2. modul kwueprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. modul kwu.pdf.rqvhs .hzludxvdkddq '$)7$5 ,6,...

98
1 Konsep Kewirausahaan MODUL AJAR KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN Penulis Agnes Sri Harti

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

1 Konsep Kewirausahaan

MODUL AJAR

KONSEP DASAR DAN

PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

Penulis

Agnes Sri Harti

Page 2: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

2 Konsep Kewirausahaan

Modul Ajar Kewirausahaan ini merupakan Modul Pembelajaran yang memuat naskah konsep pembelajaran bidang Ilmu Keperawatan, yang disusun oleh dosen Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Pelindung : Ketua STIKes

Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,M.Kep Penanggung Jawab : Ketua Lembaga Penjamin Mutu

Tresia Umarianti, SST.,M.Kes Pemimpin Umum : Meri Oktariani, S.Kep.,Ns,M.Kep Pemimpin Redaksi : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, M.Kep Sekretaris Redaksi : Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,Ns, MPH Sidang Redaksi : Dra. Agnes Sri Harti, M.Si

Penyusun : Dra. Agnes Sri Harti, M.Si Penerbit

: Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Alamat Redaksi : Jl. Jaya Wijaya No. 11 Kadipiro, Bnajarsari, Surakarta, Telp. 0271-857724

Modul Ajar Konsep Dasar dan Prinsip-Prinsip Kewirausahaan

Agnes Sri Harti

Page 3: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

3 Konsep Kewirausahaan

Editor:

Diterbitkan oleh:

Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Jl. Jaya Wijaya No. 11 Kadipiro Surakarta

Email:

Website:

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii

Page 4: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

4 Konsep Kewirausahaan

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR..................................................................................................... v

I PENDAHULUAN ................................................................................................. vi

II KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar1 . KONSEP KEWIRAUSAHAAN ......................................... 1

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 1

B. Pokok Materi Kegiatan Belajar ...................................................................... 1

C. Uraian Materi ................................................................................................ 1

1. Perkembangan Kewirausahaan................................................................ 2

2. Konsep Kewirausahaan ....................................................................

3. Pengertian Kewirausahaan..............................………..........................

4. Nilai Kewirausahaan Dalam Organisasi Bisnis ......................................

5

28

30

D Tugas ........ .................................................................................................... 35

E Rangkuman ................... ............................................................................... 35

F Test Formatif ............................ .................................................................... 37

Kegiatan Belajar 2. PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN..........................

40

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 40

B. Pokok Materi Kegiatan Belajar ...................................................................... 40

C. Uraian Materi ............................................................................................... 40

1. Ide, Kreativitas dan Inovasi …………………………………………… 40

2. Pengertian Kreativitas …………………………………………………. 41

3. Kewirausahaan dalam Konteks Organisasi......................................... 66

4. Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan ..................................... 69

5. Profil Usaha …………………………………………………………… 71

D Tugas....... .................................................................................................... 87

E Rangkuman .................................................................................................. 87

F Tes Formatif ................................................................................................. 89

GLOSSARY

DAFTAR PUSTAKA

91

92

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Page 5: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

5 Konsep Kewirausahaan

berkat karuniaNya, Modul I Konsep Dasar dan Prinsip-Prinsip Kewirausahaan ini dapat

disusun. Modul ini menjelaskan kewirausahaan sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat

dipelajari dan diajarkan, memahami obyek studi kewirausahaan, hakikat kewirausahaan

sebagai kiat dalam meningkatkan kualitas hidup, karakteristik dan nilai-nilai

kewirausahaan, Menggambarkan sikap dan kepribadian kewirausahaan serta memahami

motif wirausaha. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa

dalam mencapai kompetensi ilmu kewirausahaan. Modul ini tentunya masih banyak

memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang

positif demi perbaikan modul ini. Besar harapan kami modul ini dapat memberikan

manfaat bagi pembacanya.

Surakarta, Oktober 2018

Tim Penyusun

I. PENDAHULUAN

Selamat berjumpa dalam pembahasan Modul I

Mata Ajar Konsep Dasar dan Prinsip—Prinsip Kewirausahaan

Page 6: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

6 Konsep Kewirausahaan

Kewirausahaan / Entrepreneurship merupakan suatu fenomena yang terkenal

dewasa ini dan akan menjadi pola tatanan baru dalam kehidupan masyarakat untuk

waktu yang akan datang. Bagi pihak tertentu, kewirausahaan merupakan suatu hal

yang batudan memerlukan pendidikan. Secara Umum jiwa wirausaha sudah tertanam

dan berkembang dalam kehidupan masyarakat luas di indonesia, hanya saja masih

bersifat tradisional dan merupakan warisan dari orang tua.

Secara teori Entrepreneurship adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis

penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di

pasar. Dunia wirausaha merupakan dunia bisnis yang penuh dengan resiko dan

ketidakpastian , yaitu antara keberhasilan dan kegagalan mudah dan cepat terjadi

sehingga dalam hal ini perlu penguasaan, pengetahuan pemahaman kewirausahaan

secara baik. Kewirausahaan/ Entrepreneurship sangat penting bagi masyarakat agar

mereka dapat bagaimana mereka berwirausaha dan bagaimana cara memanfaatkan

kemampuan dirinya secara optimal guna dapat menangkap peluang-peluang bisnis

yang selalu terjadi setiap saat serta melaksanakan kegiatan secara mandiri.

Tujuan utama pembelajaran kewirausahaan adalah membentuk jiwa

wirausaha terutama mahasiswa, sehingga yang bersangkutan menjadi individu yang

kreatif, inovatif dan produktif. Pola umum pembelajaran kewirausahaan terdiri dari

teori, praktek dan implementasi. Teori diarahkan untuk mempelajari pengetahuan

tentang kewirausahaan guna menyentuh dan mengisi aspek kognitif mahasiswa agar

memiliki paradigma wirausaha. Praktikum dimaksudkan untuk melakukan kegiatan

berdasarkan teori yang telah dipelajari mahasiswa, agar teori-teori yang sudah

dipelajarinya bisa dipraktekkan dan akan dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang

lain, hal ini berkaitan dengan afektif seseorang. Implementasi berarti pelaksanaan

kegiatan yang sesungguhnya, mampu membuat bisnis plan dalam rangka memanfaatkan

pengetahuan yang telah diperoleh melalui pembelajaran teori dan wawasan yang telah

didapat dalam pembelajaran praktikum.

Selamat belajar, semoga sukses!

II. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1

Page 7: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

7 Konsep Kewirausahaan

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 tentang Konsep dasar Kewirausahaan, Anda

diharapkan mampu membentuk jiwa wirausaha terutama mahasiswa sehingga yang

bersangkutan menjadi individu yang kreatif, inovatif dan produktif.

B. Standar Kompetensi

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang

pengetahuan tentang kewirausahaan guna menyentuh dan mengisi aspek kognitif

mahasiswa agar memiliki paradigma wirausaha.

C. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan:

(1) Konsep dan Pengertian Kewirausahaan

(2) Nilai-Nilai Kewirausahaan dalam Organisasi Bisnis

(3) Kewirausahaan dalam Konteks Organisasi Pemerintah

(4) Kewirausahaan dalam Organisasi Pendidikan

(5) Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan

D. Uraian Materi

1. Perkembangan Kewirausahaan

Abad ke 21 ini dihadapkan pada tantangan besar. Tantangan paling nyata adalah

KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Page 8: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

8 Konsep Kewirausahaan

era globalisasi. Globalisasi tersebut sudah menimbulkan dampak ganda, di satu sisi

membuka kesempatan kerja sama yang seluas- luasnya antar negara, namun di sisi lain

ternyata membawa persaingan yang sangat ketat. Oleh sebab itu, tantangan utama di masa

kompentitif pada semua sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya

manusia (SDM), teknologi dan manajemen.

Jiwa entrepreneur dapat ditularkan melalui proses kepemimpinan

transformasional, karena proses ini memfokuskan secara khusus pada penciptaan dan

pemeliharaan dari sebuah perubahan. Perubahan seperti itu dibutuhkan ketika organisasi

mengantisipasi ancaman baru atau sedang menghadapi ancaman. Oleh karena itu,

penanaman jiwa kewirausahaan sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sedang

mengalami keterpurukkan di berbagai sektor.

Kewirausahaan (entrepreneur) dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan pilihan

bagi sebagian besar pelaku bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki kemampuan

untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain.

Dengan berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan sesuatu yang

sesuai dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu juga, berentrepreneur

akan mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai

kegiatan yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya. Ditengah ketatnya

persaingan dunia kerja yang sarat dengan persaingan dan nuasa kolusi,

mengapa kita tidak membuka „pintu‟ kesempatan yang lain – yaitu mendirikan usaha

sendiri, sebagai alternatif untuk mengurangi angka pengangguran, yang tidak terserap lagi

oleh jumlah lapangan pekerjaan.

Wirausaha adalah pilihan tepat, yang kini mulai banyak dilirik orang, mengapa

harus menggantungkan hidup pada orang lain? Sementara kita memiliki kemampuan

untuk mandiri dan berhasil, bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan

berwirausaha, tidak saja memungkinkan kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa

yang kita inginkan, dengan membuka diri untuk meningkatkan semangat juang dan

motivasi, dengan mengoptimalkan seluruh potensi, minat dan kemampuan yang ada pada

diri kita sendiri.

Kompetensi umum yang dituntut setelah mempelajari modul ini ialah anda

Page 9: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

9 Konsep Kewirausahaan

diharapkan memiliki wawasan luas, apresiasi yang mendalam dan keterampilan dalam

menganalisis nilai-nilai dan proses dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam

dunia bisnis dan menentukan pilihan terbaik untuk dikembangkan dalam dunia

pendidikan dan pengajaran. Indikator-indikator yang dapat dijadikan ukuran pemahaman

anda terhadap materi dalam modul ini, anda rasakan apabila anda dapat:

1. Menjelaskan kembali konsep kewirausahaan;

2. Merumuskan pengertian wirausahawan;

3. Mengidentifikasi nilai-nilai kewirausahaan dalam organisasi bisnis;

4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip kewirausahaan

5. Mengidentifikasi nilai-nilai kewirausahaan

6. Merumuskan proses pengembangan kompetensi kewirausahaan.

Tampaknya, bukan bermaksud menjadikan anda menjadi para pelaku bisnis

komersial, karena jiwa entrepreneur tidak identik dengan bisnis komersial. Namun,

mengapa seorang entrepreneur dapat lebih tangguh dari yang lain? Apa yang dapat kita

peroleh dari belajar tentang hal itu? Kuncinya adalah pada „etos kerja‟, yaitu keyakinan

yang kuat dan mendalam mengenai nilai penting dari bekerja yang ditekuninya. Seseorang

dengan keyakinan bahwa usahanya ini bermakna penuh bagi hidupnya akan berjuang

lebih keras untuk berhasil. Berbeda dengan seseorang yang menganggap bisnisnya

hanya sekedar sebagai alternatif mencari uang, bila menemui kesulitan dengan cepat

meninggalkannya untuk mencari alternatif baru yang lebih mudah. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka topik-topik yang dibahas dalam modul ini difokuskan pada

pemahaman tentang konsep dan nilai-nilai kewirausahaan, dan pengembangan unsur-

unsur kewirausahaan, serta proses transformasi jiwa kewirausahaan. Materi tersebut

dirumuskan berikut ini:

1. Konsep dan Pengertian Kewirausahaan

a. Konsep Kewirausahaan

b. Pengertian Wirausahawan

c. Pengertian Kewirausahaan

2. Nilai-Nilai Kewirausahaan dalam Organisasi Bisnis

3. Kewirausahaan dalam Organisasi

4. Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan

Dalam upaya mempelajari modul ini, anda di samping harus memahami

secara seksama, diperlukan juga upaya-upaya untuk mengalami pengalaman dengan

Page 10: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

10 Konsep Kewirausahaan

mencoba mempraktekkan jiwa kewirausahaan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Oleh

karena itu, agar anda dapat memahami isi modul ini dengan cepat, anda perlu melakukan

hal-hal sebagai berikut:

a. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan

seterusnya. Sebelum anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal, jangan

membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada halaman

tersebut sampai anda benar-benar memahaminya.

b. Jika anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub

bahasan tertentu, diskusikan dengan teman anda atau fasilitator yang sekiranya dapat

membantu untuk memahami materi modul ini.

c. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya anda

mengerjakan latihan-latihan, menjawab soal-soal dan kemudian cocokkan jawaban

anda dengan kunci jawaban yang tersedia.

d. Jika skor hasil belajar anda masih belum memenuhi persyaratan minimal, sebaiknya

anda tidak terburu-buru untuk mempelajari materi berikutnya. Lakukan pengulangan

untuk pengujian dengan menjawab soal-soal hinggga benar-benar mendapat skor

minimal untuk melanjutkan ke materi berikutnya.

e. Memperkaya pemahaman dengan membaca litelatur orang-orang sukses dalam

bidang kewirausahaan, membiasakan berdiskusi kelompok, mengerjakan soal-soal

latihan pemahaman, mengikuti tutorial, atau berdiskusi langsung dengan penulis

modul.

Page 11: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

11 Konsep Kewirausahaan

2. Konsep dan Pengertian Kewirausahaan

Pada awal tahun 1967 melalui berbagai ceramah, Dr. Soeparman

Soemahamidjaja secara gencar memasyarakatkan kewiraswastaan di Indonesia.

Wiraswasta mungkin diambil dari terjemahan wiraswasta. Wiraswasta terdiri dari suku

kata wira-swa-sta. "Wira" berarti manusia tunggal, pahlawan, pendekar, teladan

berbudi luhur, berjiwa besar, gagah berani serta memiliki keagungan watak. "Swa"

berarti sendiri atau mandiri. "Sta" berarti tegak berdiri. Bertolak dari ungkapan

diatas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam

memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada

pada diri sendiri (Wasti Soemanto, 1984). Kemudian, pada zaman orde baru

mungkin terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan istilah kewiraswastaan dapat

mempersempit makna yang sebenarnya, khususnya istilah swasta bila dikaitkan

dengan lawan arti dari kata pemerintah. Padahal secara maknawi, istilah

kewiraswastaan juga mencakup sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh pemerintah

atau birokrat. Namun demikian, pemerintah orde baru lebih suka menggunakan istilah

wirausaha. Usaha berarti awal, bekerja, berbuat sesuatu. Dalam hal ini dapat

diartikan bekerja pada bidang usaha tertentu seperti pertanian industri, jasa,

pertambangan, perikanan, perdagangan, pariwisata, dan Iain- lain. Kata

"kewirausahaan" sebagai terjemahan dari wiraswastaship dilontarkan pada tahun

1975 dan mulai digunakan di antara anggota kelompok Wiraswasta Development

Program Development Technology Centre (EDP-DTC), Institut Teknologi Bandung.

Pada saat itu, banyak pihak memakai kata "kewiraswastaan" sebagai terjemahan

"wiraswastaship". Kelompok EDP-DTC ITB berpendapat bahwa wiraswastaship

spirit, yang intinya menciptakan nilai atau manfaat melalui inovasi, tidak

hanya terdapat atau diperlukan di kalangan pengusaha swasta, namun juga di

kalangan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi yang memberikan

pelayanan publik. Atas dasar pertimbangan tersebut, dimunculkanlah sebuah

kata baru, "kewirausahaan". Akar katanya adalah sebuah kata dalam bahasa

Prancis "entreprendre" yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "berusaha" atau

"mengusahakan".

Lloyd E. Shefsky, dalam bukunya yang berjudul "Wiraswastas are Made

Not Born", mendefinisikan bahwa wiraswasta terdiri dari tiga suku kata, yaitu: entre,

pre, dan neur. Menurut akar Bahasa Latinnya, entre berarti masuk, pre berarti sebelum,

Page 12: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

12 Konsep Kewirausahaan

dan neur berarti pusat syaraf. Jadi, wiraswasta didefinisikan sebagai seseorang yang

memasuki dunia bisnis— bisnis apa saja—tepat pada waktunya untuk membentuk

atau mengubah pusat syaraf (nerve center) bisnis tersebut secara substansial.

Istilah wiraswasta dilansir pertama kali pada tahun 1755 oleh Richard

Cantillon yang waktu itu sedang melakukan penelitian tentang IQ wirausahawan.

Menurut Cantillon, wiraswasta memiliki fungsi unik sebagai penanggung risiko. Jadi,

cakupan dalam diri seorang wiraswasta adalah:

a. Sebagai manusia yang mempunyai sikap mental,wawasan, kreativitas, inovasi, ide,

motivasi, cita-cita, dan lain-lain.

b. Berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang

(goods) untuk tujuan ekonomi.

c. Untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha.

d. Berhubungan dengan pembeli atau pelanggan yang membutuhkan jasa atau

barang yang dijualnya dengan selalu memberikan kepuasan.

e. Berani menghadapi segala risiko (sebagai risk taker), tetapi resiko tersebut

sudah diperhitungkan.

Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya

memiliki wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan

konsensus, sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total penduduk

agar bisa maju. Bangsa Indonesia semakin berpacu dengan bangsa lain yang sudah lebih

dulu maju. Bahkan, negara-negara yang pernah mengalami krisis ekonomi seperti

Indonesia, yang menyebabkan mulai bergantinya pelaku aktif di dunia bisnis, semakin

jauh melesat. Korporasi baru terus bermunculan, dikendalikan kaum muda dengan visi

bisnis yang kuat, jiwa kewirausahaan yang tangguh. Pebisnis berusia muda terus

bermunculan, siap membawa ekonominya melaju lebih pesat.

Persoalan ada pula di sisi lain, yakni masih kaburnya visi serta rendahnya

komitmen birokrat dan pengambil kebijakan publik tentang pentingnya membangun

semangat kewirausahaan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak muda.

Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk bersemai,

dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya. Dengan kekuatan modal, teknologi,

dan sumber daya manusia yang dimiliki, mereka akan terus menggunakan segala

kekuatan untuk melakukan ekspansi dan pengisapan kekayaan di negara-negara tertinggal

atau berkembang tempat mereka beroperasi.

Page 13: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

13 Konsep Kewirausahaan

Untuk mengimbangi semakin mengguritanya korporasi multinasional itu, tidak

lain kecuali membangun semangat kewirausahaan di kalangan manusia baru Indonesia

seagresif mungkin sehingga lahir semakin banyak pelaku usaha, dan tumbuhnya

korporasi-korporasi baru yang sehat dan tangguh. Oleh karena itu, untuk mempercepat

pertumbuhan wirausaha di dalam negeri, harus ada upaya serius untuk menciptakan

orang-orang yang mampu mengambil peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja

untuk dirinya maupun untuk orang lain. Lembaga pendidikan mesti bisa berperan lebih

banyak lagi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan membentuk orang-orang

yang tahan banting dengan segala kesukaran yang dihadapi untuk membangun

kemandirian. Tanpa semua itu, Indonesia hanya akan menjadi pasar yang besar bagi

produk bangsa dan korporasi asing. Kekayaan berupa potensi sumber daya alam akan

lebih banyak dinikmati bangsa lain, sementara bangsa sendiri cukup puas

mengonsumsi karya bangsa lain. Keterampilan manusianya dalam hal menghasilkan

komoditas dagangan dunia pun tak diragukan. Akan tetapi, semua itu bisa menjadi tinggal

kenangan di tengah arus kapitalisme global yang mengutamakan keunggulan modal,

teknologi, dan inovasi manusianya, yang kini menjadi kelemahan bangsa ini.

Menyimak persoalan-persoalan seperti dikemukakan tersebut, apa yang dapat

kita lakukan? Marilah kita telusuri apa sesungguhnya yang dimaksud dengan jiwa

kewirausahaan tersebut.

A. Konsep Kewirausahaan

Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu saya mengulas

pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan teori untuk menjelaskan sebuah

fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah kehadiran entrepreneurship yang

mempunyai kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari

konsep dan konstruk. Teori adalah “sekumpulan konstruk (konsep), definisi, dan

proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap

sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk

menerangkan dan memprediksi fenomena. Mari kita lihat beberapa teori yang

menjelaskan dan memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.

Secara teoritis, perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen

(individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar

melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.

Page 14: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

14 Konsep Kewirausahaan

Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya

relatif kecil terhadap perusahaan. Jadi, dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu

untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Ada yang menyebutnya “There is no

space for an entrepreneur in neoclassical theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori

kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga kok. Kan

konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui

juga keberadaan pihak manajemen atau individu- individu. Dan individu inilah yang

nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada

teori-teori selanjutnya.

Ada pula yang mengkaji dari sisi teori keseimbangan (equilibrium theory).

Menurut teori ini, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan

aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai

mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang

disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Artinya,

orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa

perubahan. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik

perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau

menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang

membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi

yang akan membuat perubahan.

Masalah ekonomi sebetulnya mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang

tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi

dari kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Ada dua konsep utama yang perlu kita

perhatikan, yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu), dan kewirausahaan.

Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan

entrepreneural.

Seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi

keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak

mungkin mereka lakukan. Jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui

pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum mengetahuinya). Dan

pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan.

Bukankah dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan pengetahuan, informasi,

bahkan teknologi baru?

Page 15: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

15 Konsep Kewirausahaan

Kirzerian Entrepreneur, memakai pandangannya “human action” dalam

menganalisis peranan entrepreneural. Sama halnya dengan prinsip “the man behind

the gun”, mengandung makna yang sama dengan “knowing where to look knowledge”.

Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa

menghasilkan keuntungan.

Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad

ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent

who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu

yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, yaitu Jean Baptista Say menambahkan

definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa

entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk

membangun sebuah organ produktif.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli karena sumber

acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, di antaranya

adalah:

(1) Tahun 1797, Berdeau menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko,

yang merencanakan, supervise, mengorganisasikan dan memiliki. Sedangkan tahun

1985, Robert Hisrich: Entrepreneur adalah the process of creating something

different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the

companying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting

rewards of monetary and personal satisfaction (Enterpreneuar adalah mepurakan

proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu

dan tenaganya disertai dengan resiko keuangan, kejiwaan, social dan menerima

balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi.

(2) Menurut Frank Knight (1921) wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan

menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan

dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan

disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti

pengarahan dan pengawasan.

(3) Jean Baptista Say (1816) mengemukakan bahwa seorang wirausahawan adalah agen

yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Page 16: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

16 Konsep Kewirausahaan

(4) Joseph Schumpeter (1934) mengartikan wirausahawan sebagai seorang inovator

yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui

kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (a)

memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (b) memperkenalkan

metoda produksi baru, (c) membuka pasar yang baru (new market), (d)

Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (e)

menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan

wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta

mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Wirausaha adalah orang yang

mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa

yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku

baru. (Bygrave, 1994). Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi

sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju ke depan diluar

kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswasta tidak berpendidikan. Dengan menjadi

wiraswasta seseorang akan dapat dengan cepat memperoleh kekayaan dan cita- cita

yang diinginkannya.

(5) Penrose (1963) mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup indentifikasi

peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial

berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

(6) Harvey Leibenstein (1968, 1979), kewirausahaan mencakup kegiatan- kegiatann

yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua

pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya.

(7) Israel Kirzner (1979), yang mengemukakan bahwa wirausahawan mengenali dan

bertindak terhadap peluang pasar.

(8) Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan

memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi

baru atau mengolah bahan baku baru. (Bygrave, 1994). Manusia wiraswasta

mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan

meluncur maju ke depan diluar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswasta tidak

berpendidikan. Dengan menjadi wiraswasta seseorang akan dapat dengan cepat

memperoleh kekayaan dan cita- cita yang diinginkannya.

Page 17: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

17 Konsep Kewirausahaan

Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang

muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu,

seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi

manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai

kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika

membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa

menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat kondisional.

Di jaman global sekarang, adalah jamannya kewirausahaan. Para wirausahawan

mengendalikan revolusi yang mentransformasi dan memperbaharui perekonomian dunia.

The new economy ditandai oleh budaya kewirausahaan yang diaplikasi ke dalam

aktivitas primer dan pendukung. Entrepreneurship merupakan esensi dari usaha bebas

simetrik dan a-simetrik karena penciptaan dan kelahiran bisnis baru dalam industri yang

telah ada dan industri baru memberi vitalitas bagi ekonomi pasar.

Secara harfiah penggalan kata “usaha” dalam istilah “kewirausahaan” itu lebih

bernotasi “effort” atau “upaya”, sehingga jangan dikonotasikan sebagai “bisnis” belaka.

Jiwa da semangat kewirausahaan tidak hanya harus dimiliki oleh para pengusaha

(business-man) saja, melainkan sangat perlu dimiliki oleh profesi dan peran apa saja

dalam berbagai fungsi yang berbeda, apakah itu profesi guru/dosen, murid/mahasiswa,

dokter, tentara, polisi, dan sebagainya.

Secara etimologik, perkataan kewirausahaan (entrepreneur) berasal dari kata

entrependre (bahasa perancis) atau to undertake (bahasa inggris) yang berarti melakukan.

Dengan demikian, kewirausahaan bukanlah bakat dari lahir atau milik etnis/suku

tertentu. Kewirausahaan bukanlah mitos, melainkan realistik atau construct yang dapat

dipelajari melalui proses pembelajaran, pelatihan, simulasi, dan magang secara intent.

Wirausaha cenderung memiliki sifat avonturisme atau selalu terdorong

untuk melakukan hal-hal baru yang menantang dengan keyakinan yang dimilikinya. Yang

menentukan apakah seseorang akan menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) atau bukan

adalah perbuatan dan tindakan. Bukan bawaan, bukan karena bakat, bukan karena sifat-

sifatnya, melainkan karena tindakan. Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah

seseorang yang memiliki visi dan intuisi yang realistik sekaligus seorang implementator

yang handal dalam penguasaan detail-detail yang diperlukan untuk mewujudkan visi

pribadi maupun organisasinya.

Page 18: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

18 Konsep Kewirausahaan

Secara terminolgik, David E. Rye dalam bukunya The Vest-Pocket Entrepreneur

(1996) mempresentasikan kewirausahaan sebagai pengetahuan terapan dari konsep dan

teknik manajerial yang disertai risiko dalam mentransformasi sumberdaya menjadi output

yang memiliki nilai tambah tinggi (value added).

Dari pengertian-mengertian tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bawa

kewirausahaan merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan

membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara

yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah

penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Kesimpulan

yang bisa ditarik dari pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai

fungsi yang mencakup eksploitasi peluang yang muncul di „pasar‟ kehidupan. Eksploitasi

tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input-output

yang lebih produktif dan bermakna.

Jika kita amati, pertumbuhan kelompok wirausaha secara integral tidak

terlepas dari lingkungan dimana kelompok-kelompok itu berada. Jika lingkungan kurang

atau tidak mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok wirausaha, maka perkembangan

kewirausahaan akan meniscaya. Wirausaha akan tumbuh jika lingkungan menghargai

orang-orang yang kreatif dan menyediakan sarana dan prasarana agar kreativitas itu dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat lingkungan. Secara ekonomik, seorang wirausaha

adalah seorang yang berkemampuan mengkomparasi “sumberdaya” untuk menghasilkan

suatu output. Kelompok wirausaha dapat memberikan multiplier effect bagi

lingkungannya, karena seorang wirausaha senantiasa memberdayakan lingkungan dalam

setiap aktivitas yang dilakukannya.

B. Pengertian Wirausahawan

Seorang wiraswasta harus memiliki kemampuan yang menunjang usahanya selain

sikap mental yang baik, namun bukan berarti kemampuan ini harus telah dimiliki

sebelum memulai usahanya. Kemampuan-kemampuan tersebut harus menjadi dasar

seseorang untuk menjadi wiraswasta, untuk itu diperlukan proses pembelajaran

dan mengasah kemampuannya dalam praktek usaha supaya semakin hari kemampuan

tersebut semakin terasah dan terampil, sehingga usahanya dapat berkembang dengan

baik. Proses pembelajaran bagi seorang wiraswasra tidak hanya belajar seperti disekolah

tetapi sorang wiraswasta harus dapat belajar sambil praktek (learning by doing). Proses ini

Page 19: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

19 Konsep Kewirausahaan

langsung terjun ke lapangan dengan cara mendengar, mengamati, bertanya, melakukan

hal-hal baru, mencoba, dan sebagainya,berkaitan dengan usaha yang dipelajari dan

kembangkan.

Kemampuan-kemampuan yang perlu diasah antara lain adalah:

1. Kemampuan Teknis

Kemampuan teknis wajib dimiliki seorang wiraswasta, yaitu kemampuan memimpin,

manajemen,manajemen keuangan dan organisasi ditunjang oleh kemampuan

berkomunikasi baik lisan maupun tulisan serta kemampuan untuk menganalisa

sehingga cepat dalam mengambil keputusan.

2. Kemampuan dalam Manajemen Bisnis

Kemampuan perencanaan dan mengelola manajemen bisnis seperti menyusun rencana

(plan), menjalankan rencana (do), melakukan kontrol (check), dan mengambil

tidakan/keputusan (action). Selain kemampuan ini seorang wiraswsata harus memiliki

kemampuan psikologi manusia dan kemampuan untuk mengembangkan jejaring.

3. Kemampuan Pribadi (Attitude)

Seorang wiraswasta seyogianya mampu mengendalikan diri, berdisiplin, tidak

gentar mengambil risiko yang telah diperhitungkan, inovatif dan kreatif,

berorientasi pada perubahan, ulet, serta memiliki visi dalam menjalankan usaha

dan kehidupannya.

Seorang wiraswasta dapat disebut sebagai:

• Pedagang • Industrialis

• Saudagar • Kontraktor

• Pengusaha • Pialang (broker)

• Konsultan • Pengusaha waralaba,

• Businessman • Investor, dan Iain-lain.

Pada umumnya bidang usaha seorang wiraswasta dimulai dan berkembang di

bidang sektor riil. Sektor riil meliputi semua kegiatan produksi yang menghasilkan barang

dan jasa secara riil. Hasil riil tersebut diperoleh melalui kontribusi bersama dari lima

komponen atau faktor produksi, yaitu tenaga kerja (manusia), barang modal

(material), uang, metode dan mesin. Menurut tokoh Pendidikan Nasional Ki Moh.

Said, seorang wiraswasta tidak bersifat serakah mengambil hak orang lain ibarat

binatang ekonomi (economic animal) yang mau bertindak sewenang-wenang dan

Page 20: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

20 Konsep Kewirausahaan

menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Seorang wiraswasta justru

berwatak lahir batin, berbudi luhur, mampvi menciptakan lapangan kerja bagi orang

lain, dan menjaga lingkungan.

Ciri seorang wiraswastawan, antara lain:

a. Mempunyai visi.

Para wiraswasta sebagai pemimpin usaha harus mempunyai visi, pandangan jauh ke

depan sebagai sasaran yang akan dituju dalam perjuangannya meraih kesuksesan.

Visi tersebut biasanya bermula dari suatu cita-cita atau gagasan sederhana yang

harus diwujudkan menjadi kenyataan, melalui suatu proses dengan segala liku-liku,

kerja keras, berpikir cerdas, tantangan, risiko, dan sebagainya.

b. Kreatif dan inovatif.

Para wiraswasta harus selalu kreatif, inovatif, peniru (imitator) sehingga akan selalu

mempunyai gagasan atau ide dan kombinasi-kombinasi baru, baik dalam bentuk

produk, jasa, proses, pola, cara, dan sebagainya, untuk selalu memajukan bisnisnya.

Tanpa gagasan-gagasan dan ide-ide baru, bisnisnya akan ketinggalan, karena

konsumen selalu menuntut hal-hal yang baru.

c. Mampu melihat dan mewujudkan peluang.

Peluang selalu menjadi sasaran utama para wiraswasta karena melalui peluang

itulah ia bisa menjalankan usahanya dengan cara menciptakan pasar atau mengisi

pasar.

d. Membawa usaha kearah kemajuan.

Seorang wiraswasta selalu bepikir bagaimana memajukan dan membesarkan usaha

yang ada, semakin besar dan maju usaha yang mereka jalankan akan semakin besar

keuntungan yang diperoleh.

e. Orientasi pada kepuasan konsumen atau pelanggan.

Wiraswasta sadar bahwa pemasukan uangnya berasal dari konsumen atau pelanggan

yang membeli barang atau jasanya. Kepuasan para pelanggan ini harus selalu

dijaga agar mereka tidak lari pada pesaingnya. Kalau para pelanggan sudah

lari ke pesaingnya, akan sulit untuk meraih mereka kembali, hingga bisnisnya

akan mengecil atau malah merugi dan akhirnya bangkrut. Dengan prinsip inilah

seorang wiraswasta tidak akan pernah menipu dan mengecewakan pelanggannya.

Page 21: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

21 Konsep Kewirausahaan

f. Berani menerima tantangan ketidakpastian.

Salah satu masalah yang harus dihadapi secara sadar oleh para wiraswasta adalah

adanya ketidakpastian dalam bentuk apapun. Wiraswasta akan menghadapi semua

ketidakpastian itu dengan sadar dan bertanggung jawab, karena dalam bisnis

hanya ada dua pilihan: untung atau rugi. Rugi inilah yang merupakan salah satu

perwujudan dari ketidakpastian.

g. Berjiwa kompetisi.

Wiraswasta sadar bahwa usaha atau bisnisnya tidak sendiri. Ada pihak lain juga yang

berbisnis. Kalau bisnisnya sejenis, tentu akan menjadi pesaing. Di sinilah

seorang wiraswasta harus mampu berkompetisi dengan selalu menjual produk atau

layanan yang terbaik bagi pelanggannya untuk menjaga kelangsungan usahanya.

Seorang wiraswasta hendaknya mau dan mampu berkompetisi dalam batas-

batas aturan hukum dan etika bisnis.

h. Cepat dalam mengambil keputusan.

Wiraswasta sadar bahwa kehidupan ini penuh dengan dinamika. Setiap saat

segalanya akan berubah. Perubahan-perubahan ini harus disikapi dengan keputusan-

keputusan yang tepat dan cepat.

i. Berjiwa sosial dengan menjadi dermawan (phylantrophis) dan berjiwa altruis.

Banyak wiraswasta sukses dan kaya, tetapi mereka sadar bahwa kekayaan dan

uangnya tidak dibawa mati. Oleh karena itu, sebagian kekayaannya disumbangkan

untuk tujuan-tujuan sosial dan kemanusiaan karena sadar bahwa kekayaannya itu

berasal dari orang lain (stakeholder) melalui hasil usaha atau bisnisnya.

Ciri-ciri seorang wiraswasta tidak dapat hanya ditempuh melalui

pendidikan formal, tetapi juga melalui pendidikan non formal (lingkungan,

keluarga, dll). Kalau ciri ini dapat kita pupuk pada pada diri kita secara baik dan

benar, suatu saat kita pasti bisa menjadi wiraswasta yang sukses. Dari sekian banyak

cirri-ciri wirausaha dapat kita simpulkan bahwa seorang wiraswasta adalah orang yang

memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, inovasi, melaksanakan perencanaan bermula dari

ide sendiri, kemudian mengembangkan usahanya dengan melibatkan banyak orang dan

selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin, berkerja keras dan jujur.

Page 22: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

22 Konsep Kewirausahaan

Sikap dan profl seorang wiraswasta dalam menjalankan usahanya penting

untuk diketahui dan dipelajari, dengan memiliki sikap -sikap menjadi kunci

sukses dalam menjalankan usahanya. Sikap dan profil yang sebaiknya dimiliki

adalah sebagai berikut:

1. Kreatif, inovatif, banyak ide atau gagasan dalam segala hal yang

meliputi:

a. Produk baru

b. Metode baru.

c. Pasar baru.

2. Mencari dan mengisi peluang

Mencari dan mengisi peluang baik dengan car a membuka pasar baru atau

produk baru. Dapat melihat peluang dengan melakukan inovasi terhadap

produk yang ada sehingga dapat menghasilkan produk dengan harga yang

lebih dan atau performance yang lebih baik

3. Orientasi pada konsumen

a. Harga yang wajar, layak, dan kompetitif.

b. Performace produk.

c. Pelayanan puma jual untuk beberapa produk tertentu.

d. Kepuasan dan manfaat bagi pelanggan dan stakeholder.

4. Berani dan siap menghadapi resiko, yang dapat berupa:

a. Resiko keuangan

b. Resiko persaingan

c. Resiko produksi

d. Resiko pasar.

e. Resiko kegagalan pengembangan produk baru.

5. Berani melakukan ekspansi dan diversifikasi bisnis, dengan tujuan untuk

memperbesar usaha dan keuntungan.

Menurut John A.Welsh dan Jerry F.White, profil wiraswasta yang sukses adalah sebagai

berikut:

1. Sehat rohani dan jasmani.

Wiraswasta yang sukses memiliki fisik yang kuat. Mereka mampu bekerja untuk

waktu lama. Beberapa wiraswasta sukses malah menyatakan bahwa penyakit yang

Page 23: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

23 Konsep Kewirausahaan

pernah mereka alami justru hilang ketika mereka mulai membangun bisnis

mereka. Tampaknya gejala-gejala psikosomatis juga bisa ditekan lewat konsentrasi

meraih kesuksesan bisnis.

2. Ada kebutuhan mendasar untuk mengendalikan dan mengarahkan.

Para wiraswasta agak sulit berkiprah dalam struktur organisasi tradisional.

Mereka tidak ingin ada kekuasaan di atas mereka. Mereka percaya mereka bisa

melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain. Mereka memerlukan tanggung

jawab dan akuntabilitas maksimal, kebutuhan akan kebebasan untuk memulai

tindakan yang mereka anggap penting. Namun ini bukan berarti keinginan untuk

menguasai orang lain. Mereka senang menciptakan dan melaksanakan strategi-

strategi.

3. Percaya diri.

Para wiraswasta sangat percaya diri terhadap apa yang mereka anggap mungkin.

Mereka menangani masalah dengan segera dan langsung. Selama mereka memegang

kontrol, mereka gigih mengejar rujuan-tujuan mereka.

4. Tidak pernah berhenti beraktivitas.

Tidak adanya kegiatan tampaknya membuat para wiraswasta tidak sabar, tegang,

dan tidak tenang. Mereka tampaknya selalu ingin mengerjakan sesuatu.

5. Kewaspadaan yang tinggi.

Ketika merencanakan, mengambil keputusan, dan bekerja,para wiraswasta sukses

memiliki pandangan umum tentang keseluruhan situasi yang mereka hadapi. Mereka

memiliki kesadaran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh setiap tindakan mereka.

6. Realistis.

Para wiraswasta menerima hal-hal sebagaimana adanya. Mereka mungkin

idealis atau mungkin juga tidak, tetapi jelas bukan seseorang yang tidak realistis.

7. Kemampuan membuat konsep yang hebat.

Para wiraswasta memiliki kemampuan intelektual untuk cepat mengidentifikasi

hubungan-hubungan antarfungsi atau antarhal dalam situasi yang kompleks dan

membingungkan. Mereka menemukan masalah dan mencari solusi lebih cepat dari

orang lain di sekitar mereka. Mereka diterima sebagai pemimpin karena biasanya

merekalah yang pertama kali mengidentifikasi masalah yang harus diatasi, kecuali

dalam hal-hal yang menyangkut masalah interpersonal.

Page 24: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

24 Konsep Kewirausahaan

8. Kebutuhan yang rendah akan status.

Para wiraswasta yang sukses menemukan kepuasan dalam simbol-simbol kesuksesan

eksternal. Mereka senang ketika ada yang memuji bisnis mereka, tetapi seringkali

malu jika langsung dipuji sebagai individual. Kebutuhan mereka akan status

terpenuhi oleh adanya pencapaian, bukan pakaian, dekorasi kantor, atau mobil

pribadi. Mereka pun tidak ragu mengatakan "saya tidak tahu", terutama berkaitan

dengan bidang-bidang di luar keahlian mereka.

9. Pendekatan yang obyektif terhadap hubungan interpersonal.

Para wiraswasta umumnya menghindari keterlibatan interpersonal dalam bisnis.

Mereka menjaga jarak psikologis. Mereka tidak ragu memutuskan hubungan

untuk membantu mencapai tujuan mereka.

10. Emosi yang stabil.

Para wiraswasta memiliki kontrol diri yang baik, mampu mengatasi kecemasan dan

tekanan dari masalah bisnis atau problem-problem lain dalam hidup. Kemunduran

dan kegagalan akan membuat mereka tertantang, bukan patah harapan.

11. Senang pada tantangan, bukan risiko.

Para wiraswasta bukanlah pengejar atau penghindar risiko. Mereka memilih

situasi yang hasilnya bisa mereka pengaruhi. Mereka sangat termotivasi oleh

tantangan yang mereka anggap menarik. Mereka jarang bertindak sebelum

memperhitungkan risikonya.

Wirausahawan adalah seorang katalisator. Mereka adalah orang-orang yang

melakukan tindakan sehingga suatu gagasan bisa terwujud menjadi suatu kenyataan.

Mereka menggunakan kreativitasnya untuk senantiasa melakukan pengembangan yang

bersinambungan. Wirausahawan adalah seorang yang mengorganisasikan dan

mengarahkan usaha dan pengembangan baru, memperluas dan memberdayakan suatu

organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan jasa baru kepada pelanggan

baru dalam suatu pasar yang baru (Rye, 1996)

Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat- syarat

keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif, kreatif, adaptif,

dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang

dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektivitas

perusahaan/organisasi. Berikut ini dipresentasikan profil seorang wirausahawan:

Page 25: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

25 Konsep Kewirausahaan

Tabel 1.1. Profil Seorang Wirausahawan (Rye, 1996)

Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan yang Menonjol

Berprestasi tinggi Ahli untuk memperoleh prestasi

Pengambil resiko Mereka tidak takut mengambil risiko tetapi akanmenghindari risiko-tinggi apabila dimungkinkan.

Pemecah masalah Mereka tanggap mengenali dan memecahkan masalahyang dapat menghalangi kemampuannya mencapaitujuan.

Pencari status Mereka tidak memperkenankan kebutuhan terhadapstatus mengganggu misi usahanya.

Tingkatan energy tinggi

Dedikasi dan workoholic demi wujudnya sukses.

Percaya diri Tingkat confidence yang tinggi.

Ikatan emosi Memisahkan antara hubungan emosional dengankarier.

Kepuasan Pribadi Menyukai kompleksitas tinggi dengan formalisasi yangrendah

Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait

dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen, keuangan,

pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan kelembagaan.

Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi prestasi dan meyakini bahwa mereka

menguasai kemampuan sendiri.

Konsep 10 D dari Bygrave

Selanjutnya dapat digambarkan beberapa karakteristik dari wirausahaan yang

berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D (Bygrave,1994)

1. Dream

Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa

depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai

kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.

2. Decisiveness

Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat

keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia

Page 26: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

26 Konsep Kewirausahaan

mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci (key factor) dalan kesuksesan

bisnisnya.

3. Doers

Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak

lanjutinya. Mereka melak-sanakan kegiatannya secepat mungkin yang dia

sanggup artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang

dapat di-manfaatkan.

4. Determination

Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung

jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan atau

rintangan yang tidak mungkin diatasi.

5. Dedication

Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia

mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya

untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam sehari atau 7

had dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-

mata untuk kegiatan bisnisnya.

6. Devotion

Devotion berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Demikian seorang wirausaha

mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan

produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai

keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya.

7. Details

Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak

mau mengabaikan faktor-faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan

usahanya.

8. Destiny

Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak

dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang

lain.

9. Dollars

Wirausahaan tidak sangat mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan

memperoleh uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan

Page 27: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

27 Konsep Kewirausahaan

bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas

mendapat laba/bonus/ hadiah.

10. Distribute

Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap

orang-orang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang

kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.

Mengapa Menjadi Wiraswasta

Beberapa Kelemahan Wirausaha Indonesia

Heidirachman Ranu Pandojo (1982) menulis bahwa sifat-sifat kelemahan orang kita

bersumber pada kehidupan penuh raga, dan kehidupan tanpa pedoman, dan tanpa orientasi

yang tegas. Lebih rinci kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu.

b. Sifat mentalitet yang suka menerabas.

c. Sifat tak percaya kepada diri sendiri.

d. Sifat tak berdisiplin murni.

e. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung-jawab yang kokoh.

Kelemahan bangsa kita banyak dibicarakan oleh para pakar, yaitu terletak pada

supersutrukturnya.Di dalam ekonomi Pembangunan, ada 3 elemen penting yang

menunjang pembangunan yaitu Infra struktur, Struktur ekonomi, Superstruktur.

Infra struktur adalah prasarana yang tersedia, jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, alat

transportasi, telepon dan sebagainya.

Struktur ekonomi adalah tersedianya faktor produksi dalam masyarakat, serta

tenaga manajemen yang berpandangan luas, kemampuan mengadaptasi teknologi dan juga

tersedia pasar produksi.

Superstruktur atau struktur atas adalah faktor mental masyarakat, semangat kerja ulet,

tak kenal putus asa, tekun, jujur, bertanggung jawab, dapat dipercaya. Dengan tidak

disadari selama hidup kita, katakanlah sampai 60 tahun, banyak sekali waktu yang kita

habiskan untuk berbagai keperluan. Kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat sangat

produktif, sedang dan kurang produktif. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk

santai. Tapi seyogianyalah kita menggunakan waktu lebih banyak untuk kegiatan

produktif, daripada waktu untuk bersenang-seriang. Istilah yang terlontar dari mulut

marilah kita bersenang-senang menikmati hidup yang hanya sebentar, adalah ucapan

Page 28: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

28 Konsep Kewirausahaan

yang tidak bermutu, ucapan orang putus asa apalagi diikuti dengan perbuatan

mabuk-mabuk, menggunakan obat-obat terlarang. Namun tidak dipungkiri bahwa waktu

santai, berlibur cukup berperan dalam. mencegah kebosanan, dan menunjang semangat

kerja baru, penuh energik setelah liburan. Namun sebaliknya banyak pula orang yang

lelah, malah loyo setelah liburan karena kurang tidur, menguras tenaga, dsb. Hari- hari

libur di negara kita cukup banyak, hari libur agama, hari libur nasional, hari libur Iain-lain

sehubungan dengan kegiatan lokal di perkantoran, dsb. Bisakah hari libur itu dikurangi?

Agar bangsa kita lebih produktif, tidak banyak santai, kita harus bekerja keras

mencapai kemajuan disegala bidang? Jawabannya tergantung pada pihak yang berwenang.

Bagi wirausahawan hari libur tidak banyak, bahkan mereka menganggap hari libur

sebagai peluang bisnis, mereka tidak libur, tapi melayani kebutuhan masyarakat yang

sedang berlibur. Pada waku yang tepat mereka juga akan mengatur liburannya.

Sekarang marilah kita merenung, berapa banyak waktu yang kita habiskan dengan

percuma, tanpa kita sadari. Buat anak-anak muda, disinyalir banyak sekali waktu

terbuang, mereka hanya hidup, menghirup nafas, tanpa menghasilkan sesuatu bagi masa

depannya, ataupun kurang maksimal penggunaan waktunya, bangun siang hari,

ngobrol tidak ada ujung pangkalnya, materi obrolan tidak menunjang masa depan,

banyak dari kita menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan serta kadang-kadang tidak

jelas apa yang dikerjakan dalam menghabiskan waktunya pada hari itu.

4. Penggunaan Waktu

Bagi wirausahawan, tentu pembicaraan lebih fokus pada bisnis, mana ancaman,

yang harus dihindarkan, dan mana peluang ya ng dapat dimanfaatkan, bertukar

fikiran dengan relasi adalah bahan pembicaraan utama bagi pelaku bisnis.

Dari semua sumber-sumber yang ada pada setiap manusia, berupa waktu, tenaga,

pikiran, dan materi, ternyata unsur waktu yang paling terbatas karena:

a. Waktu hanya 24 jam per hari, tidak lebih tidak kurang, dan tidak bisa ditambah

atau dikurangi. Bagi orang yang mempunyai kesibukan, waktu itu sangat

berharga dan malah dirasakan kurang. Waktu adalah sekarang, karena kemarin

sudah lewat dan besok belum tentu didapat. Oleh karena itu,janganlah

membuang-buang waktu secara percuma; manfaatkan sekarang juga.

Page 29: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

29 Konsep Kewirausahaan

b. Sekali waktu lewat, baik dimanfaatkan atau tidak, maka tidak akan pernah

diperoleh kembali lagi. Waktu pun tidak dapat ditabung atau disimpan seperti

materi.

c. Hidup manusia dibatasi oleh waktu yang dinamakan umur. Memang setiap saat

umur bertambah, tetapi perlu diingat bahwa jatah waktu hidup semakin berkurang.

d. Orang yang rugi waktu, artinya tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya

selagi hidup, tidak akan dapat memulihkan kembali waktu tersebut. Kalau kita

melewatkan waktu secara percuma, meskipun hanya satu hari saja, berarti satu hari

tersebut sudah lewat dengan sia-sia dan tidak akan kembali lagi. Lain dengan

rugi materi atau uang. Katakan hari ini kita rugi Rp 10 juta, maka

begitu mendapat keuntungan Rp 20 juta, kerugian yang Rp 10 juta tadi sudah

tertutupi.

e. Peluang usaha merupakan bagian dari waktu. Sekali kita tidak dapat

memanfaatkan peluang, maka seumur hidup peluang itu tidak akan pernah

terulang lagi dan akan diambil oleh orang lain, sedangkan waktu terus

berjalan dan tidak akan pernah berhenti atau kembali lagi.

Para wiraswasta harus betul-betul memegang teguh prinsip "time is money",

waktu adalah uang. Atau menurut pepatah Arab, waktu adalah pedang, sehingga

barang siapa yang tidak dapat mematahkannya, maka lehernya akan

terpenggal. Sungguh kita tidak akan rela jika seseorang mencuri harta kita,

tetapi kita seringkali membiarkan orang orang mencuri waktu kita, padahal waktu

lebih berharga daripada uang, karena pada hakikatnya waktu adalah esensi

kehidupan kita. Waktu adalah kehidupan. Dari waktu yang 24 jam sehari tersebut,

yang membedakan satu manusia dengan yang lainnya adalah ilmu, pengetahuan,

pengalaman, keterampilan, dan sikap mental. Dari perbedaan tersebut, maka

terdapat empat macam upaya manusia mencari nafkah—dalam arti kata yang positif,

yaitu:

1. Sebagai pegawai.

2. Sebagai profesional mandiri.

3. Sebagai pemilik usaha atau pebisnis.

4. Sebagai investor.

Page 30: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

30 Konsep Kewirausahaan

Kata kunci manusia dalam mencari nafkah adalah keamanan (security) dan

kebebasan (freedom). Mereka yang mencari keamanan akan memilih menjadi

pegawai yang menerima imbalan berupa gaji, atau berusaha memanfaatkan

kemampuan profesinya (self-employed) dengan mendapatkan imbalan jasa berupa

penghasilan. Contoh self-employment adalah:

• Pengacara

• Dokter

• Notaris

• Motivator bisnis

• Seniman, artis

• Bintang film

• Paranormal

• Presenter

• Arsitek

• Entertainer

• Perancang busana dll

Mereka yang senang kebebasan dan kemandirian akan memilih menjadi

wiraswasta atau investor. Dengan demikian, mereka bebas berbuat dengan

mempertaruhkan segala yang dimilikinya baik materi maupun nonmateri

untuk mendapatkan laba dengan segala risiko yang sudah diperhitungkan. Perlu

diingat bahwa semakin besar risiko yang dihadapi, semakin besar kemungkinan

keuntungan yang dapat diraih. Dari keempat pilihan tersebut, semua tergantung pada

diri masing-masing, mana yang paling cocok untuk dilakoni dalam hidup ini.

Biasanya, wiraswasta sukses merupakan orang kaya. Kekayaan (wealth)

berdasarkan Webster's Ninth New Collegiate Dictionary adalah berlimpahnya sumber

daya yang memiliki nilai (wealth is abundance of valuable material possessions of

resources). Sedangkan kaya (wealthy) berarti memiliki kekayaan yang sangatbanyak

(having wealth, extremely affluent).

Mark Victor Hansen, penulis "Chicken Soup for the Soul", dan Robert G. Allen,

pengarang buku "Nothing Down", mengatakan bahwa kekayaan adalah kebebasan.

Kekayaan yang merupakan kebebasan ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

Page 31: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

31 Konsep Kewirausahaan

a. Money Freedom. Kebebasan untuk membuat perencanaan keuangan masa depan

karena kita tidak kekurangan uang, semua kebutuhan masa yang akan datang sudah

dapat dipenuhi saat ini. Kita tetap bekerja dengan alasan bukan harus bekerja tetapi

ingin bekerja.

b. Time Freedom. Kita mempunyai kebebasan dalam mengisi waktu dari hari ke hari.

Waktu bebas bukan berarti tidak bekerja, tetapi pekerjaan tersebut adalah

permairvan kita, permainan kitalah yang menjadikan kita bekerja.

c. Relationship Freedom. Kita mempunyai kebebasan untuk bermasyarakat,

mencintai dan dicintai, membagi suka kepada orang lain, membantu orang yang

duka agar menjadi suka.

d. Spiritual Freedom. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama

tanpa adanya paksaan maupun larangan dari pihak manapun.

e. Physical Freedom. Kebebasan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani,serta

mendapatkan pelayanan kesehatan.

f. Ultimate Freedom. Kebebasan untuk berkarya dan mendapatkan perlindungan

atas hasil karya cipta,bebas untuk memperoleh pengetahuan serta membagi

pengetahuan kepada orang lain.

Oleh karena itu, kitalah yang sebaiknya bisa menguasai uang, bukan uang yang

menguasai kita. Sekali kita dikuasai uang, akan kacaulah hidup ini, sehingga kita

akan kehilangan makna yang membahagiakan dan positif. Melihat banyak orang

terpandang tergoda uang, kita teringat Ivan Illich. "Buat apa sekolah kalau hanya untuk

mengejar uang!" Namun sekolah sudah salah arah. Sekarang sekolah lebih banyak

menelurkan generasi mesin pencetak uang. Enaknya uang sudah mirip candu dirasakan

sejak anak masih di sekolah. Maka tak habis-habis uang dikejar. Padahal, riset

membuktikan uang telah gagal mengatrol kebahagiaan. Studi sejak tahun 1950-an

mengungkapkan, kebahagiaan tidak bertambah dengan uang yang bertambah. Tak ada

batas tertinggi berapa kecukupan itu. Sayang banyak orang lupa, tidak semua bisa dibeli

dengan uang. Banyak bukti uang berlebihan bikin hidup tak lagi seimbang. Semakin

banyak orang di dunia kena penyakit hidup tak bermakna (neurosis noogenid). Banyak

yang hidup tapi kehilangan arah. Dimabuk uang bikin hidup jadi limbung.

Bertambah runyam lagi jiwa kalau uang yang berlimpah diambil diam-diam dari laci

negara dan keringat rakyat. Barangkali itu betul hidup perlu perencanaan. Hidup diatur

Page 32: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

32 Konsep Kewirausahaan

kapan waktunya minggir, kata Robert Kiyosaki. Waktu muda kita bekerja untuk uang.

Arifnya, biar jauh hari sebelum pensiun, biar uang bekerja buat kita dan kita nikmati

hidup. Dunia sekarang telah mengajak orang memilih hidup posesif. Konon itu menjadi

sebab secara spiritual orang menjadi ortodoks, secara intelektual menjadi hedonis, secara

emosional menjadai narcisis, dan secara biologis jadi sangat takut mati. Mereka inilah

yang berisiko merasa hidup yang bermakna. Ketika semerbak hedonisme dan

konsumtivisme bikin orang kepayang, kecanduan uang acap merongrong moral

dan menggoyahkan iman. Hidup diajak menghalalkan cara. Otak gelisah kalau tidak

berbuat serong, dan mata semakin hijau kalau melihat duit.

5. Metodelogi mempelajari kewirausahaan

Banyak cara dalam mempelajari kewirausahaan, kewirausahaan harus dipelajari

dengan langsung terjun ke dunia usaha (learning by doing),

berikut adalah hal-hal mendasar dalam mempelajari kewirausahaa:

a. Wiraswasta bukan masalah bakat atau turunan, meskipun hal ini sering

dipersoalkan. Wiraswastawan dibentuk, bukan dilahirkan (keturunan)

b. Seseorang yang mempunyai wawasan wiraswasta belum tentu menjadi

pengusaha.

c. Indonesia memerlukan banyak wiraswatawan yang dapat membangun bangsa.

d. Wiraswasta juga mencakup sikap mental, budi pekerti dan bukan hanya

sekedar pengetahuan, teknik atau keterampilan.

e. Menjadi wiraswastawan harus dari dasar diri sendiri, kerena harus

mempunyai tekad yang kuat dan kerja keras.

Pertama-tama tidak semua orang langsung memiliki jiwa dan wawasan

kewirausahaan, wawasan ini dapat dipupuk dengan kerja keras dan belajar. Keinginan

untuk memperoleh value added yang besar (cepat menjadi kaya) menyebabkan

seseorang terjun menjadi seorang wirausaha. Perlu dilakukan perubahan metal

(mindset) seseorang dari tipe pegawai menjadi wirausaha. Perubahan mental ini

agar setiap pegawai siap jika suatu saat akan terjun ke dunia usaha. Oleh karena

itu, marilah kita simak hal-hal berikut untuk kemudian dapat diterapkan pada diri

sendiri.Perubahan mental tersebut adalah:

a. Jangan berjiwa kuli atau buruh.

Page 33: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

33 Konsep Kewirausahaan

Artinya jika kita menjadi pegawai kita harus bekerja sebaik-baiknya sesuai

dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain bekerja berdasarkan kesa

daran akan tanggung jawab bukan karena pengawasan.

b. Tidak berjiwa konsumtif.

Untuk menjadi wirausaha harus dapat menabung dan memiliki asset. Tidak

ada usaha yang dapat dengan sukses tampa modal dan menjadi besar tanpa

keuntungan.

c. Belajar menghitung risiko dalam menghadapi risiko.

Setiap keputusan yang diambil harus telah di perhitungkan dengan matang.

Hilangkan kebiasaan berkelit dari permasalahan dengan cara berdalih atau

membuat alasan. Jangan cepat berpuas diri dan lupa diri karena merasa sukses.

Jangan cepat berputus asa karena setiap kesulitan selalu ada jalan keluarnya.

Belajar memenuhi komitmen,jangan mudah mengumbar janji tanpa bukti. Janji

adalah utang yang harus dibayar.

d. Selalu menjaga reputasi diri.

Nama baik sangat penting bagi seorang wirausaha, kepercayaan adalah salah

satu hal utama dalam menjalankan usaha.

e. Selalu memperluas wawasan dan belajar.

Memperluas dan memelihara jaringan. Berusaha untuk selalu berinteraksi

dengan pihak lain dengan pola saling menguntungkan. Biasakan bekerja dalam team

work, solusi yang didapat tidak akan lebih baik dari solesi yang dihasilkan oleh

sebuah team. Belajar melayani dan menghargai orang lain dengan sebaik-

baiknya. Belajar mengelola stres agar terbiasa dan memiliki kesiapan mental dalam

menghadapi tekanan-tekanan, masalah, atau beban hidup dengan cara

berpikir untuk mencari jalan keluar.Belajar bertindak disiplin, cermat, akurat,

dan terencana. Miliki kesadaran dan kemampuan memelihara serta merawat aset,

baik aset milik sendiri, perusahaan, instansi, bahkan milik publik. Belajar menjadi

orang yang inovatif, kopier, dan bahkan menjadi kreatif.

h. Percaya diri.

Kepercayaan diri sangat penting dalam menjalankan usaha sehingga berani

dalam mengambil keputusan. Jadilah orang yang memiliki sikap susila dan sopan

santun dalam kehidupan sehari-hari, menghargai orang lain tidak memandang status

social.

Page 34: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

34 Konsep Kewirausahaan

C. Pengertian Kewirausahaan

Definisi Kewirausahaan menurut David E. Rye (1996) adalah suatu pengetahuan

terapan dari konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko dalam merubah atau

memproses sumberdaya menjadi output yang bernilai tambah tinggi (value edded).

Perubahan ini dilakukan melalui menciptaan diferensiasi, standarisasi, proses dan alat

desain dalam menciptakan pasar dan pelanggan baru.

Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut Instruksi Presiden Republik

Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Me-masyarakat-kan

dan Mem-budaya-kan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh

keuntungan yang lebih besar.

Dengan demikian, tentunya kita mengharapkan motivasi kewirausahaan dapat

membudaya dan menjadi salah satu konsep perekonomian nasional. Sesungguhnya,

kewirausahaan memiliki potensi untuk itu. Potensi tersebut ditandai oleh beberapa

keunggulan komparatif (comparative advantages) dibandingkan dengan konglomerasi.

Di masa mendatang, para wirausahawan dituntut untuk mampu mentransformasikan

keunggulan kompetitif nasional.

Adapun keunggulan komparatif tersebut adalah: Pertama, entrepreneur

memiliki legitimasi moral yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan dan menciptakan

kesempatan kerja. Karena target entrepreneur adalah masyarakat kelas menengah dan

bawah, maka entrepreneur memiliki peran penting dalam proses trickling down

effect. Kedua, seorang entrepreneur memiliki visi bisnis, intuisi pengelolaan sumber

daya, adaptable terhadap perubahan lingkungan dan kemampuan untuk berkerja sama

secara integral.

Page 35: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

35 Konsep Kewirausahaan

Keterangan :

S = Seluruhan relasi pembentuk

= Kreatiitas

= Motivasi dan inovasi

= Agresivitas

= „Risk Seeker‟

= Integritas kepribadian

= Percaya diri

= Kompetensi

= Pemecah masalah

Gambar 1.1 Relasi Faktor-faktor Pembentuk Wirausahawan

Page 36: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

36 Konsep Kewirausahaan

Pengembangan kewirausahaan mendapat dukungan penuh dari banyak pihak,

termasuk cendikiawan dan decision maker dalam pembangunan. Keberadaan Inpres

No.4 Tahun 1995 tentang gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan

kewirausahaan, mencerminkan perhatian yang besar terhadap pengembangan

kewirausahaan. Sangat mendesak untuk mengoptimalkan keunggulan komparatif tersebut

sehingga menjadi “senjata” untuk meraih keunggulan kompetitif. Jangan sampai

keunggulan komparatif tersebut justru menjadi bumerang.

Kewirausahaan memiliki proses yang saling terintegrasi satu dengan lainnya,

meliputi seluruh fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan

peluang dan penciptakan organisasi untuk merealisasikannya. Proses membentuk faktor-

faktor tak-samaan yang saling terkait yang membentuk domain wirausahawan

3. Nilai Kewirausahaan dalam Organisasi Bisnis

Entrepreneur dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan pilihan bagi sebagian

besar pelaku bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri dan

berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan

berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan sesuatu yang sesuai

dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu juga, berentrepreneur akan

mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai

kegiatan yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya. Memang, memulai

bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Tidak sedikit orang yang tidak kunjung

melangkah karena begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab, bahkan keraguan

sehingga membuat banyak orang menghabiskan waktu untuk merenung tanpa melakukan

apa-apa. Banyak pula orang yang tidak segera memulai bisnis, meski sudah

mekualitasskan untuk menjadi pengusaha, karena selalu dibayang-bayangi oleh ketakutan:

takut gagal dan hanya membayangkan kemudahan saja. Sebenarnya, di dalam dunia

bisnis, kesuksesan dan kegagalan adalah hal yang sudah lumrah. Masalahnya apakah

mereka sanggup mengatasi kegagalan untuk bangkit kembali mengejar keberhasilan.

Itulah sebetulnyatantangan para entrepreneur dalam dinia bisnis.Mengapa seorang

entrepreneur dapat lebih tangguh dari yang lain? Kuncinya adalah pada etos bisnis, yaitu

keyakinan yang kuat dan mendalam mengenai nilai penting dari bisnis yang ditekuninya.

Seseorang dengan keyakinan bahwa bisnisnya itu bermakna penuh bagi hidupnya, maka ia

akan berjuang lebih keras untuk berhasil. Berbeda dengan seseorang yang menganggap

Page 37: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

37 Konsep Kewirausahaan

bisnisnya sebagai alternatif mencari uang, bila menemui kesulitan, akan dengan

cepat meninggalkannya untuk mencari alternatif baru yang diharapkan lebih mudah.

Etos bisnis sering dikaitkan dengan kepercayaan, mulai berkembang setelah Max

Weber mengajukan tesisnya mengenai Protestan Ethic dalam kaitannya dengan

pertumbuhan kapitalisme, yaitu living to work instead of working to live. Kemudian

bermunculan pendapat lain yang memperjelas tesis tersebut, seperti Robert N. Bellah

dengan konsep Tokugawa Religion, Clifford Geertz dengan Peddlers and Princes dan

Peter Grant dengan Islamic Roots of Capitalism. Sikap hidup inilah yang menurut Yoyon

Bahtiar Irianto menjadi etika kerja yang berlaku di negara-negara maju.

Seorang pelaku bisnis sejati “tidak takut melarat” untuk sementara, karena ia yakin

melalui usahanya ia akan menjadi “kaya” di belakang hari. Karena itu, seorang pelaku

bisnis selalu memiliki kesediaan untuk menunda kesenangan sementara, demi

kebahagiaan yang lebih besar. Penundaan kesenangan (deference of gratification) adalah

selaras dengan sikap hidup hemat dan tidak konsumtif.

Ada karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya

seorang wirausaha yang berpeluang sukses tersebut, yaitu:

(1) Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan

dan kesehatan.

(2) Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis.

(3) Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah bergaul

(sociability), mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka

membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh pertimbangan (consideration), dan

bijaksana (tactfulness).

(4) Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan

dapat menyampaikan pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo).

(5) Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses

produksi atau pelayanan yang dibidanginya, dan tahu dari mana

mendapatkan informasi yang diperlukan.

Page 38: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

38 Konsep Kewirausahaan

Apakah kunci sukses dari para wirausahawan itu? Inilah tabir rahasianya yang

terdiri dari tiga unsur utama, yaitu:

(1) Motivasi, yaitu keinginan menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat melalui

prestasi kerja sebagai wirausaha.

(2) Pengetahuan, yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang dalam

perubahan situasi persaingan usaha.

(3) Menjalani, yaitu keinginan berhasil yang didukung dengan perencanaan matang yang

dipersiapkan secara realistis sesuai dengan kebutuhan menghadapi persaingan dan

kemampuan melaksanakannya.

Rahasia itulah rupanya yang mengaktifkan kemampuan diri seorang yang berminat

menjadi wirausaha tangguh.Dari karakter-karakter dan faktor-faktor kunci keberhasilan

seseorang menjadi wirausahawan, telah melahirkan pemimpin-pemimpin bisnis yang

berkepribadian tinggi. Tipe-tipe kepribadian pebisnis yang dapat dijadikan bahan kajian,

antara lain:

(1) The Improver, yaitu pemimpin yang memiliki kepribadian dalam menjalankan

organisasi dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki.

Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan roda organisasi, dan

mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi. Namun, pemimpin seperti

ini terkadang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap bawahannya.

(2) The Advisor, yaitu pemimpin yang bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat

tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu bawahannya adalah benar

dan para pemimpin harus melakukan apa saja untuk menyenangkan bawahannya.

Namun, yang harus diwaspadai, seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada

kebutuhan organisasi saja, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan pribadinya.

(3) The Superstar, yaitu pemimpin yang dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari

Sang Superstar. Pemimpin dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun

organisasi mereka dengan personal brand mereka sendiri. Kelemahan tipe pemimpin

seperti ini ialah bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

(4) The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang senang menyendiri tapi memiliki

kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang

membutuhkan kreativitas seperti pada organisasi agen periklanan, web design, dan

lainnya. Kelemahan tipe ini ialah bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan,

Page 39: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

39 Konsep Kewirausahaan

walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

Mari kita patahkan mitos yang mengatakan bahwa menjadi wirausahawan itu

adalah proses panjang dari seleksi alamiah, sehingga sosok wirausahawan sukses itu

adalah orang yang berusia lanjut dengan wajah lelah didera perjuangan hidup. Dulu,

sewaktu orang hanya mengenal konsep biji dilempar ke kebun. Jika beruntung mendapat

lahan yang baik, biji tersebut tumbuh menjadi pohon besar dengan buah yang lebat. Orang

tua kita dulu banyak yang mengajarkan konsep tersebut, anak-anak tumbuh kembang

tanpa pengarahan. Dari sekian banyak anak-anaknya, ada satu yang menjadi orang besar

secara “kebetulan” menjadi sukses, lainnya akan bergantung pada saudaranya yang

beruntung tersebut.

Sekarang kita melihat, sejak kecil anak-anak dididik dengan pengarahan untuk

memiliki tujuan yang jelas untuk diharapkan menjadi apa nantinya. Ada investasi dan

perhatian yang diberikan, sampai anak-anak tersebut semua menjadi “orang” sesuai

dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Konsepnya adalah pola pertanian atau industri

yang diarahkan, dibimbing dan disemangati, sehingga berkembang sehat menjadi sesuatu

yang direncanakan. Tentunya dengan menanam bibit yang tepat pada lahan yang sesuai

dan pemupukan dan penyiraman yang baik.

Namun, sayangnya pengarahan itu seringkali berupa profesi yang umumnya

dianggap memberikan jaminan (security), bukan sesuatu yang menjanjikan kesempatan

atau peluang (opportunity). Sehingga tujuan hidup menjadi pegawai atau profesional

seperti pegawai negeri, dokter, pilot, insinyur, pengacara dan lain-lain menjadi seolah

tuntutan dan kebanggaan orang tua, yang hanya melahirkan generasi ’security seeker’!

Tidak heranlah apabila kenyataannya hanya kurang dari satu persen saja dari masyarakat

Indonesia yang konon berkeinginan menjadi wirausahawan, atau pencari peluang

(opportunity seeker). Pertanyaannya mengapa tidak mengarahkan anak-anak menjadi

wirausahawan atau pemilik Rumah Sakit dan mempekerjakan banyak dokter?, atau

wirausahawan Real Estate yang mempekerjakan banyak arsitek? atau bahkan

wirausahawan Pesawat Terbang atau pelayanan penerbangan misalnya? Yang tentu saja

akan memerlukan banyak tenaga pilot/penerbang. Karena itulah, pengembangan jiwa

wirausaha menjadi sesuatu yang masih merupakan tantangan kedepan. Negara kita masih

memerlukan banyak wirausahawan untuk mengembangkan sumber daya alam yang kini

banyak dieksploitasi wirausahawan asing dan sumber daya manusia, yang kini terpuruk

dengan gelombang pengangguran yang tinggi.

Page 40: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

40 Konsep Kewirausahaan

Kita melihat instant sukses yang diperagakan oleh program Indonesian

Idol atau Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Dengan mengikuti program pengembangan

jiwa wirausaha, berkemungkinan besar Anda bisa menjadi wirausahawan instant yang

berpeluang sukses di masa depan. Tentulah tidak semua orang bisa mengikuti program

instant tersebut, karena itulah harus melalui saringan seleksi dari sekian juta orang

pesaingnya. Yang beruntung adalah mereka yang lebih siap dari pesaingnya yang tersisih

lebih awal. Bedanya untuk memenangkan Indonesia IDOL dan AFI akan lebih mudah

apabila didukung oleh bakat alami yang disertai latihan dan upaya pengembangan.

Sementara untuk menjadi wirausahawan tidak diperlukan bakat apapun, kecuali kemauan

dan kerja keras pantang menyerah. Kegiatan semacam ini sangat memicu keinginan untuk

berhasil, memompa semangat.

Wirausahawan itu bukan hanyalah seorang pedagang, atau orang yang mempunyai

perusahaan dan dikenal sebagai wirausahawan. Wirausahawan adalah orang yang berani

menjadi pemula, yang memulai dari aktivitas “kelas ringan” atau dari aktivitas yang

tidak biasa dipikirkan orang lain. Ia adalah seorang perencana dan pelaksana yang

mampu mengorganisir dan mengelola sebuah bisnis baru, mengatasi kendala untuk

mendapatkan nilai- nilai guna yang lebih baik dan menguntungkan. Serta mampu

membawa aktivitasnya berjalan dan berkembang meskipun tanpa kehadirannya dalam

operasional kegiatannya.Seorang wirausahawan meletakkan dasar-dasar aktivitas dengan

sebuah visi jangka panjang, serta mampu membawa iklim perubahan kedalam budaya

organisasinya.

Seorang wirausahawan mempunyai kepekaan khusus terhadap peluang yang

diciptakan melalui terobosan inovasi untuk mendapatkan nilai tambah (added value). Ia

tidak pernah menunggu peluang muncul, tetapi menciptakan adanya peluang dari

pengamatan jeli terhadap perubahan, yang dapat diterapkan secara sistematis dalam

tindakan nyata berupa bentuk produk atau jasa yang dibutuhkan orang banyak.

Menjadi karena mengalami. Hampir sama dengan ilmu bela diri atau profesi

ketrampilan lainnya, wirausaha lebih tepat disebut sebagai seni wirausaha karena selain

ilmu memerlukan latihan yang banyak untuk bisa menguasai kiatnya dengan tepat. Karena

itulah muncul anggapan bahwa “ilmu” wirausaha diturunkan sebagai bakat, dipelajari

sejak kecil dari pengalaman yang dimulai sebagai magang. Pada hal banyak juga

yang ditimba dari pengalaman pernah bekerja pada bidang aktivitas tertentu, kemudian

Page 41: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

41 Konsep Kewirausahaan

menemukan kiat-kiat sukses dan berani memulai usaha sendiri.

Dari banyak kasus orang-orang yang menjadi wirausaha, karena “keberaniannya”

untuk mencoba terjadi karena banyak alasan. Apakah itu karena telah terbiasa dengan

lingkungan usahanya dari pengalaman keluarga, belajar atau “terpaksa” menjadi

wirausaha melalui perjuangan penuh tantangan menghadapi seleksi alamiah.

Apapun alasannya, bila telah

“menjadi” atau “melakukan”, maka seseorang akan berusaha untuk terus

belajar dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik.

D. Tugas

Diskusikan dengan kelompok anda: carilah tokoh-tokok wirausahaan di bidang komoditi

bisnis (barang atau jasa) yang dianggap sukses paling sedikit 10 tokoh. Kemudian

identifikasi karakter-karakter yang melekat pada setiap tokoh tersebut.

E. Rangkuman

1) Orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan (keberanian mengambil resiko,

keutamaan, kreativitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan

berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri).

2) Kewirausahaan dalam konteks kehidupan sehari-hari: (1) Kemampuan kuat untuk

berkarya (terutama dalam bidang ekonomi) dengan semangat mandiri; (2) Mampu

membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil resiko; (3) Kreatif dan inovatif;

(4) Tekun teliti dan produktif; (5) Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika

bisnis yang sehat.

3) Fungsi pokok wirausaha: (1) Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil

resiko tentang tujuan dan sasaran perusahaan bidang usaha dan pasar yang akan

dilayani. Skala usaha dan permodalannya dan tentang kriteria pegawai/karyawan dan

cara memotivasi dan mengendalikannya; (2) Mencari dan menciptakan berbagai cara

baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya menjadi

barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang dan jasa tersebut untuk

memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan.

Page 42: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

42 Konsep Kewirausahaan

4) Karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya seorang

wirausaha yang berpeluang sukses: (1) Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat,

tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan; (2) Kemampuan berpikir (thinking ability),

seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis; (3) Kemampuan membina relasi

(competency in human relation), seperti mudah bergaul (sociability), mempunyai tingkat

emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh

pertimbangan (consideration), dan bijaksana (tactfulness); (4) Mampu menyampaikan

gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan dapat menyampaikan pesan secara

lisan (bicara) atau tulisan (memo); (5) Keahlian khusus (technical knowledge), seperti

menguasai proses produksi atau pelayanan yang dibidanginya, dan tahu dari mana

mendapatkan informasi yang diperlukan.

5) Kualifikasi Dasar wirausahawan yang baik atau wirausaha yang andal (administrative

entrepreneur) dan kualifikasi wirausaha tangguh dan unggul (innovative

entrepreneur).

6) Administrative entrepreneur adalah: (1) Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri

yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan; (2)

Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta

melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya; (3) Mau dan mampu bekerja

keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih

tepat dan efisien; (4) Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah

dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para

pembeli/langganan (salesmanship); (5) Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan

terencana, jujur hemat dan disiplin; (6) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahannya

serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya; (7) Mau dan mampu

meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan

memotivasi orang lain (leadership dan managerialship) serta melakukan perluasan dan

mengembangkan usaha dengan resiko yang moderat; (8) Berusaha mengenal dan

mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan

dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Page 43: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

43 Konsep Kewirausahaan

7) Ciri dan cara wirausahawan tangguh: (1) Berpikir stratejik serta adaptif terhadap

perusahaan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung

risiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah; (2) Selalu berusaha untuk

mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan; (3)

Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan

pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern; (4)

Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan

pembinaan motivasi dan semangat kerja serta penumpukkan permodalan.

8) Ciri dan cara wirausahawan unggul (sukses): (1) Berani mengambil risiko serta

mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya; (2) Selalu berupaya mencapai

dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok,

tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara; (3) Antisipatif terhadap perubahan

akomodatif terhadap lingkungan; (4) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan

meningkatkan produktivitas dan efisiensi; (5) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan

dan citra perusahaan melalui investasi baru di berbagai bidang.

9) Keberhasilan seseorang dalam usaha lebih disebabkan karena lima faktor: (1)

bekerja keras, cerdas, dan ikhlas; (2) fokus pada tujuan; (3) menjunjung tinggi komitmen;

(4) memandang karyawan sebagai aset; (5) membelanjakan anggaran secara tepat sasaran.

10) Kunci sukses dari para wirausahawan: (1) Motivasi, yaitu keinginan menjadi sosok

yang berguna bagi masyarakat melalui prestasi kerja sebagai wirausaha; (2) Pengetahuan,

yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang dalam perubahan situasi persaingan

usaha; (3) Menjalani, yaitu keinginan berhasil yang didukung dengan perencanaan

matang yang dipersiapkan secara realistis sesuai dengan kebutuhan menghadapi

persaingan dan kemampuan melaksanakannya.

11) Tipe-tipe kepribadian pebisnis: (1) The Improver, yaitu pemimpin yang memiliki

kepribadian ingin selalu memperbaiki; (2) The Advisor, yaitu pemimpin yang bersedia

memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya; (3) The Superstar,

yaitu pemimpin yang dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang Superstar.: (4)

The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang senang menyendiri tapi memiliki

kreativitas yang tinggi.

Page 44: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

44 Konsep Kewirausahaan

F. Tes Formatif

1) Sebutkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan!

2) Bagaimana anda dapat melihat wujud konkrit kewirausahaan dalam konteks

kehidupan sehari-hari?

3) Sebutkan dua fungsi pokok fungsi pokok wirausaha!

4) Jelaskan beberapa karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya

seorang wirausaha!

5) Bagaimana anda bisa menilai dan menentukan bahwa seseorang memiliki kualifikasi

sebagai wirausahawan?

6) Sebutkan minimal empat ciri orang yang memiliki jiwa administrative entrepreneur!

7) Sebutkan lima faktor keberhasilan seseorang dalam berwirausaha?

8) Jelaskan empat tipe kepribadian seorang wirausahawan!

Kunci Jawaban

1) Keberanian mengambil resiko, keutamaan, kreativitas dan keteladanan dalam

menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan

sendiri.

2) Dapat diamati dari: (1) Kemampuan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang

ekonomi) dengan semangat mandiri; (2) Mampu membuat keputusan yang tepat dan

berani mengambil resiko; (3) Kreatif dan inovatif; (4) Tekun teliti dan produktif; (5)

Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

3) Sebutkan dua fungsi pokok fungsi pokok wirausaha!

(1) Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan

sasaran perusahaan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani; (2) Mencari dan

menciptakan berbagai cara baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau

input, serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang

dan jasa tersebut untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan.

4) Karakter yang paling dibutuhkan untuk seorang wirausaha: (1) Daya gerak (drive),

seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan; (2) Kemampuan

berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis; (3)

Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah bergaul

(sociability), mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka

membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh pertimbangan (consideration), dan

Page 45: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

45 Konsep Kewirausahaan

bijaksana (tactfulness); (4) Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills),

seperti terbuka dan dapat menyampaikan pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo);

(5) Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses produksi atau

pelayanan yang dibidanginya,dan tahu dari mana mendapatkan informasi yang diperlukan.

5) Diamati dari kehandalannya (administrative entrepreneur)dan keunggulannya (innovative

entrepreneur).

6) Pilih empat ciri dari 8 ciri berikut: (1) Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri

yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan; (2)

Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta

melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya; (3) Mau dan mampu bekerja

keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih

tepat dan efisien; (4) Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah

dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para

pembeli/langganan (salesmanship); (5) Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan

terencana, jujur hemat dan disiplin; (6) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahannya

serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya; (7) Mau dan mampu

meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan

memotivasi orang lain (leadership dan managerialship) serta melakukan perluasan dan

mengembangkan usaha dengan resiko yang moderat; (8) Berusaha mengenal dan

mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan

dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

7) Lima faktor keberhasilan seseorang dalam berwirausaha: (1) bekerja keras, cerdas,

dan ikhlas; (2) fokus pada tujuan; (3) menjunjung tinggi komitmen; (4) memandang

karyawan sebagai aset; (5) membelanjakan anggaran secara tepat sasaran.

8) Empat tipe kepribadian seorang wirausahawan: (1) The Improver, yaitu pemimpin yang

memiliki kepribadian ingin selalu memperbaiki; (2) The Advisor, yaitu pemimpin yang

bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya; (3) The

Superstar, yaitu pemimpin yang dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang

Superstar.: (4) The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang senang menyendiri tapi

memiliki kreativitas yang tinggi. Setiap soal bobotnya lima (5). Jika jawaban anda benar,

coba kalikan dengan bobot soal. Anda dibolehkan untuk melanjutkan ke materi berikutnya

jika skor yang anda peroleh lebih dari 20.

Page 46: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 46

2. Kegiatan Belajar ke-2 : PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Tujuan belajar pada materi ini anda diharapkan dapat: (1) mengidentifikasi prinsip-prinsip

kewirausahaan dalam konteks organisasi; (2) mengidentifikasi nilai-nilai kewirausahaan

dalam organisasi; dan (3) merumuskan proses pengembangan kompetensi kewirausahaan.

B. Pokok Materi Kegiatan Belajar

(1) prinsip-prinsip kewirausahaan dalam konteks organisasi

(2) nilai-nilai kewirausahaan dalam organisasi;

(3) proses pengembangan kompetensi kewirausahaan.

C. Uraian Materi

1. Ide, Kreativitas dan Inovasi

Pengertian Ide

Lahirnya ide dalam diri seorang wirausaha merupakan langkah awal dari suatu inovasi bisa

dilakukan oleh seorang wirausaha bila orang tersebut mampu melahirkan ide atau gagasan

bisnis dalam pikirannya."Definisi ide adalah buah pikir manusia yang muncul karena

adanya suatu pengamatan yang secara rasional dianggap logis dan memiliki nilai manfaat

baru".

Prinsip dan Sumber Menggali Ide

A. Prinsip Melahirkan Ide

Beberapa prinsip dalam melahirkan subuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai

berikut:

1. Selalu Membuka Pikiran

a. Berpikir bahwa ide Anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan

membimbing Anda menghasilkan ide-ide yang baik.

b. Perenungan, introspeksi dan umpan balik membantu Anda memperoleh ide-ide

terbaik.

2. Selalu Membuka Mata

Melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang atau perusahaan

lain adalah cara terbaik dan lebih efisien.

Page 47: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 47

B. Sumber Menggali lde

Beberapa sumber atau potensi untuk menggali suatu ide adalah sebagai berikut:

1. Mencari kebutuhan konsumen

2. Mengamati mata rantai saluran distribusi perusahaan

3. Kebijakan Pemerintah

4. Penelitian dan Pengembangan

5. Hobby

6. Kecendrungan prilaku konsumen

7. Kegunaan lain dari barang yang sudah ada (menambah Utility)

8. Peristiwa di suatu wilayah

9. Moment kegiatan atau hari-hari besar

2. Pengertian Kreativitas

Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide yang dihasilkan dari suatu kreatifitas.

Kreatifitas ini lah yang akan membawa wirausahawan untuk melakukan inovasi terhadap

bisnisnya. Kreatifitas adalah inisiatif terhadap penciptaan suatu produk atau proses

yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai ROCKLER (Materi pelatihan Kewirausahaan

LP3I Bandung ,2004) dalam Innovative Teaching Strategies mendefinisikan kreatifitas

adalah kesadaran seseorang untuk mendapatkan suatu perspektif baru dan sebagai

hasilnya membawa sesuatu yang baru. Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut

adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya. Apa yang dikatakan kreatif? Carol

Kinsey Goman menulis:

Beberapa tahun silam, dalam kolom percaya atau tidak dari koran Ripley, muncul

pernyataan; Selembar lempengan baja harganya 5 dolar. Jika baja ini dibuat sepatu kuda,

harganya meningkat menjadi 10 dolar. Jika baja ini dibuat jarum jahit harganya akan

menjadi 3.285 dolar, dan jika dibuat per arloji nilainya akan meningkat menjadi

250.000 dolar. Perbedaan harga 5 dolar dan 250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi

kreativitas ialah menghadirkan suatu gagasan baru bagi anda. Inovasi adalah penerapan

secara praktis gagasan yang kreatif. (Carol Kinsey Goman, 1991).

Conny Semiawan (1984:8) menyatakan: Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk

menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi

dapat merupakan bagian-bagian produk saja. Contoh-contoh kegiatan kreativitas:

Pencipta sepatu roda - gabungan antara sepatu dengan roda.

Page 48: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 48

Anak-anak menyusun permainan balok-balok, ia bisa berkreasi membuat berbagai bentuk

susunan balok, yang tadinya belum ia kenal.

Seorang ibu membuat kejutan, masakan atau kue dengan resep baru, sebagai hasil

eksperimennya.

Di laboratorium, seorang siswa mencoba berbagai eksperimen.Seorang murid membuat

karangan dalam Bahasa Indonesia.

Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan

barang, pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi, dan sebagainya.

Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi -kombinasi baru atau

melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Terman (Conny S., 1984) karakteristik anak berbakat intelektual antara lain

unggul atau menonjol dalam: kesiagaan mental; kemampuan pengamatan (observasi);

keinginan untuk belajar; daya konsentrasi; daya nalar; kemampuan membaca; ungkapan

verbal; kemampuan menulis; dan kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik.

Di samping itu ia: menunjukkan minat yang luas; berambisi untuk mencapai prestasi yang

lebih tinggi; mandiri dalam memberikan pertimbangan; dapat memberi jawaban tepat dan

langsung ke sasaran (to-the-point);mempunyai rasa humor yang tinggi; melibatkan diri

sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminati.

Berdasarkan uraian di atas, definisi kreativitas dapat dibedakan ke dalam dimensi

person, proses, produk, dan press (Dedi Supriadi, 1994).

Definisi yang menekankan pada person menyatakan: Creativity refers to the abilities that are

characteristic of creative people (Guilford, 1950).

Definisi yang menekankan pada proses menyatakan: Creativity is a process that manifests

itself influency, in flexibility as well in originality of thinking. (Munandar, 1977).

Definisi yang menekankan pada produk menyatakan: The ability to bring something new

into existence. (Baron, 1976).

Definisi yang menekankan pada press menyatakan: Creativity can be regarded as the quality

of products or responses judged to be creative by appropriate observers (Amabile, 1983).

Berdasarkan analisis faktor, Guilford menemukan bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri

kemampuan berfikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian

(originality), penguraian (eleboration), dan perumusan kembali (redefinition).Kelancaran

adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Keluwesan adalah

kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan

terhadap masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-

Page 49: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 49

cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah kemampuan untuk meng-uraikan sesuatu secara

terinci. Redefinisi adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif

yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang. Masih ada puluhan

definisi mengenai kreativitas. Namun pada intinya ada persamaan antara definisi-definisi

tersebut, yaitu kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang

baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah

ada sebelumnya.(Dedi Supriadi, 1994).

Bila seseorang telah memiliki unsur-unsur kreativitas atau daya cipta, maka apakah dia

dapat disebut sebagai orang yang kreatif (creative person)?

Menurut A. Roe (1963, Psychological Approaches to Creativity in Science, New York

University, New York), bahwa syarat-syarat agar seseorang disebut kreatif, antara lain:

1. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness toexperience).

2. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observance seeing things in

unusual ways).

3. Keingintahuan (curiosity).

4. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and

reconciling apperent opposites).

5. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerence of ambiguity).

6. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in

judgement, thought and action).

7. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy).

8. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance).

9. Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards

and control).

10. Kesediaan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan (willingness to take calculated

risks).

11. Ketekunan (persistence).

Dan E. Ugene Raudsepp, (1983, Profile of the Creative Individual, Creative Computing)

menambahkan syarat-syarat seseorang disebut kreatif, antara lain:

1. Sensitivitas kepada persoalan (sensitivity to problem).

2. Kesiapan dan kemampuan untuk menghasilkan sejum-lah ide-ide besar (fluency the ability

to generate a largenumber of ideas).

3. Fleksibilitas (flexibility).

Page 50: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 50

4. Keaslian (originality).

5. Mau mendengarkan perasaan-perasaan orang (respon siveness to feelings).

6. Keterbukaan terhadap fenomena di bawah sadar (openness to

unconscious phenomena).

7. Motivasi (motivation).

8. Bebas dari ketakutan atas kegagalan (freedom from fear of failure).

9. Kemampuan untuk berkonsentrasi (the ability to concentrate).

10. Berpikir dalam berbagai imej (thinking in images).

11. Kepandaian memilih (selectivity).

Masih banyak lagi definisi tentang kreativitas yang dirumuskan oleh para pakar,

khususnya pakar psikologi. Misalnya, ada pakar yang menyatakan bahwa kreativitas berasal

dari apa yang mereka sebut sebagai an electic traditional research. Sebagai contoh yang

berkaitan dengan teori-teori neuropsychologi yang memperlihatkan spesialisasi dalam dua

bagian otak manusia. Seperti yang dicatat oleh Prof. John Kao (1989, hal. 16), the left side of the

brain is said to stress logical, rational and analytical modes of thinking while the right side

govern emotional and intuitive experience. Dari hasil penemuan studi tersebut, hemat

Prof. Kao, hal itu bukan merupakan loncatan yang besar untuk menyimpulkan bahwa otak

manusia yang ada di sebelah kiri dianggap sebagai wadah yang mempunyai fungsi

'manajerial' dan yang sebelah kanan 'entrepreneurial' . Dan berbagai keilmuan juga

mengadakan eksplorasi tentang masalah kreativitas (creativity). Tetapi, karena suatu kajian

persoalan kreativitas ini merupakan kajian yang saling terkait dan dalam beberapa hal saling

mempengaruhi antara a person (orang), a task (tugas),danan organization (organisasi), maka

kreativitas telah menjadi sebuah subyek penelitian psikologi secara intensif.

Seorang pakar psikologi Amerika Serikat, Graham Wallas (Stages of Control in The Art of

Thought, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1926) berpendapat bahwa kreativitas dimulai

dengan; interest: There has to be something inherently compelling about the problem. This is

followed by the stage of preparation, when the ensuing intellectual journey is planned, much as

one would pack supplies for voyage. Incubation then follows as an intuitive, "back burner",

nonintentional style of working on the problem. Illumination -the intuitive, synthetic "ah-ah"

experience- follows.

Page 51: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 51

Apa pun hasil riset yang dilakukan oleh seseorang harus dapat diuji, dan diverifikasi

kebenarannya. Apakah hasil risetnya bisa dibuat kembali atau ditiru dan dipahami?

Seterusnya tahapan eksploitasi untuk mendapatkan nilai dari tindakan kreatif telah

ditambahkan ke dalam modelnya Graham Wallas seperti yang terdapat dalam Figure 5. Di

dalam model itu diperlihatkan pendekatan proses sampai kepadakreativitas yang dibagi

ke dalam tiga kelompok, yaitu tahapan kreativitas (creativity stage), kegiatan

(activity), dan gaya psikologis (psychological style).

CREATIVITY

STAGE

ACTIVITY PSYCHOLOGICAL

STYLE Interest environment intuition/emotion Preparation preparing the details /planning Incubation "mulling things over" intuition Illumination the "eureka" intuition Verification market research details/rationality Exploitation captain if industry details/rationality

Gambar 4.1 The Process Approach to creativity

Tema sentral dalam pembahasan kewirausahaan adalah mengembangkan hubungan

antara kewirausahaan dengan kreativitas. Hubungan menjadi penting karena

adanya pendapat atau paling tidak argumentasi yang mengatakan bahwa kemajuan dan

keunggulan dalam kewirausahaan adalah karena adanya kreativitas. Dari hubungan ini akan

terlihat tiga hal yang terkait dalam bentuk pertanyaan, yaitu apa yang disebut atau

dimaksud dengan entrepreneur (wirausaha), apa entrereneurship (kewirausahaan) itu, dan apa

yang dimaksud dengan kreativitas (creative). Dari ketiga ini, maka kemudian akan dilihat

apa yang dimaksud dengan 'innovation' (inovasi). Berikut ini penjelasannya:

An entrepreneur is, someone who is responsive to oppurtunity and has a sense of

freedom both in personal and in organization terms to act on the opportunity.

Entrepreneurship, it connotes implementation, doing. While creativity implies, a vision of

what is possible, the entrepreneur translates that creative vision into action, into a human

vision which guides the work of group of people. The term innovation suggests, the

implementation process by which creative inspiration leads to practical results Dari

pengertian di atas dibuat makna bahwa:

Page 52: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 52

Entrepreneurship is the human and organization process by which innovation takes place.

Pendekatan difinisional di atas merupakan usaha untuk mencari rasionalitas hubungan antara

kreativitas dan kewirausahaan. Hubungan ini kemudian diperjelas lagi dengan melihat

model kemampuan kewirausahaan atau 'entrepreneurial capacity' seperti yang terlihat

dalam Gambar 4.1.

Kategori 1.

Perusahaan mempunyai sumberdaya kreativitas yang tinggi (high), tetapi memiliki daya

kewirausahaan rendah (low), usaha tidak berjalan karena tidak mempunyai kapasitas untuk

melakukan sesuatu. (Kelompok para arris, seniman)

Kategori 2.

Perusahaan mempunyai tingkat kreativitas yang rendah, tetapi mempunyai tingkat

kewirausahaan yang tinggi. Usaha berjalan lancar karena mereka mampu mencari

peluang. (KFC, McDonald, Coca-cola, dan Iain-lain)

Kategori 3.

Perusahaan memiliki kreativitas dan kewirausahaan yang tinggi, dan perusahaan tumbuh,

jalan dan berkembangdengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. (Lotus Development

Corporation, HP Corporation, IBM, dan Iain-lain)

Kategori 4.

Perusahaan memiliki tingkat kreativitas dan kewira -usahaan yang kedua- duanya

rendah. Mereka adalah para birokrat yang sudah berumur yang berada di lembaga

pemerintah atau semi pemerintah, seperti kantor pos, yang sifatnya hanya menunggu

diperintah, hanya menunggu untuk dapat bagian dan bersif at konsumtif.

Page 53: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 53

Jadi, dalam banyak hal konsep-konsep kreativitas dan kewirausahaan sangat

berkaitan dan tumpang tindih (overlap), tetapi mereka tidak identik dan tidak sama.

Kapasitas untuk mengembangkan ide-ide baru, konsep-konsep danberbagai proses adalah

tidak sama dengan kapasitas untuk membuat sesuatu yang dapat terjadi, dan untuk

mengimplementasikan ke dalam kenyataan (in practical terms) perlu perbedaan dalam

memahami, apa yang dimaksud dengan kreativitas dengan kewirausahaan.

Perbedaan antara kreativitas dan kewirausahaan

1. Kreativitas

Kreativitas mungkin memberikan atau tidak memberikan perhatian atau berfokus

terhadap faktor lingkungan eksternal. Karena proses creativity berasal dari arahan

dalam diri (inner-directed). Banyak pelukis melakukan apa yang dianggap secara pribadi

adalah baik, dan vis i pribadinya yang menjadi ukuran untuk berbuat sesuatu tanpa

harus mengadakan pengecekan kebutuhan di dalam pasar (market research).

2. Kewirausahaan

Paling tidak satu dari mata mereka selalu berfokus pada perubahan lingkungan kalau bisnis

mereka akan memper-oleh sukses. Apa pun yang akan dilakukan oleh seorang wirausaha

harus dicek, dites atau diketahui bahwa pasar dan dunia nyata harus memberikan

respons positif terhadap apa yang akan dilakukan atau dihasilkan. Setelah

memperhatikan perbedaan di antara kedua hal di atas, maka kita dapat mengetahui signifikasi dari

kreativitas tersebut. Prof. John Kao mengatakan bahwa: Creativity comes with a price. The costs

within a competitive industry of maintaining a creative atmosphere and of

retraining key personnel can be high. Top managers are increasingly aware of the

extent to which 'climate' and 'corporate culture' can translate intoexpensive, tangible

investment. Yet, the costs of failing to foster creativity can be significantly higher. Thus,

managing creativity can be seen as an important strategic dimension for long-term

planning and decision making. (John Kao, 1989, Entrepreneur ship, Creativity & Organization).

Page 54: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 54

3. Mengelola kreativitas

Membicarakan kreativitas (daya cipta) merupakan hal yang sulit. Karena

creativity datang dari 'sono' (hak prerogatif Yang Maha Kuasa). Kalau demikian,

bagaimana kreativitas itu bisa dikelola? Tetapi, kreativitas merupakan renungan yang sangat

mendalam (preoccupation), dan banyak manajer di setiap tipe perusahaan. Karena

mereka tahu bahwa kemajuan perusahaan banyak tergantung terhadap ada dan

hidupnya kreativitas orang-orang yang ada di dalam perusa haan. Itu sebabnya,

mengapa manajemen dan setiap staf dalam perusahaan harus membuat suasana

dan atmosfir dalam organisasi agar kreativitas bisa hidup dan berkembang.

Hidup dan berkembangnya kreativitas sangat menentukan daya saing perusahaan. Daya

saing ini adalah penentu masa depan perusahaan.

Pertanyaannya, apakah daya saing itu dan apa saja komponen dari daya saing

tersebut? Daya saing atau competitive advantage adalah kemampuan suatu produk atau jasa

atau organisasi untuk bersaing dan menjadi pemenang dalam suatu persaingan di

tengah pasar. Pemenang dalam persaingan itu adalah mereka yang mempunyai produk atau

jasa atau organisasi yang dapat menjadi pimpinan pasar (market leader) dalam

menen-tukan berbagai aspek dalam persaingan. Pimpinan pasar tersebut dapat direfleksikan

dengan, antara lain:

a. Sebagai acuan dalam penentuan harga pokok/jasa dalam pasar.

Bentuk, tipe, rancangan dan kemasan produk atau jasa yang dijadikan sebagai alat

pembanding utama di antara pesaing. Kualitas produk dan jasa yang berdaya saing dijadikan

ukuran atau tolak ukur untuk mengukur kualitas produk-produk atau jasa alternatif.

b. Fluktuasi atau turun naiknya harga akan mempengaruhi tingkat harga di pasar.

Cara produksi dan juga strategi pemasaran yang dilakukan oleh penghasil

produk leader atau market leader akan menjadi contoh oleh para pesaing untuk ditiru.

Besar kecondongan kebanyakan para konsumen untuk membeli atau paling tidakberniat

untuk membelibarang yang mempunyai keunggulan atau daya saing. Apa yang harus

diketahui adalah bahwa daya saing atau competitive advantage, menurut George D.

Day dan Robin Wensley (Assessing Advantage: A Framework for Diagnosing Competitive

Superiority, Journal of Marketing, April 1988), merupakan suatu proses yang dinamis

(a dynamic process),bukan merupakan suatu hasil yang diproduksi. Hal ini akan lebih

tampak bila kita mengkaji lebih lengkap lagi terhadap berbagai faktor atau elemen yang

melahirkan daya saing tersebut. Faktor atau elemen tersebut adalah sebagai berikut:

Page 55: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 55

1. Sumber keunggulan (sources of advantages)

a. Keahlian yang superior (superior skills).

b. Sumberdaya yang superior (superior resources).

c. Kontrol yang superior (superior resources).

2. Posisi keunggulan (positional advantages)

a. Nilai konsumen yang superior (superior customervalue).

b. Biaya-biaya relatif lebih rendah (lower relative costs).

3. Hasil kinerja (performance outcome)

a. Kepuasan (satisfaction).

b. Loyalitas (loyalty).

c. Pangsa pasar (market share).

d. Keuntungan (porfitabilitas).

Yang menjadi perhatian kita di sini adalah mengkaji atau mengetahui lebih lanjut

sumber-sumber keunggulan atau daya saing yang disebut di atas. Analisis daya saing atau

keunggulan bersaing menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan di antara pesaing-pesaing atau

keunikan terdapat pada salah satu aspek penting, yaitu khususnya dalam kasus sebuah

perusahaan yang memegang sebuah posisi monopoli. Sumber-sumber keunggulan adalah

keahlian atau keterampilan yang dimiliki, sumberdaya dan kontrol.

Superioritas dalam keahlian akan membuat se buah organisasi bisnis untuk

memilih dan mengimplementasikan strategi-strategi yang dapat membedakan organisasi

mereka dengan organisasi bisnis para pesaing. Keahlian atau keteram- pilan meliputi hal-hal

seperti kemampuan teknis, kemampuan manajerial dan kemampuan operasional. Sebagai

contoh, pengetahuan tentang persyaratan dan kebutuhan pelanggan akan membantu sebuah

perusahaan untuk memakai kemam-puannya dalam memuaskan pelanggannya. Keahlian

bidang penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan salah satu keahlian lain yang

diperlukan. Superioritas dalam berbagai sumberdaya adalah aspek lain yang membuat sesuatu

itu unggul.Superioritas kontrol termasuk kemampuan dalam memonitor dan menganalisa

hasil-hasil dan berbagai proses bisnis. Sebagai contoh, superioritas kontrol terhadap berbagai

biaya akan mencegah biaya yang meningkat secara tidak rasional dan mengidentifikasi

bidang-bidang di mana penilaian dan tindakan manajemen diperlukan. Sistem kontrol juga

memberi-kan tanda kinerja terbaik (performance benchmarks). Usaha-usaha monitoring

harus diperluas, keluar dari operasional internal termasuk para langganan.

Page 56: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 56

Kemampuan untuk menciptakan keunggulan dan daya saing sebagaimana

yang dibahas di atas jelas memberikan indikasi yang nyata, bahwa kreativitas para

pemimpin dan staf perusahaan akan dapat membuat daya saing organisasi perusahaan.

Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana kita dapat mengidentifikasi dengan cepat

tersedianya sumber keunggulan dan memasukkannya atau membawa ke dalam

organisasi perusahaan. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan membawa sumber

keunggulan tersebut ke dalam perusahaan merupakan bagian yang sangat penting dalam

implementasi konsep kewirausahaan. Untuk itu, setiap organisasi bisnis dan juga

pengusahanya harus dapat menumbuhkan dan mengelola kreativitas ke dalam diri setiap

staf atau karyawan perusahaan dan ke dalam organisasi perusahaan. Pertanyaan kita

adalah mengapa itu penting? Mengapa perhatian terhadap manajemen kreativitas begitu

penting? Kreativitas adalah kompetitif isu, bukan sekadar sesuatu yang baik. Kreativitas

merupakan sumberdaya yang sangat bernilai tinggi dan untuk itu harus dipelihara

dan dihidupkan, bukan disia-siakan, mempertimbangkan besamya biaya yang

dikeluarkan untuk menciptakan talenta daya cipta (creativetalent) dan infrastruktur

pendukung pekerjaan yang kreatif.

Mengelola Kreativitas memang memerlukan sebuah sikap eksperimental

(experimental attitude) terhadap pengembangan tipe-tipe baru organisasi. Banyak

organisasi kewirausahaan, pada hakikatnya, adalah laboratorium di mana struktur organisasi

disesuaikan dengan tantangan bisnis masa depan yang saat ini sedang berkembang.Bagaimana

perusahaan-perusahaan maju saat ini menyikapi masalah managing creativity merupakan

hal yang sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan bisnis mereka.

Tantangan-tantangan baru yang akan dihadapi oleh organisasi di negara- negara yang

sedang berkembang dan organisasi yang telah maju di negara- negara industri saat ini antara

lain:

a. Mengelola pertumbuhan yang dahsyat (explosivegrowth).

b. Berhadapan dengan keanekaragaman tenaga kerja.

c. Membangun budaya yang mendukung kegiatan yang kreatif (creative activity).

d. Menjaga keadilan (fairness).

e. Munculnya liberalisasi perdagangan dan investasi.

f. Persaingan global.

Page 57: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 57

Dengan adanya kreativitas dan kewirausahaan yang tinggi akan memunculkan industri baru

yang lebih dinamis dan secara teknologis lebih canggih. Para staf dalam industri ini

menuntut adanya self-actualization, dan permintaan terhadap pekerjaan yang kreatif

sangat tinggi. Faktor perubahan teknologi juga berperan untuk memunculkan tuntutan

tersebut. Apa yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir ini bahwa kreativitas

merupakan sebuah plane of competition (pesawat persaingan), terutama apa yang disebut

oleh Prof. Micheal Porter (Competitive Strategy, 1980, Free Press, Harvard University)

sebagai emerging industries (industri-industri yang baru muncul). Meledaknya kreativitas

yang mengelilingi emerging industries melibatkan tidak hanya teknologi baru tetapi juga

praktek-praktek bisnis dan strategi baru yang kreatif untuk menjalankan organisasi bisnis.

4. Pengembangan Kreativitas pada Saat ini

Dengan tingginya tingkat persaingan global, dan kuatnya daya saing pemsahaan maju

dewasa ini lewat keunggulan creativity and enterpreneurship, maka masalah managing

creativity telah menjadi topik yang sangat dominan sebagai bahan bahasan dunia bisnis

internasional di dunia saat ini. Hal ini terlihat jelas khususnya di Jepang. The president

of Fujitsu Computers, Tuma Yamamoto, beberapa waktu yang lewat di pertengahan

tahun 1980 mengatakan:

"The creativity of the Japanese people wil be called into question from the latter half of the

1980s and 1990s. The whole nation must work like one possessed to meet this greet

challenge" (Sheridan Tatsuno, The Technolpolis Challenge, Prentice Hall Press, NY, 1986).

MTTI Jepang (S. Tatsuno, 1986) juga pernah mengatakan dan menghimbau masyarakat

industri Jepang agar membuat transisi dari imitation ke creativity.

Pertanyaan

1. Apakah kreativitas akan menjadi sebuah rencana eksplisit perusahaan- perusahaan

dalam persaingan industri-industri global di waktu yang akan datang?

2. Apakah creativity gap (kesenjangan kreativitas) akan muncul dalam masyarakat-

masyarakat industri di masayang akan datang?

3. Bagaimana mengejar ketertinggalan dalam keunggulan kreativitas bila industri-industri

kita diinginkan untuk tetap dapat hidup dan berkembang?

4. Bagaimana menciptakan kreativitas sebagai salah satu sumber utama dalam

menciptakan keunggulan produk atau keunggulan perusahaan?

5. Bagaimana mentrasformasi kreativitas menjadi inovasi bisnis?

Page 58: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 58

Mempelajari tentang kreativitas adalah lebih mudah jika mempelajari pengalaman

organisasi tertentu dengan mema-hami apa yang memudahkan atau mempersulit

berkembang-nya kreativitas. Oleh karena itu, langkah awal untuk memahami

bagaimana suatu kreativitas itu berkembang dengan baik dan mempelajari mengapa

dan bagaimana suatu kreativitas tersebut tidak berkembang. Untuk memberikan

jawaban kepada kita tentang berkembang dan tidak ber-kembangnya kreativitas

adalah hendaknya kita melihat dan m e n g ka j i ko n d i s i p e r ke m ban g a n seb u ah o r g a

ni sa s i perusahaan. Organisasi perusahaan yang dimaksud dapat kita lihat atau kita ketahui

dengan membaca di berbagai media massa atau majalah yang sering membahas

bagaimana satu perusahaan tertentu menguasai pasar, atau nilai atau harga sahamnya

di Burse Efek Jakarta atau di Bursas Efek Surabaya meningkat atau sebaliknya, mengapa

menurun. Dan kondisi sebuah perusahaan yang tadinya kecil kemudian berkembang secara

mengejutkan dan produknya menguasai pasar lokal, nasional atau bahkan berhasil

melakukan ekspor menerobos pasar internasional (dunia). Keadaan yang demikian ini

seharusnya mendorong seorang wirausaha atau pengusaha untuk mempelajari,

mengkaji, meneliti dan memahami apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, dan

bagaimana para eksekutif, para staf dan karyawan yang ada di perusahaan tersebut

dalam bekerja dan mengerjakan tugas- tugasnya. Harus diakui bahwa sangat sulit untuk

mengetahui secara tepat apa yang ingin kita ketahui dari perusahaan yang menjadi

obyek penyelidikan seseorang karena menyangkut hal-hal yang harus mereka

rahasiakan. Oleh karena itu, peneliti harus mengetahui cara yang paling tepat untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Salah satu cara yang harus tepat adalah

menanyakan atau mengajukan pertanyaan.

Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan untuk mendapatkan informasi yang

diinginkan antara lain sebagai berikut:

1. Berapa besar kemajuan yang dicapai selama ini sehingga memperlihatkan bahwa nilai

saham Anda berhasil meningkat terus dalam beberapa waktu ini?

2. Ke mana saja perluasan pasar produk Anda selama ini?

3. Apa yang membuat produk Anda lebih disenangi oleh banyak konsumen?

4. Bagaimana pendapat Anda, apakah barang Anda lebih baik dari saingan Anda atau

saingan Anda lebih lemah dalam meningkatkan keunggulan produk mereka?

5. Penjualan produk Anda meningkat dan tentu promosi Anda lebih baik, Anda

berhasil dengan cara Anda di pasar?

Page 59: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 59

6. Anda berhasil menumbuhkembangkan potensi staf perusahaan Anda dan Anda

seorang yang banggadengan prestasi mereka saat ini?

7. Apa yang membuat staf Anda berhasil meningkatkan daya saing produk Anda?

8. Keberhasilan perusahaan Anda dalam memposisikan produknya di dalam pasar

sungguh merupakan hasil kerja keras Anda dan tim Anda dalam melakukan

rekayasa internal yang kreatif?

9. Mana yang lebih dominan dalam pendekatan atau kemampuan dalam pemasaran

atau keberhasilan dalam kalkulasi biaya?

10. Siapa menurut Anda yang harus lebih awal untuk menggagas ide agar suasana dan

budaya di dalam organisasi perusahaan tersebut memungkinkan semua pihak agar lebih

kreatif dalam melakukan tugasnya dan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi oleh

perusahaan?

11. Keberhasilan Anda dan perusahaan dalam meningkat kan nilai saham atau meningkatkan

omset penjualan dan juga dalam meningkatkan profitabilitas selama ini bukan kebetulan,

tetapi karena kerja keras. Suatu sistem manajemen yang tepat, komentar Anda?

12. Pasar penuh persaingan. Pesaing Anda tentu akan mencari cara lain untuk

menguasai pasar. Bagaimana bacaan Anda tentang kondisi pasar mendatang?

Para wirausaha yang berhasil selalu mempunyai kemauan untuk mengambil

beberapa risiko, mengeksplorasi ide-ide baru, main sedikit, bertanya 'what if (apa jika) dan

belajar menghargai ambiguitas. Dengan melakukan hal yang demikian, mereka

mengembangkan keterampilan-keterampilan, sikap-sikap (attitudes) dan motivasi yang

membuat mereka lebih kreatif, yaitu sesuatu yang merupakan salah satu kunci untuk

menjadi seorang wirausaha atau kewirausahan yang sukses. Kesuksesan kewirausahaan

tersebut akan memberikan modal dasar yang sangat baik untuk menjadi pengusaha yang

berhasil dengan melakukan berbagai tindakan strategis untuk memajukan usaha yang

dipimpin atau usaha yang telah didirikan. Yang menjadi pemikiran selanjutnya

adalah bagaimana membuat seorang pengusaha (entrepreneur) atau pimpinan atau pengelola

perusahaan agar lebih kreatif. Dengan adanya pola kinerja dan pikiran yang lebih kreatif, maka

yang bersangkutan akan dapat melakukan berbagai inovasi bisnis. Langkah awal untuk

mengarah ke situ, adalah konsepsi kewirausahaan berusaha untuk memberikan imajinasi

kepada seorang pengusaha atau calon pengusaha. Dan maksud sesuatu yang dapat

memberikan imajinasi kepada mereka adalah dengan memberikan berbagai pertanyaan

kepada mereka dan mereka diminta untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.

Page 60: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 60

1. Apakah ada sebuah cara baru untuk melakukan itu?

2. Dapatkah Anda meminjam atau mengadaptasi itu?

3. Dapatkah Anda memberi hal itu sebuah putaran baru (a new twist)?

4. Apakah Anda hanya membutuhkan sedikit dari hal yang sama?

5. Kurang dari hal yang sama?

6. Apakah ada gantinya?

7. Dapatkah bagian-bagian itu diatur kembali?

8. Dapatkah ide-ide dikombinasikan?

9. Dapatkah kita menempatkan untuk kegunaan yang lain?

10. Apa saja yang lain yang dapat kita buat dari hal ini?

11. Adakah pasar-pasar lain untuk itu?

12. Dapatkah kita membuat lebih baik dari itu?

13. Dapatkah potensi lebih yang kita miliki sekarang ini digunakan untuk menciptakan

program baru atau keunggulan produk yang ada atau produk yang baru?

14. Bagaimana potensi yang ada saat ini kita identifikasi;ayagunakan lebih maksimal lagi?

Kunci untuk memacu imajinasi adalah dengan berpikir baik secara cair (fluidly), yaitu sesuatu

yang bisa menghasilkan sejumlah ide-ide segar dan secara fleksibel bisa menghasilkan ide-ide

yang tidak lazim (unconventional). Usaha untuk mendorong imajinasi pikiran seseorang

adalah untuk merangsang atau mendorong tumbuhnya kreativitas seseorang. Dengan

memperhatikan beberapa sebab atau faktor yang dapat menghalangi kreativitas dan juga

bagaimana imajinasi seseorang dapat dikembangkan, maka langkah selanjutnya adalah

mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya

kreativitas. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, maka kita mengkaji sesuatu yang

dapat dilakukan orang di dalam organisasi yang dapat mendorong kreativitas, di

antaranya adalah:

1. Ciptakan suatu keterbukaan, struktur organisasi yang disentralisasi.

2. Dukung sebuah budaya yang memberikan leverage (pengaruh) untuk eksperimentasi

kreatif.

3. Rangsang sikap yang experimental.

4. Edarkan cerita-cerita keberhasilan (success stories).

5. Tekankan peran juara.

6. Beri peluang kebebasan untuk gagal.

7. Tekankan komunikasi efektif di semua tingkat.

Page 61: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 61

8. Sediakan sumberdaya untuk inisiatif-inisiatif baru.

9. Yakinkan bahwa ide-ide baru tidak dapat dengan mudah dibunuh.

10. Pindahkan birokrasi dari proses alokasi sumberdaya.

11. Berikan balas jasa non keuangan dan keuangan yang layak bagi yang berhasil.

12. Bertanyalah dan buatlah komentar pertama tentang hal yang baik dan

keberhasilan yang dilakukan oleh karyawan atau anak buah.

13. Ciptakan demokratisasi dalam organisasi untuk menum-buhkan ide- ide baru.

14. Hilangkan fitnah, adu domba dan hilangkan peran 'raja-raja kecil yang

mempersulit dalam mengambil inisiatif.

15. Beri dorongan untuk berinisiatif dalam memperbaiki atau merubah apa yang

dilakukan selama ini.

16. Tanamkan pemikiran bahwa perubahan sangat diperlukan dan dengan

perubahan organisasi ini akan maju.

17. Dorong semua pihak (staf) untuk mengajukan konsepperubahan dan perbaikan cara

melakukan sesuatu tugas.

Bagaimana Anda dapat menyiapkan pikiran untuk menjadi pikiran yang kreatif?

Caranya adalah dengan:

1. Adopsi sikap sebagai seorang mahasiswa seumur hidup. Sadarkan diri Anda

bahwa mendidik diri Anda sendiri adalah suatu proses yang tidak habis-habisnya

(never ending process). Setiap situasi yang Anda temui sebagai sebuah peluang

untuk belajar.

2. Bacalah dan terus membaca, dan dalam membaca tidak hanya di bidang keahlian

Anda. Banyak inovasi dating dari tumpukan ide-ide dan konsep-konsep dariberbagai

disiplin seperti di bidang sains, rekayasa, bisnis dan seni. Membaca berbagai

buku, majalah dan koran yang meliputi berbagai hal adalah cara yang terbaik

untukmenstimulasi kreativitas.

3. Buat kliping artikel yang Anda baca. Bila Anda tertarik, buat satu file dari

kumpulan artikel yang Anda kliping. Suatu saat nanti, Anda membangun sebuah

ensiklopedia berbagai informasi dan dari sini Anda akan dapat

mengambil beberapa ide dan inspirasi.

4. Siapkan waktu Anda untuk berbicara dengan orang lain, termasuk orang-orang

yang mengetahui sedikit dari bidang yang Anda sedang dalami dan orang-

orang yang ahli atau pakar di bidang yang Anda sedang pelajari. Terkadang

pertanyaan dari orang yang tidak tahu justru jawabannya dapat mengarah kepada

Page 62: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 62

penemuan-pene- muan baru dan ditemukannya cara baru terhadap persoalan

yang lama (new approaches to old problems).

5. Ikut organisasi profesional dan perdagangan dan hadiri pertemuan- pertemuan yang

mereka adakan. Hal ini akan memberikan Anda sebuah brainstrorming dengan

pihak lain yang mempunyai perhatian yang sama dengan Anda. Pelajari

bagaimana orang lain memecahkan Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis

persoalan tertentu akan memberikan ide baru bagi Anda untuk memecahkan persoalan

Anda.

6. Investasikan waktu Anda untuk mempelajari Negara-negara lain dan budaya mereka,

kemudian kunjungi negara-negara tersebut. Sistem perekonomian kita secara global akan

memberikan peluang sangat besar bagi pewirausaha untuk menemukan pasar baru

bagi produk yang dapat dihasilkan. Oleh karena itu globalisas ekonomi, perdagangan

dan investasi telah menciptakan banyak peluang bagi wirausaha untuk menciptakan bisnis

baru atau mengekspansi perusahaan yang telah ada.

7. Kembangkan kemampuan atau keahlian daya dengar Anda. Adalah sesuatu yang

besar sekali manfaatnya bagi Anda dapat meluangkan waktu Anda untuk

mendengarkan orang lain, khususnya orang-orang yang lebih tua dan yang sangat

berpengalaman. Coba belajar sesuatu dari setiap orang yang Anda jumpai.

2. Kewirausahaan dalam Konteks Organisasi

Kewirausahaan di lingkungan organisasi pemerintah mulai populer pada Tahun

1992, ketika David Osborne dan Gaebler mempopulerkan sepuluh prinsip menata

ulang birokrasi pemerintahan (Reinventing the Government) yaitu pemerintahan katalis,

pemerintahan milik masyarakat, pemerintah yang kompetitif, pemerintahan yang

digerakan oleh misi, pemerintah yang berorientasi hasil, pemerintahan

berorientasi pada pelanggan, pemerintahan entrepreneur, pemerintahan antisipatif,

pemeritahan desentralisasi dan pemerintahan berorentasi pasar.

Obsborne & Gaebler (1992), sepuluh prinsip pokok penataan ulang birokrasi, yaitu:

1. Dominasi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus segera diakhiri

atau setidaknya dikurangi untuk selanjutnya secara bertahap deserahkan kepada

sektor non-publik-masyarakat.

2. Memberikan sepenuhnya masyarakat otoritas serta kepercayaan untuk mau

melayani dan menolong dirinya sendiri – to help for self helf, bukan sebaliknya

melulu diladeni atau dilayani apalagi dicekoki.

Page 63: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 63

3. Birokrasi harus segera dibersihkan dari praktek dan intervensi banyak kepentingan

partai politik penguasa. Juga bentuk dan praktek monopoli yang sering dianggap sah

harus segera diakhiri, kecuali benar-benar dimaksudkan untuk melindungi hajat hidup

rakyat banyak atau semata keberpihakan terhadap mereka yang tak berdaya.

4. Rumusan kebijakan, tujuan dan sasaran yang jelas, dengan memberikan kesempatan

kepada setiap elemen pemberi pelayanan untuk merumuskan sendiri langkah dan

aturan tehnis pelaksanaannya.

5. Pemerintahan yang berorientasi kepada hasil, bukan input atau masukan. Intinya,

jadikan kinerja, bukan semata input atau proses sebagai tolok ukur penilaian dan

pendanaan setiap program.

6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; memenuhi kebutuhan pelanggan (baca

rakyat), bukan birokrat, dengan mendengarkan suara dan aspirasi rakyat, termasuk

keluhan dan kritik pedas mereka sekalipun.

7. Pemerintah wirausaha, menghasilkan ketimbang membelanjakan.

8. Birokrasi harus dijalankan dalam perspektif "investasi", dan investasi tidak dimaknai

secara sempit sebagai cara mendatangkan uang, melainkan berarti

“menyimpan".

9. Pemerintah antisipatif, melalui upaya pencegahan daripada mengobati. Membangun

pemerintahan desentralisasi, dengan memberikan wewenang untuk mengambil

keputusan kepada lebih banyak orang yang memungkinkan lebih banyak keputusan

dibuat pada tingkat lini terdepan pemberi pelayanan.

10. Pemerintahan berorientasi pasar dengan mendongkrak perubahan melalui pasar.

Birokrasi harus diubah dari pendekatan program menuju pendekatan pasar,

dari pendekatan instruksi menuju pendekatan insentif.

dua prinsip yang relevan dengan bahasan modul ini, yaitu prinsip ke-7 dan prinsip ke-

10. Prinsip ke-7, ialah „pemerintah entrepreneur‟, ialah pemerintahan yang

menghasilkan ketimbang membelanjakan. Pesan penting yang tersirat dari prinsip ini,

bahwa organisasi harus dijalankan dalam perspektif "investasi". Menurut Osborne &

Gaebler, istilah „investasi‟ tidak dimaknai secara sempit sebagai cara „mendatangkan

uang‟, akan tetapi harus dimaknai sebagai aktivitas-aktivitas yang berkenaan

dengan „menyimpan‟. Membelanjakan anggaran untuk organisasi, harus dalam kerangka

investasi, kendati secara langsung tidak rnenghasilkan uang. Karena itu, hal yang amat

prinsipil, pemimpin organsasi harus mampu menjadikan setiap bawahannya sadar

pendapatan‟. Gaji atau insentif yang diberikan oleh pimpinan organisasi harus

Page 64: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 64

mampu mendorong bawahannya untuk menghasilkan uang sebagaimana mereka

mengeluarkannya.

Prinsip ke-10, ‟pemerintahan berorientasi pasar‟. Mendongkrak perubahan melalui

pasar. Intinya, cara kerja birokrasi harus diubah dari pendekatan program menuju

pendekatan pasar, dari pendekatan instruksi menuju pendekatan insentif. Pendekatan

program cenderung berjalan kaku karena sifatnya hanya menjalankan sesuatu yang telah

ditetapkan dan karenanya monopolistik, sementara mekanisme pasar akan menciptakan

insentif yang menggerakkan orang membuat keputusan sendiri dan karenanya cenderung

kompetitif di samping partisipatif. Ke depan, bentuk pemerintahan berorientasi pasar

merupakan alternatif yang sulit bisa ditawar karena cenderung responsif terhadap segala

bentuk perubahan dan ketidakpastian yang akan menjadi ciri utama zaman ini. Implikasi

terhadap kepemimpinan pendidikan tidak lepas pengaruhnya dari tatanan birokrasi

pemerintahan, karena pemimpin organisasi pendidikan yang dimaksud dalam bahasan ini

ialah pemimpin yang dibentuk dan dilegitimasi oleh sistem pemerintahan.

Pada bulan Mei Tahun 2001, pejabat dari tingkat pusat dan daerah menghadiri

seminar untuk membahas penerapan berbagai elemen penataanulang birokrasi

pemerintahan sebagaimana disarankan Osborne & Gaebler melalui good governance (tata

pemerintahan yang baik). Tetapi hampir semua kesimpulan yang diambil dapat

diaplikasikan pada semua tingkat pemerintahan. Seminar tersebut merekomendasikan

prinsip-prinsip good governance bagi pimpinan pemerintahan sebagai berikut:

(1) Partisipatif (Participation), yaitu kepemimpinan yang mendorong bawahannya

untuk menggunakan haknya untuk mengemukakan pendapat dalam penyusunan

kebijakan organisasi, langsung atau tidak langsung;

(2) Penegakan hukum (Law enforcement), yaitu kepemimpinan yang menjamin

bahwa penegakan hukum dan pengamanan hukum di lingkungan organisasi

berlangsung secara adil dan tidak diskriminatif, serta mendukung hak asasi manusia

dengan mempertimbangkan tata nilai yang berlaku di masyarakat;

(3) Keterbukaan (Transparency), yaitu kepemimpinan yang berupaya membangun rasa

saling percaya antara pemimpin dengan bawahannya, pemimpin harus memberikan

informasi yang memadai pada bawahannya dan mempermudah akses bawahan

terhadap berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat yang berkepentingan;

(4) Responsif (Responsiveness), kepemimpinan yang dapat meningkatkan kecepatan

penyelenggara organisasi dalam memberikan respon terhadap protes, permasalahan

dan keinginan stakeholders tanpa pengecualian;

Page 65: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 65

(5) Kesetaraan (Equity), yaitu kepemimpinan yang dapat memberikan kesempatan yang

sama pada semua bawahan untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa

pengecualian;

(6) Visi yang strategis (Strategic vision), yaitu kepemimpinan yang memformulasikan

strategi kelembagaan, yang ditunjang dengan sistem penganggaran yang memadai,

akan meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggungjawab seluruh anggota organisasi

untuk mendukung kemajuan organisasinya;

(7) Efektif dan Efisien (Effectiveness and efficiency), yaitu kepemimpinan yang

memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders dengan

memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan bertanggungjawab;

(8) Profesionalisme (Profesionalism), yaitu kepemimpinan yang dapat meningkatkan

kemampuan, keterampilan dan moral anggota anggota organisasi sehingga mereka

memiliki rasa tanggungjawab untuk memberikan layanan yang mudah didapat,

cepat, teliti dan terjangkau (murah);

(9) Akuntabilitas (Accountability), yaitu kepemimpinan yang dapat memperkuat

pertanggungjawaban para pembuat keputusan organisasi pada semua aspek

(politik, keuangan, dan anggaran);

(10) Pengawasan (Supervision), yaitu kepemimpinan yang dapat menerapkan control

dan pengawasan yang lebih ketat terhadap operasional manajemen

kelembagaan dengan cara melibatkan stakeholders.

Melalui penerapan ke sepuluh prinsip tersebut diharapkan sistem pengelolaan

pembangunan berkembang ke arah yang lebih baik. Hal yang lebih diutamakan tentunya

berkenaan dengan pengembangan modal manusia sesuai dengan tingkatan manajemen

pemerintahan.

Pertama, melalui pengembangan modal manusia. Hal yang perlu diupayakan

tersebut ditujukan pada penciptaan budaya kewirausahaan melalui pelatihan siswa

dari berbagai disiplin dan pada tingkatan pendidikan yang berbeda termasuk pekerja dan

masyarakat/orang-orang bisnis, melalui kebijakan tentang:

(1) Promosi budaya wirausaha;

(2) Promosi penyuluhan dan kemampuan wirausaha melalui system pendidikan

dan mendorong hubungan yang lebih dekat antara akademisi dan pasar tenaga

kerja;

(3) Pengembangan kerangka kerja untuk memfasilitasi dan penekanan dini tentang

pelatihan kewirausahaan;

Page 66: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 66

(4) Rencana pendidikan dan pelatihan kewirausahaan nasional;

(5) Pengembangan pusat-pusat pendidikan untuk pengembangan kemampuan

kewirausahaan antar siswa;

(6) Pelatihan guru untuk pengembangan proyek pendidikan yang difokuskan

pada kewirausahaan;

(7) Mendorong pengembangan program yang memuat upaya pengembangan

kemampuan kewirausahaan, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab,

analisis masalah yang sistematik, kreativitas, pengelolaan diri dan tanggung jawab

antara siswa-siswa dari berbagai tingkatan pendidikan – dasar, lanjutan pertama dan

lanjutan atas.

Kedua, perhatian untuk meningkatkan akses pendanaan bagi upaya- upaya wirausaha

meliputi implementasi mekanisme dan jejaring bagi pengusaha guna akses kepada sumber-

sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek yang dikembangkan, melalui:

(1) Bantuan pubik untuk mendukung akses finansial harus dibatasi dengan waktu, untuk

menghindari ketergantungan terhadap pemerintah secara permanen oleh pelaku bisnis;

(2) Regulasi untuk aktivitas finansial dan jaminan pemerintah untuk

deposito/tabungan;

(3) Praktek perbankan yang baik berkaitan dengan regulasi dan pengaturan pasar uang;

(4) Dukungan finansial untuk operasi bukan harga atau tingkat suku bunga;

(5) Koordinasi penjaminan antara lembaga keuangan swasta serta bisnis mikro dan kecil;

(6) Pengembangan sektor lembaga keuangan khusus dan penciptaan platform

layanan secara khusus bagi perusahaan yang sedang berkembang;

(7) Pengembangan jejaring modal-modal awal dan modal ventura.

Ketiga, penghapusan hambatan bagi pengembangan bisnis ditujukan untuk

menghilangkan masalah tersebut yang dapat menyediakan pengembangan aktivitas

wirausaha secara memadai. Berbagai tindakan yang diberikan haruslah tidak menjadi distorsi

pasar, melalui:

(1) Dukungan bagi inkorporasi perusahaan;

(2) Fasilitasi terhadap perusahaan gagal yang mau keluar;

(3) Fasilitasi proses kelengkaan bisnis ditingkat pusat dan daerah;

(4) Penghapusan hambatan-hambatan non ekonomi untuk akses pasar;

(5) Desentralisasi pengambilan keputusan anggaran dari intervensi pengembangan

ekonomi.

Page 67: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 67

Keempat, inovasi teknologi, pengembangan dan adaptasi adalah faktor utama

bagi pembentukan sisi kompetisi, nilai tambah inisiatif bisnis. Penekanan khusus harus

diupayakan untuk pengembangan jejaring ilmu pengetahuan serta pengembangan proyek dan

kemampuan implementasi, melalui:

(1) Pengembangan jejaring berbasis ilmu pengetahuan dengan penguatan hubungan

antara perguruan tinggi dan perusahaan;

(2) Adaptasi dan pengembangan teknologi, khususnya yang memiliki ceruk dengan potensi

tinggi atau industri yang sedang berkembang;

(3) Pengembangan dan penguatan incubator untuk membantu pengembangan

basis inovasi dan atau sisi kompetisi perusahaan;

(4) Promosi terhadap perlindungan hak kekayaan dan industri;

(5) Mendorong pengembengen jejaring bisnis teknologi.

Etika Wirausaha

Etika wirausaha dalam istilah lebih populernya adalah etika bisnis. Mengapa etika bisnis

ini diangkat menjadi salah satu kajian adalah seorang wirausaha dalam menjalankan

bisnisnya ditengah-tengah masyarakat harus mempunyai etika yang baik. Kunci suksesnya

suatu usaha adalah bagaimana mengedepankan etika dan kejujuran dalam usaha,

kepercayaan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membesarkan usaha. Pengusaha

besar dalam membina pengusaha kecil UKM lebih mengedepankan kejujuran dan

kepercayaan, modal usaha akan dapat diperoleh dengan mudah ketika orang telah

mempercayai dan dapat dipercaya.

Dalam dunia bisnis semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak

jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi moral yang

tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis

itu sendiri. Masalahnya ialah tidak ada hukuman yang tegas terhadap pelanggaran etika

tersebut, karena nilai etika hanya ada dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali

intern dalam hati, berbeda dengan aturan hukum yang mempunyai unsur paksaan ekstern.

Akan tetapi bagi orang-orang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan

mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya

baik dalam dunia nyata sekarang apalagi dalam kehidupan nanti diakhirat. Hendaknya

kehidupan dunia terutama dalam bisnis, tidak terlepas dari kehidupan dihari kemudian itu.

Kelompok konglomerat yang sudah berhasil banyak menyatakan bahwa modal dasar

dari perkembangan usahanya dimulai dari kejujuran. Apabila sudah bertemu pelaku

Page 68: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 68

bisnis dengan pelaku bisnis yang lain yang jujur, mereka saling memberitahu, dan

akhirnya mereka berkelompok dihati masing-masing menjadi partner yang setia, dan

mereka juga saling menginformasikan jika menemukan pelaku bisnis yang tidak jujur, agar

terhindar dari penipuan.

Pengertian Etika

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang

memimpin individu dalam membuat keputusan. Ethics is the study of right and wrong

and of the morality of choices made by individuals. An ethnical decision or action is one that

is right according to some standard of behavior. Business ethics (sometimes referred to as

management ethical is the application of moral standards to business decisions and

actions).

Etik ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang

dilakukan seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar.

Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen, yaitu penerapan standar

moral kedalam kegiatan bisnis. W.F. Schoell menyatakan: Business Ethics is a

system of "oughts" a collection of principles and rules of conduct based on beliefs about

what is right and wrong business behavior. Behavior that conforms to these principles

is ethical (Schoell,1993). Some pholosophers say that behavior is ethical if it follows the

will of God.

Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi

uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan, dan sebagainya.

Orang yang menanam uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola

perusahaan secara berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.

Konsumen menginginkan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu dan dapat

dipercaya dan dengan harga yang layak. Para karyawan menginginkan agar perusahaan

mampu membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka, memberi kesempatan naik

pangkat atau promosi jabatan. Pihak kreditur mengharapkan agar semua utang

perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat

dipercaya dan dibuat secara teratur. Pihak saingan mengharapkan agar dalam persaingan

dilakukan secara baik, tidak merugikan dan menghancurkan pihak lain.

Page 69: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 69

Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di

masyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat

dan apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut, apa akibat dari proses produksi yang ia

lakukan? Diharapkan orang bisnis memiliki standar etik yang lebih tinggi di masyarakat,

karena mereka langsung berhadapan dengan masyarakat yang selalu mengawasi kegiatan

mereka. Etik yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan

perkembangan dari etik sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh orang

tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etik yang

digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between people

and organizations, an absolutely essential ingredient toconducting business successfully

especially in the long term (Linda Klebe Trevino, 1995). Etika bisnis menyangkut

usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan, dan ini

merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang. Etika

Bisnis ini sangat kompleks dan sensitif, tapi sebenarnya ini bukan barang baru. Etika sudah

dikenal sejak 560 tahun SM, seorang filosof Greek bernama Chilon menyatakan a Merchant

does better to take a loss than to make a dishonest profit The only sustainable competitive

advantage any business has is its reputation (Zimmerer, 1996: 21). Jadi prinsipnya seorang

wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha

semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran,apalagi yang akan menyebabkan

putus hubungan. Semua claim dari relasi sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan

penuh toleransi. Harus dicari win-win solution pada setiap persengketaan. Cepat ganti

barang baru, jika ada claim yang benar. Semua ini untuk menjaga reputasi, nama baik

perusahaaan. Perbuatan tidak terpuji, berlaku curang, tidak jujur, tidak menepati janji, akan

meruntuhkan martabat bisnisnya, sedangkan martabat atau reputasi adalah satu kata magis

yang harus dijunjung tinggi oleh seorang wirausaha, yang akan merupakan competitive

advantage, keungulan bersaing yang abadi, dan menang selama-lamanya. Menjunjung tinggi

etika harus dilakukan terhadap stakeholder perusahaan, apakah external stakeholder

seperti: konsumen, kelompok-kelompok yang berhubungan dengan perusahaan,

organisasi buruh, pihak pemasok, pemerintah, creditors, masyarakat umum atau

internal stakeholder seperti unsur pimpinan, tim manajemen, investor dan karyawan.

Page 70: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 70

Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan.

Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis,

namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis

tidak dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini

merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan. Suatu trademark

istimewa dalam competitive advantage. Apabila dilihat perilaku fundamental yang

berhubungan dengan etika di masyarakat, dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah:

1. sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri,

2. integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka,

3. jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri,

4. fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan informasi

yang tidak perlu dirahasiakan,

5. fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan tetap

bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap orang, toleran,

6. caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, tolong siapa yang

memerlukan,

7. respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan

pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka,

8. responsible citizenship,. Patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku,

jika menjadi pemimpin harus bersifat ter buka dan menolong, pursuit of

excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam pertemuan,

tanggungjawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang, jangan mau

menang sendiri, 9. accountability, bertanggungjawab dalam segala perbuatan terutama

dalam mengambil keputusan. (Zimmerer 1996)

Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan

menyusun "credo" perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the values

underlying the entire company and its ethical responsibilities to its stakeholders. It offers

general guidance in ethical issues. Kemudian dikembangkan kode etika didalam

perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi cukup memuat hal-hal yang minimum

saja seperti menyangkut tata sopan santun, keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan,

kerahasiaan, kegiatan politik dalam perusahaan, melestarikan lingkungan dsb.

Page 71: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 71

2. Kewirausahaan dalam Organisasi Pendidikan

Cukup banyak tulisan yang mengemukakan adanya upaya yang sudah cukup lama

untuk memahami fenomena kewirausahaan. Siapa dan apa yang dilakukan secara khusus

oleh wirausaha telah mulai dirumuskan sejak tahun

1730 oleh Richard Cantillon. Namun, hingga saat ini upaya tersebut masih berlangsung,

karena kegiatan yang bercirikan kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang bisnis

dengan tujuan mencari laba. Yang membuat kewirausahaan menjadi menarik banyak

pihak untuk memahaminya ialah kontribusi istimewa yang dihadirkan oleh mereka yang

melakukan tindakan berkewirausahaan. Misalnya, Timmons dan Spinelliv membuat

pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan kewirausahaan dalam enam (6) hal,

yakni: komitmen dan determinasi, kepemimpinan, obsesi pada peluang, toleransi pada

risiko-ambiguitas dan ketidakpastian, kreativitas- keandalan dan daya beradaptasi, serta

motivasi untuk unggul.

Dari banyak kasus yang menggambarkan perilaku para wirausaha sosial, misalnya

para penerima Ashoka Fellows, dapat disimpulkan bahwa keenam hal tersebut di atas

dapat diadopsi sebagai karakteristik perilaku dan sikap wirausaha sosial. Dengan

demikian, pengertian kewirausahaan cenderung menjadi makin luas, tidak terbatas hanya

pada wirausaha bisnis. Luasnya cakupan kewirausahaan menggugah kemungkinan untuk

membuat tipologi wirausahaan.

Tidak semua wirausaha bisnis sama tingkat kewirausahaannya. Ada yang

melakukan tindakan membuat usaha baru sebagai alternatif mengganti jalur sebagai

karyawan. Tindakan itu bertujuan mencapai keberhasilan untuk bertahan hidup tanpa

berada dalam organisasi yang dimiliki dan/atau dipimpin orang lain. Di lain pihak,

terdapat tingkat kompleksitas yang ekstrim dalam berwirausaha, yakni melakukan

tindakan kewirausahaan dengan tujuan menghasilkan karya yang dapat mengubah dunia.

Misalnya, Steve Job berobsesi menghasilkan komputer yang mudah dipakai oleh banyak

orang (personal computer), tidak hanya oleh ahli komputer. Di awal jaman bahasa

komputer, penggunaan komputer hanya dikuasai oleh sejumlah ahli yang khusus

mempelajari bahasa komputer tersebut. Gagasan Steve Job ditolak oleh perusahaan

tempatnya bekerja. Ia memutuskan untuk keluar dan bersama temannya, Steve Wozniak,

mendirikan perusahaan baru yang terkenal: Apple Computer. Adanya pemahaman tentang

heterogenitas wirausaha mengakibatkan perluasan bidang penelitian. Misalnya,

Page 72: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 72

kewirausahaan yang dikembangkan oleh mereka yang memanfaatkan teknologi

tinggi/canggih akan menjadi bidang pengembangan “technopreneur”. Atau ahir-ahir ini

muncul kewirausahaan yang dikembangkan oleh mereka yang berkecimpung di

lingkungan perguruan tinggi, seperti halnya di lingkungan Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) yang mengembangkan kewirausahaan dalam dunia pendidikan yang

mereka istilahkan “edupreneur”.

Munculnya cabang-cabang baru dalam kewirausahaan tidak dapat dihindari.

Adanya organisasi besar dan mapan yang membutuhkan kelincahan dalam berinovasi dan

berubah, telah menumbuhkan jenis wirausaha di dalam perusahaan. Jenis wirausaha di

dalam perusahaan disebut “intrapreneur” yang merupakan kependekan “intra corporate

entrepreneur”. Salah satu bidang kewirausahaan baru yang juga menarik untuk

dikembangkan adalah wirausaha pendidikan (edupreneur).

Sebagai bidang yang relatif baru berkembang, akan terdapat sejumlah pendapat

yang tidak seragam tentang apa itu kewirausahaan pendidikan dan siapa yang disebut

sebagai wirausaha pendidikan tersebut. Pendapat atau rumusan yang ada cenderung

menggambarkan suatu jenis wirausaha pendidikan yang unggul beserta karakteristik peran

dan kegiatannya. Berdasarkan temuan adanya berbagai jenis wirausaha bisnis, sangat

dimungkinkan pula adanya sejumlah jenis wirausaha pendidikan.

Tugas wirausahawan pendidikan ialah mengenali adanya kemacetan atau

kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan

atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah

dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh

masyarakat untuk berani melakukan perubahan.

Wirausahawan tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara

“memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industri perikanan” pun berubah. Kasus

bagaimana Mohammad Yunus mengembangkan bank untuk melayani kaum miskin

merupakan suatu inovasi yang bertentangan dengan kaidah yang umumnya menjadi target

pasar bank, yaitu mereka yang mampu dan berisiko kecil. Kemacetan akses pada dana

yang dihadapi oleh kaum miskin telah dipecahkan dengan penyediaan sistem kredit mikro

yang ditujukan kepada mereka dalam pola kelompok.

Contoh lain, suatu terobosan atas kebuntuan hidup berdampingan antara etnis

Cina dengan etnis setempat di Medan, telah dilakukan oleh Sofyan Tan, seorang

lulusan sekolah dokter, dengan mendirikan sekolah di daerah miskin. Sekolah yang

Page 73: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 73

muridnya campuran antaretnis tersebut, khususnya dari kalangan miskin, merupakan hal

yang baru. Menurut Sofyan Tan, penduduk miskin lebih sulit berintegrasi dengan etnis

lain dibandingkan dengan penduduk yang berpendidikan tinggi. Wajarlah bila semula ada

yang meragukan kualitas sekolah tersebut. Dengan sistem orang tua asuh asal dari etnis

lain, sekolah tersebut telah menghasilkan lulusan yang mampu masuk ke perguruan tinggi

negeri yang menjadi kebanggaan sekolah berpredikat sekolah unggulan.

Di website Ashoka Fellow, organisasi ini menyajikan informasi bahwa jumlah

anggotanya mencapai 1.800 orang di 60 negara. Sofyan Tan adalah salah satu penerima

Ashoka Fellow. Salah satu misi yang diembannya adalah mengembangkan profesi

kewirausahaan sosial di dunia. Cara yang dilakukannya ialah mengidentifikasi wirausaha

sosial yang menonjol, menyediakan dana untuk mendukung orangnya, idenya, dan

institusinya. Bidang garap kegiatan sosialnya meliputi: pendidikan, lingkungan, kesehatan,

hak asasi manusia, partisipasi masyarakat, dan pembangunan ekonomi.

Gregory Dees, seorang professor di Stanford University dan pakar di bidang

kewirausahaan sosial menyatakan bahwa kewirausahaan sosial merupakan kombinasi dari

semangat besar dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi, dan keteguhan seperti yang

lazim berlaku di dunia bisnis. Kegiatan kewirausahaan sosial dapat meliputi kegiatan:

(a) yang tidak bertujuan mencari laba, (b) melakukan bisnis untuk tujuan sosial, dan (c)

campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba, dan mencari laba, namun

untuk tujuan sosial.

Hal yang mirip dengan pendapat Dees di atas ditemukan pula dalam pengertian

kewirausahaan sosial yang dirumuskan oleh Yayasan Schwab, sebuah yayasan yang

bergerak dalam upaya mendorong kegiatan kewirausahaan sosial termasuk pendidikan

kepada masyarakat. Dalam websitenya dijelaskan, wirausahawan tersebut menciptakan

dan memimpin organisasi, untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan

sebagai katalisator perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk,

jasa, metodologi, dan perubahan sikap. Wirausaha sosial dan pendidikan menciptakan

organisasi campuran (hybrid) yang menggunakan metode-metode bisnis, namun hasil

akhirnya adalah penciptaan nilai sosial di masyrakat yang tidak dapat diukur secara

ekonomi.

Dibandingkan kewirausahaan bisnis, kewirausahaan sosial dan pendidikan relatif

lebih baru dalam perkembangannya. Dengan gencarnya kegiatan pengembangan

kewirausahaan di dunia sosial dan pendidikan yang semula memfokus pada tingkat

Page 74: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 74

peguruan tinggi untuk menyiapkan lulusannya mampu berwirausaha dan tidak

menganggur, tetapi kini bahkan mencakup dunia pendidikan yang lebih dini, citra

kewirausahaan bisnis jauh lebih menonjol alih-alih wirausaha sosial. Pengembangan

kewirausahaan sebagai disiplin ilmu, oleh Philip Wickham, dianalogikan sebagai tahapan

“remaja”. Jika demikian, cabang kewirausahaan sosial dapat ditempatkan pada fase

yang lebih dini, yakni pada tahapan “bayi”.

3. Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan

Prinsip kewirausahaan pendidikan tidak lepas dari prinsip kewiraan sosial, dan

kewirausahaan sosial berinduk pula pada bidang yang lebih luas, yaitu kewirausahaan.

Kewirausahaan dikembangkan dengan menggunakan data empiris dari dunia bisnis.

Sejumlah upaya pengembangan wirausaha bisnis dapat menjadi acuan untuk

pengembangan wirausaha sosial.

Sebagaimana telah diyakini oleh para ahli di bidang pengembangan kewirausahaan,

untuk terciptanya wirausaha yang profesional, akan lebih cepat dan baik bila tidak

diserahkan hanya pada satu jalur pengembangan, yaitu pada bakat saja. Ketiga sumber

pembalajaran di atas: aktif mencoba, belajar dari jejaring sosial, dan belajar dari

sumber formal, dapat dimanfaatkan. Kasus pengembangan kewirausahaan sosial oleh

Kelompok Tani Wanita Menur di Desa Wareng, Gunung Kidul, Daerah Istimewa

Yogjakarta, yang telah direkam dalam film dokumenter, dapat menjadi sumber

inspirasi. Adanya partisipasi perusahaan melalui program tanggung jawab sosial mereka

akan mempercepat pemecahan masalah sosial yang saat ini mengalami kemacetan atau

kemandegan. Tulisan C.K. Prahalad, seorang akademisi di The University of Michigan

Business School, dalam bukunya: “The Fortune at The Bottom of The Pyramid” dapat

menjadi sumber inspirasi tentang cara perusahaan dan perguruan tinggi berpartisipasi

dalam pemecahan masalah sosial. Prahalad menulis , bila kita berhenti berpikir bahwa

kaum miskin adalah korban atau beban, dan mulai menganggap mereka sebagai

wirausaha yang ulet dan kreatif, peluang besar yang baru akan terbuka. Bagaimana

dengan perguruan tinggi di Indonesia? Kontribusi dunia pendidikan sangat dinantikan

dalam pelbagai bentuk, mengingat bidang kewirasusahaan sosial masih dalam taraf

“bayi”. Misalnya, melalui mempelajari apa yang telah dikembangkan oleh pelbagai

institusi pendidikan dan pusat kewirausahaan yang sudah lama mempunyai keahlian di

bidang kewirausahaan sosial di luar Indonesia, kita diharapkan untuk mampu memahami

Page 75: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 75

apa kemacetan yang terjadi di Indonesia dan upaya pemecahan di tempat lain sebagai

inspirasi. Perlukah lebih banyak wirausaha sosial untuk merintisnya? Meruntuhkan dan

menciptakan sistem secara kreatif. Sebagaimana telah disebutkan di atas, tinggkah

laku dan sikap kewirausahaan yang istimewa adalah keberaniannya untuk mengubah

dan menghadirkan hal yang baru, dengan mengambil risiko yang telah diperhitungkan.

Istilah yang dapat digunakan tentang melakukan perubahan dengan menghadirkan hal

yang baru adalah berinovasi. Saat ini dikenali bahwa inovasi tidak hanya satu jenis.

Inovasi dapat dilakukan dalam hal produk atau jasa, dan dapat pula dalam hal proses.

Inovasi tidak pula hanya bersifat radikal, tetapi juga berskala kecil, dan

berkesinambungan, yang sering disebut sebagai kaizen. Kaizen adalah metode

“penyempurnaan secara berkelanjutan” (kaizen continual improvement) yang

dikembangkan oleh perusahaan Jepang.

Dari contoh kasus-kasus kewirausahaan sosial di atas, termasuk kasus yang

disajikan dalam film Lelakoné Menur, dapat kita temukan bermacam- macam kreativitas

individu yang dilanjutkan menjadi inovasi produk dan proses. Makin radikal gagasan

untuk menghadirkan inovasi, makin besar pula sumber daya yang diperlukan. Hambatan

yang harus dihadapi untuk suatu inovasi sosial yang radikal adalah tembok birokrasi dan

kenyamanan dari pelaku dalam sistem yang telah „mapan‟ saat ini. Di negaranya,

Bangladesh, Mohammad Yunus menghadapi sistem lintah darat. Ia menghadirkan sistem

perbankan baru bagi masyarakat miskin, khususnya kaum perempuan. Sofyan Tan

menhadapi pesimisme mereka yang terbiasa mengenali adanya sekolah unggulan bagi

masyararakat mampu, bukan masyarakat miskin, sehingga ia mengalami banyak kesulitan

dalam mendapatkan sponsor. “Apakah mungkin ada sekolah berkualitas untuk orang

miskin?” Kasus kelompok tani wanita Menur juga menghadapi pelbagai hambatan, di

antaranya budaya tentang peran wanita sebagai isteri dan ibu rumah tangga. Perubahan

yang dilakukan oleh ibu-ibu Menur tergolong dalam inovasi yang bersifat tidak

sangat radikal, tetapi tetap tidaklah bebas dari risiko. Mereka harus secara kreatif

menciptakan sistem keseimbangan baru. Gagasan baru cara bertani dan berorganisasi

yang baik perlu dikomunikasikan ke suami agar dapat diterima. Tembok yang harus

diruntuhkan oleh wirausaha pendidikan dengan mengadakan inovasi tidak sama tingginya.

Hal ini mirip dengan apa yang dihadapi oleh wirausaha bisnis yang ingin unggul dan

harus menghadapi lingkungan dan sistem yang tidak selalu ramah. Salah satu

contoh menghadapi tembok yang tinggi adalah kasus Steve Job yang ingin

Page 76: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 76

menghadirkan komputer pribadi (personal computer). Ia harus berhadapan dengan

perusahaan raksasa komputer pada masa itu. Besar kecilnya inovasi dan risiko yang akan

dihadapi merupakan bagian yang harus diperhitungkan oleh semua wirausahawan.

5. Profil Usaha

Sangat banyak usaha yang bisa digarap, mana yang akan dipilih sangat

bergantung pada beberapa hal, antara lain:

a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan

perdagangan/jasa.

b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah

dimiliki.

c. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau

usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.

d. Tekat, keinginan untuk membuka usaha dan merubah nasib.

e. Berbagai peluang lainnya.

Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru,

maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow antara produsen dan

konsumen.

Gambar 5.1 Hubungan antara Produsen dengan Konsumen

Page 77: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 77

Produsen melakukan penjualan akan mendapatkan keuntungan, semakin besar keuntungan,

maka akan semakin besar saving yang akan diperoleh, dengan sendirinya akan semakin

besar dana yang tersedia untuk melakukan investasi lainnya. Industriyang semakin banyak

dan besar akan menyebabkan kebutuhan akan tenaga kerja yang besar sehingga pendapatan

tenaga kerja akan sebaik meningkat dengan sedirinya daya beli semakin baik. Sebagai

orang yang kreatif, calon-calon wirausaha akan melihat banyak peluang usaha yang

dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Secara garis besar ada 4 jenis usaha yang dapat dijalankan, yaitu:

1. Pertambangan, bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti hasil laut,

hasil hutan.

2. Agraris, adalah berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil- hasil

pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh

pertanian atau perkebunan dan peternakan.

3. Industri, adalah usaha yang dapat dirinci dalam bentuk berbagai jenis komoditi

yang dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan.

4. Perdagangan, Usaha perdagangan dapat dirinci menurut besar kecilnya usaha dan

berbagai komoditi yang diperdagangkannya.

5. Jasa, usaha nyang dijalankan dengan menjual jasa pelayanan, usaha ini juga dapat

dirinci menurut besar dan kecilnya jasa yang dilibatkan.

Keempat jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang

mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha, komoditi yang diusahakan, maka

akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya.

1. Usaha Wirausaha Baru

Perguruan tinggu dapat melibatkan mahasiswa membuat sebuah embrio usaha

dengan menggunakan fasilitas laboratorium yang ada. Mahasiswa yang dilibatkan

dapat terjun langsung kedunia usaha. Mahasiswa yang dilibatkan harus melakukan

magang pada beberapa unit usaha. Setelah magang selesai, mereka berkelompok

membuka usaha baru. Modal awal dan peralatan disediakan oleh laboratorium.

Kemudian mereka membuka usaha yang dapat dikembangkan dengan mengunakan

Page 78: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 78

perlatan yang ada dilaboratorium. Kegiatan usaha yang mereka kembangkan antara

lain: software house, rental kom-puter, service komputer, dan sebagainya.Pilihan usaha

yang akan dikembangkan ini tergantung kepada minat, pengetahuan, dan fasilitas

laboratorium yang ada pada masing-masing kelompok. Pilihan mereka tampaknya

mencakup dua bidang bisnis utama yaitu produksi dan perdagangan. Jadi, kalau dikaji

lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak terbuka lapangan untuk berwirausaha.

Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang akan dibuka maka calon

usahawan, harus melakukan survey, observasi lapangan, dan banyak bertanya

bagaimana seluk-beluk usaha bisnis dalam bidang tertentu. Perlu diingat bahwa di

dalam masyarakat, kita akan menemukan orang-orang yang berperilaku negatif, tidak

sebaik yang kita duga, atau tidak sama baiknya dengan kita. Bolehlah kita berasumsi

bahwa tidak semua orang itu baik. Asumsi ini akan membuat kita lebih waspada

terjun ke lapangan bisnis. Akan tetapi, jangan kehati-hatian ini membuat kita takut, ragu,

dan batal membuka bisnis.

Berikut ini akan diberikan beberapa cuplikan Kiat Usaha dan Profil Usaha karya

Wachyu Suparyanto, SE, MM yang telah dicetak dan laris dalam bentuk buku

saku. Buku kecil ini enak dibaca, tidak memakan waktu lama kita akan memperoleh

banyak ilmu baik teori maupun praktek. Cara Cepat Kaya. Disini diuraikan

langkah-langkah mantap yang harus dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi

orang kaya. Tentu kekayaan ini harus diperoleh dengan cara halal dan baik.

Adalah kecil sekali kemungkinan orang bisa cepat kaya secara halal, biasanya

usaha tersebut harus ditekuni, sabar, berdoa dan kerja keras. Memperoleh kekayaan

adalah salah satu alasan orang berwirausaha disamping sekian banyak alasan lainnya.

Tidak ada larangan bagi seseorang untuk menjadi kaya, asal kekayaan itu

diperoleh dengan cara halal, dan digunakan sesuai dengan ajaran agama. Kita harus

berupaya seoptimal mungkin walaupun pada akhirnya Allah jualah yang akan

menentukan. Proses dan karakteristik orang yang berpotensi menjadi kaya adalah

sebagai berikut:

Page 79: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 79

Gambar 5.2 Karakteristik menjadi kaya

Mengenai ide merupakan hal yang sangat penting dalam mencari peluang usaha yang akan

dijalani, untuk mewujukkan ide ini diperlukan kemampuan yang baik. Kemampuan yang

harus dipunyai mencakup administrasi dan manajemen, setelah semua kita miliki maka

usaha yang dirintis yang tergantung dengan relasi yang kita punyai. Peluang usaha

misalnya adanya kebutuhan masyarakat sekitar yang belum terpenuhi oleh perusahaan

lain, atau kita memiliki aset yang strategis untuk dijadikan usaha. Selanjutnya diikuti

dengan usaha kerja keras, manajemen yang baik, jangan salah urus, tekuni selalu, kontrol,

tidak boros, berhemat dan menabung untuk peningkatan permodalan masa selanjutnya.

Banyak usaha yang memberi peluang untuk dikelola oleh orang-orang yang kreatif dan

pertimbangan yang harus digunakan, sangat tergantung pada minat latar belakang anda,

minat, modal yang tersedia, tempat, lokasi, peluang dsb. Sebelum membuka suatu usaha

sebaiknya hal itu didiskusikan bersama orang yang kita yakini dapat memberi

pertimbangan, baik yang pro ataupun yang kontra, agar kita dapat mengambil keputusan

secara tepat dan berhasil. Accountability, bertanggungjawab dalam segala perbuatan

terutama dalam mengambil keputusan. (diringkas dari Zimmerer 1996). Untuk menjaga

terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan menyusun "credo"

perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the values underlying the

entire company and its ethical responsibilities to its stakeholders. It offers general

guidance in ethical issues. Kemudian dikembangkan kode etika didalam perusahaan

secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti

Page 80: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 80

menyangkut tata sopan santun, keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan,

kerahasiaan, kegiatan politik dalam perusahaan, melestarikan lingkungan dsb.

Budaya Perushaaan

Untuk menanamkan kebiasaan baik pada karyawan, maka perlu dikembangkan

budaya perusahaan dalam sebuah organisasi. Apa yang dimaksudkan dengan Budaya

Perusahaan:

1. Company culture is the system of shared values and beliefs employment have

about the standards and criteria used in the firm to judge achieve ment, individual

contribution, and expertise (W. F. Schoell, 1196: 289)

2. Organization culture refers to a system of shared meaning held by mem bers that

distinguishes the organization from other organizations (Robbins, 1996: 206)

3. Corporate culture define as the shared experiences, stories, beliefs and norms

that characterize an organization (Kotler, 1997: 67)

Budaya Perusahaan ialah karakteristik suatu organisasi perusahaan yang mencakup

pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma-norma bersama yang dianut oleh seluruh

jajaran perusahaan. Misalnya pada sebuah perusahaan dapat kita lihat, bagaimana

karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu, pengaturan kantor, dsb.

Jika pada sebuah perusahaan ada kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, ini harus cepat

diubah. Kemampuan mengubah budaya perusahaan merupakan kunci keberhasilan

menyusun dan melaksanakan strategi perusahaan untuk masa depan. Dalam hal ini

contoh suritauladan dari unsur pimpinan akan ditiru langsung oleh karyawan. Jadi faktor

pimpinan sangat berpengaruh terhadap pembentukan budaya perusahaan. Budaya

perusahaan ini dapat membuat karyawan gairah, termotivasi, disiplin, suka, memiliki

moral tinggi atau malahan sebaliknya tidak bergairah, tidak disiplin, santai, malas, selalu

mengharap imbalan, dsb

Perbedaan latar belakang budaya dari setiap orang dari berbagai etnis, akan membuat

perbedaan pula dalam cara mereka bertindak. Adakalanya budaya perusahaan merupakan

suatu kekuatan yang tidak tampak, tapi sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan

dan tindakan seseorang dalam bekerja. Oleh sebab itu pengembangan budaya

perusahaan harus dilakukan, karena sangat bermanfaat untuk: meningkatkan sense of

Page 81: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 81

identity, sense of belonging, komitmen bersama, stabilitas internal perusahaan,

pengendalian sifat-sifat yang kurang baik, dan akhirnya akan menjadi pembeda satu

perusahaan dengan perusahaan lain, dan akhirnya akan menimbulkan citra tersendiri bagi

kemajuan perusahaan.

2. Macam-Macam Perdagangan

a. Perdagangan Besar

Adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari

produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika

kita lihat dari proses marketing yang meliputi konsentrasi, dan distribusi, maka proses

pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan equasi dilakukan oleh

perdagangan besar ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 5.3 Proses distribusi pada pedagang besar

Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdagangan

besar atau bukan, ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan:

1. Motif pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi

untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.

2. Jumlah pembelian, meliputi commercial consumers, industrial consumers, dan

governmental consumers.

3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut. Mengenai cara berusaha ada beberapa

kriteria, yaitu:

a. Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani

pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen.

Page 82: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 82

b. Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari kebutuhan

sehari-hari.

c. Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. bukan one price policy seperti pada

pedagang, tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara- cara pengiriman, dan

sebagainya.

Pedagang besar memegang peranan yang sangat pengting, sehingga fungsi pedagang besar

adalah:

1. Pengumpulan dan penyebaran (assembling and distributing).

2. Pembelian dan penjualan (buyers and selling).

3. Pemilihan barang (selection of goods).

4. Pemberian kredit (financing).

5. Penyimpanan (storage).

6. Pengangkutan (transportation).

b. Perdagangan Eceran

Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting dalam

proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan eceran, sulit

produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung

menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer, tapi kegiatan tersebut tidak

dapat diandalkan dan tidak efisien. Apa yang diartikan dengan perdagangan eceran atau

retailing adalah; Retailing may be defined as the activities incident to selling goods and

ser- vices to ultimate consumers. Retailing is the final link in the chain of distribution of

most products from initial producers to ultimate consumers. Artinya: Perdagangan eceran

bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan men- jual barang dan jasa kepada konsumen

akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari

produsen sampai kepada konsumen.

Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya

mengecerkan barang. Dalam hal ini harus diingat kata UTAMA di atas. Sebab dalam

praktik bisa terjadi seorang pabrikan atau petani produsen menjual langsung barangnya

pada konsumen akhir, ini bukan retailer. Juga ada retailer yang menjual barang untuk

restoran (restoran bukan konsumen akhir), ini juga bukan pekerjaan retailing. Jadi yang

penting di sini ialah pekerjaan utama retailing ialah menjual barang pada konsumen akhir.

Page 83: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 83

Perdagangan eceran ini sangat penting artinya bagi produsen, karena melalui

pengecer produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang barangnya. Produsen

dapat menginterview pengecer, bagaimana komentar konsumen, mengenai bentuk, rasa,

daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Juga dapat diketahui

mengenai kekuatan saingan. Produsen dan pengecer dapat memupuk kerjasama yang

saling meng- untungkan. Produsen memasang iklan, memberi bonus, mengadakan undian,

memberi hadiah, semuanya dapat dilakukan melalui toko-toko pengecer. Toko-toko

pengecer dapat pula dipakai sebagai tempat memasang spanduk, selebaran promosi dan

produsen. Memang produsen biasanya mem - pergunakan saluran distribusi melalui

grosir, tapi informasi yang diperoleh melalui grosir, kurang komplit. Oleh karena itu,

bagian penjualan dari produsen lebih senang menjual dan berhadapan langsung

dengan toko pengecer agar mendapat informasi dari tangan pertama.

Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Perdagangan eceran besar.

2. Perdagangan eceran kecil terdiri dari;

a. Eceran kecil berpangkalan.

b. Eceran kecil tidak berpangkalan.

Jika kita gambarkan pembagian perdagangan eceran tersebut dalam bentuk skematis

adalah sebagai berikut:

Gambar 5.4 Macam-macam Pedangang Eceran

Page 84: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 84

Ukuran yang dipakai untuk klasifikasi ini ialah ownership pemilikan dan jumlah pegawai.

Perdagangan eceran kecil biasanya mempunyai 2 atau 3 pegawai/pelayan. Pelayan itu

kadang-kadang adalah anggota keluarga sendiri, ataupun orang lain yang digaji. Yang

mengendalikan keuangan, pembelian barang biasanya di pegang langsung oleh pemilik

atau keluarga lain yang digaji. Yang mengendalikan keuangan, pembelian barang

biasanya di pegang langsung oleh pemilik atau keluarga lain yang dipercaya, masih

jarang dijumpai sistem manager bergaji penuh diserahi mengurus kegiatan

perdagangan eceran ini. Perdagangan eceran kecil berpangkalan, ialah yang mempunyai

tempat yang tetap, seperti toko kecil, kios, dan warung. Sedang yang tidak

berpangkalan adalah pedagang eceran yang tak mempunyai tempat usaha. Kelompok ini

dapat dibagi atas yang memakai alat seperti tukang bakso, tukang sepatu, tukang rujak,

dsb. dan ada pula yang tak pakai alat seperti tukang catut.

Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi tiga

bagian besar yaitu:

1. Store Retailer (pedagang eceran bertoko)

a. Speciality storeAoko khusus

b. Department storeAoko serba ada

c. Supermarket/toko swalayan

d. Convenience storeAoko barang kebutuhan sehari-hari

e. Superstore, Combination Store, and Hypermarket (toko super, toko

gabungan, dan hypermarket)

f. Discount storeAoko pembeli potongan harga

g. Off price retailerAoko gudang

h. Catalog showroom/ruung pamer katalog

2. Non Store Retailer (pedagang eceran bukan toko)

a. Direct selling (penjualan langsung)

b. Direct marketing (pemasaran langsung)

a. Automatic vending machine (mesin penjaja otomatis)

c. Buying service (pelayanan pembeli)

3. Retailer Organization (organisasi pedagang eceran)

a. Corporate chain (mata rantai perusahaan)

b. Voluntary chain and retail cooperative (rantai suka rela dan koperasi

pedagang eceran)

Page 85: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 85

c. Customer cooperative (koperasi konsumen)

d. Franchise organization (organisasi hak guna paten/franchise)

e. Merchandising conglomerate (konglomerat dagang)

Kita sudah banyak mengenal tipe ritel, speciality store (toko khusus), seperti toko olahraga,

toko perabot, pakaian, toko buku dsb. department store, supermarket, convenience store,

menjual kebutuhan sehari-hari (toko P & D) biasanya berada dekat wilayah pemukiman.

c. Keuntungan dan Kelemahan Perdagangan Eceran

Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah:

1. Modal yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.

2. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatnya dari usaha itu

merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi

waktu lowong terutama pada daerah musiman.

3. Tempat kedudukan pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.

Mereka selalu mendekatkan the center of consumers (pusat-pusat konsumen).

4. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalnya kita

lihat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan yang intim

sekali dengan pemiliknya.

Faktor-faktor kelemahan

Kelemahan yang terdapat pada perdagangan eceran kecil ini ialah: keahlian

kurang administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan, sehingga kadang-

kadang habis dimakan. Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.

d. Faktor-faktor yang mendorong majunya toko eceran

Banyak sekali faktor yang mendorong toko-toko eceran ke arah kemajuan, antara

lain:

1. Lokasi/tempat toko eceran

Tempat yang strategis dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada kemajuan

kelancaran penjualan barang pada toko tersebut. Apabila toko- toko itu terletak pada

tempat yang terpencil harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan toko-toko yang

letaknya di daerah ramai, karena toko eceran yang letaknya pada pusat keramaian kota

akan lebih banyak dikunjungi oleh para konsumen. Toko ini akan memiliki volume

penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan toko-toko eceran yang letaknya jauh

Page 86: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 86

dari pusat keramaian kota besar. Pemilihan lokasi ini sangat penting karena akan

mempengaruhi tingkat profitabilitas dan kontinuitas usaha dalam jangka panjang.

Menurut Kotler (2004) dalam Bob Foster, Retailing are accustomed to saying that the

three keys to success are location, location and location. Jadi tiga kunci sukses

bagi toko eceran adalah lokasi, lokasi dan lokasi. Hal ini menyiratkan betapa

pentingnya keputusan mengenai lokasi bagi usaha eceran. Lokasi juga akan

mempengaruhi citra toko atau kepribadian toko dan kekuatan daya tank yang dibuat

oleh toko terhadap pelanggannya. Jika daya tank lainnya sama diantara beberapa toko,

maka konsumen pasti akan memilih toko terdekat dengan tempat tinggalnya, karena

akan memberi kenyamanan, hemat waktu dan tenaga, lebih kecil pengorbanan

konsumen dilihat dari segi: money, energy, dan fisik. Walaupun dalam jangka

panjang, lokasi dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan, para

wirausahawan hams jeli mempertimbangkan lokasi pada saat akan mendirikan

perusahaan.

2. Kelengkapan Barang

Lengkapnya barang pada toko-toko eceran akan sangat menarik bagi konsumen.

Lengkap di sini diartikan barang-barangnya komplit sesuai dengan jenis barang yang

diperdagangkan. Jika barang tidak lengkap, maka konsumen akan mencarinya ke toko

lain. Pada hati konsumen akan timbul anggapan bahwa toko tidak lengkap, akhirnya

konsumen pindah menjadi langganan toko lain tersebut. Ragam produk yang akan

dijual harus disesuaikan dengan pasar sasaran, siapa konsumen kita, Disamping

ragam barang, faktor lain yang harus dipertimbangkan ialah jumlah barang yang

disediakan, kualitas, model dsb. Sesuai dengan position toko eceran, mungkin perlu

diperhatikan, barang bermerek nasional, barang impor, saat penjualan istimewa,

menyediakan stok lebih banyak pada hari-hari besar, hari lebaran, dsb. Ada lima

prinsip yang perlu dipertimbangkan mengenai barang yang harus disediakan yaitu

a. the right merchandise

b. in the right place

c. at the right time

d. at the right price

e. in the right quantities

Page 87: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 87

Jadi barang dagangan siap tersedia ditoko, pada saat yang tepat, jumlah yang tepat,

harga yang tepat, semuanya harus direncanakan secara tepat. Misalnya masyarakat

akan menghadapi hari raya lebaran, atau akan menghadapi tahun ajaran baru sekolah.

Para pengusaha yang bergerak dalam komoditi yang terkait dengan suasana hari-hari

tersebut harus segera mengatur persediaan barang, sediakan stok yang cukup dengan

membeli lebihbanyak dari hari-hari biasa, mutu harus sesuai, dan tepat pada waktunya

bisnis akan berjalan lancar, dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara

memuaskan.

3. Ketepatan Harga

Harga yang tepat sangat penting demi kemajuan toko eceran yang berada di kota

besar. Toko eceran yang menetapkan harga jual yang cukup murah, atau harga pasti,

harus selalu mencari informasi supaya harga yang ditetapkan jangan terlalu tinggi

dari pada harga saingan, dan ini harus benar- benar diperhatikan oleh toko eceran

tersebut, terutama untuk barang- barang yang sangat terkenal. Bahkan ada toko-toko

eceran yang menetapkan harga untuk barang-barang yang dikenal umum di bawah

harga pasar. Strategi toko eceran menetapkan kebijaksanaan harga antara lain adalah

untuk menarik langganan, tokonya terkenal sebagai toko murah, sehingga tokonya

mendapat tempat dihati konsumen, sehingga citra toko makin meningkat, dapat

mengatasi saingan serta volume penjualan makin naik.

4. Suasana toko (Store Atmosphere)

Atmosfir toko ini merupakan perasaan/ kejiwaan pada seseorang pada saat memasuki

toko. Calon konsumen sudah mempunyai bayangan tentang sutu toko sebelum ia masuk

mencari barang dan mengetahui harganya, ia akan betah dalam toko atau cepat keluar

lagi. Dalam bahasa kita atmosfir adalah suasana toko yang meliputi berbagai

tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan,

udara, bau, layanan, musik, seragam pramuniaga, pajangan/ dis- play barang dsb. yang

menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan membuatnya betah, serta

membangkitkan keinginan untuk membeli. Suasana toko dan lingkungan sekitar sangat

besar pengaruhnya dalam persepsi konsumen. Oleh sebab itu jangan lalai

memperhatikan dekorasi dan keteraturan bagian depan toko. Bagian depan inilah

yang menjadi pusat perhatian pertama dari konsumen. Kemudian bagian dalam toko

Page 88: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 88

berupa, lay- out, displays, wall and floor colors, lighting, scents, music and the kind of

sales personnel also contribute to store image (Berman and Revans, 1998).

Beberapa hal penting dari berbagai aspek tersebut adalah:

a. Eksterior

b. Interior

c. Layout

d. Karyawan

3. Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima sangat populer di negara kita. Kepopuleran pedagang kaki

lima ini mungkin dalam arti yang positif dan mungkin juga dalam arti negatif.

Positifnya, perdagangan kaki lima, secara pasti dapat menyerap lapangan

pekerjaan, dari sekian banyak penganggur. Para penganggur ini mencoba berkreasi,

berwirausaha, dengan modal sendiri ataupun tanpa modal. Yang penting mereka

adalah orang-orang berani menempuh kehidupan dan mencoba untuk merubah

nasibnya, berjuang memenuhi tuntutan hidup, jika tidak demikian mereka berarti

mati. Menteri Tenaga Kerja, beserta ketua Kadin Pusat, telah mencanangkan, agar

kehidupan pedagang kaki lima, dibina, diatur, jangan dikejar-kejar, jangan

dimatikan, digusur karena mereka sudah turut menyumbangkan andil dalam

membangun lapangan kerja. Pedagang kaki lima sangat membantu konsumen, mudah

mendapat barang, servis cepat, sambil lewat di kaki lima, dapat membeli sekedar

oleh-oleh buat anak-anaknya. Harga dan merek yang ditawarkan, biasanya mula-

mula tinggi, tapi akhirnya dapat ditawar serendah mungkin. Dengan cara demikian

baik pembeli maupun penjual merasa mendapat keuntungan.

Pengertian Pedagang Kaki Lima

Menurut pengamatan dari Fakultas Hukum Unpar dalam penelitiannya

yang berjudul "Masalah Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung dan penertibannya

melalui operasi TIBUM 1980", menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pedagang

kaki lima ialah orang (pedagang) golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang

kebutuhan sehari hari, makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, modal

sendiri atau modal orang lain, baik berjualan di tempat terlarang ataupun tidak. Istilah

kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (1 feet).

Page 89: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 89

Tempat ini umumnya terletak ditrotoir, depan toko dan tepi jalan. Ada yang menyatakan

bahwa istilah pedagang kaki lima berasal orang yang berdagang yang menggelarkan

barang dagangannya, mereka menyediakan tempat darurat, seperti bangku-bangku

yang biasanya ya berkaki empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya

sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima. Terlepas asal

usul nama kaki lima tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pedagang kaki lima ialah

setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan maksud memperoleh penghasilan

yang sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan kemampuan terbatas, berlokasi di tempat

atau pusat-pusat konsumen, tidak memiliki izin usaha.

Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:

1. Kegiatan usaha, tidak terorganisir secara baik.

2. Tidak memiliki surat izin usaha.

3. Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun

jam kerja.

4. Bergerombol di trotoir, atau di tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat di mana

banyak orang ramai.

5. Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari

mendekati konsumen. .

Masalah pedagang kaki lima ini sudah diseminarkan di negara lain yang diprakarsai oleh

International Development, mengenai hawkers and vendors = pedagang kaki lima (hawkers

= penjaja, vendors = penjual keliling), seperti diadakan di Malaysia, Philipna, Singapura

dan Indonesia (Jakarta, Bandung). PKL memiliki karakteristik pribadi wirausaha, antara

lain mampu mencari dan menangkap peluang usaha, memiliki keuletan, percaya diri, dan

kreatif, serta inovatif PKL mempunyai potensi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan

sebagai berikut:

a. PKL tidak dapat dipisahkan dari unsur budaya dan eksistensinya tidak dapat

dihapuskan.

b. PKL dapat dipakai sebagai penghias kota apabila ditata dengan baik.

c. PKL menyimpan potensi pariwisata.

d. PKL dapat menjadi pembentuk estetika kota bila didisain dengan baik.

Page 90: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 90

4. Franchising (Waralaba)

Akhir-akhir ini berkembang usaha dalam bidang franchising. Usaha ini dipelopori

oleh pengusaha-pengusaha Amerika yang memberi hak kepada partnernya

misalnya di Indonesia untuk menjual atau mendistribusikan produk-produk Amerika

di pasaran Indonesia. Yang paling terkenal adalah produk-produk fast food seperti Me

Donald, Kentucky dan sebagainya. Hisrich-Peters (1995:513) memberikan definisi:

Franchising may be defined as "an arrangement where by the manufacturer or sole

distributor of a trade marked product or service gives exclusive rights of local

distribution to independent retailers in return for their payment of royalties and

conformance to standardized operating procedures. (Artinya: Franchising didefinisikan

sebagai pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk atau jasa yang diberikan

kepada agen-agen lokal atau pengecer dengan membayar sejumlah royalti).

Definisi lain diberikan oleh Bygrave (1994:353): Robert T. Justis, Professor of

Franchising at the University of Nebraska, defines franchising in general as a business

opportunity by which the owner, producer, or distributor (franchisor) of a service or

trade marked product grants exclusive rights to an individual (franchisee) for the local

distribution of the product or service, and in return receives a payment or royalty and

conformance to quality standards. (Artinya: franchising merupakan sebuah peluang

bisnis di mana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa

atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen

lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royalti

yang telah ditetapkan). Orang yang memberikan franchising disebut franchisor

sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee setelah adanya perjanjian

perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisee untuk niemasuki

bisnis baru dan mempunyai kesempatan untuk sukses. Untuk pelaksanaan franchising

dibuat semacam kontrak antara franchisor dan franchisee. Format kontrak ini mencakup

rencana pemasaran prosedur aliran-aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan

usaha pengembangan bisnis. Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau

franchise contract. Merek dagang merupakan aset yang paling berharga bagi franchisor

oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan disain yang spesifik, disain perabot dan

perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan merupakan

bagian terpenting tetap menjadi milik franchisor. Aset tersebut hak paten bagi

franchisor.

Page 91: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 91

Apa Saja yang Dapat Dijadikan Franchising. Produk-produk yang dapat dijadikan

franchising adalah:

1. Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul.

2. Formula paten atau desain tertentu.

3. Nama dagang atau merek dagang.

4. Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan.

5. Promosi advertising dan pembelian.

6. Kantor pusat pelayanan

Keuntungan Franchising

Keuntungan yang jelas bagi franchising adalah resiko yang ditanggungj tidak

sebesar memulai usaha baru dari awal. Keuntungannya antara Iain:

1. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterimaf oleh

umum.

2. Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkaflj

kredibilitas perusahaan induknya.

3. Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat

memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat| diberikan pelatihan-

pelatihan dalam bidang akunting, manajeme personalia, marketing dan produksi.

4. Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak kontrol

persediaan dan sebagainya.

Pengetahuan tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu

tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detil untuk menghadapi

pasar lokal. Hal ini sangat penting karena pasar regional atau pasar lokal ada

kesamaan dan juga ada perbedaan. Masalah persaingan, media promosi, selera masyarakat

perlu diperhatikan. Untuk mengatasi hal ini maka franchisor dapat memberikan nasihat

dan bantuan untuk memecahkan segala masalah yang dijumpai. Sebagai kesimpulan dari

uraian di atas ialah umumnya waralaba dibedakan menurut tiga karakteristik:

1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada

pewaralaba dengan imbalan royalti.

2. Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem

tersebut. Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus

dikeluarkan pewaralaba.

Page 92: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 92

3. Pemberi waralaba (franchisor) menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem

operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis. Misalnya Me Donald mengharuskan

pewaralabanya mengikuti "Universitas Hamburger" di Illinois selama tiga

minggu untuk belajar bagaimana cara mengelola bisnis dan menerima instruksi

prosedur yang harus diikuti dalam melaksanakan bisnis.

D. Tugas

Diskusikan dengan teman-teman anda, coba identifikasi beberapa karakter kewirausahaan

yang sebaiknya dimiliki oleh para guru, kepala sekolah/madrasah, pengawas/penilik, dan

pemimpin pendidikan pada tingkat kandep, kanwil, dan depag!

E. Rangkuman

1) Obsborne & Gaebler, menawarkan sepuluh prinsip pokok penataan ulang birokrasi,

yaitu: (1) Dominasi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus segera

diakhiri atau setidaknya dikurangi untuk selanjutnya secara bertahap deserahkan kepada

sektor non-publik- masyarakat; (2) Memberikan sepenuhnya masyarakat otoritas serta

kepercayaan untuk mau melayani dan menolong dirinya sendiri – to help for self helf,

bukan sebaliknya melulu diladeni atau dilayani apalagi dicekoki; (3) Birokrasi harus

segera dibersihkan dari praktek dan intervensi banyak kepentingan partai politik penguasa.

Juga bentuk dan praktek monopoli yang sering dianggap sah harus segera diakhiri, kecuali

benar-benar dimaksudkan untuk melindungi hajat hidup rakyat banyak atau semata

keberpihakan terhadap mereka yang tak berdaya; (4) Rumusan kebijakan, tujuan dan

sasaran yang jelas, dengan memberikan kesempatan kepada setiap elemen pemberi

pelayanan untuk merumuskan sendiri langkah dan aturan tehnis pelaksanaannya; (5)

Pemerintahan yang berorientasi kepada hasil, bukan input atau masukan. Intinya, jadikan

kinerja, bukan semata input atau proses sebagai tolok ukur penilaian dan pendanaan

setiap program; (6) Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; memenuhi

kebutuhan pelanggan (baca rakyat), bukan birokrat, dengan mendengarkan suara

dan aspirasi rakyat, termasuk keluhan dan kritik pedas mereka sekalipun; (7)

Pemerintah wirausaha, menghasilkan ketimbang membelanjakan. Birokrasi harus

dijalankan dalam perspektif "investasi", dan investasi tidak dimaknai secara sempit

sebagai cara mendatangkan uang, melainkan berarti “menyimpan". (8) Pemerintah

antisipatif, melalui upaya pencegahan daripada mengobati; (9) Membangun

Page 93: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 93

pemerintahan desentralisasi, dengan memberikan wewenang untuk mengambil keputusan

kepada lebih banyak orang yang memungkinkan lebih banyak keputusan dibuat pada

tingkat lini terdepan pemberi pelayanan; (10) Pemerintahan berorientasi pasar dengan

mendongkrak perubahan melalui pasar. Birokrasi harus diubah dari pendekatan program

menuju pendekatan pasar, dari pendekatan instruksi menuju pendekatan insentif.

2) Sepuluh prinsip good governance bagi pimpinan pemerintahan, yaitu: (1) partisipatif

(Participation); (2) penegakan hukum (law enforcement); (3) keterbukaan

(transparency); (4) responsif (responsiveness); (5) kesetaraan (equity); (6) visi yang

strategis (strategic vision); (7) efektif dan efisien (effectiveness and efficiency; (8)

profesionalisme (profesionalism), (9) akuntabilitas (accountability), dan (10) pengawasan

(supervision).

3) Pengembangan modal manusia bertujuan menciptakan budaya kewirausahaan

melalui pelatihan siswa dari berbagai disiplin dan pada tingkatan pendidikan yang berbeda

termasuk pekerja dan masyarakat/orang-orang bisnis.

4) Jenis wirausaha di dalam perusahaan disebut “intrapreneur” yang merupakan

kependekan “intra corporate entrepreneur”. Salah satu bidang kewirausahaan baru

yang juga menarik untuk dikembangkan adalah wirausaha pendidikan (edupreneur).

5) Tugas wirausahawan pendidikan ialah mengenali adanya kemacetan atau kemandegan

dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau

kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah

dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan

seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan.

6) Tinggkah laku dan sikap kewirausahaan yang istimewa adalah keberaniannya

untuk mengubah dan menghadirkan hal yang baru, dengan mengambil risiko yang telah

diperhitungkan. Tembok yang harus diruntuhkan oleh wirausaha pendidikan dengan

mengadakan inovasi tidak sama tingginya, melalui kreativitas menciptakan sistem

keseimbangan baru.

Page 94: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 94

F. Tes Formatif

1) Tantangan-tantangan berat yang harus dihadapi para pemimpin pendidikan

dalam pembangunan pendidikan di daerah khususnya, berkenaan dengan beberapa aspek.

Coba saudara sebutkan aspek-aspek tersebut!

2) Pembangunan pendidikan di Indonesia dihadapkan pada permasalahan efisiensi

manajemen. Coba saudara jelaskan!

3) Amanat Kerangka Aksi Dakkar (KAD) tentang „Pendidikan Untuk Semua‟ (PUS).

Coba Saudara sebutkan dan jelaskan upaya-upaya yang harus dilakukan bangsa-bangsa

di dunia!

4) Coba saudara jelaskan, bagaimana gambaran masyarakat yang dicita- citakan oleh

Pemerintah mulai dari masyarakat peramu sampai pada akhirnya menjadi masyarakat

pengetahuan!

5) Merujuk pada makna dasar dan dimensi yang hakiki kehidupan masyarakat,

muncul kondisi masyarakat yang harus serba siap dalam menghadapi segala tantangan

kehidupan di masa depan. Coba saudara sebutkan dan jelaskan indikator dari Masyarakat

yang serba siap!

Kunci Jawaban

1) Beberapa aspek berkenaan dengan tantangan-tantangan yang harus dihadapi para

pemimpin pendidikan dalam pembangunan pendidikan di daerah khususnya, yaitu: (1)

peningkatan mutu pendidikan, (2) pemerataan pendidikan, (3) efisiensi manajemen, (4)

peranserta masyarakat, dan (5) akuntabilitas.

2) Efisiensi manajemen, berkenaan dengan keterbatasan sumber pendanaan dalam

pelaksanaan pendidikan. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi pengelolaan (technical efficiency) maupun efisiensi dalam

anggaran (economic afficiency).

3) Upaya-upaya yang harus dilakukan bangsa-bangsa di dunia dalam menwujudkan

PUS, yaitu: (1) Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan

anak dini usia, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung; (2)

Menjamin bahwa menjelang Tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-

anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik, mempunyai akses

dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas baik; (3)

Page 95: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 95

Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa terpenuhi

melalui akses yang adil pada program- program belajar dan kecakapan hidup (life skills)

yang sesuai; (4) Mencapai perbaikan 50% pada tingkat keniraksaraan orang dewasa

menjelang Tahun 2015, terutama bagi kaum perempuan, dan akses yang adil pada

pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa; (5) Menghapus disparitas

gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang Tahun 2005 dan mencapai

persamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015 dengan suatu fokus jaminan

bagi perempuan atas akses penuh dalam pendidikan dengan kualitas yang baik; (6)

Memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulannya, sehingga

hasil-hasil belajar yang diakui dan terukur dapat diraih oleh semua, terutama

dalam keaksaraan, angka dan kecakapan hidup (life skills) yang penting

4) Analisis kondisi masyarakat yang dimulai dari kondisi apa masyarakat peramu sampai

pada akhirnya menjadi masyarakat pengetahuan, yaitu: Pada kondisi masyarakat peramu,

untuk kelangsungan hidupnya cukup hanya mengandalkan daya tahan fisik dan naluri.

Pada masyarakat pertanian tujuan hidupnya hanya untuk kebutuhan fisiologik dan cukup

dengan mengandalkan kemampuan dan energi fisik. Pada masyarakat industri, masih

berorientasi pada kebutuhan fisiologi dari orde yang sedikit lebih meningkat, dan

cukup hanya mengandalkan keterampilan dan kecekatan dalam bekerja. Pada masyarakat

pelayanan, orientasi kehidupan sudah mengarah pada kebutuhan hidup yang nyaman,

dan cukup hanya mengandalkan kemampuan bekerja secara cerdas. Dan pada masyarakat

golongan terakhir yaitu masyarakat berpengetahuan, orientasi hidupnya sudah berada pada

tingkatan yang lebih tinggi, yaitu kehidupan yang harus serba bermakna, dan tidak cukup

hanya mengandalkan berbagai kemampuan dan keterampilan pada masyarakat-masyarakat

sebelumnya, tetapi harus dibarengi dengan kemampuan bekerja sama dengan orang lain

secara cerdas.

5) Indikator-indikator masyarakat yang harus serba siap dalam menghadapi segala

tantangan kehidupan di masa depan adalah: (1) Besarnya rasa memiliki dari warga

masyarakat (termasuk kelembagaannya) terhadap program-program yang dirancang atau

diluncurkan oleh pemerintah, baik pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi,

maupun pemerintah pusat; (2) Kepercayaan diri yang mapan dari masyarakat

terhadap potensi, sumber daya dan kemampuan untuk membangun diri, masyarakat,

bangsa dan negaranya. (3) Besarnya kemandirian atau keswadayaan masyarakat baik

sebagai penggagas, pelaksana maupun pemanfaat hasil-hasil pembangunan.

Page 96: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 96

Setiap soal bobotnya delapan (8). Jika jawaban anda benar, coba kalikan dengan bobot

soal. Anda dibolehkan untuk melanjutkan ke materi berikutnya jika skor yang anda

peroleh lebih dari 30.

GLOSSARY

Globalisasi : Mendunia, kesejagatan

Peradaban : Struktur kehidupan masyarakat

Minoritas : Kelompok yang terpinggirkan/terkucilkan

Respek : Rasa hormat

Wahana : sarana untuk mencapai suatu tujuan

Akselerator : orang yang memberikan semangat

Stakeholder : Pihak ketiga yang berhubungan dengan pencapaian tujuan

Variatif : Rupa-rupa/bermacam-macam Reorientasi : Peninjauan kembali

wawasan

Regulasi : Aturan-aturan

Akseleratif : Percepatan

Pencitraan public : Membangun tingkat kepercayaan di masyarakat

Parsial : Pola pandangan searah

Insedental : Sesuai dengan kebutuhan Merger : Penggabungan

Konsolidasi : Melakukan pertemuan untuk memperoleh kejelasan tujuan

Benchmark : Acuan

Forecasting : Peramalan

Selective information processing : Proses pemilihan informasi

Habit : Kebiasaan

Security : Keamanan

Fear of the unknown : Ketakutan dari ketidaktahuan

Page 97: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 97

DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan: Panduan Perkuliahan untuk Perguruan

Tinggi.Bandung: Alfabeta. Andrew, Andy. 2004. The Traveler’s Gift: Tujuh Keputusan yang Membawa Anda

MenujuKeberhasilan Pribadi. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Bird, Barbara. J. 1989. Intrepreneurial Behavior. Illinois: Scott. Foresman and Company.

Braiker, Harriet B. 2005. Life is Yours: Mematahkan Jerat-jerat Manipulatif dan MeraihKembali Kendali Hidup Anda. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi

Kinerja Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer. Drucker, Peter.F. 1986. Innovation and Etrepreneurship. London: Heinemann.

Edisi Indonesia. Jakarta : Gramedia. Froggatt, Wayne. 2004. Choose to be Happy: Panduan Membentuk Sikap Rasional

dan Realistik. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Hisrich, R.D. & Peters. M.P. 1992. Entrepreneurship. Starting. Developing. and

Managing A New Entreprise. New York. Richcard D. Irwin. Inc. How, Lim. 2005. Seeds of Personal Victory: Meraih Kesuksesan dalam Bisnis

dan Kehidupan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Jay, Ros. 2005. Get What You Want at Work: Mengambil Langkah Cerdas

dalam Pengembangan Karier. Jakarta: Bhuana ilmu Populer. Kao, John. J. 1991. The Entrepreneural Organization. New Jersey: Prentice

Hall Englewood Cliffs. Kao, Raymond Russel M. Knight. 1987. Entrepreneurship and New Venture

Management. Ontario. Canada: Prentice-Hall Scarborough. Kuratko and Hodgetts. 1989. Entrepreneurship A Contemporary Approach. New York :

The Driden Press. Lessem, Ronnie. 1992. Intra Usaha Analisis Pribadi Pengusaha Sukses. .Jakarta:

Pustaka Binaman Prasendo. Meredith, G.G. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Binaman

Presindo. Merrill, Mike. 2005. Dare to Lead: Strategi Kreatif 50 Top CEO untuk Meraih Kesuksesan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Obsborne, David and Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government: How

The Enterpreneurial Spirit is Transforming the Public Sector. Mass: Addison-Wesley Publishing.

Page 98: 2. Modul KWUeprints.ukh.ac.id/id/eprint/151/1/2. Modul KWU.pdf.RQVHS .HZLUDXVDKDDQ '$)7$5 ,6, LY .$7$ 3(1*$17$5 Y , 3(1'$+8/8$1 YL

Prinsip Kewirausahaan 98

Osborne, David & Peter Plastrik. 2000. Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha Terjemahan Ramelan Abdul Rosyid. Jakarta: PPM.

Percy, Ian. 2003. Going Deep: Menjelajahi Kedalaman Spiritualitas dalam Hidup

dan Kepemimpinan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Suparman Sumahamijaya. 1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta. Jakarta: Gunung

Jati. Sumarto, Hetifah Sj. 2003. Inovasi. Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.

Turner, Suzanne. 2005. Tools for Success: Acuan Konsep Manajemen bagi Manajer

dan Praktisi Lainnya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Yoyon Bahtiar Irianto. 2006. Materi Perkuliahan Kewirausahaan dan

Pemasaran Pendidikan. Bandung: Lab Adpend FIP IKIP Bandung. Zohar, Danah & Ian Marshal. 2006. Spiritual Capital: Memberdayakan SQ di Dunia

Bisnis.Bandung: Mizan.