digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digital... · 2020. 11. 15. ·...

31
SKRIPSI AGUSTUS 2017 EVALUASI POSISI VERTIKAL FORAMEN MENTALE UNTUK MEMPERKIRAKAN USIA INDIVIDU DITINJAU SECARA RADIOGRAFI PANORAMIK UNTUK PENUNJANG DALAM PEMERIKSAAN FORENSIK KEDOKTERAN GIGI Oleh: Muhammad Rifaldi Haeruddin J111 14 325 Pembimbing drg. Muliaty Yunus, M.Kes Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

SKRIPSIAGUSTUS 2017

EVALUASI POSISI VERTIKAL FORAMEN MENTALEUNTUK MEMPERKIRAKAN USIA INDIVIDU DITINJAU

SECARA RADIOGRAFI PANORAMIK UNTUKPENUNJANG DALAM PEMERIKSAAN

FORENSIK KEDOKTERAN GIGI

Oleh:

Muhammad Rifaldi Haeruddin

J111 14 325

Pembimbing

drg. Muliaty Yunus, M.Kes

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2017

Page 2: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

ii

Page 3: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

iii

Page 4: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul "Evaluasi

Posisi vertikal Foramen Mentale Untuk Memperkirakan Usia Individu Ditinjau

Secara Radiografi Panoramik Untuk Penunjang Dalam Pemeriksaan Forensik

Kedokteran Gigi" dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam tak lupa

selalu kita kirimkan kepada Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wa Sallam beserta

seluruh keluarga dan sahabatnya.

Alhamdulillah dengan izin-Nya disertai dengan usaha yang sungguh-

sungguh, do'a dari berbagai pihak dan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan, serta bimbingan tiada henti dari Dokter Pembimbing, skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi

ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, namun

penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan

tujuan agar bisa berguna bagi orang banyak.

Dengan penuh kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa skripsi ini

takkan bisa terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak sehingga perkenankan

penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Ibunda dr. Hj. Fatriwati Rifai, Ayahanda H. Haeruddin Nurdin SH, MH.,

dan kakanda Muhammad Firhan Haeruddin S.Ked yang banyak

memberikan semangat kepada Penulis sejak awal hingga akhir pembuatan

Page 5: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

v

skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita

semua.

2. drg. Muliaty Yunus, M.Kes, selaku pembimbing skripsi yang senantiasa

bersabar dan menyisihkan waktunya untuk membimbing Penulis dalam

menyempurnakan skripsi ini. Penulis tidak akan melupakan jasa dokter

yang tak kenal lelah memberikan bimbingan

3. Seluruh staf Bagian Radiologi RSUD Batara Guru Belopa dan RSGM

Kandea Unhas yang telah bersedia membantu proses penelitian skripsi ini.

4. Saudari Indah Ramadhani Mustamin yang senantiasa meluangkan

waktunya untuk memberikan semangat, menemani dalam suka maupun

duka, dan memberikan bantuan tiada henti kepada Penulis selama

menyelesaikan skripsi ini, semoga bisa terus bersama dunia dan akhirat.

5. Saudara Audwin Rheza Nugroho selaku teman bimbingan skripsi yang

senantiasa bersedia menemani dalam setiap pertemuan dengan dokter

pembimbing.

6. Teman-teman INTRUSI 2014 yang senantiasa saling membantu dan

mendukung dalam penyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.

Meskipun banyak kelemahan dan kekurangan, Penulis berharap skripsi ini dapat

berguna bagi semua pihak yang membacanya. Penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Makassar, 14 Agustus 2017

Penulis

Page 6: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

vi

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbanding lurus dengan resikokecelakaan yang terjadi sehingga tak jarang timbul korban jiwa yang sulit untukdiidentifikasi pada sebuah kecelakaan maupun bencana massal. Penelitian yangberjudul "Evaluasi Posisi vertikal Foramen Mentale Untuk Memperkirakan UsiaIndividu Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Untuk Penunjang DalamPemeriksaan Forensik Kedokteran Gigi" memiliki rumusan masalah bagaimanamengidentifkasi posisi vertikal Foramen Mentale individu dengan pemeriksaanradiografi panoramik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik posisivertikal Foramen Mentale untuk memperkirakan usia individu untuk membantucabang ilmu kedokteran gigi forensik.

Penelitian ini adalah penelitian observasional deskripstif menggunakanpendekatan cross sectional. Adapun sumber data yang digunakan adalah datasekunder yang diambil dengan teknik Purposive Sampling dari RSGM KandeaUnhas dan RSUD Batara Guru Belopa. Data akan dianalisa dengan metodedeskriptif analisis.

Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa posisivertikal Foramen Mentale dominan dipengaruhi oleh faktor usia, namun adabeberapa kasus dimana posisi vertikal foramen tidak terpengaruh oleh usiaindividu. Sebelum proses erupsi gigi permanen selesai, Foramen Mentale akanterletak lebih dekat dengan ridge alveolar. Setelah proses erupsi gigi permanen,perlahan Foramen Mentale akan bergerak ke tengah hingga batas bawah daricorpus mandibula. Seiring bertambahnya usia individu dan proses resorpsi yangterjadi pada os Alveolar, Foramen Mentale terlihat akan kembali mendekati ridgealveolar.

Kata kunci: Foramen Mentale, kedokteran gigi forensik, radiografi panoramik

Page 7: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

vii

ABSTRACT

The development of science and technology is directly to the risk of accidents thatoccur so that not infrequently casualties that are difficult to identify in an accidentor mass disaster. Research entitled "Evaluation of the Mentale Foramen' VerticalPosition for Estimating Individual Age Viewed In Panoramic Radiography ForSupport In Dental Forensic Examination" has a problem formulation how toidentify the vertical position of individual Mentale Foramen with a panoramicradiographic examination. The purpose of this study was to determine the verticalpositioning characteristics of Foramen Mentale to estimate the age of theindividual to assist the forensic dental science

This is an observational descriptive research using cross sectional approach. Thedata source used is secondary data taken with Purposive Sampling techniquefrom RSGM Kandea Unhas and RSUD Batara Guru Belopa. The data will beanalyzed by descriptive analysis method.

Based on the data analysis, it is concluded that the dominant position of thedominant Foramen Mentale is influenced by the age factor, but there are caseswhere the foramen vertical position is not affected by the age. Before thepermanent teeth eruption process is complete, the Mentale Foramen will belocated closer to the alveolar ridge. After the process of permanent eruption of theteeth, slowly Foramen Mentale will move to the middle to the lower limit of themandibular corpus. As the individual ages and resorption processes that occur inthe Alveolar os, the Foramen Mentale is seen approaching the alveolar ridge.

Keywords: Foramen Mentale, forensic dental science, panoramic radiography

Page 8: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..............……………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… viii

DAFTAR SKEMA .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 4

1.3 Batasan Masalah………………………………………………….. 4

1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5

1.5 Manfaat penelitan………………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Radiografi ……………….…………………………. 6

2.1.1 Radiografi Intraoral ………………..……..………………. 7

2.1.1 Radiografi Esktraoral …………….………..………………. 7

2.2 Radiografi Panoramik .. ……………….…………………………. 8

2.2.1 Pengertian Radiografi Panoramik …………………………. 8

Page 9: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

ix

2.2.2 Kelebihan Penggunaan Radiografi Panoramik.……………. 9

2.2.3 Kekurangan Penggunaan Radiografi Panoramik..…………. 10

2.3 Foramen Mentale ..........……………….…………………………. 10

2.3.1 Struktur Anatomis Foramen Mentale ................................... 10

2.3.2 Posisi Foramen Mentale ..................................................... 13

2.3.3 Tampakan Radiografi Foramen Mentale ............................ 16

2.4 Klasifikasi usia ................................................................................ 17

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ………………………..…………………………. 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………. 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………. 19

4.3.1 Populasi Penelitian …..........………………………………. 19

4.3.2 Kriteria Sampel .....…..........………………………………. 19

4.3.3 Jumlah Sampel ......…..........………………………………. 20

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………………. 21

4.4.1 Variabel .................…..........………………………………. 21

4.4.2 Definisi Operasional ….......………………………………. 22

4.5 Alat Ukur Yang Digunakan ...........................……………………. 22

4.6 Alur Penelitiian .............................................……………………. 23

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan .................................................................................. 30

7.2 Saran ............................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xiii

LAMPIRAN

Page 10: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

x

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

3.1 Kerangka Konsep ………………………..………………………........…. 18

3.2 Alur Penelitian .......................................................................................... 23

Page 11: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pemeriksaan radiografi panoramik ........................................................... 8

2.2 Hasil foto radiografi panoramik ................................................................ 9

2.3 Foramen Mentale ...................................................................................... 11

2.4 Foramen Mentale aksesoris ..................................................................... 12

2.5 Perjalanan nervus melewati Foramen Mentale ........................................ 13

2.6 Posisi Foramen Mentale berdasarkan hubungannya dengan apeks gigi

secara horizontal ...................................................................................... 14

2.7 Mandibula pada anak jelang erupsi gigi decidui ...................................... 14

2.8 Mandibula pada dewasa dimana seluruh gigi telah erupsi ........................ 15

2.9 Mandibula pada usia dimana seluruh gigi telah tanggal disertai resorpsi

tulang alveolar ......................................................................................... 15

2.10 Tampakan radiografi Foramen Mentale ................................................. 16

2.11 Tampakan radiografi Foramen Mentale yang berada di apeks gigi

Premolar kedua rahang bawah ............................................................... 17

Page 12: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

xii

DAFTAR TABEL

5.1 Data posisi vertikal Foramen Mentale berdasarkan kategori usia ............. 24

Page 13: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

xiii

DAFTAR GRAFIK

5.1 Posisi vertikal Foramen Mentale berdasarkan kategori usia .................... 26

Page 14: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto Radiografi Panoramik Seluruh Sampel Penelitian

2. Surat Penugasan

3. Surat Izin Penelitian

4. Kartu Kontrol Skripsi

Page 15: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang membantu kehidupan umat manusia saat ini, ternyata juga ada

dampak buruk yang ikut timbul dari perkembangan tersebut. Salah satunya

adalah peningkatan terjadinya tindak kriminalitas dimana pelaku tindak

kriminal berusaha menghilangkan barang bukti yang tak jarang membuat

petugas hukum kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku dan korban.1

Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi maupun akomodasi

seperti perkembangan transportasi darat, udara dan air serta bangunan

pencakar langit, hingga pemutakhiran senjata dalam peperangan turut

meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan yang menimbulkan korban

jiwa. Selain itu, bencana alam juga menjadi salah satu faktor yang tak

terhindarkan yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Tak jarang terjadi

kesulitan untuk melakukan proses identifikasi korban yang menimbulkan

permasalahan dalam bidang forensik.1

Pemeriksaan forensik pada kasus dimana seorang individu tidak

diketahui usia kronologisnya menjadi salah satu alasan mengapa

diperlukan kajian lebih dalam untuk menemukan cara dalam

mengidentifikasi usia individu dengan teknik tertentu. Hal ini erat

kaitannya dengan indikasi pemalsuan identitas pada tindak kriminal.2

Page 16: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

2

Pertumbuhan dan perkembangan struktur tubuh manusia cenderung

konstan dan hampir sama pada tiap orang sehingga faktor tersebut dapat

dihubungkan untuk memperkirakan usia individu. Prakiraan usia dapat

dilakukan pada individu hidup maupun yang telah meninggal. Pada

individu yang telah meninggal, perkiraan usia erat kaitannya pada

identifikasi korban pembunuhan, korban aborsi janin, korban bencana

alam dan korban perang. 2 Pada keadaan tertentu seperti kasus mayat yang

terbakar atau telah mengalami dekomposisi seingga tidak memungkinkan

identifikasi dengan menggunakan gigi-geligi, maka diperlukan metode

alternatif untuk dapat membantu proses identifikasi korban. 3

Sementara pada individu yang masih hidup, perkiraan usia erat

kaitannya dengan pemalsuan identitas untuk urusan ketenagakerjaan,

penikahan, keimigrasian hingga untuk memenuhi syarat di bidang

olahraga. Perbedaan pelakuan proses hukum terhadap anak dan orang

dewasa tak jarang menjadi alasan beberapa pihak memalsukan identitasnya

termasuk dalam hal ini adalah usia.2

Kodekteran gigi forensik atau odontologi forensik adalah cabang

dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan untuk menerapkan pengetahuan

dokter gigi dalam memecahkan masalah hukum dan kejahatan. Ilmu ini

mencakup tata cara mengenai penanganan dan pemeriksaan bukti-bukti

melalui gigi, evaluasi serta pemaparan hasil-hasil penemuan yang

berhubungan dengan rongga mulut untuk kepentingan pengadilan.4

Page 17: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

3

Identifikasi adalah penentuan dan pemastian identitas orang yang

hidup maupun orang yang telah meninggal berdasarkan ciri khas yang

terdapat pada orang tersebut. Ruang lingkup identifikasi dalam kedokteran

gigi forensik cukup luas, tidak hanya meliputi masalah forensik namun

juga masalah non forensik. Meliputi identitas yang mendukung identifikasi

dari suatu korban yang dapat berupa identitas biologis maupun non

biologis. Identitas non biologis dapat berupa kartu tanda penduduk, surat

izin mengemudi, pakaian, dan lain-lain. Identitas biologis dapat diketahui

melalui struktur anatomi tubuh, tulang belulang, gigi, darah, sidik jari,

rambut, profil, DNA, dan identitas pada bibir.4

Variasi anatomi banyak terdapat pada tubuh manusia, baik pada

struktur pembuluh darah, otot hingga tulang dan lain-lain, termasuk

struktur tulang tengkorak. Pada tulang tengkorak, variasi dapat terjadi pada

sutura, sinus, foramen, canalis dan struktur lainnya. Variasi anatomi pada

tubuh manusia ini dipengaruhi oleh beberapa sebab seperti jenis kelamin,

perubahan usia, korelasi antara sisi tubuh (kesimetrisan tubuh), dan

lateralis (kecenderungan munculnya ciri atau sifat yang lebih sering timbul

pada satu sisi saja).5

Foramen Mentale merupakan salah satu struktur anatomis pada

manusia yang dilalui oleh arteri dan saraf. Dilihat secara horizontal,

Foramen Mentale dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua, dari sini

keluar cabang terminal dari nervus dan vasa alveolaris inferior.5

Sebelumnya telah dilakukan banyak penelitian untuk mengevaluasi posisi

Page 18: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

4

Foramen Mentale dengan pemeriksaan radiografi panoramik. Alasan

penggunaan radiografi panoramik karena mempunyai kelebihan dalam

menghasilkan gambaran kedua rahang secara keseluruhan, biaya yang

digunakan lebih sedikit dan radiasi yang diterima oleh individu lebih

rendah dibandingkan Computed Tomography Scan (CT-Scan).6,7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan banyak variasi

posisi Foramen Mentale yang dipengaruhi oleh etnis, ras, jenis kelamin

dan usia.8 Sehubungan dengan teori tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian untuk mengevaluasi posisi Foramen Mentale secara vertikal

untuk memperkirakan usia individu dengan menggunakan teknik

radiografi panoramik untuk penunjang dalam proses identifikasi usia di

bidang odontologi forensik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang menyebutkan bahwa adanya hubungan

antara usia dengan posisi Foramen Mentale, maka rumusan masalahnya

adalah:

1. Bagaimana posisi vertikal Foramen Mentale individu berdasarkan

usianya dengan pemeriksaan radiografi panoramik?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi populasi berdasarkan

periode waktu penelitian yakni Periode 2012-2017 untuk RSUD Batara

Guru Belopa dan Periode 2016-2017 untuk RSGM Kandea Unhas

Makassar, dan lokasi pengambilan populasi dan sampel hanya pada pasien

Page 19: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

5

yang di rawat di RSGMP Kandea Unhas Makassar dan RSUD Batara

Guru Belopa Kabupaten Luwu. Tingkatan usia mulai 12 tahun dan atau

pada kondisi kedua gigi premolar mandibula telah erupsi hingga usia 80

tahun dengan kondisi resorpsi yang tidak terlalu parah akan menjadi fokus

peneliti untuk mengelompokkan posisi Foramen Mentale berdasarkan usia

pada populasi yang akan diteliti.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tentang posisi Foramen Mentale berdasarkan

usia pasien di RSGM Kandea Unhas Makassar dan RSUD Batara Guru

Belopa Kabupaten Luwu.

1.5 Manfaat penelitian

- Bagi RSGMP Kandea Unhas, RSUD Batara Guru Belopa, dan bidang

kedokteran gigi forensik untuk memberikan tambahan informasi dalam

memperkirakan usia pasien hanya dengan melihat posisi Foramen Mentale

pada hasil foto rontgen panoramik.

- Diharapkan dengan penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan

dan memicu penelitian lainnya khususnya yang berkaitan dengan Foramen

Mentale dan kedokteran gigi forensik.

- Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

- Untuk peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang bermakna dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan tentang Foramen Mentale dengan

interpretasi radiografi panoramik.

Page 20: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Radiografi

Radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk

melihat bagian tubuh yang tidak nampak secara klinis dengan

memanfaatkan radiasi gelombang, baik dengan gelombang

elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Di awal masa penggunaan

radiologi, gelombang yang dipakai hanya berupa sinar-x yang seiring

berjalannya waktu mengalami modernisasi menjadi gelombang ultrasonik

seperti ultrasonography (USG) maupun Magnetic Resonance Imaging

(MRI). Pemeriksaan radiografi telah menjadi pemeriksaan penunjang

yang dibutuhkan dalam dunia kedokteran gigi untuk penentuan diagnosa

dan rencana perawatan. Ada dua hal yang menentukan keberhasilan

pemeriksaan radiografi, pertama adalah bagaimana teknik dalam

melakukan foto rontgen dan kedua adalah bagaimana menginterpretasikan

secara akurat gambaran lesi yang ada pada radiografi tersebut. Radiografi

Oromaksilofasial menurut American Dental Association adalah salah satu

disiplin ilmu di bagian kedokteran gigi yang menggunakan energi dari

radiasi untuk mendeteksi adanya penyakit atau kelainan, dan memberikan

gambaran mengenai kondisi oromaksilofasial individu melalui gambaran

yang dihasilkan melalui foto rontgen.9

Pemeriksaan radiografi secara umum digunakan untuk memeriksa

struktur anatomis individu yang tidak terlihat dengan pemeriksaan klinis.

Selain itu kegunaan foto yakni untuk mendetksi adanya lesi, memembantu

proses penegakan diagnosis, menentukan lokasi lesi pada rongga mulut,

menyediakan informasi untuk rencana perawatan, mengevaluasi proses

pertumbuhan gigi geligi, melihat kondisi gigi geligi dan jaringan

periodontal dan menjadi rekam medis jika diperlukan sewaktu-waktu.10

Page 21: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

7

Dalam bidang kedokteran gigi ada dua macam radiografi yaitu

radiografi secara intra oral maupun secara ekstra oral. Perbedaan mendasar

pada kedua radiografi tersebut yakni pada film yang digunakan. Pada

radiografi intra oral, film yang digunakan berada di dalam mulut pasien,

sedangkan pada radiografi ekstra oral, film berada di luar mulut pasien.11

Teknik radiografi intra oral yang paling sering digunakan dalam dunia

kedokteran gigi adalah teknik radiografi periapikal, teknik radiografi

bitewing dan teknik radiografi oklusal.9 Pada radiografi ekstra oral, foto

panoramik merupakan jenis radiogradi yang paling sering digunakan

karena mempunyai kelebihan dalam memberikan gambaran kedua rahang

secara menyeluruh. Selain foto panoramik, masih ada beberapa radiografi

ekstra oral yang sering digunakan antara lain foto antero posterior, foto

postero anterior, foto lateral, foto cephalometri, dan lain-lain.

2.1.1 Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral merupakan pemeriksaan gigi dan jaringan

sekitar secara radiografi dimana film yang digunakan ditempatkan di

dalam mulut pasien. Terdapat tiga macam pemeriksaan radiografi intraoral

yaitu dengan radiografi periapikal, radiografi interproksimal (bitewing),

dan oklusal. 9

2.2.2 Radiografi Ekstraoral

Radiografi ekstraoral merupakan pemeriksaan yang digunakan

untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak dimana film yang

digunakan ditempatkan di luar mulut pasien. Pada radiografi ekstra oral,

foto panoramik merupakan jenis radiogradi yang paling sering digunakan

karena mempunyai kelebihan dalam memberikan gambaran kedua rahang

secara menyeluruh. Selain foto panoramik, masih ada beberapa radiografi

ekstra oral yang sering digunakan antara lain foto antero posterior, foto

postero anterior, foto lateral, foto cephalometri, dan lain-lain.9

Page 22: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

8

2.2 Radiografi Panoramik

2.2.1 Pengertian Radiografi Panoramik

Radigorafi panoramik atau yang biasa disebut dengan

pantomography atau orthopantomography merupakan teknik foto rontgen

yang menghasilkan gambaran kedua rahang atas dan rahang bawah serta

struktur gigi dan jaringan pendukungnya.9 Seorang dokter gigi asal

Finlandia bernama Yrjo Veli Paatero disebut sebagai bapak dari radiografi

panoramik. Radiografi panoramik yang dikenal dengan nama The Panorex

pertama kali diperkenalkan secara komersil di Amerika Serikat pada tahun

1959.12

Gambar 2.1 Pemeriksaan radiografi panoramik (Sumber: Willianti E. Perbandingan fotopanoramik dan bitewing pada diagnosis resorpsi tulang interalveolaris regio posterior. J

kedokteran universitas wijaya kusuma; 2011:1, P.3)

Radiografi panoramik merupakan salah satu radiografi eksra oral

yang telah digunakan secara umum di dunia kedokteran gigi. Penelitian ini

menggunakan radiografi panoramik memiliki jangkauan area yang luas

untuk melihat tulang wajah dan gigi. Kelebihan radiogradi panoramik

salah satunya adalah dosis radiasinya yang relatif rendah dibandingkan

dengan radiografi intra oral maupun ekstra oral lainnya.12

Secara umum disebutkan bahwa hasil dari radiografi panoramik

kurang jelas dibandingkan dengan radiografi intraoral. Tetapi Muhammad

Page 23: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

9

dan Manson Hinh (1982), Galal et al (1985) dan Douglass (1986)

membantah dan mengungkapkan bahwa hasil radiografi panoramik dan

radiografi intraoral memiliki nilai diagnostik yang sama tinggi. Radiografi

panoramik mampu menghasilkan foto rontgen yang memberikan

gambaran struktur wajah termasuk maksila dan mandibula serta jaringan

pendukung di sekitarnya. Teknik ini biasanya digunakan untuk mengamati

gigi impaksi, gigi yang belum erupsi, pertumbuhan dan perkembangan

gigi, mendeteksi adanya penyakit maupun trauma. 13

SUMBER: 9 Halaman 192

Gambar 2.2 Hasil foto radiografi panoramik (Sumber: Willianti E. Perbandingan foto panoramikdan bitewing pada diagnosis resorpsi tulang interalveolaris regio posterior. J kedokteran

universitas wijaya kusuma; 2011:1, P.3)

2.2.2 Kelebihan Penggunaan Radiografi Panoramik

Bukan tanpa alasan Radiografi Panoramik menjadi salah satu

teknik yang paling populer pada dunia kedokteran gigi saat ini. Berikut

adalah beberapa kelebihan Radiografi Panoramik: 12,14,15

- Seluruh gigi dan struktur dari jaringan pendukung pada kedua rahang

ditampilkan hanya pada satu film.

- Teknik yang digunakan selama proses pemeriksaan cukup mudah

dilakukan.

- Efisiensi waktu operator dan pasien

Page 24: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

10

- Dosis radiasi yang diterima pasien cukup rendah dibandingkan teknik

lainnya.

- Kemudahan dalam menginterpretasi karena sifatnya yang digital

dibandingkan film radiografi analog.

- Biaya lebih murah dibandingkan radiografi ekstraoral lainnya.

- Bisa digunakan pada pasien yang kesulitan dalam membuka mulut

- Interpretasi radiografi dapat djelaskan dengan mudah kepada pasien

- Dapat digunakan dalam mengevaluasi status periodontal dan

orthodontic

- Seluruh permukaan mulai dari antral, dinding depan, dan dinding

belakang tampak dengan jelas pada film.

2.2.3 Kekurangan Penggunaan Radiografi Panoramik

Selain memiliki kelebihan, ternyata Radiografi Panoramik juga

memiliki kekurangan. Berikut beberapa kekurangan radiografi

panoramik:14

- Gambaran dari jaringan lunak dan udara membuat film menjadi kurang

jelas

- Tak jarang terjadi distorsi dan magnifikasi pada gambaran radiografi

sebagai akibat dari pergerakan tomografi yang berkaitan dengan jarak

antara bidang tumpu dan film

- Butuh beberapa saat untuk paparan sinar rontgen dan diharapkan

pasien tidak melakukan pergerakan selama proses tersebut sehingga

tidak cocok pada pasien anak ataupun pasien non-koperatif.

2.3 Foramen Mentale

2.3.1 Struktur anatomis Foramen Mentale

Foramen Mentale merupakan struktur anatomis pada corpus

mandibula yang terletak seimbang antara batas atas dan bawah dari os

mandibula. Secara normal, Foramen Mentale terletak di antara apikal

Page 25: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

11

antara premolar pertama dan premolar kedua. Nervus mentale dan

pembuluh darah melewati foramen ini. Tulang mandibula terdiri dari

corpus mandibula dan ramus mandibula. Pada permukaan media ramus

mandibula, terdapat foramen mandibula di tengah-tengahnya. Foramen

mandibula berlanjut sebagai canalis mandibula yang bermuara pada

permukaan lateral corpus mandibula pada Foramen Mentale. 16

Gambar 2.3 Foramen Mentale (Sumber: Singh R, Srivastav A K. Evaluation of position, shape,size and incidence of mentale foramen and accessory mentale foramen Indian adult humas skulls.

Int J Experimentale and Clinical Anatomy April; 2010:5)

Proses identifikasi dari Foramen Mentale sangat penting untuk

tindakan bedah kedokteran gigi berkaitan dengan anestesi blok, seperti

pada tindakan kuretase apikal dan bedah periodontal, untuk menghindari

cedera neurovaskular. Penelitian yang dilakukan di Tanzania, Thailand,

China, Inggris, Arab Saudi menunjukkan adanya variasi posisi Foramen

Mentale.16

Keakuratan dalam pengidentifikasian Foramen Mentale sangat

penting karena interpretasi yang salah terhadap tampakan radiografi

Foramen Mentale dapat menjadi misdiagnosis yang berujung pada lesi

radioluscent di bagian apikal dari gigi premolar rahang bawah. Secara

umum sangat sulit untuk mendeteksi letak dari Foramen Mentale karena

tak ada landmark yang dapat dijadikan referensi tentang posisi pasti dari

Page 26: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

12

Foramen Mentale dan tak dapat dilakukan pemeriksaan dengan melihat

dan palpasi untuk menentukan posisi dari foramen tersebut.17

Selain Foramen Mentale utama juga kadang ditemukan adanya

Foramen Mentale aksesoris pada mandibula. Berdasarkan data yang

dikumpulkan oleh Çagirankaya and Kansu Foramen Mentale aksesoris

biasanya terletak di daerah apikal gigi molar pertama rahang bawah

ataupun bagian posterior dari Foramen Mentale utama. Selain mendeteksi

Foramen Mentale utama,16

Gambar 2.4 Foramen Mentale aksesoris (Sumber: Singh R, Srivastav A K. Evaluation of position,shape, size and incidence of mentale foramen and accessory mentale foramen Indian adult humas

skulls. Int J Experimentale and Clinical Anatomy April; 2010:5)

Identifikasi letak dari Foramen Mentale aksesoris ternyata juga

cukup penting karena foramen tersebut dilewati oleh pembuluh darah dan

pembuluh saraf, sehingga dengan mengetahui letak dari foramen tersebut

akan mengurangi resiko terjadinya cedera pada pembuluh saraf dan

pembuluh darah utama, serta pembuluh darah dan pembuluh saraf

aksesoris pada tindakan bedah mandibula. Tingginya prevalensi kasus

parestesia maupun paralisis fasialis membuat proses identifikasi Foramen

Mentale menjadi cukup penting sebelum prosedur bedah dilakukan. 16

Page 27: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

13

Gambar 2.5 Perjalanan nervus melewati Foramen Mentale (Sumber: Putz R, Pabst R. Sobotta ed22. Jakarta:EGC; 2007)

2.3.2 Posisi Foramen Mentale

Umumnya Foramen Mentale dijumpai di sekitar akar premolar

rahang bawah. Posisinya terhadap akar gigi premolar sangat bervariasi.

Foramen Mentale biasa terletak lebih rendah, sama, dan bahkan lebih di

atas dari apeks gigi premolar.16 Berdasarkan hubungannya dengan apeks

gigi secara horizontal, posisi Foramen Mentale terbagi sebagai berikut:18,19

- Posisi 1 terletak sejajar premolar pertama rahang bawah

- Posisi 2 terletak di antara premolar pertama dan premolar kedua

rahang bawah

- Posisi 3 terletak sejajar dengan premolar kedua rahang bawah

- Posisi 4 terletak di antara premolar kedua dan molar pertama

rahang bawah

Page 28: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

14

Gambar 2.6 Posisi Foramen Mentale berdasarkan hubungannya dengan apeks gigi secarahorizontal (Sumber: Kqiku L, Weiglein A, Kamberi B, Hoxha V, Meqa K, Stadler P. Position of

the mentale foramen in kosovarian population. Graz medical university; 2013:2)

Secara vertikal, posisi Foramen Mentale juga dipengaruhi oleh

usia seseorang. Pada masa anak-anak sebelum erupsi gigi decidui,

Foramen Mentale terletak dekat dari ridge alveolar (Posisi 1).5

Gambar 2.7 Mandibula pada anak jelang erupsi gigi decidui (Sumber: Putz R, Pabst R. Sobotta ed22. Jakarta:EGC; 2007)

Selama masa erupsi gigi decidui hingga permanen letaknya

menjadi lebih ke tengah mandibula (Posisi 2) dan lebih ke batas bawah

dari mandibula (Posisi 3) setelah semua gigi telah erupsi. 5

Page 29: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

15

Gambar 2.8 Mandibula pada dewasa dimana seluruh gigi telah erupsi (Sumber: Putz R, Pabst R.Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

Pada individu dengan usia lanjut, resorpsi yang terjadi pada tulang

mandibula akan membawa Foramen Mentale semakin dekat ke batas ridge

alveolar. Ketika semua gigi telah tanggal (edentulous) maka Foramen

Mentale akan terlihat hampir mencapai ridge alveolar, bahkan pada

keadaan resorpsi yang cukup parah menyebabkan Foramen Mentale

menghilang dan digantikan oleh cekung yang terletak sepanjang

permukaan atas mandibula.5

Gambar 2.9 Mandibula pada usia dimana seluruh gigi telah tanggal disertai resorpsi tulangalveolar (Sumber: Putz R, Pabst R. Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

15

Gambar 2.8 Mandibula pada dewasa dimana seluruh gigi telah erupsi (Sumber: Putz R, Pabst R.Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

Pada individu dengan usia lanjut, resorpsi yang terjadi pada tulang

mandibula akan membawa Foramen Mentale semakin dekat ke batas ridge

alveolar. Ketika semua gigi telah tanggal (edentulous) maka Foramen

Mentale akan terlihat hampir mencapai ridge alveolar, bahkan pada

keadaan resorpsi yang cukup parah menyebabkan Foramen Mentale

menghilang dan digantikan oleh cekung yang terletak sepanjang

permukaan atas mandibula.5

Gambar 2.9 Mandibula pada usia dimana seluruh gigi telah tanggal disertai resorpsi tulangalveolar (Sumber: Putz R, Pabst R. Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

15

Gambar 2.8 Mandibula pada dewasa dimana seluruh gigi telah erupsi (Sumber: Putz R, Pabst R.Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

Pada individu dengan usia lanjut, resorpsi yang terjadi pada tulang

mandibula akan membawa Foramen Mentale semakin dekat ke batas ridge

alveolar. Ketika semua gigi telah tanggal (edentulous) maka Foramen

Mentale akan terlihat hampir mencapai ridge alveolar, bahkan pada

keadaan resorpsi yang cukup parah menyebabkan Foramen Mentale

menghilang dan digantikan oleh cekung yang terletak sepanjang

permukaan atas mandibula.5

Gambar 2.9 Mandibula pada usia dimana seluruh gigi telah tanggal disertai resorpsi tulangalveolar (Sumber: Putz R, Pabst R. Sobotta ed 22. Jakarta:EGC; 2007)

Page 30: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

16

2.3.3 Tampakan radiografi Foramen Mentale

Foramen Mentale tidak dapat dideteksi hanya dengan melihat

secara langsung ataupun dengan melakukan palpasi. Diperlukan

pemeriksaan radiografi untuk melihat tampakan dari Foramen Mentale.17

Berdasarkan tampakan radiografi, Foramen Mentale

diklasifikasikan oleh Yosue dan Brooks menjadi empat tipe:17

- Tipe I : Saluran Foramen Mentale bersambung dengan kanalis

mandibularis

- Tipe II : Foramen Mentale terpisah dengan kanalis mandibularis

- Tipe III : Batas dari Foramen Mentale terlihat difuse (samar-

samar)

- Tipe IV : Tipe Foramen Mentale yang tidak teridentifikasi.

Gambar 2.10 Tampakan radiografi Foramen Mentale. A: Tipe I, B: Tipe II, C: Tipe III, D:Tipe IV (Sumber: Juodzbalys G, Wang H, Sabalya G. Anatomy of mandibular vital structures.

Journal of Oral & Maxillofacial Res 2010; 1)

Pada suatu keadaan, Foramen Mentale dapat menutupi bagian

apeks gigi, baik gigi premolar pertama hingga gigi molar rahang bawah.

Keadaan seperti ini dapat memicu timbulnya kesalahan interpretasi sebagai

suatu lesi periapikal karena tampak gambaran radioluscent pada apeks

gigi. Namun dengan adanya lamina dura berupa gambaran radioopak yang

utuh mengelilingi gigi dapat mendukung interpretasi untuk membedakan

antara lesi periapikal atau Foramen Mentale.

Page 31: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2020. 11. 15. · Radiografi untuk YO Kedokteran CW. perhatian Akademik Peneembangan, 04 199401 1 1

17

Gambar 2.11 Tampakan radiografi Foramen Mentale yang berada di apeks gigi premolar keduarahang bawah (Sumber: White S, Pharoah M. Oral radiologi principles and interpretation 7th ed.

Canada: Mosby; 2014)

2.4 Klasifikasi usia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Berdasarkan keputusan Departemen Kesehatan Republik Indonesia(2009), usia individu diklasifikasikan sebagai berikut:(20)

1. Masa balita : 0 - 5 tahun2. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun3. Masa remaja awal : 12-16 tahun4. Masa remaja akhir : 17-25 tahun5. Masa dewasa awal : 26-35 tahun6. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun7. Masa lansia awal : 46-55 tahun8. Masa lansia akhir : 56-65 tahun9. Masa manula : 65 - sampai atas.