2.-susilawati.pdf

Upload: dewi-maspufah

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf

    1/5

    Vol. 16, No. 3, November 2014: 127 - 131Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik 

    ISSN 1411 - 0903

    AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK HERBA SASALADAAN ( Peperomia pellucida  (L.) Kunth.)

    PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

    Susilawati, Y.,1,3 Muhtadi, A.,2 Soetardjo, S.1 dan Supratman, U.31 Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran2 Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran3Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21, Jatinangor 45363, Sumedang

    E-mail:[email protected]; E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida  (L.) Kunth.)

    digunakan secara empirik untuk menurunkan gula darah.

    Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak   n-heksan, etil

    asetat, n-butanol dan etanol Sasaladaan telah dilakukan

    dengan metode induksi aloksan. Ekstraksi dilakukan

    dengan alat Soxhletsecara tuntas dengan pelarut

    bertingkat. Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak

    dilakukan terhadap tikus putih  (Rattus norwegicus) 

     jantang alur Wistar dengan dosis masing-masing

    ekstrak 250 mg/kg BB secara peroral. Suspensi ekstrakdalam PGA 2% diberikan pada kelompok uji setiap

    hari selama tiga hari. Kadar glukosa darah ditentukan

    secara enzimatik, absorbansi sampel diukur dengan

    spektrofotometer UV-Vispada panjang gelombang 500

    nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etil

    asetat mampu menurunkan kadar glukosa darah paling

    tinggi (56,32%) dibandingkan dengan ketiga ekstrak

    lainnya yaitu, ekstrak n-butanol (45,58%), n-heksan

    (24,99%), dan etanol (17,25%).

    Kata kunci:  Peperomia pellucida, sasaladaan, antidiabetes,

    aloksan, soxhlet

     ABSTRACT 

     Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)

    is used empirically to lower blood glucose level .

    Testing antidiabetic activity of n-hexane, ethyl acetate,

    n-butanol and ethanol Sasaladaan extract has been

    done by induction of alloxan method. Soxhlet extraction

    is done by stepwise solvent. Antidiabetic activity tests

     performed on white male rats ( Rattus norwegicus ) with

    dose of 250 mg/kg body weight for each extract by oral

    administration. Extract suspension in 2 % PGAwere

     given in the test group every day for three days. Blood

     glucose levels are determined enzymatically, the

    absorbance of the sample was measured with a UV-Visspectrophotometer at a wavelength of 500 nm . The test

    results showed that the ethyl acetate extract was the

    highest to able tolower the blood glucose level(56.32

    % ) compared with the three other extracts, n-butanol

    (45.58%, n-hexane (24.99%), and ethanol (17.25 %).

     Key words: Peperomia pellucida, sasaladaan, antidiabetic,

    aloxan, soxhlet 

    PENDAHULUAN

    Diabetes melitus merupakan penyakit siologis berupa

     perubahan homeostasis glukosa sehingga kadar glukosadalam plasma darah mengalami kenaikan di atas normal.

    Keadaan kadar gula diatas normal (hiperglikemia) dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan serius

    sistem tubuh, terutama kerusakan syaraf dan pembuluhdarah (Althan, 2003). Indonesia menempati urutankedua setelah India sebagai negara dengan pengidap

    sindrom metabolisme diabetes melitus tertinggi di AsiaTenggara. Tercatat sekitar 8 juta jiwa mengidap sindromini dan diperkirakan akan meningkat hampir 3 kali lipat

     pada tahun 2030 (Danaei, et al ., 2011; Wild, et al.,2004).Dengan demikian penelitian obat antidiabetesmasih

    menjadi prioritas penelitian saat ini.Salah satu cara penanganan diabetes melitus adalah

    dengan menggunakan bahan tumbuhan seperti herba

     Peperomia pellucida(L.) Kunth. atau dikenal dengannama lokal Sasaladaan, Suruhan, Ketumpangan air,Rangu-rangu. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan herba

    yang temasuk dalam famili Piperaceae(Croquist, 1981;Bunyapraphatsara, et al . 1999).Secara empirik herba  P.

     Pellucidadigunakan untuk menurunkan kadar gula darah,selain itu digunakan juga sebagai obat sakit kepala, sakit

     perut, penyakit kulit, batuk, masuk angin, diare, rematik,

    hipertensi, penyakit ginjal(Khan etal ., 2007).Penelitian aktivitas farmakologi yang telah dilaporkan

    untuk tumbuhan ini adalah sebagai anti-inamasi dan

    analgesik (Arrigoni-Blank,et al., 2004), antipiretik (Khan,et al .,2007), depresan (Khan, et al . 2008), antioksidan

    (Mutee,et al ., 2010; Oleyede, et al ., 2011), dan sebagaiantikanker (Wei, et al ., 2011).

    Kandungan kimia herba  P. pellucida  yang telah

    diketahui adalah avonoid (akasetin, apigenin),stirentersubsitusi, apiol, pellucidin A atau senyawa dimerArC

    2(7),viteksin, pelusidatin, tosterol (kampesterol,

    stigmasterol), arilpropanoid, dan glikosida santon(Bayma, et al ., 2000 dan Mishra, et al ., 2010, Khan, et al .,2010).Xu, et al . (2006), melaporkan kandungan senyawa

    secolignan (1,2), tetra hidro furanlignan (3,4), senyawadihidronaftalenon (5), peperomin A, B, C, dan E, hidroksi

    metil tetra hidrofuran, diasetoksimetil tetrahid rofuran,sesamin dan isoswertisin.

    BAHAN DAN METODE

    Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

    separangkat alat Soxhlet, rotary evaporator , centrifuge,sonde oral,  syringe, restrainer , spektro foto meter

    (Vilber Lourmat), dan alat-lain yang biasa digunakan dilaboratorium.

    Herba Sasaladaan ( Peperomia pellucida  (L.)

    Kunth. diperoleh dari Kampung Kawangluwuk,Desa Conggeang Kulon, Kecamatan Conggeang,Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia,

    dikumpulkan sekitar bulan Agustus-September 2012.

    Spesimen tumbuhan dideterminasi di LaboratoriumTaksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasPadjadjaran.

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf

    2/5

    128 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)

    Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih ( Rattus norwegicus) galur Wistar, berkelamin

     jantan, bobot 180-250 g, usia sekitar tiga bulan dandalam keadaan sehat. Tikus diperoleh dari BagianPengelolaan Hewan Departemen Biologi, FMIPA

    Universitas Padjadjaran.Bahan kimia yang digunakan adalah pelarut

    teknis (redistilasi)n-heksan, etil asetat, n-butanol,

    etanol, aloksan (Sigma), glibenklamid (Indofarma), pulvis gummi arabicum (Sigma),kit pereaksi Glucose

    ST Reagensia dan pereaksi enzim GOD-PAP.

    METODE PENELITIAN

    Ekstraksi serbuk simplisia (4,4 kg) diekstraksidengan menggunakan alat soxhlet dengan pelarut

     berturut-turut adalah n-heksan, etil asetat, n-butanoldan etanol. Ekstraksidilakukan secara sinambung

    dari pelarut n-heksan sampai terekstraksi sempurna,kemudian residu diekstraksi kembali dengan pelarutyang lebih polar (etil asetat). Dengan cara yang sama

    dilakukan ekstraksi untuk pelarut n-butanol danetanol. Masing-masing ekstrak kemudian dipekatkanmenggunakan rotary evaporator hingga diperoleh

    ekstrak pekat.Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstraksi

    Semua tikus diukur kadar gukosa darah awal (H0),

    kemudian dipisahkan 4 ekor tikus sebagai kelompokkontrol normal. Tikus lainnya kemudian diinduksi

    dengan aloksan 175 mg/kg BB secara intravena(H

    1). Sehari setelah induksi aloksan (H

    2), dilakukan

     pengukuran kadar gula darah tikus, dan tikus yang

    telah diabetes (kadar glukosa > 200 mg/dL) kemudiandikelompokkan dalam 6 kelompok,dimana setiap

    kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Sehingga terdapat7 kelompok tikus dengan perlakuansebagai berikut:

    1. Kelompokkontrol normal

    : diberikan PGA 2% (tanpainduksi aloksan)

    2. Kelompokkontrol negatif 

    : diberikan PGA 2%

    3. Kelompokkontrol positif 

    : diberikan glibenklamid0,5 mg/kgBB dalam PGA2%

    4. Kelompok uji I : diberikan sediaan ekstrakn-heksan dosis 250 mg/kgBB dosis dalam PGA 2%

    5. Kelompokuji II

    : diberikan sediaan ekstraketil asetat dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%

    6. Kelompok ujiIII

    : diberikan sediaan ekstrakn-butanol dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%

    7. Kelompok ujiIV

    : diberikan sediaan ekstraketanol dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%

    Pemberian sediaan uji pada kelompok 4 sampai7 dilakukan selama 3 hari berturut-turut (H

    2-H

    4)

    setelah dilakukan pengukuran kadar gula darah pada

    setiap tikus. Kelompok 3 juga diberikan sediaan obatantidiabetes (glibenklamid) sebagai pembanding selama3 hari berturut-turut (H

    2-H

    4). Sedangkan kelompok 1

    dan kelompok 2 tidak diberikan sediaan uji maupun

    obat antidiabetes. Pengukuran kadar gula dilakukansetiap hari dari hari ke-2 sampai hari ke-5 (H

    2-H

    5)

    dengan metode glukosa oksidase. Sampel darah tikusselanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpmselama 10 menit kemudian dipisahkanbagian serumnya.

    Serum darah ditambahkan enzim glukosidase dandiukur absorbansinya secara spektrofotometri pada

     panjang gelombang 546 nm dengan menggunakan kit

     pereaksi GOD-PAP. Rumus perhitungan kadar guladarah adalah:

    Keterangan: At= Serapan larutan uji; As= Serapanlarutan baku (glukosa standar)

    Kadar glukosa darah relatif dihitung dengan

     persamaan berikut:

    Keterangan: Ct= Kadar glukosa darah pada waktu t.;C0= Kadar glukosa darah awal (t= 0)

    Data kadar glukosa darah relatif yang diperolehkemudian dilakukan analisis secara statistik dengan

    Analisis Varian (ANAVA) dan uji rentang Newman-Keuls. Untuk menentukan penurunan kadar glukosa

    yang terjadi dapat dihitung prosentase penurunankadar glukosa darah dengan rumus:

    Keterangan: P= Prosentase penurunan kadar guladarah; Cr = Kadar glukosa relatif 

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Simplisia herba  P.pellucida  dihaluskan dengan

    menggunakan alat penggiling elektrik sehinggadiperoleh serbuk kasar. Serbuk tumbuhan P.

     pellucida (4,4 kg) diekstraksi sinambung denganalat

    Soxhletmenggunakan pelarut yang memiliki nilaikepolaran bertingkat yaitun-heksana, etil asetat,

    n-butanol, dan etanol. Masing-masing ekstrak cairkemudian dipekatkan dengan menggunakan rotaryevaporator  pada suhu 40°C sehingga diperolehekstrak

     pekat dengan berat (rendemen) berturut-turut sebagai berikut: n-heksana 117 g (2,65%), etil asetat 125

    g(2,84%),n-butanol 86 g (1,95%), dan etanol 104g(2,36%).

    Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstrak

    Prosedur pengujian aktivitas antidiabetes yangdilakukan dalam penelitian ini telah mendapatkan per-

    setujuan kelayakan etik (ethical clearence) dari KomiteEtik Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran,Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan surat

    Persetujuan Etik No. 622/UN6.C2.1.2/KEPK/PN/2014.Sebelum pengukuran kadar gula plasma awal (t

    0),

    tikus dipuasakan makan selama 10 jam tetapi air minum

    tetap diberikan. Kemudian terhadap semua kelompok

    tikus dilakukan pemberian aloksan dengan dosis 175mg/kgBB, kecuali kelompok kontrol normal. Tikusyang bertahan dengan glukosa plasma diatas 200 mg/dl digunakan dalam pengujian dan dikelompokan

  • 8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf

    3/5

    129Susilawati, Y., Muhtadi, A., Soetardjo, S. dan Supratman, U.

    dalam 6 kelompok uji, masing-masing kelompok tikusterdiri atas 4 ekor tikus. Perlakuan terhadap kelompok

    kontrol positif adalah pemberian suspensi glibenklamid5 mg/kg BB, sedangkan kelompok kontrol negatif tidakdiberikan obat atau ekstrak, hanya suspensi PGA 2%

    sebagai cairan pembawa. Kelompok uji 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut diberikan suspensi ekstrak n-heksan, etil

    asetat, n-butanol dan etanol herba sasaladaan, dengan

    dosis masing-masing 250 mg/kgBB p.o. selama 3hari. Pengamatan kadar glukosa setiap kelompok tikus

    dilakukan setiap hari sampai hari ke-5.Hasil pengukuran kadar glukosa plasma (mg/dL) dan

    kadar glukosa plasma relatif (%) tikus yang diberikan

    ekstrak n-heksan, etil asetat, n-butanol dan etanol herba P. pellucidadapat dilihat pada Tabel 1berikut:

    Data pada Tabel 1 dapat digambarkan dalam grakkadar glukosa plasma dibawah ini sehingga dapatdiamati perubahan kadar glukosa plasma untuk setiap

    kelompok perlakuan pada waktu pengamatan. Grakkadar glukosa plasma relatif (%) dapat dilihat pada

    Gambar 1. berikut:

    Efektivitas penurunan glukosa plasma setiap

    kelompok perlakuan dapat dihitung berdasarkanrumus penurunan kadar glukosa (%) sehingga dapatdibandingkan prosentase penurunan kadar glukosa

     plasma untuk setiap kelompok. Grak penurunankadar glukosa setiap kelompok dapat dilihat padaGambar 2 berikut:

    Tabel 1. Rata-rata Kadar Glukosa Plasma DarahRelatif Tikus (mg/dL) Masing-masing Kelom-

     pok Perlakuan pada Pengujian AktivitasAnti diabetes Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat,

    n-Butanol dan Etanol Herba P. pellucida (L).

    Kunth.

    Hari

    ke-

    Kadar Glukosa Darah Relatif 

    Kelompok Perlakuan

    K(N) K(-) K(+) KE I KE II KE III KE IV

    0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

    1 123.05 501.68 436.65 478.43 404.18 476.63 521.88

    2 119.01 548.94 244.39 426.01 268.57 300.23 442.43

    3 112.33 620.10 241.57 401.20 274.17 334.36 422.26

    4 104.37 440.00 174.54 363.15 237.15 250.94 391.03

    5 88.85 371.51 160.64 329.82 210.29 238.20 370.80

    K(N): Kelompok kontrol normalK(-): Kelompok kontrol negatif 

    K(+): Kelompok kontrol positif 

    KE I: Kelompok uji ekstrak n-heksan herba sasaladaan dosis 250

    mg/kgBB

    KE II: Kelompok uji ekstrak etil asetat herba sasaladaan dosis 250

    mg/kgBB

    KE III: Kelompok uji ekstrak n-butanol herba sasaladaan dosis

    250 mg/kgBB

    KE IV: Kelompok uji ekstrak etanol herba sasaladaan dosis 250

    mg/kgBB

    Gambar 1. Grak kadar glukosa plasma relatif tikus (%) pada pen-

    gujian aktivitas antidiabetes ekstrak n-heksan, etil ase-

    tat, n-butanol dan etanol herba sasaladaan ( P. pellucida)

     pada tikus putih jantan yang diinduksi aloksan

    K(N) : Kelompok kontrol normal

    K(-) : Kelompok kontrol negatif  

    K(+) : Kelompok kontrol positif  

    KE I :Kelompok uji ekstrak n-heksan herba sasaladaan

    dosis 250 mg/kgBB

    KE II :Kelompok uji ekstrak etil asetat herba sasaladaan

    dosis 250 mg/kgBB

    KE III :Kelompok uji ekstrak n-butanol herba sasaladaan

    dosis 250 mg/kgBB

    KE IV :

    Kelompok uji ekstrak etanol herba sasaladaan dosis

    250 mg/kgBB

    Keterangan Gambar 2.

    Gambar 2. Diagram prosentase penurunan kadar glukosa

     plasma rata-rata kelompok kontrol (+), ekstrak

    n-heksan (KE I), etil asetat (KE II), n-butanol

    (KE III) dan etanol (KE IV) herba sasaladaan( P. pellucida)

    Hasil perhitungan prosentase penurunan kadarglukosa darah diatas, menunjukkan bahwa bahwa ekstraketil asetat memiliki aktivitas antidiabetes yang lebih tinggi

    (56,323 %) dibandingkan dengan ketiga ekstrak lainnyayaitu, ekstak n-heksan (24,997%), n-butanol (45,585 %),dan etanol (17,256%).

    Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanyang nyata dari masing-masing kelompok perlakuan

    terhadap penurunan kadar glukosa plasma, makadilakukan uji statistik dengan Analisis Varians(Anava) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Anava Aktivitas Antidiabetes

    Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat, n-Butanol dan

    Etanol pada Mencit yang Diinduksi Aloksan 175

    mg/kg BB 

    Sumber

    VariasiDk JK KT F

    hitF

    0.01

    Antar

     perlakuan6 416230.3 69371.72 15.10079 3.473477

    Waktu 5 416697.8 83339.56 18.14131 3.699019

    Kekeliruan 30 137817.4 4593.912

    Jumlah 41 970745.5 - -

    Hipotesis: H0: π1=0, seluruh perlakuan memberikan efekyang sama terhadap penurunan kadar glukosa

     plasma mencit; H1: tidak demikian; Kriteria :

    H0 ditolak jika F

    hitung> F

    tabel

  • 8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf

    4/5

    130 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)

    Dari Tabel 3 diketahui bahwa nilai Fhitung

     perlakuan

    (15,10) lebih besar dari F tabel (3,47) pada taraf0,01, maka H

    0  ditolak, yang berarti bahwa terdapat

     perbedaan yang bermakna mengenai rata-rata efektiap perlakuan dengan tingkat kepercayaan 99%.Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan

     pengaruh berbeda maka dilakukan uji lebih lanjut

    menggunakan uji Newman-Keus. Hasil dari uji Newman-Keuls dapat dilihat pada Tabel 4.

    Berdasarkan hasil pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna

    antara KE II dan K(+), ditunjukkan dengan nilaiRST KE II (22,7) lebih kecil daripada nilai RST K(+)(50,27), hal ini berarti bahwa kelompok perlakuan

    KE II yang diberikan ekstrak etil asetat dosis 250mg/kg BB, memberikan efek yang tidak berbedadengan kelompok kontrol positif yang diberikan obat

    glibenklamid 0,5 mg/kg BB. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etil asetat memberikan aktivitasantidiabetes yang terbaik dibandingkan kelompok

    uji lainnya. Hal lain yang dapat disimpulkan dari uji Newman-Keuls adalah bahwa kelompok uji KE II dan

    KE III tidak menunjukkan perbedaan yang bermaknakarena nilai RST KE II (34,33) lebih kecil daripadanilai RST KE III (54,22), ini berarti pula bahwa KE

    II dan KE III memberikan efek yang sama dalam penurunan kadar glukosa plasma, walaupun angka prosentase penurunan kadar glukosa plasma KE II

    lebih besar daripada KE III. Diketahui pula bahwatidak terdapat perbedaan yang bermakna antara KE

    IV dan K(-), dimana nilai RST KE IV (55,64) < RSTK(-) (61,00), hal ini menunjukkan bahwa kelompokuji KE IV tidak memberikan efek penurunan gula

    darah seperti kelompok kontrol negatif.Ekstrak etil asetat memberikan nilai penurunan

     prosentase yang tidak berbeda nyata dibandingkan

    dengan kontrol positif, hal ini menunjukkan bahwaekstrak etil asetat memberikan aktivitas yanghampir sama dengan kontrol positif yang diberikan

    glibenklamid 0,5 mg/kg BB .

    SIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

    dapat disimpulkan bahwa herba sasaladaan ( P. pellucida) menunjukkan aktivitas antidiabetes yang

    sangat baik. Ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitasantidiabetes tertinggi dengan prosentase penurunankadar glukosa darah tikus sebesar 56,23%, diikuti

    ekstrak n-butanol (45,58). Secara statistik, efek

    ekstrak etil asetat dan ekstrak n-butanol tidak berbedanyatadibandingkan dengan efek glibenklamid 5 mg/kg BB (α 0,01).

    DAFTAR PUSTAKA

    Althan, V.M. 2003, The pharmacology of diabetic

    complications, Current Medicinal Chemistry10, 1317-1327.

    Arrigoni-Blank, M.F., Dmitrieva, E.G., Franzotti,E.M., Antoniolli, A.A, Andrade, M.R., &

    Marcioro, M., 2004.Anti-inammatory andanalgesic activity of Peperomia pellucida (L.)HBK (Piperaceae), J. of Ethnopharmacol 91,

    215-218.

    Bayma, J.C., Arruda,M.S.P., Muller, A.H. Arruda,

    A.C., & Canto, W.C. 2000. A dimeric ArC2compound from  Peperomia pellucida,

     Phytochemistry 55, 779-782.

    Bunyapraphatsara, de Padua, & Lemmens. 1999.

     Plant Resources of South East Asia, BackhuysPublishers, Leiden, 379-381.

    Cronquist, A. 1981. An Integrated system ofclassication of owering plants. Columbia

    University Press, New York.

    Danaei, G., Finucane, M.M., Lu, Y., Singh, G.M., &

    Cowan, M.J., 2011. National, regional, andglobal trends in fasting plasma glucose anddiabetes prevalence since 1980 : Systematic

    analysis of health examination surveys andepidemiological studies with 370 country-

    years and 2.7 million participants, The Lancet ,378(9785): 31-40.

    Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S. 2007. Neuropharmacological effects of  Peperomia pellucida leaves in mice. Daru, 16 (1): 35-40.

    Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S.,2008.Antypiretic activity of  Peperomia pellucida 

    leaves in rabbit. Turk J. Biol . 32, 37-41.

    Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S., 2010.Isolationand bioactivityof a xanthon glycoside from

     Peperomia pellucida,  Life Sciences and

    medicine Research 1.

    Tabel 4. Hasil Perhitungan Newman-Keuls Aktivitas Antidiabetes antar Kelompok Perlakuan Setelah Diinduksi Aloksan 175

    mg/kg BB dan Diberikan 4 jenis ekstrak dari herba P. pellucida (L.) Kunth.

    K(N) K(+) KE II KE III KE I KE IV K(-) RST0,01

    K(N) 0 118.37* 141.13* 175.46* 241.84* 266.8* 322.44* 43.94

    K(+) - 0 22.76 57.09* 123.47* 148.43* 204.07* 50.27

    KE II - - 0 34.33 100.71* 125.67* 181.31* 54.22

    KE III - - - 0 66.38* 91.34* 146.98* 57.05

    KE I - - - - 0 24.96 80.6* 59.19

    KE IV - - - - - 0 55.64 61.00

    K(-) - - - - - - 0 62.58

  • 8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf

    5/5

    131Susilawati, Y., Muhtadi, A., Soetardjo, S. dan Supratman, U.

    Mishra, M.P. 2010. Peperomia pellucida, an amazingwild medicinal herb, ecosensorium.org .

    [diakses: 17 September 2011]

    Mutee, A.F., Salmihi,S.M., Yam,,M.F., Lim, C.P. &

    Abdullah, G.Z. 2010, In vivoanti-inammatoryand in vitroantioxidant activities of Peperomia

     pellucida, Int. J. of Pharmacol  6 (5): 686-690.

    Oleyede,G.K., Onocha, P.A., & Olaniran, B.B.

    2011. Phytochemical, toxicity, antimicrobialand antioxidant screening of leaf extracts of

     Peperomia pellucida from Nigeria,  Advances

    in Environmental Biology 5(12): 3700-3709.

    Wei, L.S., Wee, W., Siong, J.Y.F. & Syamsunir,D.F. 2011. Characterization of anticancer,

    antimicrobial, antioxidant and chemicalcomposisition of  Peperomia pellucida  leafextract, Acta Medica Iranica, 49(10): 670-674.

    Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R. & King, H.

    2004. Global prevalence of diabetes estimates

    for the year 2000 and projections for 2030, Diabetes Care, 27(5): 1047-1053.

    Xu, S., Li N., Ning,M.M, Zhou, C.H., Yang, Q.R. &Wang, M.W. 2006. Bioactive compounds from

     Peperomia pellucida, J Nat Prod  69, 247-250.