2007-3-00446-ti bab 4.pdf

104
92 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Hari Dan Jam Kerja Pada bagian perakitan sepatu wanita buccheri di PT Vigano Cipta Perdana hanya ada 1 shift kerja, namun juga ada shift lembur, untuk memenuhi permintaan konsumen pada waktu yang tepat. Jadwal kerja pada PT Vigano Cipta Perdana untuk semua perakitan sepatu maupun sandal pria ataupun wanita, rata-rata sama. Berikut ini adalah jadwal kerja bagian perakitan sepatu wanita buccheri, yaitu : Tabel 4.1 Jadwal Kerja Perakitan Sepatu Buccheri Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat Senin 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30 Selasa 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30 Rabu 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30 Kamis 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30 Jumat 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30 Sabtu 09:00 – 17:00 11:30 – 12:30 (Sumber : Hasil wawancara)

Upload: surya-saputra-simarmata

Post on 29-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ergonomi

TRANSCRIPT

Page 1: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

92

BAB 4

PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Hari Dan Jam Kerja

Pada bagian perakitan sepatu wanita buccheri di PT Vigano

Cipta Perdana hanya ada 1 shift kerja, namun juga ada shift lembur,

untuk memenuhi permintaan konsumen pada waktu yang tepat. Jadwal

kerja pada PT Vigano Cipta Perdana untuk semua perakitan sepatu

maupun sandal pria ataupun wanita, rata-rata sama. Berikut ini adalah

jadwal kerja bagian perakitan sepatu wanita buccheri, yaitu :

Tabel 4.1 Jadwal Kerja Perakitan Sepatu Buccheri

Hari

Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

Senin 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30

Selasa 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30

Rabu 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30

Kamis 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30

Jumat 08:00 – 17:00 11:30 – 12:30

Sabtu 09:00 – 17:00 11:30 – 12:30 (Sumber : Hasil wawancara)

Page 2: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

93

4.1.2 Layout Stasiun Kerja Secara Keseluruhan Pada Perakitan Sepatu

Gambar 4.1 Layout Stasiun Kerja Secara Keseluruhan Perakitan Sepatu Wanita

Buccheri

Page 3: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

94

4.1.3 Assembling Chart Dari Proses Perakitan Sepatu Wanita Buccheri

Gambar 4.2 Assembly Chart Perakitan Sepatu Wanita Buccheri Polos

Page 4: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

95

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Cara Kerja Pada Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Dengan

Metode MTM Perakitan Sepatu Wanita Buccheri Semarang

Tabel 4.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Dengan Metode MTM

Stasiun Kerja 1

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PENGGAMBARAN DAN

PEMBENTUKKAN POLA SEPATU

Pekerjaan : Menggambar dan Membentuk Pola Sepatu

No Peta : 001 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

1

2 34

5

6

726 inc 22 inc

10 inc

Keterangan :

1 Selembaran Kulit Sepatu = SKS

2 Pola Sepatu = PO

3 Pensil kapur =PE K

4 Gunting = G

5 Kulit Sisa = Ku S

6 Pola Sepatu Jadi = PSJ

7 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau SKS sejauh

26 “ R26A 15.8 15.8 UD Menganggur

Memegang SKS G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut SKS sejauh

26 “ M26C 27.3 27.3 UD Menganggur

V

Page 5: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

96

Mengangkut SKS sejauh

22” M22C 23.8 23.8 UD Menganggur

Melepaskan SKS diata

meja RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Menganggur UD 14.0 14.0 R22A Menjangkau Po sejauh

22”

Menganggur UD 2.0 2.0 G1A Memegang Po

Menganggur UD 23.8 23.8 M22C Mengangkut Po

sejauh 22 “

Menganggur UD 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Po ke

meja

Menganggur UD 23.8 23.8 R22A Mengangkut Po sejauh

22 “ ke meja

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1

Melepaskan Po untuk

meletakkan Po di atas

SKS

Menganggur UD 14.0 14.0 R22A Menjangkau Pensil

Kapur sejauh 22 “

Memegang pola sepatu G1A 2.0 2.0 G1A Memegang pensil

kapur

Memegang pola sepatu G1A 13.5 13.5 M10C

Mengangkut pensil

kapur sejauh 10” ke

SKS di atas meja

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Pe K ke

sisi kanan pola sepatu

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Pe K ke

Page 6: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

97

sisi kiri pola sepatu

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan Pe K ke

bagian tengah kiri pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan ke

bagian tengah kanan

pola sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Pe K

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 14.0 14.0 R22A

Menjangkau gunting

sejauh 22 “

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 G1A Memegang gunting

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 13.5 13.5 M10C

Mengangkut gunting

sejauh 10”

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke sisi kanan pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke sisi kiri pola sepatu

Page 7: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

98

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 RL1 Melepaskan gunting

Mengarahkan pola kulit

sepatu untuk dilipat P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan kulit

untuk dilipat

Menahan pola kulit

sepatu H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan kulit ke

tangan kiri

Menahan pola kulit

sepatu H 14.0 14.0 R22A

Menjangkau gunting

sejauh 22”

Menahan pola kulit

sepatu H 2.0 2.0 G1A Memegang gunting

Menahan pola kulit

sepatu H 13.5 13.5 M10C

Mengangkut gunting

sejauh 10”

Mengarahkan gunting ke

bagian tengah kanan

pola kulit sepatu

P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke bagian tengah

kanan pola kulit sepatu

Menahan pola kulit

sepatu H 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

kulit sepatu bagian

tengah kanan

Menahan pola kulit

sepatu H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke bagian tengah kiri

pola kulit sepatu

Menahan pola kulit

sepatu H 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

kulit sepatu bagian

tengah kiri

Page 8: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

99

2.0 RL1 Melepaskan guntingMengangkut pola sepatu

kulit yang sudah jadi

sejauh 22”

M22C 23.8 21.8 D

Delay

Melepaskan pola kulit

sepatu yang sudah jadi RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Total 397.60 397.60 Total

Total Waktu = 397.60(TMU) x 0.036 Detik = 14.31 Detik

Page 9: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

100

Tabel 4.3 Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Dengan Metode MTM

Stasiun Kerja 2

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERAKITAN SEPATU

SETENGAH JADI

Pekerjaan : Merakit sepatu bucherri wanita

No Peta : 002 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

Keterangan :

1 Patung Sepatu = PS

2 Pola Sepatu Jadi = PSJ

3 Bensol = B

4 Alat Pencabut Kulit = APK

5 Alat Pencabut Paku = APP

6 Paku = PK

7 Pisau = PI

8 Lem + Kuas = L

9 Palu = PL

10 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau bensol sejauh

24”

R24A 14.9 14.9 UD Menganggur

Memegang bensol G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut bensol sejauh

24” M24C 25.5 25.5 UD Menganggur

V

Page 10: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

101

Mengarahkan bensol ke

tangan kanan

P1SE 5.6 5.6 G1A Memegang bensol

Melepaskan bensol RL1 2.0 2.0 H Menahan bensol

Menjangkau patung sepatu

sejauh 44” R44A 23.1 23.1 H Menahan bensol

Memegang PS G1A 2.0 2.0 H Menahan bensol

Mengangkut PS sejauh 44“ M44C 42.6 42.6 H Menahan bensol

Mengarahkan PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan bensol

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit bensol

Melepaskan PS RL1 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan B + PS

Menjangkau paku sejauh

20 “ R20A 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku sejauh

20 “ M20C 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Mengarahkan paku P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Melepaskan Paku RL1 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menganggur UD 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan B + PS

Menganggur UD 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan hasil

perakitan B + PS ke

tangan kiri

Menahan hasil perakitan B

+ PS H 14.9 14.9 R24A

Menjangkau KS

sejauh 24”

Page 11: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

102

Menahan hasil perakitan B

+ PS H 2.0 2.0 G1A Memegang PSJ

Menahan hasil perakitan B

+ PS H 25.5 25.5 M24C

Mengangkut PSJ

sejauh 24 “

Menahan hasil perakitan B

+ PS H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan PSJ

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit PSJ

Menahan hasil perakitan

B+ KS + PS H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan PSJ

Menahan hasil perakitan

B+ KS + PS H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau lem

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan

B+ KS + PS H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Menahan hasil perakitan

B+ KS + PS H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut lem

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan

B+ KS + PS H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

kulit sepatu

Merakit PS + KS +B H 10.6 10.6 APA Merakit Lem

Menahan hasil perakitan 2.0 2.0 RL1 Melepaskan lem

Menjangkau paku sejauh

20 “ R20A 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku sejauh

20 “ M20C 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Mengarahkan paku P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku + hasil

perakitan PS + B APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan RL1 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Page 12: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

103

L+B+PS+KS (PII)

Menganggur UD 65.56 65.56 UD Menganggur

Menahan P II H 13.1 13.1 R20A Menjangkau APK

sejauh 20“

Menahan P II H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan P II H 22.1 22.1 M20C Mengangkut APK

sejauh 20“

Menahan P II H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P II APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan III)

H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan APK

untuk mengambil

palu

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan II)

H 13.1 13.1 R20A Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan III)

H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan III)

H 22.1 22.1 M20C Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan III)

H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Menahan hasil perakitan P

II + APK

(Perakitan III)

H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Page 13: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

104

P II + APK

(Perakitan III)

Menjangkau paku sejauh

20 “ R20A 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku sejauh

20 “ M20C 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan paku + P III H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku + P III APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan

paku, palu, P III

(Perakitan IV)

H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil perakitan

paku, palu, P III (Perakitan

IV)

H 13.1 13.1 R20A Menjangkau lem

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan

paku, palu, P III

(Perakitan IV)

H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Menahan hasil perakitan

paku, palu, P III

(Perakitan IV)

H 22.1 22.1 M20C Mengangkut lem

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan PS H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

kulit sepatu

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit Lem

Menahan hasil perakitan

(P IV) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan lem

Menahan P IV H 13.1 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Page 14: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

105

Menahan P IV H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan P IV H 22.1 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Mengarahkan P IV P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit P IV APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil perakitan P

IV + pisau

(Perakitan V)

H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan pisau

untuk mengambil

APK

Menahan hasil perakitan P

IV + pisau (P V) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau APK

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan P

IV + pisau (P V) H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil perakitan P

IV + pisau (P V) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut APK

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan P

IV + pisau (P V) H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P V APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Page 15: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

106

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan P V + APK

(Perakitan VI ) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan P V + APK

(P VI ) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau APP

sejauh 20 “

Menahan P V + APK H 2.0 2.0 G1A Memegang APP

Menahan P V + APK

(P VI ) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut APP

sejauh 20 “

Menahan P V + APK

(P VI ) H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APP

Merakit P VI APA 10.6 10.6 APA Merakit APP

Menahan hasil perakitan P

VI + APP

(Perakitan VII)

H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APP

Menahan hasil perakitan P

VI + APP H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan P

VI + APP H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil perakitan P

VI + APP H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil perakitan

(P IV) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau lem

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Page 16: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

107

(P IV)

Menahan hasil perakitan

(P IV) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut lem

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan PS H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

kulit sepatu

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit Lem

Menahan hasil perakitan

(P VI) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan lem

Menahan hasil perakitan

(P VI) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan

(P VI) H 2.0 2.0 G1A

Memegang pisau

Menahan hasil perakitan

(P VI) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil perakitan

(P VI) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menganggur UD 67.89 67.89 UD Menganggur

Menahan P VII H 13.1 13.1 R20A Menjangkau APK

sejauh 20“

Menahan P VII H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan P VII H 22.1 22.1 M20C Mengangkut APK

sejauh 20“

Menahan P VII H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P VII APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Page 17: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

108

VII

Menahan P VII H 13.1 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan P VII H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan P VII H 22.1 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Merakit P VII APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Melepaskan pisau RL1 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan P VII H 13.1 13.1 R20A Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan P VII H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan P VII H 22.1 22.1 M20C Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan P VII H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Menahan P VII H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan P VII H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan P VII + pisau H 13.1 13.1 R20A Menjangkau APK

sejauh 20 “

Menahan P VII + pisau H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan P VII + pisau H 22.1 22.1 M20C Mengangkut APK

sejauh 20 “

Menahan P VII + pisau H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P VII + pisau

(PVIII) APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Merakit P VII + pisau

(PVIII) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Merakit P VII + pisau

(PVIII) H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Page 18: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

109

Menahan P V + APK

(Perakitan IX ) H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan P V + APK

(Perakitan IX ) H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan P V + APK

(Perakitan IX ) H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Menahan P V + APK

(Perakitan IX ) H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan P V + APK H 10.6 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menjangkau paku sejauh

20 “ R20A 13.1 13.1 R20A

Menjangkau palu

sejauh 20 “

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku sejauh

20 “ M20C 22.1 22.1 M20C

Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan paku + P III H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku + P III APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Melepaskan paku RL1 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau APK

Page 19: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

110

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut APK

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Menahan hasil perakitan APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Menahan hasil perakitan H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Page 20: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

111

Menahan hasil perakitan H 2.0 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut palu

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Menahan hasil perakitan H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 13.1 R20A Menjangkau pisau

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan hasil perakitan H 2.0 22.1 M20C Mengangkut pisau

sejauh 20 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau APP

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APP

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut APP

sejauh 20 “

Menahan hasil perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APP

Merakit PS +KS +I APA 10.6 10.6 APA Merakit APP

Page 21: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

112

Total Waktu = 1740.5(TMU) x 0.036 Detik = 62.66 + 65.56 + 67.89Detik

= 196.11 Detik

Menahan hasil perakitan

PS +KS +I H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APP

Mengangkut perakitan P

VII sejauh 44 “ M44C 42.6 42.6 D Delay

Melepaskan P VII RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Total 1740.5 1740.5 Total

Page 22: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

113

Tabel 4.4. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Dengan Metode MTM

Stasiun Kerja 3

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERAKITAN SOL LUAR + HAK

SEPATU DENGAN SEPATU SETENGAH JADI

Pekerjaan : Perakitan Sol Luar + Hak Sepatu

No Peta : 003 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

20 inc

24 inc

5

44 inc

1

2

3

46

7

Keterangan :

1 Patung Sepatu + PSJ = P P

2 Sol Luar + Hak Sepatu = SLH

3 Pola Sepatu Jadi =PE J

4 Bensol = B

5 Lem = L

6 Alat penarik patung sepatu = APS

7 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau SLH sejauh

28 “ R28A 16.7 16.7 UD Menganggur

Memegang SLH G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut SLH sejauh

28 “ M28C 29.0 29.0 UD Menganggur

Menahan H 2.0 2.0 UD Menganggur

Menahan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau L sejauh

V

Page 23: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

114

20”

Menahan H 2.0 2.0 G1A Memegang L

Menahan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut L sejauh

20“

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kanan

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kiri Patung sepatu

+ Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Page 24: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

115

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah atas

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah

kanan Patung sepatu +

Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kiri Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Page 25: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

116

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah

bawah Patung sepatu +

Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Kuas Lem

Menahan H 23.1 23.1 R44A Menjangkau PP sejauh

44”

Menahan H 2.0 2.0 G1A Memegang PP

Menahan H 42.6 42.6 M44C Mengangkut PP sejauh

44”

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil P1SE 2.0 2.0 P1SE Mengarahkan PP ke

Page 26: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

117

perakitan “SLH” SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan PP + SLH

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau APS

sejauh 20”

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 2.0 2.0 G1A Memegang APS

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut APS

sejauh 20”

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 5.6 5.6 P1SE

Menarik PS dari pola

sepatu jadi

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APS

Melepaskan hasil RL1 2.0 2.0 H Menahan SLH + PP

Page 27: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

118

perakitan SLH + PP ke

tangan kiri

Menganggur UD 42.6 42.6 M44C

Mengangkut hasil

perakitan SLH + PP

sejauh 44 “

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1 Melepaskan hasil

perakitan di rak

Total 498.20 498.20 Total

Total Waktu = 498.20 (TMU) x 0.036 Detik = 17.93 Detik

Page 28: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

119

Tabel 4.5. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Dengan Metode MTM

Stasiun Kerja 4

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERAKITAN SOL DALAM + BUSA

+ SEPATU SAMPAI MENJADI SEPATU SIAP PAKAI /JADI

Pekerjaan : Perakitan Sol Dalam + Busa

No Peta : 004 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

Keterangan :

1 Patung Sepatu + PSJ +SLH= P PS

2 Sol Dalam = SD

3 Busa = Bu

4 Lem = L

5 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau P PS sejauh

28 “ R28A 16.7 16.7 UD Menganggur

Memegang P PS G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut P PS sejauh

28 “ M28C 29.0 29.0 UD Menganggur

Menahan P PS H 12.3 12.3 R18A Menjangkau L sejauh

18”

Menahan P PS H 2.0 2.0 G1A Memegang L

Menahan P PS H 20.4 20.4 M18C Mengangkut L sejauh

18“

V

Page 29: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

120

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kanan

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

“PPS”

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi +SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kiri Patung sepatu

+ Pola sepatu jadi +

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah atas

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

Page 30: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

121

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah

kanan Patung sepatu +

Pola sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kiri Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah

bawah Patung sepatu +

Pola sepatu jadi + SLH

Page 31: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

122

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Kuas Lem

Menahan hasil perakitan H 13.1 13.1 R20A Menjangkau busa

sejauh 18”

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang busa

Menahan hasil perakitan H 22.1 22.1 M20C Mengangkut busa

sejauh 18”

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Page 32: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

123

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Menjangkau Sol dalam

sejauh 18 “ R18A 12.3 12.3 UD Menganggur

Memegang Sol dalam G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut Sol dalam

sejauh 18” M18C 20.4 20.4 UD Menganggur

Melepaskan Sol dalam

ke tangan kanan RL1 2.0 2.0 H Menahan Sol dalm

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

Page 33: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

124

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Melepaskan hasil

perakitan P PS + SLH + RL1 2.0 2.0 H

Menahan hasil

perakitan

Page 34: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

125

B + SD ke tangan kanan

Menganggur UD 29.0 29.0 M28C Mengangkut hasil

perakitan sejauh 28 “

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1 Melepaskan hasil

perakitan di meja

Total 583.70 583.70 Total

Total Waktu = 583.70 (TMU) x 0.036 Detik = 21.01 Detik

4.2.2 Kendala-Kendala Cara Kerja Sekarang

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan operator, selama

operator melakukan perakitan sepatu wanita yang terdiri dari 4 tahapan /

4 stasiun kerja. Maka dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut

ditemukan beberapa kendala yang sering terjadi dengan menggunakan

cara kerja yang ada sekarang ini. Sehingga banyak sekali ketidak

efektivitas gerakan tangan yang ditemukan. Sehingga hal ini akan

Sangay mempengaruhi biaya, yang melingkupi biaya lembur untuk

pegawai dan biaya listrik serta biaya penunjang lembur lainnya. Berikut

ini adalah kendala-kendala yang yang sering terjadi pada perakitan

sepatu wanita buccheri di setiap stasiun kerja, yaitu

Page 35: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

126

Tabel 4.6. Kendala- Kendala Dari Cara Kerja Lama

Perakitan Sepatu Wanita Buccheri Polos

No Stasiun Kerja Masalah Penyebab Akibat

1

Penggambaran

&

Pembentukkan

Pola Sepatu

Gerakan tangan operator

tidak leluasa untuk

menggambar pola sepatu

Meja operator kotor

dikarenakan sisa-sisa

kulit sepatu yang

berantakan di atas meja

Kurangnya kipas angin

Operator cepat

merasakan lelah dan

bosan

Hasil gambar menjadi

kurang tepat

2 Perakitan sepatu

setengah jadi

Operator sering

melakukan

pengangguran pada

saat merakit

Gerakan operator

menjadi terhambat

pada saat merakit

terutama dalam

menarik kulit sepatu

Banyak sekali peralatan

yang berantakan di atas

meja operator dan meja

operator sempit

Peralatan seperti alat

penarik kulit dan pisau

sering terjatuh dan

terkadang hilang

Kurangnya kipas angin

Operador

membutuhkan waktu

ekstra untuk mencari

peralatan merakit

terutama (Alat penarik

kulit dan pisau)

Operator cepat

berkeringat dan cepat

letih dan bosan

Ruangan panas

3

Perakitan sol

luar + hak sepatu

dengan sepatu

setengah jadi

Gerakan tangan

operator didalam

merakit terhambat

yaitu pada saat

mengambil sepatu

yang akan dirakit

Untuk mengambil lem,

operator harus

menggeser semua

peralatan yang tidak

diperlukan

Banyak sekali peralatan

yang tidak dibutuhkan

berserakan di atas meja

Penempatan sepatu yang

sudah dirakit dan belum

dirakit, dialokasikan pada

1 rak yang sama

Peralatan untuk

merakit sepatu

setengah jadi hilang

Mengharuskan

operator untuk lebih

fokus pada saat

mengambil sepatu

yang akan dirakit

Page 36: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

127

4

Perakitan sol

dalam + busa

dengan sepatu

sampai menjadi

sepatu siap

pakai/jadi

Operator harus mencari-

cari sepatu yang akan

dirakit dan pekerjaan

agak terhambat

Pengalokasian sepatu

sebelum & setelah dirakit

dengan sol dalam + busa

menjadi satu

Meja operator kotor

dikarenakan lem

Operator harus lebih

fokus dan

membutuhkan waktu

ekstra untuk mencari

sepatu yang harus

dirakit

Operator

membutuhkan waktu

untuk membersihkan

sepatu yang terkena

lem diatas meja

operator (Sumber : Hasil pengamatan dan wawancara)

Page 37: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

128

4.2.3 Sistem Kerja Sekarang

Tabel 4.7. Data Sistem Kerja Sekarang

No Sikap Kerja Akibat

1 Keadaan meja dengan peralatan yang tidak

tersusun rapi terutama meja penggambaran

pola sepatu dan meja perakitan bentuk sepatu /

sepatu setengah jadi

Gerakan tangan operator pada saat perakitan

akan menjadi lebih susah dan terhambat

dikarenakan peralatan yang sangat

berantakan dan peralatan sering terjatuh

karena gerakan tangan.

2 Operator sering tidak menaruh kembali

peralatan / perlengkapan kerja pada tempatnya

kembali, seperti pada meja gambar pola

sepatu dan meja perakitan sepatu setengah

jadi, yaitu di dalam laci meja.

Pada saat memerlukan dibutuhkan waktu

ekstra untuk mencari peralatan atau

perlengkapan tersebut.

Peralatan menjadi berantakkan di atas

meja operator, terutama pada stasiun kerja

2 dan 3 yang digunakan untuk 2 tahap

dalam perakitan.

3 Peralatan perakitan sepatu setengah jadi,

seperti pisau, keadaanya sangat kotor

dikarenakan lem yang menempel pada saat

menggunting kulit sepatu.

Akan mengotori kulit sepatu, walaupun

sedikit namun akan sangat buruk dan

menambah pekerjaan bagi operator untuk

membersihkannya lagi.

Peralatan jarang dibersihkan dan kotor,

dan lem membekas pada peralatan pisau

4 Masih banyak sampah kulit sepatu di ruangan

penggambaran dan pembentukkan pola

sepatu; perakitan sepatu setengah jadi dan

perakitan sol luar dan hak.

Keadaan ruangan menjadi tidak sehat dan

tidak nyaman didalam melakukan aktivitas

dan kotor, kebersihan ruangan kerja tidak

ergonomis.

5 Pada perakitan sol luar + hak sepatu, keadaan

meja yang kotor dikarenakan masih

Area kerja menjadi kotor

Page 38: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

129

kurangnya kesadaran akan kebersihan dan

tidak ada sanksi mengenai kebersihan

6 Keadaan meja perakitan sol dalam + busa

selalu lengket dan kotor disebabkan lem, yang

dikarenakan operator tidak pernah

memperhatikan kebersihan.

Sepatu menjadi kotor, sehingga operator

harus membersihkannya terlebih dahulu.

Area kerja kotor karena lem

7 Ruangan penggambaran & pembentukkan

pola sepatu; ruangan perakitan sepatu

setengah jadi, sol luar + hak sepatu sangat

panas karena electric fan yang kurang

memadai dan ventilasi yang sangat kecil

Operator menjadi cepat lelah karena

kepanasan dan sering bekerja tidak pada

tempatnya, yang selain disebabkan oleh area

kerja yang tidak mendukung sehingga cara

kerja menjadi buruk begitu juga dengan

keadaan ruangannya yang panas.

8 Masih banyak ditemukan operator yang tidak

berseragam kerja, namun tidak dikenakan

sanksi.

Keseragaman tidak tercipta dan bagi yang

bukan warga pabrik, akan kesulitan didalam

membedakan pekerja pabrik / pekerja yang

bergerak dalam kebersihan.

9 Operator sering tidak konsisten dalam

menjalankan pekerjaannya, sering melakukan

kegiatan yang tidak berhubungan dengan

perakitan.

Banyak waktu terbuang dikarenakan

operator harus merubah gerakan kerjanya

10 Dengan kondisi lingkungan yang tidak

mendukung tersebut, sangat mempengaruhi

jumlah produksi yang dihasilkan, dimana rata-

rata produksi sepatu buccheri polos sebesar

248 buah.

Jika jumlah sepatu yang harus diproduksi

lebih dari 248 buah, maka akan terjadi

lembur. Sehingga biaya yang harus

dikeluarkan perusahaan akan semakin

bertambah. (Sumber : Hasil pengamatan dan wawancara)

Page 39: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

130

Tabel 4.8. Data Sistem Kerja yang Digunakan Dalam

Perakitan Sepatu Buccheri

Sistem Kerja Sekarang

3R

RAPI

■ Peralatan dan perlengkapan kerja ditempatkan pada tempatnya.

■ Penyimpanan peralatan kerja diletakkan pada laci di bawah meja.

■ Seluruh karyawan menggunakan seragam.

RESIK

■ Perlengkapan dan komponen material dijaga kebersihannya.

■ Ruangan dan disekeliling lingkungan kerja harus bersih.

■ Produk yang dihasilkan harus selalu terjaga kebersihannya.

RAWAT

■ Perlengkapan dan peralatan kerja, setelah digunakan dibersihkan dan

diletakkan pada tempatnya.

■ Produk harus diperlakukan dengan baik dan benar. (Sumber : Hasil pengamatan dan wawancara)

Sistem kerja 3 R yang digunakan, merupakan satu prinsip yang

berfungsi untuk mengarahkan para pekerja untuk bekerja dengan semestinya,

selayaknya, dan senyaman mungkin dengan tujuan untuk memenuhi permintaan

konsumen. Dan rata-rata produksi yang harus dicapai perusahaan untuk sepatu

Buccheri wanita polos adalah > 248 buah per hari.

Namun dengan kondisi kerja yang tidak ergonomis yaitu banyaknya

sampah yang berserakan / keadaan layout yang kotor, ventilasi yang tidak

memadai beserta electic fan yang juga tidak mencukupi, peralatan yang tidak

Page 40: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

131

tersimpan dengan semestinya, keadaan meja kerja yang tidak ergonomis untuk

kerja, dengan keadaan ini maka akan sangat menghambat operator didalam

melakukan pekerjaan yang lambat laun akan sangat mempengaruhi kesehatan

operator dan kemudian juga akan mempengaruhi kualitas sepatu yang

dihasilkan.

Dan untuk mencapai rata-rata jumlah produksi sepatu Buccheri tersebut,

terkadang terjadi lembur kerja. Dengan lembur kerja maka akan sangat

memperbesar biaya yang melingkupi gaji pegawai dan biaya penunjang lembur

lainnya. Dan sampai dengan sekarang ini, rata-rata sepatu yang mampu

dihasilkan adalah sekitar > 248 buah sepatu per hari.

Karena rata-rata waktu didalam memproduksi 1 buah sepatu diperoleh dari 4

tahapan proses, yaitu : 14,31 + 62,66 + 17,93 + 21,01 = 115,91 detik ≈ 116

detik = 1,93 menit.

Oleh karena itu untuk memperoleh rata-rata produksi sehari adalah :

= tan1

60*kerkaliperakiswaktusiklu

menitjajam = 24893,160*8

=menitjam buah sepatu / hari

menit. Oleh karena itu rata-rata didalam memproduksi 248 sepatu memakan

sampai dengan 8 jam, jika kapasitas produksi melebihi 248, maka akan terjadi

lembur. Hal ini akan coba diatasi dengan memperbaiki cara kerja operator

dengan didasarkan pada sistem kerja 5 S.

Page 41: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

132

4.2.4 Faktor Penyebab Tidak Maksimalnya Penerapan Sistem Kerja 3 R

Tabel 4.9. Faktor Penyebab Tidak Maksimalnya Penerapan Sistem Kerja 3 R

Factor Keadaan Manusia • Kurangnya pelatihan sikap kerja

Kurang terampil Jenuh Malas berpikir

• Kurangnya kesadaran penerapan sikap kerja Lalai Takut repot

• Kurang kreatifnya karyawan, sehingga tidak dapat memberikan pemikiran-pemikiran tentang sikap kondisi kerja yang baik dan nyaman

Malas memberikan ide Malas melakukan statu perubahan

• Kurangnya pengawasan terhadap sistem kerja Evaluasi kurang Tanggung jawab kurang Kesadaran kurang

Metode • Kurang adanya rangsangan dari manajemen Karyawan tidak mau memberikan ide Kreatif kurang

• Tidak ada standar kerja 3R • Kurangnya penempelan peraturan dan slogan-slogan 3R

Material • Kapasitas troli kurang jelas Terjadi penumpukan sepatu pada troli, karena jumlah trole

yang terkadang kurang. Lingkungan • Electric fan tidak berfungsi secara maksimal

Kondisi kerja menjadi panas Operator menjadi cepat lelah

• Tidak adanya jadwal tentang kebersihan area kerja Stasiun kerja kotor Kotoran yang sudah melekat sukar dibersihkan

Page 42: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

133

4.2.5 Usulan Perbaikan Cara Kerja Dengan Peta Tangan Kiri Dan

Tangan Kanan Dengan Metode MTM Perakitan Sepatu Wanita

Buccheri

Tabel 4.10. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Usulan

Dengan Metode MTM Stasiun Kerja 1

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PENGGAMBARAN DAN

PEMBENTUKKAN POLA SEPATU

Pekerjaan : Menggambar dan Membentuk Pola Sepatu

No Peta : 001 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

Keterangan :

1 Selembaran Kulit Sepatu = SKS

2 Pola Sepatu = Po S

3 Pensil kapur =PE K

4 Gunting = G

5 Kulit Sisa = Ku S

6 Kulit Sepatu yang Jadi = KSJ

7 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau SKS sejauh

22“ R22A 14.0 14.0 UD Menganggur

Memegang SKS G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut SKS sejauh

22 “ M22C 23.8 23.8 UD Menganggur

V

Page 43: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

134

Mengangkut SKS sejauh

18” M18C 20.4 20.4 UD Menganggur

Melepaskan SKS dimeja RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Menganggur UD 12.3 12.3 R18A Menjangkau Po S

sejauh 18”

Menganggur UD 2.0 2.0 G1A Memegang Po S

Menganggur UD 20.4 20.4 M18C Mengangkut Po S

sejauh 18 “

Menganggur UD 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Po S ke

meja

Menganggur UD 20.4 20.4 R18A Mengangkut Po S

sejauh 18 “ ke meja

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1

Melepaskan Po S

untuk meletakkan Po S

di atas SKS

Menganggur UD 12.3 12.3 R18A Menjangkau Pensil

Kapur sejauh 18 “

Memegang pola sepatu G1A 2.0 2.0 G1A Memegang pensil

kapur

Memegang pola sepatu G1A 13.5 13.5 M10C

Mengangkut pensil

kapur sejauh 10” ke

SKS di atas meja

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Pe K ke

sisi kanan pola sepatu

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Pe K ke

sisi kiri pola sepatu

Page 44: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

135

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan Pe K ke

bagian tengah kiri pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 10.6 10.6 APA

Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan ke

bagian tengah kanan

pola sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggambar pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Pe K

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 12.3 12.3 R18A

Menjangkau gunting

sejauh 18 “

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 G1A Memegang gunting

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 13.5 13.5 M10C

Mengangkut gunting

sejauh 10”

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke sisi kanan pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke sisi kiri pola sepatu

Page 45: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

136

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

sepatu

Memegang pola sepatu

dan SKS G1A 2.0 2.0 RL1 Melepaskan gunting

Mengarahkan pola kulit

sepatu untuk dilipat P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan kulit

untuk dilipat

Menahan pola kulit

sepatu H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan kulit ke

tangan kiri

Menahan pola kulit

sepatu H 12.3 12.3 R18A

Menjangkau gunting

sejauh 18”

Menahan pola kulit

sepatu H 2.0 2.0 G1A Memegang gunting

Menahan pola kulit

sepatu H 13.5 13.5 M10C

Mengangkut gunting

sejauh 10”

Mengarahkan gunting ke

bagian tengah kanan

pola kulit sepatu

P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke bagian tengah

kanan pola kulit sepatu

Menahan pola kulit

sepatu H 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

kulit sepatu bagian

tengah kanan

Menahan pola kulit

sepatu H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan gunting

ke bagian tengah kiri

pola kulit sepatu

Menahan pola kulit

sepatu H 10.6 10.6 APA

Menggunting pola

kulit sepatu bagian

tengah kiri

2.0 RL1 Melepaskan guntingMengangkut pola sepatu

kulit yang sudah jadi M18C 20.4

18.4 D

Page 46: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

137

sejauh 18” Delay

Melepaskan pola kulit

sepatu yang sudah jadi RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Total 371.90 371.90 Total

Total Waktu = 371.90(TMU) x 0.036 Detik = 13.39 Detik

Page 47: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

138

Tabel 4.11. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Usulan Dengan

Metode MTM Stasiun Kerja 2

USULAN PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERAKITAN BENTUK SEPATU

Pekerjaan : Merakit sepatu bucherri wanita

No Peta : 002 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

Keterangan :

1 Patung Sepatu = PS

2 Bensol = B

3 Pola Sepatu yang jadi = Po S

4 Paku = PK

5 Palu = PL

6 Pisau = PI

7 Alat Penjepit Paku = APP

8 Alat Penjepit Kulit = APK

9 Lem + Kuas = L

10 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau Bensol

sejauh 15” R15A 10.95

Menunggu D 8.45

19.40 R34A Menjangkau patung

sepatu sejauh 14 “

Memegang Bensol G1A 2.0 2.0 G1A Memegang patung

sepatu

Mengangkut Bensol

sejauh 15” M15C 17.8 34.1 M34C

Mengangkut patung

sepatu sejauh 14”

V

Page 48: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

139

Menunggu D 16.3

Mengarahkan Bensol P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan patung

sepatu

Merakit Bensol APA 10.6 10.6 APA Merakit patung sepatu

Melepaskan Bensol RL1 2.0 2.0 H Menahan Hasil

perakitan

Memegang hasil

perakitan G1A 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan hasil

perakitan ke tangan

kiri

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan hasil

perakitan

Menjangkau paku

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 R14A

Menjangkau palu

sejauh 14”

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 M14C

Mengangkut palu

sejauh 14”

Mengarahkan paku ke

bensol + patung sepatu P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku + PS + B APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil

perakitan PS H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil

perakitan PS H 10.95 10.95 R15A

Menjangkau Po S

sejauh 15”

Menahan hasil

perakitan PS H 2.0 2.0 G1A Memegang Po S

Menahan hasil

perakitan PS H 17.8 17.8 M15C

Mengangkut KS

sejauh 15”

Mengarahkan hasil P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan Po S

Page 49: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

140

perakitan PS

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit Po S

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau lem

sejauh 14 “

Menahan hasil

perakitan PS H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Menahan hasil

perakitan PS H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut lem

sejauh 14 “

Mengarahkan hasil

perakitan PS P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

patung sepatu

Merakit PS APA 10.6 10.6 APA Merakit lem

Menahan hasil

perakitan PS H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan kuas ke

tempat lem

Menjangkau palu

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 H

Menahan hasil

perakitan

Memegang palu G1A 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Mengangkut palu

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 H

Menahan hasil

perakitan

Mengarahkan palu P1SE 5.6 5.6 H Menahan hasil

perakitan

Merakit palu APA 10.6 10.6 H Menahan hasil

perakitan

Melepaskan palu RL1 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Menahan hasil

perakitan PS + KS + PI H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APK

sejauh 14”

Page 50: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

141

(Perakitan III)

Menahan hasil

perakitan PS + KS + PI

(Perakitan III)

H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil

perakitan PS + KS + PI

(Perakitan III)

H 16.9 16.9 M14C Mengangkut APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan PS + KS + PI

(Perakitan III)

H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P III APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil P III +

APK (Perakitan IV) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menjangkau paku

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 R14A

Menjangkau palu

sejauh 14”

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 M14C

Mengangkut palu

sejauh 14”

Mengarahkan paku ke

patung sepatu P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan

palu

Merakit paku + P IV APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APP

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APP

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APP

sejauh 14”

Page 51: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

142

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APP

Menahan hasil

perakitan H 10.6 10.6 APA Merakit APP

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APP

Menahan paku + palu +

P IV (Perakitan V) H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan paku + palu +

P IV (Perakitan V) H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau pisau

sejauh 14”

Menahan paku + palu +

P IV (Perakitan V) H 2.0 2.0 G1A Memegang pisau

Menahan paku + palu +

P IV (Perakitan V) H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut pisau

sejauh 14”

Menahan paku + palu +

P IV (Perakitan V) H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan pisau

Merakit P V APA 10.6 10.6 APA Merakit pisau

Menahan hasil

perakitan P V + pisau

(Perakitan VI)

H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan pisau

Menahan hasil

perakitan P V + pisau

(P VI)

H 10.5 10.5 R14A Menjangkau APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan P V + pisau

(P VI)

H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil

perakitan P V + pisau H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APK

sejauh 14”

Page 52: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

143

(P VI)

Menahan hasil

perakitan P V + pisau

(P VI)

H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit P VI APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil

perakitan P VI + APK

(Perakitan VII)

H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menjangkau palu

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APK

sejauh 14”

Memegang palu G1A 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Mengangkut palu

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APK

sejauh 14”

Mengarahkan palu P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit palu APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Melepaskan palu RL1 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau lem

sejauh 14 “

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut lem

sejauh 14 “

Mengarahkan hasil

perakitan P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

patung sepatu

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit lem

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan kuas ke

tempat lem

Menahan hasil H 10.5 10.5 R14A Menjangkau palu

Page 53: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

144

perakitan sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut palu

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan

palu

Menahan hasil

perakitan H 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menjangkau paku

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 R14A

Menjangkau palu

sejauh 14”

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 M14C

Mengangkut palu

sejauh 14”

Mengarahkan paku ke

patung sepatu P1SE 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan

palu

Merakit paku + P IV APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menjangkau pisau

sejauh 14 “ R14A 10.5 10.5 H

Menahan hasil

perakitan

Memegang pisau G1A 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Mengangkut pisau

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 H

Menahan hasil

perakitan

Merakit pisau APA 10.6 10.6 APA Merakit

Melepaskan pisau RL1 2.0 2.0 H Menahan hasil

Page 54: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

145

perakitan

Menjangkau palu

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 H

Menahan hasil

perakitan

Memegang palu G1A 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Mengangkut palu

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 H

Menahan hasil

perakitan

Mengarahkan palu P1SE 5.6 5.6 H Menahan hasil

perakitan

Merakit palu APA 10.6 10.6 APA Merakit

Melepaskan palu RL1 2.0

Menunggu D 3.6 5.6 P1SE

Mengarahkan hasil

perakitan ke tangan

kiri

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit hasil perakitan APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menjangkau paku

sejauh 14” R14A 10.5 10.5 R14A

Menjangkau palu

sejauh 14”

Memegang paku G1A 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Mengangkut paku M14C 16.9 16.9 M14C Mengangkut palu

Page 55: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

146

sejauh 14” sejauh 14”

Mengarahkan paku P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit paku + hasil

perakitan PS+KS+I APA 10.6 10.6 APA Merakit palu

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APK

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APK

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APK

Merakit hasil perakitan APA 10.6 10.6 APA Merakit APK

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APK

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau lem

sejauh 14 “

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang lem

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut lem

sejauh 14 “

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan lem ke

patung sepatu

Menahan hasil

perakitan H 10.6 10.6 APA Merakit lem

Page 56: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

147

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1

Melepaskan kuas ke

tempat lem

Menjangkau pisau

sejauh 14 “ R14A 10.5 10.5 H

Menahan hasil

perakitan

Memegang pisau G1A 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Mengangkut pisau

sejauh 14” M14C 16.9 16.9 H

Menahan hasil

perakitan

Merakit pisau APA 10.6 10.6 H Menahan hasil

perakitan

Melepaskan pisau RL1 5.6 5.6 H Menahan hasil

perakitan

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau palu

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang palu

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut palu

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 10.6 10.6 P1SE Mengarahkan palu

Merakit hasil perakitan APA 5.6 5.6 APA Merakit palu

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan palu

Menahan hasil

perakitan H 10.5 10.5 R14A

Menjangkau APP

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang APP

Page 57: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

148

Menahan hasil

perakitan H 16.9 16.9 M14C

Mengangkut APP

sejauh 14”

Menahan hasil

perakitan H 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan APP

Merakit P VII APA 10.6 10.6 APA Merakit APP

Menahan hasil

perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APP

Mengangkut P VIII

sejauh 34” M34C 34.1 34.1 UD Menganggur

Melepaskan P VIII RL1 2.0 2.0 UD Menganggur

Total 1159.95 1159.95 Total

Total Waktu = 1159.95 (TMU) x 0.036 = 41.76 Detik

Page 58: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

149

Tabel 4.12. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Usulan Dengan

Metode MTM Stasiun Kerja 3

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERAKITAN SOL LUAR + HAK

SEPATU DENGAN SEPATU SETENGAH JADI

Pekerjaan : Perakitan Sol Luar + Hak Sepatu

No Peta : 003 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

15 in

c

Keterangan :

1 Patung Sepatu + PSJ = P P

2 Pola Sepatu Jadi =PE J

3 Bensol = B

4 Sol Luar + Hak Sepatu = SLH

5 Lem = L

6 Alat Penarik Sepatu = APS

7 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

10.5

R14A

Menjangkau L sejauh

14”Menjangkau SLH sejauh

15 “ R15A 10.95

0.45 D Menunggu

Memegang SLH G1A 2.0 2.0 G1A Memegang L

16.9 M14C Mengangkut lem

sejauh 14”Mengangkut SLH sejauh

15 “ M15C 17.8

0.9 D Menunggu

V

Page 59: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

150

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kanan

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kiri Patung sepatu

+ Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah atas

Patung sepatu + Pola

Page 60: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

151

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah

kanan Patung sepatu +

Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kiri Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Page 61: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

152

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah

bawah Patung sepatu +

Pola sepatu jadi

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Kuas Lem

Menahan H 19.1 19.1 R34A Menjangkau PP sejauh

34”

Menahan H 2.0 2.0 G1A Memegang PP

Menahan H 34.1 34.1 M34C Mengangkut PP sejauh

34”

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil P1SE 2.0 2.0 P1SE Mengarahkan PP ke

Page 62: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

153

perakitan “SLH” SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan untuk

mengeratkan PP +

Page 63: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

154

SLH

Mengarahkan Hasil

perakitan “SLH” P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan PP ke

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan PP +

SLH

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 13.1 13.1 R20A

Menjangkau APS

sejauh 20”

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 2.0 2.0 G1A Memegang APS

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 22.1 22.1 M20C

Mengangkut APS

sejauh 20”

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 5.6 5.6 P1SE

Menarik PS dari pola

sepatu jadi

Menahan hasil perakitan

SLH + PP H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan APS

Melepaskan hasil

perakitan SLH + PP ke

tangan kiri

RL1 2.0 2.0 H Menahan SLH + PP

Menganggur UD 34.1 34.1 M34C

Mengangkut hasil

perakitan SLH + PP

sejauh 34 “

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1 Melepaskan hasil

perakitan di rak

Total 458.85 458.85 Total

Total Waktu = 458.85 (TMU) x 0.036 = 16.52 Detik

Page 64: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

155

Tabel 4.13. Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Usulan Dengan

Metode MTM Stasiun Kerja 4

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERAKITAN SOL DALAM + BUSA

+ SEPATU SAMPAI MENJADI SEPATU SIAP PAKAI /JADI

Pekerjaan : Perakitan Sol Dlam + Busa

No Peta : 004 Sekarang

Dipetakan Oleh : Litawati

Tanggal Dipetakan : 28-Mei-2007 Usulan

Keterangan :

1 Patung Sepatu + PSJ +SLH= P PS

2 Sol Dalam = SD

3 Busa = Bu

4 Lem = L

5 Rak sepatu jadi

6 Operator

Tangan Kiri Simbol Waktu Waktu Simbol Tangan Kanan

Menjangkau P PS sejauh

28 “ R28A 16.7 16.7 UD Menganggur

Memegang P PS G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut P PS sejauh

28 “ M28C 29.0 29.0 UD Menganggur

Menahan P PS H 11.4 11.4 R16A Menjangkau L sejauh

16”

Menahan P PS H 2.0 2.0 G1A Memegang L

Menahan P PS H 18.7 18.7 M16C Mengangkut L sejauh

16“

V

Page 65: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

156

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kanan

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

“PPS”

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi atas kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi +SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

atas kiri Patung sepatu

+ Pola sepatu jadi +

SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah atas

Patung sepatu + Pola

Page 66: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

157

sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah

kanan Patung sepatu +

Pola sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi bawah kiri

Patung sepatu + Pola

sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kanan Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi samping

bawah kiri Patung

sepatu + Pola sepatu

jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Page 67: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

158

Menahan H 5.6 5.6 P1SE

Mengarahkan L ke

bagian sisi tengah

bawah Patung sepatu +

Pola sepatu jadi + SLH

Merakit APA 10.6 10.6 APA Merakit

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 RL1 Melepaskan Kuas Lem

Menahan hasil perakitan H 11.4 11.4 R16A Menjangkau busa

sejauh 16”

Menahan hasil perakitan H 2.0 2.0 G1A Memegang busa

Menahan hasil perakitan H 18.7 18.7 M16C Mengangkut busa

sejauh 16”

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Page 68: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

159

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Mengarahkan P PS P1SE 5.6 5.6 P1SE Mengarahkan busa ke

P PS

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan Busa ke P PS

Menjangkau Sol dalam

sejauh 16 “ R16A 11.4 11.4 UD Menganggur

Memegang Sol dalam G1A 2.0 2.0 UD Menganggur

Mengangkut Sol dalam

sejauh 16” M16C 18.7 18.7 UD Menganggur

Melepaskan Sol dalam

ke tangan kanan RL1 2.0 2.0 H Menahan Sol dalm

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil P1SE 2.0 2.0 P1SE Mengarahkan Sol

Page 69: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

160

perakitan + Busa dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA

Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

PS + SLH + Busa

Mengarahkan Hasil

perakitan + Busa P1SE 2.0 2.0 P1SE

Mengarahkan Sol

dalam

Merakit APA 10.6 10.6 APA Menekan untuk

mengeratkan SD ke P

Page 70: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

161

PS + SLH + Busa

Melepaskan hasil

perakitan P PS + SLH +

B + SD ke tangan kanan

RL1 2.0 2.0 H Menahan hasil

perakitan

Menganggur UD 23.8 23.8 M22C Mengangkut hasil

perakitan sejauh 22 “

Menganggur UD 2.0 2.0 RL1 Melepaskan hasil

perakitan di meja

Total 568.20 568.20 Total

Total Waktu = 568.20 (TMU) x 0.036 Detik = 20.40 Detik

Page 71: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

162

4.2.6 Usulan Perbaikan Sistem Kerja 5S

Tabel 4.14. Usulan Perbaikan Sikap Kerja 5S

5S SASARAN AKTIVITAS

Seiri

(Pemilahan/Ringkas)

■ Komponen atau material.

■ Peralatan.

■ Kelengkapan.

■ Visual.

■ Standar pembuangan.

■ Komponen atau material yang tidak terpakai

lagi disimpan.

■ Semua peralatan dan perlengkapan kerja

ditempatkan dengan benar.

■ Semua barang yang diperlukan tersedia saat

akan melakukan pekerjaan.

■ Semua barang diklasifikasikan menurut

jenisnya dan barang yang tidak diperlukan

disingkirkan.

■ Ada standar yang berisi tentang sampah dan

produk yang tidak layak produksi/cacat dan

harus dibuang.

Seiton

(Penataan/Rapi)

■ Cara penyimpanan.

■ Identifikasi penyimpanan.

■ Indikator jumlah.

■ Garis pemisah.

■ Tempat penyimpanan.

■ Peralatan

■ Tersedia lokasi penyimpanan perlengkapan

kerja.

■ Semua laci harus diberi tanda/label dengan

jelas.

■ Ada indikasi jelas yang menunjukkan

jumlah persediaan.

■ Garis pemisah antara tempat proses dan

jalan terlihat jelas.

■ Diatur dengan baik untuk memudahkan

pengambilan atau pengembalian.

■ Diletakkan dengan baik di dekat operator

untuk memudahkan pemakaiannya.

Seiso

(Pembersihan/Resik)

■ Lingkungan kerja

■ Lantai ruangan, tembok, langit-langit

terlihat bersih.

Page 72: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

163

■ Mesin/alat kerja.

■ Produk.

■ Alat kebersihan.

■ Tanggung jawab

kebersihan.

■ Identifikasi dan

pembuangan.

■ Mesin dan perlengkapan kerja disekitarnya

selalu dijaga kebersihannya.

■ Kebersihan produk selalu diperhatikan dan

merupakan salah satu proses pemeriksaan.

■ Semua alat kebersihan tersedia.

■ Ada jadwal yang mengatur tentang

kebersihan di lingkungan masing-masing.

■ Semua harus diidentifikasi berdasarkan

jenis atau kategorinya dan dibuang pada

tempatnya.

Seiketsu

(Pemantapan/Rawat)

■ Ventilasi dan penerangan.

■ Keamanan.

■ Seragam.

■ Lingkungan.

■ Udara ruangan bersih, tidak berbau, bebas

dari asap rokok dan penerangan cukup

memadai.

■ Semua alat-alat yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja tersedia

dan dapat berfungsi dengan baik.

■ Semua orang memakai seragam dengan

benar, bersih dan rapi.

■ Semua karyawan memperhatikan masalah

kebersihan lingkungan masing-masing.

Shitsuke

(Pembiasaan/Rajin)

■ Peraturan berpakaian.

■ Suasana kerja.

■ Waktu kerja & istirahat.

■ Prosedur dan instruksi

kerja.

■ Peraturan dan tata tertib.

■ Karyawan berpakaian sesuai dengan

peraturan perusahaan.

■ Tercipta suasana nyaman dan karyawan

menyapa satu sama lain.

■ Selalu tepat waktu dan disiplin menurut

jadwal yang sudah ada.

■ Semua prosedur dan instruksi kerja

dimengerti dan dapat dilaksanakan dengan

baik.

■ Semua peraturan dan tata tertib dengan

tegas dilaksanakan dan ditaati.

Page 73: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

164

4.2.7 Usulan Layout Stasiun Kerja Secara Keseluruhan

Gambar 4.3 Usulan Layout Secara Keseluruhan Perakitan

Sepatu Wanita Buccheri

Page 74: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

165

4.3 Analisa Data

4.3.1 Analisa Cara Kerja Pada Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan

Dengan Metode MTM

Pada Stasiun Kerja Penggambaran Dan Pembentukkan Pola

Sepatu

Pada stasiun kerja penggambaran pola sepatu, merupakan suatu

stasiun kerja di perakitan sepatu yang memerlukan ketelitian

didalam melakukan pekerjaan. Dimana dasar dari terbentuknya

model sepatu adalah dari tahap awal ini, yaitu penggambaran pola

sepatu sampai dengan pembentukkan / pemotongan pola sepatu.

Pada stasiun kerja ini, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh

operator tidak membutuhkan waktu yang lama hanya hitungan

detik. Oleh karena itu sangatlah cepat dan ringkas di dalam

melakukan pekerjaan ini, terutama bagi yang sudah terbiasa dan

terampil didalam melakukan penggambaran pola dan

pemotongannya. Namun jika diperhatikan lebih seksama, masih

banyak sekali faktor-faktor dari segi area kerja yang sangat tidak

ergonomis. Dimana dapat diketemukan adanya kulit sepatu yang

sudah tidak terpakai / sisa kulit sepatu yang berserakan di atas

meja operator. Selain sangat mengganggu, juga sangat tidak luwes

dan bebas didalam melakukan penggambaran pola sepatu.

Sehingga akan menyebabkan posisi yang tidak pasti terutama

Page 75: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

166

untuk kulit sepatu yang akan di gambar dan di bentuk / dipotong.

Untuk waktu yang dihasilkan pada penggambaran pola sepatu

dengan peta tangan kiri dan tangan kanan adalah sebesar

14.91detik sedangkan untuk usulannya adalah sebesar 13.39 detik.

Jika dibandingkan dengan waktu yang didapat dari peta operasi

cenderung waktu siklus yang diperoleh jauh lebih lama sebesar 2

detik. Hal ini disebabkan oleh gerakan-gerakan yang dilakukan

secara nyata masih banyak yang lalai, dalam arti gerakan-gerakan

yang dilakukan masih tidak maksimal dan tepat yang dikarenakan

keadaan area kerja, namun dengan peta operasi ini jauh bermanfaat

didalam mendefinisikan gerakan yang dilakukan operator. Dengan

peta operasi ini maka akan lebih jelas gerakan-gerakan apa saja

yang dilakukan secara mendetail. Dan perlu diketahui untuk

stasiun 1 ini tidaklah terlalu bermasalah dalam hal gerakan tangan,

namun yang menjadi masalahnya / hambatannya adalah area kerja

khusunya meja operator yang cenderung berantakan yang

disebabkan oleh kulit sepatu yang tidak terpakai berantakan di atas

meja operator, sehingga menghambat gerakan tangan. Oleh karena

itu untuk usulan yang dilakukan lebih kepada usulan area kerja

yang ergonomis.

Page 76: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

167

Pada Stasiun Kerja Perakitan Bentuk Sepatu Setengah Jadi

Pada perakitan bentuk sepatu merupakan perakitan yang paling

rumit dan perlu tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan diperlukan

adanya keluwesan dan keahlian dalam membentuk kulit yang telah

disediakan, untuk dibentuk sepatu wanita dengan ukuran-ukuran

sepatu yang beraneka macam. Pada dasarnya perakitan sepatu

wanita ini banyak sekali gerakan-gerakan tangan yang dilakukan

karena dalam pembentukkan sepatu ini banyak sekali gerakan-

gerakan tangan yang harus dilakukan dengan cepat dan teliti agar

bentuk sepatu dapat sama antara sepatu yang kanan dan kiri. Maka

orang-orang yang memiliki keahlian yang ditempatkan disini.

dimana waktu yang dihasilkan cukuplah besar dengan diimbangi

gerakan-gerakan dan pekerjaan yang rumit pula dalam perakitan

sepatu wanita ini, namun dengan perincian dari peta tangan kiri

dan tangan kanan dengan metode MTM, waktu yang tercatat hanya

196.11 detik. Metode MTM merupakan salah satu perhitungan

waktu, dimana lebih kepada pendefinisian gerakan-gerakan tangan

secara lebih terperinci dan dalam perhitungan waktu TMU, yang

kemudian dijadikan detik. Dan perlu diketahui dari waktu TMU

akan dijadikan detik, masih harus dikalikan 0.036 detik. Sehingga

hasil waktu peta yang diperoleh jauh lebih singkat dibandingkan

waktu nyatanya. Oleh karena itu dapat diamati dan diperbaiki

Page 77: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

168

untuk gerakan-gerakan yang tidak diperlukan atau gerakan-

gerakan yang tidak efektif menjadi efektif agar waktu perakitan

yang dihasilkan jauh lebih cepat dengan tidak mengurangi

produktivitas. Dengan kata lain peta tangan kiri dan tangan kanan

lebih membantu dalam hal penelitian terhadap gerakan-gerakan

tangan yang dilakukan oleh operator perakitan bentuk sepatu.

Dengan ini akan diketahui gerakan-gerakan tangan yang efektif

dan tidak efektif. Dan tangan yang sering melakukan

pengangguran ataupun hanya pada penahanan dapat dihindari.

Pada Perakitan Sol Luar Dan Hak Sepatu Dengan Sepatu

Setengah Jadi

Pada perakitan sol luar + hak sepatu tidaklah menghabiskan waktu

yang lama, namun yang sangat disayangkan adalah

ketidakkonsistensi para operator dalam bekerja. Dimana masih

banyak sekali yang cenderung berbincang-bincang dan jalan ke

area kerja perakitan sepatu yang lain. Dengan diimbangi gerakan-

gerakan tangan yang dilakukan juga sangatlah kecil lingkupnya,

karena hanya melakukan pengeleman sol luar + hak sepatu serta

pencabutan patung sepatu. Pada saat pencabutan patung sepatu

harus berhati-hati dan dapat memperkirakan bahwa pengeleman

antara pola kulit sepatu dan bensol telah terekat dengan erat,

Page 78: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

169

hingga dapat menghasilkan sepatu yang rapi. Untuk

mendefinisikan gerakan-gerakan tangan operator ke peta tangan

kiri dan tangan kanan, maka waktu yang tercatat hanya sebesar

17.93 detik. Jauh lebih hemat dibandingkan waktu siklusnya. Pada

stasiun ke tiga ini, permasalahannya yang timbul lebih ke masalah

area kerja, dimana pada stasiun ke 2 dan 3 ini berada pada meja

yang sama. Maka akan sangat mempersulit kerja operator yang

dikarenakan banyak sekali peralatan yang berantakan di meja,

sehingga gerakan tangan operator lebih terhambat dan menjadikan

meja menjadi tidak rapi dan tidak nyaman didalam melakukan

perakitan. Namun pada awal gerakan tangan masih ditemukannya

adanya gerakan yang tidak efektif, dimana gerakan efektif tersebut

terjadi di awal pada saat akan melakukan perakitan.

Perakitan Sol Dalam Dan Busa Sampai Dengan Menjadi

Sepatu Siap Pakai

Pada stasiun terakhir pada perakitan sepatu wanita buccheri ini,

merupakan perakitan yang membutuhkan suatu gerakan tangan

yang ahli, dengan kata lain harus dapat melakukan penempelan

terhadap sol dalam + busa dengan serapi mungkin, karena jika

tidak, maka akan membuahkan hasil sepatu yang buruk. Rata –rata

waktu yang didapat adalah sebesar 21.01. Pendefinisian gerakan-

Page 79: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

170

gerakan tangan yang dilakukan oleh operator didefinisikan dengan

waktu yang paling maksimal didalam melakukan kerja, sehingga

waktu yang dihasilkan dari peta tangan kiri dan tangan kanan

merupakan waktu yang tercatat paling mendetail didalam

menghitung gerakan-gerakan tangan yang ada. Walaupun tidak

ditemukan waktu pengangguran, namun masih ditemukan gerakan-

gerakan yang tidak efektif masih terulang. Gerakan-gerakan tangan

yang tidak efektif tersebut adalah pada saat mengembalikan /

mengambil sepatu yang akan dirakit, yaitu terkadang akan tertukar

karena tidak ada bedanya antara sepatu yang sudah dirakit dengan

sol dalam + busa, dimana penempatan sepatu yang sudah dirakit

dan belum dirakit dengan sol dalam + busa berada pada satu lokasi

penempatan yang sama. Sehingga akan mempersulit operator

didalam mencapai sepatu yang harus dirakit.

Page 80: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

171

4.3.2 Keunggulan Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan Usulan Serta

Perbandingan Antara Peta Tangan Kiri Dan Tangan Kanan

Sekarang Dan Usulan

Pada Stasiun Kerja Penggambaran dan Pembentukkan Pola

Sepatu

Keunggulan dari peta tangan kiri dan tangan kanan usulan pada

penggambaran dan pembentukkan pola sepatu, yaitu :

• Gerakan tangan menjadi lebih rileks di dalam melakukan

aktivitas penggambaran dan pembentukkan pola sepatu.

• Waktu yang tercatat dalam penggambaran dan pembentukkan

pola jauh lebih hemat yaitu 0.52 detik, yaitu =14.91 detik.

• Dari segi penghematan waktu yang diperoleh mungkin dilihat

dari kasat mata tidak terlalu berpengaruh besar, namun akan

lebih dipengaruhi oleh area kerja yang ergonomis yang

menyebabkan rata-rata waktu yang didapat lebih hemat.

• Dari segi gerakan-gerakan yang telah dilakukan operator sudah

sangat tepat, hanya peletakkan komponen yang masih

dirombak lebih mendekat ke operator.

Perbandingan antara peta tangan kiri dan tangan kanan sekarang

dan usulan stasiun 1, yaitu :

Page 81: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

172

Tabel 4.15. Perbandingan Peta Tangan Kiri Dan Tangan

Kanan Sekarang Dan Usulan Stasiun Kerja 1

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Tangan kanan tidak nyaman

didalam melakukan

penggambaran pola sepatu

Tangan kanan lebih nyaman

melakukan penggambaran pola

sepatu karena keadaan meja

operator telah rapi.

Kulit sepatu yang akan diletakkan

di meja banyak terjadi perubahan

/ tidak menetap secara sesuai

Kulit sepatu dapat diletakkan

sedemikian rupa, agar

penggambaran dapat dilakukan

semaksimal mungkin

Area kerja, khusunya peletakkan

komponen masih tidak ergonomis

Area kerja telah di buat

sedemikian rupa agar operator

dapat menggapai peralatan /

komponen dengan senyaman

mungkin.

Tidak diterapkan prinsip

pengaturan komponen untuk area

kerja.

Prinsip pengaturan komponen

yang digunakan adalah use

principle yaitu berdasarkan

penggunaannya dan fungsinya

Meja operador berantakan

dikarenakan sisa potongan kulit

sepatu yang berserakan

Area kerja yang baru, sudah

disediakan sebuh kotak untuk sisa

potongan kulit sepatu.

Page 82: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

173

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Pola sepatu yang sudah jadi di

simpan di atas meja.

Pola sepatu yang sudah jadi

diletakkan di sebuh kotak, agar

terlihat rapi .

Waktu perakitan pada peta yang

sebenarnya adalah 14.91 detik

Waktu perakitan pada peta usulan

yang dihasilkan adalah sebesar

13.39 detik.

Pada Stasiun Kerja Perakitan Bentuk Sepatu / Sepatu

Setengah Jadi

Keunggulan dari Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan pada

perakitan bentuk sepatu, yaitu :

• Gerakan menganggur pada awal perakitan tidak terjadi.

• Pada peta usulan di usulkan semua kegiatan / gerakan-gerakan

tangan yang lebih produktif.

• Pada peta usulan, tangan kiri cenderung lebih aktif dengan

melakukan perakitan pada komponen pisau, paku, palu.

• Tangan kiri tidak hanya melakukan penahanan terhadap

komponen-komponen yang sudah dirakit.

Page 83: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

174

• Gerakan antara tangan kiri dan tangan kanan dilakukan

sedemikian rupa secara bersama-sama dengan kondisi yang

mendukung gerakan tangan.

• Kedua tangan lebih aktif.

• Gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

• Waktu akhir yang diperoleh lebih singkat = 41.76 detik.

• Pada peta usulan ini lebih ditekankan pada gerakan-gerakan

tangan yang jauh lebih produktif, seperti halnya : gerakan

tangan kiri yang cenderung melakukan penahanan dan kini

jauh lebih produktif.

Perbandingan antara peta tangan kiri dan tangan kanan sekarang

dan usulan, yaitu :

Tabel 4.16. Perbandingan Peta Tangan Kiri Dan Tangan

Kanan Sekarang Dan Usulan Stasiun Kerja 2

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Tangan kiri tidak aktif Tangan kiri dan kanan aktif

Tangan kiri sering melakukan

penahanan hasil perakitan

Tangan kiri melakukan gerakan

perakitan terhadap komponen/

peralatan yang ada

Gerakan tidak seimbang Gerakan seimbang

Page 84: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

175

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Gerakan tangan kiri cenderung

menahan

Gerakan tangan kiri lebih

mengarahkan komponen untuk

dirakit dan gerakan melakukan

perakitan

Pekerjaan lebih sering dilakukan

bergantian antara tangan kiri dan

tangan kanan dalam merakit

Pekerjaan dilakukan lebih sering

bersamaan

Pengangguran yang berlebihan Berkurangnya pengangguran

Waktu yang diperhitungkan

dengan waktu menganggur =

16,52 detik

Gerakan tangan yang diusulkan

adalah murni gerakan-gerakan

tangan, tanpa adanya waktu

menganggur.

Waktu perakitan pada peta lebih

lama dibandingkan usulan yaitu

62.66 detik

Waktu perakitan pada peta lebih

cepat dari peta yang lama yaitu

41.76 detik

Page 85: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

176

Pada Perakitan Sol Luar dan Hak Sepatu Dengan Sepatu

Setengah Jadi

Keunggulan dari Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan pada

perakitan sol luar dan hak dengan sepatu setengah jadi, yaitu :

• Gerakan menganggur pada awal perakitan tidak terjadi.

• Pada peta usulan di usulkan semua kegiatan / gerakan-gerakan

tangan lebih produktif.

• Gerakan antara tangan kiri dan tangan kanan dilakukan

sedemikian rupa secara bersama-sama dengan kondisi yang

mendukung gerakan tangan.

• Kedua tangan lebih aktif.

• Gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

• Waktu akhir yang diperoleh lebih singkat = 16,52 detik.

• Pada peta usulan ini lebih ditekankan pada gerakan-gerakan

tangan.

Perbandingan antara peta tangan kiri dan tangan kanan sekarang

dan usulan, yaitu :

Page 86: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

177

Tabel 4.17. Perbandingan Peta Tangan Kiri Dan Tangan

Kanan Sekarang Dan Usulan Stasiun Kerja 3

Peta sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Rak sepatu untuk sepatu yang sudah

dirakit dan belum dirakit dengan sol

luar dan hak sepatu menjadi satu,

sehingga gerakan tangan tidak tepat

karena harus mencari-cari

Gerakan tangan untuk mencari

sepatu yang akan dirakit tidak

terjadi, karena rak sepatu dibuat

2 rak, yaitu rak sepatu sebelum

dirakit dan sesudah dirakit

Tangan kiri sering melakukan

penahanan hasil perakitan

Tangan kiri melakukan gerakan

perakitan terhadap komponen/

peralatan yang ada

Gerakan tidak seimbang Gerakan seimbang

Pekerjaan lebih sering dilakukan

bergantian antara tangan kiri dan

tangan kanan dalam merakit

Pekerjaan dilakukan lebih sering

bersamaan

Pengangguran yang berlebihan Berkurangnya pengangguran

Waktu yang diperhitungkan dengan

waktu menganggur = 17,93 detik

Gerakan tangan yang diusulkan

adalah murni gerakan-gerakan

tangan, tanpa adanya waktu

menganggur yaitu = 16,52 detik

Page 87: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

178

Perakitan Sol Dalam dan Busa Sampai Dengan Menjadi

Sepatu Jadi / Siap Pakai

Keunggulan dari Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan pada

perakitan sol dalam + busa sampai menjadi sepatu siap pakai, yaitu

• Gerakan tangan lebih nyaman di dalam melakukan gerakan

merakit sepatu.

• Area kerja yang ergonomis yang menyebabkan rata-rata waktu

yang didapat lebih hemat dibandingkan dengan area kerja

sebelumnya yaitu sebesar 20.40 dan waktu peta tangan kiri dan

tangan kanan yang didapat sebelumnya adalah sebesar 21.01

detik.

• Gerakan-gerakan yang telah dilakukan operator sudah sangat

tepat, hanya peletakkan komponen yang masih dirombak lebih

mendekat ke operator.

• Dan untuk lebih nyaman dan rapi didalm melakukan suatu

aktivitas, maka telah dibuatkan rak sepatu. Dimana sepatu

dapat ditempatkan sementara di rak sepatu, guna menunggu

untuk di bawah kebagian pengemasan dan agar sepatu tidak

kotor.

Page 88: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

179

Perbandingan antara peta tangan kiri dan tangan kanan sekarang

dan usulan, yaitu :

Tabel 4.18. Perbandingan Peta Tangan Kiri Dan Tangan

Kanan Sekarang Dan Usulan Stasiun Kerja 4

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Gerakan tangan untuk mencari-

cari sepatu yang akan dirakit

selalu terjadi

Gerakan merakit sol dalam + busa

lebih leluasa dan tepat karena

disiapkan rak sepatu yang

disediakan untuk sepatu yang sudah

dirakit.

Area kerja, khusunya peletakkan

komponen masih tidak ergonomis

Area kerja telah di buat sedemikian

rupa agar operator dapat menggapai

peralatan / komponen dengan

senyaman mungkin.

Tidak diterapkan prinsip

pengaturan komponen untuk area

kerja.

Prinsip pengaturan komponen yang

digunakan adalah use principle

yaitu berdasarkan penggunaannya

dan fungsinya

Gerakan tangan tidak seiring

didalam melakukan perakitan.

Gerakan tangan seiring didalam

melakukan perakitan karena adanya

penempatan komponen yang

ergonomis.

Page 89: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

180

Peta Sekarang / Sebelumnya Peta Usulan

Waktu akhir yang didapat adalah

21.01 detik

Waktu akhir yang diperoleh adalah

20.40 detik

Page 90: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

181

4.3.3 Analisa Dan Perbandingan Sistem Kerja sekarang Dan Sistem

Kerja 5S Usulan

Tabel 4.19. Perbandingan Sikap Kerja Sekarang dan Usulan

SIKAP KERJA

SEKARANG

3R USULAN

5S

KETERANGAN

SEIRI (Pemilahan/Ringkas)

■ Komponen atau material yang

tidak terpakai disimpan.

■ Semua barang yang diperlukan

tersedia pada saat akan melakukan

pekerjaan.

Pada sikap kerja sekarang tidak

ada ketentuan yang mengatur

cara kerja menjadi lebih

singkat dengan memperhatikan

persiapan sebelum bekerja.

RAPI

■ Peralatan dan perlengkapan

kerja ditempatkan pada

tempatnya.

■ Penyimpanan peralatan kerja

diletakkan di atas meja operator

■ Seluruh karyawan

menggunakan seragam.

SEITON (Penataan/Rapi)

■ Tersedia lokasi penyimpanan

perlengkapan / peralatan kerja.

■ Tempat penyimpanan diatur

dengan baik untuk memudahkan

pengambilan dan pengembalian

yang dilengkapi dengan label.

■ Dibuat garis pemisah untuk

penempatan peralatan diatas meja.

Cara kerja usulan “RAPI”

mengarahkan untuk kerapian

dan keharusan dalam

penyimpanan kembali

peralatan perakitan setelah

dipakai ke laci di bawah meja,

Namur hal tersebut belum

terlaksanankan

RESIK

■ Perlengkapan dan komponen

material dijaga kebersihannya.

■ Ruangan dan disekeliling

lingkungan kerja harus bersih.

■ Produk yang dihasilkan harus

selalu terjaga kebersihannya.

SEISO (Pembersihan/Resik)

■ Perlengkapan dan komponen

material harus dijaga

kebersihannya.

■ Lantai, ruangan, tembok, langit-

langit harus bersih dan berwarna

yang cerah/ putih.

■ Pembersihan dan adanya

pembuangan sampah disesuaikan

Cara kerja usulan

menyempurnakan definisi

perusahaan tentang bersih

dengan lebih jelas terutama

pada area kerja, peralatan dan

kebersihan produk sepatu.

Page 91: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

182

dengan jenisnya pada tempat yang

tersedia sekaligus pemeriksaan

terhadap kebersihan produk.

RAWAT

■ Perlengkapan dan peralatan

kerja, setelah digunakan

dibersihkan dan diletakkan pada

tempatnya.

■ Produk harus diperlakukan

dengan baik dan benar.

SEIKETSU (Pemantapan/Rawat)

■ Udara ruangan bersih, tidak

berbau, bebas dari asap rokok.

Disertai penerangan yang

memadai.

■ Semua orang memakai seragam

dengan benar dan rapi.

■ Semua alat-alat yang berhubungan

dengan keselamatan & kesehatan

kerja tersedia dan dapat berfungsi

dengan baik.

Cara kerja pada “ SEIKETSU”

mengarahkan pada pemantapan

yang lebih khusus yaitu pada

kebersihan ruangan,

berpakaian seragam, dan

peralatan keselamatan tersedia.

Untuk yang melanggar tidak

berseragam maka akan terkena

sanksi.

SHITSUKE (pembiasaan/Rajin)

■ Seluruh karyawan mematuhi

instruksi kerja yang dibuat oleh

perusahaan.

■ Karyawan berpakaian sesuai

dengan peraturan perusahaan.

■ Semua tata tertib dan peraturan

dengan tegas dilaksanakan dan

ditaati, tepat waktu dan disiplin.

■ Melakukan pelatihan dan

sosialisasi tentang cara kerja yang

benar terhadap karyawan.

Saat ini tidak ada program

khusus yang dapat membuat

karyawan mendapatkan

informasi yang diperlukan

untuk melakukan pekerjaannya

dengan baik dan benar. Namun

yang terpenting adalah

kebiasaan dan pemantapan

tempat kerja yang ergonomis

(Sumber : Wawancara dan Hasil Pengolahan Data)

Page 92: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

183

Jika dilihat dari segi rata-rata jumlah produksi sepatu Buccheri yang dihasilkan

dalam seharí adalah sebesar > 248 buah sepatu dengan digunakannya sistem

kerja 3 R yang sudah tidak berjalan dengan semestinya, namun setelah

dilakukan satu usulan khususnya sistem kerja yang dihasilkan yaitu dengan

kondisi yang layak yang tidak lepas dari cara kerja yang dilakukan operator,

perlu disadari bahwa cara kerja operator akan sangat dipengaruhi oleh sistem

kerja yang diusulkan yaitu 5 S, dimana 5 S ini dapat terbentuk dan dijalankan

dengan sebaik mungkin, yaitu adanya perubahan lingkungan dan penataan

peralatan kerja yang dirombak lagi sesuai dengan penawaran dari sistem kerja 5

S. Maka terjadi peningkatan produksi, dengan rata-rata waktu penyelesaian 1

buah sepatu adalah 13,39 + 41,76 + 16,52 + 20,40 ≈ 92,07 detik = 92 detik =

1,53 menit. Yang lebih dihemat lagi sebesar 0,4 menit

Oleh karena itu untuk memperoleh rata-rata produksi sehari adalah :

= tan1

60*kerkaliperakiswaktusiklu

menitjajam = 31453,160*8

=menitjam buah sepatu / hari

Peningkatan kapasitas produksi sepatu buccheri dalam sehari adalah sebesar =

314 buah sepatu – 248 buah sepatu = 66 buah sepatu

Sistem kerja sangatlah penting untuk dijalankan dan disosialisasikan di

dalam perusahaan, dimana 5 S ini sangatlah berpengaruh pada keberhasilan

perusahaan yang diikuti ketepatan dalam cara kerja yang ergonomis dengan area

kerja yang nyaman dan benar sesuai dengan prinsip ekonomi, sehingga 5 S ini

Page 93: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

184

akan sangat bermanfaat didalam mengarahkan para karyawan-karyawan

terutama bagian produksi sepatu wanita buccheri.

Untuk dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari program

5S yang akan dilaksanakan, seluruh pihak di dalam perusahaan perlu dilibatkan,

komunikasi dari pihak atas ke pihak bawah dan dari pihak bawah ke pihak atas

harus berlangsung dengan baik. Program 5S memerlukan komitmen dari

seluruh pihak, agar dapat berjalan dengan baik dan benar.

Program 5S disosialisasikan kepada seluruh karyawan, sehingga

mereka mengetahui pentingnya menjalankan program 5S untuk perusahaan dan

dirinya sendiri. Aktivitas 5S seorang karyawan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan (rekomendasi) untuk kenaikan upah, bonus/penghargaan hingga

promosi jabatan dari karyawan yang bersangkutan, sehingga seluruh karyawan

akan bersungguh-sungguh menjalankan program 5S dan tidak menganggapnya

hanya sekedar semboyan perusahaan.

Penilaian aktivitas 5S seorang karyawan dilakukan oleh atasannya

sesuai dengan struktur organisasi perusahaan dan pada setiap akhir bulan

dilaksanakan job evaluation berdasarkan nilai yang didapatkan oleh karyawan

tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai cara penilaian dan aktivitas apa saja

yang dinilai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 94: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

185

Tabel 4.20 .Lembar Penilaian 5S Perakitan Sepatu Wanita Buccheri

DAFTAR PENILAIAN 5S

Tanggal

Penilai

Pengawas

manajer :

KRITERIA PENILAIAN/STASIUN

KERJA 5S

No HAL-HAL YANG DIPERIKSA

PEMERIKSAAN 1 2 3 4 5

1 KOMPONEN ATAU MATERIAL Tidak ada komponen atau material yang sudah tidak

dipakai lagi yang disimpan.

2 MESIN DAN ALAT Semua peralatan dan perlengkapan ditempatkan dengan

benar.

3 KELENGKAPAN Semua barang yang diperlukan tersedia pada saat

melakukan kegiatan /proses.

4 VISUAL Semua barang diklasifikasikan menurut jenisnya dan

barang yang tidak diperlukan disingkirkan.

SEIR

I (R

ingk

as)

5 STANDAR PEMBUANGAN Ada standar yang berisi tentang cara pembuangan sisa

produksi.

6 CARA PENYIMPANAN Ada lokasi penyimpanan barang dan peralatan kerja.

7 IDENTIFIKASI PENYIMPANAN Semua rak dan barang yang disimpan diberi label/tanda

dengan jelas.

8 INDIKATOR JUMLAH Ada indikasi jelas yang menunjukkan jumlah persediaan.

9 GARIS PEMISAH Garis pemisah antara tempat proses dan jalan terlihat

dengan jelas. SE

ITO

N (R

api)

10 TEMPAT PENYIMPANAN Diatur dengan baik untuk memudahkan pengambilan dan

pengembalian.

11 LINGKUNGAN KERJA Lantai ruangan, tembok, langit-langit dan area kerja

terlihat bersih

12 PERALATAN KERJA Peralatan kerja disekitarnya selalu dijaga kebersihannya.

13 ALAT KEBERSIHAN Semua alat kebersihan tersedia.

SEIS

O (R

esik

)

14 TANGGUNG JAWAB

KEBERSIHAN

Ada jadwal yang mengatur tentang kebersihan

dilingkungan masing-masing.

Page 95: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

186

15 IDENTIFIKASI DAN

PEMBUANGAN

Semua sampah harus diidentifikasi berdasarkan jenis atau

kategorinya dan dibuang pada tempatnya.

16 VENTILASI DAN PENERANGAN Udara ruangan bersih, tidak berbau, bebas dari asap rokok

dan penerangan cukup memadai.

17 KESELAMATAN Semua alat-alat yang berhubungan dengan keselamatan

dan kesehatan kerja tersedia dan berfungsi baik.

18 SERAGAM Semua orang memakai seragam dengan benar, bersih, rapi

dan tidak kotor.

19 LINGKUNGAN Semua karyawan memperhatikan masalah kebersihan

lingkungan masing-masing.

SEIK

ETSU

(Raw

at)

20 LANGKAH PERTAMA Ada sistem untuk mempertahankan Ringkas, Rapi dan

Resik.

21 PERATURAN BERPAKAIAN Karyawan berpakaian sesuai dengan peraturan

perusahaan.

22 SUASANA KERJA Tercipta suasana nyaman dan karyawan saling menyapa

satu sama lain.

23 WAKTU KERJA DAN

ISTIRAHAT

Selalu tepat waktu dan disiplin menurut jadwal yang

sudah ada.

24 PROSEDUR DAN INSTRUKSI

KERJA

Semua prosedur dan instruksi kerja dimengerti dan

dilaksanakan/ditaati.

SHIT

SUK

E (R

ajin

)

25 PERATURAN & TATA TERTIB Semua peraturan dan tata tertib dengan tegas dilaksanakan

dan ditaati.

TOTAL NILAI

Keterangan : 0 – 1.0 : Kurang

1.1 – 2.0 : Cukup Kecelakaan dikurangi 10

2.1 – 3.0 : Baik

3.1 – 4.0 : Sangat baik

Page 96: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

187

4.3.4 Keunggulan Sistem Kerja 5S Usulan

Tabel 4.21. Keunggulan Sistem Kerja 5S Usulan

USULAN

5S

KEUNGGULAN

SEIRI (Pemilahan/Ringkas)

■ Komponen atau material yang tidak terpakai

disimpan.

■ Semua barang yang diperlukan tersedia pada saat

akan melakukan pekerjaan.

SEIRI (Pemilahan/Ringkas)

Komponen / peralatan yang tidak diperlukan

tersimpan pada tempat penyimpanan agar meja

operator dapat berfungsi semestinya.

Komponen / peralatan yang diperlukan tersedia,

sehingga tidak mempersulit pada saat perakitan.

SEITON (Penataan/Rapi)

■ Tersedia lokasi penyimpanan perlengkapan /

peralatan kerja.

■ Tempat penyimpanan diatur dengan baik untuk

memudahkan pengambilan dan pengembalian yang

dilengkapi dengan label.

■ Dibuat garis pemisah untuk penempatan peralatan

diatas meja.

SEITON (Penataan/Rapi)

Penempatan peralatan menjadi jelas di meja

perakitan.

Operator tidak perlu susah untuk mencari

peralatan pada saat merakit.

Menghilangkan waktu untuk mencari peralatan

yang diperlukan.

SEISO (Pembersihan/Resik)

■ Perlengkapan dan komponen material harus dijaga

kebersihannya.

■ Lantai, ruangan, tembok, langit-langit harus bersih

dan berwarna yang cerah/ putih.

■ Pembersihan dan adanya pembuangan samapah

disesuaikan dengan jenisnya pada tempat yang

tersedia sekaligus pemeriksaan terhadap kebersihan

produk.

SEISO (Pembersihan/Resik)

Lantai, ruangan, tembok, dan langit-langit

terlihat bersih.

Dengan kebersihan tersebut, maka baik secara

langsung maupun tidak langsung kesehatan

para pekerja juga terjaga, karena keadaan

kesehatan dari para pekerja juga Sangat penting

demi kelangsungan kerja yang lebih baik.

SEIKETSU (Pemantapan/Rawat)

■ Udara ruangan bersih, tidak berbau, bebas dari asap

rokok. Disertai penerangan yang memadai.

■ Semua orang memakai seragam dengan benar dan

rapih.

SEIKETSU (Pemantapan/Rawat)

Memelihara barang dengan teratur, rapih dan

bersih dan kaitannya dengan polusi.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan para

pekerja yang mengarah ke kesehatan,

Page 97: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

188

■ Semua alat-alat yang berhubungan dengan

keselamatan & kesehatan kerja tersedia dan dapat

berfungsi dengan baik.

keselamatan, keseragaman berpakaian akan

menjadi sangat jelas.

SHITSUKE (pembiasaan/Rajin)

■ Seluruh karyawan mematuhi instruksi kerja yang

dibuat oleh perusahaan.

■ Karyawan berpakaian sesuai dengan peraturan

perusahaan.

■ Semua tata tertib dan peraturan dengan tegas

dilaksanakan dan ditaati, tepat waktu dan disiplin.

■ Melakukan pelatihan dan sosialisasi tentang cara

kerja yang benar terhadap karyawan.

SHITSUKE (pembiasaan/Rajin)

Membentuk kebiasaan kerja dan tempat kerja

yang lebih baik dan mantap, sehingga akan

lebih mendekati apa yang menjadi tujuan dari

preusan seperti halnya jumlah produk dan

waktu selesainya.

Terdapat peraturan-peraturan yang harus ditaati

oleh para pekerja agar semua dapat terlaksana

dengan baik dari semua aspek-aspek dalam

perusahaan.

(Sumber : Pengamatan dan pengolahan data)

Page 98: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

189

4.3.5 Analisa Terhadap Layout Stasiun Kerja Secara Keseluruhan

Sekarang Dan Usulan

Layout stasiun kerja secara keseluruhan sekarang ini terdiri

dari tiga ruangan dimana untuk penggambaran & pembentukkan pola

sepatu dan area perakitan sepatu setengah jadi, serta perakitan sol luar

serta hak sepatu menjadi satu ruangan yang cenderung jumlah

pekerjanya sangat banyak, dimana untuk peletakkan stasiun kerjanya

bisa dikatakan tidak berurutan sesuai dengan tahapan perakitan sepatu

buccheri, dimana diawali penggambaran pola sepatu, menjahit,

kemudian perakitan sepatu setengah jadi + sol luar + hak sepatu, dan

terakhir adalah perakitan untuk pengeleman sol dalam dan busa

sampai dengan menjadi sepatu siap pakai.

Dan ruangan yang terpisah hanya pada area kerja menjahit dan

area kerja perakitan sol dalam + busa. Layout stasiun secara

keseluruhan ini tidak disediakannya rak sepatu untuk penyimpanan

patung sepatu dan sepatu yang sudah jadi yang akan segera dialirkan

ke bagian pengemasan. Sehingga ruangan perakitan sepatu setengah

jadi cenderung sangat berantakan. Dan untuk layout ini tidak

menunjukkan adanya suatu area kerja yang mendorong terlaksannya

tahapan dalam produksi sepatu yang dapat berjalan dengan

seergonomis dan senyaman mungkin. Dengan keadaan layout

demikian, jika tidak adanya perbaikan untuk pengaturan stasiun kerja

Page 99: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

190

yang lebih baik lagi, paling tidak layout yang dapat mendukung

kelancaran produksi dengan pengaturan stasiun kerja yang lebih

ergonomis yaitu sesuai urutan produksi sepatu, maka lambat laun

layout secara keseluruhan akan menjadi tidak beraturan dan tidak

ergonomis, sehingga akan fatal dan mempengaruhi segala aspek.

Selain itu, untuk penempatan troli tidaklah menetap pada satu ruangan,

namun penempatan troli tidaklah jelas karena berada dimana saja. Dan

untuk bagian melipat kulit sepatu cenderung jauh dari penggambaran

pola, yang semestinya lebih sesuai jika lebih dekat ke bagian

penggambaran pola, sehingga tidak perlu mengalirkan kulit sepatu

tersebut dengan jarak yang jauh. Sehingga waktu juga lebih hemat dan

tidak mengganggu operator perakitan sepatu setengah jadi, karena

harus melewati operator perakitan sepatu setengah jadi terlebih dahulu.

Dan untuk layout usulan yang dibuatkan adalah layout yang

lebih kepada urutan tahapan produksi agar dapat tercipta suasana kerja

yang nyaman. Dimana untuk layout usulan ini juga terbagi dalam tiga

bagian yaitu ruangan penggambaran pola sepatu dan menjahit serta

pelipatan kulit menjadi satu ruangan, sedangkan untuk bagian

perakitan sepatu setengah jadi menjadi satu ruangan terpisah, dan

ruangan yang satu lagi adalah bagian perakitan sol dalam + busa

sepatu. Untuk layout usulan ini cenderung lebih nyaman dibandingkan

yang sebelumnya karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa

Page 100: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

191

layout usulan dibuat didasarkan pada tahapan produksi agar lebih

nyaman pada saat bekerja. Dan untuk penyimpanan troli ditempatkan

dibagian perakitan sepatu setengah jadi, karena penggunaan troli lebih

banyak digunakan dibagian perakitan sepatu setengah jadi. Walaupun

pada bagian perakitan sol dalam + busa juga membutuhkan troli,

namun penempatan troli tidak jauh dari ruangan perakitan sol dalam

dan busa sehingga mudah untuk mendapatkannya. Dan jumlah troli

yang diusulkan adalah 10 troli dan jumlah rak sepatu untuk

penyimpanan patung sepatu dan sepatu jadi sejumlah 14 buah, dengan

tujuan agar area kerja perakitan sepatu setengah jadi menjadi lebih rapi

dan tidak berantakan.

Luas dari layout stasiun kerja secara keseluruhan sebelumnya

perakitan sepatu Buccheri wanita adalah sebesar 11 m x 10,60 m.

Dimana untuk luas ruangan I yang terdiri dari area penggambaran &

pembentukkan pola sepatu, area perakitan sepatu setengah jadi dan sol

luar + hak sepatu, serta area pelipatan kulit, yaitu 10,60 m x 7 m. Dan

untuk ruangan II yang terdiri dari area kerja perakitan sol dalam +

busa adalah 7 m x 4 m ; Untuk ruangan III yang merupakan area

menjahit adalah 4 m x 3,6 m.

Dan dilihat dari jarak yang akan ditempuh dari bagian area

pelipatan kulit sampai dengan tahapan terakhir yaitu pada perakitan sol

Page 101: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

192

dalam + busa untuk layout stasiun kerja secara keseluruhan

sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

• Area pelipatan kulit → Area penggambaran & pembentukkan pola

sepatu = 3,6 m + 3,5 = 7,1 m

• Area penggambaran & pembentukkan pola sepatu → Area kerja

menjahit = 3,5 + 3,5 + 1,8 = 8,80 m

• Area kerja menjahit → Area perakitan sepatu setengah jadi + sol

luar + hak sepatu = 1,8 + 3,5 + 3,5 = 8,80 m

• Area perakitan sepatu setengah jadi + sol luar + hak sepatu →

Area perakitan sol dalam + busa = 3,5 + 2 = 5,5 m

Dan untuk luasan layout stasiun kerja secara keseluruhan

usulan terbagi dalam 3 ruangan, yaitu

• Ruangan I yang terdiri dari area pelipatan kulit sepatu, area

penggambaran & pembentukkan pola sepatu, area menjahit, adalah

sebesar = 11 m x 3 m

• Ruangan II yang merupakan area perakitan sepatu setengah jadi,

sol luar + hak sepatu dan area penempatan troli adalah sebesar

= 7,60 m x 7 m

• Ruangan III yang merupakan area perakitan sol dalam + busa

= 7,60 m x 4 m

Page 102: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

193

Dan dilihat dari jarak yang akan ditempuh dari bagian area

pelipatan kulit sampai dengan tahapan terakhir yaitu pada perakitan sol

dalam + busa untuk layout stasiun kerja secara keseluruhan usulan,

yaitu sebagai berikut :

• Area pelipatan kulit → Area penggambaran & pembentukkan pola

sepatu = 1,5 m

• Area penggambaran & pembentukkan pola sepatu → Area kerja

menjahit = 3,5 m

• Area kerja menjahit → Area perakitan sepatu setengah jadi + sol

luar + hak sepatu = 3,8 + 3,5 = 7,3 m

• Area perakitan sepatu setengah jadi + sol luar + hak sepatu →

Area perakitan sol dalam + busa = 3,5 + 1 = 4,5 m

Dengan hasil yang diperoleh tersebut, maka dapat dilihat banyak

sekali penghematan yang dilakukan baik dari segi jarak, waktu,

maupun tenaga juga dapat diperoleh lebih minim dengan adanya

layout stasiun kerja secara keseluruhan usulan. Layout secara

keseluruhan yang diusulkan lebih didasarkan pada tahapan produksi

pada perakitan sepatu Buccheri dengan maksud untuk lebih

mempermudah dalam hal perjalanan produksi yaitu tahapan perakitan

yang akan ditempuh menjadi lebih dekat dan berurutan sesuai dengan

proses.

Page 103: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

194

4.3.6 Perbandingan Antara Layout Stasiun Kerja Secara Keseluruhan

Sekarang Dan Usulan

Tabel 4.22. Perbandingan Antara Layout Stasiun Kerja

Secara Keseluruhan Sekarang Dan Usulan

Layout Sebelumnya Layout Usulan

Terdapat ruangan dari layout yang tergabung

dari beberapa stasiun kerja, yaitu

penggambaran pola sepatu dan perakitan

sepatu setengah jadi dan pelipatan kulit

Ruangan layout yang tergabung adalah

penggambaran pola sepatu dan area kerja

menjahit dan area pelipatan kulit sepatu

Bagian melipat kulit sepatu dalam ukuran

besar sisa pembuatan pola sepatu berada

dekat stasiun kerja perakitan sepatu setengah

jadi

Bagian melipat kulit sepatu cenderung

menjadi satu dengan bagian penggambaran

pola sepatu

Troli yang dibutuhkan dibagian perakitan

sepatu setengah jadi tidak sesuai dengan

jumlah operator yang ada dan penempatan

troli juga tidak pasti dan tidak ada rak sepatu

Penempatan troli di bagian perakitan sepatu

setengah jadi sejumlah = 10 buah dan jumlah

rak sepatu sebesar 14 buah yang

pengalokasiannya di ruangan perakitan

sepatu setengah jadi dan di ruangan perakitan

sol dalam + busa

Ruangan menjahit cenderung jauh dari

ruangan penggambaran pola sehingga akan

sangat tidak efisien pada saat pola sepatu

akan dijahit karena harus melalui ruangan

perakitan sol dalam + busa terlebih dahulu.

Ruangan menjahit dialokasikan dekat dengan

penggambaran pola sepatu, sehingga akan

seiring, setelah penggambaran pola akan

langsung dialihkan ke area menjahit,

sehingga lebih efisien

Ruangan perakitan sol dalam + busa

dialokasikan di paling depan pintu masuk.

Pengalokasian ruangan perakitan sol dalam +

busa cenderung paling ujung dari layout

keseluruhan sesuai dengan urutan tahapan

Page 104: 2007-3-00446-TI Bab 4.pdf

195

produksinya. Dan untuk membawa sepatu

siap pakai ke bagian pengemasan tidak sulit

karena ada pintu keluar diruangan tersebut

Ukuran ruangan produksi I

= 10,60 m x 7 m

Ukuran ruangan produksi I

= 11 m x 3 m

Ukuran ruangan produksi II

= 7 m x 4 m

Ukuran ruangan produksi II

= 7,60 m x 7 m

Ukuran ruangan produksi III

= 4 m x 3,60 m

Ukuran ruangan produksi III

= 7,60 m x 4 m

Jarak yang ditempuh dari Area

penggambaran & pembentukkan pola sepatu

→ Area kerja menjahit = 7,1 m

Jarak yang ditempuh dari Area

penggambaran & pembentukkan pola sepatu

→ Area kerja menjahit = 1,50 m

Jarak rea penggambaran & pembentukkan

pola sepatu → Area kerja menjahit = 8,80 m

Jarak rea penggambaran & pembentukkan

pola sepatu → Area kerja menjahit = 3,50 m

Jarak area kerja menjahit → Area perakitan

sepatu setengah jadi + sol luar + hak sepatu =

8,80 m

Jarak area kerja menjahit → Area perakitan

sepatu setengah jadi + sol luar + hak sepatu =

7,30 m

Jarak area perakitan sepatu setengah jadi +

sol luar + hak sepatu → Area perakitan sol

dalam + busa = 5,50 m

Jarak area perakitan sepatu setengah jadi +

sol luar + hak sepatu → Area perakitan sol

dalam + busa = 4,50 m

Layout yang ada sekarang ini cenderung

tidak mengikuti gerak tahapan produksi

Layout usulan cenderung lebih mengikuti

gerak tahapan produksi dengan tujuan lebih

efektif dan efisien (Sumber : Pengamatan dan pengolahan data)