2000 minat mhs-ak - lap.penelitian-jurnal upn

Upload: eureka-smart

Post on 15-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara bertujuan untuk memakmurkan

kesejahteraan segenap masyarakatnya. Sejumlah perusahaanpun tumbuh dan berkembang. Banyak perusahaan kecil yang sekarang telah berkembang menjadi perusahaan besar dengan aset miliaran rupiah. Akibat perkembangan perekonomian dan bisnis tersebut memunculkan sejumlah profesi yang dibutuhkan dalam aktivitas bisnis tersebut misalnya akuntan, apraisal . Profesi akuntansi adalah suatu profesi jasa yang diharapkan mampu memberikan informasi-informasi finansial tentang suatu perusahaan. Di Indonesia sendiri profesi akuntansi sudah ada sebelum perang dunia kedua. Saat itu jasa akuntansi yang diberikan adalah jasa pelayanan pembukuan yang disertai dengan bantuan dalam bidang perpajakan. Dewasa ini profesi akuntansi dikenal sebagai akuntan publik yang melakukan

pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan. Lebih luas lagi profesi akuntan ini juga mungkin bekerja di bidang yang lain seperti akuntan intern, akuntan pendidik, ataupun sebagai pengusaha itu sendiri. Memasuki tahun 2000 sebagai era millenium ke tiga, Indonesia segera memasuki era perdagangan bebas. Kesepakatan Indonesia untuk ikut serta dalam Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), ASEN Tree Trade Area (AFTA) dan telah disepakatinya The General Agrrement on Trade and Tariffs (GAAT) adalah kelanjutan dari terbentuknya WTO (Worl Trade Organization).

2

Kesediaan Indonesia untuk menjadi anggota WTO menjadi tonggak baru dalam memasuki era keterbukaan dan transparansi dalam berbagai bidang. Konsekuensinya, penyediaan sumberdaya manusia yang siap bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri yang segera akan menyerbu Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta tetap merupakan pasar yang menggiurkan, bahkan untuk pasar jasa profesional akuntan sekalipun. Isu yang seringkali muncul dalam menghadapi perdagangan bebas adalah tentang daya saing tenaga kerja itu sendiri. Tentu saja tentang kualitas dari sumberdaya manusia. Sampai saat ini SDM di Indonesia relatif masih tergolong rendah dari segi kualitas dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Berdasarkan laporan Institute for Management Development yang berjudul Global Competitiveness Report 1996, daya saing Indonesia berada pada peringkat 45 dari 46 negara, Jauh dibawah sesama anggota ASEAN lainnya yaitu Thaliand (40), Philipina (38), Malaysia(34) dan Singapura (8). Posisi Indonesia di Asia menjadi amat strategis, sehingga WTO disamping mempunyai peluang juga merupakan ancaman. Hal ini disebabkan karena negara-negara disamping melihat potensi pasar juga melihat bahwa kemampuan (skill) yang masih meragukan. Akibatnya, negara-negara tetangga seperti Philipina, Singapura, Thailand, Pakistan, Bangladesh melihatnya sebagai lahan yang baik untuk digarap. Mereka melihat (diukur sesuai skill) posisi Indonesia berada dibawah rata-rata mereka. Seperti diuraikan pada paragraf sebelumnya. Dengan demikian, Indonesia merupakan pasar jasa yang menggiurkan untuk semua Kantor Akuntan Publik (KAP). Tidak saja KAP besar yang masuk sebagai The

3

Big Five tetapi KAP-KAP asing yang selama ini belum berafiliasi di Indonesia dan belum dikenal disini. Profesi akuntanpun mau tidak mau harus berani melakukan introspeksi diri untuk dapat bersaing dengan akuntan asing yang sudah mulai memasuki pasar Indonesia. Artikel pada Media Akuntansi menyebutkan beberapa indikator kelemahan akuntan lokal yang seringkali diperbandingkan dengan akuntan asing. Pertama, penguasaan bahasa Inggris. Persoalan terbesar yang dihadapi oleh akuntan lokal adalah penguasaan bahasa Ingris sebagai bahasa Internasional. Bukan saja bahasa verbal tetapi juga non verbal. Akibatnya hambatan komunikasi dengan klien dan pembuatan laporan yang jelek. Bahasa dianggap sebagai memasuki era globalisasi. Masih banyak profesi yang merasa kesulitan menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa global. Padahal banyak dari mereka yang secara teoritis menguasai grammar dan perbendaharan bahasa Inggris. Sebab dari bangku sekolah dasar hingga kuliah bahasa Inggris terus diajarkan. Berdasarkan pengamatan kesulitan berbahasa Inggris disebabkan oleh kurangnya percaya diri dalam praktik. Sehinga bila saatnya digunakan menjadi kaku. Komunikasi dengan rekan bisnis asing menjadi kaku dan mengalami banyak hambatan. Kemampuan membuat konsep, menulis laporan dalam bahasa Inggrispun sering tidak sempurna. Kedua, keahlian teknis. Banyak akuntan lokal yang secara teknis kurang memahami pekerjaannya sehingga mengakibatkan kurangnya penguasaan standar-standar profesi misalnya Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Profesi Akuntan Publik dan peraturanperaturan terkait lainnya seperti perpajakan dan pasar modal.

4

Ketiga, kurangnya kesadaran etika. Walaupun tidak secara terang-terangan, tetapi masalah ini selalu mencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal yang tidak jarang mengakibatkan pergunjingan di masyarakat. Mencermati berbagai kelemahan dan tantangan yang dihadapi akuntan lokal tersebut maka menarik untuk dilakukan penelitian pada mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan di masa mendatang. Apakah para calon akuntan ini tertarik sepenuh hati untuk menggeluti profesinya dan bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk masuk pasar kerja di era perdagangan bebas ini ? Kualitas lulusan perguruan tinggi sebagai hasil dari proses belajar mengajar ditentukan oleh berbagai hal baik berasal dari intern mahasiswa itu sendiri seperti minat, motivasi belajar dan kemampuan akademiknya maupun faktor eksternal mahasiswa seperti kurikulum, kualitas dan potensi tenaga pengajar, sarana dan prasarana pembelajaran. 2. Permasalahan. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana minat mahasiswa akuntansi FE UPN Veteran Jawa Timur terhadap profesi akuntansi ? b. Sampai berapa jauh persiapan mahasiswa akuntansi FE UPN Veteran Jawa Timur dalam menetapkan karirnya sebagai calon pekerja profesi akuntansi ?

3. Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui minat mahasiswa akuntansi FE UPN Veteran Jawa Timur terhadap

5

profesi akuntansi. b. Untuk mengetahui persiapan yang dilakukan mahasiswa akuntansi FE UPN Veteran Jawa Timur dalam menetapkan karirnya sebagai pekerja profesi akuntansi.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Profesionalisme Di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan suatu alur yang bertumpu pada landasan intelektual yang dipelajari dari suatu lembaga, baik formal maupun tidak formal untuk diterapkan di masyarakat guna pemecahan suatu permasalahan. Menjadi seorang

profesional harus berjiwakan filosofi yang kuat untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya serta mantap dalam bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan pekerjaannya dengan pemilikan dedikasi yang tinggi sebagai seorang ahli. Tidak semua pekerjaan menuntut tingkat profesional tertentu. Pengertian profesionalisme bahkan sering mudah dikacaukan dengan pengertian yang sama sekali tidak sama dengan maksud dan eksistensinya. Menurut Collins (1987 : 1146), Profession, a type of job that requires special training and that brings a fairly high status. For example : work connected with medicine, law, management, psychology, industrial, etc.

6

A Professional, a person who has a job that requires special training and brings a fairly a fairly high status. A person who shows great skill and high standards in the job or activity that they do. Professionalism, Character, spirit and methods that disthinguish a professional. If you show great skill and high standards or you show qualities that are typical or expected of a person in your profession. Selanjutnya menurut Blackington sebuah profesi mempunyai kriteria : 1. A profession must satisfy an indispensible social need and be based upon well establihed and socially acceptable sceintific principles. 2. It must demand and adequate profesional and cultural training. 3. It must the possesion of body of specialized and systematized knowledge. 4. It must evidence of needed skill that the general public does not pocess. 5. It must have developed a scientific techniques that is the result of tested experience. 6. It must have a group consciousness design to extend scientific kowledge in technical language. 7. It must recognize its obligation to society by insisting that its member live up to an established and accepted code of ethics. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalime mempunyai ciri sifat dan semangat keprofesionalian yang dalam aktualisasi profesinya mampu menghasilkan suatu karya-karya yang berkualitas dan berani mempertanggungjawabkan dengan segala konsekuensi logis atas predikat-predikat yang dibuahkan.

7

2. Profesi Akuntansi. 2.1. Akuntan Publik Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada

masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan instansi pemerintah terutama instansi pajak. Disamping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultasi pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Untuk berpraktik sebagai akuntan publik seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman tertentu. Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas Ekonomi atau mempunyai ijasah yang disamakn telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan dan mendapat ijin praktik dari Menteri Keuangan. Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain ( seperti dokter dan pengacara). Profesi dokter dan pengacara dalam menjal;ankan keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi akuntan publik memperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya namun demikian akuntan publik harus independen tidak memihak pada kliennya. Yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah pihak lain selain kliennya. Oleh karena itu independensi akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok meski akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.

8

2.2. Akuntan Intern Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan ( perusahaan negara maupun perusahan swasta ) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi,serta menentuka keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2.3. Akuntan Pemerintah Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukuan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang di sajikan oleh unit - unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditunjukkan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintahan adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ) dan Badan pemeriksa keuangan ( Bepeka ), dan instansi pajak. BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanaan oleh pemerintah. Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintahan, proyek - proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ),

9

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD ), dan perusahaan - perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di dalamnya. Bepeka adalah organisasi di bawah Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan Presiden dan aparat di bawahnya kepada dewan tersebut. Instansi pajak adalah unit organisasai di bawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Tugas pokok akuntan yang bekerja di instansi pajak adalah memeriksa pertanggungjawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah dengn tujuan untuk memverikasi apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan pasal - pasal yang tercantum dalam undang - undng pajak yang berlaku 2.4. Akuntan Pendidik Akuntan pendidik bertanggungjawab untuk mempersiapkan calon akuntan untuk dapat bekerja sebagai akuntan yang profesional. Akuntan pendidik harus berupaya terus menerus menggali segala permasalahan yang dihadapi di lapangan sehingga dapat memtransferkan ilmu kepada calon akuntan sesuai dengan kondisi realita yang dihadapi di praktek. 3. Akuntan Profesional di Era Perdagangan Bebas Akibat telah disepakatinya untuk menjadi anggota WTO maka konsekuensinya bulan Juni 2000 profesi akuntan sebagai salah satu profesi jasa di Indonesia akan terbuka. Siap atau tidak tetap harus dijalani. Banyak yang beranggapan bahwa hal ini menjadi ancaman karena disadari kualitas sumberdaya manusia Indonesia masih jauh dibawah negara - negara lain.

10

Untuk tidak menjadi mangsa di negara sendiri dan bisa bersaing dengan pekerja profesional asing maka profesi akuntan khususnya perlu mempersiapkan diri. Perlu diketahui beberapa persyaratan dan kondisi sebagai akuntan profesional di era perdagangan bebas. Dari beberapa jenis pekerjaan profesi akuntansi apakah sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan intern ataukah akuntan pendidik maka dikatakan profesional jika benar-benar bekerja secara ahli yaitu mempunyai komitmen terhadap pekerjaannya. Akuntan publik dikatakan memiliki kompetensi profesional jika ia melaksanakan pekerjaan pemeriksaannya sesuia dengan norma pemerikaan akuntan. Sekarang mutu pemeriksaan akuntan sudah diatur di dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang mengatur tentang standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (IAI, Standar Pelaporan Akuntan Publik : 1994 :001.9). Sedangkan akuntan lain yang tidak berprofesi sebagai akuntan publik tetap berkewajiban untuk memahami dan ahli dalam membuat, menyajikan laporan finansial yang dibutuhkan oleh pihak manajemen atau yang membutuhkan. Oleh karena itu pengetahuan tentang akuntansi dan auditing merupakan suatu kewajiban yang harus dipahami. Selain mutu pekerjaan, keahlian teknis, untuk bisa bersaing di era perdagangan bebas kemampuan berbahasa Inggris merupakan tuntutan yang tidak boleh diabaikan. Meskipun bahasa Inggris sudah diajarkan dalam pendidikan di Indonesia sejak sekolah dasar hingga bangku kuliah kenyataannya bahsa Inggris tetap merupakan kendala besar. Kemampuan untuk memahami tata bahasa, perbendaharaan yang kuat harus ditunjang oleh kemampuan berkomunikasi serta kemampuan untuk membuat laporan (menulis).

11

4. Minat Minat merupakan satu satu dari kondisi fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang (Suryabrata, 1989 : 10). Kalau seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam memplajari hal tersebut. Sebaliknya kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. Minat sangat berhubungan dengan motivasi belajar. Kalau seseorang mempunyai minat untuk mempelajari sesuatu maka hal ini akan menjadi pendorong sehingga motivasi belajarnya akan kuat. Motivasi belajar menurut Rumini ( 1997 :5) adalah dorongan mental, pembangkit tenaga yang menyebabkan mahasiswa mempunyai keinginan untuk

membangkitkan potensi atau bakatnya, ingin selalu memdalami materi perkuliahan dengan cara membaca buku wajib, mengalisis hasil kuliah, mengikuti kuliah dengan rajin, ingin belajar secara efektif dan efisien. Memang ada beberapa faktor yang dapat menghambat peningkatan motivasi belajar antara lain berasal dari lingkungan mahasiswa misalnya lingkungan tempat tinggal, sosial, kehidupan kampus, fasilitas, dosen dan dari mahasiswa itu sendiri misalnya kesehatan, keuangan, hal-hal yang berhubungan dengan ciri usia mahasiswa, kemampuan kognitif dan kecerdasan.

5. Kemampuan mahasiswa Untuk dapat siap terjun kelapangan pekerjaan dan menjadi profesional di era perdagangan bebas perlu persiapan yang cukup, tentu saja mahasiswa harus ahli dan

12

menguasai bidangnya. Dengan demikian kemampuan akademik yang diperoleh dalam perkuliahan harus benar-benar dicerna dan dipahami. Mahasiswa perlu serius untuk membaca literatur, apakah literatur wajib atau berbagai pendukungnya. IPK sebagai cerminan prestasi akademik mahasiswa hendaknya benar-benar mencerminkan kemampuan akademiknya. Artinya jika mahasiswa mendapatkan nilai A untuk mata kuliah tertentu, seharusnya memang mencerminkan kualitasnya sebagai benarbenar memahami dan mengerti mata kuliah tersebut. Tidak sekedar menghafal dalam semalam tetapi ternyata tidak memahami hakekat mata kuliah itu sendiri.

Disamping kemampuan akademik, dibutuhkan juga berbagai kemampuan lainnya. Kemampuan berbahasa Inggris, pemahaman tentang berbagai perkembangan peralatan

teknologi terutama penggunaan komputer dalam bisnis. Dibutuhkan juga skill, ketrampilan lain misalnya kemampuan untuk berkomunikasi, apakah itu untuk mempresentasikan suatu permasalahan, bernegosiasi dengan klien ataukah kemampuan lainnya yang dibutuhkan dalam organisasi yang yang lebih dikenal sebagai organization skill. Sebagai sarjana, diharapkan mahasiswa nantinya memiliki kemampuan untuk memimpin suatu kelompok, apakah itu sebagai organisasi besar (skope perusahaan) ataukah dalam lingkup yang lebih kecil (divisi/bagian).

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang Minat Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur terhadap Profesi Akuntansi dan Persiapannya menghadapi Era Perdagangan Bebas. Studi kasus ini merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditekankan pada gejala-gejala, ditelaah secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif (Faisal,1992:22). Dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua variabel penting yang melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel tersebut (Arikunto, 1989 : 296). Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klasifikasi tentang suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

14

berkenaan dengan masalah dari unit yang diteliti. Jenis penelitian

tidak sampai

mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan sesuatu gejala atau kenyataan sosial (Faisal, 1992 : 20). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala dan keadaan (Arikunto, 1989 : 21). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang ingin mengetahui gambaran tentang minat mahasiswa akuntan FE UPN Veteran Jawa Timur tentang profesi akuntansi dan persiapannya di era perdagangan bebas, sehingga penelitian ini tidak memerlukan hipotesis. Seperti yang dijelaskan oleh Margono (1997 :69) bahwa suatu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran mengenai gejala yang diteliti tidak memerlukan hipotesis. 2. Variabel Variabel yang digunakan sebagai pedoman pembahasan dalam penelitian ini adalah : a. Minat mahasiswa terhadap profesi akuntansi Yang dimaksudkan disini adalah ketertarikan mahasiswa untuk menekuni profesi akuntansi setelah lulus kuliah apakah sebagai akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah ataukah sebagai akuntan pendidik. b. Kemampuan mahasiswa ditinjau dari : 1). Kemampuan berbahasa Inggris

15

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa ditinjau dari reading, listening, writing dan oral comunication. 2). Kemampuan keahlian. Untuk mengetahui keahlian mahasiswa terutama pemahamannya tentang Standar

Akuntansi Keuangan, Standar Profesional Akuntan Publik serta kemampuan akademis keseluruhan yang tercermin dari nilai Indeks Prestasi Kumulatifnya. Untuk menunjang keahliannya sebagai akuntan profesional mahasiswa juga harus mengikuti

perkembangan bisnis paling mutakhir sehingga perlu mahasiswa untuk mengikuti seminar-seminar tentang akuntansi, auditing ataupun perkembangan bisnis itu sendiri. 3). Kemampuan untuk presentasi Menyajikan temuan kepada klien adalah salah satu sisi profesionalitas yang harus dikuasai akuntan. Oleh karena itu perlu mengetahui kondisi yang terjadi pada mahasiswa dalam kesiapannya untuk menjadi lebih percaya diri berbicara di depan umum.

Untuk mengukur bagaimana persepsi mahasiswa atas variabel di atas maka digunakan kuesioner sebagai pedoman pertanyaan terstruktur. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi UPN Veteran Jawa Timur. Berikut dapat dirinci secara detil jumlah populasi tersebut. Tabel 1 : Jumlah Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur Angkatan Jumlah

16

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 TOTAL Sumber : UPN Veteran Jawa Timur

1 2 2 149 321 345 391 467 1678

Dari populasi berjumlah 1678 mahasiswa tersebut, penelitian dilakukan pada mahasiswa angkatan 1996, sebagai mahasiswa semester delapan. Mahasiswa semester delapan merupakan mahasiswa semester akhir yang dianggap sudah mempersiapkan diri untuk segera lulus dan segera memasuki pasar kerja. Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus sebagai berikut : z a n > pq ---------b (Hadari Nawawi,1983:149) n = jumlah sampel p = proporsi populasi = 321/1678 x100% = 0,191 q = proporsi sisa dalam populasi = 1 - 0,191 = 0,809 z = derajat koefisien pada 99% = 1,96 b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel = 5% 1,96

17

n > 0,191 x 0,809 ( -------- ) 0,05 n > 237 Dengan demikian sampel untuk penelitian ini berjumlah 237 orang. Pelaksanaan di lapangan, disebar kuesioner untuk 237 orang, yang dikembalikan sebanyak 195 kuesioner dan yang tidak layak dievaluasi karena tidak lengkap berjumlah 25 sehingga jumlah kuesioner yang diolah dalam penelitian ini berjumlah 170 lembar. 4. Pengumpulan Data Sumber data penelitian berasal dari sumber primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, data sekunder diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan masalah penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan cara-cara sebagai berikut : a Survey Pendahuluan. Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui dan mengamati minat dan motivasi belajar mahasiswa akuntansi. b Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilaksanakan dalam rangka mempelajari dan membaca literaturliteratur, untuk mendapatkan teori-teori yang dapat dipergunakan sebagai sumber penelitian ini. c Kuesioner Kuesioner dibuat untuk memperoleh gambaran tentang minat dan motivasi belajar mahasiswa akuntansi FE UPN Veteran Jawa Timur.

18

5. Pengolahan Data Pengolahan data yang sudah dikumpulkan dilakukan dengan cara : a. Pengecekan kembali, kemungkinan tejadi kesalahan data pada saat pengumpulan data. b. Pemberian kode data sebagai upaya mempermudah dalam mengolah data. c. Pengolahan data sejenis ke dalam tabel. d. Menganalisis data dengan menggunakan metode kualitatif. Yang dimaksud dengan analisis data dengan menggunakan metode kualitatif adalah dengan cara menjelaskan, mendeskripsikan dan menggambarkan data yang sudah dikumpulkan dengan landasan teori melalui uraian-uraian yang sistematis dan logis.

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Responden. Tabel 2 : Gambaran Umum Responden JENIS KELAMINL P jml 83 87 % 49 51

ASAL SEKOLAHNEGERI SWASTA jml 121 49 % 71 29 20 th 21 th 22 th 23 th 24 th

USIAjml 8 48 85 26 3 170 % 5 28 50 15 2 100

PEKERJAAN ORTUPNS TNI Pensiunan swasta lain-lain jml 47 9 38 68 8 170 % 28 5 22 40 5 100

total

170

100

170

100

19

Memperhatikan tabel 2 di atas, diperoleh gambaran bahwa 51% adalah perempuan dan 49% laki-laki, sebagian besar responden yaitu sebanyak 71% berasal dari sekolah negeri dan sisanya berasal dari sekolah swasta. Sedangkan jika dilihat dari segi usia, maka usia responden berkisar antara 20 sampai dengan 24 tahun, dimana separoh dari responden berusia 22 tahun. Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan orangtua maka sebanyak 40% adalah pekerja swasta, PNS 28%, pensiunan 22%,TNI 5% dan lain-lain 5%.

2. Minat Responden terhadap Profesi Akuntansi Tabel 3 : Minat Responden terhadap profesi Akuntansi Profesi jml 20 10 36 0 84 20 170 % 12 6 21 0 49 12 100 Alasan jml 52 9 95 14 % 31 5 56 8

Ak. publik Ak.pemerintah Ak.Intern Ak.pendidik Pengusaha Lain-lain TOTAL

sesuai cita-cita bergengsi masa depan cerah lain-lain

170

100

Agaknya cukup mengejutkan perkiraan bahwa mahasiswa Jurusan Akuntansi akan banyak memilih profesi akuntan publik karena ternyata responden yang memilih untuk menjadikan profesi ini sebagai tumpuan karirnya hanya sebesar 12%. Pilihan utama untuk profesi akuntan adalah sebagai akuntan intern sebanyak 21%, kemudian sebagai akuntan

20

pemerintah 6% dan bahkan tidak ada responden yang memilih akuntan pendidik sebagai pilihan profesi kelak. Mayoritas responden memilih bekerja sebagai pengusaha yaitu sebanyak 49%. Dengan alasan karena menjanjikan masa depan cerah sebanyak 56%. Sedangkan responden yang memilih profesi lain-lain sebanyak 12% adalah karena ingin menjadi pegawai swasta seperti bekerja di bank atau BUMN.

3. Motivasi Belajar Mahasiswa Prestasi belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh faktor pendorong yaitu motivasinya dalam belajar. Pada tabel 4 sebanyak 59% responden menyatakan bahwa mereka kuliah pada jurusan Akuntansi karena keinginan mereka sendiri. Dengan demikian tidak ada alasan lagi untuk tidak serius dalam mengikuti perkuliahan. Selanjutnya sebanyak 33% responden menyatakan bahwa karena dorongan orangtua atau kelargalah mereka kuliah di jurusan Akuntansi. Sayangnya ada juga responden yang tidak tahu keinginan mereka sendiri dan tidak tahu mengapa mereka memilih jurusan Akuntansi, yaitu sebanyak 5%. Tabel 4 : Pendorong Responden Kuliah pada Jurusan Akuntansi Pendorong Keinginan sendiri Dorongan orangtua/keluarga Dorongan teman Tidak tahu Lain-lain jml 101 56 5 8 0 % 59 33 3 5 0

21

TOTAL

170

100

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, baik itu berasal dari intern mahasiswa sendiri, lingkungan atau faktor eksternal lainnya. Menurut Rumini ( 1997 : 5) berdasarkan konsultasi di UPBK IKIP Yogyakarta terungkap bahwa problem-problem yang mereka hadapi sehingga tidak dapat belajar antara lain sebagai berikut. Tempat pondokan mahasiswa yang terlalu gaduh, tanpa pengawasan dari induk semang, tanpa peraturan tata tertib sehingga mahasiswa tidak dapat istirahat dengan baik, tidak dapat tidur dengan nyenyak, tidak dapat belajar tanpa gangguan. Akan pindah ke tempat yang lebih layak keuangan tidak memungkinkan. Kalau mahasiswa belajar agak lama ada yang menjadi pusing, ada yang mudah lelah, ada yang mengantuk. Mahasiswa terlibat masalah muda-mudi, patah hati, putus dengan pacar, percintaan segitiga, cekcok dengan teman, cinta ditolak dan sebagainya. Juga terungkap bahwa mahasiswa kurang mendapat perhatian, penghargaan dan dorongan orangtua. Masa depan suram karena prestasi belajar rendah sehingga khawatir tidak dapat menyelesaikan studi dan tidak dapat bekerja mengingat lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Mahasiswa tidak dapat belajar secara efektif dan efisien karena mata kuliah kurang menarik, kurang mendapat bimbingan dari dosen dan penasihat akademik Untuk melihat bagaimana keaktifan dan keseriusan responden mahasiswa akuntansi UPN Veteran Jawa Timur dapat diperhatikan tabel berikut ini. Tabel 5 : Keaktifan dan Keseriusan Responden Mengikuti Perkuliahan Rata-rata tidak mengikuti perkuliahan 1 - 3 kali lebih dari 3 kali 143 4

0 kali 23

jml 170

22

14% selalu 15 9% selalu 8 5%

84% 2% 100% Membuat ringkasan dan analisis kuliah kadang-kadang tidak pernah jml 142 13 170 84% 7 100% Kewajiban membaca dan memahami buku wajib kadang-kadang tidak pernah jml 162 0 170 95% 0% 100%

Diperhatikan dari keaktifan mereka mengikuti perkuliahan tampak bahwa yang benar-benar tidak pernah meninggalkan jam kuliah hanya 14%, sedangkan mayoritas

sebanyak 84% menyatakan pernah meninggalkan jam kuliah sebanyak 1 - 3 kali. Dan sebanyak 2% menyatakan lebih dari 3 kali tidak hadir. Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden diperoleh alasan bahwa ketidakhadiran mereka dikarenakan berbagai alasan seperti sakit, keperluan keluarga, malas atau takut masuk kelas karena terlambat. Keseriusan mereka untuk mengikuti perkuliahan dapat dicermati dari kerajinan mereka membaca dan memahami literatur wajib dan kerajinan mereka meringkas dan menganalis hasil kuliah. Agak disayangkan karena mayoritas mereka sebanyak 84% hanya kadang-kadang saja membuat ringkasan dan menganalisis hasil kuliah. Bahkan sebanyak 7% menyatakan tidak pernah mencatat dan meringkas hasil kuliah. Ringkasan hasil perkuliahan adalah penting untuk dapat memahami sepenuhnya materi perkuliahan dan menyimpulkan materi yang telah diberikan. Di sisi lain, ternyata sebanyak 95% responden hanya kadang-kadang saja membaca literatur wajibnya. Sedangkan sisanya 5% selalu membaca dan tidak ada yang tidak pernah membaca. Literatur wajib adalah materi utama yang harus dikuasai mahasiswa jika

23

mahasiswa hanya kadang-kadang saja maka tidak akan dapat maksimal menguasai materi yang diajarkan.

4. Kemampuan yang dimiliki Responden dalam persiapan karirnya sebagai pekerja profesi akuntansi. 4.1. Kemampuan berbahasa Inggris Untuk dapat mengambil kesempatan dan bersaing dengan akuntan asing di era perdagangan bebas maka bahasa Inggris merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai. Tidak hanya menguasai pengetahuan dari literatur asing yang biasanya dalam teks bahasa Inggris tetapi dalam menjalin hubungan dengan klien asing, bernegosiasi, mempresentasikan hasil temuan dan bahkan menulisnya dalam bentuk laporan adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh akuntan profesional agar terus dapat mengikuti perubahan yang dinamis. Ketrampilan dan kemampuan berbahasa Inggris responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini, waau disadari bahwa informasi yang disajikan bukan merupakan ukuran sebenarnya karena sukar untuk mengukur kemampuan berbahasa seseorang dengan menanyakan kualitas dirinya sendiri kecuali jika harus dilakukan dengan melakukan pengujian langsung, misalnya dengan memberikan tes dalam bahasa Inggris atau mengajaknya langsung berkomunikasi lisan, dimana hal ini tidak dimungkinkan dalam penelitian ini. Walaupun demikian tabel 6 dapat memberikan gambaran kasar tentang bagaimana mereka menilai kemampuan dirinya sendiri dalam berbahasa. Mayoritas menyatakan cukup

24

menguasai berbahasa Inggris melalui membaca (81%), mendengarkan (82%), menulis (82%) sedangkan hanya 55% menyatakan cukup menguasai dalam berkomunikasi lisan. Untuk ketrampilan yang paling tidak dikuasai, terbesar mengakui bahwa komunikasi lisan adalah kesulitan utama (37%), menulis (12%), mendengarkan (9%) dan membaca (3%). Vinski (Media Akuntansi, Maret 2000) menyatakan bahwa bahasa dianggap penghalang memasuki era globalisasi. Masih banyak profesi yang merasa kesulitas menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa global. Padahal banyak dari mereka yang secara teori menguasai grammar dan perbendaharaan bahasa Inggris. Sebab dari bangku sekolah dasar hingga kuliah bahasa Inggris terus diajarkan. Lalu, dimana letak kesulitannya ? Kurang percaya diri dalam praktik sering terjadi. Sehingga bila saatnya digunakan menjadi kaku. Komunikasi dengan klien asing menjadi hambatan. Akibatnya laporan dalam bahasa Inggris tidak sempurna. Dengan demikian, sebaiknya kemampuan bahasa Inggris perlu terus ditingkatkan. Bahkan kalau perlu dengan kursus atau kuliah di luar negeri, karena memang ketrampilan berbahasa hanya bisa dikuasai melalui praktik secara terus menerus. Tabel 6 : Kemampuan berbahasa Inggris sangat menguasai 28 16% 16 9% 11 6% 13 8% cukup menguasai 137 81% 138 82% 139 82% 94 55% Ya Kursus 132 Pemula 39 30% 78% Intermediate 30 23% 38 Advance 12 9% tidak menguasai 5 3% 16 9% 20 12% 63 37% jml 170 170 170 170 100% 100% 100% 100%

Membaca Mendengarkan Menulis Komunikasi lisan

Tidak 22% Conversation 51 38%

Jenis Kursus

25

4.2. Kemampuan akademis Kemampuan akademis merupakan persyaratan mutlak untuk menjadi akuntan profesional dengan mutu pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan, karena mencakup keahlian terutama di bidang akuntansi dan auditing. Keahlian teknis membutuhkan kemampuan akademis yang baik dari para calon akuntan disamping dituntut pula penguasaannya atas standat-standar profesi seperti Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Profesional Akuntan Publik maupun pengetahuan akan peraturan - peraturan terkait lainnya seperti perpajakan dan pasar modal. Untuk mengetahui kemampuan akademis mahasiswa digunakan Indeks Prestasi Kumulatif walau mengandung beberapa kelemahan. Antara lain kurang mencerminkan kemampuan mahasiswa sebenarnya dikarenakan beberapa kondisi yaitu tidak samanya standar penilaian atas beberapa mata kuliah. Berdasarkan pengamatan pada tabel 7 diketahui bahwa mayoritas responden (51%) mempunyai IPK antar 2,50 - 2,99, yang berarti memiliki kemampuan rata-rata. Sedangkan yang memiliki kemampuan akademis cukup tinggi (3,00 - 3,49) hanya 19%. Demikian juga hanya 11% responden yang memiliki IPK tinggi antara 3,50 - 4,00. Melihat penguasaan responden akan standar profesi akuntan cukup rendah hal ini dikarenakan Keuangan dan hanya 67 % yang menyatakan pernah membaca Standar Akuntansi

39 % yang pernah membaca Standar Profesional Akuntan Publik.Lebih 61 %). Jika

besar yang tidak pernah membaca Standar Profesional Akuntan Publik (

26

dikaitkan dengan minat menjadi akuntan publik agaknya hal ini mempunyai korelasi meskipun perlu dibuktikan lebih lanjut ( hanya 12% yang ingin menjadi akuntan publik). Tentu saja karena tidak pernah membaca Standar Profesional Akuntan Publik maka yang tidak memahami materi yang terkandung dalam SPAP tersebut adalah besar yaitu sejumlah 63%. Responden lebih memahami Standar Akuntansi Keuangan karena yang benarbenar tidak memahami hanya berjumlah 26%. Dari pengamatan lapangan kebanyakan mahasiswa hanya membaca Standar Profesi Akuntan tersebut kalau ditugaskan oleh dosen. Dengan demikian perlu diperhatikan pemanfaatan Standar Profesi Akuntansi untuk mata kuliah terkait agar selalu mengacu dengan standar tersebut dan memberi penugasan yang lebih bagi mahasiswa untuk membacanya.

Tabel 7 : Kemampuan akademis Responden IPK< 2,00 2 1% 2,00 - 2,49 30 18% 2,50 - 2,99 87 51% 3,00 - 3,49 33 19% 3,50 - 4,00 18 11%

jumlah170

%100

Standar Akuntansi Keuangan Pengenalan 97 Pemahaman Ya 57 73 Tidak 43 jumlah 170 % 100

memahami 16 9%

cukup memahami 111 65%

tidak memahami 43 26%

Standar Profesional Akuntan Publik Pengenalan 67 Ya 39% 103 Tidak 61% jumlah 170 % 100

27

Pemahaman

memahami 4 2%

cukup memahami 60 35%

tidak memahami 106 63%

4.3. Pengetahuan tentang perkembangan akuntansi dan bisnis di lapangan Perkembangan pengetahuan dan permasalahan dalam dunia bisnis sangat dinamis apalagi di era kemajuan teknologi yang semakin canggih ini dimana perubahan dan perkembangan tersebut berpengaruh terhadap dunia bisnis, sehingga berdampak pula terhadap profesi akuntansi sebagai profesi yang menyediakan informasi keuangan untuk tiap pihak yang membutuhkan. Keingintahuan responden akan perkembangan yang terjadi di lapangan tercermin dari keikutsertaan mereka untuk mengikuti seminar, kursus maupun pelatihan bisnis atau pengetahuan tentang akuntansi dan auditing. Responden menyatakan bahwa 69% hanya kadang-kadang saja bahkan yang tidak pernah sama sekali sebesar 24%. Walau demikian, agaknya magang di KAP memiliki arti yang sangat penting bagi responden karena sebanyak 85% menyatakan ingin magang di KAP. Tabel 8 : Keingintahuan tentang perkembangan permasalahan akuntan di lapangan. Keaktifan mengikuti seminar,kursus dan pelatihan Keinginan magang pd. KAP sering 12 Ya 144 85% 26 7% kadang-kadang 118 69% Tidak 15% tidak pernah 40 24% jumlah 170 % 100

4.4. Kemampuan untuk menyatakan pendapat/presentasi

28

Tabel 9 : Kemampuan presentasi selalu Menyatakan pendapat didepan kelas Menyatakan pendapat pd kelompok diskusi Mewakili kelompok saat presentasi di kelas Pendapat tentang pentingnya kemampuan berpresentasi 2 1% kadang-kadang 63 37% tidak pernah 105 62%

58 20

34% 11%

104 127

61% 75%

8 23

5% 14%

sangat penting 142 84%

cukup penting 28 16%

tidak penting 0 0%

Presentasi merupakan kemampuan yang penting untuk menunjang karir tidak hanya sebagai akuntan tetapi juga profesi lainnya, terutama untuk terjun didunia bisnis seperti menyampaikan proposal suatu proyek dan lain sebagainya. Para responden menyadari akan hal ini tercermin dari pendapat bahwa kemampuan presentasi memegang peranan yang sangat penting sebanyak 84% sisanya cukup penting karena tidak ada yang menganggap tidak penting. Memperhatikan kondisi responden dengan melihat pendapat mereka ternyata

kebanyakan masih mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, yaitu hanya 37%. Meskipun sebanyak 75% menyatakan kadang-kadang mewakili kelompoknya saat presentasi. Walau demikian. keinginan untuk menyampaikan pendapat ini cukup besar di dalam kelompoknya sendiri (61%).

29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Mayoritas responden memilih untuk berkarir sebagai pengusaha (49%) diikuti menjadi akuntan intern (21%), akuntan pemerintah (12%) dan lain-lain (12%). Alasan mereka memilih profesi tersebut sebagain besar karena dapat menjamin masa depan mereka (56%), sesuai cita-cita (31%), bergengsi (5%) dan alasan lain (8%). b. Motivasi belajar responden cukup kuat karena kuliah pada jurusan akuntansi adalah keinginan mereka sendiri (59%). Namun sayangnya hal ini tidak diikuti oleh keseriusan mereka mengikuti perkuliahan karena sebanyak 84% hanya kadang-

30

kadang saja meringkas dan menganalisis hasis kuliah. Sembilan puluh lima persen dari mereka juga hanya kadang-kadang saja membaca buku wajib dan memahaminya. c. Persiapan yang dilakukan untuk menunjang profesionalitas karirnya dapat dilihat dari hal-hal berikut ini : 1). Kemampuan berbahasa Inggris, responden menyatakan memiliki kekuatan dalam hal reading, listening dan writing. Sedangkan kemampuan untuk berkomunikasi lisan merupakan kendala bagi mereka. 2). Kemampuan akademis, mayoritas menyatakan hanya memiliki kemampuan ratarata saja karena sekiar 51% memiliki IPK berkisar 2,50 - 2,99 d. Keingintahuan untuk mengetahui perkembangan bisnis terutama akuntansi dan auditing cukup besar. Sebanyak 76% menyatakan pernah mengikuti seminar, walau hanya kadang-kadang saja (69%). Motivasi untuk mengembangkan diri juga cukup besar karena sebanyak 85% menyatakan sangat ingin untuk magang pada Kantor Akuntan Publik. e. Kemampuan untuk berbicara didepan umum sangat penting karena mereka menyadari bahwa kemampuan untuk berpresentasi sangat mendukung karir mereka (84%).

2. Saran a. Untuk dapat menyiapkan akuntan profesional di era perdagangan bebas, perlu dukungan dari pihak-pihak terkait apakah itu sistem pendidikan perguruan tinggi,

31

kurikulum ataukah dosen sendiri sebagai ujung tombak yang terlibat langsung dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Untuk itu perlu bagi dosen untuk meningkatkan kualitasnya meskipun juga tidak lepas untuk juga memotivasi dan memperhatikan mahasiswa agar mempunyai kemauan belajar yang lebih kuat. b. Penelitian ini memiliki banyak kekurangan, antara lain instrumen penelitian yang digunakan perlu ditinjau lebih lanjut. Untuk mengukur kemampuan mahasiswa, misalnya kemampuan akademisnya tidak cukup hanya dengan mengetahui IPKnya saja karena IPK tidak selalu mencerminkan kemampuan mahasiswa sesungguhnya. Oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya agar memperhatikan, menambah dan memperbaiki instrumen penelitian yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 1994, Standar Profesional Akuntan Publik, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta. Media Akuntansi, No 7 Maret 2000, Terpaan Badai WTO, PT Intama Artha Indonusa, Jakarta. Margono,S, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntan, BPFE STIE YKPN, Yogyakarta.

32

Nawawi, Hadari H, 1983, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, 1983 Rumini, Sri, Januari-Pebruari 1997, WIY, Perlu Dorongan Mental untuk Bangkitkan Potensi dan Bakat Mahasiswa, Yogyakarta. Suryabrata, Sumadi, 1989, Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. .

HASIL PENELITIAN

33

Indrawati Yuhertiana

UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS EKONOMI 2000

DAFTAR KUESIONER Pilih alternatif jawaban yang anda anggap paling sesuai. Beri tanda lingkaran atau silang pada huruf dimuka jawaban yang anda pilih tersebut. I. Data Pribadi Jenis kelamin : L / P Usia Asal SLTA NEM : _______ : 1. negeri : ----tahun 2. swasta

II. Minat terhadap profesi

34

1. Pekerjaan apa yang saudara inginkan jika telah lulus nanti ? a. Akuntan Publik b. Akuntan Intern c. Akuntan pemerintah d. Akuntan pendidik e. Pengusaha f. Lain-lain, sebutkan _____________ 2. Mengapa saudara memilih profesi tersebut ? a. sesuai dengan cita-cita saudara b. bergengsi c. menjanjikan masa depan cerah d. lain-lain, sebutkan :______________________________________________________ ________________________________________________________________________ III. Motivasi Belajar Selalu 1 Apakah sdr membaca dan memahami buku wajib untuk tiap mata kuliah ? 2 Apakah sdr membuat ringkasan dan menganalis hasil kuliah ? 3 Berapa kali rata-rata saudara tidak a. 0 kali mengikuti perkuliahan ? IV. Kemampuan 1. Bagaimana kemampuan bahasa Inggris saudara ? sangat menguasai a. Reading 1 b. Listening 1 c. Writing 1 d. Komunikasi lisan 1 Kadang-kadang Tidak pernah

b. 1 - 3 kali

c. lebih dari 3 kali

cukup 2 2 2 2

kurang menguasai 3 3 3 3

2. Apakah sdr pernah mengikuti kursus bahasa Inggris ? a. Ya b. Tidak Jika jawaban sdr Ya, sebutkan tingkat terakhir yang saudara ikuti : a. Introduction/Pemula b. Intermediate c. Advance d. Conversation

35

V. Penguasaan Materi 1. Pernahkah sdr membaca Standar Akuntansi Keuangan ? a. Tidak Pernah b . Pernah Bagimana pemahaman sdr terhadap materi SAK tsb ? a. sangat memahami b. cukup memahami c. tidak memahami 2. Pernahkah sdr membaca Standar Profesional Akuntan Publik ? a. Tidak pernah b. Pernah Bagaimana pemahaman sdr thd SPAP tsb ? a. sangat memahami b. cukup memahami c. tidak memahami 3. Berapa IPK sdr ? 3,50 - 4,00 3.00 - 3,49 2,50 - 2,99 2,00 - 2,49 dibawah 2,00

4. Pernahkah sdr mengikuti seminar atau kursus untuk mengikuti perkembangan terakhir yg. dihadapi oleh akuntan ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. sering 5. Inginkah sdr magang di Kantor Akuntan Publik ? a. Ingin b. Tidak VI. Presentation skill Selalu 1. Jika sdr tidak mengerti atau tidak setuju dg materi yg diberikan dosen, apakah sdr mengemukakannya didepan kelas ? Jika sdr.tidak setuju atau memiliki pendapat tertentu, apakah sdr menyampaikannya saat sdr berdiskusi dg kelompok sdr ? Kadang-kadang Tidak pernah

2

36

3 4

Pada saat presentasi kelompok, apakah sdr mewakili kelompok sdr ? Apakah kemampuan menyampaikan pendapat didepan umum penting untuk karir sdr nantinya ? a. sangat penting b. cukup penting c. tidak penting

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i Daftar isi ................................................................................................................... ii Daftar tabel ............................................................................................................... iV Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

37

2. Permasalahan ........................................................................................................ 4 3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4 Bab II Landasan Teori 1. Profesionalisme .................................................................................................... 5 2. Profesi Akuntansi ................................................................................................. 6 2.1. Akuntan publik .............................................................................................. 6 2.2. Akuntan intern ............................................................................................... 7 2.3. Akuntan pemerintah ....................................................................................... 8 2.4. Akuntan pendidik ........................................................................................... 9 3. Akuntan profesional di era perdagangan bebas ....................................................... 9 4. Minat .................................................................................................................... 10 5. Kemampuan mahasiswa ........................................................................................ 11 Bab III Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian .................................................................................................... 13 2. Variabel .............................................................................................................. 14 3. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 15 4. Pengumpulan Data .............................................................................................. 16 5. Pengolahan Data ................................................................................................. 17 Bab IV Analisis dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Responden .............................................................................. 18 2. Minat Responden terhadap Profesi Akuntansi ...................................................... 19 3. Motivasi Belajar Mahasiswa ................................................................................. 20 4. Kemampuan yang dimiliki Responden dalam persiapan karirnya pada profesi akuntansi ................................................................................................. 22 4.1. Kemampuan berbahasa Inggris ...................................................................... 22 4.2. Kemampuan akademik .................................................................................. 23 4.3. Keingintahuan tentang perkembangan bisnis di lapangan ................................ 26 4.4. Kemampuan menyatakan pendapat ................................................................ 27

ii

Bab V Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan .......................................................................................................... 29 2. Saran ................................................................................................................... 30 Daftar Pustaka Lampiran

38

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur ............................. 15 Tabel 2. Gambaran Umum Responden .......................................................................... 18 Tabel 3. Minat Responden Terhadap Profesi Akuntansi ................................................ 19 Tabel 4. Pendorong Responden Kuliah di Jurusan Akuntansi ........................................ 20 Tabel 5. Keaktifan dan Keseriusan Responden Mengikuti Perkuliahan .......................... 21 Tabel 6. Kemampuan Berbahasa Inggris ....................................................................... 24

39

Tabel 7. Kemampuan Akademis Responden ................................................................. 26 Tabel 8. Keingintahuan tentang perkembangan bisnis ................................................... 27 Tabel 9. Kemampuan berpresentasi .............................................................................. 27

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur, atas karuniaNya penelitian ini telah terselesaikan.

Penelitian ini

dilakukan karena ketertarikan atas persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntansi. Minat, motivasi mahaiswa akuntansi terhadap profesi akuntansi diperlukan dalam persiapannya menyongsong era perdagangan bebas. Dalam era ini dituntut kesiapan terutama kualitas

40

sumberdaya manusia itu sendiri dikarenakan para profesional harus bersaing dengan profesional asing agar supaya pasar lokal tidak diambil oleh mereka. Kualitas lulusan perguruan tinggi dalam kaitannya dengan profesionalime mereka dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama intern mahasiswa sendiri seperti motivasi belajar mereka, kecerdasan, kesehatan ataukah faktor lainnya. Faktor ekstern, di luar mahasiswa, juga memberikan andil yang besar antara lain sistem pendidikan itu sendiri, kurikukulum, sarana dan prasarana belajar ataukah faktor lainnya. Penelitian ini hanya berfokus pada kesiapan mahasiswa itu sendiri. Penelitian ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu disampaikan terima kasih kepada semua pihak baik mahasiswa sebagai responden dan pihak Fakultas yang telah memberikan ijin sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan dimohon saran dan kritik yang membangun sehingga penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia pada umumnya. Peneliti April 2000i