2. landasan teori dan identifikasi data 2.1. landasan ......2.1.1. tinjauan tentang perancangan...

37
Universitas Kristen Petra 10 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori dan Identifikasi Data 2.1.1. Tinjauan Tentang Perancangan (Desain) Seiring dengan perkembangan peradaban benda, dalam perkembangan dunia kesenirupaan dan metode berpikir yang rasional di abad ke-19 muncullah istilah design (bahasa Inggris) sebagai padanan dari kata rancangan (merancang, desain) atau menciptakan benda estetis yang memiliki fungsi praktis. Awalnya, desain memang hanya digunakan untuk menghias benda-benda fungsional, seperti ornamen pada permesinan ataupun bangunan (industrial art). Namun, secara bertahap desain berkembang menjadi sebuah profesi yang dalam kerjanya menyatukan proses penciptaan benda, antara yang sistematis, kreatif, dan inovatif. Sedangkan penciptaan benda hias yang mengutamakan nilai artistik kemudian dikenal dengan istilah craft (seni kriya) menurut pernyataan Agus Sachari (2006). Desain umumnya terkait dengan keindahan. Keindahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 : 376) adalah sifat-sifat (keadaan dsb) yang indah, kecantikan, keelokan. Merupakan nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya rupa. Keindahan juga dipahami sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang memperhatikan obyek seni atau dapat pula dipahami sebagai sebuah obyek yang memiliki unsur keindahan. 2.1.1.1. Sejarah Desain Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Universitas Kristen Petra 10

    2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

    2.1. Landasan Teori dan Identifikasi Data

    2.1.1. Tinjauan Tentang Perancangan (Desain)

    Seiring dengan perkembangan peradaban benda, dalam perkembangan

    dunia kesenirupaan dan metode berpikir yang rasional di abad ke-19 muncullah

    istilah design (bahasa Inggris) sebagai padanan dari kata rancangan (merancang,

    desain) atau menciptakan benda estetis yang memiliki fungsi praktis. Awalnya,

    desain memang hanya digunakan untuk menghias benda-benda fungsional, seperti

    ornamen pada permesinan ataupun bangunan (industrial art). Namun, secara

    bertahap desain berkembang menjadi sebuah profesi yang dalam kerjanya

    menyatukan proses penciptaan benda, antara yang sistematis, kreatif, dan inovatif.

    Sedangkan penciptaan benda hias yang mengutamakan nilai artistik kemudian

    dikenal dengan istilah craft (seni kriya) menurut pernyataan Agus Sachari (2006).

    Desain umumnya terkait dengan keindahan. Keindahan menurut Kamus

    Besar Bahasa Indonesia (1991 : 376) adalah sifat-sifat (keadaan dsb) yang indah,

    kecantikan, keelokan. Merupakan nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya

    rupa. Keindahan juga dipahami sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika

    seseorang memperhatikan obyek seni atau dapat pula dipahami sebagai sebuah

    obyek yang memiliki unsur keindahan.

    2.1.1.1. Sejarah Desain

    Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah

    peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447,

    Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa

    digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di

    Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan

    revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya

    rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan

    kembali Eropa.

    http:www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htlm

  • Universitas Kristen Petra

    11

    Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal

    Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak “Latin Bible” atau disebut

    “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang diselesaikanya pada

    tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung perkembangan seni

    ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang

    corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis dan tidak banyak

    icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan karyanya “Where of

    Babilon”.

    Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834)

    menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang

    memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik

    cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak.

    Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho.

    Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa

    dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya

    pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni

    poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”.

    2.1.1.2. Unsur-unsur Desain

    Nilai-nilai estetis sering dikaitkan dengan kualitas karya rupa yang

    mengandung unsur kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan

    (balance), ritme (rhythm), skala (scale), kontras (contrast), dan ilustrasi sehingga

    menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, getar, ataupun rasa

    senang.

    - Kesatuan (unity)

    Kesatuan merupakan gabungan unsur-unsur desain menjadi suatu bentuk

    yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media.

    Kesatuan desain merupakan hal yang penting, tanpa ada kesatuan unsur-

    unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki

    keseimbangan dan keharmonisan yang utuh.

  • Universitas Kristen Petra

    12

    - Keselarasan (harmony)

    Keselarasan merupakan penyusunan berbagai macam bentuk, bangun,

    warna, tekstur, dan elemen lain secara seimbang dalam suatu komposisi

    utuh agar nyaman dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara

    bagian-bagian suatu karya.

    - Keseimbangan (balance)

    Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada

    menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat

    tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal

    yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama,

    sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat

    terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran,

    maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

    - Ritme (rhythm

    Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan

    yang nyaman dan berirama. Aliran secara keseluruhan terhadap desain

    selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan

    sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-

    pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen.

    - Skala (scale)

    Skala merupakan perbandingan ukuran dari suatu objek terhadap objek

    atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala berhubungan

    dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah

    dimunculkan. Skala sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk

    atau objek dalam suatu desain.

    - Kontras (contrast)

    Adanya kontras atau penekanan dalam desain merupakan hal yang penting

    untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis

    huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain

    menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak

    berlebihan.

  • Universitas Kristen Petra

    13

    - Ilustrasi (dokumentasi artistik)

    Pemanfaatan fotografi pada bidang ini memiliki misi yang lebih luas.

    Penguasaan teknik saja belum cukup, harus dilengkapi dengan penataan.

    Misalnya dengan memperhatikan aspek komposisi, latar belakang, posisi

    pemotretan, sikap obyek, arah penyinaran.

    2.1.1.3. Tujuan Desain

    Menurut Agus Sachari (4), secara umum tujuan penciptaan karya seni atau

    desain adalah sebagai berikut :

    - Ekspresi pribadi.

    Ungkapan emosional terdalam diwujudkan dalam berbagai wujud

    simbolisasi rupa.

    - Aktualisasi diri.

    Upaya untuk membangun eksistensi pribadi melalui ungkapan estetis.

    - Eksperimentasi.

    Upaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur rupa dengan

    bermacam media untuk memperoleh orisinalitas karya estetis.

    - Pembaharuan nilai keindahan.

    Upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam berungkap seni.

    - Obyek ekonomi.

    Penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera masyarakat atau pemesan

    untuk alasan perdagangan, galeri lelang, aset kekayaan, maupun

    peningkatan nilai ekonomis.

    - Rekaman peristiwa.

    Proses penciptaan karya seni atau desain dengan alasan merekam suatu

    peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.

    - Alat komunikasi.

    Upaya membangun berbagai gagasan atau imajinasi seniman sehingga

    dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.

    - Terapi kejiwaan.

    Pengayaan jiwa bagi seniman (desainer) maupun penikmatnya sehingga

    memperoleh ketenangan, hiburan, pelampiasan, maupun penyehatan rohani.

  • Universitas Kristen Petra

    14

    - Perluasan wacana.

    Proses penciptaan/ pagelaran seni atau desain untuk menciptakan apresiasi

    masyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam mengamati

    karya seni atau desain itu.

    - Keagamaan.

    Seni atau desain sebagai media penyampaian ajaran agama, pendukung

    upacara keagamaan, ataupun sebagai proses pemujaan kepada Sang Maha

    Pencipta.

    - Politik.

    Seni atau desain sebagai alat pendukung, kampanye, dan propaganda

    ideologi politik tertentu.

    2.1.1.4. Sifat Fungsional Desain

    Desain sendiri memiliki sifat fungsional yang praktis maupun sifat

    fungsional yang tidak kasat mata. Sifat fungsional yang praktis antara lain:

    - Menghibur dan menggugah.

    Selain memiliki sifat untuk dapat menampung aspirasi intelektual dalam

    suatu masyarakat, kesenian juga memiliki peran yang tidak kecil dalam

    menghibur masyarakat. Baik sebagai wujud ungkapan rasa senang

    penciptanya, menggembirakan penikmat, ataupun membahagiakan

    masyarakat.

    - Manfaat.

    Desain juga memiliki fungsi praktis sebagai penyedia alat-alat kebutuhan

    sehari-hari. Seperti, menyediakan hunian nyaman, menciptakan berbagai

    jenis kendaraan dengan aneka model, menciptakan aneka pakaian sehari-

    hari, hingga sebagai media hiburan populer.

    Sedangkan sifat fungsional yang tak kasat mata antara lain:

    - Meningkatkan kualitas hidup.

    Tanpa adanya estetika, semua kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia

    akan serba seragam, terasa hambar, dan kering. Dengan tumbuhnya

    estetika dalam kehidupan sehari-hari, semua barang dan lingkungan

    kehidupan umat manusia menjadi indah, tertib, beragam, dan kreatif.

  • Universitas Kristen Petra

    15

    - Mendidik.

    Desain juga membantu proses pendidikan, baik melalui kemampuannya

    sebagai media intelektual, maupun sebagai bagian praktis penyediaan

    alat-alat pendidikan, seperti buku, tas, pensil.

    - Menguntungkan.

    Desain modern memiliki peran yang lebih luas melalui dukungan praktis

    sebagai bahan yang diperjualbelikan. Adanya balai lelang lukisan, galeri

    desain atau seni, hak cipta, royalti, dan sebagainya, menunjukkan bahwa

    karya desain telah menjadi komoditi penting dalam kehidupan manusia

    modern. Dari segi praktis, terutama karya desain banyak membantu

    memecahkan pelbagai persoalan kehidupan sosial, baik sebagai

    penyediaan lapangan kerja, meningkatkan ekspor barang, membangun

    identitas nasional, hingga keterlibatannya dalam mengatasi kebutuhan

    masyarakat akan rumah yang indah.

    2.1.2. Tinjauan Warna

    Warna adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang.

    (Sanyoto 78). Warna suatu benda tergantung kepada panjang gelombang yang

    dipantulkan benda tersebut. Benda tersebut terlihat putih, benda yang sama sekali

    tidak memantulkan cahaya / sinar terlihat hitam. Dispersi terjadi bila sinar

    matahari melalui prisma dan membentuk spektrum. Kecepatan warna menjalar

    bergantung dari panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum

    adlah merah, hijau, dan biru, dengan kombinasi-kombinasi dapat terbentuk segala

    warna. Pigmen utama adalah merah, kuning, biru. Bila dua warna diacmpur

    menghasilkan warna putih, disebut warna komplementer. Cahaya menimbulkan

    berbeda-beda kerucut warna pada retina manusia untuk bereaksi, yang

    memungkinkan untuk melihat warna. Sedangkan menurut ilmu bahan, warna

    adalah berupa pigmen, dan dalam ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh

    cahaya pada mata.

    Dari pengertian warna diatas dapat disimpulkan:

    1. Warna adalah getaran / gelombang yan tertentu dari sesuatu yang diterima

    oleh selaput jala mata / retina.

  • Universitas Kristen Petra

    16

    2. Warna adalah getaran yang dipancarkan suatu benda, adalah sinar yang

    mengenai benda; langsung diterima oleh mata kita.

    a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna

    1. Warna Primer adalah warna pokok yaitu warna yang tidak bisa dibuat dari

    warna lain tetapi dalam campurannya bisa dibuat warna lain.

    Warna primer: merah, biru, kuning.

    2. Warna Sekunder adalah warna yang didapat dari pencampuran dua warna

    primer. Contoh: oranye, violet, hijau.

    3. Warna Tersier adalah pencampuran dua warna sekunder, terdiri dari:

    coklat merah, coklat biru, coklat kuning.

    4. Warna Quartenair adalah pencampuran dua warna tersier, terdiri dari:

    Oranye Quartenair (OQ), Violet Quartenair (VQ), Green Quartenai (GQ).

    5. Warna Intermidiate adalah warna antara warna pokok dan warna sekunder,

    terdiri dari: Merah Violet (MV), Biru Violet (BV), Biru Hijau (BH),

    Kuning Hijau (KH), Kuning Oranye (KO), Merah Oranye (MO).

    6. Warna Standart yaitu: 3 warna primer dan 2 warna sekunder atau warna

    pelangi ( merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu ).

    7. Warna Anologoes yaitu warna yang saling berdekatan atau harmonis,

    misalnya warna biru dengan biru violet.

    b. Klasifikasi Warna berdasarkan Sensasinya

    1. High Major Key, mempunyai kesan positif, merangsang, bergairah, dan

    meriah.

    2. High Minor Key, memberi kesan feminim, manis, dan lain-lain.

    3. Intermidiate Major, memberi kesan kuat, tegas, jantan, jujur, dan terbuka.

    4. Intermidiate Minor, memberi kesan pelik seperti dunia impian.

    5. Low Major Key, mempunyai kesan berat.

    6. Low Minor Key, memberi kesan muram dan mengerikan, sangat cocok

    untuk poster protes yang bernada berteriak, demonstrasi, dan lain-lain.

    c. Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya

    Setiap warna mempunyai kepekaan berbeda terhadap harga atau nilai yang

    disebut hue dari warna itu sendiri, misalnya merah, biru, hijau, dan lain-lain.

    Dimana warna yang satu dengan warna yang lain mempunyai karakter sendiri,

  • Universitas Kristen Petra

    17

    terutama dibedakan dengan panas dinginnya warna. Warna-warna panas (merah,

    kuning, oranye) berkesan mendekat, gembira, dan merangsang. Sedangkan warna-

    warna dingin (biru, hijau, ungu) berkesan menjauh, tenang, dan pasif.

    d. Klasifikasi Warna Berdasarkan Kualitasnya

    Setiap warna yang terlihat mempunyai kepekaan terhadap kuat lemahnya

    cahaya yang mempengaruhinya. Contoh: ada merah tenang, ada merah gelap.

    Dimensi ini mencakup terang gelapnya warna yang disebut value. Suatu warna

    akan menjadi terang jika ditambah dengan putih, dan akan menjadi gelap jika

    ditambah dengan hitam.

    Setiap warna yang terlihat sedikit banyak dipengaruhi oleh kepekaan

    terhadap kemurnian warna itu. Misalnya warna biru cerah, biru suram, dan lain-

    lain. Dimensi ini merupakan dimensi cerah suramnya warna yang disebut chroma.

    Warna pelangi adalah warna paling murni, paling kuat, dan paling cerah.

    Warna yang berkesan menjerit atau berteriak, misalnya: merah, tapi dapat

    berkesan sopan jika merah diubah chromanya.

    Suatu warna akan menjadi suram apabila dicampur dengan

    komplemennya. Contoh: hijau + merah (sedikit) akan memunculkan warna hijau

    suram.

    e. Klasifikasi Warna berdasarkan Maknanya

    1. Merah, artinya: kemarahan, keberanian, ganas, perang, energik, agresif,

    sehat, bahaya, terlarang, kesalahan, darah, setan, nafsu, gairah.

    2. Hijau, artinya: wangi, segar, kesuburan, pertumbuhan, pengharapan,

    simbol kebangkitan.

    3. Biru, artinya: setia, tenang, dingin, pasif, menjauhkan diri, kepercayaan,

    iman, kebenaran, hakekat, cerdas, keteduhan.

    4. Ungu, artinya: kebesaran, aristokrat, angkuh, mistis, intuisi, indra

    keenam.

    5. Kuning Tua, artinya: kebohongan, takut, iri, cemburu, rasa sakit.

    6. Kuning Cerah, artinya: keramahan, supel, riang, hidup, kehangatan.

    7. Kuning Emas, artinya: glorious, superpower.

    8. Oranye (Jingga), artinya: bahaya, merdeka, berkah / anugerah, panas,

    gairah.

  • Universitas Kristen Petra

    18

    9. Coklat, artinya: bijaksana, rendah hati, sopan, maskulin.

    10. Hitam, artinya: kegelapan, kematian, sihir, keras hati, formal, canggih.

    11. Putih, artinya: bersih, suci, damai.

    2.1.3. Tinjauan Unsur Komposisi

    Komposisi sering dikenal juga dengan istilah tata letak atau layout.

    Penyusunan layout merupakan penyatuan elemen-elemen ke dalam suatu area

    untuk menciptakan sebuah interaksi satu sama lainnya sehingga dapat

    mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks. Elemen-elemen tersebut dapat

    berupa garis, bidang, foto, gambar, tipografi, pemilihan warna, grid system, dan

    komposisi keseimbangan. Pesan tersebut dapat disampaikan atau bahkan

    dimanipulasi melalui permainan elemen-elemen tersebut dengan pertimbangan

    yang matang agar menghasilkan komposisi yang indah dan enak dilihat.

    Dalam layout dikenal istilah visual hirarki, yaitu urutan-urutan tingkat

    kepentingan elemen-elemen visual dalam sebuah bidang kertas atau bidang

    layout. Seorang desainer grafis harus dapat mengatur atau menarik pendangan

    arah mata dari elemen yang terpenting menuju elemen lainnya tanpa

    menimbulkan kebosanan. Pemanfaatan visual hirarki yang baik dapat

    menyampaikan informasi dengan baik dan efektif.

    Benda yang memiliki ukuran lebih besar akan cenderung terlihat lebih

    dahulu dibandingkan benda dengan ukuran yang lebih kecil. Begitu pula dengan

    warna. Warna yang mencolok akan lebih menarik perhatian terlebih dahulu

    dibandingkan warna lainnya. Elemen desain yang dijadikan sebagai penarik

    perhatian atau penekanan disebut focal point, yaitu titik yang mampu menarik

    perhatian lebih awal dibandingkan dengan elemen-elemen lainnya.

    Untuk menciptakan suatu layout yang baik, seringkali diperlukan garis

    maya yang biasanya dikenal dengan grid. Menurut Gavin Amborse dan Paul

    Harris (2005), sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan

    penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan

    sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual.

    Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika

    guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang

  • Universitas Kristen Petra

    19

    sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis

    adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan

    secara estetik. Grid merupakan alat bantu untuk menata tipografi dan gambar, dan

    dipakai di semua aspek desain terutama pada bagian isi. Grid harus fleksibel untuk

    berbagai perubahan seperti perubahan layout dan tulisan, dan cukup fungsional

    untuk pemotongan kertas pasca cetak serta penjilidan akhir. Grid membagi bidang

    kerja kedalam beberapa bagian yang memberikan gambaran struktur dimana

    elemen desain akan diletakkan. Dalam hal ini, grid berfungsi untuk membantu

    menyatukan semua elemen desain (Dabner 100).

    2.1.3.1. Jenis Layout

    Pada dasarnya, layout dibagi menjadi dua macam gaya dasar, yaitu:

    simetris dan asimetris. Secara umum, layout simetris diasosiasikan dengan

    pendekatan desain tradisional dimana desain yang dihasilkan disusun terpusat

    pada satu titik suatu bidang kerja. Jenis layout ini awalnya digunakan pada

    penerbitan buku, yang mengambil kecenderungan dari manuskrip tulisan tangan

    dari abad pertengahan. Yang termasuk dalam jenis layout ini adalah manuscript

    grid, coloumn grid, hierarchical grid, dynamic grid, dan modular grid.

    Layout yang asimetris sering pula disebut layout ungrid, mulai digunakan

    pada awal 1930, yang dipelopori oleh desainer dari sekolah Bauhaus, dan

    berkembang seiring jenis huruf sans serif. Pada masa sekarang layout yang

    asimetris sering dipadukan dengan gaya yang asimetris dalam satu halaman

    (Dabner 102-103).

    2.1.4. Tinjauan Fotografi

    2.1.4.1. Sejarah Fotografi

    Kata Fotografi berasal dari kata “foto” yang berarti cahaya dan “grafi yang

    berarti menulis atau melukis”. Jadi dalam fotografi kehadiran cahaya adalah

    mutlak. Kita dapat membuat foto apabila terdapat cahaya di lingkungan sekitar

    kita pada saat kita membuat foto. Fotografi dikenal 150 tahun yang lalu, dalam hal

    teknologi. Namun jika kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang

  • Universitas Kristen Petra

    20

    dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa

    dicatat setidaknya fotografi tercatat sebelum masehi.

    Alma Davenport dalam bukunya yang berjudul The History of

    Photography terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, menyebutkan

    bahwa pada abad ke-5 SM, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah

    gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian

    dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik

    lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10, seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al-

    Haitam menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang lubang.

    Kemudian dia menyampaikan sebuah prinsip yang menjadi dasar cara kerja

    kamera.

    “Citra dari matahari pada saat gerhana, kecuali pada saat gerhana total, ketika

    cahayanya menerobos melewati sebuah lubang kecil bundar, citra dari rembulan

    dapat dibentuk dari cahaya yang ditangkap oleh suatu bidang dihadapannya. Citra

    matahari dan bulan tersebut hanya nampak jika lubang yang dilewatinya cukup

    kecil, jika lubang diperbesar, maka citranya akan hilang.”

    Demikianlah, fotografi la1u tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan

    terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan

    kemajuan telvnologi yang sedang gencar-gencamya. Pada tahun 1839 yang

    dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan

    secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu,

    rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

    Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre,

    sebenamya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, pemerintah perancis, dengan

    dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya

    dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.Meskipun tahun 1839 secara resmi

    dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai

    sebuah teknologi temuan yang baru, sebenamya foto-foto telah tercipta beberapa

    tahun sebelumnya. Sebenamya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya

    Tahun 1880 ditemukan proses cetak halftone. Proses ini memungkinkan

    foto dapat dicetak pada surat kabar. Foto pertama yang ada di surat kabat adalah

    foto tambang pengeboran minyak Shantytown karya Hendry J.Newton yang

  • Universitas Kristen Petra

    21

    muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat pada tanggal 4

    Maret 1889 (Rambey 24).

    Dihadapkan pada masalah rumit dan kompleksnya proses fotografi,

    seorang George Eastman (1890) terobsesi untuk membuat sistem yang

    sesederhana mungkin agar bisa dilakukan oleh semua orang bahkan seorang ibu

    rumah tangga sekalipun. Akhirnya ia menciptakan suatu media film negatif yang

    diberi nama KODAK (Triadi 2).

    Fotografi masuk ke Indonesia sejak 150 tahun yang lalu dan mulai

    berkembang pesat sejak tahun 1930. Pada masa Perang Dunia II, fotografi di

    Indonesia berhenti berkembang, tetapi tahun 1960 mulai berkembang lagi,

    terutama pada akhir dasawarsa ini dimana peralatan fotografi yang ada dan dijual

    di pasaran sudah semakin canggih. Fotografi di Indonesia tidak hanya sebatas

    dokumentasi saja, tetapi sudah meningkat ke media komunikasi, jurnalistik,

    bidang seni foto, foto produk, interior, dan periklanan.

    Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce. pada tahun 1826

    sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama

    dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini

    disimpan di University of Texas di Austin, AS. Niepce membuat foto dengan

    melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu

    disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.

    Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera

    obscura bisa sampai tiga hari. Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk

    menyempumakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi

    bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa

    Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Karena Niepce

    meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam

    tahun kemudian hasil kerjanya itu .diumumkan ke seluruh dunia.

    Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi

    lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.

    Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah

    aliran tersendiri dalam fotografi, Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian

    membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.

  • Universitas Kristen Petra

    22

    Pada tahun 1901, seorang peneliti bemama Conrad Rontgen menemukan

    pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu

    mendapat hadiah nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan

    rontgen. Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot danjuga lampu kilat

    (blits) kemudian juga menegiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun

    1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa

    menyala mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik. Lampu yang lalu

    disebut strobe ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat

    indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan sirobo sehingga

    menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.

    Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia

    jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar

    mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang

    memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877.

    Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.

    Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang

    memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di surat -kabar

    adalah foto tarobang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar

    New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu

    adalah karya Henry J Newton.

    2.1.4.2 Foto Tunggal dan Foto Seri

    Foto tunggal dapat berdiri sendiri, yang biasanya banyak digunakan di

    kantor berita. Foto tunggal yang melengkapi berita atau features banyak

    digunakan dalam media koran atau majalah.

    Foto seri atau esai adalah terdiri atas lebih dari satu. Foto-foto ini biasanya ada di

    koran-koran minggu atau majalah. Dalam pembuatannya foto seri atau esai ini

    memerlukan waktu yang cukup lama, namun keduanya memudahkan fotografer

    dalam menjelaskan suatu peristiwa dalam beberapa foto. Menurut Gerald D.

    Hurley dan Angus McDougall dalam bukunya Visual Impact in Print terdapat

    salah pengertian dalam mengartikan foto seri dan foto esai, dimana disebutkan

    bahwa foto esai lebih mengutamakan penyampaian argumentasi daripada narasi,

  • Universitas Kristen Petra

    23

    lebih mengandung unsur pendidikan dan menganalisis suatu peristiwa secara

    kedua belah pihak. Selain itu penggambaran foto esai juga berbeda dengan foto

    seri, yaitu setiap foto esai tidak bergantung satu sama lain serta dapat berdiri

    sendiri, sebuah foto esai yang baik harus tetap bisa "berdiri" walaupun tulisan

    pendukungnya tidak dibaca. Walau begitu, artikel pendukung tetap penting agar

    sebuah foto esai menjadi lengkap Sebab, seperti kata ketua GFJA, Oscar Matuloh,

    foto esai merupakan bentuk konkret dari fungsi fotografi.

    2.1.4.3 Teks Foto

    Teks foto adalah kata-kata yang menjelaskan foto. Teks foto diperlukan

    untuk melengkapi suatu foto. Syarat-syarat teks foto menurut Lembaga Kantor

    Berita Antara, yaitu:

    1. Teks foto harus dibuat minimal dua kalimat.

    2. Kalimat pertama menjelaskan gambar. Kalimat kedua dan seterusnya

    menjelaskan data yang dimiliki.

    3. Teks foto harus mengandung minimal unsur 5W + 1H

    4. Teks foto dibuat dengan kalimat aktif sederhana

    5. Teks foto diawali dengan keterangan tempat foto disiarkan, lalu tanggal

    penyiaran dan judul, serta diakhiri dengan tahun foto disiarkan serta nama

    pembuat dan editor foto.

    2.1.4.4. Foto Dokumenter

    Dalam cerita pemberitaan, pembaca berita akan menceritakan mengenai

    apa yang terjadi di suatu tempat dalam sebuah masyarakat. Dalam dokumenter,

    kita mempertunjukkan apa yang terjadi dalam masyarakat. Kita berbicara pada

    mereka yang terlibat dan menyaksikannya. Merekalah yang mempertunjukkan

    kisah tentang apa yang terjadi, bukan kita yang menceritakan kisahnya. Namun

    demikian, kitalah yang membuat tentang bagaimana kisah mereka itu akan

    diketengahkan.

    Dokumenter radio bekerja seperti halnya dokumenter tertulis dan

    dokumenter televisi. Dokumenter radio mencari bagaimana untuk menunjukan

    kisah sebenanya tentang sebuah topik, tentang sebuah insiden, hubungan antara

  • Universitas Kristen Petra

    24

    orang-orang, atau sebuah lingkungan. Pada sebuah dokumenter, penyajinya

    memainkan peran kedua. Yang terpenting adalah mereka yang terlibat

    menceritakan sendiri mengenai apa yang terjadi. Dengan menggunakan teknik

    bertanya yang hampir mirip seperti seorang pengacara di sebuah kasus di

    pengadilan atau seperti seorang psikiatris yang menggali-gali masa lalu sang

    pasien. Dalam dokumenter, kita menggunakan suara-suara dari realita yang terjadi

    sebagai sebuah alat yang sangat kuat untuk berkomunikasi. Dokumenter mungkin

    sebuah format radio yang paling kuat yang kita miliki, mengingat ia membawa

    sang pendengar sedekat mungkin pada realitas. Dokumenter memiliki sentuhan

    manusiawi yang memberikan kesempatan pada pendengar untuk

    menginterpretasikan realitas menurut mereka sendiri, bukan diceritakan mengenai

    realita tersebut oleh orang lain.

    Dokumenter yang baik masuk ke balik lapisan luar sebuah cerita yang

    sudah kita ketahui - atau kita pikir seolah-olah kita mengetahuinya - atau

    mengangkat sebuah cerita yang kita pikir sama sekali tidak pernah ada. Mampu

    mencekat kita, mengagetkan kita, atau mengajarkan kita cara baru dalam melihat

    realitas yang kita pikir kita telah mengetahuinya. Sebuah dokumenter yang baik

    akan mengubah persepsi kita tentang realita.

    Fotografi dokumenter bersifat mengumpulkan bukti suatu kejadian atau

    peristiwa menggunakan kamera. Keunggulan menggunakan foto adalah dilihat

    dari nilainya di masa yang akan datang. Kejadian-kejadian unik, lucu, tegang,

    sedih, dan manusiawi masuk kedalam kategori foto dukumenter. Mengabadikan

    suatu momen yang tak akan terulang lagi dan belum tentu semua orang bisa

    mendapatkannya. Foto dokumenter tidak boleh dibuat dengan sembarangan, tanpa

    mempedulikan segi kualitas. Tidak cukup dengan mengabadikan sekumpulan

    rombongan orang yang sedang melakukan suatu kigiatan dalam satu peristiwa.

    Dari fakta – fakta di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fotografi

    dokumenter hampir sama dengan sinopsi film, menceritakan satu kejadian atau

    peristiwa yang diliput atau yang akan kita dokumentasikan dengan menggunakan

    media foto. Dan dengan tujuan agar para pembaca atau para penikmat dapat

    memahami apa yang kita angkat atau kita dokumentasikan.

  • Universitas Kristen Petra

    25

    2.1.4.5 Bagian Kamera

    - Badan (Body)

    Adalah bagian kamera yang sama sekali kedap cahaya. Di dalam bagian ini

    cahaya yang sudah difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat membakar film

    (sensor untuk kamera digital)

    Kamera fotografi, biasanya ditambahkan beberapa tombol pengatur, antara lain:

    - Pengatur ASA (ISO)

    - Kecepatan (Shtter Speed)

    - Bukaan Diafragma (Aperture)

    - Penambahan alat-alat lain seperti Flash, Lampu studio, tripod, dan lain-

    lain.

    - Lensa

    Alat berbentuk silinder dan ditempatkan di depan badan kamera, berfungsi

    untuk memfokuskan cahaya yang masuk kedalam kamera sehingga

    menghasilkan yang sesuai ukuran film atau sensor. Lensa dikelompokkan sesuai

    panjang (focal length). Focal lengh mempengaruhi besar komposisi gambar yang

    mampu dihasilkan oleh film atau sensor. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal

    dengan istilah zoom.

    Untuk kamera SLR (Single Lens Reflect), lensa dilengkapi dengan diafragma

    yang dapat mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer

    2.1.4.6. Pembagian Kamera Berdasarkan Medium Penangkap Cahaya

    - Kamera Film

    Kamera ini mengganakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan

    teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif

    terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya

    dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama

    sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan developer,

  • Universitas Kristen Petra

    26

    Film yang digunakan dibedakan atas beberapa jenis yaitu:

    a. Berdasarkan Ukuran Film

    - Small Format (35 mm)

    - Medium Format (100-120 mm)

    - Large Format

    Angka di atas berarti ukuran diameter film yang digunakan. Setiap jenis ukuran

    film haru mengunakan kamera yang berbeda pula.

    b. Berdasarkan Jenis Bahan Film dan Kesensitivannya

    - Film Hitam Putih

    - Film Warna

    - Film Positif

    - Film Negatif

    - Film Daylight

    - Film Tungsten

    - Film Infra Red (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)

    - Kamera Digital

    Kamera digital adalah sebuah alat elektronik untuk mengubah gambar (atau

    video) dengan mengganti pita film dengan sensor elektronik atau micro chip

    semi konduktor yang disebut CCD (Charged Couple Device) atau CMOS

    (Complimentary Metal-Oxide Semiconductor) sehingga data gambar yang

    dihasilkan tidak lagi optis, melainkan digital. Cara kerja kamera digital, yaitu

    sensor menyerap cahaya dari obyek, lalu cahaya diubah menjadi data berupa

    titik-titik yang jumlahnya ribuan, bahkan jutaan. Titik-titik itu kemudian

    membentuk foto. Kalau jumlah titik banyak, berarti foto yang dihasilkan bagus

    karena titiknya rapat. Sebaliknya kalau jumlah titik sedikit, maka gambar yang

    dihasilkan kurang bagus karena titiknya kurang rapat.

    Jumlah titik ditentukan berdasarkan resolusi kamera. Jika sensor kamera bagus

    akan ditandai dengan kemampuan resolusi besar, misal, 10 megapixels, berarti

  • Universitas Kristen Petra

    27

    kemampuan kamera dalam membaca cahaya dan memindahkan cahaya ke

    dalam kamera menjadi titik-titik yang membentuk foto juga maksimal 10

    megapixels. Hasil dari pengambilan foto tersebut akan disimpan dalam

    penyimpan data yang disebut memory card. Kemampuan memory card memiliki

    kemampuan yang berbeda-beda tergantung merek, ukuran dan kualitas foto

    yang dibuat. Kamera digital modern memiliki banyak fungsi dan alat yang sama

    dapat menyimpan foto, video atau suara. Pada 2007 kamera digital mulai

    menyingkirkan kamera berbasis film dari pasaran. Ukuran kamera digital dapat

    dibuat berbagai macam ukuran dari yang besar hingga yang kecil, sehingga

    kamera digital dapat diterapkan pada teknologi Handphone.

    Kamera digital dapat dibagi menjadi beberapa grup:

    a. Kamera Digital Still Video

    Kamera Digital Still Video adalah kamera digital jenis gambar bergerak

    yang dihentikan. Kamera ini mirip dengan kamera video (handycam), yang

    menampilkan gambar bergerak pada monitor layar LCD berukuran kecil.

    Monitor pada kamera digital still video berfungsi selain untuk membidik juga

    untuk melihat hasil bidikan. Selain itu, untuk menyesuaikan cahaya saat

    pengambilan gambar terdapat tombol pengatur pencahayaan yang disebut

    white balance.

    b. Kamera diam

    Kamera diam digital adalah kamera yang digunakan untuk menangkap gambar

    diam.

    Biasanya golongan ini dibagi lagi menjadi dua kelompok:

    - Kamera digital standar: Ini merupakan kamera digital yang paling umum.

    - Kamera SLR digital biasanya memiliki sensor sembilan kali lebih besar dari

    kamera digital standar (Pocket Camera), dan ditujukan untuk para fotografer

    professional dan orang yang serius menekuni fotografi.

    c. Webcamera

    Webcamera adalah kamera digital yang dihubungkan ke komputer, digunakan

    untuk telekonferensi video atau tujuan lain. Webcam dapat menangkap gambar

    video gerak dan memiliki kemampuan zoom.

  • Universitas Kristen Petra

    28

    d. Kamera Polaroid

    Sering disebut juga dengan kamera instant, sebab gambar langsung dihasilkan

    tanpa perlu melewati proses cuci film ataupun cetak foto. Berkerja dengan

    prinsip yang hampir mirip dengan kamera film.

    2.1.4.7. Pembagian Kamera Berdasarkan Teknologi Viewfinder

    a. Kamera Poket

    Jenis kamera yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Cahaya yang

    melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah

    gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan

    film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik (viewfinder)

    dengan lensa. Dengan semakin maraknya teknologi digital seperti sekarang ini

    kamera pocketpun sudah banyak beralih ke era digital.

    b. Kamera TLR (Twin Lens Reflect)

    Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan

    lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan

    paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.

    Dalam fotografi, kesalahan paralaks (parallax error) adalah kesalahan yang

    disebabkan adanya penyimpangan ukuran yang pada awal perencanaan

    diabaikan. Hal ini disebabkan ukuran tersebut biasanya sangat kecil, bahkan

    mendekati nol.

    Kesalahan paralaks akan menjadi sangat besar pengaruhnya jika suatu alat

    digunakan melewati batas kemampuan pengunaan di dalam desain semula.

    Misalnya di dalam alat ukur, jarak antara jarum dan papan penunjuk sebenarnya

    bukan masalah besar jika alat ukur tersebut dilihat dengan sudut tegak lurus

    terhadap mata. Tetapi jika alat ukur tersebut dilihat dari samping akan

    menyebabkan penyimpangan pengukuran cukup besar. Kesalahan paralaks di

    dalam fotografi (pada desain kamera) menyebabkan fotografer kesulitan

    menentukan komposisi foto yang dihasilkan. Karena itu diciptakan kamera SLR

    yang menghilangkan kemungkinan adanya kesalahan paralaks, namun untuk

  • Universitas Kristen Petra

    29

    pemakaian umum, kamera poket yang mengandung kesalahan paralaks tetap

    dapat dipakai.

    c. Kamera SLR (Single Lens Reflect)

    Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan langsung

    ke mata fotografer sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik

    dengan obyek yang akan terbentuk. Saat fotografer menekan tombol shutter

    speed, cahaya akan dibelokkan kembali ke film atau sensor.

    2.1.4.8 Teknik Menciptakan Karya Fotografi yang Baik

    1. Komposisi

    Komposisi adalah susunan dalam foto. Komposisi disusun berdasarkan jarak

    pemotretan, keadaan cahaya dan kondisi lingkungan pada saat proses

    pemotretan.

    2. Point of Interest

    Pusat perhatian, hal atau sesuatu yang paling menonjol pada foto, sehingga

    mampu membuat orang langsung melihat pada obyek tertentu.

    Focussing adalah kegiatan untuk mengatur ketajaman obyek foto yang

    dijadikan point of interest, yang dilakukan dengan cara memutar ring fokus

    pada lensa. Kegiatan focussing ini dapat ditiadakan apabila kamera mampunyai

    auto focus, dimana kamera secara otomatis memfokuskan ke obyek yang

    dibidik.

    3. Framing

    Kegiatan mengambil gambar dari suatu obyek tertentu dalam viewfinder.

    Dilakukan dengan cara memutar ring zoom untuk mendapatkan komposisi atau

    balance yang sesuai. Balance berkaitan dengan keseimbangan obyek foto yang

    akan dibidik.

  • Universitas Kristen Petra

    30

    2.1.4.9 Kategori komposisi berdasarkan tipe Shot

    - Medium Shot (MS)

    Komposisi yang dihasilkan adalah obyek yang difoto sudah terlihat lebih besar

    dibandingkan pada long shot, digunakan untuk menggambarkan seluruh figur

    maupun sosok seseorang dari bawah lutut sampai kepala, tetapi tidak

    keseluruhan setting.

    - Close Up (CU)

    Komposisi yang terlihat hanya obyek yang dijadikan point of interest, digunakan

    untuk menggambarkan sebagian figur, elemen subyek ditampakkan dari bahu

    sampai kepala.

    - Extreme Close Up (ECU)

    Digunakan untuk menggambarkan detail sebuah subyek yang hanya ditonjolkan

    elemen obyeknya, misal mata saja, hidung, dll.

    - High Angle

    Pemotretan dengan menempatkan obyek foto lebih rendah daripada kamera,

    sehingga yang terlihat pada kaca pembidik obyek foto terkesan mengecil.

    Disebut juga dengan "sudut pandang mata burung"

    - Low Angle

    Pemotretan dengan kamera yang ditempatkan lebih rendah daripada obyek foto,

    sehingga obyek foto terkesan membesar. Disebut juga dengan "sudut pandang

    mata kodok"

    - Foreground

    Pemotretan dengan menempatkan obyek lain didepan obyek utama. Dengan

    tujuan sebagai pembanding dan memperindah obyek utama. Obyek yang berada

    di depan obyek utama ini dapat dibuat tajam (fokus) maupun tidak tajam

    (blurring).

    - Background

    Kebalikan dari foreground, dengan tujuan yang sama dan dapat pula dibuat

    tajam atau tidak.

    - Horizontal dan Vertical

    Pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horizontal) maupun vertical,

    sehingga didapatkan hasil pemotretan yang berbeda.

  • Universitas Kristen Petra

    31

    2.1.4.10. Peralatan Dalam Fotografi

    1. Filter

    Filter digunakan sebagai penunjang. Filter sering dikatakan sebagai penyaring.

    Bentuk-bentuk Filter :

    - Screw-Type, memiliki ulir dan sepasang langsung pada bagian depan lensa.

    - Cokm-Type, yang mempergunakan filter holder yang disekrup pada bagian

    depan lensa

    Jenis Filter berdasarkan fungsinya

    - Filter Ultra Violet : berfungsi menyaring sinar-sinar ultra violet yang banyak

    dijumpai di tempat-tempat terbuka, seperti pantai, pegunungan, terutama pada

    cerah hari.

    - Filter Skylight, fungsinya serupa dengan filter ultra violet, hanya saja lebih

    diajukan pada penggunaan warna foto.

    - Filter Polarisasi, fungsinya menyaring sinar-sinar yang terpolarisir sehingga

    menjernihkan hasil foto, pada kondisi tertentu dapat membantu menambah

    kecemerlangan hasil gambar.

    - Filter Neutral Density, digunakan untuk tujuan tertentu, seperti saat kita

    memakai bukaan diafragma besar atau kecepatan rana lambat.

    - Filter Kreatif

    Filter kreatif mempunyai banyak variasi yang dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan, antara lain filter gradual, multi image, sunrise dan sunset dan lain-

    lain.

    - Filter untuk foto hitam putih

    Filter yang digunakan pada foto hitam putih antara lain:

    kuning (memberikan penampilan dengan kontras yang lebih baik antara langit,

    awan dan pemandangan), oranye (menyerap sinar wama biru dan hijau), hijau

    (menyerah sinar biru dan merah) dan merah (menyerap sinar biru total,

    menghasilkan warna langit gelap)

  • Universitas Kristen Petra

    32

    Berdasarkan fungsinya Lensa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

    Prime Lens : Lensa yang hanya mempunyai satu ukuran jarak (focal length).

    Zoom Lens : Lensa dengan berbagai jarak sudut pandang (focal length).

    Wide-Angel Lens : Lensa dengan jarak sudut pandang lebih pendek dari ukuran

    normal dan memiliki sudut pandang lebih lebar dari mata

    manusia.

    Telephoto Lens : Lensa dengan sudut pandang lebih jauh nari nornal, lensa ini

    memberikan keleluasaan untuk melakukan pemotretan jarak

    jauh, seperti pada pemotretan olah raga.

    Fish Eye Lens : Lensa dengan jarak sudut pandang terlebar dengan tingkat distorsi

    yang tinggi sehingga foto menjadi lebih dramatis

    Macro Lens : Lensa dengan sudut pandang sangat sangat pendek, digunakan

    dalam pemotretan benda-benda keci

    2.1.5. Tinjauan Pelestarian Penyu

    Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap „penyu'

    sering mengakibatkan eksploitasi secara ilegal penyu–penyu yg sudah hampir

    punah. Pada kesempatan ini akan dijabarkan secara umum definisi beserta prinsip-

    prinsip umum yang kiranya mampu menghantar pada pemahaman dasar akan

    „penyu', baik pada lingkup nasional maupun internasional. Terlebih dahulu perlu

    diketahui bahwa Indonesia telah menjadi sorotan di mata dunia Internasional, itu

    terjadi karena banyak yang mengkonsumsi telur-telur dan daging dari penyu hijau.

    Maka dari itu Indonesia harus memajukan serta melindungi kelestarian kehidupan

    dari penyu-penyu tersebut. Dimulai dengan mendiseminasikan definisi „Penyu'

    kepada masyarakat luas, seperti tercakup dalam Undang – Undang No. 5 tahun

    1994 dan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 telah mencanangkan untuk

    melindungi penyu dari kepunahan akibat eksploitasi manusia, baik terhadap telur,

    daging, maupun karapasnya yang digunakan sebagai hiasan. Meski begitu,

    kecenderungan timbulnya kebingungan akan masa pemberlakuan definisi tersebut

    membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

  • Universitas Kristen Petra

    33

    Indonesia memiliki jumlah pulau yang mencapai 17.508 buah dan panjang

    pantai sekitar 81.000 km. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai negara

    kepulauan terbesar di dunia.Ini merupakan habitat yang cocok untuk penangkaran

    penyu terutama pada daerah – daerah pantai berpasir. Penyu sudah ada sejak 150

    juta tahun yang lalu, dan bahkan sebelum zaman dinosaurus. Enam spesies penyu

    dari tujuh spesies penyu di dunia terdapat di Indonesia (Halim dan Dermawan,

    1999). Keenam spesies penyu tersebut adalah :

    (1) penyu sisik (Eretmochelys imbricata),

    mengkonsumsi spons atau bunga karang.

    (2) penyu lekang (Lepidochelys olivacea),

    mengkonsumsi cakupan jenis makanan yang cukup luas.

    (3) penyu belimbing (Dermochelys coriacea),

    mengkonsumsi ubur-ubur.

    (4) penyu hijau (Chelonia mydas),

    mengkonsumsi rumput laut ( paling banyak diburu dagingnya )

    (5) penyu tempayan (Caretta caretta),

    mengkonsumsi remis besar,kepiting dan bulu babi.

    (6) penyu pipih (Natator depresus),

    mengkonsumsi cumi-cumi,ketimun laut dan kerang-kerangan.

    sedangkan yang tidak ada di Indonesia adalah Lepidochelys kempi. Spesies

    ini hanya hidup di laut Atlantik, khususnya pada kawasan pantai Amerika dan

    Meksiko (Nuitja, 1996 dikutip Halim dan Dermawan, 1999).

    2.1.5.1. Ciri-ciri Biologis Penyu

    - Penyu termasuk dalam kelas reptilian laut.

    - Penyu bernafas dengan paru-paru.

    - Penyu bertelur namun tidak menjaga telur-telurnya hingga menetas.

    - Penyu dapat merespon getaran suara yang lemah.

    - Jika naik ke daratan, penyu akan mengeluarkan cairan garam dari matanya untuk

    menyeimbangkan kadar garam dalam tubuhnya, ini yang terlihat seperti air

    mata.

  • Universitas Kristen Petra

    34

    - Penyu belimbing biasanya menyelam sampai kedalaman 100 meter lebih untuk

    mencari ubur-ubur.

    - Penyu hijau dapat menyelam selama 5 jam.

    - Penyu sisik hanya dapat menyelam selama 35-45 menit.

    - Penyu merupakan perenang handal, penyu hijau dapat berenang dengan

    kecepatan 1.5-2.5 km/jam, sedangkan penyu belimbing 1.5-9.3 km/jam.

    Eksploitasi yang dilakukan terhadap penyu dengan pengambilan telur,

    daging, sisiknya masih berlanjut meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi atau

    ilegal. Sebagian orang awam meyakini bahwa dengan mengkonsumsi daging

    penyu dan telurnya dapat meningkatkan vitalitas dan gairah seksual. problem yang

    merupakan berdampak negatif terhadap kehidupan penyu. Selain itu perusakan

    habitatnya seperti perusakan terumbu karang dan pesisir pantai. Upaya

    penyuluhan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi tekanan

    terhadap organisme penyu ini dan habitatnya kalah cepat dengan eksploitasi

    penyu sehingga kelestarian organisme ini terancam, populasinya kini terus

    berkurang, bahkan terancam punah. Penyediaan secara alami penyu-penyu telah

    terkalahkan oleh pemanfaatan berlebihan manusia. Karena itu upaya penangkaran

    dianggap paling efektif dalam melestarikan hewan langkah ini. Dengan cara

    seperti dapat mengurangi pemanfaatan telur-telur, daging dan sisik penyu secara

    illegal.

    2.1.5.2. Tujuan Penangkaran

    Pada hakikatnya setiap organisme dapat dimanfaatkan manusia termasuk

    penyu, bila berasal dari hasil penangkaran. Sekarang bukan saatnya lagi hanya

    bergantung dari penyediaan alam, ditambah hampir punahnya orgnanisme ini

    akibat pemanfaatan yang berlebihan maupun habitatnya sudah tidak dapat di

    selamatkan lagi. Dengan alsana itu tujuan penangkaran penyu adalah untuk:

    - Mendapatkan spesimen penyu dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan

    keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan pelestarian

    sehingga mengurangi kontak langsung terhadap populasi di alam.

  • Universitas Kristen Petra

    35

    - Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa

    pemanfaatan spesimen penyu yang dinyatakan berasal dari kegiatan

    penangkaran adalah benar-benar berasal dari kegiatan penangkaran.

    Penyu merupakan keluarga dari hewan reptil yang hidup di laut dan

    sebagian besar waktunya dihabiskan di sana. Pada dasarnya hewan penyu punya

    peran dan fungsi atau memiliki nilai untuk kehidupan ini. Berikut ini peran penyu

    dalam kehidupan :

    1. Hewan ini hidup di tempat atau daerah yang bebas polusi atau tercemar

    (karena penyu bernafas dengan paru-paru).

    2. Memberikan makan ikan atau biota laut sekitarnya dengan sisa

    metabolisme penyu tersebut.

    3. Melindungi ikan atau biota laut kecil dari predator.

    4. Melindungi penyu juga berarti harus merawat dan melindungi pantai juga

    perairan laut tempat penyu hidup, kemudian pada akhirnya manusia juga

    yang diuntungkan.

    5. Memindahkan unsur hara dari tempat subur ke tempat lainnya pada saat

    bermigrasi, sehingga daerah yang dilewatinya menjadi subur

    2.1.5.3. Prilaku Penyu Bertelur

    Setelah masa kawin berakhir dan sudah saatnya bertelur, penyu betina

    akan naik ke pantai. Seekor induk penyu rata-rata naik ke pantai 5 kali dalam 1

    masa peneluran, dengan selang waktu 2 minggu. Induk penyu akan kembali ke

    pantai yang sama untuk bertelur setelah 2-3 tahun, biasanya waktu yang dipilih

    adalah malam hari karena suhu lebih dingin dan sedikit pemangsa.

    Penyu dapat menelurkan 50-100 butir telur, tergantung jenis, dengan

    kedalaman sarang 50-80 cm. Telur penyu memiliki tekstur dan karakter kulit yang

    sangat lembut. Penyu betina tidak akan menjaga sarangnya, setelah selesai

    bertelur induk penyu akan menutup sarangnya dengan pasir menggunakan sirip

    pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut. Proses bertelur ini terjadi

    kurang lebih selama 3 jam.

  • Universitas Kristen Petra

    36

    2.1.5.4. Tukik

    Setelah selesai bertelur, induk akan kembali kelaut. Masa pengeraman

    telur penyu adalah 45-60 hari, suhu sarang akan menentukan jenis kelamin tukik.

    Suhu yang rendah akan menghasilkan lebih banyak jantan dan sebaliknya. Tukik

    yang baru menetas akan mencari jalan ke permukaan sarang selama 3-7 hari,

    kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena suhulebih dingin

    dan ancaman pemangsa sedikit. Tukik akan langsung menuju laut, dari 1000 ekor

    tukik hanya 1 yang akan bertahan sampai dewasa yaitu 20-50 tahun.

    2.1.5.5. Undang-undang

    Dengan masuknya penyu sebagai satwa dilindungi mempunyai arti yang

    penting dalam upaya pelestarian penyu di Indonesia. Sehingga yang paling

    penting adalah bagaimana proses penegakan hukum ini dapat dijalankan.

    Keberadaan penyu telah dilindungi baik secara nasional maupun internasional.

    Jenis penyu yang pertama kali statusnya dilindungi oleh Indonesia adalah

    jenis penyu Blimbing (Dermochelys coriacea) melalui Keputusan Menteri

    Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1978, kemudian disusul oleh penyu Lekang

    (Lepidochelys olivacea) dan Tempayan (Caretta caretta) melalui Keputusan

    Menteri Pertanian No. 716/Kpts/-10/1980

    Pada tahun 1990 pemerintah RI kembali mengeluarkan Undang-Undang

    No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

    Ekosistemnya. Dimana dialamnya terdapat pasal-pasal penting tentang satwa

    dilindungi, seperti berikut ini.

    Pasal21

    (2) Setiap orang dilarang untuk : menangkap, melukai, membunuh, menyimpan,

    memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi

    dalam keadaan hidup;

    a.) menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa

    yang dilindungi dalam keadaan mati;

  • Universitas Kristen Petra

    37

    b.) mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat

    lain di dalam atau di luar Indonesia;

    c.) memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian

    lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian

    tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke

    tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

    d.) mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau

    memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.

    Pasal 40

    (2) Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3)

    dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling

    banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

    Pada tahun 1992 pemerintah Indonesia kembali melindungi penyu pipih

    (Natator depressus) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 882/Kpts/-II/92,

    kemudian disusul 4 tahun kemudian dengan melindungi penyu sisik

    (Eretmochelys imbricata) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 771/Kpts/-

    II/1996. Sampai dengan saat ini hanya penyu hijau (Celonia mydas) yang belum

    dilindungi, walaupun pada era tahun 90an Greenpeace sempat meluncurkan hasil

    investigasi tentang perdagangan penyu di Bali.

    Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,

    semua penyu termasuk penyu hijau (Celonia mydas) statusnya dilindungi (dapat

    dilihat di lampiran PP 7/199). Pada tahun yang sama juga dikeluarkan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis

    Tumbuhan dan Satwa.

    Secara internasional semua jenis penyu juga dilindungi melalu konvensi

    CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Flora and

  • Universitas Kristen Petra

    38

    Fauna) dimana penyu masuk adalam Appendix I CITES yang berarti perdagangan

    secara internasional adalah dilarang. Sampai dengan saat ini jumlah negara yang

    meratifikasi konvensi CITES 174 negara yang umum disebut parties. Indonesia

    telah meratifikasi konvensi ini semenjak tahun 1978.

  • Universitas Kristen Petra

    39

    2.1.6. Pulau Serangan

    Gambar 2.1. Pulau Serangan

    Sumber : Europa Technologies, Digital Globe (2006)

    Adalah sebuah pulau kecil yang terletak 500 meter di sebelah selatan Kota

    Denpasar, Bali. Pulau yang memiliki panjang maksium 2,9 km dan lebar 1 km ini

    secara administratif termasuk wilayah Kota Denpasar, Bali.

    2.1.7. Pulau Bali

    Gambar 2.2. Pulau Bali

    Sumber : Pariwisata-Pulau Bali (2009)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Balihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Denpasarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bali

  • Universitas Kristen Petra

    40

    2.1.7.1. Letak Geografis

    Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang

    Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali

    di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke

    timur.Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas

    fisiknya adalah sebagai berikut:

    - Utara : Laut Bali

    - Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)

    - Selatan : Samudera Indonesia

    - Barat :Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)

    Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan

    satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem,

    Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota

    provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil

    lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di

    wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan

    Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah

    5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.

    Tabel Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali

    Tabel 2.1. Tabel Luas wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali

    Sumber : Pariwisata-Pulau Bali (2009)

  • Universitas Kristen Petra

    41

    2.2. Data Primer

    2.2.1. Wawancara

    Data primer yang didapat dari wawancara yaitu antara lain adalah

    menanyakan kegiatan yang di lakukan di pusat pendidikan dan konservasi penyu

    di Desa Pekaram, Serangan Bali. Kegiatan yang di lakukan adalah :

    - Melakukan penyelamatan telur-telur penyu dari berbagai tempat, seperti

    pantai Suka Made ( Banyuwangi, Jawa Timur ), Prancak ( Negara, Bali ).

    - Melakukan rehabiltasi penyu-penyu yang sakit, penyu-penyu yang

    terdampar baik itu masih kecil ( tukik ) atau yang sudah besar.

    - Memberikan pendidikan tentang penyu kepada para wisatawan, anak-

    anak, pelajar dan masyarakat.

    - Setiap tamu yang datang dapat memberikan donatur untuk membantu

    pelestarian penyu.

    - Ada 2 jenis program pelestarian yang dilakukan yaitu, pertama EX-SITU

    melakukan usaha pelestarian di luar habitat alam aslinya. Kedua IN-SITU

    melakukan usaha pelestarian langsung di habitat alam aslinya.

    Jenis penyu yang dilestarikan di konservasi ini adalah penyu hijau, penyu

    sisik, dan penyu lekang. Setiap 2 hari sekali kolam penangkaran dibersihkan, guna

    menjaga kesehatan penyu itu sendiri. Pemberian makan dilakukan 3 kali sehari.

    Praktik perdagangan penyu secara ilegal masih berlangsung, menjadikan

    penyu sebagai tontonan tanpa mempedulikan kebersihan kolam untuk kepentingan

    pribadi. Polusi dan pencemaran lingkungan juga menjadi salah satu penyebab

    berkurangnya populasi penyu. Pantai dan air laut yang tak lagi bersih, sampah dan

    sisa pembuangan bahan bakar kapal membuat penyu bermigrasi ke tempat yang

    lebih bersih.

  • Universitas Kristen Petra

    42

    2.2.2. Survei

    Dari data survey hanya diperoleh bagaimanakah lokasi atau keadaan

    tempat pusat pendidikan dan konservasi penyu di Desa Pekaram, Serangan Bali.

    Hanya mempersiapkan apakah yang dapat terjadi di lapangan dan bagaimana cara

    mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi. Juga untuk persiapan pada hari H

    peralatan apa sajakah yang harus di bawa agar dapat maksimal pada saat eksekusi.

    2.2.3. Dokumentasi

  • Universitas Kristen Petra

    43

    Gambar 2.3. Dokumentasi

    2.3. Data Sekunder

    2.3.1. Internet

    Pencarian data melalui internet, memperoleh data–data yang sebagian

    sudah dituliskan di landasan teori di atas. Selain itu data dari internet yang

  • Universitas Kristen Petra

    44

    diperoleh dan lokasi tempat pusat pendidikan dan konservasi penyu di Serangan,

    desa Serangan dan Negara yang tepat sehingga dapat menghasilkan foto yang

    maksimal. Beberapa situs yang menyediakan data-data yang di perlukan :

    - www.profauna.org

    - www.balipost.co.id

    - www.suarapembaruan.com

    - www.indosmarin.com

    - www.wwf.or.id

    - www.tourdebali.com

    - www.emperordeva.wordpress.com

    - www.balivetman.wordpress.com

    - www.balebengong.net

    2.3.2. Referensi Visual

    Referensi visual yang dimaksud disini yaitu seperti buku atau majalah.

    Dari buku atau majalah ini diperoleh pengertian – pengertian tentang fotografi dan

    teknik fotografi. Biografi seorang fotografer juga tercantum dalam buku yang

    dibaca.

    - Thomas Mangelsen

    Gambar 2.4. Thomas Mangelsen

    Sumber : Mangelsen (2009)

    http://www.profauna.org/http://www.balipost.co.id/http://www.suarapembaruan.com/http://www.indosmarin.com/http://www.wwf.or.id/http://www.tourdebali.com/http://www.emperordeva.wordpress.com/http://www.balivetman.wordpress.com/http://www.mangelsen.com/

  • Universitas Kristen Petra

    45

    Gambar 2.5. Winter's Cache - Red Squirrel

    Sumber : Mangelsen (2009)

    “ Saya bertumbuh untuk melihat segala sesuatu secara berbeda, sekarang

    saya lebih banyak melihat secara abstrak. Tetapi saya tidak lupa pada akar saya,

    saya tidak mau memotret satu hal yang sama lagi dan lagi. Saya banyak melihat

    fotografer yang hanya tahu auto-focus dan auto-exposure, fotografi lebih dari pada

    itu. Untuk mendapat gambar yang mengesankan, anda butuh memaksimalkan

    keahlian anda dengan kamera”

    Thomas Mangelsen termasuk 100 orang penting dalam fotografi di

    Amerika. Tom bekerja sebagai cinematografi dan fotografer. Film Nasional

    Geographic buatannya, “Flight of the Whooping Crane“ , wildlife photographer

    of the year (by BBC & British Gas 1994) dan one of Nikon’s Legends Behind the

    lens (2005). ( Lowepro, Vision. 2007/2008, p.18).

    http://www.mangelsen.com/

  • Universitas Kristen Petra

    46

    2.4. Analisa Data dan Kesimpulan

    Data – data yang diperoleh secara primer maupun sekunder dapat

    disimpulkan dan saling melengkapi. Pada data primer, didapat proses kegiatan

    pelestarian penyu di pusat pendidikan dan konservasi penyu di Desa Pekraman,

    Serangan Bali. Sedangkan pada data sekunder diperoleh data secara umum dan

    dengan kosa kata yang lebih formal. Karena pada proses wawancara yang

    diwawancarai adalah masyarakat setempat sehingga kosakata yang digunakan

    juga merupakan kosakata daerah setempat.

    Kesimpulan dari data – data diatas dapat disimpulkan bahwa proses

    pelestarian penyu di pulau Bali terasa masih kurang, dan masih saja ada yang

    mengeksploitasinya . Fakta ini berdasarkan data dari Investigasi ProFauna

    Indonesia tahun 1999 menunjukkan sekitar 27.000 ekor penyu yang dibantai di

    Bali. Untuk jenis penyu hijau, dimanfaatkan dagingnya, sementara jenis penyu

    sisik diambil karapasnya ( cangkangnya ) sebagai bahan baku pembuatan

    souvenir.

    “ Data terakhir tentang perdagangan penyu sisik adalah pada tahun 1987

    dimana diperkirakan 44,411 Kg bekko yang berasal dari Indonesia dikirim dari

    Singapore ke Jepang (Milliken and Tokunaga, 1987). Sementara pada tahun 1988

    Greenpeace menemukan lebih dari 12 ton sisik penyu dari 20.000 penyu sisik

    dewasa serta remaja di Makasar Sulawesi Selatan” (Greenpeace International,

    1989).

    ” Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang

    memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Saat ini jumlah

    jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114

    jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis invertebrate” (IUCN,

    2003).

    Kemudian untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal dari suatu keadaan

    dibutuhkan teknik yang tepat dan peralatan yang mendukung.

    master index: back to toc: help: ukp: