metode peningk jalan bogor raya & simatupang

47
METODE PELAKSANAAN PENINGKATAN JALAN BOGOR RAYA DAN JL. TB SIMATUPANG Metode pelaksanaan yang kami susun adalah bertujuan untuk menganalisa gambaran singkat mengenai urutan pekerjaan yang akan dikerjakan dilapangan. Berdasarkan gambar rencana yang ada serta kondisi lapangan yang ada, maka urutan metode pelaksanaan yang akan kami uraikan adalah sebagai berikut : Latar Belakang Jalan Bogor Raya dan Jalan TB. Simatupang adalah ruas jalan Nasional dengan kondisi saat ini sebagian rusak, pelaksanaan konstruksi jalan merupakan kegiatan fisik penanganan jaringan jalan baik itu melalui pembangunan, maupun rehabilitasi untuk meningkatkan kapasitas maupuan kualitas jaringan jalan yang semula rusak menjadi baik. Dalam pelaksanaan konstruksinya, kegiatan fisik penanganan jaringan jalan harus memenuhi azas dan prinsip tahan lama, efektif, efesien, terarah dan terkendali sesuai dengan spesifikasi teknis. Oleh karenanya diperlukan suatu management pelaksanaan fisik itu sendiri dan management supervise Jasa Konsultansi sebagai Konsultan Pengawas. Dengan bertambahnya laju pertumbuhan ekonomi maka membawa dampak perubahan terhadap kondisi angkutan barang dan jasa yang meningkat terutama baik volume maupun beban muatan, sehingga banyak jalan yang menjadi lebih cepat rusak maka diperlukan penanganan yaitu rehabilitasi jalan sehingga jalan yang dilalui dapat terpenuhi unsur aman dan nyaman. Maksud dan Tujuan Maksud : Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang 1

Upload: desmond-sinaga

Post on 29-Jan-2016

261 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

we

TRANSCRIPT

METODE PELAKSANAANPENINGKATAN JALAN BOGOR RAYA DAN

JL. TB SIMATUPANG

Metode pelaksanaan yang kami susun adalah bertujuan untuk menganalisa gambaran singkat mengenai urutan pekerjaan yang akan dikerjakan dilapangan. Berdasarkan gambar rencana yang ada serta kondisi lapangan yang ada, maka urutan metode pelaksanaan yang akan kami uraikan adalah sebagai berikut :

Latar BelakangJalan Bogor Raya dan Jalan TB. Simatupang adalah ruas jalan Nasional dengan

kondisi saat ini sebagian rusak, pelaksanaan konstruksi jalan merupakan kegiatan fisik penanganan jaringan jalan baik itu melalui pembangunan, maupun rehabilitasi untuk meningkatkan kapasitas maupuan kualitas jaringan jalan yang semula rusak menjadi baik. Dalam pelaksanaan konstruksinya, kegiatan fisik penanganan jaringan jalan harus memenuhi azas dan prinsip tahan lama, efektif, efesien, terarah dan terkendali sesuai dengan spesifikasi teknis. Oleh karenanya diperlukan suatu management pelaksanaan fisik itu sendiri dan management supervise Jasa Konsultansi sebagai Konsultan Pengawas.

Dengan bertambahnya laju pertumbuhan ekonomi maka membawa dampak perubahan terhadap kondisi angkutan barang dan jasa yang meningkat terutama baik volume maupun beban muatan, sehingga banyak jalan yang menjadi lebih cepat rusak maka diperlukan penanganan yaitu rehabilitasi jalan sehingga jalan yang dilalui dapat terpenuhi unsur aman dan nyaman.

Maksud dan TujuanMaksud :Metode Pelaksanaan ini merupakan uraian lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor.

Tujuan :Agar hasil pekerjaan kegiatan fisik konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia jasa/ kontraktor melalui kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (pemborong), sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Kontrak baik target mutu, biaya serta waktu mulai dan selesainya.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang1

Lingkup PekerjaanKegiatan Peningkatan Ruas Jalan Bogor Raya dan Jalan TB. Simatupang dengan konstruksi Perkerasan Aspal Tebal AC-WC = 4 cm Panjang penanganan 3,3 km dan lebar penanganan 7 m, Rigid Beton tebal 25 cm panjang 120 m dan lebar penanganan 7-9 m.Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Peningkatan Jalan Bogor Raya dan Jalan TB. Simatupang, yang berlokasi di Provinsi DKI Jakarta. Pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah (Galian) Pekerjaan Drainase Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan beton semen Menghampar Laston (AC-WC) 4 cm Pekerjaan Finishing

A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Papan Nama Kegiatan

Papan Nama Kegiatan dipasang pada lokasi proyek. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran sesuai standart yang disetujui direksi, dan terbuat dari bahan tripleks 4 mm, kaso, palu, cat, gergaji dan meteran yang sesuai dengan yang di syaratkan dalam spesifikasi. Papan nama kegiatan berisi Nama Kegiatan, Nomor Kegiatan, Lokasi Kegiatan, Wilayah, Waktu Pelaksanaan, Nama Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan supervisi dan lain-lain. Pemasangan Papan Nama Proyek bertujuan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat umum/pengguna jalan bahwa dilokasi tersebut sedang ada kegiatan proyek.

2. Pengukuran dan Pemasangan PatokSebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu diadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpas/ theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang2

sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Hasil pengukuran ditandai dengan Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark), Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan dasar dibuat permanent, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pengawas Lapangan untuk membongkarnya.Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan) akan dibuatkan shop drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

3. Sewa GensetUntuk memberikan penerangan pada Direksi Keet, Kantor Kontraktor dan lokasi pekerjaan untuk kegiatan pada malam hari maka disediakan penerangan listrik dari genset atau pemasangan listrik kerja dari PLN.

4. Photo Visuil 3 phase (0%-50%-100%)Titik pengambilan photo yang telah disetujui direksi. Pengambilan photo dilakukan sebanyak tiga phase yaitu, 0%, 50%-100%. Pengambilan 0% dilakukan pada saat pekerjaan belum dimulai (kondisi existing), saat pelaksanaan fisik sedang berlangsung dan mencapai 50% diambil photo 50%. Photo 100% diambil setelah pekerjaan fisik selesai (pekerjaan sudah rapi). Pengambilan photo kegiatan ini dilengkapi dengan alat Camera Digital dan Kertas Photo.Pengambilan photo kegiatan minimal 4 titik pengambilan yang tidak berubah-berubah, sehingga step-step kemajuan dari proyek ini dapat terlihat.

5. Pembuatan Direksi keetPembuatan Direksi keet, dimaksudkan adalah membuat bangunan sementara (semi permanen), untuk tempat kegiatan kantor Pengawas Lapangan, Direksi, Ruang Rapat, Gudang barang-barang penyedia jasa dan lain-lain guna mendukung lancarnya kegiatan proyek.Direksi Keet dengan ukuran sesuai spesifikasi, dibuat pada sekitar lokasi, dimana penempatannya harus tak boleh lebih 5 km dari daerah kerja (site) dengan persetujuan Direksi. Bangunan kantor lapangan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh operasi konstruksi. Bangunan kantor lapangan harus mempunyai kekuatan struktural yang memuaskan, tahan cuaca dengan permukaan lantai bangunan berada di atas tanah, tinggi plafond

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang3

minimum 3,00 meter dan atap bangunan menonjol 1,5 meter dari sisi luar dinding.Konstruksi bangunan direksi keet terdiri dari bahan-bahan :

Dinding dan pintu dari triplek rangka kaso uk. 5/7 cm kayu borneo Jendela kaca nako Tiang kayu uk. 6/12 cm Atap seng gelombang BJLS 30 tebal 0,25 mm Paku dan lain-lain Lantai/ubin dari floor tebal 3 cm ad. 1 pc : 3 psr : 5 split

Pembuatan Direksi Keet dilaksanakan dengan menggunakan peralatan meteran, palu, gergaji kayu dan lain-lain.

Perlengkapan Direksi Keet :1. Meja rapat ukuran 1 x 2 m, serta minimal 8 buah kursi lipat2. Meja kerja dilengkapi dengan kursi3. Lemari kayu dari multipleks ukuran 50 x 200 cm panjang disesuaikan

kebutuhan, untuk penyimpanan contoh bahan/material dan peralatan4. White board, ukuran 0,8 x 1,2 m5. Papan penempatan gambar proyek6. Alat ukur (theodolith) ketelitian T-0 dan waterpass7. Lampu petromax atau lampu batteray

Perlengkapan Personil, meliputi :o topi pengaman, (helm)

o sepatu lapangan,

o jas hujan

6. Mobilisasi dan DemobilisasiPekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperti pembuatan bangunan owner keet, direksi keet dan kontraktor keet, kemudian pagar proyek dan perlengkapannya serta mobilisasi peralatan yang dibutuhkan di lapangan. Lamanya mobilisasi ini akan memakan waktu 3 minggu, yang disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di lapangan sehingga tidak perlu menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat di proyek.Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal. Pekerjaan demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang sudah tidak dibutuhkan akan segera dikembalikan ke pool.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang4

Untuk mobilisasi alat-alat berat kontraktor berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian untuk pengamanan keluar masuk alat dan bahan ke lokasi proyek.

Seiring dengan hal-hal di atas kita harus pula menyiapkan sarana air bersih dengan koordinasi ke PAM atau penduduk setempat untuk pemantekan air tanah serta koordinasi keamanan proyek, dan yang terpenting lagi koordinasi dengan instansi terkait untuk uitzet lapangan (setelah membayar retribusi) termasuk test kepadatan/ketebalan lapis demi lapis tahapan pekerjaan.

Pemborong wajib menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi : 1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan, 2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya, 3. Jumlah jenis dan kondisi peralatan, 4. laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, 5. bahan bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, 6. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh

terhadap kelancaran pekerjaan, 7. Catatan-catatan lain yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan Direksi/

Pengawas.

Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Pemborong harus memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman luar gudang harus sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahkan pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Direksi/Pengawas.

Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, seperti misalnya : truck, beton molen, katrol, mesin-mesin dan alat-alat lain sesuai kegunaannya. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan peralatan dimaksud, pemborong diwajibkan menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan bekas-bekasnya.

Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong. Pemborong harus menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang5

dengan obat-obatan sesuai kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang mengerti dalam penyelamatan pertama dan kesehatan.

Lingkup Pekerjaan :1. Administrasi dan Dokumentasi

Pekerjaan Administrasi dan Dokumentasi akan meliputi namun tidak terbatas pada:a. Dokumen Kontrakb. Shop Drawing dan As Built Drawingc. Surat-surat koordinasid. Format-format Pengendalian (Mutu, Waktu dan Biaya) Pelaksanaan Pekerjaane. Foto Kondisi Pelaksanaan Pekerjaan (0%, 25%, 50%, 75%, 100%)

2. Pemasangan Patok dan pengukuran kembaliPemasangan ditujukan untuk memberi batas lokasi pelaksanaan pekerjaan. Patok dibuat dari kayu yang dicat dan ditancapakan di atas tanah sebagai batas-batas stasioning pelaksanaan pekerjaan.

3. Papan Nama ProyekPada papan Nama Proyek harus diinformasikan hal-hal sebagai berikut: Nama Kegiatan Pemilik Kegiatan Volume Kegiatan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Konsultan Pengawas Pekerjaan Nilai Kontrak

4. Penyiapan LokasiMembuat gambar denah lokasi rencana kerja, penempatan direksi keet, penggudangan material, dan sebagainya. Berkoordinasi dengan pihak terkait atas rencana penempatan direksi keet, penggudangan material, dan sebagainya. Pembersihan lapangan. Langkah-langkah penunjang lain yang diperlukan untuk memulai pekerjaan fisik konstruksi.

5. Pemasangan BowplankPemasangan bowplank harus dapat dijadikan acuan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan dengan dimensi-dimensi aktual yang didasarkan pada dimensi-dimensi yang tertera dalam gambar perencanaan. Pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa atau Konsultan Pengawas pada tempat dan setiap jarak yang ditentukan

6. Mobilisasi Alat dan BahanMendatangkan peralatan dan menempatkan bahan-bahan ke tempat/lokasi pekerjaan disesuaikan dengan efektifitas dan efisiensi yang diperhitungkan oleh Penyedia Jasa.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang6

Penggunaan alat bantu (gerobag, pick-up, dump truk, dan sebagainya) sudah diperhitungkan dalam penawaran yang diajukan.

PEKERJAAN GALIAN TANAHGalian tanah :Galian tanah untuk pondasi/landasan kali turap/talud, kisdam, harus sesuai ukuran-ukurannya dan dituangkan ukuran tersebut dalam bowplank. Penempatan tanah bekas galian diletakkan dengan baik sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan. Galian saluran air hujan dibuat sesuai gambar kerja, baik kedalaman maupun arahnya.

PEKERJAAN STRUKTURMeliputi Pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat (batu pecah) yang telah digradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan perincian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi, dan memelihara lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi persyaratan.

Permukaan lapis pondasi agregat dari semua konstruksi tidak boleh ada yang tidak rata yang dapat menampung air dan semua punggung permukaan-permukaan itu harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

LAPIS PONDASI BAWAHLapis pondasi bawah (L.P.B) adalah lapisan kontruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakakan di atas lapis tanah dasar yang telah di bentuk dan dipadatkan serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas per kerasan.Pekerjaaan ini meliputi pengadaan, pemprosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan, dan pemadatan agregat ( batu pecah ) yang telah di gradasi di atas pemukiman yang telah di siapkan dan telah di terima sesuai dengan perincian yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Teknik, dari memelihara lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang di syaratkan. Pemprosesan harus meliputi bila perlu pemecahan, pengayahan, pemisahan, pencampuran dan operasi lain yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi persyaratan dari Speksifikasi ini.

Penghamparan Lapis Pondasi Bawah ( L.P.B) (a). L.P.B harus dibawah ketempat pada badan jalan sebagai campuran yang merata dan

harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kelembaban dalam

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang7

bahan harus tersebar secara merata.(b). Masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada tingkat yang merata

yang kan menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang diisyaratkan. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

(c). L.P.B harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel agregat kasar dan partikel agregat halus. material yang tersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang digradasi baik.

(d). Tebal minimum lapisan gembur yang untuk setiap lapisan konstruksi harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal maksimum lapisan gempur tidak boleh melebihi 15 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

Pemadatan(a) Segera setelah pencampuran dan pembekukan akhir, masing-masing lapis harus

dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadat yang cocok dan memadai yang di setujui oleh Direksi Teknik, hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maximum “modified” seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 180, metoda D.

(b) Direksi Teknik boleh memerintahkan bahwa mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan lapisan akhir, bila mesin gilas static beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau didegradasi berlebihan dari pondasi agregat.

(c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 30% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum, dimana kadar air optimum seperti yang ditetapkan oleh kepadatanm kering maximum “modifield” yang telah ditentukan oleh AASHTO T 180 metoda D.

(d) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak dalam sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang “bersuper elevasi”, penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah bagian yang tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin gilas menjadi tak tampak dan lapis tersebut terpadatkan merata.

(e) Material sepanjang kerb, batu tepi, tembok, dan tempat-tempat yang terjangkau, mesin gilas harus dipadatkan dengan mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.

LAPIS PONDASI ATASLapis Pondasi atas (L.P.A) jalan adalah lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah (atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah) kontruksi lapis pondasi atas berada di bawah lapis perkerasan.Penyiapan Formasi untuk L.P.A

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang8

(a). Apabila L.P.A harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditentukan dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran – kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan L.P.A.

(b) Apabila L.P.A akan dipasang pada perkerasan atau bahu yang ada, semua kerusakan pada perkerasan atau bahu yang harus diperbaiki.

(c ) Apabila L.P.A akan dipasang pada permukaan tanah dasar yang ada atau yang baru disiapkan lapisan harus selesai sepenuhnya, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.

(d). Pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan bahan L.P.A, sesuai dengan ayat (a) dan (b) diatas, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik untuk sekurang-kurangnya 100 meter ke depan dari pemasangan lapis pondasi. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100m panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum pondasi baru di pasang.

(e). L.P.A dipasang langsung diatas perkerasan jalan aspal yang ada, maka penggarukan biasanya tak diperlukan atau diperkenankan.

( f). Agregat L.P.A harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta drainase dan lintasan air dan sekitarnya.

Penghamparan Lapis Pondasi Atas ( L.P.A)(a) L.P.A harus dibawa ketempat pada badan jalan sebagai campuran yang merata dan

harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kelembaban dalam bahan harus tersebar secara merata.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang9

(b) Masing-masing lapisan harus dihampar pada satu operasi pada tingkat yang akan menghasilakan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis – lapis tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

(c) Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan Motor grader sampai campuran yang merata dengan batas kelembaban yang optimum sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.

(d). Penghamparan akhir sampai batas ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan bahan lapis L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembekuan akhir setiap lapisan L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata dengan getaran (vibro roller) jenis pneumatik.

(e). Material sepanjang kerb, batu tepi, tembok dan pada tempat–tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.

BAHAN1) Bahan Lapis Resap Pegikat

a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini :

i) Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) yang memenuhi AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat menun-jukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 50 % dan mempu-nyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Aspal emulsi untuk Lapis Resap pengikat ini tidak boleh diencerkan di lapangan.

ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai. Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang10

kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).

b) Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).

2) Bahan Lapis Perekat

a) Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan dapat meng-ijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.

b) Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang11

PERALATAN1) Ketentuan Umum

Kontraktor harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.

2) Distributor Aspal - Batang Semprot

a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.

b) Sistem tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan harus sesuai dengan ketentuan pengamanan dari Institute of Petroleum, Inggris.

c) Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi.

d) Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.

3) Perlengkapan

Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang12

ini. Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

4) Toleransi Peralatan Distributor Aspal

Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor aspal dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :

Ketentuan dan Toleransi Yang Dijinkan

Tachometer pengukur kecepatan kendaraan

: ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan BS 3403

Tachometer pengukur kecepatan putaran pompa

: ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan BS 3403

Pengukur suhu : ± 5 ºC, rentang 0 - 250 ºC, minimum garis tengah arloji 70 mm

Pengukur volume atau tongkat celup

: ± 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimum garis skala Tongkat Celup 50 liter.

5) Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk PelaksanaaanDistributor aspal harus dilengkapi dengan Grafik Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan yang harus disertakan pada alat semprot, dalam keadaan baik, setiap saat.Buku petunjuk pelaksanaan harus menunjukkan diagram aliran pipa dan semua petunjuk untuk cara kerja alat distributor.Grafik Penyemprotan harus memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah takaran pemakaian aspal yang digunakan serta hubungan antara kecepatan pompa dan jumlah nosel yang digunakan, berdasarkan pada keluaran aspal dari nosel. Keluaran aspal pada nosel (liter per menit) dalam keadaan konstan, beserta tekanan penyemprotanya harus diplot pada grafik penyemprotan.Grafik Penyemprotan juga harus memperlihatkan tinggi batang semprot dari permukaan jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, untuk menjamin adanya tumpang tindih (overlap) semprotan yang keluar dari tiga nosel (yaitu setiap lebar permukaan disemprot oleh semburan tiga nosel).

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang13

6) Kinerja Distributor Aspal

a) Kontraktor harus menyiapkan distributor lengkap dengan perlengkapan dan operatornya untuk pengujian lapangan dan harus menyediakan tenaga-tenaga pembantu yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut sesuai perintah Direksi Pekerjaan. Setiap distributor yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan kiner-janya tidak dapat diterima bila dioperasikan sesuai dengan Grafik Takaran Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan atau tidak memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi dalam segala seginya, maka peralatan tersebut tidak diperkenankan untuk dioperasikan dalam pekerjaan. Setiap modifikasi atau penggantian distributor aspal harus diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

b) Penyemprotan dalam arah melintang dari takaran pemakaian aspal yang dihasilkan oleh distributor aspal harus diuji dengan cara melintaskan batang semprot di atas bidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari lembaran resap yang bagian bawahnya kedap, yang beratnya harus ditimbang sebelum dan sesudah disemprot. Perbedaan berat harus dipakai dalam menentukan takaran aktual pada tiap lembar dan perbedaan tiap lembar terhadap takaran rata-rata yang diukur melintang pada lebar penuh yang telah disemprot tidak boleh melampaui 15 persen takaran rata-rata.

c) Ketelitian yang dapat dicapai distributor aspal terhadap suatu takaran sasaran pemakaian alat semprot harus diuji dengan cara yang sama dengan pengujian distribusi melintang pada butir (b) di atas. Lintasan penyemprotan minimum sepanjang 200 meter harus dilaksanakan dan kendaraan harus dijalankan dengan kecepatan tetap sehingga dapat mencapai takaran sasaran pemakaian yang telah ditentukan lebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Dengan minimum 5 penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang 3 kertas resap yang berjarak sama, kertas tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 0,5 meter dari tepi bidang yang disemprot atau dalam jarak 10 m dari titik awal penyemprotan. Takaran pemakaian, yang diambil sebagai harga rata-rata dari semua kertas resap tidak boleh berbeda lebih dari 5 persen dari takaran sasaran. Sebagai alternatif, takaran pemakaian rata-rata dapat dihitung dari pembacaan tongkat ukur yang telah dikalibrasi, seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi ini. Untuk tujuan pengujian

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang14

ini minimum 70 persen dari kapasitas distributor aspal harus disemprotkan.

7) Peralatan Penyemprot Aspal Tangan (Hand Sprayer)Bilamana diijinkan oleh Direksi Pekerjaan maka penggunaan perlatan penyemprot aspal tangan dapat dipakai sebagai pengganti distributor aspal.Perlengkapan utama peralatan penyemprot aspal tangan harus selalu dijaga dalam kondisi baik, terdiri dari :a) Tangki aspal dengan alat pemanas;b) Pompa yang memberikan tekanan ke dalam tangki aspal sehingga aspal

dapat tersemprot keluar;c) Batang semprot yang dilengkapi dengan lubang pengatur keluarnya

aspal (nosel).

Agar diperoleh hasil penyemprotan yang merata maka Kontraktor harus menyediakan tenaga operator yang terampil dan diuji coba dahulu kemampuannya sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN1) Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal

a) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki.

b) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya.

c) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar butir (a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.

d) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.

e) Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.

f) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang15

dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu.

g) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima.

h) Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

2) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspala) Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan

Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut akan diulangi, sebagaimana diperin-tahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut:

Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A0,2 sampai 1,0 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Semen Tanah.

Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan mene-rima pelaburan dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel 22.1.4.(1) untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal.

b) Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara interpolasi.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang16

Tabel : Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Jenis AspalTakaran (liter per meter persegi) pada

Permukaan Baru atau Aspal Lama Yang Licin

Permukan Porous dan Terekpos Cuaca

Aspal Cair 0,15 0,15 - 0,35Aspal Emulsi 0,20 0,20 - 0,50Aspal Emulsi yang diencerkan (1:1)

0,40 0,40 - 1,00 *

Catatan :* Takaran pemakaian yang berlebih akan mengalir pada bidang

permukaan yang terjal, lereng melintang yang besar atau permukaan yang tidak rata.

Tabel : Suhu PenyemprotanJenis Aspal Rentang Suhu Penyemprotan

Aspal cair, 25 pph minyak tanah 110 ± 10 ºCAspal cair, 50 pph minyak tanah (MC-70) 70 ± 10 ºCAspal cair, 75 pph minyak tanah (MC-30) 45 ± 10 ºCAspal cair, 100 pph minyak tanah 30 ± 10 ºCAspal cair, lebih dari 100 pph minyak ta-nah

Tidak dipanaskan

Aspal emulsi atau aspal emulsi yang di-encerkan

Tidak dipanaskan

Catatan :Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan setiap aspal cair.

c) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.

3) Pelaksanaan Penyemprotan

a) Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang17

Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.

b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.

c) Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah disemprot harus lebih besar dari pada lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yang ditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.

d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.

Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang18

e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10 persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angin) dalam sistem penyemprotan.

f) Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera diukur dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.

g) Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan, harus dihitung sebagai volume bahan aspal yang telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan dengan jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata yang dicapai harus sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan menurut Spesifikasi ini, dalam toleransi berikut ini :

Toleransi takaran pemakaian

1 % dari volume tangki= + (4 % dari takaran yg diperintahkan + ---------------------------- )

Luas yang disemprot

Takaran pemakaian yang dicapai harus telah dihitung sebelum lintasan penyemprotan berikutnya dilaksanakan dan bila perlu diadakan penyesuaian untuk penyemprotan berikutnya .

h) Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan peralatan semprot pada saat beroperasi.

i) Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.

j) Tempat-tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menun-jukkan adanya bahan aspal berlebihan harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) yang memenuhi Spesifikasi ini sebelum penghamparan lapis berikutnya. Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang19

k) Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal harus dilabur kembali dengan bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama dengan kadar di sekitarnya.

PEMELIHARAAN DAN PEMBUKAAN BAGI LALU LINTAS

1) Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat

a) Kontraktor harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar. Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya ke dalam lapis pondasi dan telah mengeras.Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu penundaan harus sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan mini-mum dua hari dan tak boleh lebih dari empat belas hari, tergantung dari lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan lapis pondasi yang digunakan.

b) Lalu lintas tidak diijinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan mengering serta tidak akan terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas. Dalam keadaan khusus, lalu lintas dapat diijinkan lewat sebelum waktu tersebut, tetapi tidak boleh kurang dari empat jam setelah penghamparan Lapis Resap Pengikat tersebut. Agregat penutup (blotter material) yang bersih, yang sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini harus dihampar sebelum lalu lintas diijinkan lewat. Agregat penutup harus disebar dari truk sedemikian rupa sehingga roda tidak melindas bahan aspal yang belum tertutup agregat. Bila penghamparan agregat penutup pada lajur yang sedang dikerjakan yang bersebelahan dengan lajur yang belum dikerjakan, sebuah alur (strip) yang lebarnya paling sedikit 20 cm sepanjang tepi sambungan harus dibiarkan tanpa tertutup agregat, atau jika sampai tertutup harus dibuat tidak tertutup agregat bila lajur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani, agar memungkinkan tumpang tindih (overlap) bahan aspal sesuai dengan Spesifikasi ini. Pemakaian agregat penutup harus dilaksanakan seminimum mungkin.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang20

2) Pemeliharaan dari Lapis Perekat Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal berikut di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat. Pelapisan lapisan beraspal berikut tersebut harus dihampar sebelum lapis aspal hilang kelengketannya melalui pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya. Sewaktu lapis aspal dalam keadaan tidak tertutup, Kontraktor harus melindunginya dari kerusakan dan mencegahnya agar tidak berkontak dengan lalu lintas.

METODE SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

PENDAHULUANRencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus dipersiapkan dengan tujuan supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada dilokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tesebut diatas, sasaran dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar semua bahan dan material, alat dan mesin produksi terjamin keamanannya mulai dari mobilisasi,penyimpanan, pemakaian maupun setelah dipergunakan, dengan menggunakan prosedur/tahapan yang benar.

Untuk keperluan itu Perusahaan akan memberikan suatu makalah /dokumen tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terbaik dalam pekerjaan ini. Adapun Prosedur/tahapan yang akan kami terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya, sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

ASPEK KESELAMATAN (SAFETY) PEKERJAAN KONSTRUKSIAda beberapa hal yang harus kami lakukan dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai dengan ketentuan K3 di lingkungan proyek antara lain:

1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K32. Penyusunan Safety Plan (Rencana K3) untuk proyek3. Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan4. Pelatihan Program K35. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K36. Penataan Lingkungan Proyek

1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3, terdiri dari: Pendaftaran Proyek ke Depnaker setempat Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi lainnya, mis: CAR, PA bila disyaratkan dalam

proyek.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang21

Izin dari Pihak Kepolisian tentang penggunaan jalan/jembatan yang menuju lokasi untuk lalu lintas alat berat.

Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi berwenang.

Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat.

2. Penyusunan Safety Plan (Rencana Mutu K3) untuk proyek, antara lain: Pembukaan :o Gambaran Proyeko Pokok perhatian untuk kegiatan K3

Risiko kecelakaan dan pencegahan (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut) Tata cara pengoperasian peralatan. Alamat instansi terkait.

3. Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan: Kerjasama dengan instansi yang terkait K3 Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi :o Safety patrol.o Safety supervisoro Safety meeting, o Pelaporan serta penanganan kecelakaan

4. Pelatihan Program K3, meliputi: Pelatihan secara umum, materi pelatihan bersifat umum yaitu panduan tentang K3 di

proyek misalnya :- Pedoman praktis pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek

bangunan dermaga.- Penanganan, Penyimpanan dan Pemeliharaan Material.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Finishing Luar.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Tiang Pancang.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Bekisting.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembesian- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Sementara.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Struktur Khusus.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembetonan.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pondasi.- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembongkaran, dll

Pelatihan Khusus Proyek diberikan pada:- Saat Awal Proyek- Saat di tengah periode pelaksanaan proyek (sebagai penyegaran)

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang22

5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3: Promosi Program K3.o Pemasangan bendera K3o Pemasangan Sign Board K3

Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :o Yang melekat pada orang:

1. Topi Keras (Helm)Topi keras (Helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda-benda yang mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm) harus dipilih yang baik mutunya.

2. Sepatu LapanganSepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, benda-benda tajam dan sejenisnya. Penggunaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

3. Sarung Tangan untuk pekerja tertentuSarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tangan dari luka akibat serpihan besi, batu-batu tajam atau cairan semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Masker Pengaman untuk gas beracun untuk pekerja tertentuPenutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.

5. Kacamata Las GoggleKacamata harus digunakan pada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, seperii: memecah batu, mengelas, mengerinda dan sebagainya.Pelindung TelingaPelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Sarana peralatan lingkungan:- Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain : Kantor Proyek, Gudang

bahan bakar, Gudang Material/perlatan, Ruang Genset, Mess Karyawan, Barak Pekerja dan tiap lantai bangunan proyek.

- Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna kuning sebagai pembatas/peringatan.

- Penangkal petir.- Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.- Jaring pengaman pada bangunan tinggi.- Pagar pengaman lokasi proyek.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang23

Rambu-rambu peringatan yang berfungsi untuk:- Peringatan bahaya dari atas.- Peringatan bahaya benturan kepala.- Peringatan bahaya longsoran.- Peringatan bahaya api/kebakaran.- Peringatan tersengat listrik.- Penunjuk ketinggian.- Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.- Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.- Larangan memasuki ke area tertentu.- Larangan membawa bahan bahan berbahaya.- Penunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).- Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.- Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)- Peringatan/larangan untuk masuk kelokasi genset/power listrik.

6. Penataan Lingkungan Proyek. Lay Out planning (Perencanaan Tata Letak)

Pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan berat, pekerjaan kasar dan serta banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan di suatu tempat dengan menggunakan berbagai peralatan dan semua jenis pekerjaan pada umumnya harus disesuaikan dalam waktu yang sangat singkat. Walaupun demikian pekerjaan konstruksi disamping memerlukan tenaga yang banyak memerlukan pula konsentrasi pikiran dan kesabaran yang tinggi, tuntutan tersebut tidak terdukung oleh situasi yang serba sibuk, kompleks, berat, kasar, kotor dan mudah timbul tindakan emosional. Oleh karena itu banyak orang memperhatikan tentang produktivitas dan K3 menampung pekerja dalam barak-barak hunian atau asrama.

Oleh sebab itu kontraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk pekerja, dengan pertimbangan faktor transports dan tersedianya lahan, maka barak/bedeng biasanya di buat pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan lokasi barak perlu di pertimbangkan beberapa sebagai berikut :1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisah yang tegas dengan lahan

kerja2. Faktor factor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah :

- Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian)- Gerakan manusia dan alat; Suara (kebisingan)- Getaran; Cahaya dan sirkulasi udara.

House KeepingSarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah:- Penyediaan air bersih yang cukup.- Penyediaan toilet/WC yang bersih.- Penyediaan Musholla yang bersih dan terawat.- Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang24

- Penyediaan bak bak sampah pada lokasi yang diperlukan.- Pembuatan saluran pembuangan limbah.- Pembersihan sampah sampah secara teratur.- Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai. (scaffolding,

pipe support, pipa pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-lampu penerangan, dll)

STANDAR PERALATAN KERJA MANUAL

I TUJUAN Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif

tentang bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.

II APLIKASIInstruksi kerja ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja Manual untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan lainnya dengan aman.

III PROSEDUR1. Ketentuan Umum1.1 Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi pekerja dan

orang lain1.2 Hasil kerja sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama

pelaksanaan kerja 1.4 Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja dan orang

lain1.5 Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip – prinsip K3 atas

kecelakaan akibat alat kerja tersebut.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang25

2. Ilustrasi2.1 Pekerjaan Pembesian :

2.2. Pekerjaan KayuGergaji

2.3. Pekerjaan PasanganSendok Semen Raskam

Gerobak Dorong Sekop

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang26

Tang Kakak tuaGagang harus kuat dan tidak licin Alat Bengkok besi manual

Gagang harus kuat dan tidak licin, Mur baut pengikat gagang dan mata gergaji dicek sebelum

digunakan

Mata Gergaji harus dilindungi pada saat penyimpanan agar tetap tajam dan tidak membahayakan saat diambil / disimpan

2.4. Pekerjaan M&EPekerjaan PlumbingUntuk pemipaan harus digunakan kunci pipa

TRANSPORTASI MATERIAL/PERALATAN

I. TUJUANTujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang metode kerja transportasi material proyek atau lainnya secara umum.

II. APLIKASIIntruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan transport material arah horizontal secara manual atau menggunakan peralatan bantu baik alat berat atau alat sederhana. Alat yang dipakai antara lain:

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang27

Kotak kunci pipa dll agar tidak berantakan berantakan tidak berantakan

Kunci

Kabel Listrik : tidak boleh terdapat sambungan terbuka , dan penyambungan ke stop kontak harus dengan stekker yang baik .

Panel listrik : panel listrik harus permanent terbuat dari metal dilengkapi dengan lampu indicator dan pelengkap lainnya .

Tool Kit : Agar peralatan tidak berantakan dan dapat dikontrol kelengkapannya , sediakan kotak peralatan yang baik .

Papan Peringatan : Pasang papan peringatan yang jelas mengenai bahaya tegangan listrik

1. Alat sederhana : Hand Pallet, Kerekan, dll2. Alat berat : Dump Truck, Treiller, dll

III. Ilustrasi1. Pelindung Diri.

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang28

Safety Boot

Sepatu Safety berfungsi melindungi kaki pekerjaDari resiko terkena paku dan benda tajam lainnya yang ada diarea kerja, selain itu dapat mencegah pekerja terslip jika berjalan ditempat yang licin.

Helm

Helm Safety berfungsi melindungi kepala

pekerja dari resiko terkena jatuhan material

dari atas dan benda tajam lainnya yang

terjatuh atau terpental dari atas.

Sarung tangan berfungsi melindungi tangan

pekerja dari resiko lecet dan tersusupi benda tajam

selain itu tangan tidak licin disaat mengangkat

benda yang berat.

Sarung tangan

Trailler dipakai untuk angkutan alat berat atau bahan bangunan (tiang pancang , besi beton , panel precast dll ) Muatan trailler harus dijamin stabil dan diikat dengan kuat atau diganjal agar aman dari bahaya tergelincir atau jatuh .Cara selengkapnya sesuai dengan manual operasi dari Ttrailler .

Truck dipakai untuk transportasi bahan bangunan atau lainnya yang lebih kecil . Muatan truck harus dijamin stabil dan diikat dengan kuat atau diganjal agar aman dari bahaya tergelincir atau jatuh. Untuk bahan tertentu harus ditutup dengan terpal agar terlindung dari panas atau air hujan

2. Transportasi manual.

3. Transportasi dengan alat sederhana

4. Transportasi dengan alat berat

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang29

Secara manual harus memper hatikan metode sesuai contoh gambar agar tidak terjadi cedera terutama pada tulang belakang .

Penggunaan Hand palet untuk transportasi material jarak dekat

dengan beban yang cukup berat

Truck mixer dipakai untuk transport tasi beton readymix.

Tabung mixer harus selalu di bersih kan terutama pada

bagian talang keluar beton dengan disemprot air yang telah

tersedia di mixer tersebut

ANALISA KEAMANAN KERJA PENGANGKATAN BEBAN BERAT

I TUJUANTujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang metode kerja pengangkatan beban berat atau lainnya secara umum.

II. APLIKASIIntruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan pengangkatan beban berat, alat pelindung diri, cara kerja, dan alat kerja.

Alat yang dipakai antara lain:1. Alat Pelindung diri : Helm, Sepatu boot, Sarung tangan Dll2. Alat kerja : Troly,Tower crane, in palet, dll

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang30

III. Ilustrasi1. Pelindung Diri.

Alat Kerja

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang31

Safety Boot

Sepatu Safety berfungsi melindungi kaki pekerja, dari resiko terkena paku dan benda tajam lainnya yang ada diarea kerja, selain itu dapat mencegah pekerja terslip jika berjalan ditempat yang licin.

Helm

Helm Safety berfungsi melindungi kepala pekerja dari resiko terkena jatuhan material dari atas dan benda tajam lainnya yang terjatuh atau terpental dari atas.

Sarung tangan berfungsi melindungi tangan pekerja dari resiko lecet dan tersusupi benda tajam selain itu tangan tidak licin disaat mengangkat benda yang berat.

Sarung Tangan

Troly / Gerobak

Troly / gerobak adalah alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia. Digunakan bila benda yang akan diangkat cukup berat tetapi volumenya sedikit.

Tower Crane adalah alat pengangkat dengan menggunakan tenaga mesin dan sling baja. Sangat membantu untuk pekerjaan dengan area luas dan tinggi

Tower Crane

PEKERJAAN PENYELESAIANSetelah semua pelaksanaan pekerjaan selesai, maka Direksi keet dibongkar dan dibawah keluar lokasi, tanah-tanah bekas galian dan bongkaran diangkut keluar lokasi proyek. Lapangan harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan siap digunakan oleh Pemberi Tugas. Kontraktor juga harus memulihkan keadaan, kondisi semula bagian-bagian lapangan yang tidak direncanakan berubah menurut kontrak. Membuang semua bahan-bahan yang tak terpakai dan yang berlebihan, sampah, alat-alat perlengkapan dan mesin-mesin harus dikeluarkan/dipindahkan. Sehingga lokasi proyek bersih seperti sebelum dilaksanakan proyek.

Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini kami buat. Sesuai dengan alur pekerjaan yang akan kami laksanakan di lapangan.

Jakarta, 24 April 2015

PT. ANDICA PARSAKTIAN ABADI

( A R N O L D H. ) Direktur.-

Metode Peningk. Jl Bogor Raya dan Jl. TB Simatupang32

Hand Palet

Hand Palet merupakan alat angkut untuk material dengan kemasan palet atau material berdimensi besar, in palet bekerja dengan tenaga manusia