201 1 - sistem informasi rujukan statistik kuesioner slk... · buku pedoman pencacahan survei...

140
BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI LEMBAGA KEUANGAN TAHUN 2009-2010 PERBANKAN KONVENSIONAL, PERBANKAN SYARIAH, PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA, PASAR MODAL, ASURANSI, DANA PENSIUN, PEGADAIAN, PEDAGANG VALUTA ASING, KOPERASI 2011 BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA INDONESIA

Upload: nguyendung

Post on 30-Aug-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN TAHUN 2009-2010

PERBANKAN KONVENSIONAL, PERBANKAN SYARIAH,

PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA, PASAR MODAL, ASURANSI, DANA PENSIUN, PEGADAIAN, PEDAGANG VALUTA ASING, KOPERASI

2011

BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA – INDONESIA

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN TAHUN 2009-2010

PERBANKAN KONVENSIONAL, PERBANKAN SYARIAH,

PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA, PASAR MODAL, ASURANSI, DANA PENSIUN, PEGADAIAN, PEDAGANG VALUTA ASING, KOPERASI

2011

BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA – INDONESIA

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 i

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan 2011 ini

merupakan buku yang berisikan tata cara pelaksanaan dan petunjuk

pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang akurat, tepat waktu, dan

tepat sasaran, yaitu Statistik Lembaga Keuangan. Pada buku ini dijelaskan

berbagai jenis daftar isian yang digunakan, konsep definisi dari rincian yang

ditanyakan, disertai berbagai contoh bagaimana isian dan konsistensi antar isian.

Buku pedoman ini dibuat sebagai panduan bagi Kepala Bidang Statistik

Distribusi dan Kepala Seksi Keuangan dan Harga Produsen di BPS Provinsi,

Kepala Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota, dan petugas/staf

pengumpul data di BPS BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, dalam melaksanakan

pengumpulan data Statistik Lembaga Keuangan. Buku ini diharapkan dapat

menjadi panduan acuan dalam melaksanakan tugas pengumpulan data secara

baik dan optimal sesuai tujuan survei ini. Khususnya karena kuesioner yang

digunakan untuk kegiatan statistik ini akan ditinggal dan diisi oleh perusahaan,

maka buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam memecahkan masalah

ketika terjadi kejanggalan dalam pengisian.

Akhirnya kesungguhan semua pihak Kepala Bidang Statistik Distribusi di

BPS Provinsi sebagai penanggung jawab Statistik Lembaga Keuangan,

pengawas, dan petugas pengumpul data dalam memahami dan mengikuti

pedoman pada buku ini dapat memegang teguh konsep definisi, dan

melaksanakan tugas sesuai jadwal waktu yang ditetapkan akan membuahkan

hasil “data yang akurat dan tepat waktu”.

Jakarta, Oktober 2010

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa,

Djamal S.E., M.Sc.

NIP. 19520315 197503 1 003

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................................. 1

1.3. Cakupan ............................................................................................... 2

1.4. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 2

BAB II METODOLOGI, DOKUMEN YANG DIGUNAKAN DAN

ORGANISASI SURVEI ................................................................................ 3

2.1. Metodologi Sampling ............................................................................ 3

2.2. Dokumen Yang Digunakan .................................................................. 3

2.3. Organisasi Survei ................................................................................. 4

2.4. Tugas Pencacah Lapangan (PCL) ....................................................... 5

2.5. Konsep dan Definisi ............................................................................. 6

BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR KUESIONER

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN 2011 ...................................................... 7

3.1. Tata Tertib Pengisian Kuesioner .......................................................... 7

3.2. Tata Cara Pengembalian Kuesioner .................................................... 7

3.3. Tata Cara Pengisian Kuesioner ........................................................... 7

3.2.1. Pertanyaan KOR ............................................................................... 8

3.2.1.1. BLOK I: PENGENALAN TEMPAT .................................................. 8

3.2.1.2. BLOK II: KETERANGAN USAHA ................................................... 9

3.2.1.3. BLOK III: PEKERJAAN DAN BALAS JASA .................................... 11

3.2.1.4. BLOK IV: INVESTASI, KENDALA, DAN PROSPEK USAHA ......... 14

3.2.1.5. BLOK VII: CATATAN ...................................................................... 16

3.2.1.6. BLOK VIII: PENGESAHAN ............................................................. 16

3.2.1.7. BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS ............................................. 16

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 iii

3.2.2. Pertanyaan MODUL .......................................................................... 17

3.2.2.1. PERBANKAN KONVENSIONAL .................................................... 17

3.2.2.2. PERBANKAN SYARIAH ................................................................. 32

3.2.2.3. PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA ........................................ 45

3.2.2.4. PENUNJANG PASAR MODAL ....................................................... 67

3.2.2.5. PERUSAHAAN PERASURANSIAN ............................................... 75

3.2.2.6. DANA PENSIUN ............................................................................. 89

3.2.2.7. PERUSAHAAN PEGADAIAN ......................................................... 113

3.2.2.8. PERUSAHAAN PEDAGANG VALUTA ASING ............................... 121

3.2.2.9. USAHA KOPERASI ........................................................................ 126

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia meliputi perbankan, non

perbankan dan perusahaan penunjang lembaga keuangan. Mengingat jenis lembaga

keuangan saat ini telah berkembang sangat pesat serta mempunyai arti penting dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka secara bertahap pemerintah telah mengatur

pengembangan usahanya melalui Peraturan Pemerintah maupun Surat Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Sejalan dengan pertumbuhan usaha lembaga keuangan tersebut Badan Pusat

Statistik (BPS) dituntut untuk dapat menyediakan informasi yang benar, lengkap, dan

tepat waktu untuk masing-masing jenis lembaga keuangan. Secara bertahap dan

berkesinambungan informasi ini secara rutin dikumpulkan melalui kegiatan Kompilasi

Data Lembaga Keuangan yang dituangkan dalam bentuk Survei Lembaga Keuangan

tahunan.

Mengingat jenis kegiatan lembaga keuangan yang demikian luas, maka dalam

kegiatan Survei Lembaga Keuangan 2011 ruang cakup pencacahan melanjutkan

Sensus Ekonomi 2006 (SE06). Kegiatan yang dicakup meliputi delapan jenis, yaitu

Perbankan Konvensional, Perbankan Syariah, Perusahaan Pembiayaan dan Modal

Ventura, Perasuransian, Dana Pensiun, Pegadaian, Pedagang Valuta Asing, serta

Koperasi Simpan Pinjam. Sedangkan untuk usaha Penunjang Pasar Modal, walaupun

konsep dan tata cara pengisian kuesioner ada di buku pedoman ini, buku publikasinya

akan dipublikasikan tersendiri, terlepas dari publikasi Statistik Lembaga Keuangan

1.2. Tujuan

Tujuan pencacahan perusahaan/usaha usaha lembaga keuangan adalah

sebagai berikut:

a. Mendapatkan karakteristik kegiatan usaha di lembaga keuangan untuk masing-

masing jenis usaha.

b. Mendapatkan gambaran hasil transaksi usaha melalui laporan keuangan berupa

neraca dan laporan laba (rugi) tiap kegiatan.

c. Menyusun kerangka sampel (sampling frame) untuk keperluan survei bidang

ekonomi.

d. Mendapatkan informasi dasar tentang berbagai permasalahan usaha di Indonesia

menurut lapangan usaha, skala usaha, dan wilayah.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 2

1.3. Cakupan

Pencacahan perusahaan/usaha perantara keuangan ini dilaksanakan di seluruh

wilayah Indonesia, dilakukan oleh para petugas BPS daerah, baik BPS provinsi, BPS

kabupaten, maupun BPS kota, meliputi semua usaha perbankan konvensional dan

syariah, perusahaan pembiayaan dan modal ventura, perusahaan penunjang pasar

modal, perasuransian, dana pensiun, pegadaian, pedagang valuta asing, serta koperasi

simpan pinjam.

1.4. Jadwal Kegiatan

a. Pencetakan dokumen ...............………………………………................Oktober 2010

b. Pengiriman dokumen ke provinsi.................………….....November-Desember 2010

c. Pencacahan/pemeriksaan dokumen ..................…………….........Januari–Mei 2011

d. Pengembalian dokumen hasil pencacahan

dari daerah….…...……………………………………………..........Februari – Mei 2011

• Pengembalian kuesioner Bagian I........................................Februari – Maret

2011

• Pengembalian kuesioner Bagian II............................................................Mei

2011

e. Pengolahan dokumen di BPS...............…………………................Maret – Juni 2011

f. Penyiapan naskah dan pencetakan publikasi ................…..........................Juli

2011

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011

3

BAB II

METODOLOGI, DOKUMEN YANG DIGUNAKAN,

DAN ORGANISASI SURVEI

2.1. Metodologi Sampling

a. Metode Pengumpulan Data

1. Unit pencacahan Survei Lembaga Keuangan ini pada umumnya adalah

establishment/perusahaan, kecuali perusahaan Pegadaian, sebagai unit

pencacahannya adalah kantor cabang. Survei Lembaga Keuangan ini

mencakup 7000 responden yang tersebar di 33 provinsi, pencacahan

umumnya dilakukan secara sensus. Namun untuk jenis kegiatan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Simpan Pinjam dilakukan

penarikan sampel, mengingat populasi yang ada cukup besar.

2. Wawancara langsung jika memungkinkan, apabila tidak selesai daftar dapat

ditinggal (petugas dapat memberikan waktu sekitar satu minggu bagi

perusahaan untuk mengisinya).

b. Responden

Responden adalah pengusaha atau orang yang mengetahui tentang

pengelolaan usaha perantara keuangan.

2.2. Dokumen Yang Digunakan

Karena beragamnya jenis kegiatan pada sektor Lembaga Keuangan, maka

dokumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai

berikut:

a. Kuesioner untuk Perusahaan Perbankan Konvensional

b. Kuesioner untuk Perusahaan Perbankan Syariah

c. Kuesioner untuk Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura

d. Kuesioner untuk Perusahaan Perasuransian

e. Kuesioner untuk Perusahaan Dana Pensiun

f. Kuesioner untuk Perusahaan Pegadaian

g. Kuesioner untuk Perusahaan Pedagang Valuta Asing

h. Kuesioner untuk Koperasi Simpan Pinjam

Di luar dari publikasi SLK, dalam buku pedoman ini terdapat pedoman pengisian

kuesioner lain, yaitu Kuesioner untuk Perusahaan Penunjang Pasar Modal

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 4

BANYAKNYA RESPONDEN DALAM RANGKA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN

MENURUT PROVINSI DAN JENIS LEMBAGA KEUANGAN TAHUN 2011

BKV BSI PMV PPM PPA PDP PGD PVA KSP

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. NAD 6 10 1 1 13 1 47 79

2. Sumut 62 8 1 3 40 47 136 297

3. Sumbar 111 6 1 3 10 3 62 196

4. Riau 31 4 1 1 9 20 75 141

5. Jambi 8 0 1 1 4 0 43 57

6. Sumsel 21 1 1 4 11 1 76 115

7. Bengkulu 4 2 1 1 1 0 45 54

8. Lampung 31 5 1 2 8 4 73 124

9. Kepulauan Babel 1 1 0 0 6 0 27 35

10. Kepri 20 1 0 1 9 114 12 157

11. DKI Jakarta 104 10 226 135 366 194 47 288 78 1448

12. Jabar 170 28 4 3 28 95 37 147 512

13. Jateng 162 20 8 1 9 152 18 470 840

14. D.I Yogyakarta 61 10 1 7 29 14 87 209

15. Jatim 170 28 4 18 163 49 493 925

16. Banten 80 8 3 3 3 10 17 73 197

17. Bali 102 1 3 4 19 116 101 346

18. NTB 71 3 1 1 30 9 152 267

19. NTT 8 0 1 2 26 3 49 89

20. Kalbar 21 0 1 1 18 23 38 102

21. Kalteng 2 0 1 1 5 0 43 52

22. Kalsel 31 1 1 1 11 1 50 96

23. Kaltim 21 1 1 2 30 2 47 104

24. Sulut 21 0 2 1 21 3 40 88

25. Sulteng 8 0 1 1 10 0 37 57

26. Sulsel 31 7 2 3 63 5 68 179

27. Sultra 7 0 1 1 9 0 36 54

28. Gorontalo 4 0 0 0 6 0 24 34

29. Sulbar 1 0 0 0 0 0 18 19

30. Maluku 3 0 1 1 5 1 16 27

31. Maluku Utara 1 0 0 0 4 0 19 24

32. Papua Barat 0 0 0 0 3 0 20 23

33. Papua 7 1 1 1 11 2 30 53

1381 156 271 135 373 296 878 778 2732 7000

Keterangan:

BKV : Perbankan Konvensional

BSI : Perbankan Syariah

PMV : Pembiayaan dan Modal Ventura

PPM : Penunjang Pasar Modal

PPA : Perusahaan Peasuransian

PDP : Perusahaan Dana Pensiun

PGD : Pegadaian

PVA : Pedagang Valuta Asing

KSP : Koperasi Simpan Pinjam

Jumlah

ProvinsiJenis Kegiatan

Jumlah

(1)

2.3. Organisasi Survei

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan pencacahan perusahaan/usaha

Lembaga Keuangan, struktur organisasi lapangan telah ditentukan sebagai berikut :

a. Arus Dokumen

Dokumen dikirim dari Badan Pusat Statistik ke BPS Provinsi yang kemudian

dibagikan kepada petugas pengawas/pemeriksa yang selanjutnya akan

didistribusikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011

5

selesai, petugas pengumpul data menyerahkan kuesioner Perusahaan Perbankan

Konvensional sampai dengan Usaha Kopreasi Simpan Pinjam kepada

pengawas/pemeriksa untuk diperiksa. Kemudian kuesioner-kuesioner tersebut

diteruskan oleh pengawas/pemeriksa ke BPS Provinsi untuk diperiksa ulang sekali

lagi baik kelengkapan isian maupun konsistensinya. Dokumen berupa kuesioner

tersebut dikirim ke Badan Pusat Statistik Cq. Direktur Statistik Keuangan, Teknologi

Informasi dan Pariwisata Up. Sub Direktorat Statistik Keuangan.

b. Alur Pengiriman Dokumen

2.4. Tugas Pencacah Lapangan (PCL)

a. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha dengan menggunakan

Kuesioner Perusahaan Perbankan Konvensional sampai dengan Usaha Koperasi

Simpan Pinjam berdasarkan Daftar Sampel Survei Lembaga Keuangan 2011.

b. Mengikuti pertemuan dengan Pengawas/KSK untuk membahas berbagai

temuan/masalah yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya.

c. Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang bermasalah dengan disertai

Pengawas/KSK.

d. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan ke Pengawas/KSK.

e. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan Survei Lembaga Keuangan.

BPS

BPS PROVINSI

PENGAWAS

PENCACAH

Dokumen

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 6

2.5. Konsep dan Definisi

a. Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang/jasa

untuk diperjual-belikan atau ditukar dengan barang lain, dan ada seorang atau

lebih yang bertanggungjawab/menanggung resiko.

b. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang

bersifat tetap, terus menerus, yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam

wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

c. Badan hukum adalah bentuk pengesahan suatu perusahaan/usaha pada waktu

pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 7

BAB III

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER SURVEI LEMBAGA KEUANGAN 2011

Dokumen Pencacahan Perusahaan/Usaha Perantara Keuangan pada Survei

Lembaga Keuangan 2011 adalah kuesioner Perbankan Konvensional sampai dengan

Koperasi Simpan Pinjam.

3.1. Tata Tertib Pengisian Kuesioner

a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.

b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan

huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah

umum. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan.

d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:

1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia.

2. Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right

justified).

3.2. Tata Cara Pengembalian Kuesioner

a. Pastikan identitas perusahaan pada Blok 1 Bagian II sama dengan identitas

perusahaan yang ditulis pada Blok 1 Rincian I.

b. Kirimkan kuesioner Bagian I yang sudah terisi lengkap tanpa harus menunggu

penyelesaian kuesioner Bagian II.

c. Kirimkan kuesioner Bagian II jika sudah terisi lengkap

Khusus pada kuesioner Penunjang Pasar Modal, pengembalian kuesionernya

dilakukan satu kali tanpa ada pembagian seperti kuesioner SLK lainnya.

3.3. Tata Cara Pengisian Kuesioner

Seluruh kuesioner SLK 2011 terdiri atas 9 (sembilan) blok pertanyaan, kecuali

Kuesioner Dana Pensiun yang terdiri atas 12 blok pertanyaan. Empat blok pertama

dapat dikelompokkan ke dalam kuesioner Bagian I dan dan sisanya masuk ke dalam

kelompok kuesioner Bagian II.

Kuesioner Bagian I memuat 4 (empat) blok pertanyaan, yaitu:

1. Blok I Pengenalan Tempat

2. Blok II Keterangan Usaha

3. Blok III Pekerja dan Balas Jasa Pekerja Tahun 2010

4. Blok IV Investasi, Kendala dan Prospek Usaha

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 8

Kuesioner Bagian II memuat 5 (lima) blok pertanyaan, yakni:

1. Blok V Laba Rugi Perusahaan

2. Blok VI Neraca Perusahaan

3. Blok VII Catatan

4. Blok VIII Pengesahan

5. Blok IX Keterangan Petugas

Khususnya pada kuesioner Dana Pensiun, jumlah blok pada Bagian II kuesioner

ini terdiri atas 8 (delapan) blok pertanyaan

1. Blok V Laporan Aktiva Bersih Perusahaan

2. Blok VI Laporan Aktiva Bersih Perusahaan

3. Blok VII Perhitungan Hasil Usaha

4. Blok VIII Neraca Perusahaan

5. Blok IX Laporan Arus Kas Perusahaan

6. Blok X Catatan

7. Blok XI Pengesahan

8. Blok XII Keterangan Petugas

Berdasarkan jenis pertanyaan, kuesioner SLK 2011 dapat dibedakan ke dalam

dua jenis, yakni jenis pertanyaan Kor dan Modul.

3.2.1. PERTANYAAN KOR

3.2.1.1. BLOK I PENGENALAN TEMPAT

Tujuan blok ini untuk mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah

perusahaaan/usaha lembaga keuangan. Identitas ini digunakan untuk memudahkan

proses pengolahan dan untuk mengetahui kelengkapan pemasukan daftar. Apabila pada

waktu kunjungan responden tidak dapat langsung wawancara (daftar ditinggal), maka

pengisian pada blok ini ditulis terlebih dahulu.

Rincian 1 s.d 7: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Nama dan

Alamat Lengkap perusahaan, serta Contact person perusahaan

Menyalin dari Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan yang

akan dicacah. Penulisan nama dan alamat perusahaan, apabila nama dan alamat

perusahaan pada waktu dilakukan pencacahan berubah/berbeda (tidak sesuai dengan

Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan), maka tuliskan nama dan

alamat perusahaan yang sebenarnya pada Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga

Keuangan diperbaiki.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 9

Apabila nama dan alamat perusahaan pada waktu dilakukan pencacahan berubah

(tidak sesuai dengan “Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan”),

maka tuliskan nama dan alamat perusahaan terbaru tersebut pada blok catatan,

beri keterangan.

3.2.1.2. BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 1: Bentuk badan hukum/badan usaha.

Badan hukum perusahaan/usaha: bentuk pengesahan suatu perusahaan/usaha pada

waktu pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah (departemen terkait) yang

diperkuat dengan bukti tertulis atau akte.

Bentuk badan usaha yang dimaksud adalah:

1. Perseroan Terbatas (PT)/PT (Persero)/Perum

Perseroan Terbatas (PT): perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan

dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham

bertanggung jawab terbatas sesuai nilai nominal saham yang dimiliki.

PT (Persero): perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara (pemerintah),

dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara, dengan tujuan

mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara

efisien.

Perusahaan Umum Negara (Perum): perusahaan yang bukan semata-mata

bertujuan mencari keuntungan, melainkan untuk melayani kepentingan umum

masyarakat di bidang jasa-jasa vital (public utilities). Usaha yang dijalankan

memperhatikan segi efisiensi, efektivitas, ekonomis serta bentuk pelayanan yang

baik. Seluruh modal perusahaan dimiliki negara yang dipisahkan dari kekayaan

negara serta dapat memperoleh kredit dalam bentuk obligasi, dan diberi kebebasan

bergerak untuk mengadakan perjanjian, kontak dan hubungan dengan perusahaan

lain.

2. Koperasi: organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-

orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai

usaha bersama atas asas kekeluargaan.

3. Perseroan Komanditer/Commanditair Venootschap (CV): suatu bentuk perjanjian

kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur

perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan

orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan

serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan

tersebut.

4. Firma: suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama,

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 10

masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala

perikatan. Laba dan rugi dari perusahaan dibagi dan ditanggung bersama-sama.

5. Yayasan: sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan

pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari

keuntungan.

6. Perwakilan Perusahaan Asing: bentuk badan hukum suatu perusahaan yang

mengikuti nama bentuk badan hukum perusahaan yang membawahinya di luar

wilayah Indonesia. Contoh : Ltd. (Limited), Corp. (Corporation).

7. Perorangan: suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan tanpa bentuk

badan hukum maupun usaha.

Rincian 2: Tahun mulai beroperasi secara komersial.

Tahun mulai beroperasi secara komersial adalah tahun pertama kali

perusahaan melayani/menghasilkan jasa secara komersial sesuai dengan akte pendirian

perusahaan. Apabila berubah bentuk badan hukum/usahanya, maka yang ditulis

adalah tahun pada bentuk badan hukum/usaha terakhir.

Catatan: Apabila perusahaan pernah mengalami masa tidak beroperasi (tidak aktif),

maka tahun berdiri yang ditulis tetap tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif

tersebut perusahaan yang bersangkutan berubah bentuk badan hukum/usahanya.

Rincian 3.a: Apakah mempunyai unit penelitian dan pengembangan (litbang)?

Cukup jelas.

Rincian 3.b: Apakah selama tahun 2010 perusahaan/usaha melakukan inovasi?

Cukup jelas.

Rincian 3.c: Jika 'ya', bentuk inovasinya:

Jawaban bisa lebih dari satu kode yang dilingkari.

1. Inovasi produk adalah pengembangan produk baru yang lebih baik (fisik atau

harga).

2. Inovasi proses adalah pengembangan baru dalam proses pelayanan dengan tujuan

efisiensi waktu dan biaya.

3. Inovasi manajemen adalah pengembangan baru dalam pengelolaan kegiatan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 11

3.2.1.3. BLOK III: PEKERJA DAN BALAS JASA PEKERJA

Blok ini digunakan untuk mencatat banyaknya pekerja/karyawan tetap dan

kontrak dibayar (yang berwarga negara Indonesia) yang dirinci menurut jenjang

pendidikan dan jenis kelamin, pekerja tidak tetap, karyawan WNA , pekerja tidak dibayar,

dan balas jasa pekerja selama setahun yang lalu.

Rincian 1: Pekerja/karyawan tetap dan pekerja kontrak pada tahun 2010 menurut

jenjang pendidikan yang ditamatkan (tidak termasuk pekerja asing).

Pekerja dibayar: pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat upah/gaji

dan tunjangan lainnya dari perusahaan tersebut, baik berupa uang maupun barang.

Pekerja tetap: pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat upah/gaji

secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan apabila

diberhentikan biasanya mendapat pesangon.

Pekerja kontrak: pekerja yang bekerja dengan perjanjian kontrak kerja dengan batas

waktu tertentu.

Pekerja tidak tetap: pekerja yang bekerja pada perusahaan dan mendapat upah/gaji

dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi, dan apabila diberhentikan

biasanya tidak mendapat pesangon.

Pekerja asing: pekerja yang bukan warga negara Indonesia dan bekerja dengan

mendapat upah/gaji secara tetap atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai

pekerja kontrak).

Jenjang pendidikan: tingkat pendidikan tertinggi yang telah diselesaikan/ditamatkan

dengan memperoleh sertifikat kelulusan. Contoh: Seorang pekerja yang pernah kuliah

tetapi tidak selesai, dianggap tamat SMA.

Jenjang pendidikan diantaranya:

a. Tamat SMP: mereka yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS 3 tahun,

Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah,

Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Teknik,

Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun,

Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu,

Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan

Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.

b. Tamat SMA: mereka yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan, seperti

Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah

Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 12

Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah

Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah

Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah

Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah

Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan

Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6

tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah

Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah

Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas.

c. D I/D II: mereka yang tamat Diploma I atau Diploma II pada suatu pendidikan yang

khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta I dan Akta II termasuk

dalam jenjang pendidikan program Diploma I atau Diploma II.

d. Sarjana Muda/Diploma III: mereka yang tamat Akademi/Diploma III/ Akta III atau

yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas, misalnya:

Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Bahasa

Asing, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri. Bagi fakultas yang tidak

mengeluarkan gelar sarjana muda maka mereka yang menempuh pendidikan

sampai semester 8 atau 9 dan belum tamat tetap dimasukkan sebagai tamat SLTA.

e. D IV dan S1: mereka yang tamat program pendidikan diploma IV dan sarjana

(Strata 1) pada umumnya mereka yang menamatkan pendidikan pada suatu

universitas/institut/sekolah tinggi.

f. S2/S3: mereka yang menyelesaikan pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1

dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.

Rincian 2: Pekerja tidak tetap. Cukup jelas.

Rincian 3: Pekerja asing.

Pengisiannya agar memperhatikan 1) Pekerja Tetap 2) Pekerja Kontrak

Rincian 4: Total pekerja.

(rincian 1.g kol (6) + rincian 2 + rincian 3.a + rincian 3.b)

Rincian 5: Balas jasa pekerja tetap dan pekerja kontrak selama tahun 2010 (rupiah)

(tidak termasuk pekerja asing)

Balas jasa pekerja adalah balas jasa kepada semua pekerja yang ikut dalam kegiatan

pelayanan jasa (natura). Balas jasa pekerja yang berbentuk jasa dinilai atas dasar harga

pasar pada saat pelayanan konsumen.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 13

Penjelasan:

1. Bila perusahaan/usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga

dibawah harga jual perusahaan, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan

sebagai balas jasa pekerja.

2. Bila perusahaan/usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang

diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat

dilakukan dengan taksiran nilai sewa atau nilai penyusutan selama referensi waktu

survei.

3. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara cuma-cuma

kepada pekerja tidak digolongkan sebagai balas jasa pekerja dalam bentuk barang,

kecuali pakaian yang dapat dipakai diluar jam kerja seperti untuk pesta atau rekreasi.

4. Pengeluaran makanan dan minuman dalam rangka meningkatkan produktivitas

pekerja tidak dimasukkan kedalam balas jasa pekerja.

5. Bila perusahaan/usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan,

perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur

dalam peraturan kesejahteraan pekerja, maka pengeluaran tersebut digolongkan ke

dalam balas jasa pekerja.

Balas jasa pekerja terdiri dari:

a. Upah/gaji: pengeluaran perusahaan untuk balas jasa pekerja/karyawan, sebelum

dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah

dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah dan gaji walaupun

tidak tertulis dalam neraca (catatan) perusahaan. Upah/gaji yang sudah seharusnya

dikeluarkan tetapi belum dibayarkan tetap dimasukkan di rincian upah/gaji.

b. Upah lembur: upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja/karyawan yang

bekerja di luar jam kerja biasa.

c. Hadiah, bonus dan sejenisnya: pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan

atau barang yang diberikan kepada pekerja/karyawan karena prestasi

pekerja/karyawan kepada perusahaan.

Hadiah: pengeluaran perusahaan berupa uang dan/atau barang yang diberikan

kepada pekerja/karyawan, biasanya karena prestasi pekerja/karyawan kepada

perusahaan.

Bonus: pengeluaran perusahaan berupa uang dan/atau barang yang diberikan

kepada pekerja/karyawan, karena perusahaan mengalami keuntungan, biasanya

diberikan pada akhir tahun.

d. Iuran dana pensiun, tunjangan sosial dan sejenisnya:

Iuran dana pensiun: iuran yang disetorkan kepada badan hukum yang mengelola

dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pekerja/karyawan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 14

sebagai peserta.

Asuransi tenaga kerja: pengeluaran perusahaan yang dibayarkan secara teratur

kepada yayasan/badan yang menangani masalah asuransi tenaga kerja atas nama

pekerja/karyawan, yang terdiri dari:

1. Asuransi kesehatan: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada

yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi kesehatan atas nama

pekerja/karyawan.

2. Asuransi kecelakaan: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada

yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi kecelakaan atas nama

pekerja/karyawan.

3. Asuransi jiwa: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada

yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi jiwa atas nama

pekerja/karyawan.

Rincian 6: Balas jasa untuk pekerja tidak tetap. Cukup jelas.

Rincian 7: Balas jasa untuk pekerja asing. Cukup jelas.

Rincian 8: Total balas jasa.

(rincian 5.f kolom (4) + rincian 6 + rincian 7.a + rincian 7.b).

3.2.1.4. BLOK IV: INVESTASI, KENDALA, DAN PROSPEK USAHA

Blok ini untuk mengetahui struktur permodalan, kondisi perusahaan/usaha jika

dibandingkan dengan keadaan setahun yang lalu, dan kendala-kendala yang dialami

pengusaha, serta prospek perusahaan/usaha ke depan.

Rincian 1.a: Status penanaman modal.

Status permodalan: permodalan utama yang diperoleh perusahaan pada waktu

pendirian dan berdasarkan keputusan yang diberikan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM). Pemahaman tentang PMDN dan PMA sebagai berikut:

1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMDN apabila

perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari BKPM bahwa usahanya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta persyaratan

penanaman modal dalam negeri yang berlaku.

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 15

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMA apabila

perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari presiden melalui BKPM

bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta

persyaratan penanaman modal asing yang berlaku.

3. Non Fasilitas

Suatu perusahaan yang status permodalannya dikelompokkan dalam kategori ini

apabila permodalan perusahaan dalam rangka usahanya tidak mendapat fasilitas dari

BKPM atau BKPMD.

Catatan:

Perusahaan dalam kategori ini dapat terdiri dari:

a. Perusahaan yang belum/tidak pernah mengajukan permohonan tentang fasilitas

permodalannya kepada BKPM atau kepada presiden.

b. Perusahaan yang telah mengajukan permohonan tentang fasilitas permodalannya

tetapi belum disetujui oleh presiden atau oleh BKPM (masih dalam proses).

Rincian 1.b: Jika rincian 1.a berkode 2 (PMA) negara utama penanam modal.

Cukup jelas.

Rincian 2.a: Persentase permodalan.

Sumber modal suatu perusahaan terdiri dari modal yang berasal dari:

a. Pemerintah Pusat adalah modal perusahaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).Contoh : Modal perusahaan yang berasal dari BUMN.

b. Pemerintah Daerah adalah modal perusahaan yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Contoh : Modal perusahaan yang berasal

dari BUMD.

c. Swasta Nasional adalah modal perusahaan berasal dari Badan Usaha Swasta

Nasional dan atau warga negara Indonesia. Contoh: Modal perusahaan yang berasal

dari Bank swasta nasional

d. Asing adalah modal perusahaan yang berasal dari pemerintah asing, warga negara

asing dan atau pihak asing.

Rincian 2.b: Apakah ada kepemilikan saham/modal asing secara individual ≥ 10%?

Cukup jelas.

Rincian 2.c: Apakah perusahaan memiliki penyertaan modal di perusahaan luar

negeri ≥ 10 % dari aset yang dimiliki? Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 16

Rincian 3.a: Apakah ada pekerja di perusahaan ini yang pernah mengikuti

bimbingan dan pelatihan? Cukup jelas.

Rincian 3.b: Jika ”ada”, bimbingan dan pelatihan tersebut diselenggarakan oleh:

Cukup jelas.

Rincian 3.c: Jenis bimbingan dan pelatihan yang diikuti :

Pelatihan manajerial: jenis pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan, pengelolaan

usaha secara umum.

Pelatihan ketrampilan/teknik produksi: jenis pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan/ketrampilan dalam teknik produksi.

Pelatihan pemasaran: jenis pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang

pemasaran, seperti cara mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara

melakukan penjualan dan promosi.

Pelatihan lainnya: pelatihan selain yang disebutkan diatas.

Rincian 4.a: Apakah perusahaan ini menjual jasa kepada perusahaan/perorangan

bukan penduduk Indonesia? Cukup jelas.

Rincian 4.b: Apakah perusahaan ini membeli jasa dari perusahaan/perorangan

bukan penduduk Indonesia? Cukup jelas.

Rincian 5: Apakah perusahaan memiliki aset di luar negeri? Cukup jelas.

3.2.1.5. BLOK VII: CATATAN

Blok ini digunakan untuk memberikan catatan mengenai isian-isian daftar.

Berikan catatan catatan jika diperlukan dengan singkat dan jelas. Blok ini sama dengan

Blok X pada kuesioner Dana Pensiun.

3.2.1.6. BLOK VIII: PENGESAHAN

Blok ini bertujuan untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan dalam

daftar diketahui oleh yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Dilengkapi

dengan nama, jabatan dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban) serta cap

perusahaan. Hal ini berguna sekali jika dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Blok ini

sama dengan Blok XI pada kuesioner Dana Pensiun.

3.2.1.7. BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 17

Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang

melakukan pencacahan maupun pengawasan pada waktu pelaksanaan kegiatan. Blok

ini sama dengan Blok XII pada kuesioner Dana Pensiun.

3.2.2. PERTANYAAN MODUL

Pertanyaan modul secara umum membedakan jenis perusahaan/usaha pada

usaha lembaga keuangan menjadi 3 (tiga) blok pertanyaan yaitu:

1. Blok II : Keterangan Usaha

2. Blok V : Laporan Laba/Rugi Tahun 2009-2010

3. Blok VI : Neraca per 31 Desember Tahun 2009 dan 2010

Pertanyaan modul jenis perusahaan Dana Pensiun dibedakan pada 6 (enam)

blok pertanyaan, yaitu:

1. Blok II : Keterangan Usaha (mulai dari rincian 4)

2. Blok V : Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun per 31 Desember Tahun 2009 dan

2010

3. Blok VI : Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun Tahun 2009-2010

4. Blok VII : Perhitungan Hasil Usaha Dana Pensiun Tahun 2009-2010

5. Blok VIII : Neraca Dana Pensiun per 31 Desember Tahun 2009 dan 2010

6. Blok IX : Laporan Arus Kas Dana Pensiun Tahun 2009-2010

3.2.2.1. PERBANKAN KONVENSIONAL

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit baik

untuk keperluan pembiayaan usaha atau untuk konsumsi dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat.

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis Bank.

Jenis bank dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Bank Umum: perusahaan perbankan yang kegiatan utamanya menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan serta menyalurkan kembali

dananya dalam bentuk kredit, selain itu juga memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Termasuk dalam bank umum ini adalah semua jenis bank, baik bank

devisa maupun non devisa, yang menpunyai badan hukum persero, perusahaan daerah,

koperasi, dan perseroan terbatas.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR): perusahaan atau usaha perbankan yang hanya

menerima simpanan dalam bentuk tabungan serta memberikan kredit berskala kecil

dalam jangka pendek kepada masyarakat dalam wilayah kerja tertentu yang umumnya

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 18

bersifat lokal, dan kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bentuk badan hukum BPR adalah perusahaan daerah, koperasi, perseroan terbatas dan

bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Jika rincian 4 berkode 1 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 5 (Khusus Kelompok

Bank Umum), tetapi jika rincian 4 berkode 2 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 6

(Khusus Kelompok Bank Perkreditan Rakyat).

Rincian 5: Khusus Kelompok Bank Umum.

Rincian ini terisi jika rincian 4 berkode 1. Pilihlah salah satu kode yang sesuai dengan

keadaan responden.

Bank Pemerintah/BUMN/Persero: Bank Milik Negara yang sebagian besar sahamnya

(minimal 51%) dimiliki oleh pemerintah. Contoh: Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank

Rakyat Indonesia (BNI), Bank Mandiri.

Bank Pembangunan Daerah: bank yang didirikan dengan undang-undang tersendiri

yaitu UU No. 13 tahun 1962 dan harus berbadan hukum Perusahaan Daerah sesuai

dengan Undang-undang No. 7 tahun 1992 yang ditetapkan berdasarkan peraturan

daerah masing-masing. Contoh: Bank Jabar, Bank DKI, Bank Nagari.

Bank Campuran: bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum

yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara dan atau badan

hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu

atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Contoh: Bank Finconesia, Bank

Merincorp, Bank Multicor .

Bank Asing: bank umum yang seluruh sahamnya dimiliki oleh asing. Contoh: Bank ABN

AMRO, Citybank, Hongkong Shanghai Bank Corp. (HSBC).

Bank Swasta Nasional Devisa: bank yang seluruh sahamnya dimiliki swasta nasional

yang dalam melakukan kegiatannya dapat melakukan transaksi dengan valuta asing.

Contoh: Bank Central Asia (BCA), Bank Lippo.

Bank Swasta Nasional Non Devisa: bank yang seluruh sahamnya dimiliki swasta

nasional yang dalam melakukan kegiatannya tidak dapat melakukan transaksi dengan

valuta asing. Contoh: Bank Indomonex, Bank Yudha Bhakti, Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN).

Rincian 6: Khusus Kantor Pusat / Induk.

Tuliskan banyaknya Kantor Cabang yang dimiliki oleh Kantor Pusat/Induk.

Kantor Cabang: unit usaha dari suatu bank yang diperkenankan menjalankan semua

jenis usaha bank dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan tersendiri, tetapi dalam

mengatur usahanya itu tunduk pada segala ketentuan yang diberlakukan oleh kantor

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 19

pusat bank tersebut.

Kantor Cabang Pembantu: kantor di bawah kantor cabang yang kegiatan usahanya

membantu kantor cabang induknya, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana

kantor cabang pembantu tersebut melakukan usahanya.

Kantor Kas / Unit Pembantu: kantor bank yang melakukan kegiatan pelayanan kas

dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor kas tersebut melakukan

usahanya, termasuk memberikan pelayanan kepada nasabah baru.

Anjungan Tunai Mandiri (ATM): merupakan salah satu perangkat perbankan elektronis

yang kegiatannya meliputi pelayanan kas atau non kas yang dilakukan dengan

menggunakan sarana mesin elektronis yang berlokasi baik di dalam maupun di luar

kantor bank, yang dapat melakukan pelayanan antara lain penarikan atau penyetoran

secara tunai, pembayaran melalui pemindahbukuan, transfer antar bank dan/atau

memperoleh informasi mengenai saldo/mutasi rekening nasabah.

Rincian 7: Khusus Kelompok Bank Perkreditan Rakyat.

Rincian ini terisi jika rincian 4 berkode 2. Pilihlah salah satu kode yang sesuai dengan

keadaan responden.

BPR (Pakto 27): BPR yang memperoleh izin usaha atas dasar Kep. Menteri Keuangan

No.1064/KMK.OO/1988 dan didirikan setelah tanggal 27 Oktober 1988, contoh: PT. BPR

Binadana Makmur, PT. BPR Pijer Podi Kekelengen, PT. BPR Prima Mertoyudan

Sejahtera.

Bank Karya Produksi Desa (BKPD): Lembaga Non Badan Kredit Desa (BKD) milik

Pemerintah Daerah dan terdapat di Jawa Barat, contoh: PD BPR BKPD Manonjaya, PD

BPR BKPD Cidahu, PD BPR BKPD Kadipaten.

BPR eks Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP): BPR yang baru memperoleh izin

usaha atas dasar Kep. Menteri Keuangan dan telah berdiri sebelum 27 oktober 1988

dalam bentuk LDKP, contoh: PD BPR LPK Cibitung, PD BPR LKP Aikmel, PD BPR BKK

Purworejo.

Bank Pasar: bank yang wilayah usahanya terbatas pada suatu pasar/lingkungan

tertentu dengan menerima simpanan dan memberikan kredit uang kepada pedagang,

contoh: PD Bank Pasar Arjawinangun, PT Bank Pasar Gunung Merbabu, PD BPR

BAPAS 69.

LDKP: BPR yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah atau Surat Keputusan

Gubernur masing-masing provinsi seperti LKP (Lembaga Kredit Pedesaan) di Jawa

Barat, BKK (Badan Kredit Kecamatan) di Jawa Tengah, BUKP (Badan Usaha Kredit

Pedesaan) di Yogyakarta, KURK (Kredit Usaha Rakyat Kecil) di Jawa Timur, contoh:

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 20

LKURK Karangmojo, BUKP Kecamatan Wates.

Bank Desa: badan usaha milik desa yang daerah usahanya hanya meliputi wilayah

desa yang bersangkutan dan umumnya hanya melayani kegiatan kredit dalam bentuk

uang bagi penduduk desa yang bersangkutan, contoh: Bank Desa Bancangan, BKD

Gebang.

Lumbung Desa: badan usaha milik desa yang daerah usahanya hanya meliputi wilayah

desa yang bersangkutan dan umumnya hanya melayani kredit dalam bentuk makanan

pokok, seperti padi, jagung dan lainnya bagi penduduk desa setempat. Namun ada pula

sebagian lumbung desa yang memberi kredit dalam bentuk uang, contoh: Lumbung

Desa Sambit, Lumbung Desa Kaliwungu Lor.

Rincian 8: Jenis Produk Usaha Jasa Moneter.

Tuliskan banyaknya nasabah dan nilai dari jenis produk usaha jasa moneter.

a) Usaha Simpanan

Simpanan: dana yang dipercayakan oleh masyarakat berdasarkan perjanjian

penyimpanan.

1) Giro: simpanan pihak lain pada bank yang dapat digunakan sebagai alat

pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

cek, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

pemindahbukuan antara lain dengan bilyet giro.

2) Tabungan: simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.

3) Deposito: simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah penyimpan

dengan bank yang bersangkutan.

b) Usaha Jasa

1) Jumlah pemegang kartu ATM: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai

pengguna kartu ATM.

2) Jumlah pemegang kartu kredit: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai

pengguna kartu kredit.

c) Usaha Kredit

Jumlah peminjam (debitur): banyaknya nasabah yang menerima kredit atau

pinjaman.

Rincian 9: Penyaluran Kredit.

Tuliskan jumlah nasabah dari setiap jenis kredit yang disalurkan dan nilai (dalam juta

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 21

rupiah) dari setiap jenis kredit yang disalurkan.

Kredit Modal Kerja: kredit yang diberikan untuk membiayai kelancaran kegiatan usaha

nasabah.

Kredit Investasi: adalah kredit yang diberikan untuk melakukan penanaman modal yang

biasanya jangka panjang dengan maksud memperoleh keuntungan.

Kredit Konsumsi: kredit yang diberikan untuk membiayai pengadaan barang-barang

serta jasa-jasa (penggunaan akhir).

Rincian 10: Ikhtisar Keuangan

Adalah ringkasan keuangan yang berasal dari laporan Laba/Rugi dan Neraca yang meliputi:

a. Total Aset

b. Total Aktiva Produktif

Aktiva Produktif meliputi penanaman dana bank dalam bentuk kredit, surat berharga,

penempatan dana antar bank, penyertaan, dan lainnya yang dapat menghasilkan

pendapatan bagi bank.

c. Total Ekuitas

d. Pendapatan Bunga

e. Beban Bunga

f. Pendapatan Operasional (termasuk Pendapatan Bunga)

g. Beban Operasional (termasuk Beban Bunga)

h. Laba Sebelum Pajak

i. Laba Setelah Pajak

Rincian 11 : Rasio Keuangan

Rasio keuangan bank meliputi:

a. Permodalan

CAR: Perbandingan antara Modal dengan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).

b. Kualitas Aktiva

NPL: Perbandingan antara Kredit dalam Kualitas yang Kurang Lancar, Diragukan, dan

Macet dengan Total Kredit.

c. Rentabilitas

ROA: Perbandingan antara Laba Sebelum Pajak dengan Total Aset.

ROE: Perbandingan antara Laba Setelah Pajak dengan Total Ekuitas.

NIM: Perbandingan antara Pendapatan Bunga Bersih dengan Rata-Rata Aktiva

Produktif.

BOPO: Perbandingan antara Total Beban Operasional dengan Total Pendapatan

Operasional.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 22

d. Likuiditas

LDR: Perbandingan antara Kredit yang Diberikan dengan Dana Pihak Ketiga yang

dihimpun bank.

BLOK V : LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2009-2010

Yang dimasukkan ke dalam daftar rincian laba-rugi adalah angka-angka kumulatif

sejak awal tahun buku bank sampai dengan tanggal akhir bulan laporan yang

bersangkutan.

A. PENDAPATAN OPERASIONAL

Rincian 1: Pendapatan bunga.

1. Pendapatan bunga: pendapatan bunga baik dari pinjaman yang diberikan maupun

simpanan yang dimiliki, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, Call Money dan

surat-surat pengakuan hutang lainnya dalam bentuk rupiah dan valuta asing.

a. Pendapatan provisi dan komisi atas kredit: pendapatan berupa provisi dan komisi

akibat dari transaksi atau pemberian kredit.

Rincian 2: Provisi dan komisi lainnya.

Pendapatan berupa provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan transaksi

pemberian kredit.

Rincian 3: Laba atas kenaikan nilai surat berharga.

Keuntungan dari kenaikan nilai surat berharga di pasar modal.

Rincian 4: Laba selisih kurs. Cukup jelas.

Rincian 5: Lain-lain. Cukup jelas.

B. BEBAN OPERASIONAL.

Rincian 1: Beban bunga.

a) Beban bunga: biaya bunga dalam rupiah dan valas seperti pada tabungan, giro,

simpanan berjangka dan lainnya.

b) Provisi dan komisi: biaya yang dikeluarkan bank untuk komisi, provisi, fee akibat dari

transaksi atau penerimaan pinjaman.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 23

Rincian 2: Beban penyisihan penghapusan aset produktif.

Adalah beban penghapusan yang diperhitungkan atas aset produktif. Aset produktif

terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat berharga, obligasi

pemerintah, tagihan derivatif, pinjaman/pembiayaan yang diberikan, tagihan akseptasi,

penyertaan saham, serta komitmen dan kontinjensi yang berisiko kredit.

Rincian 3: Beban tenaga kerja.

Adalah gaji pokok, upah beserta tunjangan yang dibayarkan kepada direksi dan

karyawan baik tetap maupun tidak tetap sebelum dikurangi pajak penghasilan dan

potongan-potongan lain, termasuk pula honor komisaris, upah lembur dan perawatan

kesehatan.

BIAYA TENAGA KERJA PADA RINCIAN B.3 KOLOM (3) = BIAYA

BALAS JASA PEKERJA YANG TERDAPAT PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8

Rincian 4: Beban umum dan administrasi.

Beban umum dan administrasi adalah berbagai beban yang timbul untuk mendukung

kegiatan operasional bank. Beban umum dan administrasi meliputi biaya sewa,

perbaikan dan pemeliharaan, persediaan kantor, listrik dan air, transportasi, peneltian

dan pengembangan, teknologi informasi, dan komunikasi, depresiasi (penyusutan),

amortisasi, dan beban lain-lain.

Rincian 5: Rugi atas penjualan surat-surat berharga. Cukup jelas.

Rincian 6: Lain-lain. Cukup jelas.

C. LABA (RUGI) OPERASIONAL

Hasil pengurangan antara Rincian A dengan Rincian B.

D. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Rincian 1: Pendapatan non operasional.

Pendapatan non operasional yang tidak termasuk pada rincian A 1 - 5.

Rincian 2: Beban non operasional.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 24

Beban non operasional yang tidak termasuk pada rincian B 1 - 6.

E. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK DAN HAK MINORITAS

Yang dimasukkan ke dalam rincian ini adalah jumlah laba/rugi sebelum dikurangi

taksiran pajak penghasilan dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.

F. PAJAK PENGHASILAN

Jumlah taksiran pajak penghasilan yang harus dibayar oleh bank.

G. LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS

Jumlah laba (rugi) setelah memperhitungkan pajak penghasilan tetapi belum dikurangi

dengan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.

H. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

Bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan yang tidak dimiliki baik

seara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.

I. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN

Jumlah laba (rugi) setelah memperhitungkan pajak penghasilan dan hak minoritas anak

atas laba bersih anak perusahaan.

J. SALDO LABA (RUGI) AWAL TAHUN

Saldo laba (rugi) pada awal tahun buku yang bersangkutan.

K. DIVIDEN

Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham.

L. LAINNYA

Jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya;

dicadangkan untuk perluasan pabrik, atau untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang

maupun ikatan tertentu.

M. SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN. Cukup Jelas.

BLOK VI: NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

Neraca (Balance Sheet): laporan sistematis tentang harta (aset), hutang serta modal

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 25

suatu perusahaan dengan tujuan menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada

suatu tanggal tertentu, biasanya pada penutupan buku di akhir tahun kalender atau

tahun fiskal.

ASET

Rincian 1: Kas.

Kas adalah mata uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing, yang masih

berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pengertian kas adalah termasuk mata uang

rupiah dan valuta asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam masa

tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia. Sementara itu, pengertian kas

tersebut tidak termasuk emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk

memperingati peristiwa nasional (commemorative coin).

Rincian 2: Giro pada Bank Indonesia.

Giro pada Bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank baik dalam rupiah maupun

dalam valuta asing di Bank Indonesia.

Rincian 3: Giro pada bank lain.

Simpanan pada bank lain, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah

pembayaran atau pemindahbukuan.

Rincian 4: Penempatan pada Bank Indonesia.

Penempatan pada Bank Indonesia adalah penempatan/tagihan bank baik dalam rupiah

maupun valuta asing kepada Bank Indonesia.

Jenis penempatan pada Bank Indonesia meliputi:

a) Fine Tune Operation (FTO) yaitu transaksi dalam rangka Operasi Pasar Terbuka

(OPT) untuk menyerap likuiditas perbankan yang dilakukan sewaktu-waktu oleh BI

apabila diperlukan untuk mempengaruhi likuiditas perbankan secara jangka pendek

dengan waktu, jumlah, dan harga transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b) Fasbi (Fasilitas Diskonto Bank Indonesia) yaitu Fasilitas penempatan dana rupiah

bank peserta Pasar Uang Antar Bank (PUAB) pada Bank Indonesia dengan jangka

waktu tertentu, dan suku bunga tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

c) Lainnya, yaitu selain jenis diatas dan memenuhi kriteria penempatan pada Bank

Indonesia.

Rincian 5: Penempatan pada bank lain.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 26

Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank

dalam rupiah dan atau valuta asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan

operasional di Indonesia maupun luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran

transaksi antar-bank maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk

memperoleh penghasilan.

Jenis penempatan pada bank lain meliputi interbank call money, tabungan, deposit on

call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, setoran jaminan dalam

rangka transaksi perdagangan, dana pelunasan obligasi, serta lainnya yang memenuhi

kriteria penempatan pada bank lain.

Nilai tercatat penempatan pada bank lain adalah nilai penempatan pada bank lain neto

pada tanggal pelaporan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Rincian 6: Efek-efek.

Efek adalah surat berharga, yaitu surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti

utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka, dan setiap derivatif

dari efek.

Rincian 7: Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo).

Efek atau surat berharga yang diterbitkan oleh bank atau pihak ketiga bukan bank yang

dijual dengan janji untuk dibeli kembali dari pembeli dengan harga yang telah disepakati

pada awal transaksi.

Rincian 8: Tagihan derivatif.

Tagihan atas potensi keuntungan dari suatu perjanjian/kontrak transaksi derivatif (selisih

positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan),

termasuk potensi keuntungan karena mark to market dari transaksi spot yang masih

berjalan.

Rincian 9: Kredit yang diberikan.

Semua realisasi pemberian kredit oleh bank kepada pihak ketiga bukan bank, termasuk

kredit kepada pegawai bank sendiri.

Rincian 10: Tagihan akseptasi.

Akseptasi: janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda

tangan dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata ”akseptasi” atau

dengan cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan pihak tertarik

dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 27

telah diakseptasi, wesel ini menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat

diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo.

Tagihan akseptasi: tagihan yang timbul sebagai akibat akseptasi yang dilakukan

terhadap wesel berjangka.

Rincian 11: Obligasi pemerintah.

Yaitu surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah dan dibeli atau

dimiliki bank pelapor.

Rincian 12: Penyertaan saham.

Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham baik dalam

rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan lembaga keuangan bukan bank

untuk tujuan investasi jangka panjang dan tidak untuk diperjualbelikan. Termasuk dalam

cakupan penyertaan adalah penyertaan modal sementara.

Penyertaan saham disajikan sebesar biaya perolehan, harga wajar melalui ekuitas atau

metode ekuitas setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Rincian 13: Aset tetap dan akumulasi penyusutan.

Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset

selama umur manfaatnya.

Aset tetap disajikan sebesar julmah tercatat (carrying amount), yaitu nilai yang disajikan

dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan

nilai.

Rincian 14: Aset pajak tangguhan.

Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan

(recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya:

a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan

b) sisa kompensasi kerugian.

Rincian 15: Biaya dibayar dimuka.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 28

Biaya-biaya berjangka waktu kurang dari satu tahun yang telah dibayarkan oleh bank

pelapor tetapi belum menjadi beban periode yang bersangkutan.

Rincian 16: Aset lain-lain.

Saldo rekening aset lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari rincian 1 s.d 15.

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

A. KEWAJIBAN

Rincian 1: Kewajiban segera.

Kewajiban segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera

dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan

sebelumnya. Contoh: kiriman uang, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum

diambil nasabah.

Rincian 2: Simpanan.

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank) kepada bank

berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Bentuk-bentuk simpanan berupa:

a) Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

pemindahbukuan.

b) Tabungan adalah simpanan-simpanan dalam rupiah dari pihak ketiga bukan bank

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang

disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan

dengan itu.

c) Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

d) Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti

penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

e) Lainnya: bentuk yang dipersamakan dengan bentuk simpanan.

Rincian 3: Simpanan dari bank lain.

Simpanan dari bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money, deposito

berjangka, dan lain-lain yang sejenis.

Rincian 4: Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 29

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali adalah surat pengakuan utang jangka

pendek dan jangka panjang yang diterbitkan oleh bank atau pihak ketiga bukan bank

yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali dari pembeli dengan harga yang telah

disepakati pada awal transaksi.

Rincian 5: Kewajiban derivatif.

Kewajiban derivatif adalah kewajiban yang merupakan potensi kerugian berdasarkan

proses valuasi atas perjanjian/kontrak derivatif yang mencerminkan selisih negatif antara

nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan.

Rincian 6: Kewajiban akseptasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Surat berharga yang diterbitkan.

Surat pengakuan utang, wesel, saham obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya,

atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang yang diterbitkan oleh bank kepada

pihak ketiga bukan bank.

Rincian 8: Pinjaman yang diterima.

Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia, atau

pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan dari

masyarakat tidak termasuk dalam pengertian ini.

Rincian 9: Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah taksiran kerugian akibat tidak

dipenuhinya komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.

Rincian 10: Kewajiban pajak tangguhan.

Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan

terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer

kena pajak.

Rincian 11: Beban yang masih harus dibayar.

Semua beban dalam rupiah yang secara efektif telah menjadi kewajiban bank dan dapat

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 30

ditagih oleh pemiliknya.

Rincian 12: Kewajiban lain-lain.

Saldo rekening kewajiban lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke

dalam salah satu dari rincian 1 s/d. 11.

Rincian 13: Pinjaman subordinasi.

Adalah pinjaman dari Bank Indonesia sebagai tambahan modal kerja Bank.

B. HAK MINORITAS

Hak minoritas adalah bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan

yang tidak dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.

Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang terjadi sejak tanggal

penggabungan usaha sampai dengan tanggal laporan.

C. EKUITAS

Rincian 1: Modal saham.

Modal saham terdiri dari modal dasar dan modal disetor.

Modal dasar: seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar.

Modal disetor: modal yang telah ditempatkan dan disetor secara penuh yang dibuktikan

dengan bukti penyetoran yang sah.

Rincian 2: Tambahan modal disetor.

Tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti

agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga lebih rendah

daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan

saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat

perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor (untuk jenis saham

yang diatur dalam mata uang asing dalam akta pendiriannya), kompensasi berbasis

saham, modal sumbangan, dan lain sebagainya.

Agio: selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham

yang melebihi nilai nominalnya.

Disagio: selisih kurang setoran modal yang diterima oleh bank pada saat penerbitan

saham karena harga pasar saham lebih rendah dari nilai nominal.

Rincian 3: Selisih kurs penjabaran laporan keuangan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 31

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan adalah selisih yang timbul dari proses

penjabaran laporan keuangan kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri yang

termasuk dalam kriteria entitas asing.

Rincian 4: Selisih penilaian kembali aset tetap.

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap dibukukan dalam

kelompok modal di antara tambahan modal disetor dan saldo laba dengan nama akun

“Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap”.

Rincian 5: Laba (rugi) yg belum direalisasi dari surat berharga. Cukup jelas.

Rincian 6: Pendapatan komprehensif lainnya.

Pendapatan komprehensif lainnya, adalah pos-pos keuntungan dan kerugian (termasuk

penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laporan laba rugi. Termasuk dalam

pendapatan komprehensif lain adalah:

a) Perubahan ekuitas yang berasal dari peningkatan/penurunan nilai wajar aset

keuangan dalam kelompok tersedia dijual;

b) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi lindung nilai

atas arus kas (cash flow hedge), dan transaksi lindung nilai atas investasi neto (net

investment hegde).

Rincian 7: Saldo laba (rugi).

Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan

pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu, serta tidak dibagikan sesuai

dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) para pemegang saham.

SALDO LABA (RUGI) PADA BLOK VI.2 RINCIAN C.7 =

SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN PADA BLOK V RINCIAN M

UNTUK MASING-MASING TAHUN 2009 & 2010

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 32

TOTAL ASET = TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

3.2.2.2. PERBANKAN SYARIAH

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis Bank.

Bank Syariah: kegiatan perbankan yang kegiatan utamanya menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk tabungan dan syirkah yang aturannya mengikuti syariat Islam,

serta menyalurkan kembali dananya dalam bentuk pemberian kredit.

Contoh: PT. Bank Muamalat, PT. Bank Syariah Mandiri.

BPR Syariah: kegiatan perbankan yang hanya menerima simpanan dalam bentuk

tabungan syirkah serta memberi kredit berskala kecil dalam jangka pendek kepada

masyarakat dengan mengikuti syariat Islam.

Contoh: PT. BPRS Artha Fisabilillah, PT. BPRS Artha Surya Barokah.

Rincian 5: Khusus Kantor Pusat/Induk.

Tuliskan banyaknya Kantor Cabang yang dimiliki oleh Kantor Pusat/Induk.

Kantor Cabang: unit usaha dari suatu bank yang diperkenankan menjalankan semua

jenis usaha bank dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan tersendiri, tetapi dalam

mengatur usahanya itu tunduk pada segala ketentuan yang diberlakukan oleh kantor

pusat bank tersebut.

Kantor Cabang Pembantu: kantor di bawah kantor cabang yang kegiatan usahanya

membantu kantor cabang induknya, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana

kantor cabang pembantu tersebut melakukan usahanya.

Kantor Kas/Unit Pembantu: kantor bank yang melakukan kegiatan pelayanan kas

dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor kas tersebut melakukan

usahanya, termasuk memberikan pelayanan kepada nasabah baru.

Anjungan Tunai Mandiri (ATM): merupakan salah satu perangkat perbankan elektronis

yang kegiatannya meliputi pelayanan kas atau non kas yang dilakukan dengan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 33

menggunakan sarana mesin elektronis yang berlokasi baik di dalam maupun di luar

kantor bank, yang dapat melakukan pelayanan antara lain penarikan atau penyetoran

secara tunai, pembayaran melalui pemindahbukuan, transfer antar bank dan/atau

memperoleh informasi mengenai saldo/mutasi rekening nasabah.

Rincian 6: Jenis produk Bank Syariah.

Tuliskan banyaknya nasabah dan nilai dari jenis produk bank.

Rincian 6.a: Usaha Pendanaan.

Pendanaan: dana yang dipercayakan oleh masyarakat berdasarkan perjanjian

penyimpanan.

Simpanan terdiri dari:

1) Giro: Simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

perintah pemindahbukuan.

2) Tabungan: Simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan

akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu

yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

3) Deposito: Investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah.

Rincian 6.b: Usaha Jasa.

Jumlah pemegang kartu ATM: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai pengguna

kartu ATM.

Rincian 6.c: Usaha Pembiayaan.

Pembiayaan: penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu.

Pembiayaan terdiri dari:

1) Mudharabah: pembiayaan kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik,

shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua

(‘amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan

membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam

akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika

pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 34

2) Murabahah: Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya

kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai

keuntungan yang disepakati.

3) Istishna’: Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang

tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan

atau pembeli (mustashni’) dan penjual atau pembuat (shani’).

4) Musyarakah: Pembiayaan kerjasama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan

bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian

ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.

5) Salam: Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran

harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.

6) Pembiayaan Qardh: Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan

bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah

disepakati.

7) Pembiayaan Rahn: pembiayaan yang menggunakan prinsip gadai syariah.

Rincian 7: Ikhtisar Keuangan

Adalah ringkasan keuangan yang berasal dari laporan Laba/Rugi dan Neraca yang meliputi:

a. Total Aset

b. Total Aktiva Produktif

Aktiva Produktif meliputi penanaman dana bank dalam bentuk pembiayaan, surat

berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, dan lainnya yang dapat

menghasilkan pendapatan bagi bank.

c. Total Ekuitas

d. Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai Mudharib

e. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer

f. Pendapatan Operasional (termasuk Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai

Mudharib)

g. Beban Operasional (termasuk Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah

Temporer)

h. Laba Sebelum Pajak

i. Laba Setelah Pajak

Rincian 8: Rasio Keuangan

Rasio keuangan bank meliputi:

a. Permodalan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 35

CAR : Perbandingan antara Modal dengan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).

b. Kualitas Aktiva

NPF: Perbandingan antara Pembiayaan yang Bermasalah dengan Total Pembiayaan.

c. Rentabilitas

ROA: Perbandingan antara Laba Sebelum Pajak dengan Total Aset.

ROE: Perbandingan antara Laba Setelah Pajak dengan Total Ekuitas.

BOPO: Perbandingan antara Total Beban Operasional dengan Total Pendapatan

Operasional.

d. Likuiditas

FDR : Perbandingan antara Pembiayaan yang Diberikan dengan Dana Pihak Ketiga

yang dihimpun bank.

BLOK V: LAPORAN LABA RUGI BANK SYARIAH TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN OPERASIONAL

Rincian 1: Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib dari jual beli,

sewa, dan bagi hasil.

Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib meliputi pendapatan dari:

a) Jual beli: murabahah, salam, dan istishna.

b) Sewa: ijarah.

c) Bagi hasil: mudharabah dan musyarakah.

Rincian 2: Pendapatan usaha utama lainnya.

Pendapatan usaha utama lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Bank Indonesia

Syariah, pendapatan dari penempatan pada bank syariah lain dan pendapatan bagi hasil

surat berharga syariah.

Rincian 3: Pendapatan imbalan jasa perbankan.

Pendapatan dari administrasi, provisi, dan komisi dari usaha pembiayaan maupun non

pembiayaan, termasuk juga pendapatan usaha lainnya.

Rincian 4: Pendapatan imbalan investasi terikat.

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan

sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai agen investasi berdasarkan akad

mudharabah muqayyadah. Bank mendapatkan imbalan berupa fee atas penyaluran

dana tersebut.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 36

Rincian 5: Lainnya. Cukup jelas.

B. BEBAN OPERASIONAL

Rincian 1: Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer.

Dana syirkah temporer: dana yang diterima oleh entitas syariah dimana entitas syariah

mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan

kebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan

keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah

temporer berkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsur

kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, entitas syariah

tidak berkewajiban mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana

tersebut.

Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi hasil

milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah atas hasil

pengelolaan dana mereka oleh bank.

Rincian 2: Beban tenaga kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA PADA RINCIAN B.2 KOLOM (3) = BIAYA BALAS JASA

PEKERJA YANG TERDAPAT PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8

Rincian 3: Umum dan administrasi.

Beban umum dan administrasi meliputi administrasi pembiayaan, pendapatan

administrasi giro, tabungan, dan kartu, pendapatan transaksi valuta asing, provisi dan

komisi dari pembiayaan dan non pembiayaan, dan lain-lain.

Rincian 4: Beban penyusutan dan amortisasi.

Beban penyusutan dan amortisasi merupakan alokasi jumlah suatu aset yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Meliputi penyusutan aset tetap

dan inventaris, aset tidak berwujud, serta penyisihan (pembalikan) kerugian aset

produktif.

Rincian 5: Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi.

Kewajiban komitmen dan kontinjensi terdiri dari kewajiban komitmen lain-lain dan

kewajiban kontinjensi berupa penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi. Penyisihan

kerugian kewajiban komitmen dan kontinjensi dicatat pada akun ”Beban Estimasi

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 37

Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.

Rincian 6: Lainnya. Cukup Jelas.

C. LABA (RUGI) OPERASIONAL

Pengurangan antara pendapatan operasional (A) dengan beban operasional (B).

D. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Rincian 1: Pendapatan non operasional

Pendapatan non operasional yang tidak termasuk pada rincian A.1 – A.5.

Rincian 2: Beban non operasional

Beban non operasional yang tidak termasuk pada rincian B.1 – B.6.

E. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN DAN HAK MINORITAS

Laba (rugi) perusahaan sebelum memperhitungkan pajak penghasilan dan hak minoritas

atas laba bersih anak perusahaan.

F. PAJAK PENGHASILAN

Jumlah beban pajak penghasilan yang harus dibayar oleh bank.

G. LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS

Laba (rugi) perusahaan setelah memperhitungkan pajak penghasilan tetapi belum

memperhitungkan hak minoritas anak perusahaan.

H. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

Hak minoritas adalah bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan

yang tidak dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.

Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang terjadi sejak tanggal

penggabungan usaha sampai dengan tanggal laporan.

I. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN

Laba bersih yang diperoleh selama periode berjalan setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.

J. SALDO LABA (RUGI) AWAL TAHUN

Kumulatif laba periode tahun sebelumnya yang tidak dibagikan kepada para pemilik

perusahaan/para pemegang saham.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 38

K. DIVIDEN

Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham.

L. LAINNYA

Jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya;

dicadangkan untuk perluasan pabrik, atau untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang

maupun ikatan tertentu.

M. SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN

Hasil pengurangan (laba (rugi) tahun berjalan + saldo laba (rugi) awal tahun) dengan

(dividen + pos lainnya).

BLOK V: NERACA BANK SYARIAH PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

ASET

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh

perusahaan.

Rincian 1: Kas.

Kas adalah mata uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing, yang masih

berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Pengertian kas adalah termasuk mata uang rupiah dan valuta asing yang ditarik dari

peredaran dan yang masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank

Indonesia. Sementara itu, pengertian kas tersebut tidak termasuk emas batangan dan

uang logam yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional (commemorative

coin).

Rincian 2: Giro pada Bank Indonesia.

Giro pada Bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank baik dalam rupiah maupun

dalam valuta asing di Bank Indonesia. Giro, termasuk giro pada Bank Indonesia dalam

rangka memenuhi ketentuan Giro Wajib Minimum dan escrow account untuk tujuan

tertentu.

Rincian 3: Giro pada bank lain.

Simpanan pada bank lain, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, yang

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 39

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah

pembayaran atau pemindahbukuan.

Rincian 4: Penempatan pada Bank Indonesia.

Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang

merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana

berjangka pendek.

Rincian 5: Penempatan pada bank lain.

Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lainnya yang

beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah berupa deposito berjangka

mudharabah, investasi mudharabah, dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya

berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo

penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian.

Rincian 6: Efek-efek.

Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang

lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara lain obligasi syariah,

sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek.

Rincian 7: Piutang.

Piutang adalah tagihan yang timbul dari pembiayaan Murabahah, Istishna, dan Salam,

termasuk piutang dari sewa (ijarah). Piutang disajikan sebesar nilai bersih yakni saldo

piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Rincian 8: Pembiayaan.

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu.

Meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.

Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada

pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan

menggunakan bagi untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (net revenue

sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan misbah yang telah disepakati

sebelumnya.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 40

Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik modal dana/modal untuk

mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian

keuntungan berdasarkan misbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan

kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal

masing-masing.

Pembiayaan dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan

kerugian.

Rincian 9: Pinjaman qardh.

Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak meminjam

mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu. Qardh meliputi hawalah dan rahn.

Rincian 10: Persediaan.

Aset yang dibeli untuk dijual kembali kepada klien.

Rincian 11: Tagihan dan kewajiban akseptasi. Cukup jelas.

Rincian 12: Aset yang diperoleh untuk ijarah.

Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan obyek sewa (ijarah) dan

diakui sebesar harga perolehan. Obyek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai

kebijakan penyusutan aset sejenis, sedangkan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah

bittamlik disusutkan sesuai masa sewa. Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan

sebesar nilai buku dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Rincian 13: Aset istishna dalam penyelesaian.

Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses

pembuatan.

Rincian 14: Penyertaan saham.

Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham baik dalam

rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan lembaga keuangan bukan bank

untuk tujuan investasi jangka panjang dan tidak untuk diperjualbelikan. Termasuk dalam

cakupan penyertaan adalah penyertaan modal sementara.

Penyertaan saham disajikan sebesar biaya perolehan, harga wajar melalui ekuitas atau

metode ekuitas setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Rincian 15: Aset tetap dan akumulasi penyusutan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 41

Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset

selama umur manfaatnya. Aset tetap disajikan sebesar jumlah tercatat (carrying

amount), yaitu nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan

dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Rincian 16: Aset pajak tangguhan.

Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan

(recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya:

a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan

b) sisa kompensasi kerugian.

Rincian 17: Biaya dibayar dimuka.

Biaya-biaya berjangka waktu kurang dari satu tahun yang telah dibayarkan oleh bank

pelapor tetapi belum menjadi beban periode yang bersangkutan.

Rincian 18: Aset Lainnya. Cukup jelas.

KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER, DAN EKUITAS

A. KEWAJIBAN

Rincian 1: Kewajiban segera.

Kewajiban segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera

dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan

sebelumnya. Contoh: kiriman uang, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum

diambil nasabah.

Rincian 2: Bagi hasil yang belum dibagikan.

Bagi hasil yang belum dibagikan merupakan bagi hasil yang belum dibagikan oleh bank

kepada shahibul maal atas bagian keuntungan hasil usaha bank yang telah disisihkan

dari pengelolaan dana mudharabah.

Rincian 3: Simpanan.

Simpanan merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan

wadiah.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 42

a. Giro wadiah: titipan dana dari pihak ketiga yang akan mendapatkan bonus

berdasarkan kebijaksanaan bank. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen

pembayaran, dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro.

b. Tabungan wadiah: dinyatakan sebesar titipan di bank.

Rincian 4: Simpanan dari bank lain.

Simpanan dari bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain dalam bentuk giro

wadiah, tabungan wadiah dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA).

Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban bank kepada bank lain.

Simpanan dana pihak lain mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan bank atas

penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.

Rincian 5: Kewajiban pada bank lain.

Kewajiban pada bank lain meliputi kewajiban ATM Bersama dan kewajiban ATM Prima.

Rincian 6: Surat berharga yang diterbitkan.

Surat pengakuan utang, wesel, saham obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya,

atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang yang diterbitkan oleh bank kepada

pihak ketiga bukan bank.

Rincian 7: Hutang pajak. Cukup jelas.

Rincian 8: Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah taksiran kerugian akibat tidak

dipenuhinya komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.

Rincian 9: Pinjaman yang diterima.

Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia, atau

pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan dari

masyarakat tidak termasuk dalam pengertian ini.

Rincian 10: Kewajiban lainnya. Cukup jelas.

Rincian 11: Pinjaman Subordinasi.

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman dari Bank Indonesia sebagai tambahan modal

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 43

kerja bank.

B. DANA SYIRKAH TEMPORER (DANA INVESTASI TIDAK TERIKAT)

Dana syirkah temporer: Dana yang diterima oleh bank syariah dimana bank syariah

mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan

kebijakan bank syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan

keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah

temporer berkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsur

kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, bank syariah tidak

berkewajiban mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut.

Rincian 1: Dana syirkah temporer dari bukan bank.

a) Simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan

bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui

sebelumnya.

b) Deposito dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan

bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui

sebelumnya.

Rincian 2: Dana syirkah temporer dari bank.

a) Simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan

bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui

sebelumnya.

b) Deposito dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan

bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui

sebelumnya.

C. HAK MINORITAS

Hak minoritas adalah bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan

yang tidak dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.

Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang terjadi sejak tanggal

penggabungan usaha sampai dengan tanggal laporan.

D. EKUITAS

Rincian 1: Modal saham.

Modal saham terdiri dari modal dasar dan modal disetor.

Modal dasar: seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 44

Modal disetor: modal yang telah ditempatkan dan disetor secara penuh yang dibuktikan

dengan bukti penyetoran yang sah.

Rincian 2: Tambahan modal disetor.

Tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti

agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga lebih rendah

daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan

saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat

perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor (untuk jenis saham

yang diatur dalam mata uang asing dalam akta pendiriannya), kompensasi berbasis

saham, modal sumbangan, dan lain sebagainya.

Agio: selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham

yang melebihi nilai nominalnya.

Disagio: selisih kurang setoran modal yang diterima oleh bank pada saat penerbitan

saham karena harga pasar saham lebih rendah dari nilai nominal.

Rincian 3: Selisih kurs penjabaran laporan keuangan.

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan adalah selisih yang timbul dari proses

penjabaran laporan keuangan kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri yang

termasuk dalam kriteria entitas asing.

Rincian 4: Selisih penilaian kembali aset tetap.

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap dibukukan dalam

kelompok modal di antara tambahan modal disetor dan saldo laba dengan nama akun

“Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap”.

Rincian 5: Laba (rugi) yg belum direalisasi dari surat berharga. Cukup jelas.

Rincian 6: Pendapatan komprehensif lainnya.

Pendapatan komprehensif lainnya, adalah pos-pos keuntungan dan kerugian (termasuk

penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laporan laba rugi. Termasuk dalam

pendapatan komprehensif lain adalah:

a) Perubahan ekuitas yang berasal dari peningkatan/penurunan nilai wajar aset

keuangan dalam kelompok tersedia dijual;

b) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi lindung nilai

atas arus kas (cash flow hedge), dan transaksi lindung nilai atas investasi neto (net

investment hegde).

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 45

Rincian 7: Saldo laba (rugi).

Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan

pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu, serta tidak dibagikan sesuai

dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) para pemegang saham.

SALDO LABA (RUGI) PADA BLOK V.2 RINCIAN D.7 =

SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN PADA BLOK IV RINCIAN M

UNTUK MASING-MASING TAHUN 2009 & 2010

TOTAL ASET = TOTAL KEWAJIBAN,

DANA SYIRKAH TEMPORER, DAN EKUITAS

3.2.2.3. PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan pembiayaan adalah usaha sewa

guna usaha, usaha kartu kredit, usaha anjak piutang dan usaha pembiayaan konsumen,

sedangkan jenis perusahaan pembiayaan modal ventura hanya satu kegiatan saja, yaitu

memberikan modal pada pasangan usahanya.

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis Perusahaan

a) Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital): badan usaha yang melakukan

kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal pada suatu perusahaan

pasangan usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu (maksimal 10 tahun).

Perusahaan Modal Ventura terlibat secara tidak langsung dalam aspek-aspek

manajemen, administrasi, pemasaran yang tujuannya untuk mengembangkan PPU.

Contoh: Bahana Artha Ventura, Sarana Jateng Ventura.

b) Perusahaan Pembiayaan (Multifinance): badan usaha di luar bank yang melakukan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Kegiatan ini terdiri dari

sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Contoh: PT.

Astra Auto Finance, Exim SB Leasing, PT. Dinner Jaya Indonesia Internasional.

Jika rincian 4 berkode 1 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 5 s/d 7 (Khusus

Perusahaan Modal Ventura), tetapi jika rincian 4 berkode 2 pertanyaan dilanjutkan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 46

ke rincian 8 s/d 12 (Khusus Perusahaan Pembiayaan).

KHUSUS PERUSAHAAN MODAL VENTURA ( VENTURE CAPITAL )

Rincian 5: Upaya sosialisasi yang telah dilaksanakan perusahaan melalui :

Kode 1 Asosiasi Pengusaha, misal: KADIN.

Kode 2 Iklan melalui media cetak, misal: koran, majalah, brosur.

Kode 4 Iklan melalui media elektronik, misal: radio, televisi.

Kode 8 Kantor pemerintah (dinas terkait), misal: Dinas Perindustrian, Dinas

Perdagangan.

Kode 16 Lainnya, yaitu selain media sosialisasi yang disebutkan di atas.

Rincian 6: Jumlah Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) menurut jenis pembiayaan

dan nilai penyertaan modal.

Perusahaan Pasangan Usaha: perusahaan yang memperoleh pembiayaan dalam

bentuk penyertaan modal sebagai mitra usaha dari perusahaan modal ventura.

Nilai Penyertaan Modal: nilai penyertaan modal perusahaan modal ventura yang

diserahkan kepada pasangan usahanya.

Penyertaan Saham Langsung: bentuk penyertaan pada pasangan usaha yang berupa

saham. Jenis pembiayaan ini untuk perusahaan yang sudah berbentuk Perseroan

Terbatas.

Obligasi Konversi: pembiayaan dalam bentuk obligasi yang dapat dikonversikan

kedalam saham biasa perusahaan. Jenis pembiayaan ini untuk perusahaan berbentuk

Perseroan Terbatas.

Pola Bagi Hasil: jenis pembiayaan yang dilakukan dengan perusahaan selain PT atau

belum berbadan hukum berdasarkan Profit Sharing.

Rincian 7: Jumlah Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) menurut sektor ekonomi dan

nilai penyertaan modal. Cukup jelas.

JUMLAH ISIAN PADA KOLOM (2) DAN KOLOM (3) RINCIAN 6.d =

JUMLAH ISIAN PADA KOLOM (2) DAN KOLOM (3) RINCIAN 7.k

KHUSUS PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Rincian 8: Jenis usaha perusahaan pembiayaan.

Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing): badan usaha yang melakukan kegiatan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 47

pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara Finance Lease

maupun Operating Lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama

jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala. Contoh: Exim SB

Leasing.

Operating Lease: kegiatan sewa guna usaha di mana penyewa guna usaha tidak

mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.

Finance Lease: kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir

masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan

nilai sisa yang disepakati bersama.

Perusahaan Anjak Piutang (Factoring): badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang

atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau

luar negeri. Contoh: Niaga Factoring.

Perusahaan Usaha Kartu Kredit (Credit Card): badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan untuk membeli barang dan jasa pemegang kartu kredit. Contoh: PT. Dinner

Jaya Indonesia Internasional.

Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance): badan usaha yang

melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan

konsumen dengan sistem pembayaran angsuran/berkala oleh konsumen. Contoh: Adira

Dinamika Finance.

Jika rincian 8 berkode 1 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 9 (Khusus Perusahaan

Sewa Guna Usaha), jika berkode 2 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 10 (Khusus

Perusahaan Anjak Piutang), jika berkode 4 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 11

(Khusus Perusahaan Kartu Kredit), dan jika berkode 8 pertanyaan dilanjutkan ke

rincian 12 (Khusus Perusahaan Pembiayaan Konsumen).

Jika rincian 5 kode yang dilingkari lebih dari satu, maka pertanyaan dilanjutkan ke

rincian yang bersesuaian.

Rincian 9: Kegiatan Sewa Guna Usaha.

Rincian 9.a: Jumlah dan nilai sewa guna usaha (Leasing) selama tahun 2010.

Jumlah kontrak, nilai kontrak, nilai perolehan barang modal, nilai pembiayaan, nilai sisa

serta nilai simpanan jaminan pada tempat yang tersedia.

Kontrak: perjanjian sewa guna usaha atas pemakaian suatu barang modal yang disewa

guna usahakan. Kontrak ini dibuat antara penyewa (lessee) dengan perusahaan sewa

guna usaha (lessor) selama periode tertentu.

Nilai Kontrak: nilai pembiayaan suatu barang modal yang disewagunausahakan,

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 48

ditambah dengan besarnya bunga selama periode kontrak.

Nilai Perolehan Barang Modal: nilai pembelian barang modal yang

disewagunausahakan, termasuk biaya tambahan yang dikenakan atas barang tersebut,

seperti premi asuransi dan biaya materai.

Nilai Pembiayaan: jumlah nilai perolehan barang modal setelah dikurangi dengan

besarnya uang muka yang dibayar oleh pihak penyewa guna usaha.

Nilai Sisa: nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha dari suatu barang

yang disewakan.

Nilai Simpanan Jaminan: jumlah uang yang diterima oleh lessor dari lessee pada awal

sewa guna usaha sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran sewa guna usaha.

Rincian 9.b: Nilai kontrak sewa guna usaha menurut sektor ekonomi selama tahun

2010.

Besarnya nilai kontrak sewa guna usaha menurut sektor ekonomi.

Rincian 9.c: Nilai kontrak sewa guna usaha menurut wilayah penggunaan barang

modal selama tahun 2010.

Besarnya nilai kontrak sewa guna usaha menurut wilayah penggunaan barang modal.

Rincian 9.d: Nilai kontrak sewa guna usaha menurut jenis barang modal selama

tahun 2010.

Besarnya nilai kontrak sewa guna usaha menurut jenis barang modal.

ISIAN RINCIAN 9.b, 9.c, DAN 9.d (BARIS JUMLAH) =

BESARNYA NILAI KONTRAK YANG TERDAPAT PADA RINCIAN 9.a.2).

Rincian 10 : Kegiatan Anjak Piutang (Factoring) selama tahun 2010.

Rincian 10.a: Jumlah klien anjak piutang.

Banyaknya klien anjak piutang yang diklasifikasikan sebagai klien with recourse dan

without recourse baik perorangan maupun perusahaan.

Klien: pihak yang menjual piutang kepada perusahaan anjak piutang.

Transaksi yang terjadi antara perusahaan anjak piutang dengan pihak klien dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

With Recourse: transaksi factoring jika terjadi tagihan macet maka risiko tagihan tetap

pada pihak klien.

Without Recourse: transaksi factoring jika terjadi tagihan macet maka perusahaan

factoring mengambil alih risiko tagihan macet tersebut.

Rincian 10.b: Jumlah customers anjak piutang.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 49

Customers anjak piutang: pihak yang mempunyai hutang kepada klien, dimana

sebelumnya customer mengadakan transaksi pembelian barang dan jasa dengan sistem

kredit kepada pihak klien.

Rincian 10.c: Nilai pengalihan piutang.

Adalah nilai hutang yang harus ditagih perusahaan factoring kepada customers.

Rincian 10.d: Nilai pembiayaan anjak piutang.

Adalah nilai pembelian piutang yang telah disetujui kedua belah pihak antara klien dan

perusahaan factoring yang dinyatakan dalam suatu perjanjian kontrak. Nilai pembiayaan

umumnya lebih kecil dari nilai piutang yang dialihkan, karena diperhitungkan faktor

bunga dan risiko kelancaran pembayaran.

Rincian 11: Kegiatan kartu kredit (Credit Card) selama tahun 2010.

Rincian 11.a: Jumlah kartu kredit yang dikeluarkan.

Isikan banyaknya kredit yang dikeluarkan oleh perusahaan ini baik untuk perorangan

maupun perusahaan.

Kartu Kredit: suatu fasilitas kredit yang diterbitkan oleh Perusahaan Penerbit Kartu

Kredit (issuer), kepada pemegang kartu kredit (card holder), sehingga pemegang kartu

tersebut bisa menggunakan sebagai alat bayar atas transaksi di tempat-tempat

penerima pembayaran dengan kartu kredit (merchant).

Rincian 11.b: Jumlah kartu kredit yang digunakan.

Kartu kredit yang digunakan: kartu yang selama tahun 2010 pernah/aktif digunakan

untuk melakukan transaksi.

Rincian 11.c: Nilai pembiayaan kartu kredit.

Pembiayaan kartu kredit: banyaknya nilai pembiayaan kartu kredit yang dibayar oleh

perusahaan penerbit kartu kredit (issuer) kepada perusahaan penerima pembayaran

dengan kartu kredit (merchant), setelah dikurangi dengan potongan harga atau komisi

yang telah disetujui sebelumnya oleh pihak perusahaan penerima pembayaran dan

penerbit kartu kredit.

Rincian 11.d: Nilai pelunasan oleh pemegang kartu kredit.

Adalah nilai pelunasan pembayaran pihak pemegang kartu kredit kepada pihak

perusahaan penerbit kartu kredit.

Rincian 12: Kegiatan pembiayaan konsumen selama tahun 2010.

Rincian 12.a: Jumlah kontrak pembiayaan konsumen.

Kontrak pembiayaan konsumen: banyaknya kontrak yang telah ditandatangani atas

persetujuan bersama antara perusahaan pembiayaan konsumen dengan konsumer

perorangan/ perusahaan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 50

Rincian 12.b: Nilai pembiayaan konsumen.

Adalah nilai pembelian barang dari dealer setelah dikurangi dengan uang muka dari

konsumer.

Rincian 12.c: Nilai kontrak pembiayaan konsumen.

Adalah nilai pembiayaan ditambah dengan nilai bunga selama periode kontrak.

Rincian 12.d: Nilai penjualan barang sitaan.

Adalah hasil penjualan barang sitaan yang terjadi karena kemacetan pembayaran

angsuran.

BLOK V.1: LAPORAN LABA/RUGI PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

KONVENSIONAL TAHUN 2009 – 2010

A. PENDAPATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Rincian 1: Sewa Guna Usaha.

Pendapatan dari kegiatan sewa guna usaha.

Rincian 1.a: Dengan hak opsi (finance lease).

Pendapatan dari pembiayaan neto sewa guna usaha dengan hak opsi perusahaan

pembiayaan selama tahun berjalan.

Rincian 1.b: Tanpa hak opsi (operating lease).

Pendapatan perusahaan pembiayaan dari penanaman neto sewa guna usaha tanpa hak

opsi selama tahun berjalan.

Rincian 2: Anjak Piutang.

Pendapatan dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan

serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

perdagangan dalam dan luar negeri.

Rincian 2.a: Diskonto.

Diskonto dari pembelian dan/atau pengalihan piutang dari transaksi perdagangan dalam

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 51

dan luar negeri.

Rincian 2.b: Fee.

Pendapatan dari kegiatan pembiayaan anjak piutang selain dari diskonto anjak piutang,

antara lain biaya penatausahaan, biaya administrasi, dan denda keterlambatan.

Rincian 3: Kartu kredit.

Pendapatan dari kegiatan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan

menggunakan kartu kredit.

Rincian 3.a: Bunga.

Pendapatan bunga atau tunggakan atau sisa tagihan yang sudah jatuh tempo kepada

pemegang kartu kredit.

Rincian 3.b: Fee

Pendapatan dari iuran/uang pangkal kartu utama dan kartu tambahan.

Rincian 3.c: Komisi/diskon.

Pendapatan dari pengurangan harga atas tagihan pedagang (merchant).

Rincian 3.d: Administrasi.

Pendapatan dari penggunaan fasilitas atau biaya yang dibebankan kepada pemegang

kartu kredit, misalnya biaya pengambilan tunai, biaya administrasi keterlambatan

membayar, dan biaya atas pemakaian yang melebihi batas yang diperkenankan.

Rincian 4: Pembiayaan Konsumen.

Pendapatan dari kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang kebutuhan konsumen.

Rincian 4.a: Bunga.

Pendapatan bunga atas kegiatan pembiayaan pengadaan barang konsumen.

Rincian 4.b: Administrasi.

Pendapatan yang diterima dari kegiatan pembiayaan konsumen selain bunga.

Rincian 5: Pendapatan dari penyaluran pembiayaan.

Jumlah fee yang diperoleh dari kegiatan pembiayaan bersama dari porsi bank atau

perusahaan pembiayaan lainnya sampai dengan tanggal laporan.

B. PENDAPATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN MODAL VENTURA

Rincian 1: Pendapatan penyertaan saham langsung.

Pendapatan yang diperoleh karena penyertaan saham pada perusahan pasangan

usahanya.

Penyertaan saham langsung: bentuk penyertaan pada pasangan usaha yang berupa

saham. Jenis pembiayaan ini untuk perusahaan yang sudah berbentuk Perseroan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 52

Terbatas.

Rincian 2: Pendapatan obligasi konversi.

Pendapatan yang diperoleh karena penyertaan obligasi konversi pada perusahan

pasangan usahanya.

Rincian 3: Pendapatan bagi hasil (partisipasi terbatas).

Pendapatan yang diperoleh karena penyertaan modal pada perusahan pasangan

usahanya

Pola bagi hasil: jenis pembiayaan yang dilakukan dengan perusahaan selain PT atau

belum berbadan hukum berdasarkan Profit Sharing.

C. PENDAPATAN NON OPERASIONAL

Biaya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan non operasional perusahaan.

Rincian 1: Pendapatan bunga/jasa giro.

Pendapatan bunga/jasa giro dalam rupiah dan valuta asing dari penanaman-penanaman

yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan pelapor dalam bentuk aset lancar misalnya

giro, tabungan, dan deposito pada bank.

Rincian 2: Pendapatan non operasional lainnya.

Pendapatan non operasional selain pendapatan bunga dan jasa giro. Subpos ini dapat

bersumber dari penerimaan piutang yang telah dihapuskan, pendapatan administrasi

serta bunga yang tidak berasal dari nasabah, pelanggan atau klien perusahaan,

penerimaan klaim atau manfaat asuransi lainnya serta pendapatan lain yang tidak

berasal dari kegiatan investasi utama.

D. BEBAN OPERASIONAL

Biaya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan operasional perusahaan.

Rincian 1: Bunga.

Biaya bunga atas pinjaman yang diterima.

Rincian 2: Premi swap.

Biaya yang dibayarkan dalam rangka transaksi swap.

Rincian 3: Premi asuransi.

Biaya yang dibayarkan untuk keperluan pertanggungan, misalnya pembayaran premi

asuransi kerugian aset tetap.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 53

Rincian 4: Tenaga kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA YANG TERDAPAT PADA RINCIAN D.4 KOLOM (3) =

BIAYA BALAS JASA PEKERJA PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8

Rincian 5: Penghapusan/penyusutan.

Rincian 5.a : Aset produktif.

Biaya pembentukan cadangan penghapusan aset produktif, untuk kegiatan (Anjak

piutang, Kartu Kredit, Pembiayaan Konsumen) atau kegiatan Modal Ventura.

Rincian 5.b: Aset tetap yang disewagunausahakan.

Adalah biaya penyusutan atas aset tetap yang disewagunausahakan.

Rincian 5.c: Aset tetap dan inventaris.

Adalah biaya penyusutan atas aset tetap dan inventaris.

Rincian 6: Sewa.

Biaya sewa bangunan dan alat kerja, misalnya sewa kantor, sewa rumah, sewa alat-alat

dan sewa lainnya.

Rincian 7: Pemeliharaan dan perbaikan.

Biaya pemeliharaan dan/atau perbaikan atas aset tetap, inventaris kantor, dan lain-lain.

Rincian 8: Barang dan jasa.

Biaya pemakaian barang/jasa, seperti biaya penerangan, air, telepon, alat tulis kantor.

Rincian 9: Lainnya.

Biaya operasional lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari pos 1 sampai dengan 8 di atas, antara lain biaya-biaya yang dibayar

dimuka.

E. BEBAN NON OPERASIONAL

Beban selain kegiatan utama, seperti biaya konsultan, rugi selisih kurs.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 54

F. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK

Hasil pengurangan antara (rincian A + B + C) dengan (rincian D + E).

G. PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Adalah taksiran pajak penghasilan yang dihitung secara progresif atas laba tahun

berjalan.

H. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK

Laba (rugi) bersih perusahaan selama satu periode setelah memperhitungkan pajak

penghasilan.

I. LABA DITAHAN AWAL PERIODE

Laba ditahan awal periode: kumulatif laba periode tahun sebelumnya yang tidak

dibagikan kepada para pemilik perusahaan/para pemegang saham.

J. DIVIDEN

Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham.

K. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

Laba ditahan akhir periode: hasil dari penjumlahan laba/rugi tahun berjalan setelah

pajak dengan laba ditahan awal periode dikurangi dengan deviden (H + I - J).

LABA DITAHAN AKHIR PERIODE TAHUN 2009 [ BLOK V RINCIAN K

KOLOM (2) ] = LABA DITAHAN AWAL PERIODE TAHUN 2010

[ BLOK V RINCIAN I KOLOM (3)]

BLOK V.2: LAPORAN LABA RUGI PEMBIAYAAN SYARIAH TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN OPERASIONAL

Rincian 1: Ijarah.

Ijarah: sewa menyewa objek ijarah tanpa perpindahan risiko dan manfaat yang terikait

kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa wa’d untuk memindahkan kepemilikan dari

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 55

pemilik (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat tertentu.

Rincian 1.a: Pendapatan Sewa Ijarah.

Pendapatan sewa yang diterima oleh pihak yang menyewakan dari sewa ijarah biasa.

Rincian 1.b: Pendapatan Sewa Ijarah Muntahiyah Bi-Tamlik.

Pendapatan sewa yang diterima oleh pihak yang menyewakan dari sewa ijarah dengan

akad ijarah muntahiyah bi-tamlik.

Rincian 1.c: Pendapatan Sewa Ijarah Musyarakah Muntanaqisah.

Pendapatan sewa yang diterima oleh pihak yang menyewakan dari sewa ijarah dengan

akad ijarah musyarakah muntanaqisah.

Rincian 1.d: Administrasi.

Pendapatan yang diterima dari kegiatan sewa ijarah selain imbalan atas objek sewa

yang disewakannya.

Rincian 2: Hiwalah.

Hiwalah: pemindahan atau pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam bentuk

pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu

entitas kepada entitas lain.

Rincian 2.a: Administrasi.

Pendapatan yang diterima dari administrasi transaksi hiwalah.

Rincian 3: Murabahah.

Murabahah: akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah

keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang

tersebut kepada pembeli.

Rincian 3.a: Pendapatan margin murabahah.

Pendapatan yang diperoleh dari selisih antara harga jual murabahah dengan harga

pokok murabahah.

Rincian 3.b: Administrasi.

Pendapatan yang diterima dari transaksi murabahah selain pendapatan margin

murabahah.

Rincian 4: Istishna’.

Istishna’: akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan

kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’)

dan penjual (pembuat, shani’).

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 56

Rincian 4.a: Pendapatan margin istishna’.

Selisih antara harga yang disepakati antara al-mustasni dan al-shani dengan harga

pokok pesanan.

Rincian 4.b: Administrasi.

Pendapatan yang diterima dari transaksi istishna’ selain pendapatan margin istishna’.

Rincian 5: Pendapatan fee dari penyaluran pembiayaan bersama.

Jumlah fee yang diperoleh dari kegiatan pembiayaan bersama dari porsi bank atau

perusahaan pembiayaan lainnya sampai dengan tanggal laporan.

Rincian 6: Pendapatan operasional lainnya.

Rincian 6.a:Pendapatan dari penyertaan.

Pendapatan yang berasal dari penyertaan saham pada perusahaan atau lembaga

keuangan lainnya.

Rincian 6.b: Pendapatan dari investasi efek syariah.

Pendapatan yang berasal dari investasi perusahan dalam bentuk efek-efek atau surat

berharga syariah.

Rincian 6.c: Lainnya. Cukup jelas.

B. PENDAPATAN NON OPERASIONAL

Rincian 1: Keuntungan pelepasan aset ijarah.

Selisih lebih antara harga jual dan jumlah tercatat aset ijarah.

Rincian 2: Keuntungan penjualan aset tetap dan inventaris.

Selisih lebih antara harga jual dan jumlah tercatat aset tetap dan inventaris.

Rincian 3: Selisih kurs. Cukup jelas.

Rincian 4: Lainnya.

Pendapatan non operasional lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke

dalam salah satu dari pos 1 sampai dengan 3 di atas.

C. BEBAN OPERASIONAL

Rincian 1: Biaya perbaikan aset ijarah

Biaya pemeliharaan dan/atau perbaikan atas aset ijarah atau aset yang

disewagunausahakan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 57

Rincian 2: Premi asuransi

Biaya yang dibayarkan untuk keperluan pertanggungan, misalnya pembayaran premi

asuransi kerugian aset tetap.

Rincian 3: Tenaga kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA YANG TERDAPAT PADA RINCIAN C.3 KOLOM (3) =

BIAYA BALAS JASA PEKERJA PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8

Rincian 4: Penghapusan/penyusutan.

Rincian 4.a: Piutang Murabahah.

Penyisihan kerugiaan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang murabahah.

Rincian 4.b: Piutang Istishna’.

Penyisihan kerugiaan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang istishna’.

Rincian 4c: Piutang Salam.

Penyisihan kerugiaan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang salam.

Rincian 4.d: Piutang Hiwalah.

Penyisihan kerugiaan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang hiwalah.

Rincian 4.e: Aset Ijarah.

Biaya penyusutan atas aset ijarah atau aset yang disewagunausahakan.

Rincian 4.f: Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik.

Biaya penyusutan atas aset ijarah muntahiyah bittamlik.

Rincian 4.g: Aset Ijarah Musyarakah Muntanaqisah.

Biaya penyusutan atas aset ijarah musyarakah muntanaqisah.

Rincian 4.h: Aset Tetap dan Inventaris.

Biaya penyusutan atas aset tetap dan inventaris.

Rincian 5: Biaya sewa.

Biaya sewa bangunan dan alat kerja, misalnya sewa kantor, sewa rumah, sewa alat-

alat dan sewa lainnya.

Rincian 6: Pemeliharaan dan perbaikan aset tetap dan inventaris.

Biaya pemeliharaan dan/atau perbaikan atas aset tetap, inventaris kantor, dan lain-lain.

Rincian 7: Barang dan jasa.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 58

Biaya pemakaian barang/jasa, seperti biaya penerangan, air, telepon, alat tulis kantor.

Rincian 8: Lainnya.

Beban operasional lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari pos 1 sampai dengan 7 di atas.

D. BEBAN NON OPERASIONAL

Rincian 1: Selisih kurs. Cukup jelas.

Rincian 2: Lainnya.

Beban non operasional lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari pos 1 di atas.

E. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK

Hasil pengurangan antara (rincian A + B) dengan (rincian C + D).

F. PAJAK PENGHASILAN

Adalah taksiran pajak penghasilan yang dihitung secara progresif atas laba tahun

berjalan.

G. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK

Laba (rugi) bersih perusahaan selama satu periode setelah memperhitungkan pajak

penghasilan.

H. LABA DITAHAN AWAL PERIODE

Laba ditahan awal periode: kumulatif laba periode tahun sebelumnya yang tidak

dibagikan kepada para pemilik perusahaan/para pemegang saham.

I. DIVIDEN

Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham.

J. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

Laba ditahan akhir periode: hasil dari penjumlahan laba/rugi tahun berjalan setelah

pajak dengan laba ditahan awal periode dikurangi dengan deviden (G + H - I).

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 59

LABA DITAHAN AKHIR PERIODE TAHUN 2009 [ BLOK V RINCIAN J

KOLOM (2) ] = LABA DITAHAN AWAL PERIODE TAHUN 2010

[ BLOK V RINCIAN H KOLOM (3)]

BLOK VI.1: NERACA PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA KONVENSIONAL

PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

ASET

Rincian 1: Kas.

Uang kartal milik perusahaan pembiayaan pelapor berupa uang kertas dan uang logam

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan menjadi alat pembayaran yang sah di

Indonesia. Termasuk pula dalam pos ini adalah uang kertas dan uang logam asing yang

masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah serta commemorative coin dan

commemorative note.

Rincian 2: Bank.

Semua jenis simpanan perusahaan pembiayaan baik pada bank di Indonesia maupun

bank di luar negeri, baik dalam rupiah maupun valuta asing. Termasuk dalam pos ini

adalah giro, tabungan, deposito berjangka, dan bentuk simpanan lainnya.

Rincian 3: Investasi jangka pendek dalam surat berharga.

Semua surat berharga yang dibeli atau dimiliki oleh perusahaan pembiayaan pelapor

baik berupa surat berharga bentuk utang maupun saham dengan tujuan untuk

diperjualbelikan. Yang dimasukkan ke dalam pos ini antara lain surat-surat berharga

dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), promes,

wesel, surat berharga komersial (CPs), obligasi dan saham atau surat berharga lainnya

dengan tujuan untuk diperjualbelikan.

Rincian 4: Piutang pembiayaan.

Semua piutang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan pembiayaan yang meliputi

sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen dicatat

sebesar nilai neto.

a) Sewa guna usaha: jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa yang

terjamin (residual value) dikurangi pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui

(unearned lease income), simpanan jaminan (security deposit) dan jumlah penyisihan

piutang sewa guna usaha.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 60

b) Anjak piutang: seluruh pembiayaan anjak piutang baik yang dilakukan dengan

metode without recourse maupun metode with recourse dikurangi jumlah penyisihan

seluruh tagihan anjak piutang.

c) Kartu kredit: jumlah piutang atas pembiayaan untuk membeli barang dan jasa

dengan menggunakan kartu kredit dikurangi penyisihan piutang kartu kredit.

d) Pembiayaan konsumen: jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen yang

dilakukan oleh perusahaan pembiayaan pelapor dikurangi pendapatan pembiayaan

konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang pembiayaan konsumen.

Rincian 5: Pembiayaan modal ventura.

Besarnya nilai pembiayaan yang disertakan pada pasangan usahanya.

Rincian 6: Penyertaan modal.

Seluruh penyertaan dalam bentuk saham perusahaan pembiayaan pada perusahaan

sektor keuangan.

Rincian 6.a. Bank.

Penyertaan perusahaan pembiayaan pelapor pada bank.

Rincian 6.b: Perusahaan jasa keuangan lainnya.

Penyertaan perusahaan pembiayaan pelapor pada perusahaan di sektor keuangan

selain bank. Termasuk dalam subpos ini antara lain perusahaan pembiayaan,

perusahaan modal ventura, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan perusahaan

sekuritas.

Rincian 7: Investasi jangka panjang dalam surat berharga.

Semua investasi perusahaan pembiayaan pada surat-surat berharga selain penyertaan

dalam bentuk saham, yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo yang memiliki

sisa jatuh tempo lebih dari satu tahun. Nilai surat berharga tersebut disajikan sebesar

biaya perolehan setelah ditambah premi atau dikurangi diskonto yang belum

diamortisasi.

Rincian 8: Akumulasi penyisihan penghapusan aset produktif.

Penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul

sehubungan dengan penanaman dalam aset produktif. Rincian ini meliputi penyisihan

penghapusan atas aset prokduktif sewa guna usaha lainnya, (Anjak Piutang, Kartu

Kredit, Pembiayaan Konsumen, Penyertaan dan Surat-Surat Berharga Yang

Dimiliki).

Rincian 8.a: Sewa guna usaha.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 61

Penyisihan penghapusan sehubungan dengan pembiayaan dalam sewa guna usaha

dalam bentuk finance lease.

Rincian 8.b: Lainnya.

Penyisihan penghapusan sehubungan dengan pembiayaan dalam anjak piutang, kartu

kredit, pembiayaan konsumen, penyertaan, dan surat-surat berharga yang dimiliki.

Rincian 9: Aset tetap yang disewagunausahakan (operating lease).

Nilai perolehan aset tetap yang disewagunausahakan tanpa hak opsi setelah dikurangi

dengan penyusutan.

Rincian 9.a: Aset tetap yang disewagunausahakan.

Harga perolehan aset tetap.

Rincian 9.b: Akumulasi penyusutan aset tetap yang disewagunausahakan.

Jumlah penyusutan atas aset tetap yang disewagunausahakan secara operating lease.

Rincian 10: Aset tetap dan inventaris.

Rincian 10.a: Aset tetap dan inventaris.

Nilai perolehan atau nilai revaluasi atas tanah dan gedung, mesin-mesin, peralatan dan

sebagainya yang dimiliki.

Rincian 10.b: Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris.

Jumlah penyusutan atas aset tetap dan inventaris sampai dengan tanggal laporan.

Rincian 11: Aset pajak tangguhan.

Jumlah aset pajak tangguhan yang diakui oleh perusahaan pembiayaan pelapor pada

tanggal laporan yang diukur dengan tarif pajak yang berlaku atas seluruh perbedaan

temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) dan/atau saldo rugi

fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal

pada masa mendatang.

Rincian 12: Aset lain-lain.

Saldo aset yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu dari pos

1 sampai dengan 11 di atas, antara lain biaya-biaya yang dibayar dimuka.

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

A. KEWAJIBAN

Rincian 1: Kewajiban yang segera dapat dibayar.

Kewajiban perusahaan pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank yang berjangka

waktu tidak lebih dari 15 hari.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 62

Rincian 2: Pinjaman yang diterima.

Pinjaman yang diterima oleh perusahaan pembiayaan dalam rupiah atau valuta asing

baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Rincian 2.a: Pinjaman dalam negeri.

1) Bank: pinjaman yang diterima oleh perusahaan pembiayaan pelapor, baik dalam

rupiah maupun valuta asing, dari bank yang melakukan kegiatan operasional di

Indonesia.

2) Lainnya: pinjaman yang diterima perusahaan pembiayaan pelapor, baik dalam

rupiah maupun valuta asing, dari pihak ketiga bukan bank yang beroperasi di

Indonesia.

Rincian 2.b: Pinjaman luar negeri.

1) Bank: pinjaman yang diterima oleh perusahaan pembiayaan pelapor, baik dalam

rupiah maupun valuta asing, dari bank yang melakukan kegiatan operasional di luar

Indonesia.

2) Lainnya: pinjaman yang diterima perusahaan pembiayaan pelapor, baik dalam

rupiah maupun valuta asing, dari pihak ketiga bukan bank bukan penduduk (non

residen).

Rincian 3: Surat berharga yang diterbitkan.

Nilai seluruh surat berharga selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan

pelapor, baik di dalam maupun luar negeri dalam rangka memperoleh tambahan dana

dari masyarakat.

Rincian 4: Utang pajak.

Seluruh kewajiban pajak perusahaan pembiayaan pelapor yang belum dibayar berkaitan

dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Rincian 5: Kewajiban pajak tangguhan.

Jumlah kewajiban pajak tangguhan yang diakui oleh perusahaan pembiayaan pelapor

pada tanggal laporan yang diukur dengan tarif pajak yang berlaku atas seluruh

perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences).

Rincian 6: Pinjaman subordinasi.

Pinjaman yang diterima oleh perusahaan pembiayaan dengan syarat sebagai berikut:

minimum berjangka waktu 5 (lima) tahun,

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 63

pelunasan sebelum jatuh waktu harus mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan,

hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang

ada,

wajib dilaporkan kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 10 hari setelah

tanggal pinjaman, dan

ada perjanjian tertulis antar perusahaan pembiayaan dengan pemberi pinjaman.

Rincian 7: Kewajiban lain-lain.

Saldo kewajiban lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah

satu dari pos 1 sampai dengan 6 di atas.

B. EKUITAS

Rincian 1: Modal disetor.

Jumlah modal yang telah ditempatkan/disetor pada perusahaan pembiayaan.

Rincian 2 : Agio/Disagio.

Agio: selisih lebih setoran modal yang diterima oleh perusahaan pembiayaan pelapor

sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

Disagio: selisih kurang setoran modal sebagai akibat harga saham lebih rendah dari

nilai nominalnya.

Rincian 3: Cadangan.

Cadangan-cadangan yang dibentuk menurut ketentuan anggaran dasar dan/atau

keputusan rapat pemegang saham.

Rincian 4: Saldo laba (rugi).

Saldo laba (rugi) bersih setelah dikurangi pajak dan tidak dibagikan sesuai dengan

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

SALDO LABA (RUGI) PADA RINCIAN B.4 = LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

PADA BLOK IV RINCIAN K UNTUK MASING-MASING TAHUN 2009 & 2010

TOTAL ASET = TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 64

BLOK VI.2: NERACA PEMBIAYAAN SYARIAH PER 31 DESEMBER

TAHUN 2009 DAN 2010

ASET

Rincian 1: Kas.

Uang kartal milik perusahaan pembiayaan pelapor berupa uang kertas dan uang logam

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan menjadi alat pembayaran yang sah di

Indonesia. Termasuk pula dalam pos ini adalah uang kertas dan uang logam asing yang

masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah serta commemorative coin dan

commemorative note.

Rincian 2: Bank.

Penanaman dana bank pada bank yang beroperasi dengan menggunakan prinsip

syariah berupa deposito berjangka mudharabah, investasi mudharabah, dan/atau

bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank

lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian.

Rincian 3: Efek syariah yang dimiliki.

Efek syariah yang dimiliki berupa surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah

yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara lain obligasi

syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip

syariah. Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek.

Rincian 4: Piutang.

Rincian 4.a: Piutang murabahah – neto.

Piutang yang timbul akibat transaksi murabahah yang dilakukan secara tangguh, yaitu

yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu.

Piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang

dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Rincian 4.b: Piutang istishna' – neto

Piutang yang timbul akibat transaksi istishna’ yang dilakukan secara tangguh, yaitu yang

pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Piutang

istishna’ dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi

penyisihan kerugian piutang.

Rincian 4.c: Piutang salam – neto

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 65

Piutang yang timbul akibat transaksi salam yang dilakukan secara tangguh, yaitu yang

pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Piutang

salam dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi

penyisihan kerugian piutang.

Rincian 4.d: Piutang hiwalah – neto

Piutang yang timbul akibat transaksi hiwalah yang dilakukan secara tangguh, yaitu yang

pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Piutang

istishna’ dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi

penyisihan kerugian piutang.

Rincian 5: Ijarah.

Ijarah: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu

dengan pembayaran sewa (ijarah).

Rincian 5.a: Aset ijarah.

Nilai perolehan aset ijarah setelah dikurangi dengan penyusutan.

Rincian 5.b: Aset ijarah muntahiyah bi-tamlik.

Nilai perolehan aset ijarah muntahiyah bi-tamlik setelah dikurangi dengan penyusutan.

Rincian 5.c: Aset ijarah musyarakah muntanaqisah.

Nilai perolehan aset ijarah musyarakah muntanaqisah setelah dikurangi dengan

penyusutan.

Rincian 6: Penyertaan.

Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham baik dalam

rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan lembaga keuangan bukan bank

untuk tujuan investasi jangka panjang dan tidak untuk diperjualbelikan.

Rincian 7: Aset istishna' dalam penyelesaian.

Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses

pembuatan.

Rincian 8: Persediaan.

Aset yang dibeli untuk dijual kembali kepada klien.

Rincian 9: Aset tetap dan inventaris.

Rincian 9.a: Aset tetap dan inventaris.

Harga perolehan atau nilai revaluasi atas tanah dan gedung, mesin-mesin, peralatan

dan sebagainya yang dimiliki.

Rincian 9.b: Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 66

Jumlah penyusutan atas aset tetap dan inventaris sampai dengan tanggal laporan.

Rincian 10: Aset lain-lain.

Saldo aset yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu dari pos

1 sampai dengan 9 di atas, antara lain biaya-biaya yang dibayar dimuka.

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

A. KEWAJIBAN

Rincian 1: Kewajiban yang segera dapat dibayar.

Kewajiban perusahaan pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank yang berjangka

waktu tidak lebih dari 15 hari.

Rincian 2: Uang muka pembiayaan.

Rincian 2.a: Murabahah.

Bukti komitmen transaksi murabahah sebelum akad disepakati.

Rincian 2.b: Istishna’.

Bukti komitmen transaksi istishna’ sebelum akad disepakati.

Rincian 2.c: Lainnya.

Bukti komitmen transaksi selain transaksi murabahah dan istishna’.

Rincian 3: Aset istishna' yang terutang (akan diserahkan). Cukup jelas.

Rincian 4: Pendanaan.

Rincian 4.a: Pendanaan mudharabah.

Akad kerja sama antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau nasabah) sebagai

pemilik dana dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau perusahaan pembiayaan) yang

bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan

kesepakatan yang dituangkan dalam akad.

Rincian 4.b: Pendanaan musyarakah. Cukup jelas.

Rincian 4.c: Fasilitas pendanaan murabahah. Cukup jelas.

Rincian 4.d: Ijarah sukuk.

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Ijarah di mana satu pihak

bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat atas

suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa

diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri.

Rincian 4.e: Pendanaan lain berbasis syariah. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 67

Rincian 5: Kewajiban lain-lain.

Saldo rekening kewajiban lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke

dalam salah satu dari rincian 1 s.d. 4.

B. EKUITAS

Rincian 1: Modal disetor.

Jumlah modal yang telah ditempatkan/disetor pada perusahaan pembiayaan.

Rincian 2: Agio (disagio).

Agio: selisih lebih setoran modal yang diterima oleh perusahaan pembiayaan pelapor

sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

Disagio: selisih kurang setoran modal sebagai akibat harga saham lebih rendah dari

nilai nominalnya.

Rincian 3: Cadangan.

Cadangan-cadangan yang dibentuk menurut ketentuan anggaran dasar dan/atau

keputusan rapat pemegang saham.

Rincian 4: Saldo laba (rugi).

Saldo laba (rugi) bersih setelah dikurangi pajak dan tidak dibagikan sesuai dengan

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

SALDO LABA (RUGI) PADA RINCIAN B.4 = LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

PADA BLOK IV RINCIAN J UNTUK MASING-MASING TAHUN 2009 & 2010

TOTAL ASET = TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

3.2.2.4. PERUSAHAAN PENUNJANG PASAR MODAL

Blok II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis usaha pasar modal.

Bursa Efek: suatu tempat yang diorganisir dan digunakan untuk menyelenggarakan

pertemuan penawaran jual beli atau perdagangan efek. Di Indonesia hanya ada 1 bursa

efek, yaitu Bursa Efek Indonesia.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 68

Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP): lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring

dan peminjaman penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP): lembaga yang menyediakan fasilitas

kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien.

Perusahaan Efek: perusahaan yang telah memperoleh ijin usaha dari BAPEPAM untuk

menjalankan satu atau beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pasar modal yaitu

dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek

dan/atau manajer investasi.

Biro Administrasi Efek (BAE): lembaga yang berdasarkan kontrak dengan emiten,

secara teratur menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer, dan

pencatatan pembayaran deviden, pembagian hak opsi, emisi sertifikat atau laporan

tahunan untuk emiten.

A1. KHUSUS BURSA EFEK

Rincian 5: Nilai transaksi efek selama tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 6: Volume transaksi efek selama tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 7: Frekuensi transaksi efek selama tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 8: Jumlah emiten baru selama tahun 2010.

Emiten: pihak yang melakukan penawaran efek untuk dijual atau diperdagangkan di

pasar modal.

Rincian 9: Jumlah emiten seluruhnya akhir tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 10: Jumlah emiten yang mengalami delisting selama tahun 2010.

Delisting: emiten yang tidak tercatat lagi di bursa efek

Rincian 11: Jumlah anggota bursa akhir tahun 2010.

Anggota bursa efek: perantara efek yang telah memperoleh ijin usaha dari BAPEPAM

dan mempunyai hak untuk menggunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai

dengan peraturan bursa efek.

A2. KHUSUS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN (LKP)

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 69

Rincian 12: Jumlah perusahaan yang menggunakan jasa LKP akhir tahun 2010.

Perusahaan pengguna jasa LKP terdiri dari Perusahaan Efek dan Kustodian.

Kustodian (Custodian): lembaga yang memberikan jasa penitipan efek atau harta lain

yang berkaitan dengan efek serta jasa lain termasuk menerima deviden dan hak-hak

lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi

nasabahnya berdasarkan suatu kontrak.

Rincian 13: Jumlah perusahaan yang gagal bayar selama tahun 2010.

Perusahaan dikatakan gagal bayar apabila pada T+4 s/d pukul 10.00 tidak dapat

menulis kewajiban bayar kepada KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) melalui Bank

Pembayaran.

Rincian 14: Nilai gagal bayar selama tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 15: Total nilai jaminan yang diserahkan oleh pemakai jasa LKP akhir tahun

2010.

Adalah dana jaminan pengguna jasa LKP.

Rincian 16: Nilai dana jaminan selama tahun 2010. Cukup jelas.

A3. KHUSUS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (LPP)

Rincian 17: Jumlah rekening efek akhir tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 18: Jumlah perusahaan yang menggunakan jasa LPP akhir tahun 2010

Perusahaan pengguna jasa LPP terdiri dari Perusahaan Efek dan Kustodian.

A3. KHUSUS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN (LPP)

Rincian 19: Total nilai efek yang disimpan LPP berdasarkan harga beli akhir tahun

2010. Cukup jelas.

Rincian 20: Jumlah perusahaan yang gagal serah efek selama tahun 2010.

Perusahaan dikatakan gagal serah efek apabila sampai dengan waktu yang

ditentukan T+4 s/d pukul 12.00 tidak dapat memenuhi kewajiban serah efeknya kepada

KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) atau LPP.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 70

Rincian 21: Nilai gagal serah efek selama tahun 2010. Cukup jelas.

B. KHUSUS PERUSAHAAN EFEK

PERUSAHAAN EFEK SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK (PEE)

Penjamin Emisi Efek (PEE): perusahaan efek yang membuat kontrak dengan emiten

untuk melakukan perantara umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa

kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual.

Rincian 22: Jumlah investor/pemodal yang berhasil dihimpun PEE selama tahun

2010.

Jika dalam suatu penawaran umum terdapat beberapa perusahaan penjamin emisi yang

tergabung dalam suatu sindikasi maka penawaran tersebut dicatat pada setiap anggota

sindikasi.

Rincian 23: Dana yang berhasil dihimpun PEE untuk emiten selama tahun 2010.

Dana yang berhasil dihimpun: dana yang diperoleh penjamin emisi dari penawaran

umum efek pada pasar perdana.

PERUSAHAAN EFEK SEBAGAI PEDAGANG EFEK (PPE)

Perantara Pedagang Efek (PPE): perusahaan efek yang telah memperoleh ijin untuk

melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk sendiri atau untuk kepentingan pihak lain.

Rincian 24: Nilai transaksi yang dilayani PPE selama tahun 2010.

Nilai transaksi yang dilayani: Seluruh nilai transaksi PPE baik transaksi jual maupun

beli atas permintaan investor (tidak termasuk transaksi investor PPE itu sendiri).

Rincian 25: Volume transaksi yang dilayani PPE selama tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 26: Frekuensi transaksi yang dilayani PPE selama tahun 2010. Cukup jelas.

PERUSAHAAN EFEK SEBAGAI MANAJER INVESTASI (MI)

Manajer Investasi (MI): perusahaan efek yang telah memperoleh ijin untuk melakukan

kegiatan usaha mengelola portofolio efek.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 71

Rincian 27: Jumlah reksa dana yang dikelola MI (selama tahun 2010). Cukup jelas.

Reksa dana yang berbentuk perseroan: emiten yang kegiatan usahanya menghimpun

dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut

diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal.

Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif: kontrak antara manajer inventasi

dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana manajer investasi

diberi wewenang mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi

wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

Rincian 28: Nilai kekayaan yang dikelola MI (akhir tahun 2010).

Nilai kekayaan yang dikelola: nilai penjualan saham/unit penyertaan kepada investor.

C1. KHUSUS WALI AMANAT (TRUSTEE)

Rincian 29: Jumlah emiten yang dilayani Wali Amanat akhir tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 30: Jumlah hutang pokok emiten akhir tahun 2010.

Hutang pokok: dana yang berhasil dihimpun emiten obligasi atau sekuritas kredit dari

investor (kreditur).

Rincian 31: Jumlah bunga yang harus dibayar emiten selama tahun 2010.

Pembayaran atas penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi atau

sekuritas kredit lainnya.

C2. KHUSUS BIRO ADMINISTRASI EFEK (BAE)

Rincian 32: Jumlah emiten yang dilayani BAE akhir tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 33: Jumlah investor yang terdaftar pada BAE akhir tahun 2010. Cukup jelas.

Rincian 34: Nilai dividen yang dibayarkan. Cukup jelas.

C3. KHUSUS PEMERINGKAT EFEK

Rincian 35: Jumlah efek yang dilakukan pemeringkatan akhir tahun 2010.

Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 72

Rincian 36: Nilai efek yang dilakukan pemeringkatan akhir tahun 2010. Cukup jelas.

BLOK IV: LAPORAN LABA (RUGI) 2009-2010

A. PENDAPATAN

Rincian 1: Pendapatan jasa usaha

Semua pendapatan yang merupakan hasil dari kegiatan utama perusahaan.

Rincian 2: Pendapatan bunga. Cukup jelas.

Rincian 3: Pendapatan deviden. Cukup jelas.

Rincian 4: Laba (rugi) bersih atas perdagangan efek setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai efek (+/-).

Nilai jual portofolio efek milik perusahaan (dikurangi) nilai belinya setelah dikurangi

penyisihan penurunan nilai efek yang telah terjual tersebut.

Rincian 5: Lainnya.

Pendapatan yang tidak termasuk dalam salah satu rincian 1 s.d 3, misalnya hasil

penjualan barang cetakan yang merupakan kelengkapan kegiatan lembaga pasar

modal.

B. BIAYA

Rincian 1: Bunga. Cukup jelas.

Rincian 2: Tenaga kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA YANG DIKELUARKAN PADA RINCIAN 2 = BIAYA BALAS

JASA PEKERJA YANG TERDAPAT PADA BLOK III RINCIAN 8

Rincian 3: Konsultan.

Biaya atas penggunaan jasa konsultan seperti akuntan publik, penasehat investasi dan

sebagainya.

Rincian 4: Penjaminan emisi dan perdagangan efek.

Biaya yang dikeluarkan karena melakukan kegiatan penjaminan emisi dan atau

perdagangan efek.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 73

Rincian 5: Penyusutan aktiva tetap dan inventaris

Penyusutan yang diperhitungkan atas benda-benda, baik atas aktiva tetap maupun

inventaris.

Rincian 6: Biaya lainnya

Biaya yang tidak termasuk dalam rincian 1 s.d. 5, seperti biaya penerangan, air, telepon,

alat-alat tulis dan sebagainya.

C. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK

Jumlah seluruh pendapatan dikurangi dengan jumlah seluruh biaya.

D. PAJAK PENGHASILAN

Pajak atas penghasilan perusahaan yang telah dibayar dan/atau masih terhutang dan

menjadi beban laba/rugi tahun yang bersangkutan.

E. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK

Nilai laba/rugi tahun berjalan sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.

F. LABA DITAHAN AWAL PERIODE. Cukup jelas.

G. DEVIDEN. Cukup jelas.

H. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

Hasil dari penjumlahan laba/rugi tahun berjalan setelah pajak dengan laba ditahan awal

periode dikurangi dengan deviden.

BLOK V: NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

A. AKTIVA

Rincian 1: Kas dan Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Deposito berjangka. Cukup jelas.

Rincian 3: Deposito pada KPEI dan KSEI.

Simpanan pada KPEI dan KSEI Indonesia yang hanya dapat diambil pada waktu yang

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 74

telah ditentukan pada saat penyetoran. Digunakan sebagai jaminan dalam melakukan

transaksi efek di Bursa Efek.

Rincian 4: Piutang perusahaan efek.

Piutang pada perusahaan efek lain yang terjadi atas penjualan sejumlah efek yang

sebagian/seluruh pembayarannya belum diterima atau atas pembelian sejumlah efek

yang telah dibayar tetapi sebagian/seluruh efek tersebut belum diterima.

Rincian 5: Piutang nasabah.

Piutang yang terjadi atas pembelian efek yang dipesan oleh nasabah/investor tetapi

sebagian/seluruh pembayarannya belum diterima perusahaan. Termasuk fee yang

belum dibayar oleh nasabah.

Rincian 6: Piutang lain-lain.

Piutang pada pihak lain selain yang telah disebutkan diatas.

Rincian 7: Portopolio efek.

Kumpulan saham/efek yang diperjual belikan di Bursa Efek.

Rincian 8: Penyisihan penurunan nilai efek.

Amortisasi sesuai dengan penurunan harga pasar dari portopolio efek yang dimiliki

perusahaan.

Rincian 9: Penyertaan saham.

Pemilikan saham perusahaan lain dalam rangka penyertaan yang tidak dimaksudkan

untuk diperjualbelikan dalam waktu singkat.

Rincian 10: Aktiva tetap dan inventaris (netto). Cukup jelas.

Rincian 11: Rupa-rupa aktiva.

Saldo rekening aktiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari rincian 1 s.d. 10

B. PASIVA

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 75

Rincian 1: Hutang KPEI dan KSEI.

Kewajiban perusahaan pada KPEI dan KSEI.

Rincian 2: Hutang perusahaan efek.

Hutang yang terjadi atas pembelian efek yang sebagian/seluruhnya belum dibayar

dan/atau atas penjualan efek yang sebagian/seluruhnya belum diserahkan pada

perusahaan efek.

Rincian 3: Hutang nasabah.

Hutang yang terjadi atas penjualan/pembelian efek yang belum dibayarkan pada

nasabah.

Rincian 4: Hutang pajak.

Hutang semua jenis pajak yang belum dibayarkan setelah diperhitungkan dengan pajak

yang telah dibayar dimuka.

Rincian 5: Hutang lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 6: Biaya yang masih harus dibayar.

Biaya terhutang yang terjadi karena kegiatan operasional perusahaan

Rincian 7: Rupa-rupa pasiva.

Saldo rekening pasiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam

salah satu dari rincian 1 s.d. 6.

Rincian 8: Modal.

Rincian 8.a: Modal disetor.

Jumlah modal yang telah ditempatkan/disetor pada perusahaan pasar modal.

Rincian 8.b: Agio/Disagio. Cukup jelas.

Rincian 8.c: Laba ditahan. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 76

3.2.2.5. PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Asuransi atau Pertanggungan: perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan, keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan

atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Jasa Penunjang Asuransi: usaha yang berkaitan dengan perusahaan asuransi. Yang

termasuk dalam jasa penunjang asuransi adalah broker, juru taksir (adjuster), dan

aktuaris.

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis asuransi.

Asuransi Jiwa: asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang

dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Contoh:

PT. AJB Bumiputera 1912, PT. Astra CMG Life.

Asuransi Non Jiwa diantaranya Asuransi Kerugian, Asuransi Sosial dan Reasuransi.

Asuransi Kerugian: asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas

kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Asuransi Sosial: asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu

undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi

kesejahteraan masyarakat.

Reasuransi: asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap

risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi

jiwa.

Penilai Kerugian Asuransi (Adjuster): seseorang atau badan usaha independen yang

bertugas memeriksa penyebab, menaksir, dan menghitung kerugian-kerugian yang

diderita tertanggung karena suatu musibah, dan memberikan pendapat/pandangannya

apakah kerugian tersebut disebabkan oleh risiko-risiko yang dijamin sesuai polis yang

dikeluarkan. Contoh: PT. Emcajaya Utama, PT. Aspac Insurance Adjuster.

Aktuaris: seorang ahli yang menerapkan prinsip-prinsip matematika untuk menentukan

atau menghitung kemungkinan-kemungkinan berdasarkan data-data statistik dalam

menyusun atau merancang berbagai jenis program asuransi jiwa, dan menentukan

besarnya tarif premi. Contoh: PT. Adiprana Daya Aktuaria, PT. Jasa Aktuaria Hadede

Hewitt.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 77

Pialang Asuransi: badan usaha yang memberikan jasa pelaksanaan penutupan obyek

asuransi kerugian milik tertanggung kepada perusahaan-perusahaan asuransi kerugian

sebagai penanggung. Contoh: PT. Buana Jasa Pratama, PT.Adjastama Agung.

Rincian 5: Tuliskan jumlah kantor yang dipunyai.

Kantor Perwakilan: kantor yang diberi kekuasaan oleh kantor pusat untuk bertindak

atas nama kantor pusat dalam mengkoordinir kantor cabang, dan merupakan bagian dari

kantor pusat.

Kantor Cabang/Cabang Pembantu: unit usaha di bawah kantor pusat yang

menjalankan semua jenis usaha perusahaan dan menyelenggarakan tata

usaha/pembukuan tersendiri, tetapi tetap tunduk pada segala ketentuan yang

dikeluarkan oleh kantor pusatnya.

Kantor Unit Pembantu: unit usaha yang kegiatannya terutama untuk keperluan unit

yang secara struktural berada diatasnya, baik kantor pusat, cabang ataupun perwakilan.

KHUSUS ASURANSI JIWA

Rincian 6: Jumlah Tertanggung dan Nilai Pertanggungan menurut Jenis Penutupan

tahun 2010.

Nilai Pertanggungan: uang yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada

tertanggung.

Rincian 7: Pengurangan Tertanggung dan Nilai Klaim menurut Jenis Pengurangan

tahun 2010.

Klaim: uang yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi/reasuransi kepada

tertanggung.

KHUSUS ASURANSI NON JIWA

Rincian 8: Nilai Premi dan Nilai Klaim menurut Jenis Penutupan tahun 2010.

Nilai premi dan nilai klaim baik yang diterima maupun yang dibayar dari masing-masing

jenis penutupan tahun 2010.

Penutupan Harta Benda: pertanggungan yang menjamin risiko kerugian/kerusakan atas

harta benda.

Penutupan Kendaraan Bermotor: pertanggungan yang menjamin risiko kerugian

/kerusakan pada kendaraan bermotor.

Penutupan Pengangkutan Laut: pertanggungan yang menjamin risiko yang

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 78

menimbulkan kerugian/kerusakan pada barang, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko

yang tidak ditanggung.

Penutupan Rangka Kapal: pertanggungan yang menjamin risiko kerugian/kerusakan

tubuh kapal dan perlengkapan standar lainnya.

Penutupan Pengangkutan Udara: pertanggungan yang menjamin risiko yang

menimbulkan kerugian/kerusakan pada pesawat terbang, pilot dan awak pesawat dan

penumpang pesawat udara.

Penutupan Kecelakaan Diri dan Kesehatan: pertanggungan yang memberikan

jaminan kepada seseorang bahwa ia atau ahli warisnya akan memperoleh santunan

sebagai kompensasi dari suatu kerugian yang dideritanya yang diakibatkan oleh suatu

kecelakaan atau menderita suatu penyakit.

Kecelakaan: benturan atau sentuhan benda keras atau benda cair (kimiawi) atau gas,

atau api yang datangnya dari luar, terhadap badan (jasmani) seseorang yang

mengakibatkan kematian atau cacat atau luka yang sifat dan tempatnya dapat

ditentukan oleh dokter.

Penutupan kredit dan penjaminan: pertanggungan yang menjamin risiko atas

kemungkinan macetnya pengembalian kredit oleh nasabah, atau tidak diperoleh kembali

kredit tersebut dari nasabah.

Penutupan Rekayasa/Engineering: pertanggungan yang menjamin

kerugian/kerusakan atas mesin-mesin dan konstruksi.

Penutupan Lainnya: pertanggungan yang menjamin kerugian/kerusakan selain yang

disebutkan pada rincian di atas.

KHUSUS AGEN ASURANSI

Rincian 9: Jumlah Nasabah/Perusahaan yang diperoleh menurut Jenis Penutupan

selama tahun 2010.

Penutupan Jiwa/Kematian. Cukup jelas.

Penutupan Kerugian/Kecelakaan. Cukup jelas.

Penutupan Tabungan Hari Tua: pertanggungan yang memberikan jaminan keuangan

bagi peserta bila ia mencapai usia pensiun atau jaminan keuangan bagi ahli warisnya

bila ia meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun, atau meninggal ketika

menjalani masa pensiun, atau salah satu keluarganya meninggal (istri/suami/anak).

Jaminan keuangan diberikan sekaligus.

KHUSUS ADJUSTER

Rincian 10: Jumlah Klaim yang dinilai oleh perusahaan penilai kerugian asuransi

menurut Jenis Penutupan tahun 2010.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 79

Peristiwa Kerugian: terjadinya kerugian terhadap obyek asuransi yang disebabkan

antara lain kebakaran, kecelakaan dan kehilangan.

KHUSUS AKTUARIS

Rincian 11: Jumlah perusahaan yang dilayani pada tahun 2010. Cukup jelas.

KHUSUS BROKER ASURANSI/PIALANG ASURANSI

Rincian 12: Besarnya Premi dan Komisi melalui perusahaan pialang asuransi

menurut Jenis Penutupan tahun 2010.

Penutupan yang dilayani perusahaan pialang asuransi: pelaksanaan penutupan milik

tertanggung yang diurus oleh perusahaan pialang untuk di asuransikan pada

perusahaan asuransi atau reasuransi.

BLOK V.1: LAPORAN LABA RUGI ASURANSI KERUGIAN TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN PREMI NETO

Premi neto: premi bruto dikurangi premi reasuransi dibayar, setelah dikurangi komisi.

Rincian 1: Pendapatan premi bruto.

Pendapatan Premi Bruto: premi penutupan langsung ditambah premi penutupan tidak

langsung, setelah masing-masing dikurangi komisi.

Rincian 2: Premi Reasuransi.

Premi Reasuransi: bagian dari premi bruto yang dibayarkan atau masih merupakan

kewajiban kepada pihak reasuransi.

Rincian 2.a: Premi Reasuransi Dibayar.

Premi Reasuransi Dibayar: premi yang dibayarkan kepada perusahaan reasuransi.

Rincian 2.b: Komisi Reasuransi Diterima.

Komisi Reasuransi Diterima: komisi yang diterima dari perusahaan reasuransi.

Rincian 3: Penurunan (Kenaikan) Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan

(PYBMP).

Bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa

pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi.

B. BEBAN KLAIM NETO

Beban Klaim Neto: merupakan hasil penjumlahan beban klaim dengan beban

underwriting lain neto.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 80

Rincian 1: Beban Klaim.

Beban Klaim: ganti rugi kepada tertanggung atau ceding company, sehubungan

dengan telah terjadinya kerugian dalam pertanggungan.

Rincian 1.a: Klaim Bruto.

Klaim Bruto: beban klaim awal yang meliputi klaim disetujui, klaim dalam proses

penyelesaian, dan klaim yang belum dilaporkan sebelum dikurangi klaim dari

perusahaan reasuransi.

Rincian 1.b: Klaim Reasuransi.

Klaim Reasuransi: klaim yang ditanggung perusahaan reasuransi.

Rincian 1.c: Penurunan Estimasi Klaim Retensi Sendiri.

Selisih estimasi kerugian retensi sendiri antara periode tahun berjalan dan periode tahun

lalu.

Rincian 2: Beban Underwriting Lain Neto.

Semua beban operasional asuransi yang belum dimasukkan rincian sebelumnya.

C. HASIL UNDERWRITING

Selisih antara pendapatan operasional asuransi dikurangi dengan beban

operasionalnya.

D. (BEBAN) HASIL INVESTASI

Besarnya pendapatan atau kerugian yang diperoleh perusahaan asuransi karena

menginvestasikan sebagian dana nasabah.

E. BEBAN USAHA

Beban Usaha ini terdiri dari :

Rincian 1: Beban Pemasaran.

Biaya memasarkan produksi baik melalui iklan, operasional pencari nasabah, dsb.

Rincian 2: Beban Umum.

Biaya langsung operasional perusahaan seperti listrik, air, telepon dan sebagainya.

Rincian 3: Beban Administrasi.

Biaya untuk aktivitas di bidang jasa pertanggungan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 81

F. LABA USAHA ASURANSI

Selisih pendapatan premi dengan beban klaim dan biaya operasional dan administrasi

serta biaya tenaga kerja.

G. HASIL (BEBAN) LAIN

Pendapatan (biaya) yang timbul dari aktivitas di luar usaha asuransi/jasa penunjang

asuransi dan investasi.

H. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

Seluruh pendapatan perusahaan sebelum dikurangi pajak.

I. PAJAK PENGHASILAN

Pajak penghasilan yang telah dibayar dan atau masih terhutang dan menjadi beban

laba(rugi) tahun yang bersangkutan.

J. LABA (RUGI) SETELAH PAJAK

Laba(rugi) tahun berjalan setelah dikurangi pajak penghasilan.

K. DIVIDEN

Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan

kepada para pemegang saham.

L. SALDO LABA (RUGI) AWAL TAHUN

Saldo laba (rugi) awal tahun 2010 sama dengan saldo laba (rugi) akhir tahun 2009.

M. SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN. Cukup jelas.

BLOK V.2: LAPORAN LABA RUGI ASURANSI JIWA TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN

Pendapatan merupakan penjumlahan atas jumlah pendapatan premi neto ditambah

hasil investasi, imbalan jasa DPLK/jasa manajemen lainnya dan pendapatan lain.

Rincian 1: Pendapatan Premi Neto.

Premi neto: pendapatan premi dikurangi premi reasuransi dibayar ditambah penurunan

(kenaikan) CAPYBMP.

Rincian a: Pendapatan Premi. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 82

Rincian b: Premi Reasuransi. Cukup jelas.

Premi reasuransi: bagian dari premi bruto yang dibayarkan atau masih merupakan

kewajiban kepada pihak reasuransi.

Rincian c: Penurunan (Kenaikan) CAPYBMP.

Bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa

pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi.

Rincian 2: Hasil Investasi. Cukup jelas.

Rincian 3: Imbalan Jasa DPLK/Jasa Manajemen Lainnya. Cukup jelas.

Rincian 4: Pendapatan Lain. Cukup jelas.

B. BEBAN

Beban merupakan hasil penjumlahan beban asuransi, beban pemasaran, beban umum

dan administrasi dan hasil (beban) lain.

Rincian 1: Beban Asuransi. Cukup jelas.

Rincian 1.1: Beban Klaim dan Manfaat.

Beban klaim: ganti rugi kepada tertanggung atau ceding company, sehubungan dengan

telah terjadinya kerugian dalam pertanggungan.

Rincian a: Klaim dan Manfaat Dibayar. Cukup jelas.

Rincian b: Klaim Reasuransi. Cukup jelas.

Rincian c: Kenaikan (Penurunan) Cadangan Premi.

Kenaikan (Penurunan) Cadangan Premi merupakan selisih cadangan premi

tahun/triwulan berjalan dengan cadangan premi tahun/triwulan lalu.

Rincian d: Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim.

Kenaikan (Penurunan) Cadangan Klaim merupakan selisih cadangan klaim

tahun/triwulan berjalan dengan cadangan klaim tahun/triwulan lalu.

Rincian 1.2: Biaya Akuisisi.

Biaya akuisisi merupakan penjumlahan antara beban komisi tahun pertama, tahun

lanjutan, overriding dan beban lainnya.

Rincian 2: Beban Pemasaran. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 83

Rincian 3: Beban Umum dan Administrasi. Cukup jelas.

Rincian 4: Hasil (Beban) Lain. Cukup jelas.

C. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

Seluruh pendapatan perusahaan dikurangi beban perusahaan sebelum dikurangi pajak.

D. PAJAK PENGHASILAN

Pajak penghasilan yang telah dibayar dan atau masih terhutang dan menjadi beban

laba/rugi tahun yang bersangkutan.

E. LABA (RUGI) SETELAH PAJAK

Rincian E = Rincian C – Rincian D

F. DIVIDEN. Cukup jelas.

G. SALDO LABA (RUGI) AWAL TAHUN

Saldo laba (rugi) awal tahun 2010 sama dengan saldo laba (rugi) akhir tahun 2009.

H. SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN

Rincian H = (Rincian E + Rincian G) – Rincian F

BLOK V.3: LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI/

REASURANSI SERTA PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI

TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN

Pendapatan merupakan penjumlahan atas jumlah pendapatan premi neto ditambah hasil

investasi, imbalan jasa DPLK/jasa manajemen lainnya dan pendapatan lain.

Rincian 1: Pendapatan Jasa Keperantaraan. Cukup jelas.

Rincian 2: Hasil Investasi. Cukup jelas.

Rincian 3: Pendapatan Lain-lain. Cukup jelas.

B. BIAYA

Pendapatan merupakan penjumlahan atas jumlah pendapatan premi neto ditambah hasil

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 84

investasi, imbalan jasa DPLK/jasa manajemen lainnya dan pendapatan lain.

Rincian 1: Pendapatan Jasa Keperantaraan. Cukup jelas.

Rincian 2: Hasil Investasi. Cukup jelas.

Rincian 3: Pendapatan Lain-lain. Cukup jelas.

BLOK VI.I: NERACA ASURANSI KERUGIAN/JIWA PER 31 DESEMBER 2009 DAN

2010

AKTIVA

A. INVESTASI

Rincian 1: Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito.

Simpanan berjangka atas tunjuk, yang dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan

yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga.

Deposito Berjangka. Cukup jelas.

Sertifikat Deposito: Simpanan berjangka atas tunjuk, yang dikeluarkan oleh bank

sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada

pihak ketiga.

Rincian 2: Saham.

Surat berharga yang menunjukkan kepemilikan pada suatu usaha perseroan.

Rincian 3: Obligasi dan Medium Term Notes.

Instrumen/perangkat perusahaan untuk memperoleh modal dengan cara berhutang.

Rincian 4: Surat Berharga yang Diterbitkan atau Dijamin oleh Pemerintah atau Bank

Indonesia.

Bentuk penyertaan yang mempunyai pasaran dan dapat diperjual-belikan dengan

segera, dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat, bila terdapat kebutuhan dana

untuk kegiatan umum perusahaan, tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan

lain.

Rincian 5: Unit Penyertaan Reksa Dana. Cukup jelas.

Rincian 6: Penyertaan Langsung.

Penyertaaan langsung pada saham perusahaan lain.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 85

Rincian 7: Bangunan, Tanah dengan Bangunan.

Pembelian bangunan, tanah untuk investasi/dijual pada masa yang akan datang.

Rincian 8: Pinjaman Hipotek.

Seluruh pinjaman perusahaan kepada pemegang hipotek.

Rincian 9: Pinjaman Polis. Cukup jelas.

Rincian 10: Investasi Lain.

Investasi perusahaan selain yang disebutkan di atas seperti SBI, SBPU, Surat

Pengakuan Utang.

B. BUKAN INVESTASI

Rincian 1: Kas dan Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Piutang Premi Penutupan Langsung.

Meliputi tagihan berupa premi kepada tertanggung/agen/broker, dan ceding company

sebagai akibat adanya transaksi perusahaan.

Rincian 3: Piutang Reasuransi.

Meliputi tagihan kepada para reasuradur yang timbul sehubungan dengan kewajiban

membayar premi reasuransi setelah dikurangi komisi dan klaim asuransi.

Rincian 4: Piutang Hasil Investasi.

Investasi perusahaan yang sudah jatuh tempo dan belum diterima pembayarannya.

Rincian 5: Bangunan, Tanah dengan Bangunan.

Aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Rincian 6: Perangkat Keras Komputer. Cukup jelas.

Rincian 7: Aktiva Tetap Lainnya.

Aktiva tetap selain bangunan dan tanah.

Rincian 8: Aktiva Lain.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 86

Aktiva selain yang disebutkan di atas.

PASIVA

Total pasiva harus sama dengan total aktiva.

A. UTANG

Rincian 1: Utang klaim.

Utang yang timbul sehubungan dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan

oleh tertanggung/ceding company yang belum dibayar oleh perusahaan.

Rincian 2: Utang reasuransi.

Utang perusahaan kepada pihak reasuradur yang timbul sehubungan dengan kewajiban

membayar premi reasuransi setelah dikurangi dengan komisi dan klaim.

Rincian 3: Utang komisi.

Utang yang timbul kepada pemberi premi sehubungan terjadinya penutupan asuransi.

Rincian 4: Utang pajak. Cukup jelas.

Rincian 5: Biaya yang masih harus dibayar.

Kewajiban perusahaan asuransi kepada pihak lain.

Rincian 6: Utang lain.

Utang selain yang disebutkan diatas.

B. CADANGAN TEKNIS

Saldo yang disisihkan untuk memperkuat modal perusahaan dan atau untuk tujuan

mengatasi risiko.

Rincian 1: Cadangan Premi. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 87

Rincian 2: Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan (PYMBP).

Adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa

pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode.

Rincian 3: Cadangan Klaim. Cukup jelas.

C. Pinjaman Subordinasi

Pinjaman dari pemegang saham atau pihak lain, yang bila terjadi likuidasi, pelunasannya

dialakukan setelah pelunasan kewajiban lain.

D. MODAL SENDIRI

Rincian 1: Modal disetor. Cukup jelas.

Rincian 2: Agio saham. Cukup jelas.

Rincian 3: Cadangan.

Bagian saldo yang disisihkan untuk tujuan tertentu.

Rincian 4: Kenaikan (penurunan) surat berharga.

Kenaikan atau penurunan nilai surat berharga akibat perubahan harga saham yang

dimiliki.

Rincian 5: Selisih penilaian aktiva tetap.

Selisih antara nilai perkiraan aktiva tetap dengan harga pasar.

Rincian 6: Saldo Laba (Rugi).

Laba yang tercatat setelah dikurangi untuk cadangan.

Saldo laba tahun 2009 harus sama dengan saldo laba akhir tahun 2009 pada blok

V.1 atau V.2. Demikian pula untuk tahun 2010, saldo laba tahun 2010 harus sama

dengan saldo laba akhir tahun 2010 pada blok V.1 atau V.2.

BLOK VI.I: NERACA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI/REASURANSI SERTA

PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2010

AKTIVA

A. INVESTASI

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 88

Rincian 1: Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito. Cukup jelas.

Rincian 2: Saham. Cukup jelas.

Rincian 3: Obligasi dan Medium Term Notes. Cukup jelas.

Rincian4: Surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah atau Bank

Indonesia. Cukup jelas.

Rincian 5 : Unit penyertaan reksadana. Cukup jelas.

Rincian 6: Penyertaan langsung.

Penyertaaan langsung pada saham perusahaan lain.

Rincian 7: Bangunan, tanah dengan bangunan.

Pembelian bangunan, tanah untuk investasi/dijual pada masa yang akan datang.

Rincian 8: Pinjaman hipotik.

Seluruh pinjaman perusahaan kepada pemegang hipotik.

Rincian 9: Pinjaman Polis. Cukup jelas.

Rincian 10: Investasi lain.

Investasi perusahaan selain yang disebutkan di atas seperti SBI, SBPU, Surat Pengakuan

Utang.

B. BUKA INVESTASI

Rincian 1: Kas dan bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Tagihan premi. Cukup jelas.

Rincian 3: Tagihan jasa keperantaraan. Cukup jelas.

Rincian 4: Tagihan hasil investasi.

Investasi perusahaan yang sudah jatuh tempo dan belum diterima pembayarannya.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 89

Rincian 5: Aktiva tetap. Cukup jelas.

Rincian 6: Aktiva lain.

Aktiva selain yang disebutkan di atas.

PASIVA

A. UTANG

Rincian 1: Utang klaim.

Utang yang timbul sehubungan dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh

tertanggung/ceding company yang belum dibayar oleh perusahaan.

Rincian 2: Utang reasuransi.

Utang perusahaan kepada pihak reasuradur yang timbul sehubungan dengan kewajiban

membayar premi reasuransi setelah dikurangi dengan komisi dan klaim.

Rincian 3: Utang komisi.

Utang yang timbul kepada pemberi premi sehubungan terjadinya penutupan asuransi.

Rincian 4: Utang pajak. Cukup jelas.

Rincian 5: Biaya yang masih harus dibayar.

Kewajiban perusahaan asuransi kepada pihak lain.

Rincian 6: Utang lain. Utang selain yang disebutkan diatas.

B. MODAL

Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 90

3.2.2.6. DANA PENSIUN

Saat ini telah berkembang suatu bentuk tabungan masyarakat yang semakin

banyak dikenal oleh para karyawan, yaitu Dana Pensiun. Bentuk tabungan ini

mempunyai ciri sebagai tabungan jangka panjang, yang tujuannya untuk dinikmati oleh

karyawan setelah yang bersangkutan pensiun. Penyelenggaraan dilakukan dalam suatu

program pensiun yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu

sistem pengumpulan dana.

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Rincian 4: Jenis Dana Pensiun.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan: Dana Pensiun yang dibentuk oleh lembaga

keuangan, baik bank atau perusahaan asuransi jiwa. Contoh: DPLK Indolife

Pensiontama, DPLK Aetna Life Indonesia

Dana Pensiun Pemberi Kerja: Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan

yang mempekerjakan karyawan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

Contoh : Dana Pensiun Perum Perumnas, Dana Pensiun Pfizer Indonesia.

A. KHUSUS DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN

Rincian 5: Jenis kegiatan pendiri Dana Pensiun lembaga keuangan.

Perusahaan Perbankan: badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat melalui berbagai macam

kredit.

Perusahaan Asuransi Jiwa: perusahaan yang kegiatannya memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko kerugian yang tidak pasti kepada tertanggung dengan menerima

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 91

premi asuransi.

Perusahaan Lainnya: perusahaan yang mendirikan dana pensiun jenis lembaga

keuangan jenis lainnya selain yang disebutkan di atas.

Rincian 6: Jumlah pemberi kerja yang mengikutsertakan karyawannya pada dana

pensiun lembaga keuangan tahun 2010.

Pemberi kerja: perusahaan yang mempekerjakan karyawan.

Rincian 7: Jumlah peserta dana pensiun lembaga keuangan tahun 2010.

Jenis kegiatan pendiri. Cukup jelas.

Peserta karyawan perusahaan: orang yang bekerja baik pada instansi pemerintah

ataupun swasta yang ikut dalam program DPLK.

Peserta pekerja mandiri: pekerja yang atas usaha sendiri bukan karyawan dari suatu

badan atau orang yang ikut dalam program DPLK.

Rincian 8: Jumlah penerima manfaat pensiun dana pensiun lembaga keuangan

tahun 2010.

Jenis kegiatan pendiri:

Perusahaan Perbankan: badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat melalui berbagai macam

kredit.

Perusahaan Asuransi Jiwa: perusahaan yang kegiatannya memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko kerugian yang tidak pasti kepada tertanggung dengan menerima

premi asuransi.

Perusahaan Lainnya: perusahaan yang mendirikan dana pensiun jenis lembaga

keuangan jenis lainnya selain yang disebutkan di atas.

Penerima manfaat pensiun DPLK: peserta DPLK yang telah menerima pensiun.

Peserta pekerja mandiri: pekerja yang atas usaha sendiri bukan karyawan dari suatu

badan atau orang yang ikut dalam program DPLK.

B. KHUSUS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

Rincian 9: Jumlah peserta Dana Pensiun pemberi kerja tahun 2010

Program pensiun manfaat pasti: program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam

peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan program

pensiun iuran pasti.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 92

Program pensiun iuran pasti: program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam

peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan

pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.

Peserta pendiri: karyawan perusahaan pendiri yang mengikuti program dana pensiun

pemberi kerja.

Pendiri:

Orang atau badan usaha yang membentuk dana pensiun pemberi kerja.

Bank umum atau perusahaan asuransi jiwa yang membentuk dana pensiun lembaga

keuangan.

Peserta mitra pendiri: karyawan perusahaan mitra pendiri yang mengikuti program

dana pensiun pemberi kerja.

Mitra pendiri: pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu dana pensiun pemberi kerja

pendiri, untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya.

Rincian 10: Jumlah penerima manfaat pensiun tahun 2010.

Penerima manfaat pensiun: banyaknya peserta yang menerima manfaat pensiun yang

dibayar secara berkala pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan

dana pensiun.

Penerima manfaat pensiun normal: banyaknya penerima manfaat pensiun yang

dibayarkan pada saat peserta telah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya.

Penerima manfaat pensiun dipercepat: banyaknya peserta dana pensiun yang

menerima manfaat pensiun sebelum mencapai waktu usia pensiun normalnya.

Penerima manfaat pensiun cacat: banyaknya peserta dana pensiun yang menerima

manfaat pensiun dikarenakan mengalami cacat.

Penerima manfaat pensiun ditunda: banyaknya penerima manfaat pensiun yang

dibayarkan bila peserta berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang

ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan

dana pensiun.

Janda/Duda: istri atau suami yang sah dari peserta atau pensiunan yang meninggal

dunia, yang telah terdaftar pada dana pensiun sebelum peserta meninggal dunia atau

pensiun.

Anak: semua anak yang sah dari peserta atau pensiunan, yang telah terdaftar pada

dana pensiun sebelum peserta meninggal dunia atau pensiun.

BLOK V.1: LAPORAN AKTIVA BERSIH DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PER

31 DESEMBER 2009 DAN 20101

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 93

A. AKTIVA

1. INVESTASI (Nilai Wajar)

Rincian 1: Deposito On Call.

Deposito on call merupakan deposito pada bank yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Rincian 2: Deposito Berjangka.

Deposito berjangka merupakan deposito pada bank yang memiliki jangka waktu jatuh

tempo tertentu.

Rincian 3: Sertifikat Deposito.

Sertifikat deposito merupakan deposito pada bank dengan jangka waktu dan bunga

tertentu, yang bilyetnya dapat diperjualbelikan atas unjuk.

Rincian 4: Sertifikat Bank Indonesia.

Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga atas unjuk yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia.

Rincian 5: Saham. Cukup jelas.

Rincian 6: Obligasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Unit Penyertaan Reksadana. Cukup jelas.

Rincian 8: Surat Berharga Pemerintah.

Surat berharga pemerintah yang dimaksud berupa surat pengakuan utang dalam mata

uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

Rincian 9: Unit Penyertaan Investasi Kolektif.

Akun unit penyertaan investasi kolektif dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana

Pensiun dalam bentuk portofolio investasi kolektif selain reksadana yang dimiliki Dana

Pensiun dalam bentuk unit penyertaan.

Rincian 10: Penempatan Langsung.

Surat berharga yang berupa saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang tidak

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 94

tercatat di bursa efek.

Rincian 11: Surat Pengakuan Utang.

Surat pengakuan hutang hanya dapat digolongkan ke investasi dana pensiun apabila

berjangka waktu lebih dari satu tahun dan diterbitkan oleh badan hukum Indonesia.

Rincian 12: Tanah.

Akun tanah dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk tanah.

Rincian 13: Bangunan.

Akun bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk

bangunan.

Rincian 14: Tanah dan Bangunan.

Akun tanah dan bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun

dalam tanah dan bangunan.

Rincian 15: Investasi Lain yang Diperkenankan.

Akun investasi lain yang diperkenankan dimaksudkan untuk menampung jenis investasi

yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan di luar yang telah dirinci

dengan mencantumkan nama dari jenis investasi dimaksud sebagai akun tersendiri.

2. AKTIVA LANCAR DI LUAR INVESTASI

Rincian 1: Kas & Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Beban Dibayar di Muka.

Beban dibayar dimuka adalah semua biaya-biaya yang belum jatuh tempo tetapi sudah

dilakukan pembayaran.

Rincian 3: Piutang Investasi. Cukup jelas.

Rincian 4: Piutang Hasil Investasi.

Piutang hasil investasi adalah pendapatan dari Dana Pensiun yang sudah jatuh tempo

pada tanggal neraca dan belum diterima pembayarannya.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 95

Rincian 5: Piutang Lain-lain.

Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam akun piutang

yang disebutkan di atas yang dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

B. KEWAJIBAN

1. KEWAJIBAN DI LUAR KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN

Rincian 1: Utang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo.

Utang manfaat pensiun jatuh tempo merupakan utang atas manfaat pensiun yang telah

jatuh tempo tetapi belum dibayar.

Rincian 2: Utang Investasi.

Utang investasi merupakan utang yang timbul karena pembelian investasi yang telah

jatuh tempo tetapi belum dibayar.

Rincian 3: Pendapatan Diterima di Muka.

Pendapatan diterima di muka merupakan pendapatan usaha Dana Pensiun yang

diterima di muka tetapi belum jatuh tempo.

Rincian 4: Beban Yang Masih Harus Dibayar.

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang sudah jatuh tempo tetapi

belum dibayar.

Rincian 5: Kewajiban di Luar Kewajiban Manfaat Pensiun Lain.

Kewajiban di luar kewajiban manfaat pensiun lain merupakan kewajiban di luar

kewajiban manfaat pensiun yang tidak termasuk dalam kewajiban di atas, termasuk

penerimaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atas biaya penyelenggaraan

(fee) yang belum disetorkan ke pendiri.

BLOK V.2: LAPORAN AKTIVA BERSIH DANA PENSIUN PEMBERI KERJA ROGRAM

IURAN PASTI/MANFAAT PASTI PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2010

A. AKTIVA

1. INVESTASI (Nilai Wajar)

Rincian 1: Deposito On Call.

Deposito on call merupakan deposito pada bank yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 96

Rincian 2: Deposito Berjangka.

Deposito berjangka merupakan deposito pada bank yang memiliki jangka waktu jatuh

tempo tertentu.

Rincian 3: Sertifikat Deposito.

Sertifikat deposito merupakan deposito pada bank dengan jangka waktu dan bunga

tertentu, yang bilyetnya dapat diperjualbelikan atas unjuk.

Rincian 4: Sertifikat Bank Indonesia.

Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga atas unjuk yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia.

Rincian 5: Saham. Cukup jelas.

Rincian 6: Obligasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Unit Penyertaan Reksadana. Cukup jelas.

Rincian 8: Surat Berharga Pemerintah.

Surat berharga pemerintah yang dimaksud berupa surat pengakuan utang dalam mata

uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

Rincian 9: Unit Penyertaan Investasi Kolektif.

Akun unit penyertaan investasi kolektif dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana

Pensiun dalam bentuk portofolio investasi kolektif selain reksadana yang dimiliki Dana

Pensiun dalam bentuk unit penyertaan.

Rincian 10: Penempatan Langsung.

Surat berharga yang berupa saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang tidak

tercatat di bursa efek.

Rincian 11: Surat Pengakuan Utang.

Surat pengakuan hutang hanya dapat digolongkan ke investasi dana pensiun apabila

berjangka waktu lebih dari satu tahun dan diterbitkan oleh badan hukum Indonesia.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 97

Rincian 12: Tanah.

Akun tanah dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk tanah.

Rincian 13: Bangunan.

Akun bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk

bangunan.

Rincian 14: Tanah dan Bangunan.

Akun tanah dan bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun

dalam tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan dimasukan dalam golongan investasi

dana pensiun kecuali tanah dan bangunan untuk kantor.

Rincian 15: Investasi Lain yang Diperkenankan.

Akun investasi lain yang diperkenankan dimaksudkan untuk menampung jenis investasi

yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan di luar yang telah dirinci

dengan mencantumkan nama dari jenis investasi dimaksud sebagai akun tersendiri.

2. AKTIVA LANCAR DI LUAR INVESTASI

Rincian 1: Kas & Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Piutang Iuran.

Piutang iuran merupakan iuran yang sudah jatuh tempo tetapi belum diterima Dana

Pensiun pada tanggal neraca.

Rincian 2 merupakan penjumlahan antara Rincian 2.a, Rincian 2.b dan Rincian 2.c.

Rincian 3: Piutang Bunga Keterlambatan Iuran. Cukup jelas.

Rincian 4: Beban Dibayar di Muka.

Beban dibayar dimuka adalah semua biaya-biaya yang belum jatuh tempo tetapi sudah

dilakukan pembayaran.

Rincian 5: Piutang Investasi.

Piutang investasi adalah piutang yang timbul karena pelepasan investasi Dana Pensiun

dan belum diterima pembayarannya.

Rincian 6: Piutang Hasil Investasi.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 98

Piutang hasil investasi adalah pendapatan dari Dana Pensiun yang sudah jatuh tempo

pada tanggal neraca dan belum diterima pembayarannya.

Rincian 7: Piutang Lain-lain.

Piutang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam perkiraan piutang usaha.

3. AKTIVA OPERASIONAL

Aktiva operasional: aset yang digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha Dana

Pensiun.

Rincian 1: Tanah dan Bangunan (Nilai Buku). Cukup jelas.

Rincian 2: Kendaraan (Nilai Buku). Cukup jelas.

Rincian 3: Peralatan Komputer (Nilai Buku). Cukup jelas.

Rincian 4: Peralatan Kantor (Nilai Buku). Cukup jelas.

Rincian 5: Aktiva Operasional Lain (Nilai Buku). Cukup jelas.

4. AKTIVA LAIN-LAIN

Aktiva lain-lain adalah aset yang dimiliki Dana Pensiun selain dari kelompok investasi,

aktiva lancar di luar investasi, dan aktiva operasional.

5. AKTIVA TERSEDIA

Cukup jelas.

B. KEWAJIBAN

1. KEWAJIBAN DI LUAR KEWAJIBAN AKTUARIA/MANFAAT PASTI

Rincian 1: Utang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo.

Manfaat pensiun yang telah jatuh tempo tetapi pembayaran belum dilakukan.

Rincian 2: Utang Investasi.

Utang yang timbul karena pembelian investasi yang telah jatuh tempo tetapi belum

dibayar.

Rincian 3: Pendapatan Diterima di Muka.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 99

Pendapatan dari suatu usaha dana pensiun yang belum jatuh tempo tetapi sudah

diterima.

Rincian 4: Beban Yang Masih Harus Dibayar.

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang sudah jatuh tempo tetapi

belum dibayar.

Rincian 5: Kewajiban di Luar Kewajiban Aktuaria Lain.

Kewajiban di luar kewajiban aktuaria lain merupakan kewajiban di luar kewajiban

aktuaria yang tidak termasuk dalam kewajiban di atas, termasuk penerimaan Dana

Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atas biaya penyelenggaraan (fee) yang belum

disetorkan ke Pendiri.

Rincian 6: Kewajiban di Luar Kewajiban Manfaat Pensiun Lain.

Kewajiban di luar kewajiban manfaat pensiun lain merupakan kewajiban di luar

kewajiban manfaat pensiun yang tidak termasuk dalam kewajiban di atas, termasuk

penerimaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atas biaya penyelenggaraan

(fee) yang belum disetorkan ke Pendiri.

BLOK VI: LAPORAN PERUBAHAN AKTIVA BERSIH DANA PENSIUN LEMBAGA

KEUANGAN & PEMBERI KERJA TAHUN 2009-2010

Laporan perubahan aktiva bersih adalah laporan yang memberikan informasi tentang

perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun serta

menguraikan penyebab terjadinya perubahan dalam suatu periode tertentu.

A. PENAMBAHAN

Rincian 1: Pendapatan Investasi.

Pendapatan investasi: peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban Dana

Pensiun yang timbul dari kegiatan investasi atau kegiatan lain di dalam satu periode

tertentu.

Rincian 1.a: Bunga.

Pendapatan bunga merupakan jumlah pendapatan bunga jatuh tempo dalam periode

laporan, yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan bunga diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat aset tersebut ditempatkan.

Rincian 1.b: Dividen.

Pendapatan dividen merupakan pendapatan dividen jatuh tempo dalam periode laporan,

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 100

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan dividen diakui pada saat dividen tersebut

ditetapkan sebagai hak Dana Pensiun.

Rincian 1.c: Sewa.

Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat digunakannya aset tersebut.

Rincian 1.d: Laba (Rugi) Pelepasan Investasi.

Laba/rugi yang timbul atas penjualan/pelepasan investasi di atas/di bawah harga

perolehan.

Rincian 1.e: Pendapatan Investasi Lain.

Pendapatan investasi lain adalah pendapatan investasi di luar jenis pendapatan di atas,

yang berasal dari kegiatan investasi yang diperkenankan peraturan perundang-

undangan.

Rincian 2: Peningkatan (Penurunan) Nilai Investasi.

Nilai kekayaan (aktiva) dana pensiun yang digunakan untuk meningkatkan kekayaan

melalui distribusi hasil investasi.

Rincian 3: Iuran Jatuh Tempo.

Rincian Iuran Jatuh Tempo merupakan hasil penjumlahan Iuran Normal Pemberi

Kerja, Iuran Normal Peserta dan Iuran Tambahan.

Rincian 4: Pendapatan di Luar Investasi. Cukup jelas.

Rincian 5: Pengalihan Dana dari Dana Pensiun Lain.

Pengalihan dana yang menjadi hak peserta sebagai konsekuensi pindahnya

kepesertaan seseorang peserta dari dana pensiun yang satu ke dana pensiun yang lain.

Rincian 6: Pengalihan Dana dari DPPK dan Pemberi Kerja. Cukup jelas.

B. PENGURANGAN

Rincian 1: Beban Investasi.

Beban investasi adalah biaya jatuh tempo dalam periode laporan, untuk berbagai jenis

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 101

investasi yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan di bidang Dana

Pensiun, baik yang sudah dibayar maupun yang belum dilakukan pembayarannya.

Rincian 2: Beban Operasional.

Biaya yang terjadi dalam rangka penyelenggaraan kegiatan selain kegiatan investasi,

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan Dana Pensiun.

Rincian 3: Manfaat Pensiun.

Pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang

ditetapkan dalam peraturan dana pensiun

Rincian 4: Pajak penghasilan. Cukup jelas.

Rincian 5: Beban Lain-lain di Luar Investasi dan Operasional.

Beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan penyelenggaraan program pensiun,

sifatnya tidak rutin terjadi setiap tahun dan biasanya jumlahnya relatif kecil (misalnya:

jasa giro, bunga tabungan, pendapatan dari SBI, biaya administrasi bank dan lain-lain).

Rincian 6: Pengalihan Dana ke Dana Pensiun Lain.

Pengalihan dana yang menjadi hak peserta sebagai konsekuensi pindahnya

kepesertaan seseorang peserta ke dana pensiun yang lain.

Rincian 7: Penarikan Iuran. Cukup jelas.

C. KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH

Kenaikan (Penurunan) Aktiva Bersih sama dengan Rincian Penambahan dikurangi

Rincian Pengurangan.

D. AKTIVA BERSIH AWAL TAHUN

Total seluruh aktiva dana pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang

belum jatuh tempo, dikurangi dengan seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria yang

dihitung oleh aktuaris dalam kondisi awal tahun.

E. AKTIVA BERSIH AKHIR TAHUN

Cukup jelas.

BLOK VII: PERHITUNGAN HASIL USAHA DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN &

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 102

PEMBERI KERJA TAHUN 2009-2010

A. PENDAPATAN INVESTASI

Pendapatan: peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dana pensiun yang

timbul dari kegiatan investasi atau kegiatan lain di dalam satu periode tertentu.

Rincian 1: Bunga.

Pendapatan bunga merupakan jumlah pendapatan bunga jatuh tempo dalam periode

laporan, yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan bunga diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat aset tersebut ditempatkan.

Rincian 2: Dividen.

Pendapatan dividen merupakan pendapatan dividen jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan dividen diakui pada saat dividen tersebut

ditetapkan sebagai hak Dana Pensiun.

Rincian 3: Sewa.

Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat digunakannya aset tersebut.

Rincian 4: Laba (Rugi) Pelepasan/Perolehan Investasi.

Laba/rugi yang timbul atas penjualan/pelepasan investasi di atas/di bawah harga

perolehan.

Rincian 5: Pendapatan Investasi Lain.

Pendapatan investasi lain adalah pendapatan investasi di luar jenis pendapatan di atas,

yang berasal dari kegiatan investasi yang diperkenankan peraturan perundang-

undangan.

B. BEBAN INVESTASI

Beban Investasi: Beban investasi adalah biaya jatuh tempo dalam periode laporan,

untuk berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 103

di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah dibayar maupun yang belum dilakukan

pembayarannya.

Rincian 1: Beban Transaksi. Cukup jelas.

Rincian 2: Beban Pemeliharaan Investasi Tanah dan Bangunan. Cukup jelas.

Rincian 3: Beban Penyusutan Bangunan.

Penyusutan yang diperhitungkan atas benda-benda, baik atas aktiva tetap maupun

inventaris.

Rincian 4: Beban Manejer Investasi. Cukup jelas.

Rincian 5: Beban Investasi Lain. Cukup jelas.

C. HASIL USAHA INVESTASI

Hasil usaha investasi: pendapatan yang diperoleh dari hasil kegiatan bisnis atau usaha

dana pensiun di sektor ini atau di sektor Lembaga Keuangan.

Rincian Hasil Usaha Investasi merupakan selisih dari rincian Pendapatan Investasi

dengan rincian Beban Investasi.

D. BEBAN OPERASIONAL

Beban operasional: biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan selain kegiatan

investasi, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan dana pensiun.

Rincian 1: Gaji Karyawan, Pengurus dan Dewan Pengawas. Cukup jelas.

Rincian 2: Beban Kantor.

Beban kantor: biaya penerangan, air, telepon, telegram, alat tulis kantor.

Rincian 3: Beban Pemeliharaan. Cukup jelas.

Rincian 4: Beban Penyusutan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 104

Biaya penyusutan yang diperhitungkan atas benda-benda, baik atas aktiva tetap

maupun inventaris.

Rincian 5: Beban Jasa Pihak Ketiga.

Biaya honorarium yang dikeluarkan dalam rangka kepentingan dana pensiun, seperti

honorarium akuntansi luar, penasihat hukum, notaris, juru taksir dan juru lelang.

Rincian 6: Beban (Fee) Kepada Pendiri. Cukup jelas.

Rincian 7: Beban Operasional Lain. Cukup jelas.

E. PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

Pendapatan dan beban yang terjadi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan

penyelenggaraan program pensiun, sifatnya tidak rutin terjadi setiap tahun dan biasanya

jumlahnya relatif kecil (misalnya: jasa biro, bunga tabungan, pendapatan dari SBI, biaya

administrasi bank, dan lain-lain).

Rincian 1: Bunga Keterlambatan Iuran. Cukup jelas.

Rincian 2: Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Operasional. Cukup jelas.

Rincian 3: Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 4: Pendapatan Lain di Luar Investasi. Cukup jelas.

Rincian 5: Beban Lain di Luar Investasi. Cukup jelas.

F. HASIL USAHA SEBELUM PAJAK

Rincian F = Rincian C - Rincian D + Rincian E

G. PAJAK PENGHASILAN

Pajak penghasilan yang telah dibayar dan atau masih terhutang dan menjadi beban

tahun yang bersangkutan.

H. HASIL USAHA SETELAH PAJAK.

Rincian H = Rincian F - Rincian G

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 105

BLOK VIII: NERACA DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN & PEMBERI KERJA

PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

A. AKTIVA

1. INVESTASI (Harga Perolehan)

Rincian 1: Deposito On Call.

Deposito on call merupakan deposito pada bank yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Rincian 2: Deposito Berjangka.

Deposito berjangka merupakan deposito pada bank yang memiliki jangka waktu jatuh

tempo tertentu.

Rincian 3: Sertifikat Deposito.

Sertifikat deposito merupakan deposito pada bank dengan jangka waktu dan bunga

tertentu, yang bilyetnya dapat diperjualbelikan atas unjuk.

Rincian 4: Sertifikat Bank Indonesia.

Sertifikat Bank Indonesia merupakan surat berharga atas unjuk yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia.

Rincian 5: Saham. Cukup jelas.

Rincian 6: Obligasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Unit Penyertaan Reksadana. Cukup jelas.

Rincian 8: Surat Berharga Pemerintah.

Surat berharga pemerintah yang dimaksud berupa surat pengakuan utang dalam mata

uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.

Rincian 9: Unit Penyertaan Investasi Kolektif.

Akun unit penyertaan investasi kolektif dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 106

Pensiun dalam bentuk portofolio investasi kolektif selain reksadana yang dimiliki Dana

Pensiun dalam bentuk unit penyertaan.

Rincian 10: Penempatan Langsung.

Surat berharga yang berupa saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang tidak

tercatat di bursa efek.

Rincian 11: Surat Pengakuan Utang.

Surat pengakuan hutang hanya dapat digolongkan ke investasi dana pensiun apabila

berjangka waktu lebih dari satu tahun dan diterbitkan oleh badan hukum Indonesia.

Rincian 12: Tanah.

Akun tanah dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk tanah.

Rincian 13: Bangunan.

Akun bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun dalam bentuk

bangunan.

Rincian 14: Tanah dan Bangunan.

Akun tanah dan bangunan dimaksudkan untuk menyajikan investasi Dana Pensiun

dalam tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan dimasukan dalam golongan investasi

dana pensiun kecuali tanah dan bangunan untuk kantor.

Rincian 15: Akumulasi Penyusutan Bangunan. Cukup jelas.

Rinician 16: Investasi Lain yang Diperkenankan.

Akun investasi lain yang diperkenankan dimaksudkan untuk menampung jenis investasi

yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan di luar yang telah dirinci

dengan mencantumkan nama dari jenis investasi dimaksud sebagai akun tersendiri.

2. SELISIH PENILAIAN INVESTASI

Selisih akibat perbedaan dasar penilaian antara harga perolehan/nilai buku dengan nilai

wajar.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 107

3. AKTIVA LANCAR DI LUAR INVESTASI

Rincian 1: Kas & Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Piutang Iuran.

Piutang iuran merupakan iuran yang sudah jatuh tempo tetapi belum diterima Dana

Pensiun pada tanggal neraca.

Rincian Piutang Iuran merupakan penjumlahan Iuran Rincian 2.a, Rincian 2.b dan

Rincian 2.c.

Rincian 3: Piutang Bunga Keterlambatan Iuran.

Iuran yang sudah jatuh tempo tetapi belum diterima Dana Pensiun.

Rincian 4: Beban Dibayar di Muka.

Beban dibayar di muka adalah semua biaya-biaya yang belum jatuh tempo tetapi sudah

dilakukan pembayaran.

Rincian 5: Piutang Investasi.

Piutang investasi adalah piutang yang timbul karena pelepasan investasi Dana Pensiun

dan belum diterima pembayarannya.

Rincian 6: Piutang Hasil Investasi.

Piutang hasil investasi adalah pendapatan dari Dana Pensiun yang sudah jatuh tempo

pada tanggal neraca dan belum diterima pembayarannya.

Rincian 7: Piutang Lain-lain.

Piutang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam perkiraan piutang usaha.

4. AKTIVA OPERASIONAL

Aktiva Operasional: aset yang digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha Dana

Pensiun.

Rincian 1: Tanah dan bangunan. Cukup jelas.

Rincian 2: Kendaraan. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 108

Rincian 3: Peralatan komputer. Cukup jelas.

Rincian 4: Peralatan kantor. Cukup jelas.

Rincian 5: Aktiva operasional lain. Cukup jelas.

Rincian 6: Akumulasi penyusutan. Cukup jelas.

5. AKTIVA LAIN-LAIN

Aktiva lain-lain adalah aset yang dimiliki Dana Pensiun selain dari kelompok investasi,

aktiva lancar di luar investasi, dan aktiva operasional.

BLOK VIII: NERACA DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN & PEMBERI KERJA

PER 31 DESEMBER TAHUN 2009-2010 [LANJUTAN]

B. KEWAJIBAN

1. KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN.

Rincian 1: Akumulasi iuran. Cukup jelas.

Rincian 2: Hasil usaha. Cukup jelas.

Rincian 3: Pengalihan dana dari DPPK dan pemberi kerja. Cukup jelas.

2. KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN PEMBERI KERJA PROGRAM IURAN PASTI

Cukup jelas.

3. KEWAJIBAN AKTUARIA

Cukup jelas.

4. KEWAJIBAN DI LUAR KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN

Rincian 1: Utang manfaat pensiun jatuh tempo.

Manfaat pensiun yang telah jatuh tempo tetapi pembayaran belum dilakukan.

Rincian 2: Utang investasi.

Utang yang timbul karena pembelian investasi yang telah jatuh tempo tetapi belum

dibayar.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 109

Rincian 3: Pendapatan diterima di muka.

Pendapatan dari suatu usaha Dana Pensiun yang belum jatuh tempo tetapi sudah

diterima.

Rincian 4: Beban yang masih harus dibayar.

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang sudah jatuh tempo tetapi

belum dibayar.

Rincian 5: Kewajiban di luar kewajiban manfaat pensiun lain.

Kewajiban di luar kewajiban manfaat pensiun lain merupakan kewajiban di luar

kewajiban manfaat pensiun yang tidak termasuk dalam kewajiban di atas, termasuk

penerimaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atas biaya penyelenggaraan

(fee) yang belum disetorkan ke Pendiri.

5. SELISIH KEWAJIBAN AKTUARIA.

Selisih kewajiban aktuaria mencerminkan akun untuk penyesuaian nilai kewajiban

aktuaria dan perubahan aktiva bersih Dana Pensiun

6. PENDAPATAN YANG BELUM DIREALISASI.

Cukup jelas.

7. KEWAJIBAN DI LUAR KEWAJIBAN AKTUARIA

Rincian 1 : Utang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo.

Manfaat pensiun yang telah jatuh tempo tetapi pembayaran belum dilakukan.

Rincian 2 : Utang Investasi.

Utang yang timbul karena pembelian investasi yang telah jatuh tempo tetapi belum

dibayar.

Rincian 3 : Pendapatan Diterima di Muka.

Pendapatan dari suatu usaha dana pensiun yang belum jatuh tempo tetapi sudah

diterima.

Rincian 4 : Beban yang Masih Harus Dibayar.

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang sudah jatuh tempo tetapi

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 110

belum dibayar.

Rincian 5 : Kewajiban di Luar Kewajiban Aktuaria Lain.

Kewajiban di luar kewajiban aktuaria lain merupakan kewajiban di luar kewajiban

aktuaria yang tidak termasuk dalam kewajiban di atas, termasuk penerimaan Dana

Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atas biaya penyelenggaraan (fee) yang belum

disetorkan ke Pendiri.

BLOK IX.1: LAPORAN ARUS KAS DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TAHUN

2009-2010

A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Rincian 1: Penerimaan Bunga.

Pendapatan bunga merupakan jumlah pendapatan bunga jatuh tempo dalam periode

laporan, yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan bunga diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat aset tersebut ditempatkan.

Rincian 2: Penerimaan Dividen.

Pendapatan dividen merupakan pendapatan dividen jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan dividen diakui pada saat dividen tersebut

ditetapkan sebagai hak Dana Pensiun.

Rincian 3: Penerimaan Sewa.

Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat digunakannya aset tersebut.

Rincian 4: Pendapatan Investasi Lain.

Pendapatan investasi lain adalah pendapatan investasi di luar jenis pendapatan di atas,

yang berasal dari kegiatan investasi yang diperkenankan peraturan perundang-

undangan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 111

Rincian 5: Pelepasan Investasi.

Laba/rugi yang timbul atas penjualan/pelepasan investasi di atas/di bawah harga

perolehan.

Rincian 6: Penanaman Investasi. Cukup jelas,

Rincian 7: Pembayaran Beban Investasi. Cukup jelas.

B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL

Beban operasional: biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan selain kegiatan

investasi, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan dana pensiun.

Rincian 1: Pembayaran Beban Operasional. Cukup jelas.

Rincian 2: Pendapatan di Luar Investasi. Cukup jelas.

Rincian 3: Beban di Luar Investasi dan Operasional.

Beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan penyelenggaraan program pensiun,

sifatnya tidak rutin terjadi setiap tahun dan biasanya jumlahnya relatif kecil (misalnya:

jasa giro, bunga tabungan, pendapatan dari SBI, biaya administrasi bank, dan lain-lain).

Rincian 4: Pajak Penghasilan. Cukup jelas.

C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Rincian 1: Penerimaan Iuran. Cukup jelas.

Rincian 2: Penerimaan Pengalihan Dana dari DPPK dan Pemberi Kerja. Cukup jelas.

Rincian 3: Pembayaran Pengalihan Dana ke DPLK Lain. Cukup jelas.

Rincian 4: Pembayaran Manfaat Pensiun. Cukup jelas.

Rincian 5: Penarikan Iuran. Cukup jelas.

D. KENAIKAN (PENURUNAN) KAS BERSIH. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 112

E. KAS PADA AWAL PERIODE. Cukup jelas.

F. KAS PADA AKHIR PERIODE. Cukup jelas.

BLOK IX.2: LAPORAN ARUS KAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PROGRAM

IURAN PASTI/MANFAAT PASTI TAHUN 2009-2010

A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Rincian 1: Penerimaan Bunga.

Pendapatan bunga merupakan jumlah pendapatan bunga jatuh tempo dalam periode

laporan, yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan bunga diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat aset tersebut ditempatkan.

Rincian 2: Penerimaan Dividen.

Pendapatan dividen merupakan pendapatan dividen jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan dividen diakui pada saat dividen tersebut

ditetapkan sebagai hak Dana Pensiun.

Rincian 3: Penerimaan Sewa.

Pendapatan sewa merupakan pendapatan sewa jatuh tempo dalam periode laporan,

yang berasal dari berbagai jenis investasi yang diperkenankan oleh peraturan

perundang-undangan di bidang Dana Pensiun, baik yang sudah diterima maupun yang

belum diterima pembayarannya. Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlakunya

waktu, dimulai sejak saat digunakannya aset tersebut.

Rincian 4: Pendapatan Investasi Lain.

Pendapatan investasi lain adalah pendapatan investasi di luar jenis pendapatan di atas,

yang berasal dari kegiatan investasi yang diperkenankan peraturan perundang-

undangan.

Rincian 5 : Pelepasan Investasi.

Laba/rugi yang timbul atas penjualan/pelepasan investasi di atas/di bawah harga

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 113

perolehan.

Rincian 6: Penanaman Investasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Pembayaran Beban Investasi. Cukup jelas.

B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL

Biaya yang terjadi dalam rangka penyelenggaraan kegiatan selain kegiatan investasi,

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan Dana Pensiun.

Rincian 1: Pembayaran Beban Operasional. Cukup jelas.

Rincian 2: Penjualan Aktiva Operasional. Cukup jelas.

Rincian 3: Pembelian Aktiva Operasional. Cukup jelas.

Rincian 4: Penjualan Aktiva Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 5: Pembelian Aktiva Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 6: Pendapatan Lain di Luar Investasi. Cukup jelas.

Rincian 7: Beban Lain di Luar Investasi dan Operasional.

Beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan penyelenggaraan program pensiun,

sifatnya tidak rutin terjadi setiap tahun dan biasanya jumlahnya relatif kecil (misalnya:

jasa giro, bunga tabungan, pendapatan dari SBI, biaya administrasi bank, dan lain-lain).

Rincian 8: Pajak Penghasilan. Cukup jelas.

C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Rincian 1: Penerimaan Iuran Pemberi Kerja. Cukup jelas.

Rincian 2: Penerimaan Iuran Peserta. Cukup jelas.

Rincian 3: Penerimaan Bunga Keterlambatan Iuran. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 114

Rincian 4: Penerimaan Pengalihan Dana Dari Dana Pensiun Lain. Cukup jelas.

Rincian 5: Pembayaran Pengalihan Dana Ke Dana Pensiun Lain. Cukup jelas.

Rincian 6: Pembayaran Manfaat Pensiun. Cukup jelas.

D. KENAIKAN (PENURUNAN) KAS BERSIH. Cukup jelas.

E. KAS PADA AWAL PERIODE. Cukup jelas.

F. KAS PADA AKHIR PERIODE. Cukup jelas.

3.2.2.7. PERUSAHAAN PEGADAIAN

Perusahaan Pegadaian: perusahaan yang melakukan usaha pemberian kredit jangka

pendek kepada nasabahnya dengan barang jaminan.

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Keterangan yang ditanyakan mencakup jenis produk pegadaian, jenis barang yang

dijadikan jaminan, besarnya nilai jaminan, sisa nilai pinjaman yang belum dibayar dan

jumlah nasabah menurut lapangan usaha.

Rincian 3: Jenis produk pegadaian.

Gadai: kredit jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana yang harus dipenuhi pada

saat itu juga dengan menggunakan barang jaminan.

Jasa taksiran: jasa yang disediakan oleh Perum Pegadaian bagi para nasabahnya

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 115

untuk mengetahui kualitas barang atau perhiasan milik nasabah seperti (emas, perak,

berlian).

Jasa penitipan: tempat penitipan barang berharga yang disediakan Perum Pegadaian

bagi para nasabah yang menghendaki keamanan yang baik atas barang berharga

miliknya.

Gold Counter: usaha yang dilakukan perusahaan Pegadaian berupa jual beli emas.

Lainnya: usaha yang dilakukan perusahaan Pegadaian yang dapat menambah

pendapatan selain produk-produk di atas.

Rincian 4: Jenis barang yang dijadikan barang jaminan. Cukup jelas.

Rincian 5: Besarnya nilai pinjaman yang diberikan, nilai sisa pinjaman yang

diberikan dan penerimaan barang jaminan menurut golongan pinjaman

tahun 2010.

Nilai pinjaman/kredit: besarnya pinjaman/kredit yang diberikan oleh Pegadaian kepada

nasabah selama tahun 2010.

Nilai sisa pinjaman: besarnya pinjaman yang belum dilunasi oleh nasabah selama

tahun 2010.

Penerimaan barang jaminan: banyaknya barang jaminan yang diterima oleh Perum

Pegadaian selama tahun 2010.

Golongan pinjaman:

Golongan A: Pinjaman yang diberikan kurang dari Rp 150.000,-

Golongan B: Pinjaman yang diberikan Rp 151.000,- s.d. Rp 500.000,-

Golongan C: Pinjaman yang diberikan Rp 510.000,- s.d. Rp 20.000.000,-

Golongan D: Pinjaman yang diberikan lebih dari Rp 20.000.000, -

Rincian 6: Banyaknya nasabah menurut lapangan usaha para nasabah.

Cukup jelas.

BLOK IV: LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2009 - 2010

A. PENDAPATAN USAHA

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 116

Rincian 1: Pendapatan Sewa Modal. Cukup jelas.

Rincian 2: Pendapatan Bea Administrasi. Cukup jelas.

Rincian 3: Penjualan Emas.

Keuntungan bruto yang diperoleh pihak pegadaian dari usaha perdagangan emas.

B. PENDAPATAN USAHA LAINNYA

Rincian 1: Pendapatan Investasi

Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan Pegadaian yang

timbul dari kegiatan investasi atau kegiatan lain di dalam satu periode tertentu.

Rincian 2: Pendapatan Usaha Anak Perusahaan. Cukup jelas.

C. BEBAN USAHA

Rincian 1: Biaya Bunga dan Provisi

Biaya atas kredit modal kerja dari bank dan obligasi yang dikeluarkan.

Rincian 2: Biaya Pegawai/Tenaga Kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA YANG DIKELUARKAN PADA RINCIAN 2 = BIAYA BALAS

JASA PEKERJA YANG TERDAPAT PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8

Rincian 3: Beban Administrasi dan Pemasaran. Cukup jelas.

Rincian 4: Beban Umum. Cukup jelas.

Rincian 5: Beban Pendidikan dan Latihan. Cukup jelas.

Rincian 6: Beban Penyusutan Bangunan. Cukup jelas.

Rincian 7: Beban Penyusutan Inventaris. Cukup jelas.

Rincian 8: Beban Penyusutan Kendaraan. Cukup jelas.

Rincian 9: Beban Amortisasi.

Perbedaan atas beban yang ditanggung dari biaya emisi dan provisi perusahaan tahun

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 117

yang bersangkutan.

Rincian 10: Beban Amortisasi Aktiva Sewa Guna Usaha. Cukup jelas.

Rincian 11: Beban Penyisihan Piutang. Cukup jelas.

Rincian 12: Beban Penghapusan Piutang. Cukup jelas.

D. PENDAPATAN LAIN-LAIN

Rincian 1: Uang Kelebihan Nasabah yang Kedaluarsa. Cukup jelas.

Rincian 2: Pendapatan Jasa Giro. Cukup jelas.

Rincian 3: Selisih Perhitungan. Cukup jelas.

Rincian 4: Pendapatan Sewa. Cukup jelas.

Rincian 5: Pendapatan Penjualan Barang Contoh. Cukup jelas.

Rincian 6: Pendapatan Selisih Kurs. Cukup jelas.

Rincian 7: Pendapatan SBK/Kartu Nasabah Hilang. Cukup jelas.

Rincian 8: Pendapatan Lainnya. Cukup jelas.

Rincian 9: Laba Penjualan Surat Berharga. Cukup jelas.

Rincian 10: Laba Penjualan Aktiva Tetap. Cukup jelas.

Rincian 11: Laba Penjualan Aktiva Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 12: Laba Pertukaran/Pengalihan Aktiva Tetap/Lain Cukup jelas.

E. BEBAN LAINNYA

Rincian 1: Rugi Penjualan Surat Berharga. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 118

Rincian 2: Rugi Penjualan Aktiva Tetap. Cukup jelas.

Rincian 3: Rugi Penjualan Aktiva Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 4: Rugi Pertukaran/Pengalihan Aktiva Tetap/Lain-lain. Cukup jelas.

Rincian 5: Rugi Selisih Kurs. Cukup jelas.

F. LABA (RUGI) LUAR BIASA

Kerugian luar biasa: kerugian yang disebabkan terjadinya peristiwa yang tidak dapat

diduga seperti kebakaran kantor, terjadinya gempa.

G. LABA (RUGI) BERSIH SEBELUM PAJAK

Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak merupakan penjumlahan Pendapatan Usaha,

Pendapatan Usaha Lainnya dan Pendapatan Lain-lain dikurangi Beban Usaha dan

Beban Lainnya ditambah dengan Laba (Rugi) Lainnya.

H. PAJAK PENGHASILAN. Cukup jelas.

I. LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK.

Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak merupakan selisih antara Laba (Rugi) Bersih Sebelum

Pajak dengan Pajak Penghasilan.

BLOK V: NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

A. AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Rincian 1: Kas. Cukup jelas.

Rincian 2: Bank. Cukup jelas.

Rincian 3: Piutang Usaha.

Realisasi pemberian kredit kepada pihak ketiga bukan bank, kepada pegawai sendiri,

termasuk uang muka yang harus dibayar kembali oleh pegawai yang bersangkutan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 119

Rincian 4: Piutang Non Usaha.

Kelebihan penyaluran dana kepada pihak lain bukan nasabah yang akan diperhitungkan

dengan pembagian laba perusahaan dan kelebihan kewajiban penyetoran iuran Taspen

dan Askes pada periode 31 Desember 2009 dan 2010.

Rincian 5: Uang Muka.

Uang muka terdiri dari uang muka dinas, uang muka pembelian dan uang muka lainnya.

Rincian 6: Pajak Dibayar di Muka. Cukup jelas.

Rincian 7: Biaya Dibayar di Muka.

Pengeluaran perusahaan yang akan menjadi beban di tahun berikutnya, misalnya

asuransi aktiva tetap, sewa rumah/gedung kantor, biaya pegawai dan lain-lain.

Rincian 8: Pendapatan yang Masih Harus Diterima.

Perhitungan sewa modal atas saldo pinjaman yang diberikan dan bunga deposito yang

masih harus diterima per 31 Desember 2009 dan 2010.

AKTIVA TETAP

Rincian 1: Tanah. Cukup jelas.

Rincian 2: Bangunan. Cukup jelas.

Rincian 3: Inventaris. Cukup jelas.

Rincian 4: Kendaraan. Cukup jelas.

Rincian 5: Akumulasi Penyusutan Bangunan. Cukup jelas.

Rincian 6: Akumulasi Penyusutan Inventaris. Cukup jelas.

Rincian 7: Akumulasi Penyusutan Kendaraan. Cukup jelas.

Rincian 8: Aktiva Dalam Penyelesaian. Cukup jelas.

AKTIVA LAIN-LAIN

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 120

Rincian 1: Persediaan Barang. Cukup jelas.

Rincian 2: Persediaan Emas. Cukup jelas.

Rincian 3: Aktiva tidak Berwujud. Cukup jelas.

Rincian 4: Beban yang Ditangguhkan. Cukup jelas.

Beban-beban yang telah dikeluarkan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun,

yaitu: Beban rehabilitasi, beban pengurusan legal hak atas tanah, biaya RUF (Revolving

Underwriter Facility).

Rincian 5: Barang Bermasalah. Cukup jelas.

Rincian 6: Barang Lelang Milik Perusahaan.

Merupakan barang jaminan yang ditaksir wajar, tidak ditebus sampai dengan tanggal

jatuh tempo dan tidak laku saat dilelang, kemudian dibeli oleh Perum Pegadaian sebesar

Harga Limit Lelang (HLL).

Rincian 7: Barang Jaminan yang Disisihkan. Cukup jelas.

Rincian 8: Aktiva yang Disisihkan (AYD).

Merupakan barang jaminan bermasalah yang telah ditaksir kembali menjadi taksiran

wajar dan masih dalam proses penyelesaian.

Rincian 9: Kerugian Perusahaan yang Masih Harus Diperhitungkan (KPYD).

Cukup jelas.

B. PASIVA

Jumlah Pasiva harus sama dengan Jumlah Aktiva.

UTANG LANCAR

Rincian 1: Utang Usaha. Cukup jelas.

Rincian 2: Utang Bea Lelang. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 121

Rincian 3: Utang Kepada Nasabah.

Hak para nasabah yang berasal dari hasil penjualan barang jaminan yang dijual secara

lelang setelah dikurangi kewajiban pinjaman pokok dan sewa modal.

Rincian 4: Utang pajak.

Perhitungan pajak penghasilan badan yang belum disetorkan pada saat tutup buku yang

terdiri dari PPN, PPh pasal 21, PPh pasal 23, dan PPh pasal 25.

Rincian 5: Utang Kepada Pegawai. Cukup jelas.

Rincian 6: Utang Modal Kerja Jangka Pendek. Cukup jelas.

Rincian 7: Biaya yang Masih Harus Dibayar. Cukup jelas.

Meliputi bunga obligasi, biaya pegawai, biaya umum dan biaya administrasi lainnya.

Rincian 8: Pendapatan Diterima di Muka.

Bagian penerimaan sewa gedung untuk jangka waktu beberapa tahun mendatang.

UTANG LANCAR LAINNYA

Rincian 1: Utang Jasa Produksi Dana Sosial Pendidikan. Cukup jelas.

Rincian 2: Utang Iuran Wajib. Cukup jelas.

Rincian 3: Utang Dana Pembinaan. Cukup jelas.

Rincian 4: Utang Dana Pembangunan Semesta. Cukup jelas.

Rincian 5: Utang Pendapatan yang Ditangguhkan. Cukup jelas.

REKENING ANTAR KANTOR

Rincian 1: RAK Dalam Kantor Wilayah. Cukup jelas.

Rincian 2: RAK Antar Kantor Wilayah dan Pusat. Cukup jelas.

Rincian 3: RAK Antar Kantor Cabang dan Pusat. Cukup jelas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 122

Rincian 4: RAK Antar Wilayah. Cukup jelas.

Rincian 5: RAK Dalam Kantor Pusat. Cukup jelas.

MODAL

Rincian 1: Modal Awal. Cukup jelas.

Rincian 2: Penyertaan Modal Pemerintah. Cukup jelas.

Rincian 3: Cadangan Umum. Cukup jelas.

Rincian 4: Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap. Cukup jelas.

Rincian 5: Saldo Laba(Rugi) Tahun Lalu. Cukup jelas.

Rincian 6: Saldo Laba(Rugi) Tahun Berjalan. Cukup jelas.

3.2.2.8. PERUSAHAAN PEDAGANG VALUTA ASING

BLOK II: KETERANGAN USAHA

Pedagang Valuta Asing: perusahaan yang memperoleh ijin Bank Indonesia untuk

melalukan transaksi jual beli mata uang asing/valuta asing.

Contoh: PT. Ayumas Gunung Agung, Haji La Tunrung Money Changer.

Valuta Asing: mata uang negara asing yang resmi dikeluarkan oleh negara asing yang

digunakan sebagai alat pembayaran.

Contoh: Dollar Amerika (USD), Euro Uni Eropa (EURO), Yen Jepang (JPY).

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 123

Rincian 4: Transaksi valuta asing selama tahun 2010

Isikan volume dan nilai transaksi jual/beli valas pada kolom-kolom yang disediakan untuk

masing-masing valas yang diperdagangkan.

Kolom 1: JENIS VALAS

Cara pengisian jenis valas lainnya: urutkan jenis valas maksimum 5 jenis valas (selain

dari jenis valas a s.d j yang telah ada pada daftar pertanyaan) berdasarkan nilai jual

yang tertinggi. Apabila terdapat lebih dari 5 jenis valas, maka urutan yang kelima dan

seterusnya digabung menjadi satu dan dituliskan sebagai “gabungan”, kolom (2) dan

kolom (4) pada baris tersebut tidak perlu diisi (kosong), sedangkan nilainya diisikan pada

kolom (3) dan kolom (5).

Kolom 2: VOLUME VALAS YANG DIJUAL

Banyaknya valas yang dijual perusahaan ini selama tahun 2010 dalam satuan mata

uang masing-masing negara.

Kolom 3: NILAI VALAS YANG DIJUAL

Nilai kumulatif dari seluruh hasil penjualan valas pada kolom (2) dalam satuan rupiah.

Nilai valas yang dijual: seluruh nilai valas yang dijual oleh perusahaan pedagang valuta

asing dengan harga rata-rata nilai tukar (kurs jual) yang berlaku pada saat transaksi

terjadi.

Kolom 4: VOLUME VALAS YANG DIBELI

Banyaknya mata uang asing yang dibeli perusahaan selama tahun 2010 dalam satuan

mata uang masing-masing negara.

Kolom 5: NILAI VALAS YANG DIBELI

Nilai kumulatif dari seluruh hasil pembelian valas pada kolom (4) dalam satuan rupiah.

Nilai Valas yang dibeli: seluruh nilai valas yang dibeli oleh perusahaan pedagang valuta

asing dengan harga rata-rata nilai tukar (kurs beli) yang berlaku pada saat transaksi

terjadi.

Kurs: keterbandingan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang berlaku

pada saat transaksi.

BLOK V: LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

A. PENDAPATAN

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 124

Rincian 1: Penjualan Valuta Asing.

Seluruh pendapatan yang diperoleh dari penjualan valuta asing.

ISIAN PADA RINCIAN 1 KOLOM (3) = ISIAN BLOK II.2. RINCIAN 4 BARIS JUMLAH

KOLOM (3) - NILAI VALAS YANG DIJUAL

Rincian 2: Harga Pokok Penjualan.

Hasil penjumlahan persediaan awal (nilai barang dagang yang tersedia untuk dijual pada

awal periode) dengan pembelian (nilai barang dagang yang dibeli dalam suatu periode)

dikurangi dengan persediaan akhir (nilai barang dagang yang tersedia pada akhir

periode).

ISIAN PADA RINCIAN 2 KOLOM (3) = STOK AWAL ( BLOK VI. RINCIAN A.4 KOLOM

(2) + PEMBELIAN 2010 [ BLOK II RINCIAN 4 BARIS JUMLAH KOLOM (5) ] - STOK

AKHIR [ BLOK VI. RINCIAN A.4 KOLOM (3) ]

Rincian 3: Pendapatan Lain-lain.

Pendapatan yang tidak termasuk dalam salah satu rincian 1 dan 2 di atas, misalnya hasil

penjualan barang cetakan yang merupakan kelengkapan kegiatan pedagang valuta

asing.

B. BIAYA (jumlah rincian 1 s/d 6)

Rincian 1: Biaya Tenaga Kerja. Cukup jelas.

BIAYA TENAGA KERJA YANG TERDAPAT PADA RINCIAN 1 KOLOM (3) = BIAYA

BALAS JASA PEKERJA YANG TERDAPAT PADA BLOK III RINCIAN 8

Rincian 2: Penyusutan. Cukup jelas.

Rincian 3: Sewa. Cukup jelas.

Rincian 4: Biaya Bank. Cukup jelas.

Rincian 5: Pemeliharaan dan Perbaikan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk pemeliharaan/perbaikan atas gedung-

gedung/rumah-rumah, mesin-mesin, alat-alat pengangkutan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 125

Rincian 6: Biaya Lainnya.

Biaya yang tidak termasuk ke dalam salah satu rincian 1 s.d. 5 di atas, seperti biaya

penerangan, air, telepon, telegram, alat-alat tulis.

C. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK

Merupakan selisih dari Rincian A dengan Rincian B.

D. PAJAK PENGHASILAN. Cukup jelas.

E. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK

Laba/Rugi tahun berjalan sebelum pajak dikurangi Pajak Penghasilan

(Rincian C - Rincian D).

F. LABA DITAHAN AWAL PERIODE. Cukup jelas.

G. DIVIDEN. Cukup jelas.

H. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE

Hasil dari penjumlahan laba/rugi tahun berjalan setelah pajak dengan laba ditahan awal

periode dikurangi dengan deviden.

(Rincian E + Rincian F - Rincian G)

LABA DITAHAN AKHIR PERIODE 2009 ( BLOK IV. RINCIAN H KOLOM (2) = LABA

DITAHAN AWAL PERIODE 2010 ( BLOK V. RINCIAN F KOLOM (3) )

BLOK V: NERACA PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2010

A. AKTIVA

Rincian 1: Kas. Cukup jelas.

Rincian 2: Bank. Cukup jelas.

Rincian 3: Piutang. Cukup jelas.

Rincian 4: Persediaan Valas.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 126

Nilai dari seluruh persediaan valuta asing yang belum terjual sampai dengan tanggal

pembuatan neraca.

Rincian 5: Uang Muka Pajak. Cukup jelas.

Rincian 6: Aktiva Tetap dan Inventaris. Cukup jelas.

Rincian 7: Penyusutan Aktiva Tetap. Cukup jelas.

Rincian 8: Investasi.

Besarnya nilai investasi oleh perusahaan ini seperti investasi pada surat-surat berharga

maupun lainnya.

Rincian 9: Aktiva lainnya. Cukup jelas.

JUMLAH AKTIVA

Rincian ini merupakan penjumlahan dari rincian 1 s/d rincian 9.

B. PASIVA

Rincian 1: Hutang Bank. Cukup jelas.

Rincian 2: Hutang Pada Pihak Ketiga. Cukup jelas.

Rincian 3: Hutang Pajak. Cukup jelas.

Rincian 4: Modal (merupakan jumlah Rincian 4a s/d Rincian 4c).

Rincian 4.a: Modal Disetor. Cukup jelas.

Rincian 4.b: Cadangan.

Dana yang dibentuk menurut ketentuan anggaran dasar dan/atau keputusan rapat

pemegang saham.

Rincian 4.c: Laba Ditahan. Cukup jelas.

LABA DITAHAN PADA RINCIAN 4c INI = LABA DITAHAN AKHIR PERIODE PADA

BLOK V. RINCIAN H UNTUK MASING-MASING TAHUN 2009 DAN 2010

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 127

JUMLAH PASIVA

Rincian ini merupakan penjumlahan rincian 1 s/d rincian 4.

JUMLAH AKTIVA = JUMLAH PASIVA UNTUK MASING-MASING KOLOM

3.2.2.9. USAHA KOPERASI

BLOK II: KETERANGAN UMUM DAN SUMBER DAYA

Rincian 1a: Nama Ketua Koperasi. Cukup jelas.

Rincian 2: Pendirian Koperasi.

Tuliskan secara lengkap tahun berdiri koperasi sesuai akta/surat pendiriannya

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 128

sebelum disahkan pemerintah sebelum badan hukum.

No. Badan Hukum adalah identitas yang diberikan oleh kantor kementerian koperasi

dan usaha kecil menengah ( d/h. Departemen koperasi dan PPK ) sebagai pernyataan

status badan hukum koperasi setelah akta pendirian koperasi tersebut disahkan oleh

pemerintah.

Tuliskan Tanggal, Bulan dan Tahun penetapan badan hukum yang tertera pada surat

keputusan pemerintah tentang badan hukum koperasi tersebut yang ditanda tangani

oleh pejabat yang berwenang.

Rincian 3: Bentuk Koperasi. Cukup jelas.

Rincian 4: Jenis Koperasi berdasarkan akta pendirian.

Koperasi Simpan Pinjam: koperasi dengan kegiatannya melakukan usaha simpan

pinjam bagi para anggotanya.

Koperasi Produsen: koperasi dengan kegiatan usahanya memproduksi suatu barang

baik barang jadi/setengah jadi.

Koperasi Pemasaran: koperasi dengan kegiatan usahanya di bidang pemasaran

produk yang dihasilkan oleh para anggotanya.

Koperasi Konsumen: koperasi dengan kegiatan usahanya menyediakan barang

konsumsi bagi para anggotanya.

Koperasi Jasa-jasa: koperasi yang kegiatan usahanya bergerak pada kegiatan jasa-

jasa.

Rincian 5: Kelompok Koperasi.

Kelompok-kelompok koperasi meliputi:

01. KUD 11.Kop.Pertambangan 22.Kop.Angk. Darat 33. Kop. Veteran

02. Kopontren 12.Kop.Listrik Pedesaan 23. Kop. Angk. Laut 34.Kop.Wredatama

03. Kop. Perikanan 13. KPN / KPRI 24.Kop.Angk.Sungai 35. Kop. Pepabri

04. Kop. Peternakan 14. Kop. Karyawan 25.Kop.Angk.Penyebr 36.Kop. Mahasiswa

05. Kop. Perkebunan 15. Kop.Angkatan Darat 26. Kop. Wisata 37. Kop. Pemuda

06. Kop. Pangan 16. Kop.Angkatan Udara 27. Kop. Telkom 38.Kop. Pedagang K5

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 129

07. Kop. Hortikultura 17. Kop. Kepolisian 28. Kop. Perumahan 39. Kop. Pembiayaan

08. Kopinkra(Industri) 18. Kop. Angkatan Laut 29. Kop. BPR 40.Kop.Distribusi

Kerajinan Rakyat)

09. Kop. Pengusaha

tahu tempe

19. Kop. Serba Usaha 30. Kop.Asuransi

Indonesia

41. Kop. Kelompok

Tani (KKT)

10. Kopra 20. Kop. Pasar 31. Kop. Wanita 42.Lainnya(sebutkan)

21. Kop. Simpan pinjam

(KSP)

32. Kop. Profesi

Rincian 6: Bagaimana sistem pengembalian pinjaman yang diterapkan kepada

anggotanya dan bagaimana cara pembayaran bunga/bagi hasil yang digunakan.

Bunga dibayar dimuka adalah bunga yang dibayarkan sekaligus pada saat pinjaman

dikucurkan.

Bunga dibayar pada akhir periode adalah bunga yang dibayar di akhir periode atau

pada pembayaran terakhir.

Contoh: Petani meminjam uang sebesar Rp 500.000,- kepada koperasi dengan bunga

2% per bulan, jika tiga bulan baru bisa membayar karena masa panen maka petani akan

membayar Rp 500.000 X 6 % + Rp 500.000 = Rp 30.000 + Rp 500.000 = Rp 530.000,-

Biaya dibayar secara periodik adalah bunga yang dibayarkan secara cicilan

bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok.

Rincian 7.a: Periode pengembalian angsuran yang biasanya digunakan.

Periode pengembalian angsuran yang biasa digunakan oleh peminjam.

Rincian 7.b: Lamanya pengembalian angsuran. Cukup jelas.

Rincian 8: Rata-rata tingkat bunga kredit per bulan tahun 2010.

Bunga tetap adalah biaya bunga yang dikenakan dengan persentase tetap dari pokok

pinjaman.

Bunga menurun adalah biaya bunga yang dikenakan dengan persentase tetap dari sisa

pinjaman.

Rincian 9: Total nilai kredit yang diberikan selama tahun 2010.

Adalah besarnya kredit yang diberikan oleh koperasi baik pada anggota maupun bukan

anggota selama tahun 2010. Kredit diberikan dengan persetujuan bahwa uang tersebut

akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu dengan bunga atau imbalan yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 130

Rincian 10: Persentase penggunaan kredit yang diberikan selama tahun 2010.

Penggunaan kredit yang diberikan diklasifikasikan menjadi enam kategori, yaitu:

a). Untuk keperluan kontrak, perbaikan/perluasan dan pembelian rumah.

b). Untuk pembelian kendaraan.

c). Untuk usaha.

d). Untuk biaya sekolah/kuliah.

e). Untuk pesta selamatan/perkawinan.

f). Untuk keperluan lainnya.

SUMBER DAYA USAHA KOPERASI DAN PERKEMBANGANNYA

Rincian 11: Banyaknya Anggota. Cukup jelas.

Rincian 12: Banyaknya Peminjam. Cukup jelas.

Rincian 13: Banyaknya Peminjam yang Kreditnya Macet.

Tuliskan banyaknya nasabah yang masih memiliki pinjaman pada posisi akhir tahun

2009 dan 2009, dan sudah lebih dari 24 bulan tidak melakukan pembayaran cicilan baik

bunga maupun pokoknya.

BLOK III: KEPENGURUSAN, PEKERJA DAN BALAS JASA PEKERJA

Rincian 1: Banyaknya pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi menurut

jenjang pendidikan dan jenis kelamin pada tahun 2010.

Pengurus adalah mereka yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat

Anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Untuk pertama kali,

susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian. Masa jabatan

pengurus paling lama 5 tahun dan bila habis masa jabatannya dapat dipilih kembali.

Pengawas adalah mereka yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat

Anggota. Pengawas bertanggung jawab pada Rapat Anggota. Untuk dapat dipilih dan

diangkat sebagai anggota Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Pengawas

bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

pengelolaan koperasi serta membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Pengawas berwewenang untuk meneliti catatan yang ada pada koperasi dan

mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas harus merahasiakan hasil

pengawasannya terhadap pihak ketiga.

Pengelola adalah orang yang diangkat dan diberi wewenang dan kuasa oleh pengurus

koperasi untuk mengelola usaha. Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus dan

hubungan antara pengelola dan pengurus koperasi merupakan hubungan kerja atas

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 131

dasar perikatan. Rencana pengangkatan pengelola oleh pengurus harus diajukan

kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan.

Rincian 2: Banyaknya pekerja/karyawan menurut jenjang pendidikan, status

pekerja, dan jenis kelamin per 31 Desember 2010.

Pekerja tetap adalah orang yang bekerja pada perusahaan dengan menerima upah/gaji.

Jenjang pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan/ditamatkan

keadaan 31 Desember 2010.

Contoh: Seorang pekerja yang pernah kuliah tetapi tidak selesai, maka dianggap tamat

SMA.

Rincian 3: Balas Jasa Pekerja Selama Tahun 2010.

Balas jasa pekerja adalah balas jasa kepada semua pekerja yang ikut dalam kegiatan

produksi, baik dalam bentuk uang maupun barang/jasa (natura). Balas jasa pekerja yang

berbentuk barang/jasa dinilai atas dasar harga pasar pada saat penyerahan barang itu.

Balas jasa pekerja terdiri dari:

Upah/gaji adalah balas jasa perusahaan untuk pekerja/karyawan, sebelum dikurangi

pajak baik dalam bentuk uang maupun barang.

Upah lembur adalah upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja/karyawan yang

bekerja di luar jam kerja biasa.

Hadiah, bonus dan sejenisnya adalah pengeluaran perusahaan berupa uang dan atau

barang yang diberikan kepada pekerja/karyawan karena prestasi pekerja/karyawan

kepada perusahaan dan atau perusahaan mengalami kemajuan atau peningkatan

keuntungan.

Iuran dana pensiun, tunjangan sosial dan sejenisnya adalah biaya perusahaan yang

dibayarkan secara teratur kepada suatu yayasan/badan yang menangani masalah

tersebut atas nama buruh/karyawan.

Tunjangan asuransi tenaga kerja adalah biaya perusahaan yang dibayarkan secara

teratur kepada perusahaan yang menangani masalah asuransi tenaga kerja atas nama

pekerja/karyawan.

BLOK IV: EVALUASI KINERJA KOPERASI TAHUN 2010

Rincian 1: Apakah Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk tahun buku

2010?

Rapat Anggota adalah forum pemilik koperasi dan sekaligus pelanggan koperasi

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Diselenggarakan 1 tahun sekali

atau selambat-lambatnya 3 bulan setelah tutup buku tahun yang bersangkutan (Maret

2010).

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 132

Rincian 2.a: Berapa jumlah anggota yang diundang dalam RAT untuk tahun buku

2010. Cukup jelas.

Rincian 2.b: Berapa jumlah anggota yang hadir dalam RAT untuk tahun buku 2009:

Cukup jelas.

Rincian 3.a: Apakah ada pemeriksaan atau pengawasan oleh Badan Pengawas

(BP)?

Badan Pengawas adalah sekelompok orang yang melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan, pengelolaan, dan kebijakan koperasi.

Rincian 3.b: Apakah ada laporan tertulis hasil pemeriksaan atau pengawasan?

Cukup jelas.

Rincian 4: Pendapatan dan Belanja Koperasi tahun 2009 dan 2010. Cukup jelas

BLOK VI: LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2009-2010

I. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

A. PENDAPATAN OPERASIONAL

Yang dimasukkan kedalam Pos Pendapatan Operasional adalah semua Pendapatan

hasil dari kegiatan yang lazim sebagai usaha Koperasi. Jumlah dari pendapatan bunga

dan pendapatan usaha diluar simpan pinjam dimasukan dalam rincian ini dalam satuan

rupiah.

1. Pendapatan bunga

Yang dimaksud kedalam Pos ini meliputi Pendapatan Bunga baik dari pinjaman (kredit)

yang diberikan kepada anggota, maupun dari simpanan di Bank atau Koperasi lain

dalam bentuk Giro, Tabungan, Deposito maupun Simpanan Berjangka, dan Pendapatan

Administrasi atas Pinjaman yang Diberikan.

2. Pendapatan usaha diluar simpan pinjam

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini adalah Pendapatan Operasional diluar Pendapatan

Simpan pinjam, seperti margin saha perdagangan, margin hasil industri pengolahan,

usaha angkutan, usaha komunikasi, persewaan, dan jasa-jasa.

B. BEBAN OPERASIONAL

1. Beban bunga

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 133

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini meliputi Beban Bunga atas Simpanan Anggota

berupa Tabungan atau Simpanan Berjangka, Bunga Pinjaman kepada Pihak Ketiga,

Beban Administrasi Pinjaman dan Beban Provisi/Komisi yang Dibayar untuk

mendapatkan Dana.

2. Beban operasional lainnya

Yang dimasukkan ke dalam pos ini meliputi: Biaya untuk rapat anggota tahunan,

pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal, pembelian alat tulis kantor,

pembayaran listrik, air bersih, telepon, fax, pos, sewa tanah, sewa bangunan, sewa

kendaraan, sewa mesin dan peralatan, pengeluaran atas jasa pihak ketiga, upah dan

gaji pegawai, biaya transportasi, penyusutan, pajak tak langsung, dan lainnya.

C. HASIL (RUGI) USAHA

Jumlah Pendapatan Operasional (A) Dikurangi Jumlah Beban Operasional (B).

II. PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

Yang dimasukkan kedalam Pos Pendapatan dan Beban Non Operasional adalah

Pendapatan dan Beban dari hasil kegiatan diluar operasional usaha Koperasi.

D. PENDAPATAN NON OPERASIONAL

Yang dimasukkan kedalam Pos Pendapatan Beban Non Operasional adalah

Pendapatan dari hasil kegiatan diluar operasional usaha Koperasi, yakni:

1. Pendapatan penyertaan

Yang dimaksud kedalam Pos ini adalah Pendapatan yang diperoleh Koperasi karena

melakukan penyertaan saham pada Perusahaan lain.

2. Pendapatan lainnya

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini adalah Pendapatan Non Operasional diluar

Pendapatan Penyertaan.

E. BEBAN NON OPERASIONAL

1. Beban penyertaan

Yang dimasukkan kedalam Pos ini adalah Beban yang dilakukan karena kegiatan

Penyertaan pada perusahan lain.

2. Beban lainnya

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini adalah Beban lainnya diluar Beban Penyertaan.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 134

F. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Jumlah Pendapatan Non Operasional (D) Dikurangi Jumlah Beban Non Operasional (E).

III. SISA HASIL USAHA SEBELUM PAJAK

Jumlah Hasil Usaha/Rugi Usaha (C) Dan Pendapatan/Beban Non Operasional (F).

IV. BEBAN PAJAK

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini adalah Beban Pajak pada Tahun Berjalan.

V. SISA HASIL USAHA (SHU) BERSIH

Yang dimasukkan ke dalam Pos ini adalah Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi

Beban Pajak.

Isian Rincian SHU Bersih Harus Sama dengan Isian Blok VI (NERACA) Rincian

Kewajiban Pos SHU Tahun Berjalan (rincian F. 6 PASIVA)

BLOK VI: NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2009 DAN 2010

AKTIVA

1. Kas. Cukup jelas.

2. Giro, tabungan, deposito bank. Yang dimasukkan rincian ini adalah semua

Simpanan/Tagihan Koperasi dalam bentuk Giro, Tabungan atau Deposito di Bank.

3. Tabungan, simpanan pada koperasi. Yang dimasukkan rincian ini adalah semua

Simpanan/Tagihan Koperasi dalam bentuk Tabungan atau Simpanan pada Koperasi

Lain.

4. Surat-surat berharga. Yang dimasukkan ke dalam rincian ini adalah Surat-surat

Berharga yang diterbitkan oleh Bank/Bukan Bank.

5. Pinjaman yang diberikan. Yang dimasukkan rincian ini adalah Pinjaman yang

diberikan kepada Anggota Koperasi.

6. Penyisihan penghapusan pinjaman. Yang dimasukkan ke dalam rincian ini adalah

Penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul

sehubungan dengan Pinjman yang diberikan Kepada Anggota.

7. Penyertaan pada koperasi pihak ke-3, anggota. Yang dimasukkan kedalam

rincian ini adalah Penyertaan kepada Koperasi Lain karena ikut sebagai anggota.

8. Pendapatan yang masih harus diterima. Yang dimasukkan kedalam rincian ini

adalah Pendapatan dari operasional usaha yang seharusnya diterima pada tahun

buku sampai akhir belum diterima.

Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan Tahun 2011 135

9. Beban dibayar dimuka. Yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah Beban yang

telah terjadi dan akan digunakan untuk kegiatan Koperasi dimasa yang akan

datang.

10. Aktiva tetap. Yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah Aktiva Berwujud yang

digunakan dalam Operasional Koperasi dan mempunyai masa manfaat lebih dari

satu tahun.

11. Akumulasi penyusutan aktiva tetap. Yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah

akumulasi dari sejumlah uang yang disisihkan untuk mengganti Aktiva Tetap bila

mencapai umur teknis.

12. Aktiva lain-lain. yang dimasukkan kedalam rencana ini adalah yang tidak layak

digolongkan dalam Rincian 1 s/d 11.

PASIVA

1. Tabungan koperasi: yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah simpanan

anggota koperasi dalam bentuk tabungan.

2. Simpanan berjangka: yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah simpanan

anggota koperasi yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian penyimpan dan koperasi\

3. Pinjaman yang diterima: yang dimasukkan rincian ini adalah pinjaman yang

diterima dan merupakan hutang koperasi.

4. Beban yang masih harus dibayar: yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah

biaya/utang yang sudah terjadi dalam periode laporan keuangan tetapi belum

dicatat/dilunasi karena belum jatuh tempo.

5. Kewajiban lain-lain: yang dimasukkan kedalam rincian ini adalah kewajiban yang

tidak dapat secara layak digolongkan dalam Rincian 1 s/d 4.

6. Kekayaan bersih: yang dimasukkan kedalam rincian ini meliputi :

a. Simpanan Pokok.

b. Simpanan wajib.

c. Cadangan Umum: yaitu dana dari penyisihan SHU yang dimaksudkan untuk

memupuk modal sendiri.

d. Cadangan Tujuan Risiko: yaitu dana dari penyisihan SHU yang dimaksudkan

untuk menutup risiko apabila terjadi pinjaman macet.

e. Donasi/Hibah: yaitu bantuan yang diterima koperasi tanpa harus

dikembalikan.

f. SHU Tahun Berjalan (Jelas): Isian SHU Tahun Berjalan harus sama dengan

Pos SHU Bersih pada BLOK VII Rinc. V. Sisa Hasil Usaha Bersih.