2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-islam dan sosialisme.pdfpendahuluan....

80
I PENERBIT: A K | i I S 5 2012 i .......

Upload: vanhanh

Post on 30-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

I

P E N E R B I T :

A K | i I S

5 2012

i .......

Page 2: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Jusuf W ibisono’s.

Islam dan Sosialisme

Penerbit 8. Pustaka-:

j f l ü u l a n - i J ' i ii : - ; Dj. TeuKH Y O

í , : V ’ « '•' • 1 '

T J E T A K A N K E IICall Number

’S 6 2012

5^%.Uoi}i9C^tas Indonesia Perpustakaan

r ?¿•V

Page 3: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Sambutan pers tentang buku:

DASAR-DASAR EKONOMI DALAM ISLAM

Oleh: Z. A. AHMAD.

Penjedar Djokjakarta t h'. 11 Xo. 22 — 8-9-1950........... Apalagi memang setahu kitapun barulah ini satu-satunja

buku jang mengupas soal-soal ekonomi didalam Islam dalam bahasa kita. Dengan lain perkataan, sekali lihat nama buku ini, terbajang seolah-olahnja inilah insteliingen ekonomi islam dengankupasan wetenschappelijk dan zakelijk.......... bahwa kupasan .iangobjektif itulah iang boleh dimasukkan dalam ilmu pengetahuan

w e t e n s ch a p pe 1 ij k .

Penulisnja menjebut „mu'amalah maddyah” artinja ekonomi, sedang ,,,mu‘amalah adabyah” disebutnja „sosial”. Kita pudjikan tyaku ini sebagai langkah jang perlama bagi penulis2 ekonomi dari sudut Islam.

Bintang, Medan.Ruku Dasar- ekonomi dalam Islam oleh Z. A. Ahmad mem­

bawa pengupasan baru dalam soal jang hangat dewasa ini. Buku ini sebagai mutiara dalam perpustakaan Islam di Indonesia.

Suara Partai Masjuni, Djakarta.

Z. A. Ahmad satu-satu pengarang islam jang besar di mas a ini. Dasar-das'ar Ekonomi dalam Tslain, suatu pengupasan isti­

mewa, dan memang belum permil 'liku/M nl(‘l) penulis lain-

Sudahkah tuan punjai?

Sctmku f 12,50.

Penerbit, Pendjual :^USTAKA ISLAM Djakarta

Page 4: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

I S I B U K U :

1. Pendahuluan ............................................... .............. hal 3 — 5

2. Bab I.

Asal dan arti kata sosialisme .................................... „ 6 — 9

3 Iiab II.Pelbagai aliran sosialisme .......................................... „ 10 — 22

4. Bab III.Sosialisme ’ilmijah ....................................................... „ 23 — 32

5. Bab IV. -Komunisme ...................... ......................................... „ 33— '45

6.( Bab V.

Gerakan Kristen sosial ............................................. „ 46 — 51

7. Bab VI.Kesamaan dan perbedaan Islam dan sosialisme Marx „ 52 — 63

, j

8. Bab V II.Kesamaan dan perbedaan Islam dan Komunisme...... „ 64 — 77

FAiv. HUXU.-1

T a n g g a l f 5 ~ J J — ' S i

....J L M jj , ,

Page 5: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

P E N D A H U L U A N .

SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa­kan perlunja ada karangan tentang sosialisme dibandingkan

dengan Islam. Kemudian ditulislah olehnja sebuah kitab tentang ...Islam dan sosialisme”.

Dia didorong ‘menulis itu, berhubung dengan adanja aliran politik kuat jang berpendapat bahwa sosialismelah jang akan da­pat melepaskan bagian ummat manusia jang sengsara didunia ini dari penderitaannja. Lagi pula untuk membantah tuduhan2 ter­hadap Islam, bahwa agama Islam hanja menghendaki keselamatan orang-orang jang memeluknja sadja, dan bukan keselamatan lain-lain orang djuga dalam masjarakat, dan bahwa agama Islam itu „tidak tjakap menuntut atau memadjukan keperluan politik, sosial dan ekonomi”.

Buku serupa itu memang perlu sangat, oleh karena sosialisme adalah aliran politik jang tidak dapat diabaikan, sehingga partai2 Islam, dengan sendrinja harus menentukan sikap mereka terhadap gerakan itu, seperti di negeri2 barat kaum Kristen djuga telah menentukannja.

Tjaranja Tjokroaminoto mengupas masalah ini, tepat seperti M. H. Kidwai dari India dalam kitabnja „Islam and Socialism” (1912), jang memang ditjontoh olehnja. Tidak diperbintjangkan disitu, bagaimanakah pandangan Islam terhadap sosialisme iang diadjarkan oleh Karl Marx, melainkan diuraikan disitu bahwa islam tjotjok dengan sosialisme, sosialisme dalam arti jang luas.

Aliran sosialisme, seperti kelak akan diuraikan lebih pandjang, dapat dibagi atas dua bagian besar, jaitu : sosialisme jg berdasar atas peladjaran2 Marx dan sosialisme jg berdasar atas peladjaran2 sardjana2 jang lain, jang disebut „niet-Marxistisch socialisme”. Tang terpenting ialah sosialisme Marx, karena aliran inilah jang membuka halaman baru dalam sedjarah manusia.

Sesudah perang dunia kedua, aliran sosialisme tambah penting artinja, karena tidak sadja timbulnja Riisia mendjadi negara besar jang kedua di dunia, melainkan karena djuga di Eropa tambah meluas aliran itu sehingga dapat dikatakan bahwa dinegara2 tadi tidak mungkin pemerintah dibentuk djika tidak dapat bantuan dari partai-partai jang berhaluan sosialisme.

Pun di Asia, sosialisme Marx mendjadi aliran politik jang pen­

Page 6: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

ting pula. Dalam Republik kita, aliran ini mempunjai banjak pengikut2 diantara kaum terpeladjar, dan partai-partai jang ber­ideologi aliran itu, mendapat kedudukan jang demikan kuatnja sehingga mereka selama 2]/2 tahun pada permulaan revolusi kita, menguasai haluan perdjoangan kita.

Seperti dikatakan diatas, jang terpenting ialah sosialisme Marx. Menurut W. Banning, k.l. 1/6 dari seluruh ummat manusia me­meluk paham komunisme, jang asalnja dari teori-teori Marx. („Hedendaagse Sociale Bewegingen”, 1948). Dengan kemenangan Mao Tse Tung di Tiongkok, arti gerakan komunisme di Asia tambah besar bagi negara2 lain sekitarnja. Orang2 jang dikuasai ideologi Marxisme, bukan lagi 1/6, melainkan mendjadi k.l. ÿ î dari seluruh dunia.

Maka bagi kita, ummat Islam Indonesia, adalah suatu kewa- djiban untuk mengenal lebih dekat Marxisme ini, untuk menje- lidiki lebih saksama seberapa djauhkah agama Islam berbedaan, sedjalan atau bertentangan dengan paham ini. Dengan mengenal lebih dekat aliran ini, kita dapat mengurangi kesalahan paham jang tidak perlu, jang hanja merugikan perdjoangan kita sadja; dapat menghargai anasir2 jang memang berguna bagi kita dan dapat memperkaja pengetahuan para kader politik kita.

Diantara mereka jang menggabungkan diri dalam gerakan2 jang berdasar atas Marxisme, ada djuga jang berkajakinan agama Islam. Rupa-rupanja mereka itu belum insjaf betul, apakah dalam isme tersebut jang bertentangan hebat dengan peladjaran2 Islam, dan betapakah ketjakapan Islam untuk menjusun masja- rakat baru jang adil dan makmur.

Mungkin diantara mereka ada jang bermakud mendjadi „reli- o-ieus socialist”, akan tetapi antara „religieus socialisme” dan Marxisme ada perbedaan fundamenteel, sehingga seorang reli­gieus socialist seharusnja tidak bisa mendjadi nnggauta sesuatu partai jang berdasar Marxisme tulen.

Menjedihkan sangat ialah, bahwa diantara pengikut2 P.K.I. — Muso jang" melawan kedjam lain-lain golongan jang mereka ang­gap sebagai golongan bordjuis, ada pula orang2 jang berkejakinan Islam betul2. Teranglah bahwa paham mereka tentang Marxisme dan komunisme itu masih samar2 sekali.

Rupa-rupanja mereka itu berpendapat, bahwa asal sadja orang' mengedjar tjita-tjita keadilan sosial dan melawan kolonialisme, maka orang sudah mendjadi Marxis atau komunis.

Sosialisme Marx memang menarik sangat kaum proletar di

Page 7: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

negara2 jung berindustri, jang industri2 itu dikuasai oleh kaum kapitalis; menarik sangat sebagian dari bangsa- djadjahan, karena dia mcngadjarkan dengan setjara ilmu pengetahuan bahwa kapi- lisme pada suatu waktu pasti akan rurituh, dan bahwa waktu itu sudah dekat. Apabila kapitalisme itu sudah runtuh, lalu akan da­tanglah masjarakat sosialis jang akan membawa kebahagiaan jang sebesar-besarnja bagi kaum proletar, kaum jang sekarang dihisap dan ditekan oleh kaum kapitalis. Maka mudah dimengerti, bahwa teori-teori bapak gerakan kaum buruh itu, dapat memikat hati sebagian dari bangsa-bangsa djadjahan.

Sebelum perang dunia kedua, hampir semua bangsa2 Islam didjadjah oleh bangsa- barat. Meskipun demikian, sepandjang saja tahu, tidak ada seorang sardjana Islam pun jang menaruh tjukup perhatian kepada pembela besar kaum tertindas ini, se­hingga dia sudi mengupas teori-teori Marx dari sudut Islam jang luas dalam seperti sardjana2 barat jang anti-Marx, atau menjusun sendiri teori2, berdasar atas peladjaran2 Islam tentang bagaima­nakah tjaranja mcrobah susunan dunia sekarang ini dimana kaum kapitalis meradjalela, dan jang dapat mejakinkan kaum proletar dan bangsa2 djadjahan, bahwa tjara ini mungkin dilaksanakan. Uraian M. Barazi dalam bukunja „islamisme et Sosialisme” (1929), meskipun agak lebih dalam dari pada Kidwai, masih kurang dalam mengupas peladjaran2 Marx jang pokok, seperti historisch-material- isme, perdjoangan kelas, diktatur proletar, dan teori negara.

Dalam negara seperti Indonesia, dimana kebanjakan kaum terpeladjar masih asing dari pada, agama Islam, tidak meng­herankan kalau para politikus2 diantara mereka itu, lebih dulu mentjari pedoman pada teori2 Marx dari pada peladjaran2 agama Islam, apalagi kalau mereka itu berpendapat bahwa politik tidak ada sangkut" pautnja dengan agama atau moral, bahwa Islam i fu penghalang kemadjuan. Mereka tidak mengerti bahwa sebenarnja •>ntara Islam dan lain2 agama ada perbedaan2 dasar.' Maksud karangan ini ialah, menjelidiki. apakah jang tjotjok dan nakah jang bertentangan antara Islam dan sosialisme Marx

terta* komunisme. Mula2 akan ditjeritakan dengan pendek teori-' latiani2 aliran itu, kemudian akan ditindjau Marxisme dan Le­

n i n i s m e - Stalinisme dari sudut Islam.Baei kalangan diluar Islam, karangan mi mudah-mudahan da-

- 1 memberi pengetahuan bahwa agama Islam tidak begitu steriel

dan kolot seperti mereka mengira.

Page 8: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB I.

ASAL DAN ARTI KATA SOSIALISME.

KATA pokok dari pada sosialisme ialah „socius”, kata Latin jang artinja „teman”. Sosialisme dapat diterdjemahkan de­

ngan „persaudaraan manusia”. (H. van der Mandere, „Politieke Encyclopédie”, 1949).

Tentang siapakah jang pertama2 memakai kata ini, ada per­tengkaran diantara para sardjana. L. Reybaud, seorang penulis Perantjis, menganggap dirinja sendiri sebagai jang mendapatkan kata itu. Hal ini dilahirkan dalam bukunja „Etudes sur les refor­mateurs ou socialistes modernes” (1864).

Menurut penjelidikan Griinberg, kata itu dalam tahun 1803 sudah dipakai oleh seorang pendeta Italia, GiulianL lian ja dia memakai kata itu dalam arti „Katholicisme” sebagai lawan dari paham „Protestantisme”, djadi dalam arti jang lain sekali dari pada paham sekarang.

Terlepas dari tulisan Giuliani itu, dalam tahun 1827 kata sosialist di Inggeris dipakai oleh pengikut2 R. Owen, di Perantjis, kata sosialisme itu pertama2 dipakai oleh Vinet. Kemudian Reybaud menggunakan istilah itu djuga, tetapi memindjam dari Inggeris. Demikianlah kesimpulan penjelidikan Griinberg.

Maka kalau Mr. van der Goes van Naters, pemimpin fractie Partij van de Arbeid dalam Tweede Kamer mengatakan dalam brochurenja „Het socialisme van nu” (1945), bahwa Lerouxlah jang pertama2 memakai kata tersebut dalam tahun 1834, itu tidak benar.

Lebih kusut lagi dari pada masalah asalnja, adalah masalah artinja kata sosialisme itu. Diepenhorst memberi tjontoh betapakah bedanja paham2 orang2 sosialis terkemuka.

Proudhon (1809- 1865), salah seorang pelopor sosialis Perantjis

jang pertama2 memakai kata tersebut dalam tahun J834, itu tidak memperbaiki masjarakat”. Keterangan ini diutjapkan dimuka hakim jang memeriksa dia. Lalu hakim menjambung, „Kalau begitu, kita semua adalah orang sosialist”. Djika sosialisme diar­tikan demikian, sudah terang bahwa Islam mengandung penuh peladjaran2 sosialisme.

Page 9: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 7 —

Dalam Madjelis Rendah di Inggeris, dalam tahun 1923 kata ini sudah pernah mendjadi perdebatan. Ada jang mengatakan bahwa ..sosialisme adalah penglaksanakan peladjaran2 Kristus”. Lain anggauta berpendapat bahwa „sosialisme itu pengawasan atas perusahaan2 rakjat, oleh rakjat dan untuk rakjat”.

Karena banjaknja pendapat2 jang berbeda2, maka Madjelis memutuskan untuk Ynenjusun sebuah buku dimana dikumpulkan semua pendapat2 itu, dan diberi titel „Apakah sosialisme itu”.

Djuga Kirkup jang bukunja lebih tua dari bukunja Diepenhorst, sudah mengeluh bahwa kata sosialisme itu sukar ditentukan artinja, karena perselisihan paham antara sardjana2 jang menulis tentang masalah itu. Sebagai tjontoh dia memetik pendapat bebe- tapa penulis2 jang terkemuka.

Janet, penulis Perantjis, berpendapat sebagai berikut: „Jang kita namakan sosialisme itu, ialah tiap-tiap peladjaran, jang me- ngadjar bahwa negara berhak membenarkan ketidak-rataan kekajaan jang ada pada manusia, dan berhak melaksanakan keseimbangan menurut hukum, dengan mengambil dari mereka jang mempunjai kebanjakan, untuk dikasihkan kepada mereka jang kekurangan dan tindakan ini djangan hanja diambilnja kalau ada kelaparan atau ketjilakaan umum sadja, melainkan harus diambilnja terus-menerus’'.

Schaffle dan A. Wagner berpendirian bahwa awal dan achir sosialisme ialah perobahan modal2 perseorangan jang bersaingan, mendjadi modal bersama jang dipersatukan.

A. Held berpaham bahwa-sosialisme itu menghendaki supaja kemauan perseorangan ditundukkan kepada kemauan perseku­

tuan (gemeensehap).Kirkup menjimpulkan bahwa matjam- pendapat itu pokoknja

ialah menghendaki supaja industri2 dikemudikan oleh persekutuan dan penghasilannja dibagi jang adil.

Dalam „Political Dictionary” (1948), jang ditulis oleh prof. Wilbur W. White, diterangkan bahwa „Sosialisme adalah namanja

i teori dan gerakan jang bermaksud menjusun persekutuan setjaraI terikat-bersama untuk kepentingan rakjat, dengan djalan raemi-V Hki dan mengawasi bersama alat-alat produksi, seperti industri,

pengangkutan, bank, d.1.1.” (Socialism is a theory and a movement! aiming at a collective organization of the community in the interest of the people, by' means of common onwership and con­trol of the means of production, e.g. industry, transportation,

banking, etc.).

Page 10: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Kalau sekarang orang menjebut kata sosialisme, memang pada umumnja jang dimaksudkan ialah sosialisme Mai*> <?an isinja pokok boleh diterdjemahkan seperti keterangan \ e ,l V' Boleh dikatakan bahwa sosialisme itu lawan dari pa am m ivi dualisme. Sosialisme menaruh kepentingan umum didepan, kepen­tingan perseorangan dibelakang, sedang individualisme menaruh kepentingan perseorangan didepan dan kepentingan umum dibe­lakang.

Sudah njata definisi W hite ini belum meliputi semua matjam aliran2 sosialisme, karena dia hanja menggambarkan sosialisme jang ditjita-tjitakan oleh Marx sadja. Jang paling tepat menurut pendapat saja, ialah definisi Hendrik de Man, seorang sosialis terkemuka di Belgia. Dia mengatakan bahwa „Semua sosialisme menghendaki susunan masjarakat jang adil dan coöperatief” .

Coöperatief artinja bahwa kegiatan masjarakat ditudjukan ke­pada kepentingan umum, sedang masjarakat itu berdasar atas susunan milik persekutuan (gemeenschapsbezit).

Tentang isinja paham milik persekutuan itu, aliran jang satu berlainan dengan jang lain. Berlainannja itu mengenai matjamnja dan banjaknja barang2 jang hendak dimiliki dalam persekutuan. Jang satu menghendaki milik persekutuan atas industri2 sadja, lainnja atas tanah sadja, lain lagi menghendaki atas semua ba­rang-barang.

Sama dalam tudjuannja, tetapi berlainan dalam djalannja aliran2 ■ itu, hingga dapat dikatakan bahwa jang satu bertentangan de­ngan jang lain.

Bermatjam2 gerakan sosialis sekarang ini ada, maka kalau ada orang mengatakan bahwa dia seorang sosialis, sebenarnja dia harus memberi pendjelasan lagi, sosialis manakah jang dipeluknja. Demikianlah kesimpulan Mr. A. Liihrs dalam bukunja „Burger- lijk en socialistisch denken” (1946).

Kata sosialisme kurang lebih 1J4; abad umurnja, tetapi tjita'- r merobah masjarakat jang lebih adil, lebih sempurna, sudah ada sedjak failasuf Junani purbakala Plato. Sesudah dia, dalam abad2 jang berikut, timbul banjak pudjangga2 jang menjusun teori2 tentang bagaimanakah tjaranja, masjarakat jang lebih baik itu dapat dilaksanakan.

Aliran2 sosialisme dapat dibagi sebagai berikut:1. sosialisme chajali (utopisch socialisme),2. anarchisme,

Page 11: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 9 —

3. sosialisme ilmijah (-\vetenschappeli_jk socialisme),4. sosialisme negara,5. sosialisme tanah..6. revisionisme,“. syndicalisme,S. sosialisme agama,9. komunisme,

10. sosialisme nasional,11. sosialisme gilden,12. sosialisme demokrat,13. sosialisme rentjana,14. sosialisme pribadi.

Page 12: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB II .

PELBAGAI ALIRAN SOSIALISME.

TE N T A N G pembagian sosialisme dalam golongan-golongan ini, d juga tidak ada kesatuan paham diantara penuhs-penu is. r.

M . van der Goes van Naters umpamanja membaginja aa am g

longan, ja’ni:

1. Utopisch socialisme,2. Reformatorisch socialisme,3. Anarchistisch socialisme,4. Wetenschappelijk socialisme,5. Religieus socialisme,6. Conservatief socialisme,7. Corporatief socialisme,8. Nationaal socialisme,9. Democratisch socialisme.

Lebih dulu akan saja terangkan dalam bab ini dengan pendek apakah isinja masing-masing isme itu, kemudian dalam bab-bab jang akan datang akan dibit j arakan lebih pandjang beberapa matjam sosia­lisme jang terpenting.

1. Sosialisme Chajali ialah sosialisme jang ditjita-tjitakan oleh para sosialis terkemuka pada tengah abad jang ke 19, seperti Saint Sintion (1760-1825), Fourier (1772-1837) di Prantjis, dan ©wen (1771-1857) di Inggris. Mereka diedjek oleh Marx sebagai sosialisme- utopis atau chajali, karena mereka pertjaja, bahwa dunia dapat diper­baiki dengan undang-undang, dengan keputusan radja atau dengan bantuan hartawan seperti jang diharap-harapkan oleh Fourier. Mereka minta bantuan dari masjarakat, dari golongan jang menguasainja dengan mengingatkan orang-orang itu kepada keadilan dan kesusi­laan, padahal dipandang dari sudut ilmijah, usaha demikian itu, sedikitpun tidak akan membawa hasil, kata Marx. Mereka hendak menjusun masjarakat baru dengan tidak mengetahui filsafat sedjarah, hanja menurut gambaran jang keluar dari kepala mereka sadja. Seperti R. Owen mentjoba mentjiptakan masjarakat baru setjara ketjil-ketjilan menurut tjita-tjitanja, dengan tidak memperhatikan sifat-sifat manusia. Sudah barang tentu, usaha itu gagal sama sekali.

*>

Page 13: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Maka dari itu, Marx menamakan pelopor-pelopor sosialisme ini, sosialis chajali, sosialis ngelamun.

2. Anarchisme. Anarchie berarti sebenarnja „tidak berpeme- rintah” atau „tidak berhukum dan berketertiban”. Dalam pemakaian sehari-hari, anarchie diartikan kekatjau-balauan. -

Pentjipta teori anarchisme ialah Proudhon (1809-1865). Sem- bojan jang terkenal dari dia ialah” La propriété c’est le vol” (milik itu tjurian). Maksudnja bukan mengandjurkan penjerobotan milik orang-orang kaja untuk dibagi antara kaum buruh, akan tetapi jang dianggapnja sebagai barang tjurian, ialah milik jang didapatnja dengan tidak kerdja apa-apa. Umpamanja makan bunga modal dan warisan.

Lain sembojan jang kurang terkenal ialah „L’anarchie c’est l’ordre” (anarchie itu ketertiban). Djadi dia ingin ketertiban masjarakat jang tidak berpemerintah, sebab kata dia, pemerintah pada hakekatnja perlu untuk membela golongan jang punja melawan golongan jang ta’punja.

Jang mengembangkan peladjaran anarchisme ini, jang kenamaan ialah Bakunin (1814-1876), seorang Rusia. Sembojannja ialah „Kemerdekaan dengan tidak ada sosialisme, adalah memberi lebih hak kepada jang satu dari pada kepada jang lain, adalah ketidak adilan; sosialisme dengan tidak ada kemerdekaan, adalah perhambaan dan perlakuan kasar” (La liberté sans le socialisme c’est le privilège, l’injustice; et le socialisme sans liberté c’est l’esclavage et la brutalité).

Dengan tegas dia mengatakan, bahwa anarchisme tidak mau kenal pembuatan undang-undang atau kekuasaan (wetgeving en gezag), walaupun itu diadakan oleh pemilihan umum, karena semua itu hanja menimbulkan segolongan ketjil jang dapat menguasai dan memeras golongan jang besar sekali ; anarchisme tidak mau kena), agama, sebab „pertjaja kepada Tuhan berarti melemparkan ’akal dan keadilan ke­manusiaan, berarti memungkiri kemerdekaan manusia”.

Anarchisme memang menghendaki perkembangan perseorangan (individu) dengan ta’ terbatas oleh hukum negara atau agama.

Meskipun tidak ada hukum itu, dia berpendapat, bahwa orang-orang akan dapat hidup bersama dalam persekutuan karena terikat oleh perasaan tolong-menolong jang didorong oleh „hormat kepada kebe­saran kemanusiaan” (eerbied voor de menschelijke waardigheid).

Jang mendjadi pedoman bagi persekutuan itu ialah „akal”, menurut Proudhon, atau ilmu pengetahuan”, menurut Bakunin.

Proudhon hendaly mentjapai maksudnja dengan djalan damai, tetapi Bakunin dengan djalan revolusi (Mr. F. Vorstman, „Hoofd- lijnen der Ekonomie”, 1947).

Page 14: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 12 —

Kaum anarchis kerap kali mempengaruhi kaum syndicats (sarekat sekerdja kaum buruh) dan memang mereka sering berdampingan. Kedjadian-kedjadian seperti itulah jang lalu menimbulkan istilah Anarcho-Syndicalisme (White’s ..Political Dietationary”).

3. Sosialisme ilmijah ialah sosialisme jang diwedjangkan oleh bapak gerakan kaum buruh, Karl Marx (1818-1883). Dia menama­kan sosialismenja. sosialisme ilmijah sebagai lawan dari sosialisme chajali, karena dia hendak membuktikan setjara ilmijah bahwa me­nurut djalannja hukum-hukum ilmu ekonomie masjarakat kapitalis sekarang ini dapat diramalkan, bahwa dia tidak boleh tidak, pasti akan menemui adjalnja. Dan kalau masjarakat itu sudah habis riwajatnja. maka akan datang dengan sendirinja masjarakat sosialis, masjarakat jang tidak mengandung kelas kaum modal dan kelas kaum buruh lagi. Semua akan hidup dalam kemakmuran bersama.

Negara (staat) dan pemerintahnja, jang sebenarnja tjiptaan kaum modal untuk menindas kaum buruh, tidak akan perlu lagi. Orang2 akan hidup dalam persekutuan2 ketjil dan mengatur sendiri keperluan hidupnja. Dia dan leman-temannja sepaham, tidak mau menamakan dirinja kaum „sosialis”, tetapi kaum „komunis”, sebab jang menama­kan dirinja sebagai kaum sosialis ketika itu, dipandangnja oleh Marx sebagai orang-orang bordjuis, sedang golongan dia adalah gerakan kaum buruh.

Djadi komunis ketika itu artinja lain dari pada komunis sekarang. Sekarang jang dinamakan komunis ialah mereka jang memeluk paham .Marxisme seperti jang diadjarkan dan dipraktekkan oleh Lenin se- djak tahun 1917 di Rusia:

YYetenschappelijk atau Marxistisch socialisme ini oleh Werner Sombart, ekonoom Djerman besar, "dinamakan djuga Proletarisch Socialisme.

4. Sosialisme Negara, menghendaki supaja tjita-ljita sosialisme itu dilaksanakan oleh negara. Negara harus diberi kekuasaan sepe- nuhnja untuk mengatur seluruh kehidupan ekonomi dengan seadil- adinja. Djadi sosialisme ini dalam soal jang penting sekali, ada bei tentangan dengan Marxisme, karena Marx berpendapat, bahwa ncgaia, sebagai alat penindas kaum bordjuis, harus dilenjapkan.

, l ^ ekai,,Pemlekar sosialisme negara adalah Robertus (1805- lb7o/).Lasalie (1800-1864), dan Wagner (1835-1917). jang mera- piaktekkan teori ini ialah ahli kenegaraan Djerman besar, Bismarck.

Page 15: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

5. Sosialisme tanah menutul supaja semua tanah seisinja di­miliki oleh negara. Pembela-pembcla aliran ini berpendapat, bahwa jang membuat kepintjangan-kepintjangan dalam masjarakat. adalah milik tanah luas itu i groot-grond-bezit). Henri George mengan- djurkan, supaja perampasan hak milik tanah (onteigening) itu tidak usah diberi kerugian, karena pemilikan tanah luas itu asalnja dari tipu muslihat dan mempergunakan kekuasaan jang tidak sah.

Ketjuali George dari Amerika tadi, jang membela aliran ini, ialah Th. Hertzka dari Austria dan F. Oppenheimer dari Djerman.

„Akker socialisme” ini dinamakan djuga „land nalionalisatie”.i). Rcrisionisnu' adalah namanja aliran jang dimulai oleh Eduard

Bernstein (1850-1932). Dia berpendapat, bahwa kedjadian-kedjadian jang berlangsung sedjak Marx, tidak tjotjok dengan ramalannja. Revolusi proletar dunia, jang katanja Marx hampir terdjadi, kcliha- tannja masih djauh.

Golongan jang punja (de bezittende klasse), tidak makin kurang, malahan makin tambah. Teori pemusatan (concentratie-theorie) jang mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar makin lama makin sedikit djumlahnja karena mereka menggabungkan diri dalam peru­sahaan-perusahaan jang lebih besar, tidak pula tjotjok dengan

kenjataan.

Marx selandjutnja meramalkan bahwa kaum buruh makin lama akan makin mendjadi tambah melarat (verarmingstheorie) ; inipun djuga tidak benar, sebab nasib kaum buruh ternjata malah tambah baik.

Historisch-materialisme jang mengadjarkan pula, bahwa seakan- manusia tidak mempunjai kemauan sendiri, sehingga tidak dapat menentukan nasibnja sendiri, ditolak oleh Bernstein. Maka dari itu, dia hendak mengadakan revisie (penindjauan kembali) teori-teori

Marx itu.

Dia lidak setudju, untuk melaksanakan sosialisme dengan djalan revolusi, melainkan hal itu harus dilaksanakan setapak demi setapak. Dengan djalan evolusi, hasil baik akan lebih terdjamin kekalnja dari pada dengan djalan kekerasan.

Menurut pendapatnja, tugas para sosialis ialah, ..untuk mengatur kelas-kelas buruh dalam organisasi-organisasi politik dan mengem­bangkan mereka sebagai suatu demokrasi, dan berdjoang untuk semua perobahan-perobahan dalam negara jang tjotjok untuk meninggikan kelas-kelas buruh dan merobah bentuk negara ke d jurusan demokrasi”. (A. Gray, „The Socialist Tradition” 1947).

Page 16: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 14 —

Kata Bernstein sendiri, dia berlainan paham dengan Marx tidak dalam asas (principe), melainkan dalam tjara (tactiek) sadja.

Dalam praktek, gerakan sosialis jang berideologi revisionisme ini, mengedjar perobahan-perobahan jang segera dapat dilaksanakan, mes­kipun harus bekerdja sama dengan partai-partai bordjuis dan harus menundakan sebagian dari programnja.

7. Syndicalisme. Penjusun teori ini, adalah seorang Prantjis Georges Sore! (1847-1922). Aliran ini bertudjuan menjusun masja­rakat baru dimana mendjadi tulang punggungnja, sarekat seker- dja kaum buruh (syndicat), jang menguasai semua alat-alat produksi. Mereka nantinja bekerdja bersama-sama dalam tempat-tempat beker­dja dengan tidak usah diatur oleh kepala-kepala.

Mereka seperti kaum anarchis djuga, menolak tiap-tiap kekuasaan negara. Tudjuan hendak diwudjudkan dengan djalan aksi langsung (directe actie), dengan paksaan, seperti pemogokan dan sabotage.

Pemilihan setjara demokratis dan mendapat kekuasaan politik me­lalui djalan-djalan demokratis, mereka tolak.

Di negara Prantjis dan lain-lain negara Eropa Selatan dan Amerika Selatan (negara-negara Latin), ada dua matjam syndicalisme, jang revolusioner dan jang reformistis. Di negara-negara jang berbahasa Inggeris, jang dimaksudkan dengan syndicalisme hanja syndicalisme revolusioner.

Syndicalisme ini menurut A. Gray dalam bukunja tersebut diatas, boleh dipandang sebagai protes terhadap Revisionisme dan Inter­nationale Kedua (konggres partai-partai sosialis seluruh dunia tahun 1889 jang memutuskan hendak melalui djalan evolusi). Aliran ini d j adi hendak mengadjak kembali kepada seiliailgat Marx tulen, ja’ni semangat revolusioner. Klassenstrijd jang mendjadi dasarnja Mar­xisme, harus dihidupkan kembali. Sosialisme harus mendjadi gerakan kaum buruh semata-mata, dan tidak boleh ketjampuran anasir-anasir bordjuis.

Syndicalisme mentjari kekuatannja dalam sarekat-sarekat sekerdja karena dia berpendapat bahwa gerakan itulah jang mendjelmakan

paling tegas d jiwa kaum proletar, ja’ni kaum revolusioner jang akan melaksanakan masjarakat baru nanti.

S. Sosialisme Agcuna. Masuk alinin ini ialah orang-orang jang berpendapat, bahwa tjita-tjita sosialisme tentang keadilan masja­rakat sebenarnja telah ada dalam agama, Katholiek atau Protestan.

Dari rumah mereka itu sudah beragama, mereka tidak mau keting­galan gerakan jang menuntut perbaikan masjarakat, tetapi karena

Page 17: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

mereka tidak dapat menerima teori historisch-materialisme dan klassen­strijd, maka mereka membentuk golongan sendiri dan menjusun teori sendiri.

Djuga mereka jang tidak memeluk sesuatu agama jang tertentu, tetapi pertjaja akan adanja Tuhan, masuk sosialisme matjam ini.

9. Komunisme. Jang dimaksudkan dengan aliran ini, bukan komunisme menurut paham Marx ketika dia menjusun Communis- tisch-Manifestnja, melainkan komunisme seperti pendapat umum se­karang, jani sosialisme jang diadjarkan dan dipraktekkan oleh Lenin dan Stalin di Rusia.

Lenin brependapat, bahwa peladjaran-peladjaran Marx tulen dapat diwudjudkan. Dia tidak setudju dengan pendirian mereka jang hendak mewudjudkan masjarakat sosialis dengan djalan evolusi seperti pendirian Internationale II, melainkan hendak mewudjudkannja de­ngan djalan revolusi.

Dalam beberapa hal Lenin berlainan paham dengan Marx, tetapi pada umumnja dia mengikuti teori-teorinja.

Sesudah keluar dari Internationale II, Lenin dan Trotsky men­dirikan Internationale Komunis I I I dalam tahun 1919 di Moskou jang terkenal sebagai Comintern (potongan dari Third Communist International). Kemudian dalam tahun 1943 Comintern ini dibubar­kan oleh karena dianggap menghalang-halangi perang Rusia melawan Djerman.

Partai-partai Komunis seluruh dunia dapat petundjuk tentang „garis-partai” (party-line) dari Moskou.

Dalam bulan Oktober 1947, di Belgrado didirikan kantor penerangan komunis (Kominform) jang dianggapnja oleh mnum sebagai terusan Comintern. Berhubung dengan perselisihan paham dengan djendral Tito, lalu tempat Kominform dipindahkan ke Bukarest.

10. Sosialisme Nasioml. Kalau orang mendengar gerakan Na- tionaal socialisme ini, pikirannja segera menudju kepada Nazi Djerman. Tetapi ada djuga gerakan lain jang tidak begitu terkenal, ja’ni gerakan di Tjekoslowakia jang dipimpin oleh presiden Benesj dulu. Nationaal Socialisme ini lain sekali dari pada partai Hitler jang manakai nama nationaal socialisme untuk partainja, dengan maksud menghantjurkan Partai Sosial Demokrat dan Partai Komunis

Djerman.Hitler memasukkan tjita-tjita sosialisme dalam program partai­

nja jang didirikan dalam tahun 1920 hanja untuk menarik pengikut- pengikutnja sadja, tetapi maksudnja membuat Djerman mendjadi negara militer jang kuat sekali guna mendjadjah negara2 sekitarnja.

— 15 —

Page 18: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

_ 16 —

Gerakan Benesj adalah gerakan nasional biasa jang hendak me­laksanakan ljita-tjila sosialisme dengan djalan damai dalam negavanja sendiri.

11.' Sosialisme cjilden *). Sosialisme semat jam ini terdapat di Jngyeris jang dipropagandakan sedjak’ tahun 1906 terutama oleh Orange dan Hudson. Mereka menghendaki supaja gilden inilah sebagai badan-badan otonoom jang memimpin pembuatan barang2. T’adan-badan ini nantinja terdiri atas kepala pekerdja2 dan pekerdja- tangan, djadi golongan pemimpin dan golongan pekerdja. Pemerintah tidak- usah ikut tjampur dalam usaha badan2 itu. melainkan hendaknja menbantu sadja supaja mereka mendjadi badan-badan jang berhukum negara (mempunjai publiekrechtelijk karakter) dan melindunginja. Perusahaan-perusahaan partikelir supaja dirampas hak miliknja (ont- eigend) oleh pemerintah dengan diberi kerugian sedikit, guna diserah­kan kepada gilden itu.

12. Sosialisme demokrat. Sosialisme ini, menurut Van der Goes van Naters adalah terkandung dalam ..Sociaal Democratische Arbei- ders Partij” dulu, sebelum dilebur mendjadi „Partij van den Arbeid’ .

Adapun jang dimaksudkan dengan istilah ini ialah apa jang ter- /d tjantum dalam tudjuan partai itu sedjak 1937, dimana diadakan pero-'Zfi bahan-perobahan asasi ..Partai hendak melaksanakan” suatu masja­

rakat dimana alat-alat produksi jang terpenting kepunjaan perseku­tuan, kehidupan perusahaan-perusahaan diurus oleh persekutuan dan dimana kemerdekaan roehani serta kenegaraan terdjanjin, agar supaja kemakmuran dan ketentuan hidup untuk semua orang mungkin, dan

i sjarat-sjarat kemasjarakatan jang sama dapat diwudjudkan guna! mengembangkan kepribadian”, („een maatschappij op den grondslagI * van gemeenschapsbezit van. de voornaamste productie-middelen. met

iremeenschapsbeheer van- het bedrijf sleven en met waarborging van geestelijke en staatskundige vrijheid, opdat voor allen welvaart en bestaanszekerheid mogelijk worden, en gelijke maatschappelijke voor- waarden tôt ontplooi'ing der persoonlijkheid gesehapen worden).

Menurut prof. Bannlng, sifat democralisch socialisme ini sudah tidak Marxistis lagi, karena mengutamakan sebagai tudjuan, nilai susila (zedelijke waarde), sedang Marxisme tulen tidak kenal ukuran

*) Gildc adalah kongsi pertukangan, sualu bentuk kerdja-sama antara guru

dan murid-murid dalam pertukangan jang umum dilakukan di Eropa dalam

Abad Pertengahan.

Page 19: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 17 —

susila atau tidak susila jang dianggapnja sebagai paham kaum bor- djuis, dan tergantung dari pada keadaan ekonomi pada sesuatu masa.

Djuga hilangnja sikap anti-national dan sikap tidak-bertuhan (atheistisch), menundjukkan bahwa mereka sudah meninggalkan teori Marxisme jang mengadjarkan, bahwa kaum proletar tidak punja tanah-air (jang membikin mereka anti-nasional), dan bahwa agama itu hanja tjiptaan kaum bordjuis sadja guna menipu kaum proletar.

Kata Van der Goes van Naters : „democratisch-socialisme menge- djar pengakuan Roch, kekuasaan kemanusiaan, kemerdekaan pribadi dan keadilan inasjarakat” (streeft naar erkenning van den Gcest.

I heerschappij der humanileit, naar persoonlijke vrijheid en socialegerechtigheid).

Terangnja socialisme ini hendak melaksanakan keadilan masjarakat dalam negara jang democratis, djadi anti-dictatuur, dictatuur seperti komunisme di Rusia ; jang mengakui bahwa dalam hidup ini Rochlah jang terutama dan bukan Benda, seperti jang diadjarkan oleh histo- risch-mnterialisme M arx ; jang mengutamakan kepentingan kemanu-

, siaan umum dari pada kepentingan kaum buruh sadja ; jang memberi[ kemerdekaan seluas-luasnja tetapi teratur untuk mengeluarkan pikirani dan kata, untuk memeluk agama, djadi tidak seperti keadaan di Rusia1 atau Djerman ketika H itle r; jang memberi kesempatan jang samaI kepada semua orang untuk mentjapai kemakmuran.

Meskipun mengakui nilai-nilai susila dan roehani sebagai gaja pen­dorong bagi kemadjuan perkembangan ummat manusia, tetapi sosia- , lisme ini tidak memakai peladjaran-peladjaran salah satu agama se­bagai dasarnja seperti sosialisme agama.

13. Sosialisme Rentjana. Plan-socialisme ini jang timbul pada tahun 1930 adalah buah pikiran H . de M an. isinja bukan sadja hanja mau mendjadikan suatu rentjana saksama (plan) tentang perobahan-perobahan masjarakat jang dapat dilaksanakan dalam waktu singkat sebagai langkah permulaan menudju ke masjarakat sosialis, melainkan lebih dari pada itu. Banning mengatakan bahwa sosialisme ini meskipun banjak persamaannja dengan sosialisme2 jang lain, mengandung pikiran dan bentuk demokrasi dan sosialisme jang baru. Boleh dikatakan bahwa sosialisme rentjana ini lebih lengkap-dari pada sosialisme demokrat, karena tidak sadja mempunjai teori-teori peman­dangan hidup seperti aliran jang achir itu, tetapi memadjukan pula rentjana njala (concreet).

Plan-socialisme sebagai diuraikan oleh de M an adalah anti-Mar- xisme pula, oleh karena berpendapat bahwa gaja pendorong ke-

Page 20: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

madjuan kemanusiaan, ialah nilai-nilai rochani dan susila jang ber­akar dalam agama. Walaupun dia sendiri seorang beragama, dia tidak mendorongkan peladjaran-peladjaran agama dalam sosialismenja. Teori klassenstrijd dipertahankannja, tetapi dasar pcrdjuangan itu bukan perebutan kekuasaan jang timbul karena pertentangan kepen­tingan antara kaum modal dan kaum buruh, melainkan perasaan keadilan jang diadjarkan oleh agama. Menurut paham de Man orang beragama, dengan sendirinja mempunjai pemandangan hidup sosialistis (Air. Liihrs).

Van der Goes van Naters mengatakan bahwa plan-socialisme ini dapat dianggap sebagai werkprogram di lapangan sosial dan ekonomi dari sosialisme demokrat, djadi hanja sebagai bagian dari padanja. Menurut pendapat saja, sebaliknja. Plan-socialisme seperti diadjarkan oleh de Man meliputi sosialisme demokrat.

„Socialisme”, kata de Man, „is de sociale concretisering van een religieus gefudeerd humanisme”. Sosialisme adalah perwudjudan hu­manisme jang berdasar agama dalam masjarakat, demikianlah paham- nja tentang sosialisme Humanisme (ja’ni aliran ilmijah pang meng­anggap penjelidikan ilmu-pengetahuan Junani dan Roma purbakala sebagai dasar semua peradaban) jang berpondamen agama, mengam- dung arti bahwa rochlah jang utama dalam hidup, dan bahwa kemer­dekaan rochani dan kenegaraan harus mendjadi tiang bangunan negara, seperti djuga tjita-tjita sosialisme demokrat. Disamping dasar rochani jang demikian itu plan-sosialisme memberi rentjana jang njata. Maka dari itu, sosialisme ini adalah lebih lengkap dari pada, democratisch socialisme.

Rentjana jang disadjikan oleh de Man bagi Belgia ialah sebagai berikut.

1. Melaksanakan ekonomi tjampuran (gemengde volkshuis- houding), artinja bahwa sebagian dari perusahaan2 atau lembaga-lembaga ekonomi jang terpenting didjadikan milik negara, dan sebagian dibiarkan dimiliki orang2 partikelir

2. Diatur demikian, berarti bahwa ekonomi nasional disesuai­kan dengan kepentingan umum, jang meluaskan pasar dalam negeri dan membrantas pengangguran;

3. Di lapangan politik, mengadakan perobahan negara dan susunan parlemen jang mendjamin demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial sedjati (Batming).

14. Somlisme Pribadi. Personalistisch socialisme, aliran jang mendjadi pembitjaraan sesudah perang dunia kedua, bermaksud

— 18 —

i

Page 21: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

m entjari bentuk sosialisme jang lebih lengkap dan lebih luas dalam pemandangan h idup dari pada sosialisme agama, sosialisme rentjana atau sosialisme demokrat.

Personalisme bertudjuan mengembalikan pribadi manusia (de per- soon van de mens) kepada tempat dalam masjarakat dimana dia dapat

i mengembangkan bakatnja, kepribadiannja dengan bebas.

Dalam masjarakat kapitalis, manusia jang berupa orang buruh d i­anggap sebagai barang dagangan sadja, jang kerdjanja dapat dibeli dan kerdja itu dihargai menurut perhitungan untung-rugi. Pribadi manusia tidak dapat berkembang menurut pembawaannja karena ter­tekan oleh halangan-halangan jang dibuat oleh kaum modal.

Baik Marxistis sosialisme maupun sosialisme2 kemudian, berdjoang pula untuk mengembalikan sifat kemanusiaan kepada kaum buruh. Tetapi pendirian dan usaha mereka terlalu sempit untuk merobah masjarakat sekarang ini mendjadi masjarakat sosialisme sedjati. Ter­lalu sempit pendiriannja, karena mereka mengutamakan kepentingan kaum buruh sadja, sedang jang menderita dalam masjarakat kapitalis itu bukan golongan itu sadja, melainkan djuga golongan pekerdja jang lebih tinggi dan para pegawai negeri. Golongan ini pula, tidak bebas dari antjaman bahaja pengangguran. Terlalu sempit usahanja karena sosialisme2 itu mengutamakan perobahan politik, perobahan susunan negara, padahal sosialisme sedjati tidak akan tertjapai dengan usaha itu sadja.

D jiw a masjarakat kapitalis adalah individualistis, materialistis dan mechanis. Mechanis tidak sadja karena segala-segalanja dikerdjakan dengan mesin, tetapi karena di pabrik-pabrik dan diperusahaan2 rak- sara, para kaum buruh dan pekerdja tengahan tidak diberi turut tang­gung djawab tentang keselamatan pabrik-pabrik dan perusahaan2 itu ; mereka diperlakukan sebagai mesin jang harus bekerdja menurut rentjana jang telah dipastikan oleh direksi, dan tidak usah turut memikirkan.

Merobah djiwa jang demikian itu mendjadi d jiw a jang sesuai de­ngan masjarakat sosialis, tidak tjukup dengan perobahan politik sadja. I tu harus diusahakan oleh bagian kebudajaan.

Kebudajaan dalam arti jang luas meliputi pendidikan dan agama, d jad i bersangkut-paut dengan djiwa, dengan roch manusia. Bagian kebudajaan ini harus berusaha supaja d jiw a masjarakat did id ik me­ninggalkan sifat-sifat masjarakat kapitalis dan meresapkan s ifa t-s ifa t jang perlu bagi masjarakat sosialis seperti perasaan tanggung djawab untuk keselamatan umum , perasaan kesatuan dalam masjarakat, meng-

— 19 —

Page 22: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 20 —

hargai, tinggi nilai-nilai susila dan rochani (zedelijke cn geestelykc waarden). Tnilah jang penting sekali untuk memberantas djnva kebendaan.

Supaja pribadi dapat berkembang sebaik-baiknja, dia harus «Uberi tanggung d jawab atau turut tanggung djawab dalam pabrik-pabrik, perusahaan2 atau lain-lain tempat dimanapun orang bekeni j a ala* keselamatan perusahaan2 itu semua. Kalau orang merasa menipunjai tanggung djawab, sudah barang tentu dia akan bekerdja sebaik2n ja ; kemauan memulai sesuatu pekerdjaan (initiatief) dan bekerdja untuk kesenangan diri sendiri (zelfwerkzaamheid) akan timbul dari padanja.

Dengan pemandangan hidup dan dasar jang demikian itu luasnja, sosialisme pribadi ini dapat menarik orang-orang tidak sadja jang sudah berpartai, letapi d juga orang-orang jang belum berpartai bahkan orang-orang jang beragama, baik Katholik maupun Protestan. Di Negara Belanda orang2 jang mengikuti sosialisme ini, umumnja meng­gabungkan diri dalam gerakan politik Partij van den Arbeid-

Dalam bukunja jang telah disebut lebih dulu, (,,P>urgerlijk cn socia- listisch denken”), Liihrs menguraikan bentuk sosialisme baru jang dianggapnja sebagai sosialisme jang sempurna untuk waktu jang akan datang dan dinamakannja constructief atau synthese socialisme. Menurut pendapalnja sendiri, socialismc ini banjak persamaannja dengan sosialisme pribadi dan berpendapat bahwa nama ini kurang tepat karena tidak tergambar didalamnnja, banjaknja masalah2 jang terkandung dalam sosialisme pribadi itu.

PERHUBUNGAN ANTARA KOMUNISME DAN

SOSIALISME.

Tentang perhubungan antara dua kata ini dalam dunia ilmijah, ada tiga matjam pendapat. Perbedaan paham ini tidak menambah terang, melainkan sebaliknja menan^bah kusut tentang paham sosialisme. Jang pertama mengatakan bahwa antara dua kata itu tidak ada bedanja; komunisme dan sosialisme sama sadja (George Adler).

Pendapat jang kedua mengatakan bahwa sosialisme lebih luas dari pada komunisme; sosialisme sebagai nama kumpulan (verzamelnaam) meliputi komunisme sebagai nama djenis (soortnaan-0.

Pendapat jang ketiga adalah jang sebaliknja dari pada jang kedua. Komunismelah jang nama kumpulan d.an sosialisme nama djenis. Prof. Diepenhorst menjetudjui pendapat ini.

Page 23: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 21. —

D itind jau dari sudut ilmu bahasa dan sedjarah, memang komunisme paham iang lebih luas. Ivata bahasa Datin „communis” berarti cljug'a ..algemeen” . Tjita-tjita milik bersama sed jak dulu kala selalu diga­bungkan dengan kata komunisme. ^

Jang dinamakan komunisme ialah suatu peraturan ekonomi jang hendak menghapuskan m ilik perseorangan (particulière eigendom t dan hendak menggantinja dengan peraturan m ilik bersama. Matjam- n ja barang-barang iang hendak dim iliki bersama itu berbeda-beda. jang satu minta lebih banjak dari pada iang lain.

Sosialisme adalah bagian dari pada komunisme, karena jang hendak dim iliki bersama itu hanja beberapa matjam barang sadja, meskipun .iang penting sekali ialah alat:alat produksi.. Dan milik bersama ini supaja dilakukan oleh negara jang diserahi pula mengatur produksi *).

Boleh dikatakan bahwa komunisme itxi langkah jang lebih djauh atau tingkat lebih tinggi dari pada sosialisme. Demikianlah perbedaan2 jang dibuat dalam teori-teori ilmijah.

Di negara iang m em fi’ilkan peladjaran-peladjaran K arl M arx , ja ’ni Rusia, perbedaan paham ini djuga digunakan. Menurut kata S ta lin ketika dia memberi pendjelasan pada undang-undang-dasar Sovjel baru pada tahun 1936, masjarakat Sovjet sekarang sudah melaksanakan sebagian besar sosialisme, jang oleh kaum Marxis di­namakan fase jang pertama atau jang paling bawah dari pada komu­nisme. Dalam fase ini iang mendjadi asas (grondbeginsel) ialah. ..tiap-tiap warga negara harus bekerdja menurut kepandaiannja, dan tiap-tiap warga negara harus diberi pembagian menurut kerd jan ja”. Masjarakat Sovjet belum menljapai penglaksanaan fase komunisme jang lebih tinggi dimana jang mendjadi asas ,,tiap-tiap warga negara harus bekerdja menurut kepandaiannja dan tiap-tiap warga negara harus diberi pembagian menurut keperluannja” .

D jadi djelasnja ialah bahwa menurut paham S ta lin , sosialisme itu komunisme dalam tingkat pertama dan tingkat ini akan naik ketingkat komunisme apabila produksi negara sudah demikian besarnja sehingga dapat, memenuhi keinginan semua warga negara menurut keperluannja.

Rusia dinamakan negara komunis bukan karena tjita-tjita komu-

*) Definisi komunisme dan sosialisme seperti ini, memang suatu definisi jang untuk mudalinja biasanja diberikan, tetapi kita sudah talni dari uraian- uraian dimuka, bahwa sebenarnja tidak gampang untuk menentukan apakah artinja sosialisme itu.

Page 24: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 22 —

nisme sudah terlaksana disana, akan tetapi oleh sebab negara itu dikuasai oleh Partai Komunis jang dewasa ini lagi dapat mewudjud- kan sosialisme. Kalau kita melihat peta dunia sekarang dan nampak kepada kita bahwa Rusia dan Eropa timur dikuasai oleh ideologi Marx, sedang Rusia adalah kekuasaan dunia jang kedua, dan sekarang Tiongkok pula dikuasai oleh ideologi tersebut, maka teranglah bahwa diantara 14 matjam sosialisme itu jang terpenting ialah Marxistis atau wetenschappelijk sosialisme jang kemudian mendjadi djiwanja komunisme Rusia.

Page 25: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB m .

S O S IA L IS M E IL M IJA H .

SE B A G A I telah d iberitahukan dalam Pendahuluan, aliran-aliran sosialisme dapat d ibagi dalam dua bag ian besar, ja ’ni sosia­

lisme M arx dan sosialisme bukan M arx. Sosialisme M arx dewasa in i m endje lm a dalam komunisme. K om unism e pada hakekatn ja tidak la in dari pada M arx ism e d itam bah dengan teori-teori dan praktek Len in dan S ta lin . Benteng dari pada kom unism e ialah Sovjet Rusia . D ilu a r Rusia , partai-partai kom unis m enguasai negara-negara E ropa tim u r dan T iongkok. Se land ju tn ja ham pir di tiap-tiap negara la inn ja diseluruh dunia ada partai-partai ko ­m unis ja n g sekarang m asih m erupakan go longan jan g belum berkuasa. D engan m enangn ja M ao Tse T ung di T iongkok , bukan lag i 1/6 dari seluruh um m at m anusia dikuasai oleh ideo­log i in i, seperti d ika takan oleh Prof. B ann ing atau H ew le tt Jo h n ­son („Socialism e in het zesde deel der wereld” , 1946), m ela inkan m ungk in sekali a tau lebih.

M e liha t keadaan dem ikian itu , m aka n ja ta lah bahw a d ian tara m atjam -m atjam sosialisme, ja n g m aha penting ia lah sosialisme, ilm ijah atau M arxism e. P en tjip ta sosialisme in i ia lah K a r i M arx , dibantu oleh sahabat karibnja, Friedrich Engels. Maka- n ia M arx ism e itu d inam akan wetenschappelijk socialisme, karena M arx m enganggap sosialisme Saint-Simon, Fourier, O w en dan F roudhon sebagai sosialisme ja n g berdasar atas angan-angan kosong, atas utopie sadja. Sekarang ia hendak m en jusun teori2 sosialisme baru ja n g berdasar atas penje lid ikan dan kupasan wetenschappelijk. D ia hendak m em buktikan , bahw a m enuru t pe­n je lid ikan ilm ijah , sosialisme, tidak boleh tidak pasti akan da tang sesudah kapita lism e m ati.

Peladjaran M arx mempunjai dua bagian: filsafat dan ekonomi. F ilsafatn ja mengadjarkan tiga soal :

1. historische m ateria lism e,2. perd joangan kelas,3. negara.

D a lam bag ian ekonom i d ibentangkan lim a soal :1. teori n ila i lebih (m eerwaarde theorie ),

Page 26: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 24 —

2. teori pemusatan (concentratie theorie),3. teori penumpukan (accumulatie theorie),4. teori mcndjadi-miskin (verarmingstheorie),5. teori krisis.

HISTORISCH-MATERIALISME.Apakah jang dinamakan historisch-materialisme atau „materia­

listische geschiedenis-beschouwing” itu. Nama ini jang memberi­kan Engets dan mengadjarkan bahwa dalam sedjarah manusia, jang menentukan segala-galanja dalam hidup ialah tjara pem­buatan barang-barang keperluan hidup, atau lebih terang, keadaan keadaan ekonomi, dan bahwa hasil-hasil rochani seperti politik, hukum, filsafat, ilmu pengetahuan, kesenian, adalah ketumbuhan (uitvloeisel) dari pada keadaan itu. Dalam kata Marx jang masjhur: „Tjara pembuatan barang-barang untuk keperluan hi­dup, itulah jang pada halceliatnja selalu menentukan kebullTpan . sosial, politik dan rochani. Bukan kesadaran dari manusia jang menentukan keadaan mereka, melainkan sebaliknja, keadaan masjarakatlah jang menentukan kesadaran mereka itu”. (Do productiewijze van het materiele leven bepaalt het sociale, poli- tieke en geestelijke levensproces in wezen altijd. Het is nict het beustzijn der mensen dat hun zijn. rnaar omgekeerd, hun maat- schappelijk zijn. dat hun bewustzijn bepaalt).

Keadaan ekonomi itu oleh Mavx dinamakan lapisan bawab_ (onderbouw) dan hasil-hasil rochani. lapisan atas (bovenbouw) dari masjarakat. _

Keadaan ekonomi pada suatu masa menentukan tjorak politik, ilmu pengetahuan dan setentsnja untuk masa itu. Apabila keadaan ekonomi berobah, berobahlah pula pendapat umum tentang po­litik, ilmu pengetahuan dan seterusnja. Djadi menurut peladjaran ini, keadaan benda menentukan keadaan rochani, atau dengan perkataan lain, di dunia ini benda (materie) lebih utama darTpaHä

roch (gecsl)TTTbawah ini beberapa tjonto jang diambilnja dari buku prof.

Diepenhorst. Peraturan monogamie, bukan berasal dari agama Kristen, melainkan dari keinginan manusia untuk mendjaga su­paja keamanannja djangan kutjar-katjir habis terbagi diantara alili warisnja. Orang jang beristeri seorang, sudah barang tentu lebih sedikit turunannja dari pada orang jang berpolygamie. Peraturan jang mula-mula terdjadi oleh karena urusan ekonomi, lama kelamaan mendjadi peraturan kebiasaan jang lupa hubung- annja dengan soal ekonomi.

Page 27: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 25 —

Peladjaran-peladjaran agama asal m ulanja d juga dari keadaan ekonom i, seperti peladjaran takdir (voorbeschikking) dalam Cal- vinisme. K e tika Calvijn menjiar-njiarkan agam anja, terdjadi di E ropa barat perobahan hebat tentang tjara pembuatan barang- barang (productiew ijze). .Productiew ijze baru ini, bersama-sama dengan kedjadian-kedjadian lain, menjebabkan tim bu ln ja krisis- krisis ja n g m em buat segolongan orang dari ka ja selconjong- kon jong m endjadi m iskin, atau sebaliknja. Karena sardjana2 ekonom i ketika itu , belum dapat mengetahui seluk be luknja m a ­salah krisis, m aka un tuk menenteramkan pik iran orang- dimasa itu, Calv ijn m engad jarkan bahwa Tuhan jang M aha Kuasa dapat m em astikan sekehendak hatiN ja orang2 mana jang harus m en­djadi ka ja dan m ana jang harus mendjadi m iskin.

Pun agam a seluruhnja, asalnja dari kebodohan manusia ten­tang hukum -hukum alam dan ekonomi. D ahu lu kala, ketika penghidupan m anusia masih tergantung sekali pada pertanian, m aka n ja ta lah bahwa penghasilan usahanja dipengaruhi sangat oleh kekuatan-kekuatan alam , jang manusia tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnja. Supaja manusia djangan terlalu banjalc da­pat gangguan-gangguan dari kekuatan-kekuatan gaib itu , lalu mereka dipudja-pudja sebagai dewa-dewa. Kem udian , sesudah m anusia m entjapai tingkat jang lebih tingg i dalam tjara pro- duksin ja , tim bu l lagi lain-lain m atjam m alapetaka seperti krisis^ dan akibat-akibat dari padanja, jang orang tidak tahu asal m u ­lan ja . Terpaksa manusia mengambil kesimpulan lag i bahwa sudah barang tentu ada suatu Tuhan jang menguasai seluruh hidupnja.

M em bunuh orang sekarang dipandang sebagai kedjahatan jang berat. Tetapi ada suatu masa dim ana perbuatan dem ikian d iang­gap bukan apa-apa. Zam an dahulu ketika manusia masih hidup dalam suku-suku jang mengembara, orang-orang tua jang sudah tidak dapat berdjalan lagi, d ibunuh dan d im akan sadja supaja d jangan m endjadi beban. Kem udian, sesudah manusia m entjapai t in gk a t tja ra produksi jang lebih tingg i sehingga mereka tidak usah m engembara untuk m entjari rezeki, m aka orang-orang tua tidak m endjadi beban lagi. M alahan ada m anfa ’a tn ja kalau mereka itu dipelihara supaja dapat m em bantu dalam produksi dengan pengalam annja jang sudah banjak. D ari tjontoh in i ter- n ja ta lah bahw a ukuran susila atau tidak susila, te rgantung dari pada keadaan ekonom i pada suatu zaman, dem ikian lah kata teori ini.

Page 28: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Marx sendiri menggunakan istilah „dialectisch materialisme^, sebagai lawan dari pada teori Hegel, „dialectisch idealisme”. Dalam salah satu tulisan jang ditudjukan kepada Hegel, Marx berkata: „Terima kasih, tu an 'telah berbuat lebih dari pada para tilosoof sebelum tuan. Tuan telah memberikan kuntji kepada kami — ja’ni dialectiek — tetapi tuan mentjoba terbalik untuk memasukkannja kedalam ibu kuntji. Kasihkanlah kepada kamikuntji itu .......... tjepat! Lihatlah, balikkanlah dialectisch idealismetuan mendjadi dialectisch materialisme dan terbukalah ibu kuntji” . (A. Miller, „De Christelijke betekenis van Karl Marx”, 1946).

Marx seperti Hegel, berpendapat djuga bahwa dunia berkem­bang menurut hukum dialectiek, tetapi jang mendjadi tenaga pendorong perkembangan itu bukan roch dunia (wereldgeest), melainkan benda (stof, materie). Tetapi paham Marx tentang materialisme ini lain dari pada materialisme dalam metafysika. Materialisme metafysika mengadjarkan bahwa semua keadaan dan kedjadian dalam dunia ini, asalnja dar.i benda (materie) jang senantiasa bergerak dan memungkiri adanja hidup, roch dan akal tersendiri. Bagi Marx barang-barang gaib ini ada, walaupun di­bawakan oleh benda. Dan maksudnja dengan istilah materialisme itu, sebenarnja tidak lain dari pada „ekonomi” (Bertrand Rassel, Geschiedenis der Westerse Filosofie , 1948).

Maka dari tiu, materialisme Marx tidak begitu luas dan kasar seperti metafysis.ch materialisme.

Apakah hubungannja paham historisch materialisme dan <Jia- lectisch materialisme ?

Menurut keterangan Stalin, historisch materialisme adalah pemakaian asas-asas dialectisch materialisme dalanj mempela- djari masjarakat dan sedjarahnja (Historical materialism is application of the principles of dialectical materialism to the studv of society and its history. „Problems on Lcninism”, 1943)

Teori dialectiek, Marx memindjamnja dari Hegel. Asalnja dari kata dialego dan artinja, bertjakap-tjakap, berdebat, dengan maksud mentjari kebenaran. Seorang mengemukakan pendapatnja (these), jang menimbulkan pendapat orang, lain jang berlawanan (antithese). Dari bentrokan antara dua pendapat ini, lahir pen­dapat ketiga (synthese) jang lebih sempurna. Hegel mengadjar­kan bahwa baik dalam alam, maupun dalam sedjarah manusia, perkembangan terdjadi menurut hukum dialectiek ini. Sedjarah berdjalan madju terus melalui rangkaian bentrokan dan peria-

Page 29: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 27 —

w anan an tara satu bangsa dengan lain bangsa, .iang tiap-tiap kali m en im bu lkan tingka t ja n g lebih tinggi.

Teori dialectiek ini d ipakai oleh M arx un tuk m enerangkan setjara wetenschappelijk, bahwa m asjarakat sosialis pasti akan datang. D a lam teori Hegel, anasir-anasir ja n g berbentrok dalam sedjarah m anusia ialah suatu bangsa m elawan lain bangsa. Oleh M arx anasir „bangsa” d igan ti dengan anasir „kelas” . Kelas k a ­p ita lis (these) dengan sendirin ja m en im bulkan law ann ja , ja ’ni kelas pro le tar (antithese). D ari bentrokan antara dua tenaga ini akan tim bu l susunan m asjarakat baru jang lebih sempurna (synthese), ia lah m asjarakat sosialis. B arang jang baru hanja dapat lah ir, kalau jan g lam a sudah hantjur. M aka dari itu , sjarat da tangn ja m asjarakat sosialis, ialah han tju rn ja m asjarakat ka­pitalis.

T entang s ifa tn ja historisch materialism e ini ada perselisihanpaham .

A pakah ini harus d ianggap sebagai peladjaran filsafat atau sosiologi. K a lau dia m engad jarkan bahwa roch (geest) adalah hasil (p roduct) dari pada keadaan ekonom i, atau dengan lain perkataan, bahw a benda m enghasilkan , m en tjip takan roch, m aka historisch m ateria lism e itu tidak la in dari pada metafysisch ma terialism e ja n g m engad jarkan itu d juga. K a lau dia m engad jarkan bahwa keadaan m asjarakat atau keadaan ekonom i m em pengaruh i roch, m em pengaruh i pem andangan hidup, m aka historisch m ate­ria lism e dapat d iterim a sebagai pe lad jaran sosiologi, karena ilm u pengetahuan ini m em peladjari tjara- tjaran ja m anusia h idup dalam m as jaraka t, dan hal apakah jan g dapat m em pengaruhi perbuatan dan p ik iran manusia.

B erhubung dengan serangan-serangan dari p ihak lawan-lawan M arx ism e, ja n g m engatakan bahwa historisch m ateria lism e itu pada hakeka tn ja sama sadja dengan m etafysisch m aterialism e, sedang filsa fa t in i sekarang sudah tidak berlaku lag i, m aka d i­an tara pemeluk-pemeluk M arxism e sudah barang tentu ada jang m em bela pe lad jaran ini, an tara la in D r. H . Gorter. D ia hendak m en tjoba m em beri pendjelasan bahw a antara „historisch m ate ­r ia lism e” dan „w ijsgerig atau metaphysisch m ateria lism e” ada perbedaan besar, akan tetapi m enurut kupasan Lührs , dia tidak berhasil m em buk tikan tud juann ja , karena G orter dengan tidak sadar d juga rnasih m engatakan bahwa keadaan kebendaan m asja ­raka t (het stoffe lijk m aatschappelijk zijn ) m enentukan roc^i, bahw a roch adalah te lor dari pada benda.

Page 30: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 28 —

Kebanjakan sardjana berpendapat bahwa, meskipun historisch materialisme dan metafysisch materialisme tidak sama, tetapi djaraknjapun diantara dua itu tidak djauli. Walaupun paham Marx tentang materialisme tidak sama dengan Feuerbach, tetapi Marx dan Engels dipengaruhi sangat oleh filsafatnja. Akan (etapi, sekalipun, tidak dapat menerima teori historisch materia­lisme, dunia ilmu pengetahuan sekarang mengakui penuh bahwa keadaan ekonomi memang dapat mempengaruhi keadaan rocli, keadaan djiwa manusia.

Dewasa ini jang masih pertjaja penuh akan kebenaran dia- lectisch materialisme ialah partai-partai komunis di seluruh dunia. Di Rusia dimana partai komunis menguasai negara, doctorine ini mendjadi kepertjajaan resmi jang tidak boleh dibantah orang.

Dari uraian isinja peladjaran historisch materialisme diatas, lernjata bahwa dia îvTgrrrprmjaT dua tanda djelas. Pertama~,~cfia mengutamakan kebendaan, ciàn mënjangfcaT'àdanja hais rochani sebagai perwudjudan sendiri. Kedua, dia menjangkal adanja ke­benaran-kebenaran abadi, menjangkal adanja ukuran-ukuran su­sila jang sepandjang masa tidak berobah-robah.

Historisch materialisme adalah tulang punggung Marxisme. Seperti dikatakan oleh Bernstein. Dengan dia djatuh dan berdirilah peladjaran Marxisme” (Met haar staat en valt het Marxistisch beginsel).

*

PERDJOANGANKELAS.

Jang dinamakan kelas ialah suatu golongan dalam masjarakat jang dalam djalannja produksi mempunjai kepentingan jang sama, seperti kaum modal, kaum pemilik tanah dan kaum buruh. Teori ini rapat sekali hubungannja dengan teori historisch materialis­me. Dasar dari pada dua-dua teori ini tertjantum dalam „Com- munistisch Manifest”.

Marx mengadjarkan bahwa sedjak dahulu kala, dalam ma­sjarakat selalu ada perdjoangan kelas, perdjoangan antara go­longan jang menindas dan golongan jang tertindas. Zaman seka­rang kedua golongan itu terdiri dari kaum modal dan kaum buruh. Perdjoangan kelas ini, tidak akan berlangsung terus menerus, melainkan akan habis sesudah revolusi jang alcan terdjadi, ja ’ni revolusi proletar, jang akan menghapuskan kelas kaum modal,

Page 31: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 29 —

sehingga terwudiudlali nanti m asjarakat jang tidak berkelas, ia ­lah m asjarakat sosialis. M enurut perhitungan berdasar atas hukum -hukum ekonom i, m asjarakat itu pasti akan datang, dan kedatangan ini dapat dipertjepat apabila kaum proletar menjusun d iri dalam susunan politik . M ak in tad jam pertentangan kelas2 ini, m ak in lekas petjahnja revolusi dan m akin lekas pula da- tangn ja sorga dunia itu.

B ann ing m en iim pulkan peladjaran perdjoangan kelas M arx ini seUagai berikut :~~1. perdjoangan kelas pasti akan lneTaTuflvan produksi sosialistis, artin ja produksi dimana alat-alat produksi d im ilik i oleh m asjarakat dan 'd idjalankannja un tuk kepentingan m as ja rak a t; 2. pertentangan kepentingan antara kelas bordjuis dan kelas proletar adalah urusan jang djauh lebih berarti dari pada semua urusan jang ada dalam m as ja raka t: 3. paham tentang kesusilaan dan hukum , tergantung dari pada kelas: masksudnja. orang-orang jang sekarang kebetulan termasuk golongan bor­djuis, m enganggap barang sesuatu sebagai susila (zedelijk), atau adil sedang nanti kalau mereka itu d jatuh dalam kalangan prole­tar, paham nja tentang barang jang sama itu, mencljadi sebalikuja ;4. perd joangan kelas adalah m otor kemadjuan sedjarah.

N E G A R A .D a lam karangan „Staat en revolutie” (1917), dari Lenin,

k ita bisa m engetahu i teori M arx tentang negara jang' didjelas- kan oleh Engel3. \^egai~a~( adalah hasil dari m asjarakat pada suatu tingka t p e r k e m b angan. Hasil dari pada pertentangan antara kelas ekonom i jang satu melawan kelas ekonom i jang lain. Kelas ja n g m enang, ja ’ni kelas jang bermodal lalu m entjip takan suatu kekuasaan diatas m asjarakat, un tuk menindas terus kelas ja n g kalah. Pertentangan kelas ini tidak m ungk in didam aikan, sebab kalau itu m ungk in sudah barang tentu tidak perlu ada negara jang sampai sekarang masih hidup terus. M aka dari itu , nan ti kalau pertentangan kelas sudah tidak ada lagi, sesudah bordjuis dib inasakan oleh kaum proletar, negara d juga tidak perlu lagi.

Apabila sesudah revolusi nan ti kaum proletar m enguasai ne­gara, m ereka akan m engganti negara bordjuis dengan negara proletar. M enggan tin ja itu akan m akan tempo. D a lam peralihan itu perlu d iadakan „d ik ta tur pro letar” , un tuk m endjaga supaja kaum bordju is d jangan bisa berkuasa lagi. S e land ju tn ja tugas d ik ta tu r in i, m en jita alat-alat produksi partike lir un tuk didjadi- kan m ilik negara dan berusaha m engh ilangkan pertentangan

Page 32: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 30 —

kelas. Makin hilang pertentangan kelas ini, makin kurang negara terpaksa bertindak. Pemerintah untuk memerintah orang-orang, berobah mendjadi pengurus untuk mengurus barang-barang dan memimpin produksi. Negara meninggal (de Staat sterft af) De­ngan meninggalnja negara itu, tidak berarti bahwa kemudian tidak perlu ada badan berkuasa (overheid) jang mempunjai ke­kuasaan membuat undang-undang dan memerintah. Itu masih perlu, hanja sifatnja lain dari pada negara sekarang.

Dari lima teori ekonomi tersebut diatas, jang ampat dapat di- djadikan satu mendjadi „ineenstortingstheorie” (Zusamcnbruchs- theorie), ja’ni concentratie-, accumulatie-, verarmings- dan crisis- theorie. Dengan teori-teori ini Marx hendak membuktikan bahwa kedatangan masjarakat sosialis tidak dapat dielakkan.

Meerwaardetheorie, teori nilai-lebih, mempunjai arti jang ter­sendiri. bersama-sama dengan teori historisch-materialisme, dia tiang dasar Marxisme. Maksud jang pertama-tama dari teori ini, ialah mendjelaskan bahwa~aalam masjarakat / kapitalis] kaum buruh diperas oleh kaum kapitalis (uitbuitingstheorieX Teori ini mengatakan bahwa tenaga kerdja si buruh jang dibeli oleh si ma- djikan dengan uang jang namanja upah, menghasilkan lebih ba- njak nilai dari pada upah tadi. Kalau seorang buruh dapat menghasilkan barang seharga f S.— sehari dan madjikan memba- jarnja upah f 10.— . maka nilai lebih jang dihasilkan oleh si buruh ialah f 5.— sehari. Makin lama si madjikan dapat mempeker- diakan si buruh dengan upah jang tetap, makin besarlah nilai lebih jang didapatnja oleh si madjikan. „Dalam nilai lebih inilah ietaknja segala keuntungan modal, tetapi djuga. segala keseng­saraan dan kedjahatan”, kata Marx. Karena kapital itu oleh kapitalis hanja dipergunakan untuk produksi kalau menghasilkan nilai lebih, maka sifat kapital itu ialah memeras, seperti binatang buas jang tidak mempunjai perasaan. Inilah „rahasianja masja­rakat kapitalis".

Teori pemusatan mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan jang besar-besar memusatkan diri dalam gabungan-gabungan jang lebih besar (concerns). Perusahaan-perusahaan tengahan dan perusahaan-perusahaan ketjil makin lama akan hilang, mati terdjepit oleh perusahaan-perusahaan raksasa itu, dan achirnja jang punja djuga mendjadi kaum buruh.

Teori penumpukan mengadjarkan bahwa kapital makin lama makin menumpuk dalam tangan orang sedikit, tetapi jang mem-

Page 33: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 31 —

punjai kekuasaan besar. Kaum kapitalis ketjil makin lama makin hilang- djugfa dan achirnja mendjadi kaum proletar ¡^ula.

Dengan kedjadian-kedjadian jang- demikian itu, kaum kapitalis mendjadi kaja terus-menerus, sedang- kaum buruh mendjadi seng­sara, mendjadi melarat. Inilah jang dinamakan „teori mendiadi- m isk in” atau ,,verarm ingstheorie” atau biasanja disebut dengan perkataan D jerm an : Verelendungstheorie. Kaum buruh mendjadi ,,proletariaal” artin ja begitu m iskin sehingga mereka tidak mem- punjai apa-apa lagi, ketjuali „proles” mereka (kata bahasa Datin,. iang artin ja : turunan).

Dalam masjarakat kapitalis, orang membuat barang semau- m aunja , tidak teratur, sehingga katjau-balau, anarchistisch. Persaingan meradjalela. Supaja mendapat untung sebaniak- ban jaknja , kaum pengusaha berusaha terus untuk menjempurna- kan dan memperbesar produksinja. Tahu-tahu disemua pasar sudah kebanjakan barang-barang, sehingga tidak dapat didjual. Terdjadilah krisis, sebab pabrik-pabrik terpaksa mengurangi pe- kerdjaan, dan memberentikan buruhnja. Perusahaan-perusahaan iang tidak kuat, d jatuh failliet. Pemberentian kerdja pabrik2 itu berlangsung terus, sampai barang-barang jang kebanjakan tadi terdjual habis. Baru hidup ekonomi dapat mulai biasa lagi, te­tapi kedjadian-kedjadian seperti sebelum krisis diulangi, sehingga lama kelamaan timbul lagi krisis dan begitu seterusnja.

D alam pada itu, barisan kaum proletar makin lama makin me­luas, m ak in kuat dalam organisasinja, sehingga akan sampailah sa’a tn ja jang mereka sudah tjukup kuat untuk merebut kekuasaan dari kaum kapital : revolusi proletar petjah.

T idak dapat dim ungkiri, bahwa K arl M arx adalah salah satu d jiw a jang- terbesar dalam sedjarah. Usaha-usaha lawan M arx un tuk memperketjil arti dan djasanja, tidak dapat menghapuskan pengaruhnja dalam djalan sedjarah manusia. Bertrand R us ­sell, seorangf failasuf Inggris terkemuka dewrasa ini, berkata bahwa dia „meer dan iemand anders heeft gedaan om de krach- tige beweging in het leven te roepen, die door haar aantrekkings- kracht en haar afstotende kracht de jongste gesehiedenis van Europa heeft beheerst”.

D ia meng-akui, bahwa teori historisch-materialisme, meskipun dia tidak dapat menerimanja seperti jang diadjarkan oleh M arx, mempeng-aruhi d juga pandangannja terhadap djalannja perkem­bangan filsafat.

Page 34: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 32 —

Memang benar bahwa tidak semua teori-teori Marx itu betul, tetapi a d a bagian-bagian jang tepat sekali seperti teori jang me­ngatakan bahwa krisis itu tidak dapat terlepas dari pada tjara produksi kapitalisitis dan teori bahwa kapitalisme itu menimbul­kan kolonialisme. Maka mudah dimeng]^ti_bahw.a. teori-teori ini dapat mengetarkan djiwtrternj^k^sekali kaum buruh dan sebagian bangsa -'Bângaâ^jâS^âfiân .

'— Marxisme mempunjai gaja jang sangat menarik, kata Ban- ning, karena dia adalah peladjaran bahagia (heilsleer), pela- djaran iang mendjadikan kepada kaum tertindas kebebasan dari penindasan kaum kapitalis, dan jang diwedjangkannja setjara ilmijah. Mudah dimengerti pula, bahwa gambaran masjarakat sosialis dapat membangunkan semangat berdjoang dan berkorban pada kaum buruh. Masjarakat itu „klassenloos, democratisch en internationaal”. Klassenloos, tidak akan ada kelas lagi jang me­miliki alat-alat produksi, jang memeras kaum buruh : democra­tisch tidak sadja dalam soal politik, melainkan djuga dalam soal sosial dan ekonomi. Negara, artinja kekuasaan jang dengan menggunakan polisi, tentara dan pendjara untuk mempertahan­kan kedudukan kaum bordjuis, tidak akan perlu lagi.

Bagi kaum Marxis, masjarakat sosialis iang tidak berkelas itu, adalah „chiliasme”nja, kata Dr. L. J. Zimmerman („Geschie- denis van het economisch denken” 1947). Chiliasme, ialah keper- tjajaan orang-orang barat', bahwa Nabi Isa pada suatu ketika akan turun didunia untuk mendirikan negara bahagia selama seribu tahun, dan chiliasme inilah jang tiap-tiap kali mendorong orang-orang bertindak apabila dalam masjarakat timbul pikiran- pikiran revolusioner politik maupun sosial. Oleh Marx chiliasme ini diramalkan setjara wetenschappelijk. Itulah sebabnja Marxis­me dapat menarik kuat bagian masjarakat jang sengsara.

Tetapi sebaliknja, teori perdjoangan kelas jang membakar rasa kebentjian kaum proletar terhadap kaum bordjuis, teori tentang

âgâtna dâti kesusilaan (moraliteit) jang dapat merusakkan ke­susilaan manusia, menimbalkan perasaan menolak.

Page 35: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB IV

K O M U N I S M E .

lU ffE N D JE L A N G achir abad ke 19, Partai Buruh Sosial Demokrat l ” Rusia, retak mendjadi dua ‘aliran, jaitu aliran revisionis jang hendak mewudjudkan tjita-tjita sosialis dengan pelan-pelan, dan aliran radikal jang hendak mentjapai maksud itu dengan djalan kekerasan, cljalan revolusi. A liran ini dipimpin oleh Lenin.

D i konggres Partai ini di Londen dalam tahun 1903, dua alirantadi bentrokan hebat; Lenin ternjata mempunjai pengikut jang ter-banjak. Sedjak itu timbul partai Bolsjew ik i jang artinja partai jang terbanjak, dan partai M ensjew ik i jang artinja partai jang tersedikit. Partai ini kemudian dipimpin oleh Kerensky.

Ketegangan antara dua partai ini makin lama makin keras' danmentjapai puntjaknja ketika perang dunia pertama petjah. PartaiMensjewiki menghendaki melawan Djerman jang katanja hendak mendjadjah bangsa Rusia, tetapi partai Bolsjewiki menolak ikut perang, karena berpendapat bahwa peperangan itu sebetulnja pepe­rangan untuk kepentingan imperialis. Dari pada membantu pemerintah dalam peperangan ini, lebih baik kesempatan ini dipergunakan untuk memulai revolusi proletar. Memang ini salah satu peladjaran Lenin jang penting, ialah bahwa ,,peperangan imperialis ini oleh kaum sosialis di tiap2 negara harus dibalikkan mendjadi peperangan saudara’7 melawan kaum bordjuis, supaja dapat terdjadi revolusi dunia proletar.

Dalam bulan Maret 1917, revolusi di Rusia petjah; pemerintah Tsar dihapuskan dan diganti oleh pemerintah rakjat jang dipimpin oleh Kerensky. Len in tidak puas dengan politik Kerensky ini, karena masih mau meneruskan peperangan melawan Djerman, dan karena itu dianggapnja sebagai kaki tangan kaum bordjuis. Maka dari itu, dia lalu menjusun siasat baru dimana antara lain diputuskan bahwa semua kekuasaan harus berada dalam tangan madjelis2 buruh dan pradjurit (Sovjet) dan bahwa Partai Sosial Demokrat jg sudah ber­noda itu harus diganti dengan partai baru, jaitu Partai Komunis, dan Partai Komunis ini tidak lain dari pada Partai Bolsjewiki, Partainja Lenin.

Kalau dulu M arx menamakan gerakannja, gerakan komunis, untuk .membedakan dari pada gerakan kaum sosialis chajali jang dianggap-

Page 36: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 34 —

nja sebagai gerakan kaum bordjuis, sedang gèrakan dia adalah gerakan , kaum buruh, maka sekarang Lenin menamakan partainja, Partai Komunis, untuk membedakan dari pada Partai Buruh Sosial Demokrat ' jang Marxistis pula, tetapi jang dianggapnja sudah berchianat kepada ! peladjaran2 Marx tulen.

Oleh para penulis tentang sosialisme, Marxisme dimasukkan golo- j ngan sosialisme, sedang mereka menamakan komunisme, ialah gerakan jang ditjiptakan oleh Lenin- Memang benar dia berdiri atas dasar ' Marxisme tulen, tetapi ditambah, diperdalam dengan teori-teorinja sendiri, teori-teori jang dipraktekkan pula. Dalam beberapa hal dia | menjimpang dari teori Marx.

* '

Lenin jakin bahwa peladjaran-peladjaran Marx jkng tulen dapat dilaksanakan. Maka dari itu dia bersembojan, „balik kepada djiwa revolusioner Marx”. Anasir-anasir jang pokok dalam Marxisme di­pertahankan, seperti historisch materialisme dan dialectisch materia­lisme, perdjoangan kelas, teori negara, diktatur proletar, masjarakat sosialis jang tidak berkelas, paham agama dan kesusilaan.

Menjimpang dari peladjaran Marx ialah, bahwa dia berpendapat bahwa sosialisme dapat djuga dilaksanakan di Rusia, meskipun masih negara pertanian, sedang menurut Marx, saat pergantian mendjadi masjarakat sosialis itu baru sampai, kalau sesuatu negara sudah men- tjapai tingkat perindustrian tinggi, dimana pertentangan antara kaum bordjuis dan proletar sudah tegang sekali. Tetapi Lenin kata, bahwa sjarat itu tidak mutlak ; asal keadaan politik revolusioner, (politiek- revolutionaire situatie), dalam negara itu dipergunakan dengan tepat, maka dalam negara itu dapat djuga dilaksanakan sosialisme, walaupun keadaan industri masih terbelakang. Dan lagi revolusi untuk meroboh­kan masjarakat bordjuis itu harus dipimpin oleh „kohorte besi’ . Tjzeren cohorte ini ialah barisan „beroepsrevolutionairen”, jaitu orang-orang jang sengadja bekerdja, berdjoang untuk kepentingan • revolusi. Mereka itu orang-orang berani, tangkas, tjerdik dan ahli d;dam menjelundupi peraturan-peraturan negara. Djumlahnja tidak ] usah banjak2, tetapi mereka bertugas untuk membawa sebanjak2nja pelbag'ai golongan masjarakat dalam revolusi, dengan djalan bekerdja diantara organisasi2 kaum buruh, sarekat2 sekerdja, tentara darat dan tentara laut, dll. Stalin adalah salah satu anggauta dari pada kohorte besi ini ketika masih mudanja. Dalam sebuah buku ketjil jang ditulis- nja dalam tahun 1902 bertitel „Apakah jang sekarang harus di per­buat”, Lenin berkata, „Kasihlah kami suatu organisasi orang2 revo­lusioner, nanti kami akan robohkan Rusia”.

L

Page 37: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 35 —

Terhadap soal diktatur proletar, Lenin djuga menjimpang dari pe­ladjaran M arx. Menurut teori Marx, diktatur proletar ini, diktatur jang terdiri dari golongan jang terbanjak, ja itu kaum proletar, atas nama golongan jang terbanjak, jaitu kaum proletar. Sebab revolusi dapat dimulai, karena kaum proletar sudah merupakan golongan jang paling terbanjak dalam masjarakat, djadi golongan jang sangat kuat. In i.m enuru t dugaan (hypothese M arx . Tetapi diktatur proletar jang dibentuk oleh Len in adalah lain sekali; ini terdiri dari golongan jang terketjil, ja itu Partai Komunis, bukan atas nama golongan jang ter­banjak sekali, melainkan atas nama golongan ketjil itu. djuga dan menguasai golongan jang sangat besar. Dan Partai ^itu tidak terdiri dari kaum proletar, melainkan dari elite beroepsrevolutionairen tadi. Selandjutnja jang berkuasa itu bukan seluruh Partai, tetapi hanja 10 orang dari Politbüro, dan inipun masih lebih dikuasai oleh satu orang ja itu S talin .

Menurut Lenin, diktatur ialah suatu pemerintah jang tidak dibatasi oleh undang2, tidak dirintangi oleh sesuatu peraturan, dan hanja ber­dasar atas kekerasan.

Paham B ucharin tentang diktatur, ialah dem ikian: D iktatur ber­arti kekuasaan jang tidak kenal belas kasihan terhadap musuh. D ik ­tatur kaum buruh berarti, kekuasaan-negara kaum buruh jang mcn- tjekik leher kaum bordjuis dan para pemilik barang2. D i lain tempat dia berkata, bahwa maksud dari diktatur kaum buruh ialah, mentjekik leher kaum bordjuis dengan sempurna; menghapuskan dari padanja, tiap2 keinginan untuk mentjoba mengembalikan kekuasaan bordjuis.

Kalau demikian peladjaran kaum komunis tentang pemakaian ke­kuasaan terhadap mereka jang dianggap sebagai musuhnja, maka keke djaman2 para pengikut P .K .I. M uso jang tempo hari dilakukan ter­hadap lawannja, sesuai benar dengan peladjaran itu.

Teori imperialisme diperdalam oleh Lenin. Dalam bukunja jang dikeluarkan dalam tahun 1914, dia menamakan imperialisme, tingkat kapitalisme jang tertinggi, dalam mana negara2 kapitalis berlomba2 memperkuat tentaranja guna peperangan berebutan tanah djadjahan. Mereka perlu djadjahan, untuk, mendjam in pasar pendjualan (afzet- gebied) bagi hasil2 industri. Peperangan imperialisme ini demikian beratnja, sehingga kesengsaraan jang ditimpakan pada kaum buruh, kaum tengahan dan rakjat tidak tertahan lagi. Satu-satunja djalan untuk melepaskan diri dari pada kesengsaraan itu ialah, revolusi. K e­adaan politik revolusioner jang demikian itulah jang harus diperguna­kan untuk menjiap2kan revolusi.

Page 38: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Berdasar atas djalan pikiran inilah, maka sebelum mulai revolusi, Lenin dalam tahun 1915 menjusun sebelas dalil2, dimana antara lain dia mengemukakan:

a. bahwa kaum buruh harus menuntut terbentuknja republik demokrasi, penghapusan milik tanah luas dan kerdja 8 djam sehari;

b. propaganda revolutioner harus didjalankan diantara kaum tam, tentara dan kaum proletar di desa2, sedang pemogokan2 harus diandjurkan dengan tuntutan supaja peperangan dihentikan segera;

c. apabila di Rusia terdjadi revolusi, maka pemerintah baru harus menawarkan damai l<9pada negara2 lawan dengan sjarat bahwa mereka harus memerdekakan semua bangsa2 djadja- han; kaum buruh di lain2 negara harus diadjak berrevolusi melawan pemerintah mereka sendiri.

Dengan programa demikian itu, tidak mengherankan bahwa seba­gian dari bangsa2 djadjalian merasa tertarik oleh komunisme, sehingga mereka tidak pikir lebih pandjang lagi apakah isinja peladjaran ko- munisme itu seterusnja.

Dalam bukunja „Staat en Revolutie” jang sudah disebut dalam bab II, berhubung dengan teori Marx tentang negara, Lenin mem­buat teori baru pula tentang komunisme. Dia mengatakan bahwa komunisme mempunjai dua tingkat. Tingkat jang' pertama ialah masia- rakat jang lahir dari masjarakat kapitalis, segera sesudah revolusi. Dalam masa ini alat2 produksi sudah dimiliki negara, akan tetapi keadilan jang sempurna dan kesama rataan belum dapat diwudjudkan. Orang2 harus dibiasakan dulu hidup setjara masjarakat sosialis, se­dang sementara itu, produksi industri harus diperhebat sampai hasilnja memenuhi keperluan semua warga negara. Sebelum tingkat jang kedua ini tertjapai, maka penilikan (kontrole) jang sekeras2nja harus ‘ di­djalankan oleh kaum buruh bersendjata, atas tjaranja orang bekerdja dan pemakaian barang2 oleh masjarakat. Sebagai telah diuraikan pada achir bab 1 dalam soal perhubungan antara sosialisme dan komunisme, maka menurut uraian Stalin, komunisme pada tingkat pertama, di­katakan djuga tingkat sosialis.

Telah dikatakan bahwa pemandangan hidup Partai Komunis Rusia berdasar atas doctrine dialectisch materialisme. Dialectisch materia­lisme, artu.ja bahwa dasar dari pada segala keadaan (kemanusiaan dan alam agung), ialah benda. Segala keadaan itu, tidak sadja semua barang2 melainkan djuga perhubungan antara manusia2 dalam masja­rakat, serta pikiran2 manusia, selalu bergerak, selalu binasa dan tum-

— 36 —

Page 39: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 37 —

buh berganti2. Gerak segala keadaan itu menudju kepada perkembang­an jang senantiasa lebih tinggi, dan perkembangan ini tidak terdjadi dengan djalan tingkat meningkat (geleidelijk), melainkan dengan djalan lawan melawan, dengan djalan bentrokan (dialectisch). D jad i sjarat untuk berkembang ialah perdjoangan dalam mana jang lama harus dibinasakan supaja lahir jang baru.

Pendo-rong gerak itu bukan suatu barang diluar benda, seperti roch dunia atau Tuhan, melainkan tenaga jang menggerakkan itu ada di- dalam benda sendiri. Dalam masjarakat manusia jang mendjadi gaja pendorong perkembangan ialah perdjoangan kelas, jang timbulnja karena pertentangan dalam lapangan perekonomian antara golongan jang pun ja dan jang tidak punja. Asas2 (principes) dialcctisch mate­rialisme, dipakai dalam mempeladjari masjarakat dan sedjarahnja, itulah historisch materialisme.

M enurut teori ini agama adalah tjermin dari pada susunan masja­rakat kapitalis. D ia ditjiptakan oleh kaum modal untuk mempertahan­kan kedudukannja sebagai kelas jang berkuasa, dengan mengadjarkan kepada rakjat bahwa memang sudah mendjadi kehendak Tuhan jang maha kuasa bahwa dalam dunia ini harus ada orang kaja dan orang miskin.

M arx sebagai pembela kaum tertindas, bentji sekali kepada agama jang dianggapnja sebagai alat penipu kaum bordjuis. Dalam bukunja „Inleiding tot de kritiek der Hegelsche Rechtsfilisophie” di kat?.- kannja: „Agama adalah gambar impian jang ditjiptakan oleh manusia, supaja dapat tahan hidup jang sebenarnja tidak tertahan itu. Agama adalah tjandu bagi rakjat. Menghapuskan itu sebagai bahagia bajang- an, berarti mendapat bahagia jang njata”.

Sesuai dengan peladjaran M arx ini. Lenin berkata sebagai berikut Beban agama jang menekan kemanusiaan, adalah 'hasil dan tjermi-

nan dari tekanan ekonomi dari kehidupan masjarakat. Perdjandjian akan mendapat sorga di langit, menjimpangkan orang2 dari per­djoangan revolusioner kelas tertindas untuk membuat sorga didunia. Maka dari itu, agama harus dipandang sebagai djenewer buruk bagi roch, dimana para hamba kapital menenggelamkan muka kemanusiaan mereka” (Godsdienst moet daarom beschouwd worden als een soort geestelijke foezel, waarin de slaven van het kapitaal hun menselijk gelaat verdrinken F. Lieb, Rusland onderweg”, 1947). Dalam surat- n ja kepada G ork i, Lenin menulis: „T iap2 orang jang berpikir2 bagaimanakah kiranja wudjudnja sesuatu Tuhan, meludahi sendiri dengan tjara jang keterlaluan” (B ann ing ).

Page 40: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 38 —

Apabila demikian pendapat pentjipta Partai Komunis tentang agama, maka tidak mengherankan kalau pemerintah negara Sovjet, berusaha sekaras2nja untuk membinasakan sampai ke akar2nja semua matjam agama. Karena agama itu bualan masjarakat bordjuis, maka dengan sendirinja agama akan hilang, kalau susunan masjarakat dan pendidikan sama sekali diperbaharui menurut dasar2 sosialis, demikian peladjaran Lenin.

„Perdjoangan jang pertama ialah perdjoangan melawan agama”, inilah sembojan j&ng didengung2kan oleh pendiri besar negara Sovjet itu. Perdjoangan kaum komunis di Rusia melawan agama, bukan karena kaum geredja di d jaman Tsar membantu pemerintahnja menin­das rakjat, seperti kata orang jang hendak membela perbuatan2 Partai itu terhadap kaum geredja, melainkan perdjoangan ini berdasar atas kejakinan dialectisch materialisme. Sifat filsafat ini ialah menolak adanja Tuhan, sedang menurut peladjaran historisch materialisme, agama adalah hasil -susunan ekonomi dalam masjarakat kapitalis. Maka dari itu, perdjoangan kaum komunis ini adalah perdjoangan asasi (principieel). Kata Fritz Lieb, „Dan jang paling baru dalam sedjarah manusia jang belum pernah terdjadi ialah bahwa tiap2 agama, tiap2 tjara penghormatan kepada Tuhan, ditolak pada asasnja” (principieel afgewezen).

Tindakan pemerintah bolsjewik jang pertama mengenai soal agama ialah, decreet dalam bulan Djanuari 1918 jang menentukan bahwa geredja harus dipisahkan dari negara, dan sekolahan dari geredja, dan bahwa peladjaran agama dilarang disekolahan2 gopermen dan seko­lahan2 partikulir jang memberi didikan umum. Peladjaran agama partikulir dibolehkan, tetapi dalam bulan Djuni 1921 ditentukan bahwa agama tidak boleh diadjarkan kepada anak2 dibawah umur 18 tahun, dan semua sekolahan2 agama harus ditutup.

Disamping aturan2 itu, didirikan „Perserikatan perdjoang2 tidak beragama (Bond van strijdende goddelozen) jang membuat anti-pro- paganda agama di seluruh negara. Dalam programa partai ditentukan, bahwa semua anggauta2 Partai Komunis harus tidak beragama dan harus mengambil bagian dalam anti-propaganda agama. Tetapi pem- brantasan agama ini, bagaimanapun djuga dahsjat dan kedjamnja di­lakukan, tidak memberi hasil seperti jang diharapkan, sehingga Ko­misaris Rakjat bagian Pendidikan ketika itu, Lunattsjarsky, terpaksa mengakui: „Agama adalah seperti paku. Makin keras kita pukul, makin dalam dia masuk di kaju. „(B . H. Sumner”, Rusjand, heden en verleden”, 1948).

Page 41: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 39 —

Memang kegiatan membrantas agama, makin lama makin kendur, sehingga dalam tahun 1936 ketika di Rusia mau diadakan undang2 dasar baru. Stalin melahirkan kata2 jang menundjukkan bahwa dia sudah tidak begitu keras lagi anti agama. D ia mengusulkan dalam pasal 135 supaja kaum geredja diberi liak untuk memilih dan dipilih dengan memberi alasan bahwa tidak semua bapak geredja (Paus) memusuhi Sovjet Rusia.

Sedjak perang dunia kedua petjah, nampak sekali perobahan sikap pemerintah Sovjet terhadap agama. Pertama2 karena ternjata bahwa ketika perang dengan Djerman petjah, kaum geredja serentak berdiri dibelakang pemerintah dan membantu dengan bantuan jang njata. Dalam bulan September 1941, „Perserikatan pedjoang- tidak ber­agama” dibubarkan, dan madjallah „De Goddeloze” diberentikan; begitu d juga madjallah ilmijah „De Atheist”.

Sedjak tahun 1942, geredja2 dibuka kembali dan pendeta2 jang diasingkan dibebaskan. Hari minggu mendjadi hari istirahat umum lagi. O iang mulai insjaf, kata LieJO, bahwa orang2 beragama masuk golongan tiang negara jang baik, jang paling setia dan paling terper- t ja ja , karena mereka mempunja achlak (karakter) dan dapat menolak godaan korupsi.

Karena pemerintah merasa pentingnja untuk kerdja sama dengan kaum geredja orthodox, maka dalam bulan Oktober 1943, didirikan „Kantor untuk urusan geredja orthodox”. Oleh sebab golongan2 aga­ma lain tidak mau ketinggalan dalam menjumbangkan kebaktiannja kepada negara, maka pemerintah dalam bulan D j uni 1944 membuka „Kantor untuk urusan agama2” jang merundingkan dan memetjahkan segala soal2 jang mengenai keagamaan.

Dua pertiga atau 150 djuta rak j at Rusia masih memegang teguh agamanja, dan bantuan susila dari mereka itu tidak ketjil artinja dalam peperangan matian2 melawan Djerman.

Dengan golongan Rooms-Katholiek, pemerintah belum dapat ber- damai, karena menurut L ieb, dia masih tjuriga terhadapnja, meng­ingat cliwaktu jang lampau bahwa Paus bersahabat baik dengan M us­solini, H itler dan golongan kontra-revolusioner di Spanjol. D juga sifat kerkelijk imperialisme dari agama itu, menimbulkan pertentangan antara Moskow dan Vaticaan.

Sikap sabar dari pemerintah Sovjet terhadap agama, terlihat pula dari hal2 jang lain, seperti mengizinkan penjiaran tulisan2 jang berisi propaganda agama, pembukaan kembali akademi agama di Moskow dalam bulan Nopember 1945.

Page 42: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 40 —

Ketumbuhan kembali semangat agama ini, menggelisahkan golongan jang masih setia kepada Marxisme tulen. Mereka protes dengan mengingatkan kepada amanat almarhum presiden Kalinin jang menga- • takan bahwa „tidak akan ada orang lagi jang dituntut karena agama- nja, tetapi Partai Komunis tetap berpendirian, bahwa kepertjajaan agama itu adalah kesesatan jang harus dibenarkan dengan djalan pen­didikan kepada anak2”.

Bagaimana djuga sudah madjunja sikap Sovjet Rusia mengenai soal agama, tetapi menghapuskan decreet Djuni 1921 belum sanggup, jaitu larangan pemberian peladjaran agama kepada anak2 dibawah umur 18 tahun. Dan golongan „integrale Marxisten” , seperti filosoof bangsa Rusia terkenal Berdjajew mengatakan: „Masih senantiasa ada, golongan jang menerima Marxisten tulen selcngkap2nja, jang tetap berpendapat bahwa agama pasti akan hilang apabila ilmu pengetahuan makin berkembang dan masjarakat komunis makin terlaksana” („Be- teekenis en oorsprong van het Rusische Communisme” 1948).

Kepertjajaan resmi, dialectisch materialisme, dan geredja sekarang mau bekerdja bersama-sama di Rusia dan tidak lagi dikatakan disana bahwa „agama adalah tjandu bagi rakjat”. Artinja, untuk sementara waktu !

*

Timbulnja komunisme sebagai kekuasaan politik dan sosial jang hebat, jang membawa ideologi tentang agama jang berbahaja bagi kedudukannja dalam masjarakat, membangunkan reaksi dari golongan beragama di dunia barat. Partai Sosial Demokrat di pelbagai negara barat, sedjak tahun 1875, sesuai dengan programa Gotha, .berpendirian bahwa „agama adalah urusan orang sendiri2” (godsdienst is een pri­vate aangelegenheid) . Ini adalah taktik untuk memikat kaum buruh dan lain2 golongan masjarakat jang beragama. Pendirian ini diper­tahankan dalam kongres di Erfurt dalam tahun 1891.

Tetapi Lenin menganggap pendirian itu opportunistis, malahan berchianat kepada Marxisme tulen. Kemudian dikemukakan oleh go­longan2 beragama masalah, „apakah mungkin bagi seorang Kristen untuk mendjadi anggauta Partai Komunis; apakah mungkin untuk menerima program sosialnja sadja, tetapi menolak dialectisch mate- rialismenja?”

Menurut Berdjajew, tidak mungkin seorang komunis tulen sambil djuga seorang Kristen sedjati, karena seperti telah dikatakan, pasal 13 dari programa Partai Komunis menentukan bahwa tiap2 anggauta Partai Komunis harus tidak beragama dan harus mengambil bagian giat (aetief) memberantas agama. Peraturan ini tidak sadja bagi Partai

Page 43: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Komunis di Rusia, melainkan djuga bagi tiap2 Partai Komunis dise- luruh dunia. T idak tjukup kalau orang menerima programma sosialnja sadja. Seluruh perpustakaan komunis membuktikap bahwa Partai Komunis melawan langsung peladjaran2 agama Kristen, kata Ber- d ja jew . Adalah omong kosong, kalau orang komunis mengatakan bahwa kaum bolsjewik tidak menindas kaum geredja, melainkan ha­n ja „anasir2 kontra-revolusioner” dalam kalangan kaum geredja sadja.

Sebagai taktik, komunis pusat mengizinkan bahw’a kaum buruh boleh diketjualikan dalam soal agama; mereka tidak usah menerima dialectisch materialismenja. Pengetjualian ini, saja rasa, berdasar atas hal, bahwa teori ini terlalu sulit untuk dimengerti kaum buruh dengan djelas. Tetapi bagi kaum in te llig e n tsia, tidak ada ketjualian. H edlund , seorang komunis Swedia, jang berusaha menjiarkan pendapat bahw-a seorang Kristen sedjati dapat sekalian mendjadi komunis tulen, di- petjat dari Derde Internationale, organisasi international komunis.

M aka adalah teka-teki besar, bahwa seorang ptm impin Indonesia terkemuka sekali, jang terkenal sebagai seorang Kristen setia, pada suatu ketika di D jok ja mengumumkan, bahwa dia sedjak tahun 1936 anggauta komunis illegaal. Seperti diterangkan oleh B erd ja jew tadi bagi seorang tjerdik pandai adalah sjarat mutlak untuk menerima d i­alectisch materialisme, kalau dia hendak mendjadi anggauta Partai Komunis.

Satu diantara dua hanja mungkin menurut pikiran sehat. A tau dia itu seorang Kristen sedjati, tetapi komunis palsu, atau dia seorang komunis tulen, tetapi Kristen palsu. Kata orang, jang mendekati ke­benaran ialah kemungkinan jang pertama. Apakah gerangan sebabnja demikian itu?

A da jang mengatakan bahwa dia berbalik haluan ke djurusan Mos­kow itu, karena dia sudah putus asa tentang sikap Belanda, jang kata- n ja tidak mau menjelesaikan permusuhan Indonesia-Belanda dengan djalan damai. Mengingat keterangannja sendiri bahwa dia sedjak se­belum perang sudah menggabungkan diri dalam barisan M arx-Lenin , maka keterangan itu sukar masuk akal.

Soal pemimpin tsb. saja bitjarakan disini, karena saja anggap bah­wa permainan komidi politiknja tidak dapat dipertangung-djawabkan dalam masjarakat Islam kita. T idak dapat dipertanggung-djawabkan, karena perbuatan itu dapat menjesatkan orang2 kita jang tidak tahu seluk-beluknja Marxisme dan komunisme. Mereka lalu gampang dapat disesatkan bahwa Islam dan komunisme, djuga dapat bersatu-padu, oleh sebab pem impin terkemuka tadi jang seorang Kristen setia, dapat memeluk komunisme pula. O rang2 Islam jang masuk perangkap tipu

Page 44: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 42 —

muslihat Partai Komunis, achirnja diperkuda olehnja untuk memusuhi golongannja sendiri jang dipandangnja sebagai golongan bordjuis, seperti terdjadi dalam pemberontakan P.K,I.-Muso.

*

Pendapat Lenin tentang kesusilaan, tidak berbeda dari pada pen- dapatnja tentang agama. Kesusilaan adalah tjiptaan kaum bordjuis pula, jang hanja merintangi terdjadinja revolusi sadja. Bagi Lenin paham susila atau tidak susila itu dihubungkan rapat dengan tjita2 revolusi. Apa jang manfaat bagi terdjadinja revolusi, adalah susila. Lain2 timbangan tidak berguna. Untuk melaksanakan maksud itu, tidak ada barang haram, tipu, dusta, kekedjeman, semua boleh digunakan.

Dalam bukunja jang kenamaan. „De linkse stroming, een kinder- ziekte van het Communisme”. (1920), dia mengadjarkan bahwa „Kita harus menggunakan tiap2 muslihat perang, tiap2 akal buruk, tiap2 tipu,, tiap2 kelitjinan, tiap2 tjara tidak sah, tiap2 pemegangan rahasia, dan selimutan kebenaran” (We moeten elke krijgslist, elk foef je, elke kunstgreep, elke sluwheid, elke omvettige methode, elke gehcimhou- ding en bemanteling van de waarheid gebruiken).

Apabila dia (Lenin) melawan musuhnja, dia sengadja memilih kata2 dan tjara2 berkata (uitdrukkingen) jang dapat menimbulkan bentji dan djidjik kepada mereka, meskipun mereka itu orang2 dju- djur. Tjara2 berkata itu harus menimbulkan dakwaan2 jang seberat- beratnja. Dengan demikian organisasi lawan dapat dimusnahkan. Asas tjara perdjoangan dari Lenin ini, lebih sempurna lagi dilakukan oleh murid besarnja, jaitu Stalin. (David J. Dalin, „Verschoven wereld- macht”, 1947).

Selandjutnja penjipta Partai Komunisme mengadjarkan bahwa jang harus diperhatikan oleh manusia ialah, hukum alam dan sedjarah. Dia jakin sejakin-jakinnja, melihat keadaan politik dan ekonomi dunia dewasa ini, bahwa djalan sedjarah menudju kepada perwudjudan masjarakat sosialis. Karena ummat manusia itu sebetulnja dapat di­bagi dalam dua golongan besar, jaitu golongan pekerdjaan jang ditindas dan golongan kapitalis jang menindas, maka adalah kewadjiban tiap2 orang untuk menjadari benar2 masuk golongan manakah dia itu. Bilamana dia masuk golongan pekerdja, maka dia harus setia kepada kelasnja, artinja dia harus menjediakan raga dan djiwanja untuk membantu melaksanakan tudjuan sedjarah kelas tadi, jaitu revolusi sosialis, dengan djalan apapun djuga. Kalau dia masuk golongan kapitalis, maka untuk kepentingannja sendiri, dia harus bersekutu dengan kelas pekerdja jang memegang nasib dunia dikemudian hari.

Page 45: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 43 —

t'ard pengikut kaum imperialis barat dalam anti-propagandanja terhadap komunisme, biasanja mengemukakan paham komunis tentang kesusilaan ini, untuk membuktikan betapa djahat dan rendahnj^. ko­munisme itu, seakan? imperialisme sendiri bersih dari alat perdjoangan „het doel heiligt de middelen” . Kalau komunisme berpaham demikian tentang kesusilaan, sudah sesuai dengan dasar pemandangan hidupnja, ja itu dialectisch materialisme, jang tidak kenal Tuhan sama sekali. Tetapi diantara para djago2 imperialis, banjak sekali jang beragama, jang tertib tiap2 m inggu masuk geredja. In ilah jang sangat aneh.

Mengenai moral imperialisme ini, H ew le tt Johnson , Dean of Can terbui-3 jang menulis buku jang telah saja sebut lebih dulu, ja itu ,,Socialisme in het zesde deel der wereld” , berka’ta sebagai berikut: „V öör de laatste Wereldoorlog (maksudnja perang dunia pertama), waren wij getuigen van het schouwspel van de grote imperialistische machten, die een politiek voerden, waarvan de hoofdzaak het geloof was, dat het geweld — met zijn attributen van list, verraad, bedrog, leugens en verbroken beloften -—■ de enige en beslissende scheidsrech­ter was tussen de landen. Machtspolitiek sluit in het ontbreken van een goede moraliteit. O p het terrein van de machtspolitiek en in het belang van het land’ zijn staatslieden bereid om handelingen te ver­richten, een politiek te voeren en methode te gebruiken, waarvoor zij in hun dagelijks leven terug zouden schrikken” .

Maka dari itu, dalam tjara mentjapai maksudnja, antara imperia­lisme dan komunisme sebenamja tidak banjak bedanja.

*

D an bagaimanakah hasilnja usaha Partai Komunis untuk melaksa­nakan masjarakat baru jang tidak berkelas, jang akan membawa kesama rataan sosial dan ekonomi.

M enurut paKam S ta lin , Sovjet Rusia sekarang sudah melaksanakan • klassenloze maatschappij, dan jang dimaksudkan ialah bahwa tidak ada .kelas lagi jang memiliki alat2 produksi sendiri; semua alat2 sudah m endjadi kepunjaan negara.- Kalau itu jang dimaksudkan dengan klassenloze maatschappij, memang itu sudah terlaksana di Rusia.

Tetapi demokrasi sosial dan ekonomi kesamarataan sosial dan ekonomi, seperti jang dibajangkan oleh L en in dan lain pem im pin2 besar pada permulaan revolusi, tidak tertjapai. A taukah belum ter- tjapai, sebab kita mesti ingat teori Lenin, jang mengatakan bahwa masjarakat komunis dimana ada kesamarataan sempurna, tidak dapat d iw udjudkan sekaligus melainkan dalam dua tingkat. M enurut kata S ta lin , tingkat jang pertama, ja itu tingkat sosialis, sudah selesai de-

Page 46: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

ngan berlakunja undang2 dasar baru dari tahun 1936, dan sekarang mulai tingkat jang kedua, tingkat komunis.

Rupa-rupanja kesamarataan sempurna sosial dan ekonomi, tidak mungkin di wudjudkan di dunia ini. Penulis Amerika Emery Reves, dalam bukunja jang sangat menarik perhatian dunia, „Anatomie van de vrede” (1948), berkata: „Beberapa tahun sesudah revolusi, men­djadi djelaslah bagi para pemimpin Sovjet, bahwa kesamaan sempurna ekonomi dan sosial tidak dapat, dipersatukan dengan tabiat manusia, bahwa initiatiei orang seorang adalah sangat penting bagi kemadjuan, dan bahwa beberapa milik adalah akibat jang tidak dapat dielakkan dari pada kemerdekaan manusia. Satu rentetan perobahan2 jang di­adakan untuk membeda-bedakan penghasilan dan kedudukan masja­rakat dan dalam beberapa tahun ini, menimbulkan tingkat2 kekajaan. kikuasaan dan pc.igaruh, jang sama terang nampaknja seperti dalam negara kapitalis” .

„Tidak mengurangi sedikitpun hasil2 besar bangsa Rusia”, kata dia ■, - selandjutnja, „kalau orang menentukan bahwa dari tjita2 sosial Marx

dan Lenin, hampir tidak ada jang terlaksana oleh diktatur proletar”.Barangkali kritik Reves ini, kurang memperhatikan -teori Lenin,

bahwa dalam tingkat jang pertama sekarang, memang belum dapat diwudjudkan kesamaan sempurna sosial dan ekonomi. Meskipun de­mikian, menurut kejakinan saja, tingkat komunisme seperti jang di­angan-angankan oleh Lenin itu, tidak akan dapat diwudjudkan oleh sebab dasar pemandangan hidupnja, jaitu dialectisch materialisme, kurang menaruh perhatian kepada tabiat manusia, kepribadian manu­sia, jang sangat besar pengaruhnja dalam sedjarah, sedang M arx dan Lenin mau memulangkan segala2nja kepada urusan ekonomi sadja.

Bagaimana djuga t jela2 dan kekurangari-kekurangannja susunan negara Sovjet dan dasar pemandangan hihupnja menurut pendirian kita, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Partai Komunis disana ber­hasil membuat Rusia mendjadi negara jang dapat menjaingi Amerika- Pun tidak dapat dimungkiri djuga, djasanja dalam sedjarah, bahjva kekuatan negara Sovjet' memaksa negara2 imperialis untuk merobah sikapnja terhadap bangsa2 jang berpuluh-puluh tahun mereka djadjah.

*

Satu soal lagi hendak saja bitjarakan, karena sangat pentingnja bagi perdjoangan nasional kita, chususnja bagi perdjoangan umat Islam Indonesia, ialah soal taktik komunisme baru jang dinamakan taktik „front kesatuan” (eenheidsfront). Soal ini, oleh sebab penting-

— 44 —

Page 47: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 45 —

n ja , d ib itjarakan djuga. oleh Jam es B u rnh am dalam bukun ja „De strijd om de wereldmacht” (1948).

M enurut dia, taktik in i d id jalankan di pelbagai m a tjam 2 organi­sasi, seperti organisasi ekonomi, kebudajaan, politik dan ilm u penge­tahuan di semua tingkat2 susunan, mulai organisasi jang ketjil sampai ke pemerintah, sampai jang paling tinggi dalam Persatuan Bangsa2. Pemerintah koalisi dimana duduk djuga orang2 komunis di Perantjis, Ita lia dan negara2 Eropa T im ur, adalah tjontoh dari taktik itu.

M aksud dari taktik ini tidak lain daripada hendak melemahkan lawan dari dalam dan merebut kekuasaan monopoli komunis. F ront2 kesatuan itu han ja dipakai sebagai „mantel organisatie” sadja. K ata B u rn h a m : ,,Dalam politik modern, ham pir tidak ada ketjualin jabahwa dalam tiap2 front kesatuan dengan orang2 komunis, untuk m entjapai . maksud apa sadja, orang2 jang bukan komunis selalu kalah” . K a lau mereka lihat bahwa rupa-rupanja mereka tidak akan mendapat hasil, mereka keluar. B u rnham memberi tjontoh jang agak baru tentang tak tik ini. Dalam tahun 1946, ketika dia menulis bukunja, di D jerm an T im ur m ula2 ada Partai Sosialis dan Partai Komunis. K em ud ian atas usaha Tentara Merah, dua Partai dilebur m endjadi Kesatuan Partai Sosialis. M enurut ramalan dia, orang sosialis dalam front itu , akan dibunuh, atau harus m endjadi komunis, dan Kesatuan Partai Sosialis tadi akan m endjadi Partai Kom unis D jerm an.

Dalam Repuhlik tempo hari, M uso d juga hendak mentjoba melaku­kan taktik itu. Jang d iad jak partama-tama masuk Front Nasional (model F .D .R .) ialah partai M asjum i, partai jang berdasar agama dan jang dianggapnja bo rd ju is !! Tetapi Dewan Politik M asjum i tidak begitu bodoh untuk tidak mengetahui siasat M uso , maka ditolaklah ad jakan itu.. Penolakan M asjum i in i oleh mereka jang sedjiwa dengan M uso dikatakan, adalah sebabnja maka dia mengadakan pemberonta­kan. Mereka mengira bahwa pim pinan M asjum i tidak tahu apa2 ten­tang siasat dan • tud juan P .K .I. M asjum ipun tidak begitu mengambil pusing akan tuduhan itu.

Penerangan B u rn h am ini memperkuat kejakinan kita bahwa kita harus senantiasa tjuriga terhadap gerak-gerik Partai Komunis.

Page 48: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB V.

GERAKAN KRISTEN SOSIAL.

GERAKAN sosialisme di dunia barat jang menjinggung-njinggung

kekurangan agama Kristen dalam memperbaiki masjarakat, sudah barang, tentu menimbulkan reaksi dalam kalangan agama. Apalagi sesudah timbul Marx jang membawa teori baru tentang agama dan menjerang hebat kedudukannja. Baik kalangan Katholik, maupun kalangan Protestan merasa perlu untuk menaruh banjak perhatian kepada keburukan-keburukan masjarakat, keburukan-keburukan nasib kaum buruh dan berusaha mentjari djalan bagaimanakah tjara-tjara- nja untuk menghilangkan keburukan-keburukan itu menurut pela- djaran-peladjaran' agama Kristen.

Mula-mula mereka tidak tahu djalannja menolong kaum buruh beragama dari pada kesengsaraannja, sehingga kaum buruh itu ter­paksa masuk gerakan-gerakan buruh sosialis jang dapat membela kepentingan mereka. Mendjelang achir abad 19, Geredja Katholik dan Protestan, baru dapat mulai menjusun kaum buruh beragama dalam organisasinja 'sendiri2.

Gerakan Katholik.Dalam kalangan ini jang terkenal sebagai pendekar pembela kaum

buruh jang pertama ialah W . E. von Ketteler, bisschop dari Mainz, jang dalam tahun 1948 sudah membitjarakan masalah buruh. Dia bertjenderung sekali kepada gerakan buruh sehingga dia dapat djulu- kan „bisschop merah”. Ketika itu, gerakan buruh Djerman dipimpin oleh pemimpin sosialis jang terkenal, Lasalle jang menimbulkan keri­butan pikiran dalam pikiran masjarakat Von Ketteler mentjari hu­bungan dengan Lasalle, tetapi ia belum berani mengizinkan kaum buruh Katholik masuk gerakan itu, karena takut kalau mereka ke­hilangan i’tikadnja.

Inggeris pelopor gerakan „sosialisme katholik” ialah Manning^ kardinal dari Westminster: di Perantjis graaf de Man dan di Austria pangeran Lichtenstein. Mereka itu semua, menentang kapi­talisme, perdagangan bebas, 'persaingan bebas dan mengandjurkan supaja negara tjampur tangan dalam urusan sosial dan ekonomi. Mereka tidak mau disebut sosialis Katholik, karena ada hal-hal dalam sosialisme seperti penghapusanhak waris dan pengurangan atau peng-

Page 49: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 47 —

hapusan hak m ilik , jang bertentangan dengan peladjaran2 agama Katholik.

Baru dalam tahun 1891 Paus Leo X I I I mengeluarkan peraturannja, ja itu dalam encyclieknja jang masjhur, R e rum N ovarum . Encycliek ini dipandang sebagai balasan kepada gerakan sosialisme dalam masa­lah buruh, dipandang sebagai djawaban kepada Manifes Komunis. Re­rum Novarum ini membentangkan ketjuali susunan negara dan masja­rakat menurut peladjaran bapak geredja besar, Thom as A qum o djuga masalah2 jang berhubungan dengan kaum buruh. Tentang masalah perdjoangan kelas dikatakan bahwa Geredja harus mengambil dari In d jil asas2 jang dapat mendamaikan perdjoangan itu. Kaum proletar harus dibebaskan dari kesangsaraannja. Geredja harus membentuk badan2 jang memperbaiki keadaan mereka. Selandjutnja Rerum N o­varum itu mentjela golongan kapitalis dengan mengatakan bahwa golongan ketjil ini menguasai pasar kerdja (arbeidsmarkt) dan per­dagangan, sehingga mereka dapat menindas kaum proletar jang ba- n jakn ja tidak terhingga.

Rerum Novarum ini besar pengaruhnja dalam dunia Katholik. K aum Katho lik lalu giat berusaha mentjiptakan ilmu sosial sendiri, serta membantu, melatih dan mengatur kaum buruh. Banjak diantara mereka bekerdja keras untuk membuat hukum buruh baru. Pembentu­kan serekat2 sekerdja, sarekat2 segolongan (stands-organisaties), di- and jurkan dan kemudian memang dibentuk organisasi2 buruh, tani dan kaum tengahan (E d . van C leeff, „Sociaal Economische Orde-

n ing” , 1947).Sedjak keluarnja Rerum Novarum ini, dalam dunia Katholik ada

dua aliran, ja itu aliran radikal jang mendekati sosialisme dan aliran solidarisme jang boleh dikatakan kemudian mendjadi pedoman resmi bagi kaum Katholik dalam usahanja memperbaiki masjarakat. A liran radikal diwakili oleh U de, H o rv a th dan W . H oho ff. Mereka mentjela Geredja bahwa dalam pertentangan antara kaum modal dan kaum buruh, Geredja membela kaum modal dan meninggalkan kaum pro­letar. Pembela aliran solidarisme jang kenamaan ialah H . Pesch.

Solidair artin ja, semua anggauta dari sesuatu persekutuan saling bertanggung djawab atas perbuatan tiap2 anggauta; d jad i satu ber­salah, semua harus memikul tanggung djawab. M enurut peladjaran para bapak Geredja jang besar2, masjarakat manusia adalah suatu badan h idup (organisme), dalam mana semua anggauta terikat satu sama lain. Semua anggauta harus kerdja sama dan harus saling ber­tanggung djawab. Karena paham solidariteit ini m endjadi dasar pemandangan h idup kaum Katholik, maka sistim Katho lik ini dinama-

Page 50: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 48 —

kan solidarisme. Asas solidarisme ini sudah barang tentu harus dipakai pula dalam lapangan sosial dan ekonomi.

Dalam Rerum Novarum diadjarkan pula oleh Leo X I I I , bahwa „kekajaan bangsa2 adalah hasil dari pada kerdja kaum buruh se­mata-mata”. Dari peladjaran ini, Hohoff menark kesimpulan bahwa kerdja adalah satu2nja sumber milik, hingga milik jang berasal tidak dari kerdja adalah milik tidak sah. Dipikir terus, kapitalisme harus dihukum, karena asalnja dari nilai lebih, dari milik jang bukan berasal dari kerdja; selandjutnja karena kapitalisme berdasar atas kekuasaan modal atas kerdja. Dengan kesimpulan jang demikian itu, Hohoff mendekati sekali teori Marx.

Pertentangan antara dua aliran ini, disudahi oleh Paus Pius X I, dalam encyclieknja jang masjhur djuga, Quadragesimo Anno, dalam tahun 1931. Pendapat aliran radikal disalahkan terus terang dan me­ngemukakan bahwa bukan maksudnja Leo X I I I mengutamakan kapi" tal sadja, atau kerdja sadja dalam masalah ekonomi, melainkan dua- duanja itu harus bekerdja sama. Diambilnja adjaran lain dari Rerum Novarum jang mengatakan bahwa „kapital tidak dapat wudjud dengan tidak ada kerdja, dan kerdja tidak dapat wudjud dengan tidak ada kapital . .

Kerdja-sama antara kapital dan kerdja, tidak ada salahnja, tjuma mereka harus diatur jang tepat. Pemakaian kapital itu baru menjalahi ketertiban, djika dia menggunakan kaum buruh atau kaum proletar dengan maksud, menguasai seluruh kehidupan ekonomi, dengan tidak memikirkan peri kemanusiaan kaum buruh, keadilan sosial dan kese- djahteraan umum.

Djelasnja ialah, bahwa solidarisme ini tidak mentjela kapitalisme, melainkan pelanggaran2 batas jang harus ditjegah. Kerdja-sama antara kapital dan kerdja harus diandjurkan, dan keadilan sosial harus dipakai sebagai pedoman. Boleh dikatakan bahwa solidarisme katholik ini', ada diantara liberalisme dan sosialisme. Dia menolak liberalisme karena aliran ini tidak mau kenal ukuran2 susila dalam kehidupan ekonomi, dan menolak sosialisme karena aliran ini hendak mengurangi atau menghapuskan hak milik perseorangan (privaat eigendom) jang menurut peladjaran Katholjk adalah hukum alam (natuurrecht) jang tidak boleh diganggu. Hanja negara berhak tjampur tangan dalam hak milik itu, kalau terpaksa oleh kepentingan umum. Tetapi dalam soal hak waris, negara pun tidak boleh tjampur tangan

Kemudian dalam Quadragesimo Anno itu dibitjarakan pula masa­lah perdjoangan kelas dan mengadjarkan bahwa masalah ini dapat dipetjahkan dengan membentuk golongan2 sepekerdjaan (beroeps-

Page 51: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 49 —

standen). Warga-negara2 jang masuk golongan ekonomi jang sama, jang mempunjai pekerdjaan ekonomi jang sama, harus dipersatukan dalam perserikatan2. Perserikatan2 ini harus mempunjai sifat badan berkuasa (publiekrechtelijk karakter) seperti provincie dan gemeente, jang mempunjai kekuasaan untuk membuat peraturan-peraturan bagi diri sendiri.

Tentang pembagian masjarakat dalam golongan2 sepekerdjaan itu, pendapat para pudjangga Katholik tid ak ' sama. Prof. Aengenent berpendapat bahwa masjarakat sebaiknja dibagi dalam -empat golong­an, ja itu golongan petani; golongan industri dan perdagangan besar; golongan industri dan perdagangan ketjil; golongan pekerdjaan2 be­bas (vrije beroepen).

K aum madjikan dan kaum buruh harus disusun dalam organisasinja sendiri2 dan kalau ad^ perselisihan paham, harus diselesaikan menurut hukum jang berlaku, sehingga tidak usah terdjadi pemogokan2. Upah kaum buruh harus diperbaiki dengan mengingat pula keluarganja. Keadilan sosial terhadap mereka itu, harus dilaksanakan.

Dewan Ekonomi Umum harus dibentuk jang mengatur kerdja sama antara golongan empat itu.

D i negeri Belanda pelopor jang menggerakkan kesadaran sosial dan perbaikan nasib kaum buruh, ialah Schaepm an (1844— 1903). Dalam tahun 1888 didirikan Gerakan Buruh Katholik jang pertama; kemu­dian dalam tahun 1893 oleh Schaepm an dipersatukan semua perkum­pulan2 buruh Katholik. Dalam tahun 1909 didirikan Vakcentrale K a th o lik dan sedjak 1945 mendjadi Nederlandse K atho lieke Arbei- ders B ew eging . Dengan gerakan ini „kaum buruh Katholik hendak didjadikan pembawa kebudajaan Katholik dan kebangsaan jang giat”.

Sampai perang dunia jang kedua, jang dianut di negeri Belanda ialah aliran solidarisme sadja. Baru sesudah perang ini, timbul go­longan Katholik jang dari Rerum Novarum dan Quadragesimo Anno, berani menarik kesimpulan-kesimpulan jang mendekati sosialisme.

Gerakan Protestan .

Sebagai telah dikatakan dialas, timbulnja gerakan2 sosial dalam dunia Protestan, djuga karena terdesak oleh kemadjuan gerakan so­sialisme, tetapi perlawanan mereka terhadap kapitalisme tidak begitu keras seperti gerakan sosial Katholik, karena sebetulnja Calvinisme rapat hubungannja dengan lahirnja kapitalisme.

D i Inggeris timbul gerakan „Christen Socialisme” dibawah pimpinan pendeta2 K ings ley dan M aurice. Mereka berpendapat bahwa perbai­kan nasib kaum buruh harus ditjapai dengan kumpulan2 koperasi, tidak

Page 52: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 50 —

tjukup dengan perbaikan organisasi2 kaum buruh sadja. Gerakan inl berdjasa besar dalam madjunja gerakan koperasi di Inggeris dalam abad 19.

Di Djerman, .Prantjis dan Amerika timbul djuga gerakan2 serup3- itu. Di negeri Belanda berdiri gerakan „Christen socialisme” dai* „Christen anarchisme”. Mereka itu semua, ketjuali „Christen a n a r h is -

me”, menghendaki supaja negara turut tjampur tangan dalam masa' lah2 sosial itu.

Pelopor dinegeri Belanda jang menjerang kapitalisme ialth Groen van Prinsterer. Sedjak 1848 dia telah mentjatji maki kedjahatan kapitalisme.

Kaum buruh Protestan mula2 masuk Alg. Ned. Werklieden B o n d

jang bersifat nasional dan didirikan dalam tahun 1871. Bond ini ke' mudian petjah, karena ada golongan jang mau ke liberalisme. Go­longan Protestan keluar dan mendirikan kumpulan sendiri dengan nama Patrimonium. Ini bukan vakvereniging, tetapi kumpulan untuk menjiarkan „tjita2 sosial Kristen”. Sifatnja sangat kolot; dia anti pemogokan, anti pemilihan umum, dan tidak mau turut gerakan anti kerdja anak2 (kinderarbeid).

Dalam tahun 1890 Patrimonium mengalami krisis. Angkatan muda- nja, dibawah pimpinan pendeta. A. S. Talma melawan kaum tua, ka­rena mereka itu insjaf akan kemadjuan sosialisme. Dia membela hak mogok dan tjampur tangan pemerintah dalam masalah2 sosial.

Dalam tahun 1891 diadakan Christelijk sociaal congres jang per­tama, jang besar artinja bagi gerakan itu. Dalam congres ini disusun asas2 umum (algemene beginselen) untuk pemetjahan masalah2 sosial, antara lain:

a. asas umum jang pokok, ialah keadilan; selandjutnja,b. kemelaratan dan kesengsaraan harus ditjegah,c. begitu djuga, penumpukan modal dan tanah,d. tiap2 manusia harus dapat kemungkinan hidup jang lajak

menurut kedudukannja,e. Kitab Sutji, mengakui hak milik perseorangan,f. Buruh djangan dipergunakan sebagai alat, tetapi sebagai

manusia, ‘g. pembuatan modal (kapitaal-vorming) tidak dilarang.

Dalam tahun 1909 didirikan Christelyk Nationale Vakverbond jang hendak melaksanakan tjita2 Talma, seperti hak vakvereniging, jang

I

Page 53: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

oleh golongan kolot dipandang sebagai „merah” , karena memper- djoangkan kepentingan sosial dan ekonomi kaum buruh.

Sehabis perang dunia kedua ini. Synode Ned. H ervorm de K erk mengambil keputusan jang penting, ja itu bahwa kaum buruh Kristen tidak harus masuk Vakorganisatie Kristen. Mereka djuga boleh masuk organisasi jang netral. Alasan keputusan ini, ialah pendapat bahwa bukan tugas orang Kristen untuk memisahkan diri dalam m atjam 2 organisasi-organisasinja sendiri.

— 51 —

Page 54: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB VI.

' KESAMAAN DAN PERBEDAAN.

Islam dan sosialisme M'arx.

PESUDAH diuraikan Marxisme dan Komunisme, dan ditindjau se- »J.kedarnja bagaimanakah reaksi dunia Kristen barat terhadap aliran itu maka tibalah sekarang saatnja untuk mengadakan .perban­dingan antara peladjaran2 Islam dan peladjaran2 Marx-Lenin, mana­kah jang sedjalan dan manakah jang bertentangan.

Sudah terang bahwa Marx mengangkat penanja untuk menulis pemandangan hidup baru jang menggemparkan dunia itu, semata2 ter­dorong oleh tjita2 mulia, ialah membela nasib kaum tertindas di negara2 industrieel-kapitalisme.

Sedjarah hidupnja memperlihatkan betapakah ichlasnja, betapakah

r ian dla menjumbangkan seluruh djiwa raganja

hiaiÎa ¿nd" ng?!i i T buruh' Kesenf?saraan dalam kalangan ke- S S S n i. lp,at membelokkan dia kelain djurusan jangkaum oroletfr ,m?nikll\atHan h’dupnja. Berdjoang untuk melepaskan :.np. c ari Penderitaannja, dia lakukan sampai tarikan napasMur* itu A? i' lmF Uh menS^arukan riwajat hidup dan perdjoangan r. K' A/f e , e eraPa sardjana jang kenamaan, dia dapat djulukan, ,a , e™ang dalam kesederhanaan, dalam keichlasan mengabdikan airi kepada tjita2nja jang mulia itu, dalam kesabaran menderita ke- se i an , dalam membesarkan hati kaum tertindas dengan membajang- an a -an a angnja masjarakat baru jang penuh bahagia bagi mereka,

dia mendekati sifat2 seorang nabi. iAgak sedikit lain sifat beberapa pendekar kaum buruh dinegeri

1 j Jang,hendak mclaksanakan tjita2 Karl Marx. Kerapkali seperti pendekar kaum bordjuis sadja.

Tiita^Jang demikian itu, sama sekali tidak berlawanan dengan ~-ij.jJIL.-sg bab_Isiam mengadjarkan kepada_para pemelukrijä "

untuk .melaksanakan peri'kemanusiaan, menegakkan keadilan walaü- putLmenigtkan diri sendiri,..melepaskan Budak2 belian, menolong si miskmuJIaQ ¿jg^igan memeras si buruh.

Firman AllahdalairT-Qur’an adalah sebagai berikut :

” -ai kamu jang beriman, hendaklah kamu memelihara ke­adilan, walaupun terhadap kamu sendiri, atau orang tuamu atau

Page 55: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 53 —

lu runanm u ; maka dari itu djanganlah menuruti keinginanmu jang rendah agar supaja kamu djangan melakukan ketidak­adilan” .

(An-Nisa, 135).

„Dan tahukah kamu apa jang dinamakan djalan bukit jang tjuram ? Ja itu membebaskan seorang budak-belian, atau memberi makanan dalam masa kelaparan, kepada seorang anak jatim jang' mempunjai hubungan keluarga, atau kepada orang miskin jang berbaring didebu”.

(Al-Balad, 12— 16).

M engenai kaum buruh, M uham m ad s.a.w. bersabda:

„Bajarlah upah si buruh sebelum keringatnja kering”.

Dari firman Allah dan sabda Nabi ini njatalah bahwa Islam m em­bela. hendak menimffrikan nnsih—kaum ,jam ah,—seperiTbiidak2 belian, aan_Jsauro—miskin- Memang benar bahwa disitu tidak dengan tepat diaadlurkan” membela kaum jro le te-^melawan kaum kapitalis”, se­perti jaiig^djpSrdJ^ngkan-joleh M arx«. Harapan demikia~n~lTii_-tidak m aSPlr^ltRaT^ kgx^na—N ab i^M uham m adJT i3up dalam keiHaan jang lain sekali; dalam keadaan jang djauh terbelakang dari pada susunan masjarakat dizaman M arx . Tetapi inti dari pada firman dan sabda itu adalah sama dengan tjara2 jang mendorong M arx untuk memba- ngunkan gerakan kaum buruh jaitu melawan ketidak-adilan dari pihak kaum m odal; kaum buruh diperlakukan dengan tidak adil oleh kaum modal, karena hasil kerdjanja sebagian besar masuk kantongnja kaum modal itu. M arx merasa sangat tersinggung perasaan keadilannja, melihat kaum miskin terpaksa mendjual tenaganja dengan harga murah, hanja supaja dapat hidup sadja, sedang masjarakat tidak me­naruh perhatian terhadap nasib mereka.

Nasib kaum budak-budak .. dizaman Islam timbul didunia, dan berabad2 sesudah» ia itu--5anatjdisamakan 4^ngan_nasib~kaum proIeTär dinegerT industri Eropa barat zaman M arx . Mereka jacfajahjapi san m asja raka tla n g tertindas, diperas oleh lapisan haxiajwa n*. _bang saw a n dan para _radjxi.-xadjJa.

Dalam Q u r ’an tidak hanja satu kali, melainkan ada lima kali dian- djurkan kepada para M uslim in untuk membebaskan kaum sengsara itu. D an menurut oeladiaran M arx sendiri, pertentangan hebat antara kelas_jang menindas dan iang__tertindas itu, tidak baru m ulai c[g.Tam zamaniija dia, melainkan~sediak dahulu. kalaZ D a iam zam an .purba- kala kelas iang- ditindas adalah icelas budak-belian.

Page 56: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 54 —

Maka Hari itu, menurut pendapat saja, tjita2 iang mendorong Marx untukr6erdjoang se[am5~liidupnja. adalah sedjalan dengan p e la d ja ra n Islam. ,

AkanTtetapi tjita2 jang mnedorong untuk berdjoang, adalah hal jang lain sekali daripada dasar .pemandangan hidup Marx, lain dari pada tjorak masjarakat baru jang hendak dilaksanakan olehnja.

Disinilah mulai bersimpangan, malahan bertentangan antara Islam dan Marxisme. Marilah kita selidiki mana jang sedjalan, mana jang tidak.

Sebagai telah diuraikan dalam bab II, peladjaran Marx dapat di­bagi dalam dua bagian, jaitu: filsafat sosial da_n_t eo r i -1 e o r i ekonomi, meskipun bukan maksudnja bahwa teorinja dapatTibagi-bagi. Bagi Marx hubungan antara dua bagian itu erat sekali, merupakan satu kesatuan. Jang satu (teori-teori ekonomi) mendjadi dasarnja, malahan menentukan nilainja jang lain (teori-teroi filsafat sosial).

Bagi mereka Jang .berpendapat bahwa keadaan ekonomi hanja dapat mempengaruhi, tetapi tidak menentukan sikap djiwa manusia, bagi mereka itu, dapatlah garis ditarik antara teori-teori ekonomi dan filsafat Karl Marx.

Teori-teori ekonomi (jang ditindjau dari sudut ilmu ekonomi ada jang tidak dapat tahan udji)., tidak ada hubungannja, apapun djuga dengan peladjaran Islam ketjuali teori tentang nilai-lebih, sehingga walaupun kita menolak filsafatnja, kita bisa menerima teori-teorinja ekonomi, misalnja teori tentang krisis dan nilai-lebih.

Marx menjusun teori nilai-lebih, dengan maksud dapat membukti­kan, betapakah djahatnja kapitalisme. Karena dari nilai-lebih inilah, kapital terdjadi dan menurut pendapatnja, dalam nilai-lebih inilah letaknja segala kesengsaraan dan kedjahatan didunia.

Seperti dikatakan tadi, teori nilai-lebih ini dapat dikupas dari sudut peladjaran Islam. Bagaimanakah sikap Islam terhadap masalah ini. Membenarkan atau menjalahkankah kaum modal jang hendak mentjari untung sebanjak7banjaknja dari kerdjaan kaum buruh.

Kaum buruh menuntut supaja dapat upah setinggi-tingginja, se­hingga dengan demikian akan memperketjil nilai-lebih, djadi mem- perketjil keuntungan jang masuk kantong kaum modal. Kaum mod^il sebaliknja berusaha menekan upah buruh sedjauh-djauhnja kebawah, berusaha mempekerdjakan kaum buruh selama mungkin, sehingga dengan demikian, nilai-lebih makin besar, dan keuntungan makin banjak.

Dalam pertentangan ini, Islam memihak kaum buruh. Pertama, sabda Nabi jang saja petik diatas tadi, menundjukkan bahwa si ma-

Page 57: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 55 —

djikan harus memperhatikan peri kemanusiaan. D janganlah dia mem­perberat hidup si buruh, dengan menahan lama2 upahnja jang dia berhak. Kedua sifat nilai-lebih ini dapat disamakan dengan „riba” (vvoeker) jang dilarang keras oleh Islam.

Firm an Allah dalam Q u r ’an bun jin ja :,,Dan Allah mengizinkan berniaga, dan melarang riba”.

(Al-Baqarah, 275).

R iba ada dilapangan kredit, sedang nilai-lebih ini ada dilapangan industri, tetapi sifat si madjikan dan si pemungut riba, sama sadja, ja itu, mereka ingin memeras sebanjak-banjaknja mangsa mereka.

D jad i Islam menghukumkah kapitalisme? T jokroam inoto dalam bukunja tahun .1925 jang telah disebut, mengatakan dengan djelas, bahwa „Islam bermusuhan keras kepada kapitalisme”. Tetapi sebelum tahun itu, ja itu dalam tahun 1917, dalam konggres Sarikat Islam di D jakarta, dia mengatakan bahwa Sarikat Islam hendak memberantas „kapitalisme jang dosa” , dan jang dimaksudkan ialah, „semua kapi­talisme luar negeri” .

Dengan mengatakan „kapitalisme jang dosa” (zondig kapitalisme), tentunja ada „kapitalisme jang tidak dosa” (gerechtvaardigd kapita­lisme). Komentar B . H . M . V lekek dalam bukunja „Geschiedenis van den Indischen Archiepel” (1947), ialah bahwa djika begitu, jang dihukum hanja „niet Mohammedaansch kapitalisme” sadja.

Kalau saja tidak salah menerima maksud T jokroam inoto , dia meng­adakan perbedaan antara „kapitalisme Islam dan „kapitalisme bu­kan Is lam ” atau „kapitalisme barat” , dan „kapitalisme barat” ini ber­musuhan keras dengan adjaran-Islam, karena asalnja dari nilai-lebih jang olehnja djuga disamakan dengan riba. Orang-orang Marxis hanja kenal satu matjam kapitalisme sadja, tidak ada bedanja antara kapitalisme Islam dan kapitalisme barat.

D jika lau jang dimasudkan dengan kapitalisme Islam itu, kapita­lisme jang sesuai dengan adjaran-adjaran Islam, maka memang ada perbedaan penting. Bahvvasanja dalam praktek zaman sekarang, ada orang-orang Islam jang menjalahi aturan-aturan itu, sehingga tidak ada bedanja antara mereka dan orang-orang kapitalis barat, itu tidak dapat disangkal.

Apakah bedanja antara kapitalisme Islam dan kapitalisme barat? Sifat-sifat winstmotief kapitalisme barat, menurut ahli ekonomi D jerm an jang masjhur W erner Som bart, ialah dynam isch, unbedingt dan riik r ich tio s (B ann ing , „Het vraagstuk van den Arbeid” , 1946).

Dynamisch, karena dia tidak kenal batas, selalu bergerak mengedjar lapangan jang seluas-luasnja. Unbedingt, artinja disini seluruhnja,

Page 58: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 56 —

karena seluruh kehidupan didunia dikuasai; dilapangan ilmu penge­tahuan, kebudajaan dan keagamaan dia berkuasa. Riicksichtlos, arti­nja tidak kenal larangan atau pembatasan apapun djuga. Untuk mendapat keuntungan, kapitalisme tidak segan untuk mengambil djalan apa sadja. Kalau dipandang perlu bahwa sesuatu suku bangsa Timur harus dibinasakan, maka itu dilakukan pula.

Islam membolehkan para pemeluknia untuk- kekajaan,karena~7 ^ 5leKlS i j _ ^ 1'dagang, seperti termaktub’ dalam surat Al- Bagarah ajat 27 Jjmg_j .ljih-jji gKuX- ta3i RXeng u 11 p ulkali kapital djadi tidak dilafangr-akan tetapubanis dalam batas-batas kemanusiaan- Sifat rucksichtlos, adalah berlawanan keras dengan peladjaran-peladjaran Islam.

Mengenai pembatasan dalam hal mengumpulkan kapital, Q ur’an mengatakan: ~ ~ *

„Dan kepada mereka jang mengumpulkan mas dan perak, dan lidak dipergunakan didjalan Allah, katakanlah bahwa mereka akan dapat siksaan jang pedih”.

(Al-Bara’at, 34).„Hai kamu jang beriman!

Djanganlah milikmu dan anak-anakmu sampai memalingkan kamu dari pada ingat kepada Allah; dan siapa jang berbuat demi­kian, mereka adalah orang jang kalah”.

(Al Munafiqun, 9).Monopoji—sebagai muslihat para kaum kapitalis sekarang, supaja

dapat^meiTguasai harga-pasar, ditjela oleK Muhamamd s,a.w.

„Barahgsiapa memonopoli perdagangan, adalah seorang pelanggar”.

Ketjuali dua ajat tadi, masih ada beberapa lagi jang semua mak- sudnja, memperingatkan kepada manusia, supaja djanganlah mereka itu sampai menundukkan sifat-sifat kemanusiaan jang mulia kepada ketjintaan harta benda.

Kesimpulan dari pada pemandangan ini, ialah bahwa pemakaian kata kapitalisme dosa, atau kapitalisme Islam, adalah mengusutkan faham. Kapitalisme seperti dikupas oleh Sombart mengandung sifat sangat bertentangan dengan peladjaran Islam. Maka lebih-baik dan lebih tegas kalau kita mengatakan bahwa „Islam menentang keras

i ^ dan tidak membuat perbedaan antara KapiTaTistTTe-<3osa' dan kapitalisme tidak dosa. Pengumpulan kekajaan jang dibolehkan itU-JQrang-orang Islam harus mcifiafcn pedoman pen kemanusiaan, oleh Islam, fidak 'dapatdit j a p,.£ebaga i ~k a p; ta 1 i s m e , karena dalam usaha keadilanj g n kesuiilaan. Kapital dalam arti harta-benda, dapat’ dibuat

Page 59: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 57 —

d juga dengan tidak usah memerasjcaum buruh, kaum ekonnmi lem ah, atajT^dgnggnZm^ ip u ^ a7r~p5m5ëlL ----------

Pun teori nilaPlëBîh “ fîdak Benar seluruhnja apabila dikupas dari sudut ilmu ekonomi sekarang. Sekalipun demikian, kebenaran jang ada dalam teori itu, sudali tjukup untuk menggambarkan, bahw a perasaan keadilan harus berontak terhadap pemerasan oleh kaum madjikan.

*

F ilsafat M arx , walaupun dengan maksud iang mulia, jaitu menju- sun^jiunia_baxu_jan§_ailiiJ lidak-dapat-ditfrima oleh Islam.

Historisch-materialisme jang mengadjarkan Bahwa semua ideologic (agama, kesusilaan, hukum, politik) dilahirkan oleh keadaan ekonomi, n jata sekali berlawanan keras dengan peladjaran Islam.

Menurut tjeritera N ehru dalam bukunja „The discovery of Ind ia” (1946), almarhum D r. M uhd. Iqba l, ahli filsafat dan sjair jang kena­maan, dalam tahun-tahun jang achir, makin menaruh perhatian ke­pada sosialisme, berhubung dengan kemadjuan-kemadjuan besar di Rusia. Sajang sekali bahwa tulisan2 pentjipta tjita-tjita Pakistan itu tentang Marxisme, belum sampai ketangan kita, sehingga kita tidak dapat mengetahui bagaimanakah pemandangannja. Betapapun djuga tjenderungnja kepada Marxistis-sosialisme, menurut pendapat saja, tidak mungkin kalau dia bisa menerima filsafat M arx. Pikiran-piki­ran jang dipaparkan dalam bukunja ¿Reconstruction o f religious th o u g h t in Is lam ” , menundjukkan teguhnja kejakinannja akan bebe- naran Islam . Saja rasa jang menarik dia, ialah peladjaran-peladjaran M a rx jang anti-kapitalisme dan programa sosialnja jang bertudjuan memperbaiki keadaan-keadaan masjarakat jang tidak adil.

T an M a la k a telah menulis buku ketjil tentang „ Is lam dalam ma- ‘d ilo g ” , jang dapat pudjian tinggi dari sdr. H am ka. Madilog adalah., singkatan dari materialisme, dialectiek dan logika. Tetapi jang ditulis d ida lam nja sangat sukar ditjari hubungannja antara Islam dan madilog tadi. T idak ada perbandingan atau kupasan filsafat Marx- L e n in dari sudut Is lam . Rupa-rupanja tidak sembarangan orang jang mengerti atau menangkap uraian dalam buku ketjil itu !

A nda i kata historisch-materialisme in i kita terima sebagai pe la­d ja ra n sosio log i, bukan sebagai peladjaran filsa fa t, djadi sebagai ilmu ja ög memberi kupasan dan uraian tentang kedjadian-kedjadian dalam masjarakat manusia, dan bukan sebagai ilm u jang mengadjarkan tentang asal-usulnja manusia serta alam sekitarnja, pun sebagai pela­d jaran sosiologi, historisch-materialisme ini masih bertentangan de-

Page 60: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

ngan Islam. Sebab dia .mengadjarkan bahwa . semua agama adalah tjiptaan manusia. Bukankah Marx mengatakan bahwa agama ad ala h tjandu bagi rakjat, bahwa agama adalah alaffpenipu bagi kaum kapitalis untuk tetap menindas kaum proletar, bahwa agama ada­lah gambar impian jang ditjiptakan oleh manusiai, supaja d a p a t tahan hidup jang sebenarnja tidak tertahan itu.

Semua agama mengadjarkan bahwa Tuhanlah jang mengwahjukan- nja kepada ummat manusia. Kalau ada manusia jang jakin bahwa adjaran itu salah besar, karena agamapun sebenarnja hanja buatan otak manusia sadja, maka orang jang demikian itu terang memungkiri adanja Tuhan.

Maka saja tidak mengerti benar, bahwa ada orang-orang pengikut Marx jang dengan djalan pikiran jang berbelit-belit, hendak mem­buktikan bahwa orang bisa menerima historisch materialisme dan pertjaja akan adanja Tuhan. Ini sama halnja dengan orang jang mengatakan bahwa dia pertjaja dan tidak pertjaja akan adanja Tuhan!

Seperti-klta.telah maklum, perdjoangan kelas menurut Marx, adalah motor^scgala perkembangan sed jarah dan siarat untuk terwudi udn j a masjajakat-sestalis^masiaraKat dimaiiinidak aHa kelas--iany tertindas dan kelas iang-tnen i n d n » : --- —-----

Bagaimanakah pandangan Islam terhadap teori ini. Baiklah kita selidiki lebih dulu, sebelum kita mendjatuhkan pendapat, karena tidak mudah untuk memastikan begitu sadja bahwa Islam menghukum atau menjetudjui teori perdjoangan kelas itu.

Marx, menjusun teori ini untuk mendjelaskan bahwa masjarakat sosiälis*jang pemrli' bairagTaritu ^ ’äkäif clatang, sesudah ada revolusi proletar: JSasfarakat :sekararig ini makin iama makin njata akan ter­bagi mendjadi dua kelasT^eias^roletar dan kelas kapitalis (atau kelas bordjuis), jang ■pertentärigännja makin lama makin tadjam. Sedang kelas proletar senantiasa- tanibaH'^njilT'seRihgga mendjadi tambah kuat karena diOT^ariisasinja,_Jv_aum_ kapitalis senantiasa mendjadi sedikit-djunriahnja.

Pada suatuJcetika akan datang saalnjabahwa kaum j>roletar tjukup kuat untuk merebut kekuasaan politik dengan kekerasan. Dalam masa peralihan, jaitirfmflai kaum proletar berkuasa hingga terlaksananja masjarakat sosialis, harus 'didirikan diktatur proletar jang- perlu supaja kaum -proletar dapat membinasakan sampai keakar2nja sisa2 kekuasaan bordjuis.

Lambat-tjepatnja kedatangan~maslarakat sosialis itu, tergantung dari pada sikapnja kaum proletar sendiri. Mälcä"kaum proletarTTartis berdjoang segiat2nja siipaja revolxisi'TeRäsJdap'gt-didjalankan. Perten-

— 58 —

Page 61: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 59 —

tangan kelas ini, tidak terdjadi baru sekarang sadja, melainkan sedjak dahulu kala. Kalau dulu jang mendjadi kelas tertindas kaum sahaja, maka sekarang dizaman kapitalisme-industri, kelas tertindas terdiri dari kaum buruh paoerik2 jang diperas habis-habisan oleh kaum ma­ti j ikan. ----- - -,---- —

Dalam pertentangan «titara buruh dan madjikan, Islam terang ber­diri dipihak buruh. Bahwa kaum buruh, harus berdjoang giat .supaja mendapat perbaikan nasiBT itupun - sesuai benar dengan peladjaran Q u r’an jang mengatakan bahwa :

„A llah tidak akan merobah keadaan ummat manusia, kalau mereka sendiri tidak merobahnja”.

(Al-Ra’du 11).Inilah salah satu peladjaran dari Qur’an jang membuktikan bahwa

semangat Islam adalah dynamisch. Kemuliaan bagi perseorangan atau bagi bangsa hanja mungkin tertjapai apabila pada dia sendiri ada kemauan timbul untuk mentjapainja, dengan lain perkataan, manusia harus berdjoang untuk mendapat kemadjuan. Tidak dengan , duduk mendo’a sadja, perbaikan" nasib atau kebahagiaan akan didapatnja.

Bahwasanja kaum buruh harus—bangun bersatu untuk melawan kaum madjikan jang^memperlakukan mereka tidak adil, itu dapat sokongan penuh da r i^ekidj.a fan^Jjigam a J . siam jang~mengadjarkan bahwa orang2 Muslimin harus menegakkan keadilan dan peri ke­manusiaan. * ”

TetapTmenurut teori M arx kaum buruh itj.i-harua.berdioang..tidak u n tule' m '^e>akkan~I<eadilan. melainkan untuk merebut kekuasaan poli- tijv7>l<êlcïïâsian~negara.

Paham keadilan, sebagai paham susila, tidak masuk kamus Marxis­me kaïena paham itu buatan kaum bordjuis. Dan Marx memang tidak bekerdja dengan ukuran2 susila atau agama, melainkan semata-mata dengan ukuran2 ilmijah, meskipun dia kadang2 terpaksa memakai pula kata „keadilan” dalam teorinja. Keadilan, adalah bukan paham eko­nomi, melainkan paham kesusilaan.

Berdjoâng—antuk .menegakkan keadilan,, atau berdjoang untuk me­rebut kekuasaan sema ta2,, .dengan memungkiri. adan j a ukuran2 susila dan agama, tentu membawa akibat jang berlainan sekali.

Klassenstrijd jang bersifat rechstrÿd, itulah jang dipertahankan oleh H endrik de M an, pendiri plan socialisme dari Belgia. De M an berpedoman kepada peladjaran2 agama, maka sudah tentu tidak dapat menerima klassenstrijdleer dari M arx jang bersifat machtstrÿd dan tidak mengindahkan adanja morele dan religieuze normen.

Page 62: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 60 —

Walaupun klassenstrijd seperti jang diadjarkan oleh bapak gerakan kaum buruh itu, mulia dasarnia, tetapi tjara dan pedomannia tidak dapat diterima oleh Islam. Berdjoanguntuk mendapajjcekuasaan_sc~ mata-mala, dengan tidaTT'memperdulikan bitäs:ÜaTas~~3ang'~dit3erikgn oleh peladjaran^ ägama dap kesusilaan, sudah baran^tent^mendjadi' kan_perdjoangan itu satu perdjoangan jang- tidak~kenaLi>eri_kemanU' siaan. Äpalagi-kalau maksucLuntuk mendapat kekuasaan itu tertjapai; tentu tidak-akan memperhatikan sama sekali befas-kasihän ataü~peni-■ berian ampun. _

Ditambah lagi kalau nanti kekuasaan sudah dimiliki, akan didirikan diktaturTartinja suatu pemerintahan jang se^enang-wenang^an ha- n ja berdasar a!as"tefcgrasaH7~ edang^TsIam menghendaki demokrasi, maka~ eTa3 j a ran perdjoangan kelas Marx ini, achirnja berlawanan pula-ikngan adjaraTi- islam.

Dan apabila diingat bahwa Islam itu membolehkan para pemeluknja untuk mengumpulkan kekaiaan dalam hntä^TpsirsiTään danpe r i kemanusiaaniuntuk memiliki alat2 produksi sehingga mereka itu masuk-golongan kaum kapitalis jangdianggaj sebagai musuh besar dari'kaumjoroletar, .makajijat^lah bahwa teori Marx ini, tidak mung­kin diterima oleh Islam.

D jadi sepaham dalam dasar atau tudjuannja, tetapi bertentangan paham dalam tjara dan pedomannja.

Islam melawan ketidak-adilan dan penindasan’kaum lemah, tetapi untuk melenjapkan itu, tidak berpendapat seperti tjita2 Marx.

Marx berkejakinan bahwa seluruh kedjadian2 didunia ini, berasal dari susunan ekonomi dalam masjarakat. Kesengsaraan kaum proletar disatu pihak dan kemewahan kaum bordjuis dilain pihak, asal nvula- nja dari susunan ekonomi dalam masjarakat jang keliru itu. Maka untuk menghilangkan kesengsaraan itu, susunan ekonomi kapitalis harus dirobah sama sekali mendjadi susunan ekonomi sosialis.

Masjarakat sosialis,Jaitii-masiarakat iang tidak berkelas, masiara- kat dimana ada-kesama rataan politik, sosial dan ekonomi antara _se- mua_.anggota-anggotanja, menurut peladjaran Islam tidak mungkin diwudjudkan cfI3imia ini. Sebab kalau mungkin, tentu Qur’an akan muat petundjuk2, peladjaran2 jang tudjuannja menjusun masjarakat baru seperti jang dikehendaki Marx.

Susunan masjarakat jang ditjiptakan oleh Nabi sendiri di Madinah, tidak mengandung tjorak dan azas2 klassenloze maatschappij.

Bagi ummat Islam, Qur’an adalah kitab pedoman untuk ummat manusia sampai ke achir zaman. Maka djikalau dalam kitab itu tidak diadjarkan bahwa penderitaan didunia dapat dihapuskan dengan

A

Page 63: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

susunan masjarakat seperti jang digambarkan oleh Marx, maka dapat­lah diambil kesimpulan bahwa masjarakat jang demikian itu tidak mungkin diadakan.

M arx kurang menginsafi bahwa diluar factor2 ekonomi, djuga masih ada factor2 penting jang mendorong kemadjuan sedjarah. Pen­dapatan2 para sardjana jang mempengaruhi besar djalan sedjaralr, seperti pendapatan bom atoom, tidak selalu terdorong oleh soal2 ekonomi.

Agama2 jang dhvahjukan kepada ummat manusia, sangat besar pengaruhnja dalam perkembangan sedjarah. Agama Islam jang men- tjiptakan dunia baru dalam sedjarah, tidak timbul dinegara Arab karena keadaan ekonomi atau pertentangan kelas disitu.

Ada sardjana2, antara lain prof. Becker dan Djerman, jang hendak menggabungkan tersebarnja agama Islam dengan tjepat sekali itu, dengan keadaan ekonomi dinegara Arab.

Negara Arab itu negara jang telah berabad2 menderita kemiskiiian,«, katanja; maka mudah dimengerti bahwa tentara2 Islam itu menjerbu dengan tjepat sekali kesemua djurusan seperti air mendidih meluap dari ketelnja, karena tertarik oleh negara2 sekitar Arab jang kaja2.

Andai kata teori prof. Becker ini benar, itu hanja menerangkan tersiarnja dengan tjepat agama Islam, tidak menerangkan timbulnja didunia.

Maka terang sekali, bahwa perdjoangan kelas itu bukan satu2nja niotor kemadjuan sedjarah, melainkan hanja salah satu motor jang penting sadja.

Menurut teori M arx negara (Staat) adalah hasil dari pada per­tentangan antara kelas ekonomi..iang ,kuat_dan_l^]as_jang_lemah. -jang— berlaku sepandjang sedjarah. Untuk mempertahankan kedudukannja, lalu kelas iang kuat menjiisun I celjuasaannja dalam Bentuk jang se­karang dinamakan negara». Tentara, polisi dan pendjara, itulah alat2 kauQj_|ang_JneuangL untuk menegakkan kekuasaannja.

DjadLnegara itu sebetulnja alat penindas, jang sekarang diperguna­kan nleh~kaiYm bordiuis terhaHafTkaum proletar. Maka kalau nanti k a um~~D rolet arsu d a h dapaFmenghantjurkan kekuasaan kaum kapitalis dan menjusun masjarakat baru jang^ penuh "bahagia3an^keT3ebasan ilü7~äläT”negara sudah' tldalc perlu lagi.

Bia'rpun tfita^~deiri ik i a n ‘itu chajal, tetapi maksudnja baik, karena hendak menghilangkan keburukan2 dalam dunia dewasa ini.

Pertjobaan2 jang telah dilakukan oleh beberapa idealis, untuk me­njusun masjarakat sama-rasa sama-rata, gagal sama sekali, karena mereka terlalu melupakan sifat manusia, jang tidak terdiri dari hanja

)

— 61 —

Page 64: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 62 —

orang2 jang mempunjai rasa tanggung, djawab, rasa disiplin sadja, melainkan sebagian besar sekali orang2 itu, maunja mentjari k e e n a k a n

sadja; maunja hak sadja, tetapi tidak mau kewadjiban.

Pada hal untuk mewudjudkan masjarakat sama-rasa sama-rala itu. harus ada rasa tanggung djawab jang dalanj dan rasa disiplin jang- kuat diantara semua para anggauta.

Orang2 jang sifatnja malas, jang sukanja serba gampang (gemak- zuchtig), tentu akan mengganggu sangat keberesan masjarakat ba­hagia itu.

Islam pandangannja sesuai dengan kenjataan, pandangannja d u n i a

adalah reeel. Dia tidak mengadjarkan bahwa ketidak-samaan dalam kedudukan masjarakat atau dalam milik, harus dihapuskan. D u n i a

hanja dapat berwudjud dengan lawanan. Kaja-miskin, t i n g g i- r e n d a h ,

besar-ketjil, pandai-bodoh, radjin-malas, putih-hitam, dst. L a w a n a n

jang merupakan pasangan, jang saling memerlukan itu, adalah sjarat bagi wudjudnja dunia, seperti sekarang ini.

Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa dalam pergaulan hidup manusia bersama, Islam bersikap dingin terhadap nasib kaum miskin, kaum lemah dan kaum tertindas.

Untuk mendjaga supaja jang demikian itu djangan terdjadi itulah tugas negara. Aegara harus melindungi si lemah aan sinusku/, harus mgnghukum mereKa jang mefanggar peraturan2 jang menctjamTn ke- selamatan djiwa dan harta semua warga negara.

Kalau kita" melihat^lahimja negara Islam didunia, maka njatalah bahwa itu tidak dibangunkan oleh kaum ekonomi kuat untuk tetap menaklukkan kaum ekonomi lemah.

Nabi Muhammad mendirikan Madinah, benih negara Islam, tidak karena keUka itu cTia masulT kelas ekonomi Jang^kuai dan bermaksud dengajLorganjasioliiJiLgneliaii kelas ekonomi'j ang-dia kalahkan sama sekali-tidak.

Pertam&„ ketika itu. Nabi malahan pemimpin golongan lemah jang dikediatjj^eh^kaum'Ogr^jTUntuk membela din3engan kuat, maka orang2 Muslimin olehnja disusun dalam organisasi politik, artinja dalam organisasi setjara negara, dimana semua anggauta harus^aat kepada" peraturan2''pemlmpmnegara itu ialah kepada Nabi M uham ­mad, dan dimana pelanggar2 peraturan akan dihukum. '

Ketaatan kepada kepala negara, dan kesanggupan dihukum kalau melanggar peraturan, itu bukan semata-mata untuk kepentingan kepala

Page 65: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

negara, melainkan untuk kepentingan seluruh persekutuan. Apabila tidak dengan disiplin, tidak mungkin orang2 Muslimin itu mendjadi kuat.

Kedua- jang hendak dibela oleh organisasi orang2 Muslimin itu, bußan barang2 kebendaan, bukan soal2 ekonomi, melainkan barang- rohani, jaitu peladjaran2 agama' Islam. Peladjaran2 jang diwaEjukan fepada Nabi M uhammad di Mekkah (djadi pada permulaan perdjoa- ngannja), bukan soal2 keduniaan, tetapi soal2 ketuhanan dan rohani.

M aka d jelaslah bahwa teori Marx tentang negara itu, tidak tjo- t jo k dengan riw ajat terdjadinja_negar?L Islam, dan tidak dapat d iterim a oleh Islam karena sangat berlainan pahamnja tentang a rti negara.

*

— 63 —

Page 66: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

BAB VII.

KESAMAAN DAN PERBEDAAN.

Islam dan Komunisme.

SEBAGAI telah diterangkan lebih dulu, Komunisme pada asasnja (principeel) anti agama, agama apapun djuga. Kalau Marx ber­

kata bahwa, agama adalah tjandu bagi rakjat”, maka Lenin berkata „agama adalah djenewer buruk bagi rakjat”. Orang- kita jang mengaku dirinja orang Islam, dan menggabungkan diri dalam gerakan komunis, menurut pendapat saja, terang sekali tidak tahu perbedaan asasi antara Islam dan Komunisme. Memang dalam propagandanja kepada orang2 jang beragama, Partai Komunis tidak berterus-terang bahwa sebenarnja Komunisme berlawanan keras dengan tiap2 agama, karena dia tidak kenal Tuhan, melainkan dikatakan bahwa dia memperdjoang- kan demokrasi.

Sidang Pengarang „Revolusioner”, madjallah di Djokja, pernah menjalin broehure jang dikeluarkan oleh Partai Komunis Australia, bertitel „Communism, an outline for everyone” (1946). Dalam ib a ­lah itu diterangkan sebagai berikut:

„Mereka (jaitu kaum Komunis) menghormati agama jang sung­guh2 dan tulus. Sikapnja telah diterangkan oleh fihak pemerintah dengan perantaraan Lenin dalam kommentarnja pada Commune di Paris pada tahun 1871, dimana ia mengulangi persetudjuan Engels dengan dasar Commune: „Bahwa agama dalam Pemerin­tahan adalah urusän seseorang”.

Keterangan jang demikian itu, sudah djelas menjesatkan. Ketidak­benaran pendjelasan itu dapat gampang dibantah dengan utjapan2 Marx dan Lenin sendiri tentang agama dan dengan prakteknja kaum Komunis di Rusia pada permulaan revolusi. Kalau pada suatu waktu kaum Bolsjewik berhenti menguber-uber kaum agama di Rusia, itu bukan karena mereka menghormati agama, melainkan mereka insjaf bahwa orang2 jang tebal i’tikadnja, lebih suka menerima aniajaan jang bagaimanapun djuga kedjamnja, dari pada melepaskan imannja kepada Tuhan. Kenjataan itu menginsjafkan kaum Bolsjewik, bahwa usaha mereka untuk membinasakan agama sia2 belaka. Disini saja petik sekali lagi utjapan Komisaris Rakjat untuk Penga- djaran pada permulaan revolusi, Lunatsjarsky, jang mengatakan

Page 67: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 65 —

bahwa „Agama adalah seperti paku; makin keras kita pukul, makin dalam dia masuk kedalam kaju”.

Kadang2 ada jang menanjakan demikian. Kalau betul Sovjet Uni itu anti agama, mengapakah d i sana masih ada republik2 dimana ada banjak warga Islam?

D i Rusia memang masih ada k.l. 25 djuta orang Muslim. Diantara11 republik jang merupakan negara federal Sovjet Rusia, ada 5 jang penduduknja sebagian besar beragama Islam, seperti Turkestan dan Uzbekistan, (Dr. Henriette Boas, ,,Het Midden Oosten in Over- gang” , 1947).

Bahwasanja republik2 itu masih berdiri terus, itu bukan bukti bahwa kaum Bolsjewik tidak anti agama, melainkan semata2 karena tidak mampu untuk membinasakan kaum beragama, apalagi jang ber­agama Islam, dan semata2 guna kepentingan propaganda kearali dunia Islam belaka.

Selandjutnja, asal sadja negara2 bagian itu tunduk kepada politik Partai Komunis jang menguasai seluruh So\ je t -I ~n>, i »»/}»}.• kojMfla

segala peraturan2 Sovjet-Uni, walaupun ada jang bertentangan dengan peladjaran2 agama Islam, negara2 itu tidak akan diganggu oleh Pe­merintah Sovjet.

Menurut Dr. H . Boas tersebut dialas, sedjak tahun 1937, Peme­rintah Sovjet menundjukkan minat jang besar terhadap agama Islam di Rusia, dengan memberi sokongan kepada mesdjid-. Dewasa ini ada beberapa orang2 Islam Rusia jang beladjar di Al Azhar di Mesir, dan pada achir tahun 1945 ada beberapa orang2 Muslim Rusia ter­kemuka, mendjalankan hadji di Mekah. Sedjumlah besar orang2 Muslim dilatih oleh Pemerintah Sovjet, guna mendjalankan tugas di T im ur .Tengah.

W alaupun Rusia membuat banjak propaganda supaja mendapat simpati dari negara2 Islam di Timur Tengah, tetapi hingga saat ini belum mendapat hasil seperti jang diharapkan, sebab dibeberapa negara2 seperti Turki dan Mesir, Partai2 Komunis tidak boleh didiri­kan, malahan pemipipin2 komunis terkemuka ditangkapi semua.

*

Dalam bab V I telah diuraikan kesamaan dan perbedaan antara Islam dan sosialisme Marx. Sekarang akan ditindjau kesamaan dan perbe­daan antara Islam dan Komunisme.

Teori2 pokok dari sosialisme Marx, jang mendjadi dasarnja Komu­nisme, sudah dikupas dan temjata bahwa mereka itu tidak dapat di­terima oleh Islam. Komunisme dapat dikatakan, bahwa ia itu adalah

Page 68: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

prakteknja peladjaran2 Marx oleh Lenin di Rusia. Sebelumnja me- njelidiki lebih landjut, manakah jang bertentangan dan manakah jang tidak antara Islam dan Komunisme, lebih dulu saja akan memberi gambaran pendek tentang pribadi Lenin,

Umumnja, orang2 jang berlawanan keras pemandangan hidupnja dengan Komunisme, memburuk-burukkan Lenin demikian djauli, hingga mereka tidak mau menghargai sedikitpun kebesaran pentjipta gerakan Komunisme dan pentjipta negara Sovjet-Uni.

Walaupun peladjaran2 dan. praktek2 Lenin ada jang bertentangan keias dengan Islam, tetapi hal ini djangan mendjadi halangan bagi kita untuk mengakui bahwa dia masuk golongan djiwa2 jang terbesar dalam sedjarah manusia. Kalau gerakan jang ditjiptakan olehnja ter- njata dapat menimbulkan dunia baru, temjata besar pengaruhnja dalam djalannja sedjarah dunia, ternjata bahwa dewasa ini Komu-

S Iapat m am bang ' kekuasaan kapitalisme Amerika

hormat* kena ria ^ • g dem*kian itu tidak memaksa memberihormat kepada manusia jang melahirkan Komunisme.

hendak mentu^un°dunfa seder'iana’ sutji dalam perdjoangannjamengedjar tiita2 itu Pen.u^ keadilan dan bahagia. Dalam

denfn sabar Ö? ng buan8an da* tanah airnja, dia

untuk mempraktekkan1 apakahIianPendriiltKan’ ? ngga Sampai sa’atnja

d a W , j j „ mercb ; r K C Si nngd r Ä i m h " n-,ahl,n ,e° rikan

Bolsjewik padfTpenmihaiTrevohlsi ^ ”g d iJ'a,ankai’ oleh Para kaumtentang moraal, maka kita i i mengIn^at peladjaran2 Marx Lenin itu orang jan? tidak ° ” pengambil kesimpulan bahwaTetapi menurut Berdjaiew ■ mempui^ ai kesusilaan ,orang immoreel.

jang sudah saja sebut lebih ? a,nti'komunis- dalam bukunjaRussische Communisme” '-” ems ,en oorsprong van het baik, seorang jang sendiri tirisi” *iU seoranS Jang bersusila seorang sendiri tidak akan dapat memeron .mendjalankan kekedjaman. Dia istimewa) karena terlalu baik T®eka (panitia politiklutjon, suka ketawa dan ¡»LT Berdjajew. Lenin suka membuat

terhadap mertua prempuan k a t a ^ a\-Pe*hatian J'ang mengharukan Bahwasanja dia membiarkan^ f r ltu selandjutnja.

kejakinan akan benarnja teoH ¡ f kedJaman2 itu, adalah terbawa oleh

hn H- -ang harus d’bentuk untukang S,!-at dan tugas diktatur pro- SlTu • • mendJamin binasanja kekuasaan

tek kaum Bosjewik dibwah1 ni^eakan~akan saja membenarkan prak-h Plmpman Lenin dalam merebut kekua-

— 66 —

Page 69: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 67 —

J kekuasaan itu tidak benar2 terdorong oleh tjita2 fantr

S ¡?* SeP,Cr' itU’ me,ainka11 terdorong oleh perasaan sakit hat?eiaka, sebagai akibat dari kekalahan permainan politik dengan lain2 a{|a'- Ketika mereka berkuasa tampak bagi umum bahwa tidak

sedikit dari para pemimpin2 Komunis itu, berlomba-lomba memper- kaja diri. Tidak mengherankan bahwa gerakan mereka itu gagal.

Kärl^ Marx dalam Manifes Komunisnja, mengadjarkan bahwa negara2 industri jang dikuasai oleh kaum kapitalis, tidak boleh tidak, pada suatu waktu pasti akan terpaksa mentjari pasar2 diluar negeri karena sebagian besar sekali dari hasil pabrik-pabriknja tidak dapat didjual didalam negeri. Pasar2 itu didapati dinegara2 Timur dan di Afrika, dimana keadaan politik dan ekonomi dari penduduknja masih sangat terbelakang. Maka timbu!/ah keinginan ih r/ ncgam- jurdastr?- kapitalis untuk mentjari djadjahan.

Lenin mengupas lebih'dalam masalah ini. dan berpendapat bahwa kapitalisme itu achimja meningkat kepada imperialisme, kepada nafsu negara2 industri Barat untuk mendjadjah bangsa2 di lain2 bagian didunia jang masih lemah. Imperialisme adalah kapitalisme pada tingkat jang tertinggi, kata Lenin.

Untuk merobohkan kaum kapitalis diseluruh dunia, kaum Komunis harus mentjari bantuan dari bangsa2 jang mendjadi korban merka, jaitu bangsa2 djadjahan. Bangsa2 djadjahan jang senasib dengan kaum proletar di negara2 industri-kapitalis, harus diadjak berdjoang

bersama-sama ,dengan kaum Komunis.

Sifat kapitalisme seperti jang telah dibentangkan lebih dulu, ber­tentangan keras dengan Islam, apalagi imperialisme jang tidak lagi memeras kelas proletar didalam negeri sadja, melainkan memeras seluruh bangsa2 lemah dinegara-negara lain. Maka terhadap imperia­lisme, Islam dan Komunisme sikapnja sama, jaitu bermusuhan keras,

tetapi berlainan alasannja.Islam melawan imperialisme^ karena dia memperkosa peri kemanu­

siaan dan keadilan. Pula karena negara2 imperialis Barat sendiri, di- tanah-tanah djadjahannja dimana agama Islam dipeluk, dengan pel­bagai tipu muslihat berusaha untuk membinasakan djnva ke-islaman dari para penduduknja, oleh karena Islam dapat membuat djiwa para

pemeluknja mendjadi djiwa jang kuat berdjoang.

Page 70: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

68 —

Komunisme melawan imperialisme, karena dia penghalang jang ter­besar bagi penglaksanaan masjarakat sosialis. Menurut peladjaran Marx, segala kesengsaraan didunia disebabkan salah mengaturnja su­sunan ekonomi. Karena salah mengaturnja itulah, maka timbullah kapitalisme dan imperialisme. Djadi satu-satunja d jalan untuk meng­hilangkan kesengsaraan kaum proletar, ialah merobah sama sekali susunan e 'onomi dunia sekarang ini, dan ini hanja mungkin apabila

nasakan"16 ^ menumbuhkan -semangat imperialisme itu, dibi-

bangsa^diadiahaidin1? memb‘kin Komunisme sangat menarik hati'

tMTadjaiJoShr4\" ks TZr fT r ™ßrlishm di Tim",rnegara2 djadjahan itu k r j sedikit orang2 Islam di

malahan ada jang mengfabanlki! i " 2311 Serakan komunis,nmumnja orang2 l siam ® ” n dalam gerakan itu. Pada

jang tidak tahu benar p e i e d a ^ T s L ^ " Tk?munis’ ia,ah orang2 Teori Partai Komunis fenHn , ail ara Islam dan Komunisme,

tidak tinggal teori sadia mpla' f mei?. ebaskan tanah2 djadjahan itu,

berkuasa di Rusia. Daläm tahuni sunS&uh2 sesudah diawakil2 dari bangsa2 Islam Acis • j- j-1 aku diadakan konggresgagal oleh karena sebagian hr« ian£. 'djadjah. Tetapi konggres itu

betul tentang asas2 Komunisme ^ tatU " ^ h belum pahamPolitik memikit Jiof

ttrutma sesudah p e r a n i ' IsIan’ diIuar Rusia> didjalankan terus, laksanakan sebaik2nia f PnUnia PetJa - Perhubungan diplomatik di-

Kedutaan Besar L T a di ¿"H Uu' Sekretaris kedua dariBesar Jugoslavia di Kai™ a. seorar>g Rusia Muslim. Duta djuga. jD r. H. Boas). P tahun 1946> adalah orang Muslim

bertambahlah nama-baiknf-i^lr ^ .r^llbunS dengan kemenangan Rusia,

njak orang2 Islam jang masnl T Tengah’ sehW tambah ba'

S ? miapan Djende?al Ä 0f 1? ^ p i 0munis- D r’ H * Boas mC' n 1946 mengundjunp-i t ; i,! Edward Spears jang dalan1

„mengherankaH g bah-wi "^ &ab- Dia mengatakan bahwa

sedang pdadia - 2 ^ l s h m madju’

Komunisme, sebaeai T i ■ *

banp^2Warna kukt' Semua1 kau^3’ 1'^ ak mengadakan perbedaan

i t u S L aS pun diuga, adakh P? letar disel™ h buana, dar>proletar pada Per>utup M a n ^ t/* kaum ka.pitalis. Maka dar»proletar dlSelUruh ^ Komunisnja, berseru: „Kau*

Page 71: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

- 69 -

n,,I I fJ [an ka“m Komunis mi, sudah barang tentu menarik sangat pula hati bangsa- jang didjadjah. BangsaS Islam jang didjadjah oleh Kaum kapitalis Barat, mempunjai alasan lagi untuk bertjenderung dengan, atau malahan menggabungkan diri dalam gerakan komunis.

Islam dapat melaksanakan persaudaraan erat diantara para peme- luknja, meskipun berbeda2 warna kulitnja, berdasar atas peladjaran2 Muhammad.

„Semua orang Muslim adalah saudara dalam agama; jang satu tidak boleh menindas jang lain, atau jang satu tidak boleh me­ninggalkan jang lain, pun jang satu tidak boleh menghina jang lain”.

„Bantulah saudaramu orang Muslim, baik dia seorang penindas maupun dia seorang jang ditindas”. Ketika ditanjakan, „Bagai­manakah kami harus membantu, djika orang Muslim itu seorang jang menindas”, maka mendjawab Muhammad, „Membantu penindas artinja, melarang atau menahan dia djangan menindas”.

„Seorang Muslim belum sempurna imannja, djika dia tidak mendo’akan bagi saudaranja, apa jang dia do’akan bagi dirinja

sendiri”.„Semua orang Muslim adalah sebagai satu orang. Djika se­

orang menderita sakit dikepalanja, sehmih badannja men­derita sakit, dan djika matanja menderita sakit, maka seluruh

badannja menderita sakit .Semua orang Muslim adalah sebagai satu dasar (fundament);

bagian jang satu memperkuat bagian- jang lain, dan dengan

demikian mereka saling membantu .

Peladjaran2 inilah jang menimbulkan semangat persaudaraan di antara umat Islam jang dapat merobohkan dinding2 perbedaan warna kulit. Kalau Islam menghapuskan perbedaan itu dengan berpegangan c'uh pada kepertjajaan akan Tuhan jang Maha Esa, jang tidak

membeda-bedakan bangsa jang satu dengan bangsa jang la,n maka

Komunisme menghapuskan perbedaan itu, dengan berpegangan pada kenTataan bahwa kaum kapitalis dalam memeras sesama manusia itu, tidak memandang kulit putih atau hitan^ Kesatuan nas.b dalam per- dioanian ekonomi, itulah jang mendjadi pedoman bag. Komunisme.

Kalau saia menguraikan diatas tadi bahwa Islam itu anti impena- KaIai saja S bertanja: kalau Islam betul anti imperialisme,

lisme mungkin ada jang D J , muntjulnja di dunia, me-

h l S n ia , " mengiiasainja sehma beberapa abad

lamanja?

Page 72: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

- 7 0 —

Kritik ini tidak sukar dibantah.

Pertama, tentara2 Islam dulu mengangkat sendjatanja, tidak karena mereka terdorong oleh nafsu imperialisme, tidak terdorong oleh nafsu mcntjari pasar guna kepentingan ekonomi negara Arab, melainkan terdorong oleh keinginan menjiarkan agamanja seluas-luasnja.

Kedua, kaum Muslimin menguasai daerah2 lain bangsa itu, tidak untuk mendjadjah, tidak untuk memeras habis-habisan, malahan untuk mendatangkan kemakmuran dan menumbuhkan kebudajaan

tinggi.Ketiga, perebutan sesuatu daerah terdjadi, karena tentara Islam

dimintafpl pertolongan oleh seorang radja jang lagi bermusuhan dengan radja-angkatan (vazalnja). Ahli sedjarah Belgia jang termasjhur, Henri Firenne, mentjenterakan dalam bukunja jMahomet et Charle- magne” (1937), bahwa dalam tahun 710 Achila, radja Toledo di Spanjol, jang diusir oleh Roderik, pangeran dari Betika, melarikan diri ke Mar0K0, dan dari sana dia minta tolong kepada kaum Muslimin.

Dibawah ini saja petik dari bukunja M. H. Kidwai „Islam and Socialism” pendapat- dari beberapa sardjana bukan-Islam, jang inenggambarKan bedanja akibat ,,pendjadjahan” Islam dan pendja- djahan imperialisme modern terhadap penduduk asli

Oelsner mengatakan sebagai berikut:

„Peraturan hukum mereka tidak mengizinkan hak istimewa (privilege) atau kasta, melainkan membawa dua hasil besar, jaitu membebaskan buminja dari beban2 buat-buatan jang diletakkan

jang sempurna” ’ ^ mentljamin semua orang- persamaan hak

Bosworth Smith menjaksikan sebagai berikut:

N egro^an»^^ Tengakui bahwa Islam memberi kepada orang2

S T f f i S i nSr a, ini' ^ " . P e r a s a » berharga (di*- > jang 'hamoir tidnV t f senclln. horniat pada diri sendiri, S s*audara2nja setanah air jang

Kidwai ahli^pidato ang^erbesar^a^*'^ Jf*th Bannerdj‘> menurutP .h / i v * L dan Indla> Pernah berkata:

atau agama tidak men<T kekuasaan Islam, warna kulitnegara jang tertinggi angan untuk mendjabat pangkat

India, dan sikap berausuhan1! ?erlf Uan hina terhadaP banSsajang kuat itu, bukan suatu ha^L ng&n ?ers i nSSeris di India

u nal jang asing bagi umum”.

Page 73: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 71 —

kaumg Mn?i;mnh .tj’,0ra!C n?gara' tj,0rak masJarakat Jang dikuasai oleh Kaum Muslimin dulu, ketika mereka masih berdaulat di Spaniol Pe­nulis Perantjis jang kenamaan, Emest Renan, melukiskan negara itu dibawah pemerintah Abdul Ralunan sebagai dibawah ini:

„Kesukaan akan ilmu pengetahuan dan akan semua barang2 indah, ditanamkan dalam abad kc 10 sesudah Nabi Isa di sudut dunia jang berkurnia itu; ditanamkan puia kelapangan dada (toleration), jang zaman modem kita ini, hampir? tidak dapat memberi bandingannja.

Orang2 Kristen, Jahudi dan Islam memakai bahasa jang sama, bernjanji lagu jang sama dan mempeladjari bersama-sama kesu- sasteraan serta ilmu-pcngetahuan* jang sama. Semua halang- halangan jang memisahkan manusia lenjap. Semua bekerdja de­ngan rukun untuk kemadjuan keadaban bersama. Mesdjid- Kor- doba, dimana beribu-ribu sardjana datang, mendjadi pusat ke­giatan mempeladjari ilmu-pcngetahuan2 dan filsafat”.

Stanley Lane Poole berpendapat demikian.

„Selama sembilan abad dibawah kekuasaan Islam, Spanjol bagi seluruh Eropah, adalah tjontoh jang tjemerlang sebagai satu negara jang beradab tinggi. Daerah-daerahnja jang sudah subur,

- mendjadi dua kali subur karena ketjakapan industri dan mem­buat bangun-bangunan dari para jang berkuasa (jaitu kaum Muslimin), dan membawa hasil seratus kali banjak”.

Begitulah bedanja „pendjadjahan” Islam dan pendjadjahan impe- riijtisme zaman sekarang. Kaum Muslimin jang berkuasa di Spanjol sampai sembilan abad, merobah negara itu mendjadi negara jang makmur, aman, berkebudajaan tinggi, mendjadi negara-tjontoh bagi lain-lain negara dewasa itu. Bangsa Spanjol tidak mendjadi melarat

karena diperas, atau mendjadi terbelakang karena sengadja dibikin bodoh oleh kaum Muslimin sebagaimana halnja dengan negara2 Asia jang didjadjah oleh bangsa2 Barat dalam abad jang ke 20 ini.

Bahwasanja kaum Muslimin sampai dapat berdaulat selama sem­bilan abad, itu hanja mungkin karena kekuasaan mereka didasarkan atas asas2 peri kemanusiaan dan keadilan, sebab kalau tidak demi­kian, kalau kekuasaan itu didasarkan atas penindasan dan kedziman. sudah tentu negara Islam di Spanjol tidak dapat berlangsung sekian : abad lamanja. Penindasan dan kedzaliman, sebagai kedjahatan jang

berlawanan dengan hukum Allah, tidak mungkin mendja .i ponuime

jang kuat bagi bangunan negara.

Page 74: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Teranglah bahwa „pendjadjahan" Islam

benkut ^ ^ Republik-republik Sovjet Sosialis, kerdja adalah

wadjib bagi tiap2 warga negara jang dapat bekerdja, menu asas: „siapa jang tidak kerdja, tidak akan makan” .

Kewadjiban untuk bekerdja ini, saja rasa, adalah pelaksanaan salah satu tjita-tjita sosialisme untuk memberantas ketidak-adilan dalam masjarakat kapitalisme, dimana ada orang-orang jang tidak bekerdja, tetapi hidup serba mewah, jaitu orang-orang jang hidup dari bunga modal, atau dari waris orang tua-hartawan. baja rasa djuga untu memberi kesadaran kepada para jvarga negara bahwa kerclja adalai sumber kemakmuran, baik kemakmuran perseorangan, maupun ke­makmuran bangsa.

Tidak sedikit orang kita jang mengira, bahwa kemakmuran datang swifliTi, kalau negara kita sudah merdeka, sudah tidak dikuasai oleh kaum kapitalis lagi. Bahwasanja kewadjiban itu sampai ditjantumkan dalam Undang-undang Dasar, itu membuktikan bahwa diantara bangsa Rusiapun rupa-rupanja banjak jang mengira begitu pula. Dikira kaiau negara diatur setjara sosialis, orang sudah tidak usah kerdja keras.

Di mata Marx, kerdja (arbeid) hanja mempunjai arti ekonomi» tidak mempunjai arti kesusilaan tinggi seperti diadjarkan oleh Islam* Sabda-sabda Nabi mengenai arti kerdja, adalah sebagai berikut:

„Barang siapa tidak kerdja untuk diri sendiri, atau untuk

orang2 lain tidak akan dapat pahala dari Allah” .saja dari ketidak-mampuan dan kemalasan •

„Mereka jang mentjari penghidupan setjara djudjur, dit j intai oleh Allah”. s

„Allah bersikap baik terhadap orang jang mendapat penghi' upan dari kerdjanja sendiri, tidak dari meminta-minta”.

>) unggu , bagi kamu adalah lebih baik untuk mengambil tah dan memikul ikatan kaju di atas punggungmu dan mendj«a'

da’\A1Jah jkan melindungi kehormatanmu, dari pa^a

kamu S n 11? v P , oranS'orang; kalau mereka tidak kas*,

mereka kasih i'Tk-vf u kamu pulang ketjewa, dan apabila

budi kepada ’ merek- k baglmu’ karena kamu berhutang

- 72 -

Page 75: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

— 73 ~ -

tan^’ä i n t PeW>ran antara Islam dan Komunisme ten-scbfßai SnriiHM f"? men& dJartan itu sebagai makanan rochani, m u n L / 1 ? " i “ mempertin^ i achlak manusia, tetapi Ko- kan hasiJ , "?adJarkan - sebagai makanan djasmani sadja, ditudju-

t i d ä k S Ä i W lda k;ePentin^an diri sendiri- * « a kehormatan, km ¿ , P 1 buh, da? Pejadjaran jang begitu sederhana mengata-

, 11 ^ ar”u tldak .e Ja> t!cialc dapat makanan”, walaupun kalau mubungkan dengan tjita2 sosialisme-untuk merobah masjarakat

'apitalis mendjadi masjarakat lebih berbahagia bagi kaum tidak mampu, mempunjai arti jang dalam.

*Marx dalam Manifes Komunisnja, menuntut djuga penghaDusan

I hak waris karena itu tjara pembagian kekajaan dalam masjarakat kapitalis jang tidak adil, sebab hak waris itu, seperti telah dikatakan diatas, memungkinkan orang jang tidak kerdja, hidup enak. Peladjaran M arx ini mula-mula dipraktekkan oleh Sovjet Rusia. Peraturan ini terang bertentangan dengan peraturan Islam, oleh karena hak waris itu diadjarkan dalam Qur’an.

Tetapi ternjaia bahwa Rusia tidak'dapat mempertahankan peraturan jang chajal itu. Disini terbukti lagi bahwa sosialisme Marx, terlalu mengabaikan sifat manusia, dan terlalu mengindahkan soal2 ekonomi sadja. Memang betul bahwa waris itu memungkinkan adanja orang- orang jang hidup enak, sedang mereka tidak mengeluarkan keringat sedikitpun. Akan tetapi sebaliknja, warisan itu djuga dapat menim­bulkan sifat-sifat jang baik dalam manusia, seperti kerdja keras su­paja dapat kekajaan. Mengumpulkan kekajaan, tidak dengan maksud supaja turunannja dapat bermalas-malasan, melainkan karena tjintanja kepada turunannja, hendak membebaskan mereka dari hina meminta- minta kepada orang2 lain kalau mereka lagi malang.

Apabila orang tidak mempunjai hak untuk mengumpulkan kekajaan, janp' dia dapat wariskan kepada anak-tjutjunja jang dia sajangi, maka sudah tentu dia tidak akan mempunjai nafsu untuk bekerdja keras, tidak akan berpikir keras untuk mentjiptakan sesuatu barang baru, jang mungkin sekali berguna besar bagi masjarakat. Sifat manusia jang demikian itu, jang tidak akan hilang sepandjang masa, -rupaSnja

tidak terpikir oleh Marx. , . . . . .Lama kelamaan Stalin dan para.pemimpm RusiaJamnja rupa-nja

insiaf akan sifat manusia jang demikian itu. Sebab dalam Undang

Dasar Rusia baru (1936), pasal 10 ditambahi kalimat j a!^ '" e . tah kan bahwa „hak waris milik seseorang warga ne&ara, dilindungi oleh

undang-undang”. Dengan perobahan pasal 10 ini, kesamaan

tara Islam dan Komunisme tambah satu hal.

Page 76: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

Tentang peraturan hak milik perseorangan di Rusia, masih banjak salah paham dikalangan anti-Rusia. Orang mengira bahwa Komunis- me Rusia, menghapuskan sama sekali milik perseorangan itu. Se­perti Muhammad Ali dalam bukunja jang terkenal „De Religie van den Islam (1938), menguraikan bahwa Bolsjewisme tidak mengakui imJik perseorangan. Ini tidak benar. Dalam pasal 10 tsb., disebutkan e erapa matjam harta benda jang dapat dimiliki oleh perseorangan.

batas^1 C dikatakan bahwa milik perseorangan sangat di-

*

dafneTrtfr?a beb7 ap^ paSal-penting tcntang kesamaan dan perbe- daannia ^ , ! r l i r K°”lun,Sl" e- Pada umumnja perbedaan-perbe- lamntran nertn • Peran£ duma kedua, tambah kurang. Umpama di

agama, paham Komunisme

perkawinan itu dianggap s eba-a' P a.pemi1ulaan revolusi, peraturanharus dihapuskan maka sekiramf ^ T . bordJuls sehinggamasjarakat ianp- a- mereka mengakui bahwa pun dalam

-perkawinan perlu. Dan sekarang ’.-wete^chappelijk'’, peraturansadja, melainkan dipersukar. pertjera,an tldak di buat sembarangan

bentuk ^am ^teU p^d^V a^n f'uT 1-5111!6 maSlh tetap anli tiaP-tiap agama, tetapi dalam prakteknia ini Pemerintah Sovjetsikapnja terhadap aeama c,„i i ^ ,a m i. Pemerintah Sovjet Rusia, api revolusi Bolsjewk masih* h leb’h lunal< dari pada ketikadipersoalkan apakah sikin H» ..e. obar di Rusia. Memang dapat

ini sadja. Mengingat teori ¡ S u “1 !tj • hanJa taktik untuk dewasa mungkin. Kalau utiaoan St»15 /" P'r Juangan kaum Kominis, itu Johnson, sesudah mengalahkan ry Dean of Canterbury, Hewlet gangan, dan bukan tipu muslihaf jer’Tlan> dapat dipakai sebagai pe~

Sovjet itu dapat dimengerti. Stdfo“t ' * ¿3erobahan sikaP Pemerintah

^ d & ^ p a S i u ^ ^ ' ^ S ^ r a hati (geweten) manusia,

suara hati adalah bebas A a a . urusan suara hati, dan undang-undang”. (F ' i gama tidak dapat diikat dengan

Gaja jang sangat menarik h

talis apa lagi bangsa-bangsa Timn? •tertin£as. di negara-negara kapi'

lijaC’)a Ia ‘l!1 bahwa Komunisme su-m^u atau setengab di"me, dan di Rusia ternjata danat m ^guJ?7sungguh melawan imperia-

mana tidak ada bahaja penganggur™ T /Udkan suatu masjarakat di

rakat jang akibatnja>bagi dunff seluruhnja r id T t^ V dalam

Page 77: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

75 -

at jang demikian itu, tidak diktatur, jang sangat me- mana bagi djiwa manusia

Demikianlah pemandangan pendek tentang kesamaan dan perbedaan jang ada antara Islam dan Sosialisme Marx, dan antara Islam dan Komunisme. Oleh kebanjakan diantara kita, jang 'dilihat tjuma kesa- maannja sadja, hingga mereka bisa mengambil kesimpulan bahwa

■ Sosialisme Marx dan Komunisme tidak bertentangan dengan peladja­ran2 Islam. Padahal kalau diselidiki lebih dalam ternjata bahwa filsafat jang mendjadi dasar Marxistis-Leninisnie, sangat berlawanan dengan peladjaran2 itii. •

Bnjak orang2 kita tidak dapat menginsafi bahwa pangkal pendirian Marx ialah mengingkari adanja_ Tuhan Jang Maha Kuasa. Segala teorinja ekonomi jang memang "sangat tjerdik tersusun'dan seluruh uriannja dalam economisch-determinisme atau historisch-materialisme- nja, bermaksud hendak membuktikan setjara ilmu pengetahuan bahwa didunia ini tidak ada apa jang disebut Tuhan Jang Maha Kusa, Jang dapat mentjiptakan semua barang dari tiada-apa2.

Dalam sistim pikirannja Marx, tidak mungkin teori2nja dipisah- pisah ; tidak mungkin kita hanja mengambil sadja apa jang tjotjok dengan peladjaran2 Islam dan kita lempar apa jang bertentangan de­ngan itu. Seandainj alt« mungkin dipisah-pisahpun, jang kelihatannja sama itu, kalau dikupfas lebih landjut, njata bahwa dalam pangkalnja dan tudjuannja terachir, berbedaan sekali djuga dengan peladjaran2

Islam.Sudah barang tentu Mara sendiri — mnpamanja dia masih hidup

s#.fcflra.i«r_ tidak daoat melarang orang2 jang memotong2 peladjaran-

Page 78: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

mauan mereka sendirilah, dapat atau tidaknja terlaksana masjarakat bahagia itu. Peladjaran2 demikian inilah jang dapat menimbulkan tenaga dinamis pada kaum proletar, buat berdjoang habis-habisan

memperbaiki nasibnja.Akan tetapi kaum kapitalis tidak bodoh, demikian Marx mengadjar

kaum tertindas. Mereka mendapatkan peladjaran baru untuk menipu kaum tertindas supaja golongan ini djangan bangkit berdjoang men- tjari perbaikan kehidupannja. Peladjaran baru itu ialah agama, jang menjuruh kaum proletar menerima sadja penderitaan mereka di dunia ini, karena nanti di acherat mereka akan dapat pergantian dari T'uhan.

Mudah dimengerti bahwa Marx jang hatinja penuh kasih-sajang kepada kaum tertindas itu, marah sekali kepada kaum agama jang di- pandangnja sebagai penghalang pneglaksanaan tjita2nja. Maka di* adjarkannja kepada kaum proletar bahwa „agama adalah tjandu bagi rakjat” jang harus dibasmi sampai keakar2nja. Selama masih ada agama di muka bumi ini, selama itu masih ada pengaruh reaksioner dalam masjarakat jang melemahkan semangat berdjoang kaum pro­letar. Djadi sikap anti-agama dari pada Marxisme adalah sikap azasi, principieel, sikap ja atau tidak.

Siapa jangjakin akan kebenaran Marxisme, harus menolak kebe­naran agama dan sebaliknja. Tidak mungkin, orang jang katanja beriman kepada sesuatu agama, menggabungkan diri dengan penuh kejakinan pula, dalam sesuatu pergerakan jang berdasar atas Marxis­me. Pendirian jang demikian itu, sama sadja dengan orang jang me-, ngatakan bahwa warna kulitnja putih tetapi hitam.

Pendapat Marx bahwa agama itu buatan kaum kapitalis .adalah ketjuali hasil dari pada penjelidikan akal manusia jang zaman Marx dianggap^sebagai hakim tertinggi dalam segala hal ,djuga hasil dari pada penindjauan masjarakat senjata2nja. Kenjataannja ialah bahwa peladjaran2 agama melemahkan semangat berontak kaum proletar.

Memang kadang2 agama dipakai dengan sengadja untuk memper­bodoh lapisan bawahan dalam masjarakat oleh pihak jang berkuasa. Zaman pendjadjahan Belanda, sering kali kedudukan ahli agama bangsa Arab atau bangsa Indonesia sendiri jang sudah rusak achlak- nja, dipergunakan oleh Pemerintah Belanda untuk mendiamkan rakjat kita. Padahal peladjaran2 jang asli dari Qur’an dan Hadis, sifatnja dinamis, mendorong kepada kemadjuan, baik di dunia mupun di ache­rat. Sedjarah Islam memberi bukti djelas.

Pengetahuannja Marx tentang agama Islam, saja rasa, tidak lebih ; dai i pada orang JBarat umumnja mengetahui agama ini. Umumnja

orang Barat memandang agma Islam lebih rendah dari pada agama

— 76 —

Page 79: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

77 —

Kristen, maka bagi Marx tidak ada alasan sama sekali untuk mem- peladjari lebih dalam agama Islam. Dan lagi dunia Islam zaman Marx sudah tjukup memberi bukti, bahwa agama jang disampaikan oleh Muhammad kepada ummat manusia ini, tidak mampu untuk mem­perbaiki nasib kaum tertindas. Seumpama Marx dapat melihat agama Islam seperti Goethe, Carlyle atau Hegel, djadi seperti orang2 jang dapat melihat keistimewaan dalam agama Islam, maka saja kira, bah­wa dia pun tidak akan dapat menerimanjia, karena dia tidak dapat pertjaja akan adanja Tuhan, dan agama Islam tidak mengadjarkan kemungkinan adanja masjarakat tidak berkelas seperti, jang di ingini o!eh Marx.

Semua peladjaran2 pokok dari Marx dipegang teguh oleh Lenin dan dia berdjoang sungguh2 untuk mewudjudkan itu. Jang pertama2 hendak dilaksanakan ialah pembasmian agama, jang bagi pentjipta gerakan Komunisme ini, adaiah „djenewer buruk bagi rakjat”. Apa­bila Partai Komunis Rusia sekarang tidak lagi menguber-uber kaum agama di Sovjet Uni, bukan karena mereka lapang-dada dan meng­hormati agama, melainkan karena, mereka berpendapat bahwa untuk sementara mustahil membunuh bredjuta2 orang2 beragama.

Maka teranglah, bahwa Sosialisme Mars dan Komunisme Lenin- Stalin tidak mungkin diterima oleh ummat Islam sebagai dasar su­sunan' mas j arakat dan negara, djuga tidak oleh ummat Islem di Indo­nesia sebagai negara jang masih sebagian dikuasai oleh kaum kapitalis Barat. Apakah Islam mampu menjusun ketertiban di dunia umumnja dan di Indonesia chususnja jang makmur, adil dan sedjahtera, akan

diselidiki dalam bab2 jang berikut.

Page 80: 2012 - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20380199-Islam dan sosialisme.pdfPENDAHULUAN. SEPERAMPAT abad j.l., H. O. S. Tjokroaminoto telah merasa kan perlunja ada karangan

„PUSTAKA ISLAM“

D J A K A R T A

Perpust^Kaan ui