2.-susilawati.pdf
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf
1/5
Vol. 16, No. 3, November 2014: 127 - 131Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik
ISSN 1411 - 0903
AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK HERBA SASALADAAN ( Peperomia pellucida (L.) Kunth.)
PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Susilawati, Y.,1,3 Muhtadi, A.,2 Soetardjo, S.1 dan Supratman, U.31 Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran2 Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran3Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21, Jatinangor 45363, Sumedang
E-mail:[email protected]; E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)
digunakan secara empirik untuk menurunkan gula darah.
Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak n-heksan, etil
asetat, n-butanol dan etanol Sasaladaan telah dilakukan
dengan metode induksi aloksan. Ekstraksi dilakukan
dengan alat Soxhletsecara tuntas dengan pelarut
bertingkat. Pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak
dilakukan terhadap tikus putih (Rattus norwegicus)
jantang alur Wistar dengan dosis masing-masing
ekstrak 250 mg/kg BB secara peroral. Suspensi ekstrakdalam PGA 2% diberikan pada kelompok uji setiap
hari selama tiga hari. Kadar glukosa darah ditentukan
secara enzimatik, absorbansi sampel diukur dengan
spektrofotometer UV-Vispada panjang gelombang 500
nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etil
asetat mampu menurunkan kadar glukosa darah paling
tinggi (56,32%) dibandingkan dengan ketiga ekstrak
lainnya yaitu, ekstrak n-butanol (45,58%), n-heksan
(24,99%), dan etanol (17,25%).
Kata kunci: Peperomia pellucida, sasaladaan, antidiabetes,
aloksan, soxhlet
ABSTRACT
Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)
is used empirically to lower blood glucose level .
Testing antidiabetic activity of n-hexane, ethyl acetate,
n-butanol and ethanol Sasaladaan extract has been
done by induction of alloxan method. Soxhlet extraction
is done by stepwise solvent. Antidiabetic activity tests
performed on white male rats ( Rattus norwegicus ) with
dose of 250 mg/kg body weight for each extract by oral
administration. Extract suspension in 2 % PGAwere
given in the test group every day for three days. Blood
glucose levels are determined enzymatically, the
absorbance of the sample was measured with a UV-Visspectrophotometer at a wavelength of 500 nm . The test
results showed that the ethyl acetate extract was the
highest to able tolower the blood glucose level(56.32
% ) compared with the three other extracts, n-butanol
(45.58%, n-hexane (24.99%), and ethanol (17.25 %).
Key words: Peperomia pellucida, sasaladaan, antidiabetic,
aloxan, soxhlet
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan penyakit siologis berupa
perubahan homeostasis glukosa sehingga kadar glukosadalam plasma darah mengalami kenaikan di atas normal.
Keadaan kadar gula diatas normal (hiperglikemia) dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan serius
sistem tubuh, terutama kerusakan syaraf dan pembuluhdarah (Althan, 2003). Indonesia menempati urutankedua setelah India sebagai negara dengan pengidap
sindrom metabolisme diabetes melitus tertinggi di AsiaTenggara. Tercatat sekitar 8 juta jiwa mengidap sindromini dan diperkirakan akan meningkat hampir 3 kali lipat
pada tahun 2030 (Danaei, et al ., 2011; Wild, et al.,2004).Dengan demikian penelitian obat antidiabetesmasih
menjadi prioritas penelitian saat ini.Salah satu cara penanganan diabetes melitus adalah
dengan menggunakan bahan tumbuhan seperti herba
Peperomia pellucida(L.) Kunth. atau dikenal dengannama lokal Sasaladaan, Suruhan, Ketumpangan air,Rangu-rangu. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan herba
yang temasuk dalam famili Piperaceae(Croquist, 1981;Bunyapraphatsara, et al . 1999).Secara empirik herba P.
Pellucidadigunakan untuk menurunkan kadar gula darah,selain itu digunakan juga sebagai obat sakit kepala, sakit
perut, penyakit kulit, batuk, masuk angin, diare, rematik,
hipertensi, penyakit ginjal(Khan etal ., 2007).Penelitian aktivitas farmakologi yang telah dilaporkan
untuk tumbuhan ini adalah sebagai anti-inamasi dan
analgesik (Arrigoni-Blank,et al., 2004), antipiretik (Khan,et al .,2007), depresan (Khan, et al . 2008), antioksidan
(Mutee,et al ., 2010; Oleyede, et al ., 2011), dan sebagaiantikanker (Wei, et al ., 2011).
Kandungan kimia herba P. pellucida yang telah
diketahui adalah avonoid (akasetin, apigenin),stirentersubsitusi, apiol, pellucidin A atau senyawa dimerArC
2(7),viteksin, pelusidatin, tosterol (kampesterol,
stigmasterol), arilpropanoid, dan glikosida santon(Bayma, et al ., 2000 dan Mishra, et al ., 2010, Khan, et al .,2010).Xu, et al . (2006), melaporkan kandungan senyawa
secolignan (1,2), tetra hidro furanlignan (3,4), senyawadihidronaftalenon (5), peperomin A, B, C, dan E, hidroksi
metil tetra hidrofuran, diasetoksimetil tetrahid rofuran,sesamin dan isoswertisin.
BAHAN DAN METODE
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
separangkat alat Soxhlet, rotary evaporator , centrifuge,sonde oral, syringe, restrainer , spektro foto meter
(Vilber Lourmat), dan alat-lain yang biasa digunakan dilaboratorium.
Herba Sasaladaan ( Peperomia pellucida (L.)
Kunth. diperoleh dari Kampung Kawangluwuk,Desa Conggeang Kulon, Kecamatan Conggeang,Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia,
dikumpulkan sekitar bulan Agustus-September 2012.
Spesimen tumbuhan dideterminasi di LaboratoriumTaksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasPadjadjaran.
-
8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf
2/5
128 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih ( Rattus norwegicus) galur Wistar, berkelamin
jantan, bobot 180-250 g, usia sekitar tiga bulan dandalam keadaan sehat. Tikus diperoleh dari BagianPengelolaan Hewan Departemen Biologi, FMIPA
Universitas Padjadjaran.Bahan kimia yang digunakan adalah pelarut
teknis (redistilasi)n-heksan, etil asetat, n-butanol,
etanol, aloksan (Sigma), glibenklamid (Indofarma), pulvis gummi arabicum (Sigma),kit pereaksi Glucose
ST Reagensia dan pereaksi enzim GOD-PAP.
METODE PENELITIAN
Ekstraksi serbuk simplisia (4,4 kg) diekstraksidengan menggunakan alat soxhlet dengan pelarut
berturut-turut adalah n-heksan, etil asetat, n-butanoldan etanol. Ekstraksidilakukan secara sinambung
dari pelarut n-heksan sampai terekstraksi sempurna,kemudian residu diekstraksi kembali dengan pelarutyang lebih polar (etil asetat). Dengan cara yang sama
dilakukan ekstraksi untuk pelarut n-butanol danetanol. Masing-masing ekstrak kemudian dipekatkanmenggunakan rotary evaporator hingga diperoleh
ekstrak pekat.Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstraksi
Semua tikus diukur kadar gukosa darah awal (H0),
kemudian dipisahkan 4 ekor tikus sebagai kelompokkontrol normal. Tikus lainnya kemudian diinduksi
dengan aloksan 175 mg/kg BB secara intravena(H
1). Sehari setelah induksi aloksan (H
2), dilakukan
pengukuran kadar gula darah tikus, dan tikus yang
telah diabetes (kadar glukosa > 200 mg/dL) kemudiandikelompokkan dalam 6 kelompok,dimana setiap
kelompok terdiri atas 4 ekor tikus. Sehingga terdapat7 kelompok tikus dengan perlakuansebagai berikut:
1. Kelompokkontrol normal
: diberikan PGA 2% (tanpainduksi aloksan)
2. Kelompokkontrol negatif
: diberikan PGA 2%
3. Kelompokkontrol positif
: diberikan glibenklamid0,5 mg/kgBB dalam PGA2%
4. Kelompok uji I : diberikan sediaan ekstrakn-heksan dosis 250 mg/kgBB dosis dalam PGA 2%
5. Kelompokuji II
: diberikan sediaan ekstraketil asetat dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%
6. Kelompok ujiIII
: diberikan sediaan ekstrakn-butanol dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%
7. Kelompok ujiIV
: diberikan sediaan ekstraketanol dosis 250 mg/kgBB dalam PGA 2%
Pemberian sediaan uji pada kelompok 4 sampai7 dilakukan selama 3 hari berturut-turut (H
2-H
4)
setelah dilakukan pengukuran kadar gula darah pada
setiap tikus. Kelompok 3 juga diberikan sediaan obatantidiabetes (glibenklamid) sebagai pembanding selama3 hari berturut-turut (H
2-H
4). Sedangkan kelompok 1
dan kelompok 2 tidak diberikan sediaan uji maupun
obat antidiabetes. Pengukuran kadar gula dilakukansetiap hari dari hari ke-2 sampai hari ke-5 (H
2-H
5)
dengan metode glukosa oksidase. Sampel darah tikusselanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpmselama 10 menit kemudian dipisahkanbagian serumnya.
Serum darah ditambahkan enzim glukosidase dandiukur absorbansinya secara spektrofotometri pada
panjang gelombang 546 nm dengan menggunakan kit
pereaksi GOD-PAP. Rumus perhitungan kadar guladarah adalah:
Keterangan: At= Serapan larutan uji; As= Serapanlarutan baku (glukosa standar)
Kadar glukosa darah relatif dihitung dengan
persamaan berikut:
Keterangan: Ct= Kadar glukosa darah pada waktu t.;C0= Kadar glukosa darah awal (t= 0)
Data kadar glukosa darah relatif yang diperolehkemudian dilakukan analisis secara statistik dengan
Analisis Varian (ANAVA) dan uji rentang Newman-Keuls. Untuk menentukan penurunan kadar glukosa
yang terjadi dapat dihitung prosentase penurunankadar glukosa darah dengan rumus:
Keterangan: P= Prosentase penurunan kadar guladarah; Cr = Kadar glukosa relatif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Simplisia herba P.pellucida dihaluskan dengan
menggunakan alat penggiling elektrik sehinggadiperoleh serbuk kasar. Serbuk tumbuhan P.
pellucida (4,4 kg) diekstraksi sinambung denganalat
Soxhletmenggunakan pelarut yang memiliki nilaikepolaran bertingkat yaitun-heksana, etil asetat,
n-butanol, dan etanol. Masing-masing ekstrak cairkemudian dipekatkan dengan menggunakan rotaryevaporator pada suhu 40°C sehingga diperolehekstrak
pekat dengan berat (rendemen) berturut-turut sebagai berikut: n-heksana 117 g (2,65%), etil asetat 125
g(2,84%),n-butanol 86 g (1,95%), dan etanol 104g(2,36%).
Pengujian Aktivitas Antidiabetes Ekstrak
Prosedur pengujian aktivitas antidiabetes yangdilakukan dalam penelitian ini telah mendapatkan per-
setujuan kelayakan etik (ethical clearence) dari KomiteEtik Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran,Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan surat
Persetujuan Etik No. 622/UN6.C2.1.2/KEPK/PN/2014.Sebelum pengukuran kadar gula plasma awal (t
0),
tikus dipuasakan makan selama 10 jam tetapi air minum
tetap diberikan. Kemudian terhadap semua kelompok
tikus dilakukan pemberian aloksan dengan dosis 175mg/kgBB, kecuali kelompok kontrol normal. Tikusyang bertahan dengan glukosa plasma diatas 200 mg/dl digunakan dalam pengujian dan dikelompokan
-
8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf
3/5
129Susilawati, Y., Muhtadi, A., Soetardjo, S. dan Supratman, U.
dalam 6 kelompok uji, masing-masing kelompok tikusterdiri atas 4 ekor tikus. Perlakuan terhadap kelompok
kontrol positif adalah pemberian suspensi glibenklamid5 mg/kg BB, sedangkan kelompok kontrol negatif tidakdiberikan obat atau ekstrak, hanya suspensi PGA 2%
sebagai cairan pembawa. Kelompok uji 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut diberikan suspensi ekstrak n-heksan, etil
asetat, n-butanol dan etanol herba sasaladaan, dengan
dosis masing-masing 250 mg/kgBB p.o. selama 3hari. Pengamatan kadar glukosa setiap kelompok tikus
dilakukan setiap hari sampai hari ke-5.Hasil pengukuran kadar glukosa plasma (mg/dL) dan
kadar glukosa plasma relatif (%) tikus yang diberikan
ekstrak n-heksan, etil asetat, n-butanol dan etanol herba P. pellucidadapat dilihat pada Tabel 1berikut:
Data pada Tabel 1 dapat digambarkan dalam grakkadar glukosa plasma dibawah ini sehingga dapatdiamati perubahan kadar glukosa plasma untuk setiap
kelompok perlakuan pada waktu pengamatan. Grakkadar glukosa plasma relatif (%) dapat dilihat pada
Gambar 1. berikut:
Efektivitas penurunan glukosa plasma setiap
kelompok perlakuan dapat dihitung berdasarkanrumus penurunan kadar glukosa (%) sehingga dapatdibandingkan prosentase penurunan kadar glukosa
plasma untuk setiap kelompok. Grak penurunankadar glukosa setiap kelompok dapat dilihat padaGambar 2 berikut:
Tabel 1. Rata-rata Kadar Glukosa Plasma DarahRelatif Tikus (mg/dL) Masing-masing Kelom-
pok Perlakuan pada Pengujian AktivitasAnti diabetes Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat,
n-Butanol dan Etanol Herba P. pellucida (L).
Kunth.
Hari
ke-
Kadar Glukosa Darah Relatif
Kelompok Perlakuan
K(N) K(-) K(+) KE I KE II KE III KE IV
0 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
1 123.05 501.68 436.65 478.43 404.18 476.63 521.88
2 119.01 548.94 244.39 426.01 268.57 300.23 442.43
3 112.33 620.10 241.57 401.20 274.17 334.36 422.26
4 104.37 440.00 174.54 363.15 237.15 250.94 391.03
5 88.85 371.51 160.64 329.82 210.29 238.20 370.80
K(N): Kelompok kontrol normalK(-): Kelompok kontrol negatif
K(+): Kelompok kontrol positif
KE I: Kelompok uji ekstrak n-heksan herba sasaladaan dosis 250
mg/kgBB
KE II: Kelompok uji ekstrak etil asetat herba sasaladaan dosis 250
mg/kgBB
KE III: Kelompok uji ekstrak n-butanol herba sasaladaan dosis
250 mg/kgBB
KE IV: Kelompok uji ekstrak etanol herba sasaladaan dosis 250
mg/kgBB
Gambar 1. Grak kadar glukosa plasma relatif tikus (%) pada pen-
gujian aktivitas antidiabetes ekstrak n-heksan, etil ase-
tat, n-butanol dan etanol herba sasaladaan ( P. pellucida)
pada tikus putih jantan yang diinduksi aloksan
K(N) : Kelompok kontrol normal
K(-) : Kelompok kontrol negatif
K(+) : Kelompok kontrol positif
KE I :Kelompok uji ekstrak n-heksan herba sasaladaan
dosis 250 mg/kgBB
KE II :Kelompok uji ekstrak etil asetat herba sasaladaan
dosis 250 mg/kgBB
KE III :Kelompok uji ekstrak n-butanol herba sasaladaan
dosis 250 mg/kgBB
KE IV :
Kelompok uji ekstrak etanol herba sasaladaan dosis
250 mg/kgBB
Keterangan Gambar 2.
Gambar 2. Diagram prosentase penurunan kadar glukosa
plasma rata-rata kelompok kontrol (+), ekstrak
n-heksan (KE I), etil asetat (KE II), n-butanol
(KE III) dan etanol (KE IV) herba sasaladaan( P. pellucida)
Hasil perhitungan prosentase penurunan kadarglukosa darah diatas, menunjukkan bahwa bahwa ekstraketil asetat memiliki aktivitas antidiabetes yang lebih tinggi
(56,323 %) dibandingkan dengan ketiga ekstrak lainnyayaitu, ekstak n-heksan (24,997%), n-butanol (45,585 %),dan etanol (17,256%).
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanyang nyata dari masing-masing kelompok perlakuan
terhadap penurunan kadar glukosa plasma, makadilakukan uji statistik dengan Analisis Varians(Anava) yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Anava Aktivitas Antidiabetes
Ekstrak n-Heksana, Etil Asetat, n-Butanol dan
Etanol pada Mencit yang Diinduksi Aloksan 175
mg/kg BB
Sumber
VariasiDk JK KT F
hitF
0.01
Antar
perlakuan6 416230.3 69371.72 15.10079 3.473477
Waktu 5 416697.8 83339.56 18.14131 3.699019
Kekeliruan 30 137817.4 4593.912
Jumlah 41 970745.5 - -
Hipotesis: H0: π1=0, seluruh perlakuan memberikan efekyang sama terhadap penurunan kadar glukosa
plasma mencit; H1: tidak demikian; Kriteria :
H0 ditolak jika F
hitung> F
tabel
-
8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf
4/5
130 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.)
Dari Tabel 3 diketahui bahwa nilai Fhitung
perlakuan
(15,10) lebih besar dari F tabel (3,47) pada taraf0,01, maka H
0 ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna mengenai rata-rata efektiap perlakuan dengan tingkat kepercayaan 99%.Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan
pengaruh berbeda maka dilakukan uji lebih lanjut
menggunakan uji Newman-Keus. Hasil dari uji Newman-Keuls dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan hasil pada Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
antara KE II dan K(+), ditunjukkan dengan nilaiRST KE II (22,7) lebih kecil daripada nilai RST K(+)(50,27), hal ini berarti bahwa kelompok perlakuan
KE II yang diberikan ekstrak etil asetat dosis 250mg/kg BB, memberikan efek yang tidak berbedadengan kelompok kontrol positif yang diberikan obat
glibenklamid 0,5 mg/kg BB. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etil asetat memberikan aktivitasantidiabetes yang terbaik dibandingkan kelompok
uji lainnya. Hal lain yang dapat disimpulkan dari uji Newman-Keuls adalah bahwa kelompok uji KE II dan
KE III tidak menunjukkan perbedaan yang bermaknakarena nilai RST KE II (34,33) lebih kecil daripadanilai RST KE III (54,22), ini berarti pula bahwa KE
II dan KE III memberikan efek yang sama dalam penurunan kadar glukosa plasma, walaupun angka prosentase penurunan kadar glukosa plasma KE II
lebih besar daripada KE III. Diketahui pula bahwatidak terdapat perbedaan yang bermakna antara KE
IV dan K(-), dimana nilai RST KE IV (55,64) < RSTK(-) (61,00), hal ini menunjukkan bahwa kelompokuji KE IV tidak memberikan efek penurunan gula
darah seperti kelompok kontrol negatif.Ekstrak etil asetat memberikan nilai penurunan
prosentase yang tidak berbeda nyata dibandingkan
dengan kontrol positif, hal ini menunjukkan bahwaekstrak etil asetat memberikan aktivitas yanghampir sama dengan kontrol positif yang diberikan
glibenklamid 0,5 mg/kg BB .
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa herba sasaladaan ( P. pellucida) menunjukkan aktivitas antidiabetes yang
sangat baik. Ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitasantidiabetes tertinggi dengan prosentase penurunankadar glukosa darah tikus sebesar 56,23%, diikuti
ekstrak n-butanol (45,58). Secara statistik, efek
ekstrak etil asetat dan ekstrak n-butanol tidak berbedanyatadibandingkan dengan efek glibenklamid 5 mg/kg BB (α 0,01).
DAFTAR PUSTAKA
Althan, V.M. 2003, The pharmacology of diabetic
complications, Current Medicinal Chemistry10, 1317-1327.
Arrigoni-Blank, M.F., Dmitrieva, E.G., Franzotti,E.M., Antoniolli, A.A, Andrade, M.R., &
Marcioro, M., 2004.Anti-inammatory andanalgesic activity of Peperomia pellucida (L.)HBK (Piperaceae), J. of Ethnopharmacol 91,
215-218.
Bayma, J.C., Arruda,M.S.P., Muller, A.H. Arruda,
A.C., & Canto, W.C. 2000. A dimeric ArC2compound from Peperomia pellucida,
Phytochemistry 55, 779-782.
Bunyapraphatsara, de Padua, & Lemmens. 1999.
Plant Resources of South East Asia, BackhuysPublishers, Leiden, 379-381.
Cronquist, A. 1981. An Integrated system ofclassication of owering plants. Columbia
University Press, New York.
Danaei, G., Finucane, M.M., Lu, Y., Singh, G.M., &
Cowan, M.J., 2011. National, regional, andglobal trends in fasting plasma glucose anddiabetes prevalence since 1980 : Systematic
analysis of health examination surveys andepidemiological studies with 370 country-
years and 2.7 million participants, The Lancet ,378(9785): 31-40.
Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S. 2007. Neuropharmacological effects of Peperomia pellucida leaves in mice. Daru, 16 (1): 35-40.
Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S.,2008.Antypiretic activity of Peperomia pellucida
leaves in rabbit. Turk J. Biol . 32, 37-41.
Khan, A., Rahman, M., & Islam, M.S., 2010.Isolationand bioactivityof a xanthon glycoside from
Peperomia pellucida, Life Sciences and
medicine Research 1.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Newman-Keuls Aktivitas Antidiabetes antar Kelompok Perlakuan Setelah Diinduksi Aloksan 175
mg/kg BB dan Diberikan 4 jenis ekstrak dari herba P. pellucida (L.) Kunth.
K(N) K(+) KE II KE III KE I KE IV K(-) RST0,01
K(N) 0 118.37* 141.13* 175.46* 241.84* 266.8* 322.44* 43.94
K(+) - 0 22.76 57.09* 123.47* 148.43* 204.07* 50.27
KE II - - 0 34.33 100.71* 125.67* 181.31* 54.22
KE III - - - 0 66.38* 91.34* 146.98* 57.05
KE I - - - - 0 24.96 80.6* 59.19
KE IV - - - - - 0 55.64 61.00
K(-) - - - - - - 0 62.58
-
8/18/2019 2.-SUSILAWATI.pdf
5/5
131Susilawati, Y., Muhtadi, A., Soetardjo, S. dan Supratman, U.
Mishra, M.P. 2010. Peperomia pellucida, an amazingwild medicinal herb, ecosensorium.org .
[diakses: 17 September 2011]
Mutee, A.F., Salmihi,S.M., Yam,,M.F., Lim, C.P. &
Abdullah, G.Z. 2010, In vivoanti-inammatoryand in vitroantioxidant activities of Peperomia
pellucida, Int. J. of Pharmacol 6 (5): 686-690.
Oleyede,G.K., Onocha, P.A., & Olaniran, B.B.
2011. Phytochemical, toxicity, antimicrobialand antioxidant screening of leaf extracts of
Peperomia pellucida from Nigeria, Advances
in Environmental Biology 5(12): 3700-3709.
Wei, L.S., Wee, W., Siong, J.Y.F. & Syamsunir,D.F. 2011. Characterization of anticancer,
antimicrobial, antioxidant and chemicalcomposisition of Peperomia pellucida leafextract, Acta Medica Iranica, 49(10): 670-674.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R. & King, H.
2004. Global prevalence of diabetes estimates
for the year 2000 and projections for 2030, Diabetes Care, 27(5): 1047-1053.
Xu, S., Li N., Ning,M.M, Zhou, C.H., Yang, Q.R. &Wang, M.W. 2006. Bioactive compounds from
Peperomia pellucida, J Nat Prod 69, 247-250.