beban Luar Biasa

3.4. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPK SKPD

dalam satu rangkaian proses yang disebut siklus akuntansi pemerintah

daerah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 6 Permendagri Nomor 64

Tahun 2013, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Sistem Akuntansi PPKD.

2. Sistem Akuntansi SKPD.

Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus

dilalui dalam penyusunan laporan keuangan. Langkah-langkah tersebut

meliputi 8 Langkah, yaitu:

1. Pencatatan Jurnal LRA dan Saldo Awal di Buku Jurnal.

2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal.

Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual,

maka digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri Nomor

64 Tahun 2013 yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun

Standar (BAS), yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5

yaitu rincian objek.

Penjurnalan dibedakan menjadi 2 yakni:

a. Jurnal Financial (LO dan Neraca).

Secara default seluruh transaksi dicatat/dibuat jurnal finansialnya

(LO dan Neraca) dalam buku jurnal dengan melibatkan akun

Page 62: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

48

dengan kode awal 1-Aset, 2- Kewajiban, 3-Ekuitas serta 8-

Pendapatan LO dan 9-Beban.

b. Jurnal Anggaran (LRA).

Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-Pendapatan

LRA, 5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara

tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal fmansial juga

mencatat jurnal anggaran.

3. Posting ke Buku Besar.

4. Penyusunan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian.

5. Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal.

Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial

(LO dan Neraca) saja yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset,

2-Kewajiban, 3-Ekuitas, serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

6. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

7. Penyusunan Laporan Keuangan yang terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

c. Laporan Operasional.

d. Laporan Perubahan Ekuitas.

e. Neraca.

f. Laporan Arus Kas.

g. Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal

9. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Adapun urutan langkah-langkah penyusunan laporan keuangan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencatatat Jurnal Anggaran (LRA) di Buku Jurnal.

Pencatatan yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pencatatan

jurnal anggaran di Buku Jurnal berdasarkan dokumen DPA

SKPD/PPKD.

a. Jurnal anggaran (LRA) PPKD

Estimasi Pendapatan Xxx

Estimasi Penerimaan Pembiayaan Xxx

Apropriasi Belanja xxx

Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

Page 63: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

49

b. Jurnal anggaran (LRA) SKPD

Estimasi Pendapatan Xxx

Estimasi Perubahan SAL Xxx

Apropriasi Belanja xxx

2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal.

a. Menganalisis transaksi adalah proses untuk menentukan suatu

transaksi sebagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan,

dan menentukan suatu transaksi berpengaruh terhadap akun apa

berdasarkan bukti pembukuan.

b. Pada saat ini telah ada peraturan teknis yaitu Permendagri Nomor 64

Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, dengan sistem

pencatatan Double Entry.

c. Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual,

maka digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri

Nomor 64 tahun 2013 yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai

Bagan Akun Standar (BAS), yaitu dituliskan kode dan nama akun

detil sampai level 5 yaitu rincian objek.

d. Penjurnalan dibedakan menjadi 2:

1) Jurnal Finansial (LO dan Neraca). ,

Secara default seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya

dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1-

Aset, 2-Kewajiban, 3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.

Contoh jurnal finansial (LO dan Neraca) SKPD:

a) Contoh jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan.

b) Contoh jurnal untuk mencatat beban.

c) Contoh jurnal untuk mencatat pembelian aset secara LS.

Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas - LO xxx

Honorarium Tenaga Ahli/lnstruktur/Narasumber xxx

Beban Persediaan Alat Tulis Kantor xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan xxx

RK PPKD xxx

Page 64: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

50

2). Jurnal Anggaran (LRA).

Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-Pendapatan

LRA, 5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan

secara tunai/ melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal

finansial juga mencatat jurnal anggaran.

Contoh jurnal anggaran (LRA) SKPD.

a) Contoh jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan.

b) Contoh jurnal untuk mencatat beban.

c)

Contoh jurnal untuk mencatat pembelian aset secara LS.

3. Posting ke Buku Besar.

Buku besar (ledger) atau yang merupakan kumpulan akun-akun

digunakan untuk mencatat secara terpisah aset, kewajiban, ekuitas,

Pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan.

Proses posting akun-akun dari jurnal ke buku besar disebut dengan

posting. Posting ke buku besar sekaligus merupakan penggolongan

dan peringkasan transaksi sebab tiap-tiap data transaksi dibawa ke

masing-masing akun yang sesuai. Posting dapat dilakukan secara

kronologis sebagaimana halnya penjurnalan, tetapi dapat juga secara

periodik (mingguan atau bulanan).

Estimasi Perubahan SAL Xxx

Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LRA xxx

Honorarium Tenaga Ahli/lnstruktur/Narasumber Xxx

Beban Persediaan Alat Tulis Kantor Xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas

Bermotor Perorangan

Xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx

Page 65: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

51

Posting merupakan proses pemindahan informasi, minimal berupa

tanggal transaksi dan jumlah rupiah dalam buku jurnal ke buku besar

yang berkaitan untuk masing-masing ayat jurnal. Jumlah rupiah dalam

akun yang dijurnal atau dicatat di buku jurnal di posisi Debit maka ketika

dipindahkan ke buku besar jumlah rupiah tersebut diletakkan di kolom

Debit juga sebesar angka yang sama. Adakalanya satu nama akun di

jurnal berkali-kali, baik di posisi debit ataupun kredit. Meskipun dijurnal

lebih dari satu kali, buku besar yang akan menampung akun tersebut

tetap hanya satu buku besar. Dengan demikian, dalam buku besar Akun

A misalnya, akan terlihat banyak transaksi untuk Akun A jika di dalam

jurnal akun A dijurnal/dicatat berkali-kali.

4. Penyusunan Necara Saldo Sebelum Penyesuaian.

Neraca saldo, adalah daftar/kumpulan akun beserta saldonya.

Penyusunan Neraca saldo ini dilakukan dengan menuliskan kode dan

nama akun beserta saldonya dalann dalam Neraca saldo dengan saldo

debit atau kredit yang sesuai dengan saldo buku besar. Selanjutnya

total kolom debit dan kolom kredit dihitung dan dituliskan di baris paling

bawah untuk menunjukkan kesamaan saldo kolom debit/kredit.

Contoh Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian:

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

NERACA SALDO SEBELUM PENYESUAIAN

Per Tanggal 31 Desember 2019

SKPD Dinas Kesehatan

Kode Akun Nama Akun Saldo

Debet Kredit

1.1.3.02.01 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan xxx 1.1.7.01.01 Persediaan AlatTulis Kantor xxx 1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/ Jasa xxx

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan xxx 1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor xxx

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor

xxx

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja

xxx

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 xxx

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat xxx 3.1.1.01.01 Ekuitas xxx

Page 66: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

52

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL xxx 3.1.3.01.01 RK PPKD xxx

4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas-LRA xxx 5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi xxx 5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga xxx

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan xxx 5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional xxx

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras xxx 5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus xxx

5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor xxx

5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/lnstruktur

xxx

5.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Perorangan

xxx

8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas-LO xxx 9.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi-LO xxx

9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga – LO xxx 9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan – LO xxx 9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional – LO xxx

9.1.1.01.06 Tunjangan Beras – LO xxx 9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus – LO xxx

9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/lnstruktur/ Narasumber

xxx

Jumlah xxx xxx

5. Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal.

Tahap selanjutnya dari siklus akuntansi di atas adalah membuat jurnal

penyesuaian. Jurnal penyesuaian ini dibuat dengan tujuan melakukan

penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan pengakuan atas

transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Hal ini untuk memastikan

bahwa pendapatan diakui pada periode diperolehnya pendapatan itu

dan beban diakui pada periode terjadinya. Penyesuaian memungkinkan

untuk meiaporkan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas di neraca pada

tanggal neraca dan untuk meiaporkan jumlah surplus atau defisit yang

wajar di laporan operasionai. Neraca saldo di atas mungkin belum

memuat data laporan keuangan yang up-to-date, karena alasan-alasan

berikut.

a. Kejadian-kejadian tertentu, seperti pemakaian bahan pakai habis,

tidak dijurnal setiap hari karena alasan kepraktisan.

Page 67: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

53

b. Beban yang terjadi karena berlalunya waktu, seperti berkurangnya

manfaat gedung, persekot sewa dan asuransi, tidak dijurnal selama

periode akuntansi.

c. Beberapa akun, seperti beban listrik, mungkin belum dicatat karena

tagihan dari PLN belum diterima.

Dengan demikian, jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan

sebagai berikut:

a. Meiaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned)

selama periode akuntansi.

b. Melaporkan semua belanja atau beban yang terjadi selama periode

akuntansi.

c. Melaporkan dengan akurat nilai aset pada tanggal neraca.

d. Melaporkan secara akurat kewajiban pada tanggal neraca.

Jurnal penyesuaian hanya dilakukan dengan membuat jurnal finansial

saja sebagai implementasi basis akrual.

Contoh jurnal penyesuaian:

6. Penyusunan Necara Saldo setelah Penyesuaian

Penyusunan Neraca saldo ini dilakukan setelah jurnal penyesuaian

diposting ke buku besar. Sama halnya dengan Penyusunan Necara

Saldo sebelum Penyesuaian, dilakukan dengan menuliskan kode dan

nama akun beserta saldonya dalann dalam Neraca saldo dengan saldo

debit atau kredit yang sesuai dengan saldo buku besar. Selanjutnya

total kolom debit dan kolom kredit dihitung dan dituliskan di baris paling

bawah untuk menunjukkan kesamaan saldo kolom debit/kredit.

Contoh Neraca Saldo Setelah Penyesuaian:

Persediaan Alat Tulis Kantor xxx

Beban Persediaan alat tulis kantor xxx

Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor xxx

Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat

Bermotor

xxx

Beban Jasa listrik

xxx

Utang Belanja Jasa xxx

Page 68: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

54

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

Per Tanggal 31 Desember 2019 SKPD Dinas Kesehatan

Kode Akun Nama Akun Saldo

Debet Kredit

1.1.3.02.01 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan xxx

1.1.7.01.01 Persediaan AlatTulis Kantor xxx

1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/ Jasa xxx

1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan xxx

1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor xxx

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat

Bermotor xxx

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung

Tempat Kerja xxx

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 xxx

2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat xxx

2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa xxx

3.1.1.01.01 Ekuitas xxx

3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL xxx

3.1.3.01.01 RK PPKD xxx

4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas-LRA xxx

5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi xxx

5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga xxx

5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan xxx

5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional xxx

5.1.1.01.06 Tunjangan Beras xxx

5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus xxx

5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor xxx

5.1.2.24.01 Honorarium Tenaga

Ahli/Narasumber/lnstruktur xxx

5.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan Kendaraan

Dinas Perorangan xxx

8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas-LO xxx

9.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi-LO xxx

9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga – LO xxx

Page 69: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

55

9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan – LO xxx

9.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional – LO xxx

9.1.1.01.06 Tunjangan Beras – LO xxx

9.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus – LO xxx

9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor xxx

9.1.2.03.03 Beban Jasa listrik xxx

9.1.2.25.03 Honorarium Tenaga Ahli/lnstruktur/

Narasumber xxx

9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat

Bermotor xxx

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung

Tempat Kerja xxx

Jumlah xxx xxx

7. Menyusun Laporan Keuangan.

Setelah neraca saldo setelah penyesuaian selesai dibuat, selanjutnya

disusun laporan keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL).

c. Laporan Operasional (LO).

d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).

e. Neraca.

f. Laporan Arus Kas (LAK).

g. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

8. Membuat Jurnal Penutup.

Jurnal penutup dilakukan setelah laporan keuangan disusun. Jurnal

penutup dibuat untuk menihilkan semua akun nominal atau akun

sementara yang dilaporkan dalam LRA dan LO. Hakikatnya jurnal ini

dibuat agar akun-akun sementara tersebut tidak muncul sebagai saldo

awal pada tahun berikutnya di buku besar, karena akun akun tersebut

memang hanya untuk mengakumulasi transaksi selama satu periode.

Jurnal penutup meliputi:

a. Jurnal penutup LRA; Untuk menutup saldo akun-akun LRA.

b. Jurnal penutup LO; Untuk menutup saldo akun-akun LO.

Contoh Jurnal Penutup di SKPD:

Page 70: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

56

Jurnal Penutup LRA:

Jurnal Penutup LO:

Apropriasi Belanja xxx Estimasi Perubahan SAL xxx Estimasi Pendapatan xxx

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas - LRA xxx Surplus/Defisit-LRA xxx

Gaji Pokok PNS/Uang Representasi xxx Tunjangan Keluarga xxx Tunjangan Jabatan xxx Tunjangan Fungsional xxx Tunjangan Beras xxx Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus xxx Belanja alat tulis kantor xxx Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/ Instruktur xxx Belanja Modal Pengadaan Kendaraan Dinas Perorangan xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx Surplus/Defisit-LRA xxx

Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO xxx Surplus/Defisit – LO xxx

Gaji Pokok PNS/Uang Representasi - LO xxx Tunjangan Keluarga – LO xxx Tunjangan Jabatan – LO xxx Tunjangan Fungsional – LO xxx Tunjangan Beras – LO xxx Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - LO xxx Beban Persediaan alat tulis kantor xxx Beban Jasa listrik xxx Honorarium Tenaga Ahli/lnstruktur/ Narasumber

xxx

Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor

xxx

Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja

xxx

Ekuitas xxx Surplus/Defisit – LO xxx

Page 71: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

57

9. Menyusun Neraca Saldo Setelah Jurnal Penutupan.

Jurnal penutup kemudian diposting ke buku besar. Setelah

diposting, saldo di buku besar tersebut akan bernilai nol atau nihil.

Dengan demikian, pada awal tahun berikutnya tidak akan muncul saldo

buku besar bersangkutan. Sehingga dengan demikian, saldo yang ada

hanya saldo akun-akun rill yaitu akun-akun neraca atau persis seperti

yang ditunjukkan di laporan keuangan berupa neraca. Format Neraca

Saldo setelah Penutupan sama persis dengan format Neraca Saldo

sebelum maupun setelah Penyesuaian. Yang berubah hanya judulnya

yakni diganti menjadi Neraca Saldo setelah Penutupan dan angka-angka

yang ada pada Neraca Saldo Setelah Penutupan merupakan saldo

terakhir setelah dilakukan posting jurnal penutup.

Contoh Neraca Saldo Setelah Penutupan:

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Per Tanggal 31 Desember 2019

SKPD Dinas Kesehatan

Kode Akun Nama Akun Saldo

Debet Kredit

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan xxx 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

1.1.3.02.01 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan xxx 1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor xxx 1.3.2.04.01 Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan xxx

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor

xxx

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja

xxx

2.1.1.03.01 Utang PPh 21 xxx 2.1.1.04.01 Utang PPN Pusat xxx 2.1.5.02.01 Utang Belanja Jasa xxx

3.1.1.01.01 Surplus/Defisit-LO xxx 3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL xxx

3.1.2.06.01 Surplus/Defisit-LRA xxx 3.1.3.01.01 RK PPKD xxx

Jumlah xxx xxx

Page 72: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

58

Page 73: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

59

BAB IV

4.1 Peran dan Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) disusun untuk

menyediakan informasi relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh

transaksi Pemerintah Daerah selama satu periode pelaporan. LKPD

terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan

belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,

menilai efektivitas dan efisiensi, dan membantu menentukan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah mempunyai

kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil

yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur

pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas.

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Daerah

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen.

Membantu pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan

fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset

dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi.

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak

untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber

Page 74: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

60

daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan

perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (Intergenerationalequity).

Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah

penerimaan Pemerintah Daerah pada periode laporan cukup untuk

membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah

generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban

pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja.

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan

sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja

yang direncanakan.

Selanjutnya, Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

menyatakan bahwa Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik dengan:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan

sumber daya keuangan.

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah

dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari

pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan

menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya

keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan

Page 75: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

61

anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit, Laporan Operasional (LO),

aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

4.2 Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah

adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu

dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan (PP Nomor 71 Tahun

2010). Asumsi dasar pelaporan keuangan pemerintah terdiri dari:

1. Asumsi kemandirian entitas.

Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap

sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan

laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi

pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya

asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran

dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas

bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca

untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan

atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang

terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atau tidak terlaksananya

program yang telah ditetapkan.

2. Asumsi kesinambungan entitas.

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan

akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah

diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas

pelaporan dalam jangka pendek.

3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan

yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan

agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam

akuntansi.

4.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran

normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat

Page 76: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

62

normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat

memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan (Relevance).

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang

termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna

dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa

kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi

hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan

keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

penggunaannya. Informasi yang relevan apabila:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value).

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu (timeline).

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap (complete).

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan secara lengkap

mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan

kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan

diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan

informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal (Reliable).

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang

andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur (representational faithfulness).

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi dan peristiwa

Page 77: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

63

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability).

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari satu kali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas (neutral).

Informasi yang disajikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

umum dan tidak bias pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan (Comparable).

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna

jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan ekstemal.

Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara ekstemal dapat dilakukan bila entitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila

entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik

daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan

tersebut diungkapkan pada periode teijadinya perubahan.

4. Dapat Dipahami (Understandable).

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan

lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna

untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

4.4 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap

keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam

mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan

andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan

kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi

akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:

Page 78: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

64

1. Materialitas.

Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan

pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria

materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas

dasar laporan keuangan.

2. Pertimbangan biaya dan manfaat.

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya

penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak

semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil

dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan

manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu

juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati

manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di

samping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan

informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya

yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.

3. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai

suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang

diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan

relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara

relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua

karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan

profesional.

4.5 Elemen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa

laporan keuangan (financial statement) pemerintah terdiri dari:

1. Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) yang terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,

dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan

antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Page 79: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

65

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL).

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

2. Laporan finansial (financial reports) yang terdiri dari:

a. Neraca.

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

(pemerintah pusat/daerah) mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas

pada tanggal tertentu.

b. Laporan Operasional (LO).

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi

yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas suati entitas tahun pelaporan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

d. Laporan Arus Kas (LAK).

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo

akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

3. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan laporan yang merinci

atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran

maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan

dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013

tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah, dinyatakan bahwa LRA, LPSAL, LO, Neraca, LPE, dan

CALK harus disusun dan disajikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) untuk SKPD-nya masing-masing. Sedangkan Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selain menyusun LRA, LO, Neraca,

LPE, dan CALK, juga harus menyusun Laporan Arus Kas (LAK). SKPKD

selanjutnya akan melakukan konsolidasi laporan-laporan keuangan SKPD

Page 80: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

66

tersebut menjadi Laporan Keuangan Pemda yang terdiri dari tujuh

komponen seperti telah diuraikan di atas.

Terdapat hubungan antarjenis laporan keuangan Pemda. Pada

laporan pelaksanaan anggaran, terdapat keterkaitan antara Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

(LPSAL) seperti pada gambar berikut ini:

Laporan Realisasi Anggaran

Akun Jumlah (Rp)

Total Pendapatan LRA 12.500.000.000

Total Belanja (10.250.000.000)

Surplus LRA 2.250.000.000

Pembiayaan Neto (1.250.000.000)

SILPA 1.000.000.000

Laporan Perubahan SAL

Akun Jumlah (Rp)

SAL Awal 500.000.000

Silpa Tahun Berjalan 1.000.000.000

SAL Akhir 1.500.000.000

Gambar 4.1. Hubungan antara LRA dan LPSAL

Ilustrasi hubungan LRA dan LPSAL tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa misalnya diperoleh saldo total pendapatan LRA sebesar Rp.

12.500.000.000 dan belanja Rp. 10.250.000.000, maka dapat dihitung

surplus LRA sebesar Rp. 2.250.000.000. Jika pembiayaan neto merupakan

penerimaan pembiayaan dikurangi pengeluaran pembiayaan sebesar

minus Rp. 1.250.000.000, maka diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

Tahun Berjalan (SILPA) sebesar Rp. 1.000.000.000. SILPA tahun berjalan

ini akan masuk ke dalam LPSAL sebagai penambah saldo awal SAL

sebesar Rp. 500.000.000 sehingga diperoleh SAL akhir sebesar Rp.

1.500.000.000.

Page 81: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

67

Selanjutnya, pada laporan pelaksanaan finansial, terdapat keterkaitan

antara Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan

Neraca seperti pada gambar berikut ini:

Laporan Operasional

Akun Jumlah (Rp)

Total Pendapatan LO 12.750.000.000 Total Beban (10.350.000.000) Surplus LO 2.400.000.000

Laporan Perubahan Ekuitas

Akun Jumlah (Rp)

Ekuitas Awal 21.500.000.000 Surplus LO 2.400.000.000

Ekuitas Akhir 23.900.000.000

Neraca

Akun Jumlah (Rp)

Aset 25.500.000.000 Kewajiban 1.600.000.000

Ekuitas 23.900.000.000

Gambar 4.2. Hubungan antara LO, LPE dan Neraca

Ilustrasi hubungan LO dan LPE dan Neraca tersebut di atas dapat

dijelaskan bahwa misalnya dalam Laporan Operasional diketahui total

Pendapatan LO sebesar Rp. 12.750.000.000 dan beban Rp. 10.350.000.000

maka dapat diperoleh Surplus LO sebesar Rp. 2.400.000.000. Surplus LO

ini akan masuk ke dalam Laporan Perubahan Ekuitas sebagai penambah

Ekuitas Awal sebesar Rp. 21.500.000.000 sehingga diperoleh Ekuitas Akhir

sebesar Rp. 23.900.000.000. Ekuitas Akhir ini akan menjadi bagian dari

Neraca. Laporan arus kas (LAK) juga mempunyai keterkaitan dengan LRA

dan Neraca. Saldo kas dalam LAK harus sama dengan saldo SILPA dalam

LRA dan saldo kas yang ada di akun aset dalam Neraca.

Page 82: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

68

Page 83: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

69

BAB V

5.1 Tujuan Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi realisasi dan anggaran entitas pelaporan pada suatu periode tertentu yang disajikan secara tersanding antara anggaran dan realisasinya yang menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

5.2 Manfaat Informasi Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan: 1. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi. 2. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh

yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:

Page 84: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

70

1. Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat. 2. Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBD). 3. Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5.3 Struktur Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga

menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan

pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi

Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,

surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi

Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang

memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan

fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara

anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-

angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi

pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang

masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan

diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi

mengenai: 1) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya, 2)

Cakupan entitas pelaporan, 3) Periode yang dicakup, 4) Mata uang

pelaporan, dan 5) Satuan angka yang digunakan.

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah

dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang

lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi:

1) Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun, dan 2) Fakta

bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan

catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan. Manfaat suatu Laporan

Realisasi Anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada

waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat

dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk

menyajikan laporan keuangan tepat waktu. Suatu entitas pelaporan

menyajikan Laporan Realisasi Anggaran selambat-lambatnya 6 (enam) bulan

setelah berakhirnya tahun anggaran.

Page 85: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

71

Berikut ini disajikan format penyajian Laporan Realisasi Anggaran

(LRA) entitas Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

20X1 Realisasi

20X1 (%)

Realisasi 20X0

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx

4. Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx

5. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx

6. Lain-Iain Pendapatan Asli Daerah yang Sah xxx xxx xx xxx

7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxxx xxxx xx xxxx

8. 9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN

11. Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx

12. Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan xxx xxx xx xxx

13. Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx

14. Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx

15. Jumlah Pendapatan Transfer-Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxxx xxxx xx xxxx

16. 17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – LAINNYA

18. Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx

19. Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx

20. Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19) xxxx xxxx xx xxxx

21. Total Pendapatan Transfer (15 + 20) xxxx xxxx xx xxxx

22.

23. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

24. Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx

25. Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx

26. Pendapatan lainnya xxx xxx xx xxx

27. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (24 s/d 26) xxxx xxxx xx xxxx

28. JUMLAH PENDAPATAN (7 + 21 + 27) xxxx xxxx xx xxxx

29. BELANJA

30. BELANJA OPERASI

31. Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx

32. Belanja Barang xxx xxx xx xxx

33. Bunga xxx xxx xx xxx

34. Subsidi xxx xxx xx xxx

35. Hibah xxx xxx xx xxx

36. Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx

37. Jumlah Belanja Operasi (31 s/d 36) xxxx xxxx xx xxxx

38.

39. BELANJA MODAL

40. Belanja Tanah xxx xxx xx xxx

41. Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx

42. Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx

43. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx

44. Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx

45. Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx

46 Jumlah Belanja Modal (40 s/d 45) xxxx xxxx xx xxxx

Page 86: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

72

PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

20X1 Realissi

20X1 (%) Realissi

20X0

47.

48. BELANJA TAK TERDUGA

49. Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx

50. Jumlah Belanja Tak Terduga (49) xxxx xxxx xx xxxx

51. JUMLAH BELANJA (37 + 46 + 50) xxxx xxxx xx xxxx

52.

53. TRANSFER

54. TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE KAB./KOTA

55. Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx

56. Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx

57. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota xxx xxx xx xxx

58. Jumlah Transfer Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota (56 s/ 57)

xxxx xxxx xx xxxx

59. JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (51 + 58) xxxx xxxx xx xxxx

60.

61 SURPLUS/DEFISIT (28 - 59) xxxx xxxx xx xxxx

62.

63. PEMBIAYAAN

64.

65. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

66. Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx

67. Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx

68. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx

69. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx

70. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

71. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx

72. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx

73. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx xx xxx

74. Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx xx xxx

75. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx

76. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx

77. Penerimaan Kembali Pinj. kepada Pemer. Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

78. Jumlah Penerimaan (66 s/d 77) xxxx xxxx xx xxxx

79.

80. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

81. Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx

82. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx

83. Pembayaran Pokok Pinj. Dalam Negeri-Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx

84. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Pemer.Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

85. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Lembaga Keu. Bank xxx xxx xx xxx

86. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Lemb.Keu. Bukan Bank xxx xxx xx xxx

87. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi xxx xxx xx xxx

88. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya xxx xxx xx xxx

89. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx

90. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx

91. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

92. Jumlah Pengeluaran (81 s/d 91) xxxx xxxx xx xxxx

93. PEMBIAYAAN NETO (78 – 92) xxxx xxxx xx xxxx

94.

95. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (61 + 93) xxxx xxxx xx xxxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

Page 87: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

73

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

20X1 Realissi

20X1 (%)

Realissi 20X0

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx

4. Pendapattan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx

5. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx

6. Lain-Iain Pendapatan Asli Daerah yang Sah xxx xxx xx xxx

7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxxx xxxx xx xxxx

8. 9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN

11. Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx

12. Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan xxx xxx xx xxx

13. Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx

14. Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx

15. Jumlah Pendapatan Transfer-Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxxx xxxx xx xxxx

16. 17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – LAINNYA

18. Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx

19. Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx

20. Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat- Lainnya (18 s/d 19)

xxxx xxxx xx xxxx

21.

22. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

23. Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx Xxx

24. Pendapatan Bagi Hasil lainnya xxx xxx xx Xxx

25. Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxxx xxxx xx Xxxx

26. Total Pendapatan Transfer (15+20+25) xxxx xxxx xx Xxxx 27.

28. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

29. Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx

30. Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx

31. Pendapatan lainnya xxx xxx xx xxx

32. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (29 s/d 31) xxxx xxxx xx xxxx

33. JUMLAH PENDAPATAN (7+26+32) xxxx xxxx xx xxxx

34.

35. BELANJA

36. BELANJA OPERASI

37. Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx

38. Belanja Barang xxx xxx xx xxx

39. Bunga xxx xxx xx xxx

40. Subsidi xxx xxx xx xxx

41. Hibah xxx xxx xx xxx

42. Belanja Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx

43. Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) xxxx xxxx xx xxxx 44.

45. BELANJA MODAL

46. Belanja Tanah xxx xxx xx xxx

47. Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx

48. Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx

49. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx

Page 88: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

74

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

20X1 Realissi

20X1 (%) Realissi

20X0

50. Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx 51. Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx

52. Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxxx xxxx xx xxxx

53. 54. BELANJA TAK TERDUGA

55. Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx

56. Jumlah Belanja Modal (55 s/d 55) xxxx xxxx xx xxxx

57. JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) xxxx xxxx xx xxxx

58. 59. TRANSFER

60. TRANSFER BAGI HASIL KE DESA 61. Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx 62. Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx

63. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx

64. JUMLAH TRANSFER BAGI HASIL KE DESA (61 s/ 63) xxxx xxxx xx xxxx

65. JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57+64) xxxx xxxx xx xxxx

66.

67 SURPLUS/FEFISIT (33 - 65) xxxx xxxx xx xxxx

68.

69. PEMBIAYAAN 70. 71. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

72. Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx 73. Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx 74. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx

75. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx 76. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx 77. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx

78. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx 79. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx xx xxx 80. Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx xx xxx

81. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 82. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx

83. Penerimaan Kembali Pinj. kepada Pemer. Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

84. Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) xxxx xxxx xx xxxx

85. 86. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

87. Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx 88. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx 89. Pembayaran Pokok Pinj. Dalam Negeri-Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx

90. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Pemer.Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx 91. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Lembaga Keu. Bank xxx xxx xx xxx 92. Pembayaran Pokok Pinj. Dlm. Negeri-Lemb.Keu. Bukan Bank xxx xxx xx xxx

93. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi xxx xxx xx xxx 94. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 95. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx

96. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx

97. Jumlah Pengeluaran (87 s/d 96) xxxx xxxx xx xxxx

98. PEMBIAYAAN NETO (84 – 97) xxxx xxxx xx xxxx

99.

100. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67 + 98) xxxx xxxx xx xxxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

Page 89: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

75

5.4 Unsur-Unsur Laporan Realisasi Anggaran

Sebagaimana telah disajikan sebelumnya bahwa Laporan Realisasi

Anggaran Pemerintah Daerah menyajikan informasi tentang realisasi

pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan Pemerintah

Daerah dalam satu periode tertentu. Laporan Realisasi Anggaran sekurang-

kurangnya mencakup pos-pos seperti Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer,

Surplus/defisit-LRA, Penerimaan pembiayaan, Pengeluaran pembiayaan,

Pembiayaan neto, dan Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/

SiKPA). Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan

Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.

Pendapatan Daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Pendapatan Transfer, dan Lain-Iain pendapatan yang Sah. Selengkapnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang dihasilkan dari

daerah itu sendiri, terdiri atas: Pendapatan Pajak Daerah, Pendapatan

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,

dan Lain-lain PAD. Pendapatan Pajak daerah bersumber dari Pajak

hotel, Pajak restaurant dan rumah makan, Pajak hiburan, Pajak reklame,

Pajak penerangan jalan, Pajak bahan galian golongan C, dan Pajak

pemanfaatan air bawah tanah dan pemukiman. Pendapatan Retribusi

Daerah bersumber dari Retribusi jasa umum, Retribusi jasa usaha,

Retribusi perizinan tertentu, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan bersumber dari bagian laba atas pernyertaan modal pada

perusahaan seperti BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, atau Kelompok

usaha masyarakat. Lain-lain PAD dapat bersumber dari jasa giro,

pendapatan bunga, pendapatan denda, dan hasil penjualan kekayaan

daerah yang tidak dipisahkan.

2. Pendapatan Transfer.

Pendapatan transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas

pelaporan lain, seperti pemerintah pusat atau daerah otonom lain dalam

rangka perimbangan keuangan. Transfer dari pemerintah pusat terdiri

atas Dana Perimbangan dan transfer lainnya. Transfer dari Daerah

Otonom lainnya antara lain seperti Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi

Page 90: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

76

ke Kabupaten/Kota untuk Pajak Bahan Bakar, Pajak Pajak Kendaraan

Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Air Bawah

Tanah dan Air Permukaan.

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lainnya selain yang

disebutkan di atas, yang diperkenankan menurut peraturan perundang-

undangan seperti Hibah dan Dana Darurat.

Belanja Daerah terdiri dari, Belanja Operasi, Belanja Modal, dan

Belanja Tak Terduga. Selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-

hari Pemerintah Pusat/Daerah yang memberi manfaat jangka pendek.

Belanja Operasi antara lain meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang

Noninvestasi, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Hibah, Bantuan

Sosial, dan Belanja Operasional Lainnya.

2. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap

dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode

akuntansi. Belanja modal antara lain Belanja Modal untuk perolehan

Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Irigasi, dan

Jaringan, serta Aset Tetap Lainnya.

3. Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang

sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti

penanggulangan Bencana Alam, Bencana Sosial, dan pengeluaran

tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.

Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah menerima

pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat berupa dana Gagi Hasil Pajak,

Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Sementara itu, Pemerintah

Daerah memberikan transfer bagi hasil kepada Pemerintah Desa berupa

Bagi Hasil Pajak dan Retribusi.

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan

pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar

atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan

surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

Page 91: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

77

pinjaman dan hasil divestasi seperti Penggunaan SiLPA, Pencairan Dana

Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Pinjaman

Dalam Negeri - Pemerintah Pusat, Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah

Daerah Lainnya, Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank,

Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank, Pinjaman

Dalam Negeri - Obligasi, Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya, Penerimaan

Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Penerimaan Kembali

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah, dan Penerimaan Kembali Pinjaman

kepada Pemerintah Daerah Lainnya. Sementara, pengeluaran pembiayaan

antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh

pemerintah seperti Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Pemerintah Pusat, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Pemerinyah

Daerah Lainnya, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga

Keuangan Bank, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga

Keuangan Bukan Bank, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Obligasi, Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Pemberian

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah, dan Pemberian Pinjaman kepada

Pemerintah Daerah Lainnya. Pelaksanaan anggaran pembiayaan

merupakan kewenangan Bendahara Umum Daerah (BUD).

Page 92: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

78

Page 93: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

79

BAB VI

6.1 Tujuan Penyusunan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Penyusunan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih bertujuan

untuk menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran

Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saldo

Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi

SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta

penyesuaian lain yang diperkenankan.

6.2 Manfaat Informasi Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dimaksudkan untuk

memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan

pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih

lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LPSAL dalam Catatan atas

Laporan Keuangan. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih merupakan

salah satu komponen laporan keuangan yang disyaratkan oleh standar

akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagaimana diatur dalam PP Nomor

71 Tahun 2010. Sebelumnya standar akuntansi pemerintahan berbasis kas

menuju akrual (PP Nomor 24 Tahun 2005) tidak mensyaratkan Laporan

Perubahan SAL disajikan oleh entitas pemerintahan. Laporan Perubahan SAL

hanya disajikan oleh Bendahara Umum Daerah dan entitas pelaporan yang

menyusun laporan keuangan konsolidasiannya. Unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai Bendahara

Umum Daerah dan/atau sebagai Kuasa Bendahara Umum Daerah.

Page 94: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

80

6.3 Struktur Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih mempunyai keterkaitan dengan

LRA. Setelah LRA selesai disusun, Fungsi Akuntansi Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) selaku konsolidator dapat menyusun Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih ini merupakan akumulasi SILPA periode berjalan dan tahun-tahun

sebelumnya. Dengan demikian, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

baru dapat disusun jika LRA telah selesai disusun. Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih merupakan pelengkap dalam pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran pemerintah. Laporan Perubahan Saldo Anggaran

Lebih hanya disajikan pada entitas pelaporan yaitu Pemerintah Daerah

sehingga SKPD dan PPKD tidak wajib menyusun dan menyajikannya.

Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.

Berikut ini disajikan format penyajian Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih (LPSAL) entitas Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PPROVINSI/KABUPATEN/KOTA LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

1. Saldo Anggaran Lebih Awal xxx xxx

2. Penggunaan SAL Sebagai Penerimaan Pembiayaan

Tahun Berjalan (xxx) (xxx)

3. Subtotal (1 - 2) xxx xxx

4. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/

SiKPA) xxx xxx

5. Subtotal (3 + 4) xxx xxx

6. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya xxx xxx

7. Lain-lain xxx xxx

8. Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) xxx xxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

Page 95: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

81

6.4 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara

komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

1. Saldo Anggaran Lebih Awal, yakni akumulasi SiLPA periode/tahun

sebelumnya.

2. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, yakni SiLPA yang digunakan dalam

periode/tahun berjalan.

3. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun berjalan

(SiLPA/SiKPA), yakni selishi lebih/kurang antara realisasi pendapatan-

LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

dalam APBD selama satu periode pelaporan.

4. Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, yakni kesalahan

pencatatan akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang terjadi

pada periode/tahun anggaran sebelumnya.

5. Lain-Iain, yang dapat mempengaruhi jumlah Saldo Anggaran Lebih.

6. Saldo Anggaran Lebih Akhir, yakni gunggungan atau jumlah akumulasi

SiLPA sampai dengan tanggal pelaporan dan SAL dihasilkan dari

Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

SAL identik dengan aset kas yang berasal dari realisasi

pendapatan-LRA, belanja, serta pembiayaan yang menghasilkan

SiLPA/SiKPA, karena perhitungan SAL adalah berasal dari Laporan

Realisasi Anggaran. SAL bukan dihasilkan dari Laporan Arus Kas, karena di

dalam Laporan Arus Kas juga mencantumkan transaksi transitoris, dimana

transaksi transitoris bukan merupakan transaksi realisasi anggaran, namun

semacam pemindahbukuan kas. SAL merupakan bagian dari ekuitas,

karena di dalam suatu ekuitas juga terdapat aset kas. Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih menyajikan perubahan SAL sedangkan Laporan

Perubahan Ekuitas menyajikan perubahan ekuitas.

Page 96: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

82

Page 97: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

83

BAB VII

7.1 Tujuan Penyusunan Laporan Operasional

Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang

kegiatan operasional keuangan yang tercerminkan dalam Pendapatan-LO,

beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.

Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus

akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) yang disusun

dengan tujuan: (Ratmono dan Solihin, 2015)

1. Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca

mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Laporan pertanggungjawaban anggaran dapat dibedakan dengan

laporan kinerja keuangan.

3. Dapat diketahui kinerja operasional pemerintah untuk periode

pelaporan tertentu.

4. Laporan Operasional mempunyai nilai prediktif karena informasinya dapat

digunakan untuk memprediksi pendapatan LO yang akan diterima untuk

mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang.

7.2 Manfaat Informasi Laporan Operasional

Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh

kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam

Pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas

pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi

Pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas

pemerintahan, sehingga Laporan Operasional menyediakan informasi:

Page 98: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

84

1. Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah

untuk menjalankan pelayanan.

2. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan

kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi.

3. Yang berguna dalam memprediksi Pendapatan-LO yang akan diterima

untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode

mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.

4. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan

ekuitas (bila surplus operasional).

Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam

setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan suatu entitas

berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan dengan suatu periode

yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan informasi

tentang: 1) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun, dan 2)

fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan

catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan. Manfaat Laporan

Operasional berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada

waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak

dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk

menyajikan laporan keuangan tepat waktu.

7.3 Struktur Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan LO,

beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO,

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif. Laporan

Operasional dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang

memuat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selama satu

tahun seperti kebijakan fiskal dan moneter, serta daftar-daftar yang merinci lebih

lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara jelas, dan,

jika dianggap perlu, diulang pada setiap halaman laporan, informasi mengenai:

1) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya, 2) cakupan entitas

pelaporan, 3) periode yang dicakup, 4) mata uang pelaporan, dan 5) satuan

angka yang digunakan. Dalam Laporan Operasional dapat ditambahkan pos,

Page 99: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

85

judul, dan sub jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk

menyajikan Laporan Operasional secara wajar.

Berikut ini disajikan format penyajian Laporan Operasional (LO)

entitas Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0 Kenaikan/ Penurunan

(%)

KEGIATAN OPERASIONAL 1. PENDAPATAN 2. PENDAPATAN ASLI DAERAH 3. Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xx 4. Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xx 5. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan xxx

xxx xxx xx

6. Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xx 7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxx xxx xxx xx

8. 9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN 11. Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx 12. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xx 13. Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xx 14. Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xx

15. Jumlah Pendapatan Transfer-Dana Perimbangan (11 s/d 14)

xxx xxx xxx xx

16. 17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA 18. Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xx 19. Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xx

20. Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19) xxx xxx xxx xx 21. Jumlah PendapatanTransfer (15 + 20) xxx xxx xxx xx

21. 23. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 24. Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xx 25. Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xx 26. Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xx

27. Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (24 s/d 26) xxx xxx xxx xx

28. JUMALAH PENDAPATAN (7 + 21 + 27) xxx xxx xxx xx

29. 30. BEBAN 31. Beban Pegawai xxx xxx xxx xx 32. Beban Persediaan xxx xxx xxx xx 33. Beban Jasa xxx xxx xxx xx 34. Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xx 35. Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xx 36. Beban Bunga xxx xxx xxx xx

Page 100: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

86

PEMERINTAH PROVINSI LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0 Kenaikan/

Penurunan (%)

37. Beban Subsidi xxx xxx xxx xx

38. Beban Hibah xxx xxx xxx xx

39. Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xx

40. Beban Penyusutan xxx xxx xxx xx

41. Beban Transfer xxx xxx xxx xx

42. Beban Lain-lain xxx xxx xxx xx

43. JUMLAH BEBAN (31 s/d 42) xxx xxx xxx xx

44. SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (28 - 43) xxx xxx xxx xx

45.

46. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

47. Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xx

48. Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx

49. Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xx

50. Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx

51. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xx

52. JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL (47 s/d 51) xxx xxx xxx xx

53. SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA

(44 + 52) xxx xxx xxx xx

54.

55. POS LUAR BIASA

56. Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xx

57. Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xx

58. POS LUAR BIASA (56 s/d 57) xxx xxx xxx xx

59. SURPULS/DEFISIT-LO (53 + 58) xxx xxx xxx xx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

Page 101: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

87

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0 Kenaikan/

Penurunan (%)

KEGIATAN OPERASIONAL

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xx

4. Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xx

5. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

xxx xxx xxx xx

6. Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xx

7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxx xxx xxx xx

8.

9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN

11. Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx

12. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xx

13. Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xx

14. Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xx

15. Jumlah Pendapatan Transfer-Dana Perimbangan

(11 s/d 14) xxx xxx xxx xx

16.

17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA

18. Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xx

19. Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xx

20. Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19) xxx xxx xxx xx

21.

22. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

23. Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xx

24. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xx

25. Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi

(23 s/d 24) xxx xxx xxx xx

26. Jumlah PendapatanTransfer (15 + 20 + 25) xxx xxx xxx xx

27.

28. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

29. Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xx

30. Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xx

31. Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xx

32. Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (29 s/d 31) xxx xxx xxx xx

33. JUMALH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxx xxx xxx xx

34.

Page 102: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

88

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0 Kenaikan/ Penurunan

(%)

35. BEBAN 36. Beban Pegawai xxx xxx xxx xx 37. Beban Persediaan xxx xxx xxx xx 38. Beban Jasa xxx xxx xxx xx 39. Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xx 40. Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xx 41. Beban Bunga xxx xxx xxx xx 42. Beban Subsidi xxx xxx xxx xx 43. Beban Hibah xxx xxx xxx xx 44. Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xx 45. Beban Penyusutan xxx xxx xxx xx 46. Beban Transfer xxx xxx xxx xx 47. Beban Lain-lain xxx xxx xxx xx 48. JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xx

49. 50. SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33 - 48) xxx xxx xxx xx

51. 52. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

53. Surplus Penjualan Aset Nonlacar xxx xxx xxx xx 54. Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx 55. Defisit Penjualan Aset Nonlacar xxx xxx xxx xx 56. Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xx 57. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xx 58. JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL (53 s/d 57) xxx xxx xxx xx

59. SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58)

xxx xxx xxx xx

60. 61. POS LUAR BIASA 62. Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xx 63. Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xx 64. POS LUAR BIASA (62 - 63) xxx xxx xxx xx

65. SURPULS/DEFISIT-LO (59 + 64) xxx xxx xxx xx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

7.4 Unsur-Unsur Laporan Operasional

Entitas pelaporan pada Pemerintah Daerah menyajikan Pendapatan-

LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut

sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikan menurut

klasifikasi jenis beban. Klasifikasi Pendapatan-LO menurut sumber

pendapatan maupun klasifikasi beban menurut ekonomi, pada prinsipnya

Page 103: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

89

merupakan klasifikasi yang menggunakan dasar klasifikasi yang sama yaitu

berdasarkan jenis. Unsur-unsur Laporan Operasional terdiri dari:

1. Pendapatan-LO.

Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan

dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO terdiri:

a. Pendapatan Asli Daerah, yakni pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah dibagi

menurut jenis pendapatan terdiri dari Pendapatan Pajak Daerah,

Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Pendapatan Asli Daerah

Lainnya.

b. Pendapatan Transfer, yakni pendapatan berupa penerimaan uang

atau hak untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari suatu

entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-

undangan. Pendapatan transfer terdiri dari Transfer Pemerintah

Pusat-Dana Perimbangan seperti Dana bagi hasil pajak, Dana bagi

hasil sumber daya alam, Dana alokasi umum, dan Dana alokasi

khusus; Transfer Pemerintah Pusat Lainnya seperti Dana otonomi

khusus dan Dana penyesuaian; dan Transfer Pemerintah Provinsi

seperti Pendapatan bagi hasil pajak dan Pendapatan bagi hasil

lainnya.

c. Lain-lain Pendapatan yang Sah, yakni terdiri dari Pendapatan hibah,

Pendapatan dana darurat, dan Pendapatan lainnya.

2. Beban.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

periode 33 pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

pengeluaran atau 34 konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban

teridiri dari Beban pegawai, Beban persediaan, Beban jasa, Beban

pemeliharaan, Beban perjalanan dinas, Beban bunga, Beban subsidi,

Beban hibah, Beban bantuan sosial, Beban penyusutan, Beban transfer,

dan Beban lain-lain.

3. Surplus/Defisit dari Operasi.

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan. Defisit dari

Page 104: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

90

kegiatan operasional adalah selisih kurang antara pendapatan dan

beban selama satu periode pelaporan.

4. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional.

Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional adalah surplus atau

deficit yang bersumber dari kegiatan di luar operasional seperti Surplus

penjualan aset nonlancar, Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka

Panjang, Defisit Penjualan Aset Nonlancar, Defisit Penyelesaian

Kewajiban Jangka Panjang, dan Surplus/Defisit dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya.

5. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa.

Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa adalah Selisih lebih/kurang

antara surplus/defisit dari kegiatan operasional dan surplus/defisit dari

kegiatan non operasional.

6. Pos Luar Biasa.

Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai

karakteristik: 1) kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal

tahun anggaran, 2) tidak diharapkan terjadi berulang-ulang, dan 3)

kejadian diluar kendali entitas pemerintah. Pos Luar Biasa terdiri dari

Pendapatan luar biasa dan Beban luar biasa.

7. Surplus/Defisit-LO.

Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara

surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan

kejadian luar biasa. Saldo Surplus/Defisit-LO pada akhir periode

pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Ekuitas.

Page 105: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

91

BAB VIII

8.1 Tujuan Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas

Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas bertujuan untuk menyajikan

informasi kenaikan atau penurunan Saldo Ekuitas tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas adalah kekayaan bersih

pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

Saldo akhir Ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas akan disajikan pada

akun Ekuitas dalam Neraca Pemerintah Daerah.

8.2 Manfaat Informasi Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas dimaksudkan untuk memberikan

ringkasan atas perubahan Ekuitas Pemerintah selama periode pelaporan

disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas

merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang disyaratkan oleh

standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagaimana diatur dalam

PP Nomor 71 tahun 2010 dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013.

Laporan Perubahan Ekuitas wajib disusun pada tingkat SKPD, PPKD, dan

Pemerintah Daerah. Dengan demikian Laporan Perubahan Ekuitas wajib

disusun dan disajikan baik oleh entitas akuntansi maupun entitas pelaporan

pada Pemerintah Daerah.

8.3 Struktur Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas mempunyai keterkaitan dengan Laporan

Operasional (LO). Dalam penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas, fungsi

akuntansi harus menyusun Laporan Operasional terlebih dahulu karena dalam

Page 106: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

92

Laporan Perubahan Ekuitas terdapat akun Surplus/defisit LO yang dapat

diperoleh jika Laporan Operasional sudah selesai disusun. Struktur Laporan

Perubahan Ekuitas baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.

Berikut ini disajikan format penyajian Laporan Perubahan Ekuitas

(LPE) entitas Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

1. Ekuitas Awal xxx xxx

2. Surpuls/Defisit-LO xxx xxx

3. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/ Kesalahan Mendasar:

4. Koreksi Nilai Persediaan xxx xxx

5. Selisih Revaluasi Aset Tetap xxx xxx

6. Lain-lain xxx xxx

7. Ekuitas Akhir xxx xxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

8.4 Unsur-Unsur Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan secara komparatif dengan

periode sebelumnya pos-pos berikut:

1. Ekuitas Awal, yakni akumulasi Ekuitas periode/tahun sebelumnya.

2. Surplus/defisit-LO, yakni Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan

yang merupakan selisih antara Pendapatan-LO dan beban selama satu

periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan

non operasional dan pos luar biasa.

3. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar, yakni

koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain

berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar seperti:

a. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada

periode sebelumnya.

b. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

Page 107: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

93

c. Dampak kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar

akuntansi lainnya.

4. Ekuitas akhir, yakni jumlah akumulasi Ekuitas sampai dengan pada

tanggal pelaporan.

Selain koreksi nilai persediaan dan revaluasi aset tetap, beberapa

contoh dampak kumulatif perubahan kebijakan akuntansi/kesalahan

mendasar antara lain:

1. Koreksi piutang.

2. Koreksi penyisihan piutang.

3. Koreksi nilai investasi nonpermanen.

4. Penyesuaian hasil sensus aset tetap.

5. Penyesuaian eliminasi R/K SKPD dan R/K PPKD.

6. Koreksi nilai pendapatan pajak.

Page 108: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

94

Page 109: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

95

BAB IX

9.1 Tujuan Penyusunan Neraca

Penyusunan Neraca bertujuan untuk menyajikan informasi posisi

keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada

tanggal tertentu. Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos seperti Kas dan setara kas, Investasi jangka pendek,

Piutang pajak dan bukan pajak, Persediaan, Investasi jangka panjang, Aset

tetap, Kewajiban jangka pendek, Kewajiban jangka panjang, dan Ekuitas.

Neraca Pemerintah Daerah merupakan gabungan (konsolidasi) dari Neraca

seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPPKD) selaku Bendahara Umum Daerah yang ada di

lingkungan Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

9.2 Manfaat Informasi Neraca

Neraca dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang posisi

keuangan Pemerintah Daerah pada tanggal tertentu. Neraca merupakan

salah satu komponen laporan keuangan yang disyaratkan oleh standar

akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagaimana diatur dalam PP

Nomor 71 tahun 2010 dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013. Neraca

wajib disusun pada tingkat SKPD, PPKD, dan Pemerintah Daerah. Dengan

demikian Neraca wajib disusun dan disajikan baik oleh entitas akuntansi

maupun entitas pelaporan pada Pemerintah Daerah.

9.3 Struktur Neraca

Neraca mempunyai keterkaitan dengan Laporan Perubahan Ekuitas

(LPE). Dalam penyusunan Neraca, fungsi akuntansi harus menyusun

Laporan Perubahan Ekuitas terlebih dahulu karena dalam Neraca terdapat

Page 110: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

96

akun Ekuitas yang dapat diperoleh jika Laporan Perubahan Ekuitas sudah

selesai disusun. Struktur Neraca pada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.

Berikut ini disajikan format penyajian Neraca pada entitas

Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

NERACA PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

1. ASET 2. 3. ASET LANCAR 4. Kas di Kas Daerah xxx xxx 5. Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx 6. Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx 7. Investasi Jangka Pendek xxx xxx 8. Piutang Pajak xxx xxx 9. Piutang Retribusi xxx xxx 10. Penyisihan Piutang (xxx) (xxx) 11. Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx 12. Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx 13. Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx 14. Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx 15. Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx 16. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx 17. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx 18. Piutang Lainnya xxx xxx 19. Persediaan xxx xxx 20. Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19) xxx xxx

21. 22. INVESTASI JANGKA PANJANG 23. Investasi Nonpermanen xxx xxx 24. Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx 25. Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx 26. Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx 27. Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx 28. Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 27) xxx xxx

29. Investasi Permanen xxx xxx 30. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx 31. Investasi Permanen Lainnya xxx xxx

32. Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) xxx xxx 33. Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32) xxx xxx

34.

Page 111: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

97

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA NERACA

PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

35. ASET TETAP

36. Tanah xxx xxx

37. Peralatan dan Mesin xxx xxx

38. Gedung dan Bangunan xxx xxx

39. Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx

40. Aset Tetap Lainnya xxx xxx

41. Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx

42. Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)

43. Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) xxx xxx

44.

45. DANA CADANGAN

46. Dana Cadangan xxx xxx

47. Jumlah Dana Cadangan (46) xxx xxx

48.

49. ASET LAINNYA

50. Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx

51. Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx

52. Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx

53. Aset Tak Berwujud xxx xxx

54. Aset Lain-Lain xxx xxx

55. Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) xxx xxx

56.

57. JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) xxx xxx

58.

59. KEWAJIBAN

60.

61. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

62. Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx

63. Utang Bunga xxx xxx

64. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx

65. Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx

66. Utang Belanja xxx xxx

67. Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx

68. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx

69.

Page 112: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

98

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

NERACA

PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

70. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

71. Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx

72. Utang Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx

73. Premium (Diskonto) Obligasi xxx xxx

74. Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx

75. Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) xxx xxx

76. JUMLAH KEWAJIBAN (68 + 75) xxx xxx

77.

78. EKUITAS

79. EKUITAS

80. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (76+79) xxx xxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

9.4 Unsur-Unsur Neraca

Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya

pos-pos berikut:

1. Aset, yakni sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset

Pemerintah Daerah terdiri dari:

a. Aset Lancar, yakni aset yang diharapkan segera untuk

direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12

(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau berupa Kas dan

Setara Kas. Aset Lancar meliputi Kas dan Setara Kas yang berupa

Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Kas di

Bendahara Penerimaan; Investasi Jangka Pendek yang berupa

Deposito Berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan Surat

Berharga yang mudah diperjualbelikan; Piutang yang berupa

Page 113: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

99

Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Penyisihan Piutang, Penyisihan

Piutang, Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara,

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Bagian Lancar

Pinjaman kepada Pemerintah Pusat, Bagian Lancar Pinjaman

kepada Pemerintah Daerah Lainnya, Bagian Lancar Tagihan

Penjualan Angsuran, Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi, dan

Piutang Lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal pelaporan; serta Persediaan yang

berupa barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk

digunakan, misalnya Barang pakai habis seperti Alat Tulis Kantor,

barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan

barang bekas pakai seperti komponen bekas. Sementara Aset

Nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak

berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum

yang diklasifikasikan menjadi Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap,

Dana Cadangan, dan Aset Lainnya.

b. Investasi Jangka Panjang, yakni investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka

panjang terdiri dari investasi nonpermanen dan investasi permanen.

Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan yang meliputi

Pinjaman Jangka Panjang, Investasi dalam Surat Utang Negara,

Investasi dalam Proyek Pembangunan, dan Investasi Nonpermanen

Lainnya. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan yang meliputi

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen

Lainnya.

c. Aset tetap, yakni aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap

terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,

Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam

Pengerjaan, dan Akumulasi Penyusutan.

d. Dana Cadangan, yakni dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat

Page 114: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

100

dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dapat dirinci

menurut tujuan pembentukannya seperti Dana cadangan

pembangunan jembatan, Dana cadangan pembangunan Gedung,

Dana cadangan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada), dan Dana cadangan penyelenggaraan Pekan Olah Raga

Nasional (PON).

e. Aset Lainnya, yakni Aset Nonlancar lainnya yang berupa Tagihan

Penjualan Angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas)

bulan; Tuntutan Ganti Rugi; Kemitraan dengan Pihak Ketiga seperti

Kemitraan dalam pengelolaan Aset Pemerintah yang berupa

Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK); Aset

Tak Berwujud yakni aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan

tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual seperti Software komputer,

Lisensi, Franchise, Hak paten, Hak cipta, Hasil kajian

pengembangan/yang memberikan manfaat jangka panjang, dan

Aktiva Tidak Berwujud yang mempunyai nilai sejarah/budaya

(Heritage); dan Aset Lain-Lain seperti Kas yang dibatasi

penggunaannya dan Barang rusak yang belum dihapus.

2. Kewajiban, yakni utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Kewajiban Pemerintah Daerah terdiri dari:

a. Kewajiban Jangka Pendek, yakni kewajiban yang diharapkan

dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan

yang meliputi Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK), Utang Bunga,

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Pendapatan Diterima

Dimuka, Utang Belanja, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang, yakni kewajiban yang diharapkan

dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan yang meliputi Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan,

Utang Dalam Negeri – Obligasi, Premium (Diskonto) Obligasi

Premium (Diskonto) Obligasi, Utang Jangka Panjang Lainnya.

Pemerintah Daerah dapat tetap mengklasifikasikan Kewajiban

Jangka Panjangnya meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan

untuk diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

Page 115: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

101

tanggal pelaporan jika: a) jangka waktu aslinya adalah untuk periode

lebih dari 12 (dua belas) bulan, b) entitas bermaksud mendanai

kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang,

dan c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian

pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadualan kembali

terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum laporan

keuangan disetujui.

3. Ekuitas, yakni kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal

laporan. Saldo Ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir Ekuitas pada

Laporan Perubahan Ekuitas.

Akun/Pos-pos selain yang disebutkan tersebut di atas disajikan

dalam Neraca jika Standar Akuntansi Pemerintahan mensyaratkan, atau jika

penyajian demikian perlu untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan

suatu entitas pelaporan. Pertimbangan disajikannya pos-pos tambahan

secara terpisah didasarkan pada faktor-faktor berikut ini:

1. Sifat, likuiditas, dan materialitas aset.

2. Fungsi pos-pos tersebut dalam entitas pelaporan.

3. Jumlah, sifat, dan jangka waktu kewajiban.

Pemerintah Daerah sebagai sebuah entitas pelaporan

mengungkapkan, baik dalam Neraca maupun dalam Catatan atas Laporan

Keuangan subklasifikasi pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan

cara yang sesuai dengan operasi entitas yang bersangkutan. Suatu pos

disubklasifikasikan lebih lanjut, bilamana perlu, sesuai dengan sifatnya.

Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca atau di Catatan atas

Laporan Keuangan tergantung pada persyaratan dari Standar Akuntansi

Pemerintahan dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan.

Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya:

1. Piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak

terkait, uang muka, dan jumlah lainnya; piutang transfer dirinci menurut

sumbernya

2. Persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur

akuntansi untuk persediaan

3. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan

standar yang mengatur tentang aset tetap

4. Utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya

Page 116: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

102

5. Dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya

6. Pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan

negara/daerah/ lainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan,

tingkat pengendalian dan metode penilaian.

Page 117: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

103

BAB X

10.1 Tujuan Penyusunan Laporan Arus Kas

Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode

akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi

ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.

Pemerintah Daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan

dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun Laporan Arus Kas untuk

setiap periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen

laporan keuangan pokok.

10.2 Manfaat Informasi Laporan Arus Kas

Informasi Arus Kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di

masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas

taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan Arus Kas juga

menjadi alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar

selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan

lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para

pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas

suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk

likuiditas dan solvabilitas). Informasi arus masuk dan keluar dalam laporan

arus kas berguna untuk melihat transaksi kas di masa lalu dan memprediksi

arus kas di masa yang akan datang. Realisasi arus kas dapat dijadikan

sebagai indikator arus kas di masa yang akan datang. Laporan Arus Kas

hanya disajikan oleh Bendahara Umum Daerah dan entitas pelaporan yang

Page 118: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

104

menyusun laporan keuangan konsolidasiannya. Unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai

Bendahara Umum Daerah dan/atau sebagai Kuasa Bendahara Umum

Daerah.

10.3 Struktur Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menggambarkan arus masuk dan arus keluar

untuk akun kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas masuk

dapat bersumber dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset tetap,

pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman, dan penerimaan atas potongan pembayaran yang

dilakukan pemerintah atau Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Arus kas keluar

dapat berupa pembayaran secara tunai belanja pegawai, belanja modal,

pembayaran cicilan hutang, pemberian pinjaman, pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran kepada pihak

ketiga atas pemotongan yang telah dilakukan.

Pemerintah Daerah dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi

dengan cara: 1) Metode Langsung yakni mengungkapkan pengelompokan

utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto, dan 2) Metode Tidak

Langsung yakni surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi transaksi

operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual)

penerimaan kas atau pembayaran yang lalu/yang akan datang, serta unsur

penerimaan dan pengeluaran dalam bentuk kas yang berkaitan dengan

aktivitas investasi dan pendanaan. Pemerintah Daerah sebaiknya

menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas

operasi. Keuntungan penggunaan metode langsung adalah: 1)

Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di

masa yang akan datang, 2) Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan,

dan 3) Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto

dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi.

Berikut ini disajikan format penyajian Laporan Arus Kas (LAK)

entitas Pemerintah Daerah.

Page 119: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

105

PEMERINTAH PROVINSI

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

1. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

2. Arus Masuk Kas

3. Penerimaan Pajak Daerah xxx xxx

4. Penerimaan Retribusi Daerah xxx xxx

5. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx

6. Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah xxx xxx

7. Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx

8. Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx

9. Penerimaan Dana Alokasi Umum xxx xxx

10. Penerimaan Dana Alokasi Khusus xxx xxx

11. Penerimaan Dana Otonomi Khusus xxx xxx

12. Penerimaan Dana Penyesuaian xxx xxx

13. Penerimaan Hibah xxx xxx

14. Penerimaan Dana Darurat xxx xxx

15. Penerimaan Lainnya xxx xxx

16. Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa xxx xxx

17. Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 16) xxx xxx

18. Arus Keluar Kas

19. Pembayaran Pegawai xxx xxx

20. Pembayaran Barang xxx xxx

21. Pembayaran Bunga xxx xxx

22. Pembayaran Subsidi xxx xxx

23. Pembayaran Hibah xxx xxx

24. Pembayaran Bantuan Sosial xxx xxx

25. Pembayaran Tak Terduga xxx xxx

26. Pembayaran Bagi Hasil Pajak Ke Kabupaten/Kota xxx xxx

27. Pembayaran Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota xxx xxx

28. Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota xxx xxx

29. Pembayaran Kejadian Luar Biasa xxx xxx

30. Jumlah Arus Keluar Kas (19 s/d 29) xxx xxx

31. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (17 - 30) xxx xxx

32. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

33. Arus Masuk Kas

34. Pencairan Dana Cadangan xxx xxx

35. Penjualan atas Tanah xxx xxx

Page 120: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

106

PEMERINTAH PROVINSI

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

36. Penjualan atas Peralatan dan Mesin xxx xxx

37. Penjualan atas Gedung dan Bangunan xxx xxx

38. Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx

39. Penjualan Aset Tetap Lainnya xxx xxx

40. Penjualan Aset Lainnya xxx xxx

41. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx

42. Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen xxx xxx

43. Jumlah Arus Masuk Kas (34 s/d 42) xxx xxx

44. Arus Keluar Kas

45. Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx

46. Perolehan Tanah xxx xxx

47. Perolehan Peralatan dan Mesin xxx xxx

48. Perolehan Gedung dan Bangunan xxx xxx

49. Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx

50. Perolehan Aset Tetap Lainnya xxx xxx

51. Perolehan Aset Lainnya xxx xxx

52. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx

53. Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen xxx xxx

54. Jumlah Arus Keluar Kas (45 s/d 53) xxx xxx

55. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (43 - 54) xxx xxx

56. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

57. Arus Masuk Kas

58. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx

59. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx

60. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx

61. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx

62. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx

63. Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx

64. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx

65. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx

66. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah

Lainnya xxx xxx

67. Jumlah Arus Masuk Kas (58 s/d 66) xxx xxx

68. Arus Keluar Kas

69. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx

Page 121: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

107

PEMERINTAH PROVINSI

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

70. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya

xxx xxx

71. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank

xxx xxx

72. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank

xxx xxx

73. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx

74. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx

75. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx

76. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx

77. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx

78. Jumlah Arus Keluar Kas (69 s/d 77) xxx xxx

79. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (67- 78) xxx xxx

80. ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS xxx

81. Arus Masuk Kas xxx xxx

82. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) xxx xxx

83. Jumlah Arus Masuk Kas (82) xxx xxx

84. Arus Keluar Kas

85. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) xxx xxx

86. Jumlah Arus Keluar Kas (85) xxx xxx

87. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (83 - 86) xxx xxx

88. Kenaikan/Penurunan Kas (31+55+79+87) xxx xxx

89. Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx

90. Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara

Pengeluaran (88+89) xxx xxx

91. Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx

92. Saldo Akhir Kas (90+91) xxx xxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

Page 122: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

108

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

1. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

2. Arus Masuk Kas

3. Penerimaan Pajak Daerah xxx xxx

4. Penerimaan Retribusi Daerah xxx xxx

5. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx

6. Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah xxx xxx

7. Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx

8. Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx

9. Penerimaan Dana Alokasi Umum xxx xxx

10. Penerimaan Dana Alokasi Khusus xxx xxx

11. Penerimaan Dana Otonomi Khusus xxx xxx

12. Penerimaan Dana Penyesuaian xxx xxx

13. Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx

14. Penerimaan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx

15. Penerimaan Hibah xxx xxx

16. Penerimaan Dana Darurat xxx xxx

17. Penerimaan Lainnya xxx xxx

18. Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa xxx xxx

19. Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) xxx xxx

20. Arus Keluar Kas

21. Pembayaran Pegawai xxx xxx

22. Pembayaran Barang xxx xxx

23. Pembayaran Bunga xxx xxx

24. Pembayaran Subsidi xxx xxx

25. Pembayaran Hibah xxx xxx

26. Pembayaran Bantuan Sosial xxx xxx

27. Pembayaran Tak Terduga xxx xxx

28. Pembayaran Bagi Hasil Pajak xxx xxx

29. Pembayaran Bagi Hasil Retribusi xxx xxx

30. Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx

31. Pembayaran Kejadian Luar Biasa xxx xxx

32. Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 31) xxx xxx

33. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (19 - 32) xxx xxx

34. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

35. Arus Masuk Kas

36. Pencairan Dana Cadangan xxx xxx

Page 123: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

109

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

37. Penjualan atas Tanah xxx xxx

38. Penjualan atas Peralatan dan Mesin xxx xxx

39. Penjualan atas Gedung dan Bangunan xxx xxx

40. Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx

41. Penjualan Aset Tetap Lainnya xxx xxx

42. Penjualan Aset Lainnya xxx xxx

43. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx

44. Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen xxx xxx

45. Jumlah Arus Masuk Kas (36 s/d 44) xxx xxx

46. Arus Keluar Kas

47. Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx

48. Perolehan Tanah xxx xxx

49. Perolehan Peralatan dan Mesin xxx xxx

50. Perolehan Gedung dan Bangunan xxx xxx

51. Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx

52. Perolehan Aset Tetap Lainnya xxx xxx

53. Perolehan Aset Lainnya xxx xxx

54. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx

55. Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen xxx xxx

56. Jumlah Arus Keluar Kas (47 s/d 55) xxx xxx

57. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (45 - 56) xxx xxx

58. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

59. Arus Masuk Kas

60. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx

61. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx

62. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx

63. Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx

64. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi xxx xxx

65. Pinjaman Dalam Negeri – Lainnya xxx xxx

66. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx

67. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx

68. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx

69. Jumlah Arus Masuk Kas (60 s/d 68) xxx xxx

70. Arus Keluar Kas

71. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx

Page 124: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

110

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Metode Langsung

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 20X1 20X0

72. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah

Lainnya xxx xxx

73. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan

Bank xxx xxx

74. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan

Bukan Bank xxx xxx

75. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx

76. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx

77. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx

78. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx

79. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx

80. Jumlah Arus Keluar Kas (71 s/d 79) xxx xxx

81. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (69- 80) xxx xxx

82. ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS xxx

83. Arus Masuk Kas xxx xxx

84. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) xxx xxx

85. Jumlah Arus Masuk Kas (84) xxx xxx

86. Arus Keluar Kas

87. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) xxx xxx

88. Jumlah Arus Keluar Kas (87) xxx xxx

89. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (85 - 88) xxx xxx

90. Kenaikan/Penurunan Kas (33+57+81+89) xxx xxx

91. Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx

92. Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara

Pengeluaran (90+91) xxx xxx

93. Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx

94. Saldo Akhir Kas (92+93) xxx xxx

Sumber: PP Nomor 71 Tahun 2010.

10.4 Unsur-Unsur Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan bagian dari Laporan Finansial yang

menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode

tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi, Investasi,

Page 125: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

111

Pendanaan, dan Transitoris. Dengan klasifikasi tersebut, Laporan Arus Kas

memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk

menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas

Pemerintah Daerah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk

mengevaluasi hubungan antar Aktivitas Operasi, Investasi, Pendanaan, dan

Transitoris. Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari

beberapa aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang yang terdiri dari

pelunasan pokok utang dan bunga utang. Pembayaran pokok utang akan

diklasifikasikan ke dalam Aktivitas Pendanaan sedangkan pembayaran

bunga utang pada umumnya akan diklasifikasikan ke dalam Aktivitas

Operasi kecuali bunga yang dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam

Aktivitas Investasi.

Laporan Arus Kas menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos berikut:

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi, yakni arus kas dari aktivitas penerimaan

dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional

pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas bersih aktivitas

operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi

pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai

aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa

mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus masuk kas dari

Aktivitas Operasi diperoleh dari Penerimaan Pajak Daerah, Penerimaan

Retribusi Daerah, Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan, Penerimaan Lain-lain PAD yang sah, Penerimaan Dana Bagi

Hasil Pajak, Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam,

Penerimaan Dana Alokasi Umum, Penerimaan Dana Alokasi Khusus,

Penerimaan Dana Otonomi Khusus, Penerimaan Dana Penyesuaian,

Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak, Penerimaan Bagi Hasil

Lainnya, Penerimaan Hibah, Penerimaan Dana Darurat, Penerimaan

Lainnya, Penerimaan Lainnya, dan Penerimaan dari Pendapatan Luar

Biasa. Arus keluar kas untuk Aktivitas Operasi digunakan untuk

Pembayaran Pegawai, Pembayaran Barang, Pembayaran Bunga,

Pembayaran Subsidi, Pembayaran Hibah, Pembayaran Bantuan Sosial,

Pembayaran Tak Terduga, Pembayaran Bagi Hasil Pajak, Pembayaran

Bagi Hasil Retribusi, Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya, dan

Pembayaran Kejadian Luar Biasa.

Page 126: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

112

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi, yakni arus kas dari aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan

pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam

setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan

dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan

sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan

mendukung pelayanan Pemerintah Daerah kepada masyarakat di masa

yang akan datang. Arus masuk kas dari Aktivitas Investasi terdiri dari

Pencairan Dana Cadangan, Penjualan atas Tanah, Penjualan atas

Peralatan dan Mesin, Penjualan atas Gedung dan Bangunan, Penjualan

atas Jalan, Irigasi dan Jaringan, Penjualan Aset Tetap, Penjualan Aset

Lainnya, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan

Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen. Arus keluar kas dari

aktivitas investasi terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Perolehan

Tanah, Perolehan Peralatan dan Mesin, Perolehan Gedung dan

Bangunan, Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan, Perolehan Aset Tetap

Lainnya, Perolehan Aset Lainnya, Penyertaan Modal Pemerintah

Daerah, dan Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan, yakni arus kas dari aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang yang berhubungan dengan

pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka

panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi

piutang jangka panjang dan utang jangka panjang. Arus kas dari

Aktivitas Pendanaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas

yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka

panjang. Arus masuk kas dari Aktivitas Pendanaan terdiri dari Pinjaman

Dalam Negeri - Pemerintah Pusat, Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah

Daerah Lainnya, Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank,

Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank, Pinjaman

Dalam Negeri - Obligasi, Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya, Penerimaan

Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Penerimaan Kembali

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah, dan Penerimaan Kembali

Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya. Arus keluar kas dari

Aktivitas Pendanaan terdiri dari Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri - Pemerintah Pusat, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

- Pemerintah Daerah Lainnya, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Page 127: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

113

Negeri - Lembaga Keuangan Bank, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank, Pembayaran Pokok Pinjaman

Dalam Negeri - Obligasi, Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

Lainnya, Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Pemberian

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah, dan Pemberian Pinjaman kepada

Pemerintah Daerah Lainnya.

4. Arus Kas dari Aktivitas Transitoris, yakni arus kas dari aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam Aktivitas

Operasi, Investasi, dan Pendanaan. Arus kas dari Aktivitas Transitoris

mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak

mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus

kas dari Aktivitas Transitoris antara lain transaksi Perhitungan Fihak

Ketiga (PFK), pemberian/penerimaan kembali Uang Persediaan

kepada/dari Bendahara Pengeluaran, serta kiriman uang. PFK

menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari

Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga

misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan

mutasi kas antar rekening Kas Umum Daerah. Arus masuk kas dari

Aktivitas Transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerimaan transitoris

seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan

dari bendahara pengeluaran. Arus keluar kas dari Aktivitas Transitoris

meliputi pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris seperti kiriman

uang keluar dan pemberian uang persediaan kepada bendahara

pengeluaran.

5. Saldo Akhir Kas, yakni jumlah kas Pemerintah Daerah Pada tanggal

pelaporan. Jumlah Saldo Akhir Kas dalam Laporan Arus Kas sama

dengan jumlah Kas yang dilaporkan dalam Neraca yang terdiri dari Kas

di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Kas di Bendahara

Penerimaan.

Penerimaan dan pengeluaran yang tercantum dalam Laporan Arus

Kas sama dengan penerimaan dan pengeluaran yang ada dalam Laporan

Realisasi Anggaran. Pendapatan dan belanja, serta penerimaan dan

pengeluaran pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran diakui

berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas di Kas Daerah karena basis

yang dianut dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran adalah basis kas.

Namun demikian, terdapat transaksi keuangan Pemerintah Daerah yang

Page 128: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

114

menimbulkan penerimaan dan pengeluaran kas tetapi tidak dianggarkan,

sehingga tidak tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi

tersebut disebut transaksi transitoris, yakni penerimaan kas untuk dan atas

nama pihak lain yang harus diserahkan kembali kepada pihak tersebut

yang dikenal dengan istilah transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).

Transaksi ini merupakan arus masuk dan keluar kas dan mempengaruhi

posisi kas tetapi tidak masuk dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Transaksi Transitoris menjadi unsur yang membedakan Laporan

Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Hal lain yang membedakan

adalah penyajian penerimaan dan pengeluaran kas dalam Laporan Arus

Kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas keuangan pemerintahan

sedangkan penyajian dalam Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan

berdasarkan jenis belanja.

Page 129: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

115

BAB XI

11.1 Tujuan Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan

Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk

meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan

pemahaman yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah. Catatan

atas Laporan Keuangan menyajikan informasi penting secara lengkap yang

dapat menjadi sumber informasi yang sangat relevan dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu, Catalan atas Laporan Keuangan menguraikan

berbagai hal yang dianggap penting yang telah mempengaruhi penyajian

komponen-komponen laporan keuangan yang meliputi informasi umum

tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi, informasi tentang ekonomi

makro, informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ikhtisar pencapaian

kinerja, kebijakan akuntansi yang penting, serta informasi tambahan lainnya

yang dianggap perlu.

11.2 Manfaat Informasi Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan

dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk

pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Laporan Keuangan

mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi

kesalahpahaman di antara pembacanya. Oleh karena itu, untuk menghindari

kesalahpahaman, atas sajian laporan keuangan harus dibuat Catatan atas

Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam

memahami Laporan Keuangan. Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh

persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa dengan

orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami

Page 130: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

116

konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan

sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti

laporan keuangan perusahaan. Pembahasan umum dan referensi ke pos-pos

laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan. Selain

itu, pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan

akan dapat membantu pembaca menghindari kesalahpahaman dalam

memahami laporan keuangan. Setiap entitas pelaporan pada Pemerintah

Daerah diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.

11.3 Struktur dan Unsur Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian

informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang

diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti

kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam rangka

pengungkapan yang memadai, Penyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

tentang Catatan atas Laporan Keuangan mengatur bahwa Catatan atas

Laporan Keuangan wajib mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi.

2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro.

3. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut

kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

4. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan

kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

5. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar

muka laporan keuangan.

6. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

7. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang

tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Page 131: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

117

Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan

mengikuti pernyataan standar akuntansi berlaku yang mengatur tentang

pengungkapan untuk pos-pos yang terkait. Misalnya, Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan tentang Persediaan mengharuskan pengungkapan

kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.

Meskipun Penyataan Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Catatan atas

Laporan Keuangan tidak membatasi secara ketat struktur dan cakupan

pengungkapan, untuk memudahkan pembaca dalam memahami laporan

keuangan, pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan dapat

disajikan secara narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau bentuk lain

yang lazim yang mengikhtisarkan secara ringkas dan padat kondisi dan

posisi keuangan entitas pelaporan dan hasil-hasilnya selama satu periode.

Berikut ini disajikan format penyajian Catatan atas Laporan

Keuangan (CALK) entitas Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah

1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah 1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan pemerintah daerah

Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD 2.1 Ekonomi makro

2.2 Kebijakan keuangan 2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD

Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan pemerintah daerah 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan pemerintah daerah 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah

ditetapkan

Bab IV Kebijakan akuntansi 4.1 Entitas akuntansi / entitas pelaporan keuangan daerah

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah

4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah

4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada pemerintah daerah

Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan pemerintah daerah 5.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan

pemerintah daerah

Page 132: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

118

5.1.1 Pendapatan – LRA 5.1.2 Belanja

5.1.3 Transfer 5.1.4 Pembiayaan 5.1.5 Pendapatan – LO

5.1.6 Beban 5.1.7 Aset

5.1.8 Kewajiban 5.1.9 Ekuitas Dana

5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada pemerintah daerah

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemerintah daerah Bab VII Penutup

Sumber: Permendagri Nomor 64 Tahun 2013

11.4 Unsur-Unsur Laporan Arus Kas

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Operasional dan Laporan Arus Kas dapat mempunyai referensi silang

dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan

Arus Kas menyajikan secara sistematis unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pendahuluan, yany terdiri dari:

a. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan yang menyajikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan

keuangan.

b. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan yang menyajikan

memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang

berlaku sebagai landasan hukum penyusunan laporan keuangan.

c. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan yang

menyajikan penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas

laporan keuangan.

2. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja

APBD, yang terdiri dari:

a. Ekonomi makro yang menyajikan penjelasan mengenai asumsi

makro ekonomi yang dijadikan landasan penyusunan APBD dan

perkembangannya dalam Perubahan APBD sampai dengan

Page 133: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

119

pelaksanaan APBD akhir tahun anggaran. Informasi yang disajikan

memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro periode berjalan

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun anggaran

sebelumnya. Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan asumsi makro

ekonomi yang membawa dampak terhadap peningkatan atau

penurunan (fluktuasi) asumsi yang ditetapkan.

b. Kebijakan keuangan yang menyajikan penjelasan mengenai

kebijakan keuangan yang ditetapkan pemerintah daerah sampai

dengan akhir tahun anggaran yang berimplikasi terhadap

perubahan posisi Neraca dan Laporan Arus Kas. Informasi yang

disajikan memuat tentang posisi dan kondisi keuangan periode

berjalan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun

anggaran sebelumnya. Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai

faktor-faktor yang melatarbelakangi ditempuhnya kebijakan

keuangan oleh pemerintah daerah sehingga terjadinya perubahan

terhadap posisi neraca dan laporan arus kas.

c. Pencapaian target kinerja APBD yang menyajikan penjelasan

mengenai keberhasilan pencapaian target kinerja APBD yang

dicerminkan melalui indikator keberhasilan pelaksanaan program dan

kegiatan pada tahun pelaporan menurut urusan pemerintahan daerah.

Indikator pencapaian target kinerja menyajikan informasi tentang

pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan yang

dilaksanakan. Dalam bagian ini dijelaskan juga faktor pendorong

tercapainya tingkat keberhasilan (efektifitas dan efisiensi) atau faktor

penghambat tidak tercapainya indikator target kinerja program dan

kegiatan yang telah ditetapkan baik yang bersifat dapat dikendalikan

maupun yang tidak dapat dikendalikan (force majeur).

3. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan, yang menyajikan ikhtisar

realisasi pencapaian target kinerja APBD menurut urusan pemerintahan

daerah, berupa gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi

program dan kegiatan yang dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik

dan/atau diagram. Selain itu, perlu diuraikan hambatan dan kendala

yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

4. Kebijakan Akuntansi yang terdiri dari:

Page 134: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

120

a. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah yang

menyajikan informasi tentang organisasi yang ditetapkan sebagai

entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah.

b. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

yang menyajikan ikan informasi tentang penerapan kebijakan basis

akrual dalam pelaporan keuangan.

c. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan

keuanganyang menyajikan informasi tentang penerapan kebijakan

basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan

daerah (aset, kewajiban, dan ekuitas). Dalam bagian ini harus

disajikan proses penetapan nilai setiap aset, kewajiban, dan ekuitas.

Informasi pengukuran pos-pos laporan keuangan sebagaimana

dimaksud harus dengan jelas menggambarkan nilai perolehan

historis, yaitu aset harus dicatat/diukur sebesar pengeluaran kas dan

setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan

untuk memperoleh aset tersebut, kewajiban dicatat/diukur sebesar

nilai nominal dan ekuitas dana dicatat/diukur sebesar selisih antara

aset dengan kewajiban.

d. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang

ada dalam standar akuntansi pemerintah Menyajikan informasi

tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan

akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos laporan keuangan

sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Contoh:

Telah Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan:

- Pengakuan aset tetap berdasarkan harga perolehan

Belum mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan:

- Aset tetap belum dilakukan penyusutan.

5. Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan yang terdiri dari:

a. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan

keuangan yang terdiri dari:

1) Pendapatan-LRA yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan pos Pendapatan-LRA yang terdiri atas Pendapatan

Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Iain Pendapatan

yang Sah.

2) Belanja yang menyajikan informasi tentang rincian dan

Page 135: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

121

penjelasan pos belanja yang terdiri atas Belanja Pegawai,

Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Bunga, Belanja Subsidi,

Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, dan

Belanja Tidak Terduga.

3) Transfer yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan pos Transfer/Bagi Hasil yang terdiri atas Bagi Hasil

Pajak, Bagi Hasil Retribusi, dan Bagi Hasil Pendapatan Lainnya.

4) Pembiayaan yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan pos pembiayaan yang terdiri atas Pembiayaan

Penerimaan yang meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan

(Aset) Daerah yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah,

Penerbitan Obligasi Daerah, Penerimaan Kembali Pinjaman

Daerah, serta Penerimaan Piutang; dan Pembiayaan

Pengeluaran yang meliputi Pembentukan Dana Cadangan,

Pembayaran Pokok Utang, Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah, dan Pemberian Pinjaman.

5) Pendapatan-LO yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan atas pos-pos Pendapatan-LO yang terdiri atas

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-

Iain Pendapatan yang Sah.

6) Beban yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan pos belanja yang terdiri atas Beban Pegawai, Beban

Barang, Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban

Bantuan Sosial, Beban Bagi Hasil, dan Beban Tidak Terduga.

7) Aset yang menyajikan informasi tentang rincian dan penjelasan

pos aset yang terdiri atas Aset Lancar, Investasi Jangka

Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan, dan Aset Iain-Iain.

8) Kewajiban yang menyajikan informasi tentang rincian dan

penjelasan pos kewajiban yang terdiri atas Kewajiban Jangka

Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang.

9) Ekuitas.

10) Komponen-komponen laporan arus kas, yang terdiri atas Arus

Kas Aktivitas Operasi, Arus Kas Aktivitas Investasi, Arus Kas

Aktivitas Pendanaan, dan Arus Kas Aktivitas Transitoris.

Page 136: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

122

b. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan

belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk

entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual, yang

menyajikan informasi tentang kebijakan akuntansi yang diharuskan

oleh pernyataan standar akuntansi pemerintahan. Pengungkapan

atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan

penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan

rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas

pelaporan yang menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi ditujukan

untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja kuangan

dengan laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi dimulai

dengan penambahan atau pengurangan ekuitas yang berasal dari

laporan kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.

6. Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan, yang menyajikan

informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian

manapun dari laporan keuangan, yaitu:

a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat

entitas tersebut berada.

b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.

c. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan

operasionalnya.

d. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan.

e. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh mana-

jemen baru.

f. Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca.

g. Penggabungan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan.

h. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya

pemogokan yang harus ditanggung pemerintah.

7. Penutup, yang yang menyajikan uraian penutup yang dapat berupa

simpulan-simpulan penting tentang laporan keuangan.

Page 137: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

123

BAB XII

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, suatu aset diklasifikasikan

sebagai aset lancar jika: a) diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai,

atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal

pelaporan, atau b) berupa kas dan setara kas. Semua aset selain yang

termasuk dalam a) dan b), diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. Aset

lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan

persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito

berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang

mudah diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak,

retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang

lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal pelaporan. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang

dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti

alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan

pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

12.1 Akuntansi Kas

12.1.1 Definisi Kas

Kas merupakan aset pemerintah paling lancar (likuid) dan aktif. Sifat

lancar kas ditunjukkan dengan kemudahan dan kecepatan untuk diubah

menjadi aset lain sesuai kebutuhan, sebagai alat pembayaran atau untuk

memenuhi kewajiban. Kas disebut sebagai aset lancar paling aktif karena

semua transaksi keuangan pemerintah pada umumnya akan berhubungan

dengan penerimaan atau pengeluaran kas (Martani, 2012).

Page 138: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

124

Kas didefinisikan sebagai uang tunai dan saldo simpanan di bank

yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan

(PP Nomor 71 Tahun 2010). Berdasarkan definisi tersebut, wujud kas dapat

dibedakan atas uang tunai dan saldo simpanan di bank. Kas berupa uang

tunai, terdiri atas uang kertas dan logam dalam mata uang rupiah dan mata

uang asing yang dikuasai oleh pemerintah. Kas berbentuk saldo simpanan di

bank adalah uang pada seluruh rekening bank yang dikuasai pemerintah

yang dapat digunakan setiap saat. Uang yang berada dalam pengelolaan

pemerintah tidak semua dapat diakui sebagai Kas dan disajikan pada

laporan keuangan sebagai aset lancar. Uang dalam pengelolaan pemerintah

disajikan sebagai aset non lancar apabila uang tersebut tidak memenuhi

definisi aset lancar dan definisi kas pada PSAP Nomor 01 tentang Penyajian

Laporan Keuangan. Sebagai contoh, uang pemerintah yang penggunaannya

dibatasi, atau sengaja dialokasikan untuk kebutuhan khusus.

Setara kas didefinisikan sebagai investasi jangka pendek yang

sangat likuid yang siap direalisasikan/diubah menjadi kas serta bebas dari

risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lain. Untuk memenuhi

persyaratan setara kas, investasi jangka pendek yang termasuk dalam

setara kas harus segera dapat diubah menjadi tunai kas dalam jumlah yang

dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Suatu

investasi disebut setara kas jika investasi dimaksud mempunyai masa jatuh

tempo 3 (tiga) bulan atau kurang terhitung sejak tanggal perolehan

investasi, misalnya deposito berjangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan, dan

investasi yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa biaya signifikan.

12.1.2 Pengelolaan Kas

Pengelolaan kas pada pemerintah mengacu pada PP Nomor 39

Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah beserta peraturan-

peraturan pelaksana terkait. Pada umumnya saldo kas pemerintah

bertambah karena adanya pendapatan atau penerimaan pembiayaan, atau

penerimaan transfer atau transaksi penerimaan lainnya/non anggaran.

Saldo kas berkurang apabila terdapat belanja atau pengeluaran

pembiayaan, atau pengeluaran transfer atau transaksi pengeluaran

lainnya/non anggaran.

Page 139: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

125

Kas pemerintah daerah disebut juga uang Pemda, yaitu uang yang

dikuasai oleh Bendahara Umum Daerah meliputi rupiah dan valuta asing.

Uang daerah terdiri dari uang dalam Kas Daerah dan uang pada Bendahara

Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran. Pengelola Uang Daerah meliputi:

(1) Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah pejabat yang diberi tugas untuk

melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yaitu Kepala Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), (2) Bendahara Penerimaan, dan (3)

Bendahara Pengeluaran. Kas dalam Kas Daerah berada di bawah

penguasaan BUD yang disimpan pada Rekening Kas Umum Daerah

(RKUD). Pembukaan RKUD dilakukan oleh Kepala SKPKD selaku BUD

pada Bank Sentral dan/atau Bank Umum yang ditunjuk oleh Gubernur/

Bupati/Walikota. RKUD ditujukan untuk menampung seluruh penerimaan

daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang

ditetapkan.

Saldo kas di Kas Daerah akan bertambah apabila terdapat aliran kas

masuk ke RKUD yang antara lain berasal dari: (1) penyetoran kas

pendapatan asli daerah dari Bendahara Penerimaan; (2) penyetoran

pengembalian sisa uang persediaan dari Bendahara Pengeluaran; (3)

penerimaan pendapatan daerah, antara lain Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Iain- lain pendapatan daerah yang sah; (4) penerimaan

pembiayaan, antara lain penerimaan pinjaman daerah, hasil penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan dan penerimaan pelunasan piutang; dan

(5) penerimaan daerah lainnya, antara lain penerimaan perhitungan pihak

ketiga. Saldo kas di Kas Daerah akan berkurang apabila terdapat aliran kas

keluar dari RKUD yang antara lain berasal dari: (1) transfer uang persediaan

ke rekening bendahara pengeluaran; (2) belanja daerah, antara lain belanja

bagi hasil, belanja bantuan sosial, belanja hibah; (3) pengeluaran

pembiayaan, antara lain pembayaran pokok utang, penyertaan modal

pemerintah daerah, dan pemberian pinjaman; dan (4) pengeluaran daerah

lainnya, antara lain pengeluaran perhitungan pihak ketiga (Buletin Teknis

SAP Nomor 4 Tahun 2013).

Bendahara Penerimaan diangkat oleh Kepala Daerah (Gubernur/

Bupati/ Walikota) untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka

pelaksanaan anggaran pendapatan pada SKPD di lingkungan pemerintah

daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

gubernur/bupati/walikota memberi izin kepada kepala SKPD di lingkungan

Page 140: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

126

pemerintah daerahnya untuk membuka rekening penerimaan pada Bank

Umum yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Saldo kas di

Bendahara Penerimaan dapat terdiri dari kas tunai dan kas di rekening

penerimaan. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan akan bertambah apabila

terdapat uang masuk dari penerimaan pendapatan umumnya dalam bentuk

Pendapatan Asli Daerah, dan saldo Kas di Bendahara Penerimaan akan

berkurang apabila terdapat uang keluar yang berasal dari transfer

penerimaan pendapatan ke RKUD. Sesuai dengan ketentuan bahwa kas

yang berasal dari seluruh Pendapatan Asli Daerah yang ditampung di

rekening penerimaan setiap hari disetor seluruhnya ke RKUD oleh

bendahara penerimaan. Dalam hal penyetoran belum dapat dilakukan

setiap hari, Gubernur/Bupati/Walikota mengatur penyetoran secara berkala.

Apabila karena alasan tertentu masih terdapat uang daerah pada

Bendahara Penerimaan yang belum disetor ke kas daerah pada tanggal

neraca, maka jumlah tersebut dilaporkan dalam neraca sebagai Kas di

Bendahara Penerimaan.

Bendahara Pengeluaran SKPD ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk

mengelola Uang Persediaan (UP). SKPD dapat diberikan UP sebagai uang

muka kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Kepala

Daerah dapat memberikan izin pembukaan rekening pengeluaran pada

Bank Umum untuk menampung UP kepada SKPD. Dalam hal pengelolaan

UP tersebut, pada setiap awal tahun anggaran Gubernur/Bupati/Walikota

mengangkat Bendahara Pengeluaran pada SKPD. UP hanya digunakan

untuk jenis pengeluaran yang tidak dapat dilakukan langsung oleh kepala

SKPD kepada pihak yang menyediakan barang dan/atau jasa. Rekening

pengeluaran SKPD tersebut selain mengelola uang persediaan juga

mengelola uang yang akan digunakan sebagai belanja SKPD dalam bentuk

tambahan uang persediaan, atau dana LS yang dikelola oleh bendahara

pengeluaran SKPD. Rekening pengeluaran SKPD dapat dibuka atas nama

bendahara pengeluaran SKPD dan bendahara pengeluaran pembantu.

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran terdiri dari kas tunai dan kas di

rekening pengeluaran. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran akan

bertambah apabila terdapat aliran uang masuk yang antara lain berasal

dari: (1) transfer uang persediaan dan/atau dana LS yang dikelola oleh

bendahara pengeluaran dari RKUD; (2) penerimaan uang pengembalian

belanja; (3) penerimaan jasa giro; dan (4) penerimaan uang potongan pajak

Page 141: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

127

yang dipungut oleh bendahara pengeluaran. Saldo Kas di Bendahara

Pengeluaran akan berkurang apabila terdapat aliran uang keluar, yang

antara lain berasal dari: (1) realisasi belanja daerah; (2) penyetoran uang

pengembalian belanja; dan (3) penyetoran uang Bendahara Penerimaan

diangkat oleh Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) untuk

melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran

pendapatan pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah. Untuk

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Gubernur/Bupati/Walikota

memberi izin kepada kepala SKPD di lingkungan pemerintah daerahnya

untuk membuka rekening penerimaan pada Bank Umum yang ditetapkan

oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Saldo kasdi Bendahara Penerimaan dapat

terdiri dari kas tunai dan kas di rekening penerimaan. Saldo Kas di

Bendahara Penerimaan akan bertambah apabila terdapat uang masuk dari

penerimaan pendapatan umumnya dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah,

dan saldo Kas di Bendahara Penerimaan akan berkurang apabila terdapat

uang keluar yang berasal dari transfer penerimaan pendapatan ke RKUD.

Sesuai dengan ketentuan bahwa kas yang berasal dari seluruh Pendapatan

Asli Daerah yang ditampung di rekening penerimaan setiap hari disetor

seluruhnya ke RKUD oleh bendahara penerimaan. Dalam hal penyetoran

belum dapat dilakukan setiap hari, Gubernur/Bupati/Walikota mengatur

penyetoran secara berkala. Apabila karena alasan tertentu masih terdapat

uang daerah pada Bendahara Penerimaan yang belum disetor ke kas

daerah pada tanggal neraca, makajumlah tersebutdilaporkan dalam neraca

sebagai Kas di Bendahara Penerimaan.

Bendahara Pengeluaran SKPD ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk

mengelola Uang Persediaan (UP). SKPD dapat diberikan UP sebagai uang

muka kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Kepala

Daerah dapat memberikan izin pembukaan rekening pengeluaran pada

Bank Umum untuk menampung UP kepada SKPD. Dalam hal pengelolaan

UP tersebut, pada setiap awal tahun anggaran Gubernur/Bupati/Walikota

mengangkat Bendahara Pengeluaran pada SKPD. UP hanya digunakan

untuk jenis pengeluaran yang tidak dapat dilakukan langsung oleh kepala

SKPD kepada pihak yang menyediakan barang dan/atau jasa. Rekening

pengeluaran SKPD tersebut selain mengelola uang persediaan juga

mengelola uang yang akan digunakan sebagai belanja SKPD dalam bentuk

tambahan uang persediaan, atau dana LS yang dikelola oleh bendahara

Page 142: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

128

pengeluaran SKPD. Rekening pengeluaran SKPD dapat dibuka atas nama

bendahara pengeluaran SKPD dan bendahara pengeluaran pembantu.

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran terdiri dari kas tunai dan kas di

rekening pengeluaran. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran akan

bertambah apabila terdapat aliran uang masuk yang antara lain berasal

dari: (1) transfer uang persediaan dan/atau dana LS yang dikelola oleh

bendahara pengeluaran dari rekening kas umum daerah (RKUD); (2)

penerimaan uang pengembalian belanja; (3) penerimaan jasa giro; dan (4)

penerimaan uang potongan pajak yang dipungut oleh bendahara

pengeluaran. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran akan berkurang apabila

terdapat aliran uang keluar, yang antara lain berasal dari: (1) realisasi

belanja daerah; (2) penyetoran uang pengembalian belanja; dan (3)

penyetoran uang potongan pajak yang dipungut oleh bendahara

pengeluaran ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

Sebagai bagian dari pertanggungjawaban, bendahara pengeluaran

wajib menyetorkan sisa uang persediaan paling lambat pada hari kerja

terakhir di bulan terakhir tahun anggaran. Bukti setoran sisa uang

persediaan harus dilampiri sebagai bukti pertanggungjawaban. Apabila

masih terdapat uang persediaan yang belum disetorkan ke RKUD sampai

dengan tanggal Neraca, maka harus dilaporkan sebagai Kas di Bendahara

Pengeluaran. Dalam pelaksanaan belanja daerah, Bendahara Pengeluaran

juga bertindak sebagai wajib pungut atas transaksi keuangan yang

dikenakan pajak pemerintah seperti PPh 21 dan PPN, di mana uang atas

potongan pajak tersebut harus segera disetorkan ke RKUN. Apabila

sampai dengan tanggal Neraca masih terdapat uang dalam pengelolaan

Bendahara Pengeluaran yang berasal dari potongan pajak pemerintah

daerah, jumlah tersebut harus dilaporkan/disajikan di dalam Neraca

sebagai Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran.

12.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Kas

Transaksi kas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

transaksi penerimaan kas dan transaksi pengeluaran kas. Transaksi

penerimaan kas adalah transaksi yang menambah saldo uang

negara/daerah. Transaksi pengeluaran kas adalah transaksi yang

mengurangi saldo uang negara/daerah. Transaksi penerimaan kas dapat

berupa:

Page 143: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

129

1. Transaksi Pendapatan. Penerimaan kas bersumber dari pendapatan terdiri

dari Pendapatan Asli Daerah, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

2. Transaksi Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan pembiayaan antara lain

berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil

privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman

yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lain,

pencairan dana cadangan, dan hasil penjualan kekayaan negara/daerah

yang dipisahkan.

3. Transaksi Penerimaan Transfer. Penerimaan transfer atau transfer

masuk misalnya penerimaan dana perimbangan dan dana bagi hasil

dari pemerintah pusat/provinsi.

4. Transaksi Penerimaan Lainnya/Non Anggaran. Penerimaan lainnya

antara lain berupa penerimaan perhitungan pihak ketiga.

Transaksi pengeluaran kas dapat dipengaruhi oleh:

1. Transaksi Belanja Negara/Daerah. Belanja daerah antara lain Belanja

Pegawai, Belanja barang dan jasa, dan Belanja Modal.

2. Transaksi Pengeluaran Pembiayaan. Pengeluaran pembiayaan antara

lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal

pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun

anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan

3. Transaksi Pengeluaran Transfer. Pengeluaran transfer atau transfer

keluar lain dalam pemerintahan seperti pengeluaran dana perimbangan

oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

4. Transaksi Pengeluaran Lainnya/Non Anggaran. Pengeluaran Lainnya/Non

Anggaran antara lain pengeluaran perhitungan pihak ketiga.

Kas yang berasal dari pendapatan diakui pada saat: (a) kas tersebut

diterima di Rekening Kas Umum Daerah; atau (b) kas tersebut diterima di

Bendahara Penerimaan, apabila Bendahara Penerimaan merupakan bagian dari

BUD; atau (c) pengesahan atas penerimaan pendapatan. Penerimaan kas dari

pendapatan dicatat sebesar nilai nominal kas yaitu sebesar nilai rupiah yang

diterima atau disahkan. Apabila penerimaan kas dalam mata uang asing dan

diterima dalam rekening mata uang asing, sesuai paragraf 62 PSAP Nomor 02

tentang Laporan Realisasi Anggaran, transaksi tersebut dicatat dalam mata uang

rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs

tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Sebagai ilustrasi, pencatatan

penerimaan kas dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 150.000.000.

Page 144: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

130

Jurnal di SKPD:

Jurnal finansial:

Kas di Bendahara Penerimaan Rp. 150.000.000

Pendapatan Pajak Daerah-LO Rp. 150.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 150.000.000

Pendapatan Pajak Daerah-LRA Rp. 150.000.000

Apabila telah dilakukan penyetoran penerimaan pajak tersebut ke rekening

Kas Umum Daerah, jurnal yang dibuat adalah:

RK PPKD Rp. 150.000.000

Kas di Bendahara Penerimaan Rp. 150.000.000

Jurnal di PPKD selaku BUD:

Kas di Kas Daerah Rp. 150.000.000

RK SKPD Rp. 150.000.000

Belanja pemerintah pada umumnya dilakukan melalui mekanisme

uang persediaan (UP) dan pembayaran langsung (LS). Kas yang

dikeluarkan untuk belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari

Rekening Kas Umum Daerah. Pengeluaran kas dicatat sebesar nilai nominal

yaitu sebesar nilai rupiah dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

Apabila pengeluaran kas dalam mata uang asing dan dikeluarkan dari

rekening pemerintah dalam mata uang asing, maka pencatatan

pengeluaran tunai dalam mata uang asing tersebut dalam rupiah

menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah

tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai

kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja yang tidak mungkin dilakukan

melalui mekanisme pembayaran langsung. Apabila terdapat ketentuan

yang menyatakan bahwa pada akhir tahun anggaran sisa UP yang belum

digunakan harus disetor, maka sisa UP tersebut harus disetorkan ke

Rekening Kas Umum Daerah. Sebagai ilustrasi, pengeluaran kas sebesar

Rp. 45.000.000 untuk belanja yang dilakukan melalui mekanisme UP akan

dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Jurnal di SKPD:

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 45.000.0000

RK PPKD Rp. 45.000.0000

Page 145: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

131

Jurnal finansial saat kas digunakan untuk pembayaran beban:

Beban .......... Rp. 45.000.0000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 45.000.0000

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja ……. Rp. 45.000.0000

Perubahan-SAL Rp. 45.000.0000

Jurnal di PPKD selaku BUD:

RK SKPD Rp. 45.000.0000

Kas di Kas Daerah Rp. 45.000.0000

Pembayaran langsung adalah mekanisme pengeluaran kas untuk belanja

dari Rekening Kas Umum Daerah secara langsung kepada pihak ketiga (atas

dasar perikatan atau surat keputusan) atau kepada bendahara pengeluaran.

Pada saat pembayaran langsung kepada pihak ketiga. Pada saat Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) terbit, BUD akan mengirimkan uang sejumlah

yang tercantum di SP2D secara langsung ke bank pihak ketiga sesuai dengan

persyaratan yang ada. Termasuk dalam perhitungan SP2D tersebut adalah

potongan atas pajak-pajak sesuai peraturan yang berlaku.

Jurnal di SKPD:

Belanja ….…... Rp. 60.000.000

RK PPKD Rp. 60.000.000

Jurnal di PPKD selaku BUD:

RK SKPD Rp. 60.000.000

Kas di Kas Daerah Rp. 60.000.000

Selain itu, pada saat yang sama BUD juga akan menjurnal

penerimaan kas yang berasal dari potongan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

seperti PPh, PPN, luran Wajib Pegawai Negeri, dan sebagainya.

Kas di Kas Daerah Rp. 5.000.000

Utang PFK Rp. 5.000.000

12.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Kas

Seluruh uang yang dikuasai pemerintah dilaporkan dalam Neraca, dan

dapat disajikan dalam kelompok aset lancar dan aset non lancar berdasarkan

dari karakteristik uang tersebut. Jika uang memenuhi definisi aset lancar yaitu

suatu aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki

untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal

pelaporan, dan memenuhi definisi kas pada paragraf 8 PSAP 01 tentang

Page 146: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

132

Penyajian Laporan Keuangan, yang mendefinisikan kas sebagai uang tunai

dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan pemerintahan, maka uang tersebut diklasifikasikan

sebagai Aset Lancar. Penyajian uang sebagai aset lancar pada neraca

tergantung pada dua kriteria, yaitu apakah uang tersebut (a) merupakan hak

pemerintah dan (b) telah melalui mekanisme APBN/D. Uang pada Aset Lancar

disajikan sebagai Kas dan Setara Kas.

Uang yang disajikan pada aset non Lancar merupakan uang yang tidak

memenuhi definisi aset lancar yaitu suatu aset yang diharapkan segera untuk

dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua

belas) bulan sejak tanggal pelaporan, dan uang yang tidak memenuhi definisi

kas menurut paragraf 8 PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan yaitu

uang tunai dan saldo simpanan di Bank yang dapat digunakan setiap saat

untuk membiayai kegiatan pemerintah. Uang tersebut diklasifikasikan dalam

kelompok aset nonlancar, yang disajikan secara terpisah dari saldo kas dan

setara kas pada aset lancar. Penyajian uang pada aset nonlancar tergantung

pada tiga kriteria, yaitu apakah uang tersebut (a) merupakan hak pemerintah,

(b) dicadangkan untuk tujuan tertentu, dan (c) dibatasi/tidak penggunaannya.

Uang pada aset nonlancar dapat disajikan sebagai dana cadangan, aset yang

dibatasi penggunaannya, dan aset nonlancar lainnya. Selanjutnya kas

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) yang merinci

saldo-saldo kas yang disajikan dalam Neraca.

Berikut adalah contoh penyajian Kas pada Neraca Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

3. ASET LANCAR

4. Kas di Kas Daerah 2.525.000.000 2.430.000.000

5. Kas di Bendahara Pengeluaran 225.000.000 310.000.000

6. Kas di Bendahara Penerimaan 150.000.000 175.000.000

…………….

Page 147: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

133

12.2 Akuntansi Piutang

12.2.1 Definisi Piutang

Piutang adalah hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum

diterima pembayarannya. Piutang di lingkungan pemerintahan pada umumnya

terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian

pinjaman serta transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka

pelaksanaan kegiatan pemerintahan (PP Nomor 71 Tahun 2010).

12.2.2 Klasifikasi Piutang

Piutang berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Piutang Pungutan Pendapatan.

a. Piutang Pajak.

Piutang Pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak

sebagaimana diatur dalam undang-undang perpajakan atau

peraturan daerah tentang perpajakan, yang belum dilunasi sampai

dengan akhir periode laporan keuangan. Sesuai kewenangannya,

ada perbedaan jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Timbulnya

piutang perpajakan, dapat diketahui berdasarkan Surat Ketetapan

Pajak yang belum dilakukan pembayarannya atau baru dilakukan

pembayaran sebagian oleh wajib pajak pada saat laporan keuangan

disusun. Selain itu, tunggakan pajak terjadi karena perbedaan

penetapan pajak dalam SKP dengan jumlah yang telah dilunasi oleh

WP. Selanjutnya kekurangan bayar itu diwujudkan dengan terbitnya

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB). Surat

ketetapan ini merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan

besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi,

dan jumlah yang masih harus dibayar.

b. Piutang Retribusi.

Retribusi dipungut oleh pemerintah daerah karena pemberian ijin

atau jasa kepada orang pribadi atau badan. Berdasarkan UU yang

mengatur tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis retribusi

daerah berdasarkan objeknya, antara lain: a. Jasa Umum; b. Jasa

Usaha; Perizinan Tertentu. Piutang retribusi timbul apabila sampai

Page 148: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

134

tanggal laporan keuangan ada tagihan retribusi sebagaimana

tercantum dalam Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau

dokumen lain yang dipersamakan, yang belum dilunasi oleh wajib

bayar retribusi.

c. Piutang Pendapatan Asli Daerah Lainnya.

Piutang karena potensi PAD lainnya dapat terdiri dari hasil

pengelolaan kekayaan yang dipisahkan seperti bagian laba BUMD

dan lain-lain PAD seperti bunga, penjualan aset yang tidak

dipisahkan pengelolaannya, tuntutan ganti rugi, denda, penggunaan

aset/pemberian jasa pemda dan sebagainya.

2. Piutang Berdasarkan Perikatan.

a. Pemberian Pinjaman.

Piutang karena pemberian pinjaman timbul sehubungan dengan

adanya pinjaman yang diberikan pemerintah kepada pemerintah

lainnya, perorangan, BUMD, perusahaan swasta, atau organisasi

lainnya. Ketentuan dan persyaratan timbulnya piutang, dituangkan

dalam suatu naskah perjanjian pinjaman antara pihak-pihak terkait,

dan pengakuan timbulnya piutang, dilakukan pada saat terjadi

realisasi pengeluaran dari kas negara/daerah. Piutang tersebut

berkurang apabila terjadi penerimaan angsuran pokok pinjaman di

rekening kas negara/daerah. Apabila dalam perjanjian pinjaman

diatur mengenai denda, bunga, biaya komitmen, maka setiap akhir

periode pelaporan harus diakui adanya piutang atas bunga, denda

dan biaya komitmen yang harus dikenakan untuk periode berjalan

yang terutang sampai dengan tanggal pelaporan.

b. Piutang Penjualan Kredit.

Piutang yang timbul dari penjualan, pada umumnya berasal dari

peristiwa pemindahtanganan barang milik negara/daerah.

Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dapat dilakukan

dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan

sebagai modal pemerintah setelah memenuhi ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Timbulnya piutang atau hak untuk

menagih, harus didukung dengan bukti yang sah mengenai

pemindahtanganan barang milik negara/ daerah.

Page 149: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

135

c. Kemitraan.

Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik

Negara/Daerah, misalnya tanah atau bangunan yang menganggur

(idle), satuan kerja diperkenankan untuk melakukan kemitraan

dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan

prinsip saling menguntungkan. Kemitraan dengan pihak lain antara

lain dapat berupa perjanjian sewa, kerjasama pemanfaatan, Bangun

Guna Serah (BGS) dan Bangun Serah Guna (BSG). Pada umumnya

selama masa waktu yang disepakati pemerintah memperoleh

pendapatan berdasarkan kesepakatan yang disetujui terlebih dahulu

dalam perjanjian. Berdasarkan naskah perjanjian, dapat diketahui

adanya hak tagih pemerintah. Piutang atas peristiwa ini timbul pada

saat diitandatanganinya perjanjian kemitraan yang menimbulkan hak

tagih kepada entitas dan dicatat sebagai aset di neraca.

3. Piutang Transfer Antar Pemerintahan.

Dalam rangka perimbangan keuangan, baik perimbangan vertikal

maupun horizontal, mengakibatkan adanya transfer antar pemerintahan.

Transfer ini dapat berupa transfer dari Pemerintah Pusat ke pemerintah

daerah, pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota, maupun

antar pemerintah kabupaten/kota. Transfer pendapatan ini dilakukan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti saat

ini adalah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah berikut

peraturan pelaksanaannya.

4. Piutang Kerugian Negara/Daerah.

Piutang atas kerugian Negara sering disebut sebagai piutang Tuntutan

Ganti Rugi (TGR) dan Tuntutan Perbendaharaan (TP). Tuntutan Ganti

Rugi dikenakan oleh atasan langsung kepada orang, pegawai negeri

ataupun bukan pegawai negeri yang bukan bendaharawan yang karena

lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian

Negara/daerah. Tuntutan Perbendaharaan ditetapkan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau

perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.

5. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

Aset berupa piutang di neraca harus terjaga agar nilainya sama dengan

nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Alat untuk

Page 150: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

136

menyesuaikan adalah dengan melakukan penyisihan piutang tidak

tertagih. Kebijakan penyisihan piutang tidak tertagih harus dirumuskan

dengan sikap penuh hati-hati. Sikap kehati-hatian ini sangat diperlukan

agar kebijakan ini mampu menghasilkan nilai yang diharapkan dapat

ditagih atas piutang yang ada per tanggal neraca. Penyisihan piutang

diperhitungkan dan dibukukan dengan periode yang sama timbulnya

piutang, sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-betul

diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak

tertagih dapat diprediksi berdasarkan pengalaman masa lalu dengan

melakukan analisis terhadap saldo-saldo piutang yang masih

outstanding. Berhubung kolektibilitas piutang harus dipertimbangkan

sebagai suatu loss contingency, maka metode penyisihan merupakan

suatu hal yang memungkinkan untuk menjaga aset dari kemungkinan

kerugian yang dapat diperhitungkan secara rasional (Buletin Teknis SPA

Nomor 16 Tahun 2014).

12.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Piutang

Pengakuan piutang yang berasal dari pendapatan negara, didahului

dengan pengakuan terhadap pendapatan yang mempengaruhi piutang

tersebut. Untuk dapat diakui sebagai piutang yang berasal dari peraturan

perundangundangan, harus dipenuhi kriteria: 1) Telah diterbitkan surat

ketetapan; dan/atau 2) Telah diterbitkan surat penagihan dan telah

dilaksanakan penagihan. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih

dari pemberian pinjaman, penjualan kredit dan kemitraan, dapat diakui

sebagai piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila memenuhi

kriteria: 1) Didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan

kewajiban secara jelas, 2) Jumlah piutang dapat diukur dengan andal.

Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai naskah perjanjian

penjualan yang terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan.

Apabila dalam perjanjian dipersyaratkan adanya potongan pembayaran,

maka nilai piutang harus dicatat sebesar nilai bersihnya. Piutang yang

timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan dalam

naskah perjanjian kemitraan.

Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan

perundangundangan adalah: 1) Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi

sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan

Page 151: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

137

berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan, 2) Disajikan

sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari

setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk

WP yang mengajukan banding, 3) Disajikan sebesar nilai yang belum

dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih

proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis hakim

Pengadilan Pajak, 4) Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasikan (net realizable value) untuk piutang yang tidak diatur dalam

undang-undang tersendiri dan kebijakan penyisihan piutang tidak tertagih

telah diatur oleh Pemerintah.

Pengukuran atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan piutang

yang berasal dari perikatan pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang

dikeluarkan dari kas negara/daerah dan/atau apabila berupa barang/jasa

harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa

tersebut. Apabila dalam naskah perjanjian pinjaman diatur mengenai

kewajiban bunga, denda, commitment fee dan atau biaya-biaya pinjaman

lainnya, maka pada akhir periode pelaporan harus diakui adanya bunga,

denda, commitment fee dan/atau biaya lainnya pada periode berjalan yang

terutang (belum dibayar) sampai dengan akhir periode pelaporan.

Sebagai ilustrasi, misalnya untuk piutang pendapatan, pencatatan

piutang dapat dilakukan pada akhir tahun jika terdapat Surat Ketetapan

Pajak dan Retribusi Daerah serta Lain-Lain PAD yang Sah yang belum

dilunasi maka PPK SKPD membuat jurnal finansial:

Piutang Pajak Daerah Rp. 135.000.000

Pendapatan Pajak Daerah-LO Rp. 135.000.000

Piutang Retribusi Daerah Rp. 120.000.000

Pendapatan Retribusi Daerah-LO Rp. 120.000.000

Piutang Lain-lain PAD yang Sah Rp. 105.000.000

Lain-lain PAD yang Sah Rp. 105.000.000

Misalnya pada akhir tahun ditetapkan bahwa penyisihan piutang tak tertagih

dihitung sebesar Rp. 45.000.000 maka akan dijurnal:

Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Rp. 45.000.000

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Rp. 45.000.000

Page 152: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

138

12.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Piutang

Piutang yang berasal dari peraturan perundang-undangan disajikan

di neraca sebagai Aset Lancar. Penyajian piutang dan tagihan yang berasal

dari pemberian pinjaman, jual beli, pemberian jasa, dan kemitraan disajikan

dalam neraca sebagai Aset Lancar atau Aset Lainnya sesuai dengan

tanggal jatuh temponya. Pengungkapan piutang disajikan dan diungkapkan

secara memadai. Informasi mengenai akun piutang diungkapkan secara

cukup dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi dimaksud dapat

berupa: Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian; Pengakuan

dan pengukuran piutang; Rincian jenis-jenis saldo menurut umur untuk

mengetahui tingkat kolektibilitasnya; Penjelasan atas penyelesaian piutang

masih di Pemda atau sudah diserahkan penagihannya kepada KPKNL; dan

Tuntutan ganti rugi/perbendaharaan yang masih dalam proses

penyelesaian, baik melalui cara damai maupun pengadilan. Dalam hal

terdapat barang/uang yang disita oleh Negara/Daerah sebagai jaminan

maka hal ini wajib diungkapkan.

Berikut adalah contoh penyajian kas pada Neraca Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

3. ASET LANCAR

…………

8. Piutang Pajak 135.000.000 130.000.000

9. Piutang Retribusi 120.000.000 110.000.000

10. Penyisihan Piutang (45.000.000) (40.000.000)

16. Bagian Lancar Tagihan 55.000.000 50.000.000

18. Piutang Lainnya 115.000.000 105.000.000

…………

Page 153: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

139

12.3 Akuntansi Persediaan

12.3.1 Definisi Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,

dan barang barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat (PP Nomor 71 Tahun 2010).

12.3.2 Klasifikasi Persediaan

Persediaan merupakan aset yang berupa:

1. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka

kegiatan operasional pemerintah.

2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam

proses produksi.

3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat.

4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan

disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis

kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan

barang bekas pakai seperti komponen bekas. Pada umum komponen

terbesar persediaan pemerintah adalah Alat Tulis Kantor (ATK). Namun

demikian, persediaan dapat juga terdiri dari:

1. Barang konsumsi.

2. Amunisi.

3. Bahan untuk pemeliharaan.

4. Suku cadang.

5. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga.

6. Pita Cukai dan leges.

7. Bahan baku.

8. Barang dalam proses/setengah jadi.

9. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

10. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan

strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan

berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang

Page 154: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

140

dimaksud diakui sebagai persediaan. Hewan dan tanaman untuk dijual

atau diserahkan kepada masyarakat antara lain berupa sapi, kuda, ikan,

benih padi, dan bibit tanaman.

12.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Persediaan

Pengakuan persediaan menggunakan dua kriteria yaitu: 1) pada

saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan

mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, 2) pada saat

diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil

inventarisasi fisik.

Prinsip pengukuran persediaan menurut PP Nomor 71 Tahun 2010

menyatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:

1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.

Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya

pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara

langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan

harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.

Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan

yang terakhir diperoleh. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal

yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya

perolehan terakhir.

2. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.

Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan

persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan

secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada

saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.

3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi/rampasan.

Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian

kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan

transaksi wajar. Persediaan hewan dan tanaman yang

dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar.

Metode pencatatan persediaan menurut Permendagri Nomor 64

Tahun 2013 terdiri dari:

1. Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan

membutuhkan kontrol yang besar, seperti obat-obatan. Dengan metode

Page 155: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

141

perpetual, pencatatan dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan

keluar, sehingga nilai/jumlah persediaan selalu ter-update.

2. Metode Periodik, untuk persediaan yang penggunaannya sulit

diidentifikasi, seperti alat tulis kantor (ATK). Dengan metode ini,

pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi penambahan, sehingga

tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah persediaan akhir

diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode.

Sebagai ilustrasi perbedaan pencatatan dengan metode perpetual

dan metode fisik, misalnya terjadi transaksi pembelian persediaan senilai

Rp. 25.000.000. Selama periode tersebut pemakaian persediaan senilai Rp.

22.500.000 sehingga sisa persediaan pada akhir periode senilai Rp.

2.500.000. Atas transaksi tersbut, maka pencatatan persediaan adalah

sebagai berikut:

Metode Perpetual:

Persediaan Rp. 25.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 25.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Beban Persediaan Rp. 22.500.000

Persediaan Rp. 22.500.000

(Jurnal saat pemakaian)

Pada metode ini tidak perlu dilakukan penyesuaian nilai persediaan

akhir periode.

Metode Periodik:

Persediaan Rp. 25.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 25.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Beban Persediaan Rp. 22.500.000

Persediaan Rp. 22.500.000

(Jurnal saat penyesuaian akhir periode)

Pada metode ini tidak perlu dilakukan pencatatan saat pemakaian

persediaan.

Untuk penilaian persediaan entitas pemerintahan daerah dapat

menggunakan:

1. Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang.

2. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak

material dan bermacam-macam jenis.

Page 156: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

142

Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 menyatakan bahwa persediaan

dinilai dengan metode FIFO. Harga pokok dari barang-barang yang pertama kali

dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama kali. Sehingga

nilai persediaan akhir dihitung dimulai dari harga pembelian terakhir. Dengan

pengaturan ini maka Pemda harus menggunakan metode FIFO.

Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah akrual mensyaratkan

penghitungan dan penyajian beban persediaan. Beban persediaan dicatat

sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan beban

persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional. Dalam hal

persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan

dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit

sesuai metode penilaian yang digunakan. Dalam hal persediaan dicatat secara

periodik, maka pengukuran persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik,

yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan

persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit

sesuai dengan metode penilaian persediaan.

Sebagai ilustrasi pencatatan beban persediaan adalah sebagai berikut.

Dinas Kebersihan memiliki saldo awal persediaan alat tulis kantor (ATK) tahun

2019 senilai Rp. 35.000.000. Selama tahun 2019 persediaan yang ATK yang dibeli

sebesar Rp. 250.000.000. Pencatatan persediaan ATK menggunakan metode

periodik. Pada akhir periode, setelah dilakukan penghitungan persediaan yang

masih tersisa sebesar Rp. 25.000.000. Dengan demikian pemakaian persediaan

selama peride tersebut senilai Rp. 260.000.000. Jurnal untuk mencatat pembelian

dan penyesuaian akhir periode adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Persediaan Rp. 250.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 250.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Beban Persediaan Rp. 260.00.000

Persediaan Rp. 260.000.000

(Jurnal saat penyesuaian akhir periode)

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja Barang Rp. 250.000.000

Perubahan SAL Rp. 250.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Tidak ada Jurnal saat penyesuaian akhir periode.

Page 157: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

143

Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu

pendekatan aset dan pendekatan beban. Ilustrasi penjurnalan di atas

adalah menggunakan pendekatan aset karena ketika pembelian terjadi

dicatat sebagai aset (persediaan didebit). Dalam pendekatan aset,

pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai atau

dikonsumsi. Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan yang

maksud penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi atau untuk

maksud berjaga-jaga. Contohnya antara lain adalah persediaan alat tulis

kantor di Dinas Kebersihan dan persediaan obat di Dinas Kesehatan. Dalam

pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung dicatat

sebagai beban persediaan (beban persediaan didebit). Pendekatan beban

digunakan untuk persediaan yang akan segera digunakan misalnya untuk

suatu kegiatan seperti seminar, pelatihan, dan sebagainya. Contoh

penjurnalan persediaan dengan menggunakan metode beban untuk kasus

di atas adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Beban Persediaan Rp. 250.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 250.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Beban Persediaan Rp. 10.000.000

Persediaan Rp. 10.000.000

(Jurnal saat penyesuaian akhir periode)

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja Barang Rp. 250.000.000

Perubahan SAL Rp. 250.000.000

(Jurnal saat pembelian)

Tidak ada Jurnal saat penyesuaian akhir periode.

12.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan

Persediaan disajikan sebagai aset lancar dalam neraca. Persediaan

dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Pengungkapan

informasi tentang persediaan minimal meliputi:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.

Page 158: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

144

2. Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang

atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang

yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan

barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk

dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

3. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

Berikut adalah contoh penyajian kas pada Neraca Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

3. ASET LANCAR

…………

19. Persediaan 525.000.000 535.000.000

…………

Page 159: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

145

BAB XIII

13.1 Akuntansi Investasi

13.1.1 Definisi Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat

ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga

dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat (PP Nomor 71 Tahun 2010). Pemerintah melakukan

investasi dimaksudkan antara lain untuk memperoleh pengendalian atas

suatu badan usaha dalam rangka melaksanakan kebijakan fiskal/publik,

untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti,

dan/atau manfaat sosial dalam jangka panjang atau memanfaatkan dana

untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

13.1.2 Klasifikasi Investasi

Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan

sertifikat atau dokumen lain yang dipersamakan. Hakikat suatu investasi dapat

berupa pembelian surat utang, instrumen ekuitas dan penyertaan

saham/kepemilikan. Investasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Investasi jangka pendek.

Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera

dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang.

Pada umumnya investasi jangka pendek ditujukan dalam rangka

manajemen kas untuk memanfaatkan dana yang belum digunakan.

Investasi jangka pendek umumnya berisiko rendah atau bebas dari

perubahan atau pengurangan harga yang signifikan.

Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka

pendek antara lain adalah: 1) Investasi yang dibeli pemerintah dalam

Page 160: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

146

rangka mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian surat

berharga saham untuk menambah kepemilikan modal saham pada

suatu badan usaha, 2) Investasi yang dibeli pemerintah untuk tujuan

menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain,

misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu

lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan

partisipasi pemerintah, atau 3) Investasi yang tidak dimaksudkan untuk

dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara

lain: 1) Deposito berjangka waktu lebih dari tiga sampai dengan dua belas

bulan dan/atau dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits), 2)

Surat Utang Negara (SUN) jangka pendek dan Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), 3) Saham diperoleh dengan tujuan dijual kembali dalam tempo 12

bulan atau kurang setelah tanggal neraca, atau 4) Reksa dana.

2. Investasi jangka Panjang.

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki lebih dari 12 bulan. Investasi jangka panjang dibagi menurut

sifat penanamannya yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi

permanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara berkelanjutan. Misalnya: 1) penyertaan modal

pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan internasional dan

badan usaha lainnya yang bukan milik negara, 2) investasi permanen

lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan

atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Investasi nonpermanen merupakan investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Misalnya: 1)

pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah,

2) penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan

kepada pihak ketiga, 3) dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka

pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir

kepada kelompok masyarakat, dan 4) investasi nonpermanen lainnya,

yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara

berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk

penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Page 161: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

147

Klasifikasi investasi jangka panjang sebagai permanen atau

nonpermanen tergantung dari makna berkelanjutan. Pengertian berkelanjutan

adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat

untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan pengertian tidak

berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12

(dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada

niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.

13.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Investasi

Pengeluaran kas, penerimaan hibah dalam bentuk investasi, dan

perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila

memenuhi kriteria: 1) kemungkinan manfaat ekonomi atau manfaat sosial

atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut

dapat diperoleh pemerintah, 2) nilai perolehan atau nilai wajar investasi

dapat diukur secara memadai (reliable).

Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas untuk

memperoleh investasi dan/atau konversi aset untuk memperoleh investasi,

dan penerimaan hibah dalam bentuk investasi memenuhi kriteria

pengakuan investasi, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya

manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan

datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal.

Kepastian bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial

yang akan diperoleh, memerlukan suatu keyakinan (assurance) bahwa

suatu entitas akan mempero leh manfaat dari aset tersebut dan akan

menanggung risiko yang mungkin timbul.

Kriteria pengakuan investasi biasanya dapat dipenuhi karena adanya

transaksi pertukaran atau pembelian yang didukung dengan bukti yang

menyatakan/ mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam hal tertentu,

suatu investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehannya,

atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang

demikian, penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.

Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya

penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi

harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam

rangka perolehan investasi tersebut. Investasi nonpermanen dalam bentuk

pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak

dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Investasi

Page 162: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

148

nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/ penyelamatan

perekonomian, dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan,

misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan.

Terdapat tiga metode penilaian investasi pemerintah yaitu:

1. Metode biaya.

Dengan metode ini investasi dicatat sebesar biaya perolehan.

Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang

diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan

usaha/badan hukum yang terkait.

2. Metode ekuitas.

Dengan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar

biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau

rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen

dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai

investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga

diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah,

misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing

serta revaluasi aset tetap.

3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk

kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.

Penggunaan ketiga metode di atas menggunakan kriteria berikut:

1. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya.

2. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi

memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas.

3. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.

4. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih

yang direalisasikan.

Kriteria di atas menggunakan persentase kepemilikan. Namun, dalam

kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan

merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian

investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of

influence) atau pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri adanya

pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:

1. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris

2. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi

Page 163: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

149

3. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi

perusahaan investee

4. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

Pemilihan metode penilaian investasi karenanya harus memperhatikan

ciri-ciri pengaruh atau pengendalian. Hasil investasi yang diperoleh dari

investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi,

dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan dicatat

sebagai pendapatan. Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari

penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode

biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila

menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang

diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan

mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang

diterima tidak akan menambah nilai investasi pemerintah.

Sebagai ilustrasi, berikut adalah transaksi investasi jangka pendek

pemerintah. Pada tanggal 1 April 2019, Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera menempatkan dananya sebesar Rp. 400.000.000 pada deposito

berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (automatic revolving deposits) di

Bank XYZ dengan bunga 5% per tahun. Pada tanggal 30 September 2019

diterima bunga deposito sebesar Rp. 10.000.000 (6/12 x 5% x Rp.

400.000.000). Sampai dengan akhir tahun 2019 deposito tersebut belum

dicairkan. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai

berikut:

Jurnal finansial:

Investasi Jangka Pendek Rp. 400.000.000

Kas di Kas Daerah Rp. 400.000.000

(Jurnal saat investasi/ 1 April 2019)

Kas di Kas Daerah Rp. 10.000.000

Pendapatan Bunga-LO Rp. 10.000.000

(Jurnal saat penerimaan bunga/ 30 September 2019)

Piutang Bunga Rp. 5.000.000

Pendapatan Bunga-LO Rp. 5.000.000

(3/12 x 5% x Rp. 400.000.000 = Rp. 5.000.000)

(Jurnal saat penyesuaian/ 31 Desember 2019)

Page 164: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

150

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal saat investasi/ 1 April 2019

Perubahan SAL Rp. 10.000.000

Pendapatan Bunga-LO Rp. 10.000.000

(Jurnal saat penerimaan bunga/ 30 September 2019)

Tidak ada Jurnal saat penyesuaian/ 31 Desember 2019.

Selanjutnya, berikut adalah ilustrasi pencatatan investasi jangka

panjang. Pada 1 Juli 2019, Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera melakukan

penanaman modal permanen dengan membeli saham PT. ABC dengan nilai

investasi Rp. 20.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%.

Kepemilikan bertujuan secara berkelanjutan sehingga PT. ABC menjadi BUMD.

Selama tahun 2019 PT. ABC menghasilkan laba sebesar Rp. 1.000.000.000.

Dengan demikian hak Pemerintah Daerah adalah sebesar 60% x Rp.

1.000.000.000 = Rp. 600.000.000. Pada awal tahun 2020 PT. ABC

membagikan dividen kas sebesar Rp. 200.000.000. Hak Pemerintah Daerah

atas dividen tersebut sebesar 60% x Rp. 200.000.000 = Rp. 120.000.000.

Dengan kepemilikan Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera di atas

50% maka penilaian investasi menggunakan metode ekuitas. Dengan

metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya

perolehan. Hak atas bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal

perolehan menambah nilai investasi. Bagian laba berupa dividen kas yang

diterima pemerintah mengurangi nilai investasi pemerintah. Atas transaksi

tersebut, maka jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Investasi Permanen Rp. 20.000.000.000 Kas di Kas Daerah Rp. 20.000.000.000

(Jurnal saat investasi/ 1 Juli 2019) Investasi Permanen Rp. 600.000.000

Pendapatan Investasi-LO Rp. 600.000.000 (Jurnal saat pengumuman laba)

Kas di Kas Daerah Rp. 120.000.000 Investasi Permanen Rp. 120.000.000

(Jurnal saat pembagian dividen) Jurnal realisasi anggaran:

Pengeluaran Pembiayaan Rp. 20.000.000.000 Perubahan SAL Rp. 20.000.000.000 (Jurnal saat investasi/ 1 Juli 2019)

Tidak ada jurnal saat pengumuman laba

Page 165: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

151

Perubahan SAL Rp. 120.000.000 Pendapatan Dividen-LRA Rp. 120.000.000

(Jurnal saat pembagian dividen)

Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan.

pelepasan hak karena peraturan pemerintah, dan lain sebagainya.

Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus

dibebankan atau dikreditkan kepada keuntungan/rugi pelepasan investasi.

Sebagai ilustrasi, pada tanggal 1 Juli 2019 Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera memiliki investasi permanen pada BUMD sebesar Rp.

10.000.000.000. Pada tanggal tersebut, Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera menjual 20% investasinya dengan harga Rp.2.500.000.000.

Dengan demikian diperoleh surplus/keuntungan dari penjualan investas

sebesar Rp. 500.000.000 (Rp. 2.500.000.000 - (20% x Rp. 10.000.000.000)).

Atas transaksi tersebut, dibuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Kas Daerah Rp. 2.500.000.000

Investasi Permanen Rp. 2.000.000.000

Surplus Penjualan Investasi Rp. 500.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 2.500.000.000

Penerimaan Pembiayaan Penjualan Investasi Rp. 2.500.000.000

13.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Investasi

Investasi jangka pendek disajikan dalam kelompok aset lancar pada

neraca Pemerintah Daerah. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat

berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar

biaya perolehan. Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham,

misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai

nominal deposito tersebut. Investasi nonpermanen dan investasi permanen

disajikan dalam neraca sebagai Investasi Jangka Panjang.

Informasi yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah terkait dengan investasi antara lain:

1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi.

2. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen.

Page 166: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

152

3. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi

jangka panjang.

4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan

tersebut yang memiliki harga pasar.

5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya.

6. Rekonsiliasi nilai investasi awal dan akhir atas investasi dengan metode

ekuitas.

7. Investasi yang disajikan dengan nilai nihil dan bagian akumulasi rugi

yang melebihi nilai investasi.

8. Kewajiban yang timbul dari bagian akumulasi rugi yang melebihi nilai

investasi dalam hal pemerintah memiliki tanggung jawab hukum.

9. Perubahan klasifikasi pos investasi.

10. Perubahan porsi kepemilikan atau pengaruh signifikan yang

mengakibatkan perubahan metode akuntansi.

Berikut adalah contoh penyajian Investasi pada Neraca Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

3. ASET LANCAR

…………

7. Investasi Jangka Pendek 400.000.000 350.000.000

22. INVESTASI JANGKA PANJANG

23. Investasi Nonpermanen 10.000.000.000 5.000.000.000

29. Investasi Permanen 20.000.000.000 15.000.000.000

…………

Page 167: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

153

13.2 Akuntansi Aset Tetap

13.2.1 Definisi Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk

digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat

umum (PP Nomor 71 Tahun 2010). Aset daerah sebagai salah satu unsur

penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada

masyarakat. Oleh karena itu harus dikelola dan dilaporkan dengan baik

dan benar agar terwujud pengelolaan aset daerah yang transparan, efisien,

akuntabel, dan adanya kepastian nilai yang dapat berfungsi sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi dari pemerintah daerah (Yusuf, 2010). Akuntansi

aset yang baik akan dapat menyediakan informasi yang berguna dalam

pengamanan dan pengawasan atas pemanfaatan aset agar terhindar dari

kehilangan dan penggunaan yang tidak benar (Anto, 2019).

13.2.2 Klasifikasi Aset Tetap

Klasifikasi aset tetap dapat diklasifikasikan dalam 6 (enam)

kelompok sebagai berikut:

1. Tanah.

Tanah yang termasuk dalam aset tetap adalah tanah yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah

dan dalam kondisi siap dipakai. Sesuai dengan sifat dan

peruntukannya, tanah dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua

kelompok besar yaitu: 1) tanah untuk gedung dan bangunan, dan 2)

tanah untuk bukan gedung dan bangunan, seperti tanah untuk jalan,

irigasi, jaringan, tanah lapangan, tanah hutan, tanah untuk pertanian,

dan tanah untuk perkebunan. Pengklasifikasian tanah ini bukan

keharusan, tetapi tergantung pada kebutuhan rincian informasi yang

diperlukan oleh entitas bersangkutan.

2. Peralatan dan Mesin.

Peralatan dan Mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,

alat elektronik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya

signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan

dalam kondisi siap pakai. Peralatan dan Mesin dapat diklasifikasikan

sesuai dengan jenisnya, seperti alat perkantoran, komputer, alat

angkutan (darat, air, dan udara), alat komunikasi, alat kedokteran, alat-

Page 168: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

154

alat berat, alat bengkel, alat olah raga, dan rambu-rambu.

3. Gedung dan Bangunan.

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan

yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk

dalam kelompok Gedung dan Bangunan adalah gedung perkantoran,

rumah dinas, bangunan tempat ibadah, bangunan menara,

monumen/bangunan bersejarah, gudang, dan gedung museum.

Menurut UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,

bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya

berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi

sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian

atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan

sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Gedung dan bangunan ini

tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan gedung

dan bangunan yang ada di atasnya. Tanah yang diperoleh untuk

keperluan dimaksud dimasukkan dalam kelompok Tanah.

Gedung dan Bangunan dapat diklasifikasikan menurut jenisnya, seperti

gedung perkantoran, rumah dinas, bangunan tempat ibadah, menara,

monumen/ bangunan bersejarah, gudang, gedung museum. Gedung

bertingkat pada dasarnya terdiri dari komponen bangunan fisik,

komponen penunjang utama yang berupa mechanical engineering (lift,

instalasi listrik beserta generator, dan sarana pendingin Air

Conditioning), dan komponen penunjang lain yang antara lain berupa

saluran air dan telepon. Masing-masing komponen mempunyai masa

manfaat yang berbeda, sehingga umur penyusutannya berbeda, serta

memerlukan pola pemeliharaan yang berbeda pula.

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan.

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang

dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh

pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Jalan, irigasi, dan jaringan

tersebut selain digunakan dalam kegiatan pemerintah juga dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Termasuk dalam klasifikasi jalan, irigasi, dan

jaringan adalah jalan raya, jembatan, bangunan air, instalasi air bersih,

instalasi pembangkit listrik, jaringan air minum, jaringan listrik, dan

Page 169: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

155

jaringan telepon. Jalan, irigasi, dan jaringan ini tidak mencakup tanah

yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Tanah

yang diperoleh untuk keperluan dimaksud dimasukkan dalam kelompok

Tanah. Klasifikasi Jalan, Irigasi, dan Jaringan sesuai dengan kebutuhan

entitas, aset tetap ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi misalnya

jalan, jembatan, waduk, saluran irigasi, instalasi distribusi air, instalasi

pembangkit listrik, instalasi distribusi listrik, saluran transmisi gas, instalasi

distribusi gas, jaringan telepon, dan sebagainya.

5. Aset Tetap Lainnya.

Aset Tetap Lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam kelompok Aset Tetap Tanah, Aset Tetap

Peralatan dan Mesin, Aset Tetap Gedung dan Bangunan, Aset Tetap

Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk

kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Aset

yang termasuk dalam klasifikasi Aset Tetap Lainnya adalah koleksi

perpustakaan/buku dan non buku, barang bercorak kesenian/

kebudayaan/olah raga, hewan, ikan, dan tanaman. Termasuk dalam

kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset Tetap-Renovasi, yaitu biaya

renovasi atas aset tetap yang bukan miliknya, dan biaya partisi suatu

ruangan kantor yang bukan miliknya.

6. Konstruksi dalam Pengerjaan.

Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah aset-aset yang sedang

dalam proses pembangunan. Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup

tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan

jaringan, dan aset tetap lainnya, yang proses perolehannya dan/atau

pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan

belum selesai. Hal ini wajib diterapkan oleh entitas yang

melaksanakan pembangunan aset tetap untuk dipakai dalam

penyelenggaraan kegiatan operasional pemerintahan dan/atau

pelayanan masyarakat, dalam jangka waktu tertentu, baik yang

dilaksanakan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga (Buletin

Teknis SAP Nomor 15 Tahun 2014).

13.2.3 Pengkuan dan Pengukuran Aset Tetap

Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau

diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya

berpindah. Kriteria suatu aset untuk diakui sebagai aset tetap yaitu:

Page 170: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

156

1. Berwujud.

2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.

3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.

5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan yaitu adalah jumlah kas

atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar

imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh

suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset

tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Aset

tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar

pada saat perolehan. Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian

kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan

transaksi wajar.

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau

konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan

secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat

aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Biaya yang

dapat diatribusikan secara langsung antara lain meliputi:

1. Biaya persiapan tempat.

2. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar

muat (handling cost).

3. Biaya pemasangan (instalation cost).

4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

5. Biaya konstruksi.

Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan

mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang

dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak seperti biaya pengurusan sertifikat,

biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang

dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai

bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua

tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Tanah dapat diperoleh melalui

pembelian, pertukaran aset, hibah/donasi, dan lain-lain. Perolehan tanah

melalui pembelian secara tunai diakui sebagai aset tetap-tanah, dan

mengurangi Kas Umum Daerah pada neraca. Dalam rangka penyajian dalam

Laporan Realisasi Anggaran, perolehan tanah melalui pembelian diakui

Page 171: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

157

sebagai belanja modal. Perolehan tanah melalui hibah/donasi diakui sebagai

penambah nilai tanah pada neraca, dan sebagai Pendapatan-LO. Perolehan

tanah melalui pembelian kredit diakui sebagai aset tetap tanah, dan sebagai

kewajiban pada neraca. Pengadaan tanah pemerintah yang sejak semula

dimaksudkan untuk diserahkan kepada pihak lain tidak disajikan sebagai aset

tetap tanah, melainkan disajikan sebagai persediaan.

Pengakuan peralatan dan mesin dapat dilakukan apabila terdapat bukti

bahwa hak/kepemilikan telah berpindah, dalam hal ini misalnya ditandai dengan

berita acara serah terima pekerjaan, dan untuk kendaraan bermotor dilengkapi

dengan bukti kepemilikan kendaraan. Biaya perolehan peralatan dan mesin

menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan yang masih harus

dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.

Biaya perolehan peralatan dan mesin antara lain meliputi harga pembelian, biaya

pengangkutan, biaya instalasi, dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh

dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap untuk

digunakan. Perolehan peralatan dan mesin dapat melalui pembelian,

pembangunan, tukar menukar, hibah/donasi, dan lainnya. Perolehan melalui

pembelian dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit, atau angsuran.

Perolehan melalui pembangunan dapat dilakukan dengan membangun sendiri

(swakelola) dan melalui kontrak konstruksi. Perolehan peralatan dan mesin

melalui pembelian tunai diakui sebagai penambah nilai peralatan dan mesin,

dan mengurangi Kas Umum Daerah pada neraca. Dalam rangka penyajian

dalam Laporan Realisasi Anggaran, perolehan peralatan dan mesin melalui

pembelian dan pembangunan diakui sebagai belanja modal. Perolehan

peralatan dan mesin melalui hibah/donasi diakui sebagai penambah nilai

Peralatan dan Mesin pada Neraca dan sebagai Pendapatan-LO. Perolehan

peralatan dan mesin melalui pembelian kredit diakui sebagai penambah nilai

peralatan dan mesin, dan sebagai penambah kewajiban pada neraca. Peralatan

dan Mesin yang diperoleh dan yang dimaksudkan akan diserahkan kepada

pihak lain, tidak dapat dikelompokkan dalam aset tetap Peralatan dan Mesin,

tapi dikelompokkan pada aset persediaan. Pengakuan Peralatan dan Mesin

harus memperhatikan kebijakan pemerintah mengenai ketentuan nilai satuan

minimum kapitalisasi aset tetap. Kebijakan nilai satuan minimum ini dapat

berbeda-beda pada pemerintah daerah, sesuai dengan karakteristik daerah

masing-masing. Jika biaya perolehan per satuan peralatan dan mesin kurang

dari nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap, maka entitas

Page 172: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

158

mengakui/mencatat perolehan peralatan dan mesin sebagai beban operasional,

dan oleh karena itu tidak menyajikannya pada lembar muka neraca. Namun

demikian, entitas tetap mengungkapkan perolehan peralatan dan mesin tersebut

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengakuan Gedung dan Bangunan harus dipisahkan dengan tanah di

mana gedung dan bangunan tersebut didirikan. Gedung dan bangunan yang

dibangun oleh pemerintah, namun dengan maksud akan diserahkan kepada

masyarakat, seperti rumah yang akan diserahkan kepada para transmigrans,

maka rumah tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai Gedung dan

Bangunan, melainkan disajikan sebagai Persediaan. Gedung dan Bangunan

diakui pada saat gedung dan bangunan telah diterima atau diserahkan hak

kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah serta telah siap

dipakai. Saat pengakuan Gedung dan Bangunan akan lebih dapat diandalkan

apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan

dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya akte jual beli atau Berita Acara

Serah Terima (BAST). Biaya perolehan gedung dan bangunan

menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang mas masih harus

dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.

Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya

perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai

wajar/taksiran pada saat perolehan. Biaya perolehan Gedung dan Bangunan

yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga

kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan

pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya

lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut

seperti pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Sementara itu, Gedung dan

Bangunan yang dibangun melalui kontrak konstruksi, biaya perolehan meliputi

nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa

konsultan, dan pajak. Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari sumbangan

(donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Jalan, irigasi, dan jaringan diakui pada saat jalan, irigasi, dan jaringan

telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat

penguasaannya berpindah serta telah siap dipakai. Perolehan jalan, irigasi,

dan jaringan pada umumnya dengan pembangunan baik membangun sendiri

(swakelola) maupun melalui kontrak konstruksi. Perolehan jalan, irigasi, dan

jaringan melalui pembangunan diakui sebagai penambah nilai jalan, irigasi,

Page 173: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

159

dan jaringan, dan mengurangi Kas Umum Daerah pada neraca. Dalam rangka

penyajian dalam Laporan Realisasi Anggaran, perolehan jalan, irigasi, dan

jaringan melalui pembangunan diakui sebagai belanja modal. Biaya perolehan

jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

dan masih harus dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan

sampai siap pakai. Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang

diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya

perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, pajak, kontrak konstruksi, dan

pembongkaran. Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi dan Jaringan yang

dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang

terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan

dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan, pajak dan

pembongkaran. Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari sumbangan

(donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Aset Tetap Lainnya diakui pada saat Aset Tetap Lainnya telah diterima

atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya

berpindah serta telah siap dipakai oleh entitas. Aset Tetap Lainnya dinilai

dengan biaya perolehan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh

melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan,

pajak, serta biaya perizinan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang

diadakan melalui swakelola, misalnya untuk Aset Tetap Renovasi, meliputi

biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga

kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan,

pajak, dan jasa konsultan. Khusus mengenai pengakuan biaya renovasi atas

aset tetap yang bukan milik dapat mengacu pada Buletin Teknis SAP Nomor

04 Tahun 2006 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah

yakni: 1) Apabila renovasi aset tetap tersebut meningkatkan manfaat ekonomi

dan sosial aset tetap misalnya perubahan fungsi gedung dari gudang menjadi

ruangan kerja dan kapasitasnya naik, maka renovasi tersebut dikapitalisasi

sebagai Aset Tetap-Renovasi. Apabila renovasi atas aset tetap yang disewa

tidak menambah manfaat ekonomik, maka dianggap sebagai Beban

Operasional, 2) Apabila manfaat ekonomi renovasi tersebut lebih dari satu

tahun buku, dan memenuhi butir 1 di atas, biaya renovasi dikapitalisasi sebagai

Aset Tetap-Renovasi, sedangkan apabila manfaat ekonomik renovasi kurang

dari 1 tahun buku, maka pengeluaran tersebut diperlakukan sebagai Beban

Operasional tahun berjalan, 3) Apabila jumlah nilai moneter biaya renovasi

Page 174: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

160

tersebut material, dan memenuhi syarat butir 1 dan 2 di atas, maka

pengeluaran tersebut dikapitalisasi sebagai Aset Tetap–Renovasi, apabila tidak

material, biaya renovasi dianggap sebagai Beban Operasional. Perolehan Aset

Tetap Lainnya, selain Aset Tetap-Renovasi, pada umumnya melalui pembelian

atau perolehan lain seperti hibah/donasi. Perolehan Aset Tetap Lainnya melalui

pembelian diakui sebagai penambah nilai Aset Tetap Lainnya, dan mengurangi

Kas Umum Daerah pada neraca. Dalam rangka penyajian dalam Laporan

Realisasi Anggaran, perolehan Aset Tetap Lainnya melalui pembelian diakui

sebagai belanja modal. Perolehan Aset Tetap Lainnya melalui hibah/donasi

diakui sebagai penambah nilai Aset Tetap Lainnya pada Neraca dan sebagai

Pendapatan-LO.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai KDP jika besar

kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan

dengan aset tersebut akan diperoleh, biaya perolehan aset tersebut dapat

diukur dengan handal, dan aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

Apabila dalam konstruksi aset tetap pembangunan fisik proyek belum

dilaksanakan, namun biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung ke

dalam pembangunan proyek telah dikeluarkan, maka biaya-biaya tersebut

harus diakui sebagai KDP aset yang bersangkutan. KDP dicatat dengan

biaya perolehan. KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang

bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan dan

konstruksi tersebut telah dapat memberikan manfaat/ jasa sesuai tujuan

perolehan. Suatu KDP dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan

(seperti tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi,

dan jaringan; aset tetap lainnya) setelah pekerjaan konstruksi tersebut

dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.

Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul

selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya

konstruksi, sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan secara andal.

Sebagai ilustrasi, pada tanggal 1 April 2019 Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera membeli tanah dan bangunan secara gabungan dengan harga Rp.

2.000.000.000. Bersamaan dengan itu, secara terpisah dibeli pula Peralatan dan

Mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 1.500.000.000. Berdasar informasi

harga pasaran diketahui bahwa nilai tanah dan bangunan jika dijual terpisah

harga tanah sebesar Rp. 500.000.000 dan bangunan sebesar Rp. 2.000.000.000.

Dengan demikian alokasi harga gabungan adalah sebagai berikut:

Page 175: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

161

- Tanah = (500.000.000/2.500.000.000) x 2.000.000.000 = Rp. 400.000.000.

- Bangunan = (2.000.000.000/2.500.000.000) x 2.000.000.000 = Rp. 1.600.000.000.

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Jurnal finansial:

Aset Tetap-Tanah Rp. 400.000.000

Aset Tetap-Bangunan Rp. 1.600.000.000

Aset Tetap- Peralatan dan Mesin Rp. 1.500.000.000

Kas di Kas Daerah Rp. 3. 500.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja Modal Tanah Rp. 400.000.000

Belanja Modal Bangunan Rp. 1.600.000.000

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. 1.500.000.000

Perubahan SAL Rp. 3.500.000.000

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang

memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi

manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu

produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai

tercatat aset yang bersangkutan. Hal ini yang disebut sebagai kebijakan

kapitalisasi aset yang harus ditetapkan dalam kebijakan akuntansi suatu

entitas. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 menyatakan bahwa suatu

pengeluaran setelah perolehan atau pengeluaran pemeliharaan akan

dikapitalisasi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:

a. bertambah ekonomis/efisien, dan/atau

b. bertambah umur ekonomis, dan/atau

c. bertambah volume, dan/atau

d. bertambah kapasitas produksi.

2. Nilai pengeluaran belanja atas pemeliharaan aset tetap tersebut harus

sama dengan atau melebihi nilai satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap.

Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah penambahan nilai aset tetap dari

hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi. Contoh

ditetapkan nilai satuan minimum kapitalisasi untuk pemeliharaan Gedung

dan Bangunan sama dengan atau melebihi dari Rp. 20.000.000 (dua puluh

juta rupiah).

Page 176: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

162

Selanjutnya, Pemerintah masih melakukan pengeluaran-pengeluaran

yang berhubungan dengan aset tersebut. Pengeluaran-pengeluaran tersebut

dapat berupa biaya pemeliharaan ataupun biaya rehabilitasi atau renovasi.

Pengeluaran yang dapat memberikan manfaat lebih dari satu tahun

(memperpanjang manfaat aset tersebut dari yang direncanakan semula atau

peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan kinerja) disebut

dengan pengeluaran modal (capital expenditure) sedangkan pengeluaran

yang memberikan manfaat kurang dari satu tahun (termasuk pengeluaran

untuk mempertahankan kondisi aset tetap) disebut dengan pengeluaran

pendapatan (revenue expenditure). Masing-masing entitas harus menetapkan

batasan jumlah tersebut dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dan

operasionalnya. Bila telah terbentuk maka batasan jumlah biaya kapitalisasi

(capitalization thresholds) harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Sebagai ilustrasi, misalnya pada tanggal 1 Juli 2019 Dinas

Kebersihan melakukan penggantian suku cadang alat angkutan darat

bermotor (termasuk kelompok peralatan dan mesin) yang diperkirakan

menambah umur ekonomis. Penggantian suku cadang sebesar Rp.

25.000.000 dan telah memenuhi batas jumlah biaya kapitalisasi. Atas

transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Aset Tetap- Peralatan dan Mesin Rp. 25.000.000

Kas di Bendahawa Pengeluaran Rp. 25.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. 25.000.000

Perubahan SAL Rp. 25.000.000

Selama masa pemanfaatan aset tetap akan mengalami penyusutan

atau depresiasi. Penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas nilai

suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa

manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing

periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan

beban penyusutan dalam laporan operasional. Selain tanah dan konstruksi

dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat

dan karakteristik aset tersebut (PP Nomor 71 Tahun 2010). Permendagri

Nomor 64 tahun 2013 mengatur lebih rinci bahwa aset tetap lainnya berupa

hewan, tanaman, dan buku perpustakaan tidak dilakukan penyusutan secara

Page 177: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

163

periodik, melainkan diterapkan penghapusan pada saat aset tetap lainnya

tersebut sudah tidak dapat digunakan atau mati. Metode penyusutan yang

diperkenankan adalah metode garis lurus (straight line method), metode saldo

menurun ganda (double declining method), atau metode unit produksi (unit of

production method). Namun demikian, sesuai dengan table masa manfaat

aset tetap dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 hanya memberikan

contoh metode garis lurus tanpa nilai residu.

Rumus atau formula penghitungan penyusutan aset tetap/barang

milik daerah adalah sebagai berikut:

Penyusutan per periode = Nilai yang dapat disusutkan / Masa manfaat

Keterangan formula adalah sebagai berikut:

1. Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap

suatu periode yang dihitung pada akhir tahun.

2. Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku per 31 Desember

2019 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember

2019. Untuk aset tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2019

menggunakan nilai perolehan.

3. Masa manfaat adalah periode suatu aset tetap yang diharapkan

digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau

jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset

untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.

Berdasarkan rumus tersebut di atas maka Permendagri Nomor 64

Tahun 2014 menetapkan nilai sisa aset tetap tidak ada (atau 0). Sebagai

ilustrasi, pada tanggal 31 Desember 2019 pada neraca diketahui nilai buku

bangunan gedung tempat kerja sebesar Rp. 1.000.000.000. Masa manfaat

bangunan gedung tempat kerja sesuai Lampiran 1.1 Permendagri Nomor

64 tahun 2013 adalah 50 tahun. Dengan demikian, beban penyusutan aset

tetap bangunan gedung tempat kerja untuk periode 31 Desember 2019 =

Rp. 1.000.000.000/50 tahun = Rp20.000.000. Atas dasar informasi tersebur,

jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Beban Penyusutan-Gedung Rp. 20.000.000

Akumulasi Penyusutan-Gedung Rp. 20.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal

Page 178: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

164

Selama masa penggunaan, dengan alasan tertentu misalnya terjadi

kerusakan berat sebuah aset tetap dapat dihentikan dari penggunaannya

dan selanjutnya dihapus dari neraca. Aset tetap juga bisa

dipindahtangankan kepada pihak lain dengan cara dijual, dipertukarkan,

dihibahkan, atau dijadikan penyertaan modal daerah. Sebagai ilustrasi,

Sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2015 dengan harga Rp.

400.000.000 rusak berat pada bulan Desember 2019. Pada akhir bulan

Desember 2019 ditetapkan bahwa mobil yang rusak berat tersebut

dihentikan dan dihapuskan dari neraca. Nilai buku tersebut mobil pada

saat penghapusan dihitung sebesar Rp. 105.000.000. Atas transaksi

tersebut, jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Mesin Rp. 295.000.000

Defisit Penghapusan-Peralatan dan Mesin Rp. 105.000.000

Aset Tetap-Peralatan dan Mesin Rp. 400.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal

Selanjutnya, misalnya sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 1

Januari 2015 dengan harga Rp. 400.000.000 rusak berat pada bulan

Desember 2019. Pada akhir bulan Desember 2019 mobil yang rusak berat

tersebut dijual dengan harga Rp. 75.000.000. Nilai buku tersebut mobil

pada saat penjualan dihitung sebesar Rp. 105.000.000. Atas transaksi

tersebut, jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Kas Daerah Rp. 75.000.000

Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Mesin Rp. 295.000.000

Defisit Penghapusan-Peralatan dan Mesin-LO Rp. 30.000.000

Aset Tetap-Peralatan dan Mesin Rp. 400.000.000

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 30.000.000

Pendapatan Lain-Lain-LRA Rp. 30.000.000

Page 179: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

165

13.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap

Aset Tetap disajikan dalam Neraca sebagai bagian dari aset milik

Pemerintah Daerah sebesar nilai perolehannya dan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan. PP Nomor 71 Tahun 2010 menegaskan

bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing

jenis aset tetap sebagai berikut:

1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat

(carryinc amount).

2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan, dan

perubahan nilai, serta mutasi aset tetap lainnya.

3. Informasi penyusutan meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan

yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan,

nilai tercatat bruto, dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir

periode.

Selain itu, laporan keuangan pemerintah juga harus

mengungkapkan:

1. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap.

2. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset

tetap.

3. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi.

4. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut

dikurangi akumulasi penyusutan. Selain tanah dan konstruksi dalam

pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan

karakteristik aset tersebut. Dengan demikian, Gedung dan Bangunan serta

Peralatan dan Mesin disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi

dengan akumulasi penyusutan. Aset Tetap Lainnya berupa hewan,

tanaman, buku perpustakaan tidak dilakukan penyusutan secara periodik,

melainkan diterapkan penghapusan pada saat aset tetap lainnya tersebut

sudah tidak dapat digunakan atau mati. Untuk penyusutan atas Aset Tetap-

Renovasi dilakukan sesuai dengan umur ekonomik mana yang lebih

pendek (which ever is shorter) antara masa manfaat aset dengan masa

pinjaman/sewa. Entitas pemerintah harus mengungkapkan informasi

mengenai KDP pada akhir periode akuntansi dalam Catatan atas Laporan

Keuangan mengenai: 1) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan

Page 180: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

166

berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya pada

tanggal neraca, 2) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya, 3)

Jumlah biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal neraca, 4)

Uang muka kerja yang diberikan sampai dengan tanggal neraca, dan 5)

Jumlah Retensi.

Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah, dengan kata lain dihentikan dari penggunaan aktif, maka tidak

memenuhi kriteria dan tidak dapat dikelompokkan sebagai aset tetap dan

harus dipindahkan ke pos Aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Pada saat dokumen sumber untuk mengeluarkan aset tetap tersebut dari

neraca telah diperoleh, maka aset tetap yang telah direklasifikasi menjadi

aset lainnya tersebut dikeluarkan dari neraca dan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

Berikut adalah contoh penyajian Aset Tetap pada Neraca

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

……………

35. ASET TETAP

36. Tanah 4.325.000.000 4.325.000.000

37. Peralatan dan Mesin 5.755.000.000 4.650.000.000

38. Gedung dan Bangunan 25.289.000.000 24.536.000.000

39. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 68.471.000.000 55.920.000.000

40. Aset Tetap Lainnya 1.844.000.000 1.738.000.000

41. Konstruksi Dalam Pengerjaan 675.000.000 525.000.000

42. Akumulasi Penyusutan (2.734.725.000) (2.393.405.000)

………….

Page 181: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

167

13.3 Akuntansi Dana Cadangan

13.3.1 Definisi Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran (PP Nomor 1 Tahun 2010). Pembentukan dana

cadangan ini harus didasarkan perencanaan yang matang, sehingga jelas

tujuan dan pengalokasiannya. Untuk pembentukan dana cadangan harus

ditetapkan dalam peraturan daerah yang didalamnya mencakup penetapan

tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan

dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan

yang harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber

dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.

13.3.2 Klasifikasi Dana Cadangan

Dana cadangan dapat diklasifikasikan menurut tujuan

pembentukannya seperti:

1. Dana Cadangan Pembangunan Jembatan

2. Dana Cadangan Pembangunan Gedung

3. Dana Cadangan Pembangunan Waduk

4. Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada

5. Dana Cadangan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON).

13.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Dana Cadangan

Pembentukan dana cadangan ini akan dianggarkan dalam

pengeluaran pembiayaan, sedangkan pencairannya akan dianggarkan pada

penerimaan pembiayaan. Untuk penggunaannya dianggarkan dalam program

kegiatan yang sudah tercantum di dalam peraturan daerah. Dana cadangan

diakui saat terjadi pemindahan dana dari Rekening Kas Daerah ke Rekening

dana cadangan. Proses pemindahan ini harus melalui proses penatausahaan

yang menggunakan mekanisme LS. Pembentukan dana cadangan diakui

ketika PPKD telah menyetujui SP2D-LS terkait pembentukan dana cadangan

diukur sebesar nilai nominal. Penerimaan hasil atas pengelolaan dana

cadangan misalnya berupa jasa giro/bunga diperlakukan sebagai penambah

dana cadangan atau dikapitalisasi ke dana cadangan. Hasil pengelolaan

tersebut dicatat sebagai Pendapatan-LRA dalam pos Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah-Jasa Giro/Bunga Dana Cadangan. Hasil pengelolaan hasil

Page 182: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

168

dana cadangan diukur sebesar nilai nominal. Apabila dana cadangan telah

memenuhi pagu anggaran maka Bendahara Umum Daerah (BUD) akan

membuat surat perintah pemindahan buku dari Rekening Dana Cadangan ke

Rekening Kas Umum Daerah untuk pencairan dana cadangan. Pencairan dana

cadangan diukur sebesar nilai nominal.

Sebagai ilustrasi, misalnya pada tanggal 1 Maret 2015 Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera membentuk Dana Cadangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada senilai Rp. 15.000.000.000 dengan masa pembentukan selama 5 tahun anggaran, masing-masing Rp. 3.000.000.000 per tahun anggaran. Selama masa pembentukan tersebut, diperoleh hasil pengelolaan dana cadangan berupa giro/bunga sebesar Rp. 30.000.000 per bulan sehingga secara akumulasi diperoleh sebesar Rp. 1.800.000.000. Sesuai dengan Perda tersebut, Dana Cadangan dicairkan pada tanggal 1 Maret 2020. Atas transaksi tersebut, jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Dana Cadangan Rp. 3.000.000.000

Kas di Kas Daerah Rp. 3.000.000.000

(Jurnal saat pembentukan Dana Cadangan/ 1 Maret 2015)

Dana Cadangan Rp. 30.000.000

Lain-lain PAD yang Sah-Jasa Giro/ Rp. 30.000.000

Bunga Dana Cadangan-LO

(Jurnal saat diperoleh hasil pengelolaan Dana Cadangan/ 1 April 2015)

Kas di Kas Daerah Rp. 16.800.000.000

Dana Cadangan Rp.16.800.000.000

(Jurnal saat pencairan Dana Cadangan/ 1 Maret 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Rp. 3.000.000.000

Dana Cadangan

Perubahan SAL Rp. 3.000.000.000

(Jurnal saat pembentukan Dana Cadangan/ 1 Maret 2015)

Perubahan SAL Rp.16.800.000.000

Penerimaan Pembiayaan-Pencairan Rp.15.000.000.000

Dana Cadangan

Lain-lain PAD yang Sah-Jasa Giro/ Rp. 1.800.000.000

Bunga Dana Cadangan-LRA

(Jurnal saat pencairan Dana Cadangan/ 1 Maret 2020)

Page 183: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

169

13.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Dana Cadangan

Dana cadangan disajikan dalam Neraca Pemerintah Daerah dalam

kelompok Aset. Pengungkapan dana cadangan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan (CALK), sekurang-kurangnya harus diungkapkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Dasar hukum (peraturan daerah) pembentukaan dana cadangan.

2. Tujuan pembentukan dana cadangan.

3. Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan.

4. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan

dan ditransfer ke rekening dana cadangan.

5. Sumber dana cadangan.

6. Tahun anggaran pelaksanaan dan pencairan dana cadangan.

Berikut adalah contoh penyajian Dana Cadangan pada Neraca

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

……………

45. DANA CADANGAN

46. Dana Cadangan 16.740.000.000 13.380.000.000

…………...

Page 184: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

170

Page 185: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

171

BAB XIV

14.1 Akuntansi Kewajiban

14.1.1 Definisi Kewajiban

Karakteristik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai

kewajiban sampai saat ini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan

pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban

didefinisikan sebagai utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah (PP Nomor 71 Tahun 2010). Kewajiban umumnya timbul

karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk

bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul

antara lain karena penggunaan sumber pendanaan pinjaman dari

masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga

internasional. Kewajiban pemerintah dapat juga terjadi karena perikatan

dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada

masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi,

kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke

entitas lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.

14.1.2 Klasifikasi Kewajiban

Informasi tentang tanggal jatuh tempo kewajiban keuangan

bermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan.

Kewajiban pemerintah dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu/saat

jatuh temponya dan berdasarkan sumber dana. Berdasarkan jatuh

temponya, kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban juga dapat

diklasifikasikan berdasarkan sumber dana atau pemberi pinjaman.

Page 186: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

172

Berdasarkan sumber dana atau pemberi pinjaman, kewajiban dapat

diklasifikasikan menjadi kewajiban/utang luar negeri, dan dan

kewajiban/utang dalam negeri.

1. Kewajiban jangka pendek.

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan. Beberapa jenis kewajiban jangka pendek antara lain: utang

pihak ketiga, utang bunga, utang perhitungan fihak ketika (PFK), bagian

lancar utang jangka panjang, dan utang jangka pendek lainnya

(misalnya utang belanja dan pendapatan diterima di muka). Utang

pihak ketiga terjadi pada saat pemerintah menerima hak atas

barang/jasa, termasuk barang/jasa dalam perjalanan yang telah menjadi

haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban atas jumlah yang belum

dibayarkan untuk barang tersebut. Utang kepada pihak ketiga berasal

dari kontrak atau perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal

pelaporan belum dibayar.

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah utang pemerintah kepada

pihak lain yang disebabkan kedudukan pemerintah sebagai pemotong

pajak atau pungutan lainnya seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), luran Askes, Taspen dan Taperum. Utang

PFK berasal dari jumlah yang dipotong dari Sura: Perintah Pencairan

Dana Mekanisme Langsung untuk Gaji (SP2D-LS Gaji). Pada akhir

periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum

disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan

sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.

Bagian lancar utang jangka panjang adalah bagian dari utang jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Nilai

yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang

jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12

bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban lancar lainnya merupakan

kewajiban lancar yang tidak termasuk dalam kategori yang ada.

Termasuk dalam kewajiban lancar lainnya tersebut adalah biaya yang

masih harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun. Pengukuran

untuk masing-masing item disesuaikan dengan karakteristik masing-

masing pos tersebut, misalnya utang pembayaran gaji kepada pegawai

dinilai berdasarkan jumlah gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa

Page 187: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

173

yang telah diserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah

penerimaan pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa

oleh pemerintah kepada pihak lain.

2. Kewajiban Jangka Panjang.

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar

dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka panjang antara lain terdiri dari: utang dalam negeri-

sektor perbankan, utang dalam negeri-obligasi, dan utang jangka

panjang lainnya. Utang dalam negeri sektor perbankan merupakan

utang jangka panjang yang berasal dari perbankan dan diharapkan

akan dibayar lebih dari dua belas bulan setelah tanggal neraca.

Berdasarkan pasal 8 PP 54 tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah,

Pemerintah Daerah dapat melakukan Pinjaman Jangka Panjang yang

bersumber dari lembaga keuangan bank yang berbadan hukum

Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara

Republik Indonesia.

Utang dalam negeri-obligasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

obligasi negara dan dan obligasi daerah. Obligasi negara adalah salah satu

jenis Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas)

bulan dengan imbalan bunga tetap (fixed rate/FR) atau dengan imbalan

bunga secara variabel (variable rate/VR). Sesuai kebutuhan pemerintah

dalam hal pembiayaan/pendanaan, obligasi negara dapat diterbitkan

dalam mata uang rupiah ataupun dalam valuta asing. Obligasi daerah

adalah pinjaman daerah yang ditawarkan kepada publik melalui

penawaran umum di pasar modal. Utang obligasi daerah diakui pada saat

kewajiban timbul yaitu pada saat terjadi transaksi penjualan. Terkait

dengan transaksi penjualan utang obligasi, bunga atas utang obligasi

diakui sejak saat penerbitan utang obligasi tersebut, atau sejak tanggal

pembayaran bunga terakhir, sampai saat terjadinya transaksi.

Utang jangka panjang lainnya adalah utang jangka panjang yang tidak

termasuk pada kelompok Utang dalam negeri sektor perbankan, Utang

dalam negeri obligasi dan Utang luar negeri, misalnya Utang kemitraan.

Utang kemitraan merupakan utang yang berkaitan dengan adanya

kemitraan pemerintah dengan pihak ketiga dalam bentuk Bangun Serah

Kelola (BSK). BSK merupakan pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak

ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut mendirikan

Page 188: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

174

bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya, kemudian

menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah untuk

dikelola oleh mitra sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut.

Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah disertai

dengan pembayaran kepada investor sekaligus atau secara bagi hasil.

14.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban

Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada

sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai

nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Utang kepada pihak ketiga

diakui pada saat terdapat klaim yang sah dari pihak ketiga, yang biasanya

dinyatakan dalam bentuk surat penagihan (invoice) kepada pemerintah terkait

penerimaan barang/jasa yang belum diselesaikan pembayarannya oleh

pemerintah. Utang kepada pihak ketiga juga diakui apabila pada akhir tahun

masih terdapat dana yang berasal dari SPM-LS kepada Bendahara

Pengeluaran yang belum diserahkan kepada Pihak yang berhak. Dalam

kondisi transaksi pembelian barang dilakukan secara FOB Destination Point,

utang diakui pada saat barang yang dibeli sudah diterima tetapi belum dibayar.

Dalam kondisi transaksi pembelian barang dilakukan secara FOB Shipping

Point, utang diakui pada saat barang sudah diserahkan kepada perusahaan

jasa pengangkutan (dalam 30 perjalanan) tetapi sampai dengan tanggal

pelaporan belum dibayar. Selanjutnya dalam transaksi pembelian jasa, utang

diakui pada saat jasa/bagian jasa diserahkan sesuai perjanjian tetapi pada

tanggal pelaporan belum dibayar. Dalam hal kontrak pembangunan fasilitas

atau peralatan, utang diakui pada saat sebagian/seluruh fasilitas atau peralatan

tersebut telah diselesaikan sebagaimana dituangkan dalam berita acara

kemajuan pekerjaan/serah terima, tetapi sampai dengan tanggal pelaporan

belum dibayar.

Utang kepada Pihak Ketiga dinilai sebesar kewajiban entitas

pemerintah atas barang/jasa yang belum dibayar sesuai

kesepakatan/perjanjian atau sebesar dana yang belum diserahkan kepada

yang berhak. Dalam hal kesepakatan atau perjanjian menyebutkan syarat

pembayaran (terms of payment) dengan diskon tertentu untuk pembayaran

dalam jangka waktu tertentu (misalkan 2/10, n/30) maka nilai utang kepada

pihak ketiga ditentukan sebesar jumlah utang dengan atau tanpa

memperhitungkan diskon tergantung pada kebijakan akuntansi

Page 189: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

175

pembayaran utang yang ditetapkan. Apabila pihak ketiga/kontraktor

membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada

pada kontrak perjanjian dengan pemerintah, dan sebagian/seluruh fasilitas

atau peralatan tersebut telah diserahterimakan tetapi belum dibayar sampai

dengan tanggal pelaporan, maka transaksi tersebut akan diakui sebagai

utang kepada pihak ketiga sebesar jumlah yang belum dibayar.

Utang bunga sebagai bagian dari kewajiban atas pokok utang

berupa kewajiban bunga atau commitment fee yang telah terjadi dan belum

dibayar, pada dasarnya berakumulasi seiring dengan berjalannya waktu,

tetapi demi kepraktisan diakui pada setiap akhir periode pelaporan. Nilai

yang dicantumkan dalam neraca untuk akun ini adalah sebesar kewajiban

bunga yang telah terjadi tetapi belum dibayar oleh pemerintah. Besaran

kewajiban tersebut pada naskah perjanjian pinjaman biasanya dinyatakan

dalam persentase dan periode tertentu yang telah disepakati oleh para

pihak. Selanjutnya, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) diakui pada saat

dilakukan pemotongan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau

bendahara pengeluaran SKPD atas pengeluaran dari kas daerah untuk

pembayaran tertentu. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk akun ini

adalah sebesar kewajiban PFK yang sudah dipotong tetapi oleh BUD

belum disetorkan kepada yang berkepentingan.

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang diakui pada saat melakukan

reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu

12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca pada setiap akhir periode

akuntansi, kecuali bagian lancar utang jangka panjang yang akan didanai

kembali sebagaimana dimaksud dalam PSAP 09 paragraf 14 Termasuk

dalam Bagian Lancar Utang Jangka Panjang adalah utang jangka panjang

menurut PSAP 09 paragraf 17 yang persyaratan tertentu telah dilanggar

sehingga kewajiban tersebut menjadi kewajiban jangka pendek (payable on

demand). Nilai yang dicantumkan di neraca untuk bagian lancar utang

jangka panjang sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12

(dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Dalam kasus kewajiban jangka

pendek yang terjadi karena payable on demand, nilai yang dicantumkan di

neraca adalah sebesar saldo utang jangka panjang beserta denda dan

kewajiban lainnya yang harus ditanggung oleh peminjam sesuai perjanjian.

Pendapatan Diterima Dimuka dapat diakui dengan menggunakan dua

pendekatan, yaitu pendekatan kewajiban atau pendekatan pendapatan.

Page 190: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

176

Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat terdapat/timbul klaim pihak

ketiga kepada pemerintah terkait kas yang telah diterima pemerintah dari pihak

ketiga tetapi belum ada penyerahan barang/jasa dari pemerintah pada akhir

periode pelaporan keuangan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk

akun ini adalah sebesar bagian barang/jasa yang belum diserahkan oleh

pemerintah kepada pihak ketiga sampai dengan tanggal neraca.

Utang dalam negeri-perbankan diakui pada saat pinjaman dari

lembaga perbankan diterima pada rekening kas daerah. Biaya-biaya terkait

dengan pengurusan pinjaman diakui pada saat terutang yaitu pada saat

timbulnya kewajiban berdasarkan kontrak atau kesepakatan. Jumlah utang

yang tercantum dalam naskah perjanjian merupakan komitmen maksimum

jumlah pendanaan yang disediakan oleh pemberi pinjaman. Penerima

pinjaman belum tentu menarik seluruh jumlah pendanaan tersebut,

sehingga jumlah yang dicantumkan dalam neraca untuk utang dalam

negeri-perbankan adalah sebesar jumlah dana yang telah ditarik oleh

penerima pinjaman dan disetorkan ke kas daerah. Dalam perkembangan

selanjutnya, pembayaran pokok pinjaman akan mengurangi jumlah utang

sehingga jumlah yang dicantumkan dalam neraca adalah sebesar total

penarikan dikurangi dengan pelunasan.

Utang Obligasi Daerah diakui pada saat kewajiban timbul yaitu pada

saat terjadi transaksi penjualan. Sehubungan dengan transaksi penjualan

utang obligasi, bunga atas utang obligasi diakui sejak saat penerbitan

utang obligasi tersebut, atau sejak tanggal pembayaran bunga terakhir,

sampai saat terjadinya transaksi. Obligasi yang telah jatuh tempo tetapi

belum dilunasi diakui sebagai kewajiban jangka pendek. Penerbitan

obligasi memerlukan biaya yang terkait dengan pencetakan dokumen, jasa

konsultan, jasa hukum, dan jenis biaya lainnya. Jika dana yang diperoleh

dari penerbitan obligasi digunakan untuk membangun aset tetap tertentu,

maka biaya-biaya penerbitan obligasi dikapitalisasi dalam nilai aset tetap

tersebut. Akan tetapi, jika tidak dapat diatribusikan pada aset tetap tertentu,

maka biaya penerbitan tersebut diakui sebagai biaya ditangguhkan yang

akan diamortisasi selama umur obligasi yang bersangkutan. Utang

Obligasi Daerah dicatat sebesar nilai nominal/ par, ditambah premium atau

dikurangi diskon yang disajikan pada akun terpisah. Nilai nominal Utang

Obligasi Daerah tersebut mencerminkan nilai yang tertera pada lembar

surat utang pemerintah dan merupakan nilai yang akan dibayar pemerintah

Page 191: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

177

pada saat jatuh tempo. Apabila utang obligasi yang pelunasannya diangsur,

aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, dan perubahan

lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan

nilai tercatat (carrying amount) utang tersebut. Apabila surat utang obligasi

dijual di bawah nilai par (dengan diskon), maupun di atas nilai par (dengan

premium), maka nilai pokok utang tersebut adalah sebesar nilai nominalnya

atau nilai jatuh temponya, sedangkan diskon atau premium dikapitalisasi

untuk diamortisasi sepanjang masa berlakunya surat utang obligasi.

Amortisasi premi atau diskonto dapat menggunakan metode garis lurus

atau metode bunga efektif. Apabila surat utang obligasi diterbitkan dengan

denominasi valuta asing, maka kewajiban tersebut perlu dijabarkan dan

dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah

bank sentral pada tanggal neraca.

Sebagai ilustrasi, Pada tanggal 15 Desember 2019 Dinas Kebersihan

memperoleh tagihan dari PLN untuk pembayaran langganan daya dan jasa

listrik bulan Oktober 2019 dan November 2019 yang masih belum

diselesaikan, masing-masing sebesar Rp. 25.500.000 dan Rp. 24.500.000.

Sampai dengan tanggal pelaporan, tagihan tersebut belum diselesaikan

dan baru diselesaikan pada tanggal 25 Januari 2020. Dengan demikian,

pada tanggal 31 Desember 2019 Dinas Kebersihan harus mengakui tagihan

yang belum diselesaikan tersebut sebagai Kewajiban jangka pendek

sebesar Rp. 50.000.000. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat

adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Beban Jasa Rp. 50.000.000

Utang Perhitungan Pihak Ketiga Rp. 50.000.000

(Jurnal saat akhir periode/ 31 Desember 2019)

Utang Perhitungan Pihak Ketiga Rp. 50.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 50.000.000

(Jurnal saat penyelesian/ 25 Januari 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal saat akhir periode/ 31 Desember 2019

Belanja Barang/Jasa Rp. 50.000.000

Perubahan SAL Rp. 50.000.000

(Jurnal saat penyelesian/ 25 Januari 2020)

Page 192: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

178

Ilustrasi berikutnya, misalnya pada tanggal 1 Juli 2015 Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera menerima Pinjaman Perbankan dalam negeri

sebesar Rp. 20.000.000.000 untuk pengembangan infrastruktur dengan

bunga 5% per tahun yang dibayar setiap tanggal 1 Juli. Jatuh tempo

pinjaman tersebut pada tanggal 1 Juli 2020, oleh karena itu dicatat sebagai

Kewajiban jangka panjang. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu

dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Kas Daerah Rp. 20.000.000.000

Utang Dalam Negeri-Perbankan Rp. 20.000.000.000

(Jurnal saat penerimaan/ 1 Juli 2015)

Beban Bunga Rp. 500.000.000*)

Utang Bunga Rp. 500.000.000 *) (6/12 x 5% x Rp. 20.000.000.000 = Rp. 500.000.000)

(Jurnal penyesuaian bunga/ 31 Desember 2015)

Utang Bunga Rp. 500.000.000

Beban Bunga Rp. 500.000.000**)

Kas di Kas Daerah Rp. 1.000.000.000 **) (6/12 x 5% x Rp. 20.000.000.000 = Rp. 500.000.000)

(Jurnal saat pembayaran dan penyesuaian bunga/ 1 Juli 2016)

(Jurnal penyesuaian utang bunga dan pembayaran bunga pada tahun-tahun

berikutnya sama dengan jurnal tersebut di atas).

Utang Dalam Negeri-Perbankan Rp. 20.000.000.000

Kas Di Kas Daerah Rp. 20.000.000.000

(Jurnal saat penyelesaian/ 1 Juli 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 20.000.000.000

Penerimaan Pembiayaan-Utang Jk. Panjang Rp. 20.000.000.000

(Jurnal saat penerimaan/ 1 Juli 2015)

Tidak ada jurnal saat penyesuaian bunga/ 31 Desember 2015

Belanja Bunga Rp. 1.000.000.000

Perubahan SAL Rp. 1.000.000.000

(Jurnal saat pembayaran bunga/ 1 Juli 2016)

Pengeluaran Pembiayaan-Pemb. Pokok Pinj. Rp. 20.000.000.000

Perubahan SAL Rp. 20.000.000.000

(Jurnal saat penyelesaian/ 1 Juli 2020)

Page 193: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

179

14.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban

Utang kepada Pihak Ketiga, Utang bunga, Utang PFK, Bagian

Lancar Utang Jangka Panjang, Uang Muka dari Kas Daerah, dan

Pendapatan Diterima Dimuka merupakan utang jangka pendek yang harus

segera dibayar, karenanya disajikan di neraca dengan klasifikasi Kewajiban

Jangka Pendek. Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan, Utang Obligasi

Daerah, merupakan bagian dari utang jangka Panjang, untuk itu harus

disajikan dalam neraca dengan klasifikasi Kewajiban Jangka Panjang.

Kewajiban disajikan dalam Neraca sebesar nilai tercatat (carrying

amount). Nilai tercatat adalah nilai buku utang yang dihitung dari nilai

nominal setelah dikurangi atau ditambah diskonto atau premium yang

belum diamortisasi. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam penjelasan pos-

pos Neraca yaitu rincian dari masing-masing jenis utang, jatuh tempo,

tingkat bunga, amortisasi diskonto/premium, dan selisih kurs utang dalam

valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggal Neraca.

Sehubungan dengan penyajian dan pengungkapan utang pemerintah,

PSAP Nomor 09 paragraf 87 mengatur bahwa utang pemerintah harus

diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang. Oleh karena

itu, informasi yang harus disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CALK) mencakup:

1. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang

berdasarkan pemberi pinjaman.

2. Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas

dan jatuh temponya.

3. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga

yang berlaku.

4. Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo.

5. Perjanjian restrukturisasi utang meliputi pengurangan pinjaman,

modifikasi persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman,

pengunduran jatuh tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo

pinjaman, dan pengurangan jumlah bunga terutang.

6. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur

utang berdasarkan kreditur.

7. Biaya pinjaman meliputi perlakuan, jumlah dikapitalisasi, dan tingkat

kapitalisasi.

Page 194: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

180

Berikut adalah contoh penyajian Kewajiban pada Neraca Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera per 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA NERACA

Per 31 Desember 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. ASET

…………

59. KEWAJIBAN

61. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

62. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 126.750.000 135.470.000

63. Utang Bunga 355.670.000 285.680.000

64. Bagian Lancar Utang Jk. Panjang 1.500.000.000 1.500.000.000

65. Pendapatan Diterima Dimuka 174.450.000 146.550.000

66. Utang Belanja 235.250.000 215.720.000

67. Utang Jangka Pendek Lainnya 168.950.000 137.550.000

68. Jumlah Kewajiban Jk. Pendek 2.561.070.000 2.420.970.000

70. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

71. Utang Dalam Negeri-Perbankan 3.500.000.000 3.500.000.000

72. Utang Dalam Negeri-Obligasi 2.500.000.000 2.500.000.000

73. Premium (Diskonto) Obligasi 155.350.000 125.450.000

74. Utang Jangka Panjang Lainnya 367.680.000 289.930.000

75. Jumlah Kewajiban Jk. Panjang 6.523.030.000 6.415.380.000

76. Jumlah Kewajiban (68+75) 9.084.100.000 8.836.350.000

…………

14.2 Akuntansi Pembiayaan

14.2.1 Definisi Pembiayaan

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun- tahun anggaran berikutnya, yang

dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit atau memanfaatkan surplus anggaran (PP Nomor 71 Tahun 2010).

Page 195: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

181

14.2.2 Klasifikasi Pembiayaan

Pembiayaan pemerintah daerah dapat diklasifikasikan menjadi 2

(dua) kelompok yakni:

1. Penerimaan pembiayaan yaitu semua penerimaan Rekening Kas Umum

Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi

pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan

kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan

investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.

2. Pengeluaran pembiayaan yaitu adalah semua pengeluaran Rekening

Kas Umum Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak

ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok

pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan

dana cadangan.

14.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan

Berdasarkan PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

Berbasis Kas, pengakuan pembiayaan diatur sebagai berikut:

1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat telah diterima di rekening

kas umum daerah. Sesuai dengan IPSAP Nomor 3 Tahun 2013

menyebutkan bahwa pengakuan penerimaan pembiayaan ditentukan

oleh BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh

RKUD sebagai salah satu tempat penampungan. Seperti halnya

Penerimaan pembiayaan pada rekening khusus, yang dibentuk untuk

menampung transaksi pembiayaan yang bersumber dari utang.

2. Pengeluaran pembiayaan akan diakui pada saat telah dibayarkan dari

rekening kas umum daerah. Sesuai dengan IPSAP Nomor 3 Tahun 2013

menyebutkan bahwa pengakuan pengeluaran pembiayaan ditentukan oleh

BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan semata-mata oleh RKUD

sebagai salah satu sumber pengeluaran, seperti halnya Pengeluaran

pembiayaan yang tidak melalui RKUD yang diakui oleh BUD.

Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah

berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima atau yang akan diterima dan

nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan.

Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang

rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal

transaksi pembiayaan.

Page 196: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

182

Sebagai ilustrasi, misalnya pada tanggal 1 Juli 2015 Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera menerbitkan surat utang obligasi sebanyak

10.000 lembar dengan nilai nominal @ Rp. 1.000.000 untuk pengembangan

infrastruktur dengan bunga 5% per tahun yang dibayar setiap tanggal 1 Juli.

Jatuh tempo dari obligasi tersebut yaitu pada tanggal 1 Juli 2020. Atas

transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Kas Daerah Rp. 10.000.000.000

Utang Dalam Negeri-Obligasi Rp. 10.000.000.000

(Jurnal saat penerimaan/ 1 Juli 2015)

Beban Bunga Rp. 250.000.000*)

Utang Bunga Rp. 250.000.000 *) (6/12 x 5% x Rp. 10.000.000.000 = Rp. 250.000.000)

(Jurnal penyesuaian bunga/ 31 Desember 2015)

Utang Bunga Rp. 250.000.000

Beban Bunga Rp. 250.000.000**)

Kas di Kas Daerah Rp. 500.000.000 **) (6/12 x 5% x Rp. 10.000.000.000 = Rp. 250.000.000)

(Jurnal saat pembayaran dan penyesuaian bunga/ 1 Juli 2016)

(Jurnal penyesuaian utang bunga dan pembayaran bunga pada tahun-tahun

berikutnya sama dengan jurnal tersebut di atas).

Utang Dalam Negeri-Obligasi Rp. 10.000.000.000

Kas Di Kas Daerah Rp. 10.000.000.000

(Jurnal saat penyelesaian/ 1 Juli 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 10.000.000.000

Penerimaan Pembiayaan-Obligasi Rp. 10.000.000.000

(Jurnal saat penerimaan/ 1 Juli 2015)

Tidak ada jurnal saat penyesuaian bunga/ 31 Desember 2015

Belanja Bunga Rp. 500.000.000

Perubahan SAL Rp. 500.000.000

(Jurnal saat pembayaran bunga/ 1 Juli 2016)

Pengeluaran Pembiayaan-Pemb. Obligasi Rp. 10.000.000.000

Perubahan SAL Rp. 10.000.000.000

(Jurnal saat penyelesaian/ 1 Juli 2020)

Page 197: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

183

14.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Pembiayaan

Pembiayaan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Penyajian

penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah

netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Berikut adalah contoh penyajian Kewajiban pada Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

periode yang berakhir 31 Desember 2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

2019

Realissi

2019 (%)

Realissi

2018

1. PENDAPATAN

…………

69. PEMBIAYAAN

71. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

…………

77. Pinjaman Dalam Negeri-Perbankan 20.000.000.000 18.000.000.000 90,00 16.000.000.000

79. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi 10.000.000.000 9.000.000.000 90,00 7.000.000.000

…………

84. Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) 30.000.000.000 27.000.000.000 90,00 23.000.000.000

86. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

…………

91. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri-Perbankan

10.000.000.000 9.000.000.000 90,00 7.500.000.000

93. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri-Obligasi

5.000.000.000 3.000.000.000 60,00 4.500.000.000

…………

98. Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91) 15.000.000.000 12.000.000.000 80,00 12.000.000.000

…………

14.3 Akuntansi Transaksi Nonanggaran

14.3.1 Definisi Transaksi Nonanggaran

Aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan atau

pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja,

transfer, dan pembiayaan pemerintah. Aktivitas nonanggaran ini termasuk

Page 198: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

184

Aktivitas Transitoris yakni aktivitas penerimaan atau pengeluaran kas yang

tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (PP

Nomor 71 Tahun 2010).

14.3.2 Klasifikasi Transaksi Nonanggaran

Transaksi nonanggaran atau transitoris dapat diklasifikasikan

menjadi empat jenis yaitu:

1. Transaksi transito yakni transfer uang baik pemberian atau penerimaan

kembali uang persediaan kepada/dari bendahara pengeluaran.

2. Transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yakni transaksi kas yang

berasal dari potongan langsung gaji pokok dan tunjangan keluarga

pegawai negeri/pejabat daerah, dan iuran asuransi kesehatan yang

disetor oleh pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota, serta tabungan

perumahan Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk disalurkan/dikembalikan

kepada Pihak Ketiga.

3. Transaksi pemindahbukuan dan kiriman uang yakni mutasi kas antar

rekening kas daerah.

4. Transaksi koreksi kesalahan pemindahbukuan pada Rekening BUD

yakni transaksi antara rekening BUD dengan rekening pihak ketiga yang

disebabkan karena kesalahan pemindahbukuan.

14.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Nonanggaran

Transaksi nonanggaran diakui pada saat diterimanya/

dikeluarkannya kas atas transfer/pemindahbukuan atau pada saat

dilakukan pemotongan oleh BUD atau bendahara pengeluaran SKPD atas

pengeluaran dari kas daerah untuk pembayaran tertentu. Nilai yang

dicantumkan dalam neraca untuk transaksi ini adalah sebesar nilai kas yang

diterima/dikeluarkan atau nilai kewajiban PFK yang sudah dipotong tetapi

oleh BUD atau bendahara pengeluaran SKPD belum disetorkan kepada

yang berkepentingan.

Sebagai ilustrasi, Pada tanggal 29 Desember 2019 Bendahara Dinas

Kebersihan membayarkan gaji pegawai sebesar Rp. 250.000.000 dengan

perincian Rp. 200.000.000 untuk pegawai, Rp. 30.000.000 untuk potongan

pajak penghasilan (PPh), Rp. 14.000.000 merupakan potongan iuran

pegawai untuk dana pensiun, Rp. 6.000.000 untuk iuran asuransi

kesehatan/BPJS. Pada tanggal 31 Desember 2019 pajak penghasilan

(PPh), dana pensiun, dan asuransi kesehatan/BPJS baru disetorkan kepada

Page 199: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

185

pihak yang berhak menerima tanggal 10 Januari 2020. Atas transaksi

tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 50.000.000

Utang PFK-Taspen Rp. 14.000.000

Utang PFK-BPJS Kesehatan Rp. 6.000.000

Utang PFK-PPh Rp. 30.000.000

(Jurnal saat penerimaan PFK/ 29 Desember 2019)

Utang PFK-Taspen Rp. 14.000.000

Utang PFK- BPJS Kesehatan Rp. 6.000.000

Utang PFK- PPh Rp. 30.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 50.000.000

(Jurnal saat pengeluaran PFK/ 10 Januari 2020)

14.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Nonanggaran

Transaksi nonanggaran berupa Utang Perhitungan Fihak Ketiga

(PFK) disajikan di Neraca sebagai Kewajiban Jangka Pendek (seperti pada

pembahasan Akuntansi Kewajiban). Selanjutnya Transaksi nonanggaran ini

disajikan dalam Laporan Arus Kas sebagai Aktivitas Transitoris dan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Hal-hal yang

diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) antara lain:

1. Rincian jenis transaksi nonanggaran.

2. Pengaruh transaksi nonanggaran terhadap aset atau kewajiban.

Berikut adalah contoh penyajian Transaksi Nonanggaran

(Transitoris) pada Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

per 31 Desember 2019.

Page 200: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

186

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN ARUS KAS

Per 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

2019 2018

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasional

…………

82. Arus Kas dari Aktivitas Transitoris

83. Arus Masuk Kas

84. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 260.850.000 175.250.000

85. Jumalh Arus Masuk Kas (84) 260.850.000 175.250.000

86. Arus Keluar Kas

87. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 235.650.000 127.450.000

88. Jumalh Arus Keluar Kas (87) 235.650.000 127.450.000

89. Arus Kas Bersih dari Aktivitas

Transitoris (84-87) 25.200.000 47.800.000

…………

Page 201: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

187

BAB XV

15.1 Akuntansi Pendapatan

15.1.1 Definisi Pendapatan

Pendapatan didefinisikan dalam dua macam yaitu Pendapatan-LO

dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas) dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah (PP Nomor 71 Tahun 2010).

15.1.2 Klasifikasi Pendapatan

Jenis pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:

1. Pendapatan asli daerah yang terdiri dari Pendapatan pajak daerah,

Pendapatan retribusi daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, serta Lain-lain PAD yang sah.

2. Pendapatan transfer yang terdiri dari Dana bagi hasil pajak, Dana bagi

hasil SDA, Dana alokasi umum, Dana alokasi khusus, Dana

penyesuaian, dan Pendapatan bagi hasil lainnya.

3. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terdiri dari Pendapatan

hibah, Pendapatan dana darurat, dan Pendapatan lainnya.

Berdasarkan sumber perolehannya, pendapatan pemerintah daerah

terdiri dari:

Page 202: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

188

1. Pendapatan perpajakan.

Pendapatan perpajakan pemerintah daerah untuk provinsi bersumber dari

Pajak kendaraan bermotor, Bea balik nama kendaraan bermotor, Pajak

bahan bakar kendaraan bermotor, Pajak air permukaan, dan Pajak rokok.

Sementara pendapatan perpajakan pemerintah daerah untuk

kabupaten/kota bersumber dari Pajak hotel, Pajak restoran, Pajak Hiburan,

Pajak reklame, Pajak penerangan jalan, Pajak mineral bukan logam dan

batuan, Pajak parkir, Pajak air tanah, Pajak sarang burung walet, Pajak

bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, dan Bea perolehan ha

katas tanah dan bangunan (Buletin Teknis SAP Nomor 24 Tahun 2016).

2. Pendapatan nonperpajakan.

Pendapatan nonperpajakan di lingkup pemerintah daerah antara lain

terdiri dari:

a. Pendapatan retribusi daerah yang meliputi Retribusi jasa umum,

Retribusi usaha, dan Retribusi perizinan tertentu.

b. Lain-lain PAD yang sah meliputi Hasil penjualan aset daerah yang

tidak dipisahkan, Hasil penjualan aset alinnya, Penerimaan jasa giro,

Pendapatan bunga, dan Tuntutan ganti kerugian daerah (Buletin

Teknis SAP Nomor 23 Tahun 2016).

15.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan

Berdasarkan PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran,

Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum

Daerah. Pendapatan diakui pada saat diterima pada RKUD mencakup hal-

hal sebagai berikut:

1. Pendapatan kas yang telah diterima pada RKUD.

2. Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang

sebagai pendapatan daerah dan hingga tanggal pelaporan belum

disetorkan ke RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut

merupakan bagian dari BUD.

3. Pendapatan kas yang diterima satker/SKPD dan digunakan langsung

tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib

melaporkannya kepada BUD untuk diakui sebagai pendapatan daerah.

4. Pendapatan kas yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri

yang digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas dengan syarat

Page 203: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

189

entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUN/BUD untuk diakui

sebagai pendapatan negara/daerah.

5. Pendapatan kas yang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah

berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD, dan BUD mengakuinya

sebagai pendapatan.

Dengan demikian, Pendapatan Pajak Daerah–LRA, diakui pada saat: 1)

Pendapatan kas telah diterima pada RKUD, 2) Pendapatan kas diterima oleh

bendahara penerimaan, dan 3) Pendapatan kas diterima entitas lain di luar

entitas pemerintah daerah berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD.

Selanjutnya, berdasarkan PSAP Nomor 12 tentang Laporan

Operasional, Pendapatan-LO diakui pada saat: 1) Timbulnya hak atas

pendapatan, dan 2) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk

sumber daya ekonomi. Dengan demikian, Pendapatan Pajak Daerah-LO

diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan Pendapatan

direalisasi. Pendapatan Pajak Daerah-LO yang diperoleh berdasarkan

peraturan perundang-undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk

menagih pendapatan. Contohnya adalah penetapan yang dilakukan atas

kekurangan pembayaran Pajak Daerah dengan menggunakan Surat

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB). Selanjutnya,

Pendapatan Pajak Daerah-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak

yang telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya

penagihan. Contohnya adalah Wajib Pajak Daerah melakukan penyetoran

atas kewajiban perpajakannya tanpa terlebih dahulu adanya penagihan

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).

Pendapatan Nonperpajakan dicatat pada saat timbulnya hak atau

direalisasikannya pendapatan tersebut. Pendapatan dicatat pada saat

timbulnya hak jika telah diketahui dengan cukup andal nilai dan saat

pendapatan akan direalisasikan. Dicatat berdasarkan realisasinya jika tidak

dapat diidentifikasi dengan andal timbulnya hak atas pendapatan tersebut.

Pendapatan nonperpajakan disajikan sebagai pendapatan operasional

suatu entitas apabila terkait dengan tugas dan fungsi entitas yang

bersangkutan. Namun, tidak menutup kemungkinan sebagai satuan kerja

dari pemerintah, pendapatan suatu entitas tidak mempertimbangkan tugas

dan fungsinya untuk diakui sebagai pendapatan operasional, tetapi juga

sebagai pendapatan non operasional karena terkait dengan pendapatan

pada klasifikasi anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen

Page 204: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

190

pelaksanaan anggarannya. Dengan demikian Pendapatan Nonperpajakan-

LRA diakui saat diterimanya kas dan pengakuan Pendapatan

Nonperpajakan-LO mengacu pada saat timbulnya hak atas pendapatan

nonperpajakan serta pendapatan direalisasi.

Berdasarkan definisi dan pengakuan pendapatan yang telah

dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan-LRA

merupakan pendapatan yang diukur dengan basis kas (cash basis). LRA

hanya berfokus pada transaksi dengan basis kas, sehingga untuk penerimaan

dan pengeluaran yang tidak terkait dengan kas tidak dicatat dalam LRA. Oleh

karena itu, Pendapatan-LRA baru dapat diakui jika sudah ada penerimaan kas

pada rekening Kas Umum Daerah. Sementara Pendapatan-LO tidak hanya

mencatat transaksi dengan basis kas namun juga basis akrual. Suatu

transaksi dapat diakui sebagai Pendapatan-LO meskipun kas belum diterima

jika kedua syarat pengakuan di atas telah terpenuhi.

Pendapatan Perpajakan-LRA diukur sebesar nominal uang yang

masuk ke kas daerah dari sumber pendapatan dengan menggunakan asas

bruto, yaitu pendapatan dicatat tanpa dikurangkan/dikompensasikan dengan

belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Pengembalian Pendapatan Perpajakan-LRA diukur sebesar nominal uang

yang keluar dari kas daerah. Pendapatan Perpajakan-LO diukur sebesar nilai

nominal yaitu: 1) Nilai aliran masuk yang telah diterima oleh pemerintah untuk

self assessment, dan 2) Nilai aliran masuk yang akan diterima pemerintah

untuk official assessment. Pencatatan Pendapatan Pajak Daerah dilaksanakan

berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan

tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan Pajak

Daerah bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan

tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai,

maka asas bruto dapat dikecualikan.

Pendapatan nonperpajakan-LRA diukur sebesar nominal uang yang

masuk ke kas daerah sebagaimana dokumen sumber bukti setornya.

Pencatatan Pendapatan nonperpajakan-LRA dilaksanakan dengan

menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan dicatat sebesar nilai brutonya

tanpa dikurangi/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Pendapatan nonperpajakan-LO yang

berasal dari perizinan disajikan sebesar tarif yang dipungut oleh pemerintah

Page 205: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

191

atas izin yang diberikannya. Jumlah pendapatan operasional yang berasal

dari pemberian layanan yang dilakukan oleh pemerintah diukur sebesar

nilai yang dibebankan atau ditagihkan kepada pengguna. Selanjutnya,

Pendapatan operasional yang berasal dari pendapatan sewa dinilai sebesar

yang menjadi hak entitas pada tahun berjalan, dan Pendapatan operasional

yang berasal dari keuntungan penjualan atau pertukaran aset diukur

sebesar selisih positif antara kas dan/atau nilai aset yang diterima dikurangi

dengan nilai buku buku aset yang dijual atau diserahkan.

Sebagai ilustrasi, pada tanggal 31 Desember 2019 Pemerintah

Kabupaten Maju Sejahtera telah mengirim Surat Ketetapan Pajak (SKP)

sebagai tagihan kepada wajib pajak daerah seorang pengusaha restoran

sebesar Rp. 125. 500.000,- Tagihan pajak tersebut dilunasi oleh wajib pajak

pada tanggal 10 Januari 2020. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu

dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Piutang Pajak Rp. 125.500.000

Pendapatan Pajak Daerah-LO Rp. 125.500.000

(Jurnal saat penetapan/ 31 Desember 2019)

Kas di Kas Daerah Rp. 125.500.000

Piutang Pajak Rp. 125.500.000

(Jurnal saat pelunasan/10 Januari 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal saat penetapan/ 31 Desember 2019

Perubahan SAL Rp. 125.500.000

Pendapatan Pajak Daerah-LRA Rp. 125.500.000

(Jurnal saat pelunasan/10 Januari 2020)

Ilustrasi berikutnya, misalnya pada tanggal 15 Oktober 2019 Dinas

Kebersihan telah menerima kas dari wajib retribusi untuk pembayaran

retribusi sebesar Rp. 20.250.000,- dan Tanda Bukti Pembayaran (TBP) telah

diberikan kepada wajib retribusi. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu

dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Kas di Bendahara Penerimaan Rp. 20.250.000

Pendapatan Retribusi Daerah-LO Rp. 20.250.000

(Jurnal saat penerimaan/ 15 Oktober 2019)

Page 206: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

192

Jurnal realisasi anggaran:

Perubahan SAL Rp. 20.250.000

Pendapatan Retribusi Daerah-LRA Rp. 20.250.000

(Jurnal saat penerimaan/ 15 Oktober 2019)

15.1.4 Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan

Pendapatan Perpajakan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi

Anggaran dan Laporan Arus Kas per jenis pajak dalam mata uang rupiah.

Pendapatan Pajak Daerah-LRA disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran

dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi Pendapatan Pajak

Daerah-LRA tahun berkenaan serta realisasi Pendapatan Pajak Daerah-LRA

tahun sebelumnya. Pendapatan Perpajakan-LO disajikan pada Laporan

Operasional per jenis pajak dalam mata uang rupiah. Pendapatan Pajak

Daerah-LO disajikan dalam Laporan Operasional dengan membandingkan

realisasi Pendapatan Pajak Daerah-LO tahun berkenaan dengan realisasi

tahun sebelumnya.

Pendapatan Perpajakan-LRA yang dilaporkan pada Laporan

Realisasi Anggaran diungkapkan secara memadai dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan. Informasi tersebut antara lain: 1) Kebijakan akuntansi

yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran Pendapatan

Perpajakan-LRA, 2) Informasi tentang kebijakan keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut

angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan, dan 3) Rincian

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah-LRA per jenis pajak.

Hal-hal yang perlu diungkapkan dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan mengenai Pendapatan Pajak Daerah-LO antara lain adalah

sebagai berikut: 1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengakuan,

pengukuran Pendapatan Pajak Daerah-LO, dan 2) Rincian Pendapatan

Pajak Daerah-LO per jenis pajak.

Pendapatan Nonperpajakan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi

Anggaran dan dikelompokkan per jenis pendapatan. Apabila terdapat

penerimaan kas atas Pendapatan Nonperpajakan-LRA dalam mata uang

asing, maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal

transaksi. Pendapatan Nonperpajakan-LRA yang dilaporkan pada Laporan

Page 207: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

193

Realisasi Anggaran diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas

Laporan Keuangan. Informasi tersebut antara lain: 1) Kebijakan akuntansi

yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran Pendapatan

Nonperpajakan-LRA, 2) Perubahan peraturan perundangan terkait

pendapatan nonperpajakan. Pendapatan Nonperpajakan-LO yang

dilaporkan pada Laporan Operasional diungkapkan secara cukup dalam

Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi tersebut antara lain: 1)

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran

Pendapatan Nonperpajakan-LO, 2) Informasi tentang kebijakan pendapatan

nonperpajakan, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka

yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Berikut adalah contoh penyajian Pendapatan pada Laporan

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan contoh penyajian

Pendapatan pada Laporan Operasional Pemerintah Kabupaten Maju

Sejahtera periode yang berakhir 31 Desember 2019.

Page 208: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

194

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

2019 Realissi

2019 (%) Realissi

2018

1. PENDAPATAN 2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah 6.000.000.000 5.400.000.000 90,00 5.250.000.000

4. Pendapattan Retribusi Daerah 5.000.000.000 4.750.000.000 95,00 4.500.000.000

…………

7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) 11.000.000.000 10.150.000.000 92,27 9.750.000.000

9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA ERIMBANGAN

11. Dana Bagi Hasil Pajak 75.000.000.000 74.500.000.000 99,33 65.500.000.000

…………

15. Jumlah Pendapatan Transfer– Dana Perimbangan (11 s/d 14)

75.000.000.000 74.500.000.000 99,33 65.500.000.000

17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT – LAINNYA

…………

22. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

…………

26. Total Pendapatan Transfer (15+20+25)

75.000.000.000 74.500.000.000 99,33 65.500.000.000

28. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

29. Pendapatan Hibah 1.500.000.000 1.200.000.000 80,00 1.300.000.000

…………

32. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (29 s/d 31)

1.500.000.000 1.200.000.000 80,00 1.300.000.000

33. JUMLAH PENDAPATAN (7+26+32)

87.500.000.000 85.850.000.000 98,11 76.550.000.000

…………

Page 209: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

195

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN OPERASIONAL

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2019 2018 Kenaikan/

Penurunan

(%)

KEGIATAN OPERASIONAL

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah 5.400.000.000 5.250.000.000 150.000.000 2,86

4. Pendapattan Retribusi Daerah 4.750.000.000 4.500.000.000 250.000.000 5,56

…………

7. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3

s/d 6) 10.150.000.000 9.750.000.000 400.000.000 4,10

9. PENDAPATAN TRANSFER

10. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT -

DANA ERIMBANGAN

11. Dana Bagi Hasil Pajak 74.500.000.000 65.500.000.000 9.000.000.000 13,74

…………

15. Jumlah Pendapatan Transfer– Dana

Perimbangan (11 s/d 14) 74.500.000.000 65.500.000.000 9.000.000.000 13,74

17. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT –

LAINNYA

…………

22. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

…………

26. Total Pendapatan Transfer

(15+20+25) 74.500.000.000 65.500.000.000 9.000.000.000 13,74

28. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

29. Pendapatan Hibah 1.200.000.000 1.300.000.000 100.000.000 7,69

…………

32. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang

Sah (29 s/d 31) 1.200.000.000 1.300.000.000 100.000.000 7,69

33. JUMLAH PENDAPATAN

(7+26+32) 85.850.000.000 76.550.000.000 9.300.000.000 12,15

…………

15.2. Akuntansi Belanja

15.2.1 Definisi Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

Page 210: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

196

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah (PP Nomor 71 Tahun 2010).

15.2.2 Klasifikasi Belanja

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, belanja diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, dan ekonomi.

Pengklasifikasian belanja tersebut dimaksudkan untuk kepentingan

penganggaran dan pelaporan. Oleh karena itu, klasifikasi yang dapat

memenuhi fungsi anggaran dan pelaporan harus diformulasikan sebagai

berikut:

1. Klasifikasi menurut fungsi, digunakan untuk analisis historis dan

formulasi kebijakan.

2. Klasifikasi organisasi, untuk keperluan akuntabilitas.

3. Klasifikasi menurut dana, untuk keperluan sumber pembiayaan.

4. Klasifikasi menurut ekonomi, untuk tujuan statistik dan obyek (jenis

belanja), ketaatan (compliance), pengendalian (control), dan analisis

ekonomi.

5. Klasifikasi menurut program dan kegiatan, untuk informasi dan

pengendalian pencapaian tujuan.

Dari berbagai klasifikasi tersebut di atas, untuk tujuan manajemen

anggaran, klasifikasi menurut jenis belanja sangat penting untuk digunakan

dalam pengendalian anggaran (budgetary control) dan monitoring.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang

kemudian dijabarkan dalam Permendagri 13 Tahun 2006, Belanja Daerah

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diklasifikasikan

berdasarkan jenis belanja sebagai belanja tidak langsung dan belanja

langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang

dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang

dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan. Selanjutnya, kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut

jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja

subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi basil, bantuan

keuangan, dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dari

suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Page 211: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

197

Khusus untuk keperluan pengendalian manajemen, klasifikasi yang

mudah untuk dilakukan pengendalian sejak perencanaan penganggaran,

pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya adalah klasifikasi menurut

ekonomi atau jenis belanja. Dalam menyusun LRA, sebagaimana diatur

dalam PSAP Nomor 02, klasifikasi yang dicantumkan pada lembar muka

laporan keuangan adalah menurut jenis belanja. Klasifikasi belanja menurut

jenis belanja terdiri dari:

1. Belanja Operasi yakni pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari

pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja

operasi antara lain meliputi:

a. Belanja Pegawai yakni belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang

maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri

Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang

belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal. Contoh Belanja Pegawai adalah gaji dan

tunjangan, honorarium, lembur, kontribusi sosial dan lain-lain yang

berhubungan dengan pegawai.

b. Belanja Barang yakni pengeluaran untuk menampung pembelian

barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan

jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan

barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada

masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja Barang dapat

dibedakan menjadi Belanja Barang dan Jasa, Belanja Pemeliharaan,

dan Belanja Perjalanan Dinas.

c. Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran

bunga (interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal

outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka

pendek atau jangka panjang.

d. Belanja Subsidi yakni pengeluaran pemerintah yang diberikan

kepada perusahaan/ lembaga tertentu yang bertujuan untuk

membantu biaya produksi agar harga jual produk/jasa yang

dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat.

e. Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang

atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan

Page 212: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

198

daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan

tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.

f. Bantuan Sosial yakni transfer uang atau barang yang diberikan

kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya

risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada

anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk

didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang

pendidikan dan keagamaan.

2. Belanja Modal yakni pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap

dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode

akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain Belanja Tanah, Belanja

Peralatan dan Mesin, Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan,

Irigasi dan Jaringan, Belanja Aset Tetap Lainnya, dan Belanja Aset

Lainnya.

3. Belanja Lain-lain/Tidak Terduga yakni pengeluaran anggaran untuk

kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti

penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak

terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan

kewenangan pemerintah daerah.

15.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas

Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran

pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada

peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi

pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja

pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi

atas pengeluaran belanja dicatat sebagai Lain-Lain PAD yang sah. Dengan

memperhatikan pengakuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Belanja

merupakan salah satu akun dalam LRA dan Belanja selalu diakui dengan

basis kas (cash basis).

Page 213: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

199

Suatu pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja

modal jika memenuhi seluruh kriteria: 1) Manfaat ekonomi barang yang

dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan, 2) Perolehan barang tersebut untuk

operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual, dan 3) Nilai rupiah

pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang

tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap (capitalization

threshold) yang telah ditetapkan. Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan

akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap)

jika memenuhi kriteria: 1) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang

dipelihara bertambah ekonomis/efisien, dan/atau bertambah umur

ekonomis, dan/atau bertambah volume, dan/atau bertambah kapasitas

produksi, dan 2) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan

barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi

aset tetap yang telah ditetapkan.

Sebagai ilustrasi, misalnya pada tanggal 1 Juli 2019 Dinas

Kebersihan membeli 2 unit kendaraan operasional dengan harga Rp.

350.000.000/unit. Kebijakan batasan minimal kapitalisasi aset tetap

ditetapkan sebesar Rp. 300.000 per unit untuk Peralatan dan Mesin. Atas

transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Aset Tetap-Peralatan dan Mesih Rp. 700.000.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 700.000.000

(Jurnal saat belanja/ 1 Juli 2019)

Jurnal realisasi anggaran:

Belanja Modal- Peralatan dan Mesih Rp. 700.000.000

Perubahan SAL Rp. 700.000.000

(Jurnal saat belanja/ 1 Juli 2019)

15.2.4 Penyajian dan Pengungkapan Belanja

Penyajian dan pengungkapan klasifikasi belanja pada laporan

keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Disajikan sebagai pengeluaran belanja pada Laporan Realisasi

Anggaran.

2. Disajikan sebagai kelompok Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi dan

Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada Laporan Arus Kas.

3. Diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Page 214: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

200

Penyajian Belanja pada Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan

PSAP Nomor 02, belanja yang disajikan pada LRA pada lembar muka laporan

keuangan adalah klasifikasi menurut jenis belanja, yang dikelompokkan

menurut Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Lain-lain/Tak Terduga.

Sedangkan klasifikasi menurut fungsi, menurut organisasi, dan klasifikasi

lainnya yang dibutuhkan sesuai kepentingan manajerial disajikan sebagai

lampiran dan diungkapkan dalam CaLK. Penyajian belanja pada kelompok

Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi dan Aktivitas Investasi Aset Non

Keuangan pada Laporan Arus Kas adalah berdasarkan PSAP Nomor 03

tentang Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas menyajikan informasi

penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan

berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan

transaksi non anggaran. Pengeluaran kas untuk aktivitas operasi

berhubungan dengan Belanja Operasi, sedangkan pengeluaran kas untuk

investasi aset non keuangan berhubungan dengan Belanja Modal.

Informasi tambahan tentang belanja yang tidak disajikan pada

lembar muka laporan keuangan yang perlu diungkapkan dalam CALK

antara lain: 1) Rincian belanja menurut organisasi, yang disusun dan

disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing entitas

pelaporan, 2) Rincian belanja menurut fungsi dan klasifikasi belanja

menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan

pengelolaan keuangan negara, dapat dalam bentuk Laporan Kinerja

sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, 3) Rincian

belanja menurut program dan kegiatan yang disesuaikan dengan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah (Permendagri Nomor 13

Tahun 2006), 4) Rincian belanja menurut urusan pemerintahan, yang terdiri

dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan (Permendagri Nomor

13 Tahun 2006), dan 5) Rincian belanja menurut belanja langsung dan

belanja tidak langsung (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006).

Berikut adalah contoh penyajian Belanja pada Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

periode yang berakhir 31 Desember 2019.

Page 215: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

201

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN Anggaran

2019

Realissi

2019 (%)

Realissi

2018

1. PENDAPATAN

…………

35. BELANJA

36. BELANJA OPERASIONAL

37. Belanja Pegawai 6.000.000.000 5.700.000.000 95,00 5.000.000.000

38. Belanja Barang 3.000.000.000 2.700.000.000 90,00 2.250.000.000

…………

43. Jumlah Belanja Operasional

(37 s/d 42) 9.000.000.000 8.400.000.000 93,33 7.250.000.000

45. BELANJA MODAL

46. Belanja Tanah 5.000.000.000 4.500.000.000 90,00 4.000.000.000

47. Belanja Peralatan dan Mesin 1.500.000.000 1.500.000.000 100,00 1.250.000.000

…………

52. Jumlah Belanja Modal (46 s/d

51) 6.500.000.000 6.000.000.000 92,31 5.250.000.000

54. BELANJA TAK TERDUGA

55. Belanja Tak Terduga 1.000.000.000 850.000.000 85,00 1.100.000.000

56. Jumlah Belanja Tak Terduga

(55 s/d 55) 1.000.000.000 850.000.000 85,00 1.000.000.000

57. JUMLAH BELANJA (43+52

+56) 16.500.000.000 15.250.000.000 92,42 13.500.000.000

…………

15.3 Akuntansi Beban

15.3.1 Definisi Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa

pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban (PP Nomor 71

Tahun 2010). Sejalan dengan pernyataan tersebut, IPSAS 1 Tahun 2016

mendefenisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi atau layanan

yang potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus

keluar atau konsumsi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan

turunnya nilai bersih aset atau ekuitas, selain yang berhubungan dengan

kepemilikan pemilik.

Page 216: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

202

15.3.2 Klasifikasi Beban

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2020, Beban diklasifikan menurut

klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada perinsipnya melakukan

pengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk

pemerintah daerah terdiri dari Beban Pegawai, Beban Persediaan, Beban

Jasa, Beban Pemeliharaan, Beban Perjalanan Dinas, Beban Bunga, Beban

Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban Penyusutan, Beban

Transfer, Beban Lain-lain, dan Beban Luar Biasa.

Beban Persediaan adalah beban atas pemakaian aset lancar dalam

bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung

kegiatan operasional pemerintah, atau atas barang yang dimaksudkan

untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. Beban Subsidi adalah beban pemerintah yang diberikan

kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu

biaya produksi agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau

oleh masyarakat. Beban Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk

uang/barang atau jasa kepada pemerintah lainnya, perusahaan

negara/daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, bersifat tidak

wajib dan tidak mengikat. Beban Penyusutan adalah alokasi yang

sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable

assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Beban Transfer

adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk

mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan

lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Beban Luar

Biasa adalah beban yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan

berada di luar kendali atau pengaruh entitas yang bersangkutan.

15.3.3 Pengakuan dan Pengukuran Beban

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau

peristiwa untuk diakui yaitu terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi

yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir

keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang besangkutan dan

kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Dalam menentukan apakah

Page 217: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

203

suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, juga perlu

mempertimbangkan aspek materialitas.

Beban diakui pada saat: 1) Timbulnya kewajiban, 2) Terjadinya

konsumsi aset, dan 3) Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi

jasa. Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari

pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah.

Contohnya adalah tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum

dibayar pemerintah. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset

adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului

timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan

operasional pemerintah. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan

penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan

manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.

Dalam hal Badan Layanan Umum, beban diakui dengan mengacu pada

peraturan perundangan yang mengatur mengenai Badan layanan umum

(BLU). Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang

terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada

periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas

beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan

penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.

Dengan demikian, Beban merupakan akun LO yang bersifat acrrual basis.

Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang

akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya.

Namun ada kalanya didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila

pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin

dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada

Catatan atas Laporan Keuangan. Metode pengakuan beban terdiri dari

Pendekatan Beban, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan

diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu

dimaksudkan untuk digunakan atau dikonsumsi sesegera mungkin, dan

Pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan

diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu

dimaksudkan untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk

yang sifatnya berjaga-jaga.

Pengukuran beban menggunakan pengaturan sebagai berikut:

Page 218: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

204

1. Pengukuran beban menggunakan mata uang rupiah.

2. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang

rupiah. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama

dengan yang digunakan dalam transasksi, maka transaksi dalam mata

uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata

uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal

transaksi. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan dalam transaksi dan mata uang tersebut dibeli dengan

rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam

rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan

untuk memperoleh valuta asing tersebut.

3. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode

pelaporan.

4. Pengukuran beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam

Laporan Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa

tersebut pada saat terjadi transaksi. Transaksi beban dalam bentuk

barang/jasa antara lain hibah dalam bentuk barang, barang rampasan,

dan jasa konsultansi.

5. Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of

goods). Perhitungan beban persediaan dilakukan guna penyajian

Laporan Operasional.

6. Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran

pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang

dipakai dikalikan biaya per unit sesuai metode penilian yang digunakan.

7. Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran

pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu

dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan

persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per

unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

8. Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang

dapat dikelompokkan menjadi: 1) Metode garis lurus (Straight line

method), 2) Metode saldo menurun ganda (Double declining balance

method), dan Metode unit produksi (Unit of Production method).

9. Metode penyusutan yang digunakan harus menggambarkan manfaat

ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir

ke pemerintah.

Page 219: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

205

Sebagai ilustrasi, misalnya pada tanggal 31 Desember 2019 Dinas

Kebersihan telah menerima tagihan dari rekanan/pihak ketiga atas

pekerjaan pemeliharaan gedung pemerintah yang telah mereka selesaikan

sebesar Rp. 35.500.000. Pekerjaan pemeliharaan telah diselesaikan sesuai

kontrak namun Dinas Kebersihan baru dapat membayar pada 10 Januari

2020. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai

berikut:

Jurnal finansial:

Beban Pemeliharaan-Gedung Rp. 35.500.000

Utang Perhitungan Pihak Ketiga Rp. 35.500.000

(Jurnal saat terima tagihan/ 31 Desember 2019)

Utang Perhitungan Pihak Ketiga Rp. 35.500.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 35.500.000

(Jurnal saat penyelesian/ 10 Januari 2020)

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal saat terima tagihan/ 31 Desember 2019

Belanja Barang/Jasa Rp. 35.500.000

Perubahan SAL Rp. 35.500.000

(Jurnal saat penyelesian/ 10 Januari 2020)

Ilustrasi berikutnya, misalnya Setelah dilakukan perhitungan,

diperoleh informasi bahwa beban penyusutan untuk tahun 2019 untuk aset

tetap gedung dan bangunan Dinas Kebersihan adalah sebesar Rp.

45.750.000. Atas transaksi tersebut, jurnal yang perlu dibuat adalah

sebagai berikut:

Jurnal finansial:

Beban Penyusutan-Gedung Rp. 45.750.000

Akumulasi Penyusutan-Gedung Rp. 45.750.000

(Jurnal saat penyesuaian/ 31 Desember 2019)

Jurnal realisasi anggaran:

Tidak ada jurnal saat penyesuaian/ 31 Desember 2019

Page 220: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

206

15.3.4 Penyajian dan Pengungkapan Beban

Beban disajikan dalam Laporan Operasional yang penyajiannya

disansingkan dengan periode sebelumnya. Beban dinilai sebesar akumulasi

beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan dalam

Laporan Operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi. Informasi terkait

Beban yang disajikan dalam bagian muka Laporan Operasional maupun yang

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) meliputi:

1. Entitas pelaporan yang mengelompokkan Beban menurut klasifikasi

fungsi mengungkapkan pula tambahan informasi Beban menurut

klasifikasi ekonomi antara lain meliputi Beban penyusutan/amortisasi,

Beban gaji dan tunjangan pegawai, dan Beban bunga pinjaman.

2. Terkait dengan Beban penyusutan, informasi yang harus diungkapkan

meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa

manfaat atau tarif yang digunakan, dan nilai tercatat bruto dan

akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

Berikut adalah contoh penyajian Belanja pada Laporan Operasional

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera periode yang berakhir 31 Desember

2019.

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA LAPORAN OPERASIONAL

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2019 2018 Kenaikan/

Penurunan

(%)

KEGIATAN OPERASIONAL

1. PENDAPATAN

…………

35. BEBAN

36. Beban Pegawai 6.750.000.000 6.250.000.000 500.000.000 8,00

37. Beban Persediaan 1.750.000.000 1.400.000.000 350.000.000 25,00

38. Beban Jasa 1.450.000.000 1.200.000.000 250.000.000 20,83

39. Beban Pemeliharaan 1.250.000.000 1.150.000.000 100.000.000 8,69

…………

48. Jumlah Beban (36 s/d 47) 11.200.000.000 10.000.000.000 400.000.000 4,00

61. POS LUAR BIASA

62. …………

63. Beban Luar Biasa 200.000.000 175.000.000 25.000.000 14,29

…………

Page 221: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

207

BAB XVI

16.1 Ilustrasi Neraca Awal, Ringkasan DPA, Transaksi, dan Informasi Penyesuaian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah baik Provinsi

maupun Kabupaten/Kota semenjak tahun 2015 wajib menyelenggarakan

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang terdiri yang terdiri atas Sistem

Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sistem Akuntansi

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Sistem Akuntansi SKPD

dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintah Daerah seperti Dinas, Badan, dan Kantor.

Sedangkan Sistem Akuntansi PPKD dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang biasanya dikenal dengan nama

Dinas/Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

Sistem Akuntansi yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) terdiri dari:

a. Sistem Akuntansi SKPD (SKPKD dalam kapasitas selaku SKPD),

menghasilkan Laporan Keuangan SKPD berupa LRA, LO, LPE, Neraca,

serta CALK selaku SKPD pada umumnya.

b. Sistem Akuntansi PPKD yang terdiri dari:

1) Sistem Akuntansi PPKD sebagai BUD, menghasilkan Laporan Keuangan

PPKD berupa LRA, LO, LPE, Neraca, serta CALK selaku PPKD.

2) Sistem Akuntansi Konsolidator Pemerintah Daerah menghasilkan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (laporan keuangan gabungan)

Page 222: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

208

secara lengkap berupa LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca,

LAK, dan CCLK.

Pada ilustrasi ini, Sistem Akuntansi SKPD dilaksanakan oleh fungsi

akuntansi Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD XYZ. Sistem

Akuntansi PPKD dilaksanakan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah (DPKAD) yang juga bertugas melakukan konsolidasi laporan

keuangan seluruh SKPD dalam rangka menyusun laporan keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Maju Sejahtera sebagai entitas pelaporan.

Neraca SKPD XYZ dan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(selaku PPKD dan BUD) Per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

Page 223: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

209

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA SKPD XYZ NERACA

PER 31 DESEMBER 2017 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

1. ASET 2. ASET LANCAR 3. Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000 4. Kas di Bendahara Penerimaan - 5. Piutang Retribusi-Pelayanan Pasar 1.500.000 6. Persediaan-Alat Tulis Kantor 3.250.000

7. Jumlah Aset Lancar (3 s/d 6) 14.250.000 8. 9. ASET TETAP 10. Tanah 250.500.000 11. Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor 135.250.000 12. Gedung dan Bangunan 420.750.000 13. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - 14. Konstruksi dalam Pengerjaan 150.000.000 15. Akumulasi Penyusutan (47.000.000) 16. Jumlah Aset Tetap (10 s/d 15) 909.500.000

17. 18. ASET LAINNYA 19. Tagihan Penjualan Angsuran - 20. Aset Lain-Lain - 21. Jumlah Aset Lainnya (19 s/d 20) -

22. JUMLAH ASET (7 + 16 + 21) 923.750.000 23. 24. KEWAJIBAN 25. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 26. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - 27. Utang Jangka Pendek Lainnya - 28. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (26 + 27) - 29. 30. JUMLAH KEWAJIBAN (28) - 31. 32. EKUITAS 33. Ekuitas 923.750.000 34. Ekuitas Untuk Dikonsolidasikan – R/K PPKD -

35. JUMLAH EKUITAS (33 + 34) 923.750.000 36.

37. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (30 + 35) 923.750.000

Page 224: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

210

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA PPKD

NERACA PER 31 DESEMBER 2017

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN JUMLAH

1. ASET 2. ASET LANCAR 3. Kas di Kas Daerah 368.700.000 4. Kas di Bendahara Pengeluaran - 5. Kas di Bendahara Penerimaan - 6. Piutang Retribusi -

7. Jumlah Aset Lancar (3 s/d 6) 368.700.000 8. 9. ASET UNTUK DIKONSOLIDASIKAN

10. R/K SKPD XYZ - 11. 12. INVESTASI JANGKA PANJANG 13. Investasi Permanen 14. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 50.000.000

15. Jumlah Investasi Jangka Panjang (13 s/d 14) 50.000.000 16. 17. ASET TETAP 18. Tanah - 19. Peralatan dan Mesin - 20. Gedung dan Bangunan - 21. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - 22. Konstruksi dalam Pengerjaan - 23. Akumulasi Penyusutan - 24. Jumlah Aset Tetap (18 s/d 23) -

25. 26. ASET LAINNYA 27. Tagihan Penjualan Angsuran - 28. Aset Lain-Lain -

29. Jumlah Aset Lainnya (27 s/d 28) -

30. JUMLAH ASET (7+15+24+29) 418.700.000 31. 32. KEWAJIBAN 33. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 34. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - 35. Utang Bunga 3.750.000 36. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 25.000.000 37. Pendapatan Diterima Dimuka -

38. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (34 s/d 37) 28.750.000

39. 40. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 41. Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 225.000.000 42. Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (41) 225.000.000

43. JUMLAH KEWAJIBAN (38 + 42) 253.750.000 44. 45. EKUITAS 46. Ekuitas 164.950.000

47. JUMLAH EKUITAS (46) 164.950.000

48. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (43 + 47) 418.700.000

Page 225: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

211

Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD XYZ dan Dinas

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (selaku PPKD dan BUD) Tahun Anggaran 2018

adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA SKPD XYZ

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN Tahun Anggaran 2018

(Dalam Rupiah)

URAIAN JUMLAH

I. PENDAPATAN

4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel 45.000.000

4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran 75.000.000

4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Daerah-Retribusi Pelayanan Pasar 120.000.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi-Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 110.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 350.000.000

II. BELANJA

5.1.1.01.01 Belanja Pegawai-Belanja Gaji dan Tunjangan 280.000.000

5.1.2.01.01 Belanja Barang-Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-Belanja Cetak 5.250.000

5.1.2.25.01 Belanja Honorariun Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

5.3.2.04.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor

15.000.000

5.2.2.16.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

JUMLAH BELANJA 349.000.000

III. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN TAHUN BERJALAN (I - II) 1.000.000

Page 226: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

212

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA PPKD

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN Tahun Anggaran 2018

(Dalam Rupiah)

URAIAN JUMLAH

I. PENDAPATAN

4.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum (DAU) 350.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 350.000.000

II. BELANJA

5.1.3.01.01 Belanja Bunga 3.750.000

5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000

JUMLAH BELANJA 26.250.000

III. TRANSFER -

IV. JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (II + III) 26.250.000

V. SURPLUS/DEFISIT (I - IV) 323.750.000

VI. PEMBIAYAAN

1. Penerimaan Pembiayaan

7.1.4.04.01 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000

Jumlah Penerimaan (1) 15.000.000

2. Pengeluaran Pembiayaan

7.2.1.01.01 Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000

7.2.2.01.02 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 12.000.000

7.2.3.04.01 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat

25.000.000

Jumlah Pengeluaran (2) 149.500.000

PEMBIAYAAN NETO (1 - 2) (134.500.000)

SELISIH LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERJALAN (V - VI) 189.250.000

Page 227: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

213

Untuk memudahkan ilustrasi, transaksi yang terjadi di SKPD XYZ dan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD), serta transaksi

timbal balik selama Tahun Anggaran 2018 diringkaskan sebagai berikut:

1. Tanggal 5 Februari 2018, Fungsi akuntansi PPK-SKPD XYZ menerima

SP2D-UP Rp. 15.000.000 dari BUD untuk pengisian kas. SP2D-UP ini

langsung dicairkan di bank pada hari itu juga.

2. Tanggal 1 Maret 2018, Fungsi akuntansi PPK-SKPD XYZ menerima SP2D-

LS dengan total belanja gaji dan tunjangan pegawai sebesar Rp.

135.000.000 dan potongan PFK sebesar Rp. 15.000.000 dari BUD. SP2D-

LS ini dicairkan pada hari itu dan juga langsung dibayarkan kepada para

pegawai. PFK dipotong dan langsung disetorkan oleh BUD.

3. Tanggal 2 April 2018, DPKAD atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten

Maju Sejahtera menerima pinjaman dana berupa utang jangka panjang

sebesar Rp. 15.000.000 dari Pemerintah Daerah Lain.

4. Tanggal 16 April 2018, DPKAD atas nama Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten Maju Sejahtera mengeluarkan kas Rp.

12.000.000 untuk penyertaan modal di Perusahaan Daerah (Perusda)

dalam bentuk saham yang dimaksudkan untuk dimiliki secara

berkelanjutan.

5. Tanggal 1 Mei 2018, Fungsi akuntansi PPK-SKPD XYZ menerima SP2D-

UP Rp. 11.250.000 untuk penyelenggaraan Bimbingan Teknis

Pengelolaan Keuangan SKPD dan langsung dicairkan di Bank.

6. Tanggal 15 Mei 2018, PPK-SKPD XYZ menerima satu unit Kendaraan

Bermotor untuk kepentingan fasilitas operasional kantor disertai

dokumen yang menyatakan bahwa harga Kendaraan Bermotor sebesar

Rp. 15.000.000 langsung dibayarkan kepada Pihak Ketiga oleh

Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan menggunakan mekanisme LS-

Belanja Modal.

7. Tanggal 21 Mei 2018, SKPD XYZ membeli Persediaan berupa Alat Tulis

Kantor sebesar Rp. 5.250.000 secara tunai. Pembayaran dengan

menggunakan uang persediaan dan SPJ (dilampiri dengan bukti

kuitansi pembelian) segera disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran

kepada fungsi akuntansi PPK-SKPD XYZ. SKPD XYZ mencatat transaksi

persediaan dengan pendekatan beban dan metode periodik.

8. Tanggal 4 Juni 2018, Bendahara Penerimaan SKPD XYZ menerima

uang tunai dari pendapatan retribusi yang terdiri atas Retribusi

Page 228: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

214

Pelayanan Pasar sebesar Rp. 120.000.000 dan Retribusi Pelayanan

Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar Rp. 105.000.000. Tanda Bukti

Pembayaran (TBP) digunakan sebagai dasar PPK SKPD untuk

mengakui pendapatan retribusi. Jumlah kas yang diterima ini termasuk

saldo nilai piutang retribusi pelayanan pasar yang ada di Neraca 2017.

Penerimaan ini disetor ke Kas Daerah pada hari itu juga. STS segera

disampaikan kepada PPK-SKPD XYZ dan DPKAD sebagai bukti

penerimaan kas.

9. Tanggal 11 Juni 2018, Fungsi Akuntansi PPK-SKPD XYZ menerima SPJ

Rp. 11.250.000 dari Bendahara Pengeluaran atas penyelenggaraan

Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan SKPD dengan perincian

Belanja Langsung sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai-Honorarium PNS Rp. 6.000.000.

b. Belanja Barang dan Jasa-Cetak dan Penggandaan Rp. 5.250.000.

10. Tanggal 2 Juli 2018, SKPD XYZ menerima hibah aset tetap berupa

Kendaraan Bermotor dari Lembaga Donor Internasional. Harga pasar

Kendaraan Bermotor tersebut sebesar Rp. 18.000.000.

11. Tanggal 16 Juli 2018, Bendahara Penerimaan SKPD XYZ menerima kas

dari pihak ketiga atas Pendapatan Pajak Restoran sebesar Rp.

75.000.000 yang langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah. STS

segera disampaikan kepada PPK-SKPD XYZ dan PPK-SKPKD.

12. Tanggal 30 Juli 2018, DPKAD selaku BUD menerima kas dari

pendapatan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 300.000.000.

13. Tanggal 6 Agustus 2018, PPK-SKPD XYZ menerima 5 unit Komputer

untuk fasilitas administrasi kantor disertai dokumen yang menyatakan

bahwa harga Komputer sebesar Rp. 30.000.000 langsung dibayarkan

kepada Pihak Ketiga oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan

menggunakan mekanisme LS-Belanja Modal.

14. Tanggal 3 September 2018, PPK-SKPD XYZ menerima SP2D-LS dengan

total belanja gaji dan tunjangan pegawai sebesar Rp. 142.500.000 dan

potongan PFK sebesar Rp. 22.500.000 dari BUD. SP2D-LS ini langsung

dicairkan dan dibayarkan kepada para pegawai pada hari itu juga. PFK

dipotong dan langsung disetorkan oleh BUD.

15. Tanggal 10 September 2018, Pemerintah Daerah XYZ memutuskan

untuk membentuk dana cadangan sebesar Rp. 112.500.000.

16. Tanggal 1 Oktober 2018, SKPD XYZ melakukan pembelian Persediaan

Page 229: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

215

berupa Alat Tulis Kantor sebesar Rp. 7.500.000 dengan menggunakan

uang persediaan dan SPJ segera disampaikan oleh Bendahara

Pengeluaran kepada PPK-SKPD XYZ.

17. Tanggal 15 Oktober 2018, DPKAD atas nama Pemerintah Daerah

Kabupaten Maju Sejahtera memberikan belanja bantuan sosial sebesar

Rp. 22.500.000 atas bencana alam yang terjadi di Pemerintah Daerah

Kabupaten Maju Sejahtera.

18. Tanggal 5 November 2018, Bendahara Penerimaan SKPD XYZ

menerima kas dari pihak ketiga atas Pendapatan Pajak Hotel sebesar

Rp. 45.000.000 yang langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah. STS

segera disampaikan kepada PPK-SKPD XYZ dan PPK-SKPKD.

19. Tanggal 3 Desember 2018, DPKAD yang bertindak atas nama

Pemerintah Daerah Kabupaten Maju Sejahtera mempunyai Utang

Dalam Negeri sebesar Rp. 250.000.000 akan dicicil pokok pinjaman

selama 10 tahun atau sebesar Rp. 25.000.000 per tahun dengan bunga

pertahun sebesar 1,5% dari jumlah utang yang belum dilunasi.

Sehingga nampak di neraca awal DPKAD terdapat rekening Utang

Dalam Negeri sebesar Rp. 225.000.000, rekening Bagian Lancar Utang

Jangka Panjang sebesar Rp. 25.000.000, dan rekening Utang Bunga

sebesar Rp. 3.750.000. Oleh karena itu, telah dilakukan pembayaran

pokok pinjaman utang dalam negeri yang jatuh tempo pada tahun 2018

sebesar Rp. 25.000.000 seperti yang telah dianggarkan dalam rekening

pembiayaan pembayaran pokok pinjaman oleh DPKAD dengan terdapat

belanja bunga sebesar Rp. 3.750.000.

20. Tanggal 25 Desember 2018, PPK-SKPD XYZ melakukan pengembalian

sisa dana UP sebesar Rp. 2.250.000 ke rekening Kas Daerah.

21. Tanggal 31 Desember 2018, Informasi penyesuaian untuk SKPD XYZ

adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil perhitungan fisik, Persediaan Alat Tulis Kantor

SKPD XYZ yang masih tersisa senilai Rp. 1.350.000.

b. Telah diterbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atas

Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar Rp. 2.250.000

yang akan diterima SKPD XYZ pada Tahun Anggaran 2019.

c. Nilai Konstruksi dalam pengerjaan yang telah selesai dikerjakan dan

siap digunakan sebagai Bangunan Gedung Kantor sebesar Rp.

60.000.000.

Page 230: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

216

d. Berdasarkan hasil perhitungan sesuai kebijakan akuntansi tentang

Penyusutan Aset Tetap, ditetapkan bahwa Beban Penyusutan Aset

Tetap tahun 2018 untuk Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor

sebesar Rp. 12.500.000 dan untuk Gedung dan Bangunan sebesar

Rp. 10.000.000. Diketahui pula bahwa Akumulasi Penyusutan

sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 untuk Peralatan dan

Mesin-Kendaraan Bermotor sebesar Rp. 25.500.000 dan untuk

Gedung dan Bangunan sebesar Rp. 21.500.000.

22. Tanggal 31 Desember 2018, Informasi penyesuaian untuk DPKAD

selaku PPKD yakni terdapat pokok pinjaman sebesar Rp. 25.000.000

yang akan jatuh tempo pada tahun anggaran 2019 dengan bunga

sebesar Rp. 3.375.000 (1,5% x Rp. 225.000.000).

Berdasarkan informasi tersebut di atas maka:

1. Susunlah Laporan Keuangan SKPD XYZ untuk Tahun Anggaran 2018.

2. Susunlah Laporan Keuangan DPKAD selaku PPKD untuk Tahun

Anggaran 2018.

3. Susunlah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Maju

Sejahtera untuk Tahun Anggaran 2018.

16.2 Akuntansi SKPD XYZ

Untuk dapat menyusun Laporan Keuangan SKPD XYZ maka

langkah-

langkah yang perlu dilakukan adalah:

1. Mencatat transaksi yang terkait dengan SKPD XYZ ke dalam Jurnal

Umum.

2. Melakukan posting ke Buku Besar sesuai Bagan Akun Standar (BAS)

dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013.

3. Menyusun Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian.

4. Membuat Jurnal Penyesuaian.

5. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.

6. Menyusun Laporan Keuangan SKPD XYZ yang meliputi Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,

dan Neraca.

7. Membuat Jurnal Penutup.

8. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan.

Page 231: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

217

1. Jurnal Umum

Berdasarkan transaksi yang terjadi selama tahun 2018, maka Jurnal

Umum yang harus dibuat oleh SKPD adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

JURNAL UMUM

Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2018

Tanggal Kode

Rekening Uraian Ref

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

5 -2-2018 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 15.000.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 15.000.000

(Menerima SP2D-UP dari Bag. Keu. untuk pengisian kas)

1-3-2018 9.1.1.01.01 Beban Gaji dan Tunjangan-LO 135.000.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 135.000.000

(Menerima SP2D-LS dari PPKD untuk membayar gaji pegawai)

5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 135.000.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 135.000.000

(Mencatat realisasi belanja gaji dan tunjangan)

1-5-2018 1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 11.250.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 11.250.000

(Menerima SP2D-UP dari Bag. Keu. untuk Bintek Peng. Keu.)

15-5-2018 1.3.2.04.01 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 15.000.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 15.000.000

(Pengadaan kendaraan dinas bermotor dengan mekanisme LS)

5.2.2.04.01 Belanja Modal Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 15.000.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 15.000.000

(Mencatat realisasi belanja modal)

21-5-2018 1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 5.250.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 5.250.000

(Penerimaan SPJ atas pembelian ATK dengan mekanisme UP)

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 5.250.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 5.250.000

(Mencatat realisasi belanja ATK)

4-6-2018 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 225.000.000

1.1.3.02.06 Piutang Retribusi Pelayanan Pasar 1.500.000

8.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000

8.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO 105.000.000

(Mencatat penerimaan piutang dan pendapatan retribusi)

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 225.000.000

4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA 105.000.000

(Mencatat realisasi pendapatan retribusi)

3.1.3.01.01 R/K PPKD 225.000.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 225.000.000

(Menyetorkan uang retribusi ke Kasda)

11-6-2018 9.1.2.25.01 Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

9.1.2.06.01 Beban Barang dan Jasa-cetak 5.250.000

Page 232: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

218

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 11.250.000

(Penerimaan SPJ kegiatan Bintek Pengelolaan Keuangan)

5.1.2.25.01 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-cetak 5.250.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 11.250.000

(Mencatat realisasi belanja kegiatan Bintek Peng. Keuangan)

2-7-2018 1.3.2.04.05 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda Dua 18.000.000

8.3.1.03.02 Pendapatan Hibah-LO 18.000.000

(Penerimaan hibah Kendararan Bermotor dari Lembaga Donor)

16-7-2018 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 75.000.000

8.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LO 75.000.000

(Mencatat penerimaan kas dari Pendapatan Pajak Restoran)

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 75.000.000

4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LRA 75.000.000

(Mencatat realisasi Pendapatan Pajak Restoran)

3.1.3.01.01 R/K PPKD 75.000.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 75.000.000

(Menyetorkan uang Pendapatan Pajak Restoran ke Kasda)

6-8-2018 1.3.2.16.02 Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 30.000.000

(Pembeliaan Personal komputer dengan mekanisme LS)

5.2.2.16.04 Belanja Modal - Peralatan Personal Komputer 30.000.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 30.000.000

(Mencatat realisasi belanja modal)

3-9-2018 9.1.1.01.01 Beban Gaji dan Tunjangan-LO 142.500.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 142.500.000

(Menerima SP2D-LS dari PPKD untuk membayar gaji pegawai)

5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 142.500.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 142.500.000

(Mencatat realisasi belanja gaji dan tunjangan)

1-10-2018 1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 7.500.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 7.500.000

(Penerimaan SPJ atas pembelian ATK dengan mekanisme UP)

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 7.500.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 7.500.000

(Mencatat realisasi belanja barang ATK)

5-11-2018 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 45.000.000

8.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LO 45.000.000

(Mencatat penerimaan kas dari Pendapatan Pajak Hotel)

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 45.000.000

4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LRA 45.000.000

(Mencatat penerimaan kas dari Pendapatan Pajak Hotel)

3.1.3.01.01 R/K PPKD 45.000.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 45.000.000

(Menyetorkan uang Pendapatan Pajak Hotel ke Kasda)

25-12-2018 3.1.3.01.01 R/K PPKD 2.250.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 2.250.000

(Mengembalikan sisa dana UP ke rekening Kas Daerah)

Page 233: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

219

2. Buku Besar

Berdasarkan Neraca Awal dan Jurnal Umum atas transaksi selama

tahun 2018, maka Buku Besar yang harus dibuat oleh SKPD XYZ adalah

sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

BUKU BESAR

Nama : Kas di Bendahara Pengeluaran Hal….

Kode Rek : 1.1.1.03.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 9.500.000

5-2-2018 Menerima SP2D UP 15.000.000 24.500.000

1-5-2018 Menerima SP2D UP 11.250.000 35.750.000

21-5-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 5.250.000 30.500.000

11-6-2018 SPJ Bintek Pengelolaan Keuangan 11.250.000 19.250.000

1-10-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 7.500.000 11.750.000

25-12-

2018 Pengembalian sisa dana UP 2.250.000 9.500.000

BUKU BESAR

Nama : Kas di Bendahara Penerimaan Hal….

Kode Rek : 1.1.1.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

4-6-2018 Piutang dan Pendapatan Retribusi 225.000.000 225.000.000

4-6-2018 Penyetoran Kas ke Kasda 225.000.000 -

16-7-2018 Pendapatan Pajak Restoran 75.000.000 75.000.000

16-7-2018 Penyetoran Kas ke Kasda 75.000.000 -

5-11-2018 Pendapatan Pajak Restoran 45.000.000 45.000.000

5-11-2018 Penyetoran Kas ke Kasda 45.000.000 -

Page 234: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

220

BUKU BESAR

Nama : Piutang Retribusi-Pelayanan Pasar Hal….

Kode Rek : 1.1.3.02.06

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 1.500.000

4-6-2018 Pelunasan Piutang 1.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Piutang Retribusi-Pemakaian Kekayaan Daerah Hal….

Kode Rek : 1.1.3.02.15

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

31-12-2018 Penyesuaian Piutang yang belum

diterima 2.250.000 2.250.000

BUKU BESAR

Nama : Persediaan-Alat Tulis Kantor Hal….

Kode Rek : 1.1.7.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 3.250.000

21-5-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 5.250.000 8.500.000

1-10-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 7.500.000 16.000.000

31-12-2018 Penyesuaian Persediaan Akhir 14.650.000 1.350.000

BUKU BESAR

Nama : Tanah

Hal….

Kode Rek : 1.3.1.11.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 250.500.000

Page 235: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

221

BUKU BESAR

Nama : Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan Hal….

Kode Rek : 1.3.2.04.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 135.250.000

15-5-2018 Pengadaan Kendaraan Dinas

Bermotor - LS 15.000.000 150.250.000

BUKU BESAR

Nama : Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda Dua Hal….

Kode Rek : 1.3.2.04.05

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

2-7-2018 Hibah Lembaga Donor 18.000.000 18.000.000

BUKU BESAR

Nama : Peralatan dan Mesin-Personal Komputer Hal….

Kode Rek : 1.3.2.16.02

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

6-8-2018 Pengadaan Personal Komputer – LS 30.000.000 30.000.000

BUKU BESAR

Nama : Gedung dan Bangunan Hal….

Kode Rek : 1.3.3.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 420.750.000

31-12-2018 Penyesuaian KDP Gedung yang telah

selesai 60.000.000 480.750.000

Page 236: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

222

BUKU BESAR

Nama : Konstruksi Dalam Pengerjaan Hal….

Kode Rek : 1.3.6.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 150.000.000

31-12-2018 Penyesuaian KDP Gedung yang telah

selesai 60.000.000 90.000.000

BUKU BESAR

Nama : Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin-Alat Angk. Darat Bermotor Hal….

Kode Rek : 1.3.7.01.04

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 25.500.000

31-12-2018 Penyesuaian Penyusutan tahun 2018 12.500.000 38.000.000

BUKU BESAR

Nama : Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Hal….

Kode Rek : 1.3.7.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 21.500.000

31-12-2018 Penyesuaian Penyusutan tahun 2018 10.000.000 31.500.000

BUKU BESAR

Nama : Ekuitas Hal….

Kode Rek : 1.3.2.04.05

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 923.750.000

31-12-2018 Penutupan 37.850.000 961.600.000

Page 237: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

223

BUKU BESAR

Nama : Perubahan SAL Hal….

Kode Rek : 3.1.2.05.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

1-3-2018 Realisasi Belanja Gaji dan Tunjangan 135.000.000 (135.000.000)

15-5-2018 Realisasi Belanja Modal Kendaraan Dinas 15.000.000 (150.000.000)

21-5-2018 Realisasi Belanja Alat Tulis Kantor 5.250.000 (155.250.000)

4-6-2018 Realisasi Pendapatan Retribusi 225.000.000 69.750.000

11-6-2018 Realisasi Belanja Honorarium dan Cetak 11.250.000 58.500.000

16-7-2018 Realisasi Pendapatan Pajak Restoran 75.000.000 133.500.000

6-8-2018 Realisasi Belanja Personal Komputer 30.000.000 103.500.000

3-9-2018 Realisasi Belanja Gaji dan Tunjangan 142.500.000 (39.000.000)

1-10-2018 Realisasi Belanja Alat Tulis Kantor 7.500.000 (46.500.000)

5-11-2018 Realisasi Pendapatan Pajak Hotel 45.000.000 (1.500.000)

31-12-2018 Penutupan 1.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : R/K PPKD Hal….

Kode Rek : 3.1.3.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

5-2-2018 Penerimaan Kas - SP2D UP 15.000.000 15.000.000

1-3-2018 Pembayaran gaji - SP2D-LS Gaji 135.000.000 150.000.000

1-5-2018 Penerimaan Kas - SP2D UP 11.250.000 161.250.000

15-5-2018 Pembelian Kendaraan Dinas Bermotor 15.000.000 176.250.000

4-6-2018 Penyetoran Kas – Retribusi 225.000.000 (48.750.000)

16-7-2018 Penyetoran Kas - Pajak Restoran 75.000.000 (123.750.000)

6-8-2018 Pembelian Personal Komputer 30.000.000 (93.750.000)

3-9-2018 Pembayaran gaji - SP2D-LS Gaji 142.500.000 48.750.000

5-11-2018 Penyetoran Kas - Pajak Hotel 45.000.000 3.750.000

25-12-2018 Pengembalian sisa dana UP 2.250.000 1.500.000

Page 238: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

224

BUKU BESAR

Nama : Beban Gaji dan Tunjangan Pegawai-LO Hal….

Kode Rek : 9.1.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

1-3-2018 Pembayaran gaji – LS 135.000.000 135.000.000

3-9-2018 Pembayaran gaji – LS 142.500.000 277.500.000

31-12-2018 Penutupan 277.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Gaji dan Tunjangan Pegwai Hal….

Kode Rek : 5.1.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

1-3-2018 Pembayaran gaji – LS 135.000.000 135.000.000

3-9-2018 Pembayaran gaji – LS 142.500.000 277.500.000

31-12-2018 Penutupan 277.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Beban Persediaan Alat Tulis Kantor Hal….

Kode Rek : 9.1.2.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

31-12-2018 Penyesuaian 14.650.000 14.650.000

31-12-2018 Penutupan 14.650.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Alat Tulis Kantor Hal….

Kode Rek : 5.1.2.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

21-5-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 5.250.000 5.250.000

1-10-2018 Pembelian Alat Tulis Kantor – UP 7.500.000 12.750.000

31-12-2018 Penutupan 12.750.000 -

Page 239: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

225

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA Hal….

Kode Rek : 4.1.2.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

4-6-2018 Penerimaan pendapatan tunai 120.000.000 120.000.000

31-12-2018 Penutupan 120.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA Hal….

Kode Rek : 4.1.2.15.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

4-6-2018 Penerimaan pendapatan tunai 105.000.000 105.000.000

31-12-2018 Penutupan 105.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO Hal….

Kode Rek : 8.1.2.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

4-6-2018 Penerimaan pendapatan tunai 118.500.000 118.500.000

31-12-2018 Penutupan 118.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO Hal….

Kode Rek : 8.1.2.15.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

4-6-2018 Penerimaan pendapatan tunai 105.000.000 105.000.000

31-12-2018 Penyesuaian Pendapatan yang

akan diterima 2.250.000 107.250.000

31-12-2018 Penutupan 107.250.000 -

Page 240: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

226

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LRA Hal….

Kode Rek : 4.1.1.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

5-11-2018 Penerimaan pendapatan tunai 45.000.000 45.000.000

31-12-2018 Penutupan 45.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LO Hal….

Kode Rek : 8.1.1.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

5-11-2018 Penerimaan pendapatan tunai 45.000.000 45.000.000

31-12-2018 Penutupan 45.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LRA Hal….

Kode Rek : 4.1.1.07.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

16-7-2018 Penerimaan pendapatan tunai 75.000.000 75.000.000

31-12-2018 Penutupan 75.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LO

Hal….

Kode Rek : 8.1.1.07.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

16-7-2018 Penerimaan pendapatan tunai 75.000.000 75.000.000

31-12-2018 Penutupan 75.000.000 -

Page 241: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

227

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Hibah-LO Hal….

Kode Rek : 8.3.1.03.02

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

2-7-2018 Hibah Kendaraan Bermotor Beroda Dua 18.000.000 18.000.000

31-12-2018 Penutupan 18.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Modal-Peralatan Personal Komputer Hal….

Kode Rek : 5.2.2.16.04

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

6-8-2018 Pengadaan Personal Komputer – LS 30.000.000 30.000.000

31-12-2018 Penutupan 30.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Modal-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan Hal….

Kode Rek : 5.2.2.04.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

15-5-2018 Pengadaan Kendaraan Dinas

Bermotor - LS 15.000.000 15.000.000

31-12-2018 Penutupan 15.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Hal….

Kode Rek : 9.1.2.25.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

11-6-2018 SPJ Bintek Pengelolaan Keuangan 6.000.000 6.000.000

31-12-2018 Penutupan 6.000.000 -

Page 242: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

228

BUKU BESAR

Nama : Beban Barang dan Jasa-Cetak Hal….

Kode Rek : 9.1.2.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

11-6-2018 SPJ Bintek Pengelolaan Keuangan 5.250.000 5.250.000

31-12-2018 Penutupan 5.250.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Hal….

Kode Rek : 5.1.2.25.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

11-6-2018 SPJ Binktek Pengelolaan Keuangan 6.000.000 6.000.000

31-12-2018 Penutupan 6.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Barang dan Jasa-Cetak Hal….

Kode Rek : 5.1.2.06.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

11-6-2018 SPJ Binktek Pengelolaan Keuangan 5.250.000 5.250.000

31-12-2018 Penutupan 5.250.000 -

BUKU BESAR

Nama : Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Hal….

Kode Rek : 9.1.7.01.04

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

31-12-2018 Penyesuaian Penyusutan tahun

2018 12.500.000 12.500.000

31-12-2018 Penutupan 12.500.000 -

Page 243: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

229

BUKU BESAR

Nama : Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan Hal….

Kode Rek : 9.1.7.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

31-12-2018 Penyesuaian Penyusutan tahun

2018 10.000.000 10.000.000

31-12-2018 Penutupan 10.000.000 -

3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Berdasarkan saldo yang ada pada Buku Besar, maka Neraca Saldo

Sebelum Penyesuaian SKPD XYZ pada tanggal 31 Desember 2018 adalah

sebagai berikut:

Page 244: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

230

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

NERACA SALDO SEBELUM PENYESUAIAN

Per 31 Desember 2018 Kode

Rekening Uraian

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan -

1.1.3.02.06 Piutang Retribusi Pelayanan Pasar -

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 16.000.000

1.3.1.11.01 Tanah 250.500.000

1.3.2.04.01 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 150.250.000

1.3.2.04.05 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda Dua 18.000.000

1.3.2.16.02 Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 420.750.000

1.3.6.01.01 Konstruksi Dalam Pengerjaan 150.000.000

1.3.7.01.04 Akum. Penyusutan Peralatan dan Mesin- Alat Angkut Bermotor 25.500.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 21.500.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 923.750.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL (1.500.000) -

3.1.3.01.01 R/K PPKD 1.500.000

9.1.1.01.01 Beban Gaji dan Tunjangan Pegawai-LO 277.500.000

5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 277.500.000

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000

4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA 105.000.000

8.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000

8.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO 105.000.000

4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LRA 45.000.000

8.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LO 45.000.000

4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LRA 75.000.000

8.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LO 75.000.000

8.3.1.03.02 Pendapatan Hibah-LO 18.000.000

5.2.2.16.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

5.2.2.04.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor 15.000.000

9.1.2.25.01 Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

9.1.2.06.01 Beban Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

5.1.2.25.01 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

Jumlah 1.678.750.000 1.678.750.000

4. Jurnal Penyesuaian

Berdasarkan informasi penyesuian pada tanggal 31 Desember 2018,

maka Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat oleh SKPD XYZ adalah

sebagai berikut:

Page 245: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

231

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

JURNAL PENYESUAIAN

Per 31 Desember 2018

Tanggal Kode Rekening Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

31 -12-2018 9.1.2.01.01 Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000

(Mencatat Persediaan Alat Tulis Kantor yang

telah digunakan)

31 -12-2018 1.1.3.02.15 Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2.250.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah-LO

2.250.000

(Mencatat Piutang Retribusi)

31 -12-2018 1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 60.000.000

1.3.6.01.01 Konstruksi Dalam Pengerjaan 60.000.000

(Mencatat Konstruksi Dalam Pengerjaan yang

telah selesai)

31 -12-2018 9.1.7.01.04 Beban Peny. Pelatan dan Mesin-Kendaraan

Dinas Bermotor

12.500.000

1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan

Darat Bermotor

12.500.000

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 10.000.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung dan

Bangunan

10.000.000

(Mencatat beban penyusutan)

5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah dilakukan Penyesuian pada tanggal 31 Desember 2018,

maka Neraca Saldo Setelah Penyesuaian SKPD XYZ adalah sebagai

berikut:

Page 246: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

232

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

Per 31 Desember 2018 Kode

Rekening Uraian

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan -

1.1.3.02.06 Piutang Retribusi Pelayanan Pasar -

1.1.3.02.15 Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2.250.000

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 1.350.000

1.3.1.11.01 Tanah 250.500.000

1.3.2.04.01 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 150.250.000

1.3.2.04.05 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda Dua 18.000.000

1.3.2.16.02 Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 480.750.000

1.3.6.01.01 Konstruksi Dalam Pengerjaan 90.000.000

1.3.7.01.04 Akum. Penyusutan Peralatan dan Mesian- Alat Angkut Bermotor 38.000.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 31.500.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 923.750.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL (1.500.000) -

3.1.3.01.01 R/K PPKD 1.500.000

9.1.1.01.01 Beban Gaji dan Tunjangan Pegawai-LO 277.500.000

5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 277.500.000

9.1.2.01.01 Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000

4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA 105.000.000

8.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000

8.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO 107.250.000

4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LRA 45.000.000

8.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LO 45.000.000

4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LRA 75.000.000

8.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LO 75.000.000

8.3.1.03.02 Pendapatan Hibah-LO 18.000.000

5.2.2.16.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

5.2.2.04.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor 15.000.000

9.1.2.25.01 Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

9.1.2.06.01 Beban Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

5.1.2.25.01 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin-Kend. Dinas Bermotor 12.500.000

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 10.000.000

Jumlah 1.703.500.000 1.703.500.000

Page 247: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

233

6. Laporan Keuangan

Berdasarkan Neraca Saldo Setelah Penyesuian, maka Laporan

Keuangan SKPD XYZ Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan 31

Desember 2018 adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN ANGGARAN REALISASI (%)

1. PENDAPATAN

2. Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LRA 45.000.000 45.000.000 100

3. Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LRA 75.000.000 75.000.000 100

4. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.000 120.000.000 100

5. Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-

LRA 110.000.000 105.000.000

95,5

6.

7. JUMLAH PENDAPATAN (2 s/d 5) 350.000.000 345.000.000 98,8

8.

9. BELANJA

10. Belanja Pegawai-Belanja Gaji dan Tunjangan 280.000.000 277.500.000 99,1

11. Belanja Barang-Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000 12.750.000 100

12. Belanja Barang dan Jasa-Belanja Cetak 5.250.000 5.250.000 100

13. Belanja Honorariun Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000 6.000.000 100

14. Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Kendaraan

Dinas Bermotor 15.000.000 15.000.000

100

15. Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Personal

Komputer 30.000.000 30.000.000

100

16.

17. JUMLAH BELANJA (10 s/d 15) 349.000.000 346.500.000 99,3

18. SURPLUS/DEFISIT (7 - 17) 1.000.000 (1.500.000) (150)

Page 248: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

234

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. KEGIATAN OPERASIONAL 2. PENDAPATAN 3. Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LO 45.000.000 4. Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LO 75.000.000 5. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000 6. Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO 107.250.000 7. Pendapatan Hibah-LO 18.000.000 8. 9. JUMLAH PENDAPATAN (3 s/d 7) 363.750.000

10. 11. BEBAN 12. Beban Pegawai- Beban Gaji dan Tunjangan 277.500.000 13. Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000 14. Beban Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000 15. Beban Honorariun Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000 16. Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas

Bermotor 12.500.000

17. Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 10.000.000 18. 19. JUMLAH BEBAN (12 s/d 17) 325.900.000

20. SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (9 - 19) 37.850.000

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. Ekuitas Awal 923.750.000

2. Surpuls/Defisit-LO 37.850.000

3. Ekuitas Akhir (1 + 2) 961.600.000

Page 249: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

235

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

NERACA

PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018 2017

1. ASET

2. ASET LANCAR

3. Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000 9.500.000

4. Kas di Bendahara Penerimaan - -

5. Piutang Retribusi Pelayanan Pasar - 1.500.000

6. Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2.250.000 -

7. Persediaan Alat Tulis Kantor 1.350.000 3.250.000

8. Jumlah Aset Lancar (3 s/d 7) 13.100.000 14.250.000

9.

10. ASET TETAP

11. Tanah 250.500.000 250.500.000

12. Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan 150.250.000 135.250.000

13. Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda Dua 18.000.000 -

14. Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000 -

15. Gedung dan Bangunan 480.750.000 420.750.000

16. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - -

17. Konstruksi dalam Pengerjaan 90.000.000 150.000.000

18. Akumulasi Penyusutan (69.500.000) (47.000.000)

19. Jumlah Aset Tetap (11 s/d 18) 950.000.000 909.500.000

20.

21. ASET LAINNYA

22. Tagihan Penjualan Angsuran - -

23. Aset Lain-Lain - -

24. Jumlah Aset Lainnya (22 s/d 23) - -

25. JUMLAH ASET (8+19+24) 963.100.000 923.750.000

26.

27. KEWAJIBAN

28. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

29. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - -

30. Utang Jangka Pendek Lainnya - -

31. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (29 s/d 30) - -

32. JUMLAH KEWAJIBAN (31) - -

33.

34. EKUITAS

35. Ekuitas 961.600.000 923.750.000

36. Ekuitas Untuk Dikonsolidasikan – R/K PPKD 1.500.000 -

37. JUMLAH EKUITAS (35 s/d 36) 963.100.000 923.750.000

38.

39. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (32 + 37) 963.100.000 923.750.000

Page 250: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

236

7. Jurnal Penutup

Jurnal Penutup untuk SKPD XYZ Per 31 Desember 2018 adalah

sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

JURNAL PENUTUP

Per 31 Desember 2018

Tanggal Kode

Rekening Uraian Ref

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

31 -12-2018 4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LRA 45.000.000

4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LRA 75.000.000

4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.000

4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-

LRA

105.000.000

3.1.2.06.01 Defisit LRA 1.500.000

5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 277.500.000

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

5.1.2.25.01 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

5.2.2.04.01 Belanja Modal-Kendaraan Dinas Bermotor

Perorangan

15.000.000

5.2.2.16.04 Belanja Modal-Peralatan Personal Komputer 30.000.000

(Menutup Rekening-rekening LRA Tahun berjalan)

31 -12-2018 3.1.2.05.01 Perubahan SAL 1.500.000

3.1.2.06.01 Defisit LRA 1.500.000

(Menutup Rekening Defisit LRA ke Perubahan SAL)

31 -12-2018 8.1.2.06.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Hotel-LO 45.000.000

8.1.2.15.01 Pendapatan Pajak Daerah-Pajak Restoran-LO 75.000.000

8.1.1.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000

8.1.1.07.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-

LO

107.250.000

8.3.1.03.02 Pendapatan Hibah-LO 18.000.000

9.1.1.01.01 Beban Pegawai- Beban Gaji dan Tunjangan 277.500.000

9.1.2.01.01 Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000

9.1.2.06.01 Beban Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000

9.1.2.25.01 Beban Honorariun Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000

9.1.7.02.01 Beban Peny. Peralatan dan Mesin-Kend. Dinas

Bermotor

12.500.000

9.3.7.01.04 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 10.000.000

Surplus LO 37.850.000

(Menutup Rekening-rekening LO Tahun berjalan)

31 -12-2018 3.1.1.02.01 Surplus LO 37.850.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 37.850.000

(Menutup Rekening Surplus LO ke Ekuitas)

Page 251: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

237

8. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca Saldo Setelah Penutupan untuk SKPD XYZ Per 31 Desember

2018 adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

SKPD XYZ

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Per 31 Desember 2018

Kode

Rekening Uraian

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan -

1.1.3.02.06 Piutang Retribusi Pelayanan Pasar -

1.1.3.02.15 Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2.250.000

1.1.7.01.01 Persediaan Alat Tulis Kantor 1.350.000

1.3.1.11.01 Tanah 250.500.000

1.3.2.04.01

Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor

Perorangan 150.250.000

1.3.2.04.05

Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda

Dua 18.000.000

1.3.2.16.02 Peralatan dan Mesin-Personal Komputer 30.000.000

1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 480.750.000

1.3.6.01.01 Konstruksi Dalam Pengerjaan 90.000.000

1.3.7.01.04

Akum. Penyusutan Peralatan dan Mesian- Alat

Angkut Bermotor 38.000.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 31.500.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 961.600.000

3.1.3.01.01 R/K PPKD 1.500.000

Jumlah 1.032.600.000 1.032.600.000

16.3 Akuntansi PPKD

Untuk dapat menyusun Laporan Keuangan PPKD maka langkah-

langkah

yang perlu dilakukan adalah:

1. Mencatat transaksi yang terkait dengan PPKD ke dalam Jurnal Umum.

2. Melakukan posting ke Buku Besar sesuai Bagan Akun Standar (BAS)

dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013.

3. Menyusun Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian.

Page 252: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

238

4. Membuat Jurnal Penyesuaian.

5. Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.

6. Menyusun Laporan Keuangan PPKD yang meliputi Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan

Neraca.

7. Membuat Jurnal Penutup.

8. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan.

1. Jurnal Umum

Berdasarkan transaksi yang terjadi selama tahun 2018, maka Jurnal

Umum yang harus dibuat oleh PPKD adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

JURNAL UMUM

Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2018

Tanggal Kode

Rekening Uraian Ref

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

5 -2-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 15.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 15.000.000

(Mengeluarkan SP2D-UP untuk pengisian

kas SKPD XYZ)

1-3-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 135.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 135.000.000

(Mengeluarkan SP2D-LS gaji untuk SKPD

XYZ)

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 15.000.000

2.1.1 Utang PFK 15.000.000

(Mencatat penerimaan PFK dari

mengeluarkan SP2D-LS gaji)

2.1.1 Utang PFK 15.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 15.000.000

(Menyetorkan PFK)

2-4-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 15.000.000

2.2.1.05.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah

Daerah Lainnya 15.000.000

(Penerimaan pinjaman jk panjang dari

Pemerintah Daerah Lain)

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 15.000.000

7.1.4.04.01 Penerimaan Pembiayaan-Pinjaman

Dalam Negeri 15.000.000

Page 253: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

239

(Realisasi penerimaan pinjaman jangka

panjang)

16-4-2018 1.2.2.01.02 Investasi Permanen-Penyertaan Modal 12.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 12.000.000

(Mencatat pengeluaran kas penyertaan

modal di Perusda)

7.2.2.02.01 Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal

pada BUMD 12.000.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 12.000.000

(Realisasi pengeluaran pembiayaan

penyertaan modal)

1-5-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 11.250.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 11.250.000

(Mengeluarkan SP2D-UP untuk Bintek Peng.

Keu. SKPD XYZ)

15-5-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 15.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 15.000.000

(Mencatat SP2D-LS belanja modal

Kendaraan Dinas Bermotor)

4-6-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 225.000.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 225.000.000

(Menerima setoran retribusi dari SKPD XYZ)

16-7-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 75.000.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 75.000.000

(Menerima setoran Pajak Restoran dari

SKPD XYZ)

30-7-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 300.000.000

8.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LO 300.000.000

(Menerima kas dari DAU)

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 300.000.000

4.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LRA 300.000.000

(Mencatat realisasi anggaran Pendapatan

DAU)

6-8-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 30.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 30.000.000

(Mencatat SP2D-LS belanja modal Personal

Komputer)

3-9-2018 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 142.500.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 142.500.000

(Mengeluarkan SP2D-LS gaji untuk SKPD

XYZ)

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 22.500.000

2.1.1 Utang PFK 22.500.000

(Mencatat penerimaan PFK dari

Page 254: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

240

mengeluarkan SP2D-LS gaji)

2.1.1 Utang PFK 22.500.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 22.500.000

(Menyetorkan PFK)

10-9-2018 1.4.1.01.01 Dana Cadangan 112.500.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 112.500.000

(Mencatat pengeluaran kas pembentukan

Dana cadangan)

7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan

Dana Cadangan 112.500.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 112.500.000

(Realisasi pengeluaran pembiayaan Pembent.

Dana cadangan)

15-10-2018 9.1.6.02.01 Beban Bantuan Sosial 22.500.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 22.500.000

(Pengeluaran kas belanja Bantuan sosial)

5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 22.500.000

(Mencatat realisasi belanja Bantuan sosial)

5-11-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 45.000.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 45.000.000

(Menerima setoran Pajak hotel dari SKPD

XYZ)

3-12-2018 2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Pemerintah Pusat 25.000.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 25.000.000

(Mencatat pembayaran pokok pinjaman)

7.2.3.04.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran

Pokok Pinjaman 25.000.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 25.000.000

(Realisasi pengeluaran pembiayaan

pembay. Pokok pinjaman)

2.1.2.01.01 Utang Bunga 3.750.000

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 3.750.000

(Mencatat pembayaran utang bunga)

5.1.3.01.01 Belanja Bunga 3.750.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 3.750.000

(Mencatat realisasi belanja bunga)

25-12-2018 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 2.250.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 2.250.000

(Menerima setoran pengembalian sisa dana

UP dari SKPD XYZ)

Page 255: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

241

2. Buku Besar

Berdasarkan Neraca Awal dan Jurnal Umum atas transaksi selama

tahun 2018, maka Buku Besar yang harus dibuat oleh PPKD adalah sebagai

berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

BUKU BESAR

Nama : Kas di Kas Daerah Hal….

Kode Rek : 1.1.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 368.700.000

5-2-2018 SP2D-UP SKPD XYZ 15.000.000 353.700.000

1-3-2018 SP2D-LS Gaji SKPD XYZ 135.000.000 218.700.000

1-3-2018 Penerimaan PFK 15.000.000 233.700.000

1-3-2018 Pengeluaran PFK 15.000.000 218.700.000

2-4-2018 Penerimaan Pinjaman Pemerin. Daerah Lainnya 15.000.000 233.700.000

16-4-2018 Pembiayaan Penyertaan modal BUMD 12.000.000 221.700.000

1-5-2018 SP2D-UP Bintek Pengel. Keuangan SKPD XYZ 11.250.000 210.450.000

15-5-2018 SP2D-LS Belanja Modal Kendaraan SKPD

XYZ 15.000.000 195.450.000

4-6-2018 Setoran Retribusi SKPD XYZ 225.000.000 420.450.000

16-7-2018 Setoran Pajak Restoran SKPD XYZ 75.000.000 495.450.000

30-7-2018 Terima Pendapatan DAU 300.000.000 795.450.000

6-8-2018 SP2D-LS Belanja Modal Komputer SKPD XYZ 30.000.000 765.450.000

3-9-2018 SP2D-LS Gaji SKPD XYZ 142.500.000 622.950.000

3-9-2018 Penerimaan PFK 22.500.000 645.450.000

3-9-2018 Pengeluaran PFK 22.500.000 622.950.000

10-9-2018 Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 510.450.000

15-10-

2018 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000 487.950.000

5-11-2018 Setoran Pajak Hotel SKPD XYZ 45.000.000 532.950.000

3-12-2018 Pembayaran Pokok Pinjaman 25.000.000 507.950.000

3-12-2018 Pembayaran Utang Bunga 3.750.000 504.200.000

25-12-

2018 Pengembalian sisa dana UP dari SKPD XYZ 2.250.000 506.450.000

Page 256: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

242

BUKU BESAR

Nama : Kas di Bendahara Pengeluaran Hal….

Kode Rek : 1.1.1.03.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

BUKU BESAR

Nama : Kas di Bendahara Penerimaaan Hal….

Kode Rek : 1.1.1.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

BUKU BESAR

Nama : Investasi Permanen-Penyertaan Modal Hal….

Kode Rek : 1.2.2.01.02

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal 50.000.000

16-4-2018 Penyertaan modal di Perusda 12.000.000 62.000.000

BUKU BESAR

Nama : Dana Cadangan Hal….

Kode Rek : 1.4.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

10-9-2018 Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 112.500.000

Page 257: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

243

BUKU BESAR

Nama : Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Hal….

Kode Rek : 2.1.1

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

1-3-2018 Penerimaan PFK 15.000.000 15.00.000

1-3-2018 Penyetoran PFK 15.000.000 -

3-9-2018 Penerimaan PFK 22.500.000 22.500.000

3-9-2018 Penyetoran PFK 22.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Utang Bunga

Hal….

Kode Rek : 2.1.2.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 3.750.000

3-12-2018 Pembayaran Utang bunga 3.750.000 -

31-12-2018 Penyesuaian Beban bunga 3.375.000 3.375.000

BUKU BESAR

Nama : Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pemerintah Pusat Hal….

Kode Rek : 2.1.3.03.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 25.000.000

3-12-2018 Pembayaran Pokok pinjaman 25.000.000 -

31-12-2018 Penyesuaian Pinjaman yang akan

jatug tempo 25.000.000 25.000.000

Page 258: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

244

BUKU BESAR

Nama : Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat Hal….

Kode Rek : 2.2.1.04.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 225.000.000

31-12-2018 Penyesuaian Pinjaman yang akan jatug tempo 25.000.000 200.000.000

BUKU BESAR

Nama : Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya Hal….

Kode Rek : 2.2.1.05.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

2-4-2018 Penerimaan Pinjaman jangka Panjang 15.000.000 15.000.000

BUKU BESAR

Nama : Ekuitas Hal….

Kode Rek : 3.1.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal 164.950.000

31-12-2018 Penutupan 274.125.000 439.025.000

Page 259: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

245

BUKU BESAR

Nama : Perubahan SAL Hal….

Kode Rek : 3.1.2.05.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

2-4-2018 Realisasi penerimaan Pinjaman Dalam Negeri 15.000.000 15.000.000

16-4-2018 Realisasi pengeluaran Penyertaan modal 12.000.000 3.000.000

30-7-2018 Realisasi penerimaan Pendapatan DAU 300.000.000 303.000.000

10-9-2018 Realisasi pengeluaran Pembent. dana cadangan 112.500.000 190.500.000

15-10-2018 Realisasi Belanja bantuan social 22.500.000 168.000.000

3-12-2018 Realisasi pembayaran Pokok pinjaman 25.000.000 143.000.000

3-12-2018 Realisasi Belanja bunga 3.750.000 139.250.000

31-12-2018 Penutupan 139.250.000 -

BUKU BESAR

Nama : R/K SKPD XYZ Hal….

Kode Rek : 3.1.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

5-2-2018 SP2D-UP SKPD XYZ 15.000.000 15.000.000

5-2-2018 SP2D-LS Gaji SKPD XYZ 135.000.000 150.000.000

1-5-2018 SP2D-UP Bintek Peng. Keuangan SKPD XYZ 11.250.000 161.250.000

15-5-2018 SP2D-LS Belanja Modal Kendaraan SKPD XYZ 15.000.000 176.250.000

4-6-2018 Setoran Retribusi SKPD XYZ 225.000.000 (48.750.000)

15-7-2018 Setoran Pajak Restoran SKPD XYZ 75.000.000 (123.750.000)

6-8-2018 SP2D-LS Belanja Modal Komputer SKPD XYZ 30.000.000 (93.750.000)

3-9-2018 SP2D-LS Gaji SKPD XYZ 142.500.000 48.750.000

5-11-2018 Setoran Pajak Hotel SKPD XYZ 45.000.000 3.750.000

25-12-2018 Pengembalian sisa dana UP SKPD XYZ 2.250.000 1.500.000

BUKU BESAR

Nama : Penerimaan Pembiayaan-Pinjaman Jangka Panjang Hal….

Kode Rek : 7.1.4.04.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

2-4-2018 Realisasi penerimaan Pinjaman jangka panjang 15.000.000 15.000.000

31-12-2018 Penutupan 15.000.000 -

Page 260: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

246

BUKU BESAR

Nama : Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Dana Cadangan Hal….

Kode Rek : 7.2.1.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

10-9-2018 Realisasi Pembentukan Dana cadangan 112.500.000 112.500.000

31-12-2018 Penutupan 112.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal Hal….

Kode Rek : 7.2.2.01.02

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

16-4-2018 Realisasi Pengeluaran Penyertaan modal 12.000.000 12.000.000

31-12-2018 Penutupan 12.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pokok Pinjaman Hal….

Kode Rek : 7.2.3.04.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

3-12-2018 Realisasi pembayaran Pokok pinjaman 25.000.000 25.000.000

31-12-2018 Penutupan 25.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Dana Alokasi Umum-LO Hal….

Kode Rek : 8.2.1.03.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

30-7-2018 Penerimaan Pendapatan DAU 300.000.000 300.000.000

31-12-2018 Penutupan 300.000.000 -

Page 261: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

247

BUKU BESAR

Nama : Pendapatan Dana Alokasi Umum-LRA Hal….

Kode Rek : 4.2.1.03.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo K

(Rp)

Saldo Awal -

30-7-2018 Realisasi Pendapatan DAU 300.000.000 300.000.000

31-12-2018 Penutupan 300.000.000 -

BUKU BESAR

Nama : Beban Bantuan Sosial Hal….

Kode Rek : 9.1.6.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

15-10-2018 Pengeluaran belanja Bantuan social 22.500.000 22.500.000

31-12-2018 Penutupan 22.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Belanja Bantuan Sosial Hal….

Kode Rek : 5.1.6.02.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

15-10-2018 Realisasi belanja Bantauan sosial 22.500.000 22.500.000

31-12-2018 Penutupan 22.500.000 -

BUKU BESAR

Nama : Beban Bunga Hal….

Kode Rek : 9.1.3.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

31-12-2018 Penyesuaian Beban bunga 3.375.000 3.375.000

31-12-2018 Penutupan 3.375.000 -

Page 262: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

248

BUKU BESAR

Nama : Belanja Bunga Hal….

Kode Rek : 5.1.3.01.01

Tanggal Uraian Ref Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

Saldo D

(Rp)

Saldo Awal -

3-12-2018 Realisasi pembayaran Belanja bunga 3.750.000 3.750.000

31-12-2018 Penutupan 3.375.000 -

3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Berdasarkan saldo yang ada pada Buku Besar, maka Neraca Saldo

Sebelum Penyesuaian PPKD pada tanggal 31 Desember 2018 adalah

sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA PPKD

NERACA SALDO SEBELUM PENYESUAIAN Per 31 Desember 2018

Kode Rekening

Uraian Debet (Rp)

Kredit (Rp)

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 506.450.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran - 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan - 1.2.2.01.02 Investasi Permanen-Penyertaan Modal 62.000.000 1.4.1.01.01 Dana Cadangan 112.500.000 2.1.1.01.01 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - 2.1.2.01.01 Utang Bunga - 2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - 2.2.1.04.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 225.000.000 2.2.1.05.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000 3.1.1.01.01 Ekuitas 164.950.000 3.1.2.05.01 Perubahan SAL 139.250.000 1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 1.500.000 7.1.4.04.01 Penerimaan Pembiayaan-Pinjaman Jangka Panjang 15.000.000 7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 7.2.2.01.02 Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal 12.000.000 7.2.3.04.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pokok Pinjaman 25.000.000 8.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LO 300.000.000 4.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LRA 300.000.000 9.1.6.02.01 Beban Bantuan Sosial 22.500.000 5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000 5.1.3.01.01 Belanja Bunga 3.750.000

Jumlah 1.019.950.000 1.019.950.000

Page 263: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

249

4. Jurnal Penyesuaian

Berdasarkan informasi penyesuian pada tanggal 31 Desember 2018,

maka Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat oleh PPKD adalah sebagai

berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

JURNAL PENYESUAIAN

Per 31 Desember 2018

Tanggal Kode

Rekening Uraian Ref

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

31 -12-2018 2.2.1.04.01 Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 25.000.000

2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka

Panjang

25.000.000

(Reklasifikasi Pokok pinjaman yang akan

jatuh tempo)

31 -12-2018 9.1.3.01.01 Beban Bunga 3.375.000

2.1.2.01.01 Utang Bunga 3.375.000

(Mencatat Utang bunga pinjaman tahun

2019)

5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah dilakukan Penyesuian pada tanggal 31 Desember 2018,

maka Neraca Saldo Setelah Penyesuaian PPKD adalah sebagai berikut:

Page 264: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

250

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN

Per 31 Desember 2018

Kode

Rekening Uraian

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 506.450.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran -

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan -

1.2.2.01.02 Investasi Permanen-Penyertaan Modal 62.000.000

1.4.1.01.01 Dana Cadangan 112.500.000

2.1.1.01.01 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) -

2.1.2.01.01 Utang Bunga 3.375.000

2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 25.000.000

2.2.1.04.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 200.000.000

2.2.1.05.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 164.950.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 139.250.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 1.500.000

7.1.4.04.01 Penerimaan Pembiayaan-Pinjaman Jangka Panjang 15.000.000

7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000

7.2.2.01.02 Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal 12.000.000

7.2.3.04.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pokok Pinjaman 25.000.000

8.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LO 300.000.000

4.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LRA 300.000.000

9.1.6.02.01 Beban Bantuan Sosial 22.500.000

5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000

5.1.3.01.01 Belanja Bunga 3.750.000

9.1.3.01.01 Beban Bunga 3.375.000

Jumlah 1.023.325.000 1.023.325.000

6. Laporan Keuangan

Berdasarkan Neraca Saldo Setelah Penyesuian, maka Laporan

Keuangan PPKD Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember

2018 adalah sebagai berikut:

Page 265: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

251

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN ANGGARAN REALISASI (%)

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah-LRA - - -

-4. Pendapatan Retribusi Daerah-LRA - - -

5. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LRA - - -

6. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) - - -

7. PENDAPATAN TRANSFER

8. Dana Bagi Hasil Pajak-LRA -

9. Dana Alokasi Umum-LRA 350.000.000 300.000.000 85,7

10. Jumlah Pendapatan Transfer (8 s/d 9) 350.000.000 300.000.000 85,7

11. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

12. Pendapatan Hibah - - -

13. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (12) - - -

14. JUMLAH PENDAPATAN (6 + 10 + 13) 350.000.000 300.000.000 85,7

15.

16. BELANJA

17. BELANJA OPERASI

18. Belanja Pegawai - -

19. Belanja Barang - -

20. Bunga 3.750.000 3.750.000 100

21. Hibah - -

22. Bantuan Sosial 22.500.000 22.500.000 100

23. Jumlah Belanja Operasi (17 s/d 22) 26.250.000 26.250.000 100

24. BELANJA MODAL

25. Belanja Tanah - - -

26. Belanja Peralatan dan Mesin - - -

27. Jumlah Belanja Modal (25 + 26)) - - -

28. BELANJA TAK TERDUGA

29. Belanja Tak Terduga - - -

30. Jumlah Belanja Tak Terduga (29) - - -

31. JUMLAH BELANJA (23 + 27 + 30) 26.250.000 26.250.000 100

32.

33. TRANSFER

34. Bagi Hasil Pajak - - -

35. Bagi Hasil Retribusi - - -

36. Jumlah Transfer (34 + 35) - - -

37. JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (31 + 36) 26.250.000 26.250.000 100

38. SURPLUS/DEFISIT (14 - 37) 323.750.000 273.750.000 84,6

39.

40. PEMBIAYAAN

Page 266: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

252

41. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

42. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - -

43. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000 15.000.000 100

44. Jumlah Penerimaan (42 s/d 43) 15.000.000 15.000.000 100

45. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

46. Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 112.500.000 100

47. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 12.000.000 12.000.000 100

48. Pembayaran Pokok Pinj. Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 25.000.000 25.000.000 100

49. Jumlah Pengeluaran (46 s/d 48) 149.500.000 149.500.000 100

50. PEMBIAYAAN NETO (44 - 49) (134.500.000) (134.500.000) 100

51.

52. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (38 + 50) 189.250.000 139.250.000 73,6

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. KEGIATAN OPERASIONAL

2. PENDAPATAN

3. PENDAPATAN ASLI DAERAH -

4. Pendapatan Pajak Daerah-LO -

5. Pendapatan Retribusi Daerah-LO -

6. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (4 s/d 5) -

7. PENDAPATAN TRANSFER

8. Dana Bagi Hasil Pajak-LO -

9. Dana Alokasi Umum-LO 300.000.000

10. Dana Alokasi Khusus-LO -

11. Jumlah Pendapatan Transfer (8 s/d 10) 300.000.000

12. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

13. Pendapatan Hibah -

14. Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (13) -

15. JUMALAH PENDAPATAN (6 + 11 + 14) 300.000.000

16.

17. BEBAN

18. Beban Bunga 3.375.000

19. Beban Subsidi -

20. Beban Hibah -

21. Beban Bantuan Sosial 22.500.000

22. JUMLAH BEBAN (18 s/d 21) 25.875.000

23. SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (15 - 22) 274.125.000

24.

25. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

26. Surplus Penjualan Aset Nonlancar -

Page 267: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

253

27. JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEG. NON OPERASIONAL (26) -

28. SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (23 + 27) 274.125.000

29.

30. POS LUAR BIASA

31. Pendapatan Luar Biasa -

32. Beban Luar Biasa -

33. POS LUAR BIASA (31 s/d 32) -

34. SURPULS/DEFISIT-LO (28 + 33) 274.125.000

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. Ekuitas Awal 164.950.000

2. Surpuls/Defisit-LO 274.125.000

3. Ekuitas Akhir (1 + 2) 439.075.000

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

NERACA

PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018 2017

1. ASET

2. ASET LANCAR

3. Kas di Kas Daerah 506.450.000 368.700.000

4. Kas di Bendahara Pengeluaran - -

5. Kas di Bendahara Penerimaan - -

6. Piutang Retribusi - -

7. Jumlah Aset Lancar (3 s/d 6) 506.450.000 368.700.000

8.

9. ASET UNTUK DIKONSOLIDASIKAN

10. R/K SKPD XYZ 1.500.000 -

11.

12. INVESTASI JANGKA PANJANG

13. Investasi Permanen

14. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 62.000.000 50.000.000

15. Jumlah Investasi Jangka Panjang (13 s/d 14) 62.000.000 50.000.000

Page 268: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

254

16.

17. ASET TETAP

18. Tanah - -

19. Peralatan dan Mesin - -

20. Gedung dan Bangunan - -

21. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - -

22. Konstruksi dalam Pengerjaan - -

23. Akumulasi Penyusutan - -

24. Jumlah Aset Tetap (18 s/d 23) - -

25.

26. DANA CADANGAN

27. Dana Cadangan 112.500.000 -

28. Jumlah Dana Cadangan (27) 112.500.000 -

29.

30. ASET LAINNYA

31. Tagihan Penjualan Angsuran - -

32. Aset Lain-Lain - -

33. Jumlah Aset Lainnya (31 s/d 32) - -

34. JUMLAH ASET (7+10+15+24+28+33) 682.450.000 418.700.000

35.

36. KEWAJIBAN

37. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

38. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - -

39. Utang Bunga 3.375.000 3.750.000

40. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 25.000.000 25.000.000

41. Pendapatan Diterima Dimuka - -

42. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (34 s/d 37) 28.375.000 28.750.000

43.

44. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

45. Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 200.000.000 225.000.000

46. Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000 -

47. Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (41) 215.000.000 225.000.000

48. JUMLAH KEWAJIBAN (38 + 42) 243.376.000 253.750.000

26.

27. EKUITAS

28. Ekuitas 439.075.000 164.950.000

29. JUMLAH EKUITAS (46) 439.075.000 164.950.000

30. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

(43 + 47) 682.450.000 418.700.000

Page 269: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

255

7. Jurnal Penutup

Jurnal Penutup untuk PPKD Per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

JURNAL PENUTUP

Per 31 Desember 2018

Tanggal Kode

Rekening Uraian Ref

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

31 -12-2018 4.2.1.03.01 Pendapatan DAU-LRA 300.000.000

7.1.4.04.01 Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri 15.000.000

5.1.3.01.01 Belanja Bunga 3.750.000

5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000

7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan Dana Cadangan 112.500.000

7.2.2.01.02 Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal 12.000.000

7.2.3.04.01 Pengeluaran Pembiayaan Bayar Pokok Pinjaman 25.000.000

3.1.2.06.01 Surplus LRA 139.250.000

(Menutup Rekening-rekening LRA Tahun berjalan)

31 -12-2018 3.1.2.06.01 Surplus LRA 139.250.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL 139.250.000

(Menutup Rekening Surplus LRA ke Perubahan SAL)

31 -12-2018 8.2.1.03.01 Pendapatan DAU-LO 300..000.000

9.1.3.01.01 Beban Bunga 3.375.000

9.1.6.02.01 Beban Bantuan Sosial 22.500.000

3.1.1.02.01 Surplus LO 274.125.000

(Menutup Rekening-rekening LO Tahun berjalan)

31 -12-2018 3.1.1.02.01 Surplus LO 274.125.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 274.125.000

(Menutup Rekening Surplus LO ke Ekuitas)

8. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca Saldo Setelah Penutupan untuk PPKD Per 31 Desember 2018 adalah

sebagai berikut:

Page 270: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

256

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

PPKD

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Per 31 Desember 2018

Kode

Rekening Uraian

Debet

(Rp)

Kredit

(Rp)

1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 506.450.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran -

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan -

1.2.2.01.02 Investasi Permanen-Penyertaan Modal 62.000.000

1.4.1.01.01 Dana Cadangan 112.500.000

2.1.1.01.01 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) -

2.1.2.01.01 Utang Bunga 3.375.000

2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 25.000.000

2.2.1.04.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 200.000.000

2.2.1.05.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000

3.1.1.01.01 Ekuitas 439.075.000

1.1.8.01.01 R/K SKPD XYZ 1.500.000

Jumlah 682.450.000 682.450.000

16.4 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Untuk dapat menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Maju Sejahtera Konsolidasian, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan

adalah:

1. Membuat Kertas kerja konsolidasi untuk menggabungkan Laporan

Keuangan SKPD XYZ dan PPKD menjadi Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera.

2. Dalam kertas kerja tersebut harus diisi Neraca Saldo SKPD XYZ dan

PKD.

3. Membuat Jurnal eliminasi untuk menghapus rekening timbal balik yaitu

R/K SKPD XYZ dan R/K PPKD.

4. Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maju Sejahtera

yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), Laporan Operasional (LO), Laporan

Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Neraca.

Page 271: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

257

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

KERTAS KERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

KODE

REKENING URAIAN

NERACA SALDO

SKPD XYZ

NERACA SALDO

PPKD

JURNAL

ELIMINASI

NERACA SALDO

KONSOLIDASIAN

1 2 3 4 5 6

DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1.1,1.01.01 Kas di Kas Daerah - 506.450.000 506.450.000

1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000 - 9.500.000

1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan - - -

1.1.3.02.06 Piutang Retribusi Pelayanan Pasar - - -

1.1.3.02.15 Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 2.250,000 - 2.250,000

1.1.7.01.01 Persediaan AlatTulis Kantor 1.350.000 - 1.350.000

1.2.2.01.02 Investasi Permanen-Penyertaan Modal - 62.000.0

00

62.000.000

1.3.1.11.01 Tanah 250.500.000 - 250.500.000

1.3.2.04.01 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Dinas Bermotor

Perorangan

150.250.000 - 150.250.000

1.3.2.04.05 Peralatan dan Mesin-Kendaraan Bermotor Beroda

Dua

18.000.000 - 18.000.000

1.3.2.16.02 Peralatan dan Mesin- Personal Komputer 30.000,000 - 30.000,000

1.3.3.01.01 Gedung dan Bangunan 480.750.000 - 480.750.000

1.3.6.01.01 Konstruksi Dalam Pengerjaan 90.000.000 - 90.000.000

1.3.7.01.04 Akum. Penyusutan Peralatan dan Mesin-Alat

Angkut Bermotor

38.000.000 - 38.000.000

1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 31.500.000 - 31.500.000

1.4.1.01.01 Dana Cadangan - 112.500.000 112.500.000

2.1.1.01.01 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - - -

2.1.2.01.01 Utang Bunga - 3.375.000 3.375.000

2.1.3.03.01 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - 25.000.000 25.000.000

2.2.1.04.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat - 200.000.000 200.000.0

00 2.2.1.05.01 Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah

Lainnya

- 15.000.000 15.000.00

0 3.1.1.01.01 Ekuitas 923.750.00

0

164.950.000 1.088.700.000

3.1.2.05.01 Perubahan SAL (1.500.000) 139.250.000 137.750.000

1.1.8.01.01 R/KSKPD XYZ - 1.500.000 1.500.000 -

3.1.3.01.01 R/K PPKD 1.500.000 - 1.500.000 -

4.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LRA 45.000.000 - 45.000.00

0 4.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LRA 75,000.000 - 75,000.00

0 4.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LRA 120.000.00

0

- 120.000.0

00 4.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah-LRA

105.000.00

0

- 105.000.0

00 4.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LRA - 300.000.000 300.000.0

00 5.1.1.01.01 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 277.500.000 - 277.500.000

5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 12.750.000 - 12.750.000

5.1.2.06.01 Belanja Barang dan Jasa-cetak 5.250.000 - 5.250.000

5.1.2.25.01 Belanja Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000 - 6.000.000

5.1.3.01.01 Belanja Bunga - 3.750.000 3.750.000

5.1.6.02.01 Belanja Bantuan Sosial 22.500.000 22.500.000

5.2.2.16.04 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Personal

Komputer

30.000.000 - 30.000.000

5.2.2.04.01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Kendaraan

Dinas Bermotor

15.000.000 - 15.000.000

7.1.4.04.01 Penerimaan Pembiayaan-Pinjaman Jangka

Panjang

- 15.000.000 15.000.00

0 7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Dana

Cadangan

- 112.500.000 112.500.000

7.2.2.01.02 Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal - 12.000.0

00

12.000.000

7.2.3.04.01 Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pokok

Pinjaman

- 25.000.000 25.000.000

8.1.1.06.01 Pendapatan Pajak Hotel-LO 45.000.000 - 45.000.00

0 8.1.1.07.01 Pendapatan Pajak Restoran-LO 75.000.000 - 75.000.00

0 8.1.2.06.01 Pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar-LO 118.500.000 - 118.500.0

00 8.1.2.15.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah-LO

107.250.000 107.250.0

00 8.2.1.03.01 Pendapatan Dana Alokasi Umum-LO - 300.000.000 300.000.0

00 8.3.1.03.02 Pendapatan Hibah-LO 18.000.000 - 18.000.000

9.1.1.01.01 Beban Gaji dan Tunjangan Pegawai-LO 277.500.000 - 277.500.000

9.1.2.01.01 Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 14.650.000 - 14.650.000

9.1.2.25.01 Beban Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 6.000.000 - 6.000.000

9.1.2.06.01 Beban Barang dan Jasa-Cetak 5.250.000 - 5.250.000

9.1.7.01.04 Beban Peny. Peralatan dan Mesin-Kendaraan

Dinas Bermotor

12.500.000 - 12.500.000

9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 10.000.000 - 10.000.000

9.1.3.01.01 Beban Bunga - 3.375.000 3.375.000

9.1.6.02.01 Beban Bantuan Sosial - 22.500.000 22.500.000

Jumlah 1.703.500.000 1.703.500.000 1.023.325.000 1.023.325.000 1.500.000 1.500.000 2.725.325.000 2.725.325.000

Page 272: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

258

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN ANGGARAN REALISASI (%)

1. PENDAPATAN

2. PENDAPATAN ASLI DAERAH

3. Pendapatan Pajak Daerah-LRA 120.000.000 120.000.000 100

-4. Pendapatan Retribusi Daerah-LRA 230.000.000 225.000.000 97,8

5. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LRA - - -

6. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) 350.000.000 345.000.000 98,6

7. PENDAPATAN TRANSFER

8. Dana Bagi Hasil Pajak-LRA -

9. Dana Alokasi Umum-LRA 350.000.000 300.000.000 85,7

10. Jumlah Pendapatan Transfer (8 s/d 9) 350.000.000 300.000.000 85,7

11. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

12. Pendapatan Hibah - - -

13. Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah (12) - - -

14. JUMLAH PENDAPATAN (6 + 10 + 13) 700.000.000 645.000.000 92,1

15.

16. BELANJA

17. BELANJA OPERASI

18. Belanja Pegawai 280.000.000 277.500.000 99,1

19. Belanja Barang dan Jasa 24.000.000 24.000.000 100

20. Bunga 3.750.000 3.750.000 100

21. Hibah - -

22. Bantuan Sosial 22.500.000 22.500.000 100

23. Jumlah Belanja Operasi (17 s/d 22) 330.250.000 327.750.000 99,2

24. BELANJA MODAL

25. Belanja Tanah - - -

26. Belanja Peralatan dan Mesin 45.000.000 45.000.000 100

27. Jumlah Belanja Modal (25 + 26)) 45.000.000 45.000.000 100

28. BELANJA TAK TERDUGA

29. Belanja Tak Terduga - - -

30. Jumlah Belanja Tak Terduga (29) - - -

31. JUMLAH BELANJA (23 + 27 + 30) 375.250.000 372.750.000 99,3

32.

33. TRANSFER

34. Bagi Hasil Pajak - - -

35. Bagi Hasil Retribusi - - -

36. Jumlah Transfer (34 + 35) - - -

37. JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (31 + 36) 375.250.000 372.750.000 99,3

38. SURPLUS/DEFISIT (14 - 37) 324.750.000 272.250.000 83,8

39.

40. PEMBIAYAAN

41. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

Page 273: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

259

42. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - -

43. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000 15.000.000 100

44. Jumlah Penerimaan (42 s/d 43) 15.000.000 15.000.000 100

45. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

46. Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 112.500.000 100

47. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 12.000.000 12.000.000 100

48. Pembayaran Pokok Pinj. Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 25.000.000 25.000.000 100

49. Jumlah Pengeluaran (46 s/d 48) 149.500.000 149.500.000 100

50. PEMBIAYAAN NETO (44 - 49) (134.500.000) (134.500.000) 100

51.

52. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (38 + 50) 190.500.000 137.750.000 72,3

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

PER 31 DESEMBER 218

(Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. Saldo Anggaran Lebih Awal -

2. Penggunaan SAL Sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan -

3. Subtotal (1 - 2) -

4. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/ SiKPA) 137.750.000

5. Subtotal (3 + 4) 137.750.000

6. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya -

7. Lain-lain -

8. Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) 137.750.000

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. Ekuitas Awal 1.088.700.000

2. Surpuls/Defisit-LO 311.975.000

3. Ekuitas Akhir (1 + 2) 1.400.675.000

Page 274: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

260

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018

1. KEGIATAN OPERASIONAL

2. PENDAPATAN

3. PENDAPATAN ASLI DAERAH

4. Pendapatan Pajak Daerah-LO 120.000.000

5. Pendapatan Retribusi Daerah-LO 225.750.000

6. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (4 s/d 5) 345.750.000

7. PENDAPATAN TRANSFER

8. Dana Bagi Hasil Pajak-LO -

9. Dana Alokasi Umum-LO 300.000.000

10. Dana Alokasi Khusus-LO -

11. Jumlah Pendapatan Transfer (8 s/d 10) 300.000.000

12. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

13. Pendapatan Hibah 18.000.000

14. Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah (13) 18.000.000

15. JUMALAH PENDAPATAN (6 + 11 + 14) 663.750.000

16.

17. BEBAN

18. Belanja Pegawai 277.500.000

19. Belanja Barang dan Jasa 25.900.000

20. Beban Bunga 3.375.000

21. Beban Hibah -

22. Beban Bantuan Sosial 22.500.000

23. Beban Penyusutan 22.500.000

24. JUMLAH BEBAN (18 s/d 22) 351.775.000

25. SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (15 - 24) 311.975.000

26.

27. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

28. Surplus Penjualan Aset Nonlancar -

29. JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEG. NON OPERASIONAL (28) -

30. SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (24 + 29) 311.975.000

31.

32. POS LUAR BIASA

33. Pendapatan Luar Biasa -

34. Beban Luar Biasa -

35. POS LUAR BIASA (33 s/d 34) -

36. SURPULS/DEFISIT-LO (30 + 35) 311.975.000

Page 275: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

261

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA NERACA

PER 31 DESEMBER 2018 DAN 2017 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018 2017 1. ASET

2. ASET LANCAR 3. Kas di Kas Daerah 506.450.000 368.700.000 4. Kas di Bendahara Pengeluaran 9.500.000 9.500.000 5. Kas di Bendahara Penerimaan - - 6. Piutang Retribusi 2.250.000 1.500.000 7. Persediaan Alat Tulis Kantor 1.350.000 3.250.000

8. Jumlah Aset Lancar (3 s/d 7) 519.550.000 382.950.000 9.

10. INVESTASI JANGKA PANJANG 11. Investasi Permanen 12. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 62.000.000 50.000.000 13. Jumlah Investasi Jangka Panjang (12) 62.000.000 50.000.000 14.

15. ASET TETAP 16. Tanah 250.500.000 250.500.000 17. Peralatan dan Mesin 198.250.000 135.250.000 18. Gedung dan Bangunan 480.750.000 420.750.000 19. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - - 20. Konstruksi dalam Pengerjaan 90.000.000 150.000.000 21. Akumulasi Penyusutan (69.500.000) (47.000.000) 22. Jumlah Aset Tetap (16 s/d 21) 950.000.000 909.500.000 23.

24. DANA CADANGAN 25. Dana Cadangan 112.500.000 -

26. Jumlah Dana Cadangan (25) 112.500.000 - 27.

28. ASET LAINNYA 29. Tagihan Penjualan Angsuran - - 30. Aset Lain-Lain - -

31. Jumlah Aset Lainnya (29 s/d 30) - - 32. JUMLAH ASET (8+13+22+26+31) 1.644.050.000 1.342.450.000 33.

34. KEWAJIBAN 35. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 36. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - - 37. Utang Bunga 3.375.000 3.750.000 38. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 25.000.000 25.000.000 39. Pendapatan Diterima Dimuka - -

40. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (36 s/d 39) 28.375.000 28.750.000 41.

42. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 43. Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Pusat 200.000.000 225.000.000 44. Utang Dalam Negeri-Utang Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000 - 45. Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (43 + 44)) 215.000.000 225.000.000

46. JUMLAH KEWAJIBAN (40 + 45) 243.375.000 253.750.000 47.

48. EKUITAS 49. Ekuitas 1.400.675.000 1.088.700.000

50. JUMLAH EKUITAS (49) 1.400.675.000 1.088.700.000

51. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (46 + 50) 1.644.050.000 1.342.450.000

Page 276: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

262

PEMERINTAH KABUPATEN MAJU SEJAHTERA LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2018 (Dalam Rupiah)

NO. URAIAN 2018 1. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 2. Arus Masuk Kas 3. Penerimaan Pajak Daerah 120.000.000 4. Penerimaan Retribusi Daerah 225.000.000 5. Penerimaan Dana Alokasi Umum 300.000.000 6. Penerimaan Hibah -

7. Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 6) 645.000.000 8. Arus Keluar Kas 9. Pembayaran Pegawai 277.500.000

10. Pembayaran Barang dan Jasa 24.000.000 11. Pembayaran Bunga 3.750.000 12. Pembayaran Bantuan Sosial 22.500.000 13. Jumlah Arus Keluar Kas (9 s/d 12) 327.750.000

14. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (7 - 13) 317.250.000 15. 16. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 17. Arus Masuk Kas 18. Pencairan Dana Cadangan - 19. Jumlah Arus Masuk Kas (18) -

20. Arus Keluar Kas 21. Pembentukan Dana Cadangan 112.500.000 22. Perolehan Peralatan dan Mesin 45.000.000 23. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 12.000.000 24. Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 23) 169.500.000

25. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (19 - 24) (169.500.000) 26. 27. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN 28. Arus Masuk Kas 29. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - 30. Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 15.000.000

31. Jumlah Arus Masuk Kas (29 s/d 30) 15.000.000

32. Arus Keluar Kas 33. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 25.000.000 34. Jumlah Arus Keluar Kas (33) 25.000.000

35. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (31- 34) (10.000.000) 36. 37. ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS 38. Arus Masuk Kas 39. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 37.500.000

40. Jumlah Arus Masuk Kas (39) 37.500.000 41. Arus Keluar Kas 42. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 37.500.000

43. Jumlah Arus Keluar Kas (42) 37.500.000 44. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (40 - 43) -

45. Kenaikan/Penurunan Kas (14+25+35+44) 137.750.000 46. Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran 378.200.000

47. Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran (45+46) 515.950.000 48. Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan -

49. Saldo Akhir Kas (47+48) 515.950.000

Page 277: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

263

BAB XVII

17.1 Pengertian, Tujuan, dan Dasar Hukum Pemeriksaan

Keuangan

Audit (dalam pemerintahan digunakan istilah pemeriksaan)

merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan tata kelola organisasi

yang baik (good governance). Secara etimologi, istilah audit berasal dari

bahasa latin 'audire' yang berarti mendengar. Pengauditan (auditing) dapat

dipahami sebagai upaya pemeriksaan atas informasi akuntansi untuk

mendapat kayakinan bahwa informasi tersebut telah disajikan secara wajar

(true and fair). Tujuan pengauditan (pemeriksaan) adalah untuk menambah

kredibilitas asersi/pernyataan sehingga pihak yang berkepentingan dapat

memakai informasi dengan keyakinan bahwa informasi tersebut bebas dari

salah saji material.

Pengauditan (Auditing) menurut Sukrisno (2017) adalah suatu

pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, bersama catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Pengauditan adalah

suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara

obyektif terkait dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menentukan tingkat kesesuaian

antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan

(Arens, et.al., 2010).

Page 278: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

264

Selanjutnya, Pengauditan (Pemeriksaan) adalah proses identifikasi

masalah, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan

profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara (Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara).

Berdasarakan definisi tersebut di atas, beberapa ciri-ciri atau

komponen audit adalah sebagai berikut:

1. Proses sistematis yakni rangkaian langkah atau prosedur yang logis,

terstruktur dan terorganisasi.

2. Untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif.

Dengan dasar pemeriksaan/pengujian atas asersi dan menetapkan

hasilnya tanpa bias atau berprasangka (buruk maupun baik) terhadap

pembuat asersi.

3. Pernyataan-pernyataan (asersi) tentang tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi. Asersi merupakan suatu pernyataan atau rangkaian

pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab

atas penyataan tersebut untuk digunakan oleh pihak lain. Contoh asersi

antara lain laporan keuangan, SPT, dan Iain-Iain.

4. Tingkat kesesuaian. Kesesuaian asersi-asersi dibandingkan dengan

kriteria yang telah ditentukan.

5. Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria dapat berupa Standar Akuntansi

Pemerintahan, atau peraturan khusus yang ditetapkan oleh dewan

legislatif, anggaran atau pengukur kinerja lain.

6. Menyampaikan hasil. Hasil dilaporkan dalam laporan tertulis yang

mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah

ditentukan.

7. Pihak yang berkepentingan. Pihak yang menggunakan laporan audit

atau laporan hasil pemeriksaan.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa

pemeriksaan keuangan bertujuan untuk:

1. Memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan (keyakinan

yang memadai/reasonable assurance).

2. Mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan dalam Sistem

Pengendalian Intern (SPI).

3. Mengidentifikasi kemungkinan adanya penyimpangan dari ketentuan

Page 279: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

265

peraturan perundangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan

(abuse).

Selain kegiatan pemeriksaan, dalam organisasi pemerintah daerah

dikenal juga kegiatan reviu. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah adalah prosedur penelusuran angka-angka, permintaan keterangan

dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi Inspektorat untuk

memberi keyakinan terbatas atas laporan keuangan bahwa tidak ada

modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar

laporan keuangan tersebut disajikan berdasarkan Sistem Pengendalian

Intern (SPI) yang memadai dan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan/SAP (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008

Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah).

Keyakinan terbatas yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah

karena dalam reviu tidak dilakukan pengujian atas kebenaran substansi

dokumen sumber. Reviu atas Laporan keuangan pemerintah daerah

dilakukan untuk memberikan keyakinan atas kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Reviu tidak memberikan dasar untuk memberikan

pendapat (opini) atas laporan keuangan. Karenanya reviu memiliki tingkat

keyakinan lebih rendah dibandingkan audit.

Dalam praktik, pelaksanaan kegiatan reviu seringkali dianggap

memiliki persamaan dengan pemeriksaan. Untuk menghindari hal tersebut,

maka perlu diberikan batasan-batasan yang membedakan antara kegiatan

reviu dengan kegiatan pemeriksaan. Perbedaan paling utama adalah

tujuan pemeriksaan dengan reviu. Tujuan pemeriksaan (laporan) keuangan

yaitu untuk memberikan keyakinan yang memadai apakah laporan

keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) di Indonesia. Sedangkan tujuan reviu laporan

keuangan adalah untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa laporan

keuangan telah disusun berdasarkan SPI yang memadai dan disajikan

sesuai SAP.

Berbeda dengan pemeriksaan, reviu tidak mencakup pengujian

terhadap SPI, catatan akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap

permintaan keterangan melalui perolehan bukti, serta prosedur lainnya

seperti yang dilaksanakan dalam suatu pemeriksaan. Selanjutnya,

perbedaan dalam konteks pelaksanaan aktivitas. Reviu dilakukan secara

Page 280: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

266

internal oleh auditor pada Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

terdiri dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP),

Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota,

sedangkan pemeriksaan dilakukan oleh auditor eksternal pada Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Secara ringkas,

perbedaan antara reviu dan pemeriksaan dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel. 17.1. Perbedaan Pemeriksaan dan Reviu

ASPEK PEMERIKSAAN REVIU

Tujuan Memberikan keyakinan

atas kewajaran LKPD

Memberikan keyakinan terbatas

Ruang Lingkup Komprehensif Tidak mencakup uji validitas

substansi bukti

Pelaksanaan

aktivitas

Eksternal Internal

Pelaksana BPK APIP

Output Opini Rekomendasi

Pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara/daerah yang dilakukan oleh BPK RI dilaksanakan berdasarkan

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sesuai Peraturan BPK Rl

Nomor 01 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

SPKN memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaan

pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional.

Tujuan Standar Pemeriksaan untuk menjadi ukuran mutu bagi para

pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan

atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan. Selanjutnya, Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 menyatakan bahwa Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP) pada pemerintah daerah melakukan reviu atas

laporan keuangan dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang

disajikan sebelum disampaikan kepada kepala daerah atau Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK).

17.2 Jenis-Jenis dan Ruang Lingkup Audit

Secara umum, audit (pemeriksaan) pada pemerintah daerah dapat

dikelompokkan berdasarkan tujuan dan pelaksanaan. Berdasarkan

tujuannya maka audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

Page 281: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

267

1. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit).

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan pada aspek ketertiban

administrasi pertanggungjawaban keuangan, dalam rangka

memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang

disajikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

2. Pemeriksaan Kinerja (Performance Audit).

Pemeriksaan atas Pengelolaan Keuangan Negara yang terdiri atas

pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta efektivitas. Pemeriksaan

ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi

perhatian DPR/DPRD terkait efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran

dan kegiatan pada pemerintah daerah. Audit kinerja memfokuskan

pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi yang

menggambarkan kinerja entitas (Mardiasmo, 2018).

3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu.

Pemeriksaan tidak termasuk dalam pemeriksaan sebagaimana di atas,

dilakukan atas aspek kepatuhan terhadap peraturan (compliance audit).

Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan

atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan

investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern

pemerintah.

Berdasar pelaksanaan maka audit dapat dikelompokkan ke dalam

audit:

1. Audit internal.

Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam

organisasi auditi, misalnya, pemerintah pusat/daerah. Tujuan audit

internal adalah melaksanakan fungsi pengawasan dalam manajemen

khususnya diarahkan pada upaya membantu kepala pemerintahan

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Untuk pemerintah daerah,

maka audit intern adalah audit yang dilakukan oleh aparat pengawasan

intern daerah yang bersangkutan (Inspektorat).

2. Audit Eksternal.

Audit eksternal adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar

organisasi, peran audit eksternal dijalankan Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Tujuan BPK menjalankan audit atas pengelolaan keuangan

negara (termasuk keuangan daerah) untuk dilaporkan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR).

Page 282: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

268

Berikut adalah uraian perbandingan audit eksternal dan audit internal

pemerintah:

Tabel 17.2. Perbedaan Audit berdasar Pelaksanaan

URAIAN EKSTERN (BPK) INTERN (BPKP dan APIP)

Posisi

Tidak berada dibawah dan tidak

bertanggungjawab langsung

kepada manajemen (pihak luar

manajemen)

Berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada

manajemen puncak (bagian dari

manajemen)

Tujuan utama Memberikan opini atas audit

yang dilakukan

Memberikan masukan

manajemen agar melakukan

perbaikan secara dini

Pemakai Stakeholders (DPR, Rakyat,

Kreditur, Pemerintah, dll) Manajemen Pemerintah

Sifat Pemeriksaan dilakukan setelah

kegiatan selesai dilaksanakan

Pemeriksaan bersifat preventif,

pembinaan, dan simultan.

Jenis

Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Keuangan

b. Pemeriksaan Kinerja

c. Pemeriksan dengan Tujuan

Tertentu

a. Pemeriksaan Keuangan

b. Pemeriksaan Kinerja

c. Pemeriksaan dengan Tujuan

Tertentu

Kriteria yang

digunakan

a. SAP

b. Perundang-undangan

c. SPKN

a. Indikator kinerja

b. Perundang-undangan

c. Standar Profesi Audit Internal

Kualitas

Auditor

Memiliki kompetensi audit

ketaatan dan audit keuangan

Memiliki kompetensi evaluasi

efisiensi dan efektivitas

Auditor biasanya diklasifikasikan dalam dua kategori berdasarkan

siapa yang mempekerjakan mereka, yaitu auditor ekstemal dan auditor

internal.

1. Auditor eksternal merupakan pihak luar yang bukan merupakan

karyawan pemerintah, berkedudukan independen dan tidak memihak

baik terhadap auditi maupun pengguna laporan keuangan. Auditor

eksternal dapat melakukan setiap jenis audit. BPK merupakan auditor

eksternal pemerintah.

Page 283: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

269

2. Auditor Internal merupakan pegawai dari pemerintah yang diaudit.

Fungsi auditor internal adalah membantu manajemen dalam

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pemerintah. Jika

ditinjau secara luas BPKP merupakan auditor internal pemerintah, Irjen

merupakan audit internal departemen sedangkan inspektorat

merupakan auditor pemerintah daerah.

Ruang lingkup pemeriksaan keuangan pada pemerintah daerah

meliputi hal-hal berikut ini:

1. Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan

2. Posisi aset, kewajiban dan ekuitas

3. Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SILPA) dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dalam

Neraca.

4. Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SAP.

5. Efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan pelaporan keuangan dalam

Laporan Keuangan.

17.3 Tanggung Jawab dalam Pemeriksaan

Berdasarakan Peraturan BPK Rl Nomor 01 Tahun 2017 tentang

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dijelaskan tentang tanggungjawab

berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeriksaan. Adapun

tanggung jawab pemeriksa, organisasi pemeriksa dan manajemen entitas

yang diperiksa adalah sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Pemeriksa.

Secara garis besar tanggung jawab pemeriksa adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan.

b. Memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik serta

menjunjung tinggi integritas, obyektivitas, dan independensi.

c. Memiliki sikap untuk melayani kepentingan publik, menghargai dan

memelihara kepercayaan publik, dan mempertahankan

profesionalisme.

d. Melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan

derajat integritas yang tertinggi: profesional, obyektif, berdasarkan

fakta, dan tidak berpihak (bebas dari benturan kepentingan/conflict

of interest).

Page 284: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

270

e. Mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in

fact) dan independensi dafam penampilan perilaku (independent in

appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan. Bersikap

independen berarti menghindarkan hubungan yang dapat

mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa

dalam melaksanakan pemeriksaan.

f. Menggunakan pertimbangan profesional dalam menetapkan lingkup

dan metodologi, menentukan pengujian dan prosedur yang akan

dilaksanakan, melaksanakan pemeriksaan, dan melaporkan hasilnya.

g. Mengungkapkan semua hal yang material atau signifikan, yang jika

tidak diungkapkan dapat mengakibatkan kesalahpahaman para

pengguna LHP, kesalahan dalam penyajian hasilnya, atau menutupi

praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

h. Membantu manajemen dan pengguna LHP untuk memahami

tanggung jawab pemeriksa berdasarkan SPKN dan cakupan

pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Tanggung Jawab Organisasi Pemeriksa.

Organisasi pemeriksa mempunyai tanggung jawab untuk meyakinkan

bahwa:

a. Independensi dan obyektivitas dipertahankan pada seluruh tahap

pemeriksaan.

b. Pertimbangan profesional [professional judgment) digunakan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan basil

pemeriksaan.

c. Pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi

profesional dan secara kolektif mempunyai keahlian dan

pengetahuan yang memadai.

d. Peer-review yang independen dilaksanakan secara periodik.

3. Tanggung Jawab Manajemen Entitas Yang Diperiksa.

Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk:

a. Mengelola keuangan secara tertib, ekonomis, efisien, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa

keadilan dan kepatutan, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 285: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

271

b. Menyusun dan menyelenggarakan SPI efektif guna menjamin

pencapaian tujuan, keselamatan/keamanan kekayaan yang dikelola,

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,

serta perolehan, pemeliharaan dan pengungkapan data yang andal.

c. Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan tepat waktu.

d. Menindaklanjuti rekomendasi BPK, serta menciptakan dan

memelihara suatu proses untuk memantau status tindak lanjut atas

rekomendasi dimaksud.

17.4 Bukti dan Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan pada dasarnya dapat diartikan sebagai proses

sistematis yang dikerjakan pihak independen dan kompeten, untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, mencocokkan informasi yang

terkandung dalam bukti dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan

demikian, dalam pemeriksaan diperlukan pengetahuan atas bukti

pemeriksaan, teknik/prosedur untuk mendapatkan bukti, serta jenis laporan

yang akan dihasilkan.

Bukti pemeriksaan adalah semua informasi yang digunakan

pemeriksa untuk menentukan apakah informasi yang sedang diperiksa

telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Terdapat 2

(dua) sayarat bukti pemeriksaan yaitu kecukupan (sufficient) dan kompeten

(competent) bukti. Kompetensi bukti adalah tingkat keyakinan bahwa bukti

tersebut dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kompetensi suatu bukti

tergantung dari relevansi, pengetahuan langsung pemeriksa, keaslian bukti,

independensi yang menyajikan, kualifikasi individu, objektifitas, keefektivan

pengendalian intern, dan ketepatan waktu.

Audit harus dapat memastikan SPI yang dibuat sudah efektif agar

opini yang diberikan baik. Terdapat hubungan yang erat antara kegiatan

audit dengan SPI. Hubungan antara SPI dengan pemeriksaan adalah jika

SPI dianggap efektif, maka pemeriksa dapat mengurangi aktivitas

pelaksanaan pengujian yang ekstensif. Sebaliknya jika SPI dianggap

lemah, maka pemeriksa harus melakukan pengujian substantif dengan

ekstensif. Jika SPI sangat lemah, pemeriksa dapat memberikan opini tidak

memberikan pendapat (disclaimer).

Page 286: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

272

Pada akhir tahap pelaksanaan pemeriksaan keuangan, pemeriksa

menyusun konsep temuan pemeriksaan yang kemudian akan disampaikan

kepada pejabat yang bertanggungjawab untuk mendapatkan tanggapan.

Temuan pemeriksaan ini kemudian akan dimasukkan dalam laporan hasil

pemeriksaan. Temuan Pemeriksaan (TP) atas laporan keuangan yang

diperiksa merupakan permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa yang

perlu dikomunikasikan kepada pihak yang terperiksa. Permasalahan

tersebut meliputi:

1. Ikhtisar Koreksi.

Ikhtisar Koreksi merupakan rekapitulasi koreksi atau penyesuaian

(adjustments) yang diusulkan tim pemeriksa kepada pemerintah daerah.

2. Kelemahan Sistem Pengendalian Intern.

Kelompok temuan kelemahan SPI dibagi dalam subkelompok temuan

berikut:

a. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan terkait

kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat

mempengaruhi keandalan pelaporan keuangan dan pengamanan

atas aset.

b. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja terkait dengan pemungutan dan

penyetoran penerimaan negara/daerah serta pelaksanaan

program/kegiatan auditi dan kemungkinan adanya ketidakpatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan.

c. Kelemahan terkait ada/tidaknya SPI atau efektivitas SPI.

3. Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundangan-undangan

Kelompok temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan dibagi dalam subkelompok berikut ini:

a. Temuan kerugian terkait permasalahan berkur^ngnya kekayaan

berupa uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan past!

jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja

maupun lalai.

b. Temuan potensi kerugian daerah terkait adanya perbuatan melawan

hukum yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di

masa datang berupa berkurangnya kas, surat berharga, dan aset

nyata dan pasti jumlahnya.

c. Temuan kekurangan penerimaan daerah karena adanya unsur

Page 287: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

273

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.

d. Temuan administrasi tentang adanya penyimpangan terhadap

ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau

pengelolaan aset maupun operasional, tetapi penyimpangan

tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian

daerah dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana.

e. Temuan Indikasi Tindak Pidana mengungkap adanya perbuatan

yang diduga memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan dan diancam dengan sanksi

pidana dalam peraturan tersebut.

Setelah draft Temuan Pemeriksaan disusun oleh pemeriksa, maka

langkah-langkah berikutnya atas Temuan Pemeriksaan meliputi:

1. Pembahasan Konsep Temuan Pemeriksa dengan Pejabat Entitas yang

Berwenang.

Setelah Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa

kepada pemerintah daerah, tim pemeriksa membahas temuan tersebut

dengan pejabat pemerintah daerah yang berwenang kepala

daerah/sekretaris daerah atau PPKD.

2. Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis.

Pemeriksa memperoleh tanggapan resmi dan tertulis atas Konsep

Temuan Pemeriksaan dari pejabat pemerintah daerah yang berwenang

dalam hal ini kepala daerah/sekretaris daerah atas nama kepala daerah.

Tanggapan tersebut akan diungkapkan dalam Temuan Pemeriksaan

atas LKPD.

3. Penyampaian Temuan Pemeriksaan atas LKPD

Pemeriksa dalam hal ini Ketua Tim menyampaikan Temuan

Pemeriksaan atas LKPD kepada kepala daerah dan/atau sekretaris

daerah. Penyampaian Temuan Pemeriksaan atas LKPD tersebut

merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan LKPD. Hal ini

merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap kondisi laporan

keuangan yang diperiksa.

17.5 Komunikasi dan Laporan Hasil Pemeriksaan

Selama proses audit dan penyusunan laporannya, terjadi interaksi

antara auditor dengan auditi yang memerlukan komunikasi. Oleh karena itu,

komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemeriksaan.

Page 288: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

274

Komunikasi dalam pemeriksaan dimulai dari saat perkenalan hingga auditor

menyerahkan LHP, bahkan diteruskan hingga pemantauan tindak lanjut

hasil pemeriksaan.

Komunikasi adalah bagian integral dalam pemeriksaan yaitu mulai dari

perencanaan penugasan, pelaksanaan pengujian hingga pemantauan tindak

lanjut. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transmisi informasi dan

pemahaman melalui penggunaan simbol-simbol biasa atau umum. Proses

komunikasi merupakan tahap-tahap antara komunikator dengan komunikan

yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Proses komunikasi

meliputi 5 (lima) bagian yakni: 1) Komunikator (Orang yang menyampaikan

pesan), 2) Pesan (Ide, informasi, keluhan, himbauan dengan bantuan, bahasa,

gerak-gerik, ekspresi wajah, gambar, warna dan isyarat lainnya, 3) Komunikan

(Orang yang menerima pesan), 4) Media ( Sarana atau saluran yang

mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya),

dan 5) Efek (Dampak sebagai pengaruh dari pesan).

Dengan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan pemeriksaan

akan berjalan secara efektif (dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan)

dan efisien (proses pemeriksaan berlangsung lancar).

Interaksi pemeriksa dengan auditi, pada umumnya terjadi dalam

kegiatan-kegiatan seperti:

1. Perkenalan dan penyerahan surat tugas audit.

2. Pengumpulan informasi umum dan bukti-bukti audit.

3. Pembahasan temuan hasil audit.

4. Pemantauan tindak lanjut.

Pemeriksa dituntut untuk mengadakan hubungan insani dengan

auditi dengan saling menghargai dan berusaha merasakan manfaat dari

hasil kerjasamanya. Seorang pemeriksa harus berkomunikasi secara etis,

ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain. Auditi tidak

dipandang sebagai objek, melainkan sebagai individu yang berlaku sebagai

mitra kerja. Dengan diciptakannya hubungan insa ni oleh pemeriksa,

diharapkan pemeriksa dan auditi merasa puas dengan pemeriksaan yang

dilakukan dan auditi percaya dengan fungsi pemeriksaan.

Salah satu persyaratan penting dalam komunikasi audit adalah

mengetahui psikologi, khususnya mengenai perilaku seseorang di dalam

lingkungannya. Beberapa hal penting dalam hubungan psikologis antara

pemeriksa dengan auditi adalah:

Page 289: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

275

1. Bahwa setiap manusia pada dasarnya selalu ingin diperlakukan secara

terhormat dan ingin selalu dihargai.

2. Bahwa manusia itu satu sama lain berbeda.

3. Bahwa setiap tingkah laku manusia mempunyai tujuan tertentu.

Pemeriksa yang baik akan selalu berusaha untuk mengetahui

kebutuhan-kebutuhan auditi, supaya dapat memberikan motivasi yang

tepat untuk bisa bekerjasama.

4. Bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk dapat memilih serta

bekerja sesuai dengan kehendaknya serta perasaannya.

Dalam praktik banyak faktor yang mempengaruhi hubungan

(komunikasi) antara pemeriksa dan auditi yang dapat dikelompokkan dalam:

1. Peran. Sesuai dengan fungsinya, pemeriksa mempunyai kewenangan

untuk melakukan verifikasi atas dokumen, wawancara, konfirmasi,

inspeksi dan Iain-Iain terhadap auditi. Oleh karena itu auditi mempunyai

kewajiban untuk memberikan informasi dan melayani pemeriksa

sehingga situasi ini memberikan keuntungan bagi auditor berupa

"conformity pressure" kepada auditi.

2. Citra/lmage. Image yang positif adalah bahwa seorang pemeriksa harus

jujur, tegas dan menjunjung tinggi kebenaran.

3. Atribut Pribadi. Pangkat/Jabatan, pendidikan, usia, penampilan,

pengalaman dan prestasi merupakan atribut-atribut pribadi yang dapat

memberikan pengaruh positif ataupun negatif dalam hubungan antara

pemeriksa dan auditi.

4. Atribut Organisasi. Atribut organisasi pertama yang dapat memberikan

pengaruh adalah kedudukan hirarkis organisasi. Semakin tinggi

kedudukan organisasi pemeriksaan (unit pemeriksa), makin tinggi pula

nilai yang diberikan oleh auditi.

5. Perilaku. Dalam mendapatkan informasi dari auditi maka pemeriksa harus

memperhatikan faktor perilaku seperti sopan, halus dalam tutur kata,

hormat pada orang lain, sikap rukun, tahu diri, simpatikdan mudah

menolong.

6. Jenis-jenis Pemeriksaan. General audit akan memberikan respon yang

sewajarnya dari auditi daripada pemeriksaan khusus yang diarahkan

untuk menemukan kecurangan.

7. Temuan Pemeriksaan. Apabila selama pemeriksaan pemeriksa

menemukan sesuatu yang dapat mengancam kedudukan auditi maka

Page 290: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

276

besar kemungkinan auditi akan bersikap bermusuhan.

8. Kebijaksanaan Pemerintah. Dalam hal ini kebijakan yang menekankan

pentingnya pengawasan melekatdan pengawasan fungsional

berdampak conformity pressure.

9. Suasana Setempat. Pemeriksa yang menghadapi auditi di daerah

(dimana kepatuhan terhadap birokrasi masih sangat tinggi) umumnya

akan diterima dan dilayani dengan baik.

Setelah melakukan seluruh prosedur audit yang diperlukan, hasil

pelaksanaan pemeriksaan dituangkan secara tertulis ke dalam suatu bentuk

laporan yang disebut dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP

berfungsi untuk:

1. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pejabatyang

berwenang.

2. Membuat hasil pemeriksaan terhindar kesalah pahaman sekaligus

sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi terkait.

3. Memudahkan tindak lanjut terkait tindakan perbaikan yang harus

dilakukan.

Dalam pemeriksaan tahunan atas laporan keuangan pemerintah

daerah, BPK RI akan menerbitkan laporan hasil pemeriksaan (LHP), yang

terdiri dari:

1. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

LHP menyatakan opini BPK RI atas kewajaran Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD). Opini pemeriksaan BPK terhadap LKPD

menggunakan opini standar sesuai Undang-undang Nomor 15 Tahun

2004, yaitu:

a. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menyatakan bahwa

laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar

dalam semua hai yang material, posisi keuangan, realisasi

anggaran, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan SAP di

Indonesia.

b. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Pendapat Wajar

Dengan Pengecualian WDP), menyatakan bahwa laporan keuangan

entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal

yang material, posisi keuangan, realisasi anggaran, dan arus kas

entitas tersebut sesuai dengan SAP di Indonesia, kecuali dampak

Page 291: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

277

hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

c. Pendapat tidak wajar (adverse opinion). Pendapat Tidak Wajar (TW)

menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak

rpenyajikan secara wajar posisi keuangan, realisasi anggaran, dan

arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum di Indonesia.

d. Menolak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Opini Tidak

Memberikan Pendapat (TMP) menyatakan bahwa pemeriksa tidak

memberikan pendapat atas laporan keuangan, jika bukti

pemeriksaan tidak cukup untuk membuat kesimpulan.

2. Laporan Kepatuhan atas Pengendalian Intern.

Pemeriksa harus melaporkan kelemahan pengendalian intern yang

dianggap sebagai "kondisi yang dapat dilaporkan". Beberapa contoh

sebagai berikut:

a. Tidak ada pemisahan tugas reviu atau persetujuan yang memadai.

b. Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan Aset.

c. Bukti kelalaian yang mengakibatkan kerugian, kerusakan atau

penggelapan Aset.

d. Bukti adanya kesengajaan mengabaikan SPI oleh pejabat

berwenang.

e. Bukti kegagalan untuk menjalankan tugas yang menjadi bagian dari

SPI, seperti tidak dibuatnya rekonsiliasi atau pembuatan rekonsiliasi

tidak tepatwaktu.

f. Kelemahan dalam lingkungan pengendalian, seperti tidak adanya

tingkat kesadaran yang memadai tentang pengendalian dalam

organisasi tersebut.

g. Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan SPI

yang berdampak langsung dan material atas laporan keuangan.

h. Kegagalan untuk melakukan tindak lanjut dan membentuk sistem

informasi pemantauan tindak lanjut untuk secara sistematis dan

tepat waktu.

Dalam melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporan

keuangan, pemeriksa harus mengidentifikasi "kondisi yang dapat

dilaporkan" yang secara sendiri-sendiri atau secara kumulatif

merupakan kelemahan yang material. Pemeriksa harus menempatkan

temuan tersebut dalam perspektif yang wajar.

Page 292: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

278

3. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan, Kecurangan (fraud) dan

Ketidakpatutan (abuse).

Dalam hal pemeriksa menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan atau

penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan telah

terjadi atau kemungkinan telah terjadi, maka BPK harus menanyakan

kepada pihakyang berwenang tersebut apakah LHP tersebut akan

mengganggu suatu proses penyidikan atau peradilan. Apabila LHP

akan mengganggu proses penyidikan atau peradilan tersebut, BPK

harus membatasi laporannya, misalnya pada hal-hal yang telah

diketahui oleh umum (masyarakat).

Page 293: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

279

DAFTAR PUSTAKA

Anto, L. 2019. Akuntansi Sektor Publik: Konsep Pengelolaan dan Pelaporan

Aset Pemerintah Daerah. Cetakan Pertama. Kendari: AA-DZ Grafika.

Arens, Alvin A., dan Loebbecke, J. K. 2000. Auditing: An Integrated

Approach. Eight Edition. Upper Saddle River: Prentice-Hall, Inc.

Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

BPK RI, 2017. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN).

Darise., N. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah: Akuntansi Sektor Publik.

Cetakan I. Jakarta: PT. INDEKS.

Darise., N. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah: Pedoman Untuk Eksekutif

dan Legislatif – Rangkuman 7 Undang-Undang, 30 Peraturan

Pemerintah dan 15 Permendagri. Edisi 2 Cetakan I. Jakarta: PT.

INDEKS.

Freeman, R. J. dan Craig D. S. 2003. Governmental and Nonprofit

Accounting. 7 th Edition. Person Education, Prentice Hall.

Halim, A. 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.

Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A. dan Kusufi, M. S. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi

Sektor Publik: Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan – Dari

Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., Restianto, Y. E. dan Karman I. W. 2010. Sistem Akuntansi Sektor

Publik Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat – Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah – Kapita Selekta Sistem Akuntansi Sektor Publik.

Edisi Pertama Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

International Federation of Accountants (IFAC), 2016. International Public

Sector of Accounting Standards 1 – Presentation of Financial

Statements.

Page 294: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

280

Jones, R. dan Pendlebury, M. 2010. Public Sector Accounting. Sixth Edition.

England: Prentice Hall.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2006. Buletin Teknis

Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 4 tentang Penyajian dan

Pengungkapan Belanja Pemerintah.

---------, 2013. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 14

tentang Akuntansi Kas.

---------, 2014. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 15

tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual.

---------, 2014. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 16

tentang Akuntansi Piutang Berbasis Akrual.

---------, 2016. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 21

tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual.

---------, 2015. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 22

tentang Akuntansi Utang Berbasis Akrual.

---------, 2016. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 23

tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan.

---------, 2016. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 24

tentang Akuntansi Pendapatan Perpajakan.

---------, 2013. Interpretasi Penyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor

3 Tahun 2013 tentang Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang

Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaran

Pembiayaan yang Dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UII

Press.

Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Terbaru. Yogyakarta: Andi

Offset.

Martani, D., Veronica, S., Wardhani, R., Farahmita, A., dan Tanujaya, E.

2012. Akuntansi Keuangan Menengah: Berbasis PSAK. Buku 1.

Jakarta: Salemba Empat.

Ratmono, D. dan Sholihin, M. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis

Akrual. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Reck, J. L. dan Lowensohn, S. L. 2016. Accounting for Govermental &

Nonprofit Entities. Seventeenth Edition. United Stated: McGraw-Hill

Educations.

Page 295: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

281

Renyowijoyo, M. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Edisi

Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.

---------. 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara.

---------. 2004. Undang-Undang Nomor 15 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

---------. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

---------. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

---------. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Uang Negara/Daerah.

---------. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

---------. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

---------. 2013. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada

Pemerintah Daerah.

---------. 2016. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2016 Tahun

2016 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual Nomor 6 Tentang Akuntansi Investasi (Revisi 2016).

Sukrisno, A. 2017. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik. Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Tanjung, A.H. 2012. Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual:

Pendekatan Teknis Sesuai PP No. 71/2010. Cetakan Kesatu.

Bandung: Alfabeta Bandung.

Warren, S. C., Reeve, J. M., dan Duchac, J. E. 2017. Pengantar Akuntansi 1:

Adaptasi Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Yusuf, M. 2010. Langkah Pengelolaan Aset Daerah: Menuju Pengelolaan

Keuangan Daerah Terbaik. Jakarta: Salemba Empat.

Page 296: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

282

Page 297: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

283

BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri Nama : Dr. La Ode Anto, SE., M.Si., Ak., QIA., CA., Asean CPA Tempat, Tanggal Lahir : Duruka, 24 Juni 1972 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Pekerjaan : Dosen Tetap Jurusan Akuntansi FEB Universitas Halu Oleo Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/ IVb Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Alamat Rumah : BTN Kendari Permai Blok I-3/7 Kendari Telepon/HP : 082148237772 Alamat e-mail : [email protected] Nama Ayah : La Ode Dai Nama Ibu : Wa Rina Nama Istri : Hopi, SE Nama Anak : 1. Tsalsa Anto Ifdanunnisa 2. Nurah Anto Khairunnisa 3. Nazwah Anto Mutmainnisa 4. Abrar Anto Khairunnas.

B. Riwayat Pendidikan Tahun : Sekolah/Universitas 1984 : SD Negeri 1 Duruka, Raha 1987 : SMP Negeri 1 Raha 1990 : SMA Negeri 1 Raha 1997 : Strata Satu (S1) Akuntansi Universitas Hasanuddin 2003 : Strata Dua (S2) Manajemen Keuangan Universitas

Hasanuddin 2017 : Strata Tiga (S3) Program Doktor Ilmu Ekonomi

Konsentrasi Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Page 298: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

284

C. Riwayat Pekerjaan Tahun : Jabatan 1999 – Sekarang : DosenTetap Jurusan Akuntansi FEB Universitas Halu Oleo 2004 – 2009 : Sekretaris Jurusan Akuntansi FEB Universitas Halu Oleo Kendari 2009 – 2011 : Ketua Tim Audit Finansial SPI Universitas Halu Oleo 2009 – 2010 : Ketua Jurusan Akuntansi FEB Universitas Halu Oleo 2010 – Sekarang : Wakil Sekretaris IAI Provinsi Sulawesi Tenggara 2011 – 2017 : Ketua Dewan Pengawas (Komisaris) PD. BPR

Bahteramas Kota Kendari 2014 – 2019 : Ketua Unit Layanan Pengadaan (ULP) Universitas Halu Oleo. 2018 – 2020 : Ketua Dewan Pengawas (Komisaris) PD. BPR

Bahteramas Konawe 2019 – 2020 : Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo. 2020 – 2020 : Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo. 2020 – Sekarang : Ketua Satuan Pengawas Internal Universitas Halu Oleo.

D. Penelitian dan Artikel Tahun : Judul Penelitian 2003 : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Pada Industri Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Jakarta 2007 : Dampak Industri Perikanan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kendari Caddi Kota Kendari 2008 : Pengaruh Personal Background, Political Background, dan

Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara

2008 : Analisis Pengendalian Piutang Pelanggan Listrik Dalam Rangka Efektivitas pada PT. PLN (Persero) Cabang Kendari 2011 : Pengaruh Pengalaman dan Profesionalisme Auditor

Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor BPK-RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara 2011 : Pengaruh Akuntabilitas dan PengetahuanTerhadap Hasil Kerja Auditor

Page 299: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

285

2013 : Pengaruh Levers of Control (LOC) dan Organization Learning Terhadap Organizationnal Performance pada Industri Perikanan di Provinsi Sulawesi Tenggara 2015 : Assets Accounting in Local Financial Manager Perspective: Interpretive Study. 2017 : Akuntansi Aset Pemerintah Daerah: Pemaknaan dalam

Perspektif Pengelola Keuangan Daerah. 2018 : Potret Accounting Human Resouces in Home Industry:

An Interpretive Study (Case Study on Home Industry UD. Agung).

2019 : Accounting Practice Model on The Home Industry UD. Agung 2019 : Effect of Inventory of Assets, Legal Audit, and Evaluation

Fixed Assets to Optimize the Use of Local Government in East Kolaka.

2020 : The Effect of Individual Commitment and Personal Competency on Organizational Citizenship Behaviour and Performance of Regional Legislstive Members: A Studi at Konawe Distrist and South Konawe, Indonesia

2020 : The Effect of the Auditor’s Workload on Intention to Transfer Mediated by the Auditor’s Experience: A Study at The North Konawe District Inspectorate.

2020 : Assets as Welfare Instruments: The Interpretation in Local Financial Management Perspectives.

2020 : Asset Accounting as The Way of Accountability in The Management of Local Government Assets.

2020 : Taxpayer Awareness, Tax Knowledge, Tax Sanctions, Public Service Accountability and Taxpayer Compliance.

2020 : Auditor’s Ability to Detect Fraud: Independence, Audit Experience, Professional Skepticism, and Work Load

E. Pelatihan/Seminar/Lokakarya

Tahun : Nama Kegiatan 2006 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA IX), Padang 2006 : Seminar Sinkronisasi Kurikulum Pendidikan Akuntansi, Padang 2007 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA X), Makassar 2008 : Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Qualified Internal Auditor

(QIA), Jakarta

Page 300: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Teori, Konsep dan Aplikasi

286

2008 : Seminar Nasional Ekonomi, Kendari 2009 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XII), Palembang 2009 : Seminar Nasional Internal Audit (SNIA 2009), Bali 2010 : Pelatihan dan Ujian Nasional Keahlian Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, Kendari 2010 : Pelatihan Pengelolaan Aset dan Barang Milik Daerah (BMD), Kendari 2010 : Kongres XI Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta 2010 : Pelatihan Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Kendari 2010 : Seminar Nasional Internal Audit (SNIA 2010), Yogyakarta 2010 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XIII),Purwokerto 2010 : Seminar Nasional Strategi Tata Kelola Keuangan dalam Upaya Pencapaian Opini WajarTanpa Pengecualian, Kendari 2011 : Seminar Nasional Internal Audit (SNIA 2011), Batam 2011 : Pelatihan Best Practices in Internal Audit, Singapura 2011 : Workshop on Research Methodology and SPSS Training, Makassar 2011 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XIV), Aceh 2011 : Lokakarya Audit Internal PerguruanTinggi, Makassar 2012 : Semin ar Internasional Shari’a Accounting in The Current Global Economic Trend, Makassar 2013 : Temu Nasional Akuntansi Multi Paradigma I, Malang 2014 : Seminar Nasional Internal Audit (SNIA 2014), Solo 2014 : Temu Nasional Akuntansi Multi Paradigma II, Makassar 2014 : Seminar Nasional Peranan Bank Indonesia dalam Pengembangan Ekoonomi Daerah, Makassar 2014 : Seminar Internasional Recent Economic Development and Challenges for Inclusive Growth, Makassar 2015 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XVIII), Medan 2015 : Temu Nasional Akuntansi Multi Paradigma III, Bali 2015 : Pelatihan dan Uji Kompetensi Sertifikasi BPR, Kendari 2015 : Training of Trainer Pengelolaan Keuangan Daerah, Makassar 2016 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XIX), Lampung 2017 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XX), Jember 2018 : Simposium Nasional Akuntansi (SNA XXI), Samarinda 2019 : Seminar Nasional Internal Audit (SNIA 2019), Palembang

Page 301: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Teori, Konsep dan Aplikasi

287

F. Pengabdian Masyarakat Tahun : Nama Kegiatan 2006 : Sosialisasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di Kab. Kolaka Utara 2006 : Sosialisasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di Kab. Wakatobi 2007 : Sosialisasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di Kab. Konawe 2007 : Sosialisasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah di Kota Kendari 2008 : Pelatihan Pelaporan Pajak Penghasilan Bagi Perusahaan Yang Berskala Usaha Kecil dan Menengah di Kota Kendari 2008 : Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kab.Kolaka Utara Tahun Anggaran 2007 2009 : Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kab.Wakatobi Tahun Anggaran 2008 2010 : Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kab.KonaweTahun Anggaran 2009 2011 : Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kota Kendari 2011 : Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kab. Konawe Selatan. 2017 : Bimbingan Teknis Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuagan Desa di Kecamatan Lohia, Watopute, dan Lasalepa

Kabupaten Muna Prov. Sultra. 2018 : Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan pada BKM (BadanKeswadayaan Masyarakat) Di Kecamatan Kendari Kota

Kendari. 2019 : Penguatan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasakan SAK-EMKM di Kota Kendari. 2020 : Penguatan Kapasitas Penyusunan Dokumen RenbangdesDalam Memitigasi kelangsungan Usaha Masyarakat yang Terdisrupsi Pandemi Covid-19 di Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.

2020 : Bimbingan Teknis Perencanaan Pengelolaan Keuangan mempertahankan Going Concern Usaha Ditengah Pandemi Covid-19 Pada usaha UMKM Di Kota Kendari.

Page 302: AKUNTANSIkaryailmiah.uho.ac.id/karya_ilmiah/Laode_Anto/1b.BUKU... · 2020. 12. 11. · Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh