2-sensor_aktuator& komponen kontrol
DESCRIPTION
komponen kontrol, sensor dan aktuatorTRANSCRIPT
-
SENSOR, AKTUATOR DAN KOMPONEN KONTROL LAINNYA
A. Tranduser
Tranduser : piranti (device) yang mengkonversi energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya
Contoh :
- Termometer air raksa : mengkonversi energi termal/panas yang diterimanya
menjadi perubahan ketinggian kolom air raksa yang terdapat di dalam tabung
kaca termometer tersebut.
Berdasarkan fungsinya dalam suatu sistem elektronik, transduser dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: sensor dan aktuator.
B. Sensor Sensor (kadang disebut juga detektor) : transduser masukan yang berfungsi menerima
suatu bentuk energi (biasanya berupa besaran fisis) dan mengonversinya
menjadi sinyal elektris.
Disebut sensor karena piranti ini berfungsi mengindera (sense) atau mendeteksi
(detect) suatu bentuk energi atau fenomena/besaran fisis.
Klasifikasi sensor :
a. Berdasarkan fenomena alam atau besaran fisis yang diinderanya, sensor dibedakan
menjadi :
Sensor cahaya (optik)
Sensor optik atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau
ruangan. Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengubah energy dari foton
menjadi elektron.
Jenis sensor cahaya adalah :
- Fotovoltaic (sel solar), merupakan sensor sinar yang mengubah intensitas
cahaya yang diterima secara langsung menjadi tegangan.
-
Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan
lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan
menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan
tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh.
- Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan
tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi
tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun pada tingkat harga yang
rendah.
- LED
- LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor peka cahaya ini bersifat resistif : perubahan intensitas cahaya
menyebabkan perubahan resistansi sensor. Perubahan resistansi ini
dimanfaatkan untuk menghasilkan perubahan tegangan dengan cara
menempatkan sensor tersebut pada rangkaian pembagi tegangan (voltage
divider) yang kedua ujungnya diberi catu daya (sumber tegangan eksternal),
yaitu tegangan dc +5 V.
Sensor temperatur (suhu)
Jenis sensor temperatur adalah :
- Termokopel
Sensor ini terdiri dari dua jenis logam yang salah satu ujungnya saling
terhubung satu sama lain. Perubahan temperatur pada bagian ujung yang
terhubung akan menimbulkan tegangan (beda potensial) pada kedua ujung
yang terbuka (tak terhubung).
- Detektor suhu tahanan / RTD (Resistant Temperature Detector)
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu
tahanan (resistant temperature detector) adalah tahanan listrik dari logam
yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah
presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu
yang konsisten melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering
digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan
reproduksibilitas.
- Termistor
-
- Merupakan resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan
sebaliknya, bersifat resistif dan biasanya ditempatkan dalam rangkaian
pembagi tegangan dengan catu daya +5V. Termistor sangat peka (perubahan
tahanan sebesar 5% per C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan
kecil di dalam suhu.
- Sensor suhu rangkaian terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon sebagai elemen sensor.
Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam
rentang suhu (dibawah 200 C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear
di atas rentang kerja.
Sensor bunyi
Sensor Suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusiuda
suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric
Curret). Sensor suara bekerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang
suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya
membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil dibalik membran
tadi naik dan turun.
Contoh :
- Mikrofon : mengkonversi gelombang bunyi menjadi sinyal elektris
Sensor gaya/tekanan
Jenis sensor tekanan adalah :
- Strain gauge
Strain gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur
tekanan (deformasi atau strain) pada alat ini. Alat ini ditemukan pertama kali
oleh Edward E. Simmons pada tahun 1938, dalam bentuk foil logam yang
bersifat insulatif (isolasi) yang menempel pada benda yang akan diukur
tekanannya. Jika tekanan pada benda berubah, maka foilnya akan ter
deformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik
ini akan dimasukkan ke dalam rangkaian Jembatan Wheatstone. Output dari
sensor ini adalah berupa perubahan resistansi yang kemudian dikondisikan
dengan menggunakan wheatstone brige. Sensor inni digunakan dengan cara
ditempelkan pada permukaan logam yang akan diukur regangannya.
-
- Piezoresistif : Tekanan yang diterima sensor ini diubah menjadi perubahan
resistansi
- Piezoelektrik
Piezoelektrik adalah suatu kemampuan yang dimiliki sebagian kristal maupun
bahan-bahan tertentu lainnya yang dapat menghasilkan suatu arus listrik jika
mendapatkan perlakuan tekanan.
Sensor kecepatan/percepatan
Contoh :
- Sensor kecepatan : rotary encoder
Sensor aliran
Sensor magnetik
Sensor jarak/posisi/ketinggian
Sensor kimia
b. Berdasarkan kebutuhan energi untuk membangkitkan sinyal elektris pada
keluarannya, sensor dibedakan menjadi sensor aktif dan sensor pasif
Sensor aktif : sensor yang membutuhkan sumber listrik (ac atau dc) untuk
mengoperasikannya.
Contoh :
- Strain gauge
- LDR (Light Dependent Resistor)
- Termistor
- Piezoresistif
Sensor pasif : sensor yang membutuhkan sumber listrik (ac atau dc) untuk
mengoperasikannya.
Sensor ini langsung menghasilkan tegangan pada keluarannya tanpa harus diberi
catu daya sama sekali.
-
Contoh :
- Termokopel
- Piezoelektrik : tekanan yang diterima sensor ini diubah langsung menjadi
tegangan.
- Fotovoltaik
c. Berdasarkan tipe energi yang dideteksinya, sensor dapat dibedakan atas 6 jenis
seperti ditunjukkan pada table di bawah.
Jenis sensor Contoh sensor Keterangan
Mekanik Strain gauge Regangan sebanding dengan perubahan
resistansi
Magnetik Sensor efek Hall Arus yang mengalir di dalam konduktor piranti
Efek Hall menghasilkan tegangan
Radiasi
elektromagnetik
Antena penerima Mengubah energi elektromagnetik gelombang
radio menjadi energi listrik
Radiasi nuklir Kamar ionisasi Arus listrik di antara elektroda-elektrodanya
sebanding dengan radiasi pengionan (ionizing
radiation)
Panas Termokopel Tegangan keluarannya sebanding dengan
selisih temperatur kedua kawat logam yang
digabungkan pada salah satu ujungnya
Kimia Sensor pH Ukuran konsentrasi ion hidrogen di dalam
suatu larutan
d. Berdasarkan efek kelistrikan pada elemen sensornya, sensor dapat dibedakan
menjadi sensor resistif, sensor induktif dan sensor kapasitif.
Sensor resistif : sensor yang resistansinya berubah ketika menerima
pengaruh/perubahan kondisi eksternal tertentu.
Contoh :
- Termistor : resistansinya berubah dengan berubahnya temperatur.
- Piezoresistif : resistansinya berubah dengan berubahnya tekanan.
- GMR (Giant Magneto Resistif) : resistansinya berubah denganberubahnya
medan magnetik eksternal.
-
Sensor induktif : sensor yang induktansinya berubah ketika menerima
pengaruh/perubahan kondisi eksternal tertentu.
Contoh :
- LVDT ( Linear Variable Differential Transformer) : induktansinya berubah
dengan berubahnya posisi inti besi di dalam transformator/trafo.
Sensor kapasitif : sensor yang kapasitansinya berubah ketika menerima
pengaruh/perubahan kondisi eksternal tertentu.
Contoh :
- Mikrofon kapasitor (condenser microphone) : kapasitansinya berubah dengan
berubahnya jarak antara kedua plat kapasitor didalam mikrofon akibat
tekanan gelombang akustik/bunyi yangditerimanya.
- Sensor kelembaban udara : kapasitansinya berubah dengan berubahnya
konstanta dielektrik kapasitor akibat perubahan jumlah material (uap air)
yang mengisi celah antara kedua plat kapasitor itu.
e. Berdasarkan bentuk sinyal keluarannya, sensor dibagi menjadi sensor analog dan
sensor digital.
Sensor analog : menghasilkan sinyal/tegangan keluaran kontinyu dan umumnya
sebanding dengan besaran yang sedang diukur.
Contoh : termokopel
Sensor digital : menghasilkan sinyal/tegangan keluaran diskrit (tidak kontinyu,
melainkan dalam bentuk biner).
Contoh : sistem sensor kecepatan putaran (terdiri atas LED sebagai pemancar
dan fototransistor sebagai penerima).
C. Aktuator
Aktuator berarti penggerak. Dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang mengubah
sinyal listrik menjadi gerakan mekanis. Biasa digunakan sebagai proses lanjutan dari
keluaran suatu proses olah data yang dihasilkan oleh suatu sensor atau kontroler.
Berikut adalah jenis-jenis aktuator :
- Relai
Merupakan alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan untuk
-
pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus
rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan elektromagnet yang menggerakkan
elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik penghubung (konektor)
rangkaian sehingga dapat menghasilkan kondisi kontak ON atau kontak OFF atau
kombinasi dari keduanya.
- Solenoid
Merupakan alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus listrik
menjadi gerakan mekanis linear. Terbentuk dari kumparan dengan inti besi yang
dapat bergerak, besarnya gaya tarikan atau dorongan yang dihasilkan adalah
ditentukan dengan jumlah lilitan kumparan tembaga dan besar arus yang mengalir
melalui kumparan.
- Motor stepper
Merupakan alat yang mengubah pulsa listrik yang diberikan menjadi gerakan rotor
diskrit (berlainan) yang disebut step (langkah). Satu putaran motor memerlukan 360
derajat dengan jumlah langkah yang tertentu perderajatnya. Ukuran kerja dari
stepper biasanya diberikan dalam jumlah langkah per-putaran per-detik. Motor
stepper mempunyai kecepatan dan torsi yang rendah namun memiliki kontrol
gerakan posisi yang cermat, hal ini dikarenakan memiliki beberapa segmen kutub
kumparan.
- Motor DC
Merupakan alat yang mengubah pulsa listrik menjadi gerak, mempunyai prinsip
dasar yang sama dengan motor stepper namun gerakannya bersifat kontinyu atau
berkelanjutan. Motor DC dibagi atas 2 jenis :
1. Motor DC dengan sikat (mekanis komutasi), yaitu motor yang memiliki sikat
karbon berfungsi sebagai pengubah arus pada kumparan sedemikian rupa
sehingga arah tenaga putaran motor akan selalu sama.
2. Motor DC tanpa sikat, menggunakan semi konduktor untuk merubah maupun
membalik arus sehingga layaknya pulsa yang menggerakkan motor tersebut.
Biasa digunakan pada sistem servo, karena mempunyai efisiensi tinggi, umur
pemakaian lama, tingkat kebisingan suara listrik rendah, karena putarannya
halus seperti stepper namun putarannya terus-menerus tanpa adanya step.
-
D. Komponen Kontrol Lainnya Analog (ADC)
Prosedur konversi sinyal analog digital :
(1) Sensor & tranduser : merupakan perangkat penghasil sinyal analog
(2) Pengkondisian sinyal : sinyal analog kontinyu dari tranduser diolah terlebih
dahulu melalui proses seperti filter dan konversi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya agar bentuk sinyal menjadi lebih baik.
(3) Multiplexer : menggabungkan beberapa proses menjadi proses serial
(4) Amplifier : menskalakan sinyal input agar sesuai dengan range perangkat ADC
(5) Analog-to-Digital Converter : mengkonversi sinyal input menjadi sinyal digital
Langkah-langkah ADC :
1. Sampling
2. kuantisasi
Digital (DAC) Langkah-langkah DAC :
1. decoding
2. data holding