2. syarat diterimanya ibadah
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 2. Syarat Diterimanya Ibadah
1/3
Agar Ibadah Diterima di SisiAlloh
Alloh yang Maha Bijaksana tentulah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung.
Alloh berfrman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: !". Mungkin kita sudah ha#al tujuan tersebut karena sering kita dengar,
tapi pernahkah terlintas di benak kita apakah ibadah kita itu diterima ataukah tidak$ Maka, tidak ada
seorang pun yang dapat menjamin hal ini, sehingga sudah seharusnya bagi tiap mukmin untuk
beramal dengan senantiasa berharap dan cemas. Berharap agar ia mendapat ridho Alloh serta janji%
janji yang sudah ditetapkan Alloh dalam Al &ur'an dan cemas kalau%kalau ibadahnya tidak diterima.
Dan janganlah ia berdecak kagum atas amal yang ia lakukan dan merasa baha ibadahnya pasti
diterima.
)ngatlah frman Alloh, “Katakanlah: ‘Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya! "aitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini# sedangkan mereka menyangka bah$a mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Al *ahf: +-, +".
/iapakah yang lebih rugi dari orang semacam ini$ yang telah beramal dengan susah payah seaktu
masih hidup di dunia tapi ternyata sia%sia dan tidak diterima oleh Alloh 0a'ala.
Apakah Makna Ibadah?
Ibadah secara bahasa bermakna merendahkan diri dan tunduk. /edang secara istilah, ulamabanyak
memberikan makna. 1amun makna yang paling lengkap adalah seperti yang didefnisikan oleh
/yaikhul )slam )bnu 0aimiyah, yaitu: /uatu kata yang meliputi segala perbuatan dan perkataan2 zhohir
maupun batin yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh 0a'ala. Dengan demikian ibadah terbagi menjadi
tiga, yaitu: ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.
Syarat Diterimanya Amal Ibadah
*etahuilah, semua amalan dapat dikatakan sebagai ibadah yang diterima bila memenuhi dua syarat,
yaitu )khlash dan mutaba!ah (mengikuti tuntunan 1abi shollallohu ‘alaihi $assalam". *edua syarat ini
terangkum dalam frman Alloh, “%&arangsiapa mengharap perjumpaan dengan 'uhannya# maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada 'uhannya.” (Al *ahf: ++". Beramal sholih maksudnya yaitu melaksanakan ibadah
sesuai dengan tata cara yang telah diajarkan oleh 1abi, dan tidak mempersekutukan dalam ibadah
maksudnya mengikhlashkan ibadah hanya untuk Alloh semata.
3al ini diisyaratkan pula dalam frman1ya, “('idak demikian) dan bahkan barangsiapa yang
menyerahkan diri kepada Alloh# sedang ia berbuat kebajikan# maka baginya pahala pada sisi *obbnya
dan tidak ada kekha$atiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al%Ba4oroh:++5". Menyerahkan diri kepada Alloh berarti mengikhlashkan seluruh ibadah hanya kepada Alloh saja.
Berbuat kebajikan (ihsan" berarti mengikuti syari'at 6osulullohshollallohu ‘alaihi $a sallam.
/yarat pertama (ikhlash" merupakan konsekuensi dari syahadat pertama (persaksian tiada
sesembahan yang benar kecuali Alloh semata". /ebab persaksian ini menuntut kita untuk
mengikhlashkan semua ibadah kita hanya untuk Alloh saja. /edang syarat kedua (mutaba!ah" adalah
konsekuensi dari syahadat kedua (persaksian 1abi Muhammad -shollallohu ‘alaihi $a sallam- sebagai
hamba dan utusan%1ya".
Ikhlash dalam Ibadah
/eluruh ibadah yang kita lakukan harus ditujukan untuk Alloh semata. 7alaupun seseorang beribadah
siang dan malam, jika tidak ikhlash (dilandasi tauhid" maka sia%sialah amal tersebut. Allohberfrman, “+adahal mereka tidak disuruh kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-ulama-lebih-dekat-1.htmlhttp://muslim.or.id/aqidah/makna-tauhid.htmlhttp://muslim.or.id/aqidah/makna-tauhid.htmlhttp://muslim.or.id/aqidah/makna-tauhid.htmlhttp://muslim.or.id/manhaj/mengenal-ulama-lebih-dekat-1.html
-
8/18/2019 2. Syarat Diterimanya Ibadah
2/3
ketaatan kepada-,ya dalam (menjalankan) agama yang lurus# dan agar mereka mendirikan sholat
dan menunaikan akat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: "
Maka sungguh beruntunglah seseorang yang selalu mengaasi hatinya, kemanakah maksud hati
tatkala ia beribadah, apakah untuk Alloh, ataukah untuk selain Alloh. 8erhatikanlah jenis amal%amal
berikut:
Amalan riya! semata%mata, yaitu amalan itu dilakukan hanya supaya dilihat makhluk atau karena
tujuan duniai. Amalan seperti ini hangus, tidak bernilai sama sekali dan pelakunya pantas mendapat
murka Alloh. Amalan yang ditujukan kepada Alloh dan disertai riya' dari sejak aalnya, maka nash%
nash yang shohih menunjukkan amalan seperti ini bathil dan terhapus. Amalan yang ditujukan bagi
Alloh dan disertai niat lain selain riya! . /eperti jihad yang diniatkan untuk Alloh dan karena
menghendaki harta rampasan perang. Amalan seperti ini berkurang pahalanya dan tidak sampai batal
dan tidak sampai terhapus amalnya.
Amalan yang aalnya ditujukan untuk Alloh kemudian terbesit riya! di tengah%tengah, maka amalan ini
terbagi menjadi dua, jika riya! tersebut terbersit sebentar dan segera dihalau makariya! tersebut tidak
berpengaruh apa%apa. 1amun jika riya! tersebut selalu menyertai amalannya maka pendapat terkuat
diantara ulama sala# menyatakan baha amalannya tidak batal dan dinilai niat aalnya sebagaimana
pendapat 3asan Al Bashri. 1amun dia tetap berdosa karena riya! nya tersebut dan tambahan amal
(perpanjangan amal karena riya! " terhapus. /edang amal yang ikhlash karena Alloh kemudian
mendapat pujian sehingga dia senang dengan pujian tersebut, maka hal ini tidak berpengaruh apa%
apa terhadap amalnya.
Beribadah Hanya Dengan Syari’at Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
*etahuilah, ibadah bukanlah produk akal atau perasaan manusia. )badah merupakan sesuatu yang
diridhoi Alloh, dan engkau tidak akan mengetahui apa yang diridhoi Alloh kecuali setelah Alloh
kabarkan atau dijelaskan 6osululloh shollallohu ‘alaihi $a sallam. Dan seluruh kebaikan telah diajarkan
6osululloh shollallohu ‘alaihi $a sallam, tidak tersisa sedikit pun. 0idak ada dalam kamus ibadah
sesorang melaksanakan sesuatu karena menganggap ini baik, padahal 6osululloh shollallohu ‘alaihi
$a sallam tidak pernah mencontohkan. /ehingga tatkala ditanya,“Mengapa engkau melakukan
ini” lalu ia menjaab, “&ukankah ini sesuatu yang baik Mengapa engkau melarang aku dari
melakukan yang baik” /audaraku, bukan akal dan perasaanmu yang menjadi hakim baik buruknya.Apakah engkau merasa lebih ta4a dan sholih ketimbang 6osululloh shollallohu ‘alaihi $a sallam dan
para sahabatnya$ )ngatlah sabda 6osululloh shollallohu ‘alaihi $a sallam, “&arangsiapa yang
melakukan satu amalan (ibadah) yang tiada dasarnya dari kami maka ia tertolak.” (36. Muslim"
8erhatikanlah, ibadah kita harus mencocoki tatacara 1abi shollallohu ‘alaihi $a sallam dalam beberapa
hal:
/ebabnya. )badah kepada Alloh dengan sebab yang tidak disyari'atkan, maka ibadah tersebut
adalah bid!ah dan tidak diterima. 9ontoh: Ada orang melakukan sholat tahajjud pada malam dua puluh
tujuh bulan 6ojab, dengan dalih baha malam itu adalah malam Mi'roj 6osulullohshollallohu ‘alaihi $a
sallam (dinaikkan ke atas langit". /holat tahajjud adalah ibadah tetapi karena dikaitkan dengan sebab
yang tidak ditetapkan syari'at maka sholat karena sebab tersebut hukumnya bid'ah.
enisnya. Artinya ibadah harus sesuai dengan syariat dalam jenisnya, contoh seseorang yang
menyembelih kuda untuk kurban adalah tidak sah, karena menyalahi syari'at dalam jenisnya. enis
binatang yang boleh dijadikan kurban adalah unta, sapi dan kambing.
*adar (bilangannya". *alau ada seseorang yang sengaja menambah bilangan raka'at sholat zhuhur
menjadi lima roka'at, maka sholatnya bid'ah dan tidak diterima, karena tidak sesuai dengan ketentuan
syariat dalam jumlah bilangan roka'atnya. Dari sini kita tahu kesalahan orang%orang yang berdzikir
dengan menenentukan jumlah bacaan tersebut sampai bilangan tertentu, baik dalam hitungan ribuan,
ratusan ribu atau bahkan jutaan. Mereka tidak mendapatkan apa%apa kecuali capek dan murka Alloh.
*aifyah (caranya". /eandainya ada seseorang berudhu dengan cara membasuh tangan dan muka
saja, maka udhunya tidak sah, karena tidak sesuai dengan cara yang ditentukan syariat.
-
8/18/2019 2. Syarat Diterimanya Ibadah
3/3
7aktunya. Apabila ada orang menyembelih binatang kurban )dul Adha pada hari pertama bulan
Dzulhijjah, maka tidak sah, karena syari'at menentukan penyembelihan pada hari raya dan hari tasyri4
saja.
0empatnya. Andaikan ada orang beri!tika/ di tempat selain Masjid, maka tidak sah i!tika/ nya. /ebab
tempat i!tika/ hanyalah di Masjid.
7ahai saudaraku; Marilah kita ujudkan tuntutan dua kalimat syahadat ini, yaitu kita menjadikan
ibadah yang kita lakukan semata%mata hanya untuk Alloh dan kita beribadah hanya dengan syari'at
yang dibaa oleh 1abi Muhammad shollallohu ‘alaihi $a sallam dalam setiap tarikan na#as dan detik%
detik kehidupan kita, semoga dengan demikian kita semua menjadi hamba%1ya yang bersyukur,
berta4a dan diridhoi%1ya. 0allohu a!lam bish sho$aab.