2. pemeriksaan fisik dasar i

Upload: azwararifki

Post on 02-Jun-2018

305 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    1/33

    Pemeriksaan Fisik Umum

    Prof. dr. Hj. Habibah Hanum Nst, Sp.PD.K.PsiKontributor Blok Informasi Komunikasi & Teknologi

    Fakultas KedokteranUniversitas Islam Sumatera Utara

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    2/33

    PENDAHULUAN

    Pemeriksaan fisik merupakan salah satu carayang dipergunakan tenaga medis (dokter) dalam

    menegakkan diagnosis suatu penyakit.

    Melalui pemeriksaan fisik, dapat ditemukankeadaan-keadaan abnormal pada tubuh pasien,

    yang tidak ditemukan pada anamnesis, sekaligusmemperkuat berbagai informasi yang telahdidapatkan sebelumnya dari anamnesis.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    3/33

    Persiapan dan Urutan Pemeriksaan

    Pemeriksaan fisik dilakukan secara

    berurutan dan sistematis.Dimulai dengan pemeriksaan status

    presens (pemeriksaan fisik umum).

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    4/33

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    5/33

    Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien

    Keadaan umum pasien dapat ditentukandengan melakukan pengamatan awal

    terlebih dahulu untuk mengetahui adatidaknya kelainan-kelainan yang mungkinberkaitan dengan penyakit yang diderita

    pasien.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    6/33

    Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien

    Keadaan umum pasien yang dapat diamati misalnya :

    Ekspresi Wajah.

    Sikap Badan.

    Cara Berbicara.

    Gaya Berjalan.

    Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian

    keadaan penyakit pasien.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    7/33

    Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien

    Secara secara umum keadaan penyakitpasien dapat dinyatakan dalam tiga

    kriteria yaitu :Tampak sakit ringan.

    Tampak sakit sedang.

    Tampak sakit berat.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    8/33

    Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

    Tingkat-tingkat kesadaran yang lazim diketahuiantara lain adalah :

    Kompos Mentis.

    Apatis.Delirium. Somnolen. Sopor. Semi koma.Koma.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    9/33

    Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh

    Indeks massa tubuh dapat ditentukandengan cara mengukur berat dan tinggi

    badan pasien terlebih dahulu.Setelah berat dan tinggi badan diketahui,

    indeks massa tubuh dapat ditentukan,

    yaitu berat badan (satuan kilogram),dibagi dengan kuadrat tinggi badan(satuan meter).

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    10/33

    Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh

    IMT < 18,5 menunjukkan berat badanyang kurang.

    IMT 18,5-25 menunjukkan berat badanyang ideal.

    IMT 25-30 menunjukkan berat badan

    yang berlebih.IMT > 30 menunjukkan obesitas.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    11/33

    Pemeriksaan Tekanan Darah

    Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakanalat yang dinamakan sphygmomanometer atautensimeter.

    Tekanan darah dinyatakan dalam tekanansistolik per diastolik, dan dinyatakan dalamsatuan mmHg (milimeter air raksa).

    Jenis sphygmomanometer yang lazim digunakan

    adalah sphygmomanometer air raksa, dananeroid.Jenis yang memiliki ketepatan pengukuran yang

    baik adalah sphygmomanometer air raksa.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    12/33

    Pemeriksaan Tekanan Darah

    Sphygmomanometer Aneroid Sphygmomanometer Air Raksa

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    13/33

    Persiapan Pasien

    Sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan, terlebihdahulu dokter memberi salam, dan memperkenalkan dirinyakepada pasien dengan sopan.

    Dokter kemudian menjelaskan prosedur, maksud dan tujuanpemeriksaan tekanan darah secara lisan, dengan bahasa yang

    dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuanpasien. Usahakan agar pasien berada dalam kondisi tenang : Mintalah pasien untuk beristirahat selama 5 menit. Beritahukan agar pasien tidak melakukan aktifitas yang dapat

    mengacaukan interpretasi (penilaian) pemeriksaan tekanandarah, seperti merokok, atau minum minuman berkafein,sekitar 30 menit sebelum pemeriksaan.

    Selanjutnya, mintalah pasien untuk duduk, atau berbaring. Pastikan ruang pemeriksaan nyaman dan tenang, dengan

    pencahayaan, dan ventilasi yang baik.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    14/33

    Persiapan Pasien

    Periksalah terlebih dahulu lengan pasien yang akandipasangi bladder cuff (manset). Lengan tidak bolehtertutup pakaian, tidak terdapat fistula intravena postdialisis, tidak ada parut operasi, dan tidak adatanda-tanda pembengkakan kelenjar getah bening.

    Pulsasi arteri (arteri brakialis) haruslah kuat (viable).Periksalah pulsasi dengan mempalpasi arteri brakialispada daerah fosssa antecubiti pasien.

    Letakkan lengan yang akan diperiksa tekanan darahnyasedemikian rupa, sehingga daerah fossa antekubititingginya sejajar dengan posisi jantung pasien (sejajardengan sela iga ke-4).

    Bila pasien dalam posisi duduk, letakkanlah lengan diatas meja yang tingginya sedikit di atas pinggangpasien. Bila pasien berbaring, posisikan lengan pasiensejajar dengan dada pasien.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    15/33

    Cara Pengukuran Tekanan Darah

    Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.Pasanglah bladder cuff pada pertengahan lengan

    atas pasien, sebelah medial, tepat di atas arteri

    brakialis. Bagian bawah cuff berada 2,5 cm di atasfossa antecubiti.Pastikan lilitan cuff tidak terlalu ketat, atau longgar.Posisikan lengan pasien sedikit fleksi pada sikunya.Sebelum cuff dipompa, bukalah kunci tekanan

    manometer, kemudian katup pompa dikunci,dengan cara memutarnya searah jarum jam.

    Hadapkanlah manometer ke arah pemeriksa.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    16/33

    Cara Pengukuran Tekanan Darah

    Terlebih dahulu tentukanlah tinggi tekanan darah sistoliksecara cara palpasi, dengan cara sebagai berikut :

    Palpasilah arteri radialis pasien dengan jari kedua,ketiga, dan keempat tangan kiri pemeriksa, serta ibu jari

    pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dariarah bawah, dan rasakanlah pulsasinya. Pompa cuff dengan perlahan sehingga rabaan pulsasi

    arteri radialis menghilang. Saat yang bersamaan, bacalah skala yang ditunjukkan

    manometer, kemudian ditambahkan 20-30 mmHg. Nilai yang didapatkan, dipergunakan untuk menentukantarget tekanan cuff saat pemeriksaan, sehingga dapatmencegah ketidaknyamanan pasien yang disebabkantekanan cuff yang terlalu tinggi.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    17/33

    Cara Pengukuran Tekanan Darah

    Bukalah kunci katup pompa, dengan cara memutarnyaberlawanan dengan arah jarum jam, dan kempiskanlah cuffsecara cepat dan sempurna, kemudian tunggulah selama15-30 detik.

    Pakailah stetoskop, dengan ujung-ujung mengarah sesuaiposisi anatomi liang telinga pemeriksa.

    Letakkanlah permukaan diafragma stetoskop di atas arteribrakialis. Pastikan seluruh diafragma stetoskop menempelpada permukaan lengan pasien.

    Kuncilah katup pompa, kemudian pompalah cuff, sampaimencapai nilai jumlah tekanan yang telah ditetapkan.

    Bukalah kunci katup pompa, dan turunkan tekanan secaraperlahan-lahan sekitar 2-3 mmHg per detik.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    18/33

    Cara Pengukuran Tekanan Darah

    Dengarkanlah secara seksama suara Korotkoff yangterdengar. Catatlah angka skala pada manometer dimanasuara Korotkoff (Korotkoff I) terdengar pertama kali, yangdinyatakan sebagai tekanan sistolik.

    Turunkan terus tekanan cuff perlahan sampai suara Korotkoffsemakin melemah hingga hilang sama sekali. Catatlah angkaskala pada manometer, dimana suara Korotkoff terdengarterakhir, sebelum tidak terdengar lagi, atau hilang (KorotkoffV), yang dinyatakan sebagai tekanan diastolik.

    Turunkan terus tekanan cuff secara perlahan, hingga angkaskala pada manometer menunjukkan angka 0.

    Catatlah kedua angka tekanan tadi. Tekanan darahdinyatakan dengan nilai tekanan sistolik per diastolik.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    19/33

    Pemeriksaan Denyut Nadi

    Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada arteri-arteribesar seperti :

    Arteri Karotis.

    Arteri Radialis.Arteri Femoralis pada pasien bayi dan anak-anak kecil.

    Pada pemeriksaan denyut nadi, yang dinilai adalah :

    Frekuensi.

    Irama.Volume.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    20/33

    Pemeriksaan Denyut Nadi

    Frekuensi. Frekuensi nadi orang dewasa normal adalah sekitar60-100 kali/menit.

    Denyut nadi yang lambat (di bawah 60 kali / menit) disebutbradikardia.

    Denyut nadi yang cepat (di atas 100 kali / menit) disebuttakikardia.

    Irama. Dinilai irama nadi apakah reguler atau ireguler. Bilateraba denyut yang ireguler, lakukan konfirmasi dengan caramendengar suara jantung pasien.

    Volume. Dinilai apakah isi nadi cukup, kurang atau berlebihan. Bila denyut nadi dirasakan lemah disebut pulsus parvus.

    Bila denyut nadi dirasakan keras seperti mendorong jaritangan pemeriksa, disebut pulsus magnus.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    21/33

    Cara Melakukan Pemeriksaan Denyut Nadi

    Dokter terlebih dahulu menjelaskan prosedur, maksud dan tujuanpemeriksaan tekanan denyut nadi secara lisan, dengan bahasa yangdimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien.

    Mintalah pasien untuk duduk.

    Rabalah arteri radialis kanan pasien, dengan ujung jari kedua,ketiga dan keempat tangan kanan pemeriksa, serta ibu jaripemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dari arah bawah.

    Carilah tempat pulsasi yang maksimal.

    Tekanlah sedikit bagian perifer arteri radialis dengan jari manis,

    sementara jari telunjuk, dan jari tengah merasakan pulsasi arteri. Hitunglah frekuensi denyut arteri radialis selama 1 menit. Selama

    melakukan penghitungan, perhatikan juga irama nadi (apakahreguler, atau ireguler), dan volume nadi (apakah normal, menguat,atau melemah).

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    22/33

    Pemeriksaan Denyut Nadi

    Pemeriksaan Denyut Nadi Arteri Radialis

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    23/33

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    24/33

    Frekuensi Pernafasan

    Frekuensi pernafasan orang dewasa normal adalah14-24 kali per menit.

    Frekuensi pernafasan bayi dalam keadaan normal

    dapat lebih cepat yaitu 24-32 kali per menit.Pernafasan yang frekuensinya lebih dari 24 kali permenit pada orang dewasa, dinamakan takipneu.

    Sebaliknya bila frekuensi pernafasan kurang dari 14kali per menit pada orang dewasa, dinamakan

    bradipneu.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    25/33

    Jenis Pernafasan

    Jenis pernafasan yang normal adalah pernafasankombinasi antara toraks dan abdomen.

    Perbedaan struktur anatomi dada dan perutmenyebabkan jenis pernafasan pria dan wanita menjadi

    sedikit berbeda. Pada pria yang sehat, pernafasan abdominal lebih

    dominan daripada pernafasan torakal, sehinggadinamakan pernafasan abdominotorakal.

    Sebaliknya pada wanita, pernafasan torakal lebihdominan daripada pernafasan abdominal, sehinggadinamakan pernafasan torakoabdominal.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    26/33

    Irama Pernafasan

    Irama pernafasan yang normal berlangsungsecara teratur, ditandai dengan adanya faseinspirasi dan ekspirasi.

    Irama pernafasan yang lebih lambat dari normaldinamakan bradipneu.

    Irama pernafasan yang cepat, dan dangkaldinamakan takipneu.

    Irama pernafasan yang cepat, dan dalamdinamakan hiperpneu.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    27/33

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    28/33

    Pemeriksaan Temperatur Tubuh

    Pemeriksaan temperatur tubuh dilakukan denganmenggunakan alat yaitu termometer.

    Jenis termometer yang lazim digunakan adalahtermometer air raksa dan termometer digital.

    Pengukuran temperatur tubuh dapat dilakukan padamulut (oral), rektal (anus), aksila (lipat ketiak), liangtelinga, dan liang vagina.

    Satuan pengukuran suhu dapat dilakukan dalamberbagai satuan, seperti Celcius, Fahrenheit, ataupunKelvin.

    Satuan yang paling banyak digunakan adalah Celcius(0C), dan Fahrenheit (0F).

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    29/33

    Variasi Suhu Normal Tubuh

    Suhu Oral. Suhu oral dapat bervariasi. Pada pagihari, suhu oral adalah sekitar 36,8 0C, sedangkanpada sore dan malam hari, suhu oral dapat

    mencapai sekitar 37,3 0C.

    Suhu Aksila. Suhu aksila lebih rendah 1 derajatcelcius bila dibandingkan dengan suhu oral.

    Suhu Rektal. Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,5derajat Celcius dari suhu oral.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    30/33

    Cara Pemeriksaan Temperatur Aksila

    Pengukuran temperatur dilakukan pada lipatketiak pasien.

    Pengukuran dapat menggunakan temperatur air

    raksa maupun digital.Kelemahan :Hasil pengukuran temperatur aksila kurang

    akurat bila dibandingkan dengan hasil

    pengukuran temperatur bagian tubuh lainnya.Membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu,

    sekitar 5-10 menit.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    31/33

    Cara Pemeriksaan Temperatur Aksila

    Mintalah pasien untuk duduk, atau berbaring.Turunkan air raksa pada termometer sehingga

    menunjukkan angka 35 0C.

    Bersihkan ujung termometer dengan larutanalkohol 70%.

    Letakkan ujung termometer air raksa (dilapisibesi) pada fossa aksilaris.

    Biarkan selama 5-10 menit. Bacalah hasil yangditunjukkan oleh posisi air raksa padatermometer.

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    32/33

    Cara Pemeriksaan Temperatur Aksila

    Pengukuran Temperatur Aksila Termometer Air Raksa

  • 8/10/2019 2. Pemeriksaan Fisik Dasar I

    33/33