2 tinjauan pustaka - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk...

18
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Retina Mata Ikan Mata (penglihatan) pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat penting untuk mencari makan, menghindari predator atau pemangsa, atau keluar dari kepungan suatu alat tangkap. Ketajaman pada mata ikan dapat dijadikan dasar untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui metode tingkah laku (Muntz 1974). Kualitas pandangan di bawah air sangat minim sehingga sebagian besar ikan akan bergantung pada indera penglihatannya untuk mendapatkan informasi di sekelilingnya (Pitcher 1993). Retina merupakan salah satu dari bagian mata pada ikan yang berfungsi sebagai reseptor penglihatan. Retina adalah proyeksi dari otak dan terdiri atas berbagai tipe sel yang terdiri atas 8 lapisan dan 2 membran (Ali dan Anctil 1976). Retina terdapat pada salah satu lapisan mata ikan dengan ketebalan berkisar 90500 m, sedangkan lapisan visual selnya mempunyai ketebalan 30200 m (Nicol 1989). Jenis teleostei memiliki jenis retina duplex, yaitu retina mereka mempunyai dua jenis reseptor yang dinamakan sel rod dan sel kon (cone). Pada retina tersebut umumnya distribusi kedua jenis reseptor tersebut berbeda untuk bagian yang berlainan yang biasanya erat hubungannya dengan pemanfaatan indera penglihatan dalam lingkungannya (Gunarso 1985). Matsuoka (1999) menjelaskan bahwa retina ikan umumnya terdiri atas tiga tipe pada lapisan indera penglihat (visual cell layer) , yaitu sel kon tunggal (single cone), sel kon ganda (twin cone), dan sel rod. Sel kon merupakan reseptor penglihatan untuk color vision dan ketajaman penglihatan (visual acuity).

Upload: phungdat

Post on 08-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Retina Mata Ikan

Mata (penglihatan) pada ikan merupakan salah satu indera yang sangat

penting untuk mencari makan, menghindari predator atau pemangsa, atau keluar

dari kepungan suatu alat tangkap. Ketajaman pada mata ikan dapat dijadikan dasar

untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda

melalui metode tingkah laku (Muntz 1974). Kualitas pandangan di bawah air

sangat minim sehingga sebagian besar ikan akan bergantung pada indera

penglihatannya untuk mendapatkan informasi di sekelilingnya (Pitcher 1993).

Retina merupakan salah satu dari bagian mata pada ikan yang berfungsi

sebagai reseptor penglihatan. Retina adalah proyeksi dari otak dan terdiri atas

berbagai tipe sel yang terdiri atas 8 lapisan dan 2 membran (Ali dan Anctil 1976).

Retina terdapat pada salah satu lapisan mata ikan dengan ketebalan berkisar 90–

500 m, sedangkan lapisan visual selnya mempunyai ketebalan 30–200 m (Nicol

1989).

Jenis teleostei memiliki jenis retina duplex, yaitu retina mereka mempunyai

dua jenis reseptor yang dinamakan sel rod dan sel kon (cone). Pada retina tersebut

umumnya distribusi kedua jenis reseptor tersebut berbeda untuk bagian yang

berlainan yang biasanya erat hubungannya dengan pemanfaatan indera

penglihatan dalam lingkungannya (Gunarso 1985). Matsuoka (1999) menjelaskan

bahwa retina ikan umumnya terdiri atas tiga tipe pada lapisan indera penglihat

(visual cell layer) , yaitu sel kon tunggal (single cone), sel kon ganda (twin cone),

dan sel rod. Sel kon merupakan reseptor penglihatan untuk color vision dan

ketajaman penglihatan (visual acuity).

Page 2: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

12

Gambar 2 Mata ikan dan bagiannya (Sumber: Fujaya 2002)

Tidak semua jenis ikan memiliki dua reseptor, seperti misalnya pada ikan

tuna, mackerel hanya memiliki reseptor kon saja, sedangkan jenis-jenis ikan dasar

atau jenis ikan yang hampir sepanjang hidupnya tinggal di daerah yang hampir

tidak dicapai lagi oleh cahaya matahari umumnya hanya memiliki rod saja

(Gunarso 1985). Dijelaskan pula bahwa jenis ikan demersal yang mencari makan

pada malam hari, seperti Solea sp dan Lysodes sp pada umumnya memiliki retina

tanpa pengkonsentrasian reseptor sehingga tidak tercipta bentuk mosaik dan kon

sangat minim jumlahnya.

2.2 Ketajaman Penglihatan (Visual Acuity)

Ketajaman penglihatan pada ikan adalah kemampuan untuk melihat dua titik

dari suatu objek pada satu garis digambarkan dalam hubungan timbal balik yang

diperlihatkan dalam istilah sudut pembeda terkecil/minimum separable angle

(MSA)(He 1989). Untuk membedakan dua sasaran penglihatan yang terdekat,

yang dapat diukur melalui pengujian histologi.

Ketajaman penglihatan pada ikan bergantung pada dua faktor, yaitu diameter

lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada retina (Shiobara et al. 1998). Dijelaskan

Kapsul mata

Ligamen

Iris

Lensa

Kornea Retina

Otot

Saraf

Page 3: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

13

pula bahwa semakin tajam penglihatan karena peningkatan kedudukan jarak fokus

lensa daripada kepadatan sel kon-nya.

Kepadatan sel kon akan tetap selama ikan hidup. Perubahan kekuatannya

mungkin akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan lensanya (Tamura, 1957).

Shiobara et al. (1998) menyatakan bahwa semakin tajam daya penglihatan

mungkin diakibatkan oleh hubungan antara panjang fokus lensa yang lebih

meningkat daripada kepadatan kon-nya.

He (1989) menjelaskan bahwa sudut pembeda terkecil pada ikan

berhubungan erat dengan karakteristik pemantulan sinar ke lensa dan ketepatan

mengenai retina. Dengan makin bertambah panjang tubuh ikan, maka akan

semakin tinggi ketajaman penglihatannya dengan nilai sudut pembeda terkecil

yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan meningkat dengan bertambahnya

ukuran tubuh, sementara itu kepadatan sel kon cenderung menurun dengan

meningkatnya pertambahan panjang tubuh (Purbayanto 1999).

2.3 Sumbu Penglihatan (Visual Axis)

Sumbu penglihatan (visual axis) diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan

ikan dalam melihat makanan atau objek yang lain (Blaxter 1980). Sumbu

penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata

diketahui, dengan cara menarik garis lurus dari bagian retina yang memiliki nilai

kepadatan sel kon tertinggi menuju titik pusat lensa mata (Tamura 1957).

Menurut Tamura (1957), dalam menentukan sumbu penglihatan terlebih

dahulu mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak pada area dorso-

temporal, temporal atau ventro-temporal di retina mata ikan. Apabila area

kepadatan sel kon terbanyak diketahui, dengan menarik garis lurus dari bagian

area retina dengan sel kon terbanyak menuju ke titik lensa mata, maka dapat

ditentukan sumbu penglihatannya. Biasanya sumbu penglihatan ikan menghadap

arah depan menurun (lower-fore), arah depan (fore), dan arah depan-naik (upper-

fore).

Kepadatan sel kon yang tinggi dimungkinkan untuk mengetahui ketajaman

penglihatan dan sumbu penglihatan (Blaxter 1980). Selanjutnya dijelaskan pula

Page 4: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

14

bahwa pada daerah retina yang memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian

dorso-temporal dengan perubahan arah pada diopter ke arah depan menurun

(lower-fore) maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan menurun pada

sudut berkisar 20°. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian temporal, maka ada dua

kemungkinan untuk perubahan arah pada diopter. Jika perubahan arah pada

diopter ke arah depan, maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan pada

sudut 0°. Perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik (upper-fore) maka

sumbu penglihatan juga akan ke arah depan dan depan-naik (fore-upper-fore)

pada sudut 30°. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian ventro-temporal, maka

perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik (upper-fore) dan sumbu

penglihatan juga akan ke arah depan-naik (upper-fore) pada sudut 30°.

2.4 Organ Penciuman (Olfactory Organ)

”Hidung” pada ikan teleost merupakan sepasang cekungan penciuman

(olfactory) yang biasanya terletak di sisi dorsal bagian kepala dan sedikit agak

jauh dari posisi mulut (Hoar dan Randall 1971).

Secara umum organ olfactory ikan serupa dengan organ nasal untuk

penciuman manusia, akan tetapi dari struktur bentuk dan sistematika fungsinya

ada perbedaan antara manusia dan ikan. Lubang atau cuping hidung pada ikan

jarang terbuka ke dalam rongga mulut. Dasar dari lubang hidung dibentuk oleh

epitelium penciuman atau mucosa berupa lipatan/lamella berbentuk rosette

(Pitcher 1993). Susunan bentuk dan lipatan perkembangan lamella sangat

bervariasi pada setiap spesies (Gambar 3).

Page 5: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

15

Epithellium sensori terdiri atas tiga tipe sel utama, yaitu reseptor,

Epithellium sensori terdiri atas tiga tipe sel utama, yaitu reseptor,

pendukung dan basal. Dua tipe morfologi sel reseptor adalah cilia dan mikrovilar,

umumnya terdapat pada teleostei. Pada elasmobranch dan Australian Lung Fish

hanya memiliki sel microvilar sedangkan African Lung Fish hanya memiliki sel

reseptor cilia. Sel reseptor adalah neuron primer bipolar dengan dendrit silindris

yang berakhir pada permukaan epitelium dan tidak terlindung dari lingkungan luar.

Sel pendukung adalah sel epitel kolumnar yang keluar secara vertikal dari

permukaan epitelium ke lomuna dasar, yang berhubungan dengan sel reseptor,

sedangkan sel sensori tidak bersilia (Schultz 2004).

Reseptor pembau mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk signal

elektrik yang berasal dari gerakan cilia yang disebabkan oleh arus lemah yang

melewati lamella. Selanjutnya informasi tersebut diteruskan ke sistem saraf pusat.

Sistem saraf olfactory yang menuju ke otak memiliki dua konfigurasi (Schultz

2004) , yaitu:

(1) Pola pertama, cuping olfactory berhubungan dengan otak melalui sistem

olfactory bagian depan dari forebrain yang biasa disebut olfactory lobe.

Biasanya batas pemisah dari forebrain tidak jelas.

Keterangan :

(a) Posisi cuping hidung teleostei, (b) epithelium olfactory; (vo) hidung depan; (ho)

hidung belakang; (H) kulit yang menahan pergerakan air masuk ke dalam hidung

depan; (F) lamella

Gambar 3 Bentuk hidung ikan dan bagiannya (Sumber: Fujaya 2004)

Page 6: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

16

(2) Pola kedua, cuping olfactory dan tangkai olfactory bergabung menuju otak,

kadang-kadang lurus dan kadang-kadang mengalami penyempitan antara

cuping dan forebrain.

Umumnya pada bagian rongga hidung ikan jenis elasmobranch mempunyai

dua pembukaan, yaitu saluran anterior dan pintu masuk di depan, akan tetapi hal

tersebut berbeda pada ikan bertulang belakang, tidak ada kontak antara sistem

pencium dan sistem pernapasan.

Menurut Schultz (2004), sistem olfactory pada ikan, apabila air yang masuk

melalui nostril (hidung bagian depan) dan keluar melalui anterior naris ketika

ikan berenang maka air yang mengandung zat kimia akan diterima oleh sistem

saraf olfactory yang berhubungan dengan otak. Pada sistem pernafasan, terdiri

atas dua tahap, yaitu tahap pertama, inspirasi, rongga mulut terbuka, rongga mulut

terbuka, rongga bukopharin dan rongga insang mengembang, air masuk melalui

rongga mulut. Tahap kedua, ekspirasi, yaitu rongga mulut menutup, rongga

bukopharin dan rongga insang menyempit, celah insang terbuka dan air bergerak

dari rongga mulut ke rongga insang kemudian keluar melalui celah insang. Dalam

beberapa jenis (Zoarces viviparus, Gasterosteus aculentus, Spinnchin spinachin),

ada saat naris membuka dan air masuk dengan meninggalkan suatu pergerakan.

Secara skematik perbedaan sistem tersebut terdapat pada Gambar 4.

Gambar 4 Sistem penciuman (olfactory) pada ikan (Sumber: Schultz 2004)

Menurut Mitamura et al. (2005), pengaturan, bentuk, dan derajat tingkat

pengembangan lamella berbeda-beda antarjenis ikan. Jumlah lamella meningkat

Page 7: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

17

sampai taraf tertentu sesuai dengan pertumbuhan dari suatu individu, tetapi secara

relatif tetap setelah ikan mencapai pertumbuhan tertentu.

Tidak ada korelasi antara banyaknya lamella dengan ketajaman

penciuman/bau. Untuk ikan jenis Cyclothone spp pada kelompok jantan daya

penciumannya lebih besar dibandingkan dengan betina. Dari penelitian yang

pernah dilakukan ada dugaan bahwa ikan bathypelagic biasa menggunakan

perasaan daripada menggunakan organ penciuman untuk mencari makanan. Selain

itu organ pencium lebih sering digunakan pada ikan jantan untuk mencari

pasangannya (Mitamura et al. 2005). Apabila dilihat dari arah dorsal, maka

hubungan antara lamella (berbentuk rosette) dengan otak dapat dilihat pada

Gambar 5.

Ikan mendeteksi adanya stimuli kimia melalui reseptor pembau. Stimuli

tersebut masuk pada lubang hidung (nostril) dan di rubah dalam bentuk signal

elektrik yang berasal dari gerakan silia yang kemudian melewati olfactory lamella

yang berbentuk rosette (bunga mawar). Sinyal yang dihasilkan pada olfactory

lamella diteruskan pada olfactory bulb dan olfactory tract yang kemudian

diterjemahkan pada otak telencephalon.

Gambar 5 Struktur organ penciuman pada ikan mulai dari organ lamella hingga

otak bagian telencephalon (dilihat dari posisi dorsal)

(Sumber: Mitamura et al. 2005)

Ikan mendeteksi stimuli kimia melalui sedikitnya dua saluran

chemoreception yang berbeda, yaitu olfaction (bau) dan gustory (rasa).

Pembedaan antara dua organ tersebut menurut perkiraan tidaklah selalu pada

Keterangan:

OB : Olfactory Bulb

OT : Olfactory Tracts

GCL : Granule Cell Layer

GL : Glomerular Layer

MCL : Mitral Cell Layer

MOT : Medial Olfactory Tract

MR : Median Raphe

OL : Olfactory Lamellae

ON : Olfactory Nerve

ONL : Olfactory Nerve Layer

Tel : Telencephalon

Page 8: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

18

semua hewan bertulang belakang, yang sebagian besar menggunakan organ

olfaction dan perasa. Olfaction digambarkan sebagai pendeteksian melalui hidung

(air-borne molekul) yang berasal dari suatu jarak, yang memungkinkan ikan untuk

menempatkan dan menemukan makanan atau pasangan seksual atau untuk

menghindari musuh pada suatu jarak yang lebih jauh (Hansen dan Reutter 2004).

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa banyak penemuan menunjukkan bahwa secara

umum olfaction sebagai penengah dari isyarat kimia yang mempengaruhi perilaku

berbagai ikan teleostei. Meskipun demikian, teori dasar tentang mekanisme

fisiologis ikan masih sedikit.

Secara umum, olfactory serupa dengan organ nasal untuk penciuman

manusia. Fungsi organ olfactory (penciuman) pada ikan merupakan salah satu

sistem reseptor kimia yang beradaptasi terhadap substansi kimia spesifik

lingkungan, baik berupa bahan organik maupun anorganik. Dalam berbagai pola

tingkah laku ikan, fungsi tambahan dari olfactory antara lain homing, migrasi,

sosial, seksual, dan perilaku yang berkenaan dengan orang tua (Pitcher 1993).

Penciuman ikan sangat sensitif terhadap bahan organik maupun anorganik

yang dikenal melalui indera penciuman (Syandri 1988). Selanjutnya dijelaskan

pula bahwa ikan dapat mengenal bau mangsanya, predator, dan spesies sendiri.

Bau-bau tersebut melarut dalam air dan merangsang reseptor pada organ

penciuman (olfactory organ) ikan, sehingga menimbulkan reaksi terhadap ikan

tersebut.

Organ penciuman sebagai alat bantu sensor untuk mengetahui banyaknya

makanan yang tersedia di sekitar habitatnya (Wudianto et al. 1993). Lebih lanjut

dijelaskan pula oleh Gunarso (1985) bahwa organ penciuman merupakan salah

satu organ dari organ-organ penting lainnya pada tubuh ikan yang berhubungan

untuk mempelajari natural behaviour.

Kelompok ikan anadromous (ikan salmon) dan black rockfish (Sebastes

inermis) sangat mengandalkan organ penciumannya untuk kembali “homing

(pulang)” ke habitat asalnya untuk tumbuh dewasa, spawning atau melakukan

schooling saat melakukan migrasinya (Mana dan Kawamura 2002, Mitamura et

al. 2005).

Page 9: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

19

Organ penciuman umumnya adalah indera yang paling sensitif bagi ikan,

terutama pada ikan hiu karena pada konsentrasi 0,0001 ppm ikan tersebut masih

sensitif terhadap bau (Syandri 1988). Pada ikan predator (buas), sistem

penciumannya digunakan untuk mendeteksi makanan/umpan mati berdasarkan

stimuli asam amino yang dikeluarkan dari makanan tersebut (Hansen dan Reutter

2004).

2.5 Otak dan Bagian-bagiannya

Otak merupakan cerminan berkembang tidaknya fungsi organ-organ

sensoris yang dominan pada hewan (Bone and Marshall 1982). Otak ikan

memiliki bagian-bagian yang menunjukkan susunan yang berbeda pada

kelompoknya. Secara umum, otak ikan di bagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu

otak depan (forebrain) disebut juga prosencephalon, otak tengah (mesencephalon)

dan otak belakang (rhombencephalon). Ketiga bagian otak tersebut terbagi lagi ke

dalam sub bagian seperti dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Bagian utama dan subbagian otak ikan (Bone and Marshall 1982)

No. Bagian Utama Sub Bagian

1. Forebrain (Prosencephalon) Lobus olfactorius

Telencephalon (cerebral hemisphere)

Diencephalon (between-brain)

2. Midbrain (Mesencephalon) Lobus opticus

3. Hindbrain (Rhombencephalon) Metencephalon (cerebellum)

Myelencephalon (medulla oblongata)

Telencephalon merupakan pusat penciuman pada bagian otak depan. Bagian

ini di sebut juga otak depan (forebrain). Pada ikan, telencephalon merupakan

tempat penerimaan, elaborasi dan meneruskan impuls aroma (bau). Ukuran

telencephalon bervariasi, sesuai dengan peranan yang dimainkannya bagi

kehidupan ikan. Ikan elasmobranchii (cucut, pari, skate, dan chimaeras) memiliki

indera penciuman yang berperan besar dalam mencari makan dan berinteraksi

sosial karena itu lobus olfactorius membesar. Seperti contoh pada otak depan ikan

Page 10: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

20

cucut bagian bulbus olfactorius yang membesar menjadi indikasi berkembangnya

indera penciuman yang berguna untuk memburu mangsa melalui deteksi

keberadaan mangsanya melalui bau hingga sejauh 9 km (Ristori 1991 diacu

dalam Razak 2005).

Mesencephalon merupakan otak tengah (mid brain). Pada ikan relatif besar

yang terdiri atas lobus opticus dorsal, di bagian dorsal terdapat dua lobus opticus

dan ventral tegmentum. Lobus opticus merupakan bagian depan dari retina yang

diteruskan proyeksinya ke dalam bagian belakang contra-lateral dari lobus

opticus dari sisi yang lain pada ikan. Ikan sebagaimana vertebrata lainnya

memiliki lensa konveks pada matanya yang dapat membuat bayangan sampai di

retina. Lobus opticus yang besar pada ikan salmon dibandingkan dengan ikan pari

listrik (Raja clavata), goldfish (Carasius auratus), lungfish atau ikan pari

(Neoceradotus forsteri), bermakna mata ikan salmon berkembang sangat baik

(Rose 2002).

Perkembangan otak depan yang sangat besar dibandingkan dengan

kelompok ikan bertulang sejati maupun hewan vertebrate lainnya merupakan

indikasi bahwa hewan predator seperti ikan cucut sangat mengandalkan indera

penciuman sebagai detektor mangsanya dari jarak yang cukup jauh (Scheer 1966

diacu dalam Razak 2006).

Pada Gambar 6 diperlihatkan bagian-bagian dari otak pada kelompok ikan

teleost

Keterangan: A). Posisi otak secara dorsal, B) Posisi otak secara lateral.

Gambar 6 Bagian-bagian otak ikan (Sumber: Hoar and Randall 1970)

(A)

(B)

Ob - Olfactory bulb

I - Olfactory nerve

Tel - Telencephalon

Ot - Optic tectum

Cerb - Cerebellum

Hyp - Hypothalamus

Vag L Med - Vagal lobe

of medulla

oblongata

SpC - Spinal cord.

Page 11: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

21

Bagian utama yang ketiga adalah otak belakang (hindbraind) yang terdiri

atas metencephalon dan myelencephalon (medulla oblongata). Metencephalon

merupakan pusat keseimbangan dan tonus otot, dimana pada bagian tersebut

terdapat cerebellum atau otak kecil. Fungsi cerebellum adalah pengatur

keseimbangan renang, dan orientasi ruang. Pada beberapa ikan komponen ini

bagian yang terbesar dari otak. Bagian myelencephalon adalah tempat

ditemukannya medulla oblongata. Medulla oblongata merupakan komponen saraf

pusat yang mempengaruhi saraf-saraf sensoris (Scheer 1966 diacu dalam Razak

2006).

2.6 Umpan

Umpan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya pada

keberhasilan dalam usaha penangkapan, baik masalah jenis umpan, sifat, dan cara

pemasangan (Sadhori 1985). Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa umpan

merupakan salah satu bentuk rangsangan (stimulus) yang bersifat fisika dan kimia

yang dapat memberikan respons bagi ikan-ikan tertentu pada proses penangkapan

ikan.

Beberapa ahli perikanan sependapat bahwa umpan merupakan alat bantu

(perangsang) yang memikat sasaran penangkapan dan sangat berpengaruh untuk

meningkatkan laju tangkap bubu (Rahardjo dan Linting 1993). Syarat umpan yang

baik (Djatikusumo 1975) adalah:

(1) Tahan lama artinya tidak mudah busuk;

(2) Mempunyai ukuran yang memadai;

(3) Harganya terjangkau;

(4) Mempunyai bau yang spesifik yang dapat merangsang;

(5) Mempunyai warna yang mudah dilihat; dan

(6) Disenangi oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan

King (1991) menjelaskan bahwa umpan pada bubu dan perangkap

digunakan untuk menangkap ikan dan crustacea. Prinsipnya adalah ikan tertarik

oleh umpan, lalu masuk ke dalam bubu melalui mulut bubu dan sulit untuk

melarikan diri. Umpan dengan menggunakan ikan cucut dan kakap dapat

Page 12: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

22

menghasilkan tangkapan yang banyak (Wudianto et al. 1988). Bubu yang

menggunakan umpan dari ikan yang dipotong-potong, hasil tangkapannya lebih

baik dibandingkan dengan menggunakan umpan buatan (pellet). Tidak semua

jenis ikan akan merespons jenis umpan yang sama. Masing-masing spesies

memiliki pilihan jenis umpan yang berbeda, seperti misalnya pinfish (Lagodon

rhomboides) memperlihatkan respons yang besar terhadap umpan dari udang dan

pigfish (Orthopristis chrysopterus), namun terkadang pinfish lebih merespons

umpan dari kepiting (Yamamoto 1982). Menurut Monintja et al. (1992), umpan

yang digunakan dalam pengoperasian jaring keranjang untuk menangkap ikan-

ikan karang adalah terasi.

Menurut Prayitno (1986), berdasarkan hasil pengamatan secara menyeluruh

mengenai reaksi ikan karang terhadap beberapa jenis umpan di perairan

Karimunjawa seperti tertera pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Hasil pengamatan mengenai reaksi beberapa jenis ikan karang terhadap

umpan di perairan Karimunjawa (Prayitno 1986)

No Jenis Umpan Reaksi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kepiting

Kepala ikan

Kepala ikan tongkol

Tahu

Bulu babi

Terasi

Multi krill

+++

++

+++

+

++

+++

+

Keterangan:

+++ : baik sekali

++ : baik

+ : sedang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Titaley (2000) bahwa

jenis umpan cumi dan udang menghasilkan tangkapan terbanyak pada ikan kerapu

bebek (Plectropomus altivelis). Demikian pula pada umpan bulu babi,

menghasilkan tangkapan kerapu terbanyak sebesar 48% dibandingkan dengan

menggunakan umpan ikan dan keong mas (Mawardi 2001). Jenis umpan berupa

ikan, sering dikonsumsi kelompok ikan kerapu terutama untuk spesies

Cephalipholis cruentata (Scultz’s 2004).

Page 13: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

23

Umpan yang mengandung asam amino diidentifikasi dapat menjadi stimulus

dan atraktor makan pada ikan dan crustacea. Hampir semua studi mengenai

rangsangan kimia untuk tingkah laku makan menunjukkan bahwa rangsangan

makan pada ikan dan crustacea akan hilang seiring dengan hilangnya kandungan

asam amino pada umpan (makanan) (Engas dan Lokkeborg 1994). Lebih lanjut

menurut pendapat Hansen dan Reutter (2004), ikan predator (buas) yang

memakan makanan tidak hidup (umpan) menggunakan sistem penciumannya

untuk dapat mendeteksi dan dapat membeda-bedakan stimuli asam amino.

Asam amino yang sangat efektif sebagai stimulus pada sistem penciuman

ikan salmon atlantik adalah L-glutamina dan L-alanina (Caprio 1982). Lebih

lanjut dijelaskan pula bahwa efektivitas relatif stimulus organ penciuman dari

kandungan asam amino sebanyak 10-4

M adalah L-alanina, L-glutamina, L-

sisteina dan L-metionina. Kandungan L-alanina terdapat pada jaringan organisme

cacing, moluska, crustacea, dan ikan teleostei. Adapun untuk L-arginina, terdapat

pada jaringan organisme moluska dan crustacea. Pengetahuan yang mendasari

bahwa untuk ikan catfish, reseptor penciuman sangat besar responsnya pada

kandungan sisteina dan metionina; dan pada reseptor rasa sangat besar responsnya

pada kandungan alanina dan arginina masih belum diketahui.

2.7 Ikan Kerapu (Serranidae)

Menurut Indonesian Coral Reef Foundation (2004), ikan karang dapat

dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pengelompokan ikan karang berdasarkan

periode aktif mencari makan dan pengelompokan ikan karang berdasarkan

perannya.

Pengelompokan ikan karang berdasarkan periode aktif mencari makan di

bagi lagi atas tiga kelompok yaitu :

(1) Ikan nokturnal, merupakan jenis ikan yang aktif pada malam hari. Contohnya

pada ikan-ikan dari suku Holocentridae (swanggi), suku Apogonindae

(beseng), dan lain- lain.

Page 14: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

24

(2) Ikan diurnal, merupakan jenis ikan yang aktif ketika siang hari. Contohnya

pada ikan-ikan dari suku Pomacentridae (injel, napoleon), Acanthuridae

(ketamba lencam) dan lain- lain.

(3) Ikan crepuscular, merupakan ikan yang aktif di antara waktu siang dan malam.

Contohnya pada ikan- ikan dari suku Sphyraenidae (Baracudas), Serranidae

(kerapu), Carangidae (ikan kue), dan lain- lain.

Pengelompokan ikan karang berdasarkan peranannya juga di bagi atas tiga

kelompok yaitu :

(1) Ikan target, merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga

dengan ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi, seperti Serranidae (kerapu),

Lutjanidae (kakap), Lethrinidae (ketamba lencam), Acanthuridae (botana), dan

Siganidae (baronang).

(2) Ikan indikator, merupakan ikan penentu keberadaan terumbu karang karena

ikan ini erat hubungannya dengan tingkat kesuburan terumbu karang, yaitu

ikan kepe-kepe dari Famili Chaetodontidae.

(3) Ikan lain (mayor famili), ikan jenis ini umumnya dalam jumlah banyak dan

umumnya dijadikan ikan hias air laut. Contohnya kakatua dari famili Scaridae,

swanggi dari famili Holocentridae, dan lain- lain.

Nontji (1993) mengatakan bahwa ikan yang berasal dari perairan karang

yang mempunyai nilai ekonomis penting dalam produksi perikanan antara lain

ikan ekor kuning dan pisang-pisang (Caesio spp), berbagai macam ikan hias, dan

ikan yang sering disajikan, misalnya baronang (Siganus), lencam (Lethrinus),

kuweh (Caranx), kakap (Lutjanus), dan kerapu (Epinephelus).

Ikan kerapu, termasuk famili Serranidae, dikenal sebagai ikan yang

mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Penyebarannya meliputi daerah tropis

dan subtropis. Biasanya hidup di perairan karang berkedalaman kurang lebih 27 m

(Departemen Pertanian, 1987). Ikan kerapu (Epinephelus sp) merupakan satu di

antara sekian jenis ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi yang banyak

dipasarkan dalam keadaan hidup untuk restoran-restoran elit, baik di dalam

maupun di luar negeri (Pramu 1994). Produksi ikan kerapu di Indonesia mencapai

6-30 ton per tahun (Hartati et al. 2004)

Page 15: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

25

Di Indonesia ikan kerapu terdapat di seluruh wilayah perairan teluk Banten,

Ujung kulon, Kep. Riau, Kep. Karimunjawa, Kep. Seribu, Jawa, dan NTB

(Mayunar,1991). Ada berbagai jenis ikan kerapu yang terdapat di Indonesia, di

antaranya adalah kerapu lumpur (Epinephelus suillus), kerapu sunu (Plectropomus

leopardus), kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinephelus

fuscoguttatus), kerapu lodi (Plectropomus maculatus), kerapu merah (Epinephelus

fasciatus), kerapu tutul (Epinephelus melanustigma), kerapu batu (Cephalopholis

boenack), kerapu hitam (Cephalopholis microprion), dan kerapu lokal

(Epinephelus gouyanus) (Balai Penelitian Perikanan Laut 2007).

Ikan dari famili Serranidae di alam, aktif makan pada siang dan malam hari.

Selanjutnya ikan kerapu dalam mencari makanan akan berenang-renang di antara

batu karang, atau celah-celah batu yang merupakan tempat persembunyiannya dan

hanya kepalanya yang terlihat. Dari tempat itulah ikan kerapu menunggu

mangsanya. Bila mangsa telah tampak, ikan kerapu segera melesat dengan cepat

menangkap mangsanya dan menelannya, setelah itu ikan kembali ke tempat

persembunyiannya (Sugama et al. 1986).

2.8 Respons Tingkah Laku Ikan terhadap Alat Tangkap Bubu

Tingkah laku ikan adalah suatu proses adaptasi terhadap lingkungan

eksternal dan internal. Sistematika studi tingkah laku ikan termasuk ke dalam

beberapa aspek (He 1989), yaitu:

(1) Ragam dari tingkah laku ikan; yaitu ragam tingkah laku dari berbagai tingkah

laku ikan.

(2) Evolusi tingkah laku ikan; yaitu perubahan tingkah laku ikan dalam

hubungannya dengan adaptasi terhadap lingkungan tertentu dalam jangka

waktu yang panjang.

(3) Sejarah (history) tingkah laku ikan; yaitu untuk mempelajari bagaimana pola

tingkah laku tertentu dari generasi yang lampau sampai generasi yang akan

datang dan bagaimana variasi yang akan muncul hubungannya dengan

perubahan lingkungan.

Page 16: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

26

Terdapat enam tahap perilaku ikan yang dapat dikenali saat pengoperasian

alat tangkap bubu, yaitu arousal, location, tingkah laku di sekitar bubu, masuk

dalam bubu (ingress), aktivitas di dalam bubu, dan melarikan diri (Furevik 1994).

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa untuk pengoperasian bubu dengan

menggunakan umpan, arousal dan location merupakan dua tahap dalam tingkah

laku ikan saat mengarah ke umpan, sedangkan tahap yang lain tidak begitu

penting dalam penangkapan ikan dengan menggunakan bubu karena ketika ikan

memakan umpan yang dipasang berarti ikan tersebut terperangkap.

Beberapa alasan yang menyebabkan ikan menjadi lebih tertarik masuk

dalam bubu ialah gerakan acak dari ikan, adaptasi ikan sebagai tempat tinggal atau

tempat berlindung, keingintahuan ikan, tingkah laku sosial antarspesies atau

adanya predator. Hal tersebut yang menjadikan dasar dalam mekanisme

pengoperasian bubu tanpa umpan (Furevik 1994). Rangsangan kimia dari mangsa

menjadikan alasan yang penting untuk efisiensi penangkapan pada bubu yang

menggunakan umpan maupun yang tidak menggunakan umpan (Hara 1993).

Bubu tanpa umpan yang direndam sekitar satu minggu di perairan, biasanya

ditempeli oleh ganggang cokelat (Phaeophyceae) dan ganggang hijau

(Chlorophyceae). Adanya ganggang tersebut diduga menjadi daya tarik bagi

kelompok ikan herbivor untuk datang dan mengkonsumsi ganggang tersebut

(Monintja et al. 1992)

Bubu dengan menggunakan umpan, biasanya ikan mendekati bubu dari

posisi bawah ketika aroma dari umpan telah menyebar. Ditemukan hampir 90%

ikan haddock (Melanogrammus aeglefinus) mendekati bubu berumpan dari posisi

atas (Furevik 1994), sedangkan untuk bubu tanpa menggunakan umpan, posisi

ikan saat mendekati bubu dari segala arah.

2.9 Alat Tangkap Bubu dan Efektivitasnya

Bubu (perangkap) adalah alat tangkap yang umumnya berbentuk kurungan.

Ikan dapat masuk dengan mudah tanpa adanya paksaan, tetapi ikan tersebut akan

sukar keluar karena terhalang pintu masuknya yang berbentuk corong (non-return

device) (Brandt 1984).

Page 17: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

27

Bubu dalam berbagai macam ukuran dan bentuk banyak digunakan pada

berbagai lokasi, terutama daerah karang (Martasuganda 2003). Lebih lanjut

dijelaskan pula bahwa bentuk bubu sangat beraneka ragam, antara lain ada yang

berbentuk segi empat, trapesium, silinder, lonjong, bulat setengah lingkaran, dan

persegi panjang. Bentuk bubu biasanya disesuaikan dengan ikan yang akan

dijadikan target tangkapan sama. Terkadang bentuk bubu yang dipakai biasa juga

berbeda bergantung pada kebiasaan atau pengetahuan nelayan yang

mengoperasikan.

Secara umum bubu terdiri atas bagian badan (body), mulut (funnel) atau ijeb

dan pintu masuk. Badan berupa rongga sebagai tempat ikan terkurung. Mulut

bubu merupakan pintu ikan masuk dan tidak dapat keluar. Umumnya berbentuk

seperti corong. Pintu bubu untuk mengambil hasil tangkapan dari dalam badan

bubu (Subani dan Barus 1989).

Metode pengoperasian untuk semua jenis bubu pada umumnya hampir sama,

yaitu dipasang di daerah penangkapan yang sudah diperkirakan banyak hidup ikan

yang akan dijadikan target tangkapan (Martasuganda 2003). Lebih lanjut

dijelaskan pula bahwa lama perendaman bubu di perairan ada yang hanya

direndam beberapa jam, ada yang direndam satu malam, ada juga yang direndam

sampai tiga hari tiga malam dan bahkan ada yang direndam sampai tujuh hari

tujuh malam.

Bubu dioperasikan di dasar perairan dengan umpan sebagai pemikat mangsa.

Hasil tangkapan bubu berkualitas tinggi dan dapat dipasarkan dalam keadaan

hidup (Martasuganda 2003). Ikan yang banyak tertangkap oleh bubu adalah ikan

kue (caranx spp), beronang (Siganus spp), kerapu (Epinephelus spp), kakap

(Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), ekor kuning (Caesio spp), ikan kaji

(Diagramma spp), dan lencam (Lethrinus spp) (Subani dan Barus 1988).

Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil yang telah dicapai terhadap suatu

tujuan. Efektivitas (Ef) sama dengan hasil yang telah dicapai atau telah didapatkan

dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dinyatakan dalam persen

(Gibson et al. 1990). Efektivitas dapat pula diartikan sebagai perbandingan antara

hasil dengan tujuan dalam persen. Apabila nilai efektivitasnya di atas 100% maka

dapat dikatakan cukup efektif, apabila nilai efektivitasnya di bawah 100% dapat

Page 18: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id 2... · untuk mengetahui area kekuatan pandang untuk melihat suatu objek benda melalui ... yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan

28

dikatakan kurang efektif. Dengan kata lain, efektivitas sama dengan hasil yang

telah dicapai atau telah didapatkan dibandingkan dengan tujuan yang telah

ditetapkan dan dinyatakan dalam persen.

Pengertian efektivitas pada alat tangkap adalah suatu kemampuan alat

tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimum sesuai dengan tujuan

penangkapan. Tujuan penangkapan yang dimaksud harus mengacu dari usaha

menjaga keberlangsungan sumber daya ikan, yaitu operasi penangkapan dengan

mempertimbangkan faktor keramahan terhadap lingkungan yang sesuai dengan

Code of Conduct for Responssible Fisheries. Menurut Baskoro et al. (2006), nilai

efektivitas pada alat tangkap dikategorikan tiga, yaitu apabila nilainya kurang dari

50% dapat dikatakan alat tangkap tersebut efektivitasnya rendah, nilai 50%-80%

dikatakan alat tangkap yang cukup efektivitasnya dan nilai 80%-100% dikatakan

alat tangkap yang efektivitasnya tinggi.

Menurut Friedman (1988), bahwa hasil tangkapan suatu alat tangkap

dipengaruhi efektivitas alat dan efisiensi cara operasi. Lebih lanjut dijelaskan pula

bahwa efektivitas alat tangkap secara umum bergantung pada faktor-faktor, antara

lain parameter alat tangkap itu sendiri (rancang bangun dan konstruksi), pola

tingkah laku ikan, ketersediaan atau kelimpahan ikan, dan kondisi oseanografi.

Dapat diartikan bahwa dalam menentukan efektivitas jenis alat tangkap tertentu

harus memperhatikan faktor-faktor tersebut.