2.-leli-honesti

11
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIAYA PADA PROYEK IRIGASI DI KABUPATEN KERINCI Oleh Leli Honesti 1) , Salpani 2) , Nazwar Djali 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang 3) ) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang Abstrak Proyek konstruksi memiliki sejumlah resiko yang bervariatif, serta menghadapi banyak masalah ketidakpastian dan resiko, jika terjadi dapat mengurangi kerugian biaya yang dapat menjadikan kontraktor mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi biaya pada proyek pembangunan Irigasi di Kabupaten Kerinci. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko. Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisa data persepsi yang didapat dari kuesioner dengan responden kontraktor proyek pembangunan irigasi yang ada di Kabupaten Kerinci tahun anggaran 2009 sampai dengan 2013. Analisa data diolah dengan statistik deskriptif, statistical program for the social sciences (SPSS), dan analisa level resiko, untuk mendapatkan rangking faktor. Hasil analisa data menunjukkan ada lima faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap biaya pada proyek pembangunan proyek Irigasi di Kabupaten Kerinci, yaitu : Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu, rangking 1 (95.26%); Kondisi tanah yang tidak terduga, rangking 2 (93,16 %); Cuaca yang sangat buruk, rangking 3 (91,58%); Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan, rangking 4 (86,84 %); Ketelitian dalam memilih personil, rangking 5 (82,11 %). Dari olahan data analisa regresi ditemukan 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan, diantaranya X2, X9, X11, X13, X14, diantara 5 faktor diatas ada 1 yang sangat signifikan yaitu X2 ( kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi) Kata Kunci: Identifikasi, analisa resiko, SPSS, faktor yang mempengaruhi, kinerja biaya. 1. PENDAHULUAN Kerinci merupakan sebuah Kabupaten yang sebagian besar daerahnya pertanian seperti persawahan dan perkebunan, maka diperlukan saran pengairan irigasi yang memadai dan merupakan salah satu daerah yang sedang berkembang baik dibidang ekonomi, pertanian maupun pembangunan. Dalam usaha pemerintah untuk meningkatkan pembangunan nasional diberbagai bidang seperti pembangunan infrastruktur. Dimana usaha pemerintah tersebut pada hakekatnya bertujuan mencari nilai tambah agar kehidupan masyarakatnya lebih baik yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang selalu mengalami tantangan yang semakin besar, akibat pertambahan penduduk dan kemajuan ilmu dan teknologi serta interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam konvigurasi kehidupan internasional. Karena banyaknya kontraktor yang mengeluh dengan resiko yang sering terjadi pada pembangunan irigasi, maka menimbulkan pertanyaan, apakah yang sebenarnya faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi yang ada diKabupaten Kerinci? Faktor-faktor resiko apa saja yang akan muncul pada pelaksanaan pembangunan irigasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Oleh sebab itu perlu diadakan identifikasi faktor- faktor resiko apa saja yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja biaya kontruksi pada pelaksanaan proyek pembangunan irigasi ini dan hal-hal apa saja yang nantinya dapat mempengaruhi biaya tersebut. Kemudian metode apa yang akan digunakan dalam hal ini agar tidak berdampak pada biaya dan mutu yang direncanakan. Metoda Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengahruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi. Bagi penulis hal ini sangat penting dilakukan karena dengan adanya penelitian ini para kontraktor dapat menjadikan penelitian ini sebagai perbandingan atau tolak ukur dalam perencanaan irigasi di Kabupaten Kerinci. Semua kontraktor menginginkan biaya proyek akan berjalan berdasarkan keadaan yang sebenarnya dengan resiko yang ada dan diharapkan tidak terjadi perubahan2 pada saat pekerjaan proyek berlangsung. Resiko yang kita temukan juga mempunyai makna bahwa pada saat perencanaan sampai tahap pemeliharaan proyek, segala resiko yang kemungkinan akan terjadi telah diperhitungkan dengan baik dalam sebuah nilai biaya yang dianggarkan. Dalam penelitian ini ada dua pertanyaan yang harus dijawab untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembanguna irigasi dilihat dari sudut pandang kontraktor di Kabupaten Kerinci?

Upload: misqul

Post on 21-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

high school

TRANSCRIPT

Page 1: 2.-Leli-Honesti

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG

MEMPENGARUHI KINERJA BIAYA PADA PROYEK IRIGASI DI

KABUPATEN KERINCI

Oleh

Leli Honesti1)

, Salpani2)

, Nazwar Djali3)

1) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

3) ) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang

Abstrak

Proyek konstruksi memiliki sejumlah resiko yang bervariatif, serta menghadapi banyak masalah ketidakpastian dan resiko,

jika terjadi dapat mengurangi kerugian biaya yang dapat menjadikan kontraktor mengalami kerugian. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi biaya pada proyek pembangunan Irigasi di

Kabupaten Kerinci. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko.

Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisa data persepsi yang

didapat dari kuesioner dengan responden kontraktor proyek pembangunan irigasi yang ada di Kabupaten Kerinci tahun

anggaran 2009 sampai dengan 2013. Analisa data diolah dengan statistik deskriptif, statistical program for the social

sciences (SPSS), dan analisa level resiko, untuk mendapatkan rangking faktor. Hasil analisa data menunjukkan ada lima

faktor resiko utama yang berpengaruh terhadap biaya pada proyek pembangunan proyek Irigasi di Kabupaten Kerinci,

yaitu : Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu, rangking 1 (95.26%); Kondisi tanah yang tidak terduga,

rangking 2 (93,16 %); Cuaca yang sangat buruk, rangking 3 (91,58%); Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga

kerja dan bahan, rangking 4 (86,84 %); Ketelitian dalam memilih personil, rangking 5 (82,11 %). Dari olahan data analisa

regresi ditemukan 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan, diantaranya X2, X9, X11, X13, X14, diantara 5 faktor diatas ada

1 yang sangat signifikan yaitu X2 ( kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi)

Kata Kunci: Identifikasi, analisa resiko, SPSS, faktor yang mempengaruhi, kinerja biaya.

1. PENDAHULUAN

Kerinci merupakan sebuah Kabupaten yang sebagian besar daerahnya pertanian seperti persawahan dan

perkebunan, maka diperlukan saran pengairan irigasi yang memadai dan merupakan salah satu daerah yang sedang

berkembang baik dibidang ekonomi, pertanian maupun pembangunan.

Dalam usaha pemerintah untuk meningkatkan pembangunan nasional diberbagai bidang seperti pembangunan

infrastruktur. Dimana usaha pemerintah tersebut pada hakekatnya bertujuan mencari nilai tambah agar kehidupan

masyarakatnya lebih baik yang meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan

diberbagai bidang selalu mengalami tantangan yang semakin besar, akibat pertambahan penduduk dan kemajuan ilmu dan

teknologi serta interaksi dengan bangsa-bangsa lain dalam konvigurasi kehidupan internasional.

Karena banyaknya kontraktor yang mengeluh dengan resiko yang sering terjadi pada pembangunan irigasi, maka

menimbulkan pertanyaan, apakah yang sebenarnya faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek

pembangunan irigasi yang ada diKabupaten Kerinci? Faktor-faktor resiko apa saja yang akan muncul pada pelaksanaan

pembangunan irigasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Oleh sebab itu perlu diadakan identifikasi faktor-

faktor resiko apa saja yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja biaya kontruksi pada pelaksanaan proyek

pembangunan irigasi ini dan hal-hal apa saja yang nantinya dapat mempengaruhi biaya tersebut. Kemudian metode apa

yang akan digunakan dalam hal ini agar tidak berdampak pada biaya dan mutu yang direncanakan.

Metoda Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang mempengahruhi kinerja biaya pada proyek

pembangunan irigasi. Bagi penulis hal ini sangat penting dilakukan karena dengan adanya penelitian ini para kontraktor

dapat menjadikan penelitian ini sebagai perbandingan atau tolak ukur dalam perencanaan irigasi di Kabupaten Kerinci.

Semua kontraktor menginginkan biaya proyek akan berjalan berdasarkan keadaan yang sebenarnya dengan resiko yang

ada dan diharapkan tidak terjadi perubahan2 pada saat pekerjaan proyek berlangsung. Resiko yang kita temukan juga

mempunyai makna bahwa pada saat perencanaan sampai tahap pemeliharaan proyek, segala resiko yang kemungkinan akan

terjadi telah diperhitungkan dengan baik dalam sebuah nilai biaya yang dianggarkan. Dalam penelitian ini ada dua

pertanyaan yang harus dijawab untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, antara lain sebagai berikut.

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembanguna irigasi dilihat dari sudut

pandang kontraktor di Kabupaten Kerinci?

Page 2: 2.-Leli-Honesti

b. Langkah apa saja yang diperlukan untuk mengurangi penurunan kinerja biaya kontruksi pada proyek pembangunan irigasi dilihat dari sudut pandang kontraktor di Kabupaten Kerinci?

Tujuan dari penelitian ini ada 3 macam antara lain adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang mungkin terjadi pada pembangunan proyek irigasi.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi.

c. Untuk mengetahui foktro resiko yang paling berpengaruh terhadap kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi

Dalam penelitian yang akan dilakukan penulis hanya membatasi pada :

a. Penelitian ini dilakukan hanya pada proyek Irigasi yang dilaksanakan pada tahun 2009 sampai 2013.

b. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah: hanya para kontraktor-kontraktor yang ada di Kabupaten

Kerinci yang bergerak dibidang irigasi saja.

c. Proyek yang diteliti adalah bangunan irigasi yaitu dengan nilai kontrak dibawah 500.000.000 (lima ratus juta

rupiah)

Resiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami didalam suatu situasi (Fisk, 1997).

Resiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi (Duffield &

Trigunarsyah, 1999). Secara umum resiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar

yang diharapkan (Soeharto, 1995).

Dalam buku PMBOK 2000, didapatkan pengertian tentang manajemen proyek yaitu : manajemen proyek adalah

penerapan ilmu pengetahuan, skill, tools dan teknik terhadap aktipitas proyek dalam memenuhi kebutuhan proyek. Sebelum

proyek dilaksanakan perlu diperhatikan faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi dan bagai mana cara menidentifikasi agar

proyek baik sesuai dengan ketentuan yang ada kemudian dapat menghemat biaya dengan kualitas yang baik. Dalam proyek

irigasi perlu juga manajemen resiko yang ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin terjadi pada saat

pelaksanaan proyek.

Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan aloksi sumber daya

tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995).

Dengan demikian kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri-ciri :

a. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja terakhir.

b. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.

c. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan

jelas.

d. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

e. Memuaskan/memenuhi kebutuhan kontraktor (satisfying the need of stakeholder’s)

Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik

yaitu :

a. Man (manusia)

b. Machine (mesin)

c. Material (bahan)

d. Money (uang)

e. Method (metode kerja)

Sumber : (Soeharto,1998).

Menurut Ir. Iman Soeharto (2001) ada bebrapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah proyek diantaranya

material, alat, sumber biaya (modal tetap ). Untuk menjaga hal tersebut diperlukan manajemen biaya. Manajemen biaya

proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan dalam anggaran yang

disetujui. Setiap kontraktor yang akan dilaksanakan diharuskan memiliki modal tetap. Modal tetap adalah bagian dari biaya

proyek yang dipakai untuk membangun instalasi atau yang menghasilkan produk proyek yang diinginkan, mulai dari

pengeluaran studi kelayakan, desain engenering, pengadaan, pabrikasi, konstruksi sampai instalasi atau produk tersebut

berfungsi penuh. Selanjutnya, modal tetap dibagi menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect

cost ).

Menurut Djojosoedarso (1999), Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam

penanggulangan risiko, terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Jadi mencakup

kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyususun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan resiko.

Menurut Kerzner (1995), manajemen resiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap yang dimiliki organisasi

untuk mengelola, memonitor dan mengendalikan resiko yang mungkin muncul. Sistem manajemen risiko tidak hanya

mengidentifikasi tapi juga harus menghitung resiko dan pengaruhnya terhadap proyek, hasilnya adalah apakah risiko itu

dapat diterima atau tidak.

Page 3: 2.-Leli-Honesti

Menurut Smith (1990) manajemen resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol

keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat

menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Sedangkan Anisa (2012) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mencegah

terjadinya resiko. Tindakan manajemen resiko diambil perusahaan untuk merespon bermacam-macam resiko. Dalam

melakukan respon resiko yang dilakukan oleh manajemen resiko adalah dengan cara mencegah dan memperbaiki. Tindakan

mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi.

Menganalisis resiko adalah mengestimasi konsekuensi sehubungan dengan masing-masing tipe resiko atau

kombinasi dari tipe resiko dengan menggunakan teknik analitis, kemudian menilai dampak dari resiko tersebut dengan

berbagai macam teknik pengukuran (Flanagan, 1993).

Analisis resiko dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana resiko harus diidentifikasi dan

akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis. Tujuan dari analisis resiko adalah membantu menghindari kegagalan dan

memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang dijalankan ternyata tidak sesuai dengan rencana.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan dengan metode study kasus yaitu dengan menganalisis data dari

suatu objek yang dijadikan kasus. Objek yang dijadikan kasus dalam hal ini adalah proyek irigasi. Resiko yang mungkin

terjadi pada tahap operasional dan pemeliharaan diidentifikasi dengan cara menyebarkan kuisioner.

Tahapan penelitian meliputi mencari informasi awal dalam upaya mengidentifikasi resiko untuk menyusun kuisioner

penelitian. kuisoner yang telah disusun dari hasil identifikasi resiko pada pengkajian data sekunder disampaikan pada

responden untuk diminta pendapatnya.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor – faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada

proyek irigasi. Maka dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan metoda deskriptif.

Dengan cara meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran melalui wawancara

lansung kepada responden, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah kontraktor irigasi.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih mudah dan sistematis. Jenis-jenis instrumen penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel. 2.1 : Jenis Instrumen Penelitian

No Jenis Metoda Jenis Instrumen

1

Angket (Kuisioner) a. Angket (Kuisioner)

b. Daftar Cocok (Checklist)

Sumber : Drs. Riduwan, MBA, “Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2007

Kajian Literatur.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, instrumen pertama yang diguanakan adalah Kajian literatur. Kajian literatur

yang berhubungan dengan faktor – faktor resiko yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek irigasi, faktor – faktor dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 2.2. Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kinerja Biaya Pada Proyek Pembangunan Irigasi.

No.

Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi kinerja Biaya Pada Proyek

Pembangunan irigasi.

Referensi

X1. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan/ketepatan

waktu

Flanagan & Norman (1993)

X2. Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi. Ir. Iman soeharto (1998)

X3. Kondisi tanah yang tidak terduga Flanagan & Norman (1993)

X4. Cuaca yang sangat buruk Flanagan & Norman (1993)

X5. Pemogokan tenaga kerja Flanagan & Norman (1993)

X6. Kenaiakan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan Flanagan & Norman (1993)

X7. Kecelakaan yang terjadi dilokasi yang menyebabkan luka Flanagan & Norman (1993)

Page 4: 2.-Leli-Honesti

X8. Kerusakan yang terjadi tidak terduga (banjir, gempa bumi, dan lain) Flanagan & Norman (1993)

X9. Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain. Flanagan & Norman (1993)

X10. Kegagalan dalam penyesaian proyek dengan bukget yang telah

ditetapkan.

Flanagan & Norman (1993)

X10. Kegagalan dalam penyesaian proyek dengan bukget yang telah

ditetapkan.

Flanagan & Norman (1993)

X11. Ketepatan penentuan struktur organisasi Ir. Iman soeharto (1998)

X12. Ketelitian dalam pemilihan personil Ir. Iman soeharto (1998)

X13. Koordinasi pelaksanaan Ir. Iman soeharto (1998)

X14. Kekaburan kebijakan dan prosedur Ir. Iman soeharto (1998)

X15. Kurang tepatnya perencanaan biaya jadwal dan mutu Ir. Iman soeharto (1998)

Metode Analisa Data

Metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yang telah disesuaikan dengan tahapan

pengumpulan data.

Menurut Arikunto (1998:113) penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian-

kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambilan masalah memusatkan

perhatian pada masalah-masalah yang aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian.

Metode Analisa SPSS

Kegiatan pengolahan data diatas akan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Programam for the Social

Sciences). Keterangan atau fakta yang didapat akan diubah dalam bentuk angka – angka (dibobotkan), dikumpulkan secara

sistematis dan teratur. Analisa data secara statistik dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui variabel bebas

signifikan dan variabel bebas tidak signifikan.

Uji Validasi

Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa

yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul relevan dengan sifat atau karakteristik yang dikehendaki, dan

sejauhmana perbedaan skor yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang akan diukur.

a. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen yang digunakan.

b. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan

data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat.

c. Dua karakteristik validitas yang baik, yaitu 1) instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur

konsep teori yang dianut dan bukan konsep lainnya, dan 2) konsepnya diukur dengan tepat. Sebuah instrumen

diketahui tingkat validitas internalnya apabila butir-butir dan faktor-faktor yang membentuk instrumen tersebut

tidak menyimpang dari fungsi instrumen

d. Uji validitas eksternal dilakukan setelah melalui uji coba kepada responden yang diambil sebagai subjek uji

coba.. Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien standar (r) > 0,320. Berikut langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses perhitungan validitas dengan menggunakan software SPSS for windows

12. Setelah seluruh tahapan dilakukan selanjutkan akan keluar hasil koefisein untuk masing-masing variabel.

Data yang selanjutnya akan diuji realibilitas adalah data yang mempunyai nilai koefisien korelasi r > 0,320.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik.

a. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu.

b. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila

datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama.

c. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan.

d. Alat ukur itu reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan

hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama

Uji realibilitas yang dilakukan dengan menggunakan standar nilai alpha cronbach (α)>0,6. Berikut langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses perhitungan realibilitas dengan menggunakan software SPSS for windows 12.

a. Memilih data/variabel yang sudah dinyatakan valid, pilih analisis statistik scale dan selanjutnya realibility analysis

b. Memindahkan data kekolom analisis dan pilih model pengujian alpha.

Uji Normalitas

Salah satu uji asumsi adalah uji normalitas, dimana akan menguji variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada

persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Hasil uji regresi dikatakan baik jika

mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berditribusi mendekati normal atau normal sama sekali.

Page 5: 2.-Leli-Honesti

Analisa Korelasi

Analisa korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable atau lebih yaitu variable pengharapan (predictor) yang

merupakan variable terikat dengan variable-variabel kriteria ukuran yang merupakan variable bebas (Dilson and Goldstein,

1984). Atau merupakan alat analisis yang dipergunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variable terikat (Y)

dengan variable bebas (X).

Hubungan antara variable menghasilkan nilai positif atau negatif dengan batasan nilai koofesien korelasi 1 untuk

hubungan positif dan -1 untuk hubungan negatif.

Tabel 2.3 Nilai Koofesien Korelasi

Sama halnya dengan pengujian realibilitas, pengujian korelasi juga dilakukan dengan melihat hasil nilai koefisien

korelasi yang dimiliki oleh masing-masing variabel dengan tahapan sebagai berikut

a. Analisis data dengan pendekatan analisis korelasi bivariate

b. Memindahkan variabel kedalam kolom analisis dan selanjutnya memilih koefisien korelasi pearson dan spearman.

Analisa Regresi

Sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama adalah untuk mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang sangat

mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi. Untuk mengetahuinya dilakukan analisa kolerasi, analisa

faktor dan regresi. Adapun pun hasil temuan dari kolerasi adalah kolerasi positif. Yang berarti semakin besar tingkat

pengaruh semakin besar nilai rework atau rework semakin ada, berarti resiko semakin kecil. Hal ini sesuai dengan hipotesa

yaitu “ Ada resiko yang sangat signifikan “ dapat memengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi di

Kabupaten Kerinci.

a. Uji T-test

Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data berskala interval. Uji T digunakan untuk

menguji hipotesis nol (H0) bahwa masing-masing koofesien dari model regresi sama dengan nol dan hiotesis alternative

(H1) adalah jika masing-masing koofesien dari model tidak sama dengan nol. Jika t hitung t table, maka H0 ditolak atau H1

diterima.

b. Uji F ( F – Test )

Uji F ini digunakan untuk menentukan atau menguji apakah ada hubungan linier antara variable responden Y

dengan sejumlah predictor (Variabel Terikat). Uji hipotesisi ini untuk melihat apakah model regresi yang telah diperoleh

cocok untuk digunakan atau tidak dengan uji F Anova. Misalnya hasil uji F pada model regresi didapatkan nilai F = 9.001

dengan nilai Sig α = 0.005, karena nilai Sig α < 5 %, maka bias disimpulkan bahwa model ini cocok digunakan dengan

tingkat signifikan yang tinggi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran Data Umum

Data yang yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan

kuisioner, dan interview secara langsung kepada para responden. Jumlah responden 36 kontraktor dan 2 pengawas yang

bekerja dibidang sumber daya air (irigasi) sebagai sampel penelitian dapat diidentifikasi sebagai data profil umum proyek

mulai dari jabatan responden, pendidikan terakhir responden, nama perusahaan responden, lama pengalaman responden

bekerja dibidang kontraktor disajikan dalam bentuk tabel.

Page 6: 2.-Leli-Honesti

Gambar 3.1 Jabatan Responden Kontraktor

Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat jumlah Direktur lebih banyak yaitu 36 orang kemudian manejer dengan

jumlah 1 orang dan sisanya pelaksana 1 orang.

Tabel 3.1. Tahun pengamatan responden

Gambar 3.2 Tahun Pengalaman Responden Kontraktor

Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa yang memiliki pengalaman 10 sampai 14 tahun memiliki jumlah

yang paling banyak yaitu 15 orang, kemudian yang memiiki pengalaman 15 sampai 20 tahun berjumlah 10 orang, lalu yang

memiliki pengalaman 3 sampai 9 tahun sebanyak 9 orang sisanya 4 orang diatas 19 tahun keatas.

Gambar 3.3 Tingkat Pendidikan Responden Kontraktor

Dari tabel dan gambar diatas dapat dlihat bahwa yang memiliki tingkat pendidikan SLTA/SMK berjumlah 18

orang, kemudian yang memiliki tingkat pendidikan D2 sebanyak 1 orang, selanjutnya tingkat pendidikan D3 berjumlah 5

orang, sisanya 14 orang tingkat pendidikan S1.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik.

Tabel 3.2..HasilUji Reliabilitas

Reliability Statistics

[CATEGORY

NAME]2,63 %

[CATEGORY

NAME]94,74 %

0%

[CATEGORY

NAME]2,63 %

JABATAN RESPONDEN KONTRAKTOR

24%

39%

26%

11%

Tahun Pengalaman Responden

Kontraktor

3-9 tahun

10-14 tahun

15-19 tahun

36,84

13,16%

47,37

2,63

Tingkat Pendidikan Responden

Kontraktor

S1

D3

SLTA/SMK

D2

Tahun Pengalaman Responden

3 tahun s.d 9

tahun

10 tahun s.d

14 tahun

15 tahun s.d

20 tahun

Diatas 19

tahun

9 orang 15 orang 10 orang 4 orang

Page 7: 2.-Leli-Honesti

Cronbach's Alpha N of Items

0.846 15

Sumber: hasil olahan SPSS

Ket : Jika nilai Cronbach alpha > 0,6, maka data dapat dikatakan reliable

Dari output diatas didapat nilai cronbach alpha sebesar 0,846 > 0,6, maka instrument variable X1 dapat dikatakan reliable.

c. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan standar nilai koefisien standar (r) > 0,320. Berikut langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses perhitungan validitas dengan menggunakan software SPSS for windows 12. Setelah

seluruh tahapan dilakukan selanjutkan akan keluar hasil koefisein korelasi untuk masing-masing variabel. Data yang

selanjutnya akan diuji realibilitas adalah data yang mempunyai nilai koefisien korelasi r > 0,320.

Dari output diatas didapat 15 item dapat dikatakan valid karena kolerasi r hitung nya > 0,320. Maka semua item

pertanyaan dapat diajukan.

Tabel 3.3. .Statistik a Multiple model

Statistics

Y

N Valid 38

Missing 0

Mean 4.0000

Median 4.0000

Mode 3.00a

Std. Deviation .83827

Minimum 3.00

Maximum 5.00

sumber : Hasil olahan SPSS

Gambar 3.4. Histogram variabel Y

Sumber : hasil olahan SPSS

d. Uji Normalitas

Salah satu uji asumsi adalah uji normalitas, dimana akan menguji variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada

persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Hasil uji regresi dikatakan baik jika

Page 8: 2.-Leli-Honesti

mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berditribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Adapun

hasil uji normalitas, sebagai berikut :

Tabel 3.4. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 38

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .48672390

Most Extreme Differences Absolute .142

Positive .051

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z .875

Asymp. Sig. (2-tailed) .429

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil olahan SPSS

Ket : Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka data terdistribusi normal.

Dari table diatas nilai asymp. Sig. sebesar 0,429 > 0,05, maka data model regresi terdistribusi normal.

e. Analisa Kolerasi

Analisa kolerasi dilakukan dengan software SPSS 18. Analsa kolerasi dilakukan untuk mengukur kekuatan antara

variabel terikat dengan variabel bebas, pada penelitian ini menggunakan data berdistribusi normal( > 30 sampel dan skala

kinerja interval), maka langkah pertama dilakukan dengan menggunakan metode pearson untuk mencari variabel-variabel x

yang berpengaruh terhadap y. Dari hasil kolerasi variabel yang mempunyai keeratan dengan kinerja y sebagai mana tertera

pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5. Signifikan hubungan hasil analisa pearson terhadap kinerja

No Kode Variabel Corralation coefficient

1 X2 Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi 0,787

2 X9 Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim

disain.

0,670

2 X9 Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim

disain.

0,670

3 X11 Ketepatan penentuan struktur organisasi 0,520

4 X13 Koordinasi lapangan 0,532

5 X14 Kekaburan kebijakan dan prosedur 0,570

Sumber : hasil olahan SPSS

f. Analisa Regresi

Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mendapatkan suatu model statistik dan dapat pula digunakan sebagai

mencari variabel X yang dominan yang mempengaruhi kinerja biaya proyek. Yaitu dengan melihat variabel X yang ada pada

model persamaan yang didapat. Variabel yang dominan tersebut yang akan dilakukan simulasi monte carlo.

Adapun hasil output metode summary dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6. Summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Page 9: 2.-Leli-Honesti

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1

.787a

.737

.716

.14220

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber : hasil olahan SPSS

Dari input dummy variabel didapat nilai coefficient of ditermination R² = 0,737. Tabel diatas menggambarkan

tingkat kepercayaan model 73,7 % dan jumlah model yang mungkin dapat dibentuk. Nilai Adjusted R Square yaitu tingkat

kepercayaan model yang menunjukan tingkat kepercayaan yang dibuat.

Uji validasi untuk uji statistik yang telah diperoleh, pertama dilakukan dengan menggunakan Adjusted R² yaitu

untuk menilai apakah model yang terbentuk tersebut mewakili populasinya. Dimana nilai Adjusted R² = 0,716, yang artinya

variabel X2 memberikan kombinasi tingkat kepercayaan terhadap model. Sedangkan untuk mengetahui apakah model

regresi pada penelitian yang sudah benar atau salah dilakukan juga uji F dan Uji t.

a. Hasil uji F-Test

Uji hipotesis yang digunakan pada tahap ini adalah menggunakan nialai F seperti tabel berikut :

Tabel 3.7. Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.169 1 6.169 11.198 .002a

Residual 19.831 36 .551

Total 26.000 37

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber : hasil olahan SPSS

Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek.

Hi : ada hubungan linier antara faktor dominan terhadapa kinerja biaya proyek.

Analisa nilai F :Mendapatkan Nilai F hitung = 11,198, Tingkat signifikan, α = 0,05, Nilai F tabel = 4,11, Responden = 38

Selanjutnya adalah menentukan ktrateria uji hipotesis sebagai berikut :

1. Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak, Hi diterima.

2. Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima, Hi ditolak.

3. Dari hasi penelitian didapatkan bahwa angka F penelitian sebesar 11,198 > F tabel sebesar 4,11 maka Ho ditolak dan Hi

diterima.

4. Artinya, ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Dengan demikian model regresi

diatas sudah layak dan benar.

5. Interprestasinya adalah ada pengaruh faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Sedangkan dari nilai signifikan

0,002 < 0,01 maka model dapat diterima.

b. Hasil uji T-Test

Page 10: 2.-Leli-Honesti

Langkah selanjutnya melakukan uji t –test dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan variabel bebas

dalam persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai kinerja Y. Untuk melihat besarnya pengaruh

variabel tersebut terhadap kinerja biaya digunakan uji t sebagai berikut :

Tabel 3. 8 Coeficient

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.727 .690 2.504 .017

X2 .617 .184 .487 3.346 .002

a. Dependent Variable: Y

Sumber : hasil olahan SPSS

Untuk melihat adanya hubungan linier antara variabel X dengan kinerja Y, hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek.

Hi : ada hubungan linier antara faktor dominan terhadapa kinerja biaya proyek

Analisa nilai t :Tingkat signifikan α = 0,05, Nilai t hitung = 2.504, Nilai signifikan terhadap variabel Y = 0,02, Nilai t tabel

= 2,021, Responden = 38

a. Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak, Hi diterima.

b. Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima, Hi ditolak.

c. Dari hasi penelitian didapatkan bahwa angka t penelitian sebesar 2,504 > t tabel sebesar 2,021 maka Ho ditolak

dan Hi diterima.

d. Interprestasinya adalah ada pengaruh faktor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Jika dilihat dari nilai beta

variabel berpengaruh negatif terhadap kinerja biaya proyek. . Sedangkan dari nilai signifikan 0,002 < 0,01 maka model dapat diterima.

Hasil Analisa Kolerasi dan Analisa Regresi

Dari hasil analisa kolerasi terdapat variabel yang memiliki rangking tertinggi hasil analisa SPSS yaitu : X2, X9, X11,

X13, dan X14 dengan kinerja biaya proyek (Y), didapat bahwa faktor resiko utama yaitu :

a. X2 (Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi)

Pada output antara variabel X2 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,002. Angka tersebut menunjukan cukup

kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena <

0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X2 terhadap Y.

b. X9 ( Keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain)

Pada output antara variabel X9 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,003. Angka tersebut menunjukan cukup

kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena <

0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X9 terhadap Y.

c. X11 ( Ketetapan penentuan struktur organisasi)

Pada output antara variabel X11 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,009. Angka tersebut menunjukan cukup

kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena <

0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X11 terhadap Y.

d. X13 ( Koordinasi pelaksanaan)

Pada output antara variabel X13 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,042. Angka tersebut menunjukan cukup

kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena <

0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X13 terhadap Y.

e. X14 ( Kekaburan kebijakan dan prosedur )

Page 11: 2.-Leli-Honesti

Pada output antara variabel X14 dengan kinerja Y, menghasilkan angka 0,003. Angka tersebut menunjukan cukup

kuatnya kolerasi antara melakukan disain kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan kinerja biaya proyek karena <

0,05, maka terdapat pengaruh segnipikan antara variabel X14 terhadap Y.

Untuk penyederhanaan jumlah variabel dilakukan analisis faktor untuk membentuk beberapa kelompok variabel-

variabel bebas yang dianggap valid. Dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya. Dari hasil analisa

faktor terdapat variabel-variabel yang sangat segnifikan yaitu :

X2 : Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi

Selanjutnya dari hasil analisis regresi ditemukan persamaan regresi yang paling optimal adalah sebagai berikut :

Y = 1,727 + 0, 617X2

Dimana :

Y = kinerja biaya proyek irigasi

X2 = Kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi

Dari nilai signifikan 0,002 < 0,01, maka model dapat diterima. Dari hasil uji T-test dihasilkan ada hubungann linier antara

factor dominan terhadap kinerja biaya proyek. Jika dilihat dari angka beta maka variabel tersebut berpengaruh positif

terhadap kinerja proyek. Sedangkan dari nilai signifikan 0,002 < 0,01, maka model dapat diterima.

Jadi berdasarkan hail uji model dengan statistik persamaan model diatas sudah memenuhi ketentuan yang ada

maka model dapat diterima dan hasil uji sudah dinyatakan benar.

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dihasilkan melalui tahap-tahap dan proses-proses sebelumnya yang menggunakan program SPSS,

dapat diambil kesimpulan.

1. Terdapat faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kinerja biaya pada proyek irigasi di Kabupaten Kerinci, faktor

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rangking 1 (X15) = Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal dan mutu, dengan persentase (95.26 %)

b. Rangking 2 (X3) = Kondisi tanah yang tidak terduga, dengan persentase (93,16 %).

c. Rangking 3 (X4) = Cuaca yang sangat buruk, dengan persentase (91,58 %).

2. Ada pun faktor yang sangat mempengaruhi kinerja biaya pada proyek pembangunan irigasi di Kabupaten Kerinci

menurut hasil kuisioner dan jawaban responden dan diolah dengan menggunakan program SPSS adalah kurang tepatnya

perencanaan biaya, jadwal dan mutu suatu proyek.

3. Dari analisa kolerasi dan regresi antara variabel X terhadap Y didapat 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan terhadap

kinerja biaya proyek yaitu X1, X9, X11, X13, X14. Dari 5 faktor yang mempengaruhi/signifikan hanya 1 (satu) yang sangat signifikan/mempengaruhi adalah X2 yaitu kurang tepatnya dalam pekerjaan konstruksi dengan persetase 73,3%.

DAFTAR PUSTAKA

Iman Soeharto, 2. 2001. Manajemen Proyek dari konseptual sampai operasional. Erlangga. Jakarta.

Flanagan, R & Norman, G. 1993. Riks Management and Construction. Blacwell Sceance. London.

Rahayu, P. H. 2001. Ansuransi Construction All Riks Sebagai Alternatif Pengendalian Resiko Proyek Industri Konstruksi

Indonesia. Seminar Nasional manajemwnt Kontruksi 2001. Fakultas Teknik Universitas Katolik

Parahyangan. Bandung.

Djojosoedarso, S. 1999. Prinsi-prinsip Manajement Resiko dan Ansuransi. Jakarta : selamba Empat.

Kersner, H. 1995. Proyek Management A System Aproach to Planing Scheduling and Controling. Fitth Edition. New York :

Van Nostrand Reinhold.

Godfrey, P.S. Sir Williem Halcrow and Partners Ltd. 1996. Control Of Riks A Guide to Sysrematic Management Of Riks

From Construktion. Wesminster London : Construction Industry Reseaarch and Information Association (

CIRIA).