2. metode jalan 3.a

30
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Nama Penawar : PT. KOETA RADJA Nama Paket Pekerjaan : Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328) A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kecermatan penyusunan Metode Pelaksanaan yang direncanakan secara sistematis dan akurasi. Ketepatan waktu pelaksanaan dapat direalisasikan apabila adanya suatu penyusunan planning yang cermat, persiapan-persiapan yang seksama dan koordinasi yang baik. Dukungan metode kerja, equipment, logistik, tenaga kerja dan expertise yang kuat merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan konstruksi. Bekerja tepat waktu bukan saja untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak tetapi lebih penting lagi adalah mencapai effisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi. Lingkup pekerjaan sangat penting dan harus jelas batas-batasnya. Seluruh lingkup pekerjaan yang ada terlebih dahulu diinventarisir, kemudian disusun rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang akan kita tangani. Adapun lingkup Pekerjaan Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328) Anggaran 2015 Divisi sebagai berikut : DIVISI 1. UMUM 1. Mobilisasi 2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 3. Pengamanan Lingkungan Hidup 4. Manajemen Mutu DIVISI 2. DRAINASE 1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 2. Pasangan Batu dengan Mortar 3. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 - 85 cm 4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm 5. Saluran berbentuk U Tipe DS 1 6. Pasangan Batu tanpa Adukan (Aanstamping) 7. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan

Upload: rizki-amelia

Post on 19-Nov-2015

188 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

zcxzc

TRANSCRIPT

  • METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Nama Penawar : PT. KOETA RADJA

    Nama Paket Pekerjaan : Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328)

    A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    Keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan sangat tergantung pada kecermatan penyusunan Metode Pelaksanaan yang direncanakan secara sistematis dan akurasi. Ketepatan waktu pelaksanaan dapat direalisasikan apabila adanya suatu penyusunan planning yang cermat, persiapan-persiapan yang seksama dan koordinasi yang baik. Dukungan metode kerja, equipment, logistik, tenaga kerja dan expertise yang kuat merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan konstruksi. Bekerja tepat waktu bukan saja untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan kontrak tetapi lebih penting lagi adalah mencapai effisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi. Lingkup pekerjaan sangat penting dan harus jelas batas-batasnya. Seluruh lingkup pekerjaan yang ada terlebih dahulu diinventarisir, kemudian disusun rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang akan kita tangani. Adapun lingkup Pekerjaan Rekontruksi/ Peningkatan Struktur Jalan BTS Kota Lhokseumawe- Panton Labu / Simpang (KM 328) Anggaran 2015 Divisi sebagai berikut :

    DIVISI 1. UMUM

    1. Mobilisasi 2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 3. Pengamanan Lingkungan Hidup 4. Manajemen Mutu

    DIVISI 2. DRAINASE

    1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 2. Pasangan Batu dengan Mortar 3. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75 - 85 cm 4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm 5. Saluran berbentuk U Tipe DS 1 6. Pasangan Batu tanpa Adukan (Aanstamping) 7. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan

  • DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

    1. Galian Biasa 2. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine 3. Timbunan Biasa dari Sumber Galian 4. Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian 5. Penyiapan Badan Jalan 6. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 50 cm

    DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

    1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B 3. Lapis Resap Pengikat

    DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

    1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

    DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

    1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 2. Lapis Perekat - Aspal Cair 3. Laston Lapis Aus (AC-WC) 4. Laston Lapis Antara (AC-BC) 5. Laston Lapis Antara Perata (AC-BC(L)) 6. Laston Lapis Pondasi (AC-Base) 7. Bahan Anti Penglupasan

    DIVISI 7. STRUKTUR

    1. Beton mutu sedang dengan fc= 20 Mpa 2. Beton mutu rendah dengan fc= 15 Mpa 3. Beton mutu rendah dengan fc= 10 Mpa 4. Baja Tulangan BJ 24 Polos 5. Baja Tulangan BJ 39 Ulir 6. Pasangan Batu 7. Pembongkaran Pasangan Batu

    DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

    1. Penanaman Pohon Jenis Mahoni. 2. Marka Jalan Termoplastik 3. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade

  • DIVISI 1. UMUM

    MOBILISASI

    Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK

    Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:

    a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

    b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya

    c. Mendatangkan personil-personil

    1. MOBILISASI PERALATAN

    Mobilisasi dan instalasi peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Peralatan konstruksi berat didatangkan ke lokasi dengan angkutan (trailer).

    Peralatan minimal yang akan didatangkan adalah sebagai berikut:

    Asphalt Finisher : 1 Unit Motor Grader >100 HP : 3 Unit Wheel Loader 1.0-1.6 M3 : 1 Unit Tandem Roller 6-8 T : 1 Unit Tire Roller 8-10 T : 1 Unit Vibratory Roller 5-8T : 1 Unit Excavator 80-140 HP : 1 Unit Generatoe Set : 1 Unit Concrete Vibrator : 1 Unit Asphalt Sprayer/Compressor : 1 Unit Dump Truck 3,5 Ton : 8 Unit Dump Truck 10 Ton : 4 Unit Water Pump 10-100 mm : 1 Unit Water Tanker : 1 Unit Flat Bed Truck 3-4 m3 : 1 Unit Jack Hammer : 1 Unit Compressor 4000-6500 L/M : 1 Unit Concrete Mixer 0.3-0.6 M3 : 1 Unit

    Dalam melakukan mobilisasi harus memperhitungkan :

    - Jadwal kedatangan dan jumlah peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

  • - Kondisi akses jalan / keadaan jalan dari pool alat ke lokasi proyek sehingga dapat memperhitungkan waktu kedatangan dengan waktu pemesanan.

    Waktu dan pengamanan mobilisasi alat harus diperhatikan sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang ada.

    2. FASILITAS KONTRAKTOR, DIREKSI KEET & LABORATORI UM

    Fasilitas Kontraktor, Direksi Keet & Laboratoium diharuskan mendukung pelaksanaan proyek, fasilitas tersebut akan dibangun dengan jenis non-permanen dan dipertahankan selama pelaksanaan proyek. Semua fasilitas ini akan ditempatkan di daerah strategis, yang dapat dicapai dari beberapa akses. Lokasi untuk fasilitas akan ditentukan di area proyek, dimensi dari setiap fasilitas akan ditentukan kemudian oleh persetujuan dari Engineer.

    Sistem penyediaan air akan disediakan dengan kapasitas yang memadai dengan peralatan yang cocok untuk mendukung pelaksanaan proyek, untuk kebutuhan staf, dan juga untuk kebutuhan lainnya. Kualitas air untuk pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi spesifikasi teknis, sementara kualitas air untuk staf dan tenaga kerja harus memenuhi standar kualitas air dari Departemen Kesehatan.

    Selama periode pelaksanaan proyek, daya listrik akan dipasok dari Generator Set dengan pasokan yang cukup dan konstan. Semua fasilitas akan siap untuk digunakan selama pelaksanaan periode proyek dari tanggal dimulainya proyek.

    3. MOBILISASI PERSONIL

    Mobilisasi semua personil yang dibutuhkan, sesuai dengan cakupan pekerjaan akan dilaksanakan

    Personil Inti yang minimum pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    General Superintendent : 1 orang Highway Engineer : 1 orang Quality Engineer : 1 orang Quantity Engineer : 1 orang

    4. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERSIAPAN

    Uraian Pekerjaan

    Pekerjaan Pengukuran & Persiapan :

    Pekerjaan pengukuran ini meliputi pengukuran terhadap long section, cross section pengukuran awal, rencana dan pengukuran akhir.

    Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai pendukung semua pekerjaan yang berkaitan.

  • Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan Pengukuran

    1. Pengukuran Titik Referensi / BM 2. Pengukuran Lokasi (Setting out) - Pengukuran Longitudinal - Pengukuran Cross section 3. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan 4. Pengukuran akhir

    ALAT

    1. Theodolite 2. Waterpass 3. Meteran 4. Alat Bantu Lainnya

    5. PEKERJAAN PERSIAPAN LAINNYA:

    1. Pembuatan Papan Nama Proyek 2. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Kerja 3. Pengamanan Lokasi Kerja 4. Pembuatan Shop Drawing / Gambar Kerja 5. Dokumentasi Proyek

    Pekerjaan-pekerjaan persiapan diatas dimulai setelah Kontraktor mendapat izin dari Pemilik Proyek untuk memulai pekerjaan dilapangan ( Surat Penyerahan Lapangan ). Selain itu yang termasuk dalam lingkup Pekerjaan Persiapan dan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan adalah :

    Pembuatan Foto-foto Pelaksanaan (0, 50 & 100 %) dan Laporan Pelaksanaan

    Kebersihan/Keleluasaan lapangan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

    Penyimpanan Barang-barang, Material dan Contoh barang. Pengujian Mutu hasil pekerjaan, baik dengan fasilitas laboratorium lapangan maupun laboratorium lain yang ditunjuk oleh Direksi Lapangan

    Pembuatan Shop Drawing dan As Built Drawing

    Pembersihan lokasi proyek, pembongkaran kantor lapangan, barak kerja, gudang dan fasilitas lainnya setelah selesai proyek

  • MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

    Dalam Manajemen dan Keselamatan Lalu-Lintas Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi karyawan Penyedia Jasa ,Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua personil pada jam kerja dilokasi pekerjaan menggunakan baju reflektif, sepatu safety dan helm kerja, lebih lengkap dijelaskan pada bagian Pra Rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K). Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kami akan menyampaikan Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas (RMKL). Bahan dan peralatan :

    1. Rambu panah berkedip 2. Rambu suar berkedip portable 3. Rambu konstruksi dan pengalihan 4. Rambu tetap 5. Penghalang lalu-lintas 6. Marka sementara 7. Warning tape

    PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

    Sebelum melaksanakan pekerjaan, pihak kontraktor menyediakan drum atau sejenis tempat penampungan yang berfungsi untuk menampung sisa bahan atau sampah bangunan seperti cairan kimia,minyak atau thiner cat maupun kotoran dan sampah sebelum di buang, kemudian pihak kontraktor akan membawa seluruh smapah-sampah yang berasal dari lokasi kerja menutu tempat p[embuangn akhir yang telah di di tetapkan oleh Pemerintah Daerah tersebut.

    MANAJEMEN MUTU

    1. Pengendalian Mutu Bahan Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.Untuk menjamin bahan dengan mutu yang di inginkan, maka sebelum kontraktor melakukan pengadaan , maka di lakukan persetujuan dari pihak konsultan pengawas, namun jika bahan yang di sediakan berbeda, maka dilakukan uji laboratorium, Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.

    Standard yang ditetapkan oleh konsultan perencana untuk standard mutu bahan, menggunakan dari American Concrete Institute (ACI), American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia (SNI).

  • a. Agregat Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.

    b. Semen Portland Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.

    c. Besi Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya.. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut : 1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau

    mengelupas. 2. Mempunyai penampang yang sama rata. 3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing. Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk menghindari karat.

    d. Beton Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi.. Uji Slump Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Pengujian dengan menggunakan kerucut Abrams, sebagai berikut : 1. Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan

    tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air. 2. Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk

    25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat. 3. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil

    rata-rata 4. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil

    rata-rata 5. Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan

    direject. Uji Kuat Tekan (Crushing Test) Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya : 1. Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah diolesi

    pelumas pada bagian dalam.

  • 2. Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuk-tusuk hingga 30 kali.

    3. Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan crushing test.

    2. Pengendalian Mutu Peralatan Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.

    3. Pengendalian Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja

    4. Pengendalian Waktu Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.

    5. Pengendalian Teknis Pekerjaan Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana

    6. Progress Report Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari proyek itu.

    7. Pengendalian BIAYA Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja,

  • maka untuk menghindari adanya pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan dilapangan dengan baik dan hati-hati.

    8. Pengendalian K3 Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah zero

    accident selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan: a. Safety Equipment

    Safety equipment dipergunakan untuk melindungi para pekerja dari segala macam kejadian kejadian atau kecelakan kerja yang tidak diinginkan pada lokasi pekerjaan. Berbagai macam safety equipment diantaranya adalah : Safety hellmet Safety belt Sepatu boot safety shoes penutup telinga

    kaca mata pengaman masker

    b. Safety Plan Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.

    c. Security Plan Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.

    d. House Keeping lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat sementara penimbunan material bekas, pengaturan kantor, jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain. Pada proyek pembangunan ini, hal hal tentang kesejahteraan dan keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu dengan adanya alat alat, perlengkapan, dan fasilitas yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan keselamatan kerja. Meskipun masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukun oleh pekerja meski telah diberi rambu peringatan.

    C. PROGRAM KESELAMATAN KERJA ( K3)

    1. UMUM Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan :

  • 1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. 2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja

    dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

    3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang

    tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, UNDANG- UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara No. 1918) dan peraturan terkait lainnya

    2. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

    1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinam- bungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh MK.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

    2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila jumlah pekerja paling sedikit 100 orang,

    3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi. 4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian

    yang memang perlu dilakukan kaji ulang) 5. Setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan

    konstruksi berlangsung.

    3. FASILITAS K3 1. FASILITAS PENCUCIAN

    Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini:

    Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;

    Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin;

    Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya; Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau

  • bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kami akan menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan jumlah yang memadai.

    Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang- kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

    2. AIR MINUM Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan: Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air

    minum; Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang

    berlaku; Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan

    terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

    3. FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P 3K) Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di

    tempat kerja. Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau

    bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

    4. PENANGANAN MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA ALAT PELINDUNG DIRI

    Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:

    1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya.

    2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.

    3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.

    4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.

    5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi 6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan. 7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada

    bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.

  • Bahaya Pada Kulit a. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit,

    terutama di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya. b. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.

    Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.

    c. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.

    d. Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.

    e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.

    Penggunaan bahan kimia a. Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara

    menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.

    b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.

    c. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.

    5. PENGAMANAN 1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan

    pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan anggota Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat- syarat ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalahmenjaga ketertiban dan keamanan di lokasi proyek, melakukan pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek, mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang keluar-masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam lokasi proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia, MK dan orang-orang yang bekerja serta berhubungandenganproyek ini secara terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang dan malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan telah diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal tersebut

    2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia, perwakilan penyedia atau Subpenyedia memakai kartu tanda pengenal yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.

    3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia termasuk peralatan penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia.

  • 6. PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKA N UNTUK K3.

    Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti diuraikan berikut ini: 1. Helm safety dengan 2. Sepatu safety 3. Safety harness 4. Sarung tangan 5. Rompi safety 6. Ear plug 7. Masker 8. Kacamata safety 9. Baricade 10. Tali pengaman Jaring Pengaman 11. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3 12. Tempat sampah organic dan non organic 13. Tangga scaffolding 14. Lampu Trobolight 15. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 16. Jas hujan 17. Kotak P3K Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.

    DIVISI 2. DRAINASE

    GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR

    Pekerjaan Ini Mencakup Penggalian Untuk Saluran Drainase Sesuai Dengan Spesifikasi Serta Memenuhi Garis, Ketinggian, Dan Detil Yang Ditunjukkan Pada Gambar.

    Ruang Lingkup

    1. Pengukuran 2. Penggalian 3. Perapihan 4. Pengangkutan hasil galian (apabila diperlukan)

    Alat Excavator Dump truck (apabila diperlukan untuk membuang hasil galian) Theodolite, Waterpass Alat Bantu (untuk pekerjaan perapihan)

    Prosedur Pelaksanaan 1. Sebelum pelaksanaan penggalian, surveyor melaksanakan pengukuran dan pemasangan bowplank

    sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian.

  • 2. Pelaksanaan penggalian dengan alat Excavator sesuai dengan acuan/bowplank yang telah dibuat oleh surveyor

    3. Tanah hasil galian dibuang diluar lokasi penggalian, untuk bentuk dan kedalaman galian disesuaikan dengan gambar kerja dengan acuan bowplank, Pengangkutan material galian keluar lokasi dengan Dump Truck apabila material hasil galian tidak dapat dipakai kembali sebagai urugan

    4. Perapihan hasil galian dilaksanakan secara manual agar dimensi dan elevasi/kedalaman galian sudah sesuai dengan rencana / gambar.

    Pekerjaan Drainase akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar saluran, khususnya outlet dari existing saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) saluran rencana dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil kemiringan galian.Saluran drainase yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan drainase yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air disekitar lokasi proyek dalam mengantisipasi musim hujan. Dewatering kemudian akan dilakukan terhadap saluran drainase lama yang dipindahkan, sebelum pekerjaan pelebaran jalan dilokasi bekas saluran drainase tersebut dilaksanakan.

    Untuk menjaga kestabilan pekerjaan pelebaran jalan, maka pekerjaan penggalian dan penimbunan untuk membentuk saluran drainase akan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan progres pekerjaan tersebut diatas.Pada daerah drainase yang telah tergali dan tebentuk serta elevasi dasar saluran telah sesuai dengan dimensi gambar kerja yang disetujui dan juga telah dipadatkan, maka sesuai lokasi yang direncanakan akan dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan batu dengan mortar. Untuk daerah saluran yang terbentuk dengan penimbunan, maka pekerjaan pemasangan batu kali akan dikerjakan apabila pekerjaan penimbunan tersebut telah memperhatikan sesetabilan.

    PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

    Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase. 1 . Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen. 2. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. 3. Prosedur pekerjaan : Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk

    disetujui. Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai

    Spesifikasi Teknik yang disyaratkan. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi

    syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut. 4. Tahapan Pekerjaan : Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen. Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen. Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn

    water tank truck. Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.

  • Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.

    Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja. membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui

    karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

    GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG, DIAMETER DALAM 75 - 85 CM dan GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG, DIAMETER DALAM 95 - 105 CM

    Setelah di lakukan galian terhadap lokasi sesuai gambar dan di reksi teknis, maka selanjutnya di kerjakan pembuatan gorong gorong terlebih dahulu, pada pekerjaan ini terdapat dua jenis goromg-gorong pipa beton bertulang,yaitu bediameter 75-85 cm dan 95-105 cm,

    Bahan yang di gunakan adalah :

    Semen Portland Merk Semen Portland yang dipakai akan seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton non struktural.Mempunyai butiran yang halus dan seragam.Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah Semen Portland Type I.

    Kerikil Beton Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton.Ukuran maksimal kerikil beton adalah 30 mm dan ukuran minimal adalah 6 mm.Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.

    Pasir Beton Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton.Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir beton adalah butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak beton.

    Tulangan Beton Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.Baja tulangan diatas diameter 8 mm adalah Baja Ulir.Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah baja polos.Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 4000 kg/cm2 atau 400 MPa.Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah yang berlawanan.

    Bekisting Pemilihan Kayu bekesting di sesuaikan dengan spesifikasi teknis,

  • Pelaksanaan:

    Mula-mula dilakukan perakitan tulangan sesuai bentuk gorong-gorong, kemudian di lakukan pembuatan bekisting serta melapisi dinding bekisting dengan minyak bekisting, selanjutnya di lakukan pencampuran antara semen, kerikil dan pasir serta air sesuai job mix menggunakan concrete mixer, dan kemudian di lakukan penuangan secara bertahap ke dalam bekisting.

    SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 1

    Saluran dengan bentuk U Tipe DS 1 ini harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan dibagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya kedalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya. Sebelum melanjutkan pemasangan bagian berikutnya, maka sisi dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang sama setelah pipa terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan disekeliling sambungan

    Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang per segmen adalah sebagai berikut :

    1. Pengukuran & Pemasangan Bowplank

    2. Pemasangan Acuan/Bekisting

    3. Pemasangan Beton decking

    4. Pemasangan Tulangan Baja

    5. Pengecoran Beton

    Alat

    Concrete Mixer

    Water Tanker

    Alat Bantu

    PASANGAN BATU TANPA ADUKAN (AANSTAMPING)

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Pekerjaan aanstamping adalah pekerjaan penyusunan batu kosong di bawah pondasi tapak tanpa menggunakan semen. ( tanpa menggunakan adukan semen dan pasir )aanstamping ini disusun dibawah ponadsi tapak yang berfungsi untuk mengatasi gerakan dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi dan struktur bangunan di atasnya, pasangan batu anstamping dikerjakan sebelum di kerjakan pekerjaan pengecoran terhadap gorong-gorong maupun saluran berbentuk U.

  • PIPA BERLUBANG BANYAK (PERFORATED PIPE) UNTUK PEKER JAAN DRAINASE BAWAH PERMUKAAN

    Pekerjaan pemasangan pipa ini beriringan dengan pembuatan saluran, perletakan pipa berlubang banyak di bagian bawah lapisan permukaan di maksudkan agar air di dalam lapisan tanah bawah bisa tersalurkan ke dalam saluran, sehingga lapisan pondasi terlindung dri pada penyerapan air yang berlebih

    DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

    GALIAN BIASA

    Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya. Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai berikut : 1. Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20. 2. Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan. 3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3. 4. Metoda pelaksanaannya sebagai berikut : Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong. GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHI NE

    Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

    Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.

    Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.

    Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

    Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

    TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

    Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

  • Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.

    Material dihampar dengan tenaga manusia.

    Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat Bantu.

    TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN

    Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

    Material dihampar dengan tenaga manusia.

    Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.

    Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu

    PENYIAPAN BADAN JALAN

    Pekerjaan ini mencakup penyiapan, perataan dan pemadatan permukaan badan jalan sebelum penghamparan lapis pondasi agregat kelas B (sub base)

    Lingkup Kerja

    1. Pengukuran 2. Pembentukan & Perataan Badan Jalan 3. Pemadatan 4. Pengetesan

    Uraian Kerja : a.Penghamparan dan penyiapan badan jalan menggunakan Motor Grader b.Vibro Roller digunakan untuk pemadatan. c.Selanjutnya alat bantu digunakan untuk pembersihan dan penyiapan jalan untuk tahap pekerjaan selanjutnya. Alat a.Motor Grader b. Vibro Roller c. alat bantu d. Tenaga e. pekerja dan f. mandor

  • PEMOTONGAN POHON PILIHAN DIAMETER 30 50 CM

    Dalam pelaksanaan penyiapan badan serta persiapan lahan, terdapat beberapa pepohonan di area lokasi yang akan di jadikan badan jalan maupun saluran, sehingga harus di lakukan pemotongan, namun pemotongan pepohonan tersebut harus sesuai persetujuan konsultan pengawas, serta pihak pelaksana memerhatikan pepohonan tertentu yang di lestarikan da tidak bisa di tebang, oleh karena itu pihak kontraktor akan melakukan penebangan pepohonan yang berdiameter 30-50 cm.

    DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

    LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

    Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan, selanjutnya dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan dan keamanan bagi pengguna jalan. Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Quality control) Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

    Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

    Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat sesuai gambar rencana.

    Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan Pneumatic Tyre Roller.

    Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

    Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

    LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

    Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan bahu jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan gambar rencana. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

  • Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

    Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

    Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.

    Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.

    Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

    Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

    LAPIS RESAP PENGIKAT

    Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan pondasi agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk

    disetujui Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor. Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran

    aspal cair. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

    DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

    LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

    Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60% berat Agregat kasar dengan agnularitas 95/90

    Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut : a. Pengangkutan Material Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya

    dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material

  • dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.

    b. Penghamparan Material Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap

    penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kondisi cuaca yang memungkinkan b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi

    lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi.

    c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan c. Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke

    bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial compaction.

    Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan - Asumsi : - pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik) - lokasi pekerjaan sepanjang jalan - Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor - Prosedur pelaksanan : - Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan alat

    Wheel loader - Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader - Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem

    Roller - Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level

    permukaan dengan menggunakan alat bantu LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah pelaksanaan lapis pondasi aggregat kelas B. Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan beraspar. Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*. Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut: a. Pengangkutan Material Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan loadingnya

    dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack.

    Material diiurunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

    b. Penghamparan Material

  • Penghamparan material dilakukan dengan menggunakqn Matar Grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikui :

    a. Kondisi cuaca yang memungkinkan b. Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan.

    Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi

    c. Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan' c. Pemadatan Material Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

    Asumsi : o Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik) o Lakqsi pekerjaan sepanjang jalan o Material aggregat kelas A dicampur di Base Camp Kontraktor

    Prosedur Pelaksanaan :

    o Pencampuran aggregat kelas A dicampur di Base Camp dengan menggunakan alat Wheel Loader

    o pengisian aggregat kelas A ke Dump Truck dilaksanakan dengan memakai alat Wheel Laader o Pengangkutan material aggregat kelas A dilaksanakan dengan Dump Truck o Penghamparan material aggregat kelas A dengan menggunakan alat Motor Grader o Hamparan aggregat dibasahi dengan wcter Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem

    Roller o Operasi penggilasan harus aimJtai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke

    arah sumbu jalan. dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, penggilas harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.

    o Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

    DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

    LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR

    Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis Pondasi Agregat).

  • Bahan Lapis Resap Pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. Pengambilan Lapis Resap Pengikat pada Distributor Aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan. Lapisan Resap Pengikat hanya dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit lembab. Sebelum lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna. Penyemprotan dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas.Peralatan yang d i gu n a ka n u n t u k p e ke r j aa n i n i a da l a h co mp r e s s o r d a n a l a t b a n t u l a i n n ya . Segera setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui kenderaan.

    Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan Asumsi : => Menggunakan alat berat (secara mekanik) => Lokasi pekerjaan : Sepanjang Jalan Prosedur Pelaksanaan : => Aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal

    cair. => Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air

    Compressor. => Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan

    yang akan dilapis. LASTON LAPIS PONDASI (AC-BASE) Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) . Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

    Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston Lapis Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

    Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.

    Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP. Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi

    pekerjaan. Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem

    roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.

  • Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

    Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

    LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) DAN LASTON LAPIS ANTAR A PERATA (AC-BC(L))

    1. Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton (AC Base) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, maka di lakukan pekerjaan Lapis Perekat - Aspal Cair, Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan laston lapis pondasi (AC Base) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang telah selesai dilapis Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Cot. Material yang digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP dengan menggunakan Dump Truck. Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih dari kotoran. dan pada bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain dan lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak cepat turun suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian, menempalkqn material secara merala didepan batang perata yang dapat distel. Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyar dan Direksi Pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller dan PTR. Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan radio komunikasi (HT). pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang sama dengan asphali concrete.

    Peralatan yqng dipakai :

    Aspal Mixing Plant {AMP) Genset; yang dipakai pada AMP Aspal Finisher Dump Truck Tandem Roller PTR Wheel Laader

    Aggregat yang digunakan adalah sesuai dengan hasil pengujian Lab. (sesuai dengan Jab Mix Design) yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi leknis.setiap hasil campuran yang telah dimual kedalam dump truck untuk dibawq ke lapangan pekerjqan terlebih dahulu ditimbang untuk mengelahui tonase cqmpuran tersebut. Sebelum penghamparan dilaksanakan permukaan jalan harus dibersihkan dari material lepas yang tidak dihendaki dengan menggunakan comperessar atau alat manual.untuk memastikan lebar dan tebal hamparan Aspal, makq pada tepi-tepi jalan dipasang balok pembatas atau benang garis atau garis pembatas.

  • Aspal dihampar dengan aspal finisher, serta unit-unit mesin pemadat antara lain : Tandem Roller, PTR, penggilasan harus terdiri dari tiga aperasi yaitu : penggilasan qwal 0-10 menit, penggilasan sekunder 10-20 menil dan penggilasan akhir 20-45 menit.. LAPIS PEREKAT - ASPAL CAIR

    Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan apal spayer. Metoda kerja :

    Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor. Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan

    dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

    LASTON LAPIS AUS (AC-WC) dan BAHAN ANTI PENGELUPASA N

    Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC BC dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC) dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk

    disetujui Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston Lapis Aus

    (AC-WC) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan

    densitynya. Pencampuran maretial hotmix AC-WC di olah menggunakan AMP dan ditambahkan bahan aditif

    yang berfungsi sebagai anti pengelupasan. Material hot mix AC-WC dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi

    pekerjaan. Material AC-WC dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller

    dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.

    Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

    Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

  • Bahan yang digunakan untuk anti pengelupasan adalah zat aditif. Aditif berguna untuk meningkatkan pelekatan dan anti pengelupasan bila diperlukan, dapat ditambahkan ke dalam aspal sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya Bahan Aditif Untuk Aspal :

    1. Aditif kelekatan dan anti pengelupasan harus ditambahkan ke dalam bahan aspal bilamana diperlukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan

    2. Persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan ke dalam bahan aspal sesuai dgn petunjuk pabrik untuk menghasilkan campuran yang homogen.

    DIVISI 7. STRUKTUR

    BETON MUTU SEDANG DENGAN FC= 20 MPA

    Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang dengan mutu beton fc= 20 mpa sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.

    Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

    Asumsi : Menggunakan alat berat {secara mekanik) Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan Prasedur Pelaksanaan : Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan

    menggunakan Concrete Mixer Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

    BETON MUTU RENDAH DENGAN FC= 15 MPA

    Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak dorong, alat tukang batu serta alat bantu.

  • Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

    Asumsi : Menggunakan alat berat ( secara mekanik ) Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan

    Prosedur Pelaksanaan Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan

    menggunakan Concrete Mixer Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

    BETON MUTU RENDAH DENGAN FC= 10 MPA

    Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak dorong, alat tukang batu serta alat bantu.

    Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan Asumsi :

    Menggunakan alat berat ( secara mekanik ) Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan

    Prosedur Pelaksanaan Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan

    menggunakan Concrete Mixer Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

    BAJA TULANGAN BJ 24 POLOS

    Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)

    Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

    Asumsi : Pekerjaan dilakukan secara manual Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan

    Prosedur Pelaksanaan : Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan. Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan

    persilangannya diikat kawat.

  • BAJA TULANGAN BJ 39 ULIR Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp

    Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site) Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

    Asumsi : Pekerjaan dilakukan secara manual Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan

    * Prosedur Pelaksanaan : Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan. Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan

    persilangannya diikat kawat. PEMBONGKARAN PASANGAN BATU Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama yang sudah rusak sehingga harus diganti. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui.

    Memilih pasangan batu yang akan dibongkar. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat

    bantu. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

    PEKERJAAN PASANGAN BATU

    Membersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta kelurusannya sesuai profil yang dipasang.Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum +20 cm. Menghampar spesi talud dan memasang batu dengan rapi dengan posisi batu mendatar dan mengisi celah-celah antara batu bagian samping sampai penuh sengan dipasang drainase air tanah dengan menggunakan pipa pralon dengan jarak rata rata 1 meter selang seling. Setelah selesai dilakukan pekerjaan plesteran pada bagian atas talud serta dilakukan plester siaran pada permukaan dengan rapi.

    DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

    PENANAMAN POHON JENIS MAHONI

    Penanam pohon di lakukan sesuai direksi teknis, dan penanaman nya di sesuaikan dengan gambar bestek, setelah di lakukan penanaman, maka di lakukan pembuatan pagar sementara, agar terhindar dari ganguan binatang.

  • MARKA JALAN TERMOPLASTIK

    Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan Marka Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-WC Leveling yang telah selesai dilaksanakan. Bahan :

    Cat marka berwarna putih atau kuning seperti gambar dan memenuhi spesifikasi menurut AASHTO M249 79

    Butiran kaca (glass bead) sesuai spesifikasi AASHTO M247 - 81 (Tipe 2) Alat

    Air Compressor Pick Up Mesin Cat Marka

    Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : 1. Penyiapan permukaan perkerasan sebelum penandaan marka 2. Pembersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan yang bergemuk. 3. Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu 4. Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru dicor kurang dari 3 bulan

    setelah pelaksanaan lapis permukaan kecuali diperintahkan lain oleh Owner 5. Pangaturan dan penandaan semua marka pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan

    penempatan yang presisi sebelum pengecatan marka 6. Pengecatan marka jalan dilaksab]nakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross 7. Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka/mesin marka yang bergerak sendiri,

    jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi).

    8. Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm, belum termasuk butiran kaca (glass bled)

    9. Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperatur 204 - 218 C 10. Selanjutnya dilakukan penaburan butiran kaca (glass bead) yang dilaksanakan diatas permukaan

    cat segera setelah penyemprotan. Butiran kaca (glass bead) ditaburkan dengan kadar 450 gram/m.

    RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL ENGIN EER GRADE

    Pemasangan rambu jalan di sesuai kan dengan lokasi penempatan yang telah di tetapkan pada gambae bestek, jenis rambu pemantul engineer grade sesuai dengan spesifikasi teknis

  • PEKERJAAN LAIN LAIN PEKERJAAN FINISING

    Pekerjaan finishing adalah menyelesaikan seluruh jenis pekerjaan yang ada dalam gambar

    dengan rapi serta memasang semua kunci-kunci dan membersihkan semua bekas bahan bahan/ material yang tidak dipergunakan lagi serta membuat foto-foto kegiatan 100 % Metode dan rencana kerja, syarat-syarat ini menjadi pedoman bagi kontraktor pelaksana pekerjaan dilapangan demi tefcapainya sasaran yang diginkan oleh pemilik pekerjaan. Kontraktor pelaksana Akan melaksanakan, Membuat papan nama proyek dengan ukuran yang disetujui direksi. Dan membersihkan seluruh lokasi pekerjaan/Finishing serta memasang kembali komponen- komponen yang masih dapat dipergunakan. PEMBERSIHAN AKHIR

    Setelah semua item pekerjaan selesai dilakukan maka selanjutnya dilakukan pembersihan akhir,

    yaitu pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa sisa material yang tidak terpakai, perapihan perkerjaan dan juga pembongkaran utilitas utilitas pekerjaan yang tidak terpakai. DEMOBILISASI

    Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan maka peralatan dan tenaga

    kerja akan dikembalikan seluruhnya ke tempat asalnya. Demikian lah metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai suatu acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nanti ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

    Setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuktikan dengan foto-foto pelaksanaan pekerjaan dari awal sebelum kerja (0%), sedang kerja (50%) dan selesai kerja (100%) dari sudut pandang yang sama. Pekerjaan ini akan menjadi bukti acuan pembayaran angsuran pekerjaan

    Aceh Utara, 6 Januari 2014 PT. KOETA RADJA TEUKU AMMUSRI, SE Direktur Utama